Pub Date : 2022-04-15DOI: 10.24198/ijbp.v2i1.38414
Reza Abdul Kodir, Moelyono Moektiwardoyo
Various ethnics of the world have a long history on using their surrounding as the source of foods. Foods which are act as product of traditional ethnic knowledge known as traditional and ethnic foods (TEF). Vegetables are one of the main ingredients of TEF. As sources of many combination of phytonutrients, vegetables offer various health benefits. As a country with long history of agricultural practice, Indonesia also has abundant knowledge of how Indonesian ethnics process and consume vegetables.Vegetables, in Sundanese tradition, usually consumed as “lalap” or “lalapan”. Some lalapan are cultivated vegetables and some others are come from wild sources. This article discuss the health benefits of wild source lalapan, which can be found in natural habitat.
{"title":"Health Benefits of Three Wild Leafy Vegetable in “Lalapan” as Sundanese Traditional and Ethnic Foods","authors":"Reza Abdul Kodir, Moelyono Moektiwardoyo","doi":"10.24198/ijbp.v2i1.38414","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/ijbp.v2i1.38414","url":null,"abstract":"Various ethnics of the world have a long history on using their surrounding as the source of foods. Foods which are act as product of traditional ethnic knowledge known as traditional and ethnic foods (TEF). Vegetables are one of the main ingredients of TEF. As sources of many combination of phytonutrients, vegetables offer various health benefits. As a country with long history of agricultural practice, Indonesia also has abundant knowledge of how Indonesian ethnics process and consume vegetables.Vegetables, in Sundanese tradition, usually consumed as “lalap” or “lalapan”. Some lalapan are cultivated vegetables and some others are come from wild sources. This article discuss the health benefits of wild source lalapan, which can be found in natural habitat.","PeriodicalId":185156,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Biological Pharmacy","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129373906","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-04-15DOI: 10.24198/ijbp.v2i1.38128
Kaila Keyshia Mei, Yoppi Iskandar
Imunitas merupakan suatu reaksi pertahanan tubuh terhadap bahan asing, terdapat suatu kondisi dimana sistem imun dapat terganggu sehingga menyebabkan penyakit seperti autoimun, alergi, dan imunodefisiensi. Saat ini terdapat obat sintetik yang dapat mengobati kelainan imun, tetapi obat sintesik memiliki efek samping. Sehingga diperlukan pengobatan alternatif yang penggunaannya dinilai lebih aman. Asteraceae merupakan suku tumbuhan terbesar kedua dalam kingdom Plantae yang tersebar luas di seluruh dunia. Penulisan artikel ini bertujuan untuk memberikan informasi ilmiah beberapa tanaman dari suku Asteraceae yang memiliki aktivitas imunomodulator. Metode yang digunakan dengan cara pencarian pada aplikasi Google Chrome secara daring yang berasal dari Google Scholar, PubMed, ResearchGate, situs jurnal lain. Terdapat beberapa tanaman suku Asteraceae yang memiliki aktivitas imunomodulator diantaranya Ageratum Conyzoides (L.); Artemisia annua L.; Artemisia argyi H. Lev. & Vaniot; Baccharis dracunculifolia DC.; Chromolaena odorata (Lf.) King & Robinson; Cichorium intybus L.; Cynara scolymus L.; Echinacea laevigata (C. L. Boynt. & Beadle) S.F. Blake; Echinacea purpurea (L.) Moench; Echinacea purpurea (L.) Moench; Erigeron floribundus (Kunth) Sch.Bip.; Psacalium peltatum (Kunth) Cass.; Tanacetum parthenium (L.) Sch.Bip.; Tridax procumbens L.Kata kunci: Asteraceae, Imunomodulator, Sistem imun
