The purpose of writing this article is to produce an educational tour package that invites tourists and students to travel, interact and learn about tolerance through the art of making Ogoh-ogoh that teaches the values of religious tolerance in Balun Village. The approach used in this research is Research and Development by choosing 4-D stages, 1.) Define by observing, interviewing and documenting in the form of photos and videos, 2.) Design designing educational tour packages, 3.) Developing with realize and test tour packages, 4.) Dissemination revision and distribution. The results of this study are educational tour packages about tolerance values that are manifested from the mutual cooperation in the celebration of Ogoh-ogoh without distinguishing the religions they profess. This package also invites students to make a statue of Ogoh-ogoh together with a plural community in Balun. so that it can be used as one of the character education for tourists and students as souvenirs that can be practiced in social life by manifesting through the symbol of the Declaration of Tolerance Movement.
{"title":"Development of Learning Tolerance Values Religious in the Ogoh-ogoh Tourism Education in Balun Village","authors":"Kartika Herlina Candraning Shiam, I. Nyoman Lodra","doi":"10.21067/jmk.v5i1.3958","DOIUrl":"https://doi.org/10.21067/jmk.v5i1.3958","url":null,"abstract":"The purpose of writing this article is to produce an educational tour package that invites tourists and students to travel, interact and learn about tolerance through the art of making Ogoh-ogoh that teaches the values of religious tolerance in Balun Village. The approach used in this research is Research and Development by choosing 4-D stages, 1.) Define by observing, interviewing and documenting in the form of photos and videos, 2.) Design designing educational tour packages, 3.) Developing with realize and test tour packages, 4.) Dissemination revision and distribution. The results of this study are educational tour packages about tolerance values that are manifested from the mutual cooperation in the celebration of Ogoh-ogoh without distinguishing the religions they profess. This package also invites students to make a statue of Ogoh-ogoh together with a plural community in Balun. so that it can be used as one of the character education for tourists and students as souvenirs that can be practiced in social life by manifesting through the symbol of the Declaration of Tolerance Movement.","PeriodicalId":266283,"journal":{"name":"Jurnal Moral Kemasyarakatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-07-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120917311","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Lita Akhimelita, Sumarto Sumarto, Ade Gaffar Abdullah
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan karakter peserta didik di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Metode penelitian menggunakan deskriptif kualitatif, dengan pendekatan fenomenologi dibantu program software Nvivo 12 Plus, informan terdiri dari para guru, peserta didik, dan industri. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dan snowball sampling, sehingga terdapat informan kunci dan informan pendukung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan karakter, seperti disiplin, religius, bersahabat/komunikatif, kerja keras, tanggung jawab dan jujur merupakan nilai-nilai utama yang acap kali diberikan pendidik kepada peserta didik di SMK. Sedangkan karakter siswa yang cenderung diinginkan oleh industri adalah religius, disiplin, bersahabat/komunikatif, tanggung jawab dan jujur. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari delapan belas nilai karakter yang ada, empat nilai yang sama muncul, perbedaannya terletak di kerja keras dan jujur. Hal ini mengindikasikan bahwa pembentukan karakter peserta didik di SMK membutuhkan elaborasi yang baik antara satuan pendidikan, masyarakat dan keluarga, sehingga tujuan dari pendidikan karakter ini dapat tercapai dengan maksimal.
