Serat karet dari ban bekas dapat digunakan sebagai bahan pengganti agregat kasar, agregat halus dan bahan tambah pada mortar dan beton karena memiliki sifat fleksibel sehingga dapat meningkatkan kelenturan dan daktilitas beton serta belum banyak dimanfaatkan sebagai bahan bernilai tinggi. Pada penelitian ini serbuk karet dengan ukuran lebih kecil dari serat karet dari olahan ban bekas pada industri vulkanisir ban digunakan sebagai bahan tambah untuk meningkatkan ketahanan mortar pada suhu tinggi. Serbuk ban bekas yang digunakan berupa partikel kecil dengan variasi sebesar 0%, 2,5%, dan 5% dari berat semen. Benda uji berupa mortar ukuran 50x50x50mm yang dirawat selama 28 dari dalam air, kemudian dibakar dalam oven tungku (furnace) dengan suhu bervariasi yakni 250⁰C, 500⁰C dan 750⁰C selama 1 jam. Mortar yang dirawat pada suhu ruang dijadikan sebagai kontrol atau pembanding. Setelah itu dilakukan pengujian kuat tekan dan porositas semua benda uji pada umur 28 hari. Hasil pengujian menunjukkan bahwa mortar dengan penggunaan serbuk karet dapat meningkatkan kuat tekan mortar yang terpapar suhu tinggi. Kuat tekan tertinggi sebesar 15,92 MPa dihasilkan oleh mortar serbuk karet dengan persentase 5% setelah dibakar pada suhu 500⁰C. Peningkatan kuat tekan sebesar 31.66% tersebut dibanding mortar tanpa serbuk karet menunjukkan bahwa semakin besar persentase serbuk karet, maka akan semakin tinggi ketahanan mortar pada suhu tinggi. Porositas mortar terus mengalami penurunan dengan peningkatan persentase serbuk karet, dengan porositas terkecil adalah mortar serbuk karet 5% yang dibakar pada suhu 500⁰C. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa secara umum serbuk karet dapat meningkatkan kuat tekan dan mengurangi porositas mortar pada suhu 500⁰C.
{"title":"Kuat Tekan dan Porositas Mortar Sebuk Karet Pada Suhu Tinggi","authors":"Kingkin Dwi Pratiwi, Diah Widya, Zulfikar '. Djauhari, Monita '. Olivia","doi":"10.25077/JRS.15.1.57-65.2019","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/JRS.15.1.57-65.2019","url":null,"abstract":"Serat karet dari ban bekas dapat digunakan sebagai bahan pengganti agregat kasar, agregat halus dan bahan tambah pada mortar dan beton karena memiliki sifat fleksibel sehingga dapat meningkatkan kelenturan dan daktilitas beton serta belum banyak dimanfaatkan sebagai bahan bernilai tinggi. Pada penelitian ini serbuk karet dengan ukuran lebih kecil dari serat karet dari olahan ban bekas pada industri vulkanisir ban digunakan sebagai bahan tambah untuk meningkatkan ketahanan mortar pada suhu tinggi. Serbuk ban bekas yang digunakan berupa partikel kecil dengan variasi sebesar 0%, 2,5%, dan 5% dari berat semen. Benda uji berupa mortar ukuran 50x50x50mm yang dirawat selama 28 dari dalam air, kemudian dibakar dalam oven tungku (furnace) dengan suhu bervariasi yakni 250⁰C, 500⁰C dan 750⁰C selama 1 jam. Mortar yang dirawat pada suhu ruang dijadikan sebagai kontrol atau pembanding. Setelah itu dilakukan pengujian kuat tekan dan porositas semua benda uji pada umur 28 hari. Hasil pengujian menunjukkan bahwa mortar dengan penggunaan serbuk karet dapat meningkatkan kuat tekan mortar yang terpapar suhu tinggi. Kuat tekan tertinggi sebesar 15,92 MPa dihasilkan oleh mortar serbuk karet dengan persentase 5% setelah dibakar pada suhu 500⁰C. Peningkatan kuat tekan sebesar 31.66% tersebut dibanding mortar tanpa serbuk karet menunjukkan bahwa semakin besar persentase serbuk karet, maka akan semakin tinggi ketahanan mortar pada suhu tinggi. Porositas mortar terus mengalami penurunan dengan peningkatan persentase serbuk karet, dengan porositas terkecil adalah mortar serbuk karet 5% yang dibakar pada suhu 500⁰C. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa secara umum serbuk karet dapat meningkatkan kuat tekan dan mengurangi porositas mortar pada suhu 500⁰C.","PeriodicalId":192572,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128716285","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-08DOI: 10.25077/jrs.14.2.107-120.2018
Meylis Safriani, Dewi Purnama Sari
Erosi yang terjadi setiap tahun pada tebing sungai di Desa Meunasah Buloh, Kabupaten Aceh Barat semakin parah terutama pada bagian tikungan sungai. Hal ini dikarenakan aliran sungai pada tikungan sungai lebih cepat jika dibandingkan dengan sungai yang berpenampang lurus. Bangunan perkuatan tebing sungai untuk mengurangi erosi pada Desa Meunasah Buloh direncanakan menggunakan bronjong. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan desain bronjong yang sesuai dalam mengurangi erosi tebing sungai di bagian tikungan atau belokan sungai di desa tersebut. Berdasarkan survei awal, perkebunan masyarakat yang berada di dekat tepi sungai terkikis akibat erosi, bahkan ada perumahan penduduk yang jaraknya sudah mendekati sungai. Oleh karena itu, dibutuhkan perencanaan bangunan pengaman tebing sungai tipe bronjong untuk mengatasi erosi. Analisa yang dilakukan meliputi analisa curah hujan rencana, debit banjir rencana, profil muka air banjir, desain ukuran bronjong, dan stabilitas bronjong. Desain dan ukuran bronjong yang sesuai adalah bronjong bentuk I kode D dengan dimensi 2,0 x 1,0 x 0,5 m dan ukuran batu sebesar 40 cm. Hasil perhitungan stabilitas terhadap guling diperoleh FSguling sebesar 2,39 dimana nilai ini lebih besar dari 1,5. Berdasarkan hasil perhitungan dapat dilihat bahwa struktur konstruksi bronjong aman terhadap gaya guling. Hasil perhitungan stabilitas bronjong terhadap gaya geser diperoleh struktur konstruksi bronjong aman terhadap geser dimana nilai FSgeser sebesar 1,87 dimana nilai ini lebih besar dari 1,5. Hasil perhitungan diperoleh tegangan maksimum lebih kecil dari tegangan izin maka daya dukung tanah untuk pondasi bronjong sebagai perkuatan tebing sungai aman. Berdasarkan hasil analisis, menunjukkan bahwa struktur desain konstruksi bronjong aman terhadap gaya guling, gaya geser, dan daya dukung tanah. Peletakan bangunan bronjong pada tebing sungai bagian tikungan/belokan sungai di Desa Meunasah Buloh mulai cross sungai A11 – A19 sepanjang 620 m
{"title":"Studi Perencanaan Bangunan Bronjong Pada Tikungan Sungai Di Desa Meunasah Buloh","authors":"Meylis Safriani, Dewi Purnama Sari","doi":"10.25077/jrs.14.2.107-120.2018","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jrs.14.2.107-120.2018","url":null,"abstract":"Erosi yang terjadi setiap tahun pada tebing sungai di Desa Meunasah Buloh, Kabupaten Aceh Barat semakin parah terutama pada bagian tikungan sungai. Hal ini dikarenakan aliran sungai pada tikungan sungai lebih cepat jika dibandingkan dengan sungai yang berpenampang lurus. Bangunan perkuatan tebing sungai untuk mengurangi erosi pada Desa Meunasah Buloh direncanakan menggunakan bronjong. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan desain bronjong yang sesuai dalam mengurangi erosi tebing sungai di bagian tikungan atau belokan sungai di desa tersebut. Berdasarkan survei awal, perkebunan masyarakat yang berada di dekat tepi sungai terkikis akibat erosi, bahkan ada perumahan penduduk yang jaraknya sudah mendekati sungai. Oleh karena itu, dibutuhkan perencanaan bangunan pengaman tebing sungai tipe bronjong untuk mengatasi erosi. Analisa yang dilakukan meliputi analisa curah hujan rencana, debit banjir rencana, profil muka air banjir, desain ukuran bronjong, dan stabilitas bronjong. Desain dan ukuran bronjong yang sesuai adalah bronjong bentuk I kode D dengan dimensi 2,0 x 1,0 x 0,5 m dan ukuran batu sebesar 40 cm. Hasil perhitungan stabilitas terhadap guling diperoleh FSguling sebesar 2,39 dimana nilai ini lebih besar dari 1,5. Berdasarkan hasil perhitungan dapat dilihat bahwa struktur konstruksi bronjong aman terhadap gaya guling. Hasil perhitungan stabilitas bronjong terhadap gaya geser diperoleh struktur konstruksi bronjong aman terhadap geser dimana nilai FSgeser sebesar 1,87 dimana nilai ini lebih besar dari 1,5. Hasil perhitungan diperoleh tegangan maksimum lebih kecil dari tegangan izin maka daya dukung tanah untuk pondasi bronjong sebagai perkuatan tebing sungai aman. Berdasarkan hasil analisis, menunjukkan bahwa struktur desain konstruksi bronjong aman terhadap gaya guling, gaya geser, dan daya dukung tanah. Peletakan bangunan bronjong pada tebing sungai bagian tikungan/belokan sungai di Desa Meunasah Buloh mulai cross sungai A11 – A19 sepanjang 620 m","PeriodicalId":192572,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand)","volume":"70 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123547190","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-08DOI: 10.25077/JRS.14.2.95-106.2018
Rama Andria, Afrizal Afrizal, Azwar Azwar
Proyek Peningkatan Kapasitas Jalan Padang Bypass yang dimulai tahun 2014 mendapat resistensi dari warga yang menguasai area yang akan dijadikan objek pelebaran jalan. Dalam upaya menyelesaikan masalah tersebut, Pemerintah Kota Padang membentuk Tim Penyelesaian Masalah Lahan Pembangunan Jalur II Jalan Padang ByPass. Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui jenis komunikasi yang digunakan oleh Tim serta tingkat keberhasilannya. Dari hasil wawancara mendalam kepada informan pengamat dan informan pelaku diketahui bahwa Tim melakukan pendekatan tidak hanya secara formal melalui sosialisasi dan musyawarah, namun juga secara informal melalui pendekatan komunikasi antarpribadi berupa kunjungan ke rumah warga dan pendekatan penyelesaian kasus per kasus. Meskipun proses komunikasi tersebut diganggu oleh persepsi-persepsi negatif berupa kebohongan, kecurigaan, kesimpangsiuran informasi, ketidakpatuhan terhadap konsensus, serta adanya pengaruh dari kelompok kecil dan pemaksaan kehendak, namun secara umum komunikasi antarpribadi yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Padang dapat mencapai hasil yang baik. Hal ini terlihat dari percepatan menurunnya jumlah lahan yang bermasalah setelah terbentuknya Tim. Namun demikian disadari bahwa penerapan teori-teori komunikasi antarpribadi seperti teori akomodasi komunikasi dan teori pertukaran sosial juga dapat memperlambat proses negosiasi jika tidak dapat dijalankan secara efektif.
