Pub Date : 2023-04-21DOI: 10.24843/pjiib.2023.v23.i01.p11
Samuel Calvin Situmorang, Fransiska Dewi Setiowati Sunaryo, Anak Agung Inten Asmiriati
Adanya gojek sangat membantu dalam kehidupan perkotaan, selain mudah dijangkau, efisiensi waktu tunggu menjadi dasar yang membuat gojek begitu banyak peminat di Kota Denpasar. Gojek tidak hanya membantu dari segi penumpang, jika dilihat dari sisi pengemudi adanya gojek menciptakan lapangan kerja baru. Dalam penelitian ini, penulis mengkaji dampak yang ada semenjak gojek beroprasi di kota dari segi ekonomi dan sosial yang ditimbulkan dari sisi pengemudi. Penelitian ini banyak mengambil data melalui wawancara dengan para pengemudi. Dari hasil penelitian, adanya gojek memberi dampak kepada yang banyak 1. Secara ekonomi gojek bisa menjadi mata pencaharian karena jam kerja dan durasi bekerja yang fleksibel. Selain alasan jam kerja dan durasi bekerja yang dapat diatur sendiri, gojek juga memberi bonus-bonus atau insentif bagi pengemudi yang mampu menyelesaikan target orderan. 2. Memunculkan paguyuban atau komunitas antar sesama pengemudi yang bersifat kekeluargaan dan gotong royong. Berkat gojek, para pengemudi membuat komunitas untuk saling membantu yang bersifat kekeluargaan antar mitra pengemudi untuk saling membantu dalam pekerjaan. Tidak hanya berdampak ke para pengemudi saja, adanya gojek juga memberi dampak baik terhadap pariwisata di Kota Denpasar. Aksebilitas dan dapat menjangkau ke semua daerah di Kota Denpasar membuat pariwisata di denpasar menjadi berkembang berkat adanya gojek. Adanya gojek memberi dampak yang baik bukan hanya kepada mitranya saja tetapi juga pariwisata di Kota Denpasar.
{"title":"Pengaruh Adanya Gojek Terhadap Pengemudinya di Kota Denpasar Tahun 2015-2020","authors":"Samuel Calvin Situmorang, Fransiska Dewi Setiowati Sunaryo, Anak Agung Inten Asmiriati","doi":"10.24843/pjiib.2023.v23.i01.p11","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/pjiib.2023.v23.i01.p11","url":null,"abstract":"Adanya gojek sangat membantu dalam kehidupan perkotaan, selain mudah dijangkau, efisiensi waktu tunggu menjadi dasar yang membuat gojek begitu banyak peminat di Kota Denpasar. Gojek tidak hanya membantu dari segi penumpang, jika dilihat dari sisi pengemudi adanya gojek menciptakan lapangan kerja baru. Dalam penelitian ini, penulis mengkaji dampak yang ada semenjak gojek beroprasi di kota dari segi ekonomi dan sosial yang ditimbulkan dari sisi pengemudi. Penelitian ini banyak mengambil data melalui wawancara dengan para pengemudi. Dari hasil penelitian, adanya gojek memberi dampak kepada yang banyak 1. Secara ekonomi gojek bisa menjadi mata pencaharian karena jam kerja dan durasi bekerja yang fleksibel. Selain alasan jam kerja dan durasi bekerja yang dapat diatur sendiri, gojek juga memberi bonus-bonus atau insentif bagi pengemudi yang mampu menyelesaikan target orderan. 2. Memunculkan paguyuban atau komunitas antar sesama pengemudi yang bersifat kekeluargaan dan gotong royong. Berkat gojek, para pengemudi membuat komunitas untuk saling membantu yang bersifat kekeluargaan antar mitra pengemudi untuk saling membantu dalam pekerjaan. Tidak hanya berdampak ke para pengemudi saja, adanya gojek juga memberi dampak baik terhadap pariwisata di Kota Denpasar. Aksebilitas dan dapat menjangkau ke semua daerah di Kota Denpasar membuat pariwisata di denpasar menjadi berkembang berkat adanya gojek. Adanya gojek memberi dampak yang baik bukan hanya kepada mitranya saja tetapi juga pariwisata di Kota Denpasar.","PeriodicalId":192180,"journal":{"name":"Pustaka : Jurnal Ilmu-Ilmu Budaya","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125776306","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-21DOI: 10.24843/pjiib.2023.v23.i01.p10
Felisita Ronsmin, Ni Putu Cahyani Putri Utami
This article aimed to analyze the figurative language used in the Bible Old Testament. The objectives of this research are to find out types of figurative language and the meanings in the Bible Old Testament. To analyze the data, the author uses the main theory proposed by Knickerbocker and Reninger (1963) entitled Interpreting Literature and the theory of meaning proposed by Leech (1981) entitled Semantics. This article analyzed the data by using a qualitative method. The data were collected by reading the Bible, taking note and classifying the sentences that contain figurative language. The data was taken from the Bible Old Testament. The types of figurative language found in Bible Old Testament were simile (3 items or 37,5%), metaphor (1 item or 12,5%), personification (1 item or 12,5%), paradox (1 item or 12,5%), and hyperbole (2 items or 25%). Simile is the dominant type and there are 3 types with the least result found in the Bible Old Testament namely metaphor, personification, and paradox.
