A. Ulfa, Kenedi Nanda Putra, Selvi Marcellia, Dwi Susanti
Penyakit infeksi merupakan jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri, paling banyak diderita oleh penduduk di negara berkembang, termasuk Indonesia. Bunga telang (Clitoria ternatea) mengandung senyawa kimia alkaloid, flavonoid, saponin, tanin dan polifenol yang berfungsi sebagai antibakteri. Penelitiaan ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dan konsentrasi hambat minimum ekstrak bunga telang (Clitoria ternatea) terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini menggunakan metode difusi cakram dan diekstraksi secara ultrasonik menggunakan pelarut etanol 96% dan aseton. Hasil ekstraksi etanol bunga telang diperoleh rendemen sebesar 38,75% sedangkan hasil ekstraksi aseton bunga telang diperoleh rendemen sebesar 24%. Konsentrasi ekstrak bunga telang yang digunakan adalah 5%; 15%; 25%, dan 35%. Dari hasil penelitian konsentrasi hambat minimum ekstrak etanol dan aseton bunga telang didapatkan pada konsentrasi 5% dengan zona hambat ekstrak etanol sebesar 5,26 mm dan zona hambat ekstrak aseton sebesar 2,73 mm. Ekstrak Bunga telang memiliki efek antibakteri, semakin tinggi konsentrasi ekstrak bunga telang, semakin luas zona hambatnya. Hasil analisis one way ANOVA menunjukan adanya perbedaan bermakna antar setiap kelompok perlakuan P<0,05. Ekstrak Etanol dan ekstrak aseton bunga telang (Clitoria ternatea) efektif sebagai antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dengan konsentrasi hambat minimum (KHM) diperoleh pada konsentrasi 5%.Kata Kunci: Bunga Telang, Staphylococcus aureus, Difusi Cakram, KHM
{"title":"PERBANDINGAN EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAN ASETON BUNGA TELANG (Clitoria ternatea) SEBAGAI ANTIBAKTERI TERHADAP Staphylococcus aureus","authors":"A. Ulfa, Kenedi Nanda Putra, Selvi Marcellia, Dwi Susanti","doi":"10.33024/jfm.v5i2.8224","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jfm.v5i2.8224","url":null,"abstract":"Penyakit infeksi merupakan jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri, paling banyak diderita oleh penduduk di negara berkembang, termasuk Indonesia. Bunga telang (Clitoria ternatea) mengandung senyawa kimia alkaloid, flavonoid, saponin, tanin dan polifenol yang berfungsi sebagai antibakteri. Penelitiaan ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dan konsentrasi hambat minimum ekstrak bunga telang (Clitoria ternatea) terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini menggunakan metode difusi cakram dan diekstraksi secara ultrasonik menggunakan pelarut etanol 96% dan aseton. Hasil ekstraksi etanol bunga telang diperoleh rendemen sebesar 38,75% sedangkan hasil ekstraksi aseton bunga telang diperoleh rendemen sebesar 24%. Konsentrasi ekstrak bunga telang yang digunakan adalah 5%; 15%; 25%, dan 35%. Dari hasil penelitian konsentrasi hambat minimum ekstrak etanol dan aseton bunga telang didapatkan pada konsentrasi 5% dengan zona hambat ekstrak etanol sebesar 5,26 mm dan zona hambat ekstrak aseton sebesar 2,73 mm. Ekstrak Bunga telang memiliki efek antibakteri, semakin tinggi konsentrasi ekstrak bunga telang, semakin luas zona hambatnya. Hasil analisis one way ANOVA menunjukan adanya perbedaan bermakna antar setiap kelompok perlakuan P<0,05. Ekstrak Etanol dan ekstrak aseton bunga telang (Clitoria ternatea) efektif sebagai antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus dengan konsentrasi hambat minimum (KHM) diperoleh pada konsentrasi 5%.Kata Kunci: Bunga Telang, Staphylococcus aureus, Difusi Cakram, KHM","PeriodicalId":296590,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Malahayati","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-01-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126564048","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
G. Saputri, Martianus Perangin Angin, Eka Setia Ningsih
Diabetes Melitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi obat pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi hipertensi di rumah sakit pertamina bintang amin pada tahun 2020. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan penelitian deskriptif dan data diambil melalui rekam medis secara restrospektif lalu data dianalisa menggunakan literatur medscape. Sampel penelitian adalah pasien Diabetes Melitus tipe 2 dengan komplikasi hipertensi di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin pada tahun 2020 berdasarkan interaksi pola penggunaan obat dan jenis interaksi obat yang telah memenuhi kriteria inklusi dengan total 30 sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa golongan obat antidiabetes yang diberikan pada pasien adalah Glimepiride (15,15%), Gliquidone (30,30%), Metformin (51,52%), Pioglitazone (3,03%), Amlodipine (65,71%), sedangkan antihipertensi yang digunakan adalah Captropil (17,14%), Lisinopril (14,30%), Candesartan (2,85%). Dari 30 pasien hanya 18 pasien (60%) yang terjadi interaksi obat dengan persentase terbesar adalah interaksi antara Metformin dan amlodipin( 72,2%).
