Pub Date : 2020-07-15DOI: 10.21082/LITTRI.V8N3.2002.73-76
I. Darwati, S. Rosita, Hernani
Daun ungu atau handeuleum (Graptophyllum pictum I.) merupakan salah satu tanaman penghasil bahan baku obat Daunnya dapal digunakan untuk mengobati wasir, batu empedu. dan penyakit hati Penelitian ini bertujuan untuk mcmpelajari pengaruh cekaman air terhadap produksi dan mutu daun handeuleum. Percobaan pot (polybag) dilakukan di rumah plastik Balai Penelitian lanaman Rempah dan Obat. Bogor mulai bulan September 1997 sampai dengan Februari 1998. Percobaan disusun dalam rancangan acak kelompok (RAK) dengan 6 ulangan. Perlakuan tcrdiri atas 4 taraf cekaman air, yaitu : 1) 40% kapasitas lapang (KL), 2) 60% KL, 3) 80% KL dan 4) 100% KL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas daun, jumlah cabang, bera( kering akar, berat kering ba(ang dan berat kering daun pada 60% KL dan 80% KL paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya Untuk mutu daun yang dihasilkan, dari semua perlakuan memenuhi persyaratan yang dilctapkan dalam Malcria Medika Indonesia.Kata kunci : Graptophyllum pictum L. cekaman air, produksi, mutu ABSTRACT Effect of water stress on Graptophyllum pictum L.Graptophyllum pictum is one of the raw materials lor medicinal The leaf can be used for hemorrhoids, bladder and liver, The objectives of the experiment was to study the efect of drought stress on production and quality of leaves. Pot experiment was carried oul in green house of Research Institute for Spice and Medicinal Crops (RISMC). Bogor in September 1997 to February 1998. A randomized block design was used with six replicates. The treatments consisted of 4 levels of ield capacities 40%, 60%, 80% and 100%. The result of experiment showed mat leaf area, number of branches, root dry weight, branches dry weight and leaf dry weight on 60% and 80% of ield capacity were the highest compared with odier treatments. The quality of all treatments arc fulfilled in requirement of Indonesia Materia Mcdica.Key words : Graptophyllum pictum L, water stress, production, quality
紫色或汉德雷乌姆(Graptophyllum pictum I)是一种用于治疗痔疮、胆结石的叶子。和本研究旨在mcmpelajari肝病handeuleum叶cekaman水对产量和质量的影响。在l植物和药物研究中心的塑料大厅里进行了大麻试验。茂物于1997年9月至1998年2月。实验设计中随机排列(架子)和6个小组《申命记》。tcrdiri水4 cekaman程度的待遇,即:1)产能40%宽敞(KL), 2) 3)占据了KL 80%和60% KL, 4) 100% KL。研究结果表明,大叶子、分支机构数量的干燥根,干重ba (ang干重60% KL的叶子和其他待遇相比最高80% KL的叶子的质量,所有有资格的待遇dilctapkan Malcria Medika印尼语。关键词:Graptophyllum pictum L . cekaman水质量、生产水压力的抽象效应在Graptophyllum pictum L . Graptophyllum pictum raw材料lor medicinal一号》是叶为hemorrhoids,和肝脏的膀胱都可以成为过去,objectives》实验是为了研究干旱压力最完美》在制作和品质的树叶。盆栽实验是carried oul in green house of Research Institute for香料and Medicinal庄稼(RISMC)。茂物在1997年9月到1998年2月。一个兰德尔设计的块用了六个复制因子。《treatments consisted of 4水平of ield capacities 40%、60%、80%和100%。最近的实验表明了mat leaf地区,branches编号,root dry weight, branch dry weight 60%所有treatments电弧之品质能实现在印尼requirement of物质Mcdica。Key words: Graptophyllum pictum L水压力、制作品质
{"title":"RESPON DAUN UNGU (Graptophyllumpictum L.) TERHADAP CEKAMAN AIR","authors":"I. Darwati, S. Rosita, Hernani","doi":"10.21082/LITTRI.V8N3.2002.73-76","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/LITTRI.V8N3.2002.73-76","url":null,"abstract":"Daun ungu atau handeuleum (Graptophyllum pictum I.) merupakan salah satu tanaman penghasil bahan baku obat Daunnya dapal digunakan untuk mengobati wasir, batu empedu. dan penyakit hati Penelitian ini bertujuan untuk mcmpelajari pengaruh cekaman air terhadap produksi dan mutu daun handeuleum. Percobaan pot (polybag) dilakukan di rumah plastik Balai Penelitian lanaman Rempah dan Obat. Bogor mulai bulan September 1997 sampai dengan Februari 1998. Percobaan disusun dalam rancangan acak kelompok (RAK) dengan 6 ulangan. Perlakuan tcrdiri atas 4 taraf cekaman air, yaitu : 1) 40% kapasitas lapang (KL), 2) 60% KL, 3) 80% KL dan 4) 100% KL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas daun, jumlah cabang, bera( kering akar, berat kering ba(ang dan berat kering daun pada 60% KL dan 80% KL paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya Untuk mutu daun yang dihasilkan, dari semua perlakuan memenuhi persyaratan yang dilctapkan dalam Malcria Medika Indonesia.Kata kunci : Graptophyllum pictum L. cekaman air, produksi, mutu ABSTRACT Effect of water stress on Graptophyllum pictum L.Graptophyllum pictum is one of the raw materials lor medicinal The leaf can be used for hemorrhoids, bladder and liver, The objectives of the experiment was to study the efect of drought stress on production and quality of leaves. Pot experiment was carried oul in green house of Research Institute for Spice and Medicinal Crops (RISMC). Bogor in September 1997 to February 1998. A randomized block design was used with six replicates. The treatments consisted of 4 levels of ield capacities 40%, 60%, 80% and 100%. The result of experiment showed mat leaf area, number of branches, root dry weight, branches dry weight and leaf dry weight on 60% and 80% of ield capacity were the highest compared with odier treatments. The quality of all treatments arc fulfilled in requirement of Indonesia Materia Mcdica.Key words : Graptophyllum pictum L, water stress, production, quality","PeriodicalId":17774,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Tanaman Industri","volume":"21 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75034643","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-07-15DOI: 10.21082/LITTRI.V10N2.2004.74-82
Suwarso, A. S. Murdiyati, A. Herwati, Gembong Dalmadiyo, Joko Hartono, Slamet, K. Farid
Produksi rokok di Indonesia mcngarah ke rokok ringan sehingga kebutuhan tembakau bermutu baik dan ingan meningkat. Bahan baku utama yang semakin banyak dibutuhkan adalah tembakau madura. Untuk memperbaiki mutu dan mengurangi kadar nikotinnya, tembakau madura disilangkan dengan tembakau oriental. Sebanyak 9 galur harapan telah diperoleh dan diuji multilokasi bcrsama Prancak-95 sebagai pembanding. Pada tahun 2002 pengujian dilaksanakan di (1) Palalang 1 dan (2) Bajang, Kecamatan Pakong, Kabupaten Pamekasan seta (3) Guluk-guluk, Kecamatan Guluk-guluk, Kabupaten Sumenep. Pada tahun 2003 pengujian dilanjutkan di (1) Palalang 2, Kecamatan Pakong, Kabupaten Pamekasan seta (2) Bakeong dan (3) Por-dapor, Kecamatan Guluk-guluk, Kabupaten Sumenep. Pengujian di setiap lokasi menggunakan rancangan acak kelompok dengan tiga ulangan. Data dari semua percobaan dianalisis menggunakan program MSTAT. Anova menggunakan model 2 tahun, setiap tahun lokasi bcrubah. Analisis stabilitas'menggunakan mctode F.bcrhat dan Russell (1966). Tidak ada interaksi antara genotipe dengan lahun atau lokasi. Galur yang mempunyai nikotin lebih rendah dari Prancak-95 adalah 90/1 (2%) dan 93/2 (1.76%), masing-masing berkurang 13 dan 24% dai Prancak-95. Kedua galur tersebut stabil dan beradaptasi luas, galur 93/2 potensi hasilnya 0.892 ton/ha atau meningkat 11% dari Prancak-95, sedangkan 90/1 potensinya 0.798 ton/ha.Kata kunci: Tembakau, tembakau madura, uji multilokasi, nikotin rendah, Madura ABSTRACT Multilocation test ofpromising madura tobacco linesThe production of Indonesian cigaretes tends to the production of mild cigarete, so that the demand for higher quality and lighter tobacco increases. The demand for madura tobacco as the main raw mateial also increases. To improve its quality and to reduce its nicotine content, madura tobacco was crossed to oriental tobacco. Nine promising lines were produced and tested at multilocation together with Prancak-95 as a control. The multilocation tests were conducted in 2002 in (1) Palalang 1 and (2) Bajang, Pakong Distict, Pamekasan Regency, and in (3) Guluk-guluk, Guluk-guluk Distict, Sumenep Regency. In 2003 the tests were continued in (1) Palalang 2, Pakong District, Pamekasan Regency ; (2) Bakeong and (3) Por-dapor, Guluk-guluk District, Sumenep Regency. The tests in each location used a randomized block design with three replications. Data collected from all tests were analyzed using MSTAT Program. Anova was itted to model for 2 year tests, each year the location was changed. F.bcrhart and Russell method (1966) was used for stability analysis. There was no interaction between genotype and the year as well as the location. The tobacco lines that had lower nicotine content than Prancak-95 were 90/1 (2%) and 93/2 (1.76%). Their nicotine contents were lower than that of Prancak 95 by 13% and 24% respectively. The two lines were stable and broad adapted. Line 93/2 had yield potency 0.892 ton/ha higher by 1 1% than that of Pancak-95, while the
