Flow Meter Trainer Kit dirancang karena keterbatasan peralatan laboratorium terkait di Politeknik Negeri Batam. Flow Meter Trainer Kit merupakan alat ukur untuk aliran fluida yang dilengkapi dengan penambahan tekanan dalam bentuk alat peraga. Secara umum, proses aliran air dimulai dengan mengisi penuh tangki air lalu pompa akan bekerja untuk mengalirkan air melalui pipa, melewati pressure meter dan rotameter yang bertugas untuk membaca hasil pengukuran debit aliran fluida sekaligus mengatur jumlah aliran fluida. Selanjutnya, air akan mengalir melewati water flow sensor dan kembali lagi ke dalam tangki. Modul praktikum akan dikembangkan berdasarkan trainer kit ini.
{"title":"Rancang Bangun Flow Meter Trainer Kit di Politeknik Negeri Batam","authors":"Qoriatul Fitriyah, M. Wahyudi","doi":"10.30871/ji.v13i1.2113","DOIUrl":"https://doi.org/10.30871/ji.v13i1.2113","url":null,"abstract":"Flow Meter Trainer Kit dirancang karena keterbatasan peralatan laboratorium terkait di Politeknik Negeri Batam. Flow Meter Trainer Kit merupakan alat ukur untuk aliran fluida yang dilengkapi dengan penambahan tekanan dalam bentuk alat peraga. Secara umum, proses aliran air dimulai dengan mengisi penuh tangki air lalu pompa akan bekerja untuk mengalirkan air melalui pipa, melewati pressure meter dan rotameter yang bertugas untuk membaca hasil pengukuran debit aliran fluida sekaligus mengatur jumlah aliran fluida. Selanjutnya, air akan mengalir melewati water flow sensor dan kembali lagi ke dalam tangki. Modul praktikum akan dikembangkan berdasarkan trainer kit ini.","PeriodicalId":17757,"journal":{"name":"JURNAL INTEGRASI PROSES","volume":"27 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84186720","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Plastik merupakan salah satu jenis material yang memiliki karakteristik tertentu terhadap panas. Salah satu karakteristik dari plastik yang dapat dipelajari adalah konduktivitas panas. Konduktivitas panas merupakankemampuan suatu material untuk menghantarkan panas dalam kurun waktu tertentu dan pada ketebalan tertentu. Konduktivitas panas pada plastik dapat dipelajari dengan menggunakan Energy2D. Jenis plastik yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari polipropilena, polistirena, HDPE, LDPE dan PVC sedangkan Ketebalan yang digunakan bervariasi mulai dari 1 cm sampai dengan 9 cm. Berdasarkan hasil simulasi yang telah dilakukan, jenis plastik polipropilena memiliki kurva paling rendah jika dibandingkan dengan semua bahan yang digunakan. Waktu yang dibutuhkan suhu bagian luar (sumber) untuk sama dengan suhu bagian dalam ruangan setelah melewati polipropilena adalah (>40 jam). Selain dari itu, waktu yang dibutuhkan suhu bagian luar untuk sama dengan suhu bagian dalam ruangan akan semakin lama jika polipropilena yang digunakan semakin tebal. Hal ini terlihat untuk ketebalan polipropilena dengan ketebalan 9 cm yang membutuhkan waktu (>60 jam).
