Penelitian ini mengkaji kelayakan usaha industri tepung tapioka di Ogan Ilir dari aspek ketersediaan bahan baku, potensi pasar, dan proyeksi laba/rugi sehingga dapat memberikan rekomendasi kepada pemerintah dalam menunjang hilirisasi industri singkong kususnya industri tepung tapioka. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Lokasi penelitian dilaksanakan di Desa Seri Tanjung Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan yang merupakan lokasi berdirinya industri tepung tapioka. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja atau purposive. Data yang diperoleh diolah dan dianalisa secara manual dan menggunakan komputer, dan disajikan secara deskriptif kuantitatif. Dari hasil pengolahan data diperoleh bahwa Industri tepung tapioka di Ogan Ilir memiliki kapasitas produksi sebesar 60 ton tepung tapioka per tahun atau kebutuhan bahan baku singkong sebesar 240 ton per tahun. Kebutuhan bahan baku singkong ini dapat dipenuhi oleh Kabupaten Ogan Ilir yang tercatat 310,05 ton. Dengan kemampuan produksi tersebut industri ini mampu memenuhi seluruh kebutuhan pasar dari tepung tapioka di Kabupaten Ogan Ilir, bahkan dapat memenuhi hampir 40 persen kebutuhan tepung tapioka di Provinsi Sumatera Selatan. Dari sisi finansial diperoleh Break Even Point sebesar Rp 341.246.269,- atau tapioka sejumlah 31.022 kg. Nilai Internal Rate Return sebesar 14,41%, Net B/C 1,01 dan Pay Back Periode selama 3 tahun.
{"title":"KELAYAKAN INDUSTRI TEPUNG TAPIOKA DI DESA SERI TANJUNG KECAMATAN TANJUNG BATU KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN","authors":"Desri Yesi, Beta Natalia","doi":"10.46774/pptk.v1i2.80","DOIUrl":"https://doi.org/10.46774/pptk.v1i2.80","url":null,"abstract":"Penelitian ini mengkaji kelayakan usaha industri tepung tapioka di Ogan Ilir dari aspek ketersediaan bahan baku, potensi pasar, dan proyeksi laba/rugi sehingga dapat memberikan rekomendasi kepada pemerintah dalam menunjang hilirisasi industri singkong kususnya industri tepung tapioka. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Lokasi penelitian dilaksanakan di Desa Seri Tanjung Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan yang merupakan lokasi berdirinya industri tepung tapioka. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja atau purposive. Data yang diperoleh diolah dan dianalisa secara manual dan menggunakan komputer, dan disajikan secara deskriptif kuantitatif. Dari hasil pengolahan data diperoleh bahwa Industri tepung tapioka di Ogan Ilir memiliki kapasitas produksi sebesar 60 ton tepung tapioka per tahun atau kebutuhan bahan baku singkong sebesar 240 ton per tahun. Kebutuhan bahan baku singkong ini dapat dipenuhi oleh Kabupaten Ogan Ilir yang tercatat 310,05 ton. Dengan kemampuan produksi tersebut industri ini mampu memenuhi seluruh kebutuhan pasar dari tepung tapioka di Kabupaten Ogan Ilir, bahkan dapat memenuhi hampir 40 persen kebutuhan tepung tapioka di Provinsi Sumatera Selatan. Dari sisi finansial diperoleh Break Even Point sebesar Rp 341.246.269,- atau tapioka sejumlah 31.022 kg. Nilai Internal Rate Return sebesar 14,41%, Net B/C 1,01 dan Pay Back Periode selama 3 tahun.","PeriodicalId":285996,"journal":{"name":"Publikasi Penelitian Terapan dan Kebijakan","volume":"11 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125046106","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Tautan Silang STPP (Sodium Tripolyphospate) pada Pati Ganyong, Singkong dan Talas. Terhadap Kadar Pati, Amilosa, Swelling Power dan Solubiity Rancangan yang digunakan pada penelitian adalah rancangan acak kelompok faktorial dengan dua faktor perlakuan yaitu perlakuan A terdiri dari tiga taraf dan perlakuan B terdiri dari 4 taraf serta tiap perlakuan diulang tiga kali. Dua perlakuan terdiri dari jenis pati (A1= pati ganyong A2= pati singkong, A3= pati talas ) dan konsentrasi STPP (B0= 0%, B1= 0,5%, B2= 1%, B3= 1,5 %). Parameter yang diamati meliputi kadar pati, kadar amilosa, swelling power, solubility. Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa perbedaan jenis pati dan konsentrasi STPP berpengaruh nyata pada karakteristik pati. Karakteristik pati ganyong terbaik yaitu pada perlakuan A1B3, dengan kadar pati 80,15%, kadar amilosa 24,42%, swelling power 16,077 dan solubility 20,67% sedangkan karakteristik pati singkong terbaik yaitu pada perlakuan A2B3, dengan kadar pati 61,91%, kadar amilosa 23,85%, swelling power 17,157 dan solubility 24,37% kemudian karakteristik pati talas terbaik yaitu pada perlakuan A3B3, dengan kadar pati 67,75%, kadar amilosa 23,88 %, swelling power 14,823, solubility 21,97%.
