Obesitas merupakan penimbunan lemak berlebih dalam tubuh yang disebabkan oleh lebih besarnya jumlah asupan makanan dibandingkan dengan yang digunakan oleh tubuh. Bawang dayak (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb) merupakan tanaman khas Kalimantan yang sering digunakan sebagai obat. Bawang dayak mempunyai metabolit sekunder seperti fenolik, flavonoid, alkaloid, tanin, saponin yang salah satunya bermanfaat sebagai antiobesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya efek antiobesitas ekstrak etanol bawang dayak pada tikus model obesitas. Tikus Wistar jantan dibagi menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor, yaitu kelompok kontrol normal, kontrol tikus obesitas, kontrol obat (orlistat 120 mg/kgbb), dan tiga kelompok uji ekstrak etanol bawang dayak dosis 100, 250, dan 500 mg/kgbb. Induksi obesitas dilakukan melalui pemberian pakan lemak tinggi selama 7 minggu pada semua kelompok kecuali kontrol normal. Terjadinya kondisi obesitas pada hewan uji dinilai dari nilai Indeks Lee ≥ 3. Uji efek antiobesitas dilakukan selama 21 hari pada tikus model obesitas. Efek antiobesitas dinilai dari indeks Lee dan persentase penurunan berat badan. Hasil pengujian menunjukkan ekstrak etanol bawang dayak pada dosis 100, 250, dan 500 mg/kgbb memiliki efek antiobesitas dengan persentase penurunan berat badan pada masing-masing dosis berturut-turut adalah 5,70%, 7,79%, dan 12,53%. Pemberian bawang dayak dosis 500 mg/kgbb selama 3 minggu pada tikus model obesitas dapat mengembalikan kondisi berat badan normal tikus dengan nilai penurunan nilai indeks Lee dari 0,31 menjadi 0,28. Kata kunci: antiobesitas, bawang dayak (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb), tikus model obesitas
{"title":"EFEK ANTIOBESITAS EKSTRAK ETANOL BAWANG DAYAK (Eleutherine Bulbosa (Mill.) Urb) PADA TIKUS MODEL OBESITAS","authors":"Novi Irwan Fauzi, Maria Ulfah, Yosi Fetria Yunis","doi":"10.52434/jfb.v10i2.653","DOIUrl":"https://doi.org/10.52434/jfb.v10i2.653","url":null,"abstract":"Obesitas merupakan penimbunan lemak berlebih dalam tubuh yang disebabkan oleh lebih besarnya jumlah asupan makanan dibandingkan dengan yang digunakan oleh tubuh. Bawang dayak (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb) merupakan tanaman khas Kalimantan yang sering digunakan sebagai obat. Bawang dayak mempunyai metabolit sekunder seperti fenolik, flavonoid, alkaloid, tanin, saponin yang salah satunya bermanfaat sebagai antiobesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya efek antiobesitas ekstrak etanol bawang dayak pada tikus model obesitas. Tikus Wistar jantan dibagi menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor, yaitu kelompok kontrol normal, kontrol tikus obesitas, kontrol obat (orlistat 120 mg/kgbb), dan tiga kelompok uji ekstrak etanol bawang dayak dosis 100, 250, dan 500 mg/kgbb. Induksi obesitas dilakukan melalui pemberian pakan lemak tinggi selama 7 minggu pada semua kelompok kecuali kontrol normal. Terjadinya kondisi obesitas pada hewan uji dinilai dari nilai Indeks Lee ≥ 3. Uji efek antiobesitas dilakukan selama 21 hari pada tikus model obesitas. Efek antiobesitas dinilai dari indeks Lee dan persentase penurunan berat badan. Hasil pengujian menunjukkan ekstrak etanol bawang dayak pada dosis 100, 250, dan 500 mg/kgbb memiliki efek antiobesitas dengan persentase penurunan berat badan pada masing-masing dosis berturut-turut adalah 5,70%, 7,79%, dan 12,53%. Pemberian bawang dayak dosis 500 mg/kgbb selama 3 minggu pada tikus model obesitas dapat mengembalikan kondisi berat badan normal tikus dengan nilai penurunan nilai indeks Lee dari 0,31 menjadi 0,28. \u0000 \u0000Kata kunci: antiobesitas, bawang dayak (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb), tikus model obesitas","PeriodicalId":197039,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Farmako Bahari","volume":"56 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131191169","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Noviyanti Noviyanti, Novriza Sativa, Farid Perdana
