Pub Date : 2022-07-31DOI: 10.25077/jrs.18.2.148-155.2022
M. Aminsyah, Riza Aryanti
Perkerasan jalan yang bermutu baik sangat menunjang bagi kehidupan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Batu bata adalah unsur bahan bangunan yang digunakan untuk pembuatan konstruksi bangunan, dibuat dari tanah liat (lempung) dengan atau tanpa campuran bahan-bahan lain, dibakar pada suhu yang cukup tinggi hingga tidak dapat hancur lagi bila direndam dalam air. Indonesia termasuk negara yang memiliki keanekaragaman material dan sumber daya alam yang tinggi, seperti didaerah tertentu terdapat daerah penghasil tanah lempung yang merupakan bahan pembuat bata merah. Serbuk bata merah bisa didapatkan dari sisa di pabrik bata, pada gudang-gudang penyimpanan bata, pecahan atau brankal bata yang dihancurkan.Hal ini dapat digunakan sebagai bahan pengganti filller dalam campuran aspal pada perkerasan lentur jalan raya. Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui karakteristik campuran serbuk bata merah sebagai substitusi filler yang menggunakan aspal minyak sebagai bahan pengikatnya sehingga dapat membarikan masukan atau pengetahuan dengan menggunakan bahan lain sebagai subsitusi filler pada perkerasan lentur yang mudah didapatkan pada daerah tertentu untuk pekerjaan konstruksi khususnya perkerasan jalan raya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan serbuk bata merah sebagai bahan subtitusi filler pada perkerasan lentur spesifikasi Asphalt Concrete – Wearing Course (AC-WC), mempunyai nilai Parameter Marshall yang rendah dari nilai Parameter Marshall campuran pembanding. Dengan variasi filler serbuk bata, campuran terbaiknya menggunakan kadar aspal optimum 7,2%. Walaupun kinerjanya lebih rendah dari campuran pembanding dapat dimaksimalkan pengunaannya sebagai lapisan pada perkerasan lentur jalan raya pada kondisi beban lalulintas tertentu sehingga dapat juga bermanfaat untuk menggunakan sumber daya alam lain yang banyak terdapat pada daerah tertentu di Indonesia.
{"title":"Studi Penggunaan Serbuk Bata Merah sebagai Substitusi Filler dalam Campuran Aspal","authors":"M. Aminsyah, Riza Aryanti","doi":"10.25077/jrs.18.2.148-155.2022","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jrs.18.2.148-155.2022","url":null,"abstract":"Perkerasan jalan yang bermutu baik sangat menunjang bagi kehidupan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Batu bata adalah unsur bahan bangunan yang digunakan untuk pembuatan konstruksi bangunan, dibuat dari tanah liat (lempung) dengan atau tanpa campuran bahan-bahan lain, dibakar pada suhu yang cukup tinggi hingga tidak dapat hancur lagi bila direndam dalam air. Indonesia termasuk negara yang memiliki keanekaragaman material dan sumber daya alam yang tinggi, seperti didaerah tertentu terdapat daerah penghasil tanah lempung yang merupakan bahan pembuat bata merah. Serbuk bata merah bisa didapatkan dari sisa di pabrik bata, pada gudang-gudang penyimpanan bata, pecahan atau brankal bata yang dihancurkan.Hal ini dapat digunakan sebagai bahan pengganti filller dalam campuran aspal pada perkerasan lentur jalan raya. Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui karakteristik campuran serbuk bata merah sebagai substitusi filler yang menggunakan aspal minyak sebagai bahan pengikatnya sehingga dapat membarikan masukan atau pengetahuan dengan menggunakan bahan lain sebagai subsitusi filler pada perkerasan lentur yang mudah didapatkan pada daerah tertentu untuk pekerjaan konstruksi khususnya perkerasan jalan raya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan serbuk bata merah sebagai bahan subtitusi filler pada perkerasan lentur spesifikasi Asphalt Concrete – Wearing Course (AC-WC), mempunyai nilai Parameter Marshall yang rendah dari nilai Parameter Marshall campuran pembanding. Dengan variasi filler serbuk bata, campuran terbaiknya menggunakan kadar aspal optimum 7,2%. Walaupun kinerjanya lebih rendah dari campuran pembanding dapat dimaksimalkan pengunaannya sebagai lapisan pada perkerasan lentur jalan raya pada kondisi beban lalulintas tertentu sehingga dapat juga bermanfaat untuk menggunakan sumber daya alam lain yang banyak terdapat pada daerah tertentu di Indonesia.","PeriodicalId":192572,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand)","volume":"50 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130846217","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-05-29DOI: 10.25077/jrs.18.1.30-41.2022
N. N. Kencanawati, I. N. Merdana, Ngakan Komang Indra Darmawan
Komposit jaringan kawat anyam yang dilas dengan material mortar yang sering disebut juga dengan ferosemen adalah bahan yang dapat dipakai untuk memperbaiki atau memperkuat bagian struktur yang tua atau rusak. Namun, belum ada standar yang dikembangkan untuk komposit ferosemen sebagai bahan perbaikan struktur sampai saat ini. Dengan demikian penelitian pada material komposit ferosemen ini masih terus dituntut untuk dikembangkan. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui kemampuan komposit ferosemen dalam perbaikan kerusakan kolom. Lebih lanjut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kekangan ferosemen terhadap kolom beton bertulang yang telah diberikan kerusakan sebesar 60% akibat beban aksial sentris. Benda uji yang digunakan berupa kolom beton bertulang berbentuk persegi dengan ukuran penampang 150 mm x 150 mm dan panjang 1000 mm. Sebagai perbaikan, benda uji diberikan kekangan dengan kawat anyam yang dilas dengan tiga variasi diameter kawat yaitu 0,5 mm, 1 mm, dan 1,5 mm. Hasil menunjukkan bahwa kemampuan menahan beban pada kolom perbaikan menjadi lebih besar dengan presentase kenaikan kapasitas kolom dalam menahan beban aksial rata-rata sebesar 1,75 kali dibandingkan dengan kolom awal yang tanpa kerusakan. Pemilihan ukuran diameter kawat anyam menjadi salah satu parameter yang harus diperhatikan dalam efektifitas perbaikan kolom dengan menggunakan material ferosemen.
