Pub Date : 2021-01-01DOI: 10.37037/jrftsp.v10i2.62
Riki Ruspianda, Ria Asmeri Jafra
Pola persebaran desa adalah pola keruangan yang terdapat pada setiap desa. Kecamatan Kuantan Mudik merupakan kecamatan di Kabupaten Kuantan Singingi yang memiliki desa terbanyak diantara kecamatan lain. di Kecamatan Kuantan Mudik, Pola pesebaran desa yang belum teridentifikasi. Hal ini memberikan masalah dalam proses pembangunan. Bentuk dari permasalahan tersebut berupa tidak optimalnya pemanfataan segala potensi pada wilayah desa di Kecamatan Kuantan Mudik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptip kualitatif menemukan hasil bahwa pola persebaran desa di Kecamatan Kuantan Mudik berbentuk linear dengan mengikuti jalan dan sungai. Sedangkan potensi desa di Kecamatan Kuantan Mudik terdiri dari potensi fisis dan nonfisis. Potensi fisis yang ada pada desa di Kecamatan Kuantan Mudik meliputi potensi fisis lahan dan tanah, air, iklim, ternak dan sumberdaya manusia. Sedangkan potensi nonfisis terdiri dari adanya pola hidup masyarakat yang menganut sistem gotong royong, adanya lembaga-lembaga sosial yang mendukung kehidupan masyarakat dan adanya pamong desa yang ada disetiap desa untuk kelancaran pemerintahan desa di Kecamatan Kuantan Mudik.
{"title":"ANALISIS POLA PERSEBARAN DESA DI KECAMATAN KUANTAN MUDIK KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU","authors":"Riki Ruspianda, Ria Asmeri Jafra","doi":"10.37037/jrftsp.v10i2.62","DOIUrl":"https://doi.org/10.37037/jrftsp.v10i2.62","url":null,"abstract":"Pola persebaran desa adalah pola keruangan yang terdapat pada setiap desa. Kecamatan Kuantan Mudik merupakan kecamatan di Kabupaten Kuantan Singingi yang memiliki desa terbanyak diantara kecamatan lain. di Kecamatan Kuantan Mudik, Pola pesebaran desa yang belum teridentifikasi. Hal ini memberikan masalah dalam proses pembangunan. Bentuk dari permasalahan tersebut berupa tidak optimalnya pemanfataan segala potensi pada wilayah desa di Kecamatan Kuantan Mudik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptip kualitatif menemukan hasil bahwa pola persebaran desa di Kecamatan Kuantan Mudik berbentuk linear dengan mengikuti jalan dan sungai. Sedangkan potensi desa di Kecamatan Kuantan Mudik terdiri dari potensi fisis dan nonfisis. Potensi fisis yang ada pada desa di Kecamatan Kuantan Mudik meliputi potensi fisis lahan dan tanah, air, iklim, ternak dan sumberdaya manusia. Sedangkan potensi nonfisis terdiri dari adanya pola hidup masyarakat yang menganut sistem gotong royong, adanya lembaga-lembaga sosial yang mendukung kehidupan masyarakat dan adanya pamong desa yang ada disetiap desa untuk kelancaran pemerintahan desa di Kecamatan Kuantan Mudik.","PeriodicalId":17711,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Proses","volume":"58 2 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76868522","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Oil palm shell is one of biomass-wastes which is abundantly found in palm oil industries. Its economical value can be enhanced by converting it into hydrochar using a hydrothermal carbonization process (HTC). In this study, preparation of oil palm shell hydrochar was performed and the material was used as adsorbent to remove methylene blue from waste water. Effects of HTC temperature, KOH activator concentration, and adsorption time were studied. Functional groups of hydrochar were evaluated by Fourier transform infrared (FTIR) spectroscopy. Meanwhile, the uptake capacity of hydrochar to adsorp methylene blue was measured by using UV-Vis spectrophotometer. The results showed that dehydration and decarboxylation reactions took place more progressively at the higher temperature of HTC. It was also found that activation process resulted higher removal efficiency of methylene blue. The highest adsorption capacity (16.58 mg/g, with removal efficiency 99.51%) was obtained by hydrochar prepared by HTC 270°C, KOH 1.5 N, and carried out for 80 minutes.Keywords: activator; adsorption; hydrothermal carbonization; methylene blue; oil palm shellA B S T R A KTempurung kelapa sawit merupakan salah satu limbah biomassa yang jumlahnya cukup melimpah di industri minyak kelapa sawit. Nilai ekonomi tempurung kelapa sawit dapat ditingkatkan, salah satunya melalui hydrothermal carbonization process (HTC). Dalam penelitian ini, hydrochar dari tempurung kelapa sawit dibuat dan digunakan sebagai adsorben untuk menjerap metilen biru dari limbah cair. Dalam hal ini, akan dipelajari pengaruh suhu HTC, konsentrasi aktivator KOH, dan durasi adsorpsi. Gugus fungsional hydrochar dianalisis dengan FT-IR spectroscopy, sementara itu kapasitas adsorpsi terhadap metilen biru diukur dengan spektrofotometer UV-Vis. Hasil percobaan menunjukkan bahwa reaksi dehidrasi dan dekarboksilasi pada kondisi hidrotermal terjadi lebih cepat pada suhu HTC yang lebih tinggi. Selain itu, proses aktivasi dengan KOH terbukti dapat meningkatkan efisiensi penyisihan metilen biru. Kapasitas adsorpsi maksimum sebesar 16,58 mg/g (dengan efisiensi penyisihan 99,51%) dihasilkan dari adsorpsi dengan menggunakan hydrochar yang diperoleh dari HTC suhu 270 °C, diaktivasi dengan KOH 1,5 N dan durasi adsorpsi selama 80 menit.Kata kunci: adsorpsi; aktivator; karbonisasi hidrotermal; metilen biru; tempurung kelapa sawit
{"title":"Pengaruh Variasi Suhu Hidrotermal dan Aktivator Kalium Hidroksida (KOH) terhadap Kemampuan Hydrochar sebagai Adsorben pada Proses Adsorpsi Limbah Cair Metilen Biru","authors":"Aziz Askaputra, Ahmad Tawfiequrrahman Yuliansyah","doi":"10.22146/jrekpros.57394","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jrekpros.57394","url":null,"abstract":"Oil palm shell is one of biomass-wastes which is abundantly found in palm oil industries. Its economical value can be enhanced by converting it into hydrochar using a hydrothermal carbonization process (HTC). In this study, preparation of oil palm shell hydrochar was performed and the material was used as adsorbent to remove methylene blue from waste water. Effects of HTC temperature, KOH activator concentration, and adsorption time were studied. Functional groups of hydrochar were evaluated by Fourier transform infrared (FTIR) spectroscopy. Meanwhile, the uptake capacity of hydrochar to adsorp methylene blue was measured by using UV-Vis spectrophotometer. The results showed that dehydration and decarboxylation reactions took place more progressively at the higher temperature of HTC. It was also found that activation