Ziziphus nummularia (Burm.f.) Wight&Arn. merupakan tanaman yang termasuk familia rhamnaceae atau dikenal daun bidara biasanya dimanfaatkan untuk obat tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan senyawa kimia serta uji parameter spesifik serta non spesifik dari daun bidara melalui metode standarisasi mutu. Hasil parameter non spesifik menunjukkan bahwa daun bidara memiliki kadar air 4%, kadar abu total 5,06%, kadar abu larut air 2,54%, kadar abu tidak larut asam 0,58%. Untuk parameter spesifik memiliki kadar sari larut air 4,4%, kadar sari larut etanol 1,8%, susut pengeringan 14,3%. Hasil penafisan fitokimia simplisia daun bidara juga mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, fenol dan steroid/triperpenoid. Sedangkan dari hasil Kromatografi Lapis Tipis (KLT) ekstrak metanol menunjukan adanya senyawa flavonoid, alkaloid, steroid, triterpenoid, dan fenol. Kata kunci: Uji parametrik, spesifik, non spesifik, metabolit sekunder, Ziziphus nummularia
{"title":"UJI PARAMETER SPESIFIK DAN NON SPESIFIK DAUN ZIZIPHUS NUMMULARIA (Burm.F.) Wight&Arn SERTA KANDUNGAN SENYAWA METABOLIT SEKUNDER","authors":"Noviyanti Noviyanti, Novriza Sativa, Farid Perdana","doi":"10.52434/jfb.v10i2.660","DOIUrl":"https://doi.org/10.52434/jfb.v10i2.660","url":null,"abstract":"Ziziphus nummularia (Burm.f.) Wight&Arn. merupakan tanaman yang termasuk familia rhamnaceae atau dikenal daun bidara biasanya dimanfaatkan untuk obat tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan senyawa kimia serta uji parameter spesifik serta non spesifik dari daun bidara melalui metode standarisasi mutu. Hasil parameter non spesifik menunjukkan bahwa daun bidara memiliki kadar air 4%, kadar abu total 5,06%, kadar abu larut air 2,54%, kadar abu tidak larut asam 0,58%. Untuk parameter spesifik memiliki kadar sari larut air 4,4%, kadar sari larut etanol 1,8%, susut pengeringan 14,3%. Hasil penafisan fitokimia simplisia daun bidara juga mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, fenol dan steroid/triperpenoid. Sedangkan dari hasil Kromatografi Lapis Tipis (KLT) ekstrak metanol menunjukan adanya senyawa flavonoid, alkaloid, steroid, triterpenoid, dan fenol. \u0000 \u0000Kata kunci: Uji parametrik, spesifik, non spesifik, metabolit sekunder, Ziziphus nummularia","PeriodicalId":197039,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Farmako Bahari","volume":"60 4","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-11-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"113944321","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tanaman kelor (Moringa oleifera) adalah salah satu tanaman yang telah banyak digunakan dalam industri pengobatan tradisional. Beberapa penelitian telah melaporkan bahwa ekstrak daun M. oleifera memiliki aktivitas antiproliferatif pada beberapa sel kanker, di antaranya terhadap sel kanker hati HepG2, sel kanker paru A549, sel kanker kolon Caco-2 dan sel kanker payudara MDA-MB-231, namun penelitian terhadap sel kanker payudara T47D belum dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antikanker daun M. oleifera terhadap sel kanker payudara T47D. Ekstrak daun M. oleifera diperoleh dengan cara ekstraksi menggunakan pelarut etanol, kemudian difraksionasi dengan pelarut n-heksana dan etil asetat. Uji sitotoksik yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan metode MTT assay. Pengujian terhadap induksi apoptosis dilakukan dengan metode pewarnaan Annexin V-PI dan dianalisis dengan flow cytometry. Kajian molekular juga dilakukan melalui pengamatan protein regulator apoptosis, yaitu Bcl-2 dengan metode imunositokimia. Berdasarkan hasil dari MTT assay, sel T47D yang diberi perlakuan dengan fraksi etil asetat daun M. oleifera menunjukkan aktivitas medium sebagai antikanker dengan nilai IC50 sebesar 243,58 μg/mL. Pengujian terhadap apoptosis menunjukkan bahwa fraksi etil asetat daun M. oleifera dapat menginduksi apoptosis. Hasil pengamatan dengan imunositokimia menunjukkan bahwa pemberian fraksi etil asetat daun M. oleifera mampu menurunkan ekspresi protein Bcl-2. Kata kunci: Apoptosis, Moringa oleifera, kanker payudara, sel T47D
