Gangguan saat menstruasi yang paling sering dikeluhkan pada remaja putri adalah dismenorea dan faktor yang mempengaruhinya yaitu faktor defisiensi hemoglobin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar hemoglobin dengan kejadian dismenorea pada remaja. Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional dengan teknik purposive sampling dan jumlah sampel 90 responden yang diukur Hb menggunakan alat Nesco Digital Hemoglobin Karnel Internasional Corporation Thaiwan, 2009 dan analisis statistik menggunakan uji chi-quare (α=0,05). Remaja putri yang kadar Hb ≥ 12 gr/dl ada 56 responden, 48 responden mengalami dismenorea sedang dan 8 responden mengalami dismenorea berat. 34 responden mengalami dismenorea berat dengan kadar Hb ≤ 12 gr/dl. Hasil uji statistik chi-square p-value 0,00 (≤0,005). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan ada hubungan antara kadar hemoglobin dengan kejadian dismenorea pada siswi kelas x di SMA Negeri 4 Palangka Raya.
最常见的经期疾病是痛经,影响她的是血红蛋白缺乏的因素。本研究旨在确定血红蛋白水平与青少年痛经事件的关系。横截面是研究分析方法的调查抽样purposive技术和样本数量90血红蛋白测量Hb的受访者使用数字工具Nesco Karnel 2009国际有限公司Thaiwan,测试和统计分析使用chi-quare(α= 0。05)。Hb≥12 gr - dl水平的年轻女性有56的受访者,48的受访者遭受痛经在和8的受访者经历归咎于痛经重。34的受访者有痛经的体重与Hb≤12 gr - dl。统计测试chi-square p-value 0,00(≤0.005)。研究表明,血红蛋白水平与美国高中四年级女学生的x类dismenorea水平之间的关系。
{"title":"HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA REMAJA","authors":"Sofia Mawaddah, Ida Misrayani Pratiwi","doi":"10.20527/JBK.V4I2.5527","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/JBK.V4I2.5527","url":null,"abstract":"Gangguan saat menstruasi yang paling sering dikeluhkan pada remaja putri adalah dismenorea dan faktor yang mempengaruhinya yaitu faktor defisiensi hemoglobin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar hemoglobin dengan kejadian dismenorea pada remaja. Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional dengan teknik purposive sampling dan jumlah sampel 90 responden yang diukur Hb menggunakan alat Nesco Digital Hemoglobin Karnel Internasional Corporation Thaiwan, 2009 dan analisis statistik menggunakan uji chi-quare (α=0,05). Remaja putri yang kadar Hb ≥ 12 gr/dl ada 56 responden, 48 responden mengalami dismenorea sedang dan 8 responden mengalami dismenorea berat. 34 responden mengalami dismenorea berat dengan kadar Hb ≤ 12 gr/dl. Hasil uji statistik chi-square p-value 0,00 (≤0,005). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan ada hubungan antara kadar hemoglobin dengan kejadian dismenorea pada siswi kelas x di SMA Negeri 4 Palangka Raya.","PeriodicalId":17756,"journal":{"name":"Jurnal Berkala Kesehatan","volume":"11 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80755182","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Permasalahan kesehatan reproduksi remaja menjadi isu internasional. Keadaan yang terjadi di Indonesia, remaja putri lebih takut pada risiko sosial seperti kehilangan keperawanan, hamil di luar nikah yang akan menjadi bahan gunjingan masyarakat dibanding risiko seksual, yang menyangkut kesehatan reproduksi dan kesehatan seksualnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan dan menganalisa artikel yang berhubungan dengan implementasi model Kesehatan Reproduksi Berbasis Masalah (KRBM) pada Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) putri. Metode yang digunakan adalah literature review, artikel dikumpulkan dengan menggunakan mesin pencari seperti EBSCO dan Sciencedirect. Kriteria artikel yang digunakan adalah yang diterbitkan tahun 1995-2018. Berdasarkan hasil bahwa situasi kesehatan reproduksi remaja putri menjadi isu dibalik masih tingginya angka kematian ibu dan bayi. Kondisi ini diperberat dengan faktor lain seperti, pernikahan dini, kehamilan dini, PMS/IMS, HIV/AIDS, penyakit tidak menular seperti kanker payudara dan leher rahim, aborsi, seks pranikah, gizi dan lain-lain. Keterpaparan remaja putri tentang kesehatan reproduksi dari lingkungan sosial tentang pendidikan kesehatan melalui pendekatan remaja yang melibatkan teman sebaya, guru BK, keluarga atau orang tua, petugas kesehatan serta stakeholder. Kesimpulan yaitu informasi mengenai masalah kesehatan reproduksi, selain penting diketahui oleh para pemberi pelayanan kesehatan, pembuat keputusan, juga penting bagi stakeholder, agar dapat membantu menurunkan masalah kesehatan reproduksi remaja putri