{"title":"Model Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Kejuruan","authors":"Lita Akhimelita, Sumarto Sumarto, Ade Gaffar Abdullah","doi":"10.21067/jmk.v5i1.4299","DOIUrl":"https://doi.org/10.21067/jmk.v5i1.4299","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan karakter peserta didik di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Metode penelitian menggunakan deskriptif kualitatif, dengan pendekatan fenomenologi dibantu program software Nvivo 12 Plus, informan terdiri dari para guru, peserta didik, dan industri. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dan snowball sampling, sehingga terdapat informan kunci dan informan pendukung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan karakter, seperti disiplin, religius, bersahabat/komunikatif, kerja keras, tanggung jawab dan jujur merupakan nilai-nilai utama yang acap kali diberikan pendidik kepada peserta didik di SMK. Sedangkan karakter siswa yang cenderung diinginkan oleh industri adalah religius, disiplin, bersahabat/komunikatif, tanggung jawab dan jujur. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari delapan belas nilai karakter yang ada, empat nilai yang sama muncul, perbedaannya terletak di kerja keras dan jujur. Hal ini mengindikasikan bahwa pembentukan karakter peserta didik di SMK membutuhkan elaborasi yang baik antara satuan pendidikan, masyarakat dan keluarga, sehingga tujuan dari pendidikan karakter ini dapat tercapai dengan maksimal.","PeriodicalId":266283,"journal":{"name":"Jurnal Moral Kemasyarakatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130266325","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Meiwatizal Trihastuti, Yayuk Hidayah, Anis Suryaningsih, M. M. Adha, S. Aulia
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis moral entrepreneur Islami melalui Pendidikan Pancasila sebagai konsep pembentukan generasi perbankan syariah di era global. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam rangka perwujudan entrepreneur islami di era global upaya yang dapat dilakukan adalah 1) Penguatan karakter Integritas agar dapat menjadi pribadi yang dapat dipercaya. 2) Internalisasi nilai-nilai Pancasila melalui Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi untuk memupuk entrepreneur islami. 3) upaya persiapan generasi perbankan Syariah di era global dapat dimulai dengan pembudayaan peningkatan kualitas sumber daya yang professional di bidang perbankan Syariah.
{"title":"Moral Entrepreneur Islami Melalui Pendidikan Pancasila Sebagai Konsep Pembentukan Generasi Perbankan Syariah Di Era Global","authors":"Meiwatizal Trihastuti, Yayuk Hidayah, Anis Suryaningsih, M. M. Adha, S. Aulia","doi":"10.21067/jmk.v5i1.4306","DOIUrl":"https://doi.org/10.21067/jmk.v5i1.4306","url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis moral entrepreneur Islami melalui Pendidikan Pancasila sebagai konsep pembentukan generasi perbankan syariah di era global. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam rangka perwujudan entrepreneur islami di era global upaya yang dapat dilakukan adalah 1) Penguatan karakter Integritas agar dapat menjadi pribadi yang dapat dipercaya. 2) Internalisasi nilai-nilai Pancasila melalui Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi untuk memupuk entrepreneur islami. 3) upaya persiapan generasi perbankan Syariah di era global dapat dimulai dengan pembudayaan peningkatan kualitas sumber daya yang professional di bidang perbankan Syariah.","PeriodicalId":266283,"journal":{"name":"Jurnal Moral Kemasyarakatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130760507","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Religious diversity has been one of the important aspects that require explicit regulation on UUD 1945. The implementation of this law is done continuously as a part of state responsibility in ensuring the religious life of its people. The Inter-faith Harmony Forum (FKUB) is regulated under the Joint Decree of the Minister of Religion and Minister of Home Affairs No. 9 and No. 8 of 2006 as a revision of the Two Ministerial Decree No. 1, 1969. FKUB becomes an official forum in the central, province, and district/city levels. This research aimed at revealing to what extent the honorable forum effectively carries out its mission. Qualitative ethnographic was employed from data collection to data processing method. The research results show that FKUB's effort to instill the value of religious diversity is not only challenged by the pluralistic society, but also by the government as the initiator of this forum.