{"title":"AKTIVITAS SITOTOKSIK FRAKSI ETIL ASETAT DAUN KELOR (MORINGA OLEIFERA) DAN PENGARUHNYA TERHADAP INDUKSI APOPTOSIS PADA SEL KANKER PAYUDARA T47D","authors":"Riza Apriani, Shabarni Gaffar, Tati Herlina","doi":"10.52434/jfb.v10i1.509","DOIUrl":"https://doi.org/10.52434/jfb.v10i1.509","url":null,"abstract":"Tanaman kelor (Moringa oleifera) adalah salah satu tanaman yang telah banyak digunakan dalam industri pengobatan tradisional. Beberapa penelitian telah melaporkan bahwa ekstrak daun M. oleifera memiliki aktivitas antiproliferatif pada beberapa sel kanker, di antaranya terhadap sel kanker hati HepG2, sel kanker paru A549, sel kanker kolon Caco-2 dan sel kanker payudara MDA-MB-231, namun penelitian terhadap sel kanker payudara T47D belum dilakukan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antikanker daun M. oleifera terhadap sel kanker payudara T47D. Ekstrak daun M. oleifera diperoleh dengan cara ekstraksi menggunakan pelarut etanol, kemudian difraksionasi dengan pelarut n-heksana dan etil asetat. Uji sitotoksik yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan metode MTT assay. Pengujian terhadap induksi apoptosis dilakukan dengan metode pewarnaan Annexin V-PI dan dianalisis dengan flow cytometry. Kajian molekular juga dilakukan melalui pengamatan protein regulator apoptosis, yaitu Bcl-2 dengan metode imunositokimia. Berdasarkan hasil dari MTT assay, sel T47D yang diberi perlakuan dengan fraksi etil asetat daun M. oleifera menunjukkan aktivitas medium sebagai antikanker dengan nilai IC50 sebesar 243,58 μg/mL. Pengujian terhadap apoptosis menunjukkan bahwa fraksi etil asetat daun M. oleifera dapat menginduksi apoptosis. Hasil pengamatan dengan imunositokimia menunjukkan bahwa pemberian fraksi etil asetat daun M. oleifera mampu menurunkan ekspresi protein Bcl-2. \u0000 \u0000Kata kunci: Apoptosis, Moringa oleifera, kanker payudara, sel T47D","PeriodicalId":197039,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Farmako Bahari","volume":"131 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126808024","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Salah satu masalah kesehatan yang terjadi adalah gangguan pencernaan berupa ulkus peptikum. Ulkus peptikum terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara faktor pertahanan mukosa dan faktor agresif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek daun gedi sebagai anti tukak lambung. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai salah satu khasiat dari daun gedi ( Abelmuschus manihot (L) medik ) untuk pengobatan tukak lambung. Penelitian diawali dengan proses ekstrasi daun gedi dengan cara maserasi menggunakan etanol 96%, pengujian efek antitukak lambung hewan diinduksi menggunakan aspirin dosis 500mg/KgBB, dengan dosis uji ekstrak 250, 300, 500mg/kgBB pembanding yang digunakan ranitidine dosis 13,5mg/KgBB. Parameter uji yang diamati adalah jumlah tukak, keparahan tukak dan rasio protektif. Hasil menunjukan ekstrak etanol daun gedi dosis 250, 300 dan 500mg/kgBb memiliki aktivitas antitukak berbeda bermakna terhadap kontrol positif (p,0,05) terhadap tikus yang diinduksi oleh aspirin dengan rasio protektif tertinggi ditunjukan oleh dosis 500mg/KgBB Kata Kunci : Abelmuschus manihot (L) medik, Aspirin, Ulkus peptic, rasio protektif
