ABSTRAK Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) banyak digemari dikarenakan rasanya yang lezat serta dipenuhi dengan nutrisi, banyak protein, serta lemak yang rendah. Selain itu jamur tiram putih juga mempunyai metabolit sekunder yang bermanfaat untuk pengobatan antibakteri, antioksidan, antitumor, antivirus, dan antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek toksisitas ekstrak etanol jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) terhadap larva udang (Artemia salina L.) serta mengetahui nilai LC50 ekstrak jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) terhadap larva udang (Artemia salina L.). Ekstrak dibuat dari sampel serbuk jamur tiram dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Ekstrak pekat dilakukan uji skrinning fitokimia dan uji toksisitas dilakukan dengan menggunakan larva udang Artemia salina L. yang berumur 48 jam. Efek toksik ekstrak diidentifikasi dengan persentase kematian larva udang menggunakan analisis probit (LC50). Dari hasil uji skrinning fitokimia mengandung metabolit sekunder golongan polifenol, tanin, saponin, flavonoid, dan terpenoid. Penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) memiliki efek toksik terhadap larva udang (Artemia salina L.) dan nilai LC50 <1000 μg/mL. Ekstrak etanol jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) memiliki efek toksik terhadap larva udang (Artemia salina L.) dengan toksisitas sedang dengan nilai LC50 ekstrak etanol jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) terhadap larva udang (Artemia salina L.) sebesar 259,519 mg/L (ppm).
{"title":"UJI TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DENGAN METODE BSLT (Brine Shrimp Lethality Test)","authors":"Muhammad Havel AlTasyah, D. A. Winahyu, A. Ulfa","doi":"10.33024/jfm.v5i1.5707","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jfm.v5i1.5707","url":null,"abstract":"ABSTRAK Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) banyak digemari dikarenakan rasanya yang lezat serta dipenuhi dengan nutrisi, banyak protein, serta lemak yang rendah. Selain itu jamur tiram putih juga mempunyai metabolit sekunder yang bermanfaat untuk pengobatan antibakteri, antioksidan, antitumor, antivirus, dan antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek toksisitas ekstrak etanol jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) terhadap larva udang (Artemia salina L.) serta mengetahui nilai LC50 ekstrak jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) terhadap larva udang (Artemia salina L.). Ekstrak dibuat dari sampel serbuk jamur tiram dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Ekstrak pekat dilakukan uji skrinning fitokimia dan uji toksisitas dilakukan dengan menggunakan larva udang Artemia salina L. yang berumur 48 jam. Efek toksik ekstrak diidentifikasi dengan persentase kematian larva udang menggunakan analisis probit (LC50). Dari hasil uji skrinning fitokimia mengandung metabolit sekunder golongan polifenol, tanin, saponin, flavonoid, dan terpenoid. Penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) memiliki efek toksik terhadap larva udang (Artemia salina L.) dan nilai LC50 <1000 μg/mL. Ekstrak etanol jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) memiliki efek toksik terhadap larva udang (Artemia salina L.) dengan toksisitas sedang dengan nilai LC50 ekstrak etanol jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) terhadap larva udang (Artemia salina L.) sebesar 259,519 mg/L (ppm).","PeriodicalId":296590,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Malahayati","volume":"40 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124880806","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Provinsi Lampung merupakan penghasil pisang terbesar dengan jumlah sebanyak 1,48 juta ton atau 21,59 % dari total produksi pisang nasional. Jenis pisang yang banyak dikonsumsi masyarakat adalah pisang ambon (Musa paradisiaca var.sapientum.), namun pemanfaatan pisang sebagai bahan obat, kosmetik maupun pangan masih terbatas pada buahnya dan pengolahan bagian lainnya yang berupa limbah seperti kulit buah masih sedikit. Kulit pisang dilaporkan memiliki khasiat sebagai antioksidan, antikolesterol, antinyeri, antidiare, anti hipertensi, dan antihiperglikemi. Melihat besarnya potensi dari kulit pisang, maka diperlukan studi untuk memanfaatkan kulit pisang ambon sebagai sediaan masker gel peel-off yang stabil, berefek, dan aman. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode Diphenylhydrazylpicryl (DPPH). Formulasi masker gel dibuat dengan basis Polyvinyl Alcohol (PVA) dengan konsentrasi 10%. Evaluasi sediaan masker gel meliputi pengamatan perubahan konsistensi, warna, bau, pH, dan viskositas selama 28 hari pada suhu penyimpanan yang berbeda, yaitu pada suhu 4◦C dan 27◦C. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit pisang ambon memiliki IC50 sebesar 13,542 ppm. Dari hasil uji fisik menunjukkan bahwa formula 2 memiliki syarat yang paling baik sebagai sediaan masker. Hasil evaluasi aktivitas antioksidan, ketiga formula masker memiliki aktivitas antioksidan yang baik (IC50<50), namun formula yang disimpan dalam suhu 4◦C memiliki aktivitas antioksidan yang lebih baik.
