Pub Date : 2022-06-30DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss1.289
Aries Toteles Ap, Cicilia Maria Erna Susanti, Abdul Azis, Rafsanjani Abdul Rasyid, Isabella Weno, Yefani T. Tahamata
Tumbuhan pandemor (Pemphis acidula) merupakan salah satu tumbuhan berkhasiat menyembuhkan yang banyak dimanfaatkan sebagai ramuan untuk mengobati patah tulang, nyeri, dan pegal-pegal oleh masyarakat di wilayah Pulau Biak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder secara kualitatif yang terdapat pada ekstrak etanol daun pandemor (P. acidula) asal Kampung Wari dan Pulau Fani (Kabupaten Biak Numfor) serta Kampung Nyanbarai dan Pulau Auki (Kabupaten Supiori). Sampel daun dibuat dalam bentuk simplisia dan diekstrak menggunakan etanol 96% sebelum dilakukan analisis senyawa metabolit sekunder secara kualitatif yang meliputi alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, triterpenoid dan streroid. Hasil penelitian diperoleh bahwa ekstrak etanol daun pandemor positif mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonoid, saponin, dan tannin pada semua simplisia dari lokasi yang berbeda.
{"title":"Kandungan Kualitatif Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak Etanol Daun Pandemor (Pemphis acidula J. R. Forst. & G. Forst) Asal Pulau Biak","authors":"Aries Toteles Ap, Cicilia Maria Erna Susanti, Abdul Azis, Rafsanjani Abdul Rasyid, Isabella Weno, Yefani T. Tahamata","doi":"10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss1.289","DOIUrl":"https://doi.org/10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss1.289","url":null,"abstract":"Tumbuhan pandemor (Pemphis acidula) merupakan salah satu tumbuhan berkhasiat menyembuhkan yang banyak dimanfaatkan sebagai ramuan untuk mengobati patah tulang, nyeri, dan pegal-pegal oleh masyarakat di wilayah Pulau Biak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder secara kualitatif yang terdapat pada ekstrak etanol daun pandemor (P. acidula) asal Kampung Wari dan Pulau Fani (Kabupaten Biak Numfor) serta Kampung Nyanbarai dan Pulau Auki (Kabupaten Supiori). Sampel daun dibuat dalam bentuk simplisia dan diekstrak menggunakan etanol 96% sebelum dilakukan analisis senyawa metabolit sekunder secara kualitatif yang meliputi alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, triterpenoid dan streroid. Hasil penelitian diperoleh bahwa ekstrak etanol daun pandemor positif mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonoid, saponin, dan tannin pada semua simplisia dari lokasi yang berbeda.","PeriodicalId":245012,"journal":{"name":"JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA","volume":"97 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115355547","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-30DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss1.287
Paul Colin Pasaribu, Jonni Marwa, Francina F. Kesaulija, Charly B. Wanggai, Bernadetta M.G. Sadsoeitoeboen
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk penggunaan lahan di sempadan Sungai Arui yang tidak sesuai dengan peraturan sempadan sungai. Lokasi penelitian ini berada di sempadan Sungai Arui Distrik Masni Kabupaten Manokwari. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik pengumpulan data dengan observasi lapangan, studi pustaka, dan analisis GIS menggunakan aplikasi ArcGIS 10.8. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa, terdapat 5 bentuk penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan PP. No. 38 Tahun 2011 pada Sempadan Sungai Arui, yaitu bentuk penggunaan perkebunan, sawah, ladang, pemukiman dan tanah terbuka. Penggunaan lahan tersebut tersebar di 14 administrasi desa. Luas penggunaan lahan perkebunan seluas 274,18 Ha, sawah seluas 1,54 Ha, ladang seluas 0,63 Ha, pemukiman seluas 0,95 Ha dan terbuka seluas 1,01 Ha, dengan total keseluruhan 278,32 Ha. Luas total sempadan Sungai Arui seluas 896,56 Ha. penggunaan lahan yang tidak sesuai adalah 31,2% dari total luas sempadan Sungai Arui.
