Jerawat adalah penyakit inflamasi kronik yang terjadi pada unit pilosebaseus. Acne juga merupakan penyakit multifaktorial yang berkembang di dalam folikel sebaseus. Patofisiologi acne terjadi karena 4 faktor yang berpengaruh ialah hiperkeratinisasi folikuler, kolonisasi bakteri Propionibacterium acnes, peningkatan produksi sebum, dan inlamasi. Propionibacterium acnes ialah target utama untuk pengobatan antibakteri jerawat. Daun sirsak (Annona muricata L.) adalah tanaman yang mengandung senyawa flavonoid, tanin, fitosterol, kalsium oksalat, dan alkaloid antioksidan yang terkandung dalam daun sirsak antara lain adalah vitamin C. Daun sirsak mengandung bahan aktif annonain, saponin, flavonoid, tannin, ditemukan senyawa bersifat bioaktif yang dikenal dengan nama acetogenin. Daun jambu biji (Psidium guajava L.) mengandung zat-zat aktif yang berperan sebagai zat anti bakteri. Senyawa-senyawa kimia tersebut diantaranya adalah tanin, saponin, etanol, polifenol, flavonoid, minyak atsiri (eugenol), asam malat, asam ursolat, asam psidiolat, asam kratogolat, asam oleanolat, asam guajaverin dan lain-lain. PEG 4000 sebagai pelarut dan pembawa dalam pembuatan sediaan farmasi dan kosmetik khususnya untuk zat-zat yang tidak stabil atau tidak dapat larut air. Penelitiaan ini bertujuan untuk mengetahui Mengetahui konsentrasi ekstrak daun sirsak dan daun jambu biji yang paling efektif sebagai krim anti jerawat.Penelitian ini menggunakan metode difusi cakram. Konsentrasi yang digunakan adalah 3%, 6%, dan 9%. Ekstrak daun sirsak dan daun jambu biji memiliki efek antibakteri, Pada konsentrasi 9% ekstrak daun sirsak dan daun jambu memiliki daya hambat yang lebih efektif terhadap bakteri Propionibacterium acne. Analisis data menggunakan one way ANOVA hasil menunjukan adanya perbedaan bermakna antar setiap kelompok perlakuan P>0,05.
{"title":"EVALUASI FISIK DAN KIMIA BASIS PEG 4000 DAN PROPILENGLIKOL SEBAGAI ANTI JERAWAT KOMBINASI EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) DAN DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.)","authors":"Helisya Putri, Niken Feladita, Angga Saputra Yasir","doi":"10.33024/jfm.v5i2.8012","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jfm.v5i2.8012","url":null,"abstract":"Jerawat adalah penyakit inflamasi kronik yang terjadi pada unit pilosebaseus. Acne juga merupakan penyakit multifaktorial yang berkembang di dalam folikel sebaseus. Patofisiologi acne terjadi karena 4 faktor yang berpengaruh ialah hiperkeratinisasi folikuler, kolonisasi bakteri Propionibacterium acnes, peningkatan produksi sebum, dan inlamasi. Propionibacterium acnes ialah target utama untuk pengobatan antibakteri jerawat. Daun sirsak (Annona muricata L.) adalah tanaman yang mengandung senyawa flavonoid, tanin, fitosterol, kalsium oksalat, dan alkaloid antioksidan yang terkandung dalam daun sirsak antara lain adalah vitamin C. Daun sirsak mengandung bahan aktif annonain, saponin, flavonoid, tannin, ditemukan senyawa bersifat bioaktif yang dikenal dengan nama acetogenin. Daun jambu biji (Psidium guajava L.) mengandung zat-zat aktif yang berperan sebagai zat anti bakteri. Senyawa-senyawa kimia tersebut diantaranya adalah tanin, saponin, etanol, polifenol, flavonoid, minyak atsiri (eugenol), asam malat, asam ursolat, asam psidiolat, asam kratogolat, asam oleanolat, asam guajaverin dan lain-lain. PEG 4000 sebagai pelarut dan pembawa dalam pembuatan sediaan farmasi dan kosmetik khususnya untuk zat-zat yang tidak stabil atau tidak dapat larut air. Penelitiaan ini bertujuan untuk mengetahui Mengetahui konsentrasi ekstrak daun sirsak dan daun jambu biji yang paling efektif sebagai krim anti jerawat.Penelitian ini menggunakan metode difusi cakram. Konsentrasi yang digunakan adalah 3%, 6%, dan 9%. Ekstrak daun sirsak dan daun jambu biji memiliki efek antibakteri, Pada konsentrasi 9% ekstrak daun sirsak dan daun jambu memiliki daya hambat yang lebih efektif terhadap bakteri Propionibacterium acne. Analisis data menggunakan one way ANOVA hasil menunjukan adanya perbedaan bermakna antar setiap kelompok perlakuan P>0,05.","PeriodicalId":296590,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Malahayati","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130825793","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kulit bawang merah (Allium cepa L.) mengandung senyawa fenolik yang berpotensi sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar fenolik total dari ekstrak metanol dan fraksi etil asetat kulit bawang merah. Penelitian