{"title":"Formulasi Sediaan Masker Gel Peel-off Limbah Kulit Pisang Ambon (Musa paradisiaca var.sapientum) sebagai Antioksidan","authors":"Sudewi Mukaromah Khoirunnisa, Dirga Dirga, Irfanianta Arif Setyawan, Atika Dalili Akhmad","doi":"10.33024/jfm.v5i1.6350","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jfm.v5i1.6350","url":null,"abstract":"Provinsi Lampung merupakan penghasil pisang terbesar dengan jumlah sebanyak 1,48 juta ton atau 21,59 % dari total produksi pisang nasional. Jenis pisang yang banyak dikonsumsi masyarakat adalah pisang ambon (Musa paradisiaca var.sapientum.), namun pemanfaatan pisang sebagai bahan obat, kosmetik maupun pangan masih terbatas pada buahnya dan pengolahan bagian lainnya yang berupa limbah seperti kulit buah masih sedikit. Kulit pisang dilaporkan memiliki khasiat sebagai antioksidan, antikolesterol, antinyeri, antidiare, anti hipertensi, dan antihiperglikemi. Melihat besarnya potensi dari kulit pisang, maka diperlukan studi untuk memanfaatkan kulit pisang ambon sebagai sediaan masker gel peel-off yang stabil, berefek, dan aman. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode Diphenylhydrazylpicryl (DPPH). Formulasi masker gel dibuat dengan basis Polyvinyl Alcohol (PVA) dengan konsentrasi 10%. Evaluasi sediaan masker gel meliputi pengamatan perubahan konsistensi, warna, bau, pH, dan viskositas selama 28 hari pada suhu penyimpanan yang berbeda, yaitu pada suhu 4◦C dan 27◦C. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit pisang ambon memiliki IC50 sebesar 13,542 ppm. Dari hasil uji fisik menunjukkan bahwa formula 2 memiliki syarat yang paling baik sebagai sediaan masker. Hasil evaluasi aktivitas antioksidan, ketiga formula masker memiliki aktivitas antioksidan yang baik (IC50<50), namun formula yang disimpan dalam suhu 4◦C memiliki aktivitas antioksidan yang lebih baik.","PeriodicalId":296590,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Malahayati","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132070406","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Yohan Alfianys, Martianus Perangin A, Angga Saputra Yasir
Skabies (Scabies) merupakan suatu penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi tungau dan kutu. Pemahaman dan tata cara penggunaan obat-obatan yang tepat menjadi hal dasar yang dimiliki oleh setiap pasien untuk memutus rantai penyebaran infeksi penyakit kulit skabies. Serta kesadaran dan kepatuhan terhadap pengobatan merupakan faktor utama keberhasilan terapi penyembuhan skabies. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman tentang skabies dan pemahaman tentang obat-obatan yang paling tepat untuk penyakit kulit skabies pada pasien di Puskesmas Sumber Jaya. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan pengambilan data kuesioner secara purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat pengetahuan cukup (42%) dan tingkat kepatuhan pengobatan rendah (58%). Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemahaman dan pengobatan yang tepat serta kepatuhan dalam minum obat sangat berpengaruh terhadap kesembuhan penyakit skabies ini, dan juga menjaga kebersihan diri dan lingkungan dengan baik dapat mencegah kekambuhan.
