首页 > 最新文献

Indonesian Journal of Public Health Nutrition最新文献

英文 中文
Food Insecurity Associated with Double-Burden of Malnutrition among Women in Reproductive Age in Ciampea Sub-district, Bogor, West Java 粮食不安全与西爪哇茂物Ciampea街道育龄妇女营养不良双重负担有关
Pub Date : 2021-04-30 DOI: 10.7454/ijphn.v1i2.4805
Seala Septiani, Ismi Irfiyanti, T. Hải, H. Khusun, Luh Ade Wiradnyani, A. Kekalih, P. D. Sahanggamu
AbstractDouble burdens of malnutrition among women have occurred across most developing countries including Indonesia. This study compared the associated factors among overweight and underweight of women in reproductive age (WRA) in rural Ciampea Sub-district, Bogor, West Java. This cross-sectional study surveyed the nutritional status of 575 mothers (16-49 years old) who have under two-years-old children. Nutritional status was assessed by body-mass-index (BMI) and mid-upper arm circumference (MUAC), food security status by US-Food Security Survey Module (US-FSSM), dietary intake by a single 24-H dietary recall. The prevalence of underweight, overweight, and obese among this group were 10%, 15.8%, and 34.2%. Food security status was the single factor associated with overweight (p=0.026). However, after adjustment with other factors, food insecurity with hunger was found to be the highest risk of being underweight (AdjOR=3.95; 95%CI: 1.46-10.64). Contrarily, it contributed to lower chances of being overweight among WRA (AdjOR=0.40, 95%CI: 0.21-0.77). In conclusion, food security status in this population associated with both under- and over-nutrition, in addition to other factors such as age and education level of WRA. Ensuring the availability and affordability of nutritious food together with proper nutrition education to rural communities might be worthwhile to improve this condition.AbstrakBeban ganda malnutrisi pada wanita terjadi di sebagian besar negara berkembang, termasuk Indonesia. Penelitian ini membandingkan faktor-faktor yang berhubungan pada wanita usia subur (WUS) dengan status gizi kurang dan lebih di pedesaan Ciampea, Bogor, Jawa Barat. Studi potong lintang ini mensurvei status gizi pada 575 Ibu (usia 16-49 tahun) yang memiliki baduta. Penilaian status gizi menggunakan indeks massa tubuh (IMT) dan lingkar lengan atas (LILA), status ketahanan pangan oleh US-Food Security Survey Module (US-FSSM), asupan makanan dengan food recall 24-jam. Prevalensi gizi kurang, lebih, dan obesitas pada kelompok ini adalah 10%, 15,8%, dan 34,2%. Status ketahanan pangan merupakan faktor tunggal yang terkait dengan kelebihan berat badan (p = 0,026). Namun, setelah disesuaikan dengan faktor lain, kerawanan pangan dengan kelaparan ditemukan sebagai risiko tertinggi terjadinya gizi kurang (AdjOR = 3.95; CI 95%: 1.46-10.64). Sebaliknya, kondisi tersebut berisiko lebih rendah terhadap kejadian gizi lebih pada WUS (AdjOR = 0,40, 95% CI: 0,21-0,77). Kesimpulannya, status ketahanan pangan pada populasi ini berhubungan dengan kejadian ganda malnutrisi, selain faktor lain seperti usia dan tingkat pendidikan. Memastikan ketersediaan dan keterjangkauan pangan bergizi bersama dengan edukasi gizi yang tepat untuk masyarakat pedesaan mungkin bermanfaat untuk memperbaiki kondisi ini.
包括印度尼西亚在内的大多数发展中国家都出现了妇女营养不良的双重负担。本研究比较了西爪哇茂物Ciampea街道农村育龄妇女(WRA)超重和体重不足的相关因素。这项横断面研究调查了575名16-49岁的母亲的营养状况,这些母亲有两岁以下的孩子。通过身体质量指数(BMI)和中上臂围(MUAC)评估营养状况,通过美国食品安全调查模块(US-FSSM)评估食品安全状况,通过单次24小时饮食召回评估膳食摄入量。该组体重过轻、超重和肥胖的患病率分别为10%、15.8%和34.2%。食品安全状况是与超重相关的单一因素(p=0.026)。然而,在与其他因素进行调整后,发现伴有饥饿的粮食不安全是体重不足的最高风险(AdjOR=3.95;95%置信区间:1.46—-10.64)。相反,它有助于降低WRA中超重的机会(AdjOR=0.40, 95%CI: 0.21-0.77)。总之,除了年龄和受教育程度等其他因素外,这一人口的粮食安全状况还与营养不足和营养过剩有关。确保营养食品的可得性和可负担性,并向农村社区提供适当的营养教育,可能是值得改善这种状况的。[摘要]印度尼西亚,特马苏克,卑尔肯邦。Penelitian ini membandingkan因子-因子为yang berhubungan pada wanita usia subr (WUS), dengan status gizi kurang dan lebih di pedesaan,茂物,爪哇巴拉。研究柏桐临塘性男性调查现状,柏桐临塘性男性调查现状,柏桐、柏桐、柏桐、柏桐、柏桐、柏桐、柏桐、柏桐。美国食品安全调查模块(US-FSSM),美国食品安全调查模块(US-FSSM),美国食品召回24小时。吉孜库朗,利比赫,丹·奥贝斯特,帕达·克隆波克,尼·阿达拉,10%,15.8%,丹34.2%。状态ketahanan pangan merupakan factor to tunggal yang terkait dengan kelelebihan berat badan (p = 0.026)。Namun, setelah disesuaikan dengan faktor lain, kerawanan pangan dengan kelaparan ditemukan sebagai risiko terjadinya gizi kurang (AdjOR = 3.95;Ci 95%: 1.46-10.64)。Sebaliknya, kondisi tersebut berisiko lebih rendah terhadap kejadian gizi lebih pada WUS (AdjOR = 0,40, 95% CI: 0,21-0,77)。我的意思是,我的意思是,我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思是我的意思。我的朋友们,我的朋友,我的朋友,我的朋友,我的朋友,我的朋友,我的朋友,我的朋友。
{"title":"Food Insecurity Associated with Double-Burden of Malnutrition among Women in Reproductive Age in Ciampea Sub-district, Bogor, West Java","authors":"Seala Septiani, Ismi Irfiyanti, T. Hải, H. Khusun, Luh Ade Wiradnyani, A. Kekalih, P. D. Sahanggamu","doi":"10.7454/ijphn.v1i2.4805","DOIUrl":"https://doi.org/10.7454/ijphn.v1i2.4805","url":null,"abstract":"AbstractDouble burdens of malnutrition among women have occurred across most developing countries including Indonesia. This study compared the associated factors among overweight and underweight of women in reproductive age (WRA) in rural Ciampea Sub-district, Bogor, West Java. This cross-sectional study surveyed the nutritional status of 575 mothers (16-49 years old) who have under two-years-old children. Nutritional status was assessed by body-mass-index (BMI) and mid-upper arm circumference (MUAC), food security status by US-Food Security Survey Module (US-FSSM), dietary intake by a single 24-H dietary recall. The prevalence of underweight, overweight, and obese among this group were 10%, 15.8%, and 34.2%. Food security status was the single factor associated with overweight (p=0.026). However, after adjustment with other factors, food insecurity with hunger was found to be the highest risk of being underweight (AdjOR=3.95; 95%CI: 1.46-10.64). Contrarily, it contributed to lower chances of being overweight among WRA (AdjOR=0.40, 95%CI: 0.21-0.77). In conclusion, food security status in this population associated with both under- and over-nutrition, in addition to other factors such as age and education level of WRA. Ensuring the availability and affordability of nutritious food together with proper nutrition education to rural communities might be worthwhile to improve this condition.AbstrakBeban ganda malnutrisi pada wanita terjadi di sebagian besar negara berkembang, termasuk Indonesia. Penelitian ini membandingkan faktor-faktor yang berhubungan pada wanita usia subur (WUS) dengan status gizi kurang dan lebih di pedesaan Ciampea, Bogor, Jawa Barat. Studi potong lintang ini mensurvei status gizi pada 575 Ibu (usia 16-49 tahun) yang memiliki baduta. Penilaian status gizi menggunakan indeks massa tubuh (IMT) dan lingkar lengan atas (LILA), status ketahanan pangan oleh US-Food Security Survey Module (US-FSSM), asupan makanan dengan food recall 