{"title":"Kajian Kekangan Kawat Anyam Sebagai Material Perbaikan Kerusakan Kolom Beton Bertulang Akibat Beban Aksial Sentris","authors":"N. N. Kencanawati, I. N. Merdana, Ngakan Komang Indra Darmawan","doi":"10.25077/jrs.18.1.30-41.2022","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jrs.18.1.30-41.2022","url":null,"abstract":"Komposit jaringan kawat anyam yang dilas dengan material mortar yang sering disebut juga dengan ferosemen adalah bahan yang dapat dipakai untuk memperbaiki atau memperkuat bagian struktur yang tua atau rusak. Namun, belum ada standar yang dikembangkan untuk komposit ferosemen sebagai bahan perbaikan struktur sampai saat ini. Dengan demikian penelitian pada material komposit ferosemen ini masih terus dituntut untuk dikembangkan. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui kemampuan komposit ferosemen dalam perbaikan kerusakan kolom. Lebih lanjut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kekangan ferosemen terhadap kolom beton bertulang yang telah diberikan kerusakan sebesar 60% akibat beban aksial sentris. Benda uji yang digunakan berupa kolom beton bertulang berbentuk persegi dengan ukuran penampang 150 mm x 150 mm dan panjang 1000 mm. Sebagai perbaikan, benda uji diberikan kekangan dengan kawat anyam yang dilas dengan tiga variasi diameter kawat yaitu 0,5 mm, 1 mm, dan 1,5 mm. Hasil menunjukkan bahwa kemampuan menahan beban pada kolom perbaikan menjadi lebih besar dengan presentase kenaikan kapasitas kolom dalam menahan beban aksial rata-rata sebesar 1,75 kali dibandingkan dengan kolom awal yang tanpa kerusakan. Pemilihan ukuran diameter kawat anyam menjadi salah satu parameter yang harus diperhatikan dalam efektifitas perbaikan kolom dengan menggunakan material ferosemen.","PeriodicalId":192572,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand)","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127672482","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-05-29DOI: 10.25077/jrs.18.1.60-67.2022
Naurahelmi Farihah Muto'in, A. Utami
Meningkatnya jumlah penduduk, berbanding lurus dengan peningkatan volume kendaraan. Semakin meningkatnya volume kendaraan dapat menyebabkan semakin tingginya kerawanan dan indikasi terjadinya kecelakaan lalu lintas Berdasarkan data SATLANTAS Polres Magelang Kota, jumlah kejadian kecelakaan pada tahun 2015 sebanyak 136 kejadian, tahun 2016 sebanyak 188 kejadian, tahun 2017 sebanyak 186 kejadian, tahun 2018 sebanyak 167 kejadian, tahun 2019 sebanyak 265 kejadian, dan tahun 2020 sebanyak 149 kejadian. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan lokasi rawan kecelakaan (blacksite) serta titik rawan kecelakaan (blackspot)pada ruas jalan di kota Magelang . Metode yang digunakan yaitu Accident Rate untuk mengidentifikasi ruas jalan rawan kecelakaan dan Metode Equivalent Accident Number (EAN) sebagai identifikasi titik rawan kecelakaan. Hasil dari penelitian ini adalah titik rawan kecelakaan yang ditinjau pada ruas jalan Ahmad Yani berada di KM 3+800 – KM 4 dengan nilai accident rate sebesar 70,399 , ruas jalan Jenderal Sudirman berada di KM 0+600 – KM 0+800 dengan nilai accident rate sebesar 105,446, ruas jalan Urip Sumoharjo berada di KM 1+800 – KM 2 dengan nilai accident rate sebesar 78,283, ruas jalan Soekarno Hatta berada di KM 0+800 – KM 1 dengan nilai accident rate sebesar 47,424, dan ruas jalan Gatot Subroto berada di KM 1+200 – KM 1+400 dengan nilai accident rate sebesar 59,729.