{"title":"Komunikasi Antarpribadi pada Pembebasan Lahan Proyek Padang Bypass","authors":"Rama Andria, Afrizal Afrizal, Azwar Azwar","doi":"10.25077/JRS.14.2.95-106.2018","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/JRS.14.2.95-106.2018","url":null,"abstract":"Proyek Peningkatan Kapasitas Jalan Padang Bypass yang dimulai tahun 2014 mendapat resistensi dari warga yang menguasai area yang akan dijadikan objek pelebaran jalan. Dalam upaya menyelesaikan masalah tersebut, Pemerintah Kota Padang membentuk Tim Penyelesaian Masalah Lahan Pembangunan Jalur II Jalan Padang ByPass. Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui jenis komunikasi yang digunakan oleh Tim serta tingkat keberhasilannya. Dari hasil wawancara mendalam kepada informan pengamat dan informan pelaku diketahui bahwa Tim melakukan pendekatan tidak hanya secara formal melalui sosialisasi dan musyawarah, namun juga secara informal melalui pendekatan komunikasi antarpribadi berupa kunjungan ke rumah warga dan pendekatan penyelesaian kasus per kasus. Meskipun proses komunikasi tersebut diganggu oleh persepsi-persepsi negatif berupa kebohongan, kecurigaan, kesimpangsiuran informasi, ketidakpatuhan terhadap konsensus, serta adanya pengaruh dari kelompok kecil dan pemaksaan kehendak, namun secara umum komunikasi antarpribadi yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Padang dapat mencapai hasil yang baik. Hal ini terlihat dari percepatan menurunnya jumlah lahan yang bermasalah setelah terbentuknya Tim. Namun demikian disadari bahwa penerapan teori-teori komunikasi antarpribadi seperti teori akomodasi komunikasi dan teori pertukaran sosial juga dapat memperlambat proses negosiasi jika tidak dapat dijalankan secara efektif.","PeriodicalId":192572,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand)","volume":"243 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132841029","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-08DOI: 10.25077/JRS.14.2.131-138.2018
N. Nurhamidah, A. Junaidi, M. Kurniawan
Perubahan tata guna lahan dari tutupan lahan tidak terbangun seperti hutan, sawah dan ladang menjadi tutupan lahan terbangun akan mengakibatkan peningkatan debit banjir. Pengelolaan tata guna lahan di daerah perkotaan sangat diperlukan dalam upaya menekan laju limpasan permukaan. Semakin besar lahan terbangun maka koefisien limpasannya akan semakin besar juga. Koefisien limpasan berbanding lurus dengan laju limpasan permukaan, semakin besar koefisen limpasan maka semakin besar laju limpasan permukaannya. Oleh karena itu banyak sekali hal hal yang harus diperhatikan oleh pemerintahan setempat dalam mengatasi masalah perubahan alih fungsi lahan di DAS Batang Arau. Tinjauan perubahan dilakukan terhadap perubahan tata guna lahan yang terjadi di DAS Batang Arau pada tahun 2006 dan pada tahun 2012. Tinjauan ini berdasarkan gambaran dari pantauan citra satelit kota Padang pada tahun 2006 dan 2012, serta mengestimasi besarnya luas lahan yang ada di DAS Batang Arau menggunakan analisa spasial Sistem Informasi Geografis (SIG). Estimasi luas dimaksudkan agar dapat menghitung perubahan koefisien limpasan yang terjadi pada tahun 2006 dan juga 2012. Koefisien limpasan permukaan pada tahun 2006 sebesar 0.39 dan tahun 2012 adalah sebesar 0.41. Hal ini membuktikan bahwa perubahan tata guna lahan yang terjadi pada tahun 2006 dan tahun 2012 berpengaruh terhadap koefisien limpasan permukaan DAS Batang Arau. Berdasarkan koefisien limpasan, intensitas hujan rencana dan luas DAS Batang Arau didapatkan debit limpasan pada tahun 2006 adalah 327.20 m3/detik dan pada tahun 2012 adalah 339.51 m3/detik. Dapat kita lihat perubahan limpasan permukaan dari tahun 2006 sampai tahun 2012 di DAS Batang Arau adalah 12.31 m3/detik