24-jam. Prevalensi gizi kurang, lebih, dan obesitas pada kelompok ini adalah 10%, 15,8%, dan 34,2%. Status ketahanan pangan merupakan faktor tunggal yang terkait dengan kelebihan berat badan (p = 0,026). Namun, setelah disesuaikan dengan faktor lain, kerawanan pangan dengan kelaparan ditemukan sebagai risiko tertinggi terjadinya gizi kurang (AdjOR = 3.95; CI 95%: 1.46-10.64). Sebaliknya, kondisi tersebut berisiko lebih rendah terhadap kejadian gizi lebih pada WUS (AdjOR = 0,40, 95% CI: 0,21-0,77). Kesimpulannya, status ketahanan pangan pada populasi ini berhubungan dengan kejadian ganda malnutrisi, selain faktor lain seperti usia dan tingkat pendidikan. Memastikan ketersediaan dan keterjangkauan pangan bergizi bersama dengan edukasi gizi yang tepat untuk masyarakat pedesaan mungkin bermanfaat untuk memperbaiki kondisi ini.","PeriodicalId":212794,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Public Health Nutrition","volume":"77 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133890438","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Underweight in Child Aged 24-59 Months in North Sumatra: the 2014 Indonesia Family Life Survey Data 北苏门答腊岛24-59个月儿童体重不足:2014年印度尼西亚家庭生活调查数据
Pub Date : 2021-04-30 DOI: 10.7454/ijphn.v1i2.4808
Salsabila Kurnianingtyas, R. Sartika, Winda Mulia Ningsih
AbstractUnderweight has the biggest risk against burden of disease. The aim of the study was to determine the factors related with underweight in child aged 24-59 months lived in North Sumatra based on three characteristics caused an underweight; there are child characteristics, maternal characteristics, and parenting characteristics. This study used cross-sectional design and using chi-square statistical analysis. The sample used in this study was 280 child aged 24-59 months living in North Sumatra province, Indonesia. The data was obtained from 2014 Indonesian Family Life Survey collected by RAND Corporation. Prevalence of underweight in child aged 24-59 months lived in North Sumatra was 26% (Girls: 32,6%, Boys: 19,9%). The statistical analyses found that female child (OR 95% CI= 0,514: p=0,02), maternal low body mass index (OR 95% CI = 3,750: p=0,04) and cigarette expenditure (OR 95% CI = 1,800: p=0,040) contribute to underweight child aged 24-59 month in North Sumatra province. Child gender, maternal body mass index, and cigarette expenditure were the significant determinants for underweight in under-five children in North Sumatra. The intervention is necessary to be implemented by all parties to decrease the prevalence of underweight.AbstrakBerat badan kurang (underweight) memberikan risiko terbesar terhadap beban penyakit. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian underweight pada anak usia 24-59 bulan di Provinsi Sumatra Utara berdasarkan dengan tiga karakteristik, yakni karakteristik anak, ibu, dan pola asuh. Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang dan menggunakan analisis chi-square. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 280 anak berusia 24-59 bulan dan berdomisili di Sumatra Utara. Data yang digunakan berasal dari data Indonesia Family Life Survey tahun 2014 yang dikelola oleh RAND Corporation. Prevalensi kejadian underweight pada anak usia 24-59 bulan di Sumatra Utara sebesar 26% (perempuan: 32,6%, laki-laki: 19,9%). Analisis statistik menyatakan bahwa jenis kelamin perempuan (OR 95% CI= 0,514: p=0,02), indeks massa tubuh ibu yang rendah (OR 95% CI = 3,750: p=0,04) dan pengeluaran untuk rokok (OR 95% CI = 1,800: p=0,040) berkontribusi terhadap kejadian underweight pada anak usia 24-59 buan di Sumatra Utara. Jenis kelamin anak, indeks massa tubuh ibu, dan pengeluaran rokok merupakan faktor yang signifikan terhadap kejadian underweight pada anak usia di bawah lima tahun di Provinsi Sumatra Utara. Langkah intervensi diperlukan untuk dapat diimplementasikan oleh seluruh masyarakat untuk dapat menurunkan prevalensi kejadian underweight.
摘要体重过轻是疾病负担风险最大的人群。该研究的目的是根据导致体重不足的三个特征,确定与北苏门答腊岛24-59个月儿童体重不足相关的因素;有儿童特征,母亲特征和父母特征。本研究采用横断面设计,采用卡方统计分析。本研究使用的样本是生活在印度尼西亚北苏门答腊省的280名24-59个月的儿童。数据来源于RAND公司收集的2014年印度尼西亚家庭生活调查。北苏门答腊岛24-59月龄儿童体重不足患病率为26%(女孩:32.6%,男孩:19.9%)。统计分析发现,女婴(OR 95% CI= 0.514: p= 0.02)、母亲低体重指数(OR 95% CI= 3750: p= 0.04)和香烟消费(OR 95% CI= 1800: p= 0.040)是导致北苏门答腊省24-59月龄儿童体重不足的原因。儿童性别、母亲体重指数和香烟消费是北苏门答腊5岁以下儿童体重不足的重要决定因素。各方都有必要实施干预措施,以减少体重不足的发生率。[摘要]体重过轻的人可能是体重过轻的人,可能是体重过轻的人。图juan penelitian ini adalah mengetahui因子为yang berhubungan dengan kejadian体重过轻的pakanak因子为24-59 bulan province Sumatra Utara berdasarkan dengan tiga karakteristik, yakni karakterisk anak, ibu, dan pola asuh。Penelitian ini menggunakan设计研究,poong lintang dan menggunakan卡方分析。Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 280 anak berusia 24-59 bulan dan berdomisili di Sumatra Utara。数据yang digunakan berasal dari数据印尼家庭生活调查tahun 2014 yang dikelola oleh兰德公司。24-59岁体重过轻的印度人占总人口的26%(其中,perempuan: 32.6%, laki-laki: 19.9%)。分析统计数据为:menyatakan bahwa jenis kelamin perempuan (OR 95% CI= 0.514: p= 0.02), indeks massa tubuh ibu yang rendah (OR 95% CI= 3750: p= 0.04),以及peneluaran untuk rokok (OR 95% CI= 1800: p= 0.040);Jenis kelamin anak, indeks massa tubuh ibu, dan peneluaran rokok merupakan因素,对体重过轻的人有显著影响,对体重过轻的人有显著影响。Langkah干预,diperlukan untuk, diperluk, diumunkan, diumunkan, diumunkan, diumunkan prevalensi, kejadian体重不足。
{"title":"Underweight in Child Aged 24-59 Months in North Sumatra: the 2014 Indonesia Family Life Survey Data","authors":"Salsabila Kurnianingtyas, R. Sartika, Winda Mulia Ningsih","doi":"10.7454/ijphn.v1i2.4808","DOIUrl":"https://doi.org/10.7454/ijphn.v1i2.4808","url":null,"abstract":"AbstractUnderweight has the biggest risk against burden of disease. The aim of the study was to determine the factors related with underweight in child aged 24-59 months lived in North Sumatra based on three characteristics caused an underweight; there are child characteristics, maternal characteristics, and parenting characteristics. This study used cross-sectional design and using chi-square statistical analysis. The sample used in this study was 280 child aged 24-59 months living in North Sumatra province, Indonesia. The data was obtained from 2014 Indonesian Family Life Survey collected by RAND Corporation. Prevalence of underweight in child aged 24-59 months lived in North Sumatra was 26% (Girls: 32,6%, Boys: 19,9%). The statistical analyses found that female child (OR 95% CI= 0,514: p=0,02), maternal low body mass index (OR 95% CI = 3,750: p=0,04) and cigarette expenditure (OR 95% CI = 1,800: p=0,040) contribute to underweight child aged 24-59 month in North Sumatra province. Child gender, maternal body mass index, and cigarette expenditure were the significant determinants for underweight in under-five children in North Sumatra. The intervention is necessary to be implemented by all parties to decrease the prevalence of underweight.AbstrakBerat badan kurang (underweight) memberikan risiko terbesar terhadap beban penyakit. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian underweight pada anak usia 24-59 bulan di Provinsi Sumatra Utara berdasarkan dengan tiga karakteristik, yakni karakteristik anak, ibu, dan pola asuh. Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang dan menggunakan analisis chi-square. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 280 anak berusia 24-59 bulan dan berdomisili di Sumatra Utara. Data yang digunakan berasal dari data Indonesia Family Life Survey tahun 2014 yang dikelola oleh RAND Corporation. Prevalensi kejadian underweight pada anak usia 24-59 bulan di Sumatra Utara sebesar 26% (perempuan: 32,6%, laki-laki: 19,9%). Analisis statistik menyatakan bahwa jenis kelamin perempuan (OR 95% CI= 0,514: p=0,02), indeks massa tubuh ibu yang rendah (OR 95% CI = 3,750: p=0,04) dan pengeluaran untuk rokok (OR 95% CI = 1,800: p=0,040) berkontribusi terhadap kejadian underweight pada anak usia 24-59 buan di Sumatra Utara. Jenis kelamin anak, indeks massa tubuh ibu, dan pengeluaran rokok merupakan faktor yang signifikan terhadap kejadian underweight pada anak usia di bawah lima tahun di Provinsi Sumatra Utara. Langkah intervensi diperlukan untuk dapat diimplementasikan oleh seluruh masyarakat untuk dapat menurunkan prevalensi kejadian underweight.","PeriodicalId":212794,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Public Health Nutrition","volume":"47 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-04-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128796409","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
The Differences of Haemoglobin changes between two methods of IFA Supplementations among Anemic Female Adolescent Students of Miftahul Huda Al Azhar Langgensari Islamic Boarding School, West Java 两种补充IFA方法对西爪哇mittahul Huda Al Azhar Langgensari伊斯兰寄宿学校贫血女青少年学生血红蛋白变化的影响
Pub Date : 2020-10-30 DOI: 10.7454/ijphn.v1i1.4379
Syabilila Indraswari, E. Achadi
AbstractFemale adolescent student s in boarding schools are vulnerable in having anemia due to packed sched ule and limited animal source food. The aim of t his research was to compare the differences of haemoglobin level after weekly Iron Folate Acid (IFA) tablet supplementation and weekly plus daily IFA tablet supplementation during menstruation for 8 week of intervention among anemic students . This study use d qu asi experimental non equivalent control group design. A total of 40 anemic respondents was selected in this study , 20 of them received a weekly IFA tablet s upplementation (treatment 1 group), and the 20 other respondents received weekly plus daily during their menstruation (treatment 2 group). The first hemoglobin measurement and other variables were obtained prior to intervention. Around 52% of all 278 eligible students were anemic at the start of the study. Of the anemic selected sample, 2 of them left the boarding school in the middle of the study because they were ill. A t the end the study 23 out of 38 anemic samples (60.5%) became non anemic. There was a significant increase of haemoglobin level in both groups after the interventio n (both group s have p value < 0.01). This increase was not significant ly different between the two interventions (p = 0.797). This study prove d that weekly supplementation was as effective as weekly plus daily supplemen tation during menstruation in increasing Haemoglobin (Hb ) level among anemic students.AbstrakSantri remaja putri rentan terkena anemia karena kegiatan yang padat dan kurang nya asupan zat gizi terutama makanan sumber pangan hewani . Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan antara dua program suplementasi tablet tambah darah yang terdiri dari zat besi dan asam folat (TTD), yaitu yang diberi satu tablet per minggu (group perlakuan 1) dan yang diberi satu tablet per minggu ditambah satu tablet sehari saat menstruasi selama 8 ming gu (group perlakuan 2 ) . Penelitian ini menggunakan d isain quasi experimental nonequivalent control group . Responden penelitian ini sebanyak 38 orang dimana 20 orang menerima suplementasi mingguan (2 orang kemudian meninggalkan pondok saat penelitian karena sakit ) dan 20 orang menerima suplementasi mingguan ditambah setiap hari saat menstruasi. Pengukuran data pengetahuan, menstruasi, status g izi, pola konsumsi inhibitor, enhancer dan protein hewani dilakukan sebelum intervensi, data suplementasi diukur setelah intervensi dan data kadar hemoglobin diukur saat sebelum dan sesudah intervensi. Pemeriksaan Hb pertama terhadap semua 278 siswa, seki tar 52% menderita Anemia. Diantara sampel siswa yang anemia, pada akhir intervensi 60.5%nya menjadi tidak anemia. Terjadi kenaikan kadar hemoglobin pada kedua kelompok setelah intervensi selama 8 minggu (kedua grup mempunyai nilai p < 0.01). Kenaikan tersebut tidak berbeda antara kedua kelompok perlakuan (p=0,797). Hasil penelitian ini membuktikan bahwa s uplementasi mingguan pada siswa yang mender
摘要寄宿制学校的女青少年由于课业安排紧凑、动物源性食物有限,容易发生贫血。本研究的目的是比较贫血学生在月经期间每周补充叶酸铁(IFA)片剂和每周加每日补充叶酸铁片剂的血红蛋白水平的差异。本研究采用非等效对照组设计。本研究共选取40例贫血患者,其中20例患者每周服用一次IFA片(治疗1组),其余20例患者在月经期间每周加每日服用一次(治疗2组)。在干预前获得第一次血红蛋白测量和其他变量。在研究开始时,278名符合条件的学生中约有52%患有贫血。在选择的贫血样本中,有2人在研究中途离开了寄宿学校,因为他们生病了。研究结束时,38个贫血样本中有23个(60.5%)不再贫血。干预后两组患者血红蛋白水平均显著升高(p值均< 0.01)。两种干预之间的差异无统计学意义(p = 0.797)。本研究证明,在增加贫血学生血红蛋白(Hb)水平方面,每周补充与每周加每日补充在月经期间同样有效。[摘要]3月1日,小儿贫血症,小儿贫血症,小儿贫血症,小儿贫血症,小儿贫血症,小儿贫血症。Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandan和antara dua程序补充:tambah darah yang terdidii dari zat besi dan asam folat (TTD), yitu yang diberi satu片per minggu (perlakuan 1组)dan yang diberi satu片per minggu ditambah satu片sehari saat月经selama 8 (perlakuan 2组)。peneletian、mongunakan和isain准实验非等效对照组。应答者penelitian ini sebanyak 38橙dimana 20橙menerima补品(2橙kemudian meninggalkan pondok saat penelitian karena sakit)和20橙menerima补品asmingguan ditambah setiap hari saat月经。企鹅数据pengetahuan,月经,状态,pola konsumi抑制剂,增强丹蛋白hewani dilakukan sebelah intersi,数据补充,diukur setelah intersi,数据kadar血红蛋白diukur saat sebelum dan sesudah intersi。Pemeriksaan Hb pertama terhadap semua 278, seki - 52% menderita Anemia。Diantara样本为西瓦阳虚性贫血,paadakhir干预60.5%,nya menjadi titak贫血。Terjadi kenaikan kadar血红蛋白pad kedua kelompok setelah interama 8 minggu (kedua组mempunyai nilai p < 0.01)。Kenaikan tersebut tidak berbeda antara kedua kelompok perlakuan (p= 0.797)。【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】