{"title":"Analisis Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas Menggunakan Metode Accident Rate Dan Equivalent Accident Number (EAN) Di Kota Magelang","authors":"Naurahelmi Farihah Muto'in, A. Utami","doi":"10.25077/jrs.18.1.60-67.2022","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jrs.18.1.60-67.2022","url":null,"abstract":"Meningkatnya jumlah penduduk, berbanding lurus dengan peningkatan volume kendaraan. Semakin meningkatnya volume kendaraan dapat menyebabkan semakin tingginya kerawanan dan indikasi terjadinya kecelakaan lalu lintas Berdasarkan data SATLANTAS Polres Magelang Kota, jumlah kejadian kecelakaan pada tahun 2015 sebanyak 136 kejadian, tahun 2016 sebanyak 188 kejadian, tahun 2017 sebanyak 186 kejadian, tahun 2018 sebanyak 167 kejadian, tahun 2019 sebanyak 265 kejadian, dan tahun 2020 sebanyak 149 kejadian. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan lokasi rawan kecelakaan (blacksite) serta titik rawan kecelakaan (blackspot)pada ruas jalan di kota Magelang . Metode yang digunakan yaitu Accident Rate untuk mengidentifikasi ruas jalan rawan kecelakaan dan Metode Equivalent Accident Number (EAN) sebagai identifikasi titik rawan kecelakaan. Hasil dari penelitian ini adalah titik rawan kecelakaan yang ditinjau pada ruas jalan Ahmad Yani berada di KM 3+800 – KM 4 dengan nilai accident rate sebesar 70,399 , ruas jalan Jenderal Sudirman berada di KM 0+600 – KM 0+800 dengan nilai accident rate sebesar 105,446, ruas jalan Urip Sumoharjo berada di KM 1+800 – KM 2 dengan nilai accident rate sebesar 78,283, ruas jalan Soekarno Hatta berada di KM 0+800 – KM 1 dengan nilai accident rate sebesar 47,424, dan ruas jalan Gatot Subroto berada di KM 1+200 – KM 1+400 dengan nilai accident rate sebesar 59,729.","PeriodicalId":192572,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand)","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132449917","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-05-29DOI: 10.25077/jrs.18.1.1-16.2022
S. A. P. Rosyidi, Niken Wukirasih, Siegfried Siegfried
Metode evaluasi perkerasan jalan berbasis teknologi tidak merusak atau non-destructive testing (NDT) merupakan pendekatan pengujian yang diperlukan saat ini dalam menjalankan sistem manajemen perkerasan jalan. Pengujian NDT memiliki keunggulan dari pengujian konvensional berbasis laboratorium maupun pengujian lapangan yaitu lebih cepat, ekonomis dan meminimalisasi gangguan pelaksanaan pengujian di lapangan serta tidak meninggalkan kerusakan pada struktur yang dievaluasi. Makalah ini bertujuan untuk mengukur modulus elastisitas bahan subgrade atau tanah dasar yang distabilisasi dengan menggunakan pengujian NDT Light Weight Deflectometer (LWD) Pusjatan. Penelitian dilaksanakan metode eksperimen dimana pengujian LWD dilaksanakan di model fisik lapisan tanah dasar perkerasan jalan dengan skala 1:1, dengan dimensi 3 × 1 m dan tebal 1 m. Tanah dasar berasal dari tanah lempung ekspansif yang diberikan bahan tambah untuk stabilisasi. Pengujian dilakukan pada 16 titik pengamatan untuk 0 hari, 3 hari dan 7 hari. Pengujian LWD menganalisis lendutan dengan menilai deformasi vertikal dari beban yang dijatuhkan di atas lapisan perkerasan jalan. Peralatan LWD selain digunakan untuk mengukur kekakuan bahan perkerasan, alat ini mudah dioperasikan dan memiliki dimensi alat yang cukup sederhana sehingga praktis untuk dapat untuk digunakan di lokasi konstruksi dengan berbagai kondisi. Hasil pengujian LWD merupakan nilai modulus elastisitas dinamis tanah dari analisis lendutan dengan pendekatan Boussineq. Dari penelitian ini ditemukan bahwa alat LWD secara efektif dapat mengukur kualitas dalam nilai kekakuan lapisan subgrade selama masa peningkatan daya dukung tanah yang distabilisasi. selama tahap konstruksi. Terdapat peningkatan daya dukung tanah lapisan subgrade yang dapat diukur, yaitu nilai modulus elastisitas pada masing-masing hari pengamatan 0, 3 dan 7 hari. Perbandingan empirik pengujian LWD terhadap nilai modulus elastisitas dari korelasi DCP (dynamic cone penetrometer) menunjukkan nilai korelasi yang baik dengan nilai modulus elastisitas LWD yang lebih besar dibandingkan hasil pengujian DCP.
{"title":"Menentukan Modulus Elastisitas Stabilisasi Subgrade Berbasis Defleksi","authors":"S. A. P. Rosyidi, Niken Wukirasih, Siegfried Siegfried","doi":"10.25077/jrs.18.1.1-16.2022","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jrs.18.1.1-16.2022","url":null,"abstract":"Metode evaluasi perkerasan jalan berbasis teknologi tidak merusak atau non-destructive testing (NDT) merupakan pendekatan pengujian yang diperlukan saat ini dalam menjalankan sistem manajemen perkerasan jalan. Pengujian NDT memiliki keunggulan dari pengujian konvensional berbasis laboratorium maupun pengujian lapangan yaitu lebih cepat, ekonomis dan meminimalisasi gangguan pelaksanaan pengujian di lapangan serta tidak meninggalkan kerusakan pada struktur yang dievaluasi. Makalah ini bertujuan untuk mengukur modulus elastisitas bahan subgrade atau tanah dasar yang distabilisasi dengan menggunakan pengujian NDT Light Weight Deflectometer (LWD) Pusjatan. Penelitian dilaksanakan metode eksperimen dimana pengujian LWD dilaksanakan di model fisik lapisan tanah dasar perkerasan jalan dengan skala 1:1, dengan dimensi 3 × 1 m dan tebal 1 m. Tanah dasar berasal dari tanah lempung ekspansif yang diberikan bahan tambah untuk stabilisasi. Pengujian dilakukan pada 16 titik pengamatan untuk 0 hari, 3 hari dan 7 hari. Pengujian LWD menganalisis lendutan dengan menilai deformasi vertikal dari beban yang dijatuhkan di atas lapisan perkerasan jalan. Peralatan LWD selain digunakan untuk mengukur kekakuan bahan perkerasan, alat ini mudah dioperasikan dan memiliki dimensi alat yang cukup sederhana sehingga praktis untuk dapat untuk digunakan di lokasi konstruksi dengan berbagai kondisi. Hasil pengujian LWD merupakan nilai modulus elastisitas dinamis tanah