{"title":"Kajian Penggunaan Lahan Terhadap Peraturan Sempadan Sungai Arui","authors":"Paul Colin Pasaribu, Jonni Marwa, Francina F. Kesaulija, Charly B. Wanggai, Bernadetta M.G. Sadsoeitoeboen","doi":"10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss1.287","DOIUrl":"https://doi.org/10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss1.287","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk penggunaan lahan di sempadan Sungai Arui yang tidak sesuai dengan peraturan sempadan sungai. Lokasi penelitian ini berada di sempadan Sungai Arui Distrik Masni Kabupaten Manokwari. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik pengumpulan data dengan observasi lapangan, studi pustaka, dan analisis GIS menggunakan aplikasi ArcGIS 10.8. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa, terdapat 5 bentuk penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan PP. No. 38 Tahun 2011 pada Sempadan Sungai Arui, yaitu bentuk penggunaan perkebunan, sawah, ladang, pemukiman dan tanah terbuka. Penggunaan lahan tersebut tersebar di 14 administrasi desa. Luas penggunaan lahan perkebunan seluas 274,18 Ha, sawah seluas 1,54 Ha, ladang seluas 0,63 Ha, pemukiman seluas 0,95 Ha dan terbuka seluas 1,01 Ha, dengan total keseluruhan 278,32 Ha. Luas total sempadan Sungai Arui seluas 896,56 Ha. penggunaan lahan yang tidak sesuai adalah 31,2% dari total luas sempadan Sungai Arui.","PeriodicalId":245012,"journal":{"name":"JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126239634","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-30DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss1.292
Muthmainnah, Hasanuddim, Irma Sribianti, Andi Azis Abdullah, Muhammad Nur Ramadhan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar kontribusi Hutan Kemasyarakatan terhadap pendapatan kelompok tani hutan (KTH) di Desa Gunung Silanu Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto. Penelitian ini dilakukan di Desa Gunung Silanu, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan, yang akan dilaksanakan pada bulan November 2020 – Januari 2021. Populasi penelitian di Desa Gunung Silanu Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto adalah Kelompok Tani Sumber Bahagia dengan 25 responden dan Kelompok Tani Jihad dengan 25 responden. Kelompok Tani Sumber Bahagia memperoleh pendapatan dari sektor pertanian sebesar Rp.161.515.000/tahun dengan persentase sebesar 45,03%, pendapatan dari sektor non pertanian sebesar Rp.197.190.000/tahun dengan persentase sebesar 54,97 %. Kelompok Tani Jihat memperoleh pendapatan dari sektor pertanian sebesar Rp.228.266.000/tahun dengan persentase sebesar 53,87%, pendapatan dari sektor non pertanian sebesar Rp.195.470.000/Tahun dengan persentase sebesar 46,13%.
这项研究的目的是确定民间森林对延加拉邦加拉省锡拉努邦加拉村森林社区收入的贡献。这个研究在山村Silanu街道邦卡拉Jeneponto县,南苏拉威西省,将在11月份举行的2020年间a€“2021年1月。Silanu jalan Jeneponto village的研究人口是一个拥有25名受访者和25名圣战分子的快乐农场组织。幸福的农民群体从农业部门获得的收入为16151.5万美元/年的收入为45.03%,非农业部门的收入为19000美元/年的收入为54.97%。农场集团以5386000年/年的比例从农业部门获得收入,百分比为53.87%,来自非农业部门的年收入为47万卢比/年薪,百分比为46.13%。
{"title":"Kontribusi Hutan Kemasyarakatan (HKM) Terhadap Pendapatan Kelompok Tani Hutan (KTH) di Desa Gunung Silanu Kabupaten Jeneponto","authors":"Muthmainnah, Hasanuddim, Irma Sribianti, Andi Azis Abdullah, Muhammad Nur Ramadhan","doi":"10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss1.292","DOIUrl":"https://doi.org/10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss1.292","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar kontribusi Hutan Kemasyarakatan terhadap pendapatan kelompok tani hutan (KTH) di Desa Gunung Silanu Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto. Penelitian ini dilakukan di Desa Gunung Silanu, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan, yang akan dilaksanakan pada bulan November 2020 – Januari 2021. Populasi penelitian di Desa Gunung Silanu Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto adalah Kelompok Tani Sumber Bahagia dengan 25 responden dan Kelompok Tani Jihad dengan 25 responden. Kelompok Tani Sumber Bahagia memperoleh pendapatan dari sektor pertanian sebesar Rp.161.515.000/tahun dengan persentase sebesar 45,03%, pendapatan dari sektor non pertanian sebesar Rp.197.190.000/tahun dengan persentase sebesar 54,97 %. Kelompok Tani Jihat memperoleh pendapatan dari sektor pertanian sebesar Rp.228.266.000/tahun dengan persentase sebesar 53,87%, pendapatan dari sektor non pertanian sebesar Rp.195.470.000/Tahun dengan persentase sebesar 46,13%.","PeriodicalId":245012,"journal":{"name":"JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA","volume":"77 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114865524","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Hutan di Indonesia banyak di konversi menjadi lahan pertanian, perkebunan, dan produksi kayu, namun hutan juga berperan dalam penyimpanan karbon. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui jumlah total cadangan karbon hutan tanaman jati di BDH Paliyan RPH menggoro Petak 100, dan juga untuk mengetahui potensi cadangan karbon hutan tanaman jati. Pengambilan sampel dilakukan secara sistematik sampling. Data yang dicari pada penelitian ini adalah tinggi pohon, diameter pohon, berat kering tumbuhan bawah. Analisis data yang dilakukan adalah perhitungan karbon diatas permukaan tanah meliputi biomassa pohon dan tumbuhan bawah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwasannya hutan tanaman jati di BDH paliyan RPH Menggoro Petak 100 seluas 61,6 Ha mampu menyimpan cadangan karbon sebesar 3687,3017 ton.
{"title":"Pendugaan Cadangan Karbon di Atas Permukaan Tanah Pada Tegakan Jati (Tectona grandis) di KPH Yogyakarta BDH Paliyan RPH Menggoro","authors":"Irma Akhirul Jannah, Hastanto Bowo Woesono, Tatik Suhartati","doi":"10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss1.297","DOIUrl":"https://doi.org/10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss1.297","url":null,"abstract":"Hutan di Indonesia banyak di konversi menjadi lahan pertanian, perkebunan, dan produksi kayu, namun hutan juga berperan dalam penyimpanan karbon. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui jumlah total cadangan karbon hutan tanaman jati di BDH Paliyan RPH menggoro Petak 100, dan juga untuk mengetahui potensi cadangan karbon hutan tanaman jati. Pengambilan sampel dilakukan secara sistematik sampling. Data yang dicari pada penelitian ini adalah tinggi pohon, diameter pohon, berat kering tumbuhan bawah. Analisis data yang dilakukan adalah perhitungan karbon diatas permukaan tanah meliputi biomassa pohon dan tumbuhan bawah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwasannya hutan tanaman jati di BDH paliyan RPH Menggoro Petak 100 seluas 61,6 Ha mampu menyimpan cadangan karbon sebesar 3687,3017 ton.","PeriodicalId":245012,"journal":{"name":"JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA","volume":"12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125500180","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-30DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss1.302
V. Sirami, Devi Manuhua
The biometric factors of the host, soil properties, microclimate, and biologic components are influencing the growth of climber Piper species. However, ecological data is rarely available in scientific journals. This research aims to determine the relationship between host plant biometric factors and P. decumanum growth in the University of Papua Manokwari education forest. The data were acquired using the systematic line method, with the hypothetical plot and sampling tree as the center of the plot. The relationship between the host's biometric factor and the growth of P. decumanum is evaluated using partial correlation analysis. Stands with a large DBH, high density, and rough bark texture are preferred by P. decumanum. The number of individuals and the total height of P. decumanum increased with DBH, crown area, branch-free height, total height, crown height, skin texture, and affected shade area. The number of individuals was limited by total height, branch-free height, crown height, skin texture, and crown area. On the other hand, the shaded area prevented P. decumanum from growing taller. P. decumanum most probably requires a large vertical growing space to share with the same species and other climbing species, possibly requiring support to reach the maximum height of the forest canopy. The adhesive root's ability to cling is influenced by the roughness of the host bark, and a broad shade is required to control the microclimate factors.