{"title":"The Differences of Haemoglobin changes between two methods of IFA Supplementations among Anemic Female Adolescent Students of Miftahul Huda Al Azhar Langgensari Islamic Boarding School, West Java","authors":"Syabilila Indraswari, E. Achadi","doi":"10.7454/ijphn.v1i1.4379","DOIUrl":"https://doi.org/10.7454/ijphn.v1i1.4379","url":null,"abstract":"AbstractFemale adolescent student s in boarding schools are vulnerable in having anemia due to packed sched ule and limited animal source food. The aim of t his research was to compare the differences of haemoglobin level after weekly Iron Folate Acid (IFA) tablet supplementation and weekly plus daily IFA tablet supplementation during menstruation for 8 week of intervention among anemic students . This study use d qu asi experimental non equivalent control group design. A total of 40 anemic respondents was selected in this study , 20 of them received a weekly IFA tablet s upplementation (treatment 1 group), and the 20 other respondents received weekly plus daily during their menstruation (treatment 2 group). The first hemoglobin measurement and other variables were obtained prior to intervention. Around 52% of all 278 eligible students were anemic at the start of the study. Of the anemic selected sample, 2 of them left the boarding school in the middle of the study because they were ill. A t the end the study 23 out of 38 anemic samples (60.5%) became non anemic. There was a significant increase of haemoglobin level in both groups after the interventio n (both group s have p value < 0.01). This increase was not significant ly different between the two interventions (p = 0.797). This study prove d that weekly supplementation was as effective as weekly plus daily supplemen tation during menstruation in increasing Haemoglobin (Hb ) level among anemic students.AbstrakSantri remaja putri rentan terkena anemia karena kegiatan yang padat dan kurang nya asupan zat gizi terutama makanan sumber pangan hewani . Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan antara dua program suplementasi tablet tambah darah yang terdiri dari zat besi dan asam folat (TTD), yaitu yang diberi satu tablet per minggu (group perlakuan 1) dan yang diberi satu tablet per minggu ditambah satu tablet sehari saat menstruasi selama 8 ming gu (group perlakuan 2 ) . Penelitian ini menggunakan d isain quasi experimental nonequivalent control group . Responden penelitian ini sebanyak 38 orang dimana 20 orang menerima suplementasi mingguan (2 orang kemudian meninggalkan pondok saat penelitian karena sakit ) dan 20 orang menerima suplementasi mingguan ditambah setiap hari saat menstruasi. Pengukuran data pengetahuan, menstruasi, status g izi, pola konsumsi inhibitor, enhancer dan protein hewani dilakukan sebelum intervensi, data suplementasi diukur setelah intervensi dan data kadar hemoglobin diukur saat sebelum dan sesudah intervensi. Pemeriksaan Hb pertama terhadap semua 278 siswa, seki tar 52% menderita Anemia. Diantara sampel siswa yang anemia, pada akhir intervensi 60.5%nya menjadi tidak anemia. Terjadi kenaikan kadar hemoglobin pada kedua kelompok setelah intervensi selama 8 minggu (kedua grup mempunyai nilai p < 0.01). Kenaikan tersebut tidak berbeda antara kedua kelompok perlakuan (p=0,797). Hasil penelitian ini membuktikan bahwa s uplementasi mingguan pada siswa yang mender","PeriodicalId":212794,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Public Health Nutrition","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123871950","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Factors Associated with Minimum Dietary Diversity among Breas tfed Children Aged 6-23 Months in Indonesia (Analysis of Indonesia DHS 2017) 印度尼西亚6-23月龄母乳喂养儿童饮食多样性最小相关因素(2017年印度尼西亚DHS分析)
Pub Date : 2020-10-30 DOI: 10.7454/ijphn.v1i1.4381
Aniza Rizky Aprilya Sirait, E. Achadi
AbstractPoor comp lementary feeding practices can lead to malnutrition in infants and young children . Minimum dietary diversity (MDD) is one of the determinants of children’s nutritional status and has been found to predict stunting. This study examined factors associated with MDD achievement among breastfed children aged 6-23 months based on Indonesia’s Demographic and Health Survey 2017. This study us ed chi-square and multiple logistic regression to analyze the data. Among 2,976 children only around 53% children met MDD recommendation. Multivariate analysis found that the diversity of diet is better among older children than younger children. Children aged 18-23 months have possibility of 5.7 times higher to achieve MDD than children aged 6-11 months and 1.3 times higher than children aged 12-17 months . Children of wealthier family (3 rd quintile and above), those delivered by trained healt h personnel, children of higher mothers’ education, working mothers, fathers’ involve in child care , ANC visit >= 4 times, and parents reside in u rban areas have possibility of having higher MDD achievement significantly than the other groups . The low MDD achievement among children aged 6-11 months warrant the importance of prioritizing effort on this age group because this is a period where a child grows rapidly and potentially expose to infection as a result of un -hygienic food preparation , and will affect the child’s growth later on .AbstrakPraktik MP-ASI yang buruk dapat menyebabkan kekurangan gizi pada anak -anak.a Ragam Asupan Minimal ( MDD) merupakan salah satu penentu status gizi anak dan dapat memprediksi terjadinya stunting . Penelitian ini membahas mengenai faktor -faktor yang berhubungan dengan capaian MDD pada anak yang diberi ASI usia 6 -23 bulan berdasarkan data SDKI tahun 2017 . Penelitian ini menggunakan uji Chi -square dan uji regresi logistik ganda untuk menganalisis data. Dari 2 ,976 anak usia 6 -23 bulan yang diberi ASI di Indonesia tahun 201 7, h anya sekitar 5 3 % anak yang telah mencapai MDD. Hasil analisis multivariat menunjukkan ba hwa capaian MDD lebih baik pada anak yang berusia lebih tua. Anak umur 18 -23 bulan mempunyai kemungkinan sebesar 5.7 kalinya untuk mencapai MDD dan anak umur 12 -17 bulan sebesar 1.3 kalinya, dibandingkan dengan bayi umur 6 -11 bulan. Anak yan g berasal da ri keluarga lebih mampu (kuintil 3 atau lebih), yg lahir ditolong tenaga kesehatan terlatih, anak dari ibu yang berpendidikan lebih tinggi, ibu yang bekerja, ayah yang berperan dalam mengurus anak, ibu yang melakukan kunjungan ANC > 4 kali dan orang tua t inggal di perkotaan, mempunyai kemungk inan lebih besar secara bermakna untuk mencapai MDD sesuai anjuran . Rendanhya capaian MDD pada bayi 6 -11 bulan menunjukkan pentingnya memberikan perhatian pada kelopmpok ini karena merupakan kelompok yang masih tumbuh dengan cepat dan mulai terpapar dengan kemungkinan terjadiya infeksi akibat penyiapan makanan yang tidak hygienis, dan akan berpengaruh t
