Pub Date : 2020-07-15DOI: 10.21082/LITTRI.V6N1.2000.18-24
D. Djajadi, A. S. Murdiyati, T. Yulianti, Heri Istiono
Effectiveness of biofertilizer and IS fertilizer (ZA) in increasing the yield and quality of Virginia tobacco leaves, population of soil bacteria and soil /V contentThe experiment was conducted in inceptisol soil, Bondowoso, from June 1998 to March 1999. The experiment was aimed to study the effect of biofertilizer and N rates on population of soil bacteria and total N soil content, yield and quality of Virginia tobacco leaves The experiment was designed in factorial randomized block with two factors and four replicates Factor one consisted of two levels of biofertilizer (0 and I l/ha) and factor two was three levels of N rates (0, 25 and 50 kg N/ha). Biofertilizer was sprayed before planting and N fertilizer was added twice, at 10 and 21 days ater planting, half dosage each PjO^ (40 kg/ha) and K20 (90 kg/ha) were added as basal fertilizer. Biofertilizer (1% product) was sprayed into the plant holes (volume 100 l/ha) prior lo planting of tobacco seedlings. Results showed that interaction between biofertilizer and 2S kg N/ha treatments increased fresh leaves yield by 22% and cured leaves by 30%, and also resulted in a high value of crop index (110.16) Quality index was only increased (5%) by addition of biofertilizer In the laboratory, the combination treatment of biofertilizer and N also increased the population of bacteria and total N content of soil that was incubated for 2 weeks.
1998年6月至1999年3月,在Bondowoso的inceptisol土壤上进行了生物肥和IS肥(ZA)对弗吉尼亚烟草产量和品质、土壤细菌数量和土壤/V含量的提高效果试验。本试验旨在研究不同施氮量对土壤细菌数量、土壤全氮含量、烟叶产量和品质的影响。试验采用2因子4个重复的因子随机区组设计,因子1为2个施氮水平(0和1 l/ha),因子2为3个施氮水平(0、25和50 kg N/ha)。植前喷施生物肥料,植后第10和21天两次施氮,每PjO^ (40 kg/ha)和K20 (90 kg/ha)各施一半量。植烟前在株孔内喷施生物肥料(1%制剂),用量为100 l/ha。结果表明,生物肥料与2S kg N/ha处理互作,鲜叶产量提高22%,熟叶产量提高30%,作物指数较高(110.16),品质指数仅提高5%。在室内,生物肥料与N组合处理培养2周后,土壤细菌数量和全氮含量均有所增加。
{"title":"EFEKTIVITAS PUPUK HAYATI DAN PUPUK NITROGEN (ZA) DALAM MENINGKATKAN HASIL DAN MUTU TEMBAKAU VIRGINIA SERTA POPULASI BAKTERI DAN KADAR N TOTAL TANAH","authors":"D. Djajadi, A. S. Murdiyati, T. Yulianti, Heri Istiono","doi":"10.21082/LITTRI.V6N1.2000.18-24","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/LITTRI.V6N1.2000.18-24","url":null,"abstract":"Effectiveness of biofertilizer and IS fertilizer (ZA) in increasing the yield and quality of Virginia tobacco leaves, population of soil bacteria and soil /V contentThe experiment was conducted in inceptisol soil, Bondowoso, from June 1998 to March 1999. The experiment was aimed to study the effect of biofertilizer and N rates on population of soil bacteria and total N soil content, yield and quality of Virginia tobacco leaves The experiment was designed in factorial randomized block with two factors and four replicates Factor one consisted of two levels of biofertilizer (0 and I l/ha) and factor two was three levels of N rates (0, 25 and 50 kg N/ha). Biofertilizer was sprayed before planting and N fertilizer was added twice, at 10 and 21 days ater planting, half dosage each PjO^ (40 kg/ha) and K20 (90 kg/ha) were added as basal fertilizer. Biofertilizer (1% product) was sprayed into the plant holes (volume 100 l/ha) prior lo planting of tobacco seedlings. Results showed that interaction between biofertilizer and 2S kg N/ha treatments increased fresh leaves yield by 22% and cured leaves by 30%, and also resulted in a high value of crop index (110.16) Quality index was only increased (5%) by addition of biofertilizer In the laboratory, the combination treatment of biofertilizer and N also increased the population of bacteria and total N content of soil that was incubated for 2 weeks.","PeriodicalId":17774,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Tanaman Industri","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89431449","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-07-15DOI: 10.21082/LITTRI.V10N2.2004.41-50
Nyak Ilham, S. Suhartini, B. M. Sinaga
Panili Indonesia sudah dikenal di pasar intenasional dengan nama Java Vanilla Beans dengan kualitas yang cukup baik. Masalahnya mampukah Indonesia mempertahankan kontinuitas penawarannya sesuai dengan kualitas yang diinginkan pasar. Penelitian ini betujuan mcnganalisis: (1) kinerja penawaran atau produksi melalui peilaku luas areal dan produktivitas tanaman panili; (2) peilaku penawaran ekspor komoditas panili ke Jcrman dan Amerika Seikat (AS); dan (3) peilaku harga domestik dan harga ekspor komoditas panili. Data yang digunakan merupakan data sckundcr rentang waktu (lime series) tahunan: 1975 - 2000 pada tingkat nasional dan intenasional. Analisis data menggunakan pendekatan ckonometik dengan metode 2SLS. Hasil analisis menyimpul- kan: (1) luas tanam menghasilkan dipengaruhi oleh upah tenaga kerja secara ncgatif dalam jangka pendek luas tanaman menghasilkan belum rcsponsif terhadap perubahan tingkat upah, akan tetapi dalam jangka panjang menjadi responsif, (2) produktivitas panili dipengaruhi secara positif oleh harga panili domestik, namun produktivitas tidak rcsponsif terhadap perubahan harga; (3) ekspor panili Indonesia ke Jcrman dan AS dipengaruhi oleh ekspor tahun sebelumnya. Hal ini menginformasikan bahwa kegiatan ekspor tersebut terkait dengan kepcrcayaan antara ekspotir Indonesia dengan importir Jerman dan AS; (4) transmisi harga ekspor ke harga yang diteima petani sangat lemah, sementara transmisi harga dunia ke harga ekspor cukup erat Hal ini dapat dilihat dai tidak adanya pengaruh harga ekspor terhadap harga domestik, sedangkan harga ekspor sangat dipengaruhi oleh harga dunia; (5) upaya pengembangan panili di Indonesia lebih diarahkan pada peningkatan kualitas hasil, perluasan tanaman yang berlcbihan hendaknya memperhatikan kecenderungan permintaan ekspor; (6) untuk menjaga pangsa pasar panili Indonesia di pasar intenasional hendaknya tetap meningkatkan daya saing, baik dai segi kualitas maupun harga.Kata kunci: Panili, ekspor, Java vanilla, Indonesia, penawaranABSTRACTIndonesian Vanilla ExpotsIndonesian vanilla, Java Vanilla Beans, is widely known in intenational market. It is also regarded as high quality vanilla. The main concen for Indonesian expoters is to fulill the continuity of the supply for the quality as demanded. This study aims to analyze: (1) the effects of acreage and yields on supply and production of Indonesian vanilla; (2) the exports of Indonesian vanilla to Germany and the U.S.; (3) the domestic pices and export prices of Indonesian vanilla. This study used secondary data, time series rom 1975 to 2000 both national and intenational data. Econometric analyses using 2SLS was used in this study. The results are as follow: (1) the wages have negative effects on the acreage, in the shot run the acreage does not respond to wage changes; however, in the long run it does respond to wage changes; (2) the domestic prices positively affect on the yields, however, yields do not respond to price changes; (3) the previous expots
