Pub Date : 2021-06-29DOI: 10.36055/JIP.V10I1.11578
M. T. Adiwibowo
Bilimbi ( Averrhoa bilimbi Linn .) contains saponins which are natural surfactants. Due to their cleaning properties, saponins can be developed as raw materials for detergent production. The synthesis of detergent with the addition of fruits, leaves, and petioles extract of the bilimbi has been successfully carried out. A series of tests, namely organoleptic, pH, foam stability and quantity, hedonic, and detergency tests, were performed to evaluate the quality of detergents. From the organoleptic test, it was found that the addition of the extract caused the detergent to change color to brownish, with a slight increase in density and a slight decrease in pH, and relatively did not change the phase and fragrance of the detergent. The addition of extract did not increase the quantity of foam produced but could increase the stability of the resulting foam. The hedonic test shows a relatively good level of panelist preference. The detergency from the stain removal test shows that the detergent has fairly good detergency.
黄芪(Averrhoa Bilimbi Linn .)含有天然表面活性剂皂甙。皂苷具有良好的清洁性能,可作为洗涤剂生产的原料。成功地进行了枸杞果、叶、叶柄提取物的合成。通过感官测试、pH值测试、泡沫稳定性和数量测试、享乐性测试和去污力测试来评价洗涤剂的质量。从感官测试中发现,提取物的加入使洗涤剂的颜色变为褐色,密度略有增加,pH值略有下降,相对没有改变洗涤剂的物相和香味。提取物的加入并没有增加泡沫的数量,但可以提高泡沫的稳定性。享乐测试显示了相对较好的小组成员偏好水平。去污力试验表明,该洗涤剂具有较好的去污力。
{"title":"Utilization Of Fruits, Leaves, And Petioles Extract Of Bilimbi (Averrrhoa Bilimbi Linn.) In Detergent Synthesis","authors":"M. T. Adiwibowo","doi":"10.36055/JIP.V10I1.11578","DOIUrl":"https://doi.org/10.36055/JIP.V10I1.11578","url":null,"abstract":"Bilimbi ( Averrhoa bilimbi Linn .) contains saponins which are natural surfactants. Due to their cleaning properties, saponins can be developed as raw materials for detergent production. The synthesis of detergent with the addition of fruits, leaves, and petioles extract of the bilimbi has been successfully carried out. A series of tests, namely organoleptic, pH, foam stability and quantity, hedonic, and detergency tests, were performed to evaluate the quality of detergents. From the organoleptic test, it was found that the addition of the extract caused the detergent to change color to brownish, with a slight increase in density and a slight decrease in pH, and relatively did not change the phase and fragrance of the detergent. The addition of extract did not increase the quantity of foam produced but could increase the stability of the resulting foam. The hedonic test shows a relatively good level of panelist preference. The detergency from the stain removal test shows that the detergent has fairly good detergency.","PeriodicalId":17757,"journal":{"name":"JURNAL INTEGRASI PROSES","volume":"114 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80771565","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-28DOI: 10.36055/JIP.V10I1.11261
Marta Pramudita, Hendra Permana, Fatah Sulaiman