{"title":"EVALUASI INTERAKSI OBAT PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KOMPLIKASI HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN TAHUN 2020","authors":"G. Saputri, Martianus Perangin Angin, Eka Setia Ningsih","doi":"10.33024/jfm.v5i2.5988","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jfm.v5i2.5988","url":null,"abstract":"Diabetes Melitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi obat pada pasien diabetes melitus tipe 2 dengan komplikasi hipertensi di rumah sakit pertamina bintang amin pada tahun 2020. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan penelitian deskriptif dan data diambil melalui rekam medis secara restrospektif lalu data dianalisa menggunakan literatur medscape. Sampel penelitian adalah pasien Diabetes Melitus tipe 2 dengan komplikasi hipertensi di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin pada tahun 2020 berdasarkan interaksi pola penggunaan obat dan jenis interaksi obat yang telah memenuhi kriteria inklusi dengan total 30 sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa golongan obat antidiabetes yang diberikan pada pasien adalah Glimepiride (15,15%), Gliquidone (30,30%), Metformin (51,52%), Pioglitazone (3,03%), Amlodipine (65,71%), sedangkan antihipertensi yang digunakan adalah Captropil (17,14%), Lisinopril (14,30%), Candesartan (2,85%). Dari 30 pasien hanya 18 pasien (60%) yang terjadi interaksi obat dengan persentase terbesar adalah interaksi antara Metformin dan amlodipin( 72,2%).","PeriodicalId":296590,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Malahayati","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133781698","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Febiyana Anisa, Martianus Perangin Angin, Gusti Ayu Rai Saputri
Faringitis adalah peradangan pada mukosa faring dan sering meluas ke jaringan sekitarnya. Bakteri Streptokokus Grup A adalah penyebab umum faringitis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian penggunaan antibiotik pada pasien faringitis berdasarkan pedoman Pharmaceutical Care penyakit saluran pernafasan tahun 2005 dan pedoman pengobatan dasar di puskesmas 2007 dan untuk mengetahui persentase kerasionalan penggunaan antibiotik berdasarkan parameter tepat diagnosis, tepat indikasi, tepat pasien,tepat obat, tepat dosis, tepat cara pemberian, tepat lama pemberian, tepat interval. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan penelitian deskripstif serta pengumpulan data secara retrospektif. Hasil penelitian kesesuaian penggunaan antibiotik pada pasien faringitis di Puskesmas K Bandar Lampung Tahun 2020 sudah sesuai berdasarkan pedoman Pharmaceutical Care penyakit saluran pernafasan tahun 2005 dan pedoman pengobatan dasar di puskesmas 2007 dengan persentase kerasionalan penggunaan antibiotik berdasarkan kemenkes RI (20011) didapatkan hasil yaitu tepat diagnosis 100%, tepat indikasi 100%, tepat pasien 100%, tepat obat 100%, dan tepat dosis 100%, tepat cara pemberian 100%, tepat lama pemberian 100%, tepat interval 100%.