不良的补充喂养会导致婴幼儿营养不良。最小膳食多样性(MDD)是儿童营养状况的决定因素之一,已被发现可预测发育迟缓。本研究根据印度尼西亚2017年人口与健康调查,调查了6-23个月母乳喂养儿童患重度抑郁症的相关因素。本研究采用卡方回归和多元逻辑回归对数据进行分析。在2976名儿童中,只有53%的儿童符合重度抑郁症的建议。多变量分析发现,年龄较大的儿童比年龄较小的儿童饮食更多样化。18-23月龄儿童患重度抑郁症的可能性比6-11月龄儿童高5.7倍,比12-17月龄儿童高1.3倍。富裕家庭的子女(第三五分之一及以上)、由训练有素的保健人员分娩的子女、母亲受教育程度较高的子女、母亲有工作的子女、父亲参与儿童保育的子女、ANC访问>= 4次以及父母居住在城市地区的子女有可能比其他群体有更高的重度抑郁症成就。6-11个月大的儿童在MDD方面的成就较低,这证明了优先关注这一年龄组的重要性,因为这是一个儿童生长迅速的时期,并且由于不卫生的食物准备而有可能暴露于感染,并将影响儿童以后的生长。1 .儿童发育迟缓(MDD),儿童发育迟缓,儿童发育迟缓,儿童发育迟缓。penpentian ini成员有menmenai因子-因子为yang berhubungan, denan队长MDD pakanak yang diberi,亚洲6 -23 bulan berdasarkan数据SDKI, 2017年1月。Penelitian ini menggunakan uji Chi -square dan uji回归logistic分析数据。Dari 2,976 anak usia 6 -23 bulan yang diberi ASI di Indonesia tahun 2017, hanya sekitar 5 3% anak yang telah menapai MDD。Hasil分析了多变量menunjukkan对MDD lebih的影响,分析了MDD lebih对MDD lebih的影响。12 -17 bulan sebesar 1.3 kalinya, dibandingkan dengan bayi umur 6 -11 bulan。Anak yang berasal dari keluarga lebih mampu (kuintil 3 atau lebih), ylahir ditong tenaga kesehatan terlatih, Anak dari ibu yang berpendidikan lebih tinggi, ibu yang bekerja, ayah yang berperan dalam mengurus Anak, ibu yang melakukan kunjungan ANC > 4 kali dan orang tuang to inggal di perkotaan, mempunyai kemunk inan lebih besar secara bermakna untuk menapai MDD sesuai anjuran。Rendanhya capaian MDD篇八一6 -11 bulan menunjukkan pentingnya memberikan perhatian篇kelopmpok ini林嘉欣merupakan kelompok杨·马西tumbuh dengan cepat丹mulai terpapar dengan kemungkinan terjadiya infeksi akibat penyiapan makanan杨有些hygienis,丹阿坎人berpengaruh terhadap pertumbuhan selanjutnya。
{"title":"Factors Associated with Minimum Dietary Diversity among Breas tfed Children Aged 6-23 Months in Indonesia (Analysis of Indonesia DHS 2017)","authors":"Aniza Rizky Aprilya Sirait, E. Achadi","doi":"10.7454/ijphn.v1i1.4381","DOIUrl":"https://doi.org/10.7454/ijphn.v1i1.4381","url":null,"abstract":"AbstractPoor comp lementary feeding practices can lead to malnutrition in infants and young children . Minimum dietary diversity (MDD) is one of the determinants of children’s nutritional status and has been found to predict stunting. This study examined factors associated with MDD achievement among breastfed children aged 6-23 months based on Indonesia’s Demographic and Health Survey 2017. This study us ed chi-square and multiple logistic regression to analyze the data. Among 2,976 children only around 53% children met MDD recommendation. Multivariate analysis found that the diversity of diet is better among older children than younger children. Children aged 18-23 months have possibility of 5.7 times higher to achieve MDD than children aged 6-11 months and 1.3 times higher than children aged 12-17 months . Children of wealthier family (3 rd quintile and above), those delivered by trained healt h personnel, children of higher mothers’ education, working mothers, fathers’ involve in child care , ANC visit >= 4 times, and parents reside in u rban areas have possibility of having higher MDD achievement significantly than the other groups . The low MDD achievement among children aged 6-11 months warrant the importance of prioritizing effort on this age group because this is a period where a child grows rapidly and potentially expose to infection as a result of un -hygienic food preparation , and will affect the child’s growth later on .AbstrakPraktik MP-ASI yang buruk dapat menyebabkan kekurangan gizi pada anak -anak.a Ragam Asupan Minimal ( MDD) merupakan salah satu penentu status gizi anak dan dapat memprediksi terjadinya stunting . Penelitian ini membahas mengenai faktor -faktor yang berhubungan dengan capaian MDD pada anak yang diberi ASI usia 6 -23 bulan berdasarkan data SDKI tahun 2017 . Penelitian ini menggunakan uji Chi -square dan uji regresi logistik ganda untuk menganalisis data. Dari 2 ,976 anak usia 6 -23 bulan yang diberi ASI di Indonesia tahun 201 7, h anya sekitar 5 3 % anak yang telah mencapai MDD. Hasil analisis multivariat menunjukkan ba hwa capaian MDD lebih baik pada anak yang berusia lebih tua. Anak umur 18 -23 bulan mempunyai kemungkinan sebesar 5.7 kalinya untuk mencapai MDD dan anak umur 12 -17 bulan sebesar 1.3 kalinya, dibandingkan dengan bayi umur 6 -11 bulan. Anak yan g berasal da ri keluarga lebih mampu (kuintil 3 atau lebih), yg lahir ditolong tenaga kesehatan terlatih, anak dari ibu yang berpendidikan lebih tinggi, ibu yang bekerja, ayah yang berperan dalam mengurus anak, ibu yang melakukan kunjungan ANC > 4 kali dan orang tua t inggal di perkotaan, mempunyai kemungk inan lebih besar secara bermakna untuk mencapai MDD sesuai anjuran . Rendanhya capaian MDD pada bayi 6 -11 bulan menunjukkan pentingnya memberikan perhatian pada kelopmpok ini karena merupakan kelompok yang masih tumbuh dengan cepat dan mulai terpapar dengan kemungkinan terjadiya infeksi akibat penyiapan makanan yang tidak hygienis, dan akan berpengaruh t","PeriodicalId":212794,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Public Health Nutrition","volume":"277 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115297577","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Body Weight Prediction Model using Mid Upper Arm Circumferences and Knee Height in Adult 使用成人上臂中围和膝盖高度的体重预测模型
Pub Date : 2020-10-30 DOI: 10.7454/ijphn.v1i1.4378
Katherina Katherina, Trini Sudiarti
AbstractBodyweight is one of the most common anthropometric components to determin e a prescription for diet and drugs. However, this way proved to be a challenge for individuals who are unconscious and or have disabilities. The present study aims to derive a simple equation to estimate the bodyweight of adults in Jakarta by using a cros s -sectional study on data taken with simple random sample method. Measurements of body weight (BW), the mid -upper arm circumference (MUAC), and the knee height (KH) were done in 164 adults in South Jakarta in May 2017. The resulting equation, which is deri ved by multi linear regression, is: BW = 2.8*MUAC + 1.2*KH – 1.25*Z – 75.1 ( R-square 0.841; p -value < 0.001), with Z value of 1 for female and 2 for male. The equation can approximate the bodyweight of adults.AbstrakBerat badan merupakan salah satu komponen antropometri yang paling banyak digunakan untuk menentukan preskripsi diet dan preskripsi obat pasien. Namun terkadang pengukuran berat badan tidak dapat dilakukan secara langsung, seperti pada individu penyandang disabilitas dan kesadaran lemah. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan rumus sederhana dalam memprediksi berat badan pada orang dewasa menggunakan metode studi potong lintang dan subyek di pilih secara acak sederhana . Pengukuran berat badan, lingkar lengan atas dan tinggi lutut dilakuka n terhadap 164 orang dewasa (20 59 tahun) di Kedeputian Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta Selatan pada bulan Me i 2017. Model prediksi berat badan akhir yang diperoleh menggunakan analisis regresi linear ganda adalah : Berat Badan estimasi (kg) = 2,8*LiLA + 1,2*TL 1,25*Z – 75,1 (R-square 0,841; p -value < 0,001), nilai Z = 1 untuk perempuan dan 2 untuk laki -laki. Persamaan hasil penelitian mampu memprediksi berat badan dan dapat digunakan pada orang dewasa .