Tahapan suatu proses akan menghasilkan limbah, seperti di industri minuman ringan berkemasan. Serta adanya peraturan pemerintah yang mengatur standar baku mutu air limbah sebelum dibuang ke Lingkungan. Dari hasil pengamatan di bulan November 2019 selama 30 hari, ada 2 hari atau sekitar 6.7% effluent limbah cair dari industri minuman ringan ini memliki kadar COD yang masih melebihi baku mutu Pemerintah, ini menunjukkan adanya permasalahan pada Waste Water Treatment (WWT) yang harus diselesaikan. Penyelesaian masalah ini menggunakan metoda Plan-Do-Check-Action (PDCA) Tujuh Langkah Tujuh Alat (TULTA) yang terdapat pada Statistical Process Control (SPC). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dan kandungan Limbah cair industri minuman ringan seperti kadar Biological Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD) nya dan juga akan melakukan perbaikan bila diketahui kadar Biological Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD) effluent yang dibuang ke Lingkungan melebihi baku mutu yang ditetapkan Pemerintah dengan metoda Plan-Do-Check-Action (PDCA) Penelitian dilakukan melalui proses observasi dan pengumpulan data parameter limbah cair Waste Water Treatmen t (WWT) yang akan dibuang ke lingkungan. Dari parameter checksheet harian Waste Water Treatment (WWT) selama 30 hari, ditemukan 2 kali parameter Chemical Oxygen Demand (COD) nya lebih tinggi dari spesifikasi yaitu > 100 mg / L, sedangkan parameter lain seperti BOD, TSS, pH, kandungan minyak & lemak masih dalam spesifikasi. Untuk itu dilakukan penyelesaian masalah menggunakan metode PDCA untuk kadar Chemical Oxygen Demand (COD) yang mengalami out of specification . Dimulai dengan penetapkan tema dan masalah, mengidentifikasi akar permasalahan, menetapkan tindakan penanggulangan, implementasi perbaikan, standarisasi dan langkah selanjutnya. Dari hasil analisa, pada kondisi awal Capability Index (Cpk) kandungan Chemical Oxygen Demand (COD) masih rendah yaitu berkisar 1.03 yang masih lebih rendah dari standar 1.33. Setelah dilakukan analisa akar penyebabnya, ditemukan beberapa kali masalah pada suplai oksigen pada proses aerasi yang tidak lancar, akibat penyumbatan pada strainer inlet blower . Hal tersebut menyebabkan proses aerasi tidak maksimal. Tetapi setelah dilakukan tindakan penanggulangan, dengan cara membuat jadwal pembersihan strainer secara berkala sebelum mencapai delta pressure (P) yang menandai tersumbatnya strainer. Dan dari monitoring hasil, tidak pernah lagi mendapatkan hasil Chemical Oxygen Demand (COD) yang keluar dari spesifikasi dan Capability Index (Cpk) juga meningkat menjadi 4.26 > 1.33. Setelah berhasil mengatasi permasalahan kadar Chemical Oxygen Demand (COD), dibuatkan standarisasi hasil dan cara pengoperasian sistem air limbah sehingga semua parameter dalam spesifikasi / sesuai peraturan pemerintah.
{"title":"Implementasi Metode Plan-Do-Check-Action (PDCA) TULTA Untuk Pengolahan Limbah Industri Minuman Ringan","authors":"Marta Pramudita, Hendra Permana, Fatah Sulaiman","doi":"10.36055/JIP.V10I1.11261","DOIUrl":"https://doi.org/10.36055/JIP.V10I1.11261","url":null,"abstract":"Tahapan suatu proses akan menghasilkan limbah, seperti di industri minuman ringan berkemasan. Serta adanya peraturan pemerintah yang mengatur standar baku mutu air limbah sebelum dibuang ke Lingkungan. Dari hasil pengamatan di bulan November 2019 selama 30 hari, ada 2 hari atau sekitar 6.7% effluent limbah cair dari industri minuman ringan ini memliki kadar COD yang masih melebihi baku mutu Pemerintah, ini menunjukkan adanya permasalahan pada Waste Water Treatment (WWT) yang harus diselesaikan. Penyelesaian masalah ini menggunakan metoda Plan-Do-Check-Action (PDCA) Tujuh Langkah Tujuh Alat (TULTA) yang terdapat pada Statistical Process Control (SPC). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dan kandungan Limbah cair industri minuman ringan seperti kadar Biological Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD) nya dan juga akan melakukan perbaikan bila diketahui kadar Biological Oxygen Demand (BOD) dan Chemical Oxygen Demand (COD) effluent yang dibuang ke Lingkungan melebihi baku mutu yang ditetapkan Pemerintah dengan metoda Plan-Do-Check-Action (PDCA) Penelitian dilakukan melalui proses observasi dan pengumpulan data parameter limbah cair Waste Water Treatmen t (WWT) yang akan dibuang ke lingkungan. Dari parameter checksheet harian Waste Water Treatment (WWT) selama 30 hari, ditemukan 2 kali parameter Chemical Oxygen Demand (COD) nya lebih tinggi dari spesifikasi yaitu > 100 mg / L, sedangkan parameter lain seperti BOD, TSS, pH, kandungan minyak & lemak masih dalam spesifikasi. Untuk itu dilakukan penyelesaian masalah menggunakan metode PDCA untuk kadar Chemical Oxygen Demand (COD) yang mengalami out of specification . Dimulai dengan penetapkan tema dan masalah, mengidentifikasi akar permasalahan, menetapkan tindakan penanggulangan, implementasi perbaikan, standarisasi dan langkah selanjutnya. Dari hasil analisa, pada kondisi awal Capability Index (Cpk) kandungan Chemical Oxygen Demand (COD) masih rendah yaitu berkisar 1.03 yang masih lebih rendah dari standar 1.33. Setelah dilakukan analisa akar penyebabnya, ditemukan beberapa kali masalah pada suplai oksigen pada proses aerasi yang tidak lancar, akibat penyumbatan pada strainer inlet blower . Hal tersebut menyebabkan proses aerasi tidak maksimal. Tetapi setelah dilakukan tindakan penanggulangan, dengan cara membuat jadwal pembersihan strainer secara berkala sebelum mencapai delta pressure (P) yang menandai tersumbatnya strainer. Dan dari monitoring hasil, tidak pernah lagi mendapatkan hasil Chemical Oxygen Demand (COD) yang keluar dari spesifikasi dan Capability Index (Cpk) juga meningkat menjadi 4.26 > 1.33. Setelah berhasil mengatasi permasalahan kadar Chemical Oxygen Demand (COD), dibuatkan standarisasi hasil dan cara pengoperasian sistem air limbah sehingga semua parameter dalam spesifikasi / sesuai peraturan pemerintah.","PeriodicalId":17757,"journal":{"name":"JURNAL INTEGRASI PROSES","volume":"22 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78515248","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-06-28DOI: 10.36055/JIP.V10I1.10531
Nuryoto Nuryoto
Suhu reaksi dan konsentrasi katalisator merupakan faktor yang mempengaruhi kecepatan suatu laju reaksi kimia. Peningkatan suhu reaksi akan berdampak pada peningkatan tumbukan pada molekul zat yang bereaksi, sementara peningkatan konsentrasi katalisator padat akan meningkatan jumlah sisi aktif yang akan berinteraksi dengan reaktan yang terlibat di dalam sistem bereaksi tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauhmana dan seberapa efektif pengaruh suhu dan konsentrasi katalisor padat berupa zeolit alam bayah termodifikasi pada reaksi esterifikasi etanol dan asam asetat. Observasi dilakukan dengan menggunakan reaktor batch dengan waktu reaksi selama 60 menit. Hasil observasi menunjukan bahwa konversi reaktan berbasis asam asetat tertinggi diperoleh sebesar 23,41%, yang dicapai pada suhu reaksi 70 o C dan konsentrasi zeolit alam Bayah 10% massa asam asetat.