{"title":"Penggunaan Perangkat Lunak Energy2D dalam Mempelajari Konduktivitas Panas Pada Plastik","authors":"Budiana Budiana, Rifaldi Dwi Priana, Xena Mutiara Sinurat, Canderif Amsal Oloan Silaban","doi":"10.30871/ji.v13i1.2921","DOIUrl":"https://doi.org/10.30871/ji.v13i1.2921","url":null,"abstract":"Plastik merupakan salah satu jenis material yang memiliki karakteristik tertentu terhadap panas. Salah satu karakteristik dari plastik yang dapat dipelajari adalah konduktivitas panas. Konduktivitas panas merupakankemampuan suatu material untuk menghantarkan panas dalam kurun waktu tertentu dan pada ketebalan tertentu. Konduktivitas panas pada plastik dapat dipelajari dengan menggunakan Energy2D. Jenis plastik yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari polipropilena, polistirena, HDPE, LDPE dan PVC sedangkan Ketebalan yang digunakan bervariasi mulai dari 1 cm sampai dengan 9 cm. Berdasarkan hasil simulasi yang telah dilakukan, jenis plastik polipropilena memiliki kurva paling rendah jika dibandingkan dengan semua bahan yang digunakan. Waktu yang dibutuhkan suhu bagian luar (sumber) untuk sama dengan suhu bagian dalam ruangan setelah melewati polipropilena adalah (>40 jam). Selain dari itu, waktu yang dibutuhkan suhu bagian luar untuk sama dengan suhu bagian dalam ruangan akan semakin lama jika polipropilena yang digunakan semakin tebal. Hal ini terlihat untuk ketebalan polipropilena dengan ketebalan 9 cm yang membutuhkan waktu (>60 jam).","PeriodicalId":17757,"journal":{"name":"JURNAL INTEGRASI PROSES","volume":"273 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77049296","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
In the assembly industry, the process of assembling components is very important in order to produce a quality product. Assembly of components should be carried out sequentially based on the standards set by the company. For companies that still operate the assembly process manually by employee, sometimes errors occur in the assembly process, which can affect the quality of production. In order to be carried out the assembly process according to the procedure, a system is needed that can detect employee hands when carrying out the assembly process automatically. This study proposes an artificial intelligence-based real-time employee hand detection system. This system will be the basis for the development of an automatic industrial product assembly process to welcome the Industry 4.0. To verify system performance, several experiments were carried out, such as; detecting the right and left hands of employees and detecting hands when using accessories or not. From the experimental results it can be concluded that the system is able to detect the right and left hands of employees well with the resulting FPS average of 15.4.
{"title":"Industry 4.0: Hand Recognition on Assembly Supervision Process","authors":"Riska Analia, A. Pratama, S. Susanto","doi":"10.30871/ji.v13i1.2757","DOIUrl":"https://doi.org/10.30871/ji.v13i1.2757","url":null,"abstract":"In the assembly industry, the process of assembling components is very important in order to produce a quality product. Assembly of components should be carried out sequentially based on the standards set by the company. For companies that still operate the assembly process manually by employee, sometimes errors occur in the assembly process, which can affect the quality of production. In order to be carried out the assembly process according to the procedure, a system is needed that can detect employee hands when carrying out the assembly process automatically. This study proposes an artificial intelligence-based real-time employee hand detection system. This system will be the basis for the development of an automatic industrial product assembly process to welcome the Industry 4.0. To verify system performance, several experiments were carried out, such as; detecting the right and left hands of employees and detecting hands when using accessories or not. From the experimental results it can be concluded that the system is able to detect the right and left hands of employees well with the resulting FPS average of 15.4.","PeriodicalId":17757,"journal":{"name":"JURNAL INTEGRASI PROSES","volume":"6 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80246224","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Randy Teguh Waluya Nugraha, B. Arifitama, Y. Yaddarabullah
Courier employees in an expedition company are an important asset for the company. Each Courier has a daily productivity performance to aim with a perfect score (100%) to gain a reward. However, an assessment based only on productivity performance cause problems, where it is impossible to achieve a perfect productivity score to get a reward. This research focus to improve the rewarding system using a decision support system by adding other aspects than productivity which is the behavioral aspect. Absentee, successful delivery, cash on delivery, status update, attendance, and lateness are the behavioral aspect criteria used. Profile Matching method is conducted to compare employee profiles with the standard values and calculate its GAP. The smaller the GAP, the greater the weight results for the best alternative solution. The results, from 150 employees, 5 employees were selected as the best employees and granted rewards with the highest position scored 4,733, second scored 4,725, third scored 4,7234, fourth scored 4,722, and fifth scored 4,721. Profile matching has proven to be excellent as a method for a decision support system to reward employees based on ranking.
