Latar Belakang: Anemia merupakan kondisi dimana sel darah merah tidak mencukupi kebutuhan fisiologis tubuh. Kebutuhan fisiologis berbeda pada setiap orang dipengaruhi oleh jenis kelamin, tempat tinggal, perilaku merokok, dan tahap kehamilan. Pemberian tablet Fe adalah salah satu cara penting dan efektif dalam pencegahan dan penanggulangan anemia karena dapat mencegah dan menanggulangi anemia yang dikarenakan kekurangan zat besi atau asam folat. Tablet tambah darah sebagai suplemen untuk menanggulangi anemia yang diberikan kepada wanita usia subur dan ibu hamil. Metode: Desain penelitian yang digunakan yaitu deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel diambil dengan teknik Accidental Sampling yaitu 65 responden. Instrumen dalam penelitian adalah kuesioner. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan rumus Chi square. Hasil: hasil uji statistik dengan chi-square nilai P value yang dihasilkan sebesar 0,003 < 0,05, dimana dapat disimpulkan bahwa ada hubungan kepatuhan mengonsumsi tablet zat besi dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Parakansalak. Kesimpulan: ada hubungan kepatuhan mengonsumsi tablet zat besi dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Parakansalak. Saran: : Sebaiknya ibu hamil dapat mengkonsumsi tablet Fe secara teratur sesuai dengan anjuran dari petugas kesehatan sehingga dapat mencegah kejadian anemia
{"title":"Hubungan kepatuhan mengonsumsi tablet zat besi dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Parakansalak Kabupaten Sukabumi","authors":"Dede Sumarna, Tri Utami, Kartika Tarwati","doi":"10.34305/jphi.v3i02.737","DOIUrl":"https://doi.org/10.34305/jphi.v3i02.737","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Anemia merupakan kondisi dimana sel darah merah tidak mencukupi kebutuhan fisiologis tubuh. Kebutuhan fisiologis berbeda pada setiap orang dipengaruhi oleh jenis kelamin, tempat tinggal, perilaku merokok, dan tahap kehamilan. Pemberian tablet Fe adalah salah satu cara penting dan efektif dalam pencegahan dan penanggulangan anemia karena dapat mencegah dan menanggulangi anemia yang dikarenakan kekurangan zat besi atau asam folat. Tablet tambah darah sebagai suplemen untuk menanggulangi anemia yang diberikan kepada wanita usia subur dan ibu hamil. \u0000Metode: Desain penelitian yang digunakan yaitu deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel diambil dengan teknik Accidental Sampling yaitu 65 responden. Instrumen dalam penelitian adalah kuesioner. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan rumus Chi square. \u0000Hasil: hasil uji statistik dengan chi-square nilai P value yang dihasilkan sebesar 0,003 < 0,05, dimana dapat disimpulkan bahwa ada hubungan kepatuhan mengonsumsi tablet zat besi dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Parakansalak. \u0000Kesimpulan: ada hubungan kepatuhan mengonsumsi tablet zat besi dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Parakansalak. \u0000Saran: : Sebaiknya ibu hamil dapat mengkonsumsi tablet Fe secara teratur sesuai dengan anjuran dari petugas kesehatan sehingga dapat mencegah kejadian anemia","PeriodicalId":249118,"journal":{"name":"Journal of Public Health Innovation","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124827375","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latar Belakang: Tidakan operasi merupakan tindakan invasif, yang mana tindakan ini membuat luka pada kulit bahkan sampai pada bagian yang lebih dalam lagi. Kondisi ini memerlukan perawatan yang baik, agar penyembuhan luka tersebut dapat sembuh sesuai dengan target yang diharapkan. Metode: Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Pada penelitian ini metode yang dalam pelaksanaannya tidak menggunakan penugasan random (random assignment) melainkan dengan menggunakan kelompok yang sudah ada. Jumlah responden minimal pada penelitian ini adalah 16 0rang. Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan uji chi square. Hasil : Hasil uji chi-square menggunakan software SPSS didapatkan P value: 0,040 < 0,05, di mana dapat disimpulkan secara statistik ada pengaruh penggunaan octenidine hydrochloride terhadap penyembuhan luka operasi di Sakit Umum Daerah Jampangkulon. Kesimpulan : dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini ada pengaruh penggunaan octenidine hydrochloride terhadap penyembuhan luka operasi di Sakit Umum Daerah Jampangkulon. Saran: Perlu adanya Standar Prosedur Operasional (SPO) sesuai kategori luka yang diterapkan sehingga tercipta keseragaman pelayanan, yang pada akhirnya pasien mendapatkan kepastian pelayanan yang juga dapat diterapkan pada saat perawatan mandiri di rumah.