process resulted higher removal efficiency of methylene blue. The highest adsorption capacity (16.58 mg/g, with removal efficiency 99.51%) was obtained by hydrochar prepared by HTC 270°C, KOH 1.5 N, and carried out for 80 minutes.Keywords: activator; adsorption; hydrothermal carbonization; methylene blue; oil palm shellA B S T R A KTempurung kelapa sawit merupakan salah satu limbah biomassa yang jumlahnya cukup melimpah di industri minyak kelapa sawit. Nilai ekonomi tempurung kelapa sawit dapat ditingkatkan, salah satunya melalui hydrothermal carbonization process (HTC). Dalam penelitian ini, hydrochar dari tempurung kelapa sawit dibuat dan digunakan sebagai adsorben untuk menjerap metilen biru dari limbah cair. Dalam hal ini, akan dipelajari pengaruh suhu HTC, konsentrasi aktivator KOH, dan durasi adsorpsi. Gugus fungsional hydrochar dianalisis dengan FT-IR spectroscopy, sementara itu kapasitas adsorpsi terhadap metilen biru diukur dengan spektrofotometer UV-Vis. Hasil percobaan menunjukkan bahwa reaksi dehidrasi dan dekarboksilasi pada kondisi hidrotermal terjadi lebih cepat pada suhu HTC yang lebih tinggi. Selain itu, proses aktivasi dengan KOH terbukti dapat meningkatkan efisiensi penyisihan metilen biru. Kapasitas adsorpsi maksimum sebesar 16,58 mg/g (dengan efisiensi penyisihan 99,51%) dihasilkan dari adsorpsi dengan menggunakan hydrochar yang diperoleh dari HTC suhu 270 °C, diaktivasi dengan KOH 1,5 N dan durasi adsorpsi selama 80 menit.Kata kunci: adsorpsi; aktivator; karbonisasi hidrotermal; metilen biru; tempurung kelapa sawit ","PeriodicalId":17711,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Proses","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48581879","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
V. G. V. Putra, L. Zulfikar, Atin Sumihartanti, JulianyNingsih Mohamad, Y. Yusuf
This study aims to develop conductive textile materials using a polyester textile yarn by applying a knife coating method and pre-treatment of a tip-cylinder plasma electrode. In this research, carbon ink was coated on polyester staple yarn which was given a pre-treatment with a plasma generator and coated with the knife coating method. The electrical conductivity of conductive yarns produced from this study was divided into two types, as yarns without plasma treatment and with plasma treatment with a ratio of water and carbon ink concentrations of 1:1 and 2:1. The results of the electrical conductivity with plasma treatment and the concentration of carbon ink and water of 1:1 and 1:2 were 69005 (Ωm)-1 and 50144.25 (Ωm)-1, respectively, while the results of the electrical conductivity for threads with concentrations of carbon ink and water of 1:1 and 1:2 without plasma treatment were 18197.64 (Ωm)‑1 and 8873.54 (Ωm)-1, respectively. The results showed that the concentration of carbon ink and water and plasma treatment affected the conductive value of the yarn. The results also showed that the presence of plasma pre-treatment improved the coating process of conductive ink on the yarn.Keywords: carbon ink; conductive yarn; plasma; textile A B S T R A KPenelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan tekstil konduktif menggunakan benang tekstil poliester dengan mengaplikasikan metode knife coating dan pre-treatment plasma elektroda tip-cylinder. Pada penelitian ini dilakukan pelapisan dengan tinta karbon pada benang poliester stapel yang diberi perlakuan awal dengan plasma generator dan dilapisi dengan metode pelapisan knife coating. Konduktivitas listrik benang konduktif yang dihasilkan dari penelitian ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu benang tanpa perlakuan plasma dan dengan perlakuan plasma dengan perbandingan konsentrasi air dan tinta karbon sebesar 1:1 dan 2:1. Hasil konduktivitas listrik dengan perlakuan plasma dan konsentrasi tinta karbon dan air sebesar 1:1 dan 1:2 masing-masing adalah 69005 (Ωm)‑1 dan 50144,25 (Ωm)-1, sedangkan hasil konduktivitas listrik untuk benang dengan konsentrasi tinta karbon dan air sebesar 1:1 dan 1:2 tanpa perlakuan plasma masing-masing adalah 18197,64 (Ωm)-1 dan 8873,54 (Ωm)-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi tinta karbon dan air serta perlakuan plasma berpengaruh terhadap nilai konduktivitas benang serta adanya pre-treatment plasma dapat meningkatkan proses coating tinta konduktif pada benang.Kata kunci: benang konduktif; plasma; tekstil; tinta karbon
本研究旨在通过应用刀涂法和尖端圆柱等离子体电极的预处理,利用聚酯纺织纱线开发导电纺织材料。本研究采用等离子体发生器预处理涤纶短纤纱,采用刀涂法将碳油墨涂布在短纤纱上。本研究生产的导电纱线的导电性分为两种类型,即未经等离子体处理的纱线和经等离子体处理且水和碳油墨浓度比为1:1和2:1的纱线。等离子体处理和碳墨与水浓度为1:1和1:2时的电导率结果分别为69005(Ωm)-1和50144.25(Ωm。结果表明,碳墨的浓度、水的浓度和等离子体处理对纱线的导电性有影响。结果还表明,等离子体预处理的存在改善了导电油墨在纱线上的涂覆过程。关键词:碳素油墨;和导电纱;血浆纺织[UNK]AB S T R A本项目旨在通过应用刀涂和预处理等离子体电极型圆筒法,利用聚酯纺织线开发导电纺织材料。在本研究中,对最初用等离子体发生器处理并用刀涂层过滤方法过滤的短聚酯丝进行碳墨过滤。本研究生产的导电线的电气性能分为两种类型,即未经等离子体处理的电线和经过等离子体处理的导线,并将水浓度和碳油墨的比例分别为1:1和2:1。等离子体和碳墨以及水浓度为1:1和1:2时的电导率结果分别为69005(Ωm)-1和50144,25(Ωm。研究表明,碳和水油墨的浓度以及等离子体行为会影响螺纹的导电性值,预处理等离子体的存在可以改善螺纹上的导电油墨涂覆过程。关键词:导电丝;血浆纺织品碳素油墨
{"title":"Tip-Cylinder Electrode Plasma to Enhance the Coating of Conductive Yarn Process","authors":"V. G. V. Putra, L. Zulfikar, Atin Sumihartanti, JulianyNingsih Mohamad, Y. Yusuf","doi":"10.22146/jrekpros.54946","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jrekpros.54946","url":null,"abstract":"This study aims to develop conductive textile materials using a polyester textile yarn by applying a knife coating method and pre-treatment of a tip-cylinder plasma electrode. In this research, carbon ink was coated on polyester staple yarn which was given a pre-treatment with a plasma generator and coated with the knife coating method. The electrical conductivity of conductive yarns produced from this study was divided into two types, as yarns without plasma treatment and with plasma treatment with a ratio of water and carbon ink concentrations of 1:1 and 2:1. The results of the electrical conductivity with plasma treatment and the concentration of carbon ink and water of 1:1 and 1:2 were 69005 (Ωm)-1 and 50144.25 (Ωm)-1, respectively, while the results of the electrical conductivity for threads with concentrations of carbon ink and water of 1:1 and 1:2 without plasma treatment were 18197.64 (Ωm)‑1 and 8873.54 (Ωm)-1, respectively. The results showed that the concentration of carbon ink and water and plasma treatment affected the conductive value of the yarn. The results also showed that the presence of plasma pre-treatment improved the