Makanan pendamping ASI dapat dikembangkan dari pangan lokal dengan nilai gizi yang baik seperti ubi jalar kuning (kelompok umbi-umbian) dan ikan oci (produk perikanan). Ubi jalar kuning, selain sebagai sumber energi juga mengandung mikronutrien yang mendukung tumbuh kembang anak. Sementara ikan oci merupakan sumber protein penting dan asam lemak yang sangat baik untuk pertumbuhan. Tujuan penelitian adalah untuk menghasilkan MP-ASI dalam bentuk cookies dengan memanfaatkan tepung ubi jalar kuning serta tepung ikan oci. Penelitian dilaksanakan pada September hingga November 2020 di Laboratorium Penyelenggaraan Makanan Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Sorong. Jenis penelitian adalah eksperimen dengan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL). Formulasi cookies terdiri dari 3 formulasi berdasarkan perbandingan komposisi tepung ubi jalar kuning dengan tepung ikan oci yaitu F1 (95%:5%), F2 (80%:20%), F3 (65%:35%). Formulasi terpilih dilalukan melalui uji organoleptik berdasarkan parameter warna, rasa, aroma, dan tekstur oleh 30 orang panelis agak terlatih. Data tingkat kesukaan dari uji organoleptik dianalisis dengan uji Kruskal-wallis. Hasil penelitian memperlihatkan formula terpilih yang disukai yaitu F1 (95%:5%) dengan rata-rata tingkat kesukaan: warna (skala 3,7); aroma (skala 3,4); rasa (skala 3,9); dan tekstur (skala 3,8). Cookies formula terpilih F1 dalam 100 gram mengandung energi 430,06 kkal, karbohidrat 60,52%, protein 9,75%, lemak 16,55%, β-karoten 33,71 mg/kg, dan besi 4,13 mg. Berdasarkan nilai p-value menunjukkan proporsi komposisi tepung ubi jalar kuning dengan tepung ikan oci yang berbeda menyebabkan perbedaan tingkat kesukaan panelis terhadap cookies untuk parameter warna (p=0,038), aroma (p=0,027), dan rasa (p=0,000) cookies. Sementara parameter tekstur tidak menunjukkan ada perbedaan (p=0,178) Kata Kunci: Gizi Kurang, MP-ASI, Ubi jalar kuning Complementary food for breast milk can be developed from local food with good nutritional value, such as yellow sweet potato (tubers group) and one fish (fishery products). Yellow sweet potato, besides being a source of energy, also contains micronutrients that support the growth and development of children. At the same time, our fish is an essential source of protein and fatty acids, which are very good for growth. This study aims to produce complementary food for breast milk in the form of cookies based on yellow sweet potato flour and once fish flour for undernourished toddlers. The research was conducted from September to November 2020 at the Food Administration Laboratory for the Nutrition Department of the Sorong Ministry of Health Polytechnic. This type of research is an experiment with utterly randomized design research. The cookie formulation consists of 3 formulations based on a comparison of the composition of yellow sweet potato flour with one fish flour, namely F1 (95%:5%), F2 (80%:20%), and F3 (65%:35%). The selected formulations were passed through organoleptic tests based on color,
{"title":"FORMULASI COOKIES BERBAHAN TEPUNG UBI JALAR KUNING (IPOMOEA BATATAS L.) DAN TEPUNG IKAN OCI (SELAROIDES LEPTOLEPIS) SEBAGAI ALTERNATIF MP-ASI BALITA","authors":"Sriyanti, Merinta Sada, N. Sari","doi":"10.47539/gk.v15i1.421","DOIUrl":"https://doi.org/10.47539/gk.v15i1.421","url":null,"abstract":"Makanan pendamping ASI dapat dikembangkan dari pangan lokal dengan nilai gizi yang baik seperti ubi jalar kuning (kelompok umbi-umbian) dan ikan oci (produk perikanan). Ubi jalar kuning, selain sebagai sumber energi juga mengandung mikronutrien yang mendukung tumbuh kembang anak. Sementara ikan oci merupakan sumber protein penting dan asam lemak yang sangat baik untuk pertumbuhan. Tujuan penelitian adalah untuk menghasilkan MP-ASI dalam bentuk cookies dengan memanfaatkan tepung ubi jalar kuning serta tepung ikan oci. Penelitian dilaksanakan pada September hingga November 2020 di Laboratorium Penyelenggaraan Makanan Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Sorong. Jenis penelitian adalah eksperimen dengan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL). Formulasi cookies terdiri dari 3 formulasi berdasarkan perbandingan komposisi tepung ubi jalar kuning dengan tepung ikan oci yaitu F1 (95%:5%), F2 (80%:20%), F3 (65%:35%). Formulasi terpilih dilalukan melalui uji organoleptik berdasarkan parameter warna, rasa, aroma, dan tekstur oleh 30 orang panelis agak terlatih. Data tingkat kesukaan dari uji organoleptik dianalisis dengan uji Kruskal-wallis. Hasil penelitian memperlihatkan formula terpilih yang disukai yaitu F1 (95%:5%) dengan rata-rata tingkat kesukaan: warna (skala 3,7); aroma (skala 3,4); rasa (skala 3,9); dan tekstur (skala 3,8). Cookies formula terpilih F1 dalam 100 gram mengandung energi 430,06 kkal, karbohidrat 60,52%, protein 9,75%, lemak 16,55%, β-karoten 33,71 mg/kg, dan besi 4,13 mg. Berdasarkan nilai p-value menunjukkan proporsi komposisi tepung ubi jalar kuning dengan tepung ikan oci yang berbeda menyebabkan perbedaan tingkat kesukaan panelis terhadap cookies untuk parameter warna (p=0,038), aroma (p=0,027), dan rasa (p=0,000) cookies. Sementara parameter tekstur tidak menunjukkan ada perbedaan (p=0,178)\u0000Kata Kunci: Gizi Kurang, MP-ASI, Ubi jalar kuning\u0000 \u0000Complementary food for breast milk can be developed from local food with good nutritional value, such as yellow sweet potato (tubers group) and one fish (fishery products). Yellow sweet potato, besides being a source of energy, also contains micronutrients that support the growth and development of children. At the same time, our fish is an essential source of protein and fatty acids, which are very good for growth. This study aims to produce complementary food for breast milk in the form of cookies based on yellow sweet potato flour and once fish flour for undernourished toddlers. The research was conducted from September to November 2020 at the Food Administration Laboratory for the Nutrition Department of the Sorong Ministry of Health Polytechnic. This type of research is an experiment with utterly randomized design research. The cookie formulation consists of 3 formulations based on a comparison of the composition of yellow sweet potato flour with one fish flour, namely F1 (95%:5%), F2 (80%:20%), and F3 (65%:35%). The selected formulations were passed through organoleptic tests based on color, ","PeriodicalId":269988,"journal":{"name":"GEMA KESEHATAN","volume":"34 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115252999","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Fara Chitra, Nurita Andriani, Hendra Budi Sungkawa
Limbah cair percetakan merupakan hasil dari kegiatan industri percetakan yang dapat mencemari lingkungan air dan tanah dengan cara melepaskan nitrat dan logam-logam berat yang terkandung didalamnya salah satunya yaitu timbal. Upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan kadar timbal (Pb) adalah dengan menggunakan adsorben. Adsorben yang paling banyak digunakan adalah karbon aktif. Ada beberapa bahan yang dapat digunakan sebagai bahan karbon aktif seperti kulit singkong, amapas tebu dan kulit pisang kepok yang mengandung selulosa. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan efektivitas karbon aktif terhadap penurunan kadar timbal limbah cair percetakan yang dibuat dengan variasi bahan yaitu kulit singkong, ampas tebu dan kulit pisang kepok. Desain penelitian ini berbentuk Pre-Experimental Design dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom untuk menentukan kadar timbal (Pb) pada limbah cair percetakan. Populasi pada penelitian ini adalah limbah cair percetakan yang dihasilkan dari sembilan percetakan yang berada di Kabupaten Sintang. Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 27 sampel yang terdiri dari limbah cair percetakan yang belum ditambahkan karbon aktif dan limbah cair percetakan yang sudah ditambahkan dengan karbon aktif yang dibuat dari kulit singkong, kulit pisang kepok dan ampas tebu. Hasil penelitian didapatkan bahwa dengan penambahan karbon kulit singkong, karbon ampas tebu dan karbon kulit pisang kepok didapatkan presentase penurunan sebesar 82,35%, 64,70% dan 52,94% dari kadar timbal (Pb) sebelum perlakuan. Penurunan kadar timbal (Pb) yang paling baik adalah dengan penambahan karbon aktif kulit singkong dengan presentase penurunan sebesar 82,35% dari rata-rata kadar timbal (Pb) 0,17 mg/L menjadi 0,03 mg/L. Berdasarkan uji Anova diperoleh nilai signifikasi dengan p-value = 0,000. Disimpulkan bahwa terdapat perbedaan efektivitas kulit singkong, kulit pisang kepok dan ampas tebu sebagai karbon aktif dalam menurunkan kadar timbal limbah cair percetakan. Kata kunci: Pencemaran lingkungan, Kadar timbal, Kulit singkong, Ampas tebu, Karbon aktif Printing liquid waste is the result of printing industry activities which can pollute the water and soil environment by releasing nitrates and heavy metals contained therein, one of which is lead. Efforts that can be made to reduce levels of information (Pb) are to use adsorbents. The most widely used adsorbent is activated carbon. Several materials can be used as active carbon materials, such as cassava peels, sugarcane pulp, and kapok banana peels containing cellulose. This study aimed to compare the effectiveness of activated carbon in reducing lead levels in printing liquid waste made with various materials, namely: cassava peel, sugarcane bagasse, and kapok banana peel. The research design is a Pre-Experimental Design with the Atomic Absorption Spectrophotometry method to determine the levels of lead (Pb) in printing wastewater. The population in this study was printing liquid waste
{"title":"EFEKTIVITAS KULIT SINGKONG, AMPAS TEBU DAN KULIT PISANG KEPOK SEBAGAI KARBON AKTIF","authors":"Fara Chitra, Nurita Andriani, Hendra Budi Sungkawa","doi":"10.47539/gk.v15i1.325","DOIUrl":"https://doi.org/10.47539/gk.v15i1.325","url":null,"abstract":"Limbah cair percetakan merupakan hasil dari kegiatan industri percetakan yang dapat mencemari lingkungan air dan tanah dengan cara melepaskan nitrat dan logam-logam berat yang terkandung didalamnya salah satunya yaitu timbal. Upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan kadar timbal (Pb) adalah dengan menggunakan adsorben. Adsorben yang paling banyak digunakan adalah karbon aktif. Ada beberapa bahan yang dapat digunakan sebagai bahan karbon aktif seperti kulit singkong, amapas tebu dan kulit pisang kepok yang mengandung selulosa. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan efektivitas karbon aktif terhadap penurunan kadar timbal limbah cair percetakan yang dibuat dengan variasi bahan yaitu kulit singkong, ampas tebu dan kulit pisang kepok. Desain penelitian ini berbentuk Pre-Experimental Design dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom untuk menentukan kadar timbal (Pb) pada limbah cair percetakan. Populasi pada penelitian ini adalah limbah cair percetakan yang dihasilkan dari sembilan percetakan yang berada di Kabupaten Sintang. Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 27 sampel yang terdiri dari limbah cair percetakan yang belum ditambahkan karbon aktif dan limbah cair percetakan yang sudah ditambahkan dengan karbon aktif yang dibuat dari kulit singkong, kulit pisang kepok dan ampas tebu. Hasil penelitian didapatkan bahwa dengan penambahan karbon kulit singkong, karbon ampas tebu dan karbon kulit pisang kepok didapatkan presentase penurunan sebesar 82,35%, 64,70% dan 52,94% dari kadar timbal (Pb) sebelum perlakuan. Penurunan kadar timbal (Pb) yang paling baik adalah dengan penambahan karbon aktif kulit singkong dengan presentase penurunan sebesar 82,35% dari rata-rata kadar timbal (Pb) 0,17 mg/L menjadi 0,03 mg/L. Berdasarkan uji Anova diperoleh nilai signifikasi dengan p-value = 0,000. Disimpulkan bahwa terdapat perbedaan efektivitas kulit singkong, kulit pisang kepok dan ampas tebu sebagai karbon aktif dalam menurunkan kadar timbal limbah cair percetakan.\u0000Kata kunci: Pencemaran lingkungan, Kadar timbal, Kulit singkong, Ampas tebu, Karbon aktif\u0000 \u0000Printing liquid waste is the result of printing industry activities which can pollute the water and soil environment by releasing nitrates and heavy metals contained therein, one of which is lead. Efforts that can be made to reduce levels of information (Pb) are to use adsorbents. The most widely used adsorbent is activated carbon. Several materials can be used as active carbon materials, such as cassava peels, sugarcane pulp, and kapok banana peels containing cellulose. This study aimed to compare the effectiveness of activated carbon in reducing lead levels in printing liquid waste made with various materials, namely: cassava peel, sugarcane bagasse, and kapok banana peel. The research design is a Pre-Experimental Design with the Atomic Absorption Spectrophotometry method to determine the levels of lead (Pb) in printing wastewater. The population in this study was printing liquid waste ","PeriodicalId":269988,"journal":{"name":"GEMA KESEHATAN","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116894423","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pemberian antioksidan dapat menjadi salah satu upaya mengatasi stress oksidatif. Salah satu antioksidan yaitu vitamin . Vitamin C adalah salah satu antioksidan yang bermanfaat dalam menghambat aktivitas radikal bebas dan berperan dalam meningkatkan jumlah insulin, berkontribusi mencegah penurunan massa sel beta dan mengurangi toksisitas glukosa, memodulasi aksi insulin pada penderita DM, terutama dalam metabolisme glukosa non oksidatif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian suplemen vitamin C terhadap kadar glukosa darah puasa pada pasien diabetes melitus tipe 2. Vitamin C mempunyai struktur yang mirip dengan glukosa sehingga vitamin C dapat menggantikannya dalam proses glikolisis non enzimatik. Vitamin C sebagai antioksidan dapat meningkatkan insulin sehingga mampu menurunkan kadar glukosa darah dan mengurangi toksisitas dari glukosa. Metode penelitian bersifat quasi eksperimen dengan pre and post test without control. Teknik sampel consecutive sampling. Sampel penelitian sebanyak 32 sampel dengan responden diberikan suplemen vitamin C dosis 250mg/hari selama 5 hari. Analisa data menggunakan uji Wilcoxon. Hasil penelitian didapatkan rata-rata kadar glukosa darah puasa sebelum konsumsi suplemen vitamin C sebesar 255mg/dL sedangkan rata-rata kadar glukosa darah puasa setelah konsumsi suplemen vitamin C sebesar 252,47 mg/dL. Hasil uji Wilcoxon didapatkan p < (0,05), yaitu p value = 0,032 yang berarti ada pengaruh konsumsi suplemen vitamin C terhadap kadar glukosa darah puasa pada pasien penderita diabetes melitus tipe 2. Kesimpulan penelitian yaitu ada pengaruh konsumsi suplemen vitamin C terhadap kadar glukosa darah puasa pada pasien penderita diabetes melitus tipe 2. Kata kunci: Glukosa Darah, Pasien diabetes mellitus Tipe 2, Vitamin C Giving antioxidants can be an effort to overcome oxidative stress. One of the antioxidants is vitamins. Vitamin C is a good antioxidant and helps inhibit free radical activity and contributes to increasing the amount of insulin, preventing a decrease in beta cell mass and reducing glucose toxicity, modulating insulin action in DM patients, especially in non-oxidative glucose metabolism. This study aimed to determine the effect of vitamin C supplements on fasting blood glucose levels in patients with type 2 diabetes mellitus. The research method is quasi-experimental with pre and post-test without control—consecutive sampling technique. The research sample consisted of 32 samples with respondents being given vitamin C supplements at a dose of 250 mg/day for five days—data analysis using the Wilcoxon test. The results showed that the average fasting blood glucose level before taking vitamin C supplements was 255mg/dL. In comparison, the intermediate fasting blood glucose level after taking vitamin C supplements was 252.47 mg/dL. Wilcoxon test results obtained p < (0.05), i.e., p-value = 0.032, meaning that vitamin C supplement consumption affects fasting blood glucose levels in patients with