{"title":"Decision Support System for Rewarding Courier Employees in North Jakarta Using Profile Matching","authors":"Randy Teguh Waluya Nugraha, B. Arifitama, Y. Yaddarabullah","doi":"10.30871/ji.v13i1.2535","DOIUrl":"https://doi.org/10.30871/ji.v13i1.2535","url":null,"abstract":"Courier employees in an expedition company are an important asset for the company. Each Courier has a daily productivity performance to aim with a perfect score (100%) to gain a reward. However, an assessment based only on productivity performance cause problems, where it is impossible to achieve a perfect productivity score to get a reward. This research focus to improve the rewarding system using a decision support system by adding other aspects than productivity which is the behavioral aspect. Absentee, successful delivery, cash on delivery, status update, attendance, and lateness are the behavioral aspect criteria used. Profile Matching method is conducted to compare employee profiles with the standard values and calculate its GAP. The smaller the GAP, the greater the weight results for the best alternative solution. The results, from 150 employees, 5 employees were selected as the best employees and granted rewards with the highest position scored 4,733, second scored 4,725, third scored 4,7234, fourth scored 4,722, and fifth scored 4,721. Profile matching has proven to be excellent as a method for a decision support system to reward employees based on ranking.","PeriodicalId":17757,"journal":{"name":"JURNAL INTEGRASI PROSES","volume":"34 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84301185","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ari Wibowo, Hanifah Widiastuti, N. Arifin, Nugroho Pratomo Aryanto
Baja struktur S690 dan S235JR banyak digunakan pada peralatan berat untuk struktur kerangka utama. Pada umumnya, proses fabrikasi peralatan berat selalu melibatkan proses pengelasan yang berpotensi mengubah sifat mekanis material. Oleh karena itu, pada proses fabrikasi yang melibatkan kedua baja tersebut, dilakukan proses perlakuan panas setelah pengelasan untuk memodifikasi sifat mekanisnya. Proses perlakukan panas ini dilakukan terutama untuk menghilangkan tegangan sisa dan menurunkan kegetasan melalui proses annealing. Dalam penelitian ini, annealing dilakukan pada kedua baja tersebut untuk melihat pengaruh proses perlakuan panas pada kekerasan dan struktur mikro material. Pada kedua baja tersebut dilakukan proses annealing dengan suhu 760 oC, holding time 2, 4, 6, 8, dan 10 jam serta laju pendinginan 20 oC/jam. Setelah proses annealing, pengamatan dengan mikroskop metalurgi dilakukan untuk melihat struktur mikro akhir dilanjutkan dengan pengujian kekerasan material menggunakan metode Rockwell B. Hasil pengujian menunjukkan bahwa holding time annealing mempengaruhi fasa dan ukuran butir serta kekerasan baja S690 dan S235JR. Ukuran butir terbesar terbentuk dengan holding time 10 jam sementara kekerasan terendah juga didapatkan pada holding time 10 jam. Holding time annealing juga mempengaruhi perubahan fasa dari fine bainite menjadi ferrite dengan butir yang besar pada S690 dan menurunkan ukuran pearlite pada S235JR. Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa holding time yang lama berpotensi menimbulkan efek dekarburisasi pada baja.
{"title":"Pengaruh Holding Time Annealing terhadap Perubahan Mikrostruktur Baja Struktur S690QL dan S235JR","authors":"Ari Wibowo, Hanifah Widiastuti, N. Arifin, Nugroho Pratomo Aryanto","doi":"10.30871/ji.v13i1.2881","DOIUrl":"https://doi.org/10.30871/ji.v13i1.2881","url":null,"abstract":"Baja struktur S690 dan S235JR banyak digunakan pada peralatan berat untuk struktur kerangka utama. Pada umumnya, proses fabrikasi peralatan berat selalu melibatkan proses pengelasan yang berpotensi mengubah sifat mekanis material. Oleh karena itu, pada proses fabrikasi yang melibatkan kedua baja tersebut, dilakukan proses perlakuan panas setelah pengelasan untuk memodifikasi sifat mekanisnya. Proses perlakukan panas ini dilakukan terutama untuk menghilangkan tegangan sisa dan menurunkan kegetasan melalui proses annealing. Dalam penelitian ini, annealing dilakukan pada kedua baja tersebut untuk melihat pengaruh proses perlakuan panas pada kekerasan dan struktur mikro material. Pada kedua baja tersebut dilakukan proses annealing dengan suhu 760 oC, holding time 2, 4, 6, 8, dan 10 jam serta laju pendinginan 20 oC/jam. Setelah proses annealing, pengamatan dengan mikroskop metalurgi dilakukan untuk melihat struktur mikro akhir dilanjutkan dengan pengujian kekerasan material menggunakan metode Rockwell B. Hasil pengujian menunjukkan bahwa holding time annealing mempengaruhi fasa dan ukuran butir serta kekerasan baja S690 dan S235JR. Ukuran butir terbesar terbentuk dengan holding time 10 jam sementara kekerasan terendah juga didapatkan pada holding time 10 jam. Holding time annealing juga mempengaruhi perubahan fasa dari fine bainite menjadi ferrite dengan butir yang besar pada S690 dan menurunkan ukuran pearlite pada S235JR. Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa holding time yang lama berpotensi menimbulkan efek dekarburisasi pada baja.","PeriodicalId":17757,"journal":{"name":"JURNAL INTEGRASI PROSES","volume":"41 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74448182","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Irwanto Zarma Putra, Fauzun Atabiq, D. Istardi, Ridwan Ridwan, A. Juwito, Muhammad Agil Wildan, Muhammad Ridlo Alfianto, Rahman Hakim
This research complements the shortcomings of PLTB, namely by adding a Monitoring System to the Wind Power Plant at Batam State Polytechnic. By addition of sensors, installations, and a control panel containing instruments for monitoring wind conditions, Savonius turbine rpm, and pico-generator output electrical characteristics. The method used is conventional, starting from mechanical design, program development, and installation to testing. This study's preliminary results indicate that wind at the PLTB Polibatam location is not continuous. It does not occur, even though the maximum wind speed can reach 8.9 m / s. The implementation of the savonius-type wind turbine in this study can generate electricity around 87.83 kW / week or about 0.61 kW / hour.