{"title":"Pengaruh metode balutan menggunakan octenidine hydrochloride terhadap penyembuhan luka operasi bagian bedah umum di RSUD Jampangkulon","authors":"R. Setiadi, Dhinny Novryanti, Hadi Abdillah","doi":"10.34305/jphi.v3i02.757","DOIUrl":"https://doi.org/10.34305/jphi.v3i02.757","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Tidakan operasi merupakan tindakan invasif, yang mana tindakan ini membuat luka pada kulit bahkan sampai pada bagian yang lebih dalam lagi. Kondisi ini memerlukan perawatan yang baik, agar penyembuhan luka tersebut dapat sembuh sesuai dengan target yang diharapkan. \u0000Metode: Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Pada penelitian ini metode yang dalam pelaksanaannya tidak menggunakan penugasan random (random assignment) melainkan dengan menggunakan kelompok yang sudah ada. Jumlah responden minimal pada penelitian ini adalah 16 0rang. Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan uji chi square. \u0000Hasil : Hasil uji chi-square menggunakan software SPSS didapatkan P value: 0,040 < 0,05, di mana dapat disimpulkan secara statistik ada pengaruh penggunaan octenidine hydrochloride terhadap penyembuhan luka operasi di Sakit Umum Daerah Jampangkulon. \u0000Kesimpulan : dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini ada pengaruh penggunaan octenidine hydrochloride terhadap penyembuhan luka operasi di Sakit Umum Daerah Jampangkulon. \u0000Saran: Perlu adanya Standar Prosedur Operasional (SPO) sesuai kategori luka yang diterapkan sehingga tercipta keseragaman pelayanan, yang pada akhirnya pasien mendapatkan kepastian pelayanan yang juga dapat diterapkan pada saat perawatan mandiri di rumah.","PeriodicalId":249118,"journal":{"name":"Journal of Public Health Innovation","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125629557","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Anggi Putri Aria Gita, Nella Tri Surya, Aryanti Setyaningsih
Latar Belakang Stunting adalah permasalahan gizi yang masih menjadi target prioritas di negara berkembang, termasuk Indonesia. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometeri Anak, seorang anak 0-59 bulan dikatakan stunting jika tinggi badan (TB) menurut usia di bawah -2 standard deviation. Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Indonesia telah turun, dari 24,4% pada tahun 2021 menjadi 21,6% pada tahun 2022. Kemenkes mentargetkan untuk menurunkan angka stunting dari 24% menjadi 14% pada tahun 2024. Akselerasi penurunan kasus stunting butuh keterlibatan tenaga dan kader kesehatan terlatih serta kerjasama seluruh sasaran program stunting. Kader kesehatan menginformasikan harus melakukan pendampingan kepada ibu hamil dengan door to door dengan media edukasinya adalah Buku KIA. Pemberian edukasi di era digital diperkirakan akan lebih efisien secara online seperti aplikasi stunting. Perlu adanya penelitian terbaru terkait aplikasi stunting sebagai langkah guna mempercepat deteksi dini kejadian stunting. Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan level 1. Instrumen yang digunakan berupa lembar kuisioner untuk mengetahui kelayakan produk. Analisis yang digunakan yaitu analisis data kuantitatif. Aplikasi “Gosting” memiliki desain yang sederhana dan pada menu utama terdapat menu info “stunting” dan menu kalkulator status gizi. Materi pada aplikasi ini berupa informasi mengenai stunting, penyebab, penanggulangan, dan yang berkaitan dengan terjadinya stunting.
{"title":"Aplikasi stunting berbasis android guna mempercepat deteksi dini kejadian stunting","authors":"Anggi Putri Aria Gita, Nella Tri Surya, Aryanti Setyaningsih","doi":"10.34305/jphi.v3i02.714","DOIUrl":"https://doi.org/10.34305/jphi.v3i02.714","url":null,"abstract":"Latar Belakang Stunting adalah permasalahan gizi yang masih menjadi target prioritas di negara berkembang, termasuk Indonesia. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometeri Anak, seorang anak 0-59 bulan dikatakan stunting jika tinggi badan (TB) menurut usia di bawah -2 standard deviation. Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Indonesia telah turun, dari 24,4% pada tahun 2021 menjadi 21,6% pada tahun 2022. Kemenkes mentargetkan untuk menurunkan angka stunting dari 24% menjadi 14% pada tahun 2024. Akselerasi penurunan kasus stunting butuh keterlibatan tenaga dan kader kesehatan terlatih serta kerjasama seluruh sasaran program stunting. Kader kesehatan menginformasikan harus melakukan pendampingan kepada ibu hamil dengan door to door dengan media edukasinya adalah Buku KIA. Pemberian edukasi di era digital diperkirakan akan lebih efisien secara online seperti aplikasi stunting. Perlu adanya penelitian terbaru terkait aplikasi stunting sebagai langkah guna mempercepat deteksi dini kejadian stunting.\u0000Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan level 1. Instrumen yang digunakan berupa lembar kuisioner untuk mengetahui kelayakan produk. Analisis yang digunakan yaitu analisis data kuantitatif. Aplikasi “Gosting” memiliki desain yang sederhana dan pada menu utama terdapat menu info “stunting” dan menu kalkulator status gizi. Materi pada aplikasi ini berupa informasi mengenai stunting, penyebab, penanggulangan, dan yang berkaitan dengan terjadinya stunting.","PeriodicalId":249118,"journal":{"name":"Journal of Public Health Innovation","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132947065","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Siti Um-um Andriyani Bahroen, Dhinny Novryanti, T. Utami