{"title":"Evaluasi Pemahaman Dan Penggunaan Obat-Obatan Skabies (Scabies) Pada Pasien Di Puskesmas Pembantu Sumber Jaya Way Ratai Pesawaran","authors":"Yohan Alfianys, Martianus Perangin A, Angga Saputra Yasir","doi":"10.33024/jfm.v5i1.6856","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jfm.v5i1.6856","url":null,"abstract":"Skabies (Scabies) merupakan suatu penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi tungau dan kutu. Pemahaman dan tata cara penggunaan obat-obatan yang tepat menjadi hal dasar yang dimiliki oleh setiap pasien untuk memutus rantai penyebaran infeksi penyakit kulit skabies. Serta kesadaran dan kepatuhan terhadap pengobatan merupakan faktor utama keberhasilan terapi penyembuhan skabies. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman tentang skabies dan pemahaman tentang obat-obatan yang paling tepat untuk penyakit kulit skabies pada pasien di Puskesmas Sumber Jaya. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan pengambilan data kuesioner secara purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat pengetahuan cukup (42%) dan tingkat kepatuhan pengobatan rendah (58%). Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemahaman dan pengobatan yang tepat serta kepatuhan dalam minum obat sangat berpengaruh terhadap kesembuhan penyakit skabies ini, dan juga menjaga kebersihan diri dan lingkungan dengan baik dapat mencegah kekambuhan.","PeriodicalId":296590,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Malahayati","volume":"507 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116557170","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Daun jambu bol (Syzygium malacceense (L). Meer dan Perry). telah diketahui memiliki manfaat untuk mengobati keries gigi dan ekstrak etanol juga dapat mengobati sakit gigi yang disebabkan oleh bakteri penyebab karies gigi yaitu Streptococcus mutans. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dari ekstrak etanol daun jambu bol serta konsentrasi ekstrak dalam pasta gigi yang efektif dalam menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans. Metode Ekstraksi yang digunakan pada penelitian ini adalah perkolasi dan uji efektivitas antibakteri Streptococcus mutans ekstrak daun jambu bol menggunakan metode cakram yang dilanjutkan dengan metode sumuran pada uji efektivitas antibakteri ekstrak etanol daun jambu bol dalam formulasi sediaan pasta gigi. Kategori efektivitas ≥ 50% sehingga bisa dikatakan masing- masing konsentrasi ekstrak etanol daun jambu bol dan pasta gigi ekstrak etanol daun jambu bol memiliki efektivitas sebagai antibakteri, efektivitas terbesar pada konsentrasi 80% efektivitas sebesar 93,08% yang paling kecil konsentrasi 10% efektivitas sebesar 69,52% dan konsentrasi 15% efektifitas sebesar 66,25% paling kecil konsentrasi 8% efektivitas sebesar 52,01%. Kesimpulan yang didapat ekstrak etanol daun jambu bol dan sediaan pasta gigi ekstrak etanol daun jambu bol memiliki efektivitas antibakteri terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans dilihat pada persentase ≥ 50% pada konsentrasi 8% dengan nilai 52,01%.
{"title":"UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BOL (Syzygium malaccense (L.) Merr dan Perry). DALAM SEDIAAN PASTA GIGI TERHADAP BAKTERI Streptococcus mutans","authors":"Selvi Marcellia, Tutik Tutik, Tiara Putri","doi":"10.33024/jfm.v4i2.5283","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jfm.v4i2.5283","url":null,"abstract":"Daun jambu bol (Syzygium malacceense (L). Meer dan Perry). telah diketahui memiliki manfaat untuk mengobati keries gigi dan ekstrak etanol juga dapat mengobati sakit gigi yang disebabkan oleh bakteri penyebab karies gigi yaitu Streptococcus mutans. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dari ekstrak etanol daun jambu bol serta konsentrasi ekstrak dalam pasta gigi yang efektif dalam menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans. Metode Ekstraksi yang digunakan pada penelitian ini adalah perkolasi dan uji efektivitas antibakteri Streptococcus mutans ekstrak daun jambu bol menggunakan metode cakram yang dilanjutkan dengan metode sumuran pada uji efektivitas antibakteri ekstrak etanol daun jambu bol dalam formulasi sediaan pasta gigi. Kategori efektivitas ≥ 50% sehingga bisa dikatakan masing- masing konsentrasi ekstrak etanol daun jambu bol dan pasta gigi ekstrak etanol daun jambu bol memiliki efektivitas sebagai antibakteri, efektivitas terbesar pada konsentrasi 80% efektivitas sebesar 93,08% yang paling kecil konsentrasi 10% efektivitas sebesar 69,52% dan konsentrasi 15% efektifitas sebesar 66,25% paling kecil konsentrasi 8% efektivitas sebesar 52,01%. Kesimpulan yang didapat ekstrak etanol daun jambu bol dan sediaan pasta gigi ekstrak etanol daun jambu bol memiliki efektivitas antibakteri terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans dilihat pada persentase ≥ 50% pada konsentrasi 8% dengan nilai 52,01%.","PeriodicalId":296590,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Malahayati","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"117270738","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ISPA merupakan infeksi saluran pernapasan yang menimbulkan gejala batuk, pilek disertai dengan demam yang dapat berlangsung sampai dengan 14 hari yang dapat mengenai sepanjang saluran pernapasan. Peresepan antibiotika dalam pelayanan kesehatan yang kurang tepat dapat meningkatkan resiko terhadap keamanan pasien. Tujuan penelitian yaitu untuk memberi sebuah gambaran tentang evaluasi rasionalitas penggunaan antibiotika pasien anak rawat jalan secara kualitatif di Puskesmas Pugung Raharjo Lampung Timur. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan menggunakan data retrospektif. Data yang diambil merupakan rekam medik anak ISPA berumur 5 – 11 tahun sebanyak 38 pasien.Pola penggunaan antibiotik ini dengan satu jenis antibiotik yaitu amoxicillin.Hasil penelitian ini menunjukan yaitu karakteristik pasien ISPA lebih banyak terjadi pada anak laki – laki sebanyak 21 pasien (55,3%). Menurut penelitian metode Gyssens diperoleh data lengkap (VI; 100%), antibiotika sesuai indikasi (V; 100%), tidak ada antibiotik lebih efektif (IVA; 100%), tidak ada pemilihan antibiotik lebih aman (IVB; 100%), pemberian tidak terlalu lama (IVC; 100%), pemberian tidak terlalu singkat (IVD; 100%), pemberian tidak tepat dosis (IIA; 5,26%), interval pemberian tepat (IIB; 100%), rute pemberian tepat (IIC; 100%), pemberian tepat waktu (I; 100%), tepat/bijak (0; 94,74%). Kesimpulannya yaitu penggunaan antibiotika yang kurang rasional menyebabkan perlunya pengawasan untuk meningkatkan rasionalitas penggunaanantibiotika.
{"title":"EVALUASI RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ANAK DIAGNOSA ISPA DENGAN METODE GYSSENS DI INSTALASI RAWAT JALAN PUSKESMAS PUGUNG RAHARJO LAMPUNG TIMUR","authors":"Martianus Perangin Angin, Angga Saputra Yasir, Umu Wafika","doi":"10.33024/jfm.v4i2.5286","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jfm.v4i2.5286","url":null,"abstract":"ISPA merupakan infeksi saluran pernapasan yang menimbulkan gejala batuk, pilek disertai dengan demam yang dapat berlangsung sampai dengan 14 hari yang dapat mengenai sepanjang saluran pernapasan. Peresepan antibiotika dalam pelayanan kesehatan yang kurang tepat dapat meningkatkan resiko terhadap keamanan pasien. Tujuan penelitian yaitu untuk memberi sebuah gambaran tentang evaluasi rasionalitas penggunaan antibiotika pasien anak rawat jalan secara kualitatif di Puskesmas Pugung Raharjo Lampung Timur. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan menggunakan data retrospektif. Data yang diambil merupakan rekam medik anak ISPA berumur 5 – 11 tahun sebanyak 38 pasien.Pola penggunaan antibiotik ini dengan satu jenis antibiotik yaitu amoxicillin.Hasil penelitian ini menunjukan yaitu karakteristik pasien ISPA lebih banyak terjadi pada anak laki – laki sebanyak 21 pasien (55,3%). Menurut penelitian metode Gyssens diperoleh data lengkap (VI; 100%), antibiotika sesuai indikasi (V; 100%), tidak ada antibiotik lebih efektif (IVA; 100%), tidak ada pemilihan antibiotik lebih aman (IVB; 100%), pemberian tidak terlalu lama (IVC; 100%), pemberian tidak terlalu singkat (IVD; 100%), pemberian tidak tepat dosis (IIA; 5,26%), interval pemberian tepat (IIB; 100%), rute pemberian tepat (IIC; 100%), pemberian tepat waktu (I; 100%), tepat/bijak (0; 94,74%). Kesimpulannya yaitu penggunaan antibiotika yang kurang rasional menyebabkan perlunya pengawasan untuk meningkatkan rasionalitas penggunaanantibiotika.","PeriodicalId":296590,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Malahayati","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131258778","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tutik Tutik, Niken Feladita, Hana Junova, intan anatasia
Kulit bawang merah diketahui mengandung senyawa kimia yang berpontensi sebagai antioksidan yaitu flavonoid yang dapat mencegah berkembannya radikal bebas didalam tubuh sekaligus memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak.. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak kulit bawang merah (Allium cepa L.) Dapat diformulasikan menjadi sediaan gel dan mengetahui aktivitas antioksidan sediaan gel ekstrak kulit bawang merah. Metode yang digunakan dalam ekstraksi adalah maserasi menggunakan etanol 96% dengan nilai rendemen sebesar 9,8%. Gel dibuat dalam 5 konsentrasi ekstrak yaitu 2%, 4%, 6%, 8%, dan 10%. Uji stabilitas fisik meliputi organoleptik, uji pH, homogenitas, uji daya sebar, dan uji iritasi. Berdasarkan uji stabilitas fisik ke-5 formulasi memenuhi syarat dan stabil. Formlasi yang paling stabil yaitu formulasi 8% dan dilanjutkan dengan uji antioksidan mdengan metode DPPH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kulit bawang merah diperoleh nilai IC50 ekstrak sebesar 56,25 ppm dan IC50 pada gel ekstrak kulit bawang merah formulasi 8% sebesar 146,40 ppm. Kata kunci: Kulit Bawang Merah, Antioxidan, DPPH, Gel Moisturizer Antiaging
{"title":"FORMULASI SEDIAAN GEL MOISTURIZER ANTI-AGING EKSTRAK KULIT BAWANG MERAH (Alliium cepa L.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN","authors":"Tutik Tutik, Niken Feladita, Hana Junova, intan anatasia","doi":"10.33024/JFM.V4I1.4420","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/JFM.V4I1.4420","url":null,"abstract":"Kulit bawang merah diketahui mengandung senyawa kimia yang berpontensi sebagai antioksidan yaitu flavonoid yang dapat mencegah berkembannya radikal bebas didalam tubuh sekaligus memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak.. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak kulit bawang merah (Allium cepa L.) Dapat diformulasikan menjadi sediaan gel dan mengetahui aktivitas antioksidan sediaan gel ekstrak kulit bawang merah. Metode yang digunakan dalam ekstraksi adalah maserasi menggunakan etanol 96% dengan nilai rendemen sebesar 9,8%. Gel dibuat dalam 5 konsentrasi ekstrak yaitu 2%, 4%, 6%, 8%, dan 10%. Uji stabilitas fisik meliputi organoleptik, uji pH, homogenitas, uji daya sebar, dan uji iritasi. Berdasarkan uji stabilitas fisik ke-5 formulasi memenuhi syarat dan stabil. Formlasi yang paling stabil yaitu formulasi 8% dan dilanjutkan dengan uji antioksidan mdengan metode DPPH. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kulit bawang merah diperoleh nilai IC50 ekstrak sebesar 56,25 ppm dan IC50 pada gel ekstrak kulit bawang merah formulasi 8% sebesar 146,40 ppm. Kata kunci: Kulit Bawang Merah, Antioxidan, DPPH, Gel Moisturizer Antiaging","PeriodicalId":296590,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Malahayati","volume":"15 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126843892","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Keberhasilan terapi ESA berkaitan erat dengan penanganan anemia pada pasien hemodialisa, terutama bagi pasien yang mengalami Gagal Ginjal Kronik (GGK). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengevaluasi seberapa tinggi tingkat keberhasilan terapi ESA dalam menangani anemia pada pasien hemodialisa periode Januari – Desember 2019 di RSUD Pringsewu dengan beberapa indikator keberhasilan yang dilihat mulai dari target Hb tercapai, tidak adanya tambahan transfusi darah, dan terjadi perkembangan kesehatan pada pasien. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif dan observasional dengan rancangan metode retrospektif. Data dikumpulkan dari data rekam medik pasien yang dirangkum dalam sebuah tabel. Analisis data menggunakan rumus presentase (%). Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 106 sampel yaitu total seluruh pasien Unit hemodialisa di RSUD Pringsewu. Hasil penerapan terapi ESA ini telah dibuktikan berhasil pada 78 pasien dengan presentase 73,58%, yang berarti bahwa terapi ESA ini berhasil dalam menangani anemia yang terjadi pada pasien GGK.Kata Kunci : Terapi ESA, Pasien Hemodialisa/GGK, Rumah Sakit
{"title":"EVALUASI KEBERHASILAN PENERAPAN TERAPI ESA (Erythropoietin Stimulating Agent) PADA PASIEN HEMODIALISA DI RSUD PRINGSEWU","authors":"Martianus Perangin Angin, Nofita Nofita, Luciana Cindy Maharani","doi":"10.33024/JFM.V4I1.4811","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/JFM.V4I1.4811","url":null,"abstract":"Keberhasilan terapi ESA berkaitan erat dengan penanganan anemia pada pasien hemodialisa, terutama bagi pasien yang mengalami Gagal Ginjal Kronik (GGK). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengevaluasi seberapa tinggi tingkat keberhasilan terapi ESA dalam menangani anemia pada pasien hemodialisa periode Januari – Desember 2019 di RSUD Pringsewu dengan beberapa indikator keberhasilan yang dilihat mulai dari target Hb tercapai, tidak adanya tambahan transfusi darah, dan terjadi perkembangan kesehatan pada pasien. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif dan observasional dengan rancangan metode retrospektif. Data dikumpulkan dari data rekam medik pasien yang dirangkum dalam sebuah tabel. Analisis data menggunakan rumus presentase (%). Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 106 sampel yaitu total seluruh pasien Unit hemodialisa di RSUD Pringsewu. Hasil penerapan terapi ESA ini telah dibuktikan berhasil pada 78 pasien dengan presentase 73,58%, yang berarti bahwa terapi ESA ini berhasil dalam menangani anemia yang terjadi pada pasien GGK.Kata Kunci : Terapi ESA, Pasien Hemodialisa/GGK, Rumah Sakit","PeriodicalId":296590,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Malahayati","volume":"17 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123474696","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Jerawat merupakan masalah kulit yang sering dialami oleh masyarakat terutama usia remaja. Jerawat disebabkan oleh bakteri Propionibacterium acnes. Daun kopi robusta memiliki khasiat sebagai anti jerawat. Zat aktif pada daun kopi robusta dapat diperoleh dengan ekstraksi menggunakan metode perkolasi dengan pelarut etanol 96%. Metode perkolasi leih efektif dibandingkan dengan metode maserasi karena menghasilkan rendemen yang lebih sempurna. Pada uji fitokimia menunjukan bahwa didalam ekstrak daun kopi robusta positif mengandung alkaloid, tanin, flavonoid dan saponin. Ekstrak daun kopi robusta yang diperoleh dibuat dalam sediaan gel dengan konsentrasi 0,1%, 0,5% 1% dan 2%. Evaluasi gel meliputi uji aya sebar, uji daya lekat, uji homogenitas, uji pH dan uji organoleptis. Uji daya hambat gel ektrak daun kopi robusta menggunakan metode difusi sumuran. Efektifitas zona hambat tertinggi yang terbentuk pada konsentrasi 2% sebesar 28.38%. Hasil uji antibakteri dianilisis menggunakan ANOVA. Hasil analisis statistik menunjukan ada perbedaan zona hambat yang signifikan yaitu nilai p=<0,005 antara seluruh konsentrasi gel ekstrak daun kopi robusta. Semakin tinggi konsentrasi gel ekstrak daun kopi robusta maka semakin luas diameter zona hambat. Gel ekstrak daun kopi robusta efektif dalam menghambat bakteri Propionibacterium acnes. Kata kunci : Propionibacterium acnes, Jerawat, Gel ekstrak daun kopi robusta.