{"title":"PENGARUH TAUTAN SILANG STPP (SODIUM TRIPOLYPHOSPATE) PADA PATI GANYONG, SINGKONG DAN TALAS TERHADAP KADAR PATI, AMILOSA, SWELLING POWER DAN SOLUBIITY","authors":"Nursanty Nursanty, Yenny Sugiarti","doi":"10.46774/pptk.v1i2.62","DOIUrl":"https://doi.org/10.46774/pptk.v1i2.62","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Tautan Silang STPP (Sodium Tripolyphospate) pada Pati Ganyong, Singkong dan Talas. Terhadap Kadar Pati, Amilosa, Swelling Power dan Solubiity Rancangan yang digunakan pada penelitian adalah rancangan acak kelompok faktorial dengan dua faktor perlakuan yaitu perlakuan A terdiri dari tiga taraf dan perlakuan B terdiri dari 4 taraf serta tiap perlakuan diulang tiga kali. Dua perlakuan terdiri dari jenis pati (A1= pati ganyong A2= pati singkong, A3= pati talas ) dan konsentrasi STPP (B0= 0%, B1= 0,5%, B2= 1%, B3= 1,5 %). Parameter yang diamati meliputi kadar pati, kadar amilosa, swelling power, solubility. Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa perbedaan jenis pati dan konsentrasi STPP berpengaruh nyata pada karakteristik pati. Karakteristik pati ganyong terbaik yaitu pada perlakuan A1B3, dengan kadar pati 80,15%, kadar amilosa 24,42%, swelling power 16,077 dan solubility 20,67% sedangkan karakteristik pati singkong terbaik yaitu pada perlakuan A2B3, dengan kadar pati 61,91%, kadar amilosa 23,85%, swelling power 17,157 dan solubility 24,37% kemudian karakteristik pati talas terbaik yaitu pada perlakuan A3B3, dengan kadar pati 67,75%, kadar amilosa 23,88 %, swelling power 14,823, solubility 21,97%.","PeriodicalId":285996,"journal":{"name":"Publikasi Penelitian Terapan dan Kebijakan","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129065634","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pembangunan infrastruktur diperlukan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan konservasi ekosistem gambut harus tetap dijalankan. Tujuan penelitian yaitu mengkaji karakteristik lahan gambut dalam pelaksanaan pembangunan di Kebun Raya Sriwijaya. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif. Hasil dari penelitian ini diperoleh data bahwa pembangunan infrastruktur di lokasi Kebun Raya Sriwijaya akan menempati titik gambut dengan kedalaman 425–550 cm, dan pada posisi elevasi 15–22. Zona C2 merupakan zona pembangunan laboratorium, herbarium, bank biji dan farmakologi, berada pada lahan dengan kedalaman tertinggi yaitu ±545 cm sedangkan pada zona E2 untuk pembangunan paranet berlokasi pada lahan gambut dengan kedalaman gambut terendah yaitu ±350 cm. Pembangunan pada Perpustakaan (Zona C2), Cafetaria (Zona G), dan Sarana Rekreasi (Zona H) pada elevasi tertinggi yaitu 20 hingga 22 cm. Sedangkan pada Zona B2, Rumah Dinas dan Mess Karyawan terletak pada elevasi terendah yaitu 15- 16 cm.
