Tambak merupakan salah satu habitat yang dipergunakan sebagai tempat untuk kegiatan budidaya air payau di daerah pesisir. Kegiatan budidaya yang dilakukan mengalami masalah. Salah satu masalah yang dihadapi petambak di Bontang Kuala saat ini adalah penurunan produksi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengindentifikasi kondisi tambak yang berhubungan dengan kesuburan tambak, yaitu secara fisik, kimia dan biologi, dan analisis kualitas tanah. Metode penelitian yaitu dengan menganisis kualitas air secara in situ dan exsitu. Parameter yang dianalisis secara in situ yaitu: suhu, pH, oksigen terlarut, salinitas; sedangkan parameter yang dianalisis di laboratorium yaitu: TDS, NO3, NO2 dan NH4, pH tanah, bahan organik, N, P tanah, sedangkan untuk melihat keanekaragaman plankton dilakukan pengambilan sampel air untuk indentifikasi di laboratorium. Hasil analisis kualitas air dibandingkan dengan baku mutu lingkungan Prov.Kaltim No.339 Tahun 1988 (Baku mutu air laut untuk biota laut, budidaya perikanan). Kualitas air secara fisik dan kimia masih sesuai dengan standar untuk budidaya, bahan organik tanah tinggi sedangkan secara biologi keanekaragan plankton termasuk dalam kategori sedang.
{"title":"Analisis Kesuburan Tambak di Bontang Kuala Kalimantan Timur","authors":"Henny Pagoray, Deni Udayana","doi":"10.36084/JPT..V7I1.184","DOIUrl":"https://doi.org/10.36084/JPT..V7I1.184","url":null,"abstract":"Tambak merupakan salah satu habitat yang dipergunakan sebagai tempat untuk kegiatan budidaya air payau di daerah pesisir. Kegiatan budidaya yang dilakukan mengalami masalah. Salah satu masalah yang dihadapi petambak di Bontang Kuala saat ini adalah penurunan produksi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengindentifikasi kondisi tambak yang berhubungan dengan kesuburan tambak, yaitu secara fisik, kimia dan biologi, dan analisis kualitas tanah. Metode penelitian yaitu dengan menganisis kualitas air secara in situ dan exsitu. Parameter yang dianalisis secara in situ yaitu: suhu, pH, oksigen terlarut, salinitas; sedangkan parameter yang dianalisis di laboratorium yaitu: TDS, NO3, NO2 dan NH4, pH tanah, bahan organik, N, P tanah, sedangkan untuk melihat keanekaragaman plankton dilakukan pengambilan sampel air untuk indentifikasi di laboratorium. Hasil analisis kualitas air dibandingkan dengan baku mutu lingkungan Prov.Kaltim No.339 Tahun 1988 (Baku mutu air laut untuk biota laut, budidaya perikanan). Kualitas air secara fisik dan kimia masih sesuai dengan standar untuk budidaya, bahan organik tanah tinggi sedangkan secara biologi keanekaragan plankton termasuk dalam kategori sedang.","PeriodicalId":17776,"journal":{"name":"Jurnal Pertanian Terpadu","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41814431","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Taufan Purwokusumaning Daru, O. Kurniadinata, Yabel Noberto Patandean
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang ayam dan jarak tanam yang berbeda terhadap komponen produksi rumput gajah mini (Pennisetum purpureum cv. Mott). Percobaan dilaksanakan di desa Makroman, kecamatan Sambutan, kota Samarinda. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan pola faktorial, dimana perlakuan dosis pupuk kandang ayam terdiri atas 4 perlakuan, yaitu 0 ton ha-1 (p0), 5 ton ha-1 (p1), 10 ton ha-1 (p2) dan 15 ton ha-1 (p3), sedangkan perlakuan jarak tanam terdiri atas 3 perlakuan, yaitu 50 x 100 cm (k1), 75 x 100 cm (k2), dan 100 x 100 cm (k3). Seluruh perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Data dianalisis dengan analisis sidik ragam yang dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil pada taraf 5%. Variabel yang diamati meliputi tinggi tanaman, panjang daun, jumlah daun, jumlah anakan, berat segar, berat kering, dan imbangan daun/batang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis pupuk kandang ayam memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman, panjang daun, jumlah daun, jumlah anakan, berat segar dan berat kering, sedangkan perlakuan jarak tanam berpengaruh nyata pada tinggi tanaman, panjang daun, berat kering, dan imbangan daun/batang. Tidak terjadi interaksi antara perlakuan dosis pupuk kandang dan jarak tanam terhadap seluruh komponen produksi rumput gajah mini yang diukur.