{"title":"Pengaruh Suhu Reaksi Dan Konsentrasi Katalisator Zeolit Alam Bayah Termodifikasi Pada Reaksi Esterifikasi","authors":"Nuryoto Nuryoto","doi":"10.36055/JIP.V10I1.10531","DOIUrl":"https://doi.org/10.36055/JIP.V10I1.10531","url":null,"abstract":"Suhu reaksi dan konsentrasi katalisator merupakan faktor yang mempengaruhi kecepatan suatu laju reaksi kimia. Peningkatan suhu reaksi akan berdampak pada peningkatan tumbukan pada molekul zat yang bereaksi, sementara peningkatan konsentrasi katalisator padat akan meningkatan jumlah sisi aktif yang akan berinteraksi dengan reaktan yang terlibat di dalam sistem bereaksi tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauhmana dan seberapa efektif pengaruh suhu dan konsentrasi katalisor padat berupa zeolit alam bayah termodifikasi pada reaksi esterifikasi etanol dan asam asetat. Observasi dilakukan dengan menggunakan reaktor batch dengan waktu reaksi selama 60 menit. Hasil observasi menunjukan bahwa konversi reaktan berbasis asam asetat tertinggi diperoleh sebesar 23,41%, yang dicapai pada suhu reaksi 70 o C dan konsentrasi zeolit alam Bayah 10% massa asam asetat.","PeriodicalId":17757,"journal":{"name":"JURNAL INTEGRASI PROSES","volume":"102 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81364569","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Distilasi merupakan teknik pemisahan yang paling banyak digunakan di industri kimia. Tetapi cara ini tidak bisa digunakan untuk memisahkan campuran azeotropik. Jika dijumpai campuran azeotropik maka harus menggunakan distilasi yang termodifikasi seperti distilasi ekstraktif, distilasi azeotropik heterogen dan pressure swing distillation. Pada penelitian ini akan digunakan distilasi ekstraktif yang menggunakan tambahan entrainer/pelarut untuk melarutkan salah satu komponen sehingga titik azeotrop bisa terpecah lalu kedua komponen bisa dipisahkan. Teknik ini menggunakan 2 kolom yaitu kolom distilasi ekstraktif dan kolom pemurnian. Pada kolom distilasi ekstraktif terjadi kontak antara umpan dan entrainer sedangkan pada kolom pemurnian terjadi pemisahan antara umpan dan entrainer. Pada penelitian ini akan dipelajari bagaimana pengaruh jenis pelarut terhadap distilasi ekstraktif campuran aseton-metanol. Pelarut yang digunakan adalah DMSO, klorobenzena dan air. Variabel yang diamati adalah besarnya biaya peralatan, biaya utilitas, dan Total Annual Cost (TAC) untuk campuran umpan yang sama dan kemurnian produk yang dijaga konstan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, TAC untuk pelarut DMSO memiliki nilai yang paling rendah sedangkan TAC untuk pelarut klorobenzena memiliki nilai yang paling tinggi.
{"title":"Pengaruh Jenis Pelarut Pada Distilasi Ekstraktif Aseton-Metanol","authors":"Yansen Hartanto","doi":"10.36055/JIP.V10I1.9643","DOIUrl":"https://doi.org/10.36055/JIP.V10I1.9643","url":null,"abstract":"Distilasi merupakan teknik pemisahan yang paling banyak digunakan di industri kimia. Tetapi cara ini tidak bisa digunakan untuk memisahkan campuran azeotropik. Jika dijumpai campuran azeotropik maka harus menggunakan distilasi yang termodifikasi seperti distilasi ekstraktif, distilasi azeotropik heterogen dan pressure swing distillation. Pada penelitian ini akan digunakan distilasi ekstraktif yang menggunakan tambahan entrainer/pelarut untuk melarutkan salah satu komponen sehingga titik azeotrop bisa terpecah lalu kedua komponen bisa dipisahkan. Teknik ini menggunakan 2 kolom yaitu kolom distilasi ekstraktif dan kolom pemurnian. Pada kolom distilasi ekstraktif terjadi kontak antara umpan dan entrainer sedangkan pada kolom pemurnian terjadi pemisahan antara umpan dan entrainer. Pada penelitian ini akan dipelajari bagaimana pengaruh jenis pelarut terhadap distilasi ekstraktif campuran aseton-metanol. Pelarut yang digunakan adalah DMSO, klorobenzena dan air. Variabel yang diamati adalah besarnya biaya peralatan, biaya utilitas, dan Total Annual Cost (TAC) untuk campuran umpan yang sama dan kemurnian produk yang dijaga konstan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, TAC untuk pelarut DMSO memiliki nilai yang paling rendah sedangkan TAC untuk pelarut klorobenzena memiliki nilai yang paling tinggi.","PeriodicalId":17757,"journal":{"name":"JURNAL INTEGRASI PROSES","volume":"31 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76886586","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-05-25DOI: 10.36055/JIP.V10I1.10834