{"title":"PENGARUH PEMBERIAN SUPLEMEN VITAMIN C TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PUASA PADA PASIEN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2","authors":"Heny Yulia Rahmawati, Mustaming, Sresta Azahra","doi":"10.47539/gk.v15i1.402","DOIUrl":"https://doi.org/10.47539/gk.v15i1.402","url":null,"abstract":"Pemberian antioksidan dapat menjadi salah satu upaya mengatasi stress oksidatif. Salah satu antioksidan yaitu vitamin . Vitamin C adalah salah satu antioksidan yang bermanfaat dalam menghambat aktivitas radikal bebas dan berperan dalam meningkatkan jumlah insulin, berkontribusi mencegah penurunan massa sel beta dan mengurangi toksisitas glukosa, memodulasi aksi insulin pada penderita DM, terutama dalam metabolisme glukosa non oksidatif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian suplemen vitamin C terhadap kadar glukosa darah puasa pada pasien diabetes melitus tipe 2. Vitamin C mempunyai struktur yang mirip dengan glukosa sehingga vitamin C dapat menggantikannya dalam proses glikolisis non enzimatik. Vitamin C sebagai antioksidan dapat meningkatkan insulin sehingga mampu menurunkan kadar glukosa darah dan mengurangi toksisitas dari glukosa. Metode penelitian bersifat quasi eksperimen dengan pre and post test without control. Teknik sampel consecutive sampling. Sampel penelitian sebanyak 32 sampel dengan responden diberikan suplemen vitamin C dosis 250mg/hari selama 5 hari. Analisa data menggunakan uji Wilcoxon. Hasil penelitian didapatkan rata-rata kadar glukosa darah puasa sebelum konsumsi suplemen vitamin C sebesar 255mg/dL sedangkan rata-rata kadar glukosa darah puasa setelah konsumsi suplemen vitamin C sebesar 252,47 mg/dL. Hasil uji Wilcoxon didapatkan p < (0,05), yaitu p value = 0,032 yang berarti ada pengaruh konsumsi suplemen vitamin C terhadap kadar glukosa darah puasa pada pasien penderita diabetes melitus tipe 2. Kesimpulan penelitian yaitu ada pengaruh konsumsi suplemen vitamin C terhadap kadar glukosa darah puasa pada pasien penderita diabetes melitus tipe 2.\u0000Kata kunci: Glukosa Darah, Pasien diabetes mellitus Tipe 2, Vitamin C\u0000 \u0000Giving antioxidants can be an effort to overcome oxidative stress. One of the antioxidants is vitamins. Vitamin C is a good antioxidant and helps inhibit free radical activity and contributes to increasing the amount of insulin, preventing a decrease in beta cell mass and reducing glucose toxicity, modulating insulin action in DM patients, especially in non-oxidative glucose metabolism. This study aimed to determine the effect of vitamin C supplements on fasting blood glucose levels in patients with type 2 diabetes mellitus. The research method is quasi-experimental with pre and post-test without control—consecutive sampling technique. The research sample consisted of 32 samples with respondents being given vitamin C supplements at a dose of 250 mg/day for five days—data analysis using the Wilcoxon test. The results showed that the average fasting blood glucose level before taking vitamin C supplements was 255mg/dL. In comparison, the intermediate fasting blood glucose level after taking vitamin C supplements was 252.47 mg/dL. Wilcoxon test results obtained p < (0.05), i.e., p-value = 0.032, meaning that vitamin C supplement consumption affects fasting blood glucose levels in patients with ","PeriodicalId":269988,"journal":{"name":"GEMA KESEHATAN","volume":"36 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116478836","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Nidya Pratiwi, Andi Rahmaniar MB, F. Wahyuni, Musdalifah Musdalifah
Biskuit merupakan salah satu produk pangan yang sangat diminati hampir semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang tua. Biskuit dibuat melalui proses pemanggangan, memiliki rasa yang gurih, teksturnya yang renyah, dan memiliki daya simpan yang lama karena kadar air yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui uji daya terima dan analisis kadar zat gizi (protein, zat besi dan vitamin C) pada biskuit dengan penambahan tepung labu kuning dan tepung daun kelor. Jenis penelitian ini adalah experimental dengan esain yaitu posttest one shoot dengan 4 perlakuan. Perlakuan yang dilakukan yaitu dengan penambahan tepung labu kuning dan tepung daun kelor dengan perbandingan tepung terigu, tepung labu kuning dan tepung daun kelor yaitu masing-masing F1 (125:0:0), F2 (100:15:10), F3 (90:20:15), F4 (80:25:20). Analisis data yang digunakan uji Kruskal Wallis dengan uji lanjut Mann-Whitney. Hasil uji daya terima dari aspek warna yang paling banyak disukai adalah formula F4, sedangkan dari aspek rasa, aroma dan tekstur yang paling banyak disukai adalah formula F3. Hasil analisis kandungan protein dalam 100 gram sampel pada sampel F1 dan F3, terjadi peningkatan yaitu sebesar 5,63 mg. Hasil analisis kandungan zat besi dalam 100 gram pada sampel F1 dan F3 terjadi peningkatan yaitu sebesar 17,61 mg. Hasil analisis kandungan vit C dalam 100 gram pada sampel F1 dan F3 terjadi peningkatan yaitu sebesar 15,12 mg. Berdasarkan hasil uji daya terima biskuit dengan penambahan tepung labu kuning dan tepung daun kelor yang memiliki nilai uji organoleptik yang paling disukai adalah F3 dengan nilai total rata-rata 22,51 namun jika dibandingkan dengan kelompok kontrol F1 masih lebih disukai. Hasil analisis kandungan protein, zat besi dan vit C pada biskuit mengalami peningkatan dengan dilakukannya penambahan tepung labu kuning dan tepung daun kelor. Kata kunci: Biskuit, Daun kelor, Labu kuning Biscuits are a popular food product many social groups enjoy, from children to older people. Biscuits are a type of food made using a baking process. In addition, this food has a savory taste and gradually becomes less sweet, has a crunchy texture, and has a long shelf life due to its low water content. This study aims to determine the acceptance test, protein, iron, and vitamin C content in biscuits by adding pumpkin flour and Moringa leaf flour. This type of research is Experimental; the research design used is a posttest one-shoot design with four treatments. The treatment was carried out by adding pumpkin flour and Moringa leaf flour, with a ratio of wheat flour, pumpkin flour, and Moringa leaf flour (125:0:0,100:15:10, 90:20:15, 80:20:20). Data analysis used the Kruskal Wallis test with the Mann-Whitney follow-up test. The results of the research on the acceptability test from the color aspect showed that the most preferred is the F4 formula, while from the taste, aroma, and texture aspects, the most chosen is the F3 formula. The results of the analysis of the protei
{"title":"UJI DAYA TERIMA, ANALISIS KADAR ZAT GIZI PADA BISKUIT LABU KUNING DAN DAUN KELOR","authors":"Nidya Pratiwi, Andi Rahmaniar MB, F. Wahyuni, Musdalifah Musdalifah","doi":"10.47539/gk.v15i1.416","DOIUrl":"https://doi.org/10.47539/gk.v15i1.416","url":null,"abstract":"Biskuit merupakan salah satu produk pangan yang sangat diminati hampir semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang tua. Biskuit dibuat melalui proses pemanggangan, memiliki rasa yang gurih, teksturnya yang renyah, dan memiliki daya simpan yang lama karena kadar air yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui uji daya terima dan analisis kadar zat gizi (protein, zat besi dan vitamin C) pada biskuit dengan penambahan tepung labu kuning dan tepung daun kelor. Jenis penelitian ini adalah experimental dengan esain yaitu posttest one shoot dengan 4 perlakuan. Perlakuan yang dilakukan yaitu dengan penambahan tepung labu kuning dan tepung daun kelor dengan perbandingan tepung terigu, tepung labu kuning dan tepung daun kelor yaitu masing-masing F1 (125:0:0), F2 (100:15:10), F3 (90:20:15), F4 (80:25:20). Analisis data yang digunakan uji Kruskal Wallis dengan uji lanjut Mann-Whitney. Hasil uji daya terima dari aspek warna yang paling banyak disukai adalah formula F4, sedangkan dari aspek rasa, aroma dan tekstur yang paling banyak disukai adalah formula F3. Hasil analisis kandungan protein dalam 100 gram sampel pada sampel F1 dan F3, terjadi peningkatan yaitu sebesar 5,63 mg. Hasil analisis kandungan zat besi dalam 100 gram pada sampel F1 dan F3 terjadi peningkatan yaitu sebesar 17,61 mg. Hasil analisis kandungan vit C dalam 100 gram pada sampel F1 dan F3 terjadi peningkatan yaitu sebesar 15,12 mg. Berdasarkan hasil uji daya terima biskuit dengan penambahan tepung labu kuning dan tepung daun kelor yang memiliki nilai uji organoleptik yang paling disukai adalah F3 dengan nilai total rata-rata 22,51 namun jika dibandingkan dengan kelompok kontrol F1 masih lebih disukai. Hasil analisis kandungan protein, zat besi dan vit C pada biskuit mengalami peningkatan dengan dilakukannya penambahan tepung labu kuning dan tepung daun kelor.