本研究的目的是确定鸡壳和不同作物范围对迷你象草生产成分(Pennisetum purpureum cv.Mott)的影响。实验是在萨马林达市的Makroman村进行的。所使用的计划是因子模型组方案(RAK),其中水痘剂量的处理由4个处理组成,即0吨ha-1(p0)、5吨ha-1、10吨ha-1和15吨ha-1,而作物范围的处理由3个处理组成:50 x 100 cm(k1)、75 x 100 cm和100 x 100 cm。整个治疗重复三次。通过模拟打印分析来分析数据,该分析继续进行5%的最小实际差异测试。观察到的变量包括植物高度、叶片长度、叶片数量、子女数量、新鲜重量、干重和叶片/杆的平衡。研究结果表明,鸡壳的摄入量对植物的高度、叶片长度、叶片数量、子代数量、鲜重和干重有实际影响,而对植物距离的处理对植物的身高、叶片长度和干重以及叶片/杆的平衡有实际影响。笼中肥料剂量的处理与植物相对于整个迷你象草生产成分的距离之间没有相互作用。
{"title":"Pengaruh Dosis Pupuk Kandang dan Jarak Tanam Terhadap Produksi Rumput Gajah Mini (Pennisetum purpureum cv. Mott)","authors":"Taufan Purwokusumaning Daru, O. Kurniadinata, Yabel Noberto Patandean","doi":"10.36084/JPT..V7I1.181","DOIUrl":"https://doi.org/10.36084/JPT..V7I1.181","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kandang ayam dan jarak tanam yang berbeda terhadap komponen produksi rumput gajah mini (Pennisetum purpureum cv. Mott). Percobaan dilaksanakan di desa Makroman, kecamatan Sambutan, kota Samarinda. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan pola faktorial, dimana perlakuan dosis pupuk kandang ayam terdiri atas 4 perlakuan, yaitu 0 ton ha-1 (p0), 5 ton ha-1 (p1), 10 ton ha-1 (p2) dan 15 ton ha-1 (p3), sedangkan perlakuan jarak tanam terdiri atas 3 perlakuan, yaitu 50 x 100 cm (k1), 75 x 100 cm (k2), dan 100 x 100 cm (k3). Seluruh perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Data dianalisis dengan analisis sidik ragam yang dilanjutkan dengan uji beda nyata terkecil pada taraf 5%. Variabel yang diamati meliputi tinggi tanaman, panjang daun, jumlah daun, jumlah anakan, berat segar, berat kering, dan imbangan daun/batang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis pupuk kandang ayam memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman, panjang daun, jumlah daun, jumlah anakan, berat segar dan berat kering, sedangkan perlakuan jarak tanam berpengaruh nyata pada tinggi tanaman, panjang daun, berat kering, dan imbangan daun/batang. Tidak terjadi interaksi antara perlakuan dosis pupuk kandang dan jarak tanam terhadap seluruh komponen produksi rumput gajah mini yang diukur.","PeriodicalId":17776,"journal":{"name":"Jurnal Pertanian Terpadu","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42555532","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Degradasi tanah untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan serta menghasilkan barang dan jasa telah menjadi perhatian global. Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan peraturan terkait potensi, status dan baku mutu kerusakan tanah untuk produksi biomassa. Dalam rangka mendukung program pemerintah dan upaya perbaikan lahan maka peran dan kerjasama peneliti bersama pemerintah daerah harus ditingkatkan untuk menggali informasi terkait potensi dan status kerusakan tanah yang dapat digunakan sebagai data pendukung untuk perencanaan pembangunan di suatu daerah. Potensi dan status kerusakan tanah di wilayah Kabupaten Kutai Timur masih tergolong rendah. Tetapi memiliki potensi tinggi terhadap kerusakan tanah, karena semakin meningkatnya pemanfaatan lahan untuk berbagai kepentingan dan kondisi alami tanah Kalimantan Timur yang merupakan tanah tua, yiatu podsolik merah kuning atau ultisols yang mudah terdegredasi apabila didayagunakan tanpa memperhatikan prinsip-prinsip konservasi. Khusus untuk lahan di Rantau Pulung terdapat satu parameter dengan status melebihi baku mutu, yaitu permeabilitas tanah, kemudian di Batu Ampar ditemukan empat parameter, yaitu permeabilitas, komposisi fraksi tanah, kerapatan lindak dan pH tanah, selanjutnya di Long Mesangat ditemukan dua parameter, yaitu kerapatan lindak dan permeabilitas. Semakin banyak faktor pembatas tersebut, maka dalam pemanfaatan lahan seharusnya juga menerapkan dan menuntut perlakuan konservasi yang tinggi untuk mempertahankan atau meningkatkan kualitas lahan atau tanah.