Novan Prihasa, Teguh Kurniawan
Proses ekstraksi batubara dalam setiap penambangan batubara melepaskan sejumlah emisi gas buang ke udara berupa gas metana sebesar 0,1 – 1%. Emisi gas metana pada tambang batubara merupakan salah satu kontributor efek rumah kaca dalam pemanasan global. Ketahanan gas metana berada di atmosfer rata-rata sekitar 12 tahun. Gas metana mampu menangkap panas dengan kemampuan 20 kali lipat lebih besar dari karbondioksida. Salah satu solusi yang dapat digunakan untuk mengoksidasi gas metana menjadi karbondioksida dengan konsentrasi rendah di bawah 1% adalah menggunakan Reverse Flow Reactor (RFR) . Dalam penelitian ini akan dipaparkan mengenai pengaruh konsentrasi gas umpan metana, kandungan kadar air pada aliran gas umpan metana, dan pemilihan nilai switching time terhadap unjuk kerja reaktor terkait sifat auto-thermal dan kestabilan panas RFR, dengan metode simulasi pengamatan kelakuan dinamik berupa profil temperatur reaktor dan konversi metana menggunakan software FlexPDE versi 7. Nilai konsentrasi gas umpan metana berbanding lurus terhadap nilai temperatur yang dihasilkan reaktor. Sementara nilai komposisi air pada gas umpan metana dan nilai switching time berbanding terbalik terhadap nilai temperatur yang dihasilkan reaktor. Nilai konversi metana sangat dipengaruhi oleh kondisi operasi auto-thermal dan kestabilan panas dari RFR. Jika kondisi operasi auto-thermal dapat terjadi atau dengan kata lain reaktor tidak padam, maka nilai konversi metana mampu mencapai 100%.
{"title":"Pengaruh Kadar Air Dan Konsentrasi Metana Terhadap Unjuk Kerja Reaktor Bolak Balik Dengan Umpan Emisi Gas Tambang Batubara","authors":"Novan Prihasa, Teguh Kurniawan","doi":"10.36055/JIP.V10I1.10834","DOIUrl":"https://doi.org/10.36055/JIP.V10I1.10834","url":null,"abstract":"Proses ekstraksi batubara dalam setiap penambangan batubara melepaskan sejumlah emisi gas buang ke udara berupa gas metana sebesar 0,1 – 1%. Emisi gas metana pada tambang batubara merupakan salah satu kontributor efek rumah kaca dalam pemanasan global. Ketahanan gas metana berada di atmosfer rata-rata sekitar 12 tahun. Gas metana mampu menangkap panas dengan kemampuan 20 kali lipat lebih besar dari karbondioksida. Salah satu solusi yang dapat digunakan untuk mengoksidasi gas metana menjadi karbondioksida dengan konsentrasi rendah di bawah 1% adalah menggunakan Reverse Flow Reactor (RFR) . Dalam penelitian ini akan dipaparkan mengenai pengaruh konsentrasi gas umpan metana, kandungan kadar air pada aliran gas umpan metana, dan pemilihan nilai switching time terhadap unjuk kerja reaktor terkait sifat auto-thermal dan kestabilan panas RFR, dengan metode simulasi pengamatan kelakuan dinamik berupa profil temperatur reaktor dan konversi metana menggunakan software FlexPDE versi 7. Nilai konsentrasi gas umpan metana berbanding lurus terhadap nilai temperatur yang dihasilkan reaktor. Sementara nilai komposisi air pada gas umpan metana dan nilai switching time berbanding terbalik terhadap nilai temperatur yang dihasilkan reaktor. Nilai konversi metana sangat dipengaruhi oleh kondisi operasi auto-thermal dan kestabilan panas dari RFR. Jika kondisi operasi auto-thermal dapat terjadi atau dengan kata lain reaktor tidak padam, maka nilai konversi metana mampu mencapai 100%.","PeriodicalId":17757,"journal":{"name":"JURNAL INTEGRASI PROSES","volume":"54 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-05-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84736467","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pembelajaran berbasis projek atau Project-Based