Pub Date : 2020-06-01DOI: 10.22302/iopri.war.warta.v25i2.11
Hasrul Abdi Hasibuan
Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji rendemen CPO dan kernel buah sawit di lahan gambut, pasir, dan dataran tinggi. Rendemen CPO dan kernel buah sawit di lahan gambut dibandingkan dengan lahan mineral dalam areal kebun, umur tanaman, dan varietas D×P yang sama, begitu juga pada lahan pasir. Rendemen CPO dan kernel buah sawit ditentukan dari tanaman di dataran tinggi, sedang dan rendah pada kebun, umur dan varietas D×P yang berbeda. Sebanyak 10 tandan buah segar (TBS) matang dari setiap blok pada lahan gambut dan mineral, lahan pasir dan mineral, dan dataran tinggi, sedang, dan rendah dipanen dan selanjutnya dianalisa rendemen CPO dan kernel. Pada lahan gambut, rendemen CPO cenderung lebih rendah dibandingkan di lahan mineral sedangkan rendemen kernel relatif sama. Pada lahan pasir, rendemen CPO juga cenderung lebih rendah dibandingkan di lahan mineral sedangkan rendemen kernel relatif sama. Pada dataran tinggi, sedang dan rendah dari hasil penelitian ini tidak dapat dibandingkan dikarenakan oleh umur tanaman, bahan tanaman D×P dan kebun yang berbeda. Namun demikian, tanaman kelapa sawit yang diusahakan di dataran tinggi dapat menghasilkan rendemen CPO tinggi.
{"title":"PENENTUAN RENDEMEN CPO DAN KERNEL TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT DI LAHAN GAMBUT, PASIR, DAN DATARAN TINGGI","authors":"Hasrul Abdi Hasibuan","doi":"10.22302/iopri.war.warta.v25i2.11","DOIUrl":"https://doi.org/10.22302/iopri.war.warta.v25i2.11","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji rendemen CPO dan kernel buah sawit di lahan gambut, pasir, dan dataran tinggi. Rendemen CPO dan kernel buah sawit di lahan gambut dibandingkan dengan lahan mineral dalam areal kebun, umur tanaman, dan varietas D×P yang sama, begitu juga pada lahan pasir. Rendemen CPO dan kernel buah sawit ditentukan dari tanaman di dataran tinggi, sedang dan rendah pada kebun, umur dan varietas D×P yang berbeda. Sebanyak 10 tandan buah segar (TBS) matang dari setiap blok pada lahan gambut dan mineral, lahan pasir dan mineral, dan dataran tinggi, sedang, dan rendah dipanen dan selanjutnya dianalisa rendemen CPO dan kernel. Pada lahan gambut, rendemen CPO cenderung lebih rendah dibandingkan di lahan mineral sedangkan rendemen kernel relatif sama. Pada lahan pasir, rendemen CPO juga cenderung lebih rendah dibandingkan di lahan mineral sedangkan rendemen kernel relatif sama. Pada dataran tinggi, sedang dan rendah dari hasil penelitian ini tidak dapat dibandingkan dikarenakan oleh umur tanaman, bahan tanaman D×P dan kebun yang berbeda. Namun demikian, tanaman kelapa sawit yang diusahakan di dataran tinggi dapat menghasilkan rendemen CPO tinggi.","PeriodicalId":197056,"journal":{"name":"WARTA Pusat Penelitian Kelapa Sawit","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131526254","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-06-01DOI: 10.22302/iopri.war.warta.v25i2.15
H. Priwiratama, Mahardika Gama Pradana, A. Susanto
Ulat api merupakan salah satu jenis hama yang dapat menyebabkan kerusakan berat pada tajuk tanaman kelapa sawit. Laporan serangan ulat api dengan intensitas berat seringkali terjadi sepanjang tahun di Sumatera Utara yang selama beberapa tahun terakhir didominasi oleh Setothosea asigna, Setora nitens dan Parasa lepida. Selain ketiga spesies tersebut, beberapa jenis ulat api minor juga telah dilaporkan keberadaannya sejak 30 tahun yang lalu, termasuk ulat api kecil Narosa rosipuncta. Pada semester kedua tahun 2019, ledakan N. rosipuncta terjadi di salah satu kebun kelapa sawit di wilayah Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara dengan luas total serangan 28 hektar. Ledakan populasi ulat api minor N. rosipuncta tersebut mengindikasikan tidak berlangsungnya mekanisme pengendalian alami di lapangan selain pelaksanaan monitoring yang tidak konsisten. Upaya pengendalian untuk menurunkan populasi N. rosipuncta secara cepat telah berhasil dilakukan dengan aplikasi insektisida berbahan aktif deltametrin.