\u0000Kata kunci: Biskuit, Daun kelor, Labu kuning \u0000 \u0000Biscuits are a popular food product many social groups enjoy, from children to older people. Biscuits are a type of food made using a baking process. In addition, this food has a savory taste and gradually becomes less sweet, has a crunchy texture, and has a long shelf life due to its low water content. This study aims to determine the acceptance test, protein, iron, and vitamin C content in biscuits by adding pumpkin flour and Moringa leaf flour. This type of research is Experimental; the research design used is a posttest one-shoot design with four treatments. The treatment was carried out by adding pumpkin flour and Moringa leaf flour, with a ratio of wheat flour, pumpkin flour, and Moringa leaf flour (125:0:0,100:15:10, 90:20:15, 80:20:20). Data analysis used the Kruskal Wallis test with the Mann-Whitney follow-up test. The results of the research on the acceptability test from the color aspect showed that the most preferred is the F4 formula, while from the taste, aroma, and texture aspects, the most chosen is the F3 formula. The results of the analysis of the protei","PeriodicalId":269988,"journal":{"name":"GEMA KESEHATAN","volume":"96 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133623572","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Seluruh pihak sependapat bahwa rokok dapat merugikan banyak hal dan banyak orang, bungkus rokok sudah memasang berbagai himbauan agar orang tidak merokok atau sekedar berpikir efek dari rokok yang terparah yaitu dapat menyebabkan kematian, akan tetapi masih banyak orang yang menentukan untuk membeli rokok dan merokok. Fenomena remaja yang merokok merupakan bukan suatu hal baru akan tetapi semakin tahun perokok remaja jumlahnya semakin meningkat dan mengkhawatirkan. Maka dari itu sangat diperlukan sebuah metode therapy untuk menghilangkan kecanduan rokok para remaja. Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) diyakini merupakan sebuah solusi metode yang tepat untuk menghilangkan kecanduan merokok pada remaja khususnya. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk memberitahukan hasil penerapan Strategi Seft (Spiritual Emosional Freedom Technique) dalam menanggulangi perokok aktif dikalangan remaja. Metode penelitian dalam penelitian ini ialah quasi experimental dengan model pretest dan posttest dengan sampel sebanyak 13 remaja yang masih berstatus pelajar yang berada dalam rentang usia 13 – 16 tahun dan merupakan remaja yang merokok. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat 12 data negatif (N) yang artinya ke 12 peserta penelitian “siswa” perilaku merokoknya menurun dari nilai pre test ke nilai post test. Besaran nilai rata-rata dari penurunan itu adalah 6.50. Adapun nilai 78.00 merupakan rengking negatif/Sum of Ranks. Berdasarkan output “Test Statitics” nilai Asymp Sig (2-tailed) sebesar 0,002. Nilai 0,002 lebih kecil daripada < 0,05 sehingga disimpulkan bahwa perilaku merokok pada remaja mengalami perbedaan dan ditarik sebuah kesimpulan bahwa “terapi seft dapat menurunkan kecanduan merokok pada remaja”. Kata Kunci: Perokok aktif, Remaja, Terapi spiritual emotional freedom technique All parties agree that smoking can harm many things. Many people, cigarette packs have posted various appeals so that people don't smoke or think the worst effect of smoking is that it can cause death. However, many people still decide to buy cigarettes and smoke. The phenomenon of teenagers smoking is not new. Still, the number of teenage smokers is increasing and worrying every year. Therefore, a therapeutic method is needed to eliminate smoking addiction among teenagers. The Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) is believed to be an appropriate solution for eliminating adolescent smoking addiction. This study aims to inform the results of implementing the Seft Strategy (Spiritual Emotional Freedom Technique) in tackling active smoking among adolescents. The research method in this study was quasi-experimental with pretest and posttest models with a sample of 13 adolescents who were still students in the age range of 13-16 years and were teenagers who smoked. The results of this study stated that there were 12 harmful data (N), which means that the 12 study participants "students" smoking behavior decreased from the pre-test scores to the post-test value
{"title":"STRATEGI SEFT (SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE) DALAM MENANGGULANGI PEROKOK AKTIF PADA REMAJA","authors":"Azmy Ali Muchtar, H. Muchtar","doi":"10.47539/gk.v15i1.411","DOIUrl":"https://doi.org/10.47539/gk.v15i1.411","url":null,"abstract":"Seluruh pihak sependapat bahwa rokok dapat merugikan banyak hal dan banyak orang, bungkus rokok sudah memasang berbagai himbauan agar orang tidak merokok atau sekedar berpikir efek dari rokok yang terparah yaitu dapat menyebabkan kematian, akan tetapi masih banyak orang yang menentukan untuk membeli rokok dan merokok. Fenomena remaja yang merokok merupakan bukan suatu hal baru akan tetapi semakin tahun perokok remaja jumlahnya semakin meningkat dan mengkhawatirkan. Maka dari itu sangat diperlukan sebuah metode therapy untuk menghilangkan kecanduan rokok para remaja. Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) diyakini merupakan sebuah solusi metode yang tepat untuk menghilangkan kecanduan merokok pada remaja khususnya. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk memberitahukan hasil penerapan Strategi Seft (Spiritual Emosional Freedom Technique) dalam menanggulangi perokok aktif dikalangan remaja. Metode penelitian dalam penelitian ini ialah quasi experimental dengan model pretest dan posttest dengan sampel sebanyak 13 remaja yang masih berstatus pelajar yang berada dalam rentang usia 13 – 16 tahun dan merupakan remaja yang merokok. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat 12 data negatif (N) yang artinya ke 12 peserta penelitian “siswa” perilaku merokoknya menurun dari nilai pre test ke nilai post test. Besaran nilai rata-rata dari penurunan itu adalah 6.50. Adapun nilai 78.00 merupakan rengking negatif/Sum of Ranks. Berdasarkan output “Test Statitics” nilai Asymp Sig (2-tailed) sebesar 0,002. Nilai 0,002 lebih kecil daripada < 0,05 sehingga disimpulkan bahwa perilaku merokok pada remaja mengalami perbedaan dan ditarik sebuah kesimpulan bahwa “terapi seft dapat menurunkan kecanduan merokok pada remaja”.\u0000Kata Kunci: Perokok aktif, Remaja, Terapi spiritual emotional freedom technique\u0000 \u0000All parties agree that smoking can harm many things. Many people, cigarette packs have posted various appeals so that people don't smoke or think the worst effect of smoking is that it can cause death. However, many people still decide to buy cigarettes and smoke. The phenomenon of teenagers smoking is not new. Still, the number of teenage smokers is increasing and worrying every year. Therefore, a therapeutic method is needed to eliminate smoking addiction among teenagers. The Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT) is believed to be an appropriate solution for eliminating adolescent smoking addiction. This study aims to inform the results of implementing the Seft Strategy (Spiritual Emotional Freedom Technique) in tackling active smoking among adolescents. The research method in this study was quasi-experimental with pretest and posttest models with a sample of 13 adolescents who were still students in the age range of 13-16 years and were teenagers who smoked. The results of this study stated that there were 12 harmful data (N), which means that the 12 study participants \"students\" smoking behavior decreased from the pre-test scores to the post-test value","PeriodicalId":269988,"journal":{"name":"GEMA KESEHATAN","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130424461","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Konstruksi sumur gali yang tidak memenuhi syarat sesuai dengan persyaratan yang dikeluarkan oleh Kepmen PUPR tahun 2016 tentang pembuatan sumur gali dapat menyebabkan air sumur gali mudah terkontaminasi melalui rembesan yang berasal dari kotoran manusia ataupun hewan, dikarenakan sumur gali menyediakan air yang berasal dari lapisan tanah yang dekat dengan permukaan. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh konstruksi sumur gali terhadap bakteriologis coli tinja dan menganalisis strategi pengendalian bakteriologis coli tinja air sumur gali. Jenis penelitian deskriptif analitik yang mana dilakukan penilaian kondisi fisik, menganalisis kandungan bakteriologis coli tinja menggunakan metode Most Probable Number, menganalisis pengaruh konstruksi sumur gali terhadap bakteriologis coli tinja menggunakan uji Chi-Square dengan aplikasi SPSS versi 19, serta menganalisis strategi pengendalian kualitas bakteriologis coli tinja menggunakan analisis SWOT. Populasi berjumlah 170 sumur gali. Sampel diambil 20% berdasarkan Arikunto 170 x 0,20 = 34 sumur gali. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh dinding dan bibir sumur gali terhadap kualitas bakteriologis coli tinja dengan nilai sig. (0,000), terdapat pengaruh lantai sumur gali terhadap kualitas bakteriologis coli tinja dengan nilai sig. (0,005), strategi yang digunakan dalam pengendalian kualitas bakteriologis coli tinja di Koya barat adalah strategi memanfaatkan kekuatan (strengths) untuk menghindari ancaman (threats) yaitu meningkatkan kualitas air sumur gali seiring bertambahnya jumlah penduduk, meningkatkan pengelolaan limbah peternakan dengan baik, meningkatkan cara pembuatan septictank yang memenuhi syarat, meningkatkan informasi kepada masyarakat cara pembuatan sumur gali yang baik, meningkatkan informasi dan pengawasan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kualitas air agar terhindar dari berbagai penyakit. Kata Kunci: Air sumur, Bakteriologis coli tinja, Konstruksi The construction of dug wells that do not meet the requirements by the requirements issued by the Minister of PUPR in 2016 can cause explored well water to be easily contaminated through seepage originating from human or animal feces because dug wells provide water that comes from layers of soil close to the surface. This study aimed to analyze the effect of the construction of drilled wells on the bacteriology of fecal coli and the bacteriological control strategies of fecal coli in searched well water. This type of research is Analytical Descriptive where the physical condition is assessed, analyzing the bacteriological content of fecal coli using the Most Probable Number method, analyzing the effect of dug well construction on the bacteriological fecal coli using the Chi-Square test with the SPSS application version 19 and exploring the bacteriological quality control strategy of fecal coli using analyzing SWOT. The population is 170 dug wells. Samples were taken 20% based on Arikunto 170 x 0.20 = 34 drilled wel
建筑资格不符合这些要求的挖井由Kepmen PUPR 2016年制作的可以很容易导致井水挖挖井通过渗漏污染来自人类或动物粪便的挖井,由于提供的水来自接近表面的一层。该研究旨在分析开井对排泄物大肠杆菌的建设影响,并分析开水杆菌控制策略。用最可能的数字方法分析粪便杆菌杆菌的分析方法,使用SPSS第19版的Chi-Square对粪便细菌大肠杆菌的建设影响,并通过SWOT分析分析分析分析分析分析,分析粪便杆菌质量控制策略。170口井开挖。样本取自20%,基于Arikunto 170×0 - 20 = 34口开井。研究表明,唾液和唾液对带有sig值的粪便杆菌的挖掘质量有影响。质量控制策略中使用的细菌学家在西方Koya策略是利用粪便大肠杆菌(strengths)的力量来避免威胁(威胁),即增加挖井的水质随着人口的增长,改善农场废物管理得很好,提高septictank制作的资格,增加信息的方式向公众,挖井制作的好方法提高公众对保持水质以避免疾病的重要性的信息和监督。关键词:井水,细菌学家排泄物大肠杆菌,威尔斯之建筑施工挖那个不要见到《requirements requirements by issued by PUPR部长》在2016年可以因为explored好水to be轻易contaminated无论是seepage originating从人类或动物排泄物,因为达达威尔斯。水那来自的雀跃的土地近地面的。这是一项研究,分析药物大肠杆菌杆菌和细菌控制细菌在积水中的大肠杆菌的效果。这类型的研究分析Descriptive那里的体格,雾是assessed bacteriological内容》,analyzing fecal大多数用的大肠杆菌Probable方法效应》analyzing,挖好当家建筑on the bacteriological fecal大肠杆菌利用《SPSS Chi-Square测试与应用程序版本《探索bacteriological 19和质量控制个会用analyzing SWOT fecal的胸罩。人口是170挖井。样本以20%为基础,以阿里昆托170×0。20 = 34钻井。results那里那有一个效应》·沃尔斯》和《达达嗯上嘴唇bacteriological品质fecal的大肠杆菌与sig a价值(万),有一个效应的地板上bacteriological品质》《搜吧on fecal大肠杆菌with a sig价值(0.005)bacteriological品质》《条控制个会过去,fecal大肠杆菌在Koya韦斯特是个个会的utilizing strengths到什么威胁,namely improving挖好水质量》美国《人口increases,即兴发挥生命维持财产管理,即兴发挥如何制造符合条件的化粪池,增加关于如何制造良好水井的信息,增加知识和对公众的监督大肠杆菌,构造学,好水
{"title":"PENGARUH KONSTRUKSI TERHADAP KUALITAS BAKTERIOLOGIS COLI TINJA DAN STRATEGI PENGENDALIAN PADA AIR SUMUR GALI DI KOYA BARAT MUARA TAMI KOTA JAYAPURA","authors":"Amiruddin, Novita Medyati, Auldry F Walukow","doi":"10.47539/gk.v15i1.395","DOIUrl":"https://doi.org/10.47539/gk.v15i1.395","url":null,"abstract":"Konstruksi sumur gali yang tidak memenuhi syarat sesuai dengan persyaratan yang dikeluarkan oleh Kepmen PUPR tahun 2016 tentang pembuatan sumur gali dapat menyebabkan air sumur gali mudah terkontaminasi melalui rembesan yang berasal dari kotoran manusia ataupun hewan, dikarenakan sumur gali menyediakan air yang berasal dari lapisan tanah yang dekat dengan permukaan. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh konstruksi sumur gali terhadap bakteriologis coli tinja dan menganalisis strategi pengendalian bakteriologis coli tinja air sumur gali. Jenis penelitian deskriptif analitik yang mana dilakukan penilaian kondisi fisik, menganalisis kandungan bakteriologis coli tinja menggunakan metode Most Probable Number, menganalisis pengaruh konstruksi sumur gali terhadap bakteriologis coli tinja menggunakan uji Chi-Square dengan aplikasi SPSS versi 19, serta menganalisis strategi pengendalian kualitas bakteriologis coli tinja menggunakan analisis SWOT. Populasi berjumlah 170 sumur gali. Sampel diambil 20% berdasarkan Arikunto 170 x 0,20 = 34 sumur gali. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh dinding dan bibir sumur gali terhadap kualitas bakteriologis coli tinja dengan nilai sig. (0,000), terdapat pengaruh lantai sumur gali terhadap kualitas bakteriologis coli tinja dengan nilai sig. (0,005), strategi yang digunakan dalam pengendalian kualitas bakteriologis coli tinja di Koya barat adalah strategi memanfaatkan kekuatan (strengths) untuk menghindari ancaman (threats) yaitu meningkatkan kualitas air sumur gali seiring bertambahnya jumlah penduduk, meningkatkan pengelolaan limbah peternakan dengan baik, meningkatkan cara pembuatan septictank yang memenuhi syarat, meningkatkan informasi kepada masyarakat cara pembuatan sumur gali yang baik, meningkatkan informasi dan pengawasan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kualitas air agar terhindar dari berbagai penyakit.\u0000Kata Kunci: Air sumur, Bakteriologis coli tinja, Konstruksi\u0000 \u0000The construction of dug wells that do not meet the requirements by the requirements issued by the Minister of PUPR in 2016 can cause explored well water to be easily contaminated through seepage originating from human or animal feces because dug wells provide water that comes from layers of soil close to the surface. This study aimed to analyze the effect of the construction of drilled wells on the bacteriology of fecal coli and the bacteriological control strategies of fecal coli in searched well water. This type of research is Analytical Descriptive where the physical condition is assessed, analyzing the bacteriological content of fecal coli using the Most Probable Number method, analyzing the effect of dug well construction on the bacteriological fecal coli using the Chi-Square test with the SPSS application version 19 and exploring the bacteriological quality control strategy of fecal coli using analyzing SWOT. The population is 170 dug wells. Samples were taken 20% based on Arikunto 170 x 0.20 = 34 drilled wel","PeriodicalId":269988,"journal":{"name":"GEMA KESEHATAN","volume":"67 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131251474","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pasien yang dirawat inap terutama di ruang penyakit dalam memiliki permasalahan yang lengkap tidak hanya dalam aspek biologis namun juga aspek psikologis, sosiologis dan spiritual. Dengan demikian perawat mempunyai peran yang sangat penting dalam memberikan pelayanan secara holistik. Dalam kenyataannya, pelayanaan keperawatan di rumah sakit secara menyeluruh belum terlaksana secara optimal terutama pada pasien dengan penyakit kronis atau pasien yang berresiko mengalami masalah psikologis. Pemberian pelayanan keperawatan secara holistik dipercaya dapat meningkatkan