{"title":"IMPLEMENTASI MODEL KESEHATAN REPRODUKSI BERBASIS MASALAH PADA REMAJA PUTRI DI INDONESIA TAHUN 2018","authors":"Ika Harni Lestyoningsih","doi":"10.20527/JBK.V4I2.5659","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/JBK.V4I2.5659","url":null,"abstract":"Permasalahan kesehatan reproduksi remaja menjadi isu internasional. Keadaan yang terjadi di Indonesia, remaja putri lebih takut pada risiko sosial seperti kehilangan keperawanan, hamil di luar nikah yang akan menjadi bahan gunjingan masyarakat dibanding risiko seksual, yang menyangkut kesehatan reproduksi dan kesehatan seksualnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan dan menganalisa artikel yang berhubungan dengan implementasi model Kesehatan Reproduksi Berbasis Masalah (KRBM) pada Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) putri. Metode yang digunakan adalah literature review, artikel dikumpulkan dengan menggunakan mesin pencari seperti EBSCO dan Sciencedirect. Kriteria artikel yang digunakan adalah yang diterbitkan tahun 1995-2018. Berdasarkan hasil bahwa situasi kesehatan reproduksi remaja putri menjadi isu dibalik masih tingginya angka kematian ibu dan bayi. Kondisi ini diperberat dengan faktor lain seperti, pernikahan dini, kehamilan dini, PMS/IMS, HIV/AIDS, penyakit tidak menular seperti kanker payudara dan leher rahim, aborsi, seks pranikah, gizi dan lain-lain. Keterpaparan remaja putri tentang kesehatan reproduksi dari lingkungan sosial tentang pendidikan kesehatan melalui pendekatan remaja yang melibatkan teman sebaya, guru BK, keluarga atau orang tua, petugas kesehatan serta stakeholder. Kesimpulan yaitu informasi mengenai masalah kesehatan reproduksi, selain penting diketahui oleh para pemberi pelayanan kesehatan, pembuat keputusan, juga penting bagi stakeholder, agar dapat membantu menurunkan masalah kesehatan reproduksi remaja putri","PeriodicalId":17756,"journal":{"name":"Jurnal Berkala Kesehatan","volume":"21 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86460494","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Waktu yang dibutuhkan petugas untuk pasien rawat jalan berdasarkan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit (SPM) RS adalah 5-10 menit, dari standar tersebut adalah waktu bagi pasien dimulai dari mengantri sampai mendapat data rekam medisnya. Data masalah menunjukkan bahwa pencapaian penyediaan Berkas Rekam Medis RS. Haji Surabaya tidak sesuai dengan SPM yang ≤ 10 menit, terjadi secara berturut-turut selama 3 bulan terakhir sampai dengan Januari 2018 dengan rata-rata adalah 36,73% terjadi keterlambatan penyediaan berkas rekam medis. Berdasarkan data masalah penelitian ini bertujuan melakukan evaluasi kinerja petugas rekam medis rawat jalan RSU Haji Surabaya. Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif dengan meninjau kinerja petugas rekam medis. Rancangan penelitian cross sectional. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder dan dinilai dengan rating scales. Hasil penelitian bahwa penilaian kinerja petugas rekam medis, pada Job Description pendaftaran pasien baru, pasien lama dan penyimpanan memperoleh skor ≤ 3,0 kategori kurang baik, sedangkan kualitas skor 3,1 dengan kategori baik. Penilaian kuantitas, kehadiran, dan supervisi memperoleh kategori kurang baik dengan skor ≤ 3,0. Penilaian konservasi memperoleh kategori tidak baik dengan skor 2,0. Pihak rumah sakit perlu mengadakan pelatihan terhadap petugas yang belum menguasai ilmu rekam medis.