coating process of conductive ink on the yarn.Keywords: carbon ink; conductive yarn; plasma; textile A B S T R A KPenelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan tekstil konduktif menggunakan benang tekstil poliester dengan mengaplikasikan metode knife coating dan pre-treatment plasma elektroda tip-cylinder. Pada penelitian ini dilakukan pelapisan dengan tinta karbon pada benang poliester stapel yang diberi perlakuan awal dengan plasma generator dan dilapisi dengan metode pelapisan knife coating. Konduktivitas listrik benang konduktif yang dihasilkan dari penelitian ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu benang tanpa perlakuan plasma dan dengan perlakuan plasma dengan perbandingan konsentrasi air dan tinta karbon sebesar 1:1 dan 2:1. Hasil konduktivitas listrik dengan perlakuan plasma dan konsentrasi tinta karbon dan air sebesar 1:1 dan 1:2 masing-masing adalah 69005 (Ωm)‑1 dan 50144,25 (Ωm)-1, sedangkan hasil konduktivitas listrik untuk benang dengan konsentrasi tinta karbon dan air sebesar 1:1 dan 1:2 tanpa perlakuan plasma masing-masing adalah 18197,64 (Ωm)-1 dan 8873,54 (Ωm)-1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi tinta karbon dan air serta perlakuan plasma berpengaruh terhadap nilai konduktivitas benang serta adanya pre-treatment plasma dapat meningkatkan proses coating tinta konduktif pada benang.Kata kunci: benang konduktif; plasma; tekstil; tinta karbon ","PeriodicalId":17711,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Proses","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48833180","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
M. Hidayat, Danang Tri Hartanto, Muhammad Mufti Azis, Sutijan Sutijan
The gas processing facilities are designed to significantly reduce the impurities such as water vapor, heavy hydrocarbon, carbon dioxide, carbonyl sulfide (COS), benzene-toluene-xylene (BTX), mercaptane, and the sulfur compounds. A small amount of those compounds in natural gas is not preferable since they disturb the next processes. It was proposed to decrease natural gas's operating temperature to -20 ⁰F to remove the impurities from natural gas. The decrease of the natural gas's operating temperature has some consequences to the gas mixers such as hydrate formation at high pressure and low temperature, solidification of ethylene glycol (EG) solution, and the icing of the surface due to low temperature on the surface of chiller (three constraints). The Aspen Hysys 8.8 was used to obtain the suitable flowrate and concentration of the EG solution injected into the natural gas. Peng-Robinson's model was considered the most appropriate thermodynamic property model, and thus it has been applied for this research. The calculation results showed that the EG solution injection would reduce the hydrate formation due to water vapor absorption in the natural gas by EG. The EG solution's flowrate and concentration were varied from 20,000-2,000,000 lb/hr and 80-90 wt.%. When the separation was carried out at the operating temperature of -20 ⁰F, the EG solution's concentration fulfilling the requirement was of 80-84 wt.% with the flowrate of EG solution of 900,000 lb/hr and even more. This amount is not operable. More focused investigation was done for the variation of the operating temperature. Increasing operating temperature significantly reduced the flowrate of EG solution to about 200,000 lb/hr. An alternative process was proposed by focusing on two concentration cases of 80 and 85 % of weight at the low flow rate of EG solution, respectively. These simulations were intended to predict impurities' concentration in the effluent of Dew Point Control Unit (DPCU). The concentrations of BTX, heavy hydrocarbon, mercaptane, and COS flowing out of DPCU were 428.1 ppm, 378.4 ppm, 104 ppm, and 13.3 ppm, respectively. The concentrations of BTX and heavy hydrocarbon are greater than the minimum standard required. It is needed to install an absorber to absorb BTX and heavy hydrocarbon. However, the absorber capacity will be much smaller than if the temperature of natural gas is not decreased and not injected by the EG solution.Keywords: DPCU gas treatment; ethylene glycol solution; hydrate formation; simulationA B S T R A KUnit pengolahan gas dirancang untuk mengurangi sebagian besar senyawa pengotor seperti uap air, hidrokarbon berat, karbon dioksida, karbonil sulfida (COS), benzena-toluena-xilena (BTX), merkaptan, dan senyawa sulfur lainnya. Keberadaan senyawa tersebut dalam gas alam berbahaya karena mengganggu proses selanjutnya walaupun dalam jumlah sedikit. Untuk membersihkan gas alam dari senyawa pengotor, maka suhu operasi gas diturunkan menjadi -20 °F. Penu
天然气处理设施旨在显著减少水蒸气、重烃、二氧化碳、羰基硫(COS)、苯-甲苯-二甲苯(BTX)、硫醇和含硫化合物等杂质。天然气中少量的这些化合物是不可取的,因为它们会干扰接下来的过程。建议将天然气的运行温度降低到-20⁰F去除天然气中的杂质。天然气操作温度的降低对气体混合器产生了一些影响,如高压和低温下水合物的形成、乙二醇(EG)溶液的固化以及由于冷却器表面温度低而导致的表面结冰(三个限制)。Aspen Hysys 8.8用于获得注入天然气的EG溶液的合适流速和浓度。彭·罗宾逊模型被认为是最合适的热力学性质模型,因此它被应用于本研究。计算结果表明,注入乙二醇溶液可以减少由于乙二醇吸收天然气中的水蒸气而形成的水合物。乙二醇溶液的流量和浓度在20000-2000000lb/hr和80-90wt.%之间变化。当在-20的操作温度下进行分离时⁰F、 满足要求的EG溶液的浓度为80-84wt%,EG溶液的流速为900000lb/hr甚至更高。此金额不可操作。对操作温度的变化进行了更集中的研究。操作温度的升高使EG溶液的流速显著降低至约200000lb/hr。通过分别关注EG溶液低流速下80%和85%重量的两种浓度情况,提出了一种替代工艺。这些模拟旨在预测露点控制单元(DPCU)流出物中杂质的浓度。从DPCU流出的BTX、重烃、硫醇和COS的浓度分别为428.1ppm、378.4ppm、104ppm和13.3ppm。BTX和重烃的浓度高于要求的最低标准。需要安装吸收器来吸收BTX和重烃。然而,与不降低天然气温度且不通过EG溶液注入的情况相比,吸收器容量将小得多。关键词:DPCU气体处理;乙二醇溶液;水合物形成;模拟B S T R A KU装置处理天然气,以降低空气、二氧化碳、二氧化碳、硫(COS)、苯对甲苯(BTX)、甲醇和其他硫的大量排放。天然气开采过程中的一些问题是由于大量的天然气开采而导致的。为了使来自锅炉的天然气温度保持在-20°F。天然气的运行过程可能导致高温和低温下的高温、低温下的乙二醇(EG)以及低温下的冷凝水。Aspen Hysys 8.8旨在提高进入天然气系统的乙二醇含量和浓度。彭·罗宾逊模型是为实现这一目标而建立的模型。模拟结果表明,由于乙二醇在天然气中吸收了大量的空气,因此乙二醇的含量可以降低生活成本。乙二醇含量和浓度分别为20.00-2.000lb/果酱和80-90%(%b/b)。当在-20°F的温度下运行时,所需的乙二醇浓度为80-84%(%b/b),乙二醇的浓度为900.000 lb/果酱或更高。这是一个巨大的问题,也是一个很难解决的问题。在不同的操作条件下,压力是不同的。随着EG的快速增长,运营量的增加将显著增加,约为200000磅/立方米。改变工艺是为了减少乙二醇浓度在80%和85%(%b/b)之间的乙二醇含量。模拟可以预测来自露点控制单元(DPCU)的污染物浓度。来自DPCU的BTX、碳氢化合物、汞和COS的浓度分别为428,1 ppm、378,4 ppm、104 ppm和13,3 ppm。BTX和碳氢化合物的浓度高于最低标准。因此,需要设置吸收塔来吸收BTX和碳氢化合物。但是,吸收塔的容量将比现有技术的容量小,并由EG;埃蒂莱娜·格里科尔;预防疟疾;模拟