{"title":"KEDALAMAN GAMBUT TERHADAP ZONASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI KEBUN RAYA SRIWIJAYA","authors":"S. Maryani, Oktaf Juairiyah","doi":"10.46774/pptk.v1i2.65","DOIUrl":"https://doi.org/10.46774/pptk.v1i2.65","url":null,"abstract":"Pembangunan infrastruktur diperlukan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan konservasi ekosistem gambut harus tetap dijalankan. Tujuan penelitian yaitu mengkaji karakteristik lahan gambut dalam pelaksanaan pembangunan di Kebun Raya Sriwijaya. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif. Hasil dari penelitian ini diperoleh data bahwa pembangunan infrastruktur di lokasi Kebun Raya Sriwijaya akan menempati titik gambut dengan kedalaman 425–550 cm, dan pada posisi elevasi 15–22. Zona C2 merupakan zona pembangunan laboratorium, herbarium, bank biji dan farmakologi, berada pada lahan dengan kedalaman tertinggi yaitu ±545 cm sedangkan pada zona E2 untuk pembangunan paranet berlokasi pada lahan gambut dengan kedalaman gambut terendah yaitu ±350 cm. Pembangunan pada Perpustakaan (Zona C2), Cafetaria (Zona G), dan Sarana Rekreasi (Zona H) pada elevasi tertinggi yaitu 20 hingga 22 cm. Sedangkan pada Zona B2, Rumah Dinas dan Mess Karyawan terletak pada elevasi terendah yaitu 15- 16 cm.","PeriodicalId":285996,"journal":{"name":"Publikasi Penelitian Terapan dan Kebijakan","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129553499","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Luas lahan basah di Indonesia diperkirakan 20,6 juta ha atau sekitar 10,8% dari luas daratan Indonesia (Rahmawaty et al.2014). Sumatera Selatan sebagai salah satu provinsi yang memiliki luas lahan gambut sekitar 1.254.502,34 hektar merupakan potensi alam yang harus dijaga keberlangsungan ekosistemnya, salah satu upaya pemanfaatan ekosistem gambut di Sumatera Selatan adalah dengan pembuatan Kebun Raya Sriwijaya. Karakteristik lahan gambut yang dimiliki oleh Kebun Raya Sriwijaya merupakan dasar dalam semua kegiatan yang di lakukan di lokasi ini. Salah satu kegiatan pembangunan yang di lakukan di Kebun Raya Sriwijaya adalah pembangunan taman tematik. Penulisan ini akan mengulas analisa mengenai bagaimana integrasi tema pembangunan taman berdasarkan kondisi karakteristik lahan tersebut. Tema taman yang dapat dinikmati secara visual akan mempengaruhi minat pengunjung, baik bagi golongan anak-anak, orang tua, mulai dari tingkatan pendidikan terendah sampai tertinggi untuk datang dan beraktivitas di taman, sehingga tujuan konservasi, pendidikan, penelitian, rekreasi serta jasa lingkungan akan terpenuhi. Hasil analisis tematik taman yang ada di Kebun Raya Sriwijaya ditemukan bahwa tematik pada taman- taman yang ada di Kebun Raya Sriwijaya ditentukan atas dasar tema Kebun Raya Sriwijaya, potensi tanaman, nilai estetika, lahan yang tersedia, relief lahan, karakteristik tanah (jenis gambut, kedalaman, elevasi dan tinggi muka air tanah) dan ketersediaan sumber air untuk penyiraman.