{"title":"AKTIVITAS ANTITUKAK LAMBUNG EKSTRAK ETANOL DAUN GEDI (Abelmuschus manihot (L) medik) TERHADAP TIKUS JANTAN GALUR WISTAR","authors":"Doni Anshar Nuari, C. T. Yuniar, Syifa Salsabila","doi":"10.52434/jfb.v10i1.520","DOIUrl":"https://doi.org/10.52434/jfb.v10i1.520","url":null,"abstract":"Salah satu masalah kesehatan yang terjadi adalah gangguan pencernaan berupa ulkus peptikum. Ulkus peptikum terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara faktor pertahanan mukosa dan faktor agresif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek daun gedi sebagai anti tukak lambung. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai salah satu khasiat dari daun gedi ( Abelmuschus manihot (L) medik ) untuk pengobatan tukak lambung. Penelitian diawali dengan proses ekstrasi daun gedi dengan cara maserasi menggunakan etanol 96%, pengujian efek antitukak lambung hewan diinduksi menggunakan aspirin dosis 500mg/KgBB, dengan dosis uji ekstrak 250, 300, 500mg/kgBB pembanding yang digunakan ranitidine dosis 13,5mg/KgBB. Parameter uji yang diamati adalah jumlah tukak, keparahan tukak dan rasio protektif. Hasil menunjukan ekstrak etanol daun gedi dosis 250, 300 dan 500mg/kgBb memiliki aktivitas antitukak berbeda bermakna terhadap kontrol positif (p,0,05) terhadap tikus yang diinduksi oleh aspirin dengan rasio protektif tertinggi ditunjukan oleh dosis 500mg/KgBB \u0000 \u0000Kata Kunci : Abelmuschus manihot (L) medik, Aspirin, Ulkus peptic, rasio protektif","PeriodicalId":197039,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Farmako Bahari","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130317564","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Hipertensi merupakan salah satu penyakit kronis dengan tingkat prevalensi yang tinggi di Indonesia. Pengobatan antihipertensi dalam jangka waktu lama dan umumnya pasien merupakan lansia, akan berpotensi pada ketidakpatuhan penggunaan obat, yang selanjutnya akan berpotensi menimbulkan komplikasi dan keparahan penyakit lebih lanjut. Oleh karena itu diperlukan konseling sebagai salah satu upaya untuk mengedukasi dan memantau pengobatan pasien guna mencapai hasil terapi yang optimal dengan harapan adanya perubahan perliaku pasien terutama peningkatan kepatuhan pasien selama pengobatan. Telah dilakukan penelitian untuk menilai tingkat kepatuhan konsumsi obat pada pasien yang diberikan konseling dan tidak diberikan konseling, serta menilai hubungan antara kepatuhan dengan tekanan darah pasien. Responden pasien di setiap kelompok diwawancara mengenai kepatuhan konsumsi obat. Tekanan darah diukur setiap bulan saat wawancara. Pasien kelompok 1 sudah memiliki kepatuhan konsumsi obat (83,78%) yang baik, namun pasien kelompok 2 kepatuhan konsumsi obatnya masih rendah (48,65%). Terdapat perbedaan pengaruh konseling pada kepatuhan konsumsi obat (p0,05). Kata kunci: Hipertensi, Kepatuhan, Konseling, Tekanan darah
{"title":"PENGARUH KONSELING TERHADAP KEPATUHAN PASIEN HIPERTENSI DI SALAH SATU PUSKESMAS DI KOTA BANDUNG","authors":"Genialita Fadhilla","doi":"10.52434/jfb.v10i1.508","DOIUrl":"https://doi.org/10.52434/jfb.v10i1.508","url":null,"abstract":"Hipertensi merupakan salah satu penyakit kronis dengan tingkat prevalensi yang tinggi di Indonesia. Pengobatan antihipertensi dalam jangka waktu lama dan umumnya pasien merupakan lansia, akan berpotensi pada ketidakpatuhan penggunaan obat, yang selanjutnya akan berpotensi menimbulkan komplikasi dan keparahan penyakit lebih lanjut. Oleh karena itu diperlukan konseling sebagai salah satu upaya untuk mengedukasi dan memantau pengobatan pasien guna mencapai hasil terapi yang optimal dengan harapan adanya perubahan perliaku pasien terutama peningkatan kepatuhan pasien selama pengobatan. Telah dilakukan penelitian untuk menilai tingkat kepatuhan konsumsi obat pada pasien yang diberikan konseling dan tidak diberikan konseling, serta menilai hubungan antara