{"title":"Potensi dan Status Kerusakan Tanah di Kabupaten Kutai Timur","authors":"Muli Edwin, Harmi Suprapti, Veronika Murtinah, Liris Lis Komara, Mufti Perwira Putra","doi":"10.36084/JPT..V7I1.185","DOIUrl":"https://doi.org/10.36084/JPT..V7I1.185","url":null,"abstract":"Degradasi tanah untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan serta menghasilkan barang dan jasa telah menjadi perhatian global. Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan peraturan terkait potensi, status dan baku mutu kerusakan tanah untuk produksi biomassa. Dalam rangka mendukung program pemerintah dan upaya perbaikan lahan maka peran dan kerjasama peneliti bersama pemerintah daerah harus ditingkatkan untuk menggali informasi terkait potensi dan status kerusakan tanah yang dapat digunakan sebagai data pendukung untuk perencanaan pembangunan di suatu daerah. Potensi dan status kerusakan tanah di wilayah Kabupaten Kutai Timur masih tergolong rendah. Tetapi memiliki potensi tinggi terhadap kerusakan tanah, karena semakin meningkatnya pemanfaatan lahan untuk berbagai kepentingan dan kondisi alami tanah Kalimantan Timur yang merupakan tanah tua, yiatu podsolik merah kuning atau ultisols yang mudah terdegredasi apabila didayagunakan tanpa memperhatikan prinsip-prinsip konservasi. Khusus untuk lahan di Rantau Pulung terdapat satu parameter dengan status melebihi baku mutu, yaitu permeabilitas tanah, kemudian di Batu Ampar ditemukan empat parameter, yaitu permeabilitas, komposisi fraksi tanah, kerapatan lindak dan pH tanah, selanjutnya di Long Mesangat ditemukan dua parameter, yaitu kerapatan lindak dan permeabilitas. Semakin banyak faktor pembatas tersebut, maka dalam pemanfaatan lahan seharusnya juga menerapkan dan menuntut perlakuan konservasi yang tinggi untuk mempertahankan atau meningkatkan kualitas lahan atau tanah.","PeriodicalId":17776,"journal":{"name":"Jurnal Pertanian Terpadu","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45764726","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh kompos jerami padi dan jenis mulsa pada pertumbuhan dan hasil melon. Penelitian dilakukan di Kabupaten Blitar pada bulan Agustus hingga November 2016. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial dengan3 ulangan. Faktor pertama dosis kompos jerami terdiri dari tiga aras, k0: Tanpa kompos jerami, k1: kompos jerami 10 ton/ha; k2: kompos jerami 20 ton / ha. Faktor II: jenis mulsa, terdiri dari tiga aras, m0: Tanpa mulsa; m1: Mulsa jerami; m2: mulsa plastik hitam silver. Pengamatan meliputi: panjang tanaman (cm), jumlah daun (daun), bobot segar dan bobot kering brangkasan (g), bobot buah (kg), diameter buah (cm) dan tebal buah (mm). Data dianalisis menggunakan ANOVA dilanjut dengan uji Duncan kesalahan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi nyata perlakuan kompos jerami padi (k) dan jenis mulsa (m) terhadap bobot kering tanaman dan bobot segar tanaman. Hasil tertinggi adalah kombinasi perlakuan kompos jerami 20 ton/ha dan mulsa plastik hitam perak (k2m2) dan mampu meningkatkan bobot kering tanaman hingga 26,87% dibandingkan perlakuan tanpa kompos jerami dan tanpa mulsa/kontrol. Dosis kompos jerami padi 20 ton/ha dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman dan hasil melon lebih baik daripada perlakuan tanpa kompos jerami. Peningkatan hasil berat melon akibat kompos jerami padi adalah 21,59%. Mulsa plastik hitam dan perak dapat meningkatkan hasil melon 15,56% lebih tinggi daripada tanpa mulsa dan meningkat 6,077% lebih tinggi dari mulsa jerami padi.