{"title":"A Long Way to Go for Diversity: The Fight Portrayed by Inter-faith Harmony Forum in Malang Raya","authors":"H. Kewuel","doi":"10.21067/jmk.v5i1.4430","DOIUrl":"https://doi.org/10.21067/jmk.v5i1.4430","url":null,"abstract":"Religious diversity has been one of the important aspects that require explicit regulation on UUD 1945. The implementation of this law is done continuously as a part of state responsibility in ensuring the religious life of its people. The Inter-faith Harmony Forum (FKUB) is regulated under the Joint Decree of the Minister of Religion and Minister of Home Affairs No. 9 and No. 8 of 2006 as a revision of the Two Ministerial Decree No. 1, 1969. FKUB becomes an official forum in the central, province, and district/city levels. This research aimed at revealing to what extent the honorable forum effectively carries out its mission. Qualitative ethnographic was employed from data collection to data processing method. The research results show that FKUB's effort to instill the value of religious diversity is not only challenged by the pluralistic society, but also by the government as the initiator of this forum.","PeriodicalId":266283,"journal":{"name":"Jurnal Moral Kemasyarakatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-05-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134112890","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh political internet user terhadap partisipasi politik disabilitas rungu di Provinsi DIY. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian survey. Penelitian dilaksanakan di Gerakan Untuk Kesejahteraan Tunarungu (GERKATIN) di DIY. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik cluster sampling. Penelitian ini menggunakan tehnik pengumpulan data angket (kuesioner). Teknik analisis data meliputi skoring hasil penelitian, pentabulasian data penelitian, pengujian normalitas data, pengujian hipotesis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hasil skor political internet user dapat disimpulkan bahwa political internet user dapat dikategorikan sedang dengan hasil rata-rata skor 73,4, dan perolehan skor sedang sebanyak 27 dengan prosentase 44%, sedangkan memperoleh skor tinggi sebanyak 15 orang prosentase 24% orang dan sangat tinggi sebanyak 8 orang dengan prosentase 13%. hasil skor partisipasi politik dapat disimpulkan bahwa partisipasi politik dapat dikategorikan sedang dengan hasil rata-rata skor 70,56, dan perolehan skor sedang sebanyak 26 orang dengan prosentase 42,9%, memperoleh skor tinggi sebanyak 28 orang dengan prosentase 45,9% dan sangat tinggi sebanyak 5 orang dengan prosentase 8,1%.
{"title":"Pengaruh Political Internet User Terhadap Partisipasi Politik Disabilitas Rungu di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta","authors":"Beny Dwi Lukitoaji, Faiz Noormiyanto","doi":"10.21067/jmk.v5i1.3874","DOIUrl":"https://doi.org/10.21067/jmk.v5i1.3874","url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh political internet user terhadap partisipasi politik disabilitas rungu di Provinsi DIY. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian survey. Penelitian dilaksanakan di Gerakan Untuk Kesejahteraan Tunarungu (GERKATIN) di DIY. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik cluster sampling. Penelitian ini menggunakan tehnik pengumpulan data angket (kuesioner). Teknik analisis data meliputi skoring hasil penelitian, pentabulasian data penelitian, pengujian normalitas data, pengujian hipotesis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hasil skor political internet user dapat disimpulkan bahwa political internet user dapat dikategorikan sedang dengan hasil rata-rata skor 73,4, dan perolehan skor sedang sebanyak 27 dengan prosentase 44%, sedangkan memperoleh skor tinggi sebanyak 15 orang prosentase 24% orang dan sangat tinggi sebanyak 8 orang dengan prosentase 13%. hasil skor partisipasi politik dapat disimpulkan bahwa partisipasi politik dapat dikategorikan sedang dengan hasil rata-rata skor 70,56, dan perolehan skor sedang sebanyak 26 orang dengan prosentase 42,9%, memperoleh skor tinggi sebanyak 28 orang dengan prosentase 45,9% dan sangat tinggi sebanyak 5 orang dengan prosentase 8,1%.","PeriodicalId":266283,"journal":{"name":"Jurnal Moral Kemasyarakatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-05-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126440236","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini menunjukkan pembiasaan yang dilakukan oleh peserta didik SMA Negeri 3 Batusangkar dalam mewujudkan Pendidikan Damai (Peace Education). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Informan dalam penelitian ini diambil melalui wawancara mendalam kepada pihak-pihak yang dinilai dapat memberikan data secara maksimal terkait pendidikan damai yang dilakukan melalui pembiasaan yang dilakukan, seperti peserta didik, kepala sekolah, guru serta orangtua siswa. Penelitian ini menunjukkan bahwa pembiasaan yang dilakukan oleh peserta didik SMA Negeri 3 Batusangkar dalam mewujudkan Pendidikan Damai (Peace Education) dengan membentuk karakter peserta didik, diantaranya adalah religius, peduli sosial, saling percaya, komunikatif, jujur, peduli lingkungan, toleransi/tenggang rasa, kreatif dan bertanggung jawab. Adapun kegiatan pembiasaan yang dilakukan adalah pembudayaan salam, pembacaan Asmaul Husna dan Tadarus, shalat berjamaah, membawa bekal dari rumah, upacara bendera, muhadharah, kantin kejujuran dan sebagainya. Pembentukan karakter tersebut mengarahkan kepada pencapaian dari tujuan Pendidikan Damai (Peace Education).
