Pub Date : 2022-12-30DOI: 10.25077/jrs.18.3.244-254.2022
Riza Aryanti, Masrilayanti Masrilayanti, Redho Alfaro Zamel
Konstruksi baja merupakan suatu konstruksi dalam pembangunan struktur yang sering digunakan pada saat ini baik dalam pembangunan gedung maupun jembatan. Hal ini dikarenakan material baja memiliki banyak kelebihan jika dibandingkan dengan bahan konstruksi lainnya. Seperti sifat baja yang memiliki kuat tarik yang tinggi dan berat sendiri yang lebih ringan walaupun baja memiliki berat jenis yang tinggi yaitu 7850 kg/m3. Seiring berjalannya waktu mulai ditemukan profil penampang castellated beam yang menjadi salah satu inovasi dalam penggunaan konstruksi baja. Penggunaan castellated beam lebih praktis dan ekonomis. Pada penelitian ini membahas tentang teknologi modifikasi balok profil IWF menjadi balok profil castellated dengan variasi bentang dan jarak antar lubang segidelapan pada bagian badan profil. Profil IWF standar yang digunakan yaitu IWF 150.75.5.7 yang diubah menjadi IWF 300.75.5.7 castellated beam. Properties material penampang yang digunakan yaitu modulus elastisitas (E) 200.000 MPa; poisson ratio (v) 0,3 ; tegangan leleh (fy) 300 MPa dan tegangan ultimit (fu) 450 MPa. Untuk melihat studi perilaku dari masing- masing bentang dan jarak antar lubang segidelapan dilakukan pembebanan secara static monotonic di tengah bentang sampai tercapai kondisi batas penampang dengan menggunakan software MSC Patran dan MSC Nastran. Hasil dari penelitian menunjukkan perubahan profil standar menjadi balok kastela menghasilkan beban ulitimit yang lebih besar. Variasi jarak antar lubang mempengaruhi jumlah lubang yang didapatkan dalam satu bentang yang sama. Penampang yang memiliki nilai beban ultimit dan kekakuan terbesar adalah IWF 300.75.5.7 CB dengan variasi jarak antar lubang 78 mm. Dan Penampang yang memiliki daktilitas terbesar adalah IWF 300.75.5.7 CB dengan variasi jarak antar lubang 39 mm. Penambahan bentang menghasilkan nilai kekakuan semakin kecil dan daktilitas semakin besar.
{"title":"Studi Perilaku Balok Kastela Dengan Variasi Bentang Dan Jarak Antar Lubang Segidelapan","authors":"Riza Aryanti, Masrilayanti Masrilayanti, Redho Alfaro Zamel","doi":"10.25077/jrs.18.3.244-254.2022","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jrs.18.3.244-254.2022","url":null,"abstract":"Konstruksi baja merupakan suatu konstruksi dalam pembangunan struktur yang sering digunakan pada saat ini baik dalam pembangunan gedung maupun jembatan. Hal ini dikarenakan material baja memiliki banyak kelebihan jika dibandingkan dengan bahan konstruksi lainnya. Seperti sifat baja yang memiliki kuat tarik yang tinggi dan berat sendiri yang lebih ringan walaupun baja memiliki berat jenis yang tinggi yaitu 7850 kg/m3. Seiring berjalannya waktu mulai ditemukan profil penampang castellated beam yang menjadi salah satu inovasi dalam penggunaan konstruksi baja. Penggunaan castellated beam lebih praktis dan ekonomis. Pada penelitian ini membahas tentang teknologi modifikasi balok profil IWF menjadi balok profil castellated dengan variasi bentang dan jarak antar lubang segidelapan pada bagian badan profil. Profil IWF standar yang digunakan yaitu IWF 150.75.5.7 yang diubah menjadi IWF 300.75.5.7 castellated beam. Properties material penampang yang digunakan yaitu modulus elastisitas (E) 200.000 MPa; poisson ratio (v) 0,3 ; tegangan leleh (fy) 300 MPa dan tegangan ultimit (fu) 450 MPa. Untuk melihat studi perilaku dari masing- masing bentang dan jarak antar lubang segidelapan dilakukan pembebanan secara static monotonic di tengah bentang sampai tercapai kondisi batas penampang dengan menggunakan software MSC Patran dan MSC Nastran. Hasil dari penelitian menunjukkan perubahan profil standar menjadi balok kastela menghasilkan beban ulitimit yang lebih besar. Variasi jarak antar lubang mempengaruhi jumlah lubang yang didapatkan dalam satu bentang yang sama. Penampang yang memiliki nilai beban ultimit dan kekakuan terbesar adalah IWF 300.75.5.7 CB dengan variasi jarak antar lubang 78 mm. Dan Penampang yang memiliki daktilitas terbesar adalah IWF 300.75.5.7 CB dengan variasi jarak antar lubang 39 mm. Penambahan bentang menghasilkan nilai kekakuan semakin kecil dan daktilitas semakin besar.","PeriodicalId":192572,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125478112","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-30DOI: 10.25077/jrs.18.3.165-177.2022
Iman Haryanto, Heru Budi Utomo