{"title":"UJI MULTILOKASI GALUR HARAPAN TEMBAKAU MADURA","authors":"Suwarso, A. S. Murdiyati, A. Herwati, Gembong Dalmadiyo, Joko Hartono, Slamet, K. Farid","doi":"10.21082/LITTRI.V10N2.2004.74-82","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/LITTRI.V10N2.2004.74-82","url":null,"abstract":"Produksi rokok di Indonesia mcngarah ke rokok ringan sehingga kebutuhan tembakau bermutu baik dan ingan meningkat. Bahan baku utama yang semakin banyak dibutuhkan adalah tembakau madura. Untuk memperbaiki mutu dan mengurangi kadar nikotinnya, tembakau madura disilangkan dengan tembakau oriental. Sebanyak 9 galur harapan telah diperoleh dan diuji multilokasi bcrsama Prancak-95 sebagai pembanding. Pada tahun 2002 pengujian dilaksanakan di (1) Palalang 1 dan (2) Bajang, Kecamatan Pakong, Kabupaten Pamekasan seta (3) Guluk-guluk, Kecamatan Guluk-guluk, Kabupaten Sumenep. Pada tahun 2003 pengujian dilanjutkan di (1) Palalang 2, Kecamatan Pakong, Kabupaten Pamekasan seta (2) Bakeong dan (3) Por-dapor, Kecamatan Guluk-guluk, Kabupaten Sumenep. Pengujian di setiap lokasi menggunakan rancangan acak kelompok dengan tiga ulangan. Data dari semua percobaan dianalisis menggunakan program MSTAT. Anova menggunakan model 2 tahun, setiap tahun lokasi bcrubah. Analisis stabilitas'menggunakan mctode F.bcrhat dan Russell (1966). Tidak ada interaksi antara genotipe dengan lahun atau lokasi. Galur yang mempunyai nikotin lebih rendah dari Prancak-95 adalah 90/1 (2%) dan 93/2 (1.76%), masing-masing berkurang 13 dan 24% dai Prancak-95. Kedua galur tersebut stabil dan beradaptasi luas, galur 93/2 potensi hasilnya 0.892 ton/ha atau meningkat 11% dari Prancak-95, sedangkan 90/1 potensinya 0.798 ton/ha.Kata kunci: Tembakau, tembakau madura, uji multilokasi, nikotin rendah, Madura ABSTRACT Multilocation test ofpromising madura tobacco linesThe production of Indonesian cigaretes tends to the production of mild cigarete, so that the demand for higher quality and lighter tobacco increases. The demand for madura tobacco as the main raw mateial also increases. To improve its quality and to reduce its nicotine content, madura tobacco was crossed to oriental tobacco. Nine promising lines were produced and tested at multilocation together with Prancak-95 as a control. The multilocation tests were conducted in 2002 in (1) Palalang 1 and (2) Bajang, Pakong Distict, Pamekasan Regency, and in (3) Guluk-guluk, Guluk-guluk Distict, Sumenep Regency. In 2003 the tests were continued in (1) Palalang 2, Pakong District, Pamekasan Regency ; (2) Bakeong and (3) Por-dapor, Guluk-guluk District, Sumenep Regency. The tests in each location used a randomized block design with three replications. Data collected from all tests were analyzed using MSTAT Program. Anova was itted to model for 2 year tests, each year the location was changed. F.bcrhart and Russell method (1966) was used for stability analysis. There was no interaction between genotype and the year as well as the location. The tobacco lines that had lower nicotine content than Prancak-95 were 90/1 (2%) and 93/2 (1.76%). Their nicotine contents were lower than that of Prancak 95 by 13% and 24% respectively. The two lines were stable and broad adapted. Line 93/2 had yield potency 0.892 ton/ha higher by 1 1% than that of Pancak-95, while the ","PeriodicalId":17774,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Tanaman Industri","volume":"77 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80629133","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-07-15DOI: 10.21082/LITTRI.V8N4.2002.121-125
Usman Daras
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dosis dan komposisi pupuk NPK terhadap petumbuhan tanaman jambu mente muda (TBM) yang ditanam pada tanah regosol coklal keabu-abuan di Desa Anyar - Bayan (Lombok Barat) dari tahun 1997 sampai 2000. Perlakuan pupuk yang diuji adalah: (1) Taraf pemberian pupuk: 0, 150, 300, 450, 600 dan 750 g NPK/pohon/tahun; dan (2) Komposisi pupuk NPK (2:1:1, 1:1:1, dan 1:1:2). Perlakuan pupuk disusun dalam rancangan acak kelompok dengan 2 ulangan dan ukuran petak 4 pohon. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh intcraksi nyata antara perlakuan dosis dan komposisi pupuk NPK terhadap petumbuhan tanaman jambu mente muda. Sedangkan faktor tunggalnya, dosis maupun komposisi pupuk, berpengaruh nyata terhadap petumbuhan tanaman. Dosis pupuk yang memadai untuk mendukung petumbuhan tanaman secara normal menurut stadia (umur) adalah 100, 200, 400 dan 600 g NPK (dalam N, P20, dan KjO) per pohon per tahun, masing-masing unluk 1, 2, 3 dan 4 tahun. Sedangkan komposisi pupuk NPK yang dianjurkan adalah NPK 1:1:2 untuk tanaman umur 1 -2 tahun, dan NPK 2:1:1 tanaman umur 3 - 4 tahun.Kata kunci: Anacardium occidentale, jambu mente, pupuk ABSTRACT Effect of fertilizer application on the growth of young cashew plants in Bayan, LombokThis study was conducted on young cashew trees grown in grayish- brown regosol soil located in Anyar Bayan (West Lombok) rom 1997 to 2000. The objective of this study was to find out the effect of NPK fertilizer and its composition on Uie growlh of me crops. The treatments were: (1) fetilizer rates (0, 150, 300, 450, 600 and 750 g NPK /tree/year); and (2) composition of NPK (2:1:1, 1:1:1 and 1:1:2). The treatments were arranged in randomized block design with 2 replicates, 4 plants per plot. Results showed that there was no significant interaction between fertilizer rate and its composition on the growth of the plants. Individually, however, both fertilizer rate and NPK composition significantly affected growlh of young cashew trees. Adequate rates of fertilizer application were 100, 200, 400 and 600 g NPK (in N, P2Oj dan KjO) per tree per year for 1, 2, 3 and 4 years old, respectively. Whereas, fetilizer compositions of NPK 1:1:2 and NPK 2:1:1 were suitable for young trees of 1-2 and 3-4 years old, respectively.Keywords: Anacardium occidentale. cashew, fertilizer, application, plant growth, Lombok
这项研究的目的是确定NPK年轻番石榴草本植物(TBM)的剂量和成分对1997年至2000年在新亚尔- Bayan(西龙目岛)的兰戈兰-红褐色植物(西龙目岛)的影响。测试过的治疗方法包括:(1)肥料喂养水平:0、150、300、450、600和750克NPK/树/年;以及(2)NPK的肥料组成(2:1,1:1,1,1:1)。肥料处理是在一个由2个申命记和4棵树大小的群组中随机组织的。研究结果表明,在治疗剂量和青年番石榴植物的NPK肥料成分之间没有明显的抽样影响。然而,单剂量和肥料成分对植被的影响是显而易见的。根据stadia(年龄),维持正常植物生长所需的肥料剂量为每年100、200、400和600克NPK(在N、P20和KjO中),每棵树分别为1、2、3和4年。而推荐的NPK的肥料成分是NPK:1 -2岁的植物,NPK:1 3 - 4岁的植物。关键词:《1997年至2000年》这项研究的目的是找出NPK fertilizer的效果以及它对我农作物的影响。治疗是:(1)fetilizer rates(0、150、300、450、600和750 g NPK /tree/year);(2) NPK的组合(2:1,1:1和1:1 2)。treatments are arranged in randomimized field design block with two仿品,每块4种植物。结果表明,物化速率和其不断增长的植物之间没有重要的相互作用。个人的,气化的利率和NPK对年轻的cashew trees有很大的影响。fertilizer应用程序的执行值为100,200、400和600克NPK(在N、P2Oj和KjO)每年为树分配1、2、3和4年的寿命。在这里,NPK的fetilizer compositions 1:10:2, NPK 2:1适合二、三、四十年的年轻人。枕套:枕套。cashew, fertilizer,应用程序,植物生长,龙目岛
