I. Herawati, R. Lesmana, Jutti Levita, Anas Subarnas
Autofagi merupakan proses adaptasi yang dilakukan sebagai pertahanan dalam respon seluler, seperti kekurangan nutrisi atau stress metabolik lain. Mekanisme autofagi diregulasi oleh protein yang dinamakan Autophagy-Related Genes (ATG). Autofagi juga telah banyak dikaitkan dengan berbagai penyakit pada manusia, misalnya kanker atau penyakit degeneratif lainnya. Ricin merupakan protein toksik yang berasal dari biji jarak Ricinus communis L. dan banyak dieksplorasi untuk aktivitas antikanker melalui jalur pensinyalan caspase (apoptosis), namun belum ada penelitian pada jalur autofagi. Penelitian ini dilakukan untuk menelaah mode ikatan yang terjadi antara ricin-A dan protein-protein yang berperan pada setiap tahap proses autofagi (Beclin-1, LC3 atau Light Chain 3, dan p62/Sequistrosome1). Metode yang digunakan adalah simulasi penambatan protein-protein menggunakan server online ClusPro (https://cluspro.org). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ricin-A dapat berinteraksi dengan Beclin-1. LC3, dan p62 melalui pembentukan ikatan hidrogen dengan afinitas baik. Dapat disimpulkan bahwa ricin-A berperan penting dalam proses autofagi dan dapat dikembangkan menjadi fitofarmaka terapi kanker.
{"title":"INTERAKSI MOLEKULAR DARI RICIN-A DENGAN Beclin-1, LC3, DAN p62 PADA PROSES AUTOFAGI","authors":"I. Herawati, R. Lesmana, Jutti Levita, Anas Subarnas","doi":"10.52434/jfb.v13i1.1450","DOIUrl":"https://doi.org/10.52434/jfb.v13i1.1450","url":null,"abstract":"Autofagi merupakan proses adaptasi yang dilakukan sebagai pertahanan dalam respon seluler, seperti kekurangan nutrisi atau stress metabolik lain. Mekanisme autofagi diregulasi oleh protein yang dinamakan Autophagy-Related Genes (ATG). Autofagi juga telah banyak dikaitkan dengan berbagai penyakit pada manusia, misalnya kanker atau penyakit degeneratif lainnya. Ricin merupakan protein toksik yang berasal dari biji jarak Ricinus communis L. dan banyak dieksplorasi untuk aktivitas antikanker melalui jalur pensinyalan caspase (apoptosis), namun belum ada penelitian pada jalur autofagi. Penelitian ini dilakukan untuk menelaah mode ikatan yang terjadi antara ricin-A dan protein-protein yang berperan pada setiap tahap proses autofagi (Beclin-1, LC3 atau Light Chain 3, dan p62/Sequistrosome1). Metode yang digunakan adalah simulasi penambatan protein-protein menggunakan server online ClusPro (https://cluspro.org). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ricin-A dapat berinteraksi dengan Beclin-1. LC3, dan p62 melalui pembentukan ikatan hidrogen dengan afinitas baik. Dapat disimpulkan bahwa ricin-A berperan penting dalam proses autofagi dan dapat dikembangkan menjadi fitofarmaka terapi kanker.","PeriodicalId":197039,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Farmako Bahari","volume":"227 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123157087","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Biji alpukat merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki kandungan antioksidan tinggi. Pada umumnya masyarakat Indonesia meminum air rebusan ekstrak biji alpukat sebagai obat herbal dalam bentuk teh. Namun biji alpukat tidak memiliki aroma khas sehingga diperlukan alternatif lain untuk memperbaiki sifat organoleptik biji alpukat, yaitu penambahan daun eukaliptus yang juga dilaporkan memiliki kandungan antioksidan tinggi. Formulasi biji alpukat dan daun eukaliptus menjadi teh herbal yang memiliki fungsi antioksidan masih belum dilaporkan. Tujuan penelitian ini untuk membuat teh herbal formulasi biji alpukat dan daun eukaliptus yang kaya antioksidan dan disukai oleh konsumen. Metode yang digunakan meliputi uji kadar air, skrining fitokimia, uji aktivitas antioksidan metode DPPH dan uji organoleptik metode hedonik. Nilai kadar air yang diperoleh menunjukkan bahwa simplisia biji alpukat dan daun eukaliptus yang digunakan memenuhi syarat sebagai bahan baku penelitian. Hasil analisis fitokimia menggunakan ekstrak air panas menunjukkan biji alpukat mengandung fenolik, flavonoid, tanin, saponin dan alkaloid sedangkan daun eukaliptus mengandung fenolik, flavonoid, dan tanin. Formulasi biji alpukat dan daun eukaliptus dengan perlakuan biji alpukat 70% : daun eukaliptus 30% (F4) merupakan formulasi terbaik yang memberikan aktivitas antioksidan tertinggi sebesar 65,29% diantara formulasi teh herbal lainnya. Hasil uji organoleptik formulasi F4 dengan penambahan madu terhadap indikator warna dan aroma termasuk kategori sangat suka sedangkan indikator rasa termasuk kategori suka.