{"title":"Pengaruh Dosis Pupuk Kompos Jerami dan Jenis Mulsa Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Melon (Cucumis melo L.)","authors":"Tri Kurniastuti, Dea Risfika Faustina","doi":"10.36084/JPT..V7I1.174","DOIUrl":"https://doi.org/10.36084/JPT..V7I1.174","url":null,"abstract":"Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh kompos jerami padi dan jenis mulsa pada pertumbuhan dan hasil melon. Penelitian dilakukan di Kabupaten Blitar pada bulan Agustus hingga November 2016. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial dengan3 ulangan. Faktor pertama dosis kompos jerami terdiri dari tiga aras, k0: Tanpa kompos jerami, k1: kompos jerami 10 ton/ha; k2: kompos jerami 20 ton / ha. Faktor II: jenis mulsa, terdiri dari tiga aras, m0: Tanpa mulsa; m1: Mulsa jerami; m2: mulsa plastik hitam silver. Pengamatan meliputi: panjang tanaman (cm), jumlah daun (daun), bobot segar dan bobot kering brangkasan (g), bobot buah (kg), diameter buah (cm) dan tebal buah (mm). Data dianalisis menggunakan ANOVA dilanjut dengan uji Duncan kesalahan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi nyata perlakuan kompos jerami padi (k) dan jenis mulsa (m) terhadap bobot kering tanaman dan bobot segar tanaman. Hasil tertinggi adalah kombinasi perlakuan kompos jerami 20 ton/ha dan mulsa plastik hitam perak (k2m2) dan mampu meningkatkan bobot kering tanaman hingga 26,87% dibandingkan perlakuan tanpa kompos jerami dan tanpa mulsa/kontrol. Dosis kompos jerami padi 20 ton/ha dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman dan hasil melon lebih baik daripada perlakuan tanpa kompos jerami. Peningkatan hasil berat melon akibat kompos jerami padi adalah 21,59%. Mulsa plastik hitam dan perak dapat meningkatkan hasil melon 15,56% lebih tinggi daripada tanpa mulsa dan meningkat 6,077% lebih tinggi dari mulsa jerami padi.","PeriodicalId":17776,"journal":{"name":"Jurnal Pertanian Terpadu","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41614128","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tingkat pengetahuan petani terhadap budidaya pertanian organik padi sawah dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui peran faktor sosial ekonomi petani terhadap pengetahuan budidaya pertanian organik padi sawah, mengetahui tingkat pengetahuan petani terhadap budidaya pertanian organik dan mengetahui apakah terdapat hubungan antara faktor sosial ekonomi petani terhadap pengetahuan budidaya pertanian organik padi sawah di Kelurahan Makroman Kecamatan Sambutan. Pengambilan sample menggunakan metode Proportionate Random Sampling dengan jumlah responden sebanyak 38 jiwa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor sosial ekonomi petani terhadap budidaya pertanian organik padi sawah dalam kategori kurang berperan dengan skor rata-rata 56,28 dan tingkat pengetahuan petani terhadap budidaya pertanian organik padi sawah dalam kategori tinggi dengan skor rata-rata 60,10. Dengan uji signifikan rank spearman menunjukkan bahwa hubungan antara faktor sosial ekonomi petani terhadap budidaya pertanian organik padi sawah adalah signifikan dengan nilai 0,892. Hasil uji signifikan menunjukkan nilai t hitung 11,819 > t tabel 0,219. Faktor sosial ekonomi petani terhadap budidaya pertanian organik padi sawah dalam kategori kurang berperan. Tingkat pengetahuan petani terhadap budidaya pertanian organik padi sawah dalam kategori tinggi. Terdapat hubungan antara faktor sosial ekonomi petani terhadap budidaya pertanian organik padi sawah.