{"title":"Figurative Language Used in Bible Old Testament","authors":"Felisita Ronsmin, Ni Putu Cahyani Putri Utami","doi":"10.24843/pjiib.2023.v23.i01.p10","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/pjiib.2023.v23.i01.p10","url":null,"abstract":"This article aimed to analyze the figurative language used in the Bible Old Testament. The objectives of this research are to find out types of figurative language and the meanings in the Bible Old Testament. To analyze the data, the author uses the main theory proposed by Knickerbocker and Reninger (1963) entitled Interpreting Literature and the theory of meaning proposed by Leech (1981) entitled Semantics. This article analyzed the data by using a qualitative method. The data were collected by reading the Bible, taking note and classifying the sentences that contain figurative language. The data was taken from the Bible Old Testament. The types of figurative language found in Bible Old Testament were simile (3 items or 37,5%), metaphor (1 item or 12,5%), personification (1 item or 12,5%), paradox (1 item or 12,5%), and hyperbole (2 items or 25%). Simile is the dominant type and there are 3 types with the least result found in the Bible Old Testament namely metaphor, personification, and paradox. ","PeriodicalId":192180,"journal":{"name":"Pustaka : Jurnal Ilmu-Ilmu Budaya","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131394918","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-21DOI: 10.24843/pjiib.2023.v23.i01.p09
I. K. W. Astina
Penelitian ini membahas tentang sejarah kebudayaan dan profil wisatawan Jepang secara ringkas baik dari masa kuna sampai restorasi meiji yang membawa pembaharuan dan kemajuan bangsa Jepang untuk bersaing dengan bangsa Eropa saat itu. Bahkan masa restorasi meiji juga dianggap sebagai titik balik kehancuran Jepang karena merasa besar dan kuat melakukan resistensi terhadap bangsa Eropa. Akibat dari tindakan tersebut bangsa Jepang mengalami kehancuran sesaat namun kemudian bangkit kembali mengejar kemajuan bersanding dengan bangsa yang pernah menghancurkannya. Mempelajari kebudayaan suatu negara merupakan hal yang sangat urgen dewasa ini, mengingat perkembangan pariwisata yang memungkinkan adanya perpindahan atau pergerakan atau beperginya orang-orang ke suatu negara (daerah tujuan wisata). Jepang sebagai industri maju banyak warganya menggunakan waktu luang bepergian ke luar negeri untuk berekreasi ke berbagai tempat tujuan wisata (tourist destination). Sudah tentu Indonesia sebagai salah satu negara tujuan wisata akan memperoleh limpahan wisatawan Jepang. Melihat kecenderungan ini dalam mengantisipasi kedatangan wisatawan Jepang, perlu deketahui, dikaji, dipelajari dan dipahami tentang; Bagaimana sejarah kebudayaan dan profil wisatawan Jepang ? Dari pernyataan tersebut terdapat korelasi bahwa mampelajari kebudayaan dan profil suatu negara sangat penting artinya dalam mengantisipasi perkembangan pariwisata khususnya hubungan antar personal dengan penduduk di daerah tujuan wisata.