Perubahan iklim berpotensi merusak infrastruktur termasuk struktur perkerasan kaku. Perkerasan yang dibangun pada tanah dasar tanah eskpansif rentan terhadap kerusakan, termasuk pumping. Penelitian ini bertujuan menganalisis potensi dampak perubahan iklim terhadap struktur perkerasan kaku. Data suhu udara dan curah hujan tahunan rerata di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah 26,71C dan 200,13 mm. Proyeksi perubahan iklim Bank Dunia menyebutkan bahwa pada periode 2080-an suhu udara meningkat 0,3C per dekade dan curah hujan tahunan rerata menurun 15%. Metode yang digunakan adalah Thornthwaite Moisture Index (TMI) (sebagai indikator penciri iklim) dan metode empiris untuk menghitung jumlah kerusakan level 3 (parah) akibat pumping. Lima tipe perkerasan kaku yang terdapat dalam Manual Desain Perkerasan (MDP) 2017 dipelajari sebagai obyek studi. Beberapa hasil studi adalah sebagai berikut. Perubahan TMI pada tahun 1976, 2016, 2019, dan 2080-an adalah 36,8; 48,07; 6,71; dan 57,54. Pumping index sebesar = 134 in3 per in length dapat menghasilkan variasi void depths > 5 cm, sehingga perkerasan kaku dapat mengalami kehilangan dukungan (loss of support). Perubahan iklim meningkatkan pumping perkerasan kaku tanpa tulangan antara 1832%. Lima tipe perkerasan kaku yang terdapat MDP 2017 memiliki pumping index kurang dari 134 in3 per in length, sehingga perubahan iklim diperkirakan tidak mengakibatkan tipikal perkerasan kaku standar di Indonesia mengalami kehilangan dukungan (loss of support). Perkerasan kaku tanpa tulangan terindikasi lebih mudah mengalami pumping erosion akibat perubahan iklim daripada perkerasan kaku dengan tulangan
{"title":"Studi Awal Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Perkerasan Kaku Di Atas Tanah Lempung Ekspansif","authors":"Iman Haryanto, Heru Budi Utomo","doi":"10.25077/jrs.18.3.165-177.2022","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jrs.18.3.165-177.2022","url":null,"abstract":"Perubahan iklim berpotensi merusak infrastruktur termasuk struktur perkerasan kaku. Perkerasan yang dibangun pada tanah dasar tanah eskpansif rentan terhadap kerusakan, termasuk pumping. Penelitian ini bertujuan menganalisis potensi dampak perubahan iklim terhadap struktur perkerasan kaku. Data suhu udara dan curah hujan tahunan rerata di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah 26,71C dan 200,13 mm. Proyeksi perubahan iklim Bank Dunia menyebutkan bahwa pada periode 2080-an suhu udara meningkat 0,3C per dekade dan curah hujan tahunan rerata menurun 15%. Metode yang digunakan adalah Thornthwaite Moisture Index (TMI) (sebagai indikator penciri iklim) dan metode empiris untuk menghitung jumlah kerusakan level 3 (parah) akibat pumping. Lima tipe perkerasan kaku yang terdapat dalam Manual Desain Perkerasan (MDP) 2017 dipelajari sebagai obyek studi. Beberapa hasil studi adalah sebagai berikut. Perubahan TMI pada tahun 1976, 2016, 2019, dan 2080-an adalah 36,8; 48,07; 6,71; dan 57,54. Pumping index sebesar = 134 in3 per in length dapat menghasilkan variasi void depths > 5 cm, sehingga perkerasan kaku dapat mengalami kehilangan dukungan (loss of support). Perubahan iklim meningkatkan pumping perkerasan kaku tanpa tulangan antara 1832%. Lima tipe perkerasan kaku yang terdapat MDP 2017 memiliki pumping index kurang dari 134 in3 per in length, sehingga perubahan iklim diperkirakan tidak mengakibatkan tipikal perkerasan kaku standar di Indonesia mengalami kehilangan dukungan (loss of support). Perkerasan kaku tanpa tulangan terindikasi lebih mudah mengalami pumping erosion akibat perubahan iklim daripada perkerasan kaku dengan tulangan","PeriodicalId":192572,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand)","volume":"59 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134314953","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-30DOI: 10.25077/jrs.18.3.222-229.2022
Andrie Harmaji, P. H. Simatupang, Ruslan Ramang, Ari Esclesias Sinaga
Research on fly ash has developed rapidly in recent years, one of which is its use as an environmentally friendly geopolymer concrete material. This research study the effect of calcination temperature and duration of red soil to compressive strength and setting time of fly ash based geopolymer paste. The red soil calcination process was carried out with variations in temperature of 400°C, 600°C, and 800°C for 4 and 8 hours of calcination. The activator solution was prepared by mixing a solution of NaOH with a solution of Na2SiO3 with a 1:1 composition. Sample treatment was carried out in 2 types, with ambient curing type and dry curing type. From the results of this study, the fastest setting time and maximum compressive strength of geopolymer paste of 23.14 MPa achieved at 800°C red soil calcination at 8 hours, and dry curing.