{"title":"PENGARUH PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN MENTE BELUM MENGHASILKAN (TBM) DI BAYAN LOMBOK","authors":"Usman Daras","doi":"10.21082/LITTRI.V8N4.2002.121-125","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/LITTRI.V8N4.2002.121-125","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dosis dan komposisi pupuk NPK terhadap petumbuhan tanaman jambu mente muda (TBM) yang ditanam pada tanah regosol coklal keabu-abuan di Desa Anyar - Bayan (Lombok Barat) dari tahun 1997 sampai 2000. Perlakuan pupuk yang diuji adalah: (1) Taraf pemberian pupuk: 0, 150, 300, 450, 600 dan 750 g NPK/pohon/tahun; dan (2) Komposisi pupuk NPK (2:1:1, 1:1:1, dan 1:1:2). Perlakuan pupuk disusun dalam rancangan acak kelompok dengan 2 ulangan dan ukuran petak 4 pohon. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh intcraksi nyata antara perlakuan dosis dan komposisi pupuk NPK terhadap petumbuhan tanaman jambu mente muda. Sedangkan faktor tunggalnya, dosis maupun komposisi pupuk, berpengaruh nyata terhadap petumbuhan tanaman. Dosis pupuk yang memadai untuk mendukung petumbuhan tanaman secara normal menurut stadia (umur) adalah 100, 200, 400 dan 600 g NPK (dalam N, P20, dan KjO) per pohon per tahun, masing-masing unluk 1, 2, 3 dan 4 tahun. Sedangkan komposisi pupuk NPK yang dianjurkan adalah NPK 1:1:2 untuk tanaman umur 1 -2 tahun, dan NPK 2:1:1 tanaman umur 3 - 4 tahun.Kata kunci: Anacardium occidentale, jambu mente, pupuk ABSTRACT Effect of fertilizer application on the growth of young cashew plants in Bayan, LombokThis study was conducted on young cashew trees grown in grayish- brown regosol soil located in Anyar Bayan (West Lombok) rom 1997 to 2000. The objective of this study was to find out the effect of NPK fertilizer and its composition on Uie growlh of me crops. The treatments were: (1) fetilizer rates (0, 150, 300, 450, 600 and 750 g NPK /tree/year); and (2) composition of NPK (2:1:1, 1:1:1 and 1:1:2). The treatments were arranged in randomized block design with 2 replicates, 4 plants per plot. Results showed that there was no significant interaction between fertilizer rate and its composition on the growth of the plants. Individually, however, both fertilizer rate and NPK composition significantly affected growlh of young cashew trees. Adequate rates of fertilizer application were 100, 200, 400 and 600 g NPK (in N, P2Oj dan KjO) per tree per year for 1, 2, 3 and 4 years old, respectively. Whereas, fetilizer compositions of NPK 1:1:2 and NPK 2:1:1 were suitable for young trees of 1-2 and 3-4 years old, respectively.Keywords: Anacardium occidentale. cashew, fertilizer, application, plant growth, Lombok","PeriodicalId":17774,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Tanaman Industri","volume":"31 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84979036","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-07-15DOI: 10.21082/JLITTRI.V8N2.2002.61-66
Hobir
Pengaruh ukuran dan perlakuan bibit terhadap petumbuhan dan produksi umbi iles-ilcs (Amorphophallus oncophyllus) ditcliti di Bogor dan Cikampek tahun 1993 1995, yang dilakukan dalam dua percobaan. Pada percobaan petama dipelajai pengaruh ukuran bibit utuh dan pada percobaan kedua pengaruh ukuran dan pcmbclahan bibit terhadap petumbuhan dan produksi umbi. Bibit utuh berasal dari umbi batang dengan ukuran 200 dan lOOg, seta umbi tetas dengan 5 dan 2.5g, sedangkan pcmbclahan bibit berasal dai umbi batang ukuran 200g, yang dibelah menjadi 2 bagian (a lOOg), 4 bagian (a SOg) dan 8 bagian (a 25g). Bibit dai pcrlakuan-perlakuan tersebut disemai di bak pasir di rumah kaca dan petumbuhannya diamati pada umur 1-2 bulan. Bibit yang bctunas normal ditanam di lapangan. Untuk percobaan percobaan petama (bibit utuh), bibit-bibit yang bctunas normal di tanam di Bogor dan Cikampek, sedang percobaan kedua (bibit dibelah) ditanam hanya di Bogor. Kedua percobaan tersebut dirancang secara acak kelompok dengan 5 ulangan. Parameter yang digunakan untuk menilai pengaruh perlakuan adalah tinggi tanaman dan diameter batang, panjang daun dan produksi umbi pada umur 6 dan 18 bulan setelah tanam, untuk bibit utuh dan 6 bulan untuk bibit yang dibelah. Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut. Dai percobaan pertama (bibit utuh) temyata ukuran bibit tidak berpengaruh terhadap persentase pertunasan maupun petumbuhan di lapang. Komponen pertumbuhan dan hasil umbi sangat dipengaruhi oleh lokasi penanaman dan ukuran bibit. Komponen pertumbuhan, kecuali diameter batang, seta produksi umbi di Bogor nyata lebih tinggi dari pada di Cikampek. Pada bibit utuh, ukuran bibit 200g menghasilkan komponen petumbuhan dan produksi umbi paling tinggi dan berbeda dengan ukuran- ukuran lainnya, makin kecil ukuran bibit makin kecil nilai komponen petumbuhan dan produksi umbi. Dai percobaan kedua (pembelahan umbi) diperoleh bahwa pembelahan umbi dai 200g sampai 25g tidak mempengaruhi pertunasan di rumah kaca maupun tanaman yang tumbuh di lapangan. Tinggi batang lebih kecil pada bclahan 25g, diameter batang pada belahan 50g dan produksi umbi pada bclahan lOOg dibanding bibit utuh 200g. Berdasarkan data tersebut, untuk memproduksi bibit secara masal, umbi dapat dibelah sampai ukuran 25g dan dalam waktu 6 bulan dapat diperoleh umbi sebcrat + 200g dan umbi ini dapat menghasilkan umbi sekitar 1 kg umbi/batang dalam waktu 6 bulan.Kata kunci: Amorphophallus oncophyllus. ukuran bibit, produksi ABSTRACTEffect of seed size and seed treatment on the growth and yield of Amorphophallus oncophyllusEfect of seed size and seed treatment on the growth and yield of Amorphophallus oncophyllus was studied in Bogor and Cikampek from 1993 to 1995, in two expeiments. The irst experiment studied the efect of the size of sound seed, and the second studied the efect of size and splitting seed on die growth and yield of tuber. In the first experiment the sound seed used were the true tuber with the size of 200 and lO
{"title":"PENGARUH UKURAN DAN PERLAKUAN BIBIT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI ILES-ILES","authors":"Hobir","doi":"10.21082/JLITTRI.V8N2.2002.61-66","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/JLITTRI.V8N2.2002.61-66","url":null,"abstract":"Pengaruh ukuran dan perlakuan bibit terhadap petumbuhan dan produksi umbi iles-ilcs (Amorphophallus oncophyllus) ditcliti di Bogor dan Cikampek tahun 1993 1995, yang dilakukan dalam dua percobaan. Pada percobaan petama dipelajai pengaruh ukuran bibit utuh dan pada percobaan kedua pengaruh ukuran dan pcmbclahan bibit terhadap petumbuhan dan produksi umbi. Bibit utuh berasal dari umbi batang dengan ukuran 200 dan lOOg, seta umbi tetas dengan 5 dan 2.5g, sedangkan pcmbclahan bibit berasal dai umbi batang ukuran 200g, yang dibelah menjadi 2 bagian (a lOOg), 4 bagian (a SOg) dan 8 bagian (a 25g). Bibit dai pcrlakuan-perlakuan tersebut disemai di bak pasir di rumah kaca dan petumbuhannya diamati pada umur 1-2 bulan. Bibit yang bctunas normal ditanam di lapangan. Untuk percobaan percobaan petama (bibit utuh), bibit-bibit yang bctunas normal di tanam di Bogor dan Cikampek, sedang percobaan kedua (bibit dibelah) ditanam hanya di Bogor. Kedua percobaan tersebut dirancang secara acak kelompok dengan 5 ulangan. Parameter yang digunakan untuk menilai pengaruh perlakuan adalah tinggi tanaman dan diameter batang, panjang daun dan produksi umbi pada umur 6 dan 18 bulan setelah tanam, untuk bibit utuh dan 6 bulan untuk bibit yang dibelah. Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut. Dai percobaan pertama (bibit utuh) temyata ukuran bibit tidak berpengaruh terhadap persentase pertunasan maupun petumbuhan di lapang. Komponen pertumbuhan dan hasil umbi sangat dipengaruhi oleh lokasi penanaman dan ukuran bibit. Komponen pertumbuhan, kecuali diameter batang, seta produksi umbi di Bogor nyata lebih tinggi dari pada di Cikampek. Pada bibit utuh, ukuran bibit 200g menghasilkan komponen petumbuhan dan produksi umbi paling tinggi dan berbeda dengan ukuran- ukuran lainnya, makin kecil ukuran bibit makin kecil nilai komponen petumbuhan dan produksi umbi. Dai percobaan kedua (pembelahan umbi) diperoleh bahwa pembelahan umbi dai 200g sampai 25g tidak mempengaruhi pertunasan di rumah kaca maupun tanaman yang tumbuh di lapangan. Tinggi batang lebih kecil pada bclahan 25g, diameter batang pada belahan 50g dan produksi umbi pada bclahan lOOg dibanding bibit utuh 200g. Berdasarkan data tersebut, untuk memproduksi bibit secara masal, umbi dapat dibelah sampai ukuran 25g dan dalam waktu 6 bulan dapat diperoleh umbi sebcrat + 200g dan umbi ini dapat menghasilkan umbi sekitar 1 kg umbi/batang dalam waktu 6 bulan.Kata kunci: Amorphophallus oncophyllus. ukuran bibit, produksi ABSTRACTEffect of seed size and seed treatment on the growth and yield of Amorphophallus oncophyllusEfect of seed size and seed treatment on the growth and yield of Amorphophallus oncophyllus was studied in Bogor and Cikampek from 1993 to 1995, in two expeiments. The irst experiment studied the efect of the size of sound seed, and the second studied the efect of size and splitting seed on die growth and yield of tuber. In the first experiment the sound seed used were the true tuber with the size of 200 and lO","PeriodicalId":17774,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Tanaman Industri","volume":"24 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73202038","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-07-15DOI: 10.21082/LITTRI.V6N1.2000.25-28
A. Lolong, E. Tenda, J. Alouw
Response of four new coconut hybrids to bud rot and premature nutfull diseasesThe objective of Ihe experiment was to find out Ihe resistance of four new coconut hybrids GRA x DMT. GKB x DMT, GKN x DTE. GKB x DTE against bud rol and premature nutfall diseases due lo Phytophthora palmivora. The field observation on bud rot was conducted in coconut trial plots at Kima Atas experimental garden. Minahasa District, North Sulawesi Province for 4 years (1995-1998). The field trial was arranged in a randomized block design with 6 treatments (4 coconut hybrids. 2 control) and 60 replicates The experiment under laboratory condilion was conducted to know the artificial infection development of P palmivora on coconut nut The experiment was arranged in a completely randomized design with 6 treatments (4 coconut hybrids, 2 control) and 10 replicates. The result of the field observation showed that percentage of coconut infection by bud rot per cultivar were PB-121 (23.33%) as the highest and then followed by GKN x DTE (8.33%), KHINA-1 (5.0%) and GKB x DMT (3.33%) while cultivars of GKB x DTE and GRA x DMT unlil 4 years observation were not infected by bud rot In laboratory trial, Ihe growth rate of pathogen was very high on KHINA-1 (12.62 mm2/day). The growth rate of pathogen in GKB x DIE and GRA x DMT were slowest (8 9 mm'/day) while those in PB- 121, GKN x Dll and GKB x DMT were moderate (9-10.2 mm2/day).
{"title":"RESPON EMPAT KELAPA HIBRIDA HARAPAN TERHADAP PENYAKIT BUSUK PUCUK DAN GUGUR BUAH","authors":"A. Lolong, E. Tenda, J. Alouw","doi":"10.21082/LITTRI.V6N1.2000.25-28","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/LITTRI.V6N1.2000.25-28","url":null,"abstract":"Response of four new coconut hybrids to bud rot and premature nutfull diseasesThe objective of Ihe experiment was to find out Ihe resistance of four new coconut hybrids GRA x DMT. GKB x DMT, GKN x DTE. GKB x DTE against bud rol and premature nutfall diseases due lo Phytophthora palmivora. The field observation on bud rot was conducted in coconut trial plots at Kima Atas experimental garden. Minahasa District, North Sulawesi Province for 4 years (1995-1998). The field trial was arranged in a randomized block design with 6 treatments (4 coconut hybrids. 2 control) and 60 replicates The experiment under laboratory condilion was conducted to know the artificial infection development of P palmivora on coconut nut The experiment was arranged in a completely randomized design with 6 treatments (4 coconut hybrids, 2 control) and 10 replicates. The result of the field observation showed that percentage of coconut infection by bud rot per cultivar were PB-121 (23.33%) as the highest and then followed by GKN x DTE (8.33%), KHINA-1 (5.0%) and GKB x DMT (3.33%) while cultivars of GKB x DTE and GRA x DMT unlil 4 years observation were not infected by bud rot In laboratory trial, Ihe growth rate of pathogen was very high on KHINA-1 (12.62 mm2/day). The growth rate of pathogen in GKB x DIE and GRA x DMT were slowest (8 9 mm'/day) while those in PB- 121, GKN x Dll and GKB x DMT were moderate (9-10.2 mm2/day).","PeriodicalId":17774,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Tanaman Industri","volume":"60 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83593515","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-07-15DOI: 10.21082/LITTRI.V10N2.2004.51-58
H. Idris
Aspidomorpha miliaris. F. (Coleoptera: Chrysomelidae) termasuk hama penting pada tanaman Ipomoeaceae, Convolvulaceae dan Cucurbitaceae yang pengendalian populasinya perlu diarahkan memakai insektisida botanis, mengingat produk dai tanaman ini umumnya bcroricntasi pangan. Gambir (Uncaria gambir, Roxb), merupakan salah satu tanaman sumber bahan pestisida botanis yang potensial, karena daun tanaman ini mengandung senyawa kimia berupa catechin, tannin catecu (tannat), querchitin dan beberapa senyawa lainnya. Sehubungan dengan itu lelah dilakukan penelitian tentang aspek biologis A. miliaris pada beberapa konsentrasi ekstrak daun gambir di Kebun Percobaan Laing Solok mulai bulan Juli 2001 sampai Januari 2002. Penelitian memakai rancangan acak lengkap dengan 7 perlakuan dan 4 ulangan, masing-masing perlakuan adalah ekstrak daun gambir konsentrasi 1000, 2000, 3000, 4000, 5000, 7500 ppm dan lanpa ekstrak (0 ppm) sebagai kontrol. Parameter pengamatan meliputi persentase kematian larva, pupa dan imago, persentase penetasan telur dan emcrgensi pupa, fckunditi imago, penurunan volume makan dan panjang siklus hidup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun gambir mcmiliki sifat insektisidal yang baik sehingga mampu mempengaruhi aspek biologis dari serangga A. miliaris. Dalam konsentrasi 5000 ppm dan 7500 ppm bahan ini dapat menyebabkan kematian terhadap larva instar III, IV, V, VI sebesar 65.20%, 62.00%, 55.20%, 46.80% dan 79.40%, 74.20%, 67.80%, 57.00%. Kedua konsentrasi juga mampu meningkatkan kematian imago 6.85% dan 7.15% menekan persentase penetasan lelur (18.09% dan 21.94%) dan emergensi pupa (16.72% dan 20.82%). Di samping itu konsentrasi diatas dapal menekan volume makan larva dan imago, mempengaruhi masa prcreproduktif dan tingkat fckunditi imago seta memperpanjang siklus hidup.Kata kunci: Uncaria gambir Roxb., insektisida botanis, ekstrak daun, Aspidomorpha miliaris, F., aspek biologis ABSTRACTBiology of Aspidomorpha miliaris F. at several concen¬ trations ofgambier leavesextractAspidomorpha Miliaris F. (Coleoptera Chrysomelidae) is an impotant pest in Ipomoeaceae, convolvulaceae and cucurbitaceae plants. Their population need to be controlled by using botanical insecticide, consideing thai the product from these plants usually be oiented to food. Gambier (Uncaria gambier.Roxb), is a potential source for botanical pesticide, because the leaves contain chemical compounds in the form of catechin, lannin catecu (tannat), querchitin and some other compounds. In connection with that, the research on biologycal aspects of A. millions at some concentration of gambier leaf extract was done in KP. Laing Solok from July 2001 lo January 2002. The research used a completely randomized design with 7 treatments and 4 replications. The concentration of gambir leaf extracts were 1000, 2000, 3000, 4000. 5000, 7500 ppm. 0 ppm as control The paiiiineleis oliseivcd were laivac motality, pupae and Imago, egg exlotion and pupae emergency, imago fecundity, the decr