Latar Belakang: Mahasiswa keperawatan yang mengalami tingkat stress yang tinggi, karena memiliki sedikit waktu luang disebabkan tuntutan belajar, tugas praktik dan klinis, dan emosional yang ketat yang diberikan pada mereka. Stress tersebut mempengaruhi pengalaman mahasiswa saat mereka berada di sekolah dan stress ini salah satunya diatasi dengan mekanisme koping untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dari stress dan mekanisme koping pada mahasiswa. Metode: Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasional. Korelasional sendiri merupakan kegiatan penelitian yang menghubungkan dua variable atau lebih, atau untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel dan dilakukan dengan cross sectional. Hasil : Dari hasil uji hipotesis yang telah dilakukan oleh peneliti memperlihatkan bahwa terdapat hubungan yang berkorelasi positif antara tingkat stress dan mekanisme koping pada mahasiswa tingkat akhir. Selanjutnya peneliti mendapatkan hasil uji korelasi Spearman terdapat hasil koefisien korelasi secara statistik sebesar 0,003 yang menunjukan kekuatan korelasi kuat dengan arah korelasi negatif. Nilai p 0,003 menunjukan bahwa antara tingkat stress dengan mekanisme koping terdapat korelasi yang bermakna. Kesimpulan : dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini ada hubungan antara tingkat stress dengan mekanisme koping pada mahasiswa dalam menghadapi tugas akhir di Program Studi Profesi Ners Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sukabumi. Saran: Diharapkan penelitian ini dapat menjadi sebuah informasi yang bisa menjadikan institusi peka terhadap keadaan mahasiswa nya terutama yang sedang menghadapi tugas akhir. Dan diharapkan dapat menggali lebih atau mencari informasi lain dan mensosialisasikan mekanisme koping yang adaptif kepada para mahasiswa.
{"title":"Hubungan tingkat stress dengan mekanisme koping mahasiswa dalam menghadapi tugas akhir di Program Studi Pendidikan Profesi Ners Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sukabumi","authors":"Siti Um-um Andriyani Bahroen, Dhinny Novryanti, T. Utami","doi":"10.34305/jphi.v3i02.753","DOIUrl":"https://doi.org/10.34305/jphi.v3i02.753","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Mahasiswa keperawatan yang mengalami tingkat stress yang tinggi, karena memiliki sedikit waktu luang disebabkan tuntutan belajar, tugas praktik dan klinis, dan emosional yang ketat yang diberikan pada mereka. Stress tersebut mempengaruhi pengalaman mahasiswa saat mereka berada di sekolah dan stress ini salah satunya diatasi dengan mekanisme koping untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dari stress dan mekanisme koping pada mahasiswa. \u0000Metode: Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasional. Korelasional sendiri merupakan kegiatan penelitian yang menghubungkan dua variable atau lebih, atau untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel dan dilakukan dengan cross sectional. \u0000Hasil : Dari hasil uji hipotesis yang telah dilakukan oleh peneliti memperlihatkan bahwa terdapat hubungan yang berkorelasi positif antara tingkat stress dan mekanisme koping pada mahasiswa tingkat akhir. Selanjutnya peneliti mendapatkan hasil uji korelasi Spearman terdapat hasil koefisien korelasi secara statistik sebesar 0,003 yang menunjukan kekuatan korelasi kuat dengan arah korelasi negatif. Nilai p 0,003 menunjukan bahwa antara tingkat stress dengan mekanisme koping terdapat korelasi yang bermakna. \u0000Kesimpulan : dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini ada hubungan antara tingkat stress dengan mekanisme koping pada mahasiswa dalam menghadapi tugas akhir di Program Studi Profesi Ners Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sukabumi. \u0000Saran: Diharapkan penelitian ini dapat menjadi sebuah informasi yang bisa menjadikan institusi peka terhadap keadaan mahasiswa nya terutama yang sedang menghadapi tugas akhir. Dan diharapkan dapat menggali lebih atau mencari informasi lain dan mensosialisasikan mekanisme koping yang adaptif kepada para mahasiswa.","PeriodicalId":249118,"journal":{"name":"Journal of Public Health Innovation","volume":"29 1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115284018","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Eni Nurul ‘Aeni, Mustopa Saeful Alamsyah, Hadi Abdillah
Latar Belakang: Kebutaan adalah kehilangan sepenuhnya atau sebagian besar kemampuan untuk melihat, baik secara total maupun parsial. Penyebab kebutaan bervariasi, termasuk penyakit mata seperti glaukoma, katarak, dan retinitis pigmentosa, serta faktor-faktor lain seperti trauma, kekurangan nutrisi, dan infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan dukungan keluarga terhadap kecemasan pasien yang akan menjalani preoperasi katarak diruang operasi RSUD Jampang Kulon. Metode: Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dan korelasional. Populasi penelitian adalah seluruh pasien preoperasi katarak. Jumlah sampel penelitian sebanyak 86 responden, yang terbagi dalam wawancara mendalam 9 orang dan focus group discussion. Hasil : hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik dan sebagian responden mendukung terhadap preoperasi katarak, Kemudian uji bivariat menunjukkan terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kecemasan maupun dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien dengan preoperas katarak karena nilai p-value kurang dari 0.05. yaitu untuk variabel pengetahuan sebesra 0.03 dan variabel dukungan keluarga sebesar 0.01. Kesimpulan : Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengetahuan dan dukungan keluarga memiliki hubungan dengan tingkat kecemasan pasien saat akan menghadapi operasi katarak. Saran: Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan salah satu bentuk acuan telaah dan kritik untuk melengkapi faktor apa saja yang sebenarnya dapat mempengaruhi kecemasan selain pengetahuan dan kecemasan seperti faktor motivasi hidupnya dan kualitas hidupnya.