{"title":"EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN FARINGITIS RAWAT JALAN DI PUSKESMAS K BANDAR LAMPUNG TAHUN 2020","authors":"Febiyana Anisa, Martianus Perangin Angin, Gusti Ayu Rai Saputri","doi":"10.33024/jfm.v5i1.5480","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jfm.v5i1.5480","url":null,"abstract":"Faringitis adalah peradangan pada mukosa faring dan sering meluas ke jaringan sekitarnya. Bakteri Streptokokus Grup A adalah penyebab umum faringitis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian penggunaan antibiotik pada pasien faringitis berdasarkan pedoman Pharmaceutical Care penyakit saluran pernafasan tahun 2005 dan pedoman pengobatan dasar di puskesmas 2007 dan untuk mengetahui persentase kerasionalan penggunaan antibiotik berdasarkan parameter tepat diagnosis, tepat indikasi, tepat pasien,tepat obat, tepat dosis, tepat cara pemberian, tepat lama pemberian, tepat interval. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan penelitian deskripstif serta pengumpulan data secara retrospektif. Hasil penelitian kesesuaian penggunaan antibiotik pada pasien faringitis di Puskesmas K Bandar Lampung Tahun 2020 sudah sesuai berdasarkan pedoman Pharmaceutical Care penyakit saluran pernafasan tahun 2005 dan pedoman pengobatan dasar di puskesmas 2007 dengan persentase kerasionalan penggunaan antibiotik berdasarkan kemenkes RI (20011) didapatkan hasil yaitu tepat diagnosis 100%, tepat indikasi 100%, tepat pasien 100%, tepat obat 100%, dan tepat dosis 100%, tepat cara pemberian 100%, tepat lama pemberian 100%, tepat interval 100%.","PeriodicalId":296590,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Malahayati","volume":"24 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124166314","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan senyawa aktif antiradikal bebas dari kulit batang kepuh (Sterculia foetida L.). Uji aktivitas dilakukan secara invitro dengan metode DPPH (1,1-diphenyl-2-pycrylhidrazyl). Teknik pemisahan dilakukan dengan kromatografi kolom dan diidentifikasi dengan spektrofotometer FTIR dan UV-Vis.Hasil maserasi yang memiliki aktivitas adalah ekstrak etanol. Selanjutnya dipartisi dengan etil asetat dan kloroform, diperoleh ekstrak kloroform yang menunjukkan hasil uji aktivitas antiradikal bebas yang paling tinggi dan dilanjutkan teknik pemisahan. Ekstrak dipisahkan dengan kromatografi kolom dengan fase diam silika gel. Pemisahan dan pemurnian menghasilkan 9 fraksi gabungan (A, B, C, D, E, F, G, H, I). Berdasarkan uji antiradikal bebas, semua fraksi menunjukkan hasil positif antiradikal bebas, yang relatif murni secara KLT adalah fraksi B yang berbentuk serbuk berwarna kuning muda seberat 0,0325 gram. Identifikasi dengan pereaksi Leibermann Burchard menunjukkan isolat FB adalah golongan senyawa triterpenoid. Spektrum UV-Vis dari isolat FB dengan dua puncak utama yang muncul pada panjang gelombang 212 nm sebagai λ maks diduga jenis transisi yang terjadi pada panjang gelombang 212 nm kemungkinan diakibatkan oleh terjadinya transisi elektronik dari n-σ* dari kromofor C=O dan puncak yang lain berupa bahu pada panjang gelombang 284 nm diakibatkan oleh terjadinya transisi elektronik n-π* dari ikatan rangkap C=O. Dugaan ini diperkuat oleh data dari spektrum inframerah yang menunjukkan adanya gugus fungsi –OH, CH alifatik, C=O, C=C alifatik, dan C-O.
{"title":"ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA AKTIF ANTIRADIKAL BEBAS DARI KULIT BATANG KEPUH (Sterculia foetida L.)","authors":"Ni Wayan Sintya Dewi, Made Dwike Swari Shanti","doi":"10.33024/jfm.v5i1.6799","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jfm.v5i1.6799","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menentukan senyawa aktif antiradikal bebas dari kulit batang kepuh (Sterculia foetida L.). Uji aktivitas dilakukan secara invitro dengan metode DPPH (1,1-diphenyl-2-pycrylhidrazyl). Teknik pemisahan dilakukan dengan kromatografi kolom dan diidentifikasi dengan spektrofotometer FTIR dan UV-Vis.Hasil maserasi yang memiliki aktivitas adalah ekstrak etanol. Selanjutnya dipartisi dengan etil asetat dan kloroform, diperoleh ekstrak kloroform yang menunjukkan hasil uji aktivitas antiradikal bebas yang paling tinggi dan dilanjutkan teknik pemisahan. Ekstrak