据估计,印尼有2060万公顷的湿地(Rahmawaty et al.2014),占印尼总面积的108%。南苏门答腊是泥炭沼泽省,面积约为12254,502.34公顷,这是生态系统的自然潜力,而在南苏门答腊,泥炭生态系统的利用努力之一就是Sriwijaya植物园。Sriwijaya植物园拥有的泥炭沼泽的特征是现场所有活动的基础。Sriwijaya植物园的建设活动之一是主题公园的建设。这篇文章将分析公园建设主题如何根据土地特征条件融合的分析。可视欣赏的主题公园将影响游客的兴趣,无论是儿童还是家长,从最低到最高的教育等级到公园的活动,从而满足保护、教育、研究、环境娱乐和服务的目标。分析的主题公园在植物园Sriwijaya发现主题公园-主题的基础上指定Sriwijaya在植物园植物园Sriwijaya美学、植物的潜力价值可用土地,土地的浮雕,泥炭土壤特征(类型、深度高海拔和地下水)的脸和浇水的水源供应。
{"title":"ANALISIS KONSEP TEMATIK PADA TAMAN-TAMAN DI KEBUN RAYA SRIWIJAYA DALAM MENDUKUNG KONSERVASI LAHAN GAMBUT SUMATERA SELATAN","authors":"Masfiah Herawati, S. Maryani","doi":"10.46774/pptk.v1i2.63","DOIUrl":"https://doi.org/10.46774/pptk.v1i2.63","url":null,"abstract":"Luas lahan basah di Indonesia diperkirakan 20,6 juta ha atau sekitar 10,8% dari luas daratan Indonesia (Rahmawaty et al.2014). Sumatera Selatan sebagai salah satu provinsi yang memiliki luas lahan gambut sekitar 1.254.502,34 hektar merupakan potensi alam yang harus dijaga keberlangsungan ekosistemnya, salah satu upaya pemanfaatan ekosistem gambut di Sumatera Selatan adalah dengan pembuatan Kebun Raya Sriwijaya. Karakteristik lahan gambut yang dimiliki oleh Kebun Raya Sriwijaya merupakan dasar dalam semua kegiatan yang di lakukan di lokasi ini. Salah satu kegiatan pembangunan yang di lakukan di Kebun Raya Sriwijaya adalah pembangunan taman tematik. Penulisan ini akan mengulas analisa mengenai bagaimana integrasi tema pembangunan taman berdasarkan kondisi karakteristik lahan tersebut. \u0000Tema taman yang dapat dinikmati secara visual akan mempengaruhi minat pengunjung, baik bagi golongan anak-anak, orang tua, mulai dari tingkatan pendidikan terendah sampai tertinggi untuk datang dan beraktivitas di taman, sehingga tujuan konservasi, pendidikan, penelitian, rekreasi serta jasa lingkungan akan terpenuhi. Hasil analisis tematik taman yang ada di Kebun Raya Sriwijaya ditemukan bahwa tematik pada taman- taman yang ada di Kebun Raya Sriwijaya ditentukan atas dasar tema Kebun Raya Sriwijaya, potensi tanaman, nilai estetika, lahan yang tersedia, relief lahan, karakteristik tanah (jenis gambut, kedalaman, elevasi dan tinggi muka air tanah) dan ketersediaan sumber air untuk penyiraman.","PeriodicalId":285996,"journal":{"name":"Publikasi Penelitian Terapan dan Kebijakan","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132551221","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
International Database Us Census Bureau menyatakan bahwa 3.857.327 masyarakat Indonesia mengalami keluhan konstipasi dan sebagian besar hanya melakukan pengobatan sendiri. Menurut hasil penelitian, serat berperan dalam proses defekasi penderita konstipasi dengan jumlah 100 mg/kg BB/hari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian jus alpukat (persea gratissima) terhadap perubahan konstipasi pada lansiadi Panti Tresna Werdha Teratai Kota Palembang. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan rancangan penelitian pretest dan postest dengan kelompok pembanding. Sampel berjumlah 44 orang yang dibagi menjadi 2 kelompok yang diambil dengan metode purposive sampling dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Sampel yang diperoleh adalah 20 orang untuk setiap kelompok, terdiri dari 22 orang kelompok perlakuan dan 22 orang kelompokpembanding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata defekasi lansia penderita konstipasi mengalami peningkatan setelah mendapatkan pemberian jus alpukat. Pada kelompok perlakuan rata-rata defekasi sebelum adalah 0,82 kali, setelah mendapatkan perlakuan meningkat menjadi 1,45 kali. Hasil uji t dependen pada kelompok perlakuan adalah p value < 0,05 yaitu 0,02. Sedangkan pada kelompok kontrol tidak terdapat perubahan yang signifikan dengan nilai p value > 0,05 yaitu 0,83. Berdasarkan hasil penelitian, jus alpukat mampu meningkatkan frekuensi defekasi pada lansia yang menderita konstipasi.