dari analisis lendutan dengan pendekatan Boussineq. Dari penelitian ini ditemukan bahwa alat LWD secara efektif dapat mengukur kualitas dalam nilai kekakuan lapisan subgrade selama masa peningkatan daya dukung tanah yang distabilisasi. selama tahap konstruksi. Terdapat peningkatan daya dukung tanah lapisan subgrade yang dapat diukur, yaitu nilai modulus elastisitas pada masing-masing hari pengamatan 0, 3 dan 7 hari. Perbandingan empirik pengujian LWD terhadap nilai modulus elastisitas dari korelasi DCP (dynamic cone penetrometer) menunjukkan nilai korelasi yang baik dengan nilai modulus elastisitas LWD yang lebih besar dibandingkan hasil pengujian DCP.","PeriodicalId":192572,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand)","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129362199","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-05-29DOI: 10.25077/jrs.18.1.42-51.2022
Asril Zevri
Peningkatan jumlah penduduk dengan perubahan musim yang cukup esktrem di Kabupaten Humbang Hasundutan mengakibatkan jumlah ketersediaan air tidak terkendali dan sangat terbatas untuk memenuhi kebutuhan air baik itu kebutuhan air irigasi dan air baku. Salah satu solusi yang dilakukan yaitu dengan konservasi melalui pembangunan kolam tampungan atau embung. Potensi kolam tampungan embung yang dapat ditingkatkan salah satunya yaitu Embung Simarubak Ubak di Kecamatan Dolok Sanggul dikarenakan catchment area yang cukup luas dan elevasi topografi yang curam. Tujuan dari penelitian untuk menghitung potensi kapasitas tampungan Embung Simarubak Ubak berdasarkan simulasi antara jumlah ketersediaan air (inflow) dengan kebutuhan air (outflow). Pendekatan metodologi dilakukan secara kuantitatif dengan menghitung jumlah ketersediaan air (inflow) berdasarkan curah hujan bulanan, evapotranspirasi, debit andalan sedangkan kebutuhan air (outflow) dihitung untuk menentukan kebutuhan air irigasi dan air baku. Simulasi kapasitas tampungan dianalisa dengan metode analitis numerik antara jumlah inflow dan outflow dalam kurun waktu satu tahun. Hasil analisa simulasi kapasitas tampungan Embung Simarubak Ubak yaitu 93,394.77 m3 dapat memenuhi kebutuhan air baku penduduk sebanyak 1623 jiwa dengan luas daerah irigasi potensial seluas 94.51 Ha.
{"title":"Studi Potensi Kapasitas Tampungan Embung Simarubak Ubak Di Kabupaten Humbang Hasundutan","authors":"Asril Zevri","doi":"10.25077/jrs.18.1.42-51.2022","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jrs.18.1.42-51.2022","url":null,"abstract":"Peningkatan jumlah penduduk dengan perubahan musim yang cukup esktrem di Kabupaten Humbang Hasundutan mengakibatkan jumlah ketersediaan air tidak terkendali dan sangat terbatas untuk memenuhi kebutuhan air baik itu kebutuhan air irigasi dan air baku. Salah satu solusi yang dilakukan yaitu dengan konservasi melalui pembangunan kolam tampungan atau embung. Potensi kolam tampungan embung yang dapat ditingkatkan salah satunya yaitu Embung Simarubak Ubak di Kecamatan Dolok Sanggul dikarenakan catchment area yang cukup luas dan elevasi topografi yang curam. Tujuan dari penelitian untuk menghitung potensi kapasitas tampungan Embung Simarubak Ubak berdasarkan simulasi antara jumlah ketersediaan air (inflow) dengan kebutuhan air (outflow). Pendekatan metodologi dilakukan secara kuantitatif dengan menghitung jumlah ketersediaan air (inflow) berdasarkan curah hujan bulanan, evapotranspirasi, debit andalan sedangkan kebutuhan air (outflow) dihitung untuk menentukan kebutuhan air irigasi dan air baku. Simulasi kapasitas tampungan dianalisa dengan metode analitis numerik antara jumlah inflow dan outflow dalam kurun waktu satu tahun. Hasil analisa simulasi kapasitas tampungan Embung Simarubak Ubak yaitu 93,394.77 m3 dapat memenuhi kebutuhan air baku penduduk sebanyak 1623 jiwa dengan luas daerah irigasi potensial seluas 94.51 Ha.","PeriodicalId":192572,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand)","volume":"112 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122226907","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-05-29DOI: 10.25077/jrs.18.1.17-29.2022
Aulia Indira Kumalasari, B. Suswanto, Hidajat Sugihardjo
Selama ini di dalam desain struktur Eccentrically Braced Frames (EBF), link selalu didesain secara menyatu dengan balok lantai sehingga menyebabkan terjadinya overstrength pada bagian tersebut. Selain itu, desain tersebut juga menjadikan perbaikan pasca gempa menjadi kurang efisien baik dalam segi waktu serta biaya. Selama satu dekade ini, mulai banyak penelitian yang memodelkan replaceable link dengan berbagai pengembangan untuk mendapatkan elemen yang daktail ketika menghadapi gempa, begitu juga dengan penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku link dengan berbagai macam material terhadap daktilitas, energi disipasi, deformasi dan rotasi, serta pola kegagalan pasca terjadi gempa. Pada penelitian ini dilakukan pengujian terhadap empat spesimen web bolted replaceable link dengan variasi material baja konvensional dan juga baja low yield pont (LYS). Analisa dilakukan dengan metode numerik yaitu dengan mengaplikasikan beban siklik bolak balik pada elemen link. Beban tersebut kemudian dikontrol trerhadap perpindahan di salah satu ujung link. Kemudian hasil pengujian dianalisa berdasarkan daktilitas, energi disipasi, deformasi, serta pola kegagalan. Hasil pemodelan menunjukkan link dengan tipe sambungan web bolted menghasilkan kurva dengan pinching effect yang disebabkan oleh sambungan baut. Selain itu, link LYS100 menunjukkan nilai rotasi yang besar dikarenakan material tersebut memiliki regangan ultimate yang lebih besar dibanding dengan baja konvensional. Dari pemodelan numerik didapatkan bahwa replaceable link dengan material LYS hasilnya sebanding dengan link dengan baja konvensional serta link tersebut mampu memenuhi persyaratan terkait daktilitas, kemampuan mendisipasi energi, serta besar rotasi yang dihasilkan.