kenyamanan pasien dalam menjalankan pengobatan, yang pada akhirnya meningkatkan kepuasan pasien. Pelayanan keperawatan secara holistik perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan pelayanan keperawatan holistik dengan kepuasan pasien di ruang rawat inap. Rancangan penelitian menggunakan cross sectional survey dan sampel di pilih dengan purposive sampling sejumlah 32 orang. Analisa data menggunakan analisa univariate dan bivariate menggunakan uji statistik somers’d. Hasil penelitian menunjukkan pelayanan keperawatan holistik dalam kategori baik (62,5%) dan kepuasan pasien kategori puas (65,6%). Hasil uji korelasi menemukan hubungan antara pelayanan keperawatan holistik dengan kepuasan pasien (sig 0,000<0,05). Kesimpulan penelitian menyatakan bahwa pemberian pelayanan keperawatan secara holistik berhubungan dengan kepuasan pasien rawat inap. Kata kunci : Kepuasan pasien, Pelayanan keperawatan holistik, Rawat inap Hospitalized patients, especially in the internal medicine room, have complete biological, psychological, sociological, and spiritual problems. Nurses have a vital role in providing holistic nursing services. In reality, sometimes, nursing services in hospitals have not been carried out optimally, especially in patients with chronic diseases or patients who are at risk of experiencing psychological problems. Implementing holistic nursing services could increase patient comfort in treatment, increasing patient satisfaction. Holistic nursing services need to be done to improve the quality of services in hospitals. This study aims to determine the correlation between holistic nursing services and patient satisfaction. This research design was cross-sectional, and the purposive method took 32 respondents as the sample. Data were analyzed using univariate and Somers's statistical tests. The results of this study showed that holistic nursing services were in the excellent category (62.5%), and patient satisfaction was in the satisfied class (65.6%). The results of the correlation variable found a relationship between holistic nursing services and patient satisfaction (sig 0.000<0.05). This study's conclusion showed that implementing holistic nursing services is associated with patient satisfaction. Keywords: Inpatient, Nursing holistic services, Patient satisfaction
重点是内室疾病患者不仅在生物学方面而且在心理、社会学和精神方面都有完全的问题。因此,护士在整体服务中起着至关重要的作用。事实上,整个医院的护理服务还没有得到最佳的优化,尤其是在患有慢性病或有心理问题的患者中。传统上的护理服务被认为可以改善病人在治疗过程中的舒适性,从而增加病人的满意度。需要进行整体护理服务,以提高医院服务的质量。本研究的目的是了解整体护理服务与住院病人满意度的关系。采用交叉调查和样本样本进行的研究草案,采样人数为32人。数据分析使用单变量分析和双变量分析使用somers的统计测试。研究表明,全面的护理服务分为满意的类别(62.5%)和满意的患者满意度(65.6%)。相关测试结果发现整体护理服务与病人满意度之间的联系(sig 10000万< 0.05)。研究结果表明,护士服务的整体性质与住院病人的满意度有关。关键词:患者满意度、全面护理服务、住院住院病人、特别是内科医学,都有完整的生物、心理、社会和精神问题。护士的许多护理服务中有一个重要的角色。事实上,有时,医院的护理服务并不乐观,尤其是患有慢性疾病或病人的精神问题。全面的护理服务的实施可以增加住院病人的舒适,增加住院病人的满足。要全面的护理服务这项研究旨在确定全面护理服务和病人满足之间的关系。这个设计研究是分段的,采药方法把32名回应当作样本。数据是对univariate and Somers统计测试结果的分析。这项研究的结果表明,这些显著的护理服务具有显著的类别(62.5%),满意患者处于满意级(65.6%)。这种相关关系的结果可以在许多护士服务和病人满足之间找到一种关系(sig 0000 <0.05)。这项研究的结论表明,成功的全护理服务是由满意的病人提供的。应召性:Inpatient, Nursing全套服务,Patient satisfaction
{"title":"PELAYANAN KEPERAWATAN SECARA HOLISTIK BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP","authors":"N. Syarifah, Patria Asda","doi":"10.47539/gk.v15i1.330","DOIUrl":"https://doi.org/10.47539/gk.v15i1.330","url":null,"abstract":"Pasien yang dirawat inap terutama di ruang penyakit dalam memiliki permasalahan yang lengkap tidak hanya dalam aspek biologis namun juga aspek psikologis, sosiologis dan spiritual. Dengan demikian perawat mempunyai peran yang sangat penting dalam memberikan pelayanan secara holistik. Dalam kenyataannya, pelayanaan keperawatan di rumah sakit secara menyeluruh belum terlaksana secara optimal terutama pada pasien dengan penyakit kronis atau pasien yang berresiko mengalami masalah psikologis. Pemberian pelayanan keperawatan secara holistik dipercaya dapat meningkatkan kenyamanan pasien dalam menjalankan pengobatan, yang pada akhirnya meningkatkan kepuasan pasien. Pelayanan keperawatan secara holistik perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan pelayanan keperawatan holistik dengan kepuasan pasien di ruang rawat inap. Rancangan penelitian menggunakan cross sectional survey dan sampel di pilih dengan purposive sampling sejumlah 32 orang. Analisa data menggunakan analisa univariate dan bivariate menggunakan uji statistik somers’d. Hasil penelitian menunjukkan pelayanan keperawatan holistik dalam kategori baik (62,5%) dan kepuasan pasien kategori puas (65,6%). Hasil uji korelasi menemukan hubungan antara pelayanan keperawatan holistik dengan kepuasan pasien (sig 0,000<0,05). Kesimpulan penelitian menyatakan bahwa pemberian pelayanan keperawatan secara holistik berhubungan dengan kepuasan pasien rawat inap.\u0000Kata kunci : Kepuasan pasien, Pelayanan keperawatan holistik, Rawat inap\u0000 \u0000Hospitalized patients, especially in the internal medicine room, have complete biological, psychological, sociological, and spiritual problems. Nurses have a vital role in providing holistic nursing services. In reality, sometimes, nursing services in hospitals have not been carried out optimally, especially in patients with chronic diseases or patients who are at risk of experiencing psychological problems. Implementing holistic nursing services could increase patient comfort in treatment, increasing patient satisfaction. Holistic nursing services need to be done to improve the quality of services in hospitals. This study aims to determine the correlation between holistic nursing services and patient satisfaction. This research design was cross-sectional, and the purposive method took 32 respondents as the sample. Data were analyzed using univariate and Somers's statistical tests. The results of this study showed that holistic nursing services were in the excellent category (62.5%), and patient satisfaction was in the satisfied class (65.6%). The results of the correlation variable found a relationship between holistic nursing services and patient satisfaction (sig 0.000<0.05). This study's conclusion showed that implementing holistic nursing services is associated with patient satisfaction.\u0000Keywords: Inpatient, Nursing holistic services, Patient satisfaction\u0000 \u0000 ","PeriodicalId":269988,"journal":{"name":"GEMA KESEHATAN","volume":"18 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131997573","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Fitra Arsy Nur Cory'ah, Suwanti Suwanti, Ni Nengah Arini Murni
Prevalensi anemia secara global pada kehamilan masih cukup tinggi, salah satunya di Indonesia yang merupakan negara yang sedang berkembang Anemia dalam kehamilan berkaitan erat dengan morbiditas bahkan mortalitas pada ibu serta bayi, serta meningkatkan kasus keguguran, kelahiran prematur, infeksi, bahkan anemia zat besi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin hingga dewasa jika tidak tertangani dengan baik. Faktor eksternal lainnya yang dapat biasa berkontribusi terhadap terjadinya anemia pada kehamilan, meliputi usia, pekerjaan, pendidikan, pendapatan keluarga, tingkat pengetahuan, jumlah anak, jarak kehamilan, dan komitmen ibu hamil untuk minum tablet tambah darah dan lain sebagainya. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan faktor penyebab dengan kejadian anemia pada kehamilan trimester III di Puskesmas wilayah kota Mataram dan Lombok Barat. Rancangan dari penelitian ini yaitu korelasional melalui pendekatan crossectional. Populasi penelitian yaitu ibu hamil dan dengan jumlah sampel 188 orang. Data di analisis secara bivariat dan multivariat. Hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat hubungan antara usia p-value 0,036, pendapatan p-value 0,037 dan kepatuhan mengkonsumsi Fe p-value 0,031 dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Diharapkan pihak puskesmas secara berkesinambungan dapat meningkatkan upaya promotif dan preventif dalam mengatasi anemia pada kehamilan. Kata Kunci: Anemia, Kehamilan, Trimester III Globally, anemia in pregnancy is still very high, mostly in developing countries, including Indonesia. Decreasing hemoglobin in our blood, primarily during pregnancy, is closely related to morbidity and mortality. It increases the risk of miscarriage, premature birth, infection, and even iron deficiency anemia which often occurs in pregnancy and can hurt the growth and development of a fetus or baby to adulthood if not appropriately handled. Other external factors contributing to anemia in pregnancy include age, profession, education, family income, level of knowledge, parity, the distance between pregnancies, and the commitment of pregnant women to take vitamins during pregnancy, etc. This study aims to analyze the relationship between the causal factors and the case of anemia in the third trimester of pregnancy at Primary Health Care in Mataram and West Lombok—the research designed by correlational study with a cross-sectional. The population of this research is pregnancies, with a total sample are 188 peoples: Bivariate and multivariate analysis. The research results were obtained. There is a correlation between age p-value of 0.036, income p-value of 0.037, and adherence to consuming Fe p-value of 0.031 with the incidence of anemia in pregnancies. It is hoped that the puskesmas can continuously improve promotive and preventive efforts in overcoming anemia in pregnancy. Keywords: Anemia, Pregnancy, 3rd Trimester