dipisahkan dengan kromatografi kolom dengan fase diam silika gel. Pemisahan dan pemurnian menghasilkan 9 fraksi gabungan (A, B, C, D, E, F, G, H, I). Berdasarkan uji antiradikal bebas, semua fraksi menunjukkan hasil positif antiradikal bebas, yang relatif murni secara KLT adalah fraksi B yang berbentuk serbuk berwarna kuning muda seberat 0,0325 gram. Identifikasi dengan pereaksi Leibermann Burchard menunjukkan isolat FB adalah golongan senyawa triterpenoid. Spektrum UV-Vis dari isolat FB dengan dua puncak utama yang muncul pada panjang gelombang 212 nm sebagai λ maks diduga jenis transisi yang terjadi pada panjang gelombang 212 nm kemungkinan diakibatkan oleh terjadinya transisi elektronik dari n-σ* dari kromofor C=O dan puncak yang lain berupa bahu pada panjang gelombang 284 nm diakibatkan oleh terjadinya transisi elektronik n-π* dari ikatan rangkap C=O. Dugaan ini diperkuat oleh data dari spektrum inframerah yang menunjukkan adanya gugus fungsi –OH, CH alifatik, C=O, C=C alifatik, dan C-O.","PeriodicalId":296590,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Malahayati","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131468832","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Umbi bawang dayak dan daun insulin merupakan tanaman tradisional yang digunakan sebagai tanaman obat tradisional yang memiliki kandungan senyawa alkaloid, flavonoid, saponin dan tannin menurunkan kadar glukosa darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas penurunan kadar glukosa darah dari bawang dayak (Eleutherine palmifolia (L.) Merr) dan daun insulin (Tithonia diversifolia) dengan dosis 250 mg/kg BB, 300 mg/kg BB, 250 mg/kgBB, 600 mg/kgBB dan 500 mg/kgBB, 300 mg/kgBB terhadap tikus putih jantan galuh wistar yang diinduksi Na2EDTA. Metode penelitian adalah pre and post control group design. Hewan uji dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan. Sebelumnya tikus diinduksi Na2EDTA kecuali tikus pada kelompok kontrol normal Kelompok I (Kontrol normal) tanpa perlakuan, kelompok II (Kontrol negatif) diberi Na CMC 0,5% kelompok III (Kontrol positif) diberi suspensi metformin 45mg/kgBB, kelompok IV, V dan VI diberi bawang dayak dan daun insulin dengan dosis 250mg/kg BB dan 300mg/kgBB, 250mg/kg BB dan 600mg/kg BB, 500mg/kg BB dan 300mg/kgBB. Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan selama 15 hari. Pemberian kombinasi ekstrak umbi bawang dayak (Eleutherine palmifolia (L.) Merr) dan daun insulin (Tithonia diversifolia) dengan dosis 500 mg/kg BB dan 300 mg/kg BB merupakan dosis yang lebih efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah dibandingkan dengan dosis 250 mg/kg BB dan 300 mg/kg BB, dosis 250 mg/kg BB dan 600 mg/kg BB. Berdasarkan hasil uji LSD (Least Significance Different) sebagai uji lanjutan atau post hoc test menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak umbi bawang dayak (Eleutherine palmifolia (L.) Merr) dan daun insulin (Tithonia diversifolia) dosis 500mg/kgBB dan 300mg/kgBB memiliki akitivitas penurunan kadar gula darah setara dengan kontrol positif, hal ini dapat dilihat dari nilai (P>0,05).
{"title":"UJI EFEKTIVITAS KOMBINASI BAWANG DAYAK (ELEUTHERINE PALMIFOLIA (L.) MERR) DAN DAUN INSULIN (TITHONIA DIVERSIFOLIA) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA TIKUS PUTIH (RATTUS NORVEGICUS) DIINDUKSI NA2EDTA","authors":"Yoga Purnama Haidir, G. Saputri, Dessy Hermawan","doi":"10.33024/jfm.v5i1.7004","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jfm.v5i1.7004","url":null,"abstract":"Umbi bawang dayak dan daun insulin merupakan tanaman tradisional yang digunakan sebagai tanaman obat tradisional yang memiliki kandungan senyawa alkaloid, flavonoid, saponin dan tannin menurunkan kadar glukosa darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas penurunan kadar glukosa darah dari bawang dayak (Eleutherine palmifolia (L.) Merr) dan daun insulin (Tithonia diversifolia) dengan dosis 250 mg/kg BB, 300 mg/kg BB, 250 mg/kgBB, 600 mg/kgBB dan 500 mg/kgBB, 300 mg/kgBB terhadap tikus putih jantan galuh wistar yang diinduksi Na2EDTA. Metode penelitian adalah pre and post control group design. Hewan uji dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan. Sebelumnya tikus diinduksi Na2EDTA kecuali tikus pada kelompok