{"title":"EVALUASI KINERJA PETUGAS REKAM MEDIS BERDASARKAN METODE RATING SCALES DI RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA","authors":"Sarah Marlisa, Eka Wilda Faida","doi":"10.20527/JBK.V4I2.5676","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/JBK.V4I2.5676","url":null,"abstract":"Waktu yang dibutuhkan petugas untuk pasien rawat jalan berdasarkan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit (SPM) RS adalah 5-10 menit, dari standar tersebut adalah waktu bagi pasien dimulai dari mengantri sampai mendapat data rekam medisnya. Data masalah menunjukkan bahwa pencapaian penyediaan Berkas Rekam Medis RS. Haji Surabaya tidak sesuai dengan SPM yang ≤ 10 menit, terjadi secara berturut-turut selama 3 bulan terakhir sampai dengan Januari 2018 dengan rata-rata adalah 36,73% terjadi keterlambatan penyediaan berkas rekam medis. Berdasarkan data masalah penelitian ini bertujuan melakukan evaluasi kinerja petugas rekam medis rawat jalan RSU Haji Surabaya. Jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif dengan meninjau kinerja petugas rekam medis. Rancangan penelitian cross sectional. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder dan dinilai dengan rating scales. Hasil penelitian bahwa penilaian kinerja petugas rekam medis, pada Job Description pendaftaran pasien baru, pasien lama dan penyimpanan memperoleh skor ≤ 3,0 kategori kurang baik, sedangkan kualitas skor 3,1 dengan kategori baik. Penilaian kuantitas, kehadiran, dan supervisi memperoleh kategori kurang baik dengan skor ≤ 3,0. Penilaian konservasi memperoleh kategori tidak baik dengan skor 2,0. Pihak rumah sakit perlu mengadakan pelatihan terhadap petugas yang belum menguasai ilmu rekam medis.","PeriodicalId":17756,"journal":{"name":"Jurnal Berkala Kesehatan","volume":"17 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73826530","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Enterobiasis adalah infeksi usus pada manusia yang disebabkan oleh parasit cacing Enterobius vermicularis. Cacing kremi (Enterobius vermicularis) adalah salah satu jenis parasit cacing usus yang juga masih tinggi infeksinya di Indonesia. Kondisi sanitasi lingkungan, kebersihan pribadi yang buruk dan kesadaran akan kebersihan yang masih rendah merupakan faktor risiko enterobiasis. Prevalensi entrobiasis yang cukup tinggi pada anak berhubungan dengan higiene pribadi yang buruk. Hal ini dipengaruhi oleh pola asuhan ibu tentang kebersihan dan kesehatan yang merupakan salah satu cara merintangi enterobiasis. Siswa SLB secara umum memiliki keterbatasan dalam hal kemampuan menjaga kesehatan dan kebersihan pribadi hal ini dapat berakibat terhadap higiene pribadi yang buruk. Pada siswa SLB beberapa masalah yang terjadi adalah kelemahan atau ketidakmampuan pada anak usia sebelum 18 tahun yang disertai keterbatasan dalam kemampuan kemandirian misalnya dalam hal, mengurus diri (oral hygiene, mandi, berpakaian), dan kemandirian dalam hal toileting. Penelitian observasional deskriptif dengan pendekatan cross sectional ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan orangtua siswa SLB Darma Praja Banjarmasin tentang gejala dan penularan infeksi cacing kremi (Enterobius vermicularis) sehingga lebih lanjut dapat diupayakan suatu kegiatan atau intervensi terhadap pola asuh siswa SLB Darma Praja Banjarmasin. Subjek penelitian adalah 41orang tua siswa SLB Dharma Praja Banjarmasin diambil dengan teknik simple random sampling. Instrumen penelitian adalah lembar kuesioner dan, buku register siswa SLB. Hasil penelitian menmperlihatkan bahwa tingkat pengetahuan orang tua yang baik sebesar 9,76%, pengetahuan sedang sebesar 90,24% dan tidak ada yang memiliki pengetahuan buruk.