{"title":"UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN KOPI ROBUSTA (Coffea Robusta) SEDIAAN GEL TERHADAP BAKTERI Propionibacterium acnes","authors":"Selvi Marcellia, Tutik Tutik, Sukma Romadhon","doi":"10.33024/JFM.V4I1.4406","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/JFM.V4I1.4406","url":null,"abstract":"Jerawat merupakan masalah kulit yang sering dialami oleh masyarakat terutama usia remaja. Jerawat disebabkan oleh bakteri Propionibacterium acnes. Daun kopi robusta memiliki khasiat sebagai anti jerawat. Zat aktif pada daun kopi robusta dapat diperoleh dengan ekstraksi menggunakan metode perkolasi dengan pelarut etanol 96%. Metode perkolasi leih efektif dibandingkan dengan metode maserasi karena menghasilkan rendemen yang lebih sempurna. Pada uji fitokimia menunjukan bahwa didalam ekstrak daun kopi robusta positif mengandung alkaloid, tanin, flavonoid dan saponin. Ekstrak daun kopi robusta yang diperoleh dibuat dalam sediaan gel dengan konsentrasi 0,1%, 0,5% 1% dan 2%. Evaluasi gel meliputi uji aya sebar, uji daya lekat, uji homogenitas, uji pH dan uji organoleptis. Uji daya hambat gel ektrak daun kopi robusta menggunakan metode difusi sumuran. Efektifitas zona hambat tertinggi yang terbentuk pada konsentrasi 2% sebesar 28.38%. Hasil uji antibakteri dianilisis menggunakan ANOVA. Hasil analisis statistik menunjukan ada perbedaan zona hambat yang signifikan yaitu nilai p=<0,005 antara seluruh konsentrasi gel ekstrak daun kopi robusta. Semakin tinggi konsentrasi gel ekstrak daun kopi robusta maka semakin luas diameter zona hambat. Gel ekstrak daun kopi robusta efektif dalam menghambat bakteri Propionibacterium acnes. Kata kunci : Propionibacterium acnes, Jerawat, Gel ekstrak daun kopi robusta.","PeriodicalId":296590,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Malahayati","volume":"124 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122278170","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Propionibacterium acnes adalah suatu bakteri yang dapat menyebabkan jerawat. Kefir memiliki khasiat sebagai anti jerawat. Kefir yang digunakan menggunakan susu kambing dan ragi tape sebagai starter. Kefir adalah susu fermentasi yang memiliki kandungan BAL, Khamir, Alkohol dan Asam laktat didalamnya. Hasil uji evaluasi kefir meliputi uji populasi BAL yaitu 4,6 x 107 sel hidup/ mL (7,6 log sel/ mL), populasi khamir 9,6 x 106 (5,6 log sel/ mL), pH kefir 4,8, total asam laktat dalam kefir 0,48%, serta kadar alkohol 1,6% yang menunjukan kefir kualitas baik. Hasil uji efektifitas kefir terhadap bakteri Propionibacterium acnes konsentrasi 2% menghasilkan masing-masing zona hambat sebesar 16,52 mm yang termasuk kedalam kategori penghambat yang kuat. Hasil uji anti bakteri menghasilkan kefir kambing efektif dalam menghambat bakteri Propionibacterium acnes. Pengamatan dianalisis menggunakan metode statistik One Way ANOVA menunjukan adanya perbedaan zona hambat yang signifikan (p=< 0,005) antara seluruh konsentrasi kefir susu kambing inokulum ragi tape dapat disimpulakan semakin tinggi konsentrasi maka semakin luas zona hambat. Kata Kunci : Propionibacterium Acnes, Jerawat, Kefir, Ragi Tape.