{"title":"Relationship Between Biometric Factor of the Host and Giant Piper's Growth (Piper decumanum L.) in the Education Forest of Papua University, Manokwari","authors":"V. Sirami, Devi Manuhua","doi":"10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss1.302","DOIUrl":"https://doi.org/10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss1.302","url":null,"abstract":"The biometric factors of the host, soil properties, microclimate, and biologic components are influencing the growth of climber Piper species. However, ecological data is rarely available in scientific journals. This research aims to determine the relationship between host plant biometric factors and P. decumanum growth in the University of Papua Manokwari education forest. The data were acquired using the systematic line method, with the hypothetical plot and sampling tree as the center of the plot. The relationship between the host's biometric factor and the growth of P. decumanum is evaluated using partial correlation analysis. Stands with a large DBH, high density, and rough bark texture are preferred by P. decumanum. The number of individuals and the total height of P. decumanum increased with DBH, crown area, branch-free height, total height, crown height, skin texture, and affected shade area. The number of individuals was limited by total height, branch-free height, crown height, skin texture, and crown area. On the other hand, the shaded area prevented P. decumanum from growing taller. P. decumanum most probably requires a large vertical growing space to share with the same species and other climbing species, possibly requiring support to reach the maximum height of the forest canopy. The adhesive root's ability to cling is influenced by the roughness of the host bark, and a broad shade is required to control the microclimate factors.","PeriodicalId":245012,"journal":{"name":"JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA","volume":"3 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129351982","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-30DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss1.303
Ade Fachrianto Raipatty Tuharea, Hans F.Z. Peday, Rusdi Angrianto
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ketelitian pengukuran kayu bulat yang dilakukan oleh juru ukur perusahaan (scaler) pada IUPHHK PT. Manokwari Mandiri Lestari Kabupaten Teluk Bintuni. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik observasi lapang. Hasil penelitian menunjukan bawa terdapat 100 jumlah sampel kayu bulat yang dilakukan pengukuran dari jenis meranti, dimana terdapat 15 batang kayu bulat yang hasilnya mengalami selisih dan yang dilakukan pengukuran diameter, terdapat 82 batang kayu bulat yang mengalami selisih. Pengukuran panjang dan diameter masing-masing mempunyai rata-rata selisih yaitu pengukuran panjang sebesar 0,11 cm dan pengukuran diameter sebesar 2,12 cm. Hasil pengukuran panjang kayu bulat yang dilakukan oleh juru ukur perusahaan (scaler) dan peneliti dari 100 batang sampel kayu bulat terjadi ketidak sesuaian sebesar 15% dan yang sesuai sebesar 85%. Sedangkan pengukuran diameter terjadi ketidaksesuaian sebesar 82% dan yang sesuai sebesar 12%. Selisih pengukuran diameter kayu bulat paling banyak berada dalam kisaran kelas diameter 50-59 cm yaitu sebanyak 21 batang atau sebesar 20%.