kepatuhan dengan tekanan darah pasien. Responden pasien di setiap kelompok diwawancara mengenai kepatuhan konsumsi obat. Tekanan darah diukur setiap bulan saat wawancara. Pasien kelompok 1 sudah memiliki kepatuhan konsumsi obat (83,78%) yang baik, namun pasien kelompok 2 kepatuhan konsumsi obatnya masih rendah (48,65%). Terdapat perbedaan pengaruh konseling pada kepatuhan konsumsi obat (p0,05). \u0000 \u0000Kata kunci: Hipertensi, Kepatuhan, Konseling, Tekanan darah","PeriodicalId":197039,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Farmako Bahari","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123766634","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dhini Annisa Rahmasari Kanto, A. D. Permana, Rukman Hertadi
Kitin dan kitosan merupakan polimer yang banyak digunakan dalam berbagai aplikasi. Polimer jenis ini banyak ditemukan di organisme krustaseae dan serangga. Hermetia illucens merupakan salah satu serangga yang memiliki kandungan kitin pada cangkangnya. Sumber organisme kitin menentukan sifat fisikokimia dari kitin yang diekstraksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengekstraksi kitin dari H. illucens dan mengubahnya menjadi kitosan. Kitin dan kitosan yang diperoleh dikarakterisasi menggunakan spektroskopi inframerah dan mikroskop elektron. Ekstraksi kitin dari H. illucens menghasilkan randemen sebanyak 17,93%. Hasil deasetilasi kitin tersebut menunjukkan bahwa kitosan yang diperoleh memiliki sifat yang khas untuk kitosan. Derajat deasetilasi yang diperoleh sebesar 74,74%. Pencitraan dengan menggunakan mikroskop elektron menunjukkan morfologi permukaan kitosan lebih kasar dan rapat daripada morfologi permukaan kitin. Kata kunci: deasetilasi, kitin, kitosan, hermetia illucens
{"title":"EKSTRAKSI DAN KARAKTERISASI KITIN DAN KITOSAN DARI LALAT SERDADU HITAM (Hermetia illucens)","authors":"Dhini Annisa Rahmasari Kanto, A. D. Permana, Rukman Hertadi","doi":"10.52434/jfb.v10i1.521","DOIUrl":"https://doi.org/10.52434/jfb.v10i1.521","url":null,"abstract":"Kitin dan kitosan merupakan polimer yang banyak digunakan dalam berbagai aplikasi. Polimer jenis ini banyak ditemukan di organisme krustaseae dan serangga. Hermetia illucens merupakan salah satu serangga yang memiliki kandungan kitin pada cangkangnya. Sumber organisme kitin menentukan sifat fisikokimia dari kitin yang diekstraksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengekstraksi kitin dari H. illucens dan mengubahnya menjadi kitosan. Kitin dan kitosan yang diperoleh dikarakterisasi menggunakan spektroskopi inframerah dan mikroskop elektron. Ekstraksi kitin dari H. illucens menghasilkan randemen sebanyak 17,93%. Hasil deasetilasi kitin tersebut menunjukkan bahwa kitosan yang diperoleh memiliki sifat yang khas untuk kitosan. Derajat deasetilasi yang diperoleh sebesar 74,74%. Pencitraan dengan menggunakan mikroskop elektron menunjukkan morfologi permukaan kitosan lebih kasar dan rapat daripada morfologi permukaan kitin. \u0000 \u0000Kata kunci: deasetilasi, kitin, kitosan, hermetia illucens","PeriodicalId":197039,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Farmako Bahari","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128030915","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian tentang pemanfaatan kayu batang jambu bol (Syzygium malaccense)sebagai sumber antioksidan baru telah dilakukan. Hasil skrining fitokimia menunjukkan simplisia mengandung senyawa flavonoid, fenol, saponin, alkaloid, tannin, kuinon dan steroid. Uji daya antioksidan terhadap ekstrak etanol kayu batang jambu bol (Syzygium malaccense) dilakukan dengan menggunakan metode DPPH(2,2 - diphenyl-1-picrihidrazil)dan menunjukkan nilai IC50 sebesar 40.12 0.06 ppm. Vitamin C yang digunakan sebagai pembanding menunjukkan nilai IC50 sebesar 4.07 ± 0.03 ppm. Kata kunci: Batang jambu bol, Syzygium malaccense, antioksidan, metode DPPH