{"title":"GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA SISWA SLB DARMA PRAJA BANJARMASIN TENTANG GEJALA DAN PENULARAN INFEKSI CACING KREMI (ENTEROBIUS VERMICULARIS)","authors":"Lisda Hayati, Roselina Panghiyangani, Lena Rosida","doi":"10.20527/jbk.v3i2.5074","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jbk.v3i2.5074","url":null,"abstract":"Enterobiasis adalah infeksi usus pada manusia yang disebabkan oleh parasit cacing Enterobius vermicularis. Cacing kremi (Enterobius vermicularis) adalah salah satu jenis parasit cacing usus yang juga masih tinggi infeksinya di Indonesia. Kondisi sanitasi lingkungan, kebersihan pribadi yang buruk dan kesadaran akan kebersihan yang masih rendah merupakan faktor risiko enterobiasis. Prevalensi entrobiasis yang cukup tinggi pada anak berhubungan dengan higiene pribadi yang buruk. Hal ini dipengaruhi oleh pola asuhan ibu tentang kebersihan dan kesehatan yang merupakan salah satu cara merintangi enterobiasis. Siswa SLB secara umum memiliki keterbatasan dalam hal kemampuan menjaga kesehatan dan kebersihan pribadi hal ini dapat berakibat terhadap higiene pribadi yang buruk. Pada siswa SLB beberapa masalah yang terjadi adalah kelemahan atau ketidakmampuan pada anak usia sebelum 18 tahun yang disertai keterbatasan dalam kemampuan kemandirian misalnya dalam hal, mengurus diri (oral hygiene, mandi, berpakaian), dan kemandirian dalam hal toileting. Penelitian observasional deskriptif dengan pendekatan cross sectional ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan orangtua siswa SLB Darma Praja Banjarmasin tentang gejala dan penularan infeksi cacing kremi (Enterobius vermicularis) sehingga lebih lanjut dapat diupayakan suatu kegiatan atau intervensi terhadap pola asuh siswa SLB Darma Praja Banjarmasin. Subjek penelitian adalah 41orang tua siswa SLB Dharma Praja Banjarmasin diambil dengan teknik simple random sampling. Instrumen penelitian adalah lembar kuesioner dan, buku register siswa SLB. Hasil penelitian menmperlihatkan bahwa tingkat pengetahuan orang tua yang baik sebesar 9,76%, pengetahuan sedang sebesar 90,24% dan tidak ada yang memiliki pengetahuan buruk.","PeriodicalId":17756,"journal":{"name":"Jurnal Berkala Kesehatan","volume":"92 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85856556","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tuberculosis (TB) is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis. The achievement of Pulmonary TB CDR in the working area of Banjarmasin City Health Office is still 49% in 2015 and increased by 52% in 2016. The low achievement of pulmonary TB CDR in Banjarmasin became a health problem related to the performance of P2TB officers in the Health Service Working Area City of Banjarmasin. This study aims to explain factors related to the performance of Proram Control Officers Tuberculosis in the Work Area of Banjarmasin City Health Office. This research is a quantitative research using cross sectional design. The population is all officers of P2TB in the working area of Banjarmasin City Health Office. The sample taken is a population of 57 people using total sampling technique. The results showed that the availability factor of the facility was related to the performance of the Proram Control Officer Tuberculosis (ρ-value = 0.049). While factors unrelated to officer performance are psychological factor (ρ-value = 1.000) and incentive (ρ-value = 0.260). The Conclusion of this study is the relationship between the availability of facilities with the performance of Proram Control Officers Tuberculosis, but there is no relationship between the psychological and incentives with the Proram Control Officer Tuberculosis in the Work Area of Banjarmasin City Health Office.