{"title":"BIOLOGI Aspidomorpha miliaris, F. PADA BEBERAPA KONSENTRASI EKSTRAK DAUN GAMBIR","authors":"H. Idris","doi":"10.21082/LITTRI.V10N2.2004.51-58","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/LITTRI.V10N2.2004.51-58","url":null,"abstract":"Aspidomorpha miliaris. F. (Coleoptera: Chrysomelidae) termasuk hama penting pada tanaman Ipomoeaceae, Convolvulaceae dan Cucurbitaceae yang pengendalian populasinya perlu diarahkan memakai insektisida botanis, mengingat produk dai tanaman ini umumnya bcroricntasi pangan. Gambir (Uncaria gambir, Roxb), merupakan salah satu tanaman sumber bahan pestisida botanis yang potensial, karena daun tanaman ini mengandung senyawa kimia berupa catechin, tannin catecu (tannat), querchitin dan beberapa senyawa lainnya. Sehubungan dengan itu lelah dilakukan penelitian tentang aspek biologis A. miliaris pada beberapa konsentrasi ekstrak daun gambir di Kebun Percobaan Laing Solok mulai bulan Juli 2001 sampai Januari 2002. Penelitian memakai rancangan acak lengkap dengan 7 perlakuan dan 4 ulangan, masing-masing perlakuan adalah ekstrak daun gambir konsentrasi 1000, 2000, 3000, 4000, 5000, 7500 ppm dan lanpa ekstrak (0 ppm) sebagai kontrol. Parameter pengamatan meliputi persentase kematian larva, pupa dan imago, persentase penetasan telur dan emcrgensi pupa, fckunditi imago, penurunan volume makan dan panjang siklus hidup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun gambir mcmiliki sifat insektisidal yang baik sehingga mampu mempengaruhi aspek biologis dari serangga A. miliaris. Dalam konsentrasi 5000 ppm dan 7500 ppm bahan ini dapat menyebabkan kematian terhadap larva instar III, IV, V, VI sebesar 65.20%, 62.00%, 55.20%, 46.80% dan 79.40%, 74.20%, 67.80%, 57.00%. Kedua konsentrasi juga mampu meningkatkan kematian imago 6.85% dan 7.15% menekan persentase penetasan lelur (18.09% dan 21.94%) dan emergensi pupa (16.72% dan 20.82%). Di samping itu konsentrasi diatas dapal menekan volume makan larva dan imago, mempengaruhi masa prcreproduktif dan tingkat fckunditi imago seta memperpanjang siklus hidup.Kata kunci: Uncaria gambir Roxb., insektisida botanis, ekstrak daun, Aspidomorpha miliaris, F., aspek biologis ABSTRACTBiology of Aspidomorpha miliaris F. at several concen¬ trations ofgambier leavesextractAspidomorpha Miliaris F. (Coleoptera Chrysomelidae) is an impotant pest in Ipomoeaceae, convolvulaceae and cucurbitaceae plants. Their population need to be controlled by using botanical insecticide, consideing thai the product from these plants usually be oiented to food. Gambier (Uncaria gambier.Roxb), is a potential source for botanical pesticide, because the leaves contain chemical compounds in the form of catechin, lannin catecu (tannat), querchitin and some other compounds. In connection with that, the research on biologycal aspects of A. millions at some concentration of gambier leaf extract was done in KP. Laing Solok from July 2001 lo January 2002. The research used a completely randomized design with 7 treatments and 4 replications. The concentration of gambir leaf extracts were 1000, 2000, 3000, 4000. 5000, 7500 ppm. 0 ppm as control The paiiiineleis oliseivcd were laivac motality, pupae and Imago, egg exlotion and pupae emergency, imago fecundity, the decr","PeriodicalId":17774,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Tanaman Industri","volume":"24 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85270184","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-07-15DOI: 10.21082/LITTRI.V10N3.2004.96-105
Samsuri Tirtosastro, Abi Dwi Hastono, Darmono
Oven portabel-horisontal (4m x 8m x 4m) untuk pengovenan daun tembakau Virginia menjadi krosok fc (flue-cured) telah direkayasa di Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, Malang, Indonesia. Konstruksi oven terdiri alas komponen dinding oven berisolasi (80cm x 200cm), kerangka dari besi siku dan bcsi U, kolektor surya datar (solar flat- collector) yang dipasang pada atap oven. Sistem pcmanas kompor Bros dengan pemanasan tidak langsung. Pengujian dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2002 di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Model oven portabel-horisontal ini diharapkan dapat menghasilkan suhu niang oven yang seragam sehingga dapat digunakan untuk mengoven daun tembakau yang persentase masak optimalnya tinggi (90- 95%), hemat bahan bakar, dapat dipasang mendekati areal tanaman sehingga hemat ongkos angkut dan dapat menekan kerusakan pasca panen. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata selisih suhu ruang atas dan ruang bawah, serta ruang sebclah kanan dan sebelah kiri, masing-masing 2.53°C dan 2.30°C sedangkan selisih kelembaban udara pada posisi yang sama masing-masing hanya 4.55% dan 3.64%. Kadar gula krosok yang dihasilkan berkisar antara 17.19-19.47% dan nikotin 3.16-3.73%. Konsumsi minyak tanah 1.09 l/kg krosok atau 1.16 l/kg krosok jika tanpa kolektor surya dan hanya 40.92% dibanding oven biasa yang memeriukan 2.39-2.80 l/kg krosok. Kolektor surya datar menyumbang 952 625 kJ setara 28.24 I minyak tanah atau 5.80% dari konsumsi minyak tanah, meskipun alat ini memeriukan 17.16% dari total investasi oven. Panas yang hilang melalui dinding karena konduksi hanya mencapai 3.57%, lebih rendah dibanding kehilangan panas pada dinding bata yang mencapai 12.7% - 16.0%. Hasil grading krosok menghasilkan harga jual rata-rata Rp. 12.275/kg kosok, sedangkan hasil analisis ekonomi menunjukkan rasio BC = 1.29; NPV = Rp. 41 962 590 dan IRR = 51.83% atau masih membei peluang keuntungan dan pengembalian kredit. Hasil perhitungan simulasi jika digunakan oven horisontal sederhana dengan harga Rp. 8 000 000 tiap unit, harga krosok Rp. 10 000, Rp. 12 500, dan Rp. 15 000 tiap kg dan harga minyak tanah Rp. 1 000, Rp. I 250 dan Rp. I 500 tiap liter masih memberi indikasi peluang keuntungan dan pengembalian kredit. Konstruksi oven akan lebih sederhana jika digunakan kerangka kayu dan tanpa kolektor surya.Kata kunci : Nicotiana tabacum, L, tembakau, prosesing, oven, portabel- horisontal, kolektor surya, analisis energi, mutu krosok, aspek ekonomi ABSTRACT Engineering of horizontal-potabel curing-barn of Virgi¬ nia tobacco curingEngineeing of the horizontal-portable curing-barn (4m x 8m x 4m) of Virginia tobacco curing lo produce Virginia fc (flue-cured) tobacco conducted in Indonesian Tobacco and Fibers Crops Research Institute, Malang, Indonesia. The curing-bam construction consisted of portable isolation wall, metal frame from L and U iron-bar and flat solar collector which was installed in curing-bam roof. Bros buner and air indirect heating system we