{"title":"Analisis Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Petani Terhadap Pengetahuan Budidaya Pertanian Organik Padi Sawah (Oryza sativa L.) di Kelurahan Makroman Kecamatan Sambutan","authors":"Eko Setiawan Prabowo, Tetty Wijayanti, Saddaruddin Saddaruddin","doi":"10.36084/JPT..V6I2.170","DOIUrl":"https://doi.org/10.36084/JPT..V6I2.170","url":null,"abstract":"Tingkat pengetahuan petani terhadap budidaya pertanian organik padi sawah dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui peran faktor sosial ekonomi petani terhadap pengetahuan budidaya pertanian organik padi sawah, mengetahui tingkat pengetahuan petani terhadap budidaya pertanian organik dan mengetahui apakah terdapat hubungan antara faktor sosial ekonomi petani terhadap pengetahuan budidaya pertanian organik padi sawah di Kelurahan Makroman Kecamatan Sambutan. Pengambilan sample menggunakan metode Proportionate Random Sampling dengan jumlah responden sebanyak 38 jiwa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor sosial ekonomi petani terhadap budidaya pertanian organik padi sawah dalam kategori kurang berperan dengan skor rata-rata 56,28 dan tingkat pengetahuan petani terhadap budidaya pertanian organik padi sawah dalam kategori tinggi dengan skor rata-rata 60,10. Dengan uji signifikan rank spearman menunjukkan bahwa hubungan antara faktor sosial ekonomi petani terhadap budidaya pertanian organik padi sawah adalah signifikan dengan nilai 0,892. Hasil uji signifikan menunjukkan nilai t hitung 11,819 > t tabel 0,219. Faktor sosial ekonomi petani terhadap budidaya pertanian organik padi sawah dalam kategori kurang berperan. Tingkat pengetahuan petani terhadap budidaya pertanian organik padi sawah dalam kategori tinggi. Terdapat hubungan antara faktor sosial ekonomi petani terhadap budidaya pertanian organik padi sawah.","PeriodicalId":17776,"journal":{"name":"Jurnal Pertanian Terpadu","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49340323","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model cara tanam dan interval penyiangan gulma yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) penelitian ini dilaksanakan kurang lebih selama 4 bulan dari bulan April hingga bulan Juli 2017, terhitung mulai persiapan tempat hingga pengambilan data terakhir/panen.Penelitian ini berlokasi di jalan Ring Road, Kecamatan Sangatta Selatan, Kabupaten Kutai Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor dan diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 36 petak penelitian. Faktor pertama adalah perlakuan model tanam (C) yang terdiri dari, C1=Miring, C2= Tegak, C3=Datar. Faktor kedua adalah perlakuan penyiangan (P) yang terdiri dari, P0= Tanpa Penyiangan, P1= Penyiangan gulma setiap 1 minggu, P2=Penyiangan gulma setiap 2 minggu, P3= Penyiangan gulma setiap 3 minggu. Analisis data menggunakan tabel analisis sidik ragam dengan uji lanjutan Beda Nyata Terkecil (BNT) taraf 5%. Hasil penelitian perlakuan model tanam yang terbaik yaitu model tanam miring (C1) dengan hasil sebesar 22,39 ton.ha-1, serta perlakuan interval penyiangan yang terbaik yaitu interval penyiangan 2 minggu sekali (P2) yaitu 17,11 ton.ha-1 Kemudian interaksi perlakuan terbaik yaitu model tanam miring dengan interval penyiangan 2 minggu sekali (C1P2) yaitu menghasilkan produksi ubi jalar sebesar 24,50 ton.ha-1