{"title":"PEMANFAATAN KAYU BATANG JAMBU BOL (Syzygium malaccense (L). Merr. & Perry) SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN BARU","authors":"Nenden Fauziah, Noviyanti Noviyanti, Iqbal Musthapa","doi":"10.52434/jfb.v10i1.522","DOIUrl":"https://doi.org/10.52434/jfb.v10i1.522","url":null,"abstract":"Penelitian tentang pemanfaatan kayu batang jambu bol (Syzygium malaccense)sebagai sumber antioksidan baru telah dilakukan. Hasil skrining fitokimia menunjukkan simplisia mengandung senyawa flavonoid, fenol, saponin, alkaloid, tannin, kuinon dan steroid. Uji daya antioksidan terhadap ekstrak etanol kayu batang jambu bol (Syzygium malaccense) dilakukan dengan menggunakan metode DPPH(2,2 - diphenyl-1-picrihidrazil)dan menunjukkan nilai IC50 sebesar 40.12 0.06 ppm. Vitamin C yang digunakan sebagai pembanding menunjukkan nilai IC50 sebesar 4.07 ± 0.03 ppm. \u0000Kata kunci: Batang jambu bol, Syzygium malaccense, antioksidan, metode DPPH","PeriodicalId":197039,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Farmako Bahari","volume":"9 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-10-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126883376","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
N. Nurhabibah, A. Najihudin, Damar Suci Indriawati
Semakin banyaknya sediaan perona pipi (blush on) di pasaran yang mengandung bahan kimia berbahaya, maka dibuat sediaan perona pipi (blush on) dari kulit kayu manis yang mengandung tannin sebagai pewarna alami. Perona pipi (rouge) adalah salah satu jenis tata rias tertua yang mengaplikasikan warna pada pipiyangdigunakan dengan tujuan untuk menambah nilai estetika pada wajah sehingga wajah tampak lebih cantik, lebih segar, dan berdimensi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat dan mengevaluasi sediaan blush on dengan memanfaatkan ekstrak kulit kayu manis sebagai pewarna alami yang aman. Ekstrak diperoleh dengan cara maserasi dengan menggunakan etanol 70%. Formula blush on yang dibuat yaitu menggunakan zat warna dari kulit kayu manis dengan konsentrasi 20%, 25%, dan 30% dengan bahan talkum, magnesium karbonat, zink oksid, zink stearat, amylum manihot, olive oil, kaolin, titanium dioksida, oleum cinnamomi, kemudian diamati warna yang dihasilkan. Pengujian yang dilakukan antara lain : pemerikasaan organoleptik, uji pH sediaan, uji homogenitas, uji kerapuhan, uji daya lekat, uji kesukaan, dan uji iritasi. Secara organoleptis, homogenitas, dan pH, menunjukkan sediaan tetap stabil selama 28 hari penyimpanan. Hasil uji iritasi menunjukkan bahwa sediaan perona pipi yang dibuat tidak menunjukkan adanya iritasi. Hasil uji kesukaan menunjukkan bahwa F3 paling disukai. Kata kunci: Blush on, ekstrak etanol kulit kayu manis, evaluasi blush on
{"title":"FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN PERONA PIPI (BLUSH ON) DARI EKSTRAK ETANOL KULIT KAYU MANIS (Cinnamomum burmanni Nees ex Bl)","authors":"N. Nurhabibah, A. Najihudin, Damar Suci Indriawati","doi":"10.52434/jfb.v9i2.518","DOIUrl":"https://doi.org/10.52434/jfb.v9i2.518","url":null,"abstract":"Semakin banyaknya sediaan perona pipi (blush on) di pasaran yang mengandung bahan kimia berbahaya, maka dibuat sediaan perona pipi (blush on) dari kulit kayu manis yang mengandung tannin sebagai pewarna alami. Perona pipi (rouge) adalah salah satu jenis tata rias tertua yang mengaplikasikan warna pada pipiyangdigunakan dengan tujuan untuk menambah nilai estetika pada wajah sehingga wajah tampak lebih cantik, lebih segar, dan berdimensi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat dan mengevaluasi sediaan blush on dengan memanfaatkan ekstrak kulit kayu manis sebagai pewarna alami yang aman. Ekstrak diperoleh dengan cara maserasi dengan menggunakan etanol 70%. Formula blush on yang dibuat yaitu menggunakan zat warna dari kulit