{"title":"Properties of Calcined Oebelo Red Soil Modified Fly Ash based Geopolymer","authors":"Andrie Harmaji, P. H. Simatupang, Ruslan Ramang, Ari Esclesias Sinaga","doi":"10.25077/jrs.18.3.222-229.2022","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jrs.18.3.222-229.2022","url":null,"abstract":"Research on fly ash has developed rapidly in recent years, one of which is its use as an environmentally friendly geopolymer concrete material. This research study the effect of calcination temperature and duration of red soil to compressive strength and setting time of fly ash based geopolymer paste. The red soil calcination process was carried out with variations in temperature of 400°C, 600°C, and 800°C for 4 and 8 hours of calcination. The activator solution was prepared by mixing a solution of NaOH with a solution of Na2SiO3 with a 1:1 composition. Sample treatment was carried out in 2 types, with ambient curing type and dry curing type. From the results of this study, the fastest setting time and maximum compressive strength of geopolymer paste of 23.14 MPa achieved at 800°C red soil calcination at 8 hours, and dry curing.","PeriodicalId":192572,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand)","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120955773","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-30DOI: 10.25077/jrs.18.3.202-213.2022
Aswin Lim, Evan Darian
Tanah lunak merupakan salah satu tanah yang bermasalah pada dunia konstruksi karena memiliki kuat geser tanah yang rendah serta kompresibilitas yang tinggi. Perbaikan tanah merupakan salah satu solusi untuk menghadapi masalah ini. Pada penelitian ini, tanah Kaolin digunakan untuk memodelkan karakteristik tanah lunak. Material ferronickel slag yang merupakan limbah produksi nikel digunakan sebagai binding agent, pengganti semen yang sudah sering digunakan untuk perbaikan tanah. Selain itu, larutan alkali (kalium hidroksida dan natrium hidroksida) yang memiliki konsentrasi tinggi digunakan sebagai aktivator untuk mengaktivasi kaolin sehingga terjadi proses pembentukan geopolimer. Pada penelitian ini, massa slag yang digunakan adalah 10% dari massa kaolin, sedangkan larutan alkali yang digunakan adalah dengan variasi 6 M, 8M, dan 10M. Setelah kaolin dicampur dengan komposisi yang ditentukan, dilakukan masa curing selama 7, 14, dan 28 hari sebelum sampel dilakukan uji kuat tekan bebas. Dari hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa larutan natrium hidroksida lebih efektif digunakan sebagai aktivator, serta kuat tekan bebas sampel paling tinggi berada pada masa sampel berumur 28 hari setinggi 933 kPa dengan konsentrasi 8M. Sedangkan, nilai kuat tekan bebas dengan larutan kalium hidroksida adalah 896 kPa dengan konsentrasi 10M. Selanjutnya, uji Scanning Electron Microscope dan X-Ray Fluoresence Spectrometer juga dilakukan pada menginvestigasi ikatan kimia yang terjadi pada sampel. Dari uji SEM dan XRF, terbukti juga sampel campuran membentuk gugus/ikatan geopolymer, dan reaksi kimia terjadi. Penambahan Kalium Hidroksida akan menambah senyawa K2O, dan penambahan natrium hidroksida akan menambah senyawa Na2O. Hal ini dapat menjelaskan alasan meningkatnya kuat tekan bebas tanah campuran.
{"title":"Perbaikan Tanah Lunak Menggunakan Campuran Ferronickle Slag Dan Kalium Serta Natrium Hidroksida","authors":"Aswin Lim, Evan Darian","doi":"10.25077/jrs.18.3.202-213.2022","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jrs.18.3.202-213.2022","url":null,"abstract":"Tanah lunak merupakan salah satu tanah yang bermasalah pada dunia konstruksi karena memiliki kuat geser tanah yang rendah serta kompresibilitas yang tinggi. Perbaikan tanah merupakan salah satu solusi untuk menghadapi masalah ini. Pada penelitian ini, tanah Kaolin digunakan untuk memodelkan karakteristik tanah lunak. Material ferronickel slag yang merupakan limbah produksi nikel digunakan sebagai binding agent, pengganti semen yang sudah sering digunakan untuk perbaikan tanah. Selain itu, larutan alkali (kalium hidroksida dan natrium hidroksida) yang memiliki konsentrasi tinggi digunakan sebagai aktivator untuk mengaktivasi kaolin sehingga terjadi proses pembentukan geopolimer. Pada penelitian ini, massa slag yang digunakan adalah 10% dari massa kaolin, sedangkan larutan alkali yang digunakan adalah dengan variasi 6 M, 8M, dan 10M. Setelah kaolin dicampur dengan komposisi yang ditentukan, dilakukan masa curing selama 7, 14, dan 28 hari sebelum sampel dilakukan uji kuat tekan bebas. Dari hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa larutan natrium hidroksida lebih efektif digunakan sebagai aktivator, serta kuat tekan bebas sampel paling tinggi berada pada masa sampel berumur 28 hari setinggi 933 kPa dengan konsentrasi 8M. Sedangkan, nilai kuat tekan bebas dengan larutan kalium hidroksida adalah 896 kPa dengan konsentrasi 10M. Selanjutnya, uji Scanning Electron Microscope dan X-Ray Fluoresence Spectrometer juga dilakukan pada menginvestigasi ikatan kimia yang terjadi pada sampel. Dari uji SEM dan XRF, terbukti juga sampel campuran membentuk gugus/ikatan geopolymer, dan reaksi kimia terjadi. Penambahan Kalium Hidroksida akan menambah senyawa K2O, dan penambahan natrium hidroksida akan menambah senyawa Na2O. Hal ini dapat menjelaskan alasan meningkatnya kuat tekan bebas tanah campuran.","PeriodicalId":192572,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand)","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130352315","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-31DOI: 10.25077/jrs.18.2.68-79.2022
Gusri Yaldi, Imelda M. Nur, Apwiddhal Apwiddhal, Momon Momon
Dengan semakin tingginya laju pertumbuhan kendaraan bermotor seperti mobil penumpang dan sepeda motor, berakibat kepada semakin meningkatnya dampak negatif transportasi berupa peningkatan angka kecelakaan lalulintas, kemacetan di jalan raya dan krisis energi. WHO melaporkan bahwa kematian akibat kecelakaan di jalan raya merupakan penyebab kematian ke-8 tertinggi di dunia. Karena itu perlu segera di antisipasi, dan diantaranya adalah dengan menerapkan skema parkir berbayar untuk pengguna mobil penumpang dan sepeda motor sehingga penggunaan kendaraan pribadi dapat di kontrol dan dialihkan keangkutan umum yang sustainable dan ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku pengguna mobil penumpang dan sepeda motor di kota Padang terhadap skema parkir berbayar virtual yang akan diterapkan berdasarkan pada data yang dikumpulkan menggunakan survei Revealed Preference dan Stated Preference. Hasil analisis mengindikasikan bahwa pengguna mobil penumpang memiliki tingkat kesukaan yang setara antara parkir di badan jalan dan di luar badan jalan dengan durasi parkir rata-rata 1.43 jam, jarak lokasi fasilitas parkir yang diinginkan maksimal 179m dari pusat kegiatan dan biaya parkir rata-rata adalah Rp.3000. Untuk pengguna sepeda motor, lokasi parkir yang disukai adalah di luar badan jalan dengan jarak 25.9m dari pusat kegiatan, durasi parkir rata-rata lebih dari 2 jam dan biaya parkir rata-rata Rp.1480. Berdasarkan respon terhadap 3 skema parkir berbayar virtual yang ditawarkan, maka direkomendasikan untuk pengguna mobil penumpang berupa skema parkir berbayar dengan tarif progresif minimal Rp.5000 untuk satu jam pertama, jarak minimal lokasi parkir ke pusat kegiatan adalah lebih dari 179m dan ruang parkir diprioritaskan untuk durasi parkir singkat yaitu maksimal 60 menit. Untuk pengguna sepeda motor, skema parkir yang direkomendasikan adalah skema parkir berbayar di badan jalan dengan tarif progresif minimal Rp.5000 untuk satu jam pertama, jarak minimal lokasi parkir ke pusat kegiatan adalah lebih dari 25.9m dan ruang parkir diprioritaskan untuk durasi parkir singkat yaitu maksimal 60 menit. Namun, skema parkir ini harus di dukung oleh penegakan hukum yang serius, dukungan dari masyarakat dan tersedianya angkutan umum yang reliable dengan biaya yang terjangkau. Karena itu, penelitian berikutnya diarahkan kepada analisis perilaku pengguna kendaraan pribadi terhadap layanan angkutan umum dan fasilitas parkir yang terintegrasi.