ini dilakukan ekstraksi kulit bawang merah dan pemisahan fraksi etil asetat serta penetapan kadar fenolik menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Hasil penelitian diperoleh rendemen ekstrak kulit bawang merah sebesar 2,54%. Pengujian skrining fitokimia terhadap ekstrak metanol kulit bawang merah mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin. Kandungan fenolik total pada ekstrak kulit bawang merah dan fraksi etil asetat pada konsentrasi 50 ppm, yaitu 0,0181 mgGAE/g ekstrak dan 0,0110 mgGAE/g ekstrak. Setelah di fraksinasi kadar fenolik pada ekstrak 50 ppm berkurang 39,2265 %, Sedangkan hasil kadar fenolik pada ekstrak kulit bawang merah dan fraksi etil asetat konsentrsi 100 ppm, yaitu 0,0349 mgGAE/g ekstrak dan 0,0174 mgGAE/g ekstrak. Setelah di fraksinasi kadar fenolik pada ekstrak 100 ppm berkurang 50,1432 %. Hasil pengukuran kadar menunjukkan bahwa kadar dari fraksi etil asetat lebih rendah dibandingkan ektrak metanol. Hal tersebut disebabkan sifat dari golongan senyawa fenolik yang bersifat polar dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air.Kata kunci : Kulit bawang merah, fenolik, fraksi etil asetat, spektrofotometri UV-Vis
{"title":"Penetapan Kadar Fenolik Total Ekstrak Metanol Dan Fraksi Etil Asetat Kulit Bawang Merah (Allium cepa L.)","authors":"Mei Linda, Tutik Tutik, M. Yusuf, Putri Amalia","doi":"10.33024/jfm.v5i2.6857","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jfm.v5i2.6857","url":null,"abstract":"Kulit bawang merah (Allium cepa L.) mengandung senyawa fenolik yang berpotensi sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar fenolik total dari ekstrak metanol dan fraksi etil asetat kulit bawang merah. Penelitian ini dilakukan ekstraksi kulit bawang merah dan pemisahan fraksi etil asetat serta penetapan kadar fenolik menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Hasil penelitian diperoleh rendemen ekstrak kulit bawang merah sebesar 2,54%. Pengujian skrining fitokimia terhadap ekstrak metanol kulit bawang merah mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, dan tanin. Kandungan fenolik total pada ekstrak kulit bawang merah dan fraksi etil asetat pada konsentrasi 50 ppm, yaitu 0,0181 mgGAE/g ekstrak dan 0,0110 mgGAE/g ekstrak. Setelah di fraksinasi kadar fenolik pada ekstrak 50 ppm berkurang 39,2265 %, Sedangkan hasil kadar fenolik pada ekstrak kulit bawang merah dan fraksi etil asetat konsentrsi 100 ppm, yaitu 0,0349 mgGAE/g ekstrak dan 0,0174 mgGAE/g ekstrak. Setelah di fraksinasi kadar fenolik pada ekstrak 100 ppm berkurang 50,1432 %. Hasil pengukuran kadar menunjukkan bahwa kadar dari fraksi etil asetat lebih rendah dibandingkan ektrak metanol. Hal tersebut disebabkan sifat dari golongan senyawa fenolik yang bersifat polar dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air.Kata kunci : Kulit bawang merah, fenolik, fraksi etil asetat, spektrofotometri UV-Vis","PeriodicalId":296590,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Malahayati","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116566709","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Rizky Novela Indarala, A. Ulfa, Martianus Perangin Angin
Telang merupakan herbal yang bisa dikatakan istimewa di dalam pengobatan tradisional. Seluruh bagiannya mulai dari akar hingga bunga dipercaya memiliki efek mengobati dan memperkuat kinerja organ (Mukherjee et al., 2008). Senyawa yang terkandung di dalam bunga telang tersebut seperti flavanoid yang mengandung 20,07 ± 0,55 mmol/mg bunga dan antosianin 5,40 ± 0,23 mmol/mg dari total dalam bunga telang yang bermanfaat sebagai terapi antiasma, antikanker, dan penyembuhan luka. Penelitian ini bertujuan untuk emngetahui efektivitas ekstrak bunga telang (Clitoria ternatea L.) dalam bentuk sediaan salep terhadap penyembuhan luka sayat pada tikus putih (rattus novergicus). Tikus dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan yaitu kontrol negatif yang hanya diberikan basis salep, kontrol uji 1 diberikan salep konsentrasi 10%, kontrol uji 2 diberikan salep konsentrasi 20%, kontrol uji 3 diberikan salep ekstrak 30%, dan kontrol positif diberikan salep komersil. Salep diberikan 2 kali sehari selama 14 hari. Parameter penyembuhan luka diamati dengan mengukur Penuruna Panjang luka. Hasil menunjukkan bahwa salep ekstrak bunga telang dengan konsentrasi 30% memberikan kesembuhan pada hari ke- 7, salep dengan konsentrasi 10% dan 20% pada hari ke-8. Dapat disimpulkan bahwa salep ekstrak bunga telang dapat menyembuhkan luka sayat.