{"title":"Pembiasaan Peserta Didik dalam Mewujudkan Pendidikan Damai (Peace Education) di Lingkungan Sekolah","authors":"Atri Waldi, Zaky Farid Luthfi, Reinita Reinita","doi":"10.21067/jmk.v9i2.3835","DOIUrl":"https://doi.org/10.21067/jmk.v9i2.3835","url":null,"abstract":"Penelitian ini menunjukkan pembiasaan yang dilakukan oleh peserta didik SMA Negeri 3 Batusangkar dalam mewujudkan Pendidikan Damai (Peace Education). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Informan dalam penelitian ini diambil melalui wawancara mendalam kepada pihak-pihak yang dinilai dapat memberikan data secara maksimal terkait pendidikan damai yang dilakukan melalui pembiasaan yang dilakukan, seperti peserta didik, kepala sekolah, guru serta orangtua siswa. Penelitian ini menunjukkan bahwa pembiasaan yang dilakukan oleh peserta didik SMA Negeri 3 Batusangkar dalam mewujudkan Pendidikan Damai (Peace Education) dengan membentuk karakter peserta didik, diantaranya adalah religius, peduli sosial, saling percaya, komunikatif, jujur, peduli lingkungan, toleransi/tenggang rasa, kreatif dan bertanggung jawab. Adapun kegiatan pembiasaan yang dilakukan adalah pembudayaan salam, pembacaan Asmaul Husna dan Tadarus, shalat berjamaah, membawa bekal dari rumah, upacara bendera, muhadharah, kantin kejujuran dan sebagainya. Pembentukan karakter tersebut mengarahkan kepada pencapaian dari tujuan Pendidikan Damai (Peace Education).","PeriodicalId":266283,"journal":{"name":"Jurnal Moral Kemasyarakatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125533749","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Satu hal yang tampaknya terabaikan dalam situasi manusia kontemporer yaitu derita batin (agony). Manusia mengalami situasi batin yang agak kacau, tidak stabil, tertekan dan yang kerap kali berada dalam pengawasan superego yang menjadikan tubuh menjadi lentur patuh. Pola hidup era modern mensyaratkan kepastian, disiplin, ketaatan, keterukuran, dan semua berada dalam kontrol kekuasaan dengan basis data algoritmik dan sistem yang ketat. Situasi ini belum mereka sadari karena derita batin itu mesti ditutup karena untuk kebutuhan bertahan hidup. Bila derita batin tidak diatasi, akan terjadi katastropi baik bagi diri dan relasi dengan yang lain. Hidup bisa berada dalam situasi bahaya. Kierkegaard dalam konteks ini memberikan suatu energi baru dengan gagasan rekoleksi dan repetisi bagi manusia agony untuk bisa mengenal lebih dalam dirinya. Penelitian ini berciri kualitatif dengan menggunakan metode-metode filosofis yaitu verstehen, komparasi, dan interpretasi. Penelitian ini akan berupaya mengungkap sisi-sisi terdalam dalam kondisi manusia modern yang telah mengalami kerapuhan pada dimensi internal diri yang berimplikasi pada dimensi eksternal yakni kebertubuhan dan sosialitas. Hasil penelitian ini: (1) upaya refleksi diri terus-menerus diupayakan dengan menelisik situasi kedalaman batin untuk memahami problem yang mengarah pada diri sendiri; (2) rekoleksi dan repetisi menjadi proses penyembuhan diri.
