Pub Date : 2019-07-02DOI: 10.23955/RKL.V14I1.13091
Fachrul Razi, Umi Fathanah, Novia Mehra Erfiza
Penyisihan kandungan fosfolipid dalam minyak mentah kelapa sawit (CPO) telah dilakukan menggunakan membran ultrafiltrasi polietersulfon (PES). Membran PES dibuat secara inversi fasa dengan variasi konsentrasi polimer PES yaitu 15% dan 18% (%-b) dan pelarut dimetil sulfoksida (DMSO). Membran yang dihasilkan disebut membran PES-15 dan PES-18. Selanjutnya Membran PES dilakukan uji karakterisasi yaitu observasi struktur morfologi membrane menggunakan scanning electron microscopy (SEM) dan analisa komposisi kimia menggunakan FT-IR. Unjuk kerja membran PES pada penyisihan fosfolipid dalam minyak CPO dilakukan secara ultrafiltrasi menggunakan modul dead-end. Rasio komposisi CPO dan heksana dalam larutan umpan yaitu 40%:60% dan 60%:40% (b/b). Hasil SEM membran memperlihatkan bahwa membran PES-15 dan PES-18 memiliki struktur asimetrik dengan lapisan atas berupa lapisan tipis dan rapat (dense) sedangkan lapisan penyangga (support) berupa lapisan berongga (porous dengan struktur pori berbentuk jari. Hasil analisis komposisi kimia baik pada membran PES-15 dan PES-18 menunjukkan adanya gugus C=O dan 0=S=O pada kedua jenis membran yang mengindekasikan struktur molekul PES. Kinerja penyisihan fosfolipid tertinggi diberikan oleh membran PES-15 untuk umpan larutan CPO dengan komposisi 60% CPO:40% heksana (b/b) dimana persen penyisihan fosfolipid mencapai 97% Kata kunci: penyisihan fosfolipid, minyak cpo, ultrafiltrasi, membran PES, stuktur assimetrik
{"title":"Fabrikasi Membran PES Ultrafiltrasi Dan Kinerjanya Pada Penyisihan Fosfolipid Minyak CPO","authors":"Fachrul Razi, Umi Fathanah, Novia Mehra Erfiza","doi":"10.23955/RKL.V14I1.13091","DOIUrl":"https://doi.org/10.23955/RKL.V14I1.13091","url":null,"abstract":"Penyisihan kandungan fosfolipid dalam minyak mentah kelapa sawit (CPO) telah dilakukan menggunakan membran ultrafiltrasi polietersulfon (PES). Membran PES dibuat secara inversi fasa dengan variasi konsentrasi polimer PES yaitu 15% dan 18% (%-b) dan pelarut dimetil sulfoksida (DMSO). Membran yang dihasilkan disebut membran PES-15 dan PES-18. Selanjutnya Membran PES dilakukan uji karakterisasi yaitu observasi struktur morfologi membrane menggunakan scanning electron microscopy (SEM) dan analisa komposisi kimia menggunakan FT-IR. Unjuk kerja membran PES pada penyisihan fosfolipid dalam minyak CPO dilakukan secara ultrafiltrasi menggunakan modul dead-end. Rasio komposisi CPO dan heksana dalam larutan umpan yaitu 40%:60% dan 60%:40% (b/b). Hasil SEM membran memperlihatkan bahwa membran PES-15 dan PES-18 memiliki struktur asimetrik dengan lapisan atas berupa lapisan tipis dan rapat (dense) sedangkan lapisan penyangga (support) berupa lapisan berongga (porous dengan struktur pori berbentuk jari. Hasil analisis komposisi kimia baik pada membran PES-15 dan PES-18 menunjukkan adanya gugus C=O dan 0=S=O pada kedua jenis membran yang mengindekasikan struktur molekul PES. Kinerja penyisihan fosfolipid tertinggi diberikan oleh membran PES-15 untuk umpan larutan CPO dengan komposisi 60% CPO:40% heksana (b/b) dimana persen penyisihan fosfolipid mencapai 97% Kata kunci: penyisihan fosfolipid, minyak cpo, ultrafiltrasi, membran PES, stuktur assimetrik","PeriodicalId":17979,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Kimia & Lingkungan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43733496","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-07-02DOI: 10.23955/RKL.V14I1.12520
D. Iryani, N. M. Risthy, Simparmin Br. Ginting, Darmansyah Darmansyah
The most effective way to reduce the pollution of heavy metal waste is the adsorption process using an adsorbent. Sugarcane bagasse is one of materials that has high affinity to absorb heavy metals. The adsorption capacity of sugarcane bagasse can be increased by converting it into cellulose xanthate by reaction of cellulose with carbon disulfide (CS2). Synthesis of cellulose xanthate consists of three stages, i.e isolation, alkalization, and xanthation. In this study, the preparation of cellulose xhantate was conducted by adding carbon disulfide (CS2) about 180% (w/w). The temperature of xhantation reaction was varied at 35°C, 40°C and 45°C. The effect of temperature reaction into degree of substitution (DS), the degree of polymerization (DP) and the metal adsorption capacity of cellulose xanthate for Zn2+ and Pb2+ were determined by quantitative and qualitative analyze. Morphological characteristics of cellulose xanthate was characterized by SEM and the functional groups contained in the cellulose xanthate was characterized by FTIR. The result showed that cellulose xanthate synthesized at temperature of 35°C have a highest value of DS, DP, and the adsorption capacity higher than two variations of temperature (40°C and 45°C). The value of DS, DP, and the adsorption capacity is 0.389, 299.27, 48.353 mg/g for Zn2+ metal and 51.763 mg/g for the metals Pb2+, respectively