摘要体重是决定饮食和药物处方的最常见的人体测量指标之一。然而,这种方式被证明是一个挑战,个人谁是无意识的或有残疾。本研究旨在通过简单随机抽样法的横断面研究,推导出一个简单的方程来估计雅加达成年人的体重。2017年5月,在南雅加达对164名成年人进行了体重(BW)、中上臂围(MUAC)和膝盖高度(KH)的测量。经多元线性回归得到的方程为:BW = 2.8*MUAC + 1.2*KH - 1.25*Z - 75.1 (r方0.841;p值< 0.001),女性的Z值为1,男性为2。这个方程可以近似计算成年人的体重。杨AbstrakBerat奔波merupakan salah研究komponen antropometri木栅banyak digunakan为她menentukan preskripsi饮食丹preskripsi obat pasien。Namun terkadang pengukuran berat badan tidak dapat dilakukan secara langsung, seperti padan个人penyandang残疾,dankesadaran lemah。Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan rumus sederhana dalam memprediksi berderakan badan pagada orang dewasa menggunakan方法研究,potong lintang dan subyek di pilih sederana akakana。企鹅berat badan, lingkar lengan atas dan tinggi lutut dilakuka和terhadap 164只猩猩(2059 tahun) di Kedeputian Ilmu Pengetahuan印度尼西亚,雅加达Selatan padan bulan Me, 2017。模型prediksi berat badan akhir yang diperoleh menggunakan分析回归线性ganda adalah: berat badan estimasi (kg) = 2,8*LiLA + 1,2*TL 1,25*Z - 75,1 (r平方0.841;p -value < 0.001), nilai Z = 1 untuk perempuan和2 untuk laki -laki。猩猩的祖先是猩猩的祖先,而猩猩的祖先是猩猩的祖先。
{"title":"Body Weight Prediction Model using Mid Upper Arm Circumferences and Knee Height in Adult","authors":"Katherina Katherina, Trini Sudiarti","doi":"10.7454/ijphn.v1i1.4378","DOIUrl":"https://doi.org/10.7454/ijphn.v1i1.4378","url":null,"abstract":"AbstractBodyweight is one of the most common anthropometric components to determin e a prescription for diet and drugs. However, this way proved to be a challenge for individuals who are unconscious and or have disabilities. The present study aims to derive a simple equation to estimate the bodyweight of adults in Jakarta by using a cros s -sectional study on data taken with simple random sample method. Measurements of body weight (BW), the mid -upper arm circumference (MUAC), and the knee height (KH) were done in 164 adults in South Jakarta in May 2017. The resulting equation, which is deri ved by multi linear regression, is: BW = 2.8*MUAC + 1.2*KH – 1.25*Z – 75.1 ( R-square 0.841; p -value < 0.001), with Z value of 1 for female and 2 for male. The equation can approximate the bodyweight of adults.AbstrakBerat badan merupakan salah satu komponen antropometri yang paling banyak digunakan untuk menentukan preskripsi diet dan preskripsi obat pasien. Namun terkadang pengukuran berat badan tidak dapat dilakukan secara langsung, seperti pada individu penyandang disabilitas dan kesadaran lemah. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan rumus sederhana dalam memprediksi berat badan pada orang dewasa menggunakan metode studi potong lintang dan subyek di pilih secara acak sederhana . Pengukuran berat badan, lingkar lengan atas dan tinggi lutut dilakuka n terhadap 164 orang dewasa (20 59 tahun) di Kedeputian Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta Selatan pada bulan Me i 2017. Model prediksi berat badan akhir yang diperoleh menggunakan analisis regresi linear ganda adalah : Berat Badan estimasi (kg) = 2,8*LiLA + 1,2*TL 1,25*Z – 75,1 (R-square 0,841; p -value < 0,001), nilai Z = 1 untuk perempuan dan 2 untuk laki -laki. Persamaan hasil penelitian mampu memprediksi berat badan dan dapat digunakan pada orang dewasa .","PeriodicalId":212794,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Public Health Nutrition","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117335760","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Hypercholesterolemia Differences based on Body Fat Percentage in Diabetic Patients at Pasar Minggu Primary Health Care 2018 基于体脂率的糖尿病患者高胆固醇血症差异的Pasar Minggu初级卫生保健2018
Pub Date : 2020-10-30 DOI: 10.7454/ijphn.v1i1.4382
Asti Shafira, Ratu Ayu Dewi Sartika, D. Utari
AbstractHypercholesterolemia is the leading predictor of various cardiovascular disease (CVD) which is the leading cause of death in the world. This study aims to determine whether there are a ny differences the incidence of hypercholesterolemia based on factors related to it in people with diabetes mellitus at Pasar Minggu Primary Health Care in 2018. This study used a cross -sectional method with a sample size of 126 respondents using consecutive sampling. Research variables studied were incidence of hypercholesterolemia, sex, duration of diabetes mellitus, family history of diabetes mellitus, smoking habit, physical activity, stress level, body fat percentage and fat intake. The results of this study showed that the prevalence of hypercholesterolemia incidence in DM patients was 56.3% with 37.1% in men and 63.7% in women. Of all independent variables studied, significant differences with statistical analysis were in sex (OR = 2.947, p = 0.009), family history (OR = 0.443, p = 0.018) and smoking habits (OR = 1,233; p = 0.038). Meanwhile, there was no significant the incidence of hypercholesterolemia differences based on duration of diabetes mellitus, physical activity, stress level, body, fat bod y percentage a nd fat intake due to p > 0.05. To conclude, there were significant differences in sex, family history of diabetes mellitus and smoking habits with hypercholesterolaemia incidence, with an increased risk of hypercholesterolemia in line with female sex, family history of DM and active smoking habits.AbstrakHiperkolesterolemia merupakan salah satu prediktor kuat berbagai penyait jantung yang merupakan penyebab utama kema tian di dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan berbagai faktor yang berkaitan dengan kejadian hiperkolesterolemia pada penderita diabetes melitus di Puskesmas Pasar Minggu pada tahun 2018. Penelitian ini menggunakan metode cr oss-sectional dengan jumlah sampel sebesar 126 responden menggunakan consecutive sampling. Variabel penelitian yang diteliti adalah kejadian hiperkolesterolemia, jenis kelamin, lama menderita diabetes melitus, riwayat DM keluarga, kebiasaan merokok, aktivitas fisik, tingkat stress, persen lemak tubuh dan asupan lemak. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi kejadian hiperkolesterolemia pada penderita DM adalah 56,3% dengan 37,1% pada pria dan 63,7% pada wanita. Dari seluruh variabel independe nt yang diteliti, perbedaan yang bermakna dengan hasil uji chi square adalah jenis kelamin (OR = 2,947; CI = 1,326 -6,672), riwayat keluarga (OR = 0,443; CI = 0,209 -0,895) dan kebiasaan merokok (OR = 1,233; CI = 0,990 -11,898). Sementara itu, tidak terdapat perbedaan bermakna kejadian hiperkolesterolemia berdasarkan lama menderita DM, aktivitas fisik, tingkat stress, persen lemak tubuh d an asupan lemak karena p > 0,05 . Disimpulkan, terdapat perbedaan yang signifikan pada jenis kelamin, riwayat DM keluarga da n kebiasaan merokok dengan kejadian hiperkolesterolemia .