{"title":"Tinjauan Perubahan Tata Guna Lahan Terhadap Limpasan Permukaan. Kasus : DAS Batang Arau Padang","authors":"N. Nurhamidah, A. Junaidi, M. Kurniawan","doi":"10.25077/JRS.14.2.131-138.2018","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/JRS.14.2.131-138.2018","url":null,"abstract":"Perubahan tata guna lahan dari tutupan lahan tidak terbangun seperti hutan, sawah dan ladang menjadi tutupan lahan terbangun akan mengakibatkan peningkatan debit banjir. Pengelolaan tata guna lahan di daerah perkotaan sangat diperlukan dalam upaya menekan laju limpasan permukaan. Semakin besar lahan terbangun maka koefisien limpasannya akan semakin besar juga. Koefisien limpasan berbanding lurus dengan laju limpasan permukaan, semakin besar koefisen limpasan maka semakin besar laju limpasan permukaannya. Oleh karena itu banyak sekali hal hal yang harus diperhatikan oleh pemerintahan setempat dalam mengatasi masalah perubahan alih fungsi lahan di DAS Batang Arau. Tinjauan perubahan dilakukan terhadap perubahan tata guna lahan yang terjadi di DAS Batang Arau pada tahun 2006 dan pada tahun 2012. Tinjauan ini berdasarkan gambaran dari pantauan citra satelit kota Padang pada tahun 2006 dan 2012, serta mengestimasi besarnya luas lahan yang ada di DAS Batang Arau menggunakan analisa spasial Sistem Informasi Geografis (SIG). Estimasi luas dimaksudkan agar dapat menghitung perubahan koefisien limpasan yang terjadi pada tahun 2006 dan juga 2012. Koefisien limpasan permukaan pada tahun 2006 sebesar 0.39 dan tahun 2012 adalah sebesar 0.41. Hal ini membuktikan bahwa perubahan tata guna lahan yang terjadi pada tahun 2006 dan tahun 2012 berpengaruh terhadap koefisien limpasan permukaan DAS Batang Arau. Berdasarkan koefisien limpasan, intensitas hujan rencana dan luas DAS Batang Arau didapatkan debit limpasan pada tahun 2006 adalah 327.20 m3/detik dan pada tahun 2012 adalah 339.51 m3/detik. Dapat kita lihat perubahan limpasan permukaan dari tahun 2006 sampai tahun 2012 di DAS Batang Arau adalah 12.31 m3/detik","PeriodicalId":192572,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand)","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114835576","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-08DOI: 10.25077/JRS.14.2.73-80.2018
M. Sholeh
Konsep tol laut yang dicanangkan pemerintah saat ini masih cukup makro dalam pelaksanaannya sehingga perlu dijabarkan dalam konsep yang lebih mikro. Tol laut pada dasarnya adalah pengembangan dari sistem rantai pasok nasional yang telah ada. Salah satu infrastruktur yang saat ini masih perlu dikembangkan adalah pelabuhan-pelabuhan kecil sebagai penghubung dari hasil budidaya dan olah bumi masyarakat menuju pelabuhan besar. Permasalahan yang terjadi di lapangan adalah masih beberapa kali ditemui belum terkelolanya dengan baik pelabuhan-pelabuhan rakyat yang ada di Indonesia. Sehingga tujuan pada penelitian ini adalah memetakan masalah pengelolaan dan peningkatan kualitas operasional pelabuhan rakyat. Metode penelitian dengan model manajemen risiko melalui responden dan telaah literatur mulai dari identifikasi masalah, analisis masalah, monitor dan pengendalian masalah, serta pembagian tanggungjawab. Studi kasus penelitian dilakukan pada Pelabuhan Gresik karena pelabuhan ini memiliki peranan penting dalam menunjang konsep tol laut yang sering berinteraksi dengan pelabuhan besar seperti Tanjung Perak, Tanjung Emas, dan Tanjung Priok, dan pelabuhan lainnya. Hasil penelitian ini menyebutkan ada 9 masalah utama pada Pelabuhan Gresik yaitu sedimentasi tinggi, rendahnya laju pembongkaran pada dermaga, akses transportasi darat yang kurang bak, minimnya dana pembangunan, kurang berfungsinya tempat berlindung kapal, kumuh, kendala pembebasan lahan, tidak ada lahan parkir, dan fasilitas pelabuhan yang buruk. Sedangkan sharing risiko kepada pemerintah, Pelindo III dan nelayan.