{"title":"Pemikiran Kierkegaard Tentang Manusia Agony dan Proses Penyembuhan Diri","authors":"A. Gultom, Misnal Munir, Iva Ariani","doi":"10.21067/jmk.v4i2.4087","DOIUrl":"https://doi.org/10.21067/jmk.v4i2.4087","url":null,"abstract":"Satu hal yang tampaknya terabaikan dalam situasi manusia kontemporer yaitu derita batin (agony). Manusia mengalami situasi batin yang agak kacau, tidak stabil, tertekan dan yang kerap kali berada dalam pengawasan superego yang menjadikan tubuh menjadi lentur patuh. Pola hidup era modern mensyaratkan kepastian, disiplin, ketaatan, keterukuran, dan semua berada dalam kontrol kekuasaan dengan basis data algoritmik dan sistem yang ketat. Situasi ini belum mereka sadari karena derita batin itu mesti ditutup karena untuk kebutuhan bertahan hidup. Bila derita batin tidak diatasi, akan terjadi katastropi baik bagi diri dan relasi dengan yang lain. Hidup bisa berada dalam situasi bahaya. Kierkegaard dalam konteks ini memberikan suatu energi baru dengan gagasan rekoleksi dan repetisi bagi manusia agony untuk bisa mengenal lebih dalam dirinya. Penelitian ini berciri kualitatif dengan menggunakan metode-metode filosofis yaitu verstehen, komparasi, dan interpretasi. Penelitian ini akan berupaya mengungkap sisi-sisi terdalam dalam kondisi manusia modern yang telah mengalami kerapuhan pada dimensi internal diri yang berimplikasi pada dimensi eksternal yakni kebertubuhan dan sosialitas. Hasil penelitian ini: (1) upaya refleksi diri terus-menerus diupayakan dengan menelisik situasi kedalaman batin untuk memahami problem yang mengarah pada diri sendiri; (2) rekoleksi dan repetisi menjadi proses penyembuhan diri.","PeriodicalId":266283,"journal":{"name":"Jurnal Moral Kemasyarakatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126114476","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini mengkaji Kyai sebagai sentral gerakan ajaran agama islam dalam kehidupan warga negara. Mayoritas masyarakat Indonesia adalah pemeluk agama islam dengan berbagai ragam pemahaman terhadap islam itu sendiri. Kyai sebagai penerjemah al quran dalam kehidupan, dipahami masyarakat sebagai pencerah setiap persoalan. Pemikiran politik Kyai yang berbeda menimbulkan perbedaan perspektif dalam memaknai sekaligus mengaplikasikan kewarganegaraan di Indonesia. Untuk mengkaji fenomena pemikiran politik kyai tersebut, peneliti menggunakan metode studi kasus. Pemikiran politik tokoh agama diantaranya kyai merupakan sesuatu yang tidak biasa, bahkan terdapat pertentangan diantara beberapa agama mengenai hubungan politik dan agama. Terdapat agama yang memisahkan keduanya namun juga terdapat agama yang menyatukan keduanya, perbedaan tersebut dapat dilihat pada agama islam dan katolik. Kecenderungan islam di Indonesia antara politik dan agama tidak bisa dipisahkan karena ajaran agama islam bersifat menyeluruh. Dari penelitian ini ditemukan beberapa fenomena pemikiran politik Kyai, diantaranya yaitu darul islam dan darus salam. Kyai yang mendasarkan pada konsep darul islam diwujudkan pada pemahaman atas konsep khilafah atau imamah sebagai teokrasi, sedangkan Kyai yang mendasarkan pada konsep darus salam diwujudkan pemahaman atas konsep khilafah sebagai masyarakat madani.