{"title":"Sejarah dan Profil Wisatawan Jepang","authors":"I. K. W. Astina","doi":"10.24843/pjiib.2023.v23.i01.p09","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/pjiib.2023.v23.i01.p09","url":null,"abstract":"Penelitian ini membahas tentang sejarah kebudayaan dan profil wisatawan Jepang secara ringkas baik dari masa kuna sampai restorasi meiji yang membawa pembaharuan dan kemajuan bangsa Jepang untuk bersaing dengan bangsa Eropa saat itu. Bahkan masa restorasi meiji juga dianggap sebagai titik balik kehancuran Jepang karena merasa besar dan kuat melakukan resistensi terhadap bangsa Eropa. Akibat dari tindakan tersebut bangsa Jepang mengalami kehancuran sesaat namun kemudian bangkit kembali mengejar kemajuan bersanding dengan bangsa yang pernah menghancurkannya. Mempelajari kebudayaan suatu negara merupakan hal yang sangat urgen dewasa ini, mengingat perkembangan pariwisata yang memungkinkan adanya perpindahan atau pergerakan atau beperginya orang-orang ke suatu negara (daerah tujuan wisata). Jepang sebagai industri maju banyak warganya menggunakan waktu luang bepergian ke luar negeri untuk berekreasi ke berbagai tempat tujuan wisata (tourist destination). Sudah tentu Indonesia sebagai salah satu negara tujuan wisata akan memperoleh limpahan wisatawan Jepang. Melihat kecenderungan ini dalam mengantisipasi kedatangan wisatawan Jepang, perlu deketahui, dikaji, dipelajari dan dipahami tentang; Bagaimana sejarah kebudayaan dan profil wisatawan Jepang ? Dari pernyataan tersebut terdapat korelasi bahwa mampelajari kebudayaan dan profil suatu negara sangat penting artinya dalam mengantisipasi perkembangan pariwisata khususnya hubungan antar personal dengan penduduk di daerah tujuan wisata.","PeriodicalId":192180,"journal":{"name":"Pustaka : Jurnal Ilmu-Ilmu Budaya","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115680262","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-21DOI: 10.24843/pjiib.2023.v23.i01.p04
Anisatul Khanifah, S. Harianto
Eksistensi virus covid-19 memberikan dampak negatif yang merugikan, korban jiwa akibat virus covid-19 di indonesia menunjukkan bahwa virus covid-19 sangat berbahaya, beberapa kebijakan telah dilakukan oleh pemerintah demi menekan penyebaran covid-19. Tetapi sampai saat ini masih ada kawasan dengan 11.800 penduduk dimana hanya ada dua orang yang terpapar covid-19 yaitu Suku Badui. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana suku badui dengan kebudayaan dan kearifan lokalnya mampu menghadapi pandemi covid-19. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode studi Literatur. Kajian literatur dijadikan sebagai dasar dalam membangun konsep bahasan. Data yang digunakan berasal dari data sekunder seperti jurnal, artikel, laporan penelitian, buku dan situs-situs internet terpacaya yang relevan terhadap topik bahasan. Penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Masyarakat adat badui memilki dua sisem pemerintahan yakni nasional dan adat (2) Masyarakat adat badui menyebut tetua adat suku badui dengan sebutan Pu’un, pu’un memiliki kekuasaan dan kewenangan yang sangat tinggi (3) Pu’un memberikan arahan untuk taat terhadap protokol kesehatan. Sehingga Masyarakat adat badui sangat patuh terhadap anjuran Pu’un untuk mematuhi protokol kesehatan sebagai salah satu faktor berhasilnya suku badui menghadapi covid-19