{"title":"Studi Penambahan Etilena Glikol dalam Menghambat Pembentukan Metana Hidrat pada Proses Pemurnian Gas Alam","authors":"M. Hidayat, Danang Tri Hartanto, Muhammad Mufti Azis, Sutijan Sutijan","doi":"10.22146/jrekpros.59871","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jrekpros.59871","url":null,"abstract":"The gas processing facilities are designed to significantly reduce the impurities such as water vapor, heavy hydrocarbon, carbon dioxide, carbonyl sulfide (COS), benzene-toluene-xylene (BTX), mercaptane, and the sulfur compounds. A small amount of those compounds in natural gas is not preferable since they disturb the next processes. It was proposed to decrease natural gas's operating temperature to -20 ⁰F to remove the impurities from natural gas. The decrease of the natural gas's operating temperature has some consequences to the gas mixers such as hydrate formation at high pressure and low temperature, solidification of ethylene glycol (EG) solution, and the icing of the surface due to low temperature on the surface of chiller (three constraints). The Aspen Hysys 8.8 was used to obtain the suitable flowrate and concentration of the EG solution injected into the natural gas. Peng-Robinson's model was considered the most appropriate thermodynamic property model, and thus it has been applied for this research. The calculation results showed that the EG solution injection would reduce the hydrate formation due to water vapor absorption in the natural gas by EG. The EG solution's flowrate and concentration were varied from 20,000-2,000,000 lb/hr and 80-90 wt.%. When the separation was carried out at the operating temperature of -20 ⁰F, the EG solution's concentration fulfilling the requirement was of 80-84 wt.% with the flowrate of EG solution of 900,000 lb/hr and even more. This amount is not operable. More focused investigation was done for the variation of the operating temperature. Increasing operating temperature significantly reduced the flowrate of EG solution to about 200,000 lb/hr. An alternative process was proposed by focusing on two concentration cases of 80 and 85 % of weight at the low flow rate of EG solution, respectively. These simulations were intended to predict impurities' concentration in the effluent of Dew Point Control Unit (DPCU). The concentrations of BTX, heavy hydrocarbon, mercaptane, and COS flowing out of DPCU were 428.1 ppm, 378.4 ppm, 104 ppm, and 13.3 ppm, respectively. The concentrations of BTX and heavy hydrocarbon are greater than the minimum standard required. It is needed to install an absorber to absorb BTX and heavy hydrocarbon. However, the absorber capacity will be much smaller than if the temperature of natural gas is not decreased and not injected by the EG solution.Keywords: DPCU gas treatment; ethylene glycol solution; hydrate formation; simulationA B S T R A KUnit pengolahan gas dirancang untuk mengurangi sebagian besar senyawa pengotor seperti uap air, hidrokarbon berat, karbon dioksida, karbonil sulfida (COS), benzena-toluena-xilena (BTX), merkaptan, dan senyawa sulfur lainnya. Keberadaan senyawa tersebut dalam gas alam berbahaya karena mengganggu proses selanjutnya walaupun dalam jumlah sedikit. Untuk membersihkan gas alam dari senyawa pengotor, maka suhu operasi gas diturunkan menjadi -20 °F. Penu","PeriodicalId":17711,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Proses","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42580258","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Hans Kristianto, Angelica Jennifer, Asaf Kleopas Sugih, Susiana Prasetyo
Nowadays, various studies related to utilization of biobased materials as natural coagulants have been explored. Based on the source, natural coagulants can be classified as animal, vegetable, or microbial based. Furthermore, based on the active ingredients, it can be classified as protein, polyphenols, and polysaccharides. Polysaccharides are abundant natural ingredients and are often found in plants or animals. In this study, we focused on polysaccharides, especially those from fruit waste, such as seeds and fruit peels. It is known that around 25-30% of the total weight of fruit is generally wasted, even though it contains phytochemicals and various active ingredients that can be utilized, especially as a natural coagulant. This review will focus on the use of pectin and starch from fruit waste as natural coagulants for water- wastewater treatment. Generally, pectin is commonly found in the skin of fruits as part of the cell wall structure, while starch is found in fruit seeds as food reserves. To be used as a natural coagulant, pectin or starch need to be extracted first. In particular, starch needs to be modified either physically or chemically. The coagulation mechanism of pectin and starch usually follows the interparticle bridging mechanism. The use of pectin and starch from fruit waste needs to be explored and further investigated, to substitute the use of chemical coagulants.Keywords: coagulation; fruit waste; natural coagulant; polysaccharidesA B S T R A KDewasa ini berbagai studi terkait pemanfaatan bahan alam sebagai koagulan alami telah banyak dieksplorasi. Berdasarkan sumbernya, koagulan alami dapat digolongkan berbasis hewani, nabati, maupun mikrobial, sementara berdasarkan bahan aktifnya dapat digolongkan sebagai protein, polifenol, dan polisakarida. Polisakarida merupakan bahan alam yang berlimpah dan seringkali dijumpai pada tumbuh-tumbuhan dan hewan. Pada kajian ini difokuskan pada polisakarida terutama yang berasal dari limbah buah-buahan yang tidak termanfaatkan, seperti biji dan kulit buah. Diketahui sekitar 25-30% dari total berat buah pada umumnya terbuang, padahal memiliki kandungan fitokimia dan berbagai bahan aktif yang dapat dimanfaatkan, salah satunya sebagai koagulan alami. Pada tinjauan ini akan difokuskan pada pemanfaatan pektin dan pati dari limbah buah-buahan sebagai koagulan alami untuk pengolahan air dan limbah cair. Secara umum pektin umum dijumpai pada bagian kulit buah-buahan sebagai bagian dari struktur dinding sel, sementara pati umum dijumpai pada biji buah-buahan sebagai cadangan makanan. Untuk dapat dimanfaatkan sebagai koagulan alami, pektin ataupun pati perlu diekstrak terlebih dahulu, dan pati secara khusus perlu dimodifikasi baik secara fisika maupun kimia. Secara umum mekanisme koagulasi oleh pektin dan pati mengikuti mekanisme interparticle bridging. Pemanfaatan pektin dan pati dari limbah buah-buahan perlu dieksplorasi dan diteliti lebih lanjut, agar dapat mensubstitusi penggunaan koagulan kimia
