Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pendapatan masyarakat sekitar Kawasan Taman Wisata Alam Malino Hutan Pinus Lembanna terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli–Agustus Tahun 2022. Metode yang digunakan yaitu dengan metode wawancara, pemberian kuesioner, pengambilan dokumentasi. Populasi penelitian di Kelurahan Patappang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa adalah Masyarakat Sekitar Kawasan Taman Wisata Alam Malino Hutan Pinus Lembanna dengan 30 orang responden. Pendapatan Masyarakat Sekitar Kawasan Taman Wisata Alam Malino Hutan Pinus Lembanna Di Kelurahan Patappang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan adalah dari bidang Barang sebesar Rp.50.760.000/tahun, bidang Jasa sebesar Rp.31.008.000/tahun, bidang barang dan jasa sebesar Rp.427.896.000/tahun. Pendapatan keseluruhan sebesar Rp.509.664.000/tahun dengan Rata-rata pendapatan responden sebesar Rp.16.988.800/tahun.
{"title":"Pendapatan Masyarakat Sekitar Kawasan Taman Wisata Alam Malino Hutan Pinus Lembanna di Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan","authors":"Vivian Safitri, Muthmainnah, Jauhar Mukti, Irma Sribianti","doi":"10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss2.358","DOIUrl":"https://doi.org/10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss2.358","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pendapatan masyarakat sekitar Kawasan Taman Wisata Alam Malino Hutan Pinus Lembanna terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli–Agustus Tahun 2022. Metode yang digunakan yaitu dengan metode wawancara, pemberian kuesioner, pengambilan dokumentasi. Populasi penelitian di Kelurahan Patappang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa adalah Masyarakat Sekitar Kawasan Taman Wisata Alam Malino Hutan Pinus Lembanna dengan 30 orang responden. Pendapatan Masyarakat Sekitar Kawasan Taman Wisata Alam Malino Hutan Pinus Lembanna Di Kelurahan Patappang Kecamatan Tinggimoncong Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan adalah dari bidang Barang sebesar Rp.50.760.000/tahun, bidang Jasa sebesar Rp.31.008.000/tahun, bidang barang dan jasa sebesar Rp.427.896.000/tahun. Pendapatan keseluruhan sebesar Rp.509.664.000/tahun dengan Rata-rata pendapatan responden sebesar Rp.16.988.800/tahun.","PeriodicalId":245012,"journal":{"name":"JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131122823","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-30DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss2.364
Mira Maitale, Lesty Latupapua, Andre Tuhumury
Kekayaan jenis burung di hutan Negeri Rumah Sokat, Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah. Penelitian ini dilaksanakan di Negeri Rumah Sokat selama satu bulan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kekayaan jenis burung di Negeri Rumah Sokat, Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah sebagai data kekayaan jenis burung untuk Negeri Rumah Sokat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode IPA, untuk melihat kekayaan jenis burung di Negeri Rumah Sokat. Teknik pengumpulan data yang di gunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu pengamatan burung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekayaan jenis burung di Negeri Rumah Sokat memiliki kekayaan burung yang sangat baik.
{"title":"Kekayaan Jenis Burung di Hutan Negeri Rumah Sokat Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah","authors":"Mira Maitale, Lesty Latupapua, Andre Tuhumury","doi":"10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss2.364","DOIUrl":"https://doi.org/10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss2.364","url":null,"abstract":"Kekayaan jenis burung di hutan Negeri Rumah Sokat, Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah. Penelitian ini dilaksanakan di Negeri Rumah Sokat selama satu bulan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kekayaan jenis burung di Negeri Rumah Sokat, Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah sebagai data kekayaan jenis burung untuk Negeri Rumah Sokat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode IPA, untuk melihat kekayaan jenis burung di Negeri Rumah Sokat. Teknik pengumpulan data yang di gunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu pengamatan burung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekayaan jenis burung di Negeri Rumah Sokat memiliki kekayaan burung yang sangat baik.","PeriodicalId":245012,"journal":{"name":"JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA","volume":"77 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131369497","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-30DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss2.357
Muhib Hidayatullah, I. Susila, Abdul Jafar Maring
Penerapan agroforestri merupakan salah satu cara untuk memaksimalkan penggunaan lahan, perbaikan kualitas lingkungan mikro, dan peningkatan pendapatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menggali dan mempelajari sistem agroforestri tradisional yang dipraktekkan oleh masyarakat di Desa Batudulang- Kecamatan Batulanteh, Kabupaten Sumbawa. Penelitian dilakukan dengan observasi lapang dan wawancara secara sengaja (purposive sampling). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga pola agroforestri tradisional yang telah dilaksanakan secara turun temurun oleh masyarakat di Batudulang yaitu agroforestri berbasis tanaman kemiri, agroforestri berbasis tanaman kopi dan agroforestri berbasis tanaman campuran. Ketiga pola agroforestri diterapkan berdasarkan pilihan masing-masing petani, sesuai dengan tujuan pengelolaan.