{"title":"Kajian Literatur: Kebudayaan dan Kearifan Lokal Suku Badui dalam Menghadapi Pandemi Covid-19","authors":"Anisatul Khanifah, S. Harianto","doi":"10.24843/pjiib.2023.v23.i01.p04","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/pjiib.2023.v23.i01.p04","url":null,"abstract":"Eksistensi virus covid-19 memberikan dampak negatif yang merugikan, korban jiwa akibat virus covid-19 di indonesia menunjukkan bahwa virus covid-19 sangat berbahaya, beberapa kebijakan telah dilakukan oleh pemerintah demi menekan penyebaran covid-19. Tetapi sampai saat ini masih ada kawasan dengan 11.800 penduduk dimana hanya ada dua orang yang terpapar covid-19 yaitu Suku Badui. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana suku badui dengan kebudayaan dan kearifan lokalnya mampu menghadapi pandemi covid-19. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode studi Literatur. Kajian literatur dijadikan sebagai dasar dalam membangun konsep bahasan. Data yang digunakan berasal dari data sekunder seperti jurnal, artikel, laporan penelitian, buku dan situs-situs internet terpacaya yang relevan terhadap topik bahasan. Penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Masyarakat adat badui memilki dua sisem pemerintahan yakni nasional dan adat (2) Masyarakat adat badui menyebut tetua adat suku badui dengan sebutan Pu’un, pu’un memiliki kekuasaan dan kewenangan yang sangat tinggi (3) Pu’un memberikan arahan untuk taat terhadap protokol kesehatan. Sehingga Masyarakat adat badui sangat patuh terhadap anjuran Pu’un untuk mematuhi protokol kesehatan sebagai salah satu faktor berhasilnya suku badui menghadapi covid-19","PeriodicalId":192180,"journal":{"name":"Pustaka : Jurnal Ilmu-Ilmu Budaya","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114625978","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-21DOI: 10.24843/pjiib.2023.v23.i01.p08
Bina Andari Nurmaning, Nik Haryanti
Nilai kearifan lokal tersebut hampir dimiliki oleh seluruh daerah di Indonesia, hanya saja dalam realitasnya sangat jarang mendapati kearifan lokal yang diberdayakan dalam keseharian sebagai akibat langsung dari era globalisasi. Adanya kaitan yang begitu besar antara kebudayaan dan masyarakat menjadikan kebudayaan sebagai suatu hal yang sangat penting bagi manusia dimana masyarakat tidak dapat meninggalkan budaya yang sudah dimilikinya. Nilai kearifan lokal hampir dimiliki oleh seluruh daerah, hanya saja dalam realitasnya sangat jarang mendapati kearifan lokal yang diberdayakan dalam keseharian sebagai akibat langsung dari era globalisasi. Ragam kearifan lokal salah satunya adalah kesenian reog kendang. Pendekatan penelitian yaitu penelitian kualitatif. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan yaitu: Reduksi Data (data reduction) Penyajian Data (data display) Verifikasi Data (conclusion drawing/verification). Hasil penelitiannya adalah siswa berlatih menari reog kendang untuk pelestarian nilai kearifan lokal dilakukan dengan: berlatih menari dengan rajin, berdiskusi tentang bagaimana cara agar mampu mengikuti gerakan tari dengan cepat, bermain dan bercanda dengan teman, a mudah bosan jika tidak mampu mengikuti gerakan yang dianggap sulit. Reog Kendang ini ditampilkan secara berkelompok oleh 6 orang penari yang masing-masing dari mereka membawa kendang atau dhodhog. Reog Kendang ini masih sering di tampilkan dalam acara-acara besar yang diadakan di kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Selain itu tarian ini juga sering di berbagai festival budaya, baik di daerah maupun tingkat nasional. Seiring dengan perkembangan jaman tarian ini mulai terlihat banyak perubahannya, dengan penambahan berbagai variasi dari segi gerakan, kostum, musik pengiring atau penyajiannya.