{"title":"FORMULASI BIJI ALPUKAT DAN DAUN EUKALIPTUS SEBAGAI TEH HERBAL ANTIOKSIDAN","authors":"Andi Nur Fitriani Abubakar, Azrini Khaerah","doi":"10.52434/jfb.v13i1.1396","DOIUrl":"https://doi.org/10.52434/jfb.v13i1.1396","url":null,"abstract":"Biji alpukat merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki kandungan antioksidan tinggi. Pada umumnya masyarakat Indonesia meminum air rebusan ekstrak biji alpukat sebagai obat herbal dalam bentuk teh. Namun biji alpukat tidak memiliki aroma khas sehingga diperlukan alternatif lain untuk memperbaiki sifat organoleptik biji alpukat, yaitu penambahan daun eukaliptus yang juga dilaporkan memiliki kandungan antioksidan tinggi. Formulasi biji alpukat dan daun eukaliptus menjadi teh herbal yang memiliki fungsi antioksidan masih belum dilaporkan. Tujuan penelitian ini untuk membuat teh herbal formulasi biji alpukat dan daun eukaliptus yang kaya antioksidan dan disukai oleh konsumen. Metode yang digunakan meliputi uji kadar air, skrining fitokimia, uji aktivitas antioksidan metode DPPH dan uji organoleptik metode hedonik. Nilai kadar air yang diperoleh menunjukkan bahwa simplisia biji alpukat dan daun eukaliptus yang digunakan memenuhi syarat sebagai bahan baku penelitian. Hasil analisis fitokimia menggunakan ekstrak air panas menunjukkan biji alpukat mengandung fenolik, flavonoid, tanin, saponin dan alkaloid sedangkan daun eukaliptus mengandung fenolik, flavonoid, dan tanin. Formulasi biji alpukat dan daun eukaliptus dengan perlakuan biji alpukat 70% : daun eukaliptus 30% (F4) merupakan formulasi terbaik yang memberikan aktivitas antioksidan tertinggi sebesar 65,29% diantara formulasi teh herbal lainnya. Hasil uji organoleptik formulasi F4 dengan penambahan madu terhadap indikator warna dan aroma termasuk kategori sangat suka sedangkan indikator rasa termasuk kategori suka.","PeriodicalId":197039,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Farmako Bahari","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122528467","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
SNEDDS merupakan campuran isotropik yang terdiri dari obat, surfaktan, ko-surfaktan dan minyak. Pengembangan dan optimasi formulasi yang tepat diperlukan untuk meminimalisir waktu, biaya, serta menjamin formulasi yang optimal. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk menjelaskan SNEDDS serta aplikasi simplex lattice design (SLD) dan box behnken design (BBD) dalam optimasi formulasi SNEDDS. Metode yang digunakan dalam menyusun review ini yaitu teknik studi pustaka dengan mencari literatur dalam bentuk data primer berupa jurnal nasional maupun jurnal internasional bahasa Inggris dalam 10 tahun terakhir (2011-2020). Optimasi formulasi SNEDDS dengan SLD dan BBD dilakukan dengan memilih formulasi yang memiliki nilai desirability lebih tinggi. Apabila respon terprediksi dan terukur pada formulasi SNEDDS optimal hasil prediksi SLD menunjukkan nilai p>0,05 pada one sample t-test, maka formulasi SNEDDS optimal dianggap valid. Kedekatan respon terukur dan terprediksi pada metode BBD dilakukan dengan menghitung nilai % bias. Beberapa penelitian menggunakan nilai persen bias (%) untuk mengukur kedekatan antara respon terprediksi dengan respon terukur dengan nilai persen (%) bias berkisar antara -6,04% - 7,3%. Nilai persen (%) bias yang semakin besar menunjukkan semakin besar penyimpangan antara respon terprediksi dengan respon terukur.