{"title":"KEMUNCULAN KEMBALI ULAT API Narosa rosipuncta Holloway (Lepidoptera: Limacodidae) DAN PENGENDALIANNYA DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT SUMATERA UTARA","authors":"H. Priwiratama, Mahardika Gama Pradana, A. Susanto","doi":"10.22302/iopri.war.warta.v25i2.15","DOIUrl":"https://doi.org/10.22302/iopri.war.warta.v25i2.15","url":null,"abstract":"Ulat api merupakan salah satu jenis hama yang dapat menyebabkan kerusakan berat pada tajuk tanaman kelapa sawit. Laporan serangan ulat api dengan intensitas berat seringkali terjadi sepanjang tahun di Sumatera Utara yang selama beberapa tahun terakhir didominasi oleh Setothosea asigna, Setora nitens dan Parasa lepida. Selain ketiga spesies tersebut, beberapa jenis ulat api minor juga telah dilaporkan keberadaannya sejak 30 tahun yang lalu, termasuk ulat api kecil Narosa rosipuncta. Pada semester kedua tahun 2019, ledakan N. rosipuncta terjadi di salah satu kebun kelapa sawit di wilayah Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara dengan luas total serangan 28 hektar. Ledakan populasi ulat api minor N. rosipuncta tersebut mengindikasikan tidak berlangsungnya mekanisme pengendalian alami di lapangan selain pelaksanaan monitoring yang tidak konsisten. Upaya pengendalian untuk menurunkan populasi N. rosipuncta secara cepat telah berhasil dilakukan dengan aplikasi insektisida berbahan aktif deltametrin.","PeriodicalId":197056,"journal":{"name":"WARTA Pusat Penelitian Kelapa Sawit","volume":"59 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128437480","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-06-01DOI: 10.22302/iopri.war.warta.v25i2.17
Ernayunita Ernayunita, Taryono
Temporary Immersion System (TIS) merupakan salah satu metode perbanyakan berbasis bioreaktor yang menggunakan sistem perendaman sesaat. Sistem perendaman yang hanya sesaat dan secara berkala memfasilitasi sel mendapatkan cukup oksigen, serta membatasi paparan dengan media kultur sehingga mampu menekan abnormalitas. Oleh karena itu, TIS potensial digunakan untuk perbanyakan kelapa sawit melalui budidaya in vitro yang secara umum masih terkendala adanya abnormalitas. Selain itu, perbaikan teknik budidaya in vitro kelapa sawit menggunakan TIS memungkinkan pergantian medium dilakukan secara otomatis sehingga mampu menekan kontaminasi. Penggunaan TIS juga mampu memberikan dampak positif khususnya dalam perbaikan fisiologis sel berupa peningkatan mutu dan regenerasi kalus, tinggi tanaman dan persentase pembentukan akar yang lebih baik dibandingkan dengan media padat maupun media cair lainnya. Planlet yang dihasilkan dari TIS memiliki laju respirasi yang rendah sehingga planlet tidak mudah mengalami dehidrasi dan mampu beradaptasi di lingkungan aklimatisasi. Selain itu, perbaikan teknik kultur in vitro menggunakan TIS dilaporkan mampu menekan abnormalitas planlet beberapa komoditas perkebunan salah satunya kelapa sawit.