{"title":"Manajemen Risiko Pelabuhan Rakyat Guna Mendukung Rantai Pasok Nasional","authors":"M. Sholeh","doi":"10.25077/JRS.14.2.73-80.2018","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/JRS.14.2.73-80.2018","url":null,"abstract":"Konsep tol laut yang dicanangkan pemerintah saat ini masih cukup makro dalam pelaksanaannya sehingga perlu dijabarkan dalam konsep yang lebih mikro. Tol laut pada dasarnya adalah pengembangan dari sistem rantai pasok nasional yang telah ada. Salah satu infrastruktur yang saat ini masih perlu dikembangkan adalah pelabuhan-pelabuhan kecil sebagai penghubung dari hasil budidaya dan olah bumi masyarakat menuju pelabuhan besar. Permasalahan yang terjadi di lapangan adalah masih beberapa kali ditemui belum terkelolanya dengan baik pelabuhan-pelabuhan rakyat yang ada di Indonesia. Sehingga tujuan pada penelitian ini adalah memetakan masalah pengelolaan dan peningkatan kualitas operasional pelabuhan rakyat. Metode penelitian dengan model manajemen risiko melalui responden dan telaah literatur mulai dari identifikasi masalah, analisis masalah, monitor dan pengendalian masalah, serta pembagian tanggungjawab. Studi kasus penelitian dilakukan pada Pelabuhan Gresik karena pelabuhan ini memiliki peranan penting dalam menunjang konsep tol laut yang sering berinteraksi dengan pelabuhan besar seperti Tanjung Perak, Tanjung Emas, dan Tanjung Priok, dan pelabuhan lainnya. Hasil penelitian ini menyebutkan ada 9 masalah utama pada Pelabuhan Gresik yaitu sedimentasi tinggi, rendahnya laju pembongkaran pada dermaga, akses transportasi darat yang kurang bak, minimnya dana pembangunan, kurang berfungsinya tempat berlindung kapal, kumuh, kendala pembebasan lahan, tidak ada lahan parkir, dan fasilitas pelabuhan yang buruk. Sedangkan sharing risiko kepada pemerintah, Pelindo III dan nelayan.","PeriodicalId":192572,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand)","volume":"81 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121910541","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-08DOI: 10.25077/JRS.14.2.121-130.2018
M. Sitompul, Rizki Efrida
Kebutuhan terhadap sumber daya air pada saat ini cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan perkembangan pembangunan industri sehingga terjadi ketidakseimbangan dalam memenuhi kebutuhan di sektor pertanian dan kebutuhan air baku. Daerah Aliran Sungai Deli adalah salah satu sumber daya air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air di Daerah Irigasi Namorambe dan kebutuhan air baku domestik dan non domestik di Kabupaten Deli Serdang dan Kota Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi neraca air yaitu jumlah ketersediaan air dengan kebutuhan air di DAS Deli yang didasarkan kepada jumlah alokasi air. Penelitian ini mempunyai 3 tujuan khusus yaitu menganalisis ketersediaan air di DAS Deli, menganalisis kebutuhan air di DAS Deli, dan mengevaluasi neraca air antara ketersediaan air dengan kebutuhan air di masa mendatang. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data curah hujan bulanan dengan klimatologi, jumlah penduduk, kebutuhan air Daerah Irigasi Namorambe, dan alokasi air di DAS Deli. Data curah hujan dan klimatologi digunakan sebagai analisis data ketersediaan air di DAS Deli sementara jumlah penduduk dan data kebutuhan air irigasi dianalisis untuk menghitung jumlah kebutuhan air yang memanfaatkan air dari DAS Deli. Hasil analisis menunjukan bahwasanya jumlah ketersediaan air terhadap kebutuhan air di DAS Deli dapat dikatakan surplus dalam kurun waktu satu tahun. Potensi defisit atau kekurangan air terjadi pada Bulan Maret pertengahan pertama sehingga perlu dilakukan penanganan dalam menanggulangi defisit air tersebut oleh stakeholder atau pemerintah.
{"title":"Evaluasi Ketersediaan Air DAS Deli Terhadap Kebutuhan Air (Water Balanced)","authors":"M. Sitompul, Rizki Efrida","doi":"10.25077/JRS.14.2.121-130.2018","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/JRS.14.2.121-130.2018","url":null,"abstract":"Kebutuhan terhadap sumber daya air pada saat ini cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan perkembangan pembangunan industri sehingga terjadi ketidakseimbangan dalam memenuhi kebutuhan di sektor pertanian dan kebutuhan air baku. Daerah Aliran Sungai Deli adalah salah satu sumber daya air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air di Daerah Irigasi Namorambe dan kebutuhan air baku domestik dan non domestik di Kabupaten Deli Serdang dan Kota Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi neraca air yaitu jumlah ketersediaan air dengan kebutuhan air di DAS Deli yang didasarkan kepada jumlah alokasi air. Penelitian ini mempunyai 3 tujuan khusus yaitu menganalisis ketersediaan air di DAS Deli, menganalisis kebutuhan air di DAS Deli, dan mengevaluasi neraca air antara ketersediaan air dengan kebutuhan air di masa mendatang. Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data curah hujan bulanan dengan klimatologi, jumlah penduduk, kebutuhan air Daerah Irigasi Namorambe, dan alokasi air di DAS Deli. Data curah hujan dan klimatologi digunakan sebagai analisis data ketersediaan air di DAS Deli sementara jumlah penduduk dan data kebutuhan air irigasi dianalisis untuk menghitung jumlah kebutuhan air yang memanfaatkan air dari DAS Deli. Hasil analisis menunjukan bahwasanya jumlah ketersediaan air terhadap kebutuhan air di DAS Deli dapat dikatakan surplus dalam kurun waktu satu tahun. Potensi defisit atau kekurangan air terjadi pada Bulan Maret pertengahan pertama sehingga perlu dilakukan penanganan dalam menanggulangi defisit air tersebut oleh stakeholder atau pemerintah.","PeriodicalId":192572,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand)","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131465354","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sambungan kayu pada konstruksi merupakan faktor kritis dalam desain struktur karena kekuatan strukturnya ditentukan oleh kekuatan sambungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh pelat besi terhadap kekuatan sambungan kayu menggunakan sambungan takikan lurus. Pada penelitian ini, material sambungan yang digunakan yaitu kayu Kamper (Dryobalanops sp) dan kayu Mersawa (Anisoptera sp) menggunakan alat pengencang paku dengan perkuatan pelat besi dengan ukuran panjang masing-masing 5 cm, 10 cm, dan 15 cm. Pengujian sifat fisis, sifat mekanis, dan kapasitas sambungan kayu dilakukan berdasarkan standar ASTM D143-94, BS 373-1957, ASTM 1575-03, dan SNI 7973: 2013. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kayu Kamper memiliki peningkatan yang signifikan pada kapasitas dan momen setelah diperkuat oleh pelat besi; sementara kayu Mersawa memiliki peningkatan kapasitas namun tidak signifikan. Kayu Mersawa pada perkuatan pelat besi 15 cm dan kayu Kamper pada perlakuan kontrol memiliki nilai kapasitas dan momen yang hampir sama.