{"title":"Pelestarian Nilai Kearifan Lokal Melalui Kesenian Reog Kendang di Tulungagung","authors":"Bina Andari Nurmaning, Nik Haryanti","doi":"10.24843/pjiib.2023.v23.i01.p08","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/pjiib.2023.v23.i01.p08","url":null,"abstract":"Nilai kearifan lokal tersebut hampir dimiliki oleh seluruh daerah di Indonesia, hanya saja dalam realitasnya sangat jarang mendapati kearifan lokal yang diberdayakan dalam keseharian sebagai akibat langsung dari era globalisasi. Adanya kaitan yang begitu besar antara kebudayaan dan masyarakat menjadikan kebudayaan sebagai suatu hal yang sangat penting bagi manusia dimana masyarakat tidak dapat meninggalkan budaya yang sudah dimilikinya. Nilai kearifan lokal hampir dimiliki oleh seluruh daerah, hanya saja dalam realitasnya sangat jarang mendapati kearifan lokal yang diberdayakan dalam keseharian sebagai akibat langsung dari era globalisasi. Ragam kearifan lokal salah satunya adalah kesenian reog kendang. Pendekatan penelitian yaitu penelitian kualitatif. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan yaitu: Reduksi Data (data reduction) Penyajian Data (data display) Verifikasi Data (conclusion drawing/verification). Hasil penelitiannya adalah siswa berlatih menari reog kendang untuk pelestarian nilai kearifan lokal dilakukan dengan: berlatih menari dengan rajin, berdiskusi tentang bagaimana cara agar mampu mengikuti gerakan tari dengan cepat, bermain dan bercanda dengan teman, a mudah bosan jika tidak mampu mengikuti gerakan yang dianggap sulit. Reog Kendang ini ditampilkan secara berkelompok oleh 6 orang penari yang masing-masing dari mereka membawa kendang atau dhodhog. Reog Kendang ini masih sering di tampilkan dalam acara-acara besar yang diadakan di kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Selain itu tarian ini juga sering di berbagai festival budaya, baik di daerah maupun tingkat nasional. Seiring dengan perkembangan jaman tarian ini mulai terlihat banyak perubahannya, dengan penambahan berbagai variasi dari segi gerakan, kostum, musik pengiring atau penyajiannya.","PeriodicalId":192180,"journal":{"name":"Pustaka : Jurnal Ilmu-Ilmu Budaya","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117097715","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-21DOI: 10.24843/pjiib.2023.v23.i01.p07
Wahyu Agil Permana, Andini Shira Putri, Rinaldo Adi Pratama
Indische culture is a culture that results from a combination of European (Dutch) culture and local (Javanese) culture. Starting from the arrival of the Dutch to Indonesia which resulted in a cultural contact. Caused by this cultural contact, then led to acculturation between Dutch culture and local culture resulting in a new culture called Indische culture. This article was written with the aim of finding out about how Indische culture can enter and develop in Indonesia. The method used is literature study, namely by collecting historical sources and data consisting of archives, documents, books, journals, newspapers and magazines.
{"title":"Kebudayaan Indis: Hasil Akulturasi Budaya antara Jawa dengan Kolonial Belanda","authors":"Wahyu Agil Permana, Andini Shira Putri, Rinaldo Adi Pratama","doi":"10.24843/pjiib.2023.v23.i01.p07","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/pjiib.2023.v23.i01.p07","url":null,"abstract":"Indische culture is a culture that results from a combination of European (Dutch) culture and local (Javanese) culture. Starting from the arrival of the Dutch to Indonesia which resulted in a cultural contact. Caused by this cultural contact, then led to acculturation between Dutch culture and local culture resulting in a new culture called Indische culture. This article was written with the aim of finding out about how Indische culture can enter and develop in Indonesia. The method used is literature study, namely by collecting historical sources and data consisting of archives, documents, books, journals, newspapers and magazines.","PeriodicalId":192180,"journal":{"name":"Pustaka : Jurnal Ilmu-Ilmu Budaya","volume":"62 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130018196","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-21DOI: 10.24843/pjiib.2023.v23.i01.p02
Priazki Hajri
Kenduri Sko merupakan tradisi adat yang dilakukan oleh masyarakat kerinci setiap lima tahun sekali, wujud tradisi ini yaitu membersihkan benda-benda pusaka warisan dari nenek moyang, seperti rambut leluhur, keris dan tombak, selain itu dalam tradisi ini juga bertujuan untuk pengukuhan ninik mamak dan tetua adat yang baru dan dipilih berdasarkan garis keturunan. Ritual lain yang dilakukan dalam tradisi ini yaitu pembakaran kemenyan dengan tujuan memanggil roh-roh para leluhur biasanya dilakukan pada saat kesenian silat sebagai salah satu rangkaian dari tradisi Kenduri Sko, Rangkaian selanjutnya yaitu duduk makan bersama serta membagikan makanan khas dari acara ini kepada masyarakat sekitar.