{"title":"PERBAIKAN METODE BUDIDAYA IN VITRO SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) MENGGUNAKAN TEMPORARY IMMERSION SYSTEM (TIS)","authors":"Ernayunita Ernayunita, Taryono","doi":"10.22302/iopri.war.warta.v25i2.17","DOIUrl":"https://doi.org/10.22302/iopri.war.warta.v25i2.17","url":null,"abstract":"Temporary Immersion System (TIS) merupakan salah satu metode perbanyakan berbasis bioreaktor yang menggunakan sistem perendaman sesaat. Sistem perendaman yang hanya sesaat dan secara berkala memfasilitasi sel mendapatkan cukup oksigen, serta membatasi paparan dengan media kultur sehingga mampu menekan abnormalitas. Oleh karena itu, TIS potensial digunakan untuk perbanyakan kelapa sawit melalui budidaya in vitro yang secara umum masih terkendala adanya abnormalitas. Selain itu, perbaikan teknik budidaya in vitro kelapa sawit menggunakan TIS memungkinkan pergantian medium dilakukan secara otomatis sehingga mampu menekan kontaminasi. Penggunaan TIS juga mampu memberikan dampak positif khususnya dalam perbaikan fisiologis sel berupa peningkatan mutu dan regenerasi kalus, tinggi tanaman dan persentase pembentukan akar yang lebih baik dibandingkan dengan media padat maupun media cair lainnya. Planlet yang dihasilkan dari TIS memiliki laju respirasi yang rendah sehingga planlet tidak mudah mengalami dehidrasi dan mampu beradaptasi di lingkungan aklimatisasi. Selain itu, perbaikan teknik kultur in vitro menggunakan TIS dilaporkan mampu menekan abnormalitas planlet beberapa komoditas perkebunan salah satunya kelapa sawit.","PeriodicalId":197056,"journal":{"name":"WARTA Pusat Penelitian Kelapa Sawit","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123500808","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-06-01DOI: 10.22302/iopri.war.warta.v25i2.22
S. Sujadi, Nanang Supena
Kelapa sawit merupakan tanaman monokotil dengan bunga betina dan bunga jantan terdapat pada satu pohon, dan biasanya terjadi kawin silang dengan bantuan serangga penyerbuk kelapa sawit (Elaeidobius kamerunicus) untuk menghasilkan tandan buah. Bunga jantan dan bunga betina kelapa sawit berpotensi keluar dari setiap pangkal pelepah. Bunga kelapa sawit biasanya muncul setelah tanaman berumur satu tahun di lapangan. Tulisan ini akan menyampaikan sebagian dari hasil penelitian fenologi kemunculan bunga dan buah kelapa sawit di beberapa nomor percobaan Kelompok Peneliti Pemuliaan yang ditanam di Kebun Benih Adolina PT Perkebunan Nusantara IV. Foto-foto yang ditampilkan mengacu kepada standar yang ditetapkan oleh BBCH (Biologische Bundesantalt Bundessortenamt und Chemische Industrie) mengenai tahapan perkembangan bunga dan buah pada tanaman kelapa sawit.
棕榈油是一种单营养素植物,在一棵树上有雌性和雄性花朵,通常是在椰子树传粉昆虫(Elaeidobius carunicus)的帮助下杂交生产果实串。雄性和雌性棕榈油可能从每个花根中渗出。棕榈油通常在植株一岁后才会出现。这篇文章将部分研究结果fenologi棕榈油花朵和果实的出现在一些数字育种研究小组的实验,在花园里种植种子Adolina PT群岛IV的种植园。照片显示的指BBCH所定的标准(Biologische Bundesantalt Bundessortenamt und Chemische Industrie)关于植物的花朵和果实发育阶段棕榈油。
{"title":"TAHAP PERKEMBANGAN BUNGA DAN BUAH TANAMAN KELAPA SAWIT","authors":"S. Sujadi, Nanang Supena","doi":"10.22302/iopri.war.warta.v25i2.22","DOIUrl":"https://doi.org/10.22302/iopri.war.warta.v25i2.22","url":null,"abstract":"Kelapa sawit merupakan tanaman monokotil dengan bunga betina dan bunga jantan terdapat pada satu pohon, dan biasanya terjadi kawin silang dengan bantuan serangga penyerbuk kelapa sawit (Elaeidobius kamerunicus) untuk menghasilkan tandan buah. Bunga jantan dan bunga betina kelapa sawit berpotensi keluar dari setiap pangkal pelepah. Bunga kelapa sawit biasanya muncul setelah tanaman berumur satu tahun di lapangan. Tulisan ini akan menyampaikan sebagian dari hasil penelitian fenologi kemunculan bunga dan buah kelapa sawit di beberapa nomor percobaan Kelompok Peneliti Pemuliaan yang ditanam di Kebun Benih Adolina PT Perkebunan Nusantara IV. Foto-foto yang ditampilkan mengacu kepada standar yang ditetapkan oleh BBCH (Biologische Bundesantalt Bundessortenamt und Chemische Industrie) mengenai tahapan perkembangan bunga dan buah pada tanaman kelapa sawit.","PeriodicalId":197056,"journal":{"name":"WARTA Pusat Penelitian Kelapa Sawit","volume":"97 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133236993","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-06-01DOI: 10.22302/iopri.war.warta.v25i2.21
