Kulit durian masih belum banyak dimanfaatkan, masih berupa limbah. Limbah kulit durian selama ini tidak dimanfaatkan dengan baik, karena karakternya yang sukar terurai sehingga berpotensi menjadi salah satu limbah hayati yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah ekstrak n-heksana dari kulit durian mengandung senyawa antioksidan dan untuk mengetahui nilai aktivitas antioksidan ekstrak n-heksana dari kulit durian. Ekstraksi kulit durian dilakukan dengan menggunakan metode maserasi dengan pelarut n-heksana. Hasil maserasi dikeringkan menggunakan evaporator hingga mendapatkan ekstrak kental. Ekstrak kental yang didapatkan dilakukan dengan uji skrining fitokimia. Evaporasi dilakukan dengan menguapkan sebagian dari pelarut, sehingga didapatkan larutan zat dengan konsentrasi yang lebih tinggi. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat dan mencegah terjadinya proses oksidasi. Antioksidan dapat diukur dengan menggunakan DPPH dengan panjang gelombang maksimum 515nm. Hasil rendemen yang diperoleh dari metode maserasi sebesar 4,8%. Pada uji analisis skrining fitokimia diperoleh senyawa metabolit sekunder yaitu flavonoid. Metode penelitian ini menggunakan pelarut n-heksana menggunakan metode spektrofotometri dengan pereaksi DPPH. Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak n-heksana kulit durian memiliki memiliki nilai lC50 antara 101-150 ppm yaitu sebesar 110,5 ppm aktivitas antioksidan dengan kategori sedang.
{"title":"Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak N-Heksana Kulit Durian (Durio zibethinus L.) Menggunakan DPPH","authors":"Andika Chaniago, Diah Astika Winahyu, Tutik Tutik","doi":"10.33024/jfm.v6i1.8064","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jfm.v6i1.8064","url":null,"abstract":"Kulit durian masih belum banyak dimanfaatkan, masih berupa limbah. Limbah kulit durian selama ini tidak dimanfaatkan dengan baik, karena karakternya yang sukar terurai sehingga berpotensi menjadi salah satu limbah hayati yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah ekstrak n-heksana dari kulit durian mengandung senyawa antioksidan dan untuk mengetahui nilai aktivitas antioksidan ekstrak n-heksana dari kulit durian. Ekstraksi kulit durian dilakukan dengan menggunakan metode maserasi dengan pelarut n-heksana. Hasil maserasi dikeringkan menggunakan evaporator hingga mendapatkan ekstrak kental. Ekstrak kental yang didapatkan dilakukan dengan uji skrining fitokimia. Evaporasi dilakukan dengan menguapkan sebagian dari pelarut, sehingga didapatkan larutan zat dengan konsentrasi yang lebih tinggi. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat dan mencegah terjadinya proses oksidasi. Antioksidan dapat diukur dengan menggunakan DPPH dengan panjang gelombang maksimum 515nm. Hasil rendemen yang diperoleh dari metode maserasi sebesar 4,8%. Pada uji analisis skrining fitokimia diperoleh senyawa metabolit sekunder yaitu flavonoid. Metode penelitian ini menggunakan pelarut n-heksana menggunakan metode spektrofotometri dengan pereaksi DPPH. Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak n-heksana kulit durian memiliki memiliki nilai lC50 antara 101-150 ppm yaitu sebesar 110,5 ppm aktivitas antioksidan dengan kategori sedang.","PeriodicalId":296590,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Malahayati","volume":"47 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125448728","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dedek Aji Pamungkas, Nofita Nofita, A. Ulfa, Mala Kurniati
Obat tradisional di Indonesia semakin mendapat banyak perhatian seiring semakin mahalnya harga obat. Salah satu tanaman yang dipercaya sebagai obat tradisional adalah kayu putih (Eucalyptus pellita), dikarenakan daun kayu putih mengandung metabolit sekunder. Tujuan penilitian ini yaitu untuk mengetahui apakah ekstrak dari daun kayu putih (Eucalyptus pellita) dengan pelarut polar, semi polar dan non polar mengandung senyawa metabolit sekunder. Hasil penilitian menunjukkan bahwa daun Eucalyptus positif mengandung flavonoid, tanin dan total fenolik. Adanya reaksi yang terjadi pada tabung reaksi adanya endapan berwarna merah bata dapat dikatakan ekstrak daun Eucalyptus pellita positif adanya kandungan tanin. Hasil rendemen dari metode ekstraksi digesti dan maserasi yang telah dilakukan diperoleh E1:20% E2:18,6% E3:16%. Liquid Chromatography-Mass Spectrometry (LCMS) adalah metode kimia analitik yang menggabungkan pemisahan kromatografi cair dengan analisis spektroskopi massa. Metode ini dapat mengidentifikasi perbedaan dari ekstrak. Hasil dari pengukuran absorbansi pembanding asam galat diperoleh kurva linear seperti pada gambar R2 yaitu 0,9609 menunjukkan linearitas yang baik, maka persamaan regresi linear (y=0,0116x+0036) didapatkan kadar total fenol pada daun Eucalyptus pellita yaitu 0,083 mg GAE/g maka dapat dikatakan bahwa Eucalyptus pellita positif mengandung total fenolik. Kata kunci: Daun Kayu Putih (Eucalyptus pellita), Flavonoid, Tanin, Total Fenolik, LC/MS.