{"title":"ARTIKEL REVIEW: OPTIMASI FORMULASI SNEDDS DENGAN SIMPLEX LATTICE DESIGN DAN BOX BEHNKEN DESIGN","authors":"Nanda Dwi Akbar, A. K. Nugroho, Sudibyo Martono","doi":"10.52434/jfb.v13i1.1216","DOIUrl":"https://doi.org/10.52434/jfb.v13i1.1216","url":null,"abstract":"SNEDDS merupakan campuran isotropik yang terdiri dari obat, surfaktan, ko-surfaktan dan minyak. Pengembangan dan optimasi formulasi yang tepat diperlukan untuk meminimalisir waktu, biaya, serta menjamin formulasi yang optimal. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk menjelaskan SNEDDS serta aplikasi simplex lattice design (SLD) dan box behnken design (BBD) dalam optimasi formulasi SNEDDS. Metode yang digunakan dalam menyusun review ini yaitu teknik studi pustaka dengan mencari literatur dalam bentuk data primer berupa jurnal nasional maupun jurnal internasional bahasa Inggris dalam 10 tahun terakhir (2011-2020). Optimasi formulasi SNEDDS dengan SLD dan BBD dilakukan dengan memilih formulasi yang memiliki nilai desirability lebih tinggi. Apabila respon terprediksi dan terukur pada formulasi SNEDDS optimal hasil prediksi SLD menunjukkan nilai p>0,05 pada one sample t-test, maka formulasi SNEDDS optimal dianggap valid. Kedekatan respon terukur dan terprediksi pada metode BBD dilakukan dengan menghitung nilai % bias. Beberapa penelitian menggunakan nilai persen bias (%) untuk mengukur kedekatan antara respon terprediksi dengan respon terukur dengan nilai persen (%) bias berkisar antara -6,04% - 7,3%. Nilai persen (%) bias yang semakin besar menunjukkan semakin besar penyimpangan antara respon terprediksi dengan respon terukur. ","PeriodicalId":197039,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Farmako Bahari","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131970572","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Susan Susanti, Nitya Nurul Fadilah, Lina Rahmawati Rizkuloh
Dioscorea hispida Dennst atau di Indonesia dikenal dengan umbi gadung diketahui mengandung senyawa aktif fenol yang dapat memberikan aktivitas antioksidan. Ekstraksi senyawa fenol dari umbi gadung masih belum banyak diteliti. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengekstraksi senyawa fenol menggunakan metode ultrasonic-assisted extraction (UAE) dengan pelarut yang bervariasi yaitu air, etanol, dan metanol serta menguji aktivitas antioksidannya. Penentuan kandungan fenol total (TPC) ekstrak secara kuantitatif telah dilakukan menggunakan metode spektrofotometri uv-vis dengan prinsip reaksi reduksi antara Folin–Ciocalteu dengan asam galat. Pengujian aktivitas antioksidan ekstrak menggunakan metode peredaman 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH). Dari penelitian ini diketahui bahwa senyawa fenol total paling tinggi terdapat pada ekstrak metanol umbi gadung yaitu sebesar 4,467 ± 0,752 gGAE/100 g dengan aktivitas antioksidan terkuat yang dilihat dari nilai IC50-nya yaitu sebesar 4,395 μg/mL.
{"title":"EKSTRAKSI BERBANTU ULTRASONIK DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK UMBI GADUNG (Dioscorea hispida Dennst) SECARA IN VITRO","authors":"Susan Susanti, Nitya Nurul Fadilah, Lina Rahmawati Rizkuloh","doi":"10.52434/jfb.v13i1.1240","DOIUrl":"https://doi.org/10.52434/jfb.v13i1.1240","url":null,"abstract":"Dioscorea hispida Dennst atau di Indonesia dikenal dengan umbi gadung diketahui mengandung senyawa aktif fenol yang dapat memberikan aktivitas antioksidan. Ekstraksi senyawa fenol dari umbi gadung masih belum banyak diteliti. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengekstraksi senyawa fenol menggunakan metode ultrasonic-assisted extraction (UAE) dengan pelarut yang bervariasi yaitu air, etanol, dan metanol serta menguji aktivitas antioksidannya. Penentuan kandungan fenol total (TPC) ekstrak secara kuantitatif telah dilakukan menggunakan metode spektrofotometri uv-vis dengan prinsip reaksi reduksi antara Folin–Ciocalteu dengan asam galat. Pengujian aktivitas antioksidan ekstrak menggunakan metode peredaman 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH). Dari penelitian ini diketahui bahwa senyawa fenol total paling tinggi terdapat pada ekstrak metanol umbi gadung yaitu sebesar 4,467 ± 0,752 gGAE/100 g dengan aktivitas antioksidan terkuat yang dilihat dari nilai IC50-nya yaitu sebesar 4,395 μg/mL.","PeriodicalId":197039,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Farmako Bahari","volume":"48 12","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132801802","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
H. Herlina, Annisa Amriani, D. Wijaya, Filla Nur Oktriliansih
Breadfruit plant is traditionally used as a medicine for diabetes mellitus. Research has been conducted on the effects of ethanol extract of breadfruit leaves (Artocarpus altilis) against a decrease in the blood glucose levels of diabetic rats induced by allocation at a dose of 130 mg/kg bb. Breadfruit leaf ethanol extract (BLEE) is given orally at doses of 50, 100, and 200 mg/kg BW for 20 days. The test was conducted by measuring the blood glucose levels of rats with the GOD-PAP method. The observed parameters are blood glucose levels, ED 5,0 and pancreatic histopathology. The results showed a percentage decrease in blood glucose levels of 38,785%, 39,918%, and 44,925% of BLEE with successive doses of 50, 100, and 200 mg/kg BB that had significantly differences between groups (p<0.05). From the data obtained it can be concluded that BLEE 200 mg/kg BW has a decreased activity of blood glucose levels in which the pancreatic histopathology shows the improvement of endocrine cells islets of Langerhans almost perfect. Based on the percentage relationship of decreased blood glucose levels to dose, the effective dose (ED50) of BLEE is 329,341 mg/kg BW.