kontrol normal Kelompok I (Kontrol normal) tanpa perlakuan, kelompok II (Kontrol negatif) diberi Na CMC 0,5% kelompok III (Kontrol positif) diberi suspensi metformin 45mg/kgBB, kelompok IV, V dan VI diberi bawang dayak dan daun insulin dengan dosis 250mg/kg BB dan 300mg/kgBB, 250mg/kg BB dan 600mg/kg BB, 500mg/kg BB dan 300mg/kgBB. Pengukuran kadar glukosa darah dilakukan selama 15 hari. Pemberian kombinasi ekstrak umbi bawang dayak (Eleutherine palmifolia (L.) Merr) dan daun insulin (Tithonia diversifolia) dengan dosis 500 mg/kg BB dan 300 mg/kg BB merupakan dosis yang lebih efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah dibandingkan dengan dosis 250 mg/kg BB dan 300 mg/kg BB, dosis 250 mg/kg BB dan 600 mg/kg BB. Berdasarkan hasil uji LSD (Least Significance Different) sebagai uji lanjutan atau post hoc test menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak umbi bawang dayak (Eleutherine palmifolia (L.) Merr) dan daun insulin (Tithonia diversifolia) dosis 500mg/kgBB dan 300mg/kgBB memiliki akitivitas penurunan kadar gula darah setara dengan kontrol positif, hal ini dapat dilihat dari nilai (P>0,05).","PeriodicalId":296590,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Malahayati","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124906424","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Daun kemangi memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid, saponin, tanin dan alkaloid yang berpotensi sebagai larvasida alami. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa konsentrasi ekstrak etil asetat daun kemangi (Ocimum sanctum L.) yang efektif sebagai larvasida nyamuk Aedes aegypti dan bagaimana efektivitasnya. Penelitian ini menggunakan 7 kelompok perlakuan dengan konsentrasi ekstrak etil asetat daun kemangi 1%; 2,5%; 5%; 7,5%; 10%; 1% abate sebagai kontrol positif, dan akuades sebagai kontrol negatif yang tiap kelompok berisi 25 larva Aedes aegypti instar III dan IV dengan 4 kali pengulangan. Data yang didapatkan lalu diuji menggunakan uji One Way ANOVA dan uji Post Hoc LSD (Least Significance Different) untuk mengetahui adanya perbedaan pada tiap konsentrasi. Didapatkan pada uji Post Hoc LSD efektivitas ekstrak daun kemangi 7,5% dan 10% dengan abate 1% tidak memiliki perbedaan yang signifikan (p>0,05). Hasil analisis probit didapat nilai LC50 sebesar 0,370% sehingga dapat dikatakan bahwa ekstrak etil asetat daun kemangi (Ocimum sanctum L.) mempunyai efektifitas sebagai larvasida dan memiliki sifat sangat beracun dalam membunuh larva Aedes aegypti.
罗勒叶含有一种二级代谢化合物,如类黄酮、黄素、单宁和可能是天然拉杀虫剂的生物碱。这项研究的目的是确定罗勒叶(Ocimum sanctum L)中有效的乙基提取物浓度,以及它是如何有效的。本研究采用了7种治疗方法,基苯丙酸盐萃取浓度为1%;2004年;5%;7.5%;10%;1%作为积极的控制,含水层作为消极的控制,每组25只埃及幼虫,共4只。然后通过唯一的方法测试和Post Hoc LSD测试来确定每个浓度的差异。在Post Hoc测试中发现罗勒提取物的效力7.5%和10%与巴氏提取物没有显著差异(p> 0.05)。probit分析的结果为0.370%,即醋酸盐提取物(Ocimum sanctum L)作为杀虫剂具有效力,具有杀死埃及幼虫的剧毒特性。
{"title":"Efektivitas Ekstrak Etil Asetat Daun Kemangi (Ocimum sanctum L.) Sebagai Larvasida Nyamuk Aedes aegypti","authors":"D. Evita, Nofita Nofita, A. Ulfa","doi":"10.33024/jfm.v5i1.5469","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jfm.v5i1.5469","url":null,"abstract":"Daun kemangi memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid, saponin, tanin dan alkaloid yang berpotensi sebagai larvasida alami. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa konsentrasi ekstrak etil asetat daun kemangi (Ocimum sanctum L.) yang efektif sebagai larvasida nyamuk Aedes aegypti dan bagaimana efektivitasnya. Penelitian ini menggunakan 7 kelompok perlakuan dengan konsentrasi ekstrak etil asetat daun kemangi 1%; 2,5%; 5%; 7,5%; 10%; 1% abate sebagai kontrol positif, dan akuades sebagai kontrol negatif yang tiap kelompok berisi 25 larva Aedes aegypti instar III dan IV dengan 4 kali pengulangan. Data yang didapatkan lalu diuji menggunakan uji One Way ANOVA dan uji Post Hoc LSD (Least Significance Different) untuk mengetahui adanya perbedaan pada tiap konsentrasi. Didapatkan pada uji Post Hoc LSD efektivitas ekstrak daun kemangi 7,5% dan 10% dengan abate 1% tidak memiliki perbedaan yang signifikan (p>0,05). Hasil analisis probit didapat nilai LC50 sebesar 0,370% sehingga dapat dikatakan bahwa ekstrak etil asetat daun kemangi (Ocimum sanctum L.) mempunyai efektifitas