{"title":"PENGARUH JENIS PELARUT PADA METODE MASERASI TERHADAP KARAKTERISTIK EKSTRAK DAUN KAYU PUTIH (Eucalyptus pellita)","authors":"Dedek Aji Pamungkas, Nofita Nofita, A. Ulfa, Mala Kurniati","doi":"10.33024/jfm.v6i2.8349","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jfm.v6i2.8349","url":null,"abstract":"Obat tradisional di Indonesia semakin mendapat banyak perhatian seiring semakin mahalnya harga obat. Salah satu tanaman yang dipercaya sebagai obat tradisional adalah kayu putih (Eucalyptus pellita), dikarenakan daun kayu putih mengandung metabolit sekunder. Tujuan penilitian ini yaitu untuk mengetahui apakah ekstrak dari daun kayu putih (Eucalyptus pellita) dengan pelarut polar, semi polar dan non polar mengandung senyawa metabolit sekunder. Hasil penilitian menunjukkan bahwa daun Eucalyptus positif mengandung flavonoid, tanin dan total fenolik. Adanya reaksi yang terjadi pada tabung reaksi adanya endapan berwarna merah bata dapat dikatakan ekstrak daun Eucalyptus pellita positif adanya kandungan tanin. Hasil rendemen dari metode ekstraksi digesti dan maserasi yang telah dilakukan diperoleh E1:20% E2:18,6% E3:16%. Liquid Chromatography-Mass Spectrometry (LCMS) adalah metode kimia analitik yang menggabungkan pemisahan kromatografi cair dengan analisis spektroskopi massa. Metode ini dapat mengidentifikasi perbedaan dari ekstrak. Hasil dari pengukuran absorbansi pembanding asam galat diperoleh kurva linear seperti pada gambar R2 yaitu 0,9609 menunjukkan linearitas yang baik, maka persamaan regresi linear (y=0,0116x+0036) didapatkan kadar total fenol pada daun Eucalyptus pellita yaitu 0,083 mg GAE/g maka dapat dikatakan bahwa Eucalyptus pellita positif mengandung total fenolik. Kata kunci: Daun Kayu Putih (Eucalyptus pellita), Flavonoid, Tanin, Total Fenolik, LC/MS.","PeriodicalId":296590,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Malahayati","volume":"15 7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115576514","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kolesterol menjadi salah satu penyebab penyakit kardiovaskular yang tergolong penyakit mematikan yang dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya disebabkan oleh hiperlipidemia. Hiperlipidemia ditandai dengan naiknya kadar kolesterol total, LDL, trigliserida dan penurunan HDL.Tujuan dari penelitian ini untuk mengevaluasi penggunaan obat kolesterol pada pasien hiperlipidemia di instalasi rawat jalan Rumah Sakit Mutiara Bunda. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif menggunakan metode purposive sampling, data diperoleh dari rekam medik pasien hiperlipidemia yang menggunakan obat antikolesterol rawat jalan di Rumah Sakit Mutiara Bunda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 103 pasien hiperlipidemia yang menggunakan obat antikolesterol rawat jalan yang diperoleh golongan obat yang paling banyak diresepkan adalah golongan obat statin yaitu simvastatin sebesar (75,73%). Rasionalitas penggunaan obat antikolesterol pada pasien hiperlipidemia berdasarkan tepat diagnosa (100%), tepat pasien (100%), tepat indikasi penyakit (100%), tepat pemilihan obat (100%), tepat dosis (97,09%), tepat cara pemberian (100%), tepat interval waktu pemberian (96,11%). Penggunaan obat antikolesterol pada pasien hiperlipidemia di instalasi rawat jalan Rumah Sakit Mutiara Bunda sebagian besar sudah rasionalitas.