{"title":"EFFECTS OF BREADFRUIT LEAF ETHANOL EXTRACT ON IN VIVO LOWERING BLOOD GLUCOSE LEVELS","authors":"H. Herlina, Annisa Amriani, D. Wijaya, Filla Nur Oktriliansih","doi":"10.52434/jfb.v13i1.1114","DOIUrl":"https://doi.org/10.52434/jfb.v13i1.1114","url":null,"abstract":"Breadfruit plant is traditionally used as a medicine for diabetes mellitus. Research has been conducted on the effects of ethanol extract of breadfruit leaves (Artocarpus altilis) against a decrease in the blood glucose levels of diabetic rats induced by allocation at a dose of 130 mg/kg bb. Breadfruit leaf ethanol extract (BLEE) is given orally at doses of 50, 100, and 200 mg/kg BW for 20 days. The test was conducted by measuring the blood glucose levels of rats with the GOD-PAP method. The observed parameters are blood glucose levels, ED 5,0 and pancreatic histopathology. The results showed a percentage decrease in blood glucose levels of 38,785%, 39,918%, and 44,925% of BLEE with successive doses of 50, 100, and 200 mg/kg BB that had significantly differences between groups (p<0.05). From the data obtained it can be concluded that BLEE 200 mg/kg BW has a decreased activity of blood glucose levels in which the pancreatic histopathology shows the improvement of endocrine cells islets of Langerhans almost perfect. Based on the percentage relationship of decreased blood glucose levels to dose, the effective dose (ED50) of BLEE is 329,341 mg/kg BW.","PeriodicalId":197039,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Farmako Bahari","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126461282","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Hiperurisemia adalah suatu kondisi dimana kadar asam urat meningkat. Hiperurisemia disebabkan oleh kelainan genetik pada sistem metabolisme tubuh yang mencegah tubuh mengeluarkan asam urat dari tubuh. Flavonoid dan alkaloid merupakan senyawa yang dipercaya mampu menurunkan kadar asam urat dalam darah dengan cara menghambat kerja xantin oksidase dan superoksidase. Herba suruhan dan seledri telah lama dipakai sebagai obat tradisional untuk mengatasi keluhan asam urat. Pada penelitian ini dilaporkan bahwa ekstrak etanol seledri dan herba seledri serta ekstrak gabungan menunjukkan aktivitas antihiperurisemia yang signifikan terhadap kontrol negatif selama pengamatan (p<0,05). Dosis 250 mg/kgBB menunjukkan aktivitas paling baik (kombinasi ekstrak etanol herba suruhan (Peperomia pellucida 75%) ekstrak etanol herba seledri (Apium graveolens 25%) dengan penurunan asam urat sebesar 58,4%.