{"title":"Pemikiran Politik Kyai dalam Kewarganegaraan Indonesia","authors":"Fandy Adpen Lazzavietamsi, Idrus Affandi, Cecep Darmawan, Asep Zaenal Ausop","doi":"10.21067/jmk.v9i2.4055","DOIUrl":"https://doi.org/10.21067/jmk.v9i2.4055","url":null,"abstract":"Penelitian ini mengkaji Kyai sebagai sentral gerakan ajaran agama islam dalam kehidupan warga negara. Mayoritas masyarakat Indonesia adalah pemeluk agama islam dengan berbagai ragam pemahaman terhadap islam itu sendiri. Kyai sebagai penerjemah al quran dalam kehidupan, dipahami masyarakat sebagai pencerah setiap persoalan. Pemikiran politik Kyai yang berbeda menimbulkan perbedaan perspektif dalam memaknai sekaligus mengaplikasikan kewarganegaraan di Indonesia. Untuk mengkaji fenomena pemikiran politik kyai tersebut, peneliti menggunakan metode studi kasus. Pemikiran politik tokoh agama diantaranya kyai merupakan sesuatu yang tidak biasa, bahkan terdapat pertentangan diantara beberapa agama mengenai hubungan politik dan agama. Terdapat agama yang memisahkan keduanya namun juga terdapat agama yang menyatukan keduanya, perbedaan tersebut dapat dilihat pada agama islam dan katolik. Kecenderungan islam di Indonesia antara politik dan agama tidak bisa dipisahkan karena ajaran agama islam bersifat menyeluruh. Dari penelitian ini ditemukan beberapa fenomena pemikiran politik Kyai, diantaranya yaitu darul islam dan darus salam. Kyai yang mendasarkan pada konsep darul islam diwujudkan pada pemahaman atas konsep khilafah atau imamah sebagai teokrasi, sedangkan Kyai yang mendasarkan pada konsep darus salam diwujudkan pemahaman atas konsep khilafah sebagai masyarakat madani.","PeriodicalId":266283,"journal":{"name":"Jurnal Moral Kemasyarakatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114919544","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini mengkaji tentang 1) Persepsi toleransi beragama oleh generasi milenial terhadap agama lain, (2) Sikap yang ditunjukkan oleh generasi milenial sebagai penganut agama lain dan dan (3) Kerjasama antar umat beragama yang dilakukan oleh generasi milenial. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan studi kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah generasi milenial berusia 20 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi generasi milenial mayoritas memahami tentang toleransi beragama. Namun, secara minoritas ada yang tidak memahami toleransi. Sikap generasi milenial terhadap agama lain menunjukkan bahwa mayoritas dari mereka telah menjalankan toleransi, tetapi secara minoritas ada yang tidak dapat mempraktikkan toleransi dalam kehidupan sehari-hari. Kerjasama yang ditunjukkan oleh generasi milenial secara mayoritas berada pada kategori netral yang membuktikan bahwa ada perilaku yang ragu terhadap rasa toleransi yang ingin ditampilkan.