全球贫血的患病率在怀孕仍然相当高,其中一个在印尼是欣欣向荣的国家中贫血怀孕甚至疾病密切相关的死亡率和婴儿的母亲,以及改善案流产、早产、感染,甚至贫血铁可以影响胎儿成长和发育到成熟的,如果未处理得很好。其他常见的外部因素可能导致怀孕贫血,包括年龄、就业、教育、家庭收入、知识水平、儿童数量、怀孕距离和准妈妈服用补充血液药片等。本研究的目的是分析马塔兰市和西龙目岛Puskesmas地区妊娠期妊娠期贫血的原因关系。这项研究的设计是通过交叉的方法进行关联的。孕妇研究和样本数量为188人。数据进行双变量和多变量分析。研究发现,在p-value 0.036、收入p-value 0.037和孕产妇贫血症相关消费Fe -value 0.031之间存在联系。希望女性歇斯底里症能够在怀孕期间促进促进和预防贫血的努力。关键词:贫血、怀孕、怀孕三个月、全球贫血、pregnancy还非常高,主要是发展中国家,包括印度尼西亚。在怀孕期间,我们血液中的血红蛋白含量,几乎与死亡率有关。它增加了在pregnancy发生的10次意外中的病例、意外出生、感染和甚至是轻微贫血的风险,如果不迅速发展,就会损害儿童的成长和发展。其他外部因素会在怀孕年龄、教授、教育、家庭收入、知识水平、公民关系、怀孕期间的距离,以及怀孕妇女在怀孕期间服用维生素的承诺等。这是一项研究,分析在马塔兰和西龙目岛三分之三的预防疾病之间的关系。这个研究是pregnancies人口》里,用a样本总量是188人民:Bivariate multivariate分析,睡意朦胧。《研究results是获得。这和036年的p-value, 1037年的p-value,以及pregnancies中贫血的症状之间的对应关系。是hoped that the诊所可以continuously improve promotive and preventive efforts in克服在怀孕贫血。贫血,怀孕三个月
{"title":"FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA KEHAMILAN TRIMESTER III","authors":"Fitra Arsy Nur Cory'ah, Suwanti Suwanti, Ni Nengah Arini Murni","doi":"10.47539/gk.v15i1.406","DOIUrl":"https://doi.org/10.47539/gk.v15i1.406","url":null,"abstract":"Prevalensi anemia secara global pada kehamilan masih cukup tinggi, salah satunya di Indonesia yang merupakan negara yang sedang berkembang Anemia dalam kehamilan berkaitan erat dengan morbiditas bahkan mortalitas pada ibu serta bayi, serta meningkatkan kasus keguguran, kelahiran prematur, infeksi, bahkan anemia zat besi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin hingga dewasa jika tidak tertangani dengan baik. Faktor eksternal lainnya yang dapat biasa berkontribusi terhadap terjadinya anemia pada kehamilan, meliputi usia, pekerjaan, pendidikan, pendapatan keluarga, tingkat pengetahuan, jumlah anak, jarak kehamilan, dan komitmen ibu hamil untuk minum tablet tambah darah dan lain sebagainya. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan faktor penyebab dengan kejadian anemia pada kehamilan trimester III di Puskesmas wilayah kota Mataram dan Lombok Barat. Rancangan dari penelitian ini yaitu korelasional melalui pendekatan crossectional. Populasi penelitian yaitu ibu hamil dan dengan jumlah sampel 188 orang. Data di analisis secara bivariat dan multivariat. Hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat hubungan antara usia p-value 0,036, pendapatan p-value 0,037 dan kepatuhan mengkonsumsi Fe p-value 0,031 dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Diharapkan pihak puskesmas secara berkesinambungan dapat meningkatkan upaya promotif dan preventif dalam mengatasi anemia pada kehamilan.\u0000Kata Kunci: Anemia, Kehamilan, Trimester III\u0000 \u0000Globally, anemia in pregnancy is still very high, mostly in developing countries, including Indonesia. Decreasing hemoglobin in our blood, primarily during pregnancy, is closely related to morbidity and mortality. It increases the risk of miscarriage, premature birth, infection, and even iron deficiency anemia which often occurs in pregnancy and can hurt the growth and development of a fetus or baby to adulthood if not appropriately handled. Other external factors contributing to anemia in pregnancy include age, profession, education, family income, level of knowledge, parity, the distance between pregnancies, and the commitment of pregnant women to take vitamins during pregnancy, etc. This study aims to analyze the relationship between the causal factors and the case of anemia in the third trimester of pregnancy at Primary Health Care in Mataram and West Lombok—the research designed by correlational study with a cross-sectional. The population of this research is pregnancies, with a total sample are 188 peoples: Bivariate and multivariate analysis. The research results were obtained. There is a correlation between age p-value of 0.036, income p-value of 0.037, and adherence to consuming Fe p-value of 0.031 with the incidence of anemia in pregnancies. It is hoped that the puskesmas can continuously improve promotive and preventive efforts in overcoming anemia in pregnancy.\u0000Keywords: Anemia, Pregnancy, 3rd Trimester","PeriodicalId":269988,"journal":{"name":"GEMA KESEHATAN","volume":"46 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131911771","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Siti Nur Azizah, Musdalifah Syamsul, Kurniaty Yusuf, Icha Dian Nurcahyani, St Nur intang
Ikan bandeng dan rumput laut yang mudah mengalami kerusakan dapat diolah menjadi makanan beku cepat saji yang sehat berupa nuget. Nuget merupakan makanan padat yang banyak disukai mulai dari anak-anak, remaja, dewasa hingga lansia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis daya terima, kadar protein, vitamin C nuget ikan bandeng yang ditambahkan dengan tepung rumput laut. Penelitian eksperimental ini merupakan pre-experimental design dengan jenis penelitian one-shot case study. Analisis data untuk mencari hasil tertinggi dari uji daya produk menggunakan uji Kruskal-Wallis dengan uji lanjut Mann-Whitney. Hasil uji daya terima nuget terhadap aspek warna yang paling banyak disukai dengan kategori kuning keemasan adalah F3 sebesar 68,9%, aspek aroma paling banyak disukai dengan kategori sedikit harum adalah F2 sebesar 63,9%, aspek rasa paling banyak disukai dengan kategori gurih adalah F2 sebesar 59%%, serta aspek tekstur paling banyak disukai dengan kategori lembut adalah F2 sebesar 68,9%. Hasil analisis data menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan diantara perlakuan penambahan tepung rumput laut pada nuget baik dari aspek warna, aroma, rasa dan tekstur. Secara keseluruhan, nuget ikan bandeng yang ditambahkan tepung rumput laut yang memiliki daya terima cukup baik dengan nilai tertinggi adalah F3 dengan nilai rata-rata sebesar 64,13. Kandungan protein F3 dalam 100 gram sebesar 12,66% lebih rendah dibandingkan F0 sebesar 14,26%, sedangkan kandungan vitamin C F3 dalam 100 gram sebesar 8,72 mg lebih tinggi dibandingkan F0 sebesar 4,91 mg. Kata kunci: Daya Terima, Nuget, Protein, Vitamin C Milkfish and seaweed, perishable food, can be processed into healthy fast food like frozen nuggets. Nuggets are a popular solid food enjoyed by many individuals, from children and teenagers to adults and older people. This study analyzed the acceptability, protein content, and vitamin C levels of milkfish nuggets supplemented with seaweed flour. The research design employed was a pre-experimental one-shot case study type design. The Kruskal-Wallis test with the Mann-Whitney posthoc test was used to determine the optimal treatment yielding the highest results for data analysis. The results of the acceptability test for the nuggets indicated that the color aspect most preferred by the participants was a golden yellow shade, with F3 achieving 68.9%. Regarding aroma, the slightly fragrant category received the highest preference, with F2 scoring 63.9%. The tasty variety was the most favored for taste, with F2 achieving 59%. Regarding texture, the soft type was the most preferred, with F2 scoring 68.9%. Data analysis revealed significant differences between the treatments involving the addition of seaweed flour to the nuggets, encompassing color, aroma, taste, and texture aspects. Overall, milkfish nuggets supplemented with seaweed flour exhibited fairly good acceptability, with F3 attaining the highest average score of 64.13. The protein content of F3 per 100 gr