Learning (PBL) merupakan salah satu metode pembelajaran yang berpusat pada aktivitas pembelajaran mahasiswa (Student-Centered Learning) dengan melakukan eksplorasi aktif terhadap pembelajaran serta menyelesaikan permasalahan yang ada. Metode PBL telah dipercaya dapat membantu dalam meningkatkan motivasi, kompetensi serta softskills mahasiswa dalam belajar. Hal ini menjadi dasar bagi Program Studi Rekayasa Keamanan Siber, Jurusan Teknik Informatika, Politeknik Negeri Batam untuk bertransformasi mengembangkan pembelajaran berbasis konvensional ke arah pembelajaran berbasis PBL. Implementasi pembelajaran berbasis PBL yang ada juga beraneka ragam tergantung dari projek, permasalahan, atau produk yang dihasilkan. Studi ini memberikan gambaran mengenai rancangan PBL Program Studi Rekayasa Keamanan Siber dengan memberikan contoh projek yang dapat dilakukan, serta tahapan pelaksanaan PBL yang benar-benar mengikuti standar pelaksanaan projek di industri (hardware, software, services) melalui metode Agile. Hal ini merupakan langkah awal dalam mewujudkan pelaksanaan PBL di program studi tersebut sehingga dapat meningkatkan soft skills maupun hard skills mahasiswa dalam memecahkan permasalahan di bidang Keamanan Siber.
{"title":"Rancangan Pembelajaran Berbasis Projek Program Studi Rekayasa Keamanan Siber Politeknik Negeri Batam","authors":"Nelmiawati Nelmiawati, Uuf Brajawidagda","doi":"10.30871/ji.v13i1.2910","DOIUrl":"https://doi.org/10.30871/ji.v13i1.2910","url":null,"abstract":"Pembelajaran berbasis projek atau Project-Based Learning (PBL) merupakan salah satu metode pembelajaran yang berpusat pada aktivitas pembelajaran mahasiswa (Student-Centered Learning) dengan melakukan eksplorasi aktif terhadap pembelajaran serta menyelesaikan permasalahan yang ada. Metode PBL telah dipercaya dapat membantu dalam meningkatkan motivasi, kompetensi serta softskills mahasiswa dalam belajar. Hal ini menjadi dasar bagi Program Studi Rekayasa Keamanan Siber, Jurusan Teknik Informatika, Politeknik Negeri Batam untuk bertransformasi mengembangkan pembelajaran berbasis konvensional ke arah pembelajaran berbasis PBL. Implementasi pembelajaran berbasis PBL yang ada juga beraneka ragam tergantung dari projek, permasalahan, atau produk yang dihasilkan. Studi ini memberikan gambaran mengenai rancangan PBL Program Studi Rekayasa Keamanan Siber dengan memberikan contoh projek yang dapat dilakukan, serta tahapan pelaksanaan PBL yang benar-benar mengikuti standar pelaksanaan projek di industri (hardware, software, services) melalui metode Agile. Hal ini merupakan langkah awal dalam mewujudkan pelaksanaan PBL di program studi tersebut sehingga dapat meningkatkan soft skills maupun hard skills mahasiswa dalam memecahkan permasalahan di bidang Keamanan Siber.","PeriodicalId":17757,"journal":{"name":"JURNAL INTEGRASI PROSES","volume":"61 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87698046","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dengan sedikitnya pengetahuan tentang nama buah yang didapat sebelumnya, tidak sedikit anak-anak maupun dewasa yang tidak mengetahui jenis maupun nama suatu buah terutama jika buah tersebut adalah buah yang langka. Selain itu kebutuhan akan alat ukur sangatlah tinggi sebanding dengan kebutuhan akan bahan pangan itu sendiri. Alat ukur yang tersedia hanyalah alat ukur yang menimbang berat buah tanpa dapat memperkirakan harga. Sehingga keberadaan akan alat ukur yang dapat mengukur berat sekaligus menampilkan harga sangatlah dibutuhkan. Dalam penelitian ini dikembangkan sistem yang menjawab kebutuhan akan sistem yang dapat memprediksi berat buah dan harga buah. Proses prediksi berat buah dilakukan dengan perhitungan jumlah pixel dan dianalisa menggunakan persamaan regresi. Hasil perkiraan berat buah ini menghasilkan eror berat rata-rata 4.44%. Sementara proses perkiraan harga buah didapat dari perkiraan bobot buah dikalikan harga per berat buah masing-masing. Hasil perkiraan harga buah ini menghasilkan eror harga buah rata-rata 5.64 %.