{"title":"RELATIONSHIP BETWEEN PSYCHOLOGICAL, INCENTIVES AND AVAILABILITY OF FACILITIES WITH PERFORMANCE OF THE TUBERCULOSIS CONTROL PROGRAMME","authors":"D. Rosadi, Fauzie Rahman, Sasikarani Sasikarani","doi":"10.20527/JBK.V3I2.5073","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/JBK.V3I2.5073","url":null,"abstract":"Tuberculosis (TB) is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis. The achievement of Pulmonary TB CDR in the working area of Banjarmasin City Health Office is still 49% in 2015 and increased by 52% in 2016. The low achievement of pulmonary TB CDR in Banjarmasin became a health problem related to the performance of P2TB officers in the Health Service Working Area City of Banjarmasin. This study aims to explain factors related to the performance of Proram Control Officers Tuberculosis in the Work Area of Banjarmasin City Health Office. This research is a quantitative research using cross sectional design. The population is all officers of P2TB in the working area of Banjarmasin City Health Office. The sample taken is a population of 57 people using total sampling technique. The results showed that the availability factor of the facility was related to the performance of the Proram Control Officer Tuberculosis (ρ-value = 0.049). While factors unrelated to officer performance are psychological factor (ρ-value = 1.000) and incentive (ρ-value = 0.260). The Conclusion of this study is the relationship between the availability of facilities with the performance of Proram Control Officers Tuberculosis, but there is no relationship between the psychological and incentives with the Proram Control Officer Tuberculosis in the Work Area of Banjarmasin City Health Office.","PeriodicalId":17756,"journal":{"name":"Jurnal Berkala Kesehatan","volume":"13 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88959364","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pelayanan keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan jelas mempunyai kontribusi yang sangat menentukan kualitas pelayanan di rumah sakit, sehingga setiap upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit harus juga disertai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui determinan faktor-faktor kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit Sari Mutiara Medan Tahun 2017. Jenis penelitian yang dipakai oleh peneliti sebagai pendekatan dalam penelitian adalah kuantitatif. Desain penelitiannya dengan pendekatan cross sectional study (studi potong lintang). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan yang berjumlah 217 orang, dengan jumlah sampel 200 orang. Analisis data menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian diperoleh motivasi (p=0,000), beban kerja (0,037), kompensasi (0,042), pengembangan karir (0,002), pendidikan (p=0,000) memiliki hubungan signifikan terhadap kinerja perawat. Sedangkan iklim kerja (p=0,059), kemampuan kerja (p=0,135), dan masa kerja (p=0,697) memiliki hubungan signifikan terhadap kinerja perawat. Motivasi kerja merupakan faktor yang dominan berhubungan dengan kinerja perawat dengan nilai OR = 8,014. Dengan demikian Rumah Sakit Sari Mutiara perlu meningkatkan loyalitas, kepatuhan sesuai standar pelayanan yang berlaku dengan metode pelatihan budaya kerja. Sehingga motivasi yang merupakan faktor psikologis dilatih untuk lebih peka dan menumbuhkan semangat dan motivasi dalam bekerja.
{"title":"DETERMINAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG RAWAT INAP RSU SARI MUTIARA MEDAN TAHUN 2017","authors":"Puput Melati Hutauruk","doi":"10.20527/JBK.V3I2.5069","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/JBK.V3I2.5069","url":null,"abstract":"Pelayanan keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan jelas mempunyai kontribusi yang sangat menentukan kualitas pelayanan di rumah sakit, sehingga setiap upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit harus juga disertai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui determinan faktor-faktor kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit Sari Mutiara Medan Tahun 2017. Jenis penelitian yang dipakai oleh peneliti sebagai pendekatan dalam penelitian adalah kuantitatif. Desain penelitiannya dengan pendekatan cross sectional study (studi potong lintang). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan yang berjumlah 217 orang, dengan jumlah sampel 200 orang. Analisis data menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian diperoleh motivasi (p=0,000), beban kerja (0,037), kompensasi (0,042), pengembangan karir (0,002), pendidikan (p=0,000) memiliki hubungan signifikan terhadap kinerja perawat. Sedangkan iklim kerja (p=0,059), kemampuan kerja (p=0,135), dan masa kerja (p=0,697) memiliki hubungan signifikan terhadap kinerja perawat. Motivasi kerja merupakan faktor yang dominan berhubungan dengan kinerja perawat dengan nilai OR = 8,014. Dengan demikian Rumah Sakit Sari Mutiara perlu meningkatkan loyalitas, kepatuhan sesuai standar pelayanan yang berlaku dengan metode pelatihan budaya kerja. Sehingga motivasi yang merupakan faktor psikologis dilatih untuk lebih peka dan menumbuhkan semangat dan motivasi dalam bekerja.","PeriodicalId":17756,"journal":{"name":"Jurnal Berkala Kesehatan","volume":"40 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81584845","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Makanan jajanan merupakan makanan yang sudah siap dikonsumsi dan tidak memerlukan pengolahan lagi, dan biasanya diperoleh kaki lima, pinggir jalan, stasiun, pasar dan tempat umum lainnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku konsumsi makanan jajanan di SDN Natam Kecamatan Badar Tahun 2017. Desain penelitian adalah cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/i kelas V di SDN Natam Kecamatan Badar Tahun 2017 sebanyak 73 orang dan sampel sebagai total sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh pengetahuan (p=<0,001), sikap (p=<0,001), kebiasaan membawa bekal (p=<0,001), pengaruh teman sebaya (p=<0,001), peran orangtua/keluarga (p=<0,001), terhadap perilaku konsumsi makanan jajanan. Kesimpulan penelitian adalah terdapat pengaruh pengetahuan, sikap, kebiasaan membawa bekal, teman sebaya dan peran orangtua.