{"title":"Pengaruh Perkuatan Pelat Besi Terhadap Kekuatan Sambungan Kayu Takikan Lurus","authors":"Agustina Hayatunnufus, Naresworo Nugroho, Fengky Satria Yoresta","doi":"10.25077/JRS.14.1.21-34.2018","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/JRS.14.1.21-34.2018","url":null,"abstract":"Sambungan kayu pada konstruksi merupakan faktor kritis dalam desain struktur karena kekuatan strukturnya ditentukan oleh kekuatan sambungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh pelat besi terhadap kekuatan sambungan kayu menggunakan sambungan takikan lurus. Pada penelitian ini, material sambungan yang digunakan yaitu kayu Kamper (Dryobalanops sp) dan kayu Mersawa (Anisoptera sp) menggunakan alat pengencang paku dengan perkuatan pelat besi dengan ukuran panjang masing-masing 5 cm, 10 cm, dan 15 cm. Pengujian sifat fisis, sifat mekanis, dan kapasitas sambungan kayu dilakukan berdasarkan standar ASTM D143-94, BS 373-1957, ASTM 1575-03, dan SNI 7973: 2013. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kayu Kamper memiliki peningkatan yang signifikan pada kapasitas dan momen setelah diperkuat oleh pelat besi; sementara kayu Mersawa memiliki peningkatan kapasitas namun tidak signifikan. Kayu Mersawa pada perkuatan pelat besi 15 cm dan kayu Kamper pada perlakuan kontrol memiliki nilai kapasitas dan momen yang hampir sama.","PeriodicalId":192572,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand)","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123886789","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-07-14DOI: 10.25077/jrs.14.1.35-48.2018
Ahmad Yudi
Penelitian ini mencakup analisis dan perencanaan sistem balok beton pracetak hibrida, sebagai sejenis beton pracetak yang menggunakan kabel prategang unbonded sebagai tambahan perkuatan pada sambungan struktur balok. Pada penelitian ini model struktur dibuat dengan portal terbuka tiga dimensi berupa struktur balok dan kolom. Struktur didesain dengan beban hidup, beban mati, beban gempa respons spektra dan beban gempa time history, dengan beban tersebut diperoleh kinerja struktur sistem beton pracetak hibrida dapat menahan beban gempa dari percepatan awal gempa sebesar 0.364 g dapat dinaikan sampai 2.8 kalinya sebelum runtuh. Penambahan tendon unbonded tersebut memberikan efek pemulih-pusatan (self-centering effect) yang merobah lup histerisis yang pada umumnya berbentuk jajaran genjang menjadi bentuk bendera (flag shape hysteresis), dimana bentuk bendera menunjukkan perlawanan elastis sebagai tambahan terhadap perlawanan momen pada sambungan. Selain itu, tulisan ini juga membahas perbedaan kurva histerisis untuk nilai self-centering rasio λ yang berbeda-beda dari 1, 0.5 dan 0. Dengan nilai dari self-centering rasio yang berbeda-beda tersebut, dihasilkan bentuk kurva histeresis yang berbeda-beda pula. Pada akhirnya, dari perbedaan kurva histeresis tersebut, dapat digambarkan perbedaan dari kapasitas penampang dengan self-centering rasio yang memberikan peningkatan kapasitas momen dari yang menggunakan tulangan biasa, kabel prategang unbonded, dan gabungan keduanya. Pada penelitian ini dibuat perlangkah dalam perencanaan struktur khususnya balok sehingga dapat menjadi acuan dalam mendesain struktur pracetak hibrida.