{"title":"Sistem Agroforestri Tradisional di Sumbawa: Karakteristik, Komoditas Utama dan Kontribusinya terhadap Kehidupan Masyarakat","authors":"Muhib Hidayatullah, I. Susila, Abdul Jafar Maring","doi":"10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss2.357","DOIUrl":"https://doi.org/10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss2.357","url":null,"abstract":"Penerapan agroforestri merupakan salah satu cara untuk memaksimalkan penggunaan lahan, perbaikan kualitas lingkungan mikro, dan peningkatan pendapatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menggali dan mempelajari sistem agroforestri tradisional yang dipraktekkan oleh masyarakat di Desa Batudulang- Kecamatan Batulanteh, Kabupaten Sumbawa. Penelitian dilakukan dengan observasi lapang dan wawancara secara sengaja (purposive sampling). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga pola agroforestri tradisional yang telah dilaksanakan secara turun temurun oleh masyarakat di Batudulang yaitu agroforestri berbasis tanaman kemiri, agroforestri berbasis tanaman kopi dan agroforestri berbasis tanaman campuran. Ketiga pola agroforestri diterapkan berdasarkan pilihan masing-masing petani, sesuai dengan tujuan pengelolaan.","PeriodicalId":245012,"journal":{"name":"JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA","volume":"53 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127077236","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-30DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss2.367
Tatiana Rumaropen, Inggrid Nortalia Kailola
Anggrek merupakan salah satu tanaman yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Anggrek dibedakan menjadi empat macam yaitu terestrial, epifit, saprofit, dan litofit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis–jenis anggrek epifit dan terestrial, di Distrik Supiori Barat Kampung Koryakam dan Kampung Napisndi. Metode yang dipakai dalam penelitian ini yaitu, metode Jelajah dan metode wawancara, data dianalisa secara deskriptif. Anggrek yang diidentifikasi adalah anggrek yang hanya memiliki bunga, sehingga mudah untuk diidentifikasi hingga tingkat spesies. Anggrek yang diidentifikasi berjumlah 9 jenis yaitu, teridiri dari satu jenis anggrek terestrial Spathoglotis plicata, dan 8 anggrek epifit Eria javanica, Cleisostoma litoreum, Dendrobium mirbelianum, Coelogyne asperata, Robiquetia gracillistipes, Bulbophyllum hymenocrateum, Bulbophyllum calichroma, dan Bulbophyllum sp. Hasil penelitian yang didapat di Kampung Koryakam 3 jenis yaitu, Spathoglotis plicata, Eria javanica, dan Cleisostoma litoreum. Sementara di Kampung Napisndi jenis yang ditemukan sebanyak 6 jenis yaitu, Dendrobium mirbelianum, Coelogyne asperata, Robiquetia gracillistipes, Bulbophyllum hymenocrateum, Bulbophyllum sp1, dan Bulbophyllum sp2.