目前,人们对生物基材料作为天然混凝剂的利用进行了各种研究。根据来源,天然混凝剂可分为动物性、植物性和微生物性。此外,根据其活性成分可分为蛋白质、多酚和多糖。多糖是一种丰富的天然成分,通常存在于植物或动物中。在本研究中,我们重点研究了多糖,特别是来自水果废物,如种子和果皮的多糖。众所周知,水果总重量的25-30%被浪费了,尽管它含有植物化学物质和各种可以利用的活性成分,特别是作为天然凝血剂。本文综述了利用果胶和淀粉作为天然混凝剂处理水废水的研究进展。一般来说,果胶作为细胞壁结构的一部分普遍存在于水果的表皮中,而淀粉作为食物储备存在于水果的种子中。要用作天然混凝剂,首先需要提取果胶或淀粉。特别是,淀粉需要进行物理或化学改性。果胶和淀粉的凝固机制通常遵循颗粒间桥接机制。利用水果废弃物中的果胶和淀粉来替代化学混凝剂的使用还需要进一步的探索和研究。关键词:凝固;水果废弃物;自然混凝剂;B S T R A KDewasa ini berbagai研究terkait pmanfaatan bahan alam sebagai koagulan alami telah banyak dieksplori。Berdasarkan sumbernya, koagulan alami dapat digolongkan berbasis hewani, nabati, maupun微生物,sementara Berdasarkan bahan aktifnya dapat digolongkan sebagai蛋白,多元酚,dan polisakarida。Polisakarida merupakan bahan alam yang berlimpah danseringkali dijumpai pada tumbuh-tumbuhan dan hewan。padadkajian ini difokuskan padadpolisakarida terutama yang berasal dari limbah -buahan yang tidak termanfaatkan, perti biji dan kulit buah。Diketahui sekitar 25-30%达总总berat buah paada umumnya terbuang, padahal memiliki kandungan fitokimia dan berbagai bahan aktif yang dapat dimanfaatkan, salah satunya sebagai koagulan alami。padtinjauan ini akan difokuskan padpmanfaatan pektin dani dari limbah -buahan seagulan alami untuk pengolahan air danlimbah椅子。Secara umum pektin umum dijumpai pada bagian kulit buah-buahan sebagai bagian dari struckturr dinding sel, sementara pati umum dijumpai pada biji buah-buahan sebagai cadangan makanan。Untuk dapat dimanfaatkan sebagai koagulan alami, pektin ataupun pati perlu diekstrak terlebih dahulu, dan pati secara khusus perlu dimodifikasi baik secara fisika maupun kimia。棘球蚴与棘球蚴的粒间桥接。pmanfaatan pektin dan pati dari limbah -buahan perlu dieksplorasi dan diteliti lebih lanjut, agar dapat men代用物,penggunaan kogulan kimia secara komeral。Kata kunci; koagulasi;koagulan alami;limbah buah-buahan;polisakarida
{"title":"Potensi Polisakarida dari Limbah Buah-buahan sebagai Koagulan Alami dalam Pengolahan Air dan Limbah Cair: Review","authors":"Hans Kristianto, Angelica Jennifer, Asaf Kleopas Sugih, Susiana Prasetyo","doi":"10.22146/jrekpros.57798","DOIUrl":"https://doi.org/10.22146/jrekpros.57798","url":null,"abstract":"Nowadays, various studies related to utilization of biobased materials as natural coagulants have been explored. Based on the source, natural coagulants can be classified as animal, vegetable, or microbial based. Furthermore, based on the active ingredients, it can be classified as protein, polyphenols, and polysaccharides. Polysaccharides are abundant natural ingredients and are often found in plants or animals. In this study, we focused on polysaccharides, especially those from fruit waste, such as seeds and fruit peels. It is known that around 25-30% of the total weight of fruit is generally wasted, even though it contains phytochemicals and various active ingredients that can be utilized, especially as a natural coagulant. This review will focus on the use of pectin and starch from fruit waste as natural coagulants for water- wastewater treatment. Generally, pectin is commonly found in the skin of fruits as part of the cell wall structure, while starch is found in fruit seeds as food reserves. To be used as a natural coagulant, pectin or starch need to be extracted first. In particular, starch needs to be modified either physically or chemically. The coagulation mechanism of pectin and starch usually follows the interparticle bridging mechanism. The use of pectin and starch from fruit waste needs to be explored and further investigated, to substitute the use of chemical coagulants.Keywords: coagulation; fruit waste; natural coagulant; polysaccharidesA B S T R A KDewasa ini berbagai studi terkait pemanfaatan bahan alam sebagai koagulan alami telah banyak dieksplorasi. Berdasarkan sumbernya, koagulan alami dapat digolongkan berbasis hewani, nabati, maupun mikrobial, sementara berdasarkan bahan aktifnya dapat digolongkan sebagai protein, polifenol, dan polisakarida. Polisakarida merupakan bahan alam yang berlimpah dan seringkali dijumpai pada tumbuh-tumbuhan dan hewan. Pada kajian ini difokuskan pada polisakarida terutama yang berasal dari limbah buah-buahan yang tidak termanfaatkan, seperti biji dan kulit buah. Diketahui sekitar 25-30% dari total berat buah pada umumnya terbuang, padahal memiliki kandungan fitokimia dan berbagai bahan aktif yang dapat dimanfaatkan, salah satunya sebagai koagulan alami. Pada tinjauan ini akan difokuskan pada pemanfaatan pektin dan pati dari limbah buah-buahan sebagai koagulan alami untuk pengolahan air dan limbah cair. Secara umum pektin umum dijumpai pada bagian kulit buah-buahan sebagai bagian dari struktur dinding sel, sementara pati umum dijumpai pada biji buah-buahan sebagai cadangan makanan. Untuk dapat dimanfaatkan sebagai koagulan alami, pektin ataupun pati perlu diekstrak terlebih dahulu, dan pati secara khusus perlu dimodifikasi baik secara fisika maupun kimia. Secara umum mekanisme koagulasi oleh pektin dan pati mengikuti mekanisme interparticle bridging. Pemanfaatan pektin dan pati dari limbah buah-buahan perlu dieksplorasi dan diteliti lebih lanjut, agar dapat mensubstitusi penggunaan koagulan kimia","PeriodicalId":17711,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Proses","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41811083","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-12-30DOI: 10.37037/jrftsp.v10i2.80
Indra Farni
Pantai Salido yang terletak ± 75 km sebelah selatan Kota Padang dengan panjang garis pantai sekitar 5 km, tepatnya di Salido Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan, pantai ini memiliki muara sungai yang selalu berpindah-pindah sepanjang pantai yang merupakan tempat bertemunya muara sungai Salido dengan pantai Salido. maka diperlukan suatu upaya pengamanan pantai Salido dan muaranya dari bahaya erosi dan abrasi yang telah mengancam pemukiman perumahan penduduk di sepanjang muara dan pantai Salido, Pengumpulan data dilakukan untuk merencanakan bangunan pengaman pantai. Dari ananlisis data pasang surut akan didapat elevasi muka air laut yang digunakan untuk menentukan elevasi mercu bangunan pengaman pantai. Dari pengolahan data angin akan diperoleh peramalan gelombang berupa tinggi, periode, dan arah gelombang. Dari hasil analisis data yang telah dilakukan maka dapat dipilih bangunan pengaman pantai dengan mempertimbangkan beberapa aspek, yaitu morfologi pantai, keuntungan dan kerugian masing- masing bangunan pengaman pantai, serta kondisi lingkungan yang ada pada daerah rencana. Berdasarkan hasil perhitungagan dan dengan mempertimbangkan berbagai aspek, maka dipilih bangunan pengaman pantai dengan tipe groin dan jetty untuk pengaman muara. Material yang digunakan adalah coble stone >800kg dan 500-800kg, dengan panjang 70m untuk jetty dan 50m untuk groin sebanyak 32 buah.