{"title":"FORMULASI DAN EFEKTIVITAS SALEP EKSTRAK BUNGA TELANG (Clitoria ternatea L.) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA SAYAT PADA TIKUS PUTIH (Rattus novergicus)","authors":"Rizky Novela Indarala, A. Ulfa, Martianus Perangin Angin","doi":"10.33024/jfm.v5i2.7007","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jfm.v5i2.7007","url":null,"abstract":"Telang merupakan herbal yang bisa dikatakan istimewa di dalam pengobatan tradisional. Seluruh bagiannya mulai dari akar hingga bunga dipercaya memiliki efek mengobati dan memperkuat kinerja organ (Mukherjee et al., 2008). Senyawa yang terkandung di dalam bunga telang tersebut seperti flavanoid yang mengandung 20,07 ± 0,55 mmol/mg bunga dan antosianin 5,40 ± 0,23 mmol/mg dari total dalam bunga telang yang bermanfaat sebagai terapi antiasma, antikanker, dan penyembuhan luka. Penelitian ini bertujuan untuk emngetahui efektivitas ekstrak bunga telang (Clitoria ternatea L.) dalam bentuk sediaan salep terhadap penyembuhan luka sayat pada tikus putih (rattus novergicus). Tikus dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan yaitu kontrol negatif yang hanya diberikan basis salep, kontrol uji 1 diberikan salep konsentrasi 10%, kontrol uji 2 diberikan salep konsentrasi 20%, kontrol uji 3 diberikan salep ekstrak 30%, dan kontrol positif diberikan salep komersil. Salep diberikan 2 kali sehari selama 14 hari. Parameter penyembuhan luka diamati dengan mengukur Penuruna Panjang luka. Hasil menunjukkan bahwa salep ekstrak bunga telang dengan konsentrasi 30% memberikan kesembuhan pada hari ke- 7, salep dengan konsentrasi 10% dan 20% pada hari ke-8. Dapat disimpulkan bahwa salep ekstrak bunga telang dapat menyembuhkan luka sayat.","PeriodicalId":296590,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Malahayati","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129490143","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sampo merupakan salah satu sediaan kosmetik yang digunakan untuk keramas sehingga membuat rambut menjadi bersih dan mudah untuk diatur. Sediaan sampo terdiri dari berbagai komponen, dengan surfaktan merupakan kunci dari pembersihan rambut karena memiliki struktur molekul yang terdiri dari bagian hidrofilik dan lipofilik dengan kemampuan menurunkan tegangan permukaan antara air dan kotoran sehingga tersuspensi dalam fase air. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh variasi sodium lauril sulfat (SLS) terhadap karakteristik sifat fisik sampo cair (organoleptik, pH, viskositas, dan bobot jenis). Sampo dibuat dengan metode emulsifikasi menggunakan minyak serai wangi (Cymbopogon nardus (L.) Rendle) dan ekstrak lidah buaya (Aloe vera) sebagai zat aktif. Pada awal formulasi, HPMC dikembangkan terlebih dahulu kemudian dicampurkan dengan fase air lain (berupa SLS, aloe vera, cocomide DEA, propil paraben, metil paraben, mentol, akuades). Fase air dan fase minyak (minyak serai wangi) dipanaskan pada suhu masing-masing 60-70˚C kemudian dicampurkan dicampurkan dengan magnetic stirrer pada kecepatan 800 rpm selama 15 menit. Hasil penelitian menunjukkan SLS berpengaruh signifikan (p<0,05) terhadap peningkatan pH, viskositas, dan bobot jenis dari sampo. Korelasi Pearson pada konsentrasi SLS terhadap pH yaitu R=0,926; terhadap viskositas yaitu R=0,973; sedangkan terhadap bobot jenis yaitu R=0,918. Kesimpulan dari penelitian ini adalah SLS berpengaruh besar pada peningkatan pH, viskositas, dan bobot jenis sediaan sampo berbasis minyak serai wangi dan ekstrak lidah buaya.