{"title":"Evaluasi Penggunaan Obat Kolesterol Pada Pasien Hiperlipidemia di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Mutiara Bunda","authors":"Arnis Paulina, Martianus Perangin Angin, Rizky Hidayaturahmah","doi":"10.33024/jfm.v6i1.8199","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jfm.v6i1.8199","url":null,"abstract":"Kolesterol menjadi salah satu penyebab penyakit kardiovaskular yang tergolong penyakit mematikan yang dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya disebabkan oleh hiperlipidemia. Hiperlipidemia ditandai dengan naiknya kadar kolesterol total, LDL, trigliserida dan penurunan HDL.Tujuan dari penelitian ini untuk mengevaluasi penggunaan obat kolesterol pada pasien hiperlipidemia di instalasi rawat jalan Rumah Sakit Mutiara Bunda. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif menggunakan metode purposive sampling, data diperoleh dari rekam medik pasien hiperlipidemia yang menggunakan obat antikolesterol rawat jalan di Rumah Sakit Mutiara Bunda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 103 pasien hiperlipidemia yang menggunakan obat antikolesterol rawat jalan yang diperoleh golongan obat yang paling banyak diresepkan adalah golongan obat statin yaitu simvastatin sebesar (75,73%). Rasionalitas penggunaan obat antikolesterol pada pasien hiperlipidemia berdasarkan tepat diagnosa (100%), tepat pasien (100%), tepat indikasi penyakit (100%), tepat pemilihan obat (100%), tepat dosis (97,09%), tepat cara pemberian (100%), tepat interval waktu pemberian (96,11%). Penggunaan obat antikolesterol pada pasien hiperlipidemia di instalasi rawat jalan Rumah Sakit Mutiara Bunda sebagian besar sudah rasionalitas.","PeriodicalId":296590,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Malahayati","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114275826","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dananta Tri Hani Umpuan, Annisa Primadiamanti, Martianus Perangin Angin
Berdasarkan data World Health Organization (WHO), penyakit hipertensi ini menyerang 22% penduduk dunia dan diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 miliar orang terkena hipertensi, dan setiap tahun 9,4 juta orang meninggal karena hipertensi dan penyakit hipertensi. komplikasinya (Riskesdas, 2018). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi risiko interaksi obat antihipertensi pada pasien hipertensi di Puskesmas Rantau Tijang Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimen dengan desain penelitian deskriptif. Pengambilan data secara retrospektif yaitu dari data rekam medis dan resep pasien hipertensi dengan penyakit penyerta periode Juli-Desember 2021 di Puskesmas Rantau Tijang Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus. Kemudian dianalisis menggunakan referensi dari drug.com. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik penderita hipertensi berdasarkan umur diperoleh hasil tertinggi pada umur 56-65 tahun sebanyak 30 penderita (38%). Karakteristik penderita hipertensi berdasarkan jenis kelamin, sebagian besar penderita wanita yaitu 50 penderita (62%). Karakteristik penderita hipertensi berdasarkan tekanan darah paling banyak ditemukan pada hipertensi stadium 1 sebanyak 40 penderita (50%). Diagnosis hipertensi dengan penyakit penyerta dengan jenis penyakit terbanyak terjadi pada dispepsia sebanyak 15 pasien (19%). Berdasarkan profil penggunaan obat antihipertensi dari 80 kasus, obat tunggal yang paling banyak digunakan adalah calcium channel blocker (amlodipine) sebanyak 62 kasus, sedangkan obat kombinasi yang paling banyak digunakan adalah calcium channel blocker (amlodipine) dengan angiotensin converting enzyme inhibitor. (kaptopril). 5 kasus. Berdasarkan tingkat keparahannya, kasus terbanyak adalah sedang sebanyak 41 kasus (80%), keparahan ringan 5 kasus (10%), keparahan berat 5 kasus (10%). Berdasarkan mekanisme farmakodinamik sebanyak 41 kasus (80%), dan mekanisme farmakokinetik sebanyak 10 kasus (20%). Dapat disimpulkan bahwa dari 80 kasus interaksi obat, 43 kasus (54%).