{"title":"Adsorpsi Logam Berat Menggunakan Selulosa Xanthat dari Bagas Tebu","authors":"D. Iryani, N. M. Risthy, Simparmin Br. Ginting, Darmansyah Darmansyah","doi":"10.23955/RKL.V14I1.12520","DOIUrl":"https://doi.org/10.23955/RKL.V14I1.12520","url":null,"abstract":"The most effective way to reduce the pollution of heavy metal waste is the adsorption process using an adsorbent. Sugarcane bagasse is one of materials that has high affinity to absorb heavy metals. The adsorption capacity of sugarcane bagasse can be increased by converting it into cellulose xanthate by reaction of cellulose with carbon disulfide (CS2). Synthesis of cellulose xanthate consists of three stages, i.e isolation, alkalization, and xanthation. In this study, the preparation of cellulose xhantate was conducted by adding carbon disulfide (CS2) about 180% (w/w). The temperature of xhantation reaction was varied at 35°C, 40°C and 45°C. The effect of temperature reaction into degree of substitution (DS), the degree of polymerization (DP) and the metal adsorption capacity of cellulose xanthate for Zn2+ and Pb2+ were determined by quantitative and qualitative analyze. Morphological characteristics of cellulose xanthate was characterized by SEM and the functional groups contained in the cellulose xanthate was characterized by FTIR. The result showed that cellulose xanthate synthesized at temperature of 35°C have a highest value of DS, DP, and the adsorption capacity higher than two variations of temperature (40°C and 45°C). The value of DS, DP, and the adsorption capacity is 0.389, 299.27, 48.353 mg/g for Zn2+ metal and 51.763 mg/g for the metals Pb2+, respectively","PeriodicalId":17979,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Kimia & Lingkungan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43954588","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-21DOI: 10.23955/RKL.V14I1.11517
Wahyu Ramadhani Tamiogy, Anis Kardisa, Hisbullah Hisbullah, Sri Aprilia
Bioplastik adalah salah satu jenis plastik yang terbuat dari sumber biomassa terbarukan. Selulosa dari kulit buah pinang berpotensi sebagai bahan baku pembuatan bioplastik dengan menggunakan gliserol sebagai plastizicer. Tujuan penelitian ini untuk membuat film plastik biodegradable, dimana prosedur penelitian adalah isolasi alfa-selulosa dengan metode delignifikasi, pembuatan bioplastik dengan metode solution casting dan karakterisasi bioplastik. Selulosa yang telah diekstraksi dari kulit buah pinang digunakan untuk pembuatan film plastik. Ekstraksi selulosa menggunakan variasi konsentrasi NaOH saat delignifikasi sebesar 15%, 20%, dan 25% dan bleaching dengan NaOCl 3,5%. Sedangkan pembuatan film plastik menggunakan variasi perbandingan gliserol 0,5 gram, 1 gram, dan 1,5 gram. Dimana karakteristik bioplastik terbaik pada penelitian ini diperoleh pada konsentrasi pelarut NaOH 20% dengan penambahan gliserol 1,5 gram di dapat densitas sebesar 0,3 gr/ml, daya serap terhadap air 128,57%, kuat tarik sebesar 14,57 kgf/mm2, dan % elongasi sebesar 5,44%
{"title":"pemanfaatan selulosa dari limbah kulit buah pinang sebagai bahan baku pembuatan bioplastik","authors":"Wahyu Ramadhani Tamiogy, Anis Kardisa, Hisbullah Hisbullah, Sri Aprilia","doi":"10.23955/RKL.V14I1.11517","DOIUrl":"https://doi.org/10.23955/RKL.V14I1.11517","url":null,"abstract":"Bioplastik adalah salah satu jenis plastik yang terbuat dari sumber biomassa terbarukan. Selulosa dari kulit buah pinang berpotensi sebagai bahan baku pembuatan bioplastik dengan menggunakan gliserol sebagai plastizicer. Tujuan penelitian ini untuk membuat film plastik biodegradable, dimana prosedur penelitian adalah isolasi alfa-selulosa dengan metode delignifikasi, pembuatan bioplastik dengan metode solution casting dan karakterisasi bioplastik. Selulosa yang telah diekstraksi dari kulit buah pinang digunakan untuk pembuatan film plastik. Ekstraksi selulosa menggunakan variasi konsentrasi NaOH saat delignifikasi sebesar 15%, 20%, dan 25% dan bleaching dengan NaOCl 3,5%. Sedangkan pembuatan film plastik menggunakan variasi perbandingan gliserol 0,5 gram, 1 gram, dan 1,5 gram. Dimana karakteristik bioplastik terbaik pada penelitian ini diperoleh pada konsentrasi pelarut NaOH 20% dengan penambahan gliserol 1,5 gram di dapat densitas sebesar 0,3 gr/ml, daya serap terhadap air 128,57%, kuat tarik sebesar 14,57 kgf/mm2, dan % elongasi sebesar 5,44%","PeriodicalId":17979,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Kimia & Lingkungan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46956189","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-21DOI: 10.23955/RKL.V14I1.13447