{"title":"Analisis Etnografi dalam Tradisi Kenduri Sko Masyarakat Adat Tarutung Kerinci Jambi","authors":"Priazki Hajri","doi":"10.24843/pjiib.2023.v23.i01.p02","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/pjiib.2023.v23.i01.p02","url":null,"abstract":"Kenduri Sko merupakan tradisi adat yang dilakukan oleh masyarakat kerinci setiap lima tahun sekali, wujud tradisi ini yaitu membersihkan benda-benda pusaka warisan dari nenek moyang, seperti rambut leluhur, keris dan tombak, selain itu dalam tradisi ini juga bertujuan untuk pengukuhan ninik mamak dan tetua adat yang baru dan dipilih berdasarkan garis keturunan. Ritual lain yang dilakukan dalam tradisi ini yaitu pembakaran kemenyan dengan tujuan memanggil roh-roh para leluhur biasanya dilakukan pada saat kesenian silat sebagai salah satu rangkaian dari tradisi Kenduri Sko, Rangkaian selanjutnya yaitu duduk makan bersama serta membagikan makanan khas dari acara ini kepada masyarakat sekitar.","PeriodicalId":192180,"journal":{"name":"Pustaka : Jurnal Ilmu-Ilmu Budaya","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133454015","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-21DOI: 10.24843/pjiib.2023.v23.i01.p05
Felix Mahendra
The focus of this study aims to explore the deepest meaning of civilized humanity in the second principle of Pancasila, namely "Just and civilized humanity" in the teachings of Tri Kaya Parisudha. This is one of the efforts to explore the values ??of Pancasila contained in Indonesian local wisdom, as Soekarno emphasized that he was not the creator of Pancasila, but the digger of Pancasila. The researcher responded to this by exploring the teachings of Tri Kaya Parisudha as the cultural-religious wisdom of the Balinese people which is always used both in character education in schools and everyday life. This research is descriptive-qualitative research with a literature review method. The data used in this study were collected from books, journals, and scientific articles. This study found that the concept of Tri Kaya Parisudha has a positive-correlative relationship with Pancasila, especially in the second principle which reads: "Just and civilized humanity". In addition, Tri Kaya Parisudha is one of the paradigms that can be used in building national character for all Indonesian people.
本研究的重点在于探究潘卡西拉第二原则中文明人性的最深层含义,即三伽教理中“公正与文明的人性”。这是我们努力探索的价值之一??因为苏加诺强调他不是潘卡西拉的创造者,而是潘卡西拉的挖掘者。对此,研究人员通过探索Tri Kaya Parisudha的教义作为巴厘岛人的文化宗教智慧,在学校和日常生活中都经常使用。本研究采用文献回顾法进行描述质性研究。本研究中使用的数据来自书籍、期刊和科学文章。本研究发现,Tri Kaya Parisudha的概念与Pancasila存在正相关关系,特别是在第二条原则中:“公正和文明的人类”。此外,Tri Kaya Parisudha是可用于为所有印度尼西亚人民建立国民性的范例之一。
{"title":"Manusia yang Beradab Menurut Tri Kaya Parisudha","authors":"Felix Mahendra","doi":"10.24843/pjiib.2023.v23.i01.p05","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/pjiib.2023.v23.i01.p05","url":null,"abstract":"The focus of this study aims to explore the deepest meaning of civilized humanity in the second principle of Pancasila, namely \"Just and civilized humanity\" in the teachings of Tri Kaya Parisudha. This is one of the efforts to explore the values ??of Pancasila contained in Indonesian local wisdom, as Soekarno emphasized that he was not the creator of Pancasila, but the digger of Pancasila. The researcher responded to this by exploring the teachings of Tri Kaya Parisudha as the cultural-religious wisdom of the Balinese people which is always used both in character education in schools and everyday life. This research is descriptive-qualitative research with a literature review method. The data used in this study were collected from books, journals, and scientific articles. This study found that the concept of Tri Kaya Parisudha has a positive-correlative relationship with Pancasila, especially in the second principle which reads: \"Just and civilized humanity\". In addition, Tri Kaya Parisudha is one of the paradigms that can be used in building national character for all Indonesian people.","PeriodicalId":192180,"journal":{"name":"Pustaka : Jurnal Ilmu-Ilmu Budaya","volume":"113 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133412260","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-21DOI: 10.24843/pjiib.2023.v23.i01.p03
Adhistira Azka Kencana