{"title":"PENAWARAN EKSPOR PANILI INDONESIA","authors":"Nyak Ilham, S. Suhartini, B. M. Sinaga","doi":"10.21082/LITTRI.V10N2.2004.41-50","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/LITTRI.V10N2.2004.41-50","url":null,"abstract":"Panili Indonesia sudah dikenal di pasar intenasional dengan nama Java Vanilla Beans dengan kualitas yang cukup baik. Masalahnya mampukah Indonesia mempertahankan kontinuitas penawarannya sesuai dengan kualitas yang diinginkan pasar. Penelitian ini betujuan mcnganalisis: (1) kinerja penawaran atau produksi melalui peilaku luas areal dan produktivitas tanaman panili; (2) peilaku penawaran ekspor komoditas panili ke Jcrman dan Amerika Seikat (AS); dan (3) peilaku harga domestik dan harga ekspor komoditas panili. Data yang digunakan merupakan data sckundcr rentang waktu (lime series) tahunan: 1975 - 2000 pada tingkat nasional dan intenasional. Analisis data menggunakan pendekatan ckonometik dengan metode 2SLS. Hasil analisis menyimpul- kan: (1) luas tanam menghasilkan dipengaruhi oleh upah tenaga kerja secara ncgatif dalam jangka pendek luas tanaman menghasilkan belum rcsponsif terhadap perubahan tingkat upah, akan tetapi dalam jangka panjang menjadi responsif, (2) produktivitas panili dipengaruhi secara positif oleh harga panili domestik, namun produktivitas tidak rcsponsif terhadap perubahan harga; (3) ekspor panili Indonesia ke Jcrman dan AS dipengaruhi oleh ekspor tahun sebelumnya. Hal ini menginformasikan bahwa kegiatan ekspor tersebut terkait dengan kepcrcayaan antara ekspotir Indonesia dengan importir Jerman dan AS; (4) transmisi harga ekspor ke harga yang diteima petani sangat lemah, sementara transmisi harga dunia ke harga ekspor cukup erat Hal ini dapat dilihat dai tidak adanya pengaruh harga ekspor terhadap harga domestik, sedangkan harga ekspor sangat dipengaruhi oleh harga dunia; (5) upaya pengembangan panili di Indonesia lebih diarahkan pada peningkatan kualitas hasil, perluasan tanaman yang berlcbihan hendaknya memperhatikan kecenderungan permintaan ekspor; (6) untuk menjaga pangsa pasar panili Indonesia di pasar intenasional hendaknya tetap meningkatkan daya saing, baik dai segi kualitas maupun harga.Kata kunci: Panili, ekspor, Java vanilla, Indonesia, penawaranABSTRACTIndonesian Vanilla ExpotsIndonesian vanilla, Java Vanilla Beans, is widely known in intenational market. It is also regarded as high quality vanilla. The main concen for Indonesian expoters is to fulill the continuity of the supply for the quality as demanded. This study aims to analyze: (1) the effects of acreage and yields on supply and production of Indonesian vanilla; (2) the exports of Indonesian vanilla to Germany and the U.S.; (3) the domestic pices and export prices of Indonesian vanilla. This study used secondary data, time series rom 1975 to 2000 both national and intenational data. Econometric analyses using 2SLS was used in this study. The results are as follow: (1) the wages have negative effects on the acreage, in the shot run the acreage does not respond to wage changes; however, in the long run it does respond to wage changes; (2) the domestic prices positively affect on the yields, however, yields do not respond to price changes; (3) the previous expots","PeriodicalId":17774,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Tanaman Industri","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90278820","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-07-15DOI: 10.21082/LITTRI.V10N3.2004.89-95
D. Sunarto, Nurindah, Sujak
Musuh alami dalam konsep pengendalian hama terpadu (PHT) merupakan kekuatan alami yang diharapkan dapat bekerja untuk mengen¬ dalikan serangga hama. Musuh alami akan mampu mengendalikan hama apabila sepcnuhnya mendapat kesempatan untuk bcrkembangbiak dan dukungan untuk berperan secara optimal sebagai faktor mortalitas biotik serangga hama. Untuk mendapatkan kesempatan tersebut, perlu didukung dengan tindakan konservasi. Penggunaan insektisida botani serbuk biji mimba (SBM) yang aman terhadap musuh alami diharapkan dapat mengkonservasi musuh alami. Tujuan penelitian adalah menguji pengaruh SBM terhadap musuh alami dan efektivitasnya dalam menekan populasi Helicoverpa armigera Hbn. pada tanaman kapas. Penelitian dilaksanakan di KP. Asembagus pada bulan Desember 1999 sampai dengan Mei 2000. Perlakuan yang diuji adalah (1) penyemprotan dengan insektisida botani serbuk biji mimba (SBM) konsentrasi 20 g/l air, (2) penyemprotan dengan insektisida sintetis betasifultrin (ISB) konsentrasi 1.5 ml/1 air. Masing- masing perlakuan diulang sebanyak 8 kali. Ukuran petak untuk masing- masing perlakuan pada setiap ulangan 25 x 30 m. Penyemprotan SBM maupun IBS dilakukan secara bcrkala sebelum pengamatan populasi hama dan musuh alami mulai 41 hingga 86 hari setelah tanam (hst) dengan selang waktu 5 hari (10 kali penyemprotan). Pengamatan dilakukan setiap 5 hari, sejak tanaman berumur 40 hingga 100 hsl. Variabel yang diamati adalah populasi musuh alami (parasitoid dan predator), populasi ulat dan larva penggerek buah // armigera, kerusakan badan buah, dan hasil kapas berbiji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Insektisida botani SBM dapat mengkonservasi musuh alami terutama predator dan menekan populasi penggerek buah H. armigera pada tanaman kapas. Perbedaan penekanan populasi predator yang disebabkan oleh perlakuan ISB dibanding SBM rata-rata 25%. Parasitisasi telur dan larva H. armigera pada kedua perlakuan tidak berbeda dengan tingkat parasitisasi tertinggi mencapai 63% oleh parasitoid telur Trichogrammatoidea armigera dan 25% oleh parasitoid larva Eriborus argenteopilosus dan Carcelia illola. Efektivitas SBM dalam menekan populasi hama tidak berbeda dengan efektivitas ISB. Populasi larva //. armigera rata-rata 0.95 ekor pada perlakuan SBM dan 1.5 ekor pada perlakuan ISB per 10 tanaman. Tingkat kerusakan buah pada kedua perlakuan kurang dari 10% dengan produktivitas hasil kapas berbiji 1 921 kg/ha pada perlakuan SBM dan 1 838 kg/ha pada perlakuan ISB. Dengan demikian, maka SBM layak digunakan sebagai substitusi ISB.Katakunci: Gossypium hirsutum L, Azadirachla indica A. Jussieu, insektisida botani, konservasi musuh alami, Helicoverpa armigera Hbn. ABSTRACT The effect of neem seed powder extract on natural enemy conservation and population of Helicoverpa armigera (Hubner) on cottonIn IPM concept, natural enemies are expected to act as natural power in controlling the pests. They will eonlrol the pests when they are in an encouraging environment. Conservation is p