这项研究的目的是确定公司测量员在IUPHHK PT. Manokwari Mandiri Lestari海湾Bintuni区所进行的圆木材测量的细度。本研究采用的方法是一种带有现场观测技术的描述性方法。研究表明,从莫兰提类型进行的100个圆木样本中,有15个圆木的圆木,结果是差分的,直径为82个圆木的圆木。每一种测量的长度和直径平均间隔为0.11厘米(0.25英寸),直径为2.12厘米(2.12厘米)。公司测量员和100个圆木样本样本中的研究人员对圆木长度的测量员和研究人员进行的测试结果显示,85%的木材样本中存在不匹配。另一方面,直径为82%,对应于12%。最广泛的圆木直径测量差是50-59厘米(30英寸),也就是21条或20%。
{"title":"Ketelitian Pengukuran Kayu Bulat pada IUPHHK PT. Manokwari Mandiri Lestari Kabupaten Teluk Bintuni","authors":"Ade Fachrianto Raipatty Tuharea, Hans F.Z. Peday, Rusdi Angrianto","doi":"10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss1.303","DOIUrl":"https://doi.org/10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss1.303","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ketelitian pengukuran kayu bulat yang dilakukan oleh juru ukur perusahaan (scaler) pada IUPHHK PT. Manokwari Mandiri Lestari Kabupaten Teluk Bintuni. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik observasi lapang. Hasil penelitian menunjukan bawa terdapat 100 jumlah sampel kayu bulat yang dilakukan pengukuran dari jenis meranti, dimana terdapat 15 batang kayu bulat yang hasilnya mengalami selisih dan yang dilakukan pengukuran diameter, terdapat 82 batang kayu bulat yang mengalami selisih. Pengukuran panjang dan diameter masing-masing mempunyai rata-rata selisih yaitu pengukuran panjang sebesar 0,11 cm dan pengukuran diameter sebesar 2,12 cm. Hasil pengukuran panjang kayu bulat yang dilakukan oleh juru ukur perusahaan (scaler) dan peneliti dari 100 batang sampel kayu bulat terjadi ketidak sesuaian sebesar 15% dan yang sesuai sebesar 85%. Sedangkan pengukuran diameter terjadi ketidaksesuaian sebesar 82% dan yang sesuai sebesar 12%. Selisih pengukuran diameter kayu bulat paling banyak berada dalam kisaran kelas diameter 50-59 cm yaitu sebanyak 21 batang atau sebesar 20%.","PeriodicalId":245012,"journal":{"name":"JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115510179","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Arboretum Fakultas Kehutanan Unipa memiliki biomasa lantai hutan, nekromasa, dan serasah dan karbon yang terkandung di dalam tanah. Studi tentang karbon hutan yang tersimpan perlu dilakukan secara berkala untuk memberikan dugaan kemampuan sumberdaya hutan. Penelitian ini menunjukkan jumlah total biomasa lantai hutan di arboretum sebesar 760,4 g/m2 yang mana kontribusi terbesar berasal dari jenis tegakan plot Podocarpus amara yakni 150.8 g/m2. Sementara total nekromasa untuk limbah kasar sebesar 5034.8 g/m2 dengan kontribusi terbesar dari plot tegakan Podocarpus amara yakni 694 g/m2. Total nekromasa halus dan akar halus sebesar 1736.8 g/m2 dengan kontribusi terbesar dari plot tegakan Dracontomelum dao yakni 216,4 g/m2. Carbon tersimpan pada lantai hutan di lokasi arboretum adalah sebesar 31,5 tons/Ha, dimana nekromaa kasar memberikan kontribusi tertinggi sebesar 23,16 ton/Ha, kemudian diikuti dengan nekromasa halus dan akar halus sebesar 4,93 ton/Ha dan tumbuhan bawah sebesar 3.41 tons/Ha. Total karbon tersimpan cenderung berkurang secara signifikan dengan total pengurangan proporsi sekitar 85% dari 202,7 t/Ha di tahun 2010 menjadi 31,5 t/Ha di tahun 2020.
