Proton pump inhibitor has been reported to cause myopathic adverse drug reactions in severaloverseas countries. Unfortunately, this case has never been raised and has not received much attentionin Indonesia. A case about myopathy associated with lansoprazole in 48-years old man has been recently reportedin Indonesia. Assessment methods used were time series data collection followed by causality analysisusing Naranjo Scale. The results of analysis revealed a Naranjo Scale of 9, which was interpreted as definite.This report concluded that lansoprazole could triggered myopathy adverse drug reaction in some sensitivepatient. The mechanism presumably through inhibition of H+K+-ATPase in other tissue which can leaddestruction of myofibril and leakage of calcium, pottasium, phosphate, myoglobin, creatine phosphokinase,lactate dehydrogenase, and aspartate transaminases from the muscle. This case report aims to remindhealth professionals to pay more attention at possible myopathy adverse drug reactions in the use of lansoprazoleand other proton pump inhibitors, so that more serious adverse drug reactions could be prevented.
{"title":"MYOPATHY ADVERSE DRUG REACTION ASSOCIATED WITH LANSOPRAZOLE: A CASE REPORT","authors":"L. Karina, H. Cahyadi","doi":"10.24123/MPI.V2I1.1301","DOIUrl":"https://doi.org/10.24123/MPI.V2I1.1301","url":null,"abstract":"Proton pump inhibitor has been reported to cause myopathic adverse drug reactions in severaloverseas countries. Unfortunately, this case has never been raised and has not received much attentionin Indonesia. A case about myopathy associated with lansoprazole in 48-years old man has been recently reportedin Indonesia. Assessment methods used were time series data collection followed by causality analysisusing Naranjo Scale. The results of analysis revealed a Naranjo Scale of 9, which was interpreted as definite.This report concluded that lansoprazole could triggered myopathy adverse drug reaction in some sensitivepatient. The mechanism presumably through inhibition of H+K+-ATPase in other tissue which can leaddestruction of myofibril and leakage of calcium, pottasium, phosphate, myoglobin, creatine phosphokinase,lactate dehydrogenase, and aspartate transaminases from the muscle. This case report aims to remindhealth professionals to pay more attention at possible myopathy adverse drug reactions in the use of lansoprazoleand other proton pump inhibitors, so that more serious adverse drug reactions could be prevented.","PeriodicalId":18807,"journal":{"name":"MPI (Media Pharmaceutica Indonesiana)","volume":"40 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"90743149","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Salah satu penyakit infeksi yang banyak dijumpai di rumah sakit adalah infeksi salurankemih. Pemilihan antibiotik yang tidak tepat dapat menyebabkan pertumbuhan resistensi dan multipelresistensi mikroba terhadap antibiotik yang berdampak pada meningkatnya morbiditas, mortalitas,dan biaya kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas dan perbandinganlama rawat inap antibiotik golongan sefalosporin generasi ke-3 dan fluoroquinolon di instalasi rawatinap RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan rancangan kohort retrospektifpada pasien ISK periode Januari 2015 – Desember 2017. Semua data pasien yang memenuhi kriteriainklusi diambil dari catatan rekam medis pasien. Berdasarkan hasil penelitian, sebanyak 66 pasienISK, 90,9% didominasi oleh perempuan dan 53% didominasi oleh kelompok berumur >60 tahun.Kedua golongan antibiotik tidak menunjukkan perbedaan bermakna terhadap luaran terapi muntah(p=0,178), nyeri pinggang (p=1,000), nyeri berkemih (p=0,587), dan lama rawat inap (p=0,364). Sedangkankedua golongan antibiotik menunjukkan perbedaan bermakna terhadap luaran terapi suhubadan (p=0,001) dan lekosit urin (p=0,001). Antibiotik golongan fluoroquinolon memiliki rata-ratalama rawat inap lebih cepat 5,42 hari dibandingkan golongan sefalosporin generasi ke-3. Efektivitasantara kedua kelompok menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0,05) terhadap suhu badan danlekosit urin, namun kedua kelompok tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna (p>0,05) terhadapluaran terapi muntah, nyeri pinggang, nyeri berkemih, dan lama rawat inap.