Keindahan tari kecak Bali tentu tidak diragukan lagi dalam lingkung nasional, keindahan serta keunikan dari tari kecak ini memiliki arti disetiap pemeragaan gaya tariannya. Masyarakat Bali selalu menjaga gerakan gerakan yang mengandung arti sampai pada generasi abad ini. Keberhasilannya menjaga keindahan dan keunikan tari kecak menghantarkan tari kecak dikenal dan dipertontonkan di lingkup global. Hal ini tentu mempengaruhi wajah Indonesia sebagai negara asal kebudayaan dimata dunia. Banyak usaha dari berbagai pihak untuk menjadikan tari kecak sebagai pengenalan wajah Indonesia dari sisi kebudayaan. Kekompakkan tari kecak ini lah yang menarik adanya penelitian jurnal ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini berupa review jurnal terdahulu serta mencari database dari sumber sumber terpercaya. Tujuan dari adanya jurnal penelitian mengenai tari kecak dapat dikatakan bahwa ingin membuktikan bahwa pergerakan tari kecak dilingkup global sangat pesat dan sangat dikagumi oleh tokoh tokoh budaya dinegara lain. Untuk membuktikan hasil penelitian yang sesuai dengan kerangka tujuan maka akan dihadirkan beberapa data dan tabel yang berisi data popularitas tari kecak dikaca internasional. Hasil dari penelitian ini tari kecak dalam lingkup global mengalami perkembangan yang cukup pesat dan hal ini mempengaruhi perkembangan budaya Indonesia dimata Internasional.
{"title":"Diplomasi Budaya Indonesia Melalui Tari Kecak Bali","authors":"Adhistira Azka Kencana","doi":"10.24843/pjiib.2023.v23.i01.p03","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/pjiib.2023.v23.i01.p03","url":null,"abstract":"Keindahan tari kecak Bali tentu tidak diragukan lagi dalam lingkung nasional, keindahan serta keunikan dari tari kecak ini memiliki arti disetiap pemeragaan gaya tariannya. Masyarakat Bali selalu menjaga gerakan gerakan yang mengandung arti sampai pada generasi abad ini. Keberhasilannya menjaga keindahan dan keunikan tari kecak menghantarkan tari kecak dikenal dan dipertontonkan di lingkup global. Hal ini tentu mempengaruhi wajah Indonesia sebagai negara asal kebudayaan dimata dunia. Banyak usaha dari berbagai pihak untuk menjadikan tari kecak sebagai pengenalan wajah Indonesia dari sisi kebudayaan. Kekompakkan tari kecak ini lah yang menarik adanya penelitian jurnal ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini berupa review jurnal terdahulu serta mencari database dari sumber sumber terpercaya. Tujuan dari adanya jurnal penelitian mengenai tari kecak dapat dikatakan bahwa ingin membuktikan bahwa pergerakan tari kecak dilingkup global sangat pesat dan sangat dikagumi oleh tokoh tokoh budaya dinegara lain. Untuk membuktikan hasil penelitian yang sesuai dengan kerangka tujuan maka akan dihadirkan beberapa data dan tabel yang berisi data popularitas tari kecak dikaca internasional. Hasil dari penelitian ini tari kecak dalam lingkup global mengalami perkembangan yang cukup pesat dan hal ini mempengaruhi perkembangan budaya Indonesia dimata Internasional.","PeriodicalId":192180,"journal":{"name":"Pustaka : Jurnal Ilmu-Ilmu Budaya","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134296673","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-04-20DOI: 10.24843/pjiib.2023.v23.i01.p01
Clarissa Salsabila Ifany Sari, Z. Arifin
The face of a nation can be seen from the face of its library and a nation's level of progress can be seen from the level of interest in reading. Directly or indirectly reading habit is an indicator of school quality and even nationally determines the high and low of the human development index (HDI) and the high or low of HDI which determines the quality of a nation. Based on the description above, the formulation of the problem in this research is as follows: 1) How is the library's strategy towards increasing students' reading culture in the SMA Negeri 2 Sukoharjo library?, 2) What are the obstacles that occur in the library's strategy towards increasing students' reading culture in the SMA Negeri 2 library? Sukoharjo?. The author suggests the following conclusions: 1) The library's strategy in increasing visitor interest in terms of user service aspects focuses on reliability, responsiveness, quality assurance of service, and a sense of empathy for users. 2) Library strategy in increasing visitor interest in terms of facilities and infrastructure: a) Placement of library rooms that are strategic and easily accessible by users b) Arrangement of shelves (bookcases, tables, reading chairs) strategic and orderly c) Provide collections (collections general books, references, journals) complete according to the needs of users. d) Provide complete and adequate facilities (bookcases, magazine racks, drawing cabinets, cabinets or catalog cabinets, bulletin boards, reading tables, chairs, display boards, OPAC). e) Providing an internet network that supports users to access information.