Salido海滩位于巴东市以南±75公里的海岸线长度约5公里,具体Salido街道IV Jurai县河口南岸,这个海滩有海岸总是搬来搬去的是一个与海滩Salido Salido河口交汇的地方。因此,需要进行一项保护措施来保护Salido海滩及其出口的侵蚀和磨损威胁到河口和Salido海滩社区的危险。潮汐数据的起落将达到海平面,用于确定海岸安全建筑的高度。通过处理风数据,我们将获得高度、周期和波的方向的波的乘积。通过对现有数据进行分析,我们可以选择海滩安全结构的各个方面,包括海滩形态、每座海岸安全建筑的利弊以及计划区域的环境条件。根据昂加根的计算,通过考虑各个方面,选择了带有格罗宁和码头类型的海滩安全设施来保护河口。所使用的材料为coble stone >800kg和50000kg, jetty 70米长,groin 32米长。
{"title":"PENGAMANAN MUARA DAN PANTAI SALIDO KABUPATEN PESISIR SELATAN","authors":"Indra Farni","doi":"10.37037/jrftsp.v10i2.80","DOIUrl":"https://doi.org/10.37037/jrftsp.v10i2.80","url":null,"abstract":"Pantai Salido yang terletak ± 75 km sebelah selatan Kota Padang dengan panjang garis pantai sekitar 5 km, tepatnya di Salido Kecamatan IV Jurai Kabupaten Pesisir Selatan, pantai ini memiliki muara sungai yang selalu berpindah-pindah sepanjang pantai yang merupakan tempat bertemunya muara sungai Salido dengan pantai Salido. maka diperlukan suatu upaya pengamanan pantai Salido dan muaranya dari bahaya erosi dan abrasi yang telah mengancam pemukiman perumahan penduduk di sepanjang muara dan pantai Salido, Pengumpulan data dilakukan untuk merencanakan bangunan pengaman pantai. Dari ananlisis data pasang surut akan didapat elevasi muka air laut yang digunakan untuk menentukan elevasi mercu bangunan pengaman pantai. Dari pengolahan data angin akan diperoleh peramalan gelombang berupa tinggi, periode, dan arah gelombang. Dari hasil analisis data yang telah dilakukan maka dapat dipilih bangunan pengaman pantai dengan mempertimbangkan beberapa aspek, yaitu morfologi pantai, keuntungan dan kerugian masing- masing bangunan pengaman pantai, serta kondisi lingkungan yang ada pada daerah rencana. Berdasarkan hasil perhitungagan dan dengan mempertimbangkan berbagai aspek, maka dipilih bangunan pengaman pantai dengan tipe groin dan jetty untuk pengaman muara. Material yang digunakan adalah coble stone >800kg dan 500-800kg, dengan panjang 70m untuk jetty dan 50m untuk groin sebanyak 32 buah.","PeriodicalId":17711,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Proses","volume":"s1-9 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85980048","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-12-19DOI: 10.37037/jrftsp.v10i1.54
Veronika, Eko Prayitno
Simpang empat alai adalah persimpangan bersinyal. Arus lalu lintasnya padat serta kurangnya faktor disiplin dari pemakai jalan, sehingga mengakibatkan adanya kemacetan. Tujuan ini mengetahui kelayakkan simpang empat alai, kota Padang dan mengetahui tingkat kinerja persimpangan berdasarkan volume arus lalu lintas pada jam puncak pagi, siang dan sore. Menurut peraturan pemerintah nomor 43 tahun 1993, persimpangan adalah pertemuan atau percabangan jalan, baik sebidang maupun tidak. Penelitian ini dilakukan pada jam sibuk pagi jam 07.00–09.00 wib, siang jam 11.30–13.30 wib, sore jam 16.00–18.00 wib. Kendaraan yang disurvei, kendaraan ringan (mobil penumpang, pick up dan angkutan kota), kendaraan sedang (truck dan bus kota), sepeda motor dan kendaraan tak bermotor. Data geometrik persimpangan, lebar ralan raya ampang 13,40 meter, jalan teuku umar 12,83 meter, jalan k.h ahmad dahlan 19,80 meter dan jalan gajah mada 12,20 meter. Kapasitas jalan tertinggi, jalan teuku umar 3432 skr/jam, derajat kejenuhan tertinggi, jalan gajah mada 0,73, panjang antrian terbesar, jalan gajah mada sepanjang 31 meter dan tundaan terbesar, jalan teuku umar 1253 det/skr. Distribusi arus lalu lintas pada jam puncak hari senin tanggal 10 februari 2020, jam 16.00 - 18.00 wib. Permasalahan yang muncul diakibatkan oleh durasi lampu hijau yang terlalu pendek.