{"title":"Efektivitas Antibiotik Golongan Sefalosporin Generasi Ke-3 Dibandingkan Fluroquinolon Terhadap Pasien Infeksi Saluran Kemih di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta","authors":"F. F. Baso, D. A. Perwitasari, I. Risdiana","doi":"10.24123/MPI.V2I1.1300","DOIUrl":"https://doi.org/10.24123/MPI.V2I1.1300","url":null,"abstract":"Salah satu penyakit infeksi yang banyak dijumpai di rumah sakit adalah infeksi salurankemih. Pemilihan antibiotik yang tidak tepat dapat menyebabkan pertumbuhan resistensi dan multipelresistensi mikroba terhadap antibiotik yang berdampak pada meningkatnya morbiditas, mortalitas,dan biaya kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas dan perbandinganlama rawat inap antibiotik golongan sefalosporin generasi ke-3 dan fluoroquinolon di instalasi rawatinap RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan rancangan kohort retrospektifpada pasien ISK periode Januari 2015 – Desember 2017. Semua data pasien yang memenuhi kriteriainklusi diambil dari catatan rekam medis pasien. Berdasarkan hasil penelitian, sebanyak 66 pasienISK, 90,9% didominasi oleh perempuan dan 53% didominasi oleh kelompok berumur >60 tahun.Kedua golongan antibiotik tidak menunjukkan perbedaan bermakna terhadap luaran terapi muntah(p=0,178), nyeri pinggang (p=1,000), nyeri berkemih (p=0,587), dan lama rawat inap (p=0,364). Sedangkankedua golongan antibiotik menunjukkan perbedaan bermakna terhadap luaran terapi suhubadan (p=0,001) dan lekosit urin (p=0,001). Antibiotik golongan fluoroquinolon memiliki rata-ratalama rawat inap lebih cepat 5,42 hari dibandingkan golongan sefalosporin generasi ke-3. Efektivitasantara kedua kelompok menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0,05) terhadap suhu badan danlekosit urin, namun kedua kelompok tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna (p>0,05) terhadapluaran terapi muntah, nyeri pinggang, nyeri berkemih, dan lama rawat inap.","PeriodicalId":18807,"journal":{"name":"MPI (Media Pharmaceutica Indonesiana)","volume":"32 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82993656","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Diabetes mellitus merupakan penyakit kelainan metabolik yang ditandai dengan kondisi hiperglikemia.Salah satu obat yang dapat digunakan untuk menangani diabetes mellitus, khususnya untuk diabetesmellitus tipe II adalah akarbosa. Akarbosa dapat digunakan pada pasien dengan kadar gula post-prandialyang tinggi. Akarbosa bekerja dengan mekanisme menghambat aktivitas enzim alfa-glukosidase di dalamusus. Penghambatan yang terjadi pada enzim alfa-glukosidase menyebabkan penundaan absorpsi dan digestiglukosa. Maka, kenaikan kadar gula post-prandial dapat dicegah. Namun, penggunaan obat sintetik antidiabetesseperti akarbosa dalam jangka waktu panjang dapat memberikan beberapa efek samping, khususnyagangguan pada sistem saluran pencernaan. Oleh karena itu, penggunaan obat bahan alam sebagai terapialternatif dapat dipertimbangkan untuk digunakan. Salah satu tanaman di Indonesia yang memiliki potensisecara empiris sebagai antidiabetes adalah bangle (Zingiber cassumunar). Penelitian ini bertujuan untuk mengujiaktivitas penghambatan terhadap enzim alfa-glukosidase dari ekstrak etanol rimpang bangle. Hasil IC50yang didapatkan dari uji aktivitas penghambatan enzim alfa-glukosidase adalah 98,31 μg/ml. IC50 akarbosasebagai pembanding adalah 36,17 μg/ml. Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, dapat disimpulkanbahwa ekstrak etanol rimpang bangle memiliki potensi yang sangat baik untuk dikembangkan dan dipertimbangkanlebih lanjut sebagai kandidat obat antidiabetes, khususnya untuk mengobati diabetes mellitus tipe II.
{"title":"Aktivitas Inhibisi Enzim Alfa-glukosidase dari Ekstrak Rimpang Bangle (Zingiber cassumunar Roxb.) secara In vitro","authors":"A. Yuniarto, Nita Selifiana","doi":"10.24123/MPI.V2I1.1299","DOIUrl":"https://doi.org/10.24123/MPI.V2I1.1299","url":null,"abstract":"Diabetes mellitus merupakan penyakit kelainan metabolik yang ditandai dengan kondisi hiperglikemia.Salah satu obat yang dapat digunakan untuk menangani diabetes mellitus, khususnya untuk diabetesmellitus tipe II adalah akarbosa. Akarbosa dapat digunakan pada pasien dengan kadar gula post-prandialyang tinggi. Akarbosa bekerja dengan mekanisme menghambat aktivitas enzim alfa-glukosidase di dalamusus. Penghambatan yang terjadi pada enzim alfa-glukosidase menyebabkan penundaan absorpsi dan digestiglukosa. Maka, kenaikan kadar gula post-prandial dapat dicegah. Namun, penggunaan obat sintetik antidiabetesseperti akarbosa dalam jangka waktu panjang dapat memberikan beberapa efek samping, khususnyagangguan pada sistem saluran pencernaan. Oleh karena itu, penggunaan obat bahan alam sebagai terapialternatif dapat dipertimbangkan untuk digunakan. Salah satu tanaman di Indonesia yang memiliki potensisecara empiris sebagai antidiabetes adalah bangle (Zingiber cassumunar). Penelitian ini bertujuan untuk mengujiaktivitas penghambatan terhadap enzim alfa-glukosidase dari ekstrak etanol rimpang bangle. Hasil IC50yang didapatkan dari uji aktivitas penghambatan enzim alfa-glukosidase adalah 98,31 μg/ml. IC50 akarbosasebagai pembanding adalah 36,17 μg/ml. Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, dapat disimpulkanbahwa ekstrak etanol rimpang bangle memiliki potensi yang sangat baik untuk dikembangkan dan dipertimbangkanlebih lanjut sebagai kandidat obat antidiabetes, khususnya untuk mengobati diabetes mellitus tipe II.","PeriodicalId":18807,"journal":{"name":"MPI (Media Pharmaceutica Indonesiana)","volume":"14 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-08-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74450608","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}