{"title":"PENGARUH VARIASI SURFAKTAN TERHADAP SIFAT FISIK SAMPO BERBASIS MINYAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus (L.) Rendle) DAN EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera)","authors":"Tantri Liris Nareswari, Okta Nurjannah, Lusi Meliyana Nur Indah Sari, Erga Syafitri","doi":"10.33024/jfm.v5i2.8106","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jfm.v5i2.8106","url":null,"abstract":"Sampo merupakan salah satu sediaan kosmetik yang digunakan untuk keramas sehingga membuat rambut menjadi bersih dan mudah untuk diatur. Sediaan sampo terdiri dari berbagai komponen, dengan surfaktan merupakan kunci dari pembersihan rambut karena memiliki struktur molekul yang terdiri dari bagian hidrofilik dan lipofilik dengan kemampuan menurunkan tegangan permukaan antara air dan kotoran sehingga tersuspensi dalam fase air. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh variasi sodium lauril sulfat (SLS) terhadap karakteristik sifat fisik sampo cair (organoleptik, pH, viskositas, dan bobot jenis). Sampo dibuat dengan metode emulsifikasi menggunakan minyak serai wangi (Cymbopogon nardus (L.) Rendle) dan ekstrak lidah buaya (Aloe vera) sebagai zat aktif. Pada awal formulasi, HPMC dikembangkan terlebih dahulu kemudian dicampurkan dengan fase air lain (berupa SLS, aloe vera, cocomide DEA, propil paraben, metil paraben, mentol, akuades). Fase air dan fase minyak (minyak serai wangi) dipanaskan pada suhu masing-masing 60-70˚C kemudian dicampurkan dicampurkan dengan magnetic stirrer pada kecepatan 800 rpm selama 15 menit. Hasil penelitian menunjukkan SLS berpengaruh signifikan (p<0,05) terhadap peningkatan pH, viskositas, dan bobot jenis dari sampo. Korelasi Pearson pada konsentrasi SLS terhadap pH yaitu R=0,926; terhadap viskositas yaitu R=0,973; sedangkan terhadap bobot jenis yaitu R=0,918. Kesimpulan dari penelitian ini adalah SLS berpengaruh besar pada peningkatan pH, viskositas, dan bobot jenis sediaan sampo berbasis minyak serai wangi dan ekstrak lidah buaya.","PeriodicalId":296590,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Malahayati","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129191949","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Saat ini bukan hanya pasien mendapat obat bermutu tetapi juga layanan dari petugas kesehatan yang bermutu karena orientasinya sudah bergeser ke patient center. Kepuasan pasien terhadap layanan kesehatan menjadi fokus yang saat ini digalakkan oleh pemerintah. Penelitian tentang Evaluasi Kepuasan Konsumen Terhadap Kualitas Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Bernung Gedong Tataan Pesawaran bertujuan untuk menganalisis kepuasan pasien rawat jalan di instalasi farmasi Puskesmas Bernung Gedong Tataan. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif non eksperimental. Data dikumpulkan dengan survey menggunakan metode Cross Sectional. Penilaian terhadap kepuasan didapatkan dari hasil penyebaran kuesioner SERVQUAL yang memuat 5 dimensi pelayanan kefarmasian. Analisis data menggunakan nilai kesenjangan rata-rata harapan dan rata-rata kinerja, persentase kesesuaian kepuasan pasien, dan Importance Performance Analysis. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 96 responden yang memenuhi kriteria. Hasil penelitian didapatkan nilai terbesar pada dimensi kehandalan (Reability) yakni 89,21%; dimensi ketanggap (Responsivines) yakni 89,46%; dimensi keyakinan (Assurance) 82,67%; dimensi empati (Empaty) yakni 86,28% dan dimensi berwujud (Tangibles) yakni 88,22% untuk nilai rata-rata persentase sebesar 87,17%. Hal ini menunjukan bahwa pasien rawat jalan sudah merasa puas dengan pelayanan yang sudah diberikan oleh petugas farmasi akan tetapi pihak puskesmas perlu memperbaiki apa yang menjadi harapan pasien yang belum tercapai guna meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian.