天敌的统一病虫害防治概念(PHT)是一种自然的力量,有望为孟恩¬dalikan害虫。当宿主有机会繁殖和支持以最佳方式发挥害虫的生物死亡率时,天敌将能够控制害虫。为了获得这样的机会,需要采取保护行动。对自然敌人安全使用的植物学杀虫剂(SBM)预计将有助于保护自然敌人。该研究的目的是测试SBM对天敌的影响及其在抑制螺旋体抗菌素种群方面的有效性。棉花作物。研究是在KP进行的。1999年12月至2000年5月。测试的治疗方法包括(1)喷洒mimba种子的植物杀虫剂(SBM)浓度为20克/l的水,(2)喷洒由合成杀虫剂betasifultrin (ISB)浓度为1.5毫升/1水。每次治疗重复8次。在每一次25×30米(30英尺)的申命记中,每项治疗的网格大小。SBM和IBS的喷洒是在bcrss观察害虫和天敌的数量从5天持续41天到86天之后进行的。从40岁到100岁,每5天进行一次观察。观察到的变量包括天敌种群(寄生虫和捕食者)、毛虫和竹虫幼虫、水螅虫、水体破坏和种子棉花。研究结果表明,SBM植物学杀虫剂可以保护天敌,抑制棉花作物棉籽种群。由ISB治疗引起的食肉动物数量平均比SBM高出25%。两种治疗对H. armigera卵和幼虫的寄生虫化没有什么不同,其寄生虫的寄生虫率最高可达63%。SBM抑制害虫数量的有效性与ISB的有效性没有什么不同。幼虫的数量。armigera平均每10种植物中0.95种是SBM,每10种植物中1.5种是ISB。两种治疗的果实损害率都小于10%,而SBM的产量为150磅(921公斤),而ISB的产量为150磅(1838公斤)。因此,SBM应该被用作ISB的替代品。词:Gossypium hirsutum L, Azadirachla indica A. Jussieu,植物学杀虫剂,自然敌人保护,Helicoverpa armigera Hbn。假设,自然敌人打算像控制香蒜香的自然力量那样行动。当他们在受环境折磨的时候,他们就会跳过格兰特。保护是建立这样环境的可能。对植物感染的使用,对种子荚的extract of neem powder,这是对自然敌人的预期保护。这项研究的目的是测试飞机上NSP extract的影响及其自然敌人。该研究于1999年12月至2000年5月在asemgood研究站被埋葬。治疗应用是:NSP喷雾(NSP)和betasifultrin化学杀虫剂喷雾(BCI);用8个复制品设计的。这个阴谋的大小是25米乘30米。从第41天开始,NSP和BCI每5天使用一次,达到86天。观察变化是自然敌人的种群,H. armigera(鸡蛋和larvae),破坏了bolls和种子棉花生产。结果表明,NSP没有任何对寄生虫和捕食者在棉花上的影响,但它确实有效,所以它可以为自然敌人对受影响的捕食者的平均供应提供比泰国NSP高25%的份额。对BCI和NSP的鸡蛋和幼虫的寄生意义不同。最主要的寄生虫水平为63%至25%,由卵、三爪菌和幼虫拟寄生物纲为63%至25%。大角藻的BCI的效果与NSP无关。Larvae种群为0.95 Larvae /10个plants和1.5个Larvae /10 plants on BCI和NSP, resp。两种治疗的果实价格都低于10%,而棉质生产商的重量为140磅,而NSP和BCI为838公斤。在此之前,NSP可以作为BCI替代品使用。好词:Gossypium hirsutum L, Azadirachla indica A. Jussieu。植物活性活性,自然保护,直升机场硬度
{"title":"PENGARUH EKSTRAK SERBUK BIJI MIMBA TERHADAP KONSERVASI MUSUH ALAMI DAN POPULASI Helicoverpa armigera HUBNER PADA TANAMAN KAPAS","authors":"D. Sunarto, Nurindah, Sujak","doi":"10.21082/LITTRI.V10N3.2004.89-95","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/LITTRI.V10N3.2004.89-95","url":null,"abstract":"Musuh alami dalam konsep pengendalian hama terpadu (PHT) merupakan kekuatan alami yang diharapkan dapat bekerja untuk mengen¬ dalikan serangga hama. Musuh alami akan mampu mengendalikan hama apabila sepcnuhnya mendapat kesempatan untuk bcrkembangbiak dan dukungan untuk berperan secara optimal sebagai faktor mortalitas biotik serangga hama. Untuk mendapatkan kesempatan tersebut, perlu didukung dengan tindakan konservasi. Penggunaan insektisida botani serbuk biji mimba (SBM) yang aman terhadap musuh alami diharapkan dapat mengkonservasi musuh alami. Tujuan penelitian adalah menguji pengaruh SBM terhadap musuh alami dan efektivitasnya dalam menekan populasi Helicoverpa armigera Hbn. pada tanaman kapas. Penelitian dilaksanakan di KP. Asembagus pada bulan Desember 1999 sampai dengan Mei 2000. Perlakuan yang diuji adalah (1) penyemprotan dengan insektisida botani serbuk biji mimba (SBM) konsentrasi 20 g/l air, (2) penyemprotan dengan insektisida sintetis betasifultrin (ISB) konsentrasi 1.5 ml/1 air. Masing- masing perlakuan diulang sebanyak 8 kali. Ukuran petak untuk masing- masing perlakuan pada setiap ulangan 25 x 30 m. Penyemprotan SBM maupun IBS dilakukan secara bcrkala sebelum pengamatan populasi hama dan musuh alami mulai 41 hingga 86 hari setelah tanam (hst) dengan selang waktu 5 hari (10 kali penyemprotan). Pengamatan dilakukan setiap 5 hari, sejak tanaman berumur 40 hingga 100 hsl. Variabel yang diamati adalah populasi musuh alami (parasitoid dan predator), populasi ulat dan larva penggerek buah // armigera, kerusakan badan buah, dan hasil kapas berbiji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Insektisida botani SBM dapat mengkonservasi musuh alami terutama predator dan menekan populasi penggerek buah H. armigera pada tanaman kapas. Perbedaan penekanan populasi predator yang disebabkan oleh perlakuan ISB dibanding SBM rata-rata 25%. Parasitisasi telur dan larva H. armigera pada kedua perlakuan tidak berbeda dengan tingkat parasitisasi tertinggi mencapai 63% oleh parasitoid telur Trichogrammatoidea armigera dan 25% oleh parasitoid larva Eriborus argenteopilosus dan Carcelia illola. Efektivitas SBM dalam menekan populasi hama tidak berbeda dengan efektivitas ISB. Populasi larva //. armigera rata-rata 0.95 ekor pada perlakuan SBM dan 1.5 ekor pada perlakuan ISB per 10 tanaman. Tingkat kerusakan buah pada kedua perlakuan kurang dari 10% dengan produktivitas hasil kapas berbiji 1 921 kg/ha pada perlakuan SBM dan 1 838 kg/ha pada perlakuan ISB. Dengan demikian, maka SBM layak digunakan sebagai substitusi ISB.Katakunci: Gossypium hirsutum L, Azadirachla indica A. Jussieu, insektisida botani, konservasi musuh alami, Helicoverpa armigera Hbn. ABSTRACT The effect of neem seed powder extract on natural enemy conservation and population of Helicoverpa armigera (Hubner) on cottonIn IPM concept, natural enemies are expected to act as natural power in controlling the pests. They will eonlrol the pests when they are in an encouraging environment. Conservation is p","PeriodicalId":17774,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Tanaman Industri","volume":"47 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75747163","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-07-15DOI: 10.21082/LITTRI.V7N2.2001.60-66
Nurindah Nurindah, Dwi Adi Sunarto, Sujak Sujak
The role and potency of natural enemies in controlling HeUcoverpa armigera Hubner in cottonHeUcoverpa armigera. known as the cotton bollworm, is one of cotton productivity limiting factors. Efforts in controlling this pesl have been directed lo (he use of its natural enemies, viz. parasiloids. predator and insect pathogens in conservation techniques The study was conducted in two activities. The irst activity was the inventory of parasiloids and predators of// armigera. which was conducted from 1986 to 1999 in the cotton development area in Central Java (Rembang, Pati, and Grobogan). East Java (Situbondo, Banyuwangi, Tuban. and Lanongan), NIB (Menangabaris. Lokopriya, and Sandubaya), and NTF (Maumere, Wailiti. and Larantuka). The second activity was to sludy the potency of dominant parasiloids and predators in cotton, which was conducted in 1999/2000 in the Research Instalaiion for Tobacco and Fibre Crops, Asembagus. The objectives of the study were to evaluate Ihe diversity of natural enemies, particularly parasiloids and predators, and their role in controlling Ihe population of // armigera in cotton. The inventory of parasiloids and predators was conducted to 15 and 21 species, respectively. The predominant parasiloids were Trichogramma-loidea armigera Nagaraja (egg parasitoid) and Eriborus argenteopilosus Camreon (larval parasitoid). The predominant predators were Deraeocoris indianus Carvalho, Campylomma diversicornis Rcuter (Hemiptera Miridae). Paederus fasciatus Curtis (Coleoptera Staphylinidac) and Coccinellid beetles (Coleoptera Coccincllidac). These predators feed on eggs and small larvae of //. armigera. The potency of these parasiloids and predator, as mortality factors of the pesl, was quantitatively studied in insecticide sprayed and unsprayed cotton ields. The egg and larval parasiloids caused mortality of //. armigera eggs and larvae as high as 65% and 21%, respectively. The predators suppressed // armigera population by 82%, so that its population was lower than that of the plots treated with insecticide. These suppressions resulted in a significantly lower damage of cotton fruiting bodies (4.3-8.0% on sprayed plots vs.1.7-3.4% on unsprayed plots) and hence, a signiicantly higher production of seed cotton ( I 838 kg/ha on sprayed plots vs. 2 170 kg/ha on unsprayed plots). Thereore, // armigera population on collon basically could be managed by its natural enemies below its action threshold, when Hie natural enemies were allowed to build up their population.