4号十字路口是一个信号十字路口。交通拥挤,缺乏纪律,导致交通堵塞。该目标了解了巴东四州的拐角,了解了十字路口在上午、中午和下午高峰时间的交通流量水平。根据1993年的《政府条例》,十字路口是一个会议或十字路口,一个分支机构或一个分支机构。这项研究是在早上7点至9点,下午11点半至13点半,下午4点至6点进行的。调查车辆、轻型汽车、中型汽车、卡车、摩托车和车辆。地理交叉点数据,11月13日宽4.40米,teuku umar路1283米,艾哈迈德达兰路1980米,大象田1220米。最高的道路能力,teuku umar 3432 skr/小时,最高的平坦程度,大象田径0.73,最大的队伍长度,最大的象田街31米长,最大的驼峰街,teuku umar 1253 det/skr。2020年2月10日(星期一)下午4点到6点之间的交通流量分流。出现问题的原因是绿灯持续时间太短。
{"title":"KINERJA SIMPANG BERSINYAL PADA JAM PUNCAK","authors":"Veronika, Eko Prayitno","doi":"10.37037/jrftsp.v10i1.54","DOIUrl":"https://doi.org/10.37037/jrftsp.v10i1.54","url":null,"abstract":"Simpang empat alai adalah persimpangan bersinyal. Arus lalu lintasnya padat serta kurangnya faktor disiplin dari pemakai jalan, sehingga mengakibatkan adanya kemacetan. Tujuan ini mengetahui kelayakkan simpang empat alai, kota Padang dan mengetahui tingkat kinerja persimpangan berdasarkan volume arus lalu lintas pada jam puncak pagi, siang dan sore. Menurut peraturan pemerintah nomor 43 tahun 1993, persimpangan adalah pertemuan atau percabangan jalan, baik sebidang maupun tidak. Penelitian ini dilakukan pada jam sibuk pagi jam 07.00–09.00 wib, siang jam 11.30–13.30 wib, sore jam 16.00–18.00 wib. Kendaraan yang disurvei, kendaraan ringan (mobil penumpang, pick up dan angkutan kota), kendaraan sedang (truck dan bus kota), sepeda motor dan kendaraan tak bermotor. Data geometrik persimpangan, lebar ralan raya ampang 13,40 meter, jalan teuku umar 12,83 meter, jalan k.h ahmad dahlan 19,80 meter dan jalan gajah mada 12,20 meter. Kapasitas jalan tertinggi, jalan teuku umar 3432 skr/jam, derajat kejenuhan tertinggi, jalan gajah mada 0,73, panjang antrian terbesar, jalan gajah mada sepanjang 31 meter dan tundaan terbesar, jalan teuku umar 1253 det/skr. Distribusi arus lalu lintas pada jam puncak hari senin tanggal 10 februari 2020, jam 16.00 - 18.00 wib. Permasalahan yang muncul diakibatkan oleh durasi lampu hijau yang terlalu pendek.","PeriodicalId":17711,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Proses","volume":"15 3 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79472084","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-11-20DOI: 10.37037/jrftsp.v10i1.49
Embun Sari Ayu, Yulcherlina
Cina dan Indonesia adalah sumber utama botol plastik, tas dan sampah lain yang menyumbat jalur laut global (McCarthy, 2018). Untuk itu perlu dilakukan upaya guna mengurangi permasalahan tersebut, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengolah kembali limbah tersebut menjadi sesuatu yang berguna, salah satunya sebagai bahan pengganti agregat penyusun perkerasan jalan sehingga dalam perencanaan biaya perkerasan jalan akan berkurang. Hal inilah yang melatarbelakangi penelitian ini dimana penggunaan limbah plastik akan digunakan sebagai bahan pengganti campuran pada aspal. Limbah plastik yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis low density polyethylene (LDPE), jenis limbah plastik yang banyak dihasilkan namun kurang dimanfaatkan karena dinilai kurang menarik dan memiliki harga jual yang rendah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan LDPE sebagai pengganti agregat campuran AC-WC yang ditinjau dari karakteristik Marshall pada Kadar Aspal Optimum (KAO) yang kemudian dilakukan penggantian sebagian dari total agregat. Variasi kadar LDPE yang digunakan adalah 0%, 2%, 4%, 6% dan 8%. Setiap variasi dibuat sebanyak tiga buah sampel. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa dengan penggantian LDPE dalam range 0.1% - 4% cenderung meningkatkan Nilai Stabilitas, VIM, VMA dan Marshall Quotient (MQ), dan nilai Flow dan VFB cenderung menurun. Dengan sebuah perencanaan perkerasan jalan dengan lebar 7 m, tebal 6 cm dan panjang 1 km setelah melakukan substitusi terhadap berat total agregat campuran dapat menghemat biaya perencanaan sebesar Rp. 78.720.030 dan mengurangi jumlah plastik sebanyak 12.933,99 kg.
{"title":"ANALISA BIAYA PERKERASAN ASPAL DENGAN SUBSTITUSI PLASTIK","authors":"Embun Sari Ayu, Yulcherlina","doi":"10.37037/jrftsp.v10i1.49","DOIUrl":"https://doi.org/10.37037/jrftsp.v10i1.49","url":null,"abstract":"Cina dan Indonesia adalah sumber utama botol plastik, tas dan sampah lain yang menyumbat jalur laut global (McCarthy, 2018). Untuk itu perlu dilakukan upaya guna mengurangi permasalahan tersebut, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengolah kembali limbah tersebut menjadi sesuatu yang berguna, salah satunya sebagai bahan pengganti agregat penyusun perkerasan jalan sehingga dalam perencanaan biaya perkerasan jalan akan berkurang. Hal inilah yang melatarbelakangi penelitian ini dimana penggunaan limbah plastik akan digunakan sebagai bahan pengganti campuran pada aspal. Limbah plastik yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis low density polyethylene (LDPE), jenis limbah plastik yang banyak dihasilkan namun kurang dimanfaatkan karena dinilai kurang menarik dan memiliki harga jual yang rendah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan LDPE sebagai pengganti agregat campuran AC-WC yang ditinjau dari karakteristik Marshall pada Kadar Aspal Optimum (KAO) yang kemudian dilakukan penggantian sebagian dari total agregat. Variasi kadar LDPE yang digunakan adalah 0%, 2%, 4%, 6% dan 8%. Setiap variasi dibuat sebanyak tiga buah sampel. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa dengan penggantian LDPE dalam range 0.1% - 4% cenderung meningkatkan Nilai Stabilitas, VIM, VMA dan Marshall Quotient (MQ), dan nilai Flow dan VFB cenderung menurun. Dengan sebuah perencanaan perkerasan jalan dengan lebar 7 m, tebal 6 cm dan panjang 1 km setelah melakukan substitusi terhadap berat total agregat campuran dapat menghemat biaya perencanaan sebesar Rp. 78.720.030 dan mengurangi jumlah plastik sebanyak 12.933,99 kg.","PeriodicalId":17711,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Proses","volume":"20 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78856584","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dalam dunia konstruksi faktor resiko selalu ada. Risiko tersebut mempunyai pengaruh yang besar terhadap keberhasilan proyek konstruksi. Untuk itu perlu diketahui dan dianalisis faktor-faktor risiko yang akan berpengaruh terhadap keberhasilan proyek konstruksi sehingga dapat menghindarkan resiko terjadinya kegagalan. Makalah ini membahas studi literature mengenai sistem pendukung keputusan cerdas pada industri konstruksi dengan melihat pola rantai pasok yang ada sehingga dapat mengurangi resiko dalam pelaksanaan proyek-proyek konstruksi dalam hal ini industri konstruksi berkelanjutan. Studi literature dilakukan dengan membandingkan artikel-artikel ilmiah terkait yang berhubungan dengan bahasan penelitian, dimulai dengan tinjauan terhadap artikel-artikel yang mengungkapkan pendapat para ahli, perkembangan, masalah dan solusi yang ditawarkan. Artikel-artikel yang digali sebagian besar diambil dari artikel-artikel yang terbit dari tahun 1991 hingga 2019 dan beberapa artikel yang terbit sebelum tahun 1991 tetapi mendukung terhadap penelitian ini.