{"title":"Jenis Anggrek Epifit dan Teresterial di Kampung Koryakam dan Kampung Napisndi Distrik Supiori Barat Kabupaten Supiori Provinsi Papua","authors":"Tatiana Rumaropen, Inggrid Nortalia Kailola","doi":"10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss2.367","DOIUrl":"https://doi.org/10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss2.367","url":null,"abstract":"Anggrek merupakan salah satu tanaman yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Anggrek dibedakan menjadi empat macam yaitu terestrial, epifit, saprofit, dan litofit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis–jenis anggrek epifit dan terestrial, di Distrik Supiori Barat Kampung Koryakam dan Kampung Napisndi. Metode yang dipakai dalam penelitian ini yaitu, metode Jelajah dan metode wawancara, data dianalisa secara deskriptif. Anggrek yang diidentifikasi adalah anggrek yang hanya memiliki bunga, sehingga mudah untuk diidentifikasi hingga tingkat spesies. Anggrek yang diidentifikasi berjumlah 9 jenis yaitu, teridiri dari satu jenis anggrek terestrial Spathoglotis plicata, dan 8 anggrek epifit Eria javanica, Cleisostoma litoreum, Dendrobium mirbelianum, Coelogyne asperata, Robiquetia gracillistipes, Bulbophyllum hymenocrateum, Bulbophyllum calichroma, dan Bulbophyllum sp. Hasil penelitian yang didapat di Kampung Koryakam 3 jenis yaitu, Spathoglotis plicata, Eria javanica, dan Cleisostoma litoreum. Sementara di Kampung Napisndi jenis yang ditemukan sebanyak 6 jenis yaitu, Dendrobium mirbelianum, Coelogyne asperata, Robiquetia gracillistipes, Bulbophyllum hymenocrateum, Bulbophyllum sp1, dan Bulbophyllum sp2.","PeriodicalId":245012,"journal":{"name":"JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129723133","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penggunaan drone dalam pengelolaan hutan akan menjadi bagian dari inventarisasi hutan sehingga lebih efisien dan memiliki akurasi yang tinggi. Parameter yang paling jelas pada gambar drone adalah tajuk. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengestimasi karakteristik pohon berdasarkan diameter tajuk citra drone. Sebanyak 9 plot berbentuk lingkaran dibuat dengan luas 0,02 ha per plot. Analisis regresi dilakukan untuk memodelkan diameter setinggi dada (Dbh) dan tinggi pohon (H) berdasarkan diameter tajuk citra drone. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model regresi linier sederhana dengan variabel bebas diameter tajuk mampu menjelaskan variasi Dbh dan H, sehingga diameter tajuk dapat menjadi penduga Dbh dan H yang baik. Karakteristik Dbh dan H menunjukkan pertumbuhan sangat baik, indeks kelangsingan (indeks stabilitas tegakan) menunjukkan tegakan yang kokoh dan stabil.
{"title":"Karakteristik Pohon Jati Unggul Nusantara (JUN) Umur 3 Tahun Berbasis Citra Drone di RPH Mulo KPH Yogyakarta","authors":"Tatik Suhartati, Sugeng Wahyudiono, Purwadi, Karti Rahayu Kusumaningsih","doi":"10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss2.365","DOIUrl":"https://doi.org/10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss2.365","url":null,"abstract":"Penggunaan drone dalam pengelolaan hutan akan menjadi bagian dari inventarisasi hutan sehingga lebih efisien dan memiliki akurasi yang tinggi. Parameter yang paling jelas pada gambar drone adalah tajuk. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengestimasi karakteristik pohon berdasarkan diameter tajuk citra drone. Sebanyak 9 plot berbentuk lingkaran dibuat dengan luas 0,02 ha per plot. Analisis regresi dilakukan untuk memodelkan diameter setinggi dada (Dbh) dan tinggi pohon (H) berdasarkan diameter tajuk citra drone. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model regresi linier sederhana dengan variabel bebas diameter tajuk mampu menjelaskan variasi Dbh dan H, sehingga diameter tajuk dapat menjadi penduga Dbh dan H yang baik. Karakteristik Dbh dan H menunjukkan pertumbuhan sangat baik, indeks kelangsingan (indeks stabilitas tegakan) menunjukkan tegakan yang kokoh dan stabil.","PeriodicalId":245012,"journal":{"name":"JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA","volume":"72 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133323896","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Salah satu upaya konservasi yang dapat dilakukan dalam menjaga keseimbangan populasi kasuari di luar habitat alaminya adalah melalui konservasi ex-situ, yakni penangkaran. Aspek manajemen pakan termasuk dalam teknik penangkaran yang memainkan peranan penting dalam menentukan keberhasilan suatu usaha penangkaran. Penelitian ini dilaksanakan di Unit Pelaksana Teknis Daerah Taman Burung dan Taman Anggrek Biak, Provinsi Papua, antara tanggal 6 Januari – 22 Maret 2022. Penelitian dilakukan menggunakan metode deskriptif dengan teknik observasi. Pengamatan secara intensif dilakukan terhadap praktek pemberian pakan burung kasuari. Hasil pengamatan dianlisis menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis bahan pakan kasuari yang diberikan pada TBTA Biak adalah pisang kapok, pisang mas, dan papaya. Waktu pemberian pakan yaitu pukul 08:00-09:00 WIT. Tempat penyimpanan pakan yaitu di dalam gudang menggunakan keranjang untuk mempermudah pengambilan pakan. Dengan pemyimpanan pakan terbuka di dalam ruangan dan tidak menggunakan zat kimia atau freezer. Pemberian pakan dilakukan sekali sehari dengan jumlah konsumsi pakan 1.729,43 gr/ekor/hari bagi kasuari yang dikandangkan dan 4.617 gr/ekor/hari bagi kasuari yang diumbar. Diversifikasi pakan perlu dilakukan dengan menambahkan jenis pakan alami sehingga keseimbangan nutrisi pakan dapat terpenuhi. Jumlah konsumsi pakan sangat dipengaruhi oleh aktivitas kasuari dan ketersediaan ruang untuk beraktivitas.