{"title":"Karbon Tersimpan (C-Stock) di Lantai Hutan Arboretum Fakultas Kehutanan Unipa","authors":"Obed Nedjo Lense, Aditya Rahmadaniarti, Lili Natalia Talebong","doi":"10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss1.300","DOIUrl":"https://doi.org/10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss1.300","url":null,"abstract":"Arboretum Fakultas Kehutanan Unipa memiliki biomasa lantai hutan, nekromasa, dan serasah dan karbon yang terkandung di dalam tanah. Studi tentang karbon hutan yang tersimpan perlu dilakukan secara berkala untuk memberikan dugaan kemampuan sumberdaya hutan. Penelitian ini menunjukkan jumlah total biomasa lantai hutan di arboretum sebesar 760,4 g/m2 yang mana kontribusi terbesar berasal dari jenis tegakan plot Podocarpus amara yakni 150.8 g/m2. Sementara total nekromasa untuk limbah kasar sebesar 5034.8 g/m2 dengan kontribusi terbesar dari plot tegakan Podocarpus amara yakni 694 g/m2. Total nekromasa halus dan akar halus sebesar 1736.8 g/m2 dengan kontribusi terbesar dari plot tegakan Dracontomelum dao yakni 216,4 g/m2. Carbon tersimpan pada lantai hutan di lokasi arboretum adalah sebesar 31,5 tons/Ha, dimana nekromaa kasar memberikan kontribusi tertinggi sebesar 23,16 ton/Ha, kemudian diikuti dengan nekromasa halus dan akar halus sebesar 4,93 ton/Ha dan tumbuhan bawah sebesar 3.41 tons/Ha. Total karbon tersimpan cenderung berkurang secara signifikan dengan total pengurangan proporsi sekitar 85% dari 202,7 t/Ha di tahun 2010 menjadi 31,5 t/Ha di tahun 2020. ","PeriodicalId":245012,"journal":{"name":"JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA","volume":"380 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115905746","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-30DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss1.293
Rini Fitri, Nuraida
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis sistem agroforestri dalam menekan erosi lebih kecil dari erosi yang ditoleransikan (Etol), dan meningkatkan kebutuhan hidup layak di daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung Hulu. Penelitian ini menggunakan metode survei, analisis erosi lebih kecil dari erosi yang ditoleransikan dengan persamaan (Wood dan Dent, 1983) dan analisis kebutuhan hidup layak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem agroforestri di DAS Ciliwung Hulu terdapat 8 (delapan) tipe agroforestri diantaranya agrosilvopastura-Damar, agrosilvopastura-Mindi, agrosilvopastura-Kayu Afrika, agrosilvopastura-Sengon, agrisilviendemik-Rasamala, agrisilvikultura-Kayu Afrika, agrislivikultura-Jabon dan agrisilvikultura-Damar. Integrasi antara sistem agroforestri dan agroteknologi yang digunakan mampu mendukung indikator biofisik pengelolaan DAS yang berkelanjutan dan menekan erosi lebih kecil dari Etol. Secara sosial ekonomi pendapatan yang diperoleh telah memenuhi kebutuhan hidup yang layak dan berkelanjutan.
这项研究的目的是分析农林造林制度,以抑制耐受侵蚀的侵蚀,并增加上游流域的有价值的生活需求。这项研究采用的是一种调查方法,它对耐受侵蚀的分析小于1983年的《伍德与登特》(Wood and Dent, 1983),以及对有价值生活必需品的分析。农林业系统的研究结果表明,Ciliwung河流域上游有8(八)其中农林业agrosilvopastura-Damar类型,agrosilvopastura-Mindi agrosilvopastura-Kayu非洲、agrosilvopastura-Sengon agrisilviendemik-Rasamala agrisilvikultura-Kayu非洲,agrislivikultura-Jabon和agrisilvikultura-Damar。农林复合技术和农化技术的结合有助于支持可持续管理DAS的生物物理指标,并抑制更小的环礁侵蚀。从社会经济中获得的收入满足了生活的可接受和可持续的需要。
{"title":"Sistim Agroforestri Berkelanjutan di Daerah Aliran Sungai Ciliwung Hulu","authors":"Rini Fitri, Nuraida","doi":"10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss1.293","DOIUrl":"https://doi.org/10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss1.293","url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis sistem agroforestri dalam menekan erosi lebih kecil dari erosi yang ditoleransikan (Etol), dan meningkatkan kebutuhan hidup layak di daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung Hulu. Penelitian ini menggunakan metode survei, analisis erosi lebih kecil dari erosi yang