{"title":"REKAYASA OVEN PORTABEL-HORISONTAL PADA PENGOLAHAN TEMBAKAU VIRGINIA","authors":"Samsuri Tirtosastro, Abi Dwi Hastono, Darmono","doi":"10.21082/LITTRI.V10N3.2004.96-105","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/LITTRI.V10N3.2004.96-105","url":null,"abstract":"Oven portabel-horisontal (4m x 8m x 4m) untuk pengovenan daun tembakau Virginia menjadi krosok fc (flue-cured) telah direkayasa di Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, Malang, Indonesia. Konstruksi oven terdiri alas komponen dinding oven berisolasi (80cm x 200cm), kerangka dari besi siku dan bcsi U, kolektor surya datar (solar flat- collector) yang dipasang pada atap oven. Sistem pcmanas kompor Bros dengan pemanasan tidak langsung. Pengujian dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2002 di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Model oven portabel-horisontal ini diharapkan dapat menghasilkan suhu niang oven yang seragam sehingga dapat digunakan untuk mengoven daun tembakau yang persentase masak optimalnya tinggi (90- 95%), hemat bahan bakar, dapat dipasang mendekati areal tanaman sehingga hemat ongkos angkut dan dapat menekan kerusakan pasca panen. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata selisih suhu ruang atas dan ruang bawah, serta ruang sebclah kanan dan sebelah kiri, masing-masing 2.53°C dan 2.30°C sedangkan selisih kelembaban udara pada posisi yang sama masing-masing hanya 4.55% dan 3.64%. Kadar gula krosok yang dihasilkan berkisar antara 17.19-19.47% dan nikotin 3.16-3.73%. Konsumsi minyak tanah 1.09 l/kg krosok atau 1.16 l/kg krosok jika tanpa kolektor surya dan hanya 40.92% dibanding oven biasa yang memeriukan 2.39-2.80 l/kg krosok. Kolektor surya datar menyumbang 952 625 kJ setara 28.24 I minyak tanah atau 5.80% dari konsumsi minyak tanah, meskipun alat ini memeriukan 17.16% dari total investasi oven. Panas yang hilang melalui dinding karena konduksi hanya mencapai 3.57%, lebih rendah dibanding kehilangan panas pada dinding bata yang mencapai 12.7% - 16.0%. Hasil grading krosok menghasilkan harga jual rata-rata Rp. 12.275/kg kosok, sedangkan hasil analisis ekonomi menunjukkan rasio BC = 1.29; NPV = Rp. 41 962 590 dan IRR = 51.83% atau masih membei peluang keuntungan dan pengembalian kredit. Hasil perhitungan simulasi jika digunakan oven horisontal sederhana dengan harga Rp. 8 000 000 tiap unit, harga krosok Rp. 10 000, Rp. 12 500, dan Rp. 15 000 tiap kg dan harga minyak tanah Rp. 1 000, Rp. I 250 dan Rp. I 500 tiap liter masih memberi indikasi peluang keuntungan dan pengembalian kredit. Konstruksi oven akan lebih sederhana jika digunakan kerangka kayu dan tanpa kolektor surya.Kata kunci : Nicotiana tabacum, L, tembakau, prosesing, oven, portabel- horisontal, kolektor surya, analisis energi, mutu krosok, aspek ekonomi ABSTRACT Engineering of horizontal-potabel curing-barn of Virgi¬ nia tobacco curingEngineeing of the horizontal-portable curing-barn (4m x 8m x 4m) of Virginia tobacco curing lo produce Virginia fc (flue-cured) tobacco conducted in Indonesian Tobacco and Fibers Crops Research Institute, Malang, Indonesia. The curing-bam construction consisted of portable isolation wall, metal frame from L and U iron-bar and flat solar collector which was installed in curing-bam roof. Bros buner and air indirect heating system we","PeriodicalId":17774,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Tanaman Industri","volume":"36 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85525103","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-07-15DOI: 10.21082/LITTRI.V9N3.2003.81-90
D. D. Tarigans
i-ow productivity of coconut farm is the main problem of coconut industry. The fact that intercropped palms were more productive than when solely planted, the most suitable way to increase productivity is through multiple cropping. To cope with (he existing variation of cropping pattern in relation to coconut production, soil and leaf nutrient element, various cropping patterns with four species of perennial crop as intercrops were conducted under study. The objectives of the study were (1) to study the effect of cropping patterns on the growth, nut production and farm productivity of coconut under farmer levels, soil chemical propeties and leaf nutrient element and (2) to study the correlation between growth and production parameter with soil chemical propeties and leaf nutrient elements. Various cropping patens under study namely (1) coconut monoculture (control), (2) coconut + pineapple, (3) coconut + coffee, (4) coconuf - papaya ♦ pineapple, (5) coconut + banana + coffee, and (6) coconut + banana + papaya + coffee i pineapple Total area for each cropping patern was 0.5 ha with coconut planting distance 8 m x 10 m and the palms 35-40 years old The site of the experiment conducted was at Silang, Cavite. Data on coconut growth and production, soil chemical properties and leaf nutrient parameters, were statistically analyzed in a randomized complete block design (RCDB) with three replications. Correlation analysis were performed on the following (1) Growlh and production parameters with soil chemical propeties, and leaf nutrient elements, (2) Relationship among nutrient element in the coconut leaves under various cropping paterns Results of the study showed that the effect of cropping patterns on the number of full-grown nul increased signiicantly more nut and higher amounts of copra per tree were produced in intercropped farms than in the mono-cropped coconut plantation. These increase ranged from 64 to 98 percent in terms of nuts and 70 to 105 percent in terms of copra. Positive correlation was observed between nitrogen in the top soil with weight of copra and nut production. The exchangeable potassium in lop soil was positively correlated with nut production. Meanwhile, the organic mater, content in the soil were positively correlated with weight of copra, nut production but negatively correlated with percentage of nul shedding. These results implies that increase organic matter content in the soil will increase coconut production including fruit set Nitrogen concentration in the leaf was positively and highly signiicantly correlated with number of nut shedding These finding suggested that the increased nitrogen concentration in the leaf greatly promotes nul production and fruit set of the palms under various cropping patterns in coconut The potassium in the leaf was significantly correlated with nul production but negatively correlated with percentage of nut shedding. Key words: Coconut production, cropping patterns, soil chemical, leaf nutri
椰子农场的低生产力是椰子产业的主要问题。间作棕榈比单作时产量更高,因此提高产量最合适的方法是复作。针对目前存在的种植模式与椰子产量、土壤和叶片营养元素相关的变化,以4种多年生作物为间作作物,进行了不同种植模式的研究。本研究的目的是:(1)研究不同种植方式对农户水平、土壤化学性质和叶片营养元素对椰子生长、坚果产量和农场生产力的影响;(2)研究生长和生产参数与土壤化学性质和叶片营养元素的相关性。研究了不同的种植模式,即(1)椰子单作(对照),(2)椰子+菠萝,(3)椰子+咖啡,(4)椰子-木瓜♦菠萝,(5)椰子+香蕉+咖啡,(6)椰子+香蕉+木瓜+咖啡+菠萝,每种种植模式的总面积为0.5 ha,椰子种植距离为8米× 10米,棕榈树年龄为35-40岁。采用随机完全区组设计(RCDB),统计分析3个重复的椰子生长和产量、土壤化学性质和叶片养分参数。(1)生长和生产参数与土壤化学性质和叶片营养元素的相关分析;(2)不同种植方式下椰子叶片营养元素的关系。结果表明,不同种植方式对成熟椰子树数的影响显著增加,间作椰子林比单作椰子林生产更多的坚果和更多的椰子树。坚果的增加幅度从64%到98%不等,椰子的增加幅度从70%到105%不等。表层土壤氮含量与干重、坚果产量呈显著正相关。坡地土壤交换态钾与坚果产量呈显著正相关。土壤有机质含量与干重、坚果产量呈显著正相关,与净脱壳率呈显著负相关。结果表明,土壤有机质含量的增加会增加椰子的产量和坐果数。叶片中氮浓度与坚果脱落数呈极显著正相关,表明在不同的椰子种植模式下,叶片中氮浓度的增加极大地促进了椰子的坐果数和坐果数,叶片中钾含量与坐果数呈显著相关与脱壳率呈负相关。关键词:椰子生产,种植模式,土壤化学,叶片营养元素,相关性,kasan Produksi kelapa padbeberapa pola tanam danhubungannya dengan kandungan unsur hara tanah dandan kelapa, producktivitas tanaman merupakan masalah utama padperkebunan kelapa。Salah satu cara untuk meningkatkan producktivitas yitu melalui penerapan usahatani kelapapcampuran。Suatu kenyatan bahwa penerapap间作menyebabkan tanaman kelapaplebih产品dibandingkan dengan tanaman单一栽培。Untuk mengetahu sejauh mana pengaruh tersebut secarakiya, serta hubungannya terhadap unsur hara tanah dan unsur hara dalam daua maka dilakukan penelitian secara terencana pada pertanaman kelapakiya产品。Tujuan penelitian ini (1) untuk mengetahui pengaruh pola tanam terhadap petumbuhan dan produksi tanaman kelapa, terhadap unsur hara dalam tanah dan kadar hara dawn kelapa (2) mcmpelajari korelasi antara参数petumbuhan dan produksi kelapa dengan hara tanah serta kadar unsur hara dawn。Enam polatanam kelapa yang diuji dalam penelitian ini yyitu (1) kelapa monoko, (2) polatanam kelapa + nanas, (3) polatanam kelapa * kopi, (4) polatanam kelapa +木瓜+ nanas, (5) polatanam kelapa + pisang♦kopi dan (6) polatanam kelapa + pisang +木瓜♦kopi + nanas dimana masing-masing polatanam kelapa yang diuji dalam penelitian ini yyitu。Jarak tanam kelapa 8米x10米,dengan umur 40-45塔洪。Penelitian dilakukan di Silang, Cavite。随机完全块设计(dengan tiga ulangan)参数yang diamali meliputi jumlah daun, jumlah bunga betina(按钮)per tandan, kadar unsur hara tanah meliputi kandungan bahan organik, pH, CEC,氮,磷,钙,丹镁。氮、磷、钙、镁。分析korelasi dilakukan terhadap (1) pertumbuhan dan produksi kelapa dengan unsur hara tanah, dan unsur hara tanah (2) hubungan antar unsur hara daan kelapa pada beberapa polatanam kelapa yang ditclili。