A. Susanto, A. Prasetyo, H. Priwiratama
Tandan buah kelapa sawit yang dipanen dapat menggambarkan proses penyerbukan yang terjadi pada 6 bulan sebelumnya dan keadaan nutrisi selama proses perkembangan buah. Penyerbukan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan polen dengan viabilitas yang tinggi dan kecukupan populasi serangga penyerbuk Elaeidobius kamerunicus. Penelitian ini mengkaji dua kelompok tanaman dengan kondisi fisik yang berbeda, tanaman jagur dan tanaman kurus. Kajian dilakukan masing-masing pada tanaman tahun tanam 2000, 2006, 2010. Pengamatan meliputi penghitungan nilai fruit set dan fruit to bunch tandan kelapa sawit, produksi dan viabilitas polen dari bunga jantan yang dihasilkan, jumlah populasi kumbang E. kamerunicus per ha, dan analisis hara daun dan tanah. Hasil kajian menunjukkan bahwa nilai fruit set dan fruit to bunch pada tanaman kurus jauh lebih rendah dibandingkan dengan tanaman jagur. Secara umum, semakin tua umur tanaman maka fruit set dan fruit to bunch semakin tinggi. Nilai fruit set sangat dipengaruhi oleh produksi dan viabilitas polen dari bunga jantan mekar dan kecukupan populasi E. kamerunicus yang selalu di atas 20.000 kumbang/ha. Sementara itu, nilai fruit to bunch sangat dipengaruhi oleh ketersediaan nutrisi dalam tanah dan konsentrasi hara dalam daun kelapa sawit.
{"title":"HUBUNGAN KESEHATAN TANAMAN TERHADAP PENYERBUKAN KELAPA SAWIT","authors":"A. Susanto, A. Prasetyo, H. Priwiratama","doi":"10.22302/iopri.war.warta.v25i2.21","DOIUrl":"https://doi.org/10.22302/iopri.war.warta.v25i2.21","url":null,"abstract":"Tandan buah kelapa sawit yang dipanen dapat menggambarkan proses penyerbukan yang terjadi pada 6 bulan sebelumnya dan keadaan nutrisi selama proses perkembangan buah. Penyerbukan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan polen dengan viabilitas yang tinggi dan kecukupan populasi serangga penyerbuk Elaeidobius kamerunicus. Penelitian ini mengkaji dua kelompok tanaman dengan kondisi fisik yang berbeda, tanaman jagur dan tanaman kurus. Kajian dilakukan masing-masing pada tanaman tahun tanam 2000, 2006, 2010. Pengamatan meliputi penghitungan nilai fruit set dan fruit to bunch tandan kelapa sawit, produksi dan viabilitas polen dari bunga jantan yang dihasilkan, jumlah populasi kumbang E. kamerunicus per ha, dan analisis hara daun dan tanah. Hasil kajian menunjukkan bahwa nilai fruit set dan fruit to bunch pada tanaman kurus jauh lebih rendah dibandingkan dengan tanaman jagur. Secara umum, semakin tua umur tanaman maka fruit set dan fruit to bunch semakin tinggi. Nilai fruit set sangat dipengaruhi oleh produksi dan viabilitas polen dari bunga jantan mekar dan kecukupan populasi E. kamerunicus yang selalu di atas 20.000 kumbang/ha. Sementara itu, nilai fruit to bunch sangat dipengaruhi oleh ketersediaan nutrisi dalam tanah dan konsentrasi hara dalam daun kelapa sawit.","PeriodicalId":197056,"journal":{"name":"WARTA Pusat Penelitian Kelapa Sawit","volume":"49 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126939198","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-02-01DOI: 10.22302/iopri.war.warta.v25i1.6
A. Susanto, A. Prasetyo, Hari Prawiratama, Yopi Loren, Tjut Ahmad Perdana Rozziansha
Salah satu keberhasilan pengendalian hama dan penyakit di perkebunan kelapa sawit adalah penerapan sistem monitoring atau sensus hama dan penyakit. Sistem yang selama ini dikembangkan yaitu berdasarkan pengamatan dan pencatatan manual oleh petugas hama. Sistem baru yang dikembangkan yaitu menggunakan sistem teknologi informasi berbasis smartphone android. Aplikasi android yang dikembangkan untuk pencatatan sistem monitoring ini bernama Monitoring HPT Sawit yang dapat di download di Google Playstore. Sistem baru monitoring hama dan penyakit ini diharapkan dapat memutus rantai pelaporan hasil monitoring sehingga penyusunan strategi pencegahan dan pengendalian dapat dilakukan secara lebih cepat dan tepat sasaran.