sebagai larvasida dan memiliki sifat sangat beracun dalam membunuh larva Aedes aegypti.","PeriodicalId":296590,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Malahayati","volume":"13 2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131526798","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Daun pepaya (Carica papaya L.) mengandung alkaloid, flavonoid, pseudokarpain, saponin, tanin, vitamin C, vitamin E, kolin, dan karposid. Alkaloid dapat berperan sebagai anti-leukemia, anti-tumor, anti-virus, dan anti-malaria. Flavonoid memiliki aktivitas anti-oksidan, anti-virus, anti-bakteri, anti-alergi, anti-radang dan anti-kanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar alkaloid total dan flavonoid total pada ekstrak etanol daun pepaya dengan menggunakan metode spektrofotometri UV – Vis. Penentuan kadar alkaloid total ekstrak etanol daun pepaya ditentukan berdasarkan nilai absorbansi yang diukur pada panjang gelombang 275 nm dengan menggunakan pembanding kafein, sedangkan penentuan kadar flavonoid total ditentukan berdasarkan nilai absorbansi yang diukur pada panjang gelombang 436 nm dengan menggunakan pembanding kuersetin. Hasil penetapan kadar alkaloid total yang diperoleh pada ekstrak etanol daun pepaya sebesar 16,56 % sedangkan kadar flavonoid total yang diperoleh sebesar 9,41 %. Sehingga dari data tersebut terlihat bahwa senyawa alkaloid total lebih besar kadarnya dibanding senyawa flavonoid.
{"title":"Analisis Kadar Senyawa Alkaloid dan Flavonoid Total Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica papaya L.) Menggunakan Spektrofotometri UV-Vis","authors":"Reza Alzanando, M. Yusuf, Tutik M.Si","doi":"10.33024/jfm.v5i1.7032","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jfm.v5i1.7032","url":null,"abstract":"Daun pepaya (Carica papaya L.) mengandung alkaloid, flavonoid, pseudokarpain, saponin, tanin, vitamin C, vitamin E, kolin, dan karposid. Alkaloid dapat berperan sebagai anti-leukemia, anti-tumor, anti-virus, dan anti-malaria. Flavonoid memiliki aktivitas anti-oksidan, anti-virus, anti-bakteri, anti-alergi, anti-radang dan anti-kanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar alkaloid total dan flavonoid total pada ekstrak etanol daun pepaya dengan menggunakan metode spektrofotometri UV – Vis. Penentuan kadar alkaloid total ekstrak etanol daun pepaya ditentukan berdasarkan nilai absorbansi yang diukur pada panjang gelombang 275 nm dengan menggunakan pembanding kafein, sedangkan penentuan kadar flavonoid total ditentukan berdasarkan nilai absorbansi yang diukur pada panjang gelombang 436 nm dengan menggunakan pembanding kuersetin. Hasil penetapan kadar alkaloid total yang diperoleh pada ekstrak etanol daun pepaya sebesar 16,56 % sedangkan kadar flavonoid total yang diperoleh sebesar 9,41 %. Sehingga dari data tersebut terlihat bahwa senyawa alkaloid total lebih besar kadarnya dibanding senyawa flavonoid.","PeriodicalId":296590,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Malahayati","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116297019","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Serai dapur (Cymbopogon citratus (DC.) Stapf) merupakan tanaman yang telah banyak diteliti memiliki aktivitas antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi sediaan sabun cair ekstrak serai dapur terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Simplisia serai dapur dimaserasi menggunakan etanol 96%. Uji efektivitas antibaktri dilakukan dengan metode difusi cakram untuk KHM dan untuk menentukan efektivitas antibakteri sediaan sabun cair antiseptik. Hasil maserasi diperoleh rendemen sebanyak 19,4 %. Hasil KHM diperoleh pada konsentrasi 10% dengan diameter zona hambat 7,25 mm pada bakteri Staphylococcus aureus dan 8,33 mm pada bakteri Escherichia coli. Hasil pengujian mutu sabun cair antiseptik memenuhi persyaratan sesuai standar yang ditetapkan SNI. Hasil uji efektivitas antibakteri sabun cair ekstrak serai dapur dengan konsentrasi 10% diperoleh zona hambat sebesar 7,25 mm pada bakteri Staphylococcus aureus dan 8,25 mm pada bakteri Escherichia coli. Hasil uji efektivitas kedua bakteri tersebut kurang efektif karena masih dalam kategori zona bambat yang sedang.Kata kunci: Serai Dapur (Cymbopogon citratus (DC.) Stapf), Sabun CairAntiseptik, Staphylococcus aureus, Eschericia coli