{"title":"EVALUASI KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS BERNUNG GEDONG TATAAN PESAWARAN","authors":"Hesi Arista, Martianus Perangin-angin, Nofita Nofita","doi":"10.33024/jfm.v5i2.6968","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jfm.v5i2.6968","url":null,"abstract":"Saat ini bukan hanya pasien mendapat obat bermutu tetapi juga layanan dari petugas kesehatan yang bermutu karena orientasinya sudah bergeser ke patient center. Kepuasan pasien terhadap layanan kesehatan menjadi fokus yang saat ini digalakkan oleh pemerintah. Penelitian tentang Evaluasi Kepuasan Konsumen Terhadap Kualitas Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Bernung Gedong Tataan Pesawaran bertujuan untuk menganalisis kepuasan pasien rawat jalan di instalasi farmasi Puskesmas Bernung Gedong Tataan. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif non eksperimental. Data dikumpulkan dengan survey menggunakan metode Cross Sectional. Penilaian terhadap kepuasan didapatkan dari hasil penyebaran kuesioner SERVQUAL yang memuat 5 dimensi pelayanan kefarmasian. Analisis data menggunakan nilai kesenjangan rata-rata harapan dan rata-rata kinerja, persentase kesesuaian kepuasan pasien, dan Importance Performance Analysis. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 96 responden yang memenuhi kriteria. Hasil penelitian didapatkan nilai terbesar pada dimensi kehandalan (Reability) yakni 89,21%; dimensi ketanggap (Responsivines) yakni 89,46%; dimensi keyakinan (Assurance) 82,67%; dimensi empati (Empaty) yakni 86,28% dan dimensi berwujud (Tangibles) yakni 88,22% untuk nilai rata-rata persentase sebesar 87,17%. Hal ini menunjukan bahwa pasien rawat jalan sudah merasa puas dengan pelayanan yang sudah diberikan oleh petugas farmasi akan tetapi pihak puskesmas perlu memperbaiki apa yang menjadi harapan pasien yang belum tercapai guna meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian.","PeriodicalId":296590,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Malahayati","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134274874","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tanaman putri malu merupakan tanaman dengan family fabaceae yang memberikan efek farmakologi seperti antioksidan, antibakteri, antijamur, antiradang, hepatoprotektif, antinosiseptif, antikonvulsan, antidepresan, antidiare, aktivitas hipolipidemia, diuretik, antiparasit, antimalaria (vikram et al.,2012). Penelitian ini bertujuan untuk Untuk mengetahui sifat fisik sediaan ekstrak akar putri malu (Mimosa pudica L.) apakah dapat diaplikasikan sebagai sediaan salep dengan variasi konsentrasi 2%, 4% dan 6% serta untuk mengetahui sifat fisik yang paling baik dari konsentrasi 2%, 4%, dan 6% sediaan salep ekstrak akar putri malu (Mimosa pudica L.). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yaitu penelitian dengan uji skrining fitokimia ekstrak akar putri malu (Mimosa pudica L.) melakukan pembuatan sediaan salep dan uji evaluasi sifat fisik salep dengan konsentrasi yang bervariasi. Hasil penelitian ini pada skrining fitokimia ekstrak akar putri malu (Mimosa pudica L.) menunjukan bahwa senyawa yang terdapat pada ekstrak akar putri malu (Mimosa pudica L.) yaitu flavonoid, alkaloid, saponin, tannin dan fenol dan hasil evaluasi sediaan yang dilakukan yaitu uji organoleptik, uji pH, uji homogenitas, uji daya sebar dan hasil yang didapatkan yaitu akar ekstrak putri malu dapat diaplikasikan dalam sediaan salep pada konsentrasi 2%, 4%, 6% dan memenuhi persyaratan. Dari ketiga konsentrasi yang memiliki persyaratan paling baik pada konsentrasi 6%.