{"title":"EVALUASI AKTIVITAS ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK ETANOL HERBA SURUHAN (PEPEROMIA PELLUCIDA L.), HERBA SELEDRI (APIUM GRAVEOLENS L.) DAN KOMBINASI EKSTRAK: STUDI IN VIVO BERBASIS BUKTI ILMIAH","authors":"Yogi Rahman Nugraha, Dani Sujana, Yunahara Farida, Faizatun Faizatun","doi":"10.52434/jfb.v13i1.1312","DOIUrl":"https://doi.org/10.52434/jfb.v13i1.1312","url":null,"abstract":"Hiperurisemia adalah suatu kondisi dimana kadar asam urat meningkat. Hiperurisemia disebabkan oleh kelainan genetik pada sistem metabolisme tubuh yang mencegah tubuh mengeluarkan asam urat dari tubuh. Flavonoid dan alkaloid merupakan senyawa yang dipercaya mampu menurunkan kadar asam urat dalam darah dengan cara menghambat kerja xantin oksidase dan superoksidase. Herba suruhan dan seledri telah lama dipakai sebagai obat tradisional untuk mengatasi keluhan asam urat. Pada penelitian ini dilaporkan bahwa ekstrak etanol seledri dan herba seledri serta ekstrak gabungan menunjukkan aktivitas antihiperurisemia yang signifikan terhadap kontrol negatif selama pengamatan (p<0,05). Dosis 250 mg/kgBB menunjukkan aktivitas paling baik (kombinasi ekstrak etanol herba suruhan (Peperomia pellucida 75%) ekstrak etanol herba seledri (Apium graveolens 25%) dengan penurunan asam urat sebesar 58,4%.","PeriodicalId":197039,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Farmako Bahari","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125258132","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penyakit metabolik yang melibatkan insulin dikenal dengan diabetes mellitus (DM) merupakan suatu gangguan yang melibatkan gangguan pada metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang berakibat pada peningkatan kadar glukosa darah. Diabetes melitus dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu usia, obesitas, riwayat keluarga, gangguan metabolisme glukosa, dan gaya hidup. Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana efek setelah pemberian dapagliflozin tunggal dan kombinasi dengan metformin terhadap peningkatan gula darah puasa dan gula darah sewaktu pada mencit putih dengan induksi aloksan. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental, data yang diperoleh dianalisis dengan One Way ANOVA (Analysis of Variant) dengan signifikansi = 0,05, pengujian deilanjutkan dengan LSD Post Hoc Test untuk mengetahui perbedaan setiap kelompok perlakuan. Pengolahan data diproses dengan software SPSS. Hasil penelitian menggambarkan bahwa kelompok dapagliflozin monoterapi menunjukan penurunan profil kadar gula darah dengan nilai rata-rata selisih sebesar 39,48 mg/dL. Dapaglifozin-Metformin Kombinasi juga menggambarkan penurunan kadar gula darah dengan nilai rata-rata selisih sebesar 43.21 mg/dL. Sehingga dapat disimpulkan untuk terapi kombinasi anti diabetes menghasilkan efektivitas yang dapat menurunkan kadar gula darah dengan lebih baik jika dibandingkan dengan dapaglifozin secara monoterapi. Analisis One way Anova penggunaan Dapagliflozin monoterapi menunjukan nilai F hitung 3.571311 dan nilai F tabel 3.4668, artinya terdapat perbedaan yang bermakna, oleh karena itu dianalisis lebih lanjut menggunakan uji LSD (BNT) kelompok dapagliflozin tunggal menunjukan nilai rata-rata kelompok 1 berbeda signifikan dengan kelompok 2 dan 3 , karena notasinya berbeda. Namun untuk yang terapi kombinasi Dapagliflozin-Metformin menunjukan nilai F hitung 1.351435 dan nilai F 3.468, artinya tidak terdapat perbedaan yang bermakna.
一种涉及胰岛素的代谢疾病,被称为糖尿病(DM),是一种涉及碳水化合物、脂肪和蛋白质代谢的紊乱,导致血糖水平升高。糖尿病可能受到年龄、肥胖、家庭历史、葡萄糖代谢紊乱和生活方式等因素的影响。本研究的目的是了解单糖凝血素的作用以及二甲胺如何影响快速禁食血糖和血糖随变变变变的过程。本研究是通过一种实验方法进行的,通过一种方法分析的数据具有= 0.05的意义,通过LSD Post Hoc Test检测不同的治疗组。由SPSS软件处理的数据处理。研究表明,红糖胶质激素单一疗法组织的血糖水平下降,平均间隔为39.48毫克/dL。焦油-甲烷组合还描述了血糖水平的下降,平均差分为43.21 mg/dL。因此,在反糖尿病联合治疗中可以推断出一种比单疗法白糖更有效的降低血糖水平的方法。One way Anova分析使用Dapagliflozin单一疗法显示F数3 . 571311,F表3 4668语,意思是有价值有意义的差异,因此进一步分析采用单LSD (BNT) Dapagliflozin团体测试显示,平均成绩显著不同第一组和第二组3,因为notasinya是不同的。然而,结合凝血剂- metformin显示F计数为1.351435和F . 3468的分数没有明显的区别。