高胆固醇血症是各种心血管疾病(CVD)的主要预测因子,是世界上导致死亡的主要原因。本研究旨在确定2018年巴沙明谷初级卫生保健中心糖尿病患者高胆固醇血症的相关因素是否存在差异。本研究采用横断面法,样本量为126人,采用连续抽样。研究变量包括高胆固醇血症发生率、性别、糖尿病病程、糖尿病家族史、吸烟习惯、体力活动、应激水平、体脂率和脂肪摄入量。本研究结果显示,糖尿病患者高胆固醇血症发生率为56.3%,其中男性为37.1%,女性为63.7%。在所研究的所有自变量中,性别(OR = 2.947, p = 0.009)、家族史(OR = 0.443, p = 0.018)和吸烟习惯(OR = 1,233;P = 0.038)。同时,糖尿病病程、体力活动、应激水平、体质、体脂率、脂肪摄入量对高胆固醇血症的发生率无显著性差异(p < 0.05)。综上所述,性别、糖尿病家族史和吸烟习惯与高胆固醇血症的发生率存在显著差异,女性、糖尿病家族史和积极吸烟习惯与高胆固醇血症的风险增加一致。【摘要】高胆固醇血症与糖尿病的相关性研究[j]; [j];Penelitian ini bertujuan为她mengetahui apakah ada perbedaan berbagai faktor杨berkaitan dengan kejadian hiperkolesterolemia篇penderita糖尿病melitus di Puskesmas白沙Minggu篇tahun 2018。Penelitian ini孟古纳坎方法对登干jumlah的横截面样本进行了研究,并对126个响应孟古纳坎连续采样。变量penelitian yang diteliti adalah kejadian高胆固醇血症,jenis kelamin, lama menderita diabetes, riwayat DM keluarga, kebiasaan merokok, aktivitas fisik, tingkat stress, person lemak tubuh和asupan lemak。Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi kejadian高胆固醇血症,糖尿病,糖尿病,糖尿病,糖尿病,糖尿病,糖尿病,糖尿病,糖尿病,糖尿病,糖尿病,糖尿病,糖尿病,糖尿病,糖尿病。Dari seluruh变量独立于yang diteliti, perbedaan和yang bermakna dengan hasil - chi square adalah jenis kelamin (OR = 2,947;CI = 1,326 -6,672), riwayat keluarga (OR = 0,443;CI = 0,209 -0,895) dan kebiasaan merokok (OR = 1,233;Ci = 0,990 -11,898)。高胆固醇血症、高胆固醇血症、高胆固醇血症、高胆固醇血症、高胆固醇血症、高胆固醇血症、高胆固醇血症、高胆固醇血症、高胆固醇血症、高胆固醇血症、高胆固醇血症、高胆固醇血症、高胆固醇血症、高胆固醇血症、高胆固醇血症、高胆固醇血症、高胆固醇血症、高胆固醇血症、高胆固醇血症、高胆固醇血症。高胆固醇血症,高胆固醇血症,高胆固醇血症,高胆固醇血症,高胆固醇血症。Peningkatan risiko高胆固醇血症utamanya terjadi pada perempuan, adanya riwayat DM keluarga dan kebiasaan aktif merokok。
{"title":"Hypercholesterolemia Differences based on Body Fat Percentage in Diabetic Patients at Pasar Minggu Primary Health Care 2018","authors":"Asti Shafira, Ratu Ayu Dewi Sartika, D. Utari","doi":"10.7454/ijphn.v1i1.4382","DOIUrl":"https://doi.org/10.7454/ijphn.v1i1.4382","url":null,"abstract":"AbstractHypercholesterolemia is the leading predictor of various cardiovascular disease (CVD) which is the leading cause of death in the world. This study aims to determine whether there are a ny differences the incidence of hypercholesterolemia based on factors related to it in people with diabetes mellitus at Pasar Minggu Primary Health Care in 2018. This study used a cross -sectional method with a sample size of 126 respondents using consecutive sampling. Research variables studied were incidence of hypercholesterolemia, sex, duration of diabetes mellitus, family history of diabetes mellitus, smoking habit, physical activity, stress level, body fat percentage and fat intake. The results of this study showed that the prevalence of hypercholesterolemia incidence in DM patients was 56.3% with 37.1% in men and 63.7% in women. Of all independent variables studied, significant differences with statistical analysis were in sex (OR = 2.947, p = 0.009), family history (OR = 0.443, p = 0.018) and smoking habits (OR = 1,233; p = 0.038). Meanwhile, there was no significant the incidence of hypercholesterolemia differences based on duration of diabetes mellitus, physical activity, stress level, body, fat bod y percentage a nd fat intake due to p > 0.05. To conclude, there were significant differences in sex, family history of diabetes mellitus and smoking habits with hypercholesterolaemia incidence, with an increased risk of hypercholesterolemia in line with female sex, family history of DM and active smoking habits.AbstrakHiperkolesterolemia merupakan salah satu prediktor kuat berbagai penyait jantung yang merupakan penyebab utama kema tian di dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan berbagai faktor yang berkaitan dengan kejadian hiperkolesterolemia pada penderita diabetes melitus di Puskesmas Pasar Minggu pada tahun 2018. Penelitian ini menggunakan metode cr oss-sectional dengan jumlah sampel sebesar 126 responden menggunakan consecutive sampling. Variabel penelitian yang diteliti adalah kejadian hiperkolesterolemia, jenis kelamin, lama menderita diabetes melitus, riwayat DM keluarga, kebiasaan merokok, aktivitas fisik, tingkat stress, persen lemak tubuh dan asupan lemak. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi kejadian hiperkolesterolemia pada penderita DM adalah 56,3% dengan 37,1% pada pria dan 63,7% pada wanita. Dari seluruh variabel independe nt yang diteliti, perbedaan yang bermakna dengan hasil uji chi square adalah jenis kelamin (OR = 2,947; CI = 1,326 -6,672), riwayat keluarga (OR = 0,443; CI = 0,209 -0,895) dan kebiasaan merokok (OR = 1,233; CI = 0,990 -11,898). Sementara itu, tidak terdapat perbedaan bermakna kejadian hiperkolesterolemia berdasarkan lama menderita DM, aktivitas fisik, tingkat stress, persen lemak tubuh d an asupan lemak karena p > 0,05 . Disimpulkan, terdapat perbedaan yang signifikan pada jenis kelamin, riwayat DM keluarga da n kebiasaan merokok dengan kejadian hiperkolesterolemia . ","PeriodicalId":212794,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Public Health Nutrition","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133343678","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Associations of Dietary Diversity and Other Factors with Prevalence of Stunting among Children Aged 6-35 Months 饮食多样性和其他因素与6-35月龄儿童发育迟缓患病率的关系
Pub Date : 2020-10-30 DOI: 10.7454/ijphn.v1i1.4380
Kelvin Halim, Ratu Ayu Dewi Sartika, Trini Sudiarti, Primasti Nuryandari Putri, N. Rahmawati
AbstractPrevalence of stunting among under five children in Indonesia is still considered as a public health problem. Dietary diversity, one of the important assessments in infant and child feeding practice, is one of important determinants of stunting. This study is aimed to examine associations between dietary diversity with other factors with prevalence of stunting in Babakan Madang District, Bogor Regency in 2019. A cross-sectional design study was performed in this study during April-June in 2019. A total of 149 children’s height aged 635 months was measured and defined based on WHO growth standards. Dietary diversity scores were collected from 24-hour food recall based on 7 food groups. Results showed that the prevalence of stunting in this study was 32.2% and 31.5% of them had low dietary diversity. There was association between dietary diversity and minimum acceptable diet with stunting (p-value = 0.033 and 0.013). Therefore, interventions should be taken by improving dietary diversity to reduce the burden and prevalence of stunting in both household and community level.AbstrakPrevalensi stunting pada balita di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Keragaman pola makan sebagai salah satu asesmen penting dalam praktik pemberian makan bayi dan anak, merupakan salah satu determinan penting untuk stunting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keragaman pola makan dan faktor lain terhadap prevalensi stunting di Kecamatan Babakan Madang Kabupaten Bogor tahun 2019. Studi cross sectional dilakukan pada penelitian ini selama bulan April -Juni tahun 2019. Sebanyak 149 anak usia 6-35 bulan diukur tinggi badannya dan didefinisikan menggunakan standar pertumbuhan tinggi badan menurut usia dari WHO. Skor keragaman pangan dikumpulkan dari Food Recall 24 jam berdasarkan 7 kelompok pangan. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi stunting pada penelitian ini sebesar 32,2% dan sebanyak 31.5%-nya memiliki keragaman pola makan rendah. Terdapat hubungan antara keragaman diet dan asupan minimum yang dapat diterima dengan stunting (p value = 0.033 dan 0.013). Dengan demikian, intervensi harus dilakukan dengan meningkatkan k eragaman pangan untuk mengurangi beban dan prevalensi stunting baik di tingkat rumah tangga ma upun masyarakat.