{"title":"Analisis Perilaku Pengguna Mobil Penumpang Dan Sepeda Motor Terhadap Skema Parkir Berbayar","authors":"Gusri Yaldi, Imelda M. Nur, Apwiddhal Apwiddhal, Momon Momon","doi":"10.25077/jrs.18.2.68-79.2022","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jrs.18.2.68-79.2022","url":null,"abstract":"Dengan semakin tingginya laju pertumbuhan kendaraan bermotor seperti mobil penumpang dan sepeda motor, berakibat kepada semakin meningkatnya dampak negatif transportasi berupa peningkatan angka kecelakaan lalulintas, kemacetan di jalan raya dan krisis energi. WHO melaporkan bahwa kematian akibat kecelakaan di jalan raya merupakan penyebab kematian ke-8 tertinggi di dunia. Karena itu perlu segera di antisipasi, dan diantaranya adalah dengan menerapkan skema parkir berbayar untuk pengguna mobil penumpang dan sepeda motor sehingga penggunaan kendaraan pribadi dapat di kontrol dan dialihkan keangkutan umum yang sustainable dan ramah lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku pengguna mobil penumpang dan sepeda motor di kota Padang terhadap skema parkir berbayar virtual yang akan diterapkan berdasarkan pada data yang dikumpulkan menggunakan survei Revealed Preference dan Stated Preference. Hasil analisis mengindikasikan bahwa pengguna mobil penumpang memiliki tingkat kesukaan yang setara antara parkir di badan jalan dan di luar badan jalan dengan durasi parkir rata-rata 1.43 jam, jarak lokasi fasilitas parkir yang diinginkan maksimal 179m dari pusat kegiatan dan biaya parkir rata-rata adalah Rp.3000. Untuk pengguna sepeda motor, lokasi parkir yang disukai adalah di luar badan jalan dengan jarak 25.9m dari pusat kegiatan, durasi parkir rata-rata lebih dari 2 jam dan biaya parkir rata-rata Rp.1480. Berdasarkan respon terhadap 3 skema parkir berbayar virtual yang ditawarkan, maka direkomendasikan untuk pengguna mobil penumpang berupa skema parkir berbayar dengan tarif progresif minimal Rp.5000 untuk satu jam pertama, jarak minimal lokasi parkir ke pusat kegiatan adalah lebih dari 179m dan ruang parkir diprioritaskan untuk durasi parkir singkat yaitu maksimal 60 menit. Untuk pengguna sepeda motor, skema parkir yang direkomendasikan adalah skema parkir berbayar di badan jalan dengan tarif progresif minimal Rp.5000 untuk satu jam pertama, jarak minimal lokasi parkir ke pusat kegiatan adalah lebih dari 25.9m dan ruang parkir diprioritaskan untuk durasi parkir singkat yaitu maksimal 60 menit. Namun, skema parkir ini harus di dukung oleh penegakan hukum yang serius, dukungan dari masyarakat dan tersedianya angkutan umum yang reliable dengan biaya yang terjangkau. Karena itu, penelitian berikutnya diarahkan kepada analisis perilaku pengguna kendaraan pribadi terhadap layanan angkutan umum dan fasilitas parkir yang terintegrasi.","PeriodicalId":192572,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129680503","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-31DOI: 10.25077/jrs.18.2.117-132.2022
Segel Ginting
Perubahan wilayah dari perdesaan menjadi perkotaan menyebabkan terjadinya perubahan iklim. Iklim yang berubah tersebut menyebabkan terjadinyan peningkatan hujan ekstrim. Perubahan catatan data hujan ektrim, menyebabkan analisis frekuensi data tersebut menjadi tidak valid karena kondisi data tidak stasioner. Oleh karena hal tersebut, maka dilakukan adaptasi pembuatan lengkung IDF dan hujan rencana menggunakan data non stasioner. Contoh kasus yang digunakan adalah di Kota Bekasi dan Cikarang, dimana kedua kota tersebut telah berubah menjadi wilayah perkotaan, sehingga karaketristik iklimnya mengalami perubahan. Metode pembuatan lengkung IDF dengan persamaan Bell dan penentuan hujan rencana dengan menggunakan distribusi generalized extreme value (GEV) berdasarkan empat skenario. Skenario pertama (GEV-0) menggunakan asumsi parameter lokasi (mean) dan skala (standar deviasi) tetap (stasioner), skenario kedua (GEV-1) menggunakan parameter lokasi tidak tetap (non-stasioner) sementara parameter skala tetap, skenario ketiga (GEV-2) menggunakan parameter lokasi dan parameter skala tidak tetap, sedangkan skenario keempat (GEV-3) sama dengan skenario GEV-2 namun prediksi parameter lokasi dan skalanya berdasakan data hujan tahunan. Lengkung IDF dan hujan rencana berdasarkan parameter non stasioner memberikan hasil peningkatan intensitas hujan dan hujan rencana. Kondisi demikian membuat perencanaan infrastruktur seperti drainase perkotaan harus adaptif untuk mengantsipasi terjadinya genangan yang lebih sering dimasa mendatang.