{"title":"EFEK ANTI HIPERGLIKEMIA DAPAGLIFOZINE MONOTERAPI DAN KOMBINASI DENGAN METFORMIN PADA MENCIT","authors":"Ikhwan Yuda Kusuma, Galih Samodra, Yutia Ihza Komala, Elza Puspita Apriliansa, Annima Alfi Fauqina","doi":"10.52434/jfb.v13i1.1167","DOIUrl":"https://doi.org/10.52434/jfb.v13i1.1167","url":null,"abstract":"Penyakit metabolik yang melibatkan insulin dikenal dengan diabetes mellitus (DM) merupakan suatu gangguan yang melibatkan gangguan pada metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang berakibat pada peningkatan kadar glukosa darah. Diabetes melitus dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu usia, obesitas, riwayat keluarga, gangguan metabolisme glukosa, dan gaya hidup. Tujuan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana efek setelah pemberian dapagliflozin tunggal dan kombinasi dengan metformin terhadap peningkatan gula darah puasa dan gula darah sewaktu pada mencit putih dengan induksi aloksan. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental, data yang diperoleh dianalisis dengan One Way ANOVA (Analysis of Variant) dengan signifikansi = 0,05, pengujian deilanjutkan dengan LSD Post Hoc Test untuk mengetahui perbedaan setiap kelompok perlakuan. Pengolahan data diproses dengan software SPSS. Hasil penelitian menggambarkan bahwa kelompok dapagliflozin monoterapi menunjukan penurunan profil kadar gula darah dengan nilai rata-rata selisih sebesar 39,48 mg/dL. Dapaglifozin-Metformin Kombinasi juga menggambarkan penurunan kadar gula darah dengan nilai rata-rata selisih sebesar 43.21 mg/dL. Sehingga dapat disimpulkan untuk terapi kombinasi anti diabetes menghasilkan efektivitas yang dapat menurunkan kadar gula darah dengan lebih baik jika dibandingkan dengan dapaglifozin secara monoterapi. Analisis One way Anova penggunaan Dapagliflozin monoterapi menunjukan nilai F hitung 3.571311 dan nilai F tabel 3.4668, artinya terdapat perbedaan yang bermakna, oleh karena itu dianalisis lebih lanjut menggunakan uji LSD (BNT) kelompok dapagliflozin tunggal menunjukan nilai rata-rata kelompok 1 berbeda signifikan dengan kelompok 2 dan 3 , karena notasinya berbeda. Namun untuk yang terapi kombinasi Dapagliflozin-Metformin menunjukan nilai F hitung 1.351435 dan nilai F 3.468, artinya tidak terdapat perbedaan yang bermakna.","PeriodicalId":197039,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Farmako Bahari","volume":"75 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115147566","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Oki Nugraha Putra, A. Y. Hidayatullah, Nurul Aida, Fariz Hidayat
Tuberkulosis masih menjadi polemik kesehatan di Indonesia yang dapat berdampak pada kualitas hidup pasien. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengukur kualitas hidup pasien tuberkulosis paru dan menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup. Penelitian ini merupakan penelitian prospektif observasional dengan desain penelitian cross-sectional yang dilakukan di Puskesmas Perak Timur Surabaya pada bulan Maret hingga Juli 2021. Kuesioner SF-36 digunakan untuk mengukur kualitas hidup pasien TB. Didapatkan empat puluh lima pasien TB paru yang memenuhi kriteria inklusi. Secara umum, kualitas hidup pasien TB tergolong baik, yakni sebesar 71,11 ± 16,65. Skor terbesar ditunjukan pada domain rasa nyeri yaitu 79,83 ± 7,36. Tidak ditemukan perbedaan rerata antara aspek kesehatan mental dan kesehatan fisik pada pasien TB paru (p-value>0,05). Berdasarkan hasil analisis uji Chi-square, hanya variabel jenis kelamin yang berpengaruh terhadap kualitas hidup (p-value = 0,046). Pasien TB yang menjalani pengobatan di fase lanjutan memiliki skor kualitas hidup yang lebih besar dibandingkan pengobatan di fase intensif, meskipun perbedaan tersebut tidak bermakna. Pasien TB paru yang memiliki penyakit komorbid dan yang merasakan efek samping selama pengobatan, ditemukan skor pada domain fungsi fisik yang secara signifikan lebih rendah daripada pasien yang tidak memiliki penyakit komorbid dan yang tanpa efek samping dengan p-value 0,043 dan 0,030 secara berturut-turut. Kesimpulan pada penelitian ini kualitas hidup pasien TB tergolong baik dan hanya variabel jenis kelamin yang berpengaruh terhadap kualitas hidup. Diperlukan upaya elaborasi antar tenaga kesehatan untuk mempertahankan dan meningatkan kualitas hidup pasien TB khususnya pada pasien dengan komorbid dan keluhan efek samping selama pengobatan dengan obat antituberkulosis
{"title":"EVALUASI KUALITAS HIDUP PASIEN TUBERKULOSIS PARU MENGGUNAKAN INSTRUMEN SHORT FORM-36","authors":"Oki Nugraha Putra, A. Y. Hidayatullah, Nurul Aida, Fariz Hidayat","doi":"10.52434/jfb.v13i1.1398","DOIUrl":"https://doi.org/10.52434/jfb.v13i1.1398","url":null,"abstract":"Tuberkulosis masih menjadi polemik kesehatan di Indonesia yang dapat berdampak pada kualitas hidup pasien. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengukur kualitas hidup pasien tuberkulosis paru dan menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup. Penelitian ini merupakan penelitian prospektif observasional dengan desain penelitian cross-sectional yang dilakukan di Puskesmas Perak Timur Surabaya pada bulan Maret hingga Juli 2021. Kuesioner SF-36 digunakan untuk mengukur kualitas hidup pasien TB. Didapatkan empat puluh lima pasien TB paru yang memenuhi kriteria inklusi. Secara umum, kualitas hidup pasien TB tergolong baik, yakni sebesar 71,11 ± 16,65. Skor terbesar ditunjukan pada domain rasa nyeri yaitu 79,83 ± 7,36. Tidak ditemukan perbedaan rerata antara aspek kesehatan mental dan kesehatan fisik pada pasien TB paru (p-value>0,05). Berdasarkan hasil analisis uji Chi-square, hanya variabel jenis kelamin yang berpengaruh terhadap kualitas hidup (p-value = 0,046). Pasien TB yang menjalani pengobatan di fase lanjutan memiliki skor kualitas hidup yang lebih besar dibandingkan pengobatan di fase intensif, meskipun perbedaan tersebut tidak bermakna. Pasien TB paru yang memiliki penyakit komorbid dan yang merasakan efek samping selama pengobatan, ditemukan skor pada domain fungsi fisik yang secara signifikan lebih rendah daripada pasien yang tidak memiliki penyakit komorbid dan yang tanpa efek samping dengan p-value 0,043 dan 0,030 secara berturut-turut. Kesimpulan pada penelitian ini kualitas hidup pasien TB tergolong baik dan hanya variabel jenis kelamin yang berpengaruh terhadap kualitas hidup. Diperlukan upaya elaborasi antar tenaga kesehatan untuk mempertahankan dan meningatkan kualitas hidup pasien TB khususnya pada pasien dengan komorbid dan keluhan efek samping selama pengobatan dengan obat antituberkulosis","PeriodicalId":197039,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Farmako Bahari","volume":"47 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131759943","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
This research has been conducted under the title “formulation and physical properties test of nano cream preparations purified extract of Kenikir leaf (ETDK) and Tampoi fruit peel extract (EKBT)”. This study has formulated a nano cream with a purified extract of Kenikir leaf (ETDK), Tampoi fruit peel extract (EKBT), and a combination of ETDK and EKBT. This study aims to determine the purified extract of Kenikir leaves. The purified extract of Tampoi fruit peel can be formulated as nano cream preparations and to determine the physical parameters (organoleptic test, homogeneity, pH, type of nano cream, spreadability, adhesion, and particle size) for the result of the nano cream. The results of the organoleptic test were described and the physical properties of the nano cream were analyzed by using Excel application. Organoleptic testing of the combination of ETDK and EKBT nano cream formula gave a reddish-white color with an aqueous consistency. The ETDK nano cream formula gave a white bone colour with a watery consistency. In contrast, the nano cream formula with EKBT gave a brownish white colour with a watery consistency. It gives a distinctive smell of extract. The third test of nano cream formulas showed that the physical properties of this nano cream preparation met the standard requirements for physical tests. Test the physical properties that meet the pH requirements, type of nano cream, spreadability, adhesion, and particle size, and all three formulas produced an average particle of less than 300nm.
{"title":"FORMULATION AND PHYSICAL PROPERTIES TEST OF NANO CREAM PREPARATION PURIFIED EXTRACT OF KENIKIR LEAF (ETDK) AND TAMPOI FRUIT PEEL EXTRACT (EKBT)","authors":"Ika Ristia Rahman, Sulastri Herdaningsih","doi":"10.52434/jfb.v12i2.1218","DOIUrl":"https://doi.org/10.52434/jfb.v12i2.1218","url":null,"abstract":"This research has been conducted under the title “formulation and physical properties test of nano cream preparations purified extract of Kenikir leaf (ETDK) and Tampoi fruit peel extract (EKBT)”. This study has formulated a nano cream with a purified extract of Kenikir leaf (ETDK), Tampoi fruit peel extract (EKBT), and a combination of ETDK and EKBT. This study aims to determine the purified extract of Kenikir leaves. The purified extract of Tampoi fruit peel can be formulated as nano cream preparations and to determine the physical parameters (organoleptic test, homogeneity, pH, type of nano cream, spreadability, adhesion, and particle size) for the result of the nano cream. The results of the organoleptic test were described and the physical properties of the nano cream were analyzed by using Excel application. Organoleptic testing of the combination of ETDK and EKBT nano cream formula gave a reddish-white color with an aqueous consistency. The ETDK nano cream formula gave a white bone colour with a watery consistency. In contrast, the nano cream formula with EKBT gave a brownish white colour with a watery consistency. It gives a distinctive smell of extract. The third test of nano cream formulas showed that the physical properties of this nano cream preparation met the standard