{"title":"SISTEM ANDROID MONITORING HAMA DAN PENYAKIT PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT","authors":"A. Susanto, A. Prasetyo, Hari Prawiratama, Yopi Loren, Tjut Ahmad Perdana Rozziansha","doi":"10.22302/iopri.war.warta.v25i1.6","DOIUrl":"https://doi.org/10.22302/iopri.war.warta.v25i1.6","url":null,"abstract":"Salah satu keberhasilan pengendalian hama dan penyakit di perkebunan kelapa sawit adalah penerapan sistem monitoring atau sensus hama dan penyakit. Sistem yang selama ini dikembangkan yaitu berdasarkan pengamatan dan pencatatan manual oleh petugas hama. Sistem baru yang dikembangkan yaitu menggunakan sistem teknologi informasi berbasis smartphone android. Aplikasi android yang dikembangkan untuk pencatatan sistem monitoring ini bernama Monitoring HPT Sawit yang dapat di download di Google Playstore. Sistem baru monitoring hama dan penyakit ini diharapkan dapat memutus rantai pelaporan hasil monitoring sehingga penyusunan strategi pencegahan dan pengendalian dapat dilakukan secara lebih cepat dan tepat sasaran.","PeriodicalId":197056,"journal":{"name":"WARTA Pusat Penelitian Kelapa Sawit","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-02-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128735635","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-02-01DOI: 10.22302/iopri.war.warta.v25i1.5
Donnarina Simanjuntak, Sedyo Hartono
Setothosea asigna hingga sekarang masih menjadi hama mayor yang menyerang daun kelapa sawit. Virus entomopatogen merupakan mikroorganisme yang selama ini efektif untuk mengendalikan ulat api S. asigna secara biologi dan ramah lingkungan. Akan tetapi perbanyakan virus tersebut sampai saat ini masih dilakukan secara konvensional dan kurang aplikatif. Oleh sebab itu, diperlukan formulasi baru virus entomopatogen yang efektif dan aplikatif. Pada penelitian ini telah disiapkan dua bentuk formulasi, yaitu tepung dan cair. Dalam formulasi tepung terkandung 2,19 x 105 polihedra/ml, sedangkan dalam formulasi cair terkandung 2,33 x 105 polihedra/ml. Dalam penelitian ini, virus entomopatogen yang digunakan dikumpulkan dari kebun kelapa sawit yang berlokasi di daerah Bah Jambi, kabupaten Simalungun, Sumatera Utara dan setelah melalui hasil amplifikasi DNA memiliki fragmen asam nukleat berukuran 250 bp. Hasil uji lapangan yang dilakukan di Kebun Sawit Rakyat di Kecamatan Kubu, Balam Riau, menunjukkan bahwa keempat perlakuan formulasi virus, yaitu 20 gram dan 50 gram formulasi tepung serta 50 ml dan 100 ml formulasi cair masing-masing memiliki nilai mortalitas larva S. asigna sebesar 67,67%; 69,33%, 71,33%, dan 75,67% pada 9 hari setelah aplikasi. Dari hasil ini menunjukkan bahwa formulasi baru virus entomopatogen berpotensi mengendalikan larva S. asigna di lapangan.