{"title":"Studi Kasus Pembuatan Lengkung Idf Dan Perkiraan Hujan Rencana Di Kota Bekasi Dan Cikarang Berdasarkan Data Non-Stasioner","authors":"Segel Ginting","doi":"10.25077/jrs.18.2.117-132.2022","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jrs.18.2.117-132.2022","url":null,"abstract":"Perubahan wilayah dari perdesaan menjadi perkotaan menyebabkan terjadinya perubahan iklim. Iklim yang berubah tersebut menyebabkan terjadinyan peningkatan hujan ekstrim. Perubahan catatan data hujan ektrim, menyebabkan analisis frekuensi data tersebut menjadi tidak valid karena kondisi data tidak stasioner. Oleh karena hal tersebut, maka dilakukan adaptasi pembuatan lengkung IDF dan hujan rencana menggunakan data non stasioner. Contoh kasus yang digunakan adalah di Kota Bekasi dan Cikarang, dimana kedua kota tersebut telah berubah menjadi wilayah perkotaan, sehingga karaketristik iklimnya mengalami perubahan. Metode pembuatan lengkung IDF dengan persamaan Bell dan penentuan hujan rencana dengan menggunakan distribusi generalized extreme value (GEV) berdasarkan empat skenario. Skenario pertama (GEV-0) menggunakan asumsi parameter lokasi (mean) dan skala (standar deviasi) tetap (stasioner), skenario kedua (GEV-1) menggunakan parameter lokasi tidak tetap (non-stasioner) sementara parameter skala tetap, skenario ketiga (GEV-2) menggunakan parameter lokasi dan parameter skala tidak tetap, sedangkan skenario keempat (GEV-3) sama dengan skenario GEV-2 namun prediksi parameter lokasi dan skalanya berdasakan data hujan tahunan. Lengkung IDF dan hujan rencana berdasarkan parameter non stasioner memberikan hasil peningkatan intensitas hujan dan hujan rencana. Kondisi demikian membuat perencanaan infrastruktur seperti drainase perkotaan harus adaptif untuk mengantsipasi terjadinya genangan yang lebih sering dimasa mendatang.","PeriodicalId":192572,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand)","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125479174","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-31DOI: 10.25077/jrs.18.2.80-90.2022
M. Taufik, M. Muhardi, M. Yusa
Ruas jalan Pekanbaru Taluk Kuantan sebagian besar melewati daerah perbukitan dengan kemiringan lereng sekitar 30o – 70o. Sepanjang daerah perbukitan ini merupakan daerah rawan longsor namun sejauh ini longsor yang terjadi masih bisa segera diatasi karena volumenya tidak besar. Hanya saja ada satu titik lokasi yang selalu bermasalah yaitu di Km. 128. Pada lokasi ini selalu terjadi penurunan badan jalan dan miring ke arah sungai meskipun telah berulangkali diperbaiki. Usaha penanggulangan terakhir yang dilakukan oleh Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Direktora Jenderal Bina Marga Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Riau adalah membangun lantai bertiang sepanjang 85 m dan dinding penahan tanah dengan fondasi tiang pancang sepanjang 120 m pada sisi arah sungai. Pada saat pelaksanaan, curah hujan cukup tinggi sehingga terjadi longsor yang mengakibatkan tiang-tiang pancang yang telah terpasang banyak yang bergeser sehingga perlu dilakukan penambahan titik pemancangan. Untuk mengetahui penyebab terjadinya penurunan badan jalan pada Km. 128 ini perlu diketahui struktur lapisan tanah bawah permukaan. Penelitian dilakukan dengan metode geolistrik resistivitas konfigurasi Wenner – Schlumberger. Metode ini dapat memetakan struktur lapisan tanah bawah permukaan secara horizontal dan vertikal dengan baik. Hasil interpretasi geolistrik menunjukkan pada kedalaman 4,5 m terdapat lapisan lempung lunak dengan kadar air tinggi setebal + 10,5 m. Lapisan ini sangat labil apabila di atasnya bertambah bebannya. Lapisan ini diduga menjadi penyebab terjadinya penurunan badan jalan. Lapisan ini mempunyai permeabilitas yang sangat rendah sehingga air terakumulasi di dalamnya dan dapat mendorong lapisan ini ke bawah. Lapisan ini juga diduga penyebab bergesernya tiang pancang yang telah dipancang. Di bawah lapisan tanah lempung lunak ini adalah tanah lempung kelanauan dan kepasiran dengan warna abu-abu dan sangat padat.