requirements for physical tests. Test the physical properties that meet the pH requirements, type of nano cream, spreadability, adhesion, and particle size, and all three formulas produced an average particle of less than 300nm.","PeriodicalId":197039,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Farmako Bahari","volume":"33 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134517015","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Akhir-akhir ini banyak dilakukan penelitian tentang penghambatan pertumbuhan sel kanker atau apoptosis dari ekstrak tanaman. Caspase, enzim protease yang berperan dalam apoptosis, menjadi target menarik untuk ditelaah. Penelusuran artikel ini dilakukan untuk memberi informasi tentang peran lain caspase pada apoptosis, karakter kantung katalitiknya, serta interaksinya dengan substrat dan inhibitor. Metode pencarian artikel dilakukan melalui basis data Google Scholar dengan kata kunci “caspase catalytic site”, “apoptosis”, “amino acid residues”, dan “substrates and inhibitors of caspase”. Hasil penelusuran artikel ini menunjukkan bahwa caspase-3 berperan dalam sensitivitas dan efisiensi apoptosis serta menghambat produksi ROS, sedangkan caspase 9 dapat membelah protein pro-apoptosis menjadi bentuk aktifnya. Kantung katalitik masing-masing caspase memiliki residu penting berbeda, yaitu residu Cys285 dan His23 pada caspase-3, Asp374 pada caspase-8, dan pada caspase 9 berupa residu Cys230, His224, Cys272, His237, Cys239, dan Cys287. Substrat caspase-3 adalah DEVD dan DVLD dan inhibitornya yaitu FICA dan DICA bersifat alosterik. Substrat caspase-8 adalah IETD dan saat ini sedang dikembangkan inhibitornya yakni c-FLIP. LEHD adalah substrat caspase-9, serta seng merupakan inhibitor selektif caspase-9. Dapat disimpulkan bahwa selain berperan dalam apoptosis, caspase juga meningkatkan sensitivitas dan efisiensi apoptosis serta menghambat produksi ROS. Walaupun secara umum karakter kantung katalitik caspase mirip, namun masing-masing caspase memiliki residu asam amino penting yang berbeda, dan masing-masing caspase memiliki inhibitor yang menempati posisi alosterik (bukan menghambat di tempat substrat terikat). Review ini akan bermanfaat bagi peneliti bidang penemuan obat antikanker.Kata kunci: antikanker, apoptosis, caspase
{"title":"CASPASE: REVIEW TENTANG PERAN LAIN PADA APOPTOSIS, KARAKTER KANTUNG KATALITIK, SERTA INTERAKSI DENGAN SUBSTRAT DAN INHIBITORNYA","authors":"Maryam Hasymia Ishmatullah, Sandra Megantara, Jutti Levita","doi":"10.52434/jfb.v12i2.1154","DOIUrl":"https://doi.org/10.52434/jfb.v12i2.1154","url":null,"abstract":"Akhir-akhir ini banyak dilakukan penelitian tentang penghambatan pertumbuhan sel kanker atau apoptosis dari ekstrak tanaman. Caspase, enzim protease yang berperan dalam apoptosis, menjadi target menarik untuk ditelaah. Penelusuran artikel ini dilakukan untuk memberi informasi tentang peran lain caspase pada apoptosis, karakter kantung katalitiknya, serta interaksinya dengan substrat dan inhibitor. Metode pencarian artikel dilakukan melalui basis data Google Scholar dengan kata kunci “caspase catalytic site”, “apoptosis”, “amino acid residues”, dan “substrates and inhibitors of caspase”. Hasil penelusuran artikel ini menunjukkan bahwa caspase-3 berperan dalam sensitivitas dan efisiensi apoptosis serta menghambat produksi ROS, sedangkan caspase 9 dapat membelah protein pro-apoptosis menjadi bentuk aktifnya. Kantung katalitik masing-masing caspase memiliki residu penting berbeda, yaitu residu Cys285 dan His23 pada caspase-3, Asp374 pada caspase-8, dan pada caspase 9 berupa residu Cys230, His224, Cys272, His237, Cys239, dan Cys287. Substrat caspase-3 adalah DEVD dan DVLD dan inhibitornya yaitu FICA dan DICA bersifat alosterik. Substrat caspase-8 adalah IETD dan saat ini sedang dikembangkan inhibitornya yakni c-FLIP. LEHD adalah substrat caspase-9, serta seng merupakan inhibitor selektif caspase-9. Dapat disimpulkan bahwa selain berperan dalam apoptosis, caspase juga meningkatkan sensitivitas dan efisiensi apoptosis serta menghambat produksi ROS. Walaupun secara umum karakter kantung katalitik caspase mirip, namun masing-masing caspase memiliki residu asam amino penting yang berbeda, dan masing-masing caspase memiliki inhibitor yang menempati posisi alosterik (bukan menghambat di tempat substrat terikat). Review ini akan bermanfaat bagi peneliti bidang penemuan obat antikanker.Kata kunci: antikanker, apoptosis, caspase","PeriodicalId":197039,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Farmako Bahari","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121137232","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}