{"title":"Hubungan pengetahuan dan dukungan keluarga dengan kecemasan pasien yang akan menjalani preoperasi katarak di Ruang Operasi RSUD Jampang Kulon","authors":"Eni Nurul ‘Aeni, Mustopa Saeful Alamsyah, Hadi Abdillah","doi":"10.34305/jphi.v3i02.751","DOIUrl":"https://doi.org/10.34305/jphi.v3i02.751","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Kebutaan adalah kehilangan sepenuhnya atau sebagian besar kemampuan untuk melihat, baik secara total maupun parsial. Penyebab kebutaan bervariasi, termasuk penyakit mata seperti glaukoma, katarak, dan retinitis pigmentosa, serta faktor-faktor lain seperti trauma, kekurangan nutrisi, dan infeksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan dukungan keluarga terhadap kecemasan pasien yang akan menjalani preoperasi katarak diruang operasi RSUD Jampang Kulon. \u0000Metode: Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dan korelasional. Populasi penelitian adalah seluruh pasien preoperasi katarak. Jumlah sampel penelitian sebanyak 86 responden, yang terbagi dalam wawancara mendalam 9 orang dan focus group discussion. \u0000Hasil : hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik dan sebagian responden mendukung terhadap preoperasi katarak, Kemudian uji bivariat menunjukkan terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kecemasan maupun dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan pasien dengan preoperas katarak karena nilai p-value kurang dari 0.05. yaitu untuk variabel pengetahuan sebesra 0.03 dan variabel dukungan keluarga sebesar 0.01. \u0000Kesimpulan : Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengetahuan dan dukungan keluarga memiliki hubungan dengan tingkat kecemasan pasien saat akan menghadapi operasi katarak. \u0000Saran: Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan salah satu bentuk acuan telaah dan kritik untuk melengkapi faktor apa saja yang sebenarnya dapat mempengaruhi kecemasan selain pengetahuan dan kecemasan seperti faktor motivasi hidupnya dan kualitas hidupnya.","PeriodicalId":249118,"journal":{"name":"Journal of Public Health Innovation","volume":"07 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130151018","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Hamdan Hamdan, Icca Stella Amalia, Dela Muzdalifah
Latar Belakang Kejadian DBD di Indonesia tahun 2019 tercatat 15.132 kasus dengan angka kematian mencapai 145 jiwa, dan Provinsi Jawa Barat menempati posisi kedua dengan 2.204 kasus dan 14 meninggal dunia setelah Jawa Timur. Sedangkan data yang tercatat di Dinkes Kabupaten Majalengka yaitu ada 196 kasus dan 1 orang meninggal dunia, di Puskesmas Leuwimunding terdapat 23 kasus dan 1 orang meninggal dunia, dan Desa Leuwimunding sendiri terdapat 15 kasus DBD. Cara yang paling efektif untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti adalah dengan cara Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus dalam kegiatan sehari-hari. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan perilaku pencegahan dengan kejadian DBD pada masyarakat di Desa Leuwimunding Kabupaten Majalengka tahun 2019. Metode Jenis penelitian analitik observasional, dengan desain case control dengan perbandingan 1:2. Kasus adalah masyarakat yang terkena DBD pada 6 bulan terakhir sebanyak 15 responden dan kontrol adalah masyarakat yang tidak pernah terkena DBD sebanyak 30 responden. Analisis dilakukan dengan univariat untuk melihat distribusi frekuensi, bivariat dengan chi square dan nilai OR dihitung untuk melihat faktor resiko kejadian DBD. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan mengobservasi menggunakan kuisioner dan lembar observasi. Hasil: Uji statistik Chi Square menyatakan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara perilaku pencegahan dengan kejadian DBD pada masyarakat di Desa Leuwimunding Kabupaten Majalengka tahun 2019 dengan nilai p value 0,001 < 0,05 dan nilai OR sebesar 9,036. Kesimpulan Adanya hubungan yang signifikan antara perilaku pencegahan dengan kejadian demam berdarah dengue (DBD) pada masyarakat di Desa Leuwimunding Kabupaten Majalengka tahun 2019. Saran Masyarakat disarankan untuk selalu berperilaku baik dalam upaya pencegahan kejadian DBD dengan kegiatan PSN 3M Plus.