摘要印度尼西亚五岁以下儿童发育迟缓的发生率仍被认为是一个公共卫生问题。饮食多样性是婴幼儿喂养实践中的重要评估指标之一,也是发育迟缓的重要决定因素之一。本研究旨在研究2019年茂物县Babakan Madang地区饮食多样性与其他因素与发育迟缓患病率之间的关系。本研究于2019年4 - 6月进行了横断面设计研究。根据世卫组织生长标准,总共测量和确定了149名635个月大儿童的身高。膳食多样性评分采用24小时食物召回法,分为7个食物组。结果表明,该组儿童发育迟缓患病率为32.2%,其中31.5%的儿童膳食多样性低。饮食多样性和最低可接受日粮与发育迟缓之间存在相关性(p值分别为0.033和0.013)。因此,应采取干预措施,改善饮食多样性,以减轻家庭和社区一级的发育迟缓负担和患病率。【摘要】印度尼西亚流行的发育迟缓症。masih merupakan masalah kesehatan masyarakat。Keragaman pola makan sebagai salah satu评估penting dalam praktika pemberian makan bayi dan anak, merupakan salah satu决定penting untuk发育迟缓。Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keragaman pola makan dan faktor为儿童普遍发育迟缓的儿童提供服务。研究横截面dilakukan pada penelitian在selama bulan 4月-Juni tahun 2019。世界卫生组织(世卫组织)2014年12月14日食品召回24个果酱,7个克伦波克。Hasil penelitian menunjukkan prevalensi发育不良帕达penelitian ini sebesar 32,2%和sebanyak 31.5%-nya memiliki keragaman pola makan rendah。兔兔饮食对发育不良的影响最小(p值= 0.033 ~ 0.013)。邓加德米克,干预,邓加德米克,邓加德米克,邓加德米克,邓加德米克,邓加德米克,邓加德米克,邓加德米克,邓加德米克,邓加德米克,邓加德米克,邓加德米克,邓加德米克,邓加德米克,邓加德米克,邓加德米克。
{"title":"Associations of Dietary Diversity and Other Factors with Prevalence of Stunting among Children Aged 6-35 Months","authors":"Kelvin Halim, Ratu Ayu Dewi Sartika, Trini Sudiarti, Primasti Nuryandari Putri, N. Rahmawati","doi":"10.7454/ijphn.v1i1.4380","DOIUrl":"https://doi.org/10.7454/ijphn.v1i1.4380","url":null,"abstract":"AbstractPrevalence of stunting among under five children in Indonesia is still considered as a public health problem. Dietary diversity, one of the important assessments in infant and child feeding practice, is one of important determinants of stunting. This study is aimed to examine associations between dietary diversity with other factors with prevalence of stunting in Babakan Madang District, Bogor Regency in 2019. A cross-sectional design study was performed in this study during April-June in 2019. A total of 149 children’s height aged 635 months was measured and defined based on WHO growth standards. Dietary diversity scores were collected from 24-hour food recall based on 7 food groups. Results showed that the prevalence of stunting in this study was 32.2% and 31.5% of them had low dietary diversity. There was association between dietary diversity and minimum acceptable diet with stunting (p-value = 0.033 and 0.013). Therefore, interventions should be taken by improving dietary diversity to reduce the burden and prevalence of stunting in both household and community level.AbstrakPrevalensi stunting pada balita di Indonesia masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Keragaman pola makan sebagai salah satu asesmen penting dalam praktik pemberian makan bayi dan anak, merupakan salah satu determinan penting untuk stunting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keragaman pola makan dan faktor lain terhadap prevalensi stunting di Kecamatan Babakan Madang Kabupaten Bogor tahun 2019. Studi cross sectional dilakukan pada penelitian ini selama bulan April -Juni tahun 2019. Sebanyak 149 anak usia 6-35 bulan diukur tinggi badannya dan didefinisikan menggunakan standar pertumbuhan tinggi badan menurut usia dari WHO. Skor keragaman pangan dikumpulkan dari Food Recall 24 jam berdasarkan 7 kelompok pangan. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi stunting pada penelitian ini sebesar 32,2% dan sebanyak 31.5%-nya memiliki keragaman pola makan rendah. Terdapat hubungan antara keragaman diet dan asupan minimum yang dapat diterima dengan stunting (p value = 0.033 dan 0.013). Dengan demikian, intervensi harus dilakukan dengan meningkatkan k eragaman pangan untuk mengurangi beban dan prevalensi stunting baik di tingkat rumah tangga ma upun masyarakat.","PeriodicalId":212794,"journal":{"name":"Indonesian Journal of Public Health Nutrition","volume":"235 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115572447","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
期刊
Indonesian Journal of Public Health Nutrition
全部 Acc. Chem. Res. ACS Applied Bio Materials ACS Appl. Electron. Mater. ACS Appl. Energy Mater. ACS Appl. Mater. Interfaces ACS Appl. Nano Mater. ACS Appl. Polym. Mater. ACS BIOMATER-SCI ENG ACS Catal. ACS Cent. Sci. ACS Chem. Biol. ACS Chemical Health & Safety ACS Chem. Neurosci. ACS Comb. Sci. ACS Earth Space Chem. ACS Energy Lett. ACS Infect. Dis. ACS Macro Lett. ACS Mater. Lett. ACS Med. Chem. Lett. ACS Nano ACS Omega ACS Photonics ACS Sens. ACS Sustainable Chem. Eng. ACS Synth. Biol. Anal. Chem. BIOCHEMISTRY-US Bioconjugate Chem. BIOMACROMOLECULES Chem. Res. Toxicol. Chem. Rev. Chem. Mater. CRYST GROWTH DES ENERG FUEL Environ. Sci. Technol. Environ. Sci. Technol. Lett. Eur. J. Inorg. Chem. IND ENG CHEM RES Inorg. Chem. J. Agric. Food. Chem. J. Chem. Eng. Data J. Chem. Educ. J. Chem. Inf. Model. J. Chem. Theory Comput. J. Med. Chem. J. Nat. Prod. J PROTEOME RES J. Am. Chem. Soc. LANGMUIR MACROMOLECULES Mol. Pharmaceutics Nano Lett. Org. Lett. ORG PROCESS RES DEV ORGANOMETALLICS J. Org. Chem. J. Phys. Chem. J. Phys. Chem. A J. Phys. Chem. B J. Phys. Chem. C J. Phys. Chem. Lett. Analyst Anal. Methods Biomater. Sci. Catal. Sci. Technol. Chem. Commun. Chem. Soc. Rev. CHEM EDUC RES PRACT CRYSTENGCOMM Dalton Trans. Energy Environ. Sci. ENVIRON SCI-NANO ENVIRON SCI-PROC IMP ENVIRON SCI-WAT RES Faraday Discuss. Food Funct. Green Chem. Inorg. Chem. Front. Integr. Biol. J. Anal. At. Spectrom. J. Mater. Chem. A J. Mater. Chem. B J. Mater. Chem. C Lab Chip Mater. Chem. Front. Mater. Horiz. MEDCHEMCOMM Metallomics Mol. Biosyst. Mol. Syst. Des. Eng. Nanoscale Nanoscale Horiz. Nat. Prod. Rep. New J. Chem. Org. Biomol. Chem. Org. Chem. Front. PHOTOCH PHOTOBIO SCI PCCP Polym. Chem.
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1