{"title":"COCONUT PRODUCTION UNDER VARIOUS CROPPING PATTERNS AND ITS CORRELATION TO THE SOIL AND LEAF NUTRIENT ELEMENT","authors":"D. D. Tarigans","doi":"10.21082/LITTRI.V9N3.2003.81-90","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/LITTRI.V9N3.2003.81-90","url":null,"abstract":"i-ow productivity of coconut farm is the main problem of coconut industry. The fact that intercropped palms were more productive than when solely planted, the most suitable way to increase productivity is through multiple cropping. To cope with (he existing variation of cropping pattern in relation to coconut production, soil and leaf nutrient element, various cropping patterns with four species of perennial crop as intercrops were conducted under study. The objectives of the study were (1) to study the effect of cropping patterns on the growth, nut production and farm productivity of coconut under farmer levels, soil chemical propeties and leaf nutrient element and (2) to study the correlation between growth and production parameter with soil chemical propeties and leaf nutrient elements. Various cropping patens under study namely (1) coconut monoculture (control), (2) coconut + pineapple, (3) coconut + coffee, (4) coconuf - papaya ♦ pineapple, (5) coconut + banana + coffee, and (6) coconut + banana + papaya + coffee i pineapple Total area for each cropping patern was 0.5 ha with coconut planting distance 8 m x 10 m and the palms 35-40 years old The site of the experiment conducted was at Silang, Cavite. Data on coconut growth and production, soil chemical properties and leaf nutrient parameters, were statistically analyzed in a randomized complete block design (RCDB) with three replications. Correlation analysis were performed on the following (1) Growlh and production parameters with soil chemical propeties, and leaf nutrient elements, (2) Relationship among nutrient element in the coconut leaves under various cropping paterns Results of the study showed that the effect of cropping patterns on the number of full-grown nul increased signiicantly more nut and higher amounts of copra per tree were produced in intercropped farms than in the mono-cropped coconut plantation. These increase ranged from 64 to 98 percent in terms of nuts and 70 to 105 percent in terms of copra. Positive correlation was observed between nitrogen in the top soil with weight of copra and nut production. The exchangeable potassium in lop soil was positively correlated with nut production. Meanwhile, the organic mater, content in the soil were positively correlated with weight of copra, nut production but negatively correlated with percentage of nul shedding. These results implies that increase organic matter content in the soil will increase coconut production including fruit set Nitrogen concentration in the leaf was positively and highly signiicantly correlated with number of nut shedding These finding suggested that the increased nitrogen concentration in the leaf greatly promotes nul production and fruit set of the palms under various cropping patterns in coconut The potassium in the leaf was significantly correlated with nul production but negatively correlated with percentage of nut shedding. Key words: Coconut production, cropping patterns, soil chemical, leaf nutri","PeriodicalId":17774,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Tanaman Industri","volume":"74 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90516737","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-07-15DOI: 10.21082/LITTRI.V9N2.2003.39-47
P. D. Riajaya, F. T. Kadarwati, M. Machfud
Curah hujan merupakan salah salu unsur iklim yang sangal berpengaruh terhadap produksi kapas Variasi hujan di lahan tadah hujan sangat linggi. Waklu tanam yang telah dilentukan sebelumnya hanya berdasarkan data curah hujan selama 1 0 Uihun Untuk mcmpcrbaiki waktu tanam tersebut, perlu dilakukan analisis hujan berdasarkan data curah hujan selama lebih dari 20 tahun untuk mendapatkan angka peluang yang lebih stabil. Analisis dilakukan berdasarkan data curah hujan lebih dari 20 tahun yang lerkumpul dari 16 slasiun hujan yang tersebar di Kabupaten Lombok Timur. lombok Tengah. Lombok Barat, Sumbawa, Bima, dan Dompu. Data dianalisis menggunakan metode peluang Markov Ordc Pertama dan perhilungan peluang sclang kering beturut-turut Waktu tanam kapas di sebagian besar I-ombok dan Sumbawa berkisar minggu pertama sampai minggu kedua Desember, minggu ketiga sampai keempal Desember di Kawo, Lombok Tengah dan Rasanae, Bima, dan minggu pertama Januari di Moyohilir, Sumbawa dan Bayan, Lombok Barat. Daerah yang beresiko linggi untuk pengembangan kapas adalah di wilayah sekilar Pringgabaya (Lombok Timur), Ulhan (Sumbawa), Donggo dan Wawo di Bima Daerah lainnya dengan kandungan air tersedia yang rendah dengan kandungan pasir lebih dari 50% seperti di 1-ape (Sumbawa) penanaman kapas hendaknya dilakukan lebih awal. Tipe iklim didominasi iklim kering dengan musim hujan yang sangat pendek sehingga tidak memungkinkan adanya pergiliran tanaman palawija-kapas Kapas hendaknya ditanam bersamaan dengan palawija mcngingal pendeknya periode hujan.Kata kunci : Gossypium hirsutum, waktu tanam. periode kering, masa tanam ABSTRACT Prediction of rainfall probability for determination of cotton sowing times in West Nusa TenggaraClimatic elements paticularly rainfall strongly influences successful prediction of rainfed cotton yield. Rainfall vaiability varies amongst Ihe season The previous planting times were determined based on 10 years daily rainfall data. I-ongterm rainfall data arc required for rainfall analysis to get reliable probabilities. The rainfall analysis was done using Markov Chain First Order Probability and dryspell probability methods Ihe rainfall data were collected from 16 rainfall stations in West Nusa Tcnggara (Eas( Lombok, Central I-ombok, West Lombok, Sumbawa, Bima, and Dompu). Ihe planting times varied from the irst week to the second week of December for most areas of I-ombok and Sumbawa The planting limes in Kawo, Central Lombok and Rasanae, Bima were mid December: and early January in Moyohilir, Sumbawa and Bayan, West l.ombok The areas which high risk to drought are around Pringgabaya (Hast lombok), Uthan (Sumbawa), Donggo and Wawo (Bima). On sandy- areas such as I-ape (Sumbawa) cotton should be planted earlier Type of climate in most areas is dry with limited rainy season, thai relay-planting of these areas is not practiced.Key words: Gossypium hirsutum, planting time, dryspcll, seasonal patern
降雨量是气候因素的错误,它影响着降雨地区棉花的降水。我们必须根据20多年来降水数据对现有作物时间进行分析,以获得更稳定的概率。分析是根据来自东龙目岛16个湖区的20多年降雨记录进行的。龙目岛的中间。西龙目岛、桑巴瓦、比马和天普。数据分析方法马尔科夫Ordc机会第一次使用和干燥的perhilungan机会sclang beturut-turut棉花种植在大部分时间I-ombok和松巴哇范围第一周,直到12月的第二个星期,第三周在Kawo 12 keempal,龙目岛Rasanae,银河系中央,在Moyohilir一月的第一周,松巴哇和鹦鹉,龙目岛西部。在棉花种植的外围环境中,棉花种植风险较低的地区是sekilar品根巴亚(东龙目岛)、Ulhan(松巴亚)、东谷(东巴谷)和Wawo。气候类型主要是干燥的气候,雨季很短,不允许棉花作物与较短的雨季同时种植。关键词:Gossypium hirsutum,种植时间。干旱时期,在西部努萨紧张气候中,rainfall可确定棉花产量的潜在风险投资。《previous plantion times》根据10年的数据确定了日期。l -ongterm rainfall数据要求rainfall分析获得可可靠性可能性。rainfall分析人员使用的是Markov Chain Probability和dryspell Probability methods Ihe rainfall数据集合于16 rainfall stations in West Nusa, Central -ombok, West Lombok, sumtake, Bima和Dompu)。Ihe种植时报varied从首先为12周》第二周的大多数地区I-ombok松巴哇著作百科全书》《Kawo石灰种植,中央龙目岛和mid Rasanae,银河系是12:早期在Moyohilir一月,松巴哇和鹦鹉,韦斯特l . ombok周围的地区是哪种风险高到干旱Pringgabaya龙目岛(你),Donggo Uthan(松巴哇)和瓦沃(银河系)。在sandy- as - as -ape (sum携带)棉花应该更早于在大多数地区干燥的气候季节,这些区域的重新种植并不是实际的。重要字:Gossypium hirsutum, planting time, dryspcll,东北海岸