{"title":"Potensi Interaksi Obat Antihipertensi Pada Pasien Hipertensi Di Puskesmas Rantau Tijang Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus","authors":"Dananta Tri Hani Umpuan, Annisa Primadiamanti, Martianus Perangin Angin","doi":"10.33024/jfm.v6i2.8167","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jfm.v6i2.8167","url":null,"abstract":"Berdasarkan data World Health Organization (WHO), penyakit hipertensi ini menyerang 22% penduduk dunia dan diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 miliar orang terkena hipertensi, dan setiap tahun 9,4 juta orang meninggal karena hipertensi dan penyakit hipertensi. komplikasinya (Riskesdas, 2018). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi risiko interaksi obat antihipertensi pada pasien hipertensi di Puskesmas Rantau Tijang Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non eksperimen dengan desain penelitian deskriptif. Pengambilan data secara retrospektif yaitu dari data rekam medis dan resep pasien hipertensi dengan penyakit penyerta periode Juli-Desember 2021 di Puskesmas Rantau Tijang Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus. Kemudian dianalisis menggunakan referensi dari drug.com. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik penderita hipertensi berdasarkan umur diperoleh hasil tertinggi pada umur 56-65 tahun sebanyak 30 penderita (38%). Karakteristik penderita hipertensi berdasarkan jenis kelamin, sebagian besar penderita wanita yaitu 50 penderita (62%). Karakteristik penderita hipertensi berdasarkan tekanan darah paling banyak ditemukan pada hipertensi stadium 1 sebanyak 40 penderita (50%). Diagnosis hipertensi dengan penyakit penyerta dengan jenis penyakit terbanyak terjadi pada dispepsia sebanyak 15 pasien (19%). Berdasarkan profil penggunaan obat antihipertensi dari 80 kasus, obat tunggal yang paling banyak digunakan adalah calcium channel blocker (amlodipine) sebanyak 62 kasus, sedangkan obat kombinasi yang paling banyak digunakan adalah calcium channel blocker (amlodipine) dengan angiotensin converting enzyme inhibitor. (kaptopril). 5 kasus. Berdasarkan tingkat keparahannya, kasus terbanyak adalah sedang sebanyak 41 kasus (80%), keparahan ringan 5 kasus (10%), keparahan berat 5 kasus (10%). Berdasarkan mekanisme farmakodinamik sebanyak 41 kasus (80%), dan mekanisme farmakokinetik sebanyak 10 kasus (20%). Dapat disimpulkan bahwa dari 80 kasus interaksi obat, 43 kasus (54%).","PeriodicalId":296590,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Malahayati","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126819330","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Nurwani Purnama Aji, Yuska Noviyanty, Riza Fahlevi
Indonesia merupakan Negara tropis yang memiliki beraneka ragam tumbuhan obat yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia. Masyarakat tidak menyadari bahwa tumbuhan perkarangan rumah dapat dimanfaatkan yang mempunyai kandungan obat atau dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Salah satu tanaman yang dikenal masyarakat Indonesia adalah daun miana (Coleus scutellarioides benth). Tujuan penelitian ini adalah melakukan skrining fitokimia ekstrak etanol dau miana dan pengujian dengan kromatografi lapis tipis (KLT)Ekstrak daun miana diperoleh dengan cara maserasi dengan menggunakan etanol 96 % kemudian dilakukan skrining fitokimia serta uji penegasan dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT).Hasil skrining fitokimia menunjukan bahwa ekstrak daun miana (Coleus scutellarioides benth) mengandung senyawa alkaloid, steroid, tannin, saponin, dan flavonoid. Berdasarkan hasil uji penegasan menggunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT) didapat hasil positif meliputi flavonoid, tannin, saponin dan alkaloid dengan masing masing nilai rf pada sampel, flavonoid : 0,86, tannin : 0,63, saponin: 0,68, dan alkaloid : 0,89
{"title":"SKRINING FITOKIMIA DAN PROFIL KLT METABOLIT SEKUNDER DARI EKSTRAK ETANOL DAUN MIANA (Coleus scutellarioides benth)","authors":"Nurwani Purnama Aji, Yuska Noviyanty, Riza Fahlevi","doi":"10.33024/jfm.v6i2.10689","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jfm.v6i2.10689","url":null,"abstract":"Indonesia merupakan Negara tropis yang memiliki beraneka ragam tumbuhan obat yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan manusia. Masyarakat tidak menyadari bahwa tumbuhan perkarangan rumah dapat dimanfaatkan yang mempunyai kandungan obat atau dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Salah satu tanaman yang dikenal masyarakat Indonesia adalah daun miana (Coleus scutellarioides benth). Tujuan penelitian ini adalah melakukan skrining fitokimia ekstrak etanol dau miana dan pengujian dengan kromatografi lapis tipis (KLT)Ekstrak daun miana diperoleh dengan cara maserasi dengan menggunakan etanol 96 % kemudian dilakukan skrining fitokimia serta uji penegasan dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT).Hasil skrining fitokimia menunjukan bahwa ekstrak daun miana (Coleus scutellarioides benth) mengandung senyawa alkaloid, steroid, tannin, saponin, dan flavonoid. Berdasarkan hasil uji penegasan menggunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT) didapat hasil positif meliputi flavonoid, tannin, saponin dan alkaloid dengan masing masing nilai rf pada sampel, flavonoid : 0,86, tannin : 0,63, saponin: 0,68, dan alkaloid : 0,89","PeriodicalId":296590,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Malahayati","volume":"37 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133833777","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAK Kulit bawang merah (Allium cepa L.) diketahui memiliki kandungan senyawa flavonoid, tanin, saponin, dan glikosida. Kandungan senyawa aktif kulit bawang merah dapat digunakan sebagai obat tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar flavonoid, alkaloid dan fenolik ekstrak metanol kulit bawang merah (Allium cepa L.). Kulit bawang merah diekstraksi menggunakan metode refluks dan sokletasi dengan pelarut metanol. Ekstrak yang diperoleh di ukur kadar flavonoid, alkaloid dan fenolik menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil ekstraksi kulit bawang merah diperoleh % rendemen sebesar sebesar 14,7% untuk refluks dan 12,2% untuk sokletasi. Hasil penetapan kadar flavonoid, alkaloid dan fenolik pada ekstrak dengan metode refluks diperoleh 11,024, 14,691 dan 2,265. Sedangkan pada metode sokletasi diperoleh 6,306, 16,020 dan 2,450.Kadar flavonoid ekstraksi refluks lebih tinggi dibandingkan sokletasi sedangkan kadar alkaloid dan fenolik ekstraksi sokletasi lebih tinggi dibandingkan refluks. Kata Kunci : ekstrak kulit bawang merah (Allium cepa L.), kadar flavonoid, kadar alkaloid, kadar fenolik, refluks dan sokletasi.
{"title":"PENETAPAN KADAR FLAVONOID, ALKALOID DAN FENOLIK EKSTRAK METANOL KULIT BAWANG MERAH (Allium cepa L.) MENGGUNAKAN METODE EKSTRAKSI SOKLETASI DAN REFLUKS","authors":"Dwi Mega Utami, Tutik Tutik","doi":"10.33024/jfm.v6i1.8356","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jfm.v6i1.8356","url":null,"abstract":"ABSTRAK Kulit bawang merah (Allium cepa L.) diketahui memiliki kandungan senyawa flavonoid, tanin, saponin, dan glikosida. Kandungan senyawa aktif kulit bawang merah dapat digunakan sebagai obat tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar flavonoid, alkaloid dan fenolik ekstrak metanol kulit bawang merah (Allium cepa L.). Kulit bawang merah diekstraksi menggunakan metode refluks dan sokletasi dengan pelarut metanol. Ekstrak yang diperoleh di ukur kadar flavonoid, alkaloid dan fenolik menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil ekstraksi kulit bawang merah diperoleh % rendemen sebesar sebesar 14,7% untuk refluks dan 12,2% untuk sokletasi. Hasil penetapan kadar flavonoid, alkaloid dan fenolik pada ekstrak dengan metode refluks diperoleh 11,024, 14,691 dan 2,265. Sedangkan pada metode sokletasi diperoleh 6,306, 16,020 dan 2,450.Kadar flavonoid ekstraksi refluks lebih tinggi dibandingkan sokletasi sedangkan kadar alkaloid dan fenolik ekstraksi sokletasi lebih tinggi dibandingkan refluks. Kata Kunci : ekstrak kulit bawang merah (Allium cepa L.), kadar flavonoid, kadar alkaloid, kadar fenolik, refluks dan sokletasi.","PeriodicalId":296590,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Malahayati","volume":"73 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"113983872","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dewi Sartika, Annisa Primadiamanti, Rizky Hidayaturahmah
Di Indonesia penyakit gastritis menurut WHO adalah (40.8%) serta angka kejadian kasus gastritis di beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalansi 274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk dalam penelitian. Berdasarkan dari profil kesehatan Indonesia tahun 2011, gastritis merupakan salah satu penyakit dari 10 penyakit dalam jumlah terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit. Tujuan untuk mengetahui penggunaan terapi yang paling cost-effective. Penelitian menggunakan deskriptif dengan pengambilan data secara retrospektif dari rekam medik pasien periode Juli – Desember 2021 sebanyak 34 pasien BPJS. Metode pengambilan sampel penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu dengan cara pengambilan sampel yang dilakukan berdasarkan ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu. Metode analisis biaya yang digunakan adalah CEA (Cost-effectiveness Analysis) dengan dilihat dari biaya medik langsung yang meliputi biaya pengobatan dan biaya perawatan. Data diolah dan dianalisis menggunakan Microsoft excel dan didapatkan hasil dilihat dari nilai efektivitas pantoprazole jauh jauh lebih tinggi daripada omeprazole. Serta pantoprazole memiliki nilai ACER lebih rendah yaitu Rp.9.831,77 daripada omeprazole yaitu Rp.27.019,97.