{"title":"Perbandingan Perilaku Siklik Elemen Replaceable Link Material Baja Konvesional Dengan Low Yield Point Steel (LYS)","authors":"Aulia Indira Kumalasari, B. Suswanto, Hidajat Sugihardjo","doi":"10.25077/jrs.18.1.17-29.2022","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jrs.18.1.17-29.2022","url":null,"abstract":"Selama ini di dalam desain struktur Eccentrically Braced Frames (EBF), link selalu didesain secara menyatu dengan balok lantai sehingga menyebabkan terjadinya overstrength pada bagian tersebut. Selain itu, desain tersebut juga menjadikan perbaikan pasca gempa menjadi kurang efisien baik dalam segi waktu serta biaya. Selama satu dekade ini, mulai banyak penelitian yang memodelkan replaceable link dengan berbagai pengembangan untuk mendapatkan elemen yang daktail ketika menghadapi gempa, begitu juga dengan penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku link dengan berbagai macam material terhadap daktilitas, energi disipasi, deformasi dan rotasi, serta pola kegagalan pasca terjadi gempa. Pada penelitian ini dilakukan pengujian terhadap empat spesimen web bolted replaceable link dengan variasi material baja konvensional dan juga baja low yield pont (LYS). Analisa dilakukan dengan metode numerik yaitu dengan mengaplikasikan beban siklik bolak balik pada elemen link. Beban tersebut kemudian dikontrol trerhadap perpindahan di salah satu ujung link. Kemudian hasil pengujian dianalisa berdasarkan daktilitas, energi disipasi, deformasi, serta pola kegagalan. Hasil pemodelan menunjukkan link dengan tipe sambungan web bolted menghasilkan kurva dengan pinching effect yang disebabkan oleh sambungan baut. Selain itu, link LYS100 menunjukkan nilai rotasi yang besar dikarenakan material tersebut memiliki regangan ultimate yang lebih besar dibanding dengan baja konvensional. Dari pemodelan numerik didapatkan bahwa replaceable link dengan material LYS hasilnya sebanding dengan link dengan baja konvensional serta link tersebut mampu memenuhi persyaratan terkait daktilitas, kemampuan mendisipasi energi, serta besar rotasi yang dihasilkan.","PeriodicalId":192572,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand)","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115264281","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-05-29DOI: 10.25077/jrs.18.1.52-59.2022
Y. L. Adianto, Mia Wimala, Aldo Mayla Harun
Estimasi biaya tidak langsung memiliki faktor yang dapat mempengaruhi tingkat akurasi pada harga penawaran kontraktor saat tender. Penelitian terhadap faktor pengaruh estimasi biaya tidak langsung di Indonesia masih terbatas, khususnya pada oleh kontraktor jalan. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjawab permintaan kontraktor jalan X dalam mengidentifikasi faktor apa saja yang berpengaruh pada estimasi biaya tidak langsung sehingga dapat diperkirakan dengan lebih akurat untuk proyek-proyek di masa mendatang. Tahap awal akan dimulai dengan kajian literatur untuk mendapatkan faktor yang berpengaruh dalam estimasi biaya tidak langsung dari berbagai proyek konstruksi baik di Indonesia maupun di luar negeri. Selanjutnya, faktor-faktor tersebut akan disusun dalam bentuk kuesioner dan dinilai tingkat pengaruhnya terhadap estimasi biaya tidak langsung oleh para responden kontraktor jalan yang beroperasi di Jabodetabek. Hasil kajian literatur menunjukkan 51 faktor pengaruh yang dibagi menjadi empat kelompok, yaitu 11 faktor dalam kelompok Proyek, 20 faktor pengaruh dalam kelompok Organisasi, 13 faktor pengaruh dalam kelompok Klien dan Peraturan Pemerintah, dan tujuh faktor pengaruh dalam kelompok Lingkungan. Berdasarkan hasil analisis RII (Relative Importance Index), didapatkan 15 faktor yang sangat berpengaruh terhadap estimasi biaya tidak langsung pada kontraktor jalan X yaitu ukuran proyek, lingkup pekerjaan, durasi proyek, ketersediaan modal kontraktor, jadwal pembayaran, site layout, ketersediaan pasokan sumber daya, kemudahan untuk dibangun, metode manajemen proyek, posisi keuangan klien, kondisi ekonomi regional, inflasi atau suku bunga, lokasi proyek, kebutuhan kontraktor untuk pekerjaan dan jumlah uang muka. Ukuran proyek dan lokasi proyek merupakan dua faktor yang memiliki perbedaan tingkat pengaruh yang signifikan pada proyek konstruksi jalan dibandingkan jenis proyek konstruksi lainnya.