{"title":"FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERILAKU KONSUMSI MAKANAN JAJANAN DI SDN NATAM KECAMATAN BADAR TAHUN 2017","authors":"N. Afni","doi":"10.20527/JBK.V3I2.5070","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/JBK.V3I2.5070","url":null,"abstract":"Makanan jajanan merupakan makanan yang sudah siap dikonsumsi dan tidak memerlukan pengolahan lagi, dan biasanya diperoleh kaki lima, pinggir jalan, stasiun, pasar dan tempat umum lainnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku konsumsi makanan jajanan di SDN Natam Kecamatan Badar Tahun 2017. Desain penelitian adalah cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/i kelas V di SDN Natam Kecamatan Badar Tahun 2017 sebanyak 73 orang dan sampel sebagai total sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh pengetahuan (p=<0,001), sikap (p=<0,001), kebiasaan membawa bekal (p=<0,001), pengaruh teman sebaya (p=<0,001), peran orangtua/keluarga (p=<0,001), terhadap perilaku konsumsi makanan jajanan. Kesimpulan penelitian adalah terdapat pengaruh pengetahuan, sikap, kebiasaan membawa bekal, teman sebaya dan peran orangtua.","PeriodicalId":17756,"journal":{"name":"Jurnal Berkala Kesehatan","volume":"18 6","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"91497754","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penyakit diare adalah penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi berak lebih dari tiga kali dalam sehari. Tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis perbedaan pengaruh faktor karakteristik individu dan faktor lingkungan antara daerah bantaran sungai dan daerah daratan di Kabupaten Banjar. Rancangan penelitian yang digunakan adalah case control, menggunakan teknik random sampling dengan sampel berjumlah 100 responden. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner, lembar observasi, mikrotoise dan timbangan. Hasil analisis daerah Bantaran Sungai menunjukan ada hubungan antara cuci tangan sebelum makan, cuci tangan sebelum mengolah makanan, cuci tangan setelah memegang binatang, dan cuci tangan setelah memegang benda kotor, dengan kejadian diare (pvalue = 0,005). Sedangkan daerah Daratan menunjukan ada hubungan antara cuci tangan setelah BAB, cuci tangan sebelum mengolah makanan dengan kejadian diare (p-value = 0,005). Dapat diambil simpulan bahwa masyarakat membutuhkan informasi mengenai semua hal yang berkaitan dengan diare terutama dalam masalah cuci tangan.