kayu manis dengan konsentrasi 20%, 25%, dan 30% dengan bahan talkum, magnesium karbonat, zink oksid, zink stearat, amylum manihot, olive oil, kaolin, titanium dioksida, oleum cinnamomi, kemudian diamati warna yang dihasilkan. Pengujian yang dilakukan antara lain : pemerikasaan organoleptik, uji pH sediaan, uji homogenitas, uji kerapuhan, uji daya lekat, uji kesukaan, dan uji iritasi. Secara organoleptis, homogenitas, dan pH, menunjukkan sediaan tetap stabil selama 28 hari penyimpanan. Hasil uji iritasi menunjukkan bahwa sediaan perona pipi yang dibuat tidak menunjukkan adanya iritasi. Hasil uji kesukaan menunjukkan bahwa F3 paling disukai. \u0000 \u0000Kata kunci: Blush on, ekstrak etanol kulit kayu manis, evaluasi blush on","PeriodicalId":197039,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Farmako Bahari","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131228122","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pomade merupakan suatu sediaan kosmetik yang masuk dalam kategori wax based yang sedang di minati para pria untuk dapat membuat penampilan rambut yang rapi. Efek tahan lama dan bersinar atau klimis dari kosmetik yang pertama kali muncul pada awal abad ke 19 ini menjadi alasan mengapa kini para lelaki kembali beralih produk pomade. Minyak zaitun mengandung beberapa senyawa, seperti fenol, tokoferol, sterol, pigmen, dan squalene. Minyak ini pun kaya akan vitamin A, B1, B2, C, D, E, K. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari komposisi basis yang stabil dengan variasi konsentrasi paraffinwax dan mencari persentasi minyak zaitun yang menghasilkan sediaan yang baik. Pemilihan basis pomade dan formulasi pomade serta uji stabilitas fisik pomade. Metode pembuatan pada penelitian ini diawali dengan melakukan optimasi basis pomade yaitu membandingkan basis dengan perbedaan konsentrasi paraffin wax 10%, 12,5% dan 15%. Formulasi pomade dibuat dengan variasi konsentrasi minyak zaitun 5%, 7,5%, dan 10%. Evaluasi fisik sediaan meliputi uji organoleptik, homogenitas, pH, stabilitas, daya sebar, uji mekanik dan uji kesukaan yang dilakukan terhadap 20 orang mahasiswa dengan kategori suka pake pomade dan tidak suka pake pomade. Formula yang baik dan stabil adalah yang mengandung faraffin wax 15% dan yang mengandung konsentrasi minyak zaitun 10%. Kata kunci: Kosmetik, Olive oil (Olea europaea), Parafin, Pomade
润发油是一种美容产品,它能让男性对打蜡感兴趣,让他们的头发看起来整洁。这些化妆品在19世纪初首次出现的耐用、光泽或清脆的效果,现在是男性改用润发产品的原因。橄榄油含有一些化合物,如苯酚、tokoferol、sterol、色素和squalene。这种油也含有丰富的维生素A, B1, B2, C, D, E, K选择润发基础和润发配方以及润发的身体稳定性测试。这项研究的制作方法始于润发基质优化,即将基线蜡的浓度差异与10%、12.5%和15%进行比较。润发油配方的成分与橄榄油浓度的变化是5%、7.5%和10%。替代能源的物理评价包括有机润肤露测试、均质性、pH值、稳定性、舒适性、对20名喜欢润发和不喜欢润发的学生进行的机械和最喜欢的测试。一个好的稳定的公式是法拉芬蜡的15%和10%的橄榄油浓度。关键词:化妆品、橄榄油、石蜡、润发油
{"title":"FORMULASI DAN UJI STABILITAS FISIK SEDIAAN POMADE YANG MENGANDUNG MINYAK ZAITUN (Olea europaea)","authors":"N. Auliasari, Akmal Akmal, Caca Efendi","doi":"10.52434/jfb.v9i2.519","DOIUrl":"https://doi.org/10.52434/jfb.v9i2.519","url":null,"abstract":"Pomade merupakan suatu sediaan kosmetik yang masuk dalam kategori wax based yang sedang di minati para pria untuk dapat membuat penampilan rambut yang rapi. Efek tahan lama dan bersinar atau klimis dari kosmetik yang pertama kali muncul pada awal abad ke 19 ini menjadi alasan mengapa kini para lelaki kembali beralih produk pomade. Minyak zaitun mengandung beberapa senyawa, seperti fenol, tokoferol, sterol, pigmen, dan squalene. Minyak ini pun kaya akan vitamin A, B1, B2, C, D, E, K. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari komposisi basis yang stabil dengan variasi konsentrasi paraffinwax dan mencari persentasi minyak zaitun yang menghasilkan sediaan yang baik. Pemilihan basis pomade dan formulasi pomade serta uji stabilitas fisik pomade. Metode pembuatan pada penelitian ini diawali dengan melakukan optimasi basis pomade yaitu membandingkan basis dengan perbedaan konsentrasi paraffin wax 10%, 12,5% dan 15%. Formulasi pomade dibuat dengan variasi konsentrasi minyak zaitun 5%, 7,5%, dan 10%. Evaluasi fisik sediaan meliputi uji organoleptik, homogenitas, pH, stabilitas, daya sebar, uji mekanik dan uji kesukaan yang dilakukan terhadap 20 orang mahasiswa dengan kategori suka pake pomade dan tidak suka pake pomade. Formula yang baik dan stabil adalah yang mengandung faraffin wax 15% dan yang mengandung konsentrasi minyak zaitun 10%. \u0000 \u0000Kata kunci: Kosmetik, Olive oil (Olea europaea), Parafin, Pomade","PeriodicalId":197039,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Farmako Bahari","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129201105","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Teknik preparasi yang tepat dapat mempengaruhi hasil analisis sehingga pemilihan preparasi sampel yang tepat harus diperhitungkan terutama untuk analisis diazepam dalam matriks sampel yang rumit seperti serum dan urin. Molecularly imprinted polymers (MIP) merupakan salah satu teknik preparasi yang efektif untuk mengekstrak analit target dari matriks kompleks sebelum analisis. Pemilihan monomer fungsional merupakan hal terpenting dalam pembuatan MIP yang baik, sehingga pemilihannya sesuai dengan sifat fisikokimia monomer dan diazepam sebagai tamplate. Interaksi monomer dan tamplate yang memberikan nilai binding affinity yang paling baik pada monomer asam adalah p-vinylbenzoic acid sebesar -3,3 kkal/mol, pada monomer basa adalah 5-[1-(2,3-dimethylphenyl)ethenyl]-1H-imidazole sebesar -3,8 kkal/mol dan pada monomer netral adalah ethylstyrene sebesar -3,6 kkal/mol. Dari semua monomer yang diuji baik monomer asam,basa atau netral yang menghasilkan binding affinity yang baik adalah monomer basa yaitu 5-[1-(2,3-dimethylphenyl)ethenyl]-1H-imidazole sebesar -3,8 kkal/mol yang artinya template diazepam akan berinteraksi dengan baik dengan monomer tersebut. Kata kunci: Diazepam, Molekular Imprinting Polimer (MIP), Pemilihan Monomer Fungsional
{"title":"PEMILIHAN MONOMER FUNGSIONAL PADA MOLECULARLY IMPRINTED POLYMER (MIP) DIAZEPAM DENGAN TEKNIK KOMPUTASI","authors":"D. Soni, Aliya Nur Hasanah, M. Mutakin","doi":"10.52434/jfb.v9i2.504","DOIUrl":"https://doi.org/10.52434/jfb.v9i2.504","url":null,"abstract":"Teknik preparasi yang tepat dapat mempengaruhi hasil analisis sehingga pemilihan preparasi sampel yang tepat harus diperhitungkan terutama untuk analisis diazepam dalam matriks sampel yang rumit seperti serum dan urin. Molecularly imprinted polymers (MIP) merupakan salah satu teknik preparasi yang efektif untuk mengekstrak analit target dari matriks kompleks sebelum analisis. Pemilihan monomer fungsional merupakan hal terpenting dalam pembuatan MIP yang baik, sehingga pemilihannya sesuai dengan sifat fisikokimia monomer dan diazepam sebagai tamplate. Interaksi monomer dan tamplate yang memberikan nilai binding affinity yang paling baik pada monomer asam adalah p-vinylbenzoic acid sebesar -3,3 kkal/mol, pada monomer basa adalah 5-[1-(2,3-dimethylphenyl)ethenyl]-1H-imidazole sebesar -3,8 kkal/mol dan pada monomer netral adalah ethylstyrene sebesar -3,6 kkal/mol. Dari semua monomer yang diuji baik monomer asam,basa atau netral yang menghasilkan binding affinity yang baik adalah monomer basa yaitu 5-[1-(2,3-dimethylphenyl)ethenyl]-1H-imidazole sebesar -3,8 kkal/mol yang artinya template diazepam akan berinteraksi dengan baik dengan monomer tersebut. \u0000 \u0000 \u0000Kata kunci: Diazepam, Molekular Imprinting Polimer (MIP), Pemilihan Monomer Fungsional","PeriodicalId":197039,"journal":{"name":"Jurnal Ilmiah Farmako Bahari","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-04-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121998213","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}