ditoleransikan dengan persamaan (Wood dan Dent, 1983) dan analisis kebutuhan hidup layak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem agroforestri di DAS Ciliwung Hulu terdapat 8 (delapan) tipe agroforestri diantaranya agrosilvopastura-Damar, agrosilvopastura-Mindi, agrosilvopastura-Kayu Afrika, agrosilvopastura-Sengon, agrisilviendemik-Rasamala, agrisilvikultura-Kayu Afrika, agrislivikultura-Jabon dan agrisilvikultura-Damar. Integrasi antara sistem agroforestri dan agroteknologi yang digunakan mampu mendukung indikator biofisik pengelolaan DAS yang berkelanjutan dan menekan erosi lebih kecil dari Etol. Secara sosial ekonomi pendapatan yang diperoleh telah memenuhi kebutuhan hidup yang layak dan berkelanjutan.","PeriodicalId":245012,"journal":{"name":"JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121890760","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Laboratorium zoologi Universitas Papua (Unipa) memiliki berbagai spesies ular yang dikoleksi dari berbagai daerah di Papua. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pakan ular melalui observasi spesimen yang tersimpan di laboratorium zoologi dan kemudian menganalisa preferensi habitat ular berdasarkan pakan yang ditemukan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik pembedahan saluran percernaan pada 93 spesimen ular. Hasil penelitian menunjukan bahwa pakan ular merupakan hewan dari kelompok Reptil, Amphibi, Mamalia dan Osteichtyes, dimana presentase pakan tertinggi dari kelompok Reptil, sebesar 55%. Berdasarkan pakan yang ditemukan tersebut dapat disimpulkan bahwa Micropechis ikaheka dan Furina tritis adalah kelompok semifusorial, Tropidonophis spp. adalah kelompok semiakuatik, Laticauda colubrina adalah kelompok akuatik, Stegonotus spp., Achantophis spp. dan Leiophyton albertisii adalah kelompok terrestrial, Chondrophyton viridis adalah kelompok scancorial dan Boiga irregularis dan Dendrelaphis spp. Adalah kelompok arboreal.
{"title":"Pakan dan Preferensi Habitat Ular dari Papua Berdasarkan Observasi Spesimen","authors":"Denisa Taran, Keliopas Krey, Aksamina Yohanita, Saremay Sawaki","doi":"10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss1.298","DOIUrl":"https://doi.org/10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss1.298","url":null,"abstract":"Laboratorium zoologi Universitas Papua (Unipa) memiliki berbagai spesies ular yang dikoleksi dari berbagai daerah di Papua. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pakan ular melalui observasi spesimen yang tersimpan di laboratorium zoologi dan kemudian menganalisa preferensi habitat ular berdasarkan pakan yang ditemukan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik pembedahan saluran percernaan pada 93 spesimen ular. Hasil penelitian menunjukan bahwa pakan ular merupakan hewan dari kelompok Reptil, Amphibi, Mamalia dan Osteichtyes, dimana presentase pakan tertinggi dari kelompok Reptil, sebesar 55%. Berdasarkan pakan yang ditemukan tersebut dapat disimpulkan bahwa Micropechis ikaheka dan Furina tritis adalah kelompok semifusorial, Tropidonophis spp. adalah kelompok semiakuatik, Laticauda colubrina adalah kelompok akuatik, Stegonotus spp., Achantophis spp. dan Leiophyton albertisii adalah kelompok terrestrial, Chondrophyton viridis adalah kelompok scancorial dan Boiga irregularis dan Dendrelaphis spp. Adalah kelompok arboreal.","PeriodicalId":245012,"journal":{"name":"JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA","volume":"254 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121895451","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-30DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss1.290
Niklas M. Merindakang, Wahyudi, Julius Dwi Nugroho