{"title":"PERAN DAN POTENSI MUSUH ALAMI DALAM PENGENDALIAN HeUcoverpa armigera (HUBNER) PADA KAPAS","authors":"Nurindah Nurindah, Dwi Adi Sunarto, Sujak Sujak","doi":"10.21082/LITTRI.V7N2.2001.60-66","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/LITTRI.V7N2.2001.60-66","url":null,"abstract":"The role and potency of natural enemies in controlling HeUcoverpa armigera Hubner in cottonHeUcoverpa armigera. known as the cotton bollworm, is one of cotton productivity limiting factors. Efforts in controlling this pesl have been directed lo (he use of its natural enemies, viz. parasiloids. predator and insect pathogens in conservation techniques The study was conducted in two activities. The irst activity was the inventory of parasiloids and predators of// armigera. which was conducted from 1986 to 1999 in the cotton development area in Central Java (Rembang, Pati, and Grobogan). East Java (Situbondo, Banyuwangi, Tuban. and Lanongan), NIB (Menangabaris. Lokopriya, and Sandubaya), and NTF (Maumere, Wailiti. and Larantuka). The second activity was to sludy the potency of dominant parasiloids and predators in cotton, which was conducted in 1999/2000 in the Research Instalaiion for Tobacco and Fibre Crops, Asembagus. The objectives of the study were to evaluate Ihe diversity of natural enemies, particularly parasiloids and predators, and their role in controlling Ihe population of // armigera in cotton. The inventory of parasiloids and predators was conducted to 15 and 21 species, respectively. The predominant parasiloids were Trichogramma-loidea armigera Nagaraja (egg parasitoid) and Eriborus argenteopilosus Camreon (larval parasitoid). The predominant predators were Deraeocoris indianus Carvalho, Campylomma diversicornis Rcuter (Hemiptera Miridae). Paederus fasciatus Curtis (Coleoptera Staphylinidac) and Coccinellid beetles (Coleoptera Coccincllidac). These predators feed on eggs and small larvae of //. armigera. The potency of these parasiloids and predator, as mortality factors of the pesl, was quantitatively studied in insecticide sprayed and unsprayed cotton ields. The egg and larval parasiloids caused mortality of //. armigera eggs and larvae as high as 65% and 21%, respectively. The predators suppressed // armigera population by 82%, so that its population was lower than that of the plots treated with insecticide. These suppressions resulted in a significantly lower damage of cotton fruiting bodies (4.3-8.0% on sprayed plots vs.1.7-3.4% on unsprayed plots) and hence, a signiicantly higher production of seed cotton ( I 838 kg/ha on sprayed plots vs. 2 170 kg/ha on unsprayed plots). Thereore, // armigera population on collon basically could be managed by its natural enemies below its action threshold, when Hie natural enemies were allowed to build up their population.","PeriodicalId":17774,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Tanaman Industri","volume":"29 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"72975123","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-07-15DOI: 10.21082/LITTRI.V10N1.2004.28-33
I. Indrayani, D. Winarno, N. Subiyakto
Banyak cara dapat dilakukan untuk meningkatkan efektivitas HaNPV terhadap serangga hama sasaran. Efektivitas //aNPV terutama daya bunuhnya, dapat ditingkatkan dengan cara mengkombinasikan HaNPV dengan metode pengendalian hama lain yang pengaruhnya dapat menurunkan kckebalan tubuh serangga, misalnya insektisida nabati scrbuk biji mimba (SBM). Disamping untuk meningkatkan efektivitas, kombinasi yang sinergis antara HaNPV dan SBM juga bcrmanfaat untuk substitusi //aNPV yang produk komcrsialnya masih terbatas. Penelitian kompa- tibilitas kombinasi //aNPV dan SBM seta pengaruhnya terhadap mortalitas dan aktivitas biologi larva penggerek buah kapas H. armigera dilaksanakan di laboratoium Hama Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat Malang, mulai Maret hingga Juli 2002. Tujuannya adalah untuk mengetahui kompatibilitas dan kemanjuran kombinasi //aNPV dan SBM, seta mengetahui dampak interaksinya terhadap aktivitas biologi penggerek buah kapas //. armigera. Perlakuan yang digunakan adalah kombinasi //aNPV dan SBM berdasarkan konsentrasi subletal dan letal, yaitu: (I) Kontrol (tanpa perlakuan), (2) SBM(LC25), (3) SBM(LC,0), (4) //aNPV(LC25), (5) //aNPV(LC50), (6) /YaNPV(LC25) + SBM(LC2S), (7) /YaNPV(LC25) + SBM(LC50), (8) //aNPV(LC30) + SBM(LC2S), (9) //aNPV(LCjo) + SBM(LCjo). Setiap perlakuan disusun berdasarkan rancangan acak kelompok dengan empat kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis intcraksi antara //aNPV dan SBM pada berbagai kombinasi konsentrasi umumnya menunjukkan sifat aditif dan sinergis. Kombinasi konsentrasi yang berinteraksi sinergis adalah //aNPV(LCso) t-SBM(LCso) yang menyebabkan mortalitas larva H. armigera ± 80%. Penurunan bobot larva maupun perpanjangan umur stadia larva tcinfeksi secara cfektif dipengaruhi oleh semua perlakuan //aNPV dan SBM, baik individu maupun kombinasi.Kata kunci: Aditif, //aNPV, H. armigera, kompatibilitas, mortalitas, serbuk biji mimba, SBM, sinergisABSTRACTCompatibility of HaNPV and SBM combinations and its effects on the mortality and biological activities of cotton bollworm Helicoverpa armigera HubnerMany ways to increase the effectiveness of //aNPV against insect pests. Combination of //aNPV and other control method, namely using neem seed powder (SBM) which reduced the insect immunity system, was one way to increase the effectiveness of//aNPV. Synergistic combination of SBM to //aNPV not only increased the effectiveness of insect control but SBM itself could also substitute //aNPV which was unavailable commercially. The study was caried out in the Entomology Laboratory of Indonesian Tobacco and Fiber Crops Research Institute (ITOFCRI) in Malang rom March to July 2002. The objective was to ind out the compatibility and efficacy of //aNPV+SBM combination against cotton bollworm and its impacts to larval motality and biological activities. The treatment tested were combinations of //aNPV+SBM based on both sublethal (LCjj) and lethal (LC50) concentrations, viz. (1) Control (untreated), (2)
{"title":"KOMPATD3ILITAS KOMBINASI //aNPV DAN SBM SERTA PENGARUHNYA TERHADAP MORTALITAS DAN AKTIVITAS BIOLOGI PENGGEREK BUAH KAPAS Helicoverpa armigera HUBNER","authors":"I. Indrayani, D. Winarno, N. Subiyakto","doi":"10.21082/LITTRI.V10N1.2004.28-33","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/LITTRI.V10N1.2004.28-33","url":null,"abstract":"Banyak cara dapat dilakukan untuk meningkatkan efektivitas HaNPV terhadap serangga hama sasaran. Efektivitas //aNPV terutama daya bunuhnya, dapat ditingkatkan dengan cara mengkombinasikan HaNPV dengan metode pengendalian hama lain yang pengaruhnya dapat menurunkan kckebalan tubuh serangga, misalnya insektisida nabati scrbuk biji mimba (SBM). Disamping untuk meningkatkan efektivitas, kombinasi yang sinergis antara HaNPV dan SBM juga bcrmanfaat untuk substitusi //aNPV yang produk komcrsialnya masih terbatas. Penelitian kompa- tibilitas kombinasi //aNPV dan SBM seta pengaruhnya terhadap mortalitas dan aktivitas biologi larva penggerek buah kapas H. armigera dilaksanakan di laboratoium Hama Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat Malang, mulai Maret hingga Juli 2002. Tujuannya adalah untuk mengetahui kompatibilitas dan kemanjuran kombinasi //aNPV dan SBM, seta mengetahui dampak interaksinya terhadap aktivitas biologi penggerek buah kapas //. armigera. Perlakuan yang digunakan adalah kombinasi //aNPV dan SBM berdasarkan konsentrasi subletal dan letal, yaitu: (I) Kontrol (tanpa perlakuan), (2) SBM(LC25), (3) SBM(LC,0), (4) //aNPV(LC25), (5) //aNPV(LC50), (6) /YaNPV(LC25) + SBM(LC2S), (7) /YaNPV(LC25) + SBM(LC50), (8) //aNPV(LC30) + SBM(LC2S), (9) //aNPV(LCjo) + SBM(LCjo). Setiap perlakuan disusun berdasarkan rancangan acak kelompok