耻感植物是一种具有抗氧化、抗菌、抗真菌、抗炎、肝病保护、抗炎、抗焦虑、抗抑郁、抗腹泻、甲状腺、利尿剂、利尿剂、抗寄生虫、抗疟疾(vikram et al. 2012)等药理学效果的植物。本研究旨在找出物理性质sediaan根提取物害羞的女儿(含羞草L .)是否可以申请作为sediaan药膏2%浓度的变化,4%和6%的物理性质最了解浓度2%、4%和6% sediaan药膏根提取物女儿尴尬(含羞草L)。这项研究是一项实验性的研究,其目的是对耻感提取物提取试剂(含羞草提取物)进行筛查,并对药膏配方进行测试,对药膏具有不同浓度的物理性能进行评估。筛选植物化学根提取物的这项研究结果尴尬的女儿(含羞草L .)显示,有女儿的根部提取物羞耻的化合物(含羞草L .)类黄酮、生物碱,saponin tannin和不是sediaan评估的结果,做的就是organoleptik测试,测试pH值,homogenitas传播动力测试,得到的结果就是根提取物sediaan药膏中尴尬的女儿可以应用浓度2%、4%、6%和资格。在这三种浓度中,需求最好的是6%。
{"title":"EVALUASI FISIK SEDIAAN SALEP EKSTRAK AKAR PUTRI MALU (Mimosa pudica L.) DENGAN VARIASI KONSENTRASI","authors":"S. Susanti, A. Primadiamanti, A. Ulfa","doi":"10.33024/jfm.v5i2.6967","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jfm.v5i2.6967","url":null,"abstract":"Tanaman putri malu merupakan tanaman dengan family fabaceae yang memberikan efek farmakologi seperti antioksidan, antibakteri, antijamur, antiradang, hepatoprotektif, antinosiseptif, antikonvulsan, antidepresan, antidiare, aktivitas hipolipidemia, diuretik, antiparasit, antimalaria (vikram et al.,2012). Penelitian ini bertujuan untuk Untuk mengetahui sifat fisik sediaan ekstrak akar putri malu (Mimosa pudica L.) apakah dapat diaplikasikan sebagai sediaan salep dengan variasi konsentrasi 2%, 4% dan 6% serta untuk mengetahui sifat fisik yang paling baik dari konsentrasi 2%, 4%, dan 6% sediaan salep ekstrak akar putri malu (Mimosa pudica L.). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yaitu penelitian dengan uji skrining fitokimia ekstrak akar putri malu (Mimosa pudica L.) melakukan pembuatan sediaan salep dan uji evaluasi sifat fisik salep dengan konsentrasi yang bervariasi. Hasil penelitian ini pada skrining fitokimia ekstrak akar putri malu (Mimosa pudica L.) menunjukan bahwa senyawa yang terdapat pada ekstrak akar putri malu (Mimosa pudica L.) yaitu flavonoid, alkaloid, saponin, tannin dan fenol dan hasil evaluasi sediaan yang dilakukan yaitu uji organoleptik, uji pH, uji homogenitas, uji daya sebar dan hasil yang didapatkan yaitu akar ekstrak putri malu dapat diaplikasikan dalam sediaan salep pada konsentrasi 2%, 4%, 6% dan memenuhi persyaratan. Dari ketiga konsentrasi yang memiliki persyaratan paling baik pada konsentrasi 6%.","PeriodicalId":296590,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Malahayati","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124551334","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
N. Puspitasari, Gusti Ayu Rai Saputri, Diah Astika Winahyu
Bunga telang adalah tanaman yang dapat ditemui sebagai tanaman hias. Bunga telang diketahui bermanfaat untuk mempercepat penyembuhan luka. Luka adalah suatu proses rusaknya struktur dan fungsi anatomi kulit.Bunga telang diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%, dan dilakukan uji skrining fitokimia. Sediaan krim dibuat dalam tiga konsentrasi 5%, 10% dan 15%, kemudian dilakukan uji organoleptik, uji pH, uji daya sebar dan homogenitas. Setiap kelompok tikus diberi luka sayat sepanjang 2 cm dan dioleskan krim sesuai dengan kelompok tikus yang sudah dibagi menjadi 5 kelompok. Kemudian pengukuran luka dilakukan setiap harinya dari hari ke-1, sampai hari ke-12 dengan menggunakan jangka sorong.Hasil skrining fitokimia menunjukkan adanya kandungan flavonoid, saponin, fenolik, steroid, tanin, terpenoid. Hasil pengamatan krim ekstrak bunga telang konsentrasi 15% dan kontrol positif (povidone iodine) mengalami penyembuhan 100% pada hari ke-7, dan pada konsentrasi 5% dan 10% mengalami penyembuhan 100% pada hari ke-8 dan kontrol negatif (dasar krim) mengalami penyembuhan 100% pada hari ke-12. Hasil uji ANOVA menunjukkan adanya penyembuhan luka pada tikus putih. Hasil uji LSD menunjukkan perlakuan kontol negatif dan krim konsentrasi 5% dan 10% apabila dibandingkan dengan kontrol positif mempunyai perbedaan yang bermakna. Sementara sediaan krim 15% tidak ada perbedaan jika dibandingkan dengan kontrol positif sehingga bisa dinyatakan tidak ada perbedaan.