Ijin Pemungutan Hasil Hutan Kayu adalah ijin pemungutan hasil hutan kayu dari hutan produksi pada hutan negara untuk pemenuhan kayu olahan lokal bagi pembangunan daerah, kelompok dan individu/perorangan, serta kesejahteraan masyarakat pemilik ulayat dalam volume, luasan dan waktu tertentu, dan tidak diperjualbelikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah dan luasan IPHHK selama 2018-2019 di Provinsi Papua Barat, penyebaran IPHHK dominan kabupaten kota/distrik, komposisi jenis kayu olahan berdasarkan surat keterangan sahnya hasil hutan, keragaman ukuran kayu olahan lokal, dan perkiraan penerimaan iuran kehutanan dari kayu olahan lokal di Provinsi Papua Barat. Penelitian dirancang dengan studi kasus, data dianalisis dari dokumen Dinas Kehutanan provinsi Papua Barat, dan wawancara responden kunci. Hasil penelitian menunjukkan bahwa IPHHK pada 2018 sebanyak 1.101 izin dengan luasan 5.505 Ha dan volume bahan baku/log 55.050 m3, setara dengan 27.525m3, akan tetapi jumlah izin menurun 38% pada 2019. Empat kabupaten dominan pemegang izin ialah Manokwari, Sorong, Manokwari Selatan, dan Teluk Bintuni. Kayu olahan lokal berdasarkan Surat keterangan sahnya hasil hutan kayu, didominasi kelompok Merbau (90%), diikuti kelompok Meranti (8%), Rimba Campuran (2%) dan nihil untuk kelompok kayu Indah. Merbau berkontribusi sangat signifikan terhadap provisi sumber daya hutan Rp3.2 milyar/tahun. Karakteristik kayu olahan lokal untuk stand kayu lebih bersifat seller market dan untuk mebel bersifat buyer market atau pesanan. Penanaman jenis komersil endemik bagi pemegan ijin perlu dimonitor dan di evaluasi di masa mendatang. Peredaran kayu olahan lokal pada 2018 masih dapat dipenuhi dari penerbitan 1.101 izin pemungutan hasil hutan kayu di Provinsi Papua Barat.
{"title":"Estimasi Produksi dan Peredaran Kayu Olahan Lokal Berdasarkan Penerbitan Ijin Pemungutan Hasil Hutan Kayu di Provinsi Papua Barat","authors":"Niklas M. Merindakang, Wahyudi, Julius Dwi Nugroho","doi":"10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss1.290","DOIUrl":"https://doi.org/10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss1.290","url":null,"abstract":"Ijin Pemungutan Hasil Hutan Kayu adalah ijin pemungutan hasil hutan kayu dari hutan produksi pada hutan negara untuk pemenuhan kayu olahan lokal bagi pembangunan daerah, kelompok dan individu/perorangan, serta kesejahteraan masyarakat pemilik ulayat dalam volume, luasan dan waktu tertentu, dan tidak diperjualbelikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah dan luasan IPHHK selama 2018-2019 di Provinsi Papua Barat, penyebaran IPHHK dominan kabupaten kota/distrik, komposisi jenis kayu olahan berdasarkan surat keterangan sahnya hasil hutan, keragaman ukuran kayu olahan lokal, dan perkiraan penerimaan iuran kehutanan dari kayu olahan lokal di Provinsi Papua Barat. Penelitian dirancang dengan studi kasus, data dianalisis dari dokumen Dinas Kehutanan provinsi Papua Barat, dan wawancara responden kunci. Hasil penelitian menunjukkan bahwa IPHHK pada 2018 sebanyak 1.101 izin dengan luasan 5.505 Ha dan volume bahan baku/log 55.050 m3, setara dengan 27.525m3, akan tetapi jumlah izin menurun 38% pada 2019. Empat kabupaten dominan pemegang izin ialah Manokwari, Sorong, Manokwari Selatan, dan Teluk Bintuni. Kayu olahan lokal berdasarkan Surat keterangan sahnya hasil hutan kayu, didominasi kelompok Merbau (90%), diikuti kelompok Meranti (8%), Rimba Campuran (2%) dan nihil untuk kelompok kayu Indah. Merbau berkontribusi sangat signifikan terhadap provisi sumber daya hutan Rp3.2 milyar/tahun. Karakteristik kayu olahan lokal untuk stand kayu lebih bersifat seller market dan untuk mebel bersifat buyer market atau pesanan. Penanaman jenis komersil endemik bagi pemegan ijin perlu dimonitor dan di evaluasi di masa mendatang. Peredaran kayu olahan lokal pada 2018 masih dapat dipenuhi dari penerbitan 1.101 izin pemungutan hasil hutan kayu di Provinsi Papua Barat.","PeriodicalId":245012,"journal":{"name":"JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA","volume":"10 1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116918071","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}