{"title":"Faktor-faktor Pengaruh Besaran Estimasi Biaya Tidak langsung Pada Penawaran Pekerjaan Jalan Oleh Kontraktor X","authors":"Y. L. Adianto, Mia Wimala, Aldo Mayla Harun","doi":"10.25077/jrs.18.1.52-59.2022","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jrs.18.1.52-59.2022","url":null,"abstract":"Estimasi biaya tidak langsung memiliki faktor yang dapat mempengaruhi tingkat akurasi pada harga penawaran kontraktor saat tender. Penelitian terhadap faktor pengaruh estimasi biaya tidak langsung di Indonesia masih terbatas, khususnya pada oleh kontraktor jalan. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjawab permintaan kontraktor jalan X dalam mengidentifikasi faktor apa saja yang berpengaruh pada estimasi biaya tidak langsung sehingga dapat diperkirakan dengan lebih akurat untuk proyek-proyek di masa mendatang. Tahap awal akan dimulai dengan kajian literatur untuk mendapatkan faktor yang berpengaruh dalam estimasi biaya tidak langsung dari berbagai proyek konstruksi baik di Indonesia maupun di luar negeri. Selanjutnya, faktor-faktor tersebut akan disusun dalam bentuk kuesioner dan dinilai tingkat pengaruhnya terhadap estimasi biaya tidak langsung oleh para responden kontraktor jalan yang beroperasi di Jabodetabek. Hasil kajian literatur menunjukkan 51 faktor pengaruh yang dibagi menjadi empat kelompok, yaitu 11 faktor dalam kelompok Proyek, 20 faktor pengaruh dalam kelompok Organisasi, 13 faktor pengaruh dalam kelompok Klien dan Peraturan Pemerintah, dan tujuh faktor pengaruh dalam kelompok Lingkungan. Berdasarkan hasil analisis RII (Relative Importance Index), didapatkan 15 faktor yang sangat berpengaruh terhadap estimasi biaya tidak langsung pada kontraktor jalan X yaitu ukuran proyek, lingkup pekerjaan, durasi proyek, ketersediaan modal kontraktor, jadwal pembayaran, site layout, ketersediaan pasokan sumber daya, kemudahan untuk dibangun, metode manajemen proyek, posisi keuangan klien, kondisi ekonomi regional, inflasi atau suku bunga, lokasi proyek, kebutuhan kontraktor untuk pekerjaan dan jumlah uang muka. Ukuran proyek dan lokasi proyek merupakan dua faktor yang memiliki perbedaan tingkat pengaruh yang signifikan pada proyek konstruksi jalan dibandingkan jenis proyek konstruksi lainnya.","PeriodicalId":192572,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand)","volume":"51 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116775777","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-02-26DOI: 10.25077/jrs.17.3.259-266.2021
Frastian Sastri, Oktaviani Oktaviani
Pembangunan jalan di Kota Padang pada umumnya menggunakan konstruksi perkerasan lentur karena nilai kelenturannya dapat menyebabkan kendaraan yang melintas di atasnya terasa nyaman. Perkerasan lentur adalah perkerasan yang menggunakan campuran aspal pada lapis permukaan dan bahan berbutir pada lapisan bawah. Pada perkerasan jalan telah ditentukan bahwa batas toleransi kadar aspal adalah ±0,3%. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui ekstraksi kadar aspal dengan menggunakan larutan pertalite dan pertamax, perbedaan antara kedua larutan serta mengetahui pengaruh nilai oktan terhadap ekstraksi kadar aspal. Dalam penelitian menggunakan metode sentrifugal yang digunakan untuk analisis ekstraksi kadar aspal. Hasil penelitian ini diperoleh nilai rata-rata perbandingan ekstraksi kadar aspal antara larutan pertamax dan pertalite sebagai berikut: Kadar Aspal Pertamax(rata-rata) > Kadar Aspal Pertalite(rata-rata) dengan nilai 6,1% > 5,7%. Dimana nilai deviasi pertamax terhadap kadar aspal rencana sebesar 0,2% dan memenuhi batas toleransi spesifikasi Bina Marga serta pertalite sebesar 0,6% dan tidak memenuhi batas toleransi spesifikasi Bina Marga. Hasil analisis saringan setelah ekstraksi rata-rata sampel dinyatakan bahwa sampel aspal yang digunakan termasuk agregat halus dan nilai gradasi agregat yang diperoleh tidak memenuhi spesifikasi Bina Marga. Pada penelitian diperoleh rata-rata total penggunaan larutan pertamax dan pertalite sebesar 3,3 liter dengan rata-rata waktu pada larutan pertamax 41,7 menit dan larutan pertalite 48 menit. Perolehan hasil ekstraksi kadar aspal diperoleh bahwa larutan pertamax lebih akurat mendekati persyaratan batas toleransi kadar aspal yaitu ±0,3%.