dengan empat kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis intcraksi antara //aNPV dan SBM pada berbagai kombinasi konsentrasi umumnya menunjukkan sifat aditif dan sinergis. Kombinasi konsentrasi yang berinteraksi sinergis adalah //aNPV(LCso) t-SBM(LCso) yang menyebabkan mortalitas larva H. armigera ± 80%. Penurunan bobot larva maupun perpanjangan umur stadia larva tcinfeksi secara cfektif dipengaruhi oleh semua perlakuan //aNPV dan SBM, baik individu maupun kombinasi.Kata kunci: Aditif, //aNPV, H. armigera, kompatibilitas, mortalitas, serbuk biji mimba, SBM, sinergisABSTRACTCompatibility of HaNPV and SBM combinations and its effects on the mortality and biological activities of cotton bollworm Helicoverpa armigera HubnerMany ways to increase the effectiveness of //aNPV against insect pests. Combination of //aNPV and other control method, namely using neem seed powder (SBM) which reduced the insect immunity system, was one way to increase the effectiveness of//aNPV. Synergistic combination of SBM to //aNPV not only increased the effectiveness of insect control but SBM itself could also substitute //aNPV which was unavailable commercially. The study was caried out in the Entomology Laboratory of Indonesian Tobacco and Fiber Crops Research Institute (ITOFCRI) in Malang rom March to July 2002. The objective was to ind out the compatibility and efficacy of //aNPV+SBM combination against cotton bollworm and its impacts to larval motality and biological activities. The treatment tested were combinations of //aNPV+SBM based on both sublethal (LCjj) and lethal (LC50) concentrations, viz. (1) Control (untreated), (2) ","PeriodicalId":17774,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Tanaman Industri","volume":"18 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82094424","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-07-15DOI: 10.21082/LITTRI.V9N1.2003.11-16
P. D. Riajaya, F. T. Kadarwati
Penelitian pengaturan kerapalan galur harapan kapas pada sistem tumpangsari dengan kedelai dilakukan di IPPTP Mojosari, Mojokerto, Jawa Timur pada lahan sawah sesudah padi dari bulan Mei sampai dengan Oktobcr 2000. Tujuan penelitian untuk mendapatkan kerapalan lanaman yang sesuai pada galur harapan kapas pada sistem tumpangsari dengan kedelai Percobaan disusun dalam rancangan petak tcrbagi dengan 4 varictas'galur (92016/6, 91001 29 2, 88003/16/2 dan Kanesia 7) sebagai pelak utama Anak petak terdiri atas 3 tata tanam yaitu (1) tala tanam 1(1); 3, yaitu I bans kapas (I tan 'lubang) dan 3 bais kedelai, (2) tata tanam 2 (1) 4 yaitu 2 baris kapas(l tan.'lubang) dan 4 baris kedelai, (3) tata tanam 1 (2)3 yaitu 1 baris (2 tan 'lubang dan 3 bais kedelai) Jarak lanam kapas dan kedelai pada (ala tanam 1(1) 3 adalah 150 x 20 cm dan 25 x 20 cm, pada tata tanam 2( I ):4 adalah 150 (60) cm x 30 cm dan 20 cm x 20 cm, dan tata tanam 1 (2) 3 adalah 150 cm x 30 cm dan 25 cm x 20 cm Hasil penelitian menunjukkan bahwa lata tanam yang sesuai pada galur varietas baru kapas adalah tata tanam 1(1)3 |1 baris kapas (1 tan lubang) dan tiga baris kedelai] Mengurangi jumlah lanaman kapas tiap lubang dari 2 menjadi I lanaman pada tata tanam 1 (2)3 (1 baris kapas (2 lan lubang) dan 3 bais kedelai) meningkatkan eisiensi fotosintcsis dai 59 x 10 menjadi 9.4 x 10"" mgC02.mgll20 sehingga produksi kapas meningkat dari 1 167 2 menjadi I 251 6 kgha, sedangkan produksi kedelai tidak berpengaruh yaitu rata-rata 846 kgha Apabila dialur dalam sistem 2:4 (2 baris kapas diantara 4 baris kedelai), maka eisiensi fotosintcsis hanya meningkat dari 5.9 x 0A menjadi 77 x 10 mg C02mg H20 sehingga produksi kapas hanya meningkat dari I 167 2 menjadi I 206 2 kgha Pada kedua sistem lanam tersebut produktivitas galur 8800316/2 (1 323.3 kgha) lidak berbeda dengan Kanesia 7 (I 365.2 kg/ha) dan nyata lebih tinggi daripada galur 920166 (1 096 9 kgha) maupun 91001.29/2 (1 048 0 kgha).Kata kunci: Gossypium hirsutum. kapas. Glycine Max, kedelai, kerapatan lanaman, tumpangsari, hasil ABSTRACTDensity of neyv cotton lines under intercropping system with soybeanThe ield trial on different crop densities for new cotton lines under intercropping system with soybean was conducted in Mojosari. East Java from May lo October 2000 on the rice ield ater harvest. The purpose of the study was to investigate die optimum population for new cotton lines under intercropping with soybean The field experiment was arranged in a Split Plot Design with three replications. Pour new cotton lines were allocated lo main plots 92016 6, 91001/29.2 (okra leal). 88003/16/2 and Kanesia 7 'Three crop arrangements were allocated to sub-plots: 1 (1 ):3 [1 cotton row (I plant/hole) in between 3 rows of soybean), 2(1 ):4 [ 2 coton rows (1 plant/hole) in between 4 rows of soybean, and 1(2):3 (1 cotton row (2 planlholc) in between 3 rows of soybean). Two replications for sole crops of cotton and soybean were included in this expeiment lo compare
{"title":"KERAPATAN GALUR HARAPAN KAPAS PADA SISTEM TUMPANGSARI DENGAN KEDELAI","authors":"P. D. Riajaya, F. T. Kadarwati","doi":"10.21082/LITTRI.V9N1.2003.11-16","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/LITTRI.V9N1.2003.11-16","url":null,"abstract":"Penelitian pengaturan kerapalan galur harapan kapas pada sistem tumpangsari dengan kedelai dilakukan di IPPTP Mojosari, Mojokerto, Jawa Timur pada lahan sawah sesudah padi dari bulan Mei sampai dengan Oktobcr 2000. Tujuan penelitian untuk mendapatkan kerapalan lanaman yang sesuai pada galur harapan kapas pada sistem tumpangsari dengan kedelai Percobaan disusun dalam rancangan petak tcrbagi dengan 4 varictas'galur (92016/6, 91001 29 2, 88003/16/2 dan Kanesia 7) sebagai pelak utama Anak petak terdiri atas 3 tata tanam yaitu (1) tala tanam 1(1); 3, yaitu I bans kapas (I tan 'lubang) dan 3 bais kedelai, (2) tata tanam 2 (1) 4 yaitu 2 baris kapas(l tan.'lubang) dan 4 baris kedelai, (3) tata tanam 1 (2)3 yaitu 1 baris (2 tan 'lubang dan 3 bais kedelai) Jarak lanam kapas dan kedelai pada (ala tanam 1(1) 3 adalah 150 x 20 cm dan 25 x 20 cm, pada tata tanam 2( I ):4 adalah 150 (60) cm x 30 cm dan 20 cm x 20 cm, dan tata tanam 1 (2) 3 adalah 150 cm x 30 cm dan 25 cm x 20 cm Hasil penelitian menunjukkan bahwa lata tanam yang sesuai pada galur varietas baru kapas adalah tata tanam 1(1)3 |1 baris kapas (1 tan lubang) dan tiga baris kedelai] Mengurangi jumlah lanaman kapas tiap lubang dari 2 menjadi I lanaman pada tata tanam 1 (2)3 (1 baris kapas (2 lan lubang) dan 3 bais kedelai) meningkatkan eisiensi fotosintcsis dai 59 x 10 menjadi 9.4 x 10\"\" mgC02.mgll20 sehingga produksi kapas meningkat dari 1 167 2 menjadi I 251 6 kgha, sedangkan produksi kedelai tidak berpengaruh yaitu rata-rata 846 kgha Apabila dialur dalam sistem 2:4 (2 baris kapas diantara 4 baris kedelai), maka eisiensi fotosintcsis hanya meningkat dari 5.9 x 0A menjadi 77 x 10 mg C02mg H20 sehingga produksi kapas hanya meningkat dari I 167 2 menjadi I 206 2 kgha Pada kedua sistem lanam tersebut produktivitas galur 8800316/2 (1 323.3 kgha) lidak berbeda dengan Kanesia 7 (I 365.2 kg/ha) dan nyata lebih tinggi daripada galur 920166 (1 096 9 kgha) maupun 91001.29/2 (1 048 0 kgha).Kata kunci: Gossypium hirsutum. kapas. Glycine Max, kedelai, kerapatan lanaman, tumpangsari, hasil ABSTRACTDensity of neyv cotton lines under intercropping system with soybeanThe ield trial on different crop densities for new cotton lines under intercropping system with soybean was conducted in Mojosari. East Java from May lo October 2000 on the rice ield ater harvest. The purpose of the study was to investigate die optimum population for new cotton lines under intercropping with soybean The field experiment was arranged in a Split Plot Design with three replications. Pour new cotton lines were allocated lo main plots 92016 6, 91001/29.2 (okra leal). 88003/16/2 and Kanesia 7 'Three crop arrangements were allocated to sub-plots: 1 (1 ):3 [1 cotton row (I plant/hole) in between 3 rows of soybean), 2(1 ):4 [ 2 coton rows (1 plant/hole) in between 4 rows of soybean, and 1(2):3 (1 cotton row (2 planlholc) in between 3 rows of soybean). Two replications for sole crops of cotton and soybean were included in this expeiment lo compare ","PeriodicalId":17774,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Tanaman Industri","volume":"487 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76377935","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-07-15DOI: 10.21082/LITTRI.V9N4.2003.129-140