{"title":"SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN CERDAS PADA MODEL RANTAI PASOK INDUSTRI KONSTRUKSI BERKELANJUTAN: STUDI LITERATURE","authors":"Putranesia Thaha, Taufika Ophiyandri, Benny Hidayat, Meilizar","doi":"10.37037/jrftsp.v9i2.42","DOIUrl":"https://doi.org/10.37037/jrftsp.v9i2.42","url":null,"abstract":"Dalam dunia konstruksi faktor resiko selalu ada. Risiko tersebut mempunyai pengaruh yang besar terhadap keberhasilan proyek konstruksi. Untuk itu perlu diketahui dan dianalisis faktor-faktor risiko yang akan berpengaruh terhadap keberhasilan proyek konstruksi sehingga dapat menghindarkan resiko terjadinya kegagalan. Makalah ini membahas studi literature mengenai sistem pendukung keputusan cerdas pada industri konstruksi dengan melihat pola rantai pasok yang ada sehingga dapat mengurangi resiko dalam pelaksanaan proyek-proyek konstruksi dalam hal ini industri konstruksi berkelanjutan. Studi literature dilakukan dengan membandingkan artikel-artikel ilmiah terkait yang berhubungan dengan bahasan penelitian, dimulai dengan tinjauan terhadap artikel-artikel yang mengungkapkan pendapat para ahli, perkembangan, masalah dan solusi yang ditawarkan. Artikel-artikel yang digali sebagian besar diambil dari artikel-artikel yang terbit dari tahun 1991 hingga 2019 dan beberapa artikel yang terbit sebelum tahun 1991 tetapi mendukung terhadap penelitian ini.","PeriodicalId":17711,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Proses","volume":"185 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-09-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76539101","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Permukiman Tradisional Minangkabau yang berada di Nagari Rao-Rao, kabupaten Tanah Datar, memiliki ciri khas yang sangat unik bagi warisan budaya Minangkabau, Nagari Rao-Raomemiliki potensi untuk dijadikan objek wisata berbasis budaya tradisional Minangkabau. Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu konsep pengembangan permukiman tradisional Minangkabau sebagai destinasi wisata baru berbasis budaya Minangkabau. Wisata adalah komunitas atau masyarakat yang terdiri dari para penduduk suatu wilayah terbatas yang bisa saling berinteraksi secara langsung dibawah sebuah pengelolaan dan memiliki kepedulian serta kesadaran untuk berperan bersama sesuai ketrampilan dan kemampuan masing-masing dengan memberdayakan potensi secara kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kepariwisataan. Metode yang digunakan dalam melakukan analisis adalah memakai analisis kualitatif pembobotan dan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats). Analisis ini untuK pengembangan permukiman tradisional Minangkabau di Nagari Rao-Rao yang melakukan identifikasi terhadap kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) yang terjadi di kawasan pemukiman tradisional Minangkabau. Adapun konsep yang dapat dikembangkan pada Wisata Budaya di Nagari Rao-Rao adalah pengembangan pemanfaatan kawasan permukiman tradisional sebagai objek wisata budaya tradisional Minangkabau dengan melibatkan masyarakat setempat agar mampu meningkatkan perekonomian penduduk lokal. Pengembangkan atraksi budaya dan paket wisata yang dapat ditawarkan berupa jejak nagari (berkeliling sambil menikmati keindahan alam di permukiman tradisonal), penyediakan makanan tradisional Minangkabau (kuliner), kerajinan tangan ciri khas Minangkabau dan penginapan berkonsep homestay serta penyediaan atraksi seni tradisional seperti tari daerah, lagu daerah, rabab dan silek. Dengan konsep ini diharapkan Permukiman Tradisonal Minangkabau di Nagari Rao-Rao mampu terus berkembang dan mampu mempertahankan nilai Budaya yang ada.
{"title":"PENGEMBANGAN PERMUKIMAN TRADISIONAL MINANGKABAU, SEBAGAI DESA WISATA BERBASIS BUDAYA DI NAGARI RAO-RAO, KABUPATEN TANAH DATAR","authors":"Era Triana","doi":"10.37037/JRFTSP.V8I2.32","DOIUrl":"https://doi.org/10.37037/JRFTSP.V8I2.32","url":null,"abstract":"Permukiman Tradisional Minangkabau yang berada di Nagari Rao-Rao, kabupaten Tanah Datar, memiliki ciri khas yang sangat unik bagi warisan budaya Minangkabau, Nagari Rao-Raomemiliki potensi untuk dijadikan objek wisata berbasis budaya tradisional Minangkabau. Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu konsep pengembangan permukiman tradisional Minangkabau sebagai destinasi wisata baru berbasis budaya Minangkabau. Wisata adalah komunitas atau masyarakat yang terdiri dari para penduduk suatu wilayah terbatas yang bisa saling berinteraksi secara langsung dibawah sebuah pengelolaan dan memiliki kepedulian serta kesadaran untuk berperan bersama sesuai ketrampilan dan kemampuan masing-masing dengan memberdayakan potensi secara kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kepariwisataan. Metode yang digunakan dalam melakukan analisis adalah memakai analisis kualitatif pembobotan dan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats). Analisis ini untuK pengembangan permukiman tradisional Minangkabau di Nagari Rao-Rao yang melakukan identifikasi terhadap kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) yang terjadi di kawasan pemukiman tradisional Minangkabau. Adapun konsep yang dapat dikembangkan pada Wisata Budaya di Nagari Rao-Rao adalah pengembangan pemanfaatan kawasan permukiman tradisional sebagai objek wisata budaya tradisional Minangkabau dengan melibatkan masyarakat setempat agar mampu meningkatkan perekonomian penduduk lokal. Pengembangkan atraksi budaya dan paket wisata yang dapat ditawarkan berupa jejak nagari (berkeliling sambil menikmati keindahan alam di permukiman tradisonal), penyediakan makanan tradisional Minangkabau (kuliner), kerajinan tangan ciri khas Minangkabau dan penginapan berkonsep homestay serta penyediaan atraksi seni tradisional seperti tari daerah, lagu daerah, rabab dan silek. Dengan konsep ini diharapkan Permukiman Tradisonal Minangkabau di Nagari Rao-Rao mampu terus berkembang dan mampu mempertahankan nilai Budaya yang ada.","PeriodicalId":17711,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Proses","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86656355","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}