印度尼西亚2012年DBD事件的背景记录为15.132例死亡人数达到145人,西爪哇省分别为2204例,14例在东爪哇之后死亡。然而,马加伦卡省记录的数据显示,有196起病例和1人死亡,Puskesmas Leuwimunding有23起,1人死亡,而Leuwimunding村本身有15起登革热病例。防止埃及伊蚊的繁殖最有效的方法是在日常活动中消除3M +蚊子窝。本研究的目的是确定预防行为与2019年马加伦卡省Leuwimunding village village village社区的DBD事件之间的联系。分析观察研究类型的方法,案例控制设计为1:2。案件是在过去的6个月里感染了DBD的15名受访者和控制人员是从未接触过DBD 30名受访者的人。分析是通过univariat来观察频率分布、chi square的bivariat和计算分数来观察DBD事故风险因素。数据收集是用问卷和观察力进行的。结果:Chi Square的统计数据显示,在2019年Leuwimunding village village的社区中,预防行为与DBD之间存在着显著的联系,得分为p值0.001 < 0.05,分数为9.036。结论:2019年,马加伦卡区Leuwimunding village village village社区发生登革热热(DBD)与预防行为之间存在重大联系。建议公众应始终保持良好的行为,以防止登革热意外与PSN 3M Plus活动。
{"title":"Hubungan perilaku pencegahan dengan kejadian Demam Berdarah Dengue (DDB) pada masyarakat di Desa Leuwimunding Kabupaten Majalengka","authors":"Hamdan Hamdan, Icca Stella Amalia, Dela Muzdalifah","doi":"10.34305/jphi.v3i02.382","DOIUrl":"https://doi.org/10.34305/jphi.v3i02.382","url":null,"abstract":"Latar Belakang Kejadian DBD di Indonesia tahun 2019 tercatat 15.132 kasus dengan angka kematian mencapai 145 jiwa, dan Provinsi Jawa Barat menempati posisi kedua dengan 2.204 kasus dan 14 meninggal dunia setelah Jawa Timur. Sedangkan data yang tercatat di Dinkes Kabupaten Majalengka yaitu ada 196 kasus dan 1 orang meninggal dunia, di Puskesmas Leuwimunding terdapat 23 kasus dan 1 orang meninggal dunia, dan Desa Leuwimunding sendiri terdapat 15 kasus DBD. Cara yang paling efektif untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti adalah dengan cara Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus dalam kegiatan sehari-hari. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan perilaku pencegahan dengan kejadian DBD pada masyarakat di Desa Leuwimunding Kabupaten Majalengka tahun 2019.\u0000Metode Jenis penelitian analitik observasional, dengan desain case control dengan perbandingan 1:2. Kasus adalah masyarakat yang terkena DBD pada 6 bulan terakhir sebanyak 15 responden dan kontrol adalah masyarakat yang tidak pernah terkena DBD sebanyak 30 responden. Analisis dilakukan dengan univariat untuk melihat distribusi frekuensi, bivariat dengan chi square dan nilai OR dihitung untuk melihat faktor resiko kejadian DBD. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan mengobservasi menggunakan kuisioner dan lembar observasi.\u0000Hasil: Uji statistik Chi Square menyatakan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara perilaku pencegahan dengan kejadian DBD pada masyarakat di Desa Leuwimunding Kabupaten Majalengka tahun 2019 dengan nilai p value 0,001 < 0,05 dan nilai OR sebesar 9,036.\u0000Kesimpulan Adanya hubungan yang signifikan antara perilaku pencegahan dengan kejadian demam berdarah dengue (DBD) pada masyarakat di Desa Leuwimunding Kabupaten Majalengka tahun 2019.\u0000Saran Masyarakat disarankan untuk selalu berperilaku baik dalam upaya pencegahan kejadian DBD dengan kegiatan PSN 3M Plus.","PeriodicalId":249118,"journal":{"name":"Journal of Public Health Innovation","volume":"98 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114697474","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latar Belakang: Penyakit DBD sampai sekarang merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat utama di seluruh daerah tropis dan subtropis di dunia diantaranya kepulauan di Indonesia hingga bagian utara Australia. DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh satu dari empat virus dengue berbeda dan ditularkan melalui nyamuk terutama Aedes aegypti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan tingkat Pendidikan terhadap pencegahan DBD di wilayah kerja Puskesmas Baros. Metode: penelitian ini menggunakan deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Besar responden dalam penelitian ini yaitu 92 responden. Instrumen dalam penelitian adalah kuesioner. Penelitian dianalisis dengan menggunakan rumus Chi square Hasil : Hasil uji statistik hubungan pengetahuan terhadap pencegahan DBD dengan chi-square di nilai P value yang dihasilkan sebesar 0,000 < 0,05, dan hasil uji statistik hubungan tingkat pendidikan terhadap pencegahan DBD dengan chi-square nilai P value yang dihasilkan sebesar 0,000 < 0,05. Kesimpulan : bahwa ada hubungan pengetahuan terhadap pencegahan DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Baros, dan ada hubungan tingkat pendidikan terhadap pencegahan DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Baros. Saran: Bagi Puskesmas Puskesmas Baros disarankan untuk lebih meningkatkan dan mengoptimalkan kegiatan penyuluhan atau sosialisasi mengenai penyakit DBD dan cara pencegahan DBD