从图书馆的面貌可以看出一个国家的面貌,从人们对阅读的兴趣程度可以看出一个国家的进步程度。阅读习惯直接或间接地是学校质量的一个指标,甚至决定了一个国家的人类发展指数(HDI)的高低,HDI的高低决定了一个国家的质量。基于以上描述,本研究的问题表述如下:1)SMA Negeri 2 Sukoharjo图书馆如何提高学生阅读文化的策略?2) SMA Negeri 2图书馆在提高学生阅读文化的策略中遇到了哪些障碍?Sukoharjo ?。作者提出以下结论:1)图书馆在用户服务方面提高访客兴趣的策略侧重于可靠性、响应性、服务质量保证和对用户的同理心。2)在设施和基础设施方面提高访客兴趣的图书馆策略:a)战略性地布置图书馆房间,方便用户访问;b)战略性地有序地布置书架(书柜、桌子、阅读椅);c)根据用户的需要提供完整的馆藏(馆藏一般书籍、参考文献、期刊)。d)提供完整和足够的设施(书柜、杂志架、绘图柜、橱柜或目录柜、公告板、阅读桌、椅子、展示板、OPAC)。e)提供支持用户获取信息的internet网络。
{"title":"Strategi Perpustakaan terhadap Peningkatan Minat Baca dan Budaya Baca Siswa di Perpustakaan SMA Negeri 2 Sukoharjo","authors":"Clarissa Salsabila Ifany Sari, Z. Arifin","doi":"10.24843/pjiib.2023.v23.i01.p01","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/pjiib.2023.v23.i01.p01","url":null,"abstract":"The face of a nation can be seen from the face of its library and a nation's level of progress can be seen from the level of interest in reading. Directly or indirectly reading habit is an indicator of school quality and even nationally determines the high and low of the human development index (HDI) and the high or low of HDI which determines the quality of a nation. Based on the description above, the formulation of the problem in this research is as follows: 1) How is the library's strategy towards increasing students' reading culture in the SMA Negeri 2 Sukoharjo library?, 2) What are the obstacles that occur in the library's strategy towards increasing students' reading culture in the SMA Negeri 2 library? Sukoharjo?. The author suggests the following conclusions: 1) The library's strategy in increasing visitor interest in terms of user service aspects focuses on reliability, responsiveness, quality assurance of service, and a sense of empathy for users. 2) Library strategy in increasing visitor interest in terms of facilities and infrastructure: a) Placement of library rooms that are strategic and easily accessible by users b) Arrangement of shelves (bookcases, tables, reading chairs) strategic and orderly c) Provide collections (collections general books, references, journals) complete according to the needs of users. d) Provide complete and adequate facilities (bookcases, magazine racks, drawing cabinets, cabinets or catalog cabinets, bulletin boards, reading tables, chairs, display boards, OPAC). e) Providing an internet network that supports users to access information.","PeriodicalId":192180,"journal":{"name":"Pustaka : Jurnal Ilmu-Ilmu Budaya","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-04-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114320333","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}