{"title":"Karakter Toleransi Beragama dalam Sudut Pandang Generasi Milenial","authors":"Yogi Nugraha, Yudi Firmansyah","doi":"10.21067/jmk.v4i2.3856","DOIUrl":"https://doi.org/10.21067/jmk.v4i2.3856","url":null,"abstract":"Penelitian ini mengkaji tentang 1) Persepsi toleransi beragama oleh generasi milenial terhadap agama lain, (2) Sikap yang ditunjukkan oleh generasi milenial sebagai penganut agama lain dan dan (3) Kerjasama antar umat beragama yang dilakukan oleh generasi milenial. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan studi kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah generasi milenial berusia 20 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi generasi milenial mayoritas memahami tentang toleransi beragama. Namun, secara minoritas ada yang tidak memahami toleransi. Sikap generasi milenial terhadap agama lain menunjukkan bahwa mayoritas dari mereka telah menjalankan toleransi, tetapi secara minoritas ada yang tidak dapat mempraktikkan toleransi dalam kehidupan sehari-hari. Kerjasama yang ditunjukkan oleh generasi milenial secara mayoritas berada pada kategori netral yang membuktikan bahwa ada perilaku yang ragu terhadap rasa toleransi yang ingin ditampilkan.","PeriodicalId":266283,"journal":{"name":"Jurnal Moral Kemasyarakatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129041244","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan desain dan materi buku karakter anak berbasis Contextual Taching Learning yang layak dan valid digunakan untuk mendukung pelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti di Sekolah Dasar kelas II. Buku karakter yang dikembangkan ini belum ditemui di sekolah dasar karena mengintegrasikan antara materi dengan konsep CTL (contextual, teaching and learning) yang sesuai dengan karakter siswa kelas II SD, prosedur pengembangan buku karakter ini yaitu: (1) penelitian/studi pendahuluan dan pengumpulan data, (2) perencanaan, (3) pengembangan draf produk, (4) uji coba lapangan awal atau dalam penelitian ini merupakan uji validasi oleh ahli, (5) merevisi hasil uji coba lapangan awal, (6) uji coba lapangan utama atau dalam penelitian ini adalah uji coba skala kecil, (7) merevisi produk hasil uji lapangan utama, (8) uji pelaksanaan lapangan atau dalam penelitian ini adalah uji coba lapangan/ kelas, dan (9) revisi produk akhir. Instrumen yang digunakan adalah angket. Hasil dari penelitian ini untuk mengetahui kevalidan dari segi materi dan desain. Segi validasi materi diperoleh prosentase 84,5 % dan dari segi desain 86,5 %, dalam kategori sangat valid. Buku karakter ini diperlukan guna mengasah kemampuan anak sesuai usia sekolah dasar, dan untuk guru PAI dan Budi Pekerti supaya menanamkan konsep nilai agama sebagai pondasi karakter baik anak dalam setiap pembelajaran.
{"title":"Validasi Buku Karakter Anak Berbasis Contextual Teaching and Learning Materi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas II Sekolah Dasar","authors":"Yulianti Yulianti","doi":"10.21067/jmk.v4i2.3926","DOIUrl":"https://doi.org/10.21067/jmk.v4i2.3926","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan desain dan materi buku karakter anak berbasis Contextual Taching Learning yang layak dan valid digunakan untuk mendukung pelajaran pendidikan agama Islam dan budi pekerti di Sekolah Dasar kelas II. Buku karakter yang dikembangkan ini belum ditemui di sekolah dasar karena mengintegrasikan antara materi dengan konsep CTL (contextual, teaching and learning) yang sesuai dengan karakter siswa kelas II SD, prosedur pengembangan buku karakter ini yaitu: (1) penelitian/studi pendahuluan dan pengumpulan data, (2) perencanaan, (3) pengembangan draf produk, (4) uji coba lapangan awal atau dalam penelitian ini merupakan uji validasi oleh ahli, (5) merevisi hasil uji coba lapangan awal, (6) uji coba lapangan utama atau dalam penelitian ini adalah uji coba skala kecil, (7) merevisi produk hasil uji lapangan utama, (8) uji pelaksanaan lapangan atau dalam penelitian ini adalah uji coba lapangan/ kelas, dan (9) revisi produk akhir. Instrumen yang digunakan adalah angket. Hasil dari penelitian ini untuk mengetahui kevalidan dari segi materi dan desain. Segi validasi materi diperoleh prosentase 84,5 % dan dari segi desain 86,5 %, dalam kategori sangat valid. Buku karakter ini diperlukan guna mengasah kemampuan anak sesuai usia sekolah dasar, dan untuk guru PAI dan Budi Pekerti supaya menanamkan konsep nilai agama sebagai pondasi karakter baik anak dalam setiap pembelajaran.","PeriodicalId":266283,"journal":{"name":"Jurnal Moral Kemasyarakatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132125982","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}