{"title":"PERKIRAAN PELUANG HUJAN UNTUK MENENTUKAN WAKTU TANAM KAPAS DI NUSA TENGGARA BARAT","authors":"P. D. Riajaya, F. T. Kadarwati, M. Machfud","doi":"10.21082/LITTRI.V9N2.2003.39-47","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/LITTRI.V9N2.2003.39-47","url":null,"abstract":"Curah hujan merupakan salah salu unsur iklim yang sangal berpengaruh terhadap produksi kapas Variasi hujan di lahan tadah hujan sangat linggi. Waklu tanam yang telah dilentukan sebelumnya hanya berdasarkan data curah hujan selama 1 0 Uihun Untuk mcmpcrbaiki waktu tanam tersebut, perlu dilakukan analisis hujan berdasarkan data curah hujan selama lebih dari 20 tahun untuk mendapatkan angka peluang yang lebih stabil. Analisis dilakukan berdasarkan data curah hujan lebih dari 20 tahun yang lerkumpul dari 16 slasiun hujan yang tersebar di Kabupaten Lombok Timur. lombok Tengah. Lombok Barat, Sumbawa, Bima, dan Dompu. Data dianalisis menggunakan metode peluang Markov Ordc Pertama dan perhilungan peluang sclang kering beturut-turut Waktu tanam kapas di sebagian besar I-ombok dan Sumbawa berkisar minggu pertama sampai minggu kedua Desember, minggu ketiga sampai keempal Desember di Kawo, Lombok Tengah dan Rasanae, Bima, dan minggu pertama Januari di Moyohilir, Sumbawa dan Bayan, Lombok Barat. Daerah yang beresiko linggi untuk pengembangan kapas adalah di wilayah sekilar Pringgabaya (Lombok Timur), Ulhan (Sumbawa), Donggo dan Wawo di Bima Daerah lainnya dengan kandungan air tersedia yang rendah dengan kandungan pasir lebih dari 50% seperti di 1-ape (Sumbawa) penanaman kapas hendaknya dilakukan lebih awal. Tipe iklim didominasi iklim kering dengan musim hujan yang sangat pendek sehingga tidak memungkinkan adanya pergiliran tanaman palawija-kapas Kapas hendaknya ditanam bersamaan dengan palawija mcngingal pendeknya periode hujan.Kata kunci : Gossypium hirsutum, waktu tanam. periode kering, masa tanam ABSTRACT Prediction of rainfall probability for determination of cotton sowing times in West Nusa TenggaraClimatic elements paticularly rainfall strongly influences successful prediction of rainfed cotton yield. Rainfall vaiability varies amongst Ihe season The previous planting times were determined based on 10 years daily rainfall data. I-ongterm rainfall data arc required for rainfall analysis to get reliable probabilities. The rainfall analysis was done using Markov Chain First Order Probability and dryspell probability methods Ihe rainfall data were collected from 16 rainfall stations in West Nusa Tcnggara (Eas( Lombok, Central I-ombok, West Lombok, Sumbawa, Bima, and Dompu). Ihe planting times varied from the irst week to the second week of December for most areas of I-ombok and Sumbawa The planting limes in Kawo, Central Lombok and Rasanae, Bima were mid December: and early January in Moyohilir, Sumbawa and Bayan, West l.ombok The areas which high risk to drought are around Pringgabaya (Hast lombok), Uthan (Sumbawa), Donggo and Wawo (Bima). On sandy- areas such as I-ape (Sumbawa) cotton should be planted earlier Type of climate in most areas is dry with limited rainy season, thai relay-planting of these areas is not practiced.Key words: Gossypium hirsutum, planting time, dryspcll, seasonal patern","PeriodicalId":17774,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Tanaman Industri","volume":"2 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89773782","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Engineering of solar collector and LPG-burner for curing Virginia tobaccoIndonesia produces 30 tones of Hue cured tobacco every year. Curing Virginia tobacco needs I 29 I kerosene per I kg cured leaves, thus lo process 30 tones cured leaves, it needs 38.7 liter kerosene with a value ol Rp 1 5.5 billion per year Kerosene as a source of energy is used for house hold in Ihe village and it is highly subsidized by the government. For such industries as tobacco processing other sources of energy are available, including gas oil, diesel oil and fuel oil, solar energy, coal, and liquid petroleum gas This study was aimed at designing solar collector and LPG buner suitable lor Virginia tobacco flue curing. Tobacco leaves were cured in a curing barn with LPG as a fuel, while the solar collector was installed on Ihe roof of Ihe barn. The size of the curing barn was 4 m x 4 m x 7 m with a capacity of iwo tones fresh leaves. The LPG-burner used was BA'I'/Baliltas-I, with was specially designed for lobacco curing barn ('nring method followed Ihe standard method practiced by farmers The experiment was conducted al IT Sadhana Arif Nusa. Has! Lombok. NTR from Angus! lo September 1997 The rcsull of experiment was evaluated holh from technical and economical aspects. The used of LPG combined with solar collector as the source of energy could reach Ihe required temperatures (J0-70°(.) during curing phases LPG consumption was 0.86 kg/ kg cured leaves, and solar energy contributed 6.48% of total energy required for curing process From economical view, the used of LPG and solar energy was not profitable. This was mainly due to Ihe high prices of LPG (Rp I 000 /kg) LPG-lank (Rp 1 600 000/unit) and roof- solar collector (Rp I 500 000 per unit).
{"title":"REKAYASA KOLEKTOR SURYA DAN KOMPOR LPG PADA PENGOVENAN DAUN TEMBAKAU VIRGINIA","authors":"Samsuri Tirtosastro, Darmono Darmono, Subandi Subandi","doi":"10.21082/LITTRI.V6N1.2000.5-13","DOIUrl":"https://doi.org/10.21082/LITTRI.V6N1.2000.5-13","url":null,"abstract":"Engineering of solar collector and LPG-burner for curing Virginia tobaccoIndonesia produces 30 tones of Hue cured tobacco every year. Curing Virginia tobacco needs I 29 I kerosene per I kg cured leaves, thus lo process 30 tones cured leaves, it needs 38.7 liter kerosene with a value ol Rp 1 5.5 billion per year Kerosene as a source of energy is used for house hold in Ihe village and it is highly subsidized by the government. For such industries as tobacco processing other sources of energy are available, including gas oil, diesel oil and fuel oil, solar energy, coal, and liquid petroleum gas This study was aimed at designing solar collector and LPG buner suitable lor Virginia tobacco flue curing. Tobacco leaves were cured in a curing barn with LPG as a fuel, while the solar collector was installed on Ihe roof of Ihe barn. The size of the curing barn was 4 m x 4 m x 7 m with a capacity of iwo tones fresh leaves. The LPG-burner used was BA'I'/Baliltas-I, with was specially designed for lobacco curing barn ('nring method followed Ihe standard method practiced by farmers The experiment was conducted al IT Sadhana Arif Nusa. Has! Lombok. NTR from Angus! lo September 1997 The rcsull of experiment was evaluated holh from technical and economical aspects. The used of LPG combined with solar collector as the source of energy could reach Ihe required temperatures (J0-70°(.) during curing phases LPG consumption was 0.86 kg/ kg cured leaves, and solar energy contributed 6.48% of total energy required for curing process From economical view, the used of LPG and solar energy was not profitable. This was mainly due to Ihe high prices of LPG (Rp I 000 /kg) LPG-lank (Rp 1 600 000/unit) and roof- solar collector (Rp I 500 000 per unit).","PeriodicalId":17774,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Tanaman Industri","volume":"18 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85398020","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}