{"title":"Perencanaan Sistem Struktur Balok Beton Pracetak Hibrida","authors":"Ahmad Yudi","doi":"10.25077/jrs.14.1.35-48.2018","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jrs.14.1.35-48.2018","url":null,"abstract":"Penelitian ini mencakup analisis dan perencanaan sistem balok beton pracetak hibrida, sebagai sejenis beton pracetak yang menggunakan kabel prategang unbonded sebagai tambahan perkuatan pada sambungan struktur balok. Pada penelitian ini model struktur dibuat dengan portal terbuka tiga dimensi berupa struktur balok dan kolom. Struktur didesain dengan beban hidup, beban mati, beban gempa respons spektra dan beban gempa time history, dengan beban tersebut diperoleh kinerja struktur sistem beton pracetak hibrida dapat menahan beban gempa dari percepatan awal gempa sebesar 0.364 g dapat dinaikan sampai 2.8 kalinya sebelum runtuh. Penambahan tendon unbonded tersebut memberikan efek pemulih-pusatan (self-centering effect) yang merobah lup histerisis yang pada umumnya berbentuk jajaran genjang menjadi bentuk bendera (flag shape hysteresis), dimana bentuk bendera menunjukkan perlawanan elastis sebagai tambahan terhadap perlawanan momen pada sambungan. Selain itu, tulisan ini juga membahas perbedaan kurva histerisis untuk nilai self-centering rasio λ yang berbeda-beda dari 1, 0.5 dan 0. Dengan nilai dari self-centering rasio yang berbeda-beda tersebut, dihasilkan bentuk kurva histeresis yang berbeda-beda pula. Pada akhirnya, dari perbedaan kurva histeresis tersebut, dapat digambarkan perbedaan dari kapasitas penampang dengan self-centering rasio yang memberikan peningkatan kapasitas momen dari yang menggunakan tulangan biasa, kabel prategang unbonded, dan gabungan keduanya. Pada penelitian ini dibuat perlangkah dalam perencanaan struktur khususnya balok sehingga dapat menjadi acuan dalam mendesain struktur pracetak hibrida.","PeriodicalId":192572,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131412787","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-07-14DOI: 10.25077/JRS.14.1.13-20.2018
A. Sufanir
Ruas jalan Nagreg Batas Bandung-Garut merupakan jalan nasional tipe 2 lajur 2 arah tak terbagi dengan fungsi jalan arteri primer kelas I dan tata guna lahan pada ruas tersebut yaitu kawasan komersial, kawasan pemukiman, dan kawasan hijau. Ruas jalan tersebut menghubungkan wilayah Kabupaten Bandung dengan wilayah Kabupaten Garut, serta sebagai akses jalan utama dari wilayah barat menuju wilayah timur Pulau Jawa melalui Jalur Selatan. Jenis perkerasan eksisting merupakan perkerasan lentur dengan jenis kerusakan yang terjadi, yaitu: Alligator cracking, Patching and utility cut patching, dan Potholes. Penelitian ini menggunakan data hasil survey pada tahun 2016 dengan tujuan untuk mengetahui model persamaan kerusakan perkerasan jalan pada Ruas Jalan Nagreg Batas Bandung-Garut KM Bdg 40+100 s/d KM Bdg 42+430. Model persamaan kerusakan jalan dapat digunakan untuk memproyeksikan kerusakan di masa yang akan datang, guna membantu dalam mempersiapkan biaya pemeliharaan jalan secara jangka panjang. Metode yang digunakan yaitu analisis regresi linear berganda menggunakan program Microsoft Excel. Persen kerusakan jalan sebagai peubah tidak bebas Y, sedangkan kumulatif ESAL per-golongan kendaraan sebagai peubah bebas X, yang masing-masing adalah X1; X2; X3; X4; X5; X6; X7; X8; dan X9. Proses pemilihan persamaan model kerusakan jalan mengikuti metode analisis langkah-demi-langkah tipe 1, didapat hasil untuk jenis kerusakan Alligator cracking Y = 0.00003 X4 + 1.32531 dengan R2 = 0.97844; untuk jenis kerusakan Patching and utility cut patching Y = 0.00481 X1 + 0.00085 X3 + 0.000003 X4 + 0.0000001 X5 + 0.000003 X9 + 2.34439 dengan R2 = 0.98895; untuk jenis kerusakan Potholes Y = 0.00013 X3 + 0.22817 dengan R2 = 0.95348.