Abdul Rachman, N. Mahfudz
Percobaan lapang telah dilakukan pada tanah vetisol di Kebun Percobaan Pekuwon, Bojonegoro, dimulai Mei sampai September 1996, untuk mempelajari pengaruh populasi tanaman tembakau terhadap sifat agronomis dan kadar Cl daun tanaman tembakau Virginia yang diolah dengan cara dirajang. Tinggi tempat dari lahan percobaan 13 m dpi, dan dengan tipe iklim D. Tanah bertekstur liat dengan 80% liat, 15% debu dan 5% pasir, 0.62% C-organik, 0.10% N, dan pH 8.20. Percobaan disusun dalam ancangan acak kelompok dengan 4 ulangan. Perlakuan terdiri dari enam laraf populasi tanaman tembakau (12 000; 18 000; 24 000; 36 000; 48 000, dan 60 000 tanaman per ha atau setara dengan 144, 216, 288, 432, 576, dan 720 tanaman per petak). Ukuran petak 12 m x 10 m. Dalam percobaan ini akan dipelajari pula pengaruh bentuk hasil (rajangan dan krosok) terhadap kadar Cl daun. Sepuluh tanaman per petak diolah secara lue-cuing di dalam oven mini, untuk dianalisis kadar Cl daunnya. Varietas tembakau adalah DB 101. Hasil dan indeks tanaman masih terus meningkat sampai populasi tetinggi, sedangkan mutu dan rendemen tidak terpengaruh oleh peningkatan populasi. Peningkatan populasi sebaliknya menurunkan ukuran daun, bobot tiap daun, tinggi tanaman, lingkar batang, dan jumlah daun yang dapat dipanen. Berdasar hasil, mutu dan mudahnya pengelolaan di lapang populasi yang optimal adalah 24 000 tanaman per ha, untuk tembakau Virginia rajangan di Bojonegoro. Peningkatan populasi hanya berpengaruh pada kadar Cl daun atas saja. Sedangkan bentuk hasil tembakau ajangan dan krosok tidak berpengaruh pada kadar Cl daun.Kata kunci: Nicotiana tabacum, tembakau. tembakau Virginia rajangan, populasi tanaman, vertisols, sifat agronomis, kadar Cl, bentuk olahan ABSTRACT Effect of plant population on agronomic characteristics and leaf Cl content of sliced Virginia tobacco grown in vertisols of BojonegoroThe expeiment was conducted in vetisol soil of Bojonegoro in 1996 to study the effect of plant population on agronomic characteistics and Cl content of sliced tobacco leaves. The experiment was site located 13 m above sea level, with D climatic type. The soil characteristics were clay texture with 80% clay, 15% silt and 5% sand, 0.62% C-organic, 0.10 % N, and pH 8.2. The treatment consisted of six plant populations (12.000 up to 60.000 plants per ha equal with 144, 216, 288, 432, 576, and 720 plants per plot) was arranged in a randomized block design, with four replications. Plot size was 12 m x 10 m. Plant population per plo( based on the six treatment levels. For Cl content analysis, 10 plants plot was also taken to be processed with lue-curing method in mini oven. Tobacco variety was DB 101. Yield and crop index increased steadily as plant population increased up to the highest plant population. However the increase in plant population decreased the size, weight, number of leaves, and plant height. While grade index, percentage of dry to fresh leaf yield and Cl content of lower and middle leaves were not a
{"title":"PENGARUH POPULASI TANAMAN TERHADAP SIFAT AGRONOMIS SERTA KADAR Cl DAUN TEMBAKAU VIRGINIA RAJANGAN PADA TANAH VERTISOLS DI BOJONEGORO","authors":"Abdul Rachman, N. Mahfudz","doi":"10.21082/LITTRI.V9N4.2003.129-140","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/LITTRI.V9N4.2003.129-140","url":null,"abstract":"Percobaan lapang telah dilakukan pada tanah vetisol di Kebun Percobaan Pekuwon, Bojonegoro, dimulai Mei sampai September 1996, untuk mempelajari pengaruh populasi tanaman tembakau terhadap sifat agronomis dan kadar Cl daun tanaman tembakau Virginia yang diolah dengan cara dirajang. Tinggi tempat dari lahan percobaan 13 m dpi, dan dengan tipe iklim D. Tanah bertekstur liat dengan 80% liat, 15% debu dan 5% pasir, 0.62% C-organik, 0.10% N, dan pH 8.20. Percobaan disusun dalam ancangan acak kelompok dengan 4 ulangan. Perlakuan terdiri dari enam laraf populasi tanaman tembakau (12 000; 18 000; 24 000; 36 000; 48 000, dan 60 000 tanaman per ha atau setara dengan 144, 216, 288, 432, 576, dan 720 tanaman per petak). Ukuran petak 12 m x 10 m. Dalam percobaan ini akan dipelajari pula pengaruh bentuk hasil (rajangan dan krosok) terhadap kadar Cl daun. Sepuluh tanaman per petak diolah secara lue-cuing di dalam oven mini, untuk dianalisis kadar Cl daunnya. Varietas tembakau adalah DB 101. Hasil dan indeks tanaman masih terus meningkat sampai populasi tetinggi, sedangkan mutu dan rendemen tidak terpengaruh oleh peningkatan populasi. Peningkatan populasi sebaliknya menurunkan ukuran daun, bobot tiap daun, tinggi tanaman, lingkar batang, dan jumlah daun yang dapat dipanen. Berdasar hasil, mutu dan mudahnya pengelolaan di lapang populasi yang optimal adalah 24 000 tanaman per ha, untuk tembakau Virginia rajangan di Bojonegoro. Peningkatan populasi hanya berpengaruh pada kadar Cl daun atas saja. Sedangkan bentuk hasil tembakau ajangan dan krosok tidak berpengaruh pada kadar Cl daun.Kata kunci: Nicotiana tabacum, tembakau. tembakau Virginia rajangan, populasi tanaman, vertisols, sifat agronomis, kadar Cl, bentuk olahan ABSTRACT Effect of plant population on agronomic characteristics and leaf Cl content of sliced Virginia tobacco grown in vertisols of BojonegoroThe expeiment was conducted in vetisol soil of Bojonegoro in 1996 to study the effect of plant population on agronomic characteistics and Cl content of sliced tobacco leaves. The experiment was site located 13 m above sea level, with D climatic type. The soil characteristics were clay texture with 80% clay, 15% silt and 5% sand, 0.62% C-organic, 0.10 % N, and pH 8.2. The treatment consisted of six plant populations (12.000 up to 60.000 plants per ha equal with 144, 216, 288, 432, 576, and 720 plants per plot) was arranged in a randomized block design, with four replications. Plot size was 12 m x 10 m. Plant population per plo( based on the six treatment levels. For Cl content analysis, 10 plants plot was also taken to be processed with lue-curing method in mini oven. Tobacco variety was DB 101. Yield and crop index increased steadily as plant population increased up to the highest plant population. However the increase in plant population decreased the size, weight, number of leaves, and plant height. While grade index, percentage of dry to fresh leaf yield and Cl content of lower and middle leaves were not a","PeriodicalId":17774,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Tanaman Industri","volume":"110 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81360880","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-07-15DOI: 10.21082/LITTRI.V10N3.2004.112-117
T. L. Mardiningsih, A. M. Amir, I. M. Trisawa, I. G. N. Purnayasa