{"title":"Manajemen Pakan Sebagai Penunjang Konservasi Eksitu Kasuari (Casuarius sp.) di Taman Burung dan Taman Anggrek Biak","authors":"Edwin Galfani Abidondifu, Frandz Rumbiak Pawere, Freddy Pattiselanno","doi":"10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss2.349","DOIUrl":"https://doi.org/10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss2.349","url":null,"abstract":"Salah satu upaya konservasi yang dapat dilakukan dalam menjaga keseimbangan populasi kasuari di luar habitat alaminya adalah melalui konservasi ex-situ, yakni penangkaran. Aspek manajemen pakan termasuk dalam teknik penangkaran yang memainkan peranan penting dalam menentukan keberhasilan suatu usaha penangkaran. Penelitian ini dilaksanakan di Unit Pelaksana Teknis Daerah Taman Burung dan Taman Anggrek Biak, Provinsi Papua, antara tanggal 6 Januari – 22 Maret 2022. Penelitian dilakukan menggunakan metode deskriptif dengan teknik observasi. Pengamatan secara intensif dilakukan terhadap praktek pemberian pakan burung kasuari. Hasil pengamatan dianlisis menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis bahan pakan kasuari yang diberikan pada TBTA Biak adalah pisang kapok, pisang mas, dan papaya. Waktu pemberian pakan yaitu pukul 08:00-09:00 WIT. Tempat penyimpanan pakan yaitu di dalam gudang menggunakan keranjang untuk mempermudah pengambilan pakan. Dengan pemyimpanan pakan terbuka di dalam ruangan dan tidak menggunakan zat kimia atau freezer. Pemberian pakan dilakukan sekali sehari dengan jumlah konsumsi pakan 1.729,43 gr/ekor/hari bagi kasuari yang dikandangkan dan 4.617 gr/ekor/hari bagi kasuari yang diumbar. Diversifikasi pakan perlu dilakukan dengan menambahkan jenis pakan alami sehingga keseimbangan nutrisi pakan dapat terpenuhi. Jumlah konsumsi pakan sangat dipengaruhi oleh aktivitas kasuari dan ketersediaan ruang untuk beraktivitas.","PeriodicalId":245012,"journal":{"name":"JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA","volume":"35 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129844690","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-30DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss2.360
Clarcy Maahaly, L. Latupapua, Fak. Pertanian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran burung mandar besar di Negeri Rumah Sokat, Kecamatan seram utara, Kabupaten Maluku Tengah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola sebaran bagi burung Mandar Besar. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2020 s.d November 2020. Pengamatan burung Mandar Besar dilakukan menggunakan metode point count dengan bantuan alat hitung hand held counter. Penelitian menunjukkan hutan Negeri Rumah Sokat sebagai area pengamatan. Wilayah penelitian memiliki lahan dengan ketersediaan makanan dengan luas 45,33 ha. Hasil penelitian ini juga menunjukkan pola sebaran burung Mandar Besar adalah mengelompok, dengan nilai Indeks Morisita 0,045. Ketersediaannya ruang bagi burung Mandar besar untuk mencari makan, minum, bersarang dan berkembang biak dapat menyebabkan kenaikan jumlah populasi burung Mandar Besar.