{"title":"UJI EFEKTIVITAS KRIM EKSTRAK BUNGA TELANG (Clitoria ternatea L.) DALAM PROSES PENYEMBUHAN LUKA SAYAT PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR","authors":"N. Puspitasari, Gusti Ayu Rai Saputri, Diah Astika Winahyu","doi":"10.33024/jfm.v5i2.7370","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jfm.v5i2.7370","url":null,"abstract":"Bunga telang adalah tanaman yang dapat ditemui sebagai tanaman hias. Bunga telang diketahui bermanfaat untuk mempercepat penyembuhan luka. Luka adalah suatu proses rusaknya struktur dan fungsi anatomi kulit.Bunga telang diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%, dan dilakukan uji skrining fitokimia. Sediaan krim dibuat dalam tiga konsentrasi 5%, 10% dan 15%, kemudian dilakukan uji organoleptik, uji pH, uji daya sebar dan homogenitas. Setiap kelompok tikus diberi luka sayat sepanjang 2 cm dan dioleskan krim sesuai dengan kelompok tikus yang sudah dibagi menjadi 5 kelompok. Kemudian pengukuran luka dilakukan setiap harinya dari hari ke-1, sampai hari ke-12 dengan menggunakan jangka sorong.Hasil skrining fitokimia menunjukkan adanya kandungan flavonoid, saponin, fenolik, steroid, tanin, terpenoid. Hasil pengamatan krim ekstrak bunga telang konsentrasi 15% dan kontrol positif (povidone iodine) mengalami penyembuhan 100% pada hari ke-7, dan pada konsentrasi 5% dan 10% mengalami penyembuhan 100% pada hari ke-8 dan kontrol negatif (dasar krim) mengalami penyembuhan 100% pada hari ke-12. Hasil uji ANOVA menunjukkan adanya penyembuhan luka pada tikus putih. Hasil uji LSD menunjukkan perlakuan kontol negatif dan krim konsentrasi 5% dan 10% apabila dibandingkan dengan kontrol positif mempunyai perbedaan yang bermakna. Sementara sediaan krim 15% tidak ada perbedaan jika dibandingkan dengan kontrol positif sehingga bisa dinyatakan tidak ada perbedaan.","PeriodicalId":296590,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Malahayati","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126053190","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tuberculosis (TB) is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis, which can attack various organs, especially the lungs. Tuberculosis is the first infectious disease that causes death. Death from TB can be prevented with early diagnosis and appropriate treatment. In 2016 it is estimated that around 10.4 million TB sufferers in the world.in this study was carried out prospectively. Primary data in the form of questionnaires to patients and secondary data in this study were data that were already available at the hospital in the form of medical records of patients with a diagnosis of pulmonary tuberculosis in Dr. Hospital. M. Yunus Bengkulu.The results showed that the use of OAT in pulmonary TB patients at M. Yunus General Hospital was rational (100%) for indicators of the right indication, right patient, right choice of drug and right way of administration, while for the right indicator of dose the rationality obtained was still not enough (98, 5%)
{"title":"RATIONALITY EVALUATION OF USE ANTI-TUBERCULOSIS DRUGS IN ONE OF HOSPITAL IN BENGKULU PERIOD 2021","authors":"D. Fauziah, Elly Mulyani, Sari Yanti","doi":"10.33024/jfm.v5i2.8646","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jfm.v5i2.8646","url":null,"abstract":"Tuberculosis (TB) is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis, which can attack various organs, especially the lungs. Tuberculosis is the first infectious disease that causes death. Death from TB can be prevented with early diagnosis and appropriate treatment. In 2016 it is estimated that around 10.4 million TB sufferers in the world.in this study was carried out prospectively. Primary data in the form of questionnaires to patients and secondary data in this study were data that were already available at the hospital in the form of medical records of patients with a diagnosis of pulmonary tuberculosis in Dr. Hospital. M. Yunus Bengkulu.The results showed that the use of OAT in pulmonary TB patients at M. Yunus General Hospital was rational (100%) for indicators of the right indication, right patient, right choice of drug and right way of administration, while for the right indicator of dose the rationality obtained was still not enough (98, 5%)","PeriodicalId":296590,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Malahayati","volume":"264 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121150237","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Minuman es merupakan salah satu minuman yang sering dijumpai baik di tempat-tempat umum maupun pasar tradisional. Dalam pembuatan minuman es seringkali produsen menggunakan pemanis buatan salah satunya seperti sakarin. Dalam beberapa penelitian ditemukan bahwa penggunaan pemanis buatan yang tidak memenuhi syarat akan menimbulkan penyakit yang karsinogen. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sakarin yang dijual di Pasar Tradisional Kota Bengkulu. penelitian ini menggunakan metode probabilitas sampling dalam pengambilan sampel yang mana sampel diambil secara acak sederhana dan sampel yang diambil di pasar tradisional Kota Bengkulu baik sampel A, sampel B, sampel C, sampel D, sampel E, dan sampel F. Analisis sampel dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan metode uji warna dan spektrofotometri UV-Vis. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa semua sampel yang di uji sebanyak 6 sampel yang berada di Pasar Tradisional Kota Bengkulu yang semuanya negatif sakarin.