Jambu mete (Anacardium occidentale L.) merupakan salah satu komoditas ekspor. Salah satu kendala dalam produksinya adalah serangan hama. Di Nusa Tcnggara Barat (NTB), Sanurus indecora telah menjadi isu utama dan dianggap sebagai salah satu hama yang scrius menyerang tanaman jambu mete. Untuk mengetahui bioekologi S. indecora dan pengaruh scrangannya terhadap kchilangan hasil jambu mete telah dilakukan penelitian di pertanaman jambu mete di Dusun Sambik Rindang, Desa Salut, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Barat, NTB dan di laboratorium Entomologi, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor dari April sampai Oktober 2003. Penelitian ini terdiri atas dua kegiatan penelitian yaitu di lapang dan di laboratorium. Kegiatan di lapang adalah untuk mengetahui pengaruh serangan S. indecora terhadap kchilangan hasil, ekobiologi, dan musuh alami, sedang kegiatan laboratorium ialah tingkat parasitasi Aphanomerus sp. pada telur S. indecora. Penelitian pengaruh serangan S. indecora terhadap kehilangan hasil jambu mete dilakukan dengan perlakuan pucuk jambu mete yang dikurung dengan kurungan kasa dan yang tidak dikurung. Perlakuan yang dikurung ialah 25 pucuk jambu mete yang tidak terserang (tanpa) S. indecora yang telah mempunyai 5-12 bunga hermaprodit. Sebagai perlakuan yang tidak dikurung ialah 13 pucuk belum terserang S. indecora dan 12 pucuk jambu mete dengan kisaran bunga hermaprodit seperti tersebut di atas yang telah terserang S. indecora. Pengamatan dilakukan terhadap perkembangan bunga mete, awal serangan pada pucuk dan berat gclondong. Untuk mengetahui sebaran 5. indecora dilakukan survei di tiga kapubaten di Propinsi NTB yaitu Lombok Barat, Lombok Timur dan Sumbawa dengan metode sampling. Penelitian biologi dilakukan terhadap 60 nimfa yang baru keluar secara individu dan diamati perkembangannya setiap hari. Penelitian untuk mengetahui musuh alami selain parasitoid telur, dilakukan pengamatan pada 10 pucuk jambu mete yang terserang 5. indecora. Pengamatan dilakukan tiap minggu. Tingkat parasitasi Aphanomerus sp. dihitung dengan mengamati parasitoid yang keluar dari 100 kelompok telur S. indecora setiap hari. Hasil penelitian di Dusun Sambik Rindang, Desa Salut, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Barat, NTB menunjukkan bahwa serangan S. indecora menyebabkan kehilangan hasil jambu mete sebesar 57.83%. Hasil survei di tiga kabupaten yaitu Lombok Barat, Lombok Timur dan Sumbawa menunjukkan bahwa S. indecora ditemukan di tiga kabupaten tersebut. Dengan demikian 5. indecora merupakan salah satu hama utama jambu mete. Dari penelitian biologi, lama stadia telur S. indecora ialah 5-9 hari. Stadia nimfa terdiri dari 6 instar, total masa nimfa adalah 42 - 49 hari dan lama masa imago (serangga dewasa) ialah 5 -6 hai. Selain Aphanomerus sp. (Hymenoptera: Platygasteridae), beberapa musuh alami lainnya yang ditemukan di lapang yaitu laba-laba (Arachnida), kumbang Coccinellidae (Coleoptera), Braconidae, Chaleididae (Hymenoptera), belalang sembah (Orthopter
{"title":"BIOEKOLOGI DAN PENGARUH SERANGAN Sanurus indecora TERHADAP KEHILANGAN HASIL JAMBU METE","authors":"T. L. Mardiningsih, A. M. Amir, I. M. Trisawa, I. G. N. Purnayasa","doi":"10.21082/LITTRI.V10N3.2004.112-117","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/LITTRI.V10N3.2004.112-117","url":null,"abstract":"Jambu mete (Anacardium occidentale L.) merupakan salah satu komoditas ekspor. Salah satu kendala dalam produksinya adalah serangan hama. Di Nusa Tcnggara Barat (NTB), Sanurus indecora telah menjadi isu utama dan dianggap sebagai salah satu hama yang scrius menyerang tanaman jambu mete. Untuk mengetahui bioekologi S. indecora dan pengaruh scrangannya terhadap kchilangan hasil jambu mete telah dilakukan penelitian di pertanaman jambu mete di Dusun Sambik Rindang, Desa Salut, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Barat, NTB dan di laboratorium Entomologi, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor dari April sampai Oktober 2003. Penelitian ini terdiri atas dua kegiatan penelitian yaitu di lapang dan di laboratorium. Kegiatan di lapang adalah untuk mengetahui pengaruh serangan S. indecora terhadap kchilangan hasil, ekobiologi, dan musuh alami, sedang kegiatan laboratorium ialah tingkat parasitasi Aphanomerus sp. pada telur S. indecora. Penelitian pengaruh serangan S. indecora terhadap kehilangan hasil jambu mete dilakukan dengan perlakuan pucuk jambu mete yang dikurung dengan kurungan kasa dan yang tidak dikurung. Perlakuan yang dikurung ialah 25 pucuk jambu mete yang tidak terserang (tanpa) S. indecora yang telah mempunyai 5-12 bunga hermaprodit. Sebagai perlakuan yang tidak dikurung ialah 13 pucuk belum terserang S. indecora dan 12 pucuk jambu mete dengan kisaran bunga hermaprodit seperti tersebut di atas yang telah terserang S. indecora. Pengamatan dilakukan terhadap perkembangan bunga mete, awal serangan pada pucuk dan berat gclondong. Untuk mengetahui sebaran 5. indecora dilakukan survei di tiga kapubaten di Propinsi NTB yaitu Lombok Barat, Lombok Timur dan Sumbawa dengan metode sampling. Penelitian biologi dilakukan terhadap 60 nimfa yang baru keluar secara individu dan diamati perkembangannya setiap hari. Penelitian untuk mengetahui musuh alami selain parasitoid telur, dilakukan pengamatan pada 10 pucuk jambu mete yang terserang 5. indecora. Pengamatan dilakukan tiap minggu. Tingkat parasitasi Aphanomerus sp. dihitung dengan mengamati parasitoid yang keluar dari 100 kelompok telur S. indecora setiap hari. Hasil penelitian di Dusun Sambik Rindang, Desa Salut, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Barat, NTB menunjukkan bahwa serangan S. indecora menyebabkan kehilangan hasil jambu mete sebesar 57.83%. Hasil survei di tiga kabupaten yaitu Lombok Barat, Lombok Timur dan Sumbawa menunjukkan bahwa S. indecora ditemukan di tiga kabupaten tersebut. Dengan demikian 5. indecora merupakan salah satu hama utama jambu mete. Dari penelitian biologi, lama stadia telur S. indecora ialah 5-9 hari. Stadia nimfa terdiri dari 6 instar, total masa nimfa adalah 42 - 49 hari dan lama masa imago (serangga dewasa) ialah 5 -6 hai. Selain Aphanomerus sp. (Hymenoptera: Platygasteridae), beberapa musuh alami lainnya yang ditemukan di lapang yaitu laba-laba (Arachnida), kumbang Coccinellidae (Coleoptera), Braconidae, Chaleididae (Hymenoptera), belalang sembah (Orthopter","PeriodicalId":17774,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Tanaman Industri","volume":"56 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77061430","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-07-15DOI: 10.21082/LITTRI.V6N2.2000.33-36
Gembong Dalmadiyo, Moch. Amir Kartamidjaja
The effect of tobacco curl disease on the yield and quality of eight Virginia tobacco varietiesTobacco leaf curl disease is one of the important diseases on Virginia tobacco which especially occurs in dry condition. The use of resistant varieties is one of the most effective way to control the disease. This experiment was lo evaluate the effect of tobacco curl disease on tobacco varieties (DB 101, Coker 319, Coker 176, Coker 48, Coker 86, and Coker 371 Gold) and two promising lines (T.45/T.65 and T.45/T.69). The experiment was conducted in Pekuwon, Sumberrejo, Bojonegoro from April to October 1997. The experiment was arranged in randomized block design with three replications. The tobacco seedlings wee transplanted in 0.9 m x 0.6 m spacing and 9.0 m x 9.0 m plot size. The fertilizer dosage applied are 300 kg ZA + 108 kg SP-36 + 156 kg ZK per ha The parameters observed including percentage of diseased plant, productive leaves, as well as the yield and quality of leaves. The esults showed that Coker 371 Gold variety showed the lowest disease percentage (6.89%), decrease in productive leaves was high (71.86%), Whereas the two promising lines, were T.45/T.6S and T.45/T.69 showed that the percentage of diseased plants wee not significantly different compared with DB 101, Coker 319, and Coker 48, but the decrease in productive leaves was lower. The yield of these promising lines were 10.12-10.30 kg/81 m!, grade indexes 86.04-87.27, and crop indexes are 88.31-88.63. Coker 176 was the most susceptible variety. The percentage of diseased plant, flue- cured yield, grade index, and crop index on Coker 176 wee 42.67%, 7.77 kg/81 m!, 86.09, and 66.89, respectively.