{"title":"Sebaran dan Populasi Burung Mandar Besar (Porphyrio porphyrio) di Negeri Rumah Sokat, Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah","authors":"Clarcy Maahaly, L. Latupapua, Fak. Pertanian","doi":"10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss2.360","DOIUrl":"https://doi.org/10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss2.360","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran burung mandar besar di Negeri Rumah Sokat, Kecamatan seram utara, Kabupaten Maluku Tengah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola sebaran bagi burung Mandar Besar. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2020 s.d November 2020. Pengamatan burung Mandar Besar dilakukan menggunakan metode point count dengan bantuan alat hitung hand held counter. Penelitian menunjukkan hutan Negeri Rumah Sokat sebagai area pengamatan. Wilayah penelitian memiliki lahan dengan ketersediaan makanan dengan luas 45,33 ha. Hasil penelitian ini juga menunjukkan pola sebaran burung Mandar Besar adalah mengelompok, dengan nilai Indeks Morisita 0,045. Ketersediaannya ruang bagi burung Mandar besar untuk mencari makan, minum, bersarang dan berkembang biak dapat menyebabkan kenaikan jumlah populasi burung Mandar Besar.","PeriodicalId":245012,"journal":{"name":"JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117095858","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-30DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss2.368
Frederik Reinardus Naiheli, Wilhelmina Seran, Fadlan Pramatana, Ludji Michael Riwu Kaho
Mamar Desa Beaneno berfungsi untuk menjaga kelestarian sumber mata air, penunjang ekonomi masyarakat serta tempat melakukan seremonial adat Desa Beaneno. Namun, dalam perkembangannya terjadi penurunan produktivitas mamar Desa Beaneno akibat perubahan kondisi biofisiknya seperti usia vegetasi penyusun mamar dan kepadatan kerapatan tajuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur dan komposisi serta status regenerasi mamar Desa Beaneno. Pengambilan sampel menggunakan teknik analisis vegetasi dengan peletakan plot secara stratified systematic sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur tegakan pada sistem mamar Desa Beaneno berada dalam kondisi normal/seimbang, dimana proses regenerasi dapat berlangsung karena tersedia permudaan dalam jumlah yang mencukupi, dengan komposisi pada mamar ditemukan sebanyak 14 jenis pada tingkat semai, 5 jenis pada tingkat pancang, 4 jenis pada tingkat tiang dan 12 jenis pada tingkat pohon. Pinang merupakan jenis yang dominan hampir pada setiap tingkatan pertumbuhan. Status regenerasi pada mamar Desa Beaneno menunjukkan bahwa dari 19 jenis memiliki status regenerasi yang berbeda, dimana 1 jenis berstatus ‘baik’, 8 jenis berstatus ‘baru beregenerasi’, 1 jenis berstatus ‘buruk’, 3 jenis berstatus ‘cukup’ dan 6 jenis berstatus ‘tidak beregenerasi’. Mamar berperan sangat penting dimana, mamar sebagai tempat ritual adat, penyembah para leluhur dan adanya mata air yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Beaneno.
{"title":"Struktur dan Komposisi serta Status Regenerasi Mamar Desa Beaneno, Kecamatan Sasitamean, Kabupaten Malaka","authors":"Frederik Reinardus Naiheli, Wilhelmina Seran, Fadlan Pramatana, Ludji Michael Riwu Kaho","doi":"10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss2.368","DOIUrl":"https://doi.org/10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss2.368","url":null,"abstract":"Mamar Desa Beaneno berfungsi untuk menjaga kelestarian sumber mata air, penunjang ekonomi masyarakat serta tempat melakukan seremonial adat Desa Beaneno. Namun, dalam perkembangannya terjadi penurunan produktivitas mamar Desa Beaneno akibat perubahan kondisi biofisiknya seperti usia vegetasi penyusun mamar dan kepadatan kerapatan tajuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur dan komposisi serta status regenerasi mamar Desa Beaneno. Pengambilan sampel menggunakan teknik analisis vegetasi dengan peletakan plot