{"title":"Prediksi Berat dan Harga Buah Mengunakan Sensor Visual","authors":"Rahmi Mahdaliza, Budi Sugandi","doi":"10.30871/ji.v13i1.2916","DOIUrl":"https://doi.org/10.30871/ji.v13i1.2916","url":null,"abstract":"Dengan sedikitnya pengetahuan tentang nama buah yang didapat sebelumnya, tidak sedikit anak-anak maupun dewasa yang tidak mengetahui jenis maupun nama suatu buah terutama jika buah tersebut adalah buah yang langka. Selain itu kebutuhan akan alat ukur sangatlah tinggi sebanding dengan kebutuhan akan bahan pangan itu sendiri. Alat ukur yang tersedia hanyalah alat ukur yang menimbang berat buah tanpa dapat memperkirakan harga. Sehingga keberadaan akan alat ukur yang dapat mengukur berat sekaligus menampilkan harga sangatlah dibutuhkan. Dalam penelitian ini dikembangkan sistem yang menjawab kebutuhan akan sistem yang dapat memprediksi berat buah dan harga buah. Proses prediksi berat buah dilakukan dengan perhitungan jumlah pixel dan dianalisa menggunakan persamaan regresi. Hasil perkiraan berat buah ini menghasilkan eror berat rata-rata 4.44%. Sementara proses perkiraan harga buah didapat dari perkiraan bobot buah dikalikan harga per berat buah masing-masing. Hasil perkiraan harga buah ini menghasilkan eror harga buah rata-rata 5.64 %.","PeriodicalId":17757,"journal":{"name":"JURNAL INTEGRASI PROSES","volume":"96 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86243964","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Qoriatul Fitriyah, Muhammad Prihadi Eko Wahyudi, M. Grömping
Biogas plant needs to be given specific amount of relative humidity setting in order to make it work optimally. It is one major factors of gas waste adsorption through final process of activated carbon in biogas plant, especially for hydrogen sulfide. Hydrogen sulfide is a side gas appeared in biogas plant which has to be removed by various processes, including the presence of activated carbon filter that usually appeared on last stage of biomass filtration process which is poisonous and corrosive to the metal parts. Today, air humidity gauges have been found quite a lot on the market. However, how accurate the device is, needs to be further proven in the laboratory, especially when the gauges have to face corrosive gases such as this H2S. Therefore, calibration for cheap and efficient relative humidity measurement is very necessary. The method will use comparison between RH reading and RH calculation based on parameters of plant settings in the form of gas composition mixture, flow duration, pressure, volumetric flow rate, and temperature. This paper will discuss how to calculate and measure calibration for relative humidity that is practical, simple and does not cost much so that it is expected to be used for low-funding research in biogas plant.