塞托西亚的阿西尼亚至今仍是攻击油棕的主要害虫。昆虫病原病毒是一种微生物,在生物学和环境友好的环境中有效地控制了阿西尼亚河。然而,迄今为止,病毒的传播仍然是传统的,缺乏应用。因此,需要一个有效和应用的昆虫病毒新配方。这项研究已经准备了两种不同形式的面粉和液体配方。面粉配方中有2.19×105的聚合剂/ml,而液体配方中有2.33×105的聚合剂/ml。在这项研究中,使用的昆虫病毒病原体是从位于北苏门答腊西马根区(Simalungun county Simalungun)的棕榈园收集而来的。该领域在土卫五省巴拉姆廖内棕榈果园进行的实地测试表明,四种病毒配方——20克和50克面粉配方、50毫升和100毫升液体配方——每一种都有67.67%的亚述幼虫死亡率;69.33%, 71,33%, 75.67%在申请后9天。这些结果表明,新的昆虫病毒病原体配方可能控制着田野里的亚洲幼虫。
{"title":"ISOLASI RNA VIRUS ENTOMOPATOGEN DARI ULAT API SETOTHOSEA ASIGNA","authors":"Donnarina Simanjuntak, Sedyo Hartono","doi":"10.22302/iopri.war.warta.v25i1.5","DOIUrl":"https://doi.org/10.22302/iopri.war.warta.v25i1.5","url":null,"abstract":"Setothosea asigna hingga sekarang masih menjadi hama mayor yang menyerang daun kelapa sawit. Virus entomopatogen merupakan mikroorganisme yang selama ini efektif untuk mengendalikan ulat api S. asigna secara biologi dan ramah lingkungan. Akan tetapi perbanyakan virus tersebut sampai saat ini masih dilakukan secara konvensional dan kurang aplikatif. Oleh sebab itu, diperlukan formulasi baru virus entomopatogen yang efektif dan aplikatif. Pada penelitian ini telah disiapkan dua bentuk formulasi, yaitu tepung dan cair. Dalam formulasi tepung terkandung 2,19 x 105 polihedra/ml, sedangkan dalam formulasi cair terkandung 2,33 x 105 polihedra/ml. Dalam penelitian ini, virus entomopatogen yang digunakan dikumpulkan dari kebun kelapa sawit yang berlokasi di daerah Bah Jambi, kabupaten Simalungun, Sumatera Utara dan setelah melalui hasil amplifikasi DNA memiliki fragmen asam nukleat berukuran 250 bp. Hasil uji lapangan yang dilakukan di Kebun Sawit Rakyat di Kecamatan Kubu, Balam Riau, menunjukkan bahwa keempat perlakuan formulasi virus, yaitu 20 gram dan 50 gram formulasi tepung serta 50 ml dan 100 ml formulasi cair masing-masing memiliki nilai mortalitas larva S. asigna sebesar 67,67%; 69,33%, 71,33%, dan 75,67% pada 9 hari setelah aplikasi. Dari hasil ini menunjukkan bahwa formulasi baru virus entomopatogen berpotensi mengendalikan larva S. asigna di lapangan. ","PeriodicalId":197056,"journal":{"name":"WARTA Pusat Penelitian Kelapa Sawit","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-02-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132414665","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-02-01DOI: 10.22302/iopri.war.warta.v25i1.9
H. Hasibuan
Praktik penyiraman tandan buah kelapa sawit sering dilakukan oleh beberapa pengumpul (agen) saat pengangkutan tandan buah kelapa sawit ke pabrik kelapa sawit (PKS). Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji pengaruh penyiraman dan perendaman tandan buah kelapa sawit terhadap berat tandan buah kelapa sawit dan asam lemak bebas (ALB) minyak sawit. Sampel tandan buah kelapa sawit yang digunakan adalah tandan buah segar dan tandan buah yang diinapkan selama 1 dan 2 hari. Penyiraman tandan buah kelapa sawit dilakukan dengan memvariasikan waktu penirisan selama 15-180 menit. Perendaman tandan buah kelapa sawit dilakukan selama 30-120 menit dan kemudian ditiriskan selama 30 menit. Penyiraman tandan buah kelapa sawit cenderung meningkatkan berat tandan buah kelapa sawit dan besarnya peningkatan berat tandan buah kelapa sawit sangat tergantung pada waktu penirisan. Perendaman tandan buah kelapa sawit juga meningkatkan berat tandan buah kelapa sawit dan besarnya peningkatan berat sangat tergantung pada waktu perendaman. Kadar ALB minyak pada tandan buah segar dan tandan buah yang diinapkan dengan perlakuan penyiraman dan perendaman cenderung meningkat seiring dengan semakin lama waktu penirisan setelah penyiraman dan waktu perendaman. Peningkatan ALB tertinggi terjadi pada buah yang diinapkan selama 2 hari. Oleh karena itu, sebaiknya buah tidak diinapkan, disiram atau direndam.