secara stratified systematic sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur tegakan pada sistem mamar Desa Beaneno berada dalam kondisi normal/seimbang, dimana proses regenerasi dapat berlangsung karena tersedia permudaan dalam jumlah yang mencukupi, dengan komposisi pada mamar ditemukan sebanyak 14 jenis pada tingkat semai, 5 jenis pada tingkat pancang, 4 jenis pada tingkat tiang dan 12 jenis pada tingkat pohon. Pinang merupakan jenis yang dominan hampir pada setiap tingkatan pertumbuhan. Status regenerasi pada mamar Desa Beaneno menunjukkan bahwa dari 19 jenis memiliki status regenerasi yang berbeda, dimana 1 jenis berstatus ‘baik’, 8 jenis berstatus ‘baru beregenerasi’, 1 jenis berstatus ‘buruk’, 3 jenis berstatus ‘cukup’ dan 6 jenis berstatus ‘tidak beregenerasi’. Mamar berperan sangat penting dimana, mamar sebagai tempat ritual adat, penyembah para leluhur dan adanya mata air yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Beaneno.","PeriodicalId":245012,"journal":{"name":"JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA","volume":"57 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122673036","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-30DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss2.352
Yulianus Dominggus Komul, Jopie Christian Hitipeuw
Perubahan jumlah karbon tersimpan pada suatu kawasan hutan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya kerapatan vegetasi, struktur dan komposisi tegakan, diameter pohon, jenis pohon, laju dekomposisi serasah, nekromasa, dan tumbuhan bawah serta eksitensi tanah (struktur dan tekstur) dalam proses penyerapan. Informasi mengenai jumlah karbon tersimpan (carbon stock) pada kurun waktu tertentu pada kawasan hutan menjadi sangat penting untuk diketahui. Dengan mengukur dapat diketahui berapa hasil perolehan cadangan karbon yang terserap dari kesatuan vegetasi yang dimiliki dan dapat diketahui pula jumlah kandungan bahan karbon yang terkandung. Penelitian di laksanakan pada September 2015. Lokasi penelitian yaitu Hutan Negeri Soya Kota Ambon. Pengukuran dan pengambilan sampel serasah dan tanah dilapangan dilakukan dengan mengacu pada metode pengukuran lapangan untuk penaksiran cadangan karbon hutan oleh Badan Standarisasi Nasional, SNI 2774 Tahun 2011. Hasil penelitian menunjukan kandungan biomassa karbon serasah pada strata hutan primer berkisar antara 0,7459 ton/ha –1.36803 ton/ha dengan rata-rata kandungan biomasa karbon serasah berada pada 1,0209 ton/ha. Sedangkan strata hutan sekunder, kandungan biomassa karbon serasah yang diperoleh berkisar antara 0,2253 ton/ha – 0,7188 ton/ha dengan rata-rata berada pada 0,4150 ton/ha. Untuk kadungan karbon tanah, untuk hutan primer berkisar antara 5166,35–5796,65 ton/ha dengan rata-rata adalah 5463,76 ton/ha, sedangkan untuk hutan sekunder berkisar antara 5347,61–6436,31 ton/ha dengan rata-rata 6026,63 ton/ha.
{"title":"Estimasi Biomasa Karbon Serasah dan Tanah pada Hutan Negeri Soya Kota Ambon","authors":"Yulianus Dominggus Komul, Jopie Christian Hitipeuw","doi":"10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss2.352","DOIUrl":"https://doi.org/10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss2.352","url":null,"abstract":"Perubahan jumlah karbon tersimpan pada suatu kawasan hutan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya kerapatan vegetasi, struktur dan komposisi tegakan, diameter pohon, jenis pohon, laju dekomposisi serasah, nekromasa, dan tumbuhan bawah serta eksitensi tanah (struktur dan tekstur) dalam proses penyerapan. Informasi mengenai jumlah karbon tersimpan (carbon stock) pada kurun waktu tertentu pada kawasan hutan menjadi sangat penting untuk diketahui. Dengan mengukur dapat diketahui berapa hasil perolehan cadangan karbon yang terserap dari kesatuan vegetasi yang dimiliki dan dapat diketahui pula jumlah kandungan bahan karbon yang terkandung. Penelitian di laksanakan pada September 2015. Lokasi penelitian yaitu Hutan Negeri Soya Kota Ambon. Pengukuran