Pekanbaru Kuantan路的坡度约为30 - 70。沿着这条山脊是一个容易发生雪崩的地区,但到目前为止,由于体积小,可能很快就会克服。唯一有问题的地方是128公里。在这个地点,尽管已经多次修复,但公路和向河流倾斜的比例一直在下降。廖内第一省的国家道路管理工作局(national street action council of Bina general Bina)最近的一项应对措施是修建85米(85英尺)高的铺木地板和120米(120米)长的支撑桩墙。在实施过程中,降雨量大到足以让安装了许多尖桩的滑坡移动,因此需要增加增加的引爆点。要弄清楚128公里内车体退化的原因,需要弄清楚地下底土结构。这项研究是通过温纳的阻击性配置——斯伦贝伯格的方法进行的。这种方法可以很好地水平和垂直地绘制地层的结构。geoli条目的解释显示在4.5米(5.5英尺)深的软粘土中,含水量高+ 10.5米(10英尺)。当负载增加时,这些层非常不稳定。这一层被认为是车体退化的原因。这一层的渗透率非常低,所以水会在里面积累,并将这些水位向下推。这一层也被认为是火刑柱被钉死的原因。在这一层软粘土下面是一种灰质和全地形粘土,呈灰褐色,密度极高。
{"title":"Identifikasi Faktor Penyebab Penurunan Badan Jalan (Settlement) di Km. 128 Ruas Jalan Pekanbaru – Taluk Kuantan","authors":"M. Taufik, M. Muhardi, M. Yusa","doi":"10.25077/jrs.18.2.80-90.2022","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jrs.18.2.80-90.2022","url":null,"abstract":"Ruas jalan Pekanbaru Taluk Kuantan sebagian besar melewati daerah perbukitan dengan kemiringan lereng sekitar 30o – 70o. Sepanjang daerah perbukitan ini merupakan daerah rawan longsor namun sejauh ini longsor yang terjadi masih bisa segera diatasi karena volumenya tidak besar. Hanya saja ada satu titik lokasi yang selalu bermasalah yaitu di Km. 128. Pada lokasi ini selalu terjadi penurunan badan jalan dan miring ke arah sungai meskipun telah berulangkali diperbaiki. Usaha penanggulangan terakhir yang dilakukan oleh Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Direktora Jenderal Bina Marga Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Riau adalah membangun lantai bertiang sepanjang 85 m dan dinding penahan tanah dengan fondasi tiang pancang sepanjang 120 m pada sisi arah sungai. Pada saat pelaksanaan, curah hujan cukup tinggi sehingga terjadi longsor yang mengakibatkan tiang-tiang pancang yang telah terpasang banyak yang bergeser sehingga perlu dilakukan penambahan titik pemancangan. Untuk mengetahui penyebab terjadinya penurunan badan jalan pada Km. 128 ini perlu diketahui struktur lapisan tanah bawah permukaan. Penelitian dilakukan dengan metode geolistrik resistivitas konfigurasi Wenner – Schlumberger. Metode ini dapat memetakan struktur lapisan tanah bawah permukaan secara horizontal dan vertikal dengan baik. Hasil interpretasi geolistrik menunjukkan pada kedalaman 4,5 m terdapat lapisan lempung lunak dengan kadar air tinggi setebal + 10,5 m. Lapisan ini sangat labil apabila di atasnya bertambah bebannya. Lapisan ini diduga menjadi penyebab terjadinya penurunan badan jalan. Lapisan ini mempunyai permeabilitas yang sangat rendah sehingga air terakumulasi di dalamnya dan dapat mendorong lapisan ini ke bawah. Lapisan ini juga diduga penyebab bergesernya tiang pancang yang telah dipancang. Di bawah lapisan tanah lempung lunak ini adalah tanah lempung kelanauan dan kepasiran dengan warna abu-abu dan sangat padat.","PeriodicalId":192572,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand)","volume":"52 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129906298","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-31DOI: 10.25077/jrs.18.2.133-147.2022
Elpita Aisah, Nurly Gofar
Hujan merupakan salah satu penyebab keruntuhan lereng. Infiltrasi hujan ke dalam tanah dapat meningkatkan kadar air tanah, menurunkan tekanan air pori negatif, dan meningkatkan berat isi tanah atau bahkan menaikkan muka air tanah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kondisi lereng di sepanjang Jalan Lematang Kota Pagar Alam, meliputi geometri dan kondisi tanah serta menganalisis curah hujan yang dapat mempengaruhi stabilitas lereng. Pengamatan dan analisis stabilitas dilakukan pada enam titik sepanjang jalan tersebut. Pengamatan awal dan pengujian laboratorium menunjukkan bahwa tanah pembentuk lereng adalah lempung dan lanau dengan plastisitas rendah. Sudut kemiringan lereng berkisar antara 27o hingga 39o, dan panjang lereng antara 60 dan 350 m. Analisis stabilitas menggunakan Metode Bischop menunjukkan bahwa secara umum lereng tidak stabil (FOS < 1,5), meskipun secara visual lereng dalam kondisi baik. Oleh karena itu, dipasang rambu peringatan untuk memperingatkan pengguna jalan agar berhati-hati. Dalam studi ini. program PERISI digunakan untuk mengevaluasi apakah hujan dapat mempengaruhi stabilitas lereng di masa yang akan datang. Program ini mengasumsikan panjang lereng tidak terhingga dan dikembangkan berdasarkan konsep tanah tak jenuh. Program ini membutuhkan tiga input yaitu: geometri lereng, IDF yang dihitung berdasarkan curah hujan yang tercatat di stasiun curah hujan Pagar Alam selama 30 tahun (1985 – 2015), dan karakteristik tanah yang diwakili oleh SWCC dan fungsi konduktivitas hidrolik, serta kekuatan geser tanah tak jenuh. Dari analisis menggunakan PERISI dengan hisapan awal -30 kPa didapatkan bahwa lereng dalam kondisi aman. Kondisi ekstrim disimulasikan dengan menerapkan curah hujan dengan durasi 30 hari berdasarkan IDF. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan faktor keamanan yang signifikan pada kedalaman 0 – 5 m. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan IDF curah hujan dengan intensitas 24 mm/hari selama 30 hari tidak menyebabkan terjadinya longsor di Jalan Lematang Kota Pagaralam.