{"title":"ANALISIS PERBEDAAN FAKTOR RISIKO KEJADIAN DIARE ANTARA DAERAH BANTARAN SUNGAI DAN DAERAH DARATAN DI KABUPATEN BANJAR","authors":"Rudi Fakhriadi, Laily Khairiyaty, Selamat Selamat","doi":"10.20527/JBK.V3I2.5071","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/JBK.V3I2.5071","url":null,"abstract":"Penyakit diare adalah penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi berak lebih dari tiga kali dalam sehari. Tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis perbedaan pengaruh faktor karakteristik individu dan faktor lingkungan antara daerah bantaran sungai dan daerah daratan di Kabupaten Banjar. Rancangan penelitian yang digunakan adalah case control, menggunakan teknik random sampling dengan sampel berjumlah 100 responden. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner, lembar observasi, mikrotoise dan timbangan. Hasil analisis daerah Bantaran Sungai menunjukan ada hubungan antara cuci tangan sebelum makan, cuci tangan sebelum mengolah makanan, cuci tangan setelah memegang binatang, dan cuci tangan setelah memegang benda kotor, dengan kejadian diare (pvalue = 0,005). Sedangkan daerah Daratan menunjukan ada hubungan antara cuci tangan setelah BAB, cuci tangan sebelum mengolah makanan dengan kejadian diare (p-value = 0,005). Dapat diambil simpulan bahwa masyarakat membutuhkan informasi mengenai semua hal yang berkaitan dengan diare terutama dalam masalah cuci tangan.","PeriodicalId":17756,"journal":{"name":"Jurnal Berkala Kesehatan","volume":"17 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85048341","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Data kunjungan pasien Rumah Sakit Umum Mitra Sejati menunjukkan bahwa jumlah kunjungan pasien rawat jalan mengalami penurunan. Penurunan tersebut diakibatkan karena kurangnya kualitas pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kualitas pelayanan dengan loyalitas pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan tahun 2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien umum rawat jalan yang datang berobat berulang minimal (2x) di rumah sakit Umum Mitra Sejati Medan yang berjumlah 405 orang, dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang (accidental sampling). Analisia data menggunakan univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat hubungan kehandalan (p=0,004), daya tanggap (p=0,015), jaminan (p=0,018), empati (p=0,032), dan bukti fisik (p=0,009) dengan loyalitas pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan tahun 2017. Kehandalan merupakan faktor yang dominan berhubungan dengan loyalitas pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan tahun 2017 dengan nilai Exp B = 5,820, yang berarti pasien yang puas dengan layanan jasa rawat jalan akan meningkatkan loyalitas pasien sebesar 5,8 kali lebih banyak dibandingkan dengan pasien yang tidak puas. Dengan demikian diharapkan agar RSU Mitra Sejati Medan dapat meningkatkan pelayanan rawat inapnya pada dimensi kehandalan, daya tanggap dan jaminan.
真正合夥人综合医院的病人探访记录显示,门诊病人探访次数有所下降。这种下降是由于Medan commitra公立医院缺乏服务质量所造成的。本研究的目的是了解2017年Medan comma general hospital的服务质量与门诊病人的忠诚关系。这类研究是经分段法的定量研究。这项研究的人群是门诊普通病人,他们在真正的野战伙伴医院接受至少(2x)多次治疗,样本多达100人(意外抽样)。使用univariat、bivariat和多变量分析数据。该研究发现,2017年Mitra Medan公立医院的真实门诊病人的可靠性(p= 004)、感知能力(p= 015)、同理心(p= 018)、同理心(p= 032)和物理证据(p= 009)都与之相关。可靠性与忠诚的主导因素在公立医院门诊病人真正伙伴地形的Exp B = 5,820, 2017年意味着门诊病人的满意服务会增加他们的忠诚的病人相比,5.8倍大小不满意。因此,预计现场RSU真正的合作伙伴能够增加其在可靠性、感知能力和保证方面的关爱服务。
{"title":"HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN DENGAN LOYALITAS PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM MITRA SEJATI MEDAN TAHUN 2017","authors":"Susi Amenta Peranginangin","doi":"10.20527/JBK.V3I2.5072","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/JBK.V3I2.5072","url":null,"abstract":"Data kunjungan pasien Rumah Sakit Umum Mitra Sejati menunjukkan bahwa jumlah kunjungan pasien rawat jalan mengalami penurunan. Penurunan tersebut diakibatkan karena kurangnya kualitas pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kualitas pelayanan dengan loyalitas pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan tahun 2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien umum rawat jalan yang datang berobat berulang minimal (2x) di rumah sakit Umum Mitra Sejati Medan yang berjumlah 