{"title":"UJI EFEKTIFITAS KEFIR SUSU KAMBING DENGAN INOKULUM RAGI TAPE TERHADAP BAKTERI PENYEBAB JERAWAT (Propionibacterium Acnes)","authors":"T. Tutik, Gusti Ayu Rai Saputri","doi":"10.33024/JFM.V3I1.3011","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/JFM.V3I1.3011","url":null,"abstract":"Propionibacterium acnes adalah suatu bakteri yang dapat menyebabkan jerawat. Kefir memiliki khasiat sebagai anti jerawat. Kefir yang digunakan menggunakan susu kambing dan ragi tape sebagai starter. Kefir adalah susu fermentasi yang memiliki kandungan BAL, Khamir, Alkohol dan Asam laktat didalamnya. Hasil uji evaluasi kefir meliputi uji populasi BAL yaitu 4,6 x 107 sel hidup/ mL (7,6 log sel/ mL), populasi khamir 9,6 x 106 (5,6 log sel/ mL), pH kefir 4,8, total asam laktat dalam kefir 0,48%, serta kadar alkohol 1,6% yang menunjukan kefir kualitas baik. Hasil uji efektifitas kefir terhadap bakteri Propionibacterium acnes konsentrasi 2% menghasilkan masing-masing zona hambat sebesar 16,52 mm yang termasuk kedalam kategori penghambat yang kuat. Hasil uji anti bakteri menghasilkan kefir kambing efektif dalam menghambat bakteri Propionibacterium acnes. Pengamatan dianalisis menggunakan metode statistik One Way ANOVA menunjukan adanya perbedaan zona hambat yang signifikan (p=< 0,005) antara seluruh konsentrasi kefir susu kambing inokulum ragi tape dapat disimpulakan semakin tinggi konsentrasi maka semakin luas zona hambat. Kata Kunci : Propionibacterium Acnes, Jerawat, Kefir, Ragi Tape.","PeriodicalId":296590,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Malahayati","volume":"34 7","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-09-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114022648","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sediaan kumur telah banyak digunakan sebagai salah satu cara untuk menjaga kesehatan rongga mulut dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri. Salah satu tanaman yang memilki daya anti bakteri adalah daun seledri (Apium graveolens L.). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas daun seledri dalam sediaan kumur untuk menghambat bakteri Streptococcus mutans. Ekstraksi daun seledri menggunkan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Hasil Uji Fitokimia menunjukan bahwa ekstrak daun seledri mengandung alkoloid, flavonoid, tanin, saponin. Pengujian daya hambat bakteri dilakukan dengan menggunakan metode semuran. Penelitian ini menggunakan beberapa konsentrasi daun seledri yaitu 0,1%, 0,2%, 0,3% dan kontrol positif dengan hasil dapat menghambat bakteri Streptococcus mutans dengan rata-rata zona hambat berturut-turut 7,37 mm, 7,7 mm, 8,087 mm dan kontrol positif 8,26 mm. Hasil uji iritasi sediaan kumur daun seledri pada kelinci ini menunjukan tidak adanya iritasi dengan skor pembentukan eritema 0 dan skor pembentukan udema 0. Hal ini dapat disebabkan karena pH sediaan yang telah memenuhi persyaratan dan tidak adanya eksipien yang dapat memicu iritasi
{"title":"FORMULASI SEDIAAN KUMUR EKSTRAK ETANOL 96% DAUN SELEDRI (Apium graveolens L.) SEBAGAI ANTIBAKTERI Streptococcus mutans Penyebab Bau Mulut","authors":"Angga Saputra Yasir, G. Saputri, Y. Chandra","doi":"10.33024/JFM.V3I1.2433","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/JFM.V3I1.2433","url":null,"abstract":"Sediaan kumur telah banyak digunakan sebagai salah satu cara untuk menjaga kesehatan rongga mulut dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri. Salah satu tanaman yang memilki daya anti bakteri adalah daun seledri (Apium graveolens L.). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas daun seledri dalam sediaan kumur untuk menghambat bakteri Streptococcus mutans. Ekstraksi daun seledri menggunkan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Hasil Uji Fitokimia menunjukan bahwa ekstrak daun seledri mengandung alkoloid, flavonoid, tanin, saponin. Pengujian daya hambat bakteri dilakukan dengan menggunakan metode semuran. Penelitian ini menggunakan beberapa konsentrasi daun seledri yaitu 0,1%, 0,2%, 0,3% dan kontrol positif dengan hasil dapat menghambat bakteri Streptococcus mutans dengan rata-rata zona hambat berturut-turut 7,37 mm, 7,7 mm, 8,087 mm dan kontrol positif 8,26 mm. Hasil uji iritasi sediaan kumur daun seledri pada kelinci ini menunjukan tidak adanya iritasi dengan skor pembentukan eritema 0 dan skor pembentukan udema 0. Hal ini dapat disebabkan karena pH sediaan yang telah memenuhi persyaratan dan tidak adanya eksipien yang dapat memicu iritasi","PeriodicalId":296590,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Malahayati","volume":"134 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-09-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124444604","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}