{"title":"Studi Pengaruh Curah Hujan Terhadap Stabilitas Lereng Menggunakan Program Perisi","authors":"Elpita Aisah, Nurly Gofar","doi":"10.25077/jrs.18.2.133-147.2022","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jrs.18.2.133-147.2022","url":null,"abstract":"Hujan merupakan salah satu penyebab keruntuhan lereng. Infiltrasi hujan ke dalam tanah dapat meningkatkan kadar air tanah, menurunkan tekanan air pori negatif, dan meningkatkan berat isi tanah atau bahkan menaikkan muka air tanah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kondisi lereng di sepanjang Jalan Lematang Kota Pagar Alam, meliputi geometri dan kondisi tanah serta menganalisis curah hujan yang dapat mempengaruhi stabilitas lereng. Pengamatan dan analisis stabilitas dilakukan pada enam titik sepanjang jalan tersebut. Pengamatan awal dan pengujian laboratorium menunjukkan bahwa tanah pembentuk lereng adalah lempung dan lanau dengan plastisitas rendah. Sudut kemiringan lereng berkisar antara 27o hingga 39o, dan panjang lereng antara 60 dan 350 m. Analisis stabilitas menggunakan Metode Bischop menunjukkan bahwa secara umum lereng tidak stabil (FOS < 1,5), meskipun secara visual lereng dalam kondisi baik. Oleh karena itu, dipasang rambu peringatan untuk memperingatkan pengguna jalan agar berhati-hati. Dalam studi ini. program PERISI digunakan untuk mengevaluasi apakah hujan dapat mempengaruhi stabilitas lereng di masa yang akan datang. Program ini mengasumsikan panjang lereng tidak terhingga dan dikembangkan berdasarkan konsep tanah tak jenuh. Program ini membutuhkan tiga input yaitu: geometri lereng, IDF yang dihitung berdasarkan curah hujan yang tercatat di stasiun curah hujan Pagar Alam selama 30 tahun (1985 – 2015), dan karakteristik tanah yang diwakili oleh SWCC dan fungsi konduktivitas hidrolik, serta kekuatan geser tanah tak jenuh. Dari analisis menggunakan PERISI dengan hisapan awal -30 kPa didapatkan bahwa lereng dalam kondisi aman. Kondisi ekstrim disimulasikan dengan menerapkan curah hujan dengan durasi 30 hari berdasarkan IDF. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan faktor keamanan yang signifikan pada kedalaman 0 – 5 m. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan IDF curah hujan dengan intensitas 24 mm/hari selama 30 hari tidak menyebabkan terjadinya longsor di Jalan Lematang Kota Pagaralam.","PeriodicalId":192572,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand)","volume":"43 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133990808","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-31DOI: 10.25077/jrs.18.2.102-116.2022
Anisah Anisah, M. A. Ramadhan, Amanda Sofiyanti
Awal tahun 2020 terjadi peningkatan angka penyebaran virus COVID-19, terutama di kota Jakarta yang memiliki status zona merah yang menyebabkan sejumlah proyek konstruksi menghentikan sementara pelaksanaannya. Salah satu proyek konstruksi di Jakarta Utara, yaitu Proyek Maritime Tower tetap melaksanakan pembangunan di tengah pandemi COVID-19. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan proyek konstruksi terutama di masa pandemi COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di masa pandemi COVID-19 di proyek konstruksi Maritime Tower yang berlokasi di kecamatan Koja, Jakarta Utara. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode survei dengan analisis deskriptif. Perolehan data didapatkan melalui observasi, angket kuesioner, wawancara serta dokumentasi. Hasil yang didapatkan akan dibandingkan dengan indikator penilaian PP No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen K3.Hasil penelitian menunjukkan bahwa proyek Maritime Tower telah melaksanakan penerapan SMK3 di masa pandemi COVID-19 dengan baik dan terstruktur serta mengikuti pedoman yang ada sesuai PP No. 50 Tahun 2012 dibuktikan dengan nilai total keseluruhan yaitu 90,98% atau sangat baik, dengan uraian tahapan SMK3: 1) penetapan kebijakan K3 mencapai nilai 87,5% dengan keterangan sangat baik, 2) perencanaan K3 mencapai nilai 100% dengan keterangan sangat baik, 3) pelaksanaan K3 mencapai nilai 90,05% dengan keterangan sangat baik, 4) pemantauan dan evaluasi K3 mencapai nilai 94,08% dengan keterangan sangat baik dan 5) peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3 mencapai nilai 83,3% dengan keterangan cukup baik.