{"title":"PENGARUH PENYIRAMAN DAN PERENDAMAN TANDAN BUAH KELAPA SAWIT TERHADAP BERAT TANDAN BUAH KELAPA SAWIT DAN ASAM LEMAK BEBAS MINYAK SAWIT","authors":"H. Hasibuan","doi":"10.22302/iopri.war.warta.v25i1.9","DOIUrl":"https://doi.org/10.22302/iopri.war.warta.v25i1.9","url":null,"abstract":"Praktik penyiraman tandan buah kelapa sawit sering dilakukan oleh beberapa pengumpul (agen) saat pengangkutan tandan buah kelapa sawit ke pabrik kelapa sawit (PKS). Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji pengaruh penyiraman dan perendaman tandan buah kelapa sawit terhadap berat tandan buah kelapa sawit dan asam lemak bebas (ALB) minyak sawit. Sampel tandan buah kelapa sawit yang digunakan adalah tandan buah segar dan tandan buah yang diinapkan selama 1 dan 2 hari. Penyiraman tandan buah kelapa sawit dilakukan dengan memvariasikan waktu penirisan selama 15-180 menit. Perendaman tandan buah kelapa sawit dilakukan selama 30-120 menit dan kemudian ditiriskan selama 30 menit. Penyiraman tandan buah kelapa sawit cenderung meningkatkan berat tandan buah kelapa sawit dan besarnya peningkatan berat tandan buah kelapa sawit sangat tergantung pada waktu penirisan. Perendaman tandan buah kelapa sawit juga meningkatkan berat tandan buah kelapa sawit dan besarnya peningkatan berat sangat tergantung pada waktu perendaman. Kadar ALB minyak pada tandan buah segar dan tandan buah yang diinapkan dengan perlakuan penyiraman dan perendaman cenderung meningkat seiring dengan semakin lama waktu penirisan setelah penyiraman dan waktu perendaman. Peningkatan ALB tertinggi terjadi pada buah yang diinapkan selama 2 hari. Oleh karena itu, sebaiknya buah tidak diinapkan, disiram atau direndam.","PeriodicalId":197056,"journal":{"name":"WARTA Pusat Penelitian Kelapa Sawit","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-02-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125374373","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-02-01DOI: 10.22302/iopri.war.warta.v25i1.7
Mahardika Gama Pradana, Hartanta, Hari Prawiratama, A. Prasetyo, A. Susanto
Kumbang malam Apogonia sp. dan Adoretus sp. merupakan salah satu hama utama pada pembibitan kelapa sawit. Perilaku nokturnal dan fototaksis kumbang tersebut menjadi suatu pendekatan dalam menyusun perangkap lampu sebagai media monitoring yang efektif. Pada penelitian ini perangkap lampu yang digunakan terdiri dari tiga jenis warna yaitu ungu, kuning, dan putih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perangkap lampu dengan sumber sinar ungu mampu menarik kumbang malam Apogonia sp. dan Adoretus sp. dalam jumlah paling tinggi, diikuti dengan perangkap dengan lampu berwarna kuning dan putih. Dalam penelitian ini diperoleh informasi mengenai waktu yang menunjukkan puncak aktivitas dari kumbang malam tersebut sehingga dapat digunakan sebagai waktu acuan dalam melakukan monitoring dan pengendalian hama tersebut. Penggunaan perangkap lampu diharapkan sebagai sarana monitoring dan alternatif pengendalian yang ramah lingkungan.