烟草卷曲病对8个维吉尼亚烟草品种产量和品质的影响烟草卷曲病是维吉尼亚烟草的重要病害之一,尤其发生在干燥条件下。使用抗病品种是控制该病最有效的方法之一。本试验旨在评价烟草卷曲病对烟草品种(db101、焦化319、焦化176、焦化48、焦化86和焦化371金)和2个有前途的品系(T.45/T.)的影响。65和T.45/T.69)。实验于1997年4月至10月在博约涅戈罗的苏姆贝里雷霍的佩库旺进行。试验采用随机区组设计,每组3个重复。烟苗移栽间距为0.9 m × 0.6 m,畦型为9.0 m × 9.0 m。施氮量为每公顷300 kg ZA + 108 kg SP-36 + 156 kg ZK。观察到的参数包括病株率、有效叶片、叶片产量和品质。结果表明,Coker 371 Gold品种病死率最低(6.89%),有效叶减数最高(71.86%),而2个候选品系均为T.45/T。6S和T.45/T。结果表明,与db101、Coker 319和Coker 48相比,病株率差异不显著,但有效叶片减少量较低。这些候选品系的产量为10.12 ~ 10.30 kg/81 m!等级指数为86.04-87.27,作物指数为88.31-88.63。coker176是最敏感的品种。焦炭176株的病株率、烤烟产量、等级指数和作物指数分别为42.67%、7.77 kg/81 m!分别为86.09和66.89。
{"title":"PENGARUH PENYAKIT KRUPUK TERHADAP HASIL DAN MUTU DELAPAN VARIETAS TEMBAKAU VIRGINIA","authors":"Gembong Dalmadiyo, Moch. Amir Kartamidjaja","doi":"10.21082/LITTRI.V6N2.2000.33-36","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/LITTRI.V6N2.2000.33-36","url":null,"abstract":"The effect of tobacco curl disease on the yield and quality of eight Virginia tobacco varietiesTobacco leaf curl disease is one of the important diseases on Virginia tobacco which especially occurs in dry condition. The use of resistant varieties is one of the most effective way to control the disease. This experiment was lo evaluate the effect of tobacco curl disease on tobacco varieties (DB 101, Coker 319, Coker 176, Coker 48, Coker 86, and Coker 371 Gold) and two promising lines (T.45/T.65 and T.45/T.69). The experiment was conducted in Pekuwon, Sumberrejo, Bojonegoro from April to October 1997. The experiment was arranged in randomized block design with three replications. The tobacco seedlings wee transplanted in 0.9 m x 0.6 m spacing and 9.0 m x 9.0 m plot size. The fertilizer dosage applied are 300 kg ZA + 108 kg SP-36 + 156 kg ZK per ha The parameters observed including percentage of diseased plant, productive leaves, as well as the yield and quality of leaves. The esults showed that Coker 371 Gold variety showed the lowest disease percentage (6.89%), decrease in productive leaves was high (71.86%), Whereas the two promising lines, were T.45/T.6S and T.45/T.69 showed that the percentage of diseased plants wee not significantly different compared with DB 101, Coker 319, and Coker 48, but the decrease in productive leaves was lower. The yield of these promising lines were 10.12-10.30 kg/81 m!, grade indexes 86.04-87.27, and crop indexes are 88.31-88.63. Coker 176 was the most susceptible variety. The percentage of diseased plant, flue- cured yield, grade index, and crop index on Coker 176 wee 42.67%, 7.77 kg/81 m!, 86.09, and 66.89, respectively.","PeriodicalId":17774,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Tanaman Industri","volume":"30 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90565253","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-07-15DOI: 10.21082/LITTRI.V10N2.2004.66-73
Hasnam, Emy Sulistyowati, Siwi Sumartini, Fitrintngdyah Tri Kadarwati, P. D. Riajaya
Tujuan utama pemuliaan kapas di Indonesia adalah meningkatkan produktivitas dan kualitas serat dalam upaya meningkatkan pendapatan petani dan memperbaiki mutu benang tcnun seta kualitas tekstil yang harus bersaing di pasar internasional. Scjumlah enam persilangan telah dilakukan antara dua varietas dai India. I.RA 5166 dan SRT-1 dengan dua varietas dai Amerika Serikat, Dcltapine 55 dan Deltapinc Acala 90 dan satu vaietas dai Australia, Siokra. Seleksi individu, seleksi galur dan seleksi individu dalam galur dilaksanakan pada generasi F2 sampai F5 berdasarkan jumlah buah, tingkat kerusakan daun terhadap Sundapteryx biguttula. dan mutu serat; semua proses di atas dilakukan pada kondisi lahan tadah hujan, dan tanpa penggunaan insektisida terhadap tanaman; dari proses di atas diperoleh 12 galur harapan. Sejumlah 13 percobaan dilakukan antara tahun 1993 sampai dengan 2001 untuk mengamati kcragaan galur-galur baru tersebut; pengujian dilakukan di Jawa Timur dan Sulawesi Selatan, menggunakan teknik-teknik penelitian standar. Dengan proscdur ini dapat diidcntifikasi beberapa galur yang menunjuk¬ kan perbaikan serenlak hasil dan kualitas serat kapas. Beberapa penelitian juga dilakukan untuk mcngcvaluasi tanggap galur-galur tersebut pada tumpangsari dengan kedelai dan kacang hijau di Jawa Timur. Dua galur, 88003/16/2 dan 92016/6 (sudah dilepas dengan nama vaietas Kanesia 8 dan Kanesia 9 pada bulan Juni 2003), menunjukkan produktivitas dan kualitas serai yang lebih linggi. Rata-rata, kedua vaietas menghasilkan 1.85 ton dan 191 ton kapas berbiji per hektar atau 8-12% lebih tinggi dai hasil vaietas Kanesia 7 yang sudah dilepas sebelumnya. Persentase serat 35.2%, kekuatan serat berkisar antara 22.6-24.7 gram tex'1, serat lebih panjang dan berkisar 29.2-30.3 mm sedangkan angka mikroncr lebih rendah yang menyatakan bahwa serat lebih halus. Semua perbaikan di atas menunjukkan perbaikan mutu serat. Kanesia 8 dan Kanesia 9 juga menunjukkan peningkatan ketahanan terhadap Sundapteryx biguttula dan komplcks hama kapas. Kanesia 8 dan Kanesia 9 kurang kompctitif dalam tumpang sari dengan kedelai jika dibandingkan dengan Kanesia 7. Pada tumpang sari dengan kacang hijau Kanesia 8 juga mengalami kehilangan hasil yang tinggi, sedangkan Kanesia 9 menunjukkan toleransi yang tinggi dalam kompctisi dengan kacang hijau. Pelepasan Kanesia 8 dan Kanesia 9 akan memberikan pilihan varietas yang lebih banyak bagi petani dan perusahaan pemintalan untuk menyesuaikan dengan produk akhirnya.Kata kunci : Gossypium hirsutum, prosedur pemuliaan, produktivitas, kualitas serat, Sundapteryx biguttula, tumpangsari ABSTRACT Genetic improvement on two new cotton varieties, Kanesia 8 and Kanesia 9The main objective of cotton breeding in Indonesia is to improve productivity and fiber quality which is aimed to increase farmers' income and to make beter yam and textile quality that has to compete in international market Six crosses were made between two Indian varieties, LRA 5166 and SRT-1 with two U
{"title":"KEMAJUAN GENETDX PADA DUA VARIETAS BARU KAPAS, KANESIA 8 DAN KANESIA","authors":"Hasnam, Emy Sulistyowati, Siwi Sumartini, Fitrintngdyah Tri Kadarwati, P. D. Riajaya","doi":"10.21082/LITTRI.V10N2.2004.66-73","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/LITTRI.V10N2.2004.66-73","url":null,"abstract":"Tujuan utama pemuliaan kapas di Indonesia adalah meningkatkan produktivitas dan kualitas serat dalam upaya meningkatkan pendapatan petani dan memperbaiki mutu benang tcnun seta kualitas tekstil yang harus bersaing di pasar internasional. Scjumlah enam persilangan telah dilakukan antara dua varietas dai India. I.RA 5166 dan SRT-1 dengan dua varietas dai Amerika Serikat, Dcltapine 55 dan Deltapinc Acala 90 dan satu vaietas dai Australia, Siokra. Seleksi individu, seleksi galur dan seleksi individu dalam galur dilaksanakan pada generasi F2 sampai F5 berdasarkan jumlah buah, tingkat kerusakan daun terhadap Sundapteryx biguttula. dan mutu serat; semua proses di atas dilakukan pada kondisi lahan tadah hujan, dan tanpa penggunaan insektisida terhadap tanaman; dari proses di atas diperoleh 12 galur harapan. Sejumlah 13 percobaan dilakukan antara tahun 1993 sampai dengan 2001 untuk mengamati kcragaan galur-galur baru tersebut; pengujian dilakukan di Jawa Timur dan Sulawesi Selatan, menggunakan teknik-teknik penelitian standar. Dengan proscdur ini dapat diidcntifikasi beberapa galur yang menunjuk¬ kan perbaikan serenlak hasil dan kualitas serat kapas. Beberapa penelitian juga dilakukan untuk mcngcvaluasi tanggap galur-galur tersebut pada tumpangsari dengan kedelai dan kacang hijau di Jawa Timur. Dua galur, 88003/16/2 dan 92016/6 (sudah dilepas dengan nama vaietas Kanesia 8 dan Kanesia 9 pada bulan Juni 2003), menunjukkan produktivitas dan kualitas serai yang lebih linggi. Rata-rata, kedua vaietas menghasilkan 1.85 ton dan 191 ton kapas berbiji per hektar atau 8-12% lebih tinggi dai hasil vaietas Kanesia 7 yang sudah dilepas sebelumnya. Persentase serat 35.2%, kekuatan serat berkisar antara 22.6-24.7 gram tex'1, serat lebih panjang dan berkisar 29.2-30.3 mm sedangkan angka mikroncr lebih rendah yang menyatakan bahwa serat lebih halus. Semua perbaikan di atas menunjukkan perbaikan mutu serat. Kanesia 8 dan Kanesia 9 juga menunjukkan peningkatan ketahanan terhadap Sundapteryx biguttula dan komplcks hama kapas. Kanesia 8 dan Kanesia 9 kurang kompctitif dalam tumpang sari dengan kedelai jika dibandingkan dengan Kanesia 7. Pada tumpang sari dengan kacang hijau Kanesia 8 juga mengalami kehilangan hasil yang tinggi, sedangkan Kanesia 9 menunjukkan toleransi yang tinggi dalam kompctisi dengan kacang hijau. Pelepasan Kanesia 8 dan Kanesia 9 akan memberikan pilihan varietas yang lebih banyak bagi petani dan perusahaan pemintalan untuk menyesuaikan dengan produk akhirnya.Kata kunci : Gossypium hirsutum, prosedur pemuliaan, produktivitas, kualitas serat, Sundapteryx biguttula, tumpangsari ABSTRACT Genetic improvement on two new cotton varieties, Kanesia 8 and Kanesia 9The main objective of cotton breeding in Indonesia is to improve productivity and fiber quality which is aimed to increase farmers' income and to make beter yam and textile quality that has to compete in international market Six crosses were made between two Indian varieties, LRA 5166 and SRT-1 with two U","PeriodicalId":17774,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Tanaman Industri","volume":"26 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73449404","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}