{"title":"Artikel Review: Aktivitas Imunomodulator Tanaman dari Suku Asteraceae","authors":"Kaila Keyshia Mei, Yoppi Iskandar","doi":"10.24198/ijbp.v2i1.38128","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/ijbp.v2i1.38128","url":null,"abstract":"Imunitas merupakan suatu reaksi pertahanan tubuh terhadap bahan asing, terdapat suatu kondisi dimana sistem imun dapat terganggu sehingga menyebabkan penyakit seperti autoimun, alergi, dan imunodefisiensi. Saat ini terdapat obat sintetik yang dapat mengobati kelainan imun, tetapi obat sintesik memiliki efek samping. Sehingga diperlukan pengobatan alternatif yang penggunaannya dinilai lebih aman. Asteraceae merupakan suku tumbuhan terbesar kedua dalam kingdom Plantae yang tersebar luas di seluruh dunia. Penulisan artikel ini bertujuan untuk memberikan informasi ilmiah beberapa tanaman dari suku Asteraceae yang memiliki aktivitas imunomodulator. Metode yang digunakan dengan cara pencarian pada aplikasi Google Chrome secara daring yang berasal dari Google Scholar, PubMed, ResearchGate, situs jurnal lain. Terdapat beberapa tanaman suku Asteraceae yang memiliki aktivitas imunomodulator diantaranya Ageratum Conyzoides (L.); Artemisia annua L.; Artemisia argyi H. Lev. & Vaniot; Baccharis dracunculifolia DC.; Chromolaena odorata (Lf.) King & Robinson; Cichorium intybus L.; Cynara scolymus L.; Echinacea laevigata (C. L. Boynt. & Beadle) S.F. Blake; Echinacea purpurea (L.) Moench; Echinacea purpurea (L.) Moench; Erigeron floribundus (Kunth) Sch.Bip.; Psacalium peltatum (Kunth) Cass.; Tanacetum parthenium (L.) Sch.Bip.; Tridax procumbens L.Kata kunci: Asteraceae, Imunomodulator, Sistem imun","PeriodicalId":185156,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Biological Pharmacy","volume":"1010 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123325249","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-04-15DOI: 10.24198/ijbp.v2i1.38126
C. Christine, Fathia Pebriani, Muhammad Ariq Al Faruq, Carla Florencia, Muchtaridi Muchtaridi
Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) merupakan penyakit hematologi heterogen yang ditandai dengan proliferasi sel limfoid imatur di sumsum tulang, darah tepi, dan organ lainnya karena adanya mutasi pada reseptor JAK. Beberapa tahun terakhir, strategi baru yang menargetkan protein terkait penyakit untuk degradasi seperti Proteolysis targeting chimerics (PROTAC) diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk studi in silico aktivitas senyawa penghambat STAT 3 dan JAK 2 pada tanaman ranti (Solanum nigrum L.). Pengujian dilakukan menggunakan perangkat lunak meliputi, ChemOffice 2019, AutoDockTools 1.5.6., BIOVIA Discovery Studio 2021, dan Ligandscout. Dari 17 senyawa tanaman ranti yang diuji, hanya 11 senyawa yang memenuhi aturan Lipinski rules of five dan prediksi ADMETOKS yang kemudian dilanjutkan dengan penambatan molekul. Hasilnya, senyawa N-Acetyl-L-tryptophan ethyl ester dinilai paling berpotensi sebagai antikanker, meskipun memiliki energi gibbs yang lebih rendah sebesar -6.38 kcal/mol apabila dibandingkan dengan ligan alaminya yakni -8.19 kcal/mol. Hasil menunjukkan tanaman ranti (Solanum nigrum L.) berpotensi sebagai kandidat pengobatan LLA, namun masih butuh penelitian lebih lanjut dengan perangkat lunak yang lebih lengkap.
{"title":"Studi In-Silico Ekstrak Dalam Tanaman Ranti (Solanum nigrum) Sebagai Inhibitor Jak2 pada Penyakit Leukemia Limfoblastik","authors":"C. Christine, Fathia Pebriani, Muhammad Ariq Al Faruq, Carla Florencia, Muchtaridi Muchtaridi","doi":"10.24198/ijbp.v2i1.38126","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/ijbp.v2i1.38126","url":null,"abstract":"Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) merupakan penyakit hematologi heterogen yang ditandai dengan proliferasi sel limfoid imatur di sumsum tulang, darah tepi, dan organ lainnya karena adanya mutasi pada reseptor JAK. Beberapa tahun terakhir, strategi baru yang menargetkan protein terkait penyakit untuk degradasi seperti Proteolysis targeting chimerics (PROTAC) diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk studi in silico aktivitas senyawa penghambat STAT 3 dan JAK 2 pada tanaman ranti (Solanum nigrum L.). Pengujian dilakukan menggunakan perangkat lunak meliputi, ChemOffice 2019, AutoDockTools 1.5.6., BIOVIA Discovery Studio 2021, dan Ligandscout. Dari 17 senyawa tanaman ranti yang diuji, hanya 11 senyawa yang memenuhi aturan Lipinski rules of five dan prediksi ADMETOKS yang kemudian dilanjutkan dengan penambatan molekul. Hasilnya, senyawa N-Acetyl-L-tryptophan ethyl ester dinilai paling berpotensi sebagai antikanker, meskipun memiliki energi gibbs yang lebih rendah sebesar -6.38 kcal/mol apabila dibandingkan dengan ligan alaminya yakni -8.19 kcal/mol. Hasil menunjukkan tanaman ranti (Solanum nigrum L.) berpotensi sebagai kandidat pengobatan LLA, namun masih butuh penelitian lebih lanjut dengan perangkat lunak yang lebih lengkap.","PeriodicalId":185156,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Biological Pharmacy","volume":"171 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123010148","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-04-15DOI: 10.24198/ijbp.v2i1.38419
Shintani Ayunda Khairunnisa, Ami Tjitraresmi
Malaria merupakan salah satu penyakit mematikan tropis yang disebabkan oleh parasit Plasmodium sp. Pencarian obat baru antimalaria saat ini menjadi penting dilakukan karena banyaknya laporan mengenai kasus resistensi Plasmodium sp. terhadap obat malaria yang beredar saat ini. Maka diperlukan pencarian alternatif obat antimalaria. Annonaceae adalah suku tumbuhan berbunga yang termasuk ke dalam angiospermae. Beberapa tumbuhan dari suku ini telah diketahui memiliki aktivitas sebagai antimalaria. Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antiplasmodial dan senyawa antimalaria yang berasal dari tanaman suku Annonaceae. Jurnal yang diulas dalam artikel ini merupakan jurnal penelitian yang diperoleh secara daring dengan kata kunci antimalaria annonaceae. Dari jurnal – jurnal penelitian yang diulas, terdapat delapan tumbuhan famili Annonaceae yang telah diuji aktivitas antimalarianya baik secara in-vitro terhadap P. falciparum atau in-vivo terhadap P. Berghei pada tikus. Hasilnya semua tumbuhan yang tercantum dalam jurnal yang diulas memiliki manfaat antimalaria dengan berbagai potensi. Greenwayodendron suaveolens memiliki aktivitas terbaik dengan nilai IC50 0,26 g/mL. Terdapat 38 metabolit aktif yang diisolasi dari famili Annonaceae dengan kisaran aktivitas antimalaria berturut-turut sebesar 7 - 203,1 M dan 1,38 - 104,33 g/mL. Dengan hasil terbaik berasal dari senyawa isolasi Anoniane pada 7 M dan Obtusipetadione pada 1,38 g/mL, masing-masing dapat menjadi alternatif untuk obat antimalaria baru. Dari penelusuran literatur yang telah dilakukan, famili Annonaceae terbukti sebagai sumber tumbuhan yang memiliki aktivitas antimalaria, oleh karena itu, semua tumbuhan yang terdaftar perlu diteliti lebih lanjut sebagai obat alternatif antimalaria.
{"title":"Aktivitas Antimalaria dari Tumbuhan Famili Annonaceae : Tinjauan Pustaka","authors":"Shintani Ayunda Khairunnisa, Ami Tjitraresmi","doi":"10.24198/ijbp.v2i1.38419","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/ijbp.v2i1.38419","url":null,"abstract":"Malaria merupakan salah satu penyakit mematikan tropis yang disebabkan oleh parasit Plasmodium sp. Pencarian obat baru antimalaria saat ini menjadi penting dilakukan karena banyaknya laporan mengenai kasus resistensi Plasmodium sp. terhadap obat malaria yang beredar saat ini. Maka diperlukan pencarian alternatif obat antimalaria. Annonaceae adalah suku tumbuhan berbunga yang termasuk ke dalam angiospermae. Beberapa tumbuhan dari suku ini telah diketahui memiliki aktivitas sebagai antimalaria. Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antiplasmodial dan senyawa antimalaria yang berasal dari tanaman suku Annonaceae. Jurnal yang diulas dalam artikel ini merupakan jurnal penelitian yang diperoleh secara daring dengan kata kunci antimalaria annonaceae. Dari jurnal – jurnal penelitian yang diulas, terdapat delapan tumbuhan famili Annonaceae yang telah diuji aktivitas antimalarianya baik secara in-vitro terhadap P. falciparum atau in-vivo terhadap P. Berghei pada tikus. Hasilnya semua tumbuhan yang tercantum dalam jurnal yang diulas memiliki manfaat antimalaria dengan berbagai potensi. Greenwayodendron suaveolens memiliki aktivitas terbaik dengan nilai IC50 0,26 g/mL. Terdapat 38 metabolit aktif yang diisolasi dari famili Annonaceae dengan kisaran aktivitas antimalaria berturut-turut sebesar 7 - 203,1 M dan 1,38 - 104,33 g/mL. Dengan hasil terbaik berasal dari senyawa isolasi Anoniane pada 7 M dan Obtusipetadione pada 1,38 g/mL, masing-masing dapat menjadi alternatif untuk obat antimalaria baru. Dari penelusuran literatur yang telah dilakukan, famili Annonaceae terbukti sebagai sumber tumbuhan yang memiliki aktivitas antimalaria, oleh karena itu, semua tumbuhan yang terdaftar perlu diteliti lebih lanjut sebagai obat alternatif antimalaria.","PeriodicalId":185156,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Biological Pharmacy","volume":"121 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-04-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121585523","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-31DOI: 10.24198/ijbp.v1i2.37531
Santi Sartika, Raden Bayu Indradi
Daun ungu (Graptophyllum pictum L. Griff) dikenal juga dengan sebutan daun wungu atau daun punding hitam. Daun ungu adalah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman herbal. Tanaman ini dimanfaatkan secara empiris sebagai obat antiinflamasi, pencahar, ambeien, bisul dan penyakit kulit. Kandungan senyawa yang terdapat dalam Graptophyllum pictum atau daun ungu diantaranya yaitu flavonoid, alkaloid, tanin, saponin, dan glikosida. Review artikel ini ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai berbagai macam aktivitas farmakologi daun ungu yang telah diteliti. Metode yang digunakan yaitu dengan studi literatur dan mengumpulkan jurnal berbahasa Indonesia dan Inggris melalui pencarian dari Google scholar. Didapatkan 55 jurnal dan 18 jurnal termasuk ke dalam kriteria inklusi. Hasil yang diperoleh yaitu tanaman daun ungu memiliki berbagai aktivitas farmakologi diantaranya yaitu antioksidan, antiinflamasi, antidiabetes, analgesik, photoprotective, imunomodulator, nefroprotektif, antihemoroid, dan antibakteri.Kata kunci: Daun ungu, Graptophyllum pictum, aktivitas farmakologi.
{"title":"Berbagai Aktivitas Farmakologi Tanaman Daun Ungu (Graptophyllum pictum L. Griff)","authors":"Santi Sartika, Raden Bayu Indradi","doi":"10.24198/ijbp.v1i2.37531","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/ijbp.v1i2.37531","url":null,"abstract":"Daun ungu (Graptophyllum pictum L. Griff) dikenal juga dengan sebutan daun wungu atau daun punding hitam. Daun ungu adalah salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai tanaman herbal. Tanaman ini dimanfaatkan secara empiris sebagai obat antiinflamasi, pencahar, ambeien, bisul dan penyakit kulit. Kandungan senyawa yang terdapat dalam Graptophyllum pictum atau daun ungu diantaranya yaitu flavonoid, alkaloid, tanin, saponin, dan glikosida. Review artikel ini ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai berbagai macam aktivitas farmakologi daun ungu yang telah diteliti. Metode yang digunakan yaitu dengan studi literatur dan mengumpulkan jurnal berbahasa Indonesia dan Inggris melalui pencarian dari Google scholar. Didapatkan 55 jurnal dan 18 jurnal termasuk ke dalam kriteria inklusi. Hasil yang diperoleh yaitu tanaman daun ungu memiliki berbagai aktivitas farmakologi diantaranya yaitu antioksidan, antiinflamasi, antidiabetes, analgesik, photoprotective, imunomodulator, nefroprotektif, antihemoroid, dan antibakteri.Kata kunci: Daun ungu, Graptophyllum pictum, aktivitas farmakologi.","PeriodicalId":185156,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Biological Pharmacy","volume":"80 20","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120807407","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Luka bakar merupakan kondisi dimana suatu jaringan rusak atau hilang akibat kontak kulit dengan panas.Turbinaria ornata mengandung senyawa yang memiliki aktivitas sebagai penutup luka serta antimikroba yaitu Neophytadiene dan 4,8,12,16-Octadecatetraen-1-ol,4,9,13,17-tetramethyl. Dalam hidrogel ini diformulasikan ekstrak dengan kombinasi hEGF sebagai faktor pertumbuhan yang sangat berpotensi dalam proses penyembuhan luka.Tujuan dari riset ini yaitu memperluas pemanfaatan ekstrak T. ornata untuk pengobatan jenis luka lain yaitu luka bakar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah riset empirik. Dalam satu formula sediaan ini, terdapat ekstrak kental turbinaria dengan kadar 200mg/10ml. Penelitian ini menghasilkan sediaan hidrogel kombinasi ekstrak T. ornata dengan hEGF yang baik karena homogen dan memiliki pH menyerupai pH kulit yaitu 6.
{"title":"Uji Efektivitas Ekstrak Turbinaria ornata Dalam Sediaan Hidrogel Dikombinasikan Dengan Human Epidermal Growth Factor (hEGF)","authors":"Muhammad Fahd Firdaus, Kirka Dwi Apriali, Adira Rahmawati, Auliya Afinasari, SafiraRizka Aulia, Ade Zuhrotun","doi":"10.24198/ijbp.v1i2.37398","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/ijbp.v1i2.37398","url":null,"abstract":"Luka bakar merupakan kondisi dimana suatu jaringan rusak atau hilang akibat kontak kulit dengan panas.Turbinaria ornata mengandung senyawa yang memiliki aktivitas sebagai penutup luka serta antimikroba yaitu Neophytadiene dan 4,8,12,16-Octadecatetraen-1-ol,4,9,13,17-tetramethyl. Dalam hidrogel ini diformulasikan ekstrak dengan kombinasi hEGF sebagai faktor pertumbuhan yang sangat berpotensi dalam proses penyembuhan luka.Tujuan dari riset ini yaitu memperluas pemanfaatan ekstrak T. ornata untuk pengobatan jenis luka lain yaitu luka bakar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah riset empirik. Dalam satu formula sediaan ini, terdapat ekstrak kental turbinaria dengan kadar 200mg/10ml. Penelitian ini menghasilkan sediaan hidrogel kombinasi ekstrak T. ornata dengan hEGF yang baik karena homogen dan memiliki pH menyerupai pH kulit yaitu 6.","PeriodicalId":185156,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Biological Pharmacy","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123433781","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-31DOI: 10.24198/ijbp.v1i2.37404
N. Azzahra, R. B. Indradi
AbstrakAntioksidan sebagai suatu zat yang pada konsentrasi rendah dapat menghambat proses stres oksidatif dari suatu subsrat yang dapat menetralkan efek reactive oxygen species (ROS) sehingga dapat mencegah berbagai penyakit. Jumlah antioksidan pada keadaan fisiologis normal seringkali tidak mencukupi untuk dapat menangkal radikal bebas, maka dari itu dibutuhkan tambahan asupan antioksidan. Salah satu sumber antioksidan alami dapat diperoleh dari kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.). Telah banyak penelitian yang menunjukan aktivitas antioksidan dari kulit buah manggis menggunakan berbagai metode, sehingga tujuan dari review ini adalah untuk merangkum informasi dari penelitian-penelitian terkait yang telah dipublikasikan. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini yaitu studi tinjauan pustaka (literauture review) dengan mencari kata kunci seperti antioksidan, Garcinia mangostana, metode in vitro dan lain-lain pada sumber basis data yaitu Pubmed, Google Scholar, dan Science Direct. Dari hasil tinjauan pustaka tersebut diperoleh berbagai senyawa bioaktif kulit buah manggis yang dievaluasi melalui berbagai metode pengujian in vitro serta beberapa faktor yang berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan kulit buah manggis.
{"title":"Tinjauan Pustaka : Aktivitas Antioksidan In Vitro dari Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)","authors":"N. Azzahra, R. B. Indradi","doi":"10.24198/ijbp.v1i2.37404","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/ijbp.v1i2.37404","url":null,"abstract":"AbstrakAntioksidan sebagai suatu zat yang pada konsentrasi rendah dapat menghambat proses stres oksidatif dari suatu subsrat yang dapat menetralkan efek reactive oxygen species (ROS) sehingga dapat mencegah berbagai penyakit. Jumlah antioksidan pada keadaan fisiologis normal seringkali tidak mencukupi untuk dapat menangkal radikal bebas, maka dari itu dibutuhkan tambahan asupan antioksidan. Salah satu sumber antioksidan alami dapat diperoleh dari kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.). Telah banyak penelitian yang menunjukan aktivitas antioksidan dari kulit buah manggis menggunakan berbagai metode, sehingga tujuan dari review ini adalah untuk merangkum informasi dari penelitian-penelitian terkait yang telah dipublikasikan. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini yaitu studi tinjauan pustaka (literauture review) dengan mencari kata kunci seperti antioksidan, Garcinia mangostana, metode in vitro dan lain-lain pada sumber basis data yaitu Pubmed, Google Scholar, dan Science Direct. Dari hasil tinjauan pustaka tersebut diperoleh berbagai senyawa bioaktif kulit buah manggis yang dievaluasi melalui berbagai metode pengujian in vitro serta beberapa faktor yang berpengaruh terhadap aktivitas antioksidan kulit buah manggis.","PeriodicalId":185156,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Biological Pharmacy","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116637567","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-12-31DOI: 10.24198/ijbp.v1i2.37553
I. Maisyarah, N. Silvia
Plant tissue culture is one of the main methods to supply the demand of anticancer drug derived from plants. Global demand for anticancer drugs from plants is very high, due to cancer is one of the main diseases that has the highest mortality rate in the world. This review article was written with the aim to summarize the latest developments plant tissue culture techniques to produce secondary metabolites with anticancer activity in the last 10 years. The method used to write this article is a literature review on the PubMed and Google Scholar database. The result showed that plant tissue culture techniques can increase the production of anticancer compounds derived from plants, especially through optimization of growth media, elicitation, and precursor feeding.
{"title":"Kultur Jaringan Tanaman dalam Produksi Senyawa Antikanker: Artikel Ulasan","authors":"I. Maisyarah, N. Silvia","doi":"10.24198/ijbp.v1i2.37553","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/ijbp.v1i2.37553","url":null,"abstract":"Plant tissue culture is one of the main methods to supply the demand of anticancer drug derived from plants. Global demand for anticancer drugs from plants is very high, due to cancer is one of the main diseases that has the highest mortality rate in the world. This review article was written with the aim to summarize the latest developments plant tissue culture techniques to produce secondary metabolites with anticancer activity in the last 10 years. The method used to write this article is a literature review on the PubMed and Google Scholar database. The result showed that plant tissue culture techniques can increase the production of anticancer compounds derived from plants, especially through optimization of growth media, elicitation, and precursor feeding.","PeriodicalId":185156,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Biological Pharmacy","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115158072","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-31DOI: 10.24198/ijbp.v1i1.34969
Annisa Rahmayanti, R. M. Febrianti, Ajeng Diantini
Salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner yaitu penumpukan kolesterol pada pembuluh darah yang disebabkan oleh kondisi hiperlipidemia. Tingginya angka kejadian penyakit jantung coroner di Indonesia mengharuskan masyarakat Indonesia untuk lebih waspada akan tingginya kadar kolesterol. Masyarakat lokal pada daerah pedalaman cenderung memilih pengobatan tradisional dibandingkan obat kimia karena mereka lebih paham mengenai penggunaan tanaman obat serta bahan-bahannya yang lebih terjangkau dan tidak membutuhkan biaya besar, tidak seperti obat kimia. Artikel ini dibuat untuk sebagai inventarisasi informasi pengetahuan lokal (indigenous knowledge) masyarakat Jawa Barat mengenai tanaman obat yang memiliki aktivitas antihiperlipidemia. Beberapa tanaman tersebut adalah Moringa oleifera, Muntingia calabura, dan Syzygium polyanthum atau Eugenia polyantha. Sebagian besar komponen senyawa bioaktif dengan aktivitas anti-kolesterol yang terkandung dalam tumbuhan tersebut diantaranya adalah flavonoid, saponin, tannin, dan vitamin C serta B3.
{"title":"Artikel Ulasan: Kajian Aktivitas Anti-hiperlipidemia Beberapa Tanaman yang Digunakan Masyarakat Jawa Barat Berdasarkan Pengetahuan Lokal (Indigenous Knowledge)","authors":"Annisa Rahmayanti, R. M. Febrianti, Ajeng Diantini","doi":"10.24198/ijbp.v1i1.34969","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/ijbp.v1i1.34969","url":null,"abstract":"Salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner yaitu penumpukan kolesterol pada pembuluh darah yang disebabkan oleh kondisi hiperlipidemia. Tingginya angka kejadian penyakit jantung coroner di Indonesia mengharuskan masyarakat Indonesia untuk lebih waspada akan tingginya kadar kolesterol. Masyarakat lokal pada daerah pedalaman cenderung memilih pengobatan tradisional dibandingkan obat kimia karena mereka lebih paham mengenai penggunaan tanaman obat serta bahan-bahannya yang lebih terjangkau dan tidak membutuhkan biaya besar, tidak seperti obat kimia. Artikel ini dibuat untuk sebagai inventarisasi informasi pengetahuan lokal (indigenous knowledge) masyarakat Jawa Barat mengenai tanaman obat yang memiliki aktivitas antihiperlipidemia. Beberapa tanaman tersebut adalah Moringa oleifera, Muntingia calabura, dan Syzygium polyanthum atau Eugenia polyantha. Sebagian besar komponen senyawa bioaktif dengan aktivitas anti-kolesterol yang terkandung dalam tumbuhan tersebut diantaranya adalah flavonoid, saponin, tannin, dan vitamin C serta B3.","PeriodicalId":185156,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Biological Pharmacy","volume":"388 1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121248118","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-31DOI: 10.24198/ijbp.v1i1.35161
Nurmalia Saraswati, M. Moektiwardoyo, M. I. Barliana
Virus influenza A (H5N1) merupakan wabah utama yang berpotensi menyebabkan epidemik di seluruh dunia. Telah ditemukan banyaknya kasus resistensi terhadap obat antivirus influenza A sehingga penggunaannya mulai dibatasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk melakukan pengembangan obat baru yang lebih efektif dan aman untuk melawan virus influenza A. Tanaman herbal menjadi salah satu sumber pengembangan obat antivirus baru. Dalam penelitian ini, dilakukan pengujian aktivitas antivirus dari ekstrak dan fraksi ekstrak daun miana (Plectranthus scutellarioides (L.) R. Br) melalui penentuan IC50 terhadap enzim neuraminidase menggunakan metode MUNANA Assay. Konsentrasi optimal enzim neuraminidase yang digunakan adalah 1,25 U/mL. Validasi metode dilakukan melalui penentuan IC50 dari inhibitor DANA terhadap enzim neuraminidase yaitu sebesar 15,72 µg/mL. Hasil pengujian aktivitas inhibisi enzim neuraminidase oleh ekstrak etanol, fraksi etil asetat, fraksi n-heksan dan fraksi air daun miana secara berturut-turut adalah 339,1 µg/mL; 125,6 µg/mL, 355,4 µg/mL dan 288,5 µg/mL. Dari seluruh sampel yang diuji, fraksi etil asetat memiliki aktivitas potensial penghambatan yang paling baik.
{"title":"Aktivitas Antivirus Ekstrak dan Fraksi Daun Miana (Plectranthus scutellarioides (L.) R.Br.) terhadap Enzim Neuraminidase H5N1 dengan Metode Munana Assay","authors":"Nurmalia Saraswati, M. Moektiwardoyo, M. I. Barliana","doi":"10.24198/ijbp.v1i1.35161","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/ijbp.v1i1.35161","url":null,"abstract":"Virus influenza A (H5N1) merupakan wabah utama yang berpotensi menyebabkan epidemik di seluruh dunia. Telah ditemukan banyaknya kasus resistensi terhadap obat antivirus influenza A sehingga penggunaannya mulai dibatasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk melakukan pengembangan obat baru yang lebih efektif dan aman untuk melawan virus influenza A. Tanaman herbal menjadi salah satu sumber pengembangan obat antivirus baru. Dalam penelitian ini, dilakukan pengujian aktivitas antivirus dari ekstrak dan fraksi ekstrak daun miana (Plectranthus scutellarioides (L.) R. Br) melalui penentuan IC50 terhadap enzim neuraminidase menggunakan metode MUNANA Assay. Konsentrasi optimal enzim neuraminidase yang digunakan adalah 1,25 U/mL. Validasi metode dilakukan melalui penentuan IC50 dari inhibitor DANA terhadap enzim neuraminidase yaitu sebesar 15,72 µg/mL. Hasil pengujian aktivitas inhibisi enzim neuraminidase oleh ekstrak etanol, fraksi etil asetat, fraksi n-heksan dan fraksi air daun miana secara berturut-turut adalah 339,1 µg/mL; 125,6 µg/mL, 355,4 µg/mL dan 288,5 µg/mL. Dari seluruh sampel yang diuji, fraksi etil asetat memiliki aktivitas potensial penghambatan yang paling baik.","PeriodicalId":185156,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Biological Pharmacy","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131385564","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}