{"title":"FORMULASI SEDIAAN SABUN CAIR ANTISEPTIK EKSTRAK ETANOL SERAI DAPUR (Cymbopogon citratus (DC.) Stapf) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus DAN Escherichia coli","authors":"T. Tutik, D. Chusniasih, Rizki Yuliana Rahayu","doi":"10.33024/jfm.v5i1.6726","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jfm.v5i1.6726","url":null,"abstract":"Serai dapur (Cymbopogon citratus (DC.) Stapf) merupakan tanaman yang telah banyak diteliti memiliki aktivitas antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi sediaan sabun cair ekstrak serai dapur terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Simplisia serai dapur dimaserasi menggunakan etanol 96%. Uji efektivitas antibaktri dilakukan dengan metode difusi cakram untuk KHM dan untuk menentukan efektivitas antibakteri sediaan sabun cair antiseptik. Hasil maserasi diperoleh rendemen sebanyak 19,4 %. Hasil KHM diperoleh pada konsentrasi 10% dengan diameter zona hambat 7,25 mm pada bakteri Staphylococcus aureus dan 8,33 mm pada bakteri Escherichia coli. Hasil pengujian mutu sabun cair antiseptik memenuhi persyaratan sesuai standar yang ditetapkan SNI. Hasil uji efektivitas antibakteri sabun cair ekstrak serai dapur dengan konsentrasi 10% diperoleh zona hambat sebesar 7,25 mm pada bakteri Staphylococcus aureus dan 8,25 mm pada bakteri Escherichia coli. Hasil uji efektivitas kedua bakteri tersebut kurang efektif karena masih dalam kategori zona bambat yang sedang.Kata kunci: Serai Dapur (Cymbopogon citratus (DC.) Stapf), Sabun CairAntiseptik, Staphylococcus aureus, Eschericia coli","PeriodicalId":296590,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Malahayati","volume":"27 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133275172","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen yang terdapat pada saluran kencing hingga kandung kemih yang sangat meningkat untuk menginfeksi ginjal dan ureter. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui rasionalitas penggunaan antibiotik berdasarkan kriteria Gyssens dan berdasarkan Kementerian Kesehatan (2011), meliputi tepat diagnosis, tepat indikasi, tepat obat, tepat pasien, tepat dosis, tepat cara pemberian, tepat waktu interval pemberian, tepat lama pemberian, serta waspada efek samping di Rumah Sakit Pertamina Bintanag Amin tahun 2018-2019. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan penelitian deskripstif serta pengumpulan data secara retrospektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa antibiotik yang paling umum digunakan adalah sefiksim (48%), hasil penggunaan antibiotik berdasarkan kriteria Gyssens bahwa 94% antibiotik adalah penggunaan rasional (Kategori 0), namun 6 adalah Kategori IIIB (penggunaan terlalu pendek). Hasil evaluasi penggunaan antibiotik berdasarkan Kementerian Kesehatan RI (2011) adalah tepat diagnosis 100%, tepat indikasi 100%, tepat obat 100%, tepat dosis 100%, tepat pasien 100%, tepat cara pemberian 100%, waktu interval pemberian 100%, lama pemberian 96% dan waspada efek samping 100%.
{"title":"RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN WANITA INFEKSI SALURAN KEMIH DENGAN METODE GYSSENS DI RUMAH SAKIT PERTAMINA BINTANG AMIN TAHUN 2018-2019","authors":"Erviana Ekasari, Nofita Nofita, A. Ulfa","doi":"10.33024/jfm.v5i1.5941","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jfm.v5i1.5941","url":null,"abstract":"Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen yang terdapat pada saluran kencing hingga kandung kemih yang sangat meningkat untuk menginfeksi ginjal dan ureter. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui rasionalitas penggunaan antibiotik berdasarkan kriteria Gyssens dan berdasarkan Kementerian Kesehatan (2011), meliputi tepat diagnosis, tepat indikasi, tepat obat, tepat pasien, tepat dosis, tepat cara pemberian, tepat waktu interval pemberian, tepat lama pemberian, serta waspada efek samping di Rumah Sakit Pertamina Bintanag Amin tahun 2018-2019. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan penelitian deskripstif serta pengumpulan data secara retrospektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa antibiotik yang paling umum digunakan adalah sefiksim (48%), hasil penggunaan antibiotik berdasarkan kriteria Gyssens bahwa 94% antibiotik adalah penggunaan rasional (Kategori 0), namun 6 adalah Kategori IIIB (penggunaan terlalu pendek). Hasil evaluasi penggunaan antibiotik berdasarkan Kementerian Kesehatan RI (2011) adalah tepat diagnosis 100%, tepat indikasi 100%, tepat obat 100%, tepat dosis 100%, tepat pasien 100%, tepat cara pemberian 100%, waktu interval pemberian 100%, lama pemberian 96% dan waspada efek samping 100%.","PeriodicalId":296590,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Malahayati","volume":"60 2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129519501","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
A. Primadiamanti, R. Purnama, Nikhita Anindya Salsabilla
Tanaman pepaya (Carica papaya L.) merupakan salah satu jenis tanaman tropis tumbuh di Indonesia, yang banyak dimanfaatkan sebagai sumber pangan seperti buah, daun dan bunganya. Namun, manfaat dari batang pepaya sehubungan dengan metabolit sekunder yang dimilikinya, seperti saponin, tanin, antrakuinon, alkaloid dan flavonoid, belum banyak diketahui. Flavonoid merupakan senyawa polifenol yang dapat berperan sebagai antioksidan, antibakteri, antikolestrol, antihiperlipidemia, antidiabetes, antiradang dan antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kadar yang terkandung pada batang pepaya menggunakan metode Spektrofotometri UV-Vis. Ekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Ekstrak diuji secara kualitatif dan kuantitatif. Uji kualitatif dilakukan dengan reaksi warna dengan hasil terbentuk warna merah yang menandakan ekstrak mengandung flavonoid. Penetapan kadar flavonoid total menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis dengan pembanding kuarsetin dengan panjang gelombang maksimum sebesar 433 nm. Diperoleh persamaan regresi linier yaitu y = 0,0085 x + 0,0057 dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0,99868. Hasil uji kuantitatif kadar rata-rata flavonoid pada ekstrak etanol batang pepaya sebesar 6,0333±0,0002 mg QE/g ekstrak atau 0,60333±0,0002 % b/b.
木瓜植物(Carica papaya L.)是印度尼西亚的一种热带植物,被广泛用作水果、树叶和花朵等食物。然而,木瓜树的好处与它的次生代谢有关,如saponin、tanin、antrakuinon、生物碱和黄酮,很少为人所知。黄酮是一种多酚,可作为抗氧化、抗菌、抗胆固醇、抗高脂、抗糖尿病、抗炎和抗癌的物质。本研究旨在利用UV-Vis光谱分析方法测量木瓜棒的含量。提取方法与乙醇96%的溶剂相匹配。提取物经定性和定量测试。定性试验是通过颜色反应进行的,结果是红色形成的,预示着含有黄酮的提取物。将总黄酮测定法采用UV-Vis光谱方法,将其最大波长为433 nm。获得线性回归方程y = 0.0085 x + 0057,相关性系数(r)为0.99868。平均水平定量测试类黄酮在茎的乙醇提取物木瓜大小6.0333±0.0002 mg QE - g提取物或0.60333±0.0002 % b - b。
{"title":"PENETAPAN KADAR FLAVONOID PADA BATANG PEPAYA (Carica papaya L.) DENGAN METODE SPEKTROMETRI UV – VIS","authors":"A. Primadiamanti, R. Purnama, Nikhita Anindya Salsabilla","doi":"10.33024/jfm.v5i1.6734","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jfm.v5i1.6734","url":null,"abstract":"Tanaman pepaya (Carica papaya L.) merupakan salah satu jenis tanaman tropis tumbuh di Indonesia, yang banyak dimanfaatkan sebagai sumber pangan seperti buah, daun dan bunganya. Namun, manfaat dari batang pepaya sehubungan dengan metabolit sekunder yang dimilikinya, seperti saponin, tanin, antrakuinon, alkaloid dan flavonoid, belum banyak diketahui. Flavonoid merupakan senyawa polifenol yang dapat berperan sebagai antioksidan, antibakteri, antikolestrol, antihiperlipidemia, antidiabetes, antiradang dan antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kadar yang terkandung pada batang pepaya menggunakan metode Spektrofotometri UV-Vis. Ekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Ekstrak diuji secara kualitatif dan kuantitatif. Uji kualitatif dilakukan dengan reaksi warna dengan hasil terbentuk warna merah yang menandakan ekstrak mengandung flavonoid. Penetapan kadar flavonoid total menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis dengan pembanding kuarsetin dengan panjang gelombang maksimum sebesar 433 nm. Diperoleh persamaan regresi linier yaitu y = 0,0085 x + 0,0057 dengan koefisien korelasi (r) sebesar 0,99868. Hasil uji kuantitatif kadar rata-rata flavonoid pada ekstrak etanol batang pepaya sebesar 6,0333±0,0002 mg QE/g ekstrak atau 0,60333±0,0002 % b/b.","PeriodicalId":296590,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Malahayati","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127781881","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}