{"title":"Pengaruh Ekstraksi Kadar Aspal Dengan Larutan Pertamax Dan Pertalite","authors":"Frastian Sastri, Oktaviani Oktaviani","doi":"10.25077/jrs.17.3.259-266.2021","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jrs.17.3.259-266.2021","url":null,"abstract":"Pembangunan jalan di Kota Padang pada umumnya menggunakan konstruksi perkerasan lentur karena nilai kelenturannya dapat menyebabkan kendaraan yang melintas di atasnya terasa nyaman. Perkerasan lentur adalah perkerasan yang menggunakan campuran aspal pada lapis permukaan dan bahan berbutir pada lapisan bawah. Pada perkerasan jalan telah ditentukan bahwa batas toleransi kadar aspal adalah ±0,3%. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui ekstraksi kadar aspal dengan menggunakan larutan pertalite dan pertamax, perbedaan antara kedua larutan serta mengetahui pengaruh nilai oktan terhadap ekstraksi kadar aspal. Dalam penelitian menggunakan metode sentrifugal yang digunakan untuk analisis ekstraksi kadar aspal. Hasil penelitian ini diperoleh nilai rata-rata perbandingan ekstraksi kadar aspal antara larutan pertamax dan pertalite sebagai berikut: Kadar Aspal Pertamax(rata-rata) > Kadar Aspal Pertalite(rata-rata) dengan nilai 6,1% > 5,7%. Dimana nilai deviasi pertamax terhadap kadar aspal rencana sebesar 0,2% dan memenuhi batas toleransi spesifikasi Bina Marga serta pertalite sebesar 0,6% dan tidak memenuhi batas toleransi spesifikasi Bina Marga. Hasil analisis saringan setelah ekstraksi rata-rata sampel dinyatakan bahwa sampel aspal yang digunakan termasuk agregat halus dan nilai gradasi agregat yang diperoleh tidak memenuhi spesifikasi Bina Marga. Pada penelitian diperoleh rata-rata total penggunaan larutan pertamax dan pertalite sebesar 3,3 liter dengan rata-rata waktu pada larutan pertamax 41,7 menit dan larutan pertalite 48 menit. Perolehan hasil ekstraksi kadar aspal diperoleh bahwa larutan pertamax lebih akurat mendekati persyaratan batas toleransi kadar aspal yaitu ±0,3%.","PeriodicalId":192572,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand)","volume":"48 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121046571","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-02-26DOI: 10.25077/jrs.17.3.204-217.2021
Yurisman Yurisman, B. Army, Desnila Sari, Maiyozzi Chairi
Artikel ini memaparkan hasil studi numerik terhadap perilaku link geser (shear link) pada sistem struktur baja tahan gempa tipe Eccentrically Braced Frame (EBF). Rangka baja berpengaku eksentrik (EBF) mempunyai kekakuan elastik yang sangat baik dibawah pembebanan lateral sedang dan mempunyai daktilitas yang tinggi saat dibebani beban gempa yang besar. Dibawah kondisi pembebanan ekstrim perilaku inelastik direncanakan untuk ditahan oleh Link. Kinerja dari system struktur EBF sangat tergantung dari perilaku elemen link yang berfungsi sebagai sekring pada sistem struktur tersebut. Dalam kajian ini telah diteliti terhadap beberapa parameter yang berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku seismik elemen Link. Kajian ini bertujuan untuk mendapatkan Link dengan kinerja seismic (kekuatan, kekakuan, daktilitas dan dissipasi energi) yang lebih tinggi dibandingkan dengan link standar AISC sehingga diharapkan pada akhirnya akan mendapatkan sstem EBF dengan kinerja yang lebih baik. Kinerja Link diukur dalam nilai kekuatan (strength), kekakuan (stiffness), daktilitas (ductility) serta kemampuan Link dalam melakukan dissipasi energi. Kajian dilakukan secara numerik dengan menggunakan program applikasi Patran_Nastran dimana Link dimodelkan sebagai balok yang terpisah dari system EBF (sub assembly) yang dikekang pada kedua ujungnya sementara pada salah satu ujung tersebut diberikan beban perpindahan secara siklik dan monotonik dengan kontrol perpindahan (displacement control). Beberapa parameter yang diteliti mencakup parameter penampang, modifikasi terhadap pengaku dibagian badan. Parameter penampang yang diteliti adalah yang terkait dengan kelansingan penampang (h/tw, bf/tf) sedangkan modifikasi terhadap pengaku badan dilakukan dalam bentuk pemasangan pengaku dalam arah diagonal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter kelansingan badan (h/tw) , kelansingan sayap (bf/2tf), dan penempatan pengaku secara diagonal mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja Link, sedangkan jarak plat pengaku lateral tidak mempunyai pengaruh yang berarti. Hasil analisis terhadap perilaku seismik Link geser dinyatakan dalam bentuk kurva beban vs perpindahan. Dari hasil kajian ini dapat disimpulkan bahwa untuk mendapatkan Link dengan kinerja yang lebih baik dapat dilakukan dengan cara modifikasi terhadap penampang dan melakukan rekayasa terhadap geometrik pengaku badan (pengaku vertikal dan diagonal).