国际统计局(united states Census Bureau)数据库指出,印尼有3857,327名患者患有脑震荡症状,其中大多数都是自己用药的。研究发现,纤维在患者弥合病变过程中所起的作用,总人数为100毫克/kg BB/ day。这项研究的目的是确定鳄梨汁(学名la gratissima)对帕伦邦荷花庄园的孔素变化的影响。这类研究是一种采用前期研究和前期研究设计与对照组进行的实验。样本数量为44人,分成两组,采用与包裹和风险标准相匹配的采样方法。每个小组有20个样本,由22个治疗小组和22个对照组组成。研究表明,在获得鳄梨汁后,先行患者的平均死亡率有所上升。在接受组治疗前的平均成绩是0.82次,之后接受治疗增加到1.45次。t依赖于治疗组的结果是p值< 0.05即0.02。然而,在控制组中,p值> 0 . 05的值是0。83的显著变化。根据这项研究,鳄梨汁可以增加患过便秘老人的失败频率。
{"title":"PENGARUH PEMBERIAN JUS ALPUKAT (PERSEA GRATISSIMA) TERHADAP PERUBAHAN KONSTIPASI PADA LANSIA DI PANTI TRESNA WERDHA TERATAI KOTA PALEMBANG TAHUN 2016","authors":"Muzakar Muzakar, Bella Audina","doi":"10.46774/pptk.v1i1.77","DOIUrl":"https://doi.org/10.46774/pptk.v1i1.77","url":null,"abstract":"International Database Us Census Bureau menyatakan bahwa 3.857.327 masyarakat Indonesia mengalami keluhan konstipasi dan sebagian besar hanya melakukan pengobatan sendiri. Menurut hasil penelitian, serat berperan dalam proses defekasi penderita konstipasi dengan jumlah 100 mg/kg BB/hari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian jus alpukat (persea gratissima) terhadap perubahan konstipasi pada lansiadi Panti Tresna Werdha Teratai Kota Palembang. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan rancangan penelitian pretest dan postest dengan kelompok pembanding. Sampel berjumlah 44 orang yang dibagi menjadi 2 kelompok yang diambil dengan metode purposive sampling dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Sampel yang diperoleh adalah 20 orang untuk setiap kelompok, terdiri dari 22 orang kelompok perlakuan dan 22 orang kelompokpembanding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata defekasi lansia penderita konstipasi mengalami peningkatan setelah mendapatkan pemberian jus alpukat. Pada kelompok perlakuan rata-rata defekasi sebelum adalah 0,82 kali, setelah mendapatkan perlakuan meningkat menjadi 1,45 kali. Hasil uji t dependen pada kelompok perlakuan adalah p value < 0,05 yaitu 0,02. Sedangkan pada kelompok kontrol tidak terdapat perubahan yang signifikan dengan nilai p value > 0,05 yaitu 0,83. Berdasarkan hasil penelitian, jus alpukat mampu meningkatkan frekuensi defekasi pada lansia yang menderita konstipasi.","PeriodicalId":285996,"journal":{"name":"Publikasi Penelitian Terapan dan Kebijakan","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-11-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129484919","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tuberculosis (TB) adalah penyakit infeksi pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyerang paru, tetapi dapat juga menyerang organ tubuh lainnya. Pengobatan TB memerlukan waktu yang lama dan keteraturan dalam minum obat sampai pasien dinyatakan sembuh. Karena pengobatan memerlukan waktu yang lama maka sering penderita TB mengalarni drop out (DO) dari pengobatan. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo Tahun 2011 –2015 menunjukkan bahwa pasien TB yang memilih drop out pengobatan mengalami kenaikan setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor penyebab drop out pengobatan pada penderita TB di Kabupaten Sidoarjo. Jenis penelitian adalah sensus, pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuisioner. Pengolahan data menggunakan teknik analisis faktor dengan 29 responden. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor penyebab DO pengobatan pada penderita TB di Kabupaten Sidoarjo adalah faktor personal dan sosial , riwayat sakit dan pendidikan, serta jarak rumah dengan pusat kesehatan