{"title":"Uji Pertumbuhan dan Produksi Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Terhadap Model Tanam Dan Interval Penyiangan Gulma","authors":"N. Rohaeni, Marhani Marhani","doi":"10.36084/JPT..V6I2.162","DOIUrl":"https://doi.org/10.36084/JPT..V6I2.162","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model cara tanam dan interval penyiangan gulma yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) penelitian ini dilaksanakan kurang lebih selama 4 bulan dari bulan April hingga bulan Juli 2017, terhitung mulai persiapan tempat hingga pengambilan data terakhir/panen.Penelitian ini berlokasi di jalan Ring Road, Kecamatan Sangatta Selatan, Kabupaten Kutai Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari 2 faktor dan diulang sebanyak 3 kali sehingga diperoleh 36 petak penelitian. Faktor pertama adalah perlakuan model tanam (C) yang terdiri dari, C1=Miring, C2= Tegak, C3=Datar. Faktor kedua adalah perlakuan penyiangan (P) yang terdiri dari, P0= Tanpa Penyiangan, P1= Penyiangan gulma setiap 1 minggu, P2=Penyiangan gulma setiap 2 minggu, P3= Penyiangan gulma setiap 3 minggu. Analisis data menggunakan tabel analisis sidik ragam dengan uji lanjutan Beda Nyata Terkecil (BNT) taraf 5%. Hasil penelitian perlakuan model tanam yang terbaik yaitu model tanam miring (C1) dengan hasil sebesar 22,39 ton.ha-1, serta perlakuan interval penyiangan yang terbaik yaitu interval penyiangan 2 minggu sekali (P2) yaitu 17,11 ton.ha-1 Kemudian interaksi perlakuan terbaik yaitu model tanam miring dengan interval penyiangan 2 minggu sekali (C1P2) yaitu menghasilkan produksi ubi jalar sebesar 24,50 ton.ha-1","PeriodicalId":17776,"journal":{"name":"Jurnal Pertanian Terpadu","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48240947","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Mesin pemotong rumput tipe rotari adalah pemotong rumput yang memotong berdasarkan benturan (impact) pisau terhadap rumput (free cutting) dengan kecepatan putaran tinggi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2017. Tujuan penelitian adalah membuat desain mesin pemotong rumput tipe rotari dengan motor penggerak motor listrik serta mengetahui efisiensi dan kebutuhan daya alat dengan metode eksperimen yaitu melakukan uji coba alat yang telah di desain sehubungan dengan rancangan structural dan rancangan funsional dan menganalisis data uji coba alat yang diperoleh untuk mengetahui efisiensi dan kebutuhan daya alat. Bagian alat mesin pemotong rumput tipe rotari yang dibuat terdiri dari rangka, deck, dudukan mata pisau, mata pisau, motor penggerak, dan baterai sebagai sumber arus tenaga penggerak. Kapasitas kerja lapang teoritis mesin pemotong rumput tipe rotari sebesar 0,0186 ha/jam, kapasitas kerja lapang efektif rata-rata mesin pemotong rumput tipe rotari sebesar 0,0131 ha/jam, Efisiensi kerja lapang rata-rata mesin pemotong rumput tipe rotari sebesar 70,4 %, dan daya yang dibutuhkan motor penggerak mesin pemotong rumput tipe rotari adalah sebesar 179,67 Watt.
{"title":"Desain Mesin Pemotong Rumput Tipe Rotari Dengan Mesin Penggerak Motor Listrik","authors":"Kahar Kahar","doi":"10.36084/JPT..V6I2.169","DOIUrl":"https://doi.org/10.36084/JPT..V6I2.169","url":null,"abstract":"Mesin pemotong rumput tipe rotari adalah pemotong rumput yang memotong berdasarkan benturan (impact) pisau terhadap rumput (free cutting) dengan kecepatan putaran tinggi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juli 2017. Tujuan penelitian adalah membuat desain mesin pemotong rumput tipe rotari dengan motor penggerak motor listrik serta mengetahui efisiensi dan kebutuhan daya alat dengan metode eksperimen yaitu melakukan uji coba alat yang telah di desain sehubungan dengan rancangan structural dan rancangan funsional dan menganalisis data uji coba alat yang diperoleh untuk mengetahui efisiensi dan kebutuhan daya alat. \u0000Bagian alat mesin pemotong rumput tipe rotari yang dibuat terdiri dari rangka, deck, dudukan mata pisau, mata pisau, motor penggerak, dan baterai sebagai sumber arus tenaga penggerak. Kapasitas kerja lapang teoritis mesin pemotong rumput tipe rotari sebesar 0,0186 ha/jam, kapasitas kerja lapang efektif rata-rata mesin pemotong rumput tipe rotari sebesar 0,0131 ha/jam, Efisiensi kerja lapang rata-rata mesin pemotong rumput tipe rotari sebesar 70,4 %, dan daya yang dibutuhkan motor penggerak