Ridhawati Thahir, A. Wahab, N. L. Nafie, I. Raya
The dye of methylene blue (MB) is organics pollutant from chemical industries. The parameter of MB content are available as methylene blue active substance (MBAS) do not exceed 200 µg/L. The treatment of MB dye pollutant can be done by adsorption process with TiO2 nanoparticle. This aim of this research was synthesized of TiO2 nanoparticle using PVA as surfactant and titanium tetraisoproxide (TTIP) as titanium source through sol-gel preparation to hydrothermal process at temperature 400 and 600oC. The result of XRD spectrum was shown the tetragonal crystal, the phase of anatase, and the size of particle was 1.66 to 3.15 nm. Infrared spectroscopy of Ti-O functional group was at 467 cm-1 and there were hydroxyl groups of the surface TiO2. DSC analysis was indicated the thermal stability of TiO2 at 250oC. Application of TiO2 nanoparticle as an adsorbent to photodegradation of MB with Hg lamp 150 watt during 60 minutes. The highest of adsorption capacity at the sample TiO2-600 was 217 mg/g and effectiveness adsorption was 81%. Isoterm adsorption process of MB by TiO2 nanoparticle can be obtained with Langmuir and Freundlish equation, with the determined coefficient value were close to 1. These results suggest of TiO2 nanoparticle was indicated highly potential to apply for the treatment of pollutant industries.
{"title":"Synthesis and Characterization of TiO2 Nanoparticle as Adsorbent on The Treatment of Methylene Blue Dye Pollutant","authors":"Ridhawati Thahir, A. Wahab, N. L. Nafie, I. Raya","doi":"10.23955/RKL.V14I1.13447","DOIUrl":"https://doi.org/10.23955/RKL.V14I1.13447","url":null,"abstract":"The dye of methylene blue (MB) is organics pollutant from chemical industries. The parameter of MB content are available as methylene blue active substance (MBAS) do not exceed 200 µg/L. The treatment of MB dye pollutant can be done by adsorption process with TiO2 nanoparticle. This aim of this research was synthesized of TiO2 nanoparticle using PVA as surfactant and titanium tetraisoproxide (TTIP) as titanium source through sol-gel preparation to hydrothermal process at temperature 400 and 600oC. The result of XRD spectrum was shown the tetragonal crystal, the phase of anatase, and the size of particle was 1.66 to 3.15 nm. Infrared spectroscopy of Ti-O functional group was at 467 cm-1 and there were hydroxyl groups of the surface TiO2. DSC analysis was indicated the thermal stability of TiO2 at 250oC. Application of TiO2 nanoparticle as an adsorbent to photodegradation of MB with Hg lamp 150 watt during 60 minutes. The highest of adsorption capacity at the sample TiO2-600 was 217 mg/g and effectiveness adsorption was 81%. Isoterm adsorption process of MB by TiO2 nanoparticle can be obtained with Langmuir and Freundlish equation, with the determined coefficient value were close to 1. These results suggest of TiO2 nanoparticle was indicated highly potential to apply for the treatment of pollutant industries.","PeriodicalId":17979,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Kimia & Lingkungan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43181533","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-21DOI: 10.23955/RKL.V14I1.13526
Muhammad Muhammad, Azhari - Muhammad Syam, Ishak Ibrahim, Nurfarida Nurfarida, Darmadi Darmadi
AbstrakAdsorpsi zat warna basic red 18 dan direct black 38 dengan adsorben dari serat pinang telah diteliti. Morfologi dan gugus fungsi permukaan serat pinang dianalisa dengan Fourier transform infrared spectroscopy (FT-IR) dan scanning electron microscopy (SEM). Penelitian ini fokus pada mekanisme adsorpsi dan pengaruh dosis adsorben. Koefisien korelasi (R2) dianalisis dengan menggunakan regresi linier. Mekanisme adsorpsi dilakukan dengan menggunakan dua model isoterm, yaitu isoterm Langmuir dan Freundlich. Hasil kajian menunjukkan bahwa model Freundlich adalah yang paling sesuai diaplikasikan untuk adsorpsi zat warna basic red 18 dan direct black 38. Karena model Freundlich mampu menginterpretasikan proses adsorpsi zat warna basic red 18 dan direct black 38 dengan baik, maka sistem adsorpsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah heterogen. Kapasitas adsorpsi untuk basic red 18 pada berbagai berat adsorben (seperti: 1, 2, dan 3 g) menggunakan model Freundlich adalah 0,234 L/g; 0,101 L/g dan 0,093 L/g. Sementara kapasitas untuk direct black 38 adalah 0,360 L/g; 0,374 L/g dan 0,141 L/g.
{"title":"Penyerapan Zat Warna Basic Red 18 dan Direct Black 38 dengan Menggunakan Sabut Pinang sebagai Adsorben","authors":"Muhammad Muhammad, Azhari - Muhammad Syam, Ishak Ibrahim, Nurfarida Nurfarida, Darmadi Darmadi","doi":"10.23955/RKL.V14I1.13526","DOIUrl":"https://doi.org/10.23955/RKL.V14I1.13526","url":null,"abstract":" AbstrakAdsorpsi zat warna basic red 18 dan direct black 38 dengan adsorben dari serat pinang telah diteliti. Morfologi dan gugus fungsi permukaan serat pinang dianalisa dengan Fourier transform infrared spectroscopy (FT-IR) dan scanning electron microscopy (SEM). Penelitian ini fokus pada mekanisme adsorpsi dan pengaruh dosis adsorben. Koefisien korelasi (R2) dianalisis dengan menggunakan regresi linier. Mekanisme adsorpsi dilakukan dengan menggunakan dua model isoterm, yaitu isoterm Langmuir dan Freundlich. Hasil kajian menunjukkan bahwa model Freundlich adalah yang paling sesuai diaplikasikan untuk adsorpsi zat warna basic red 18 dan direct black 38. Karena model Freundlich mampu menginterpretasikan proses adsorpsi zat warna basic red 18 dan direct black 38 dengan baik, maka sistem adsorpsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah heterogen. Kapasitas adsorpsi untuk basic red 18 pada berbagai berat adsorben (seperti: 1, 2, dan 3 g) menggunakan model Freundlich adalah 0,234 L/g; 0,101 L/g dan 0,093 L/g. Sementara kapasitas untuk direct black 38 adalah 0,360 L/g; 0,374 L/g dan 0,141 L/g. ","PeriodicalId":17979,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Kimia & Lingkungan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44245968","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-21DOI: 10.23955/rkl.v14i1.13475
M. Mahlinda, Vinno Arifiansyah, M. D. Supardan
Penyulingan minyak nilam umumnya memerlukan waktu proses yang lama dan mengkonsumsi energi yang relatif besar. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penyulingan minyak nilam menggunakan alat penyuling sistem uap modifikasi. Modifikasi alat penyuling dilakukan dengan tujuan peningkatan efisiensi penggunaan energi sehingga proses penyulingan minyak nilam dapat dilakukan dalam waktu yang lebih singkat dan rendemen yang lebih tinggi dibandingkan penyulingan menggunakan alat konvensional (tanpa modifikasi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstraksi minyak nilam menggunakan alat penyuling modifikasi menghasilkan rendemen lebih tinggi dibandingkan alat penyuling konvensional. Dibandingkan dengan penyulingan konvensional, proses penyulingan menggunakan alat modifikasi dapat menghemat waktu distilasi sekitar 1 jam tetapi warna dari minyak nilam menjadi coklat tua karena pengaruh temperatur uap yang tinggi. Hasil pengujian mutu terhadap warna, densitas, indek bias dan putaran optik minyak nilam yang dihasilkan menunjukkan parameter-parameter yang diuji sudah memenuhi persyaratan sesuai Standar Nasional Indonesia No. 06-2385-2006.
{"title":"Penyulingan Minyak Nilam (Pogostemon cablin Benth) Menggunakan Alat Penyuling Uap Modifikasi dan Konvensional","authors":"M. Mahlinda, Vinno Arifiansyah, M. D. Supardan","doi":"10.23955/rkl.v14i1.13475","DOIUrl":"https://doi.org/10.23955/rkl.v14i1.13475","url":null,"abstract":"Penyulingan minyak nilam umumnya memerlukan waktu proses yang lama dan mengkonsumsi energi yang relatif besar. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan penyulingan minyak nilam menggunakan alat penyuling sistem uap modifikasi. Modifikasi alat penyuling dilakukan dengan tujuan peningkatan efisiensi penggunaan energi sehingga proses penyulingan minyak nilam dapat dilakukan dalam waktu yang lebih singkat dan rendemen yang lebih tinggi dibandingkan penyulingan menggunakan alat konvensional (tanpa modifikasi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstraksi minyak nilam menggunakan alat penyuling modifikasi menghasilkan rendemen lebih tinggi dibandingkan alat penyuling konvensional. Dibandingkan dengan penyulingan konvensional, proses penyulingan menggunakan alat modifikasi dapat menghemat waktu distilasi sekitar 1 jam tetapi warna dari minyak nilam menjadi coklat tua karena pengaruh temperatur uap yang tinggi. Hasil pengujian mutu terhadap warna, densitas, indek bias dan putaran optik minyak nilam yang dihasilkan menunjukkan parameter-parameter yang diuji sudah memenuhi persyaratan sesuai Standar Nasional Indonesia No. 06-2385-2006.","PeriodicalId":17979,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Kimia & Lingkungan","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"68778905","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-21DOI: 10.23955/RKL.V14I1.13495
Muhammad Zaki, M. Husin., Pocut Nurul Alam, Darmadi Darmadi, Cut Meurah Rosnelly, Nurhazanah Nurhazanah
Penelitian ini menggunakan katalis padat CaO untuk reaksi transesterifikasi minyak biji buta-buta menjadi biodiesel. Minyak biji buta-buta diekstraksi menggunakan alat press. Katalis CaO disiapkan dari cangkang kerang dengan cara dipijar pada suhu 850 oC. Sampel katalis dikarakterisasi dengan metode scanning electron microscopy (SEM) dan x-ray diffractometer (XRD). Katalis cangkang kerang memiliki ukuran partikel antara 200-2000 nm. Hal ini karena pemanasan cangkang pada 850 oC menyebabkan terjadi aglomerasi. Dari rekaman XRD teridentifikasi bahwa katalis didominasi oleh senyawa CaO dan terdapat sedikit CaCO3. Reaksi transesterifikasi dilangsungkan dalam reaktor batch dengan variasi suhu (55 oC, 60 oC, 65oC, dan 70oC), rasio metanol terhadap minyak: 3:1, 6:1, 9:1, 12:1, dan 15:1. Reaksi dilangsungkan selama 3 jam dan katalis didispersi 6 % berat dari minyak. Perolehan metil ester maksimum dicapai 96,7% pada kondisi reaksi, yaitu: molar metanol:minyak 12:1 dan suhu reaksi 65 oC. Karakteristik biodiesel hasil penelitian ini memenuhi sifat-sifat bahan bakar berkualitas tinggi sesuai dengan standar SNI dan ASTM. Proses transesterifikasi minyak biji buta-buta dan metanol menggunakan CaO sebagai katalis basa heterogen layak diaplikasikan secara komersial untuk produksi biodiesel dalam skala industri.
{"title":"Transesterifikasi Minyak Biji Buta-Buta menjadi Biodiesel pada Katalis Heterogen Kalsium Oksida (CaO)","authors":"Muhammad Zaki, M. Husin., Pocut Nurul Alam, Darmadi Darmadi, Cut Meurah Rosnelly, Nurhazanah Nurhazanah","doi":"10.23955/RKL.V14I1.13495","DOIUrl":"https://doi.org/10.23955/RKL.V14I1.13495","url":null,"abstract":"Penelitian ini menggunakan katalis padat CaO untuk reaksi transesterifikasi minyak biji buta-buta menjadi biodiesel. Minyak biji buta-buta diekstraksi menggunakan alat press. Katalis CaO disiapkan dari cangkang kerang dengan cara dipijar pada suhu 850 oC. Sampel katalis dikarakterisasi dengan metode scanning electron microscopy (SEM) dan x-ray diffractometer (XRD). Katalis cangkang kerang memiliki ukuran partikel antara 200-2000 nm. Hal ini karena pemanasan cangkang pada 850 oC menyebabkan terjadi aglomerasi. Dari rekaman XRD teridentifikasi bahwa katalis didominasi oleh senyawa CaO dan terdapat sedikit CaCO3. Reaksi transesterifikasi dilangsungkan dalam reaktor batch dengan variasi suhu (55 oC, 60 oC, 65oC, dan 70oC), rasio metanol terhadap minyak: 3:1, 6:1, 9:1, 12:1, dan 15:1. Reaksi dilangsungkan selama 3 jam dan katalis didispersi 6 % berat dari minyak. Perolehan metil ester maksimum dicapai 96,7% pada kondisi reaksi, yaitu: molar metanol:minyak 12:1 dan suhu reaksi 65 oC. Karakteristik biodiesel hasil penelitian ini memenuhi sifat-sifat bahan bakar berkualitas tinggi sesuai dengan standar SNI dan ASTM. Proses transesterifikasi minyak biji buta-buta dan metanol menggunakan CaO sebagai katalis basa heterogen layak diaplikasikan secara komersial untuk produksi biodiesel dalam skala industri.","PeriodicalId":17979,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Kimia & Lingkungan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45541644","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-21DOI: 10.23955/RKL.V14I1.12093
S. Ginting, Guntur Perdana, Darmansyah Darmansyah, D. Iryani, Herry Wardono
AbstrakZeolit Lynde Type-A (LTA) merupakan zeolit yang tergolong dalam kadar Si/Al rendah. Zeolit LTA memiliki berbagai kegunaan, antara lain sebagai adsorben, katalis, membran, penukar ion, maupun molecular sieve. Zeolit LTA sebagai molecular sieve memiliki kemampuan dehidrasi yang tinggi sehingga dapat digunakan untuk dehidrasi air pada campuran bioetanol-air agar diperoleh bioetanol yang sesuai dengan FGE (Fuel Grade Ethanol), yaitu kemurnian mencapai >99%. Zeolit LTA dapat menyerap air di dalam bioetanol dikarenakan sifat Zeolit LTA yang hidrofilik. Penelitian ini mengkaji pengaruh waktu aging agar diperoleh persen kristalinitas relative zeolit LTA yang tinggi. Variasi waktu aging pada penelitian ini adalah 0 jam, 15 jam, 30 jam, dan 45 jam. Tahapan sintesis zeolit dilakukan pada sebuah water bath secara hidrotermal dengan metode step change temperature, yaitu pada suhu 90oC selama 1,5 jam dan 95oC selama 2,5 jam. Hasil sintesis dianalisis menggunakan SEM (Scanning Electron Microscopy), FTIR (Fourier Transmission Infra Red), BET (Brunaur, Emmet And Teller), dan XRD (X-Ray Diffracton). Berdasarkan analisis FTIR, hasil sintesis mempunyai ciri khas Zeolit LTA yaitu double rings pada bilangan gelombang 550-600 cm-1, persen kristalinitas relatif tertinggi yang didapatkan dari hasil analisis XRD adalah sebesar 66,15%, hasil analisis SEM menunjukkan morfologi Zeolit LTA berbentuk kubus, dan berdasarkan analisis BET didapatkan isotherm adsorpsi tipe ketiga.Kata kunci : Bioetanol, Fuel Grade Ethanol, Metode Step Change Temperature, molecular sieve, waktu aging, Zeolit Lynde Type-A (LTA), Zeolit Alam Lampung
AbstrakZeolitZeolit LTA具有多种用途,包括用作吸附剂、催化剂、膜、离子转换器或分子筛。Zeolit LTA作为分子[UNK]筛[UNK]具有高的[UNK]脱水[UNK]能力,可用于生物乙醇-水混合物中的水的脱水,以获得FGE兼容的生物乙醇(燃料级乙醇),即纯度>99%。Zeolit LTA具有亲水性,可吸收生物乙醇中的水分。本研究研究了老化的影响,以获得高百分比的相对沸石LTA结晶。本研究中的年龄变化为0小时、15小时、30小时和45小时。沸石合成是在水热浴中使用阶跃变化温度法进行的,即在90℃下进行1.5小时,在95℃下进行2.5小时。使用SEM(扫描电子显微镜)、FTIR(傅立叶透射红外)、BET(Brunaur,Emmet And Teller)和XRD(X射线衍射)分析合成结果。[UNK]基于FTIR分析,合成结果在波数550-600cm-1上具有双环的Zeolit-LTA特异性,从XRD分析获得的最高相对结晶度百分比为66.15%,SEM分析显示出立方体的Zeolit LTA形态,并且基于BET分析获得第三类等温线吸附。关键词:生物乙醇,燃料级乙醇,方法阶跃变化温度,分子筛,老化时间,Zeolit-Lynde A型(LTA),Zeolit天然灯
{"title":"Pengaruh Waktu Aging pada Sintesis Zeolit Linde Type-A (LTA) dari Zeolit Alam Lampung (ZAL) dengan Metode Step Change Temperature of Hydrothermal","authors":"S. Ginting, Guntur Perdana, Darmansyah Darmansyah, D. Iryani, Herry Wardono","doi":"10.23955/RKL.V14I1.12093","DOIUrl":"https://doi.org/10.23955/RKL.V14I1.12093","url":null,"abstract":"AbstrakZeolit Lynde Type-A (LTA) merupakan zeolit yang tergolong dalam kadar Si/Al rendah. Zeolit LTA memiliki berbagai kegunaan, antara lain sebagai adsorben, katalis, membran, penukar ion, maupun molecular sieve. Zeolit LTA sebagai molecular sieve memiliki kemampuan dehidrasi yang tinggi sehingga dapat digunakan untuk dehidrasi air pada campuran bioetanol-air agar diperoleh bioetanol yang sesuai dengan FGE (Fuel Grade Ethanol), yaitu kemurnian mencapai >99%. Zeolit LTA dapat menyerap air di dalam bioetanol dikarenakan sifat Zeolit LTA yang hidrofilik. Penelitian ini mengkaji pengaruh waktu aging agar diperoleh persen kristalinitas relative zeolit LTA yang tinggi. Variasi waktu aging pada penelitian ini adalah 0 jam, 15 jam, 30 jam, dan 45 jam. Tahapan sintesis zeolit dilakukan pada sebuah water bath secara hidrotermal dengan metode step change temperature, yaitu pada suhu 90oC selama 1,5 jam dan 95oC selama 2,5 jam. Hasil sintesis dianalisis menggunakan SEM (Scanning Electron Microscopy), FTIR (Fourier Transmission Infra Red), BET (Brunaur, Emmet And Teller), dan XRD (X-Ray Diffracton). Berdasarkan analisis FTIR, hasil sintesis mempunyai ciri khas Zeolit LTA yaitu double rings pada bilangan gelombang 550-600 cm-1, persen kristalinitas relatif tertinggi yang didapatkan dari hasil analisis XRD adalah sebesar 66,15%, hasil analisis SEM menunjukkan morfologi Zeolit LTA berbentuk kubus, dan berdasarkan analisis BET didapatkan isotherm adsorpsi tipe ketiga.Kata kunci : Bioetanol, Fuel Grade Ethanol, Metode Step Change Temperature, molecular sieve, waktu aging, Zeolit Lynde Type-A (LTA), Zeolit Alam Lampung","PeriodicalId":17979,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Kimia & Lingkungan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44118983","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-21DOI: 10.23955/RKL.V14I1.13443
W. Susanty, Z. Helwani, Bahruddin Bahruddin
Abstract Palm frond can be converted to solid fuel using torrefaction process as an alternative energy source. Torrefaction is the process to convert the biomass into solid fuel at a temperature range of 200-300oC in inert condition. Calorific value is the most important response in solid fuel. The aim of this research is to obtain the optimum condition of palm fronds torrefaction statistically was used Response Surface Methodology. Torrefaction of palm frond on fixed bed a horizontal reactor which is equipped with horizontal condenser and condensate trap with the condition process such as the temperature (225-275oC), time (15-45 min), and N2 flow rate (50-150 ml/min). This research methodology consist of drying, washing with liquid product of torrefaction, torrefaction, and analysis. The response variables were mass yield, calorific value, energy yield, and proximate. Design Expert Trial Version 7.0 Software was used for optimization of condition process with desirability. The optimized condition process were temperature of 275oC, time of 44 minute, and N2 flow rate of 50 ml/min. Keywords: solid fuel, design expert, optimization, palm frond, torrefaction
{"title":"Optimization of the Condition of Palm Frond Torrefaction Process by Utilizing Liquid Torrefaction Product as Pre-treatment for Improve Product Quality","authors":"W. Susanty, Z. Helwani, Bahruddin Bahruddin","doi":"10.23955/RKL.V14I1.13443","DOIUrl":"https://doi.org/10.23955/RKL.V14I1.13443","url":null,"abstract":"Abstract Palm frond can be converted to solid fuel using torrefaction process as an alternative energy source. Torrefaction is the process to convert the biomass into solid fuel at a temperature range of 200-300oC in inert condition. Calorific value is the most important response in solid fuel. The aim of this research is to obtain the optimum condition of palm fronds torrefaction statistically was used Response Surface Methodology. Torrefaction of palm frond on fixed bed a horizontal reactor which is equipped with horizontal condenser and condensate trap with the condition process such as the temperature (225-275oC), time (15-45 min), and N2 flow rate (50-150 ml/min). This research methodology consist of drying, washing with liquid product of torrefaction, torrefaction, and analysis. The response variables were mass yield, calorific value, energy yield, and proximate. Design Expert Trial Version 7.0 Software was used for optimization of condition process with desirability. The optimized condition process were temperature of 275oC, time of 44 minute, and N2 flow rate of 50 ml/min. Keywords: solid fuel, design expert, optimization, palm frond, torrefaction","PeriodicalId":17979,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Kimia & Lingkungan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44080908","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-21DOI: 10.23955/RKL.V14I1.12274
Enjarlis Enjarlis, Singgih Hartanto, M. Christwardana, Boy Frando Sijabat, Ode Resa Fatlan
Gabungan proses Elektrokoagulasi-Oksidasi Lanjut (EC-OL) berbasis O3/GAC merupakan teknologi alternatif untuk mengolah limbah cair industri Batik. Limbah cair industri batik mengandung Bahan Berbahaya dan Beracun, mempunyai ± COD 500 - 3000 ppm, BOD ± 1200 ppm dan TSS ±10.000 ppm serta tidak memenuhi Baku Mutu Lingkungan.Tujuan penelitian gabungan EC-OL pada limbah cair batik yaitu menentukan: (a) waktu optimum proses Elektrokoagulasi (EC), (b) dosis ozon dan jumlah karbon aktif yang tepat pada Oksidasi Lanjut berbasis O3/GAC (OL), dan (c) pengaruh gabungan proses Elektrokoagulasi-Oksidasi Lanjut (EC-OL) berbasis O3/GAC terhadap konstanta laju degradasi kontaminan organik (k) dalam limbah cair industri Batik. Pada gabungan proses EC-OL, untuk elektrokoagulasi digunakan elektroda Al, kuat arus 1 A tetap, dan waktu proses (20, 40 dan 60 menit) dan Oksidasi Lanjut (OL) dilakukan pada dosis ozon (0,0625; 0,125 dan 0,1875 gr O3/liter) dan massa GAC (10, 20 dan 30 gram). Parameter uji yang digunakan yaitu nilai COD, Total suspention solid (TSS) dan warna limbah. Dari hasil percobaan diperoleh: (a) waktu proses elekrtrokoagulasi terbaik selama 60 menit dengan penurunan COD 54 % dan TSS 31%, (b) pada proses OL berbasis O3/GAC diperoleh dosis ozon terbaik sebesar 0,125 gr O3/L dan massa GAC sebanyak 30 gram dengan penurunan COD 61,11% dan TSS 15,33% dan (c) Pada gabungan proses EC-OL penurunan COD terjadi sebesar 95,08% dan TSS 81,39% dan konstanta laju degradasi kontaminan organik sebesar 0,6931 min-1.
{"title":"Kombinasi Proses Elektrokoagulasi – Oksidasi Lanjut Berbasis O3/GAC Pada Limbah Cair Industri Batik","authors":"Enjarlis Enjarlis, Singgih Hartanto, M. Christwardana, Boy Frando Sijabat, Ode Resa Fatlan","doi":"10.23955/RKL.V14I1.12274","DOIUrl":"https://doi.org/10.23955/RKL.V14I1.12274","url":null,"abstract":"Gabungan proses Elektrokoagulasi-Oksidasi Lanjut (EC-OL) berbasis O3/GAC merupakan teknologi alternatif untuk mengolah limbah cair industri Batik. Limbah cair industri batik mengandung Bahan Berbahaya dan Beracun, mempunyai ± COD 500 - 3000 ppm, BOD ± 1200 ppm dan TSS ±10.000 ppm serta tidak memenuhi Baku Mutu Lingkungan.Tujuan penelitian gabungan EC-OL pada limbah cair batik yaitu menentukan: (a) waktu optimum proses Elektrokoagulasi (EC), (b) dosis ozon dan jumlah karbon aktif yang tepat pada Oksidasi Lanjut berbasis O3/GAC (OL), dan (c) pengaruh gabungan proses Elektrokoagulasi-Oksidasi Lanjut (EC-OL) berbasis O3/GAC terhadap konstanta laju degradasi kontaminan organik (k) dalam limbah cair industri Batik. Pada gabungan proses EC-OL, untuk elektrokoagulasi digunakan elektroda Al, kuat arus 1 A tetap, dan waktu proses (20, 40 dan 60 menit) dan Oksidasi Lanjut (OL) dilakukan pada dosis ozon (0,0625; 0,125 dan 0,1875 gr O3/liter) dan massa GAC (10, 20 dan 30 gram). Parameter uji yang digunakan yaitu nilai COD, Total suspention solid (TSS) dan warna limbah. Dari hasil percobaan diperoleh: (a) waktu proses elekrtrokoagulasi terbaik selama 60 menit dengan penurunan COD 54 % dan TSS 31%, (b) pada proses OL berbasis O3/GAC diperoleh dosis ozon terbaik sebesar 0,125 gr O3/L dan massa GAC sebanyak 30 gram dengan penurunan COD 61,11% dan TSS 15,33% dan (c) Pada gabungan proses EC-OL penurunan COD terjadi sebesar 95,08% dan TSS 81,39% dan konstanta laju degradasi kontaminan organik sebesar 0,6931 min-1.","PeriodicalId":17979,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Kimia & Lingkungan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47672428","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}