{"title":"Calibration of Relative Humidity with Artificial Mass Method in Biogas Plant","authors":"Qoriatul Fitriyah, Muhammad Prihadi Eko Wahyudi, M. Grömping","doi":"10.30871/ji.v13i1.2025","DOIUrl":"https://doi.org/10.30871/ji.v13i1.2025","url":null,"abstract":"Biogas plant needs to be given specific amount of relative humidity setting in order to make it work optimally. It is one major factors of gas waste adsorption through final process of activated carbon in biogas plant, especially for hydrogen sulfide. Hydrogen sulfide is a side gas appeared in biogas plant which has to be removed by various processes, including the presence of activated carbon filter that usually appeared on last stage of biomass filtration process which is poisonous and corrosive to the metal parts. Today, air humidity gauges have been found quite a lot on the market. However, how accurate the device is, needs to be further proven in the laboratory, especially when the gauges have to face corrosive gases such as this H2S. Therefore, calibration for cheap and efficient relative humidity measurement is very necessary. The method will use comparison between RH reading and RH calculation based on parameters of plant settings in the form of gas composition mixture, flow duration, pressure, volumetric flow rate, and temperature. This paper will discuss how to calculate and measure calibration for relative humidity that is practical, simple and does not cost much so that it is expected to be used for low-funding research in biogas plant.","PeriodicalId":17757,"journal":{"name":"JURNAL INTEGRASI PROSES","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90161031","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
A collaborative robot such as humanoid robot which able to play soccer consist tons of software framework such as servo controller, vision system, strategy receiver and transmitter, sensors, and coordination system. All these frameworks needed to be integrated to simplify the command of creating the complexity of the robot behaviors. To overcome these problems, the Robot Operating System (ROS) can be implemented on each robot. This paper presented the implementation of the ROS: Kinetic Kame in order to integrated the whole framework which is existed in the robot. To verify the performance of this system, some experiments has been done in real-time application. From the experimental results, the ROS: Kinetic Kame able to integrate each software framework of the robot in very good response.
{"title":"The ROS: Kinetic Kame for Humanoid Robot BarelangFC","authors":"S. Susanto, Junito Suroto, Riska Analia","doi":"10.30871/ji.v13i1.2686","DOIUrl":"https://doi.org/10.30871/ji.v13i1.2686","url":null,"abstract":"A collaborative robot such as humanoid robot which able to play soccer consist tons of software framework such as servo controller, vision system, strategy receiver and transmitter, sensors, and coordination system. All these frameworks needed to be integrated to simplify the command of creating the complexity of the robot behaviors. To overcome these problems, the Robot Operating System (ROS) can be implemented on each robot. This paper presented the implementation of the ROS: Kinetic Kame in order to integrated the whole framework which is existed in the robot. To verify the performance of this system, some experiments has been done in real-time application. From the experimental results, the ROS: Kinetic Kame able to integrate each software framework of the robot in very good response.","PeriodicalId":17757,"journal":{"name":"JURNAL INTEGRASI PROSES","volume":"115 22 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84205681","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Arta Uly Siahaan, Heny Anggraini Putri, Afdhol Dzikri
One of the levels of education for early childhood is Kindergarten. The presence and development of technology has a considerable influence on the development of learning media that utilizes video-based media. The use of video as a medium for learning color recognition in English in Kindergarten is expected to enhance childrens’ understanding. The aim of this research was to develop learning media to recognize colors in English through the implementation of motion graphics and to convey material about color in English through learning media in the form of motion graphics that have been made. This product was developed using the Luther Sutopo method and distributed to Ibn Khaldun's Islamic Kindergarten. Previously, a test was conducted where it was found that this media was very good to use and it was proven that the students' average score had increased by learning to use this media.
{"title":"Motion Graphic untuk Pengenalan Warna Dalam Bahasa Inggris","authors":"Arta Uly Siahaan, Heny Anggraini Putri, Afdhol Dzikri","doi":"10.30871/ji.v13i1.2465","DOIUrl":"https://doi.org/10.30871/ji.v13i1.2465","url":null,"abstract":"One of the levels of education for early childhood is Kindergarten. The presence and development of technology has a considerable influence on the development of learning media that utilizes video-based media. The use of video as a medium for learning color recognition in English in Kindergarten is expected to enhance childrens’ understanding. The aim of this research was to develop learning media to recognize colors in English through the implementation of motion graphics and to convey material about color in English through learning media in the form of motion graphics that have been made. This product was developed using the Luther Sutopo method and distributed to Ibn Khaldun's Islamic Kindergarten. Previously, a test was conducted where it was found that this media was very good to use and it was proven that the students' average score had increased by learning to use this media.","PeriodicalId":17757,"journal":{"name":"JURNAL INTEGRASI PROSES","volume":"61 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85642810","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}