{"title":"FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB DROP OUT PENGOBATAN PADA PENDERITA TUBERCULOSIS DI KABUPATEN SIDOARJO","authors":"Fitriyatus Sholihah","doi":"10.46774/pptk.v1i1.72","DOIUrl":"https://doi.org/10.46774/pptk.v1i1.72","url":null,"abstract":"Tuberculosis (TB) adalah penyakit infeksi pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyerang paru, tetapi dapat juga menyerang organ tubuh lainnya. Pengobatan TB memerlukan waktu yang lama dan keteraturan dalam minum obat sampai pasien dinyatakan sembuh. Karena pengobatan memerlukan waktu yang lama maka sering penderita TB mengalarni drop out (DO) dari pengobatan. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo Tahun 2011 –2015 menunjukkan bahwa pasien TB yang memilih drop out pengobatan mengalami kenaikan setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor penyebab drop out pengobatan pada penderita TB di Kabupaten Sidoarjo. Jenis penelitian adalah sensus, pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuisioner. Pengolahan data menggunakan teknik analisis faktor dengan 29 responden. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor penyebab DO pengobatan pada penderita TB di Kabupaten Sidoarjo adalah faktor personal dan sosial , riwayat sakit dan pendidikan, serta jarak rumah dengan pusat kesehatan","PeriodicalId":285996,"journal":{"name":"Publikasi Penelitian Terapan dan Kebijakan","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-05-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130174018","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tramadol merupakan salah satu obat yang sering disalahgunakan oleh kalangan pelajar atau remaja. Tramadol termasuk golongan analgetik perifer sebagai pereda nyeri dan diperoleh melalui resep dokter. Tramadol mempunyai efek euphoria dan menyebabkan ketergantungan. Salah satu penyebab penyalahgunaan obat adalah kurangnya pengetahuan.Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa kelas XI terhadap bahaya penyalahgunaan obat Tramadol di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Kuningan.Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif, dengan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa angket. Dari 96 responden, persentase rata-rata Tingkat Pengetahuan Siswa Kelas XI Terhadap Bahaya Penyalahgunaan Obat Tramadol di SMK “X” di Kabupaten Kuningan yaitu: 76,61% responden ‘mengetahui’ dan 23,39% responden ‘tidak mengetahui’ tentang penyalahgunaan obat Tramadol.Dari hasil pengumpulan data didapat kesimpulan bahwa tingkat pengetahuan siswa kelas XI terhadap bahaya penyalahgunaan obat Tramadol di SMK “X” di Kabupaten Kuningan mencapai 76,61%. Persentase ini termasuk dalam kategori baik. Hasil uji hipotesis menunjukan penerimaan H0, yang artinya skor rata-rata responden ? 8.