{"title":"Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (Smk3) Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Proyek Konstruksi Maritime Tower","authors":"Anisah Anisah, M. A. Ramadhan, Amanda Sofiyanti","doi":"10.25077/jrs.18.2.102-116.2022","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jrs.18.2.102-116.2022","url":null,"abstract":"Awal tahun 2020 terjadi peningkatan angka penyebaran virus COVID-19, terutama di kota Jakarta yang memiliki status zona merah yang menyebabkan sejumlah proyek konstruksi menghentikan sementara pelaksanaannya. Salah satu proyek konstruksi di Jakarta Utara, yaitu Proyek Maritime Tower tetap melaksanakan pembangunan di tengah pandemi COVID-19. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan proyek konstruksi terutama di masa pandemi COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di masa pandemi COVID-19 di proyek konstruksi Maritime Tower yang berlokasi di kecamatan Koja, Jakarta Utara. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode survei dengan analisis deskriptif. Perolehan data didapatkan melalui observasi, angket kuesioner, wawancara serta dokumentasi. Hasil yang didapatkan akan dibandingkan dengan indikator penilaian PP No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen K3.Hasil penelitian menunjukkan bahwa proyek Maritime Tower telah melaksanakan penerapan SMK3 di masa pandemi COVID-19 dengan baik dan terstruktur serta mengikuti pedoman yang ada sesuai PP No. 50 Tahun 2012 dibuktikan dengan nilai total keseluruhan yaitu 90,98% atau sangat baik, dengan uraian tahapan SMK3: 1) penetapan kebijakan K3 mencapai nilai 87,5% dengan keterangan sangat baik, 2) perencanaan K3 mencapai nilai 100% dengan keterangan sangat baik, 3) pelaksanaan K3 mencapai nilai 90,05% dengan keterangan sangat baik, 4) pemantauan dan evaluasi K3 mencapai nilai 94,08% dengan keterangan sangat baik dan 5) peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3 mencapai nilai 83,3% dengan keterangan cukup baik.","PeriodicalId":192572,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand)","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122368784","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-31DOI: 10.25077/jrs.18.2.91-101.2022
Embun Sari Ayu, Indra Khaidir, Willy Widrev
Sebagian besar tenaga kerja konstruksi di Indonesia merupakan tenaga ahli yang belum memiliki banyak pengalaman. Secara keseluruhan, bagian terbesar dari tenaga kerja terampilan maupun tenaga ahli tersebut berpendidikan sekolah dasar ke bawah. Masalah yang timbul adalah banyak diantara para pekerja tersebut tumbuh dan berkembang tanpa melalui proses yang didukung oleh pengetahuan teknik yang cukup. Undang-undang No. 2 tahun 2017 yang mengatur jasa konstruksi, dimana pada pasal 70 mengatakan bahwa dalam bidang jasa konstruksi mewajibkan setiap tenaga kerja memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja. Untuk itu dilakukan Penelitian kepada penyebaran tenaga kerja di Kota Padang dilihat dari sertifikasi, pengalaman, dengan memberikan gambaran mengenai hubungan kemampuan dan pengalaman tukang tradisional dalam bekerja terhadap sertifikasi kompetensi jasa konstruksi dengan melakukan penyebaran kuesioner pada proyek konstruksi di Kota Padang. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan informasi pada pemerintah daerah Provinsi Sumatera Barat pada umumnya dan Kota Padang pada khususnya mengenai tingkat kualifikasi tenaga kerja yang tersedia sehingga dapat dilakukan evaluasi kembali mengenai tindakan sesuai dengan pasal 2 tahun 2017 mengenai jasa konstruksi. Data yang digunakan dalam penelitian berupa data kuantitatif dengan hasil pengisian interpretasi persoalan sebagai instrumen penelitian. Metode yang digunakan berupa pengisian kuesioner dengan koresponden kepala tukang dan tukang (batu, kayu, besi/beton) pada proyek konstruksi di Kota Padang. Pengambilan sampel dilakukan pada 7 proyek dengan jumlah responden 90 orang yang terdiri dari mandor, tukang dan pekerja. Data yang diperoleh di analisis dengan uji statistik deskriptif dan uji instrumen. Berdasarkan hasil analisa penyebaran tenaga kerja di Kota Padang adalah tenaga kerja yang memiliki sertifikasi dengan persentase 34%, sedangkan yang belum bersertifikasi sebesar 66% dengan tingkat pengalaman responden selama < 1 tahun sebesar 36 % > 1 tahun sebesar 64%.
{"title":"Analisis Hubungan Kemampuan Dan Pengalaman Pekerja Konstruksi Terhadap Sertifikasi Kompetensi Jasa Konstruksi","authors":"Embun Sari Ayu, Indra Khaidir, Willy Widrev","doi":"10.25077/jrs.18.2.91-101.2022","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jrs.18.2.91-101.2022","url":null,"abstract":"Sebagian besar tenaga kerja konstruksi di Indonesia merupakan tenaga ahli yang belum memiliki banyak pengalaman. Secara keseluruhan, bagian terbesar dari tenaga kerja terampilan maupun tenaga ahli tersebut berpendidikan sekolah dasar ke bawah. Masalah yang timbul adalah banyak diantara para pekerja tersebut tumbuh dan berkembang tanpa melalui proses yang didukung oleh pengetahuan teknik yang cukup. Undang-undang No. 2 tahun 2017 yang mengatur jasa konstruksi, dimana pada pasal 70 mengatakan bahwa dalam bidang jasa konstruksi mewajibkan setiap tenaga kerja memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja. Untuk itu dilakukan Penelitian kepada penyebaran tenaga kerja di Kota Padang dilihat dari sertifikasi, pengalaman, dengan memberikan gambaran mengenai hubungan kemampuan dan pengalaman tukang tradisional dalam bekerja terhadap sertifikasi kompetensi jasa konstruksi dengan melakukan penyebaran kuesioner pada proyek konstruksi di Kota Padang. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan informasi pada pemerintah daerah Provinsi Sumatera Barat pada umumnya dan Kota Padang pada khususnya mengenai tingkat kualifikasi tenaga kerja yang tersedia sehingga dapat dilakukan evaluasi kembali mengenai tindakan sesuai dengan pasal 2 tahun 2017 mengenai jasa konstruksi. Data yang digunakan dalam penelitian berupa data kuantitatif dengan hasil pengisian interpretasi persoalan sebagai instrumen penelitian. Metode yang digunakan berupa pengisian kuesioner dengan koresponden kepala tukang dan tukang (batu, kayu, besi/beton) pada proyek konstruksi di Kota Padang. Pengambilan sampel dilakukan pada 7 proyek dengan jumlah responden 90 orang yang terdiri dari mandor, tukang dan pekerja. Data yang diperoleh di analisis dengan uji statistik deskriptif dan uji instrumen. Berdasarkan hasil analisa penyebaran tenaga kerja di Kota Padang adalah tenaga kerja yang memiliki sertifikasi dengan persentase 34%, sedangkan yang belum bersertifikasi sebesar 66% dengan tingkat pengalaman responden selama < 1 tahun sebesar 36 % > 1 tahun sebesar 64%.","PeriodicalId":192572,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand)","volume":"43 3","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132334887","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}