dan pengambilan sampel serasah dan tanah dilapangan dilakukan dengan mengacu pada metode pengukuran lapangan untuk penaksiran cadangan karbon hutan oleh Badan Standarisasi Nasional, SNI 2774 Tahun 2011. Hasil penelitian menunjukan kandungan biomassa karbon serasah pada strata hutan primer berkisar antara 0,7459 ton/ha –1.36803 ton/ha dengan rata-rata kandungan biomasa karbon serasah berada pada 1,0209 ton/ha. Sedangkan strata hutan sekunder, kandungan biomassa karbon serasah yang diperoleh berkisar antara 0,2253 ton/ha – 0,7188 ton/ha dengan rata-rata berada pada 0,4150 ton/ha. Untuk kadungan karbon tanah, untuk hutan primer berkisar antara 5166,35–5796,65 ton/ha dengan rata-rata adalah 5463,76 ton/ha, sedangkan untuk hutan sekunder berkisar antara 5347,61–6436,31 ton/ha dengan rata-rata 6026,63 ton/ha.","PeriodicalId":245012,"journal":{"name":"JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA","volume":"51 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127274592","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-30DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss2.373
Mercy Christy Mual, Cicilia Maria Erna Susanti, Soetjipto Moeljono
Kandungan bahan kimia yang dimiliki madu sangat bergantung pada polen, nektar dan air yang diambil dari tumbuhan berbunga, yang dipengaruhi oleh tapak dan lingkungan sekitar tumbuhan tersebut. Oleh sebab itu madu dapat digunakan untuk mengetahui sumber botani dan geografis dari sumber madu. Madu yang dihasilkan dari budidaya Apis mellifera oleh Kelompok Tani Hutan di sekitar Kota Wamena dikumpulkan pada bulan Maret 2020. Madu tersebut dianalisis kandungan logamnya, meliputi kandungan timbal (Pb), kadmium (Cd), raksa (Hg) dan arsen (As), dengan menggunakan atomic absorption spectrophotometry (AAS). Hasil pengujian diperoleh bahwa madu yang dihasilkan dari budidaya madu di Kampung Sinakma (Distrik Wamena Kota), Kampung Muai (Distrik Hubikiak) dan Kampung Megapura (Distrik Asolokobal) memiliki kadar mineral berturut-turut 0,10%, 0,14% dan 0,11%. Hasil analisis kandungan logam berat menggunakan AAS diperoleh kadar Pb < 0,034 mg/kg, Cd < 0,07 mg/kg, Hg < 0,005 mg/kg dan As < 0,013 mg/kg, untuk semua sampel madu dari ketiga lokasi budidaya madu. Nilai kadar logam (Pb, Cd, Hg dan As) berada di bawah nilai yang diprasyaratkan dalam SNI 3545:2013.
{"title":"Karakteristik Kandungan Logam pada Madu yang Dibudidayakan di Sekitar Kota Wamena","authors":"Mercy Christy Mual, Cicilia Maria Erna Susanti, Soetjipto Moeljono","doi":"10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss2.373","DOIUrl":"https://doi.org/10.46703/jurnalpapuasia.vol8.iss2.373","url":null,"abstract":"Kandungan bahan kimia yang dimiliki madu sangat bergantung pada polen, nektar dan air yang diambil dari tumbuhan berbunga, yang dipengaruhi oleh tapak dan lingkungan sekitar tumbuhan tersebut. Oleh sebab itu madu dapat digunakan untuk mengetahui sumber botani dan geografis dari sumber madu. Madu yang dihasilkan dari budidaya Apis mellifera oleh Kelompok Tani Hutan di sekitar Kota Wamena dikumpulkan pada bulan Maret 2020. Madu tersebut dianalisis kandungan logamnya, meliputi kandungan timbal (Pb), kadmium (Cd), raksa (Hg) dan arsen (As), dengan menggunakan atomic absorption spectrophotometry (AAS). Hasil pengujian diperoleh bahwa madu yang dihasilkan dari budidaya madu di Kampung Sinakma (Distrik Wamena Kota), Kampung Muai (Distrik Hubikiak) dan Kampung Megapura (Distrik Asolokobal) memiliki kadar mineral berturut-turut 0,10%, 0,14% dan 0,11%. Hasil analisis kandungan logam berat menggunakan AAS diperoleh kadar Pb < 0,034 mg/kg, Cd < 0,07 mg/kg, Hg < 0,005 mg/kg dan As < 0,013 mg/kg, untuk semua sampel madu dari ketiga lokasi budidaya madu. Nilai kadar logam (Pb, Cd, Hg dan As) berada di bawah nilai yang diprasyaratkan dalam SNI 3545:2013.","PeriodicalId":245012,"journal":{"name":"JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129465678","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}