{"title":"GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS XI TERHADAP BAHAYA PENYALAHGUNAAN OBAT TRAMADOL DI SMK “X” DI KABUPATEN KUNINGAN","authors":"Imas Maesaroh, Retina Aghistni Rahmawati","doi":"10.46774/pptk.v1i1.70","DOIUrl":"https://doi.org/10.46774/pptk.v1i1.70","url":null,"abstract":"Tramadol merupakan salah satu obat yang sering disalahgunakan oleh kalangan pelajar atau remaja. Tramadol termasuk golongan analgetik perifer sebagai pereda nyeri dan diperoleh melalui resep dokter. Tramadol mempunyai efek euphoria dan menyebabkan ketergantungan. Salah satu penyebab penyalahgunaan obat adalah kurangnya pengetahuan.Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa kelas XI terhadap bahaya penyalahgunaan obat Tramadol di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Kuningan.Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif, dengan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa angket. Dari 96 responden, persentase rata-rata Tingkat Pengetahuan Siswa Kelas XI Terhadap Bahaya Penyalahgunaan Obat Tramadol di SMK “X” di Kabupaten Kuningan yaitu: 76,61% responden ‘mengetahui’ dan 23,39% responden ‘tidak mengetahui’ tentang penyalahgunaan obat Tramadol.Dari hasil pengumpulan data didapat kesimpulan bahwa tingkat pengetahuan siswa kelas XI terhadap bahaya penyalahgunaan obat Tramadol di SMK “X” di Kabupaten Kuningan mencapai 76,61%. Persentase ini termasuk dalam kategori baik. Hasil uji hipotesis menunjukan penerimaan H0, yang artinya skor rata-rata responden ? 8.","PeriodicalId":285996,"journal":{"name":"Publikasi Penelitian Terapan dan Kebijakan","volume":"59 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-05-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122659242","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Data statistik dunia menunjukkan prevalensi trauma dental pada anak di berbagai Negara sebesar 25%. Dari kasus yang terjadi 97,55% tidakdirawat dan menyebabkan kecacatan. Lokasi terjadinya trauma dental kedua tertinggi adalah sekolah (41%). Dokter kecil sebagai kader kesehatan sekolah diharapkan dapat melakukan prosedur penanganan kedaruratan trauma dental sebelum dilakukan oleh tenaga medis profesional, sehingga diperlukan intervensi pendidikan dengan metode yang tepat. Untuk mengetahui peran dokter kecil dalam penanganan kedaruratan trauma dental dengan metode simulasi. Subjek penelitian adalah 60 dokter kecil yang dibagi menjadi 2 kelompok; 30 dokter kecil kelompok metode simulasi, dan 30 dokter kecil kelompok metode demonstrasi. Pengetahuan penanganan kedaruratan trauma dental sebelum dan setelah perlakuan masing-masing kelompok diukur menggunakan kuesioner berjumlah 17 soal. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji T berpasangan. Metode simulasi meningkatkan rata-rata pengetahuan dokter kecil sebesar 55,6%, sedangkan kelompok metode demonstrasi sebesar 44,6%. Hasil uji T berpasangan pada perbandingan metode simulasi dan demonstrasi didapat kan nilai p=0,031 (p value<0,05). Pendidikan penanganan kedaruratan trauma dental dengan metode simulasi lebih efektif dibandingkan metode demonstrasi dalam meningkatkan pengetahuan dokter kecil.
{"title":"PERAN DOKTER KECIL DALAM PENANGANAN KEDARURATAN TRAUMA DENTAL DENGAN METODE SIMULASI","authors":"Annisa Indita Riami, S. Wahyuni, Bertha Aulia","doi":"10.46774/pptk.v1i1.75","DOIUrl":"https://doi.org/10.46774/pptk.v1i1.75","url":null,"abstract":"Data statistik dunia menunjukkan prevalensi trauma dental pada anak di berbagai Negara sebesar 25%. Dari kasus yang terjadi 97,55% tidakdirawat dan menyebabkan kecacatan. Lokasi terjadinya trauma dental kedua tertinggi adalah sekolah (41%). Dokter kecil sebagai kader kesehatan sekolah diharapkan dapat melakukan prosedur penanganan kedaruratan trauma dental sebelum dilakukan oleh tenaga medis profesional, sehingga diperlukan intervensi pendidikan dengan metode yang tepat. Untuk mengetahui peran dokter kecil dalam penanganan kedaruratan trauma dental dengan metode simulasi. Subjek penelitian adalah 60 dokter kecil yang dibagi menjadi 2 kelompok; 30 dokter kecil kelompok metode simulasi, dan 30 dokter kecil kelompok metode demonstrasi. Pengetahuan penanganan kedaruratan trauma dental sebelum dan setelah perlakuan masing-masing kelompok diukur menggunakan kuesioner berjumlah 17 soal. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji T berpasangan. Metode simulasi meningkatkan rata-rata pengetahuan dokter kecil sebesar 55,6%, sedangkan kelompok metode demonstrasi sebesar 44,6%. Hasil uji T berpasangan pada perbandingan metode simulasi dan demonstrasi didapat kan nilai p=0,031 (p value<0,05). Pendidikan penanganan kedaruratan trauma dental dengan metode simulasi lebih efektif dibandingkan metode demonstrasi dalam meningkatkan pengetahuan dokter kecil.","PeriodicalId":285996,"journal":{"name":"Publikasi Penelitian Terapan dan Kebijakan","volume":"40 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-05-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123044701","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Industri menjadi salah satu sektor yang berperan penting dalam pengembangan wilayah, peningkatan ekonomi dan kesejahteraan penduduk. Hiperurisemia merupakan peningkatan konsentrasi asam urat darah. Konsumsi makanan seimbang, membatasi purin serta memilih makanan sumber omega-3 membantu mengurangi nyeri. Guna mempercepat proses penyembuhan, mengubah perilaku penderita agar mampu mengatasi penyakit asam urat dapat dilakukan dengan konseling gizi menggunakan leaflet. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh konseling diet rendah purin dan tinggi omega-3 terhadap kadar asam urat pasien gout. Jenis penelitian adalah penelitian kuasi eksperimen. Populasi dalam penelitian seluruh penderita gout yang berobat di RS dr. AK Gani Palembang. Sampel berjumlah 40 orang terbagi menjadi dua kelompok yaitu perlakuan dan pembanding diambil secara purposive sampling. Hasil analisis univariat menunjukkan 76% responden berjenis kelamin perempuan sebagian besar berumur 46-55 tahun (35%). Hasil analisisasupan zat gizi makro dan mikro memperlihatkan pada kelompok pembanding hanya asupan energi sebagian besar tergolong baik (55%). Kelompok perlakuan energi (60%), lemak (65%), omega-3 (55%), purin (80%) tergolong baik.Hasil analisis bivariat menunjukkan rata-rata penurunan kadar asam urat sebelum dan sesudah diberikan konseling diet rendah purin yaitu sebesar 2,01 mg/dL.Dapat disimpulkan ada pengaruh konseling diet rendah purin dan tinggi omega-3 terhadap penurunan kadar asam urat nilai p = 0,004
{"title":"PENGARUH KONSELING DIET RENDAH PURIN DAN TINGGI OMEGA-3 TERHADAP KADAR ASAM URAT PASIEN GOUT RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT dr. A.K. GANI PALEMBANG TAHUN 2015","authors":"Muzakar Muzakar, Terati Terati, Mulizha Mulizha","doi":"10.46774/pptk.v1i1.76","DOIUrl":"https://doi.org/10.46774/pptk.v1i1.76","url":null,"abstract":"Industri menjadi salah satu sektor yang berperan penting dalam pengembangan wilayah, peningkatan ekonomi dan kesejahteraan penduduk. Hiperurisemia merupakan peningkatan konsentrasi asam urat darah. Konsumsi makanan seimbang, membatasi purin serta memilih makanan sumber omega-3 membantu mengurangi nyeri. Guna mempercepat proses penyembuhan, mengubah perilaku penderita agar mampu mengatasi penyakit asam urat dapat dilakukan dengan konseling gizi menggunakan leaflet. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh konseling diet rendah purin dan tinggi omega-3 terhadap kadar asam urat pasien gout. Jenis penelitian adalah penelitian kuasi eksperimen. Populasi dalam penelitian seluruh penderita gout yang berobat di RS dr. AK Gani Palembang. Sampel berjumlah 40 orang terbagi menjadi dua kelompok yaitu perlakuan dan pembanding diambil secara purposive sampling. Hasil analisis univariat menunjukkan 76% responden berjenis kelamin perempuan sebagian besar berumur 46-55 tahun (35%). Hasil analisisasupan zat gizi makro dan mikro memperlihatkan pada kelompok pembanding hanya asupan energi sebagian besar tergolong baik (55%). Kelompok perlakuan energi (60%), lemak (65%), omega-3 (55%), purin (80%) tergolong baik.Hasil analisis bivariat menunjukkan rata-rata penurunan kadar asam urat sebelum dan sesudah diberikan konseling diet rendah purin yaitu sebesar 2,01 mg/dL.Dapat disimpulkan ada pengaruh konseling diet rendah purin dan tinggi omega-3 terhadap penurunan kadar asam urat nilai p = 0,004","PeriodicalId":285996,"journal":{"name":"Publikasi Penelitian Terapan dan Kebijakan","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-05-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114794270","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}