{"title":"Kajian Numerik Perilaku Seismik Link Geser Pada Sistem Struktur Baja Tahan Gempa Tipe EBF","authors":"Yurisman Yurisman, B. Army, Desnila Sari, Maiyozzi Chairi","doi":"10.25077/jrs.17.3.204-217.2021","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jrs.17.3.204-217.2021","url":null,"abstract":"Artikel ini memaparkan hasil studi numerik terhadap perilaku link geser (shear link) pada sistem struktur baja tahan gempa tipe Eccentrically Braced Frame (EBF). Rangka baja berpengaku eksentrik (EBF) mempunyai kekakuan elastik yang sangat baik dibawah pembebanan lateral sedang dan mempunyai daktilitas yang tinggi saat dibebani beban gempa yang besar. Dibawah kondisi pembebanan ekstrim perilaku inelastik direncanakan untuk ditahan oleh Link. Kinerja dari system struktur EBF sangat tergantung dari perilaku elemen link yang berfungsi sebagai sekring pada sistem struktur tersebut. Dalam kajian ini telah diteliti terhadap beberapa parameter yang berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku seismik elemen Link. Kajian ini bertujuan untuk mendapatkan Link dengan kinerja seismic (kekuatan, kekakuan, daktilitas dan dissipasi energi) yang lebih tinggi dibandingkan dengan link standar AISC sehingga diharapkan pada akhirnya akan mendapatkan sstem EBF dengan kinerja yang lebih baik. Kinerja Link diukur dalam nilai kekuatan (strength), kekakuan (stiffness), daktilitas (ductility) serta kemampuan Link dalam melakukan dissipasi energi. Kajian dilakukan secara numerik dengan menggunakan program applikasi Patran_Nastran dimana Link dimodelkan sebagai balok yang terpisah dari system EBF (sub assembly) yang dikekang pada kedua ujungnya sementara pada salah satu ujung tersebut diberikan beban perpindahan secara siklik dan monotonik dengan kontrol perpindahan (displacement control). Beberapa parameter yang diteliti mencakup parameter penampang, modifikasi terhadap pengaku dibagian badan. Parameter penampang yang diteliti adalah yang terkait dengan kelansingan penampang (h/tw, bf/tf) sedangkan modifikasi terhadap pengaku badan dilakukan dalam bentuk pemasangan pengaku dalam arah diagonal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter kelansingan badan (h/tw) , kelansingan sayap (bf/2tf), dan penempatan pengaku secara diagonal mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja Link, sedangkan jarak plat pengaku lateral tidak mempunyai pengaruh yang berarti. Hasil analisis terhadap perilaku seismik Link geser dinyatakan dalam bentuk kurva beban vs perpindahan. Dari hasil kajian ini dapat disimpulkan bahwa untuk mendapatkan Link dengan kinerja yang lebih baik dapat dilakukan dengan cara modifikasi terhadap penampang dan melakukan rekayasa terhadap geometrik pengaku badan (pengaku vertikal dan diagonal).","PeriodicalId":192572,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand)","volume":"49 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127467935","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-02-26DOI: 10.25077/jrs.17.3.239-247.2021
R. Rahmadi, H. Maizir, R. Suryanita
Ketersediaan kelapa sawit rata-rata 2 juta ton per tahun di Provinsi Riau selain meningkatkan perekonomian juga dapat menimbulkan permasalahan di kalangan industri sebagai penghasil limbah sawit. Salah satu pemanfaatan limbah sawit adalah menggunakan abu sawit sebagai material campuran untuk pembuatan campuran mortar untuk pembuatan bata ringan Cellular Lightweight Concrete (CLC). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai kuat tekan maksimum berdasarkan persentase substitusi POFA (Palm Oil Fuel Ash) dalam campuran mortar CLC. Persentase campuran POFA yang digunakan adalah 5%, 10%,15% dan 20% dari berat semen dalam campuran mortar CLC. Penelitian dilakukan secara eksperimental di laboratorium untuk mendapatkan kuat tekan mortar dengan ukuran sampel mortar kubus dengan sisi 10 cm3. Hasil penelitian mortar menunjukkan bahwa kuat tekan optimum pada umur 28 hari berada pada komposisi 10% POFA dengan kuat tekan maksimum 1,41 MPa. Berdasarkan hasil pengujian kekuatan mortal CLC dapat disimpulkan bahwa penambahan persentase POFA (Palm Oil Fuel Ash) 10% dari kadar berat semen dapat meningkatkan nilai kuat tekan pada campuran mortar bata ringan sebesar 34,3 % dibandingkan tanpa menggunakan POFA.
{"title":"Kekuatan Mortar Cellular Lighweight Concrete Dengan Tambahan Abu Cangkang Sawit (POFA)","authors":"R. Rahmadi, H. Maizir, R. Suryanita","doi":"10.25077/jrs.17.3.239-247.2021","DOIUrl":"https://doi.org/10.25077/jrs.17.3.239-247.2021","url":null,"abstract":"Ketersediaan kelapa sawit rata-rata 2 juta ton per tahun di Provinsi Riau selain meningkatkan perekonomian juga dapat menimbulkan permasalahan di kalangan industri sebagai penghasil limbah sawit. Salah satu pemanfaatan limbah sawit adalah menggunakan abu sawit sebagai material campuran untuk pembuatan campuran mortar untuk pembuatan bata ringan Cellular Lightweight Concrete (CLC). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai kuat tekan maksimum berdasarkan persentase substitusi POFA (Palm Oil Fuel Ash) dalam campuran mortar CLC. Persentase campuran POFA yang digunakan adalah 5%, 10%,15% dan 20% dari berat semen dalam campuran mortar CLC. Penelitian dilakukan secara eksperimental di laboratorium untuk mendapatkan kuat tekan mortar dengan ukuran sampel mortar kubus dengan sisi 10 cm3. Hasil penelitian mortar menunjukkan bahwa kuat tekan optimum pada umur 28 hari berada pada komposisi 10% POFA dengan kuat tekan maksimum 1,41 MPa. Berdasarkan hasil pengujian kekuatan mortal CLC dapat disimpulkan bahwa penambahan persentase POFA (Palm Oil Fuel Ash) 10% dari kadar berat semen dapat meningkatkan nilai kuat tekan pada campuran mortar bata ringan sebesar 34,3 % dibandingkan tanpa menggunakan POFA.","PeriodicalId":192572,"journal":{"name":"Jurnal Rekayasa Sipil (JRS-Unand)","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127487808","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}