{"title":"ANALISIS DAYA TERIMA, KADAR PROTEIN DAN VITAMIN C NUGET IKAN BANDENG DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG RUMPUT LAUT SEBAGAI CAMILAN UNTUK MENINGKATKAN IMUNITAS TUBUH","authors":"Siti Nur Azizah, Musdalifah Syamsul, Kurniaty Yusuf, Icha Dian Nurcahyani, St Nur intang","doi":"10.47539/gk.v15i1.415","DOIUrl":"https://doi.org/10.47539/gk.v15i1.415","url":null,"abstract":"Ikan bandeng dan rumput laut yang mudah mengalami kerusakan dapat diolah menjadi makanan beku cepat saji yang sehat berupa nuget. Nuget merupakan makanan padat yang banyak disukai mulai dari anak-anak, remaja, dewasa hingga lansia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis daya terima, kadar protein, vitamin C nuget ikan bandeng yang ditambahkan dengan tepung rumput laut. Penelitian eksperimental ini merupakan pre-experimental design dengan jenis penelitian one-shot case study. Analisis data untuk mencari hasil tertinggi dari uji daya produk menggunakan uji Kruskal-Wallis dengan uji lanjut Mann-Whitney. Hasil uji daya terima nuget terhadap aspek warna yang paling banyak disukai dengan kategori kuning keemasan adalah F3 sebesar 68,9%, aspek aroma paling banyak disukai dengan kategori sedikit harum adalah F2 sebesar 63,9%, aspek rasa paling banyak disukai dengan kategori gurih adalah F2 sebesar 59%%, serta aspek tekstur paling banyak disukai dengan kategori lembut adalah F2 sebesar 68,9%. Hasil analisis data menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan diantara perlakuan penambahan tepung rumput laut pada nuget baik dari aspek warna, aroma, rasa dan tekstur. Secara keseluruhan, nuget ikan bandeng yang ditambahkan tepung rumput laut yang memiliki daya terima cukup baik dengan nilai tertinggi adalah F3 dengan nilai rata-rata sebesar 64,13. Kandungan protein F3 dalam 100 gram sebesar 12,66% lebih rendah dibandingkan F0 sebesar 14,26%, sedangkan kandungan vitamin C F3 dalam 100 gram sebesar 8,72 mg lebih tinggi dibandingkan F0 sebesar 4,91 mg.\u0000Kata kunci: Daya Terima, Nuget, Protein, Vitamin C\u0000 \u0000Milkfish and seaweed, perishable food, can be processed into healthy fast food like frozen nuggets. Nuggets are a popular solid food enjoyed by many individuals, from children and teenagers to adults and older people. This study analyzed the acceptability, protein content, and vitamin C levels of milkfish nuggets supplemented with seaweed flour. The research design employed was a pre-experimental one-shot case study type design. The Kruskal-Wallis test with the Mann-Whitney posthoc test was used to determine the optimal treatment yielding the highest results for data analysis. The results of the acceptability test for the nuggets indicated that the color aspect most preferred by the participants was a golden yellow shade, with F3 achieving 68.9%. Regarding aroma, the slightly fragrant category received the highest preference, with F2 scoring 63.9%. The tasty variety was the most favored for taste, with F2 achieving 59%. Regarding texture, the soft type was the most preferred, with F2 scoring 68.9%. Data analysis revealed significant differences between the treatments involving the addition of seaweed flour to the nuggets, encompassing color, aroma, taste, and texture aspects. Overall, milkfish nuggets supplemented with seaweed flour exhibited fairly good acceptability, with F3 attaining the highest average score of 64.13. The protein content of F3 per 100 gr","PeriodicalId":269988,"journal":{"name":"GEMA KESEHATAN","volume":"156 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121522915","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Low calcium intake causes an increase in high blood pressure by stimulating the release of parathyroid hormone and renin, which causes an increase in intracellular calcium concentration in the smooth muscle cells of blood vessels and results in vasoconstriction. This study aims to determine the effect of giving calcium and vitamin D supplements to pregnant hypertension women on the anthropometric outcomes of newborns. The research design was quasi-experimental with two groups of post-test-only design. A respondent of 30 hypertension pregnant women at 28-32 weeks of gestation was selected by purposive sampling—data analysis using Mann Whitney. Calcium supplements (2 x 500 mg/day) and vitamin D3 (400 IU/day) were administered and monitored for eight weeks to 15 pregnant women as the intervention group and 15 pregnant women as the control group who were assumed to receive calcium supplements from the Health Service Program. Data on blood pressure and calcium levels were taken before and after eight weeks of intervention. The results showed that there was a significant difference in mean blood pressure between the control and intervention groups, with a p-value of systolic blood pressure (0.002) and a p-value of diastolic blood pressure (0.014), and the average decrease in blood pressure was more significant in the intervention group. There were differences in anthropometric results between the intervention group and the control group, with p-value s for body weight (0.000), body length (0.000), and head circumference (0.000). The intervention group's average weight, length, and head girth were higher than the control group's. Thus, for eight weeks, calcium and vitamin D supplementation in hypertensive pregnant women can reduce blood pressure and result in better baby weight, body length, and head circumference. Keywords: Anthropometry, Calcium, Hypertension, Vitamin D
{"title":"EFFECT OF CALCIUM AND VITAMIN D SUPPLEMENTATION IN PREGNANT WOMAN WITH HYPERTENSION AT SENTANI COMMUNITY HEALTH CENTER","authors":"Martina Mogan, Endang Trisnawati","doi":"10.47539/gk.vi.341","DOIUrl":"https://doi.org/10.47539/gk.vi.341","url":null,"abstract":"Low calcium intake causes an increase in high blood pressure by stimulating the release of parathyroid hormone and renin, which causes an increase in intracellular calcium concentration in the smooth muscle cells of blood vessels and results in vasoconstriction. This study aims to determine the effect of giving calcium and vitamin D supplements to pregnant hypertension women on the anthropometric outcomes of newborns. The research design was quasi-experimental with two groups of post-test-only design. A respondent of 30 hypertension pregnant women at 28-32 weeks of gestation was selected by purposive sampling—data analysis using Mann Whitney. Calcium supplements (2 x 500 mg/day) and vitamin D3 (400 IU/day) were administered and monitored for eight weeks to 15 pregnant women as the intervention group and 15 pregnant women as the control group who were assumed to receive calcium supplements from the Health Service Program. Data on blood pressure and calcium levels were taken before and after eight weeks of intervention. The results showed that there was a significant difference in mean blood pressure between the control and intervention groups, with a p-value of systolic blood pressure (0.002) and a p-value of diastolic blood pressure (0.014), and the average decrease in blood pressure was more significant in the intervention group. There were differences in anthropometric results between the intervention group and the control group, with p-value s for body weight (0.000), body length (0.000), and head circumference (0.000). The intervention group's average weight, length, and head girth were higher than the control group's. Thus, for eight weeks, calcium and vitamin D supplementation in hypertensive pregnant women can reduce blood pressure and result in better baby weight, body length, and head circumference.\u0000Keywords: Anthropometry, Calcium, Hypertension, Vitamin D","PeriodicalId":269988,"journal":{"name":"GEMA KESEHATAN","volume":"90 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121743107","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}