{"title":"Analisis Efektivitas Biaya antara Pantoprazole dengan Omeprazole pada Pasien Gastritis di Rumah Sakit Mutiara Bunda","authors":"Dewi Sartika, Annisa Primadiamanti, Rizky Hidayaturahmah","doi":"10.33024/jfm.v6i2.8093","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jfm.v6i2.8093","url":null,"abstract":"Di Indonesia penyakit gastritis menurut WHO adalah (40.8%) serta angka kejadian kasus gastritis di beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalansi 274.396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk dalam penelitian. Berdasarkan dari profil kesehatan Indonesia tahun 2011, gastritis merupakan salah satu penyakit dari 10 penyakit dalam jumlah terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit. Tujuan untuk mengetahui penggunaan terapi yang paling cost-effective. Penelitian menggunakan deskriptif dengan pengambilan data secara retrospektif dari rekam medik pasien periode Juli – Desember 2021 sebanyak 34 pasien BPJS. Metode pengambilan sampel penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu dengan cara pengambilan sampel yang dilakukan berdasarkan ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu. Metode analisis biaya yang digunakan adalah CEA (Cost-effectiveness Analysis) dengan dilihat dari biaya medik langsung yang meliputi biaya pengobatan dan biaya perawatan. Data diolah dan dianalisis menggunakan Microsoft excel dan didapatkan hasil dilihat dari nilai efektivitas pantoprazole jauh jauh lebih tinggi daripada omeprazole. Serta pantoprazole memiliki nilai ACER lebih rendah yaitu Rp.9.831,77 daripada omeprazole yaitu Rp.27.019,97.","PeriodicalId":296590,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Malahayati","volume":"49 4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130734087","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
D. Fauziah, Dinna Fransiska Putri, Aina Fatkhil Haque, Elly Mulyani
The quality of health services is a factor that must be considered by a health service facility, especially after the implementation of the health insurance program. The quality of service can be judged by the level of patient satisfaction with the by diameters of reliability, responsiveness, ability and empathy. The results of the satisfaction assessment can be one of the evaluation materials in an effort to improve service quality. The research was conducted at Apotek Kimia Farma 72 and Apotek Kimia Farma 220 Bengkulu City. This type of research is a descriptive observational study with a quantitative approach. How to take samples with the non-probability sampling method with accidental sampling techniques. The sample in this study were 95 respondents. This study was analyzed descriptively based on the Likert scale, by measuring the question indicators of reliability, responsiveness, assurance and empathy. The results showed the percentage of PRB patient satisfaction level with prescription servers at Apotek Kimia Farma 72 was 82.54% in the reliability dimension with the classification was very satisfied, the responsiveness dimension was 82.72% with the classification of very satisfied, the ability dimension was 83.36% with the classification very satisfied and the empathy dimension was 83.27% with a very satisfied classification. Whereas for Apotek Kimia Farma 220, a percentage of 82.75% was obtained on the reliability dimension with the classification very satisfied, the responsiveness dimension was 83.5% with the classification very satisfied, the ability dimension was 82.13% with the classification very satisfied and the empathy dimension was 84.38% with a very satisfied classification. These results show that the percentage of satisfaction at Apotek Kimia Farma 220 is higher than Apotek Kimia Farma 72.Keywords: Pharmacy, Patients Satisfaction Level, Prescription Services, Kimia Farