Urmatul Waznah, Khusna Santika Rahmasari, Wulan Agustin Ningrum, Slamet
Kulit buah nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) mengandung vitamin C, karotenoid, flavonoid, dan enzim bromelain yang dapat digunakan sebagai antibakteri. Enzim bromelain berfungsi sebagai antiseptik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bioaktivitas ekstrak kulit buah nanas pada sabun cuci piring sebagai antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Sabun cuci piring ekstrak kulit buah nanas diformulasikan dengan konsentrasi ekstrak yang berbeda yaitu pada 10% (FI), 20% (FII), dan 30% (FIII). Metode yang digunakan untuk uji antibakteri adalah metode difusi sumuran. Hasil pengamatan pada inkubasi selama 24 jam diperoleh rata rata zona hambat terbesar pada FIII yaitu sebesar 19,3 mm, sedangkan pada FII dan FI masing-masing diperoleh zona hambat sebesar 15 mm dan 13 mm. Kontrol positif (sabun cuci piring merk SL) menunjukkan adanya zona bening dengan rata-rata diameter zona hambat yaitu 25,3 mm. Formula yang memiliki zona hambat bakteri terbesar adalah FIII. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya kemampuan kulit buah nanas untuk menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus sehingga dapat digunakan sebagai sabun cuci piring.
{"title":"Bioaktivitas Ekstrak Kulit Buah Nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) dalam Sabun Cuci Piring sebagai Antibakteri terhadap Bakteri Staphylococcus aureus","authors":"Urmatul Waznah, Khusna Santika Rahmasari, Wulan Agustin Ningrum, Slamet","doi":"10.24123/mpi.v3i4.4721","DOIUrl":"https://doi.org/10.24123/mpi.v3i4.4721","url":null,"abstract":"Kulit buah nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) mengandung vitamin C, karotenoid, flavonoid, dan enzim bromelain yang dapat digunakan sebagai antibakteri. Enzim bromelain berfungsi sebagai antiseptik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bioaktivitas ekstrak kulit buah nanas pada sabun cuci piring sebagai antibakteri terhadap Staphylococcus aureus. Sabun cuci piring ekstrak kulit buah nanas diformulasikan dengan konsentrasi ekstrak yang berbeda yaitu pada 10% (FI), 20% (FII), dan 30% (FIII). Metode yang digunakan untuk uji antibakteri adalah metode difusi sumuran. Hasil pengamatan pada inkubasi selama 24 jam diperoleh rata rata zona hambat terbesar pada FIII yaitu sebesar 19,3 mm, sedangkan pada FII dan FI masing-masing diperoleh zona hambat sebesar 15 mm dan 13 mm. Kontrol positif (sabun cuci piring merk SL) menunjukkan adanya zona bening dengan rata-rata diameter zona hambat yaitu 25,3 mm. Formula yang memiliki zona hambat bakteri terbesar adalah FIII. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya kemampuan kulit buah nanas untuk menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus sehingga dapat digunakan sebagai sabun cuci piring.","PeriodicalId":18807,"journal":{"name":"MPI (Media Pharmaceutica Indonesiana)","volume":"26 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75824195","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
A. Karunakaran, Anjana Elampulakkadu, Ramesh Jayaprakash, S. Raju, Meka Dharshini Lakshmiganesh
A new, simple, precise, accurate and rapid high performance thin layer chromatographic method has been developed and validated for the estimation of ubidecarenone in bulk and in capsule formulation. The chromatographic separation was performed on aluminium TLC plates precoated with silica gel 60F254 as a stationary phase and methanol:water (7:3) as a mobile phase. Detection was performed densitometrically in the absorbance mode at 280nm for the evaluation of chromatograms. The system has given well sharp peak of ubidecarenone (Rf=0.51±0.02). The linearity of the method was established in the range of 1-6 ng/µL with correlation coefficient (r2) of 0.9995. The method was validated for precision, accuracy, robustness, ruggedness, LOD, and LOQ as per ICH guidelines. The limit of detection was found to be 0.0392 ng/µL, whereas the limit of quantitation was found to be 0.1189 ng/µL. The percentage label claim for ubidecarenone in the capsule formulation was found to be 99.96±0.4703. The accuracy of the method was confirmed by recovery studies. The percentage recovery was found to be in the range of 100.10-101.45% for ubidecarenone. The % RSD value was found to be less than 2. The low %RSD value indicates that there is no interference due to excipients used in the formulation. Hence, the developed method was found to be simple, precise, accurate, and rapid for the analysis of ubidecarenone in bulk and pharmaceutical formulation and it can be effectively applied for the quality control analysis of ubidecarenone in bulk and pharmaceutical formulation.
{"title":"A Validated HPTLC Densitometric Method for The Quantitative Determination of Ubidecarenone in Bulk and in Capsule Formulation","authors":"A. Karunakaran, Anjana Elampulakkadu, Ramesh Jayaprakash, S. Raju, Meka Dharshini Lakshmiganesh","doi":"10.24123/mpi.v3i4.4734","DOIUrl":"https://doi.org/10.24123/mpi.v3i4.4734","url":null,"abstract":"A new, simple, precise, accurate and rapid high performance thin layer chromatographic method has been developed and validated for the estimation of ubidecarenone in bulk and in capsule formulation. The chromatographic separation was performed on aluminium TLC plates precoated with silica gel 60F254 as a stationary phase and methanol:water (7:3) as a mobile phase. Detection was performed densitometrically in the absorbance mode at 280nm for the evaluation of chromatograms. The system has given well sharp peak of ubidecarenone (Rf=0.51±0.02). The linearity of the method was established in the range of 1-6 ng/µL with correlation coefficient (r2) of 0.9995. The method was validated for precision, accuracy, robustness, ruggedness, LOD, and LOQ as per ICH guidelines. The limit of detection was found to be 0.0392 ng/µL, whereas the limit of quantitation was found to be 0.1189 ng/µL. The percentage label claim for ubidecarenone in the capsule formulation was found to be 99.96±0.4703. The accuracy of the method was confirmed by recovery studies. The percentage recovery was found to be in the range of 100.10-101.45% for ubidecarenone. The % RSD value was found to be less than 2. The low %RSD value indicates that there is no interference due to excipients used in the formulation. Hence, the developed method was found to be simple, precise, accurate, and rapid for the analysis of ubidecarenone in bulk and pharmaceutical formulation and it can be effectively applied for the quality control analysis of ubidecarenone in bulk and pharmaceutical formulation.","PeriodicalId":18807,"journal":{"name":"MPI (Media Pharmaceutica Indonesiana)","volume":"53 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85203506","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Minuman fungsional diharapkan dapat memberikan manfaat kesehatan diantaranya meningkatkan imunitas, membantu pencernaan, menurunkan kolesterol, mengandung serat tinggi, dan dapat menurunkan kadar gula. Daun jambu biji dan biji klabet berpotensi untuk dikembangkan menjadi minuman fungsinal terutama karena aktivitas antioksidannya yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan formula terbaik granul minuman fungsional kombinasi ekstrak etanol daun jambu biji dengan ekstrak etanol biji klabet yang memenuhi spesifikasi dan diterima oleh panelis pada pegujian hedonik. Granul minuman fungsional dibuat dalam empat formula dengan berbagai rasio ekstrak etanol daun jambu biji dibanding ekstrak etanol biji klabet, yaitu: Formula I (3%:0%), Formula II (3%:1%), Formula III (3%:2%), dan Formula IV (3%:3%). Granul diformulasi dengan metode granulasi basah, kemudian dievaluasi karakteristik fisiknya. Hasil uji karakteristik fisik granul menunjukkan rerata kandungan lembab 1,35-1,81%; fines 2,36-6,26%; kecepatan alir 6,99-8,92 g/detik; sudut istirahat 31,60-34,70°; indeks kompresibilitas 17,38-20,42%; rasio Hausner 1,21-1,25. Uji hedonik menunjukkan rerata skor parameter warna (3,32-3,76), bau (3,32-4,00), dan rasa (3,60-4,32). Formula terbaik yang memenuhi spesifikasi dan paling diterima oleh panelis pada pegujian hedonik adalah formula IV.
{"title":"Formulasi Granul Minuman Fungsional Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava) dan Ekstrak Etanol Biji Klabet (Trigonella foenum-graecum)","authors":"Arya Eka Wardhana, Karina Citra Rani, Aditya Trias Pradana, Nikmatul Ikhrom Eka Jayani","doi":"10.24123/mpi.v3i4.4771","DOIUrl":"https://doi.org/10.24123/mpi.v3i4.4771","url":null,"abstract":"Minuman fungsional diharapkan dapat memberikan manfaat kesehatan diantaranya meningkatkan imunitas, membantu pencernaan, menurunkan kolesterol, mengandung serat tinggi, dan dapat menurunkan kadar gula. Daun jambu biji dan biji klabet berpotensi untuk dikembangkan menjadi minuman fungsinal terutama karena aktivitas antioksidannya yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan formula terbaik granul minuman fungsional kombinasi ekstrak etanol daun jambu biji dengan ekstrak etanol biji klabet yang memenuhi spesifikasi dan diterima oleh panelis pada pegujian hedonik. Granul minuman fungsional dibuat dalam empat formula dengan berbagai rasio ekstrak etanol daun jambu biji dibanding ekstrak etanol biji klabet, yaitu: Formula I (3%:0%), Formula II (3%:1%), Formula III (3%:2%), dan Formula IV (3%:3%). Granul diformulasi dengan metode granulasi basah, kemudian dievaluasi karakteristik fisiknya. Hasil uji karakteristik fisik granul menunjukkan rerata kandungan lembab 1,35-1,81%; fines 2,36-6,26%; kecepatan alir 6,99-8,92 g/detik; sudut istirahat 31,60-34,70°; indeks kompresibilitas 17,38-20,42%; rasio Hausner 1,21-1,25. Uji hedonik menunjukkan rerata skor parameter warna (3,32-3,76), bau (3,32-4,00), dan rasa (3,60-4,32). Formula terbaik yang memenuhi spesifikasi dan paling diterima oleh panelis pada pegujian hedonik adalah formula IV.","PeriodicalId":18807,"journal":{"name":"MPI (Media Pharmaceutica Indonesiana)","volume":"50 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75282472","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Hand sanitizer merupakan produk yang mengandung zat antiseptik untuk mencuci tangan tanpa harus dibilas dengan air. Alkohol sebagai bahan aktif dalam hand sanitizer banyak digunakan sebagai antiseptik yang mempunyai aktivitas bakterisidal. Saat pandemi covid-19 banyak hand sanitizer yang beredar di pasaran dengan kadar alkohol antara 60%-80%. Identifikasi adanya alkohol umumnya dengan metode kromatografi gas. Metode analisis untuk identifikasi alkohol dalam hand sanitizer dengan menggunakan spektrometer Fourier Transform Infra Red (FTIR) dan kemometrik dapat digunakan dengan penyiapan sampel yang lebih sederhana dan cepat. Spektrum FTIR menampilkan puncak-puncak dari gugus fungsi dan ikatan kimia dari senyawa-senyawa dalam sampel. Data spektrum FTIR dikombinasikan dengan metode kemometrik (PCA, analisis kluster, dan PLS), digunakan untuk identifikasi dan mengelompokkan sampel uji hand sanitizer dan standar hand sanitizer. Hasil menunjukkan metode spektrometri FTIR dan kemometrik dapat mengidentifikasi dan mengelompokkan sampel uji hand sanitizer dan standar hand sanitizer dengan variasi kadar alkohol dalam hand sanitizer 60%, 65%, 70%, 75%, dan 80%.
{"title":"Identifikasi Alkohol dalam Hand Sanitizer secara Fourier Transform Infra Red (FTIR) dan Kemometrik","authors":"Kusuma Hendrajaya, Nur Jamailah, Azminah Azminah","doi":"10.24123/mpi.v3i4.4627","DOIUrl":"https://doi.org/10.24123/mpi.v3i4.4627","url":null,"abstract":"Hand sanitizer merupakan produk yang mengandung zat antiseptik untuk mencuci tangan tanpa harus dibilas dengan air. Alkohol sebagai bahan aktif dalam hand sanitizer banyak digunakan sebagai antiseptik yang mempunyai aktivitas bakterisidal. Saat pandemi covid-19 banyak hand sanitizer yang beredar di pasaran dengan kadar alkohol antara 60%-80%. Identifikasi adanya alkohol umumnya dengan metode kromatografi gas. Metode analisis untuk identifikasi alkohol dalam hand sanitizer dengan menggunakan spektrometer Fourier Transform Infra Red (FTIR) dan kemometrik dapat digunakan dengan penyiapan sampel yang lebih sederhana dan cepat. Spektrum FTIR menampilkan puncak-puncak dari gugus fungsi dan ikatan kimia dari senyawa-senyawa dalam sampel. Data spektrum FTIR dikombinasikan dengan metode kemometrik (PCA, analisis kluster, dan PLS), digunakan untuk identifikasi dan mengelompokkan sampel uji hand sanitizer dan standar hand sanitizer. Hasil menunjukkan metode spektrometri FTIR dan kemometrik dapat mengidentifikasi dan mengelompokkan sampel uji hand sanitizer dan standar hand sanitizer dengan variasi kadar alkohol dalam hand sanitizer 60%, 65%, 70%, 75%, dan 80%.","PeriodicalId":18807,"journal":{"name":"MPI (Media Pharmaceutica Indonesiana)","volume":"20 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85761571","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Vita Kresnawati, Fauna Herawati, Hermawan Crisdiono, Rika Yulia
Pneumonia komunitas merupakan salah satu jenis pneumonia yang mempunyai angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi dengan angka kematian jangka pendek 14% dan kematian jangka panjang mencapai 50% dalam lima tahun. Terapi utama pada pasien pneumonia komunitas adalah antibiotik. Ketidaksesuaian penggunaan antibiotik salah satunya yaitu penggunaan antibiotik berlebihan pada terapi pneumonia komunitas dapat meningkatkan resiko terjadinya resistensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia komunitas yang dirawat inap di RSUD Kabupaten Kediri pada Januari-Desember 2019. Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pengambilan data secara observasional retrospektif. Sampel diambil dengan cara total population sampling dan didapat sebanyak 113 dari rekam medis. Analisis data menggunakan metode DDD /100 hari rawat inap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa antibiotik yang paling banyak digunakan adalah seftriakson sebesar 53,10% dengan nilai 38,79 DDD/100 hari rawat inap dan total penggunaan antibiotik sebesar 77,25 DDD/100 hari rawat inap. Dapat disimpulkan bahwa pemakaian antibiotik pada pasien pneumonia komunitas masih sangat tinggi di RSUD Kabupaten Kediri, dimana hal ini menunjukkan kurang selektifnya penggunaan antibiotik terutama untuk penggunaan seftriakson.
{"title":"Analisis Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Pneumonia Komunitas di RSUD Kabupaten Kediri","authors":"Vita Kresnawati, Fauna Herawati, Hermawan Crisdiono, Rika Yulia","doi":"10.24123/mpi.v3i4.4468","DOIUrl":"https://doi.org/10.24123/mpi.v3i4.4468","url":null,"abstract":"Pneumonia komunitas merupakan salah satu jenis pneumonia yang mempunyai angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi dengan angka kematian jangka pendek 14% dan kematian jangka panjang mencapai 50% dalam lima tahun. Terapi utama pada pasien pneumonia komunitas adalah antibiotik. Ketidaksesuaian penggunaan antibiotik salah satunya yaitu penggunaan antibiotik berlebihan pada terapi pneumonia komunitas dapat meningkatkan resiko terjadinya resistensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia komunitas yang dirawat inap di RSUD Kabupaten Kediri pada Januari-Desember 2019. Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pengambilan data secara observasional retrospektif. Sampel diambil dengan cara total population sampling dan didapat sebanyak 113 dari rekam medis. Analisis data menggunakan metode DDD /100 hari rawat inap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa antibiotik yang paling banyak digunakan adalah seftriakson sebesar 53,10% dengan nilai 38,79 DDD/100 hari rawat inap dan total penggunaan antibiotik sebesar 77,25 DDD/100 hari rawat inap. Dapat disimpulkan bahwa pemakaian antibiotik pada pasien pneumonia komunitas masih sangat tinggi di RSUD Kabupaten Kediri, dimana hal ini menunjukkan kurang selektifnya penggunaan antibiotik terutama untuk penggunaan seftriakson.","PeriodicalId":18807,"journal":{"name":"MPI (Media Pharmaceutica Indonesiana)","volume":"43 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79923162","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penjaminan mutu produk obat kombinasi salah satunya dilakukan melalui analisis kuantitatif. Teknik kemometrika menjadi salah satu alternatif pilihan pengenalan pola pada analisis kuantitatif senyawa obat kombinasi tanpa tahap pemisahan yang mudah diterapkan, sensitif, dan cukup terjangkau. Keunggulan teknik kemometrika seperti ini telah dibuktikan pada berbagai penelitian yang relevan. Tujuan artikel review ini adalah untuk mengetahui lebih lanjut pemanfaatan teknik kemometrika pengenalan pola pada analisis kuantitatif senyawa obat kombinasi tanpa tahap pemisahan. Penyusunan artikel review ini menggunakan metode penelusuran literatur ilmiah primer terbitan sepuluh tahun terakhir pada rentang 2011 hingga 2021. Hasilnya menunjukkan bahwa teknik kemometrika yang paling banyak diaplikasikan adalah PLS 78,95% dengan instrumen tanpa tahap pemisahan yang paling banyak digunakan sebagai kombinasinya adalah spektrofotometer UV-Vis 84,21%. Selain itu, campuran obat dari dua senyawa 71,05% pada berbagai golongan obat menjadi jumlah campuran yang paling banyak dianalisa dengan kombinasi teknik kemometrika dan instrumen analisis.
{"title":"Review: Pemanfaatan Teknik Kemometrika Pengenalan Pola Pada Analisis Kuantitatif Senyawa Obat Kombinasi Tanpa Tahap Pemisahan","authors":"Paulina Nadya Feranti Pebby Lorenza, Angelina Kinsha Pandhita, Desy Natalia Rambu Padji Mahemba, Arya Pratama Nugraha Pede, Theodora Dominika Gadi Seran, Dewi Setyaningsih, Florentinus Dika Octa Riswanto","doi":"10.24123/mpi.v3i4.4719","DOIUrl":"https://doi.org/10.24123/mpi.v3i4.4719","url":null,"abstract":"Penjaminan mutu produk obat kombinasi salah satunya dilakukan melalui analisis kuantitatif. Teknik kemometrika menjadi salah satu alternatif pilihan pengenalan pola pada analisis kuantitatif senyawa obat kombinasi tanpa tahap pemisahan yang mudah diterapkan, sensitif, dan cukup terjangkau. Keunggulan teknik kemometrika seperti ini telah dibuktikan pada berbagai penelitian yang relevan. Tujuan artikel review ini adalah untuk mengetahui lebih lanjut pemanfaatan teknik kemometrika pengenalan pola pada analisis kuantitatif senyawa obat kombinasi tanpa tahap pemisahan. Penyusunan artikel review ini menggunakan metode penelusuran literatur ilmiah primer terbitan sepuluh tahun terakhir pada rentang 2011 hingga 2021. Hasilnya menunjukkan bahwa teknik kemometrika yang paling banyak diaplikasikan adalah PLS 78,95% dengan instrumen tanpa tahap pemisahan yang paling banyak digunakan sebagai kombinasinya adalah spektrofotometer UV-Vis 84,21%. Selain itu, campuran obat dari dua senyawa 71,05% pada berbagai golongan obat menjadi jumlah campuran yang paling banyak dianalisa dengan kombinasi teknik kemometrika dan instrumen analisis.","PeriodicalId":18807,"journal":{"name":"MPI (Media Pharmaceutica Indonesiana)","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"89606244","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Maria Philomena Erika Rengga, Ridwan Brampi Kono, Christin Aprillian Beama
Interaksi obat penting untuk diperhatikan, dicegah, dan ditangani karena dapat mempengaruhi kerja dari obat dengan mengubah kadar obat dalam darah, meningkatkan risiko efek samping atau toksisitas obat, dan dapat memperparah kondisi medis tertentu yang dimiliki pasien, termasuk Penyakit Ginjal Kronik (PGK). Masalah interaksi obat akibat polifarmasi pada pasien dengan PGK menjadi penting karena efek dari interaksi obat dapat mempengaruhi keberhasilan terapi, padahal PGK sendiri merupakan kondisi dengan berbagai komorbid yang harus dikontrol. RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes sebagai satu-satunya RS rujukan pemerintah tingkat provinsi di Nusa Tenggara Timur membutuhkan data deskriptif interaksi obat PGK agar dapat dilakukan langkah perbaikan ke depannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan interaksi obat PGK di RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes tahun 2018. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang pengambilan datanya dilakukan secara retrospektif. Teknik systematic sampling digunakan untuk memilih 100 sampel dari 400 populasi PGK. Selanjutnya 16 sampel dieksklusi sehingga hanya 84 sampel yang dianalisis. Interaksi obat secara potensial ditemukan pada 72 pasien (85,7%) dan tertinggi pada tingkat keparahan sedang (68,0%). Interaksi obat paling banyak berpotensi terjadi antara furosemid dan golongan Angiotensin Converting Enzyme-inhibitor.
{"title":"Analisis Interaksi Obat Penyakit Ginjal Kronik di RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang","authors":"Maria Philomena Erika Rengga, Ridwan Brampi Kono, Christin Aprillian Beama","doi":"10.24123/mpi.v3i3.3937","DOIUrl":"https://doi.org/10.24123/mpi.v3i3.3937","url":null,"abstract":"Interaksi obat penting untuk diperhatikan, dicegah, dan ditangani karena dapat mempengaruhi kerja dari obat dengan mengubah kadar obat dalam darah, meningkatkan risiko efek samping atau toksisitas obat, dan dapat memperparah kondisi medis tertentu yang dimiliki pasien, termasuk Penyakit Ginjal Kronik (PGK). Masalah interaksi obat akibat polifarmasi pada pasien dengan PGK menjadi penting karena efek dari interaksi obat dapat mempengaruhi keberhasilan terapi, padahal PGK sendiri merupakan kondisi dengan berbagai komorbid yang harus dikontrol. RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes sebagai satu-satunya RS rujukan pemerintah tingkat provinsi di Nusa Tenggara Timur membutuhkan data deskriptif interaksi obat PGK agar dapat dilakukan langkah perbaikan ke depannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan interaksi obat PGK di RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes tahun 2018. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang pengambilan datanya dilakukan secara retrospektif. Teknik systematic sampling digunakan untuk memilih 100 sampel dari 400 populasi PGK. Selanjutnya 16 sampel dieksklusi sehingga hanya 84 sampel yang dianalisis. Interaksi obat secara potensial ditemukan pada 72 pasien (85,7%) dan tertinggi pada tingkat keparahan sedang (68,0%). Interaksi obat paling banyak berpotensi terjadi antara furosemid dan golongan Angiotensin Converting Enzyme-inhibitor.","PeriodicalId":18807,"journal":{"name":"MPI (Media Pharmaceutica Indonesiana)","volume":"15 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85457710","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Karina Citra Rani, Nikmatul Ikhrom Eka Jayani, Marvela Christabel Renata, Elisabeth Regina Oetama, Nani Parfati
Daun kelor potensial dikembangkan menjadi produk nutraseutikal dalam bentuk sereal. Granul sereal daun kelor diformulasikan menggunakan suspending agent xanthan gum dan kombinasi pengisi susu soya-susu skim. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh perbedaan konsentrasi xanthan gum 1,5% (F1) dan 2% (F2) terhadap karakteristik fisika dan kimia sereal daun kelor. Metode yang digunakan dalam pembuatan granul sereal daun kelor adalah granulasi basah. Hasil evaluasi karakteristik granul menunjukkan kedua formula granul berwarna hijau tua, rasa manis, dan aroma melon. Granul dapat mengalir dengan baik ditinjau dari nilai Rasio Hausner dan indeks kompresibilitas formula 1 dan 2 yaitu 1,09 ± 0,10 dan 11,52 ± 3,81% serta 1,13 ± 0,07 dan 11,19 ± 5,64%. Kandungan lembab granul juga memenuhi persyaratan yaitu 2,64 ± 0,43% pada formula 1 dan 2,84 ± 0,28% pada formula 2. Setelah rekonstitusi, granul sereal terdispersi dalam bentuk suspensi halus berwarna hijau kecoklatan, rasa manis, dan aroma melon. Peningkatan konsentrasi xanthan gum pada formula 2 berpengaruh signifikan terhadap peningkatan waktu dispersi dan viskositas dibandingkan formula 1. Waktu dispersi formula 1 dan 2 masing-masing adalah 8,44 dan 9,17 detik, sedangkan viskositas formula 1 dan 2 adalah 136,93 dan 275,58 cps. Konsentrasi xanthan gum yang lebih tinggi pada formula 2 menghasilkan volume sedimentasi yang lebih tinggi (F=1) dan stabilitas dispersi yang lebih baik dibandingkan formula 1 (F<1).
球茎叶可能被发展成谷物形式的核产品。椰香豆浆谷物配方采用悬挂式松露和脱脂牛奶摄入量混合配方。这项研究旨在分析黄原口香糖1.5% (F1)和2% (F2)对叶子叶的物理和化学特征的影响。用于制作干柳叶颗粒的方法是湿芽肉末。格鲁的特征评估显示,格鲁的配方都是深绿色、甜味和哈密瓜气味。Granul (united nations high commissioner for refugees)表示很好地流动比率Hausner价值和kompresibilitas指数公式1和图2是1.09±0,10和11.52±3,81%和1,13±0.07和11,19±5,64%。潮湿granul含量也有资格即2,64±0,43%在f1和2,84±2 0,28%的公式。经过修订后,谷物颗粒以浅绿色、甜味和哈密瓜气味的微妙悬浮液形式蒸馏。黄原口香糖在公式2上的浓度增加对比公式1的时间分散和粘度增加有显著影响。公式1和2的分散期为8.44和9.17秒,而公式1和2的粘度为136,93和275.58 cps。在公式2中,黄原胶的浓度越高,体积就越小(F=1),分散力就越强。
{"title":"Pengaruh Konsentrasi Xanthan Gum (1,5% dan 2%) terhadap Karakteristik Fisika dan Kimia Sereal Daun Kelor dengan Pengisi Susu Soya dan Susu Skim","authors":"Karina Citra Rani, Nikmatul Ikhrom Eka Jayani, Marvela Christabel Renata, Elisabeth Regina Oetama, Nani Parfati","doi":"10.24123/mpi.v3i3.4396","DOIUrl":"https://doi.org/10.24123/mpi.v3i3.4396","url":null,"abstract":"Daun kelor potensial dikembangkan menjadi produk nutraseutikal dalam bentuk sereal. Granul sereal daun kelor diformulasikan menggunakan suspending agent xanthan gum dan kombinasi pengisi susu soya-susu skim. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh perbedaan konsentrasi xanthan gum 1,5% (F1) dan 2% (F2) terhadap karakteristik fisika dan kimia sereal daun kelor. Metode yang digunakan dalam pembuatan granul sereal daun kelor adalah granulasi basah. Hasil evaluasi karakteristik granul menunjukkan kedua formula granul berwarna hijau tua, rasa manis, dan aroma melon. Granul dapat mengalir dengan baik ditinjau dari nilai Rasio Hausner dan indeks kompresibilitas formula 1 dan 2 yaitu 1,09 ± 0,10 dan 11,52 ± 3,81% serta 1,13 ± 0,07 dan 11,19 ± 5,64%. Kandungan lembab granul juga memenuhi persyaratan yaitu 2,64 ± 0,43% pada formula 1 dan 2,84 ± 0,28% pada formula 2. Setelah rekonstitusi, granul sereal terdispersi dalam bentuk suspensi halus berwarna hijau kecoklatan, rasa manis, dan aroma melon. Peningkatan konsentrasi xanthan gum pada formula 2 berpengaruh signifikan terhadap peningkatan waktu dispersi dan viskositas dibandingkan formula 1. Waktu dispersi formula 1 dan 2 masing-masing adalah 8,44 dan 9,17 detik, sedangkan viskositas formula 1 dan 2 adalah 136,93 dan 275,58 cps. Konsentrasi xanthan gum yang lebih tinggi pada formula 2 menghasilkan volume sedimentasi yang lebih tinggi (F=1) dan stabilitas dispersi yang lebih baik dibandingkan formula 1 (F<1).","PeriodicalId":18807,"journal":{"name":"MPI (Media Pharmaceutica Indonesiana)","volume":"10 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90387696","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Buah sukun (Artocarpus altilis) merupakan salah satu sumber karbohidrat tinggi yang dapat diolah menjadi pati dan memiliki multifungsi sebagai bahan tambahan dalam industri farmasi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan sifat fisiko-kimia pati buah sukun dan untuk mengetahui fungsinya sebagai bahan tambahan dalam sediaan tablet konvensional. Pati diperoleh dari buah sukun muda dan mengkal menggunakan metode dekantasi. Pati yang diperoleh dikeringkan dan dilakukan analisis fisika meliputi pH, kadar air, kerapatan sejati, kerapatan nyata, kerapatan mampat, kecepatan alir, dan viskositas, serta analisis kimia meliputi kadar amilosa dan amilopektin. Hasil penelitian menunjukkan rendemen pati buah sukun muda dan mengkal masing-masing 4,3% dan 8,93%, berupa serbuk halus berwarna putih, tidak berasa, dan berbau khas sukun, bentuk speris tidak beraturan, dengan ukuran partikel rata-rata 26,06 µm dan 5,69 µm. Analisis sifat fisika memperlihatkan bahwa kedua pati memiliki pH, kadar air, dan kerapatan yang sesuai pustaka, sifat alir yang buruk, dengan viskositas yang memperlihatkan bahwa semakin tinggi konsentrasi pati semakin meningkat viskositasnya; sedangkan hasil analisis kimia menunjukkan bahwa kedua pati memiliki kadar amilosa yang lebih tinggi dibandingkan kadar amilopektinnya, sehingga direkomendasikan untuk digunakan sebagai bahan penghancur sediaan tablet konvensional.
{"title":"Analisis Fisiko-Kimia Pati Buah Sukun (Artocarpus altilis) Muda dan Mengkal Asal Kabupaten Bone Sulawesi Selatan sebagai Kandidat Bahan Tambahan Sediaan Tablet","authors":"Aliyah Aliyah, Latifah Rahman","doi":"10.24123/mpi.v3i3.4456","DOIUrl":"https://doi.org/10.24123/mpi.v3i3.4456","url":null,"abstract":"Buah sukun (Artocarpus altilis) merupakan salah satu sumber karbohidrat tinggi yang dapat diolah menjadi pati dan memiliki multifungsi sebagai bahan tambahan dalam industri farmasi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan sifat fisiko-kimia pati buah sukun dan untuk mengetahui fungsinya sebagai bahan tambahan dalam sediaan tablet konvensional. Pati diperoleh dari buah sukun muda dan mengkal menggunakan metode dekantasi. Pati yang diperoleh dikeringkan dan dilakukan analisis fisika meliputi pH, kadar air, kerapatan sejati, kerapatan nyata, kerapatan mampat, kecepatan alir, dan viskositas, serta analisis kimia meliputi kadar amilosa dan amilopektin. Hasil penelitian menunjukkan rendemen pati buah sukun muda dan mengkal masing-masing 4,3% dan 8,93%, berupa serbuk halus berwarna putih, tidak berasa, dan berbau khas sukun, bentuk speris tidak beraturan, dengan ukuran partikel rata-rata 26,06 µm dan 5,69 µm. Analisis sifat fisika memperlihatkan bahwa kedua pati memiliki pH, kadar air, dan kerapatan yang sesuai pustaka, sifat alir yang buruk, dengan viskositas yang memperlihatkan bahwa semakin tinggi konsentrasi pati semakin meningkat viskositasnya; sedangkan hasil analisis kimia menunjukkan bahwa kedua pati memiliki kadar amilosa yang lebih tinggi dibandingkan kadar amilopektinnya, sehingga direkomendasikan untuk digunakan sebagai bahan penghancur sediaan tablet konvensional.","PeriodicalId":18807,"journal":{"name":"MPI (Media Pharmaceutica Indonesiana)","volume":"15 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83359689","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dewi Isnaeni, Andi Ulfah Magefirah Rasyid, D. Rahmawati
Telah dilakukan penelitian untuk menguji efektivitas ekstrak etanol daun Upo-upo (Phyllodium pulchellum (L.) Desv.) terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans dan Streptococcus pyogenes. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi ekstrak yang paling efektif. Penelitian ini menggunakan metode ekstraksi maserasi terhadap bahan uji dan uji mikrobiologis menggunakan metode Disc diffusion menurut Kirby & Bauer dengan konsentrasi ekstrak 1; 1,5; 2; dan 2,5%, dengan kontrol positif cefixime dan kontrol negatif CMC Na 1%. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun Upo-upo dapat menghambat pertumbuhan S. viridans pada konsentrasi ekstrak 1; 1,5; 2; dan 2,5%, masing-masing dengan diameter hambatan 9,01; 9,58; 10,24; dan 12,27 mm, sedangkan zona hambatan untuk kontrol positif 22,07 mm dan kontrol negatif tanpa zona hambatan. Zona hambatan terhadap S. pyogenes pada konsentrasi ekstrak 1; 1,5; 2; dan 2,5% masing-masing adalah 9,51; 9,91; 10,93; dan 13,59 mm, dimana zona hambatan kontrol positif 25,77 mm dan kontrol negatif tanpa zona hambatan. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun Upo-upo pada semua tingkat konsentrasi mempunyai efektivitas antibakteri terhadap S. viridans dan S. pyogenes. Efektivitas antibakteri ekstrak etanol daun Upo-upo terhadap pertumbuhan S. viridans dan S. pyogenes menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak, maka semakin besar pula zona hambat yang dihasilkan. Konsentrasi yang paling efektif adalah 2,5%.
已进行研究,以测试植物肺叶(肺泡)乙醇提取物(L)的效力。对于链球菌病毒和链球菌皮的生长。本研究旨在确定提取中最有效的浓度。本研究采用分级本材料提取和微生物测试方法,采用柯比与鲍尔的死水方法,采用浓缩提取1;1.5;2;2.5%,带有正的造假性控制和负的CMC Na 1%控制。测试结果表明,upoupo叶乙醇提取物可以抑制1 .提取物浓度的viridans。1.5;2;和2.5%,每一个直径为9.01的障碍;9,58;10,24;和1227毫米,而正控制区22.07毫米和负控制区。萃取物1浓度时对皮尤奇尼斯河的约束区域;1.5;2;2.5%是9.51;9.91;10.93;13.59毫米,正屏障区2577毫米和负控制区。可以得出结论,乙醇提取物在所有浓度水平上都具有抗菌作用。抗菌提取物乙醇提取物对viridans和pyogen的生长的影响表明,提取物的浓度越高,消化区就越大。最有效的浓度是2。5%
{"title":"Uji Efektivitas Ekstrak Etanol Daun Upo-upo (Phyllodium pulchellum (L.) Desv.) sebagai Antibakteri terhadap Pertumbuhan Streptococcus viridans dan Streptococcus pyogenes","authors":"Dewi Isnaeni, Andi Ulfah Magefirah Rasyid, D. Rahmawati","doi":"10.24123/mpi.v3i3.3629","DOIUrl":"https://doi.org/10.24123/mpi.v3i3.3629","url":null,"abstract":"Telah dilakukan penelitian untuk menguji efektivitas ekstrak etanol daun Upo-upo (Phyllodium pulchellum (L.) Desv.) terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans dan Streptococcus pyogenes. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi ekstrak yang paling efektif. Penelitian ini menggunakan metode ekstraksi maserasi terhadap bahan uji dan uji mikrobiologis menggunakan metode Disc diffusion menurut Kirby & Bauer dengan konsentrasi ekstrak 1; 1,5; 2; dan 2,5%, dengan kontrol positif cefixime dan kontrol negatif CMC Na 1%. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun Upo-upo dapat menghambat pertumbuhan S. viridans pada konsentrasi ekstrak 1; 1,5; 2; dan 2,5%, masing-masing dengan diameter hambatan 9,01; 9,58; 10,24; dan 12,27 mm, sedangkan zona hambatan untuk kontrol positif 22,07 mm dan kontrol negatif tanpa zona hambatan. Zona hambatan terhadap S. pyogenes pada konsentrasi ekstrak 1; 1,5; 2; dan 2,5% masing-masing adalah 9,51; 9,91; 10,93; dan 13,59 mm, dimana zona hambatan kontrol positif 25,77 mm dan kontrol negatif tanpa zona hambatan. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun Upo-upo pada semua tingkat konsentrasi mempunyai efektivitas antibakteri terhadap S. viridans dan S. pyogenes. Efektivitas antibakteri ekstrak etanol daun Upo-upo terhadap pertumbuhan S. viridans dan S. pyogenes menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak, maka semakin besar pula zona hambat yang dihasilkan. Konsentrasi yang paling efektif adalah 2,5%.","PeriodicalId":18807,"journal":{"name":"MPI (Media Pharmaceutica Indonesiana)","volume":"185 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"72698073","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}