{"title":"Model Persamaan Kerusakan Jalan Nagreg Batas Bandung-Garut","authors":"A. Sufanir","doi":"10.25077/JRS.14.1.13-20.2018","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/JRS.14.1.13-20.2018","url":null,"abstract":"Ruas jalan Nagreg Batas Bandung-Garut merupakan jalan nasional tipe 2 lajur 2 arah tak terbagi dengan fungsi jalan arteri primer kelas I dan tata guna lahan pada ruas tersebut yaitu kawasan komersial, kawasan pemukiman, dan kawasan hijau. Ruas jalan tersebut menghubungkan wilayah Kabupaten Bandung dengan wilayah Kabupaten Garut, serta sebagai akses jalan utama dari wilayah barat menuju wilayah timur Pulau Jawa melalui Jalur Selatan. Jenis perkerasan eksisting merupakan perkerasan lentur dengan jenis kerusakan yang terjadi, yaitu: Alligator cracking, Patching and utility cut patching, dan Potholes. Penelitian ini menggunakan data hasil survey pada tahun 2016 dengan tujuan untuk mengetahui model persamaan kerusakan perkerasan jalan pada Ruas Jalan Nagreg Batas Bandung-Garut KM Bdg 40+100 s/d KM Bdg 42+430. Model persamaan kerusakan jalan dapat digunakan untuk memproyeksikan kerusakan di masa yang akan datang, guna membantu dalam mempersiapkan biaya pemeliharaan jalan secara jangka panjang. Metode yang digunakan yaitu analisis regresi linear berganda menggunakan program Microsoft Excel. Persen kerusakan jalan sebagai peubah tidak bebas Y, sedangkan kumulatif ESAL per-golongan kendaraan sebagai peubah bebas X, yang masing-masing adalah X1; X2; X3; X4; X5; X6; X7; X8; dan X9. Proses pemilihan persamaan model kerusakan jalan mengikuti metode analisis langkah-demi-langkah tipe 1, didapat hasil untuk jenis kerusakan Alligator cracking Y = 0.00003 X4 + 1.32531 dengan R2 = 0.97844; untuk jenis kerusakan Patching and utility cut patching Y = 0.00481 X1 + 0.00085 X3 + 0.000003 X4 + 0.0000001 X5 + 0.000003 X9 + 2.34439 dengan R2 = 0.98895; untuk jenis kerusakan Potholes Y = 0.00013 X3 + 0.22817 dengan R2 = 0.95348.","PeriodicalId":192572,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand)","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129139262","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-07-14DOI: 10.25077/jrs.14.1.63-72.2018
Nelvia Adi Syafpoetri, Zulfikar '. Djauhari, Monita '. Olivia
Kulit kerang merupakan bahan yang dapat digunakan sebagai bahan pengganti agregat kasar, pengganti pasir, filler, dan sebagai bahan pengganti semen. Kandungan CaO dari kulit kerang berpotensi untuk meningkatkan kekuatan beton dan memperbaiki sifat-sifat beton. Pada penelitian ini abu dari kulit kerang lokan digunakan sebagai bahan tambah atau filler pada mortar dalam rendaman NaCl. Kulit kerang lokan dibakar, dihaluskan dan disaring menggunakan saringan no.200 untuk mendapatkan ukuran partikel yang halus sehingga dapat memberikan reaksi pozzolanik yang lebih baik dan lebih mudah untuk mengisi pori pada pasta semen. Variasi penggunaan abu kulit kerang lokan sebagai bahan tambah atau filler adalah 0%, 5%, dan 10%. Proses perawatan benda uji adalah 28 hari perendaman air biasa dan dilanjutkan dengan perendaman dalam larutan NaCl. Tahap pengujian yaitu pengujian kuat tekan, pengujian porositas, dan perubahan berat. Hasil pengujian menunjukkan bahwa penambahan abu kulit kerang lokan dapat meningkatkan kekuatan beton dan kinerja beton. Mortar dengan penambahan abu kulit kerang lokan sebanyak 5% dan 10% memiliki kekuatan tekan yang tinggi, porositas rendah dan perubahan berat kecil dibandingkan mortar 0%. Diperoleh nilai optimum dari mortar dengan penambahan abu kulit kerang lokan sebanyak 5% dalam rendaman NaCl.
{"title":"Karakteristik Mortar Dengan Campuran Abu Kerang Lokan Dalam Rendaman NaCl","authors":"Nelvia Adi Syafpoetri, Zulfikar '. Djauhari, Monita '. Olivia","doi":"10.25077/jrs.14.1.63-72.2018","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jrs.14.1.63-72.2018","url":null,"abstract":"Kulit kerang merupakan bahan yang dapat digunakan sebagai bahan pengganti agregat kasar, pengganti pasir, filler, dan sebagai bahan pengganti semen. Kandungan CaO dari kulit kerang berpotensi untuk meningkatkan kekuatan beton dan memperbaiki sifat-sifat beton. Pada penelitian ini abu dari kulit kerang lokan digunakan sebagai bahan tambah atau filler pada mortar dalam rendaman NaCl. Kulit kerang lokan dibakar, dihaluskan dan disaring menggunakan saringan no.200 untuk mendapatkan ukuran partikel yang halus sehingga dapat memberikan reaksi pozzolanik yang lebih baik dan lebih mudah untuk mengisi pori pada pasta semen. Variasi penggunaan abu kulit kerang lokan sebagai bahan tambah atau filler adalah 0%, 5%, dan 10%. Proses perawatan benda uji adalah 28 hari perendaman air biasa dan dilanjutkan dengan perendaman dalam larutan NaCl. Tahap pengujian yaitu pengujian kuat tekan, pengujian porositas, dan perubahan berat. Hasil pengujian menunjukkan bahwa penambahan abu kulit kerang lokan dapat meningkatkan kekuatan beton dan kinerja beton. Mortar dengan penambahan abu kulit kerang lokan sebanyak 5% dan 10% memiliki kekuatan tekan yang tinggi, porositas rendah dan perubahan berat kecil dibandingkan mortar 0%. Diperoleh nilai optimum dari mortar dengan penambahan abu kulit kerang lokan sebanyak 5% dalam rendaman NaCl.","PeriodicalId":192572,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-07-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129830622","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}