mesin pemotong rumput tipe rotari adalah sebesar 179,67 Watt.","PeriodicalId":17776,"journal":{"name":"Jurnal Pertanian Terpadu","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49630096","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis status kerusakan tanah di Kampung Jawa Dusun Kabo Jaya Kecamatan Sangatta Utara. Penelitian dilaksanakan selama kurang lebih 3 bulan dari bulan Juli sampai September 2016. Penelitian ini berdasarkan metode survei tanah, pengambilan sampel tanah dan pengamatan lapangan. Kemudian penetapan status kerusakan tanah mengacu pada peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengukuran Kriteria Baku Kerusakan Tanah Untuk Produksi Biomassa. Kedua lokasi penelitian merupakan lahan budidaya, pertama adalah lahan tanaman Jati yang berumur 15 tahun, kedua adalah lahan semak bekas kebun. Kedua lahan tersebut memiliki karakteristik yang hampir sama, terutama topografi. Tanah di kedua lokasi merupakan jenis tanah masam. Dari 10 parameter yang digunakan untuk menilai status kerusakan tanah, terdapat 2 parameter yang melebihi ambang kritis, yaitu pH dan DHL, sehingga kedua lokasi merupakan lahan yang telah mengalami penurunan kualitas, terutama dalam produksi biomassa. Oleh karena itu perlu ada upaya konservasi atau perbaikan lahan terutama untuk mengurangi tingkat keasaman tanah.
{"title":"Analisis Status Kerusakan Tanah Pada Lahan Kering di Kampung Jawa Dusun Kabo Jaya, Sangatta","authors":"Mufti Perwira Putra, Muli Edwin","doi":"10.36084/jpt..v6i2.172","DOIUrl":"https://doi.org/10.36084/jpt..v6i2.172","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis status kerusakan tanah di Kampung Jawa Dusun Kabo Jaya Kecamatan Sangatta Utara. Penelitian dilaksanakan selama kurang lebih 3 bulan dari bulan Juli sampai September 2016. Penelitian ini berdasarkan metode survei tanah, pengambilan sampel tanah dan pengamatan lapangan. Kemudian penetapan status kerusakan tanah mengacu pada peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengukuran Kriteria Baku Kerusakan Tanah Untuk Produksi Biomassa. Kedua lokasi penelitian merupakan lahan budidaya, pertama adalah lahan tanaman Jati yang berumur 15 tahun, kedua adalah lahan semak bekas kebun. Kedua lahan tersebut memiliki karakteristik yang hampir sama, terutama topografi. Tanah di kedua lokasi merupakan jenis tanah masam. Dari 10 parameter yang digunakan untuk menilai status kerusakan tanah, terdapat 2 parameter yang melebihi ambang kritis, yaitu pH dan DHL, sehingga kedua lokasi merupakan lahan yang telah mengalami penurunan kualitas, terutama dalam produksi biomassa. Oleh karena itu perlu ada upaya konservasi atau perbaikan lahan terutama untuk mengurangi tingkat keasaman tanah.","PeriodicalId":17776,"journal":{"name":"Jurnal Pertanian Terpadu","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46084482","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Usaha peternakan sapi di Indonesia sampai saat ini masih mementingkan produktivitas ternak dan belum mempertimbangkan aspek lingkungan dan dampak kegiatan terhadap lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan peternak terhadap limbah peternakan sapi di Desa Sidorejo Kecamatan Penajam Kabupaten Penajam Paser Utara. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggambarkan tingkat pengetahuan peternak terhadap limbah peternakan sapi. Responden penelitian ini adalah peternak sapi di Desa Sidorejo tahun 2017 yang berjumlah 31 orang. Metode pengambilan sampel di lokasi penelitian dilakukan dengan proportional random sampling. Data yang diambil berupa data primer dan data sekunder, selanjutnya data yang telah didapatkan kemudian dianalisis menggunakan Skala Likert. Hasil penelitian tingkat pengetahuan peternak terhadap limbah yang dihasilkan sapi masuk dalam kategori rendah 96,77% dan 3,23% masuk kedalam kategori sedang.