{"title":"Hubungan pengetahuan dan tingkat pendidikan terhadap pencegahan DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Baros","authors":"Egi Mulyadi, S. Dewi","doi":"10.34305/jphi.v3i02.744","DOIUrl":"https://doi.org/10.34305/jphi.v3i02.744","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Penyakit DBD sampai sekarang merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat utama di seluruh daerah tropis dan subtropis di dunia diantaranya kepulauan di Indonesia hingga bagian utara Australia. DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh satu dari empat virus dengue berbeda dan ditularkan melalui nyamuk terutama Aedes aegypti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan tingkat Pendidikan terhadap pencegahan DBD di wilayah kerja Puskesmas Baros. \u0000Metode: penelitian ini menggunakan deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Besar responden dalam penelitian ini yaitu 92 responden. Instrumen dalam penelitian adalah kuesioner. Penelitian dianalisis dengan menggunakan rumus Chi square \u0000Hasil : Hasil uji statistik hubungan pengetahuan terhadap pencegahan DBD dengan chi-square di nilai P value yang dihasilkan sebesar 0,000 < 0,05, dan hasil uji statistik hubungan tingkat pendidikan terhadap pencegahan DBD dengan chi-square nilai P value yang dihasilkan sebesar 0,000 < 0,05. \u0000Kesimpulan : bahwa ada hubungan pengetahuan terhadap pencegahan DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Baros, dan ada hubungan tingkat pendidikan terhadap pencegahan DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Baros. \u0000Saran: Bagi Puskesmas Puskesmas Baros disarankan untuk lebih meningkatkan dan mengoptimalkan kegiatan penyuluhan atau sosialisasi mengenai penyakit DBD dan cara pencegahan DBD","PeriodicalId":249118,"journal":{"name":"Journal of Public Health Innovation","volume":"42 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123329294","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latar Belakang: Motorik kasar merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap potensi gerak dalam keterampilan olah tubuh dan mobilitas hidup seseorang. Perkembangan motorik sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh dan perkembangan tersebut erat kaitannya dengan perkembangan pusat motorik di otak. Permainan untuk anak usia dini adalah permainan yang dapat merangsang kreativitas dan menyenangkan bagi anak. Game Lompat Tali berirama adalah permainan lompat tali yang diiringi musik untuk mestimulasi perkembangan motorik kasar. Metode: Desain dalam penelitian adalah survey analitik dengan rancangan penelitian cross Sectional. Populasi dan sampel yang digunakan adalah anak usia 5 tahun di TK Dharma Putra sebanyak 30 anak dengan teknik sampling total sampling. Analisis penelitian menggunakan uji korelasi Chi Square. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa nilai X2 hitung 11,090 dan nilai p Value = 0,004 <0,05 artinya Ha diterima sehingga ada hubungan antara stimulasi game lompat tali berirama dengan perkembangan motorik kasar melompat pada anak usia 5 tahun. Kesimpulan: Ada hubungan stimulasi game lompat tali berirama dengan perkembangan motorik kasar melompat pada anak usia 5 tahun, melakukan bermain lompat tali disertai dengan mendengarkan musik dapat meningkatkan kemampuan berbahasa pada anak serta dapat meningkatkan motorik kasar pada anak khususnya melompat. Saran: Sebagai informasi kepada ibu dan tenaga kesehatan untuk menstimulasi perkembangan motorik kasar pada anak.