405 orang, dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang (accidental sampling). Analisia data menggunakan univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat hubungan kehandalan (p=0,004), daya tanggap (p=0,015), jaminan (p=0,018), empati (p=0,032), dan bukti fisik (p=0,009) dengan loyalitas pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan tahun 2017. Kehandalan merupakan faktor yang dominan berhubungan dengan loyalitas pasien rawat jalan di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan tahun 2017 dengan nilai Exp B = 5,820, yang berarti pasien yang puas dengan layanan jasa rawat jalan akan meningkatkan loyalitas pasien sebesar 5,8 kali lebih banyak dibandingkan dengan pasien yang tidak puas. Dengan demikian diharapkan agar RSU Mitra Sejati Medan dapat meningkatkan pelayanan rawat inapnya pada dimensi kehandalan, daya tanggap dan jaminan.","PeriodicalId":17756,"journal":{"name":"Jurnal Berkala Kesehatan","volume":"37 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74609346","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Senam hamil merupakan salah satu usaha menjaga kesehatan ibu hamil dan janin, jika ibu hamil rutin melakukan senam hamil secara teratur akan mempengaruhi peningkatan hormon dan sistem saraf otonom yang mempengaruhi detak jantung janin pada ibu hamil. Kegiatan senam hamil juga memberikan efek yang baik bagi sistem kardiovaskular dengan senan hamil ibu memberikan respon yang baik bagi janin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan senam hamil dengan detak jantung janin pada ibu hamil yang melakukan senam hamil. Penelitian ini menggunakan analitik observasional dengan desain Kohort yaitu penelitian epidemiologis non-eksperimental. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah Non propability sampling dengan jenis purposive sampling. Sampel pada penelitian ini berjumlah 32 ibu hamil yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 16 ibu hamil mengikuti senam hamil dan 16 ibu hamil tidak mengikuti senam hamil. Berdasarkan hasil dari uji T-test didapatkan hasil bahwa nilai p-value 0,000 (< 0,05) dan rata-rata detak jantung janin pada kelompok ibu hamil yang mengikuti senam hamil yaitu 144,94 dan rata-rata detak jantung janin pada kelompok ibu hamil yang tidak mengikuti senam hamil yaitu 157,56. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan ada hubungan senam hamil dengan detak jantung janin pada ibu hamil yang melakukan senam hamil.
{"title":"HUBUNGAN SENAM HAMIL DENGAN DETAK JANTUNG JANIN PADA IBU HAMIL DI KOTA PALANGKARAYA","authors":"E. C. S. Bingan","doi":"10.20527/jbk.v4i1.5666","DOIUrl":"https://doi.org/10.20527/jbk.v4i1.5666","url":null,"abstract":"Senam hamil merupakan salah satu usaha menjaga kesehatan ibu hamil dan janin, jika ibu hamil rutin melakukan senam hamil secara teratur akan mempengaruhi peningkatan hormon dan sistem saraf otonom yang mempengaruhi detak jantung janin pada ibu hamil. Kegiatan senam hamil juga memberikan efek yang baik bagi sistem kardiovaskular dengan senan hamil ibu memberikan respon yang baik bagi janin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan senam hamil dengan detak jantung janin pada ibu hamil yang melakukan senam hamil. Penelitian ini menggunakan analitik observasional dengan desain Kohort yaitu penelitian epidemiologis non-eksperimental. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah Non propability sampling dengan jenis purposive sampling. Sampel pada penelitian ini berjumlah 32 ibu hamil yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 16 ibu hamil mengikuti senam hamil dan 16 ibu hamil tidak mengikuti senam hamil. Berdasarkan hasil dari uji T-test didapatkan hasil bahwa nilai p-value 0,000 (< 0,05) dan rata-rata detak jantung janin pada kelompok ibu hamil yang mengikuti senam hamil yaitu 144,94 dan rata-rata detak jantung janin pada kelompok ibu hamil yang tidak mengikuti senam hamil yaitu 157,56. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan ada hubungan senam hamil dengan detak jantung janin pada ibu hamil yang melakukan senam hamil.","PeriodicalId":17756,"journal":{"name":"Jurnal Berkala Kesehatan","volume":"36 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75301399","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}