{"title":"APLIKASI PERANGKAP LAMPU SEBAGAI SARANA MONITORING DAN PENGENDALIAN HAMA KUMBANG MALAM DI PEMBIBITAN KELAPA SAWIT","authors":"Mahardika Gama Pradana, Hartanta, Hari Prawiratama, A. Prasetyo, A. Susanto","doi":"10.22302/iopri.war.warta.v25i1.7","DOIUrl":"https://doi.org/10.22302/iopri.war.warta.v25i1.7","url":null,"abstract":"Kumbang malam Apogonia sp. dan Adoretus sp. merupakan salah satu hama utama pada pembibitan kelapa sawit. Perilaku nokturnal dan fototaksis kumbang tersebut menjadi suatu pendekatan dalam menyusun perangkap lampu sebagai media monitoring yang efektif. Pada penelitian ini perangkap lampu yang digunakan terdiri dari tiga jenis warna yaitu ungu, kuning, dan putih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perangkap lampu dengan sumber sinar ungu mampu menarik kumbang malam Apogonia sp. dan Adoretus sp. dalam jumlah paling tinggi, diikuti dengan perangkap dengan lampu berwarna kuning dan putih. Dalam penelitian ini diperoleh informasi mengenai waktu yang menunjukkan puncak aktivitas dari kumbang malam tersebut sehingga dapat digunakan sebagai waktu acuan dalam melakukan monitoring dan pengendalian hama tersebut. Penggunaan perangkap lampu diharapkan sebagai sarana monitoring dan alternatif pengendalian yang ramah lingkungan.","PeriodicalId":197056,"journal":{"name":"WARTA Pusat Penelitian Kelapa Sawit","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-02-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122226272","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kelapa sawit merupakan tanaman perkebunan penghasil minyak yang penting di dunia. Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan minyak sawit yang tinggi adalah dengan penggunaan bahan tanaman yang unggul, contohnya klon kelapa sawit unggul. Klon kelapa sawit unggul memiliki kelebihan dibandingkan bahan tanaman unggul hasil persilangan, yaitu sifatnya yang seragam dan produktivitas per hektar yang lebih tinggi. Pengembangan klon kelapa sawit memiliki beberapa kendala, di antaranya masalah abnormalitas dan efisiensi proses kultur jaringan. Hal ini memicu berkembangnya penelitian di bidang kultur jaringan kelapa sawit sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan yang ada. Beberapa penelitian telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Meskipun mengalami beberapa kendala, kultur jaringan di PPKS memiliki peluang untuk mendapatkan bahan tanaman unggul kelapa sawit yang rendah abnormalitasnya serta proses kultur jaringan yang lebih efisien. Tulisan ini mengulas tantangan yang dihadapi dalam penerapan teknologi kultur jaringan kelapa sawit dan usaha-usaha pemecahannya, serta peluang pengembangan kultur jaringan kelapa sawit.
{"title":"KULTUR JARINGAN KELAPA SAWIT","authors":"Dian Rahma Pratiwi, Sri Wening, Nanang Supena, Retno Diah Sediawati, Yurna Yenni","doi":"10.22302/iopri.war.warta.v25i1.8","DOIUrl":"https://doi.org/10.22302/iopri.war.warta.v25i1.8","url":null,"abstract":"Kelapa sawit merupakan tanaman perkebunan penghasil minyak yang penting di dunia. Salah satu upaya untuk memenuhi kebutuhan minyak sawit yang tinggi adalah dengan penggunaan bahan tanaman yang unggul, contohnya klon kelapa sawit unggul. Klon kelapa sawit unggul memiliki kelebihan dibandingkan bahan tanaman unggul hasil persilangan, yaitu sifatnya yang seragam dan produktivitas per hektar yang lebih tinggi. Pengembangan klon kelapa sawit memiliki beberapa kendala, di antaranya masalah abnormalitas dan efisiensi proses kultur jaringan. Hal ini memicu berkembangnya penelitian di bidang kultur jaringan kelapa sawit sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan yang ada. Beberapa penelitian telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Meskipun mengalami beberapa kendala, kultur jaringan di PPKS memiliki peluang untuk mendapatkan bahan tanaman unggul kelapa sawit yang rendah abnormalitasnya serta proses kultur jaringan yang lebih efisien. Tulisan ini mengulas tantangan yang dihadapi dalam penerapan teknologi kultur jaringan kelapa sawit dan usaha-usaha pemecahannya, serta peluang pengembangan kultur jaringan kelapa sawit.","PeriodicalId":197056,"journal":{"name":"WARTA Pusat Penelitian Kelapa Sawit","volume":"93 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-02-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132008781","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}