{"title":"Tingkat Pengetahuan Peternak Sapi Terhadap Limbah yang Dihasilkan Di Desa Sidorejo Kecamatan Penajam Kabupaten Penajam Paser Utara","authors":"A. Ismanto, Yetriani Yetriani, Dina Lesmana","doi":"10.36084/JPT..V6I2.168","DOIUrl":"https://doi.org/10.36084/JPT..V6I2.168","url":null,"abstract":"Usaha peternakan sapi di Indonesia sampai saat ini masih mementingkan produktivitas ternak dan belum mempertimbangkan aspek lingkungan dan dampak kegiatan terhadap lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan peternak terhadap limbah peternakan sapi di Desa Sidorejo Kecamatan Penajam Kabupaten Penajam Paser Utara. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggambarkan tingkat pengetahuan peternak terhadap limbah peternakan sapi. Responden penelitian ini adalah peternak sapi di Desa Sidorejo tahun 2017 yang berjumlah 31 orang. Metode pengambilan sampel di lokasi penelitian dilakukan dengan proportional random sampling. Data yang diambil berupa data primer dan data sekunder, selanjutnya data yang telah didapatkan kemudian dianalisis menggunakan Skala Likert. Hasil penelitian tingkat pengetahuan peternak terhadap limbah yang dihasilkan sapi masuk dalam kategori rendah 96,77% dan 3,23% masuk kedalam kategori sedang.","PeriodicalId":17776,"journal":{"name":"Jurnal Pertanian Terpadu","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45454092","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi masyarakat dalam mengkonsumsi tempe bungkus daun. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Loa Kulu sejak bulan April 2014 sampai dengan bulan Juni 2014. Pengambilan data dilakukan di Pasar Loa Kulu melalui wawancara dan kuisioner yang diisi oleh responden pada daftar pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan. Sampel yang diambil sebanyak 23 orang dari 300 populasi. Responden yang digunakan adalah konsumen yang sudah membeli tempe bungkus daun diambil secara sengaja. Faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam mengkonsumsi tempe bungkus daun menggunakan analisis secara deskriptif, diukur melalui 10 indikator yaitu harga, kehalalan, tambahan pengawet, informasi kadaluarsa, pilihan rasa, kemasan, ketersediaan, merek, tambahan nilai gizi, izin Departemen Kesehatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi diukur melalui 10 indikator diantaranya 8 faktor termasuk mempengaruhi yaitu harga, kehalalan, tambahan pengawet, informasi kadaluarsa, pilihan rasa, kemasan, ketersediaan, tambahan nilai gizi sedangkan 2 faktor yang tidak mempengaruhi yaitu merek dan Izin Departemen Kesehatan.
{"title":"Faktor Faktor yang Mempengaruhi Preferensi Masyarakat dalam Mengkonsumsi Tempe Bungkus Daun di Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara","authors":"Nila Kusumawati","doi":"10.36084/jpt..v6i2.167","DOIUrl":"https://doi.org/10.36084/jpt..v6i2.167","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi masyarakat dalam mengkonsumsi tempe bungkus daun. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Loa Kulu sejak bulan April 2014 sampai dengan bulan Juni 2014. Pengambilan data dilakukan di Pasar Loa Kulu melalui wawancara dan kuisioner yang diisi oleh responden pada daftar pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan. Sampel yang diambil sebanyak 23 orang dari 300 populasi. Responden yang digunakan adalah konsumen yang sudah membeli tempe bungkus daun diambil secara sengaja. Faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam mengkonsumsi tempe bungkus daun menggunakan analisis secara deskriptif, diukur melalui 10 indikator yaitu harga, kehalalan, tambahan pengawet, informasi kadaluarsa, pilihan rasa, kemasan, ketersediaan, merek, tambahan nilai gizi, izin Departemen Kesehatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi diukur melalui 10 indikator diantaranya 8 faktor termasuk mempengaruhi yaitu harga, kehalalan, tambahan pengawet, informasi kadaluarsa, pilihan rasa, kemasan, ketersediaan, tambahan nilai gizi sedangkan 2 faktor yang tidak mempengaruhi yaitu merek dan Izin Departemen Kesehatan.","PeriodicalId":17776,"journal":{"name":"Jurnal Pertanian Terpadu","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41690507","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}