这项研究补充了PLTB的缺点,即在巴淡州立理工学院的风力发电厂增加了一个监测系统。通过增加传感器、装置和一个控制面板,其中包含用于监测风力条件、Savonius涡轮机转速和微型发电机输出电气特性的仪器。使用的方法是传统的,从机械设计、程序开发、安装到测试。本研究的初步结果表明,PLTB Polibatam位置的风不是连续的。即使最大风速可以达到8.9 m / s,也不会发生这种情况。本研究实施的savonius型风力机的发电量约为87.83 kW /周,约为0.61 kW /小时。
{"title":"Preliminary Study of the Vertical Axis Wind Turbine (VAWT) Prototype at Urban Area","authors":"Irwanto Zarma Putra, Fauzun Atabiq, D. Istardi, Ridwan Ridwan, A. Juwito, Muhammad Agil Wildan, Muhammad Ridlo Alfianto, Rahman Hakim","doi":"10.30871/ji.v13i1.2754","DOIUrl":"https://doi.org/10.30871/ji.v13i1.2754","url":null,"abstract":"This research complements the shortcomings of PLTB, namely by adding a Monitoring System to the Wind Power Plant at Batam State Polytechnic. By addition of sensors, installations, and a control panel containing instruments for monitoring wind conditions, Savonius turbine rpm, and pico-generator output electrical characteristics. The method used is conventional, starting from mechanical design, program development, and installation to testing. This study's preliminary results indicate that wind at the PLTB Polibatam location is not continuous. It does not occur, even though the maximum wind speed can reach 8.9 m / s. The implementation of the savonius-type wind turbine in this study can generate electricity around 87.83 kW / week or about 0.61 kW / hour.","PeriodicalId":17757,"journal":{"name":"JURNAL INTEGRASI PROSES","volume":"28 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"91530817","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Batu kapur dapat ditingkatkan nilai dan kualitasnya melalui proses sintesis Precipitated Calcium Carbonate (PCC). PCC banyak digunakan dalam industri kertas karena memiliki keunggulan ukuran partikel yang lebih seragam serta derajat kecerahan dan kemurnian yang lebih tinggi. Review artikel ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh temperatur sintesis PCC dengan modifier terhadap ukuran dan jenis kristal, mengetahui pengaruh penambahan modifier terhadap ukuran partikel PCC serta mengetahui kondisi sintesis yang menghasilkan PCC yang dapat diaplikasikan dalam industri kertas. Review artikel ini menggunakan metode kajian pustaka berdasarkan literatur jurnal ilmiah dengan menggunakan satu jurnal PCC tanpa modifier dan lima jurnal PCC dengan modifier yaitu Sodium Deoxycholate (SDC), asam oleat, dodecyltrimethylammonium bromide (DTAB), etilen glikol, dan ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA). Metode sintesis yang digunakan dari jurnal yang diteliti adalah metode kaustik soda dan karbonasi. Penentuan jenis kristal PCC menggunakan data hasil X-Ray Diffraction (XRD) dan penentuan ukuran partikel menggunakan data hasil Scanning Electron Microscope (SEM) dan Particle Size Analyzer (PSA). Berdasarkan hasil review artikel terhadap jurnal penelitian yang digunakan, temperatur reaksi mempengaruhi ukuran dan jenis kristal PCC dengan modifier . Jenis kristal kalsit terbentuk pada temperatur rendah (≤30°C), vaterit umum terbentuk pada temperatur ≥40°C, dan aragonit terbentuk pada temperatur tinggi ≥60°C. Semakin tinggi temperatur, ukuran PCC yang dihasilkan cenderung meningkat. Penambahan modifier mempengaruhi ukuran kristal PCC dengan menghasilkan ukuran yang lebih kecil dibanding dengan PCC tanpa modifier. Ukuran partikel yang dihasilkan sebesar 0,6‒10 µm.
{"title":"Pengaruh Temperatur Sintesis Precipitated Calcium Carbonate (PCC) Dengan Modifier Terhadap Ukuran Dan Jenis Kristal","authors":"Sri Wardhani","doi":"10.36055/JIP.V10I1.9207","DOIUrl":"https://doi.org/10.36055/JIP.V10I1.9207","url":null,"abstract":"Batu kapur dapat ditingkatkan nilai dan kualitasnya melalui proses sintesis Precipitated Calcium Carbonate (PCC). PCC banyak digunakan dalam industri kertas karena memiliki keunggulan ukuran partikel yang lebih seragam serta derajat kecerahan dan kemurnian yang lebih tinggi. Review artikel ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh temperatur sintesis PCC dengan modifier terhadap ukuran dan jenis kristal, mengetahui pengaruh penambahan modifier terhadap ukuran partikel PCC serta mengetahui kondisi sintesis yang menghasilkan PCC yang dapat diaplikasikan dalam industri kertas. Review artikel ini menggunakan metode kajian pustaka berdasarkan literatur jurnal ilmiah dengan menggunakan satu jurnal PCC tanpa modifier dan lima jurnal PCC dengan modifier yaitu Sodium Deoxycholate (SDC), asam oleat, dodecyltrimethylammonium bromide (DTAB), etilen glikol, dan ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA). Metode sintesis yang digunakan dari jurnal yang diteliti adalah metode kaustik soda dan karbonasi. Penentuan jenis kristal PCC menggunakan data hasil X-Ray Diffraction (XRD) dan penentuan ukuran partikel menggunakan data hasil Scanning Electron Microscope (SEM) dan Particle Size Analyzer (PSA). Berdasarkan hasil review artikel terhadap jurnal penelitian yang digunakan, temperatur reaksi mempengaruhi ukuran dan jenis kristal PCC dengan modifier . Jenis kristal kalsit terbentuk pada temperatur rendah (≤30°C), vaterit umum terbentuk pada temperatur ≥40°C, dan aragonit terbentuk pada temperatur tinggi ≥60°C. Semakin tinggi temperatur, ukuran PCC yang dihasilkan cenderung meningkat. Penambahan modifier mempengaruhi ukuran kristal PCC dengan menghasilkan ukuran yang lebih kecil dibanding dengan PCC tanpa modifier. Ukuran partikel yang dihasilkan sebesar 0,6‒10 µm.","PeriodicalId":17757,"journal":{"name":"JURNAL INTEGRASI PROSES","volume":"13 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-03-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75542079","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Saponin merupakan surfaktan nonionik yang terdapat dalam bahan alam dan dapat berfungsi sebagai agen pembersih. Dalam penelitian ini, belimbing wuluh diekstraksi untuk mendapatkan ekstrak yang mengandung saponin menggunakan metode ekstraksi maserasi dan berbantukan sonikasi dengan variasi waktu 3, 5, dan 7 hari untuk ekstraksi maserasi serta 10, 20, dan 30 menit untuk ekstraksi berbantukan sonikasi. Variasi rasio simplisia:solven yang digunakan adalah 1:6, 1:7, dan 1:8 (g/mL). Variasi ini dilakukan untuk mendapatkan kondisi ekstraksi yang feasibel. Komposisi dari ekstrak yang dihasilkan dikarakterisasi menggunakan uji LC-MS sedangkan kadar saponin dalam ekstrak dianalisis menggunakan metode gravimetri. Ekstrak kemudian diuji detergensinya melalui uji pengangkatan kotoran untuk mengetahui potensinya pada aplikasi detergen. Hasil menunjukkan bahwa metode ekstraksi berbantukan sonikasi memiliki hasil yang sebanding dengan ekstraksi maserasi namun dengan waktu ekstraksi yang relatif lebih singkat sehingga lebih feasibel digunakan untuk produksi detergen.
{"title":"Pengaruh Metode Dan Waktu Ekstraksi Terhadap Kualitas Dan Kuantitas Saponin Dalam Ekstrak Buah, Daun, Dan Tangkai Daun Belimbing Wuluh (Avverhoa Bilimbi L.) Untuk Aplikasi Detergen","authors":"Muhammad Triyogo Adiwibowo","doi":"10.36055/JIP.V9I2.9262","DOIUrl":"https://doi.org/10.36055/JIP.V9I2.9262","url":null,"abstract":"Saponin merupakan surfaktan nonionik yang terdapat dalam bahan alam dan dapat berfungsi sebagai agen pembersih. Dalam penelitian ini, belimbing wuluh diekstraksi untuk mendapatkan ekstrak yang mengandung saponin menggunakan metode ekstraksi maserasi dan berbantukan sonikasi dengan variasi waktu 3, 5, dan 7 hari untuk ekstraksi maserasi serta 10, 20, dan 30 menit untuk ekstraksi berbantukan sonikasi. Variasi rasio simplisia:solven yang digunakan adalah 1:6, 1:7, dan 1:8 (g/mL). Variasi ini dilakukan untuk mendapatkan kondisi ekstraksi yang feasibel. Komposisi dari ekstrak yang dihasilkan dikarakterisasi menggunakan uji LC-MS sedangkan kadar saponin dalam ekstrak dianalisis menggunakan metode gravimetri. Ekstrak kemudian diuji detergensinya melalui uji pengangkatan kotoran untuk mengetahui potensinya pada aplikasi detergen. Hasil menunjukkan bahwa metode ekstraksi berbantukan sonikasi memiliki hasil yang sebanding dengan ekstraksi maserasi namun dengan waktu ekstraksi yang relatif lebih singkat sehingga lebih feasibel digunakan untuk produksi detergen.","PeriodicalId":17757,"journal":{"name":"JURNAL INTEGRASI PROSES","volume":"84 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85100646","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Silver nanoparticle, Ag 0 , is a broad spectrum antimicrobial agent with a very low risk of resistance. In this study, silver nanoparticles, Ag 0 , were synthesized through the spontaneous reduction of Ag + solution using a natural reducing agent of lemon peel extract. Extraction was carried out at 60 o C for 10 minutes in a water solvent. The extraction of lemon peel involves varying the mass of the lemon peel powder, namely 2.5; 5; 7.5; and 10 grams to produce varying concentrations of reducing agents. Synthesis of silver nanoparticles was carried out at 60 o C for 20 minutes by mixing 0.1 M Ag + solution with the extract solution with various concentrations. The result of the synthesis is a dark brown to blackish colloidal solution which indicates the formation of Ag 0 from micro to nanoparticles in the solution. The concentration of lemon peel extract is directly proportional to the amount of Ag 0 formed, which is characterized by the colour of the solution. The Ag 0 solution showed its effectiveness as an antifungal under five days of observation. The Ag 0 solution also exhibits highly effective antibacterial properties based on testing against E. coli. ‘
银纳米颗粒ag0是一种广谱抗菌剂,耐药风险极低。本研究以柠檬皮提取物为天然还原剂,通过对Ag +溶液的自发还原,合成了银纳米粒子Ag 0。在60℃的水溶剂中提取10分钟。柠檬皮的提取涉及改变柠檬皮粉的质量,即2.5;5;7.5;10克产生不同浓度的还原剂。将0.1 M Ag +溶液与不同浓度的提取液混合,在60℃条件下反应20分钟,合成纳米银。合成的结果是一种深棕色到黑色的胶体溶液,这表明溶液中银从微观到纳米颗粒的形成。柠檬皮提取物的浓度与形成的Ag的量成正比,其特征是溶液的颜色。ag0溶液在5天的观察中显示出其抗真菌的有效性。基于对大肠杆菌的测试,ag0溶液也显示出高效的抗菌性能。”
{"title":"SINTESIS PERAK NANOPARTIKEL MELALUI REDUKSI SPONTAN MENGGUNAKAN REDUKTOR ALAMI EKTRAK KULIT LEMON SERTA KARAKTERISASINYA SEBAGAI ANTIFUNGI DAN ANTIBAKTERI","authors":"W. Kosimaningrum","doi":"10.36055/JIP.V9I2.9627","DOIUrl":"https://doi.org/10.36055/JIP.V9I2.9627","url":null,"abstract":"Silver nanoparticle, Ag 0 , is a broad spectrum antimicrobial agent with a very low risk of resistance. In this study, silver nanoparticles, Ag 0 , were synthesized through the spontaneous reduction of Ag + solution using a natural reducing agent of lemon peel extract. Extraction was carried out at 60 o C for 10 minutes in a water solvent. The extraction of lemon peel involves varying the mass of the lemon peel powder, namely 2.5; 5; 7.5; and 10 grams to produce varying concentrations of reducing agents. Synthesis of silver nanoparticles was carried out at 60 o C for 20 minutes by mixing 0.1 M Ag + solution with the extract solution with various concentrations. The result of the synthesis is a dark brown to blackish colloidal solution which indicates the formation of Ag 0 from micro to nanoparticles in the solution. The concentration of lemon peel extract is directly proportional to the amount of Ag 0 formed, which is characterized by the colour of the solution. The Ag 0 solution showed its effectiveness as an antifungal under five days of observation. The Ag 0 solution also exhibits highly effective antibacterial properties based on testing against E. coli. ‘","PeriodicalId":17757,"journal":{"name":"JURNAL INTEGRASI PROSES","volume":"303 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79766240","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Mikrokapsul pupuk urea merupakan salah satu inovasi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan nutrisi oleh tanaman dan mengurangi kerusakan lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah menentukan karakterisasi mikrokapsul pupuk urea dan uji pelepasan urea dari mikrokapsul. Metode mikroenkapsulasi yang digunakan yaitu crosslink emulsi dengan kitosan sebagai bahan dinding mikrokapsul dan glutaraldehyde saturated toluene (GST) sebagai agen crosslink . Hasil uji SEM menunjukkan mikrokapsul urea terbentuk dengan permukaan kasar dan berbentuk agregat. Hasil difraksi sinar X menunjukkan bahwa mikrokapsul urea dengan dengan konsentrasi larutan glutaraldehid 10% memiliki sifat kristalin lebih tinggi dibandingkan larutan glutaraldehid 5%. Hasil analisa DSC menunjukkan terjadi peningkatan titik lebur pada mikrokapsul urea dengan penambahan larutan glutaraldehyd 10%. Uji release menunjukkan bahwa kumulatif release tertinggi didapat pada larutan kitosan 2% sebesar 39,43% dan larutan glutaraldehid 3% sebesar 34,79%.
{"title":"Preparasi dan Karakterisasi Kitosan Tertaut Silang Glutaraldehide Sebagai Matrik Pupuk Urea","authors":"R. S. Lestari, J. Jayanudin","doi":"10.36055/JIP.V9I2.9221","DOIUrl":"https://doi.org/10.36055/JIP.V9I2.9221","url":null,"abstract":"Mikrokapsul pupuk urea merupakan salah satu inovasi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan nutrisi oleh tanaman dan mengurangi kerusakan lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah menentukan karakterisasi mikrokapsul pupuk urea dan uji pelepasan urea dari mikrokapsul. Metode mikroenkapsulasi yang digunakan yaitu crosslink emulsi dengan kitosan sebagai bahan dinding mikrokapsul dan glutaraldehyde saturated toluene (GST) sebagai agen crosslink . Hasil uji SEM menunjukkan mikrokapsul urea terbentuk dengan permukaan kasar dan berbentuk agregat. Hasil difraksi sinar X menunjukkan bahwa mikrokapsul urea dengan dengan konsentrasi larutan glutaraldehid 10% memiliki sifat kristalin lebih tinggi dibandingkan larutan glutaraldehid 5%. Hasil analisa DSC menunjukkan terjadi peningkatan titik lebur pada mikrokapsul urea dengan penambahan larutan glutaraldehyd 10%. Uji release menunjukkan bahwa kumulatif release tertinggi didapat pada larutan kitosan 2% sebesar 39,43% dan larutan glutaraldehid 3% sebesar 34,79%.","PeriodicalId":17757,"journal":{"name":"JURNAL INTEGRASI PROSES","volume":"7 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89944782","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}