冰饮料是在公共场所和传统市场上很常见的饮料之一。在制作冰饮料时,制造商经常使用一种类似糖精的人造甜味剂。在一些研究中发现,不适当使用人造甜味剂会导致致癌疾病。本研究旨在确定在班古鲁的传统市场上销售的sakarin。这项研究中使用概率抽样方法简单随机抽样样本的哪里拍的和菜市场蚌埠市旅游城市的好样本A, B, C, D样本,样本样本E, F .分析样本进行定性和定量地使用颜色和UV-Vis光谱法的试验方法。这项研究的结果表明,在班古鲁的传统市场上测试的6个样本都是sakarin阴性的。
{"title":"ANALISIS KANDUNGAN SAKARAN PADA MINUMAN ES YG DIJUAL DI PASAR TRADISIONAL KOTA BENGKULU","authors":"Elly Mulyani, H. Herlina, Yoega Marsyah Putra","doi":"10.33024/jfm.v5i2.8673","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jfm.v5i2.8673","url":null,"abstract":"Minuman es merupakan salah satu minuman yang sering dijumpai baik di tempat-tempat umum maupun pasar tradisional. Dalam pembuatan minuman es seringkali produsen menggunakan pemanis buatan salah satunya seperti sakarin. Dalam beberapa penelitian ditemukan bahwa penggunaan pemanis buatan yang tidak memenuhi syarat akan menimbulkan penyakit yang karsinogen. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sakarin yang dijual di Pasar Tradisional Kota Bengkulu. penelitian ini menggunakan metode probabilitas sampling dalam pengambilan sampel yang mana sampel diambil secara acak sederhana dan sampel yang diambil di pasar tradisional Kota Bengkulu baik sampel A, sampel B, sampel C, sampel D, sampel E, dan sampel F. Analisis sampel dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan metode uji warna dan spektrofotometri UV-Vis. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa semua sampel yang di uji sebanyak 6 sampel yang berada di Pasar Tradisional Kota Bengkulu yang semuanya negatif sakarin.","PeriodicalId":296590,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Malahayati","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129031349","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Petai selong or petai china (leucaena leucocephala) is populary consumed in southeast asia, such as indonesia, thailand, the philippines and malaysia. This paper aims to anlayze the antioxidant activity of petai selong (leucaena leucocephala) using DPPH(1,1 diphenyl-2-picrylhydrazl). The antioxidant activity is shown from the phytochemical analysis, degradation of DPPH, and kinetics degradation. Phytochemical analysis was carried out by dripping petai selong extract with various reagent.DPPH was conducted by mixing the DPPH and extract petai selong with 8 ppm, 12 ppm, 16 ppm, 20 ppm, and 24 ppm. The degradation analysis was conduted using spectrofotometer UV-Vis, and the kinetics degradation were calculated using Langmuir Hinshelwood (L-H). The results show that the petai selong has an antioxidant acitivty. It is stated that the highest degradation occurs at 24 ppm where it degrades about 10 ppm of DPPH, or approximatly about96.14 percent, and the lowest degradation occurs at 8 ppm where it degrades about 2 ppm of DPPH, or approximatly about 0.98 percent. The Langmuir Hinselwood calculations show that the kinetics degradations of DPPH increase with petai selong concentration. It is stated that the higher of petai selong concentrations, the higher of antioxidant effect.
{"title":"ANTIOXIDANT ACTIVITY OF PETAI SELONG (Leucaena leucocephala) USING DPPH (1,1 diphenyl-2-picrylhydrazl)","authors":"S. Husein, E. Safitri, Yovita Endah Lestari","doi":"10.33024/jfm.v5i2.8783","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jfm.v5i2.8783","url":null,"abstract":"Petai selong or petai china (leucaena leucocephala) is populary consumed in southeast asia, such as indonesia, thailand, the philippines and malaysia. This paper aims to anlayze the antioxidant activity of petai selong (leucaena leucocephala) using DPPH(1,1 diphenyl-2-picrylhydrazl). The antioxidant activity is shown from the phytochemical analysis, degradation of DPPH, and kinetics degradation. Phytochemical analysis was carried out by dripping petai selong extract with various reagent.DPPH was conducted by mixing the DPPH and extract petai selong with 8 ppm, 12 ppm, 16 ppm, 20 ppm, and 24 ppm. The degradation analysis was conduted using spectrofotometer UV-Vis, and the kinetics degradation were calculated using Langmuir Hinshelwood (L-H). The results show that the petai selong has an antioxidant acitivty. It is stated that the highest degradation occurs at 24 ppm where it degrades about 10 ppm of DPPH, or approximatly about96.14 percent, and the lowest degradation occurs at 8 ppm where it degrades about 2 ppm of DPPH, or approximatly about 0.98 percent. The Langmuir Hinselwood calculations show that the kinetics degradations of DPPH increase with petai selong concentration. It is stated that the higher of petai selong concentrations, the higher of antioxidant effect. ","PeriodicalId":296590,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Malahayati","volume":"51 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116345979","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}