{"title":"Hubungan stimulasi game lompat tali berirama dengan perkembangan motorik kasar melompat pada anak usia 5 tahun di TK Dharma Wanita Desa Tondomulyo Kecamatan Jakenan Pati","authors":"Nopri Padma Nudesti, Siti Marfu’ah, Retno Wulan","doi":"10.34305/jphi.v3i02.750","DOIUrl":"https://doi.org/10.34305/jphi.v3i02.750","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Motorik kasar merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap potensi gerak dalam keterampilan olah tubuh dan mobilitas hidup seseorang. Perkembangan motorik sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh dan perkembangan tersebut erat kaitannya dengan perkembangan pusat motorik di otak. Permainan untuk anak usia dini adalah permainan yang dapat merangsang kreativitas dan menyenangkan bagi anak. Game Lompat Tali berirama adalah permainan lompat tali yang diiringi musik untuk mestimulasi perkembangan motorik kasar.\u0000Metode: Desain dalam penelitian adalah survey analitik dengan rancangan penelitian cross Sectional. Populasi dan sampel yang digunakan adalah anak usia 5 tahun di TK Dharma Putra sebanyak 30 anak dengan teknik sampling total sampling. Analisis penelitian menggunakan uji korelasi Chi Square.\u0000Hasil: Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa nilai X2 hitung 11,090 dan nilai p Value = 0,004 <0,05 artinya Ha diterima sehingga ada hubungan antara stimulasi game lompat tali berirama dengan perkembangan motorik kasar melompat pada anak usia 5 tahun.\u0000Kesimpulan: Ada hubungan stimulasi game lompat tali berirama dengan perkembangan motorik kasar melompat pada anak usia 5 tahun, melakukan bermain lompat tali disertai dengan mendengarkan musik dapat meningkatkan kemampuan berbahasa pada anak serta dapat meningkatkan motorik kasar pada anak khususnya melompat.\u0000Saran: Sebagai informasi kepada ibu dan tenaga kesehatan untuk menstimulasi perkembangan motorik kasar pada anak.\u0000 \u0000 ","PeriodicalId":249118,"journal":{"name":"Journal of Public Health Innovation","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114190974","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latar Belakang: Peristiwa Bendungan ASI yang diakibatkan oleh pengeluaran air susu yang tidak mudah, sebab bayi tidak kerap menyusu pada bundanya. Bendungan ASI merupakan bendungan yang terjalin pada kelenjar buah dada oleh sebab perluasan serta tekanan dari produksi serta penampungan ASI. Bendungan ASI terjalin pada hari ke 3-5 sehabis persalinan (Kemenkes RI, 2013). Riset ini bertujuan untuk mengenali aspek-aspek yang pengaruhi bendungan ASI pada ibu nifas Tahun 2022. Riset analitik dengan pendeketan cross sectional, dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Mei 2022, ilustrasi yang diambil merupakan 37 responden serta melaksanakan pengumpulan informasi lewat penyebaran kuisioner yang berisi persoalan serta berikutnya diisi oleh responden. Metode: Pengolahan data yang dilakukan berupa data univariat dan bivariat menggunakan metode Chi-Square. Hasil: Berdasarkan 37 Responden didapatkan hasil bahwa ibu nifas yang beresiko mengalami bendungan ASI lebih besar pada kelompok posisi menyusui tidak benar 24 orang (73.9%), pada kelompok pengetahuan kurang baik 17 orang (84.4%), pada kelompok tidak melakukan perawatan 20 orang (90.0%), pada kelompok frekuensi menyusuinya tidak benar ternyata lebih besar 20 orang (90.0%). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara frekuensi pemberian ASI dan perawatan pada ibu nifas dengan kejadian bendungan ASI, serta tidak ada hubungan antara posisi menyusui dan pengetahuan ibu nifas dengan kejadian bendungan ASI.
{"title":"Faktor-faktor yang mempengaruhi bendungan ASI pada ibu nifas","authors":"Shanti Ariandini, Meti Kusmiati, Nina Yusnia, Ayu Rahmawati","doi":"10.34305/jphi.v3i02.717","DOIUrl":"https://doi.org/10.34305/jphi.v3i02.717","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Peristiwa Bendungan ASI yang diakibatkan oleh pengeluaran air susu yang tidak mudah, sebab bayi tidak kerap menyusu pada bundanya. Bendungan ASI merupakan bendungan yang terjalin pada kelenjar buah dada oleh sebab perluasan serta tekanan dari produksi serta penampungan ASI. Bendungan ASI terjalin pada hari ke 3-5 sehabis persalinan (Kemenkes RI, 2013). Riset ini bertujuan untuk mengenali aspek-aspek yang pengaruhi bendungan ASI pada ibu nifas Tahun 2022. Riset analitik dengan pendeketan cross sectional, dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Mei 2022, ilustrasi yang diambil merupakan 37 responden serta melaksanakan pengumpulan informasi lewat penyebaran kuisioner yang berisi persoalan serta berikutnya diisi oleh responden.\u0000Metode: Pengolahan data yang dilakukan berupa data univariat dan bivariat menggunakan metode Chi-Square.\u0000Hasil: Berdasarkan 37 Responden didapatkan hasil bahwa ibu nifas yang beresiko mengalami bendungan ASI lebih besar pada kelompok posisi menyusui tidak benar 24 orang (73.9%), pada kelompok pengetahuan kurang baik 17 orang (84.4%), pada kelompok tidak melakukan perawatan 20 orang (90.0%), pada kelompok frekuensi menyusuinya tidak benar ternyata lebih besar 20 orang (90.0%).\u0000Kesimpulan: Terdapat hubungan antara frekuensi pemberian ASI dan perawatan pada ibu nifas dengan kejadian bendungan ASI, serta tidak ada hubungan antara posisi menyusui dan pengetahuan ibu nifas dengan kejadian bendungan ASI.","PeriodicalId":249118,"journal":{"name":"Journal of Public Health Innovation","volume":"70 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114596189","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
A. Rahmadini, Fitria Lestari, Imas Nurjanah, Iik Iklimah, Shafa Salsabila
Latar Belakang: Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan darah tinggi yang dapat terjadi pada wanita hamil dengan usia 20 minggu kehamilan. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor – faktor yang menyebabkan hipertensi pada ibu hamil di PMB Bidan Eneng Kota Bogor. Penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang melakukan pemeriksaan dari bulan Desember – Juli yang tercatat pada buku register dan hasil kuesioner dengan jumlah sampel sebanyak 119 orang. Metode: Metode penelitian memggunakan kuantitatif dengan teknik cross sectional menggunakan data primer dengan kuesioner analisis dengan uji chi-Square. Hasil: Pada penelitian ini didapatkan jumlah ibu hamil yang mengalami hipertensi sebanyak 42 orang (35,3%), selain itu didapatkan ibu hamil yang berada di usia < 20 tahun dan > 35 tahun sebanyak 41 orang (34,5%), grandimultipare sebanyak 67 orang (56,3%), usia kehamilan yang tidak aman berada pada usia kehamilan < 24 minggu sebanyak 46 orang (38,7%), pengetahuan ibu hamil kurang baik sebanyak 86 orang (72,3%), jenjang pendidikan tinggi sebanyak 77 orang (64,7%), pekerjaan ibu hamil yang bekerja sebanyak 71 orang (59,7%), penambahan berat badan normal sebanyak 79 orang (66,4%). Hasil uji statistik chi square menunjukan terdapat hubungan antara variable usia ibu ,usia kehamilan dan imt dengan nilai p value 0,000 < 0,05 Kesimpulan: ada hubungan antara usia ibu,usia lehamilan dan indeks masa tubuh ibu hamil terhadap hipertensi Saran: : Disarankan bagi ibu hamil untuk menjaga pola makan dan menghindari makanan tinggi natrium.
{"title":"Faktor - faktor yang menyebabkan hipertensi pada ibu hamil","authors":"A. Rahmadini, Fitria Lestari, Imas Nurjanah, Iik Iklimah, Shafa Salsabila","doi":"10.34305/jphi.v3i02.718","DOIUrl":"https://doi.org/10.34305/jphi.v3i02.718","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan darah tinggi yang dapat terjadi pada wanita hamil dengan usia 20 minggu kehamilan. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor – faktor yang menyebabkan hipertensi pada ibu hamil di PMB Bidan Eneng Kota Bogor. Penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang melakukan pemeriksaan dari bulan Desember – Juli yang tercatat pada buku register dan hasil kuesioner dengan jumlah sampel sebanyak 119 orang.\u0000Metode: Metode penelitian memggunakan kuantitatif dengan teknik cross sectional menggunakan data primer dengan kuesioner analisis dengan uji chi-Square.\u0000Hasil: Pada penelitian ini didapatkan jumlah ibu hamil yang mengalami hipertensi sebanyak 42 orang (35,3%), selain itu didapatkan ibu hamil yang berada di usia < 20 tahun dan > 35 tahun sebanyak 41 orang (34,5%), grandimultipare sebanyak 67 orang (56,3%), usia kehamilan yang tidak aman berada pada usia kehamilan < 24 minggu sebanyak 46 orang (38,7%), pengetahuan ibu hamil kurang baik sebanyak 86 orang (72,3%), jenjang pendidikan tinggi sebanyak 77 orang (64,7%), pekerjaan ibu hamil yang bekerja sebanyak 71 orang (59,7%), penambahan berat badan normal sebanyak 79 orang (66,4%). Hasil uji statistik chi square menunjukan terdapat hubungan antara variable usia ibu ,usia kehamilan dan imt dengan nilai p value 0,000 < 0,05\u0000Kesimpulan: ada hubungan antara usia ibu,usia lehamilan dan indeks masa tubuh ibu hamil terhadap hipertensi\u0000Saran: : Disarankan bagi ibu hamil untuk menjaga pola makan dan menghindari makanan tinggi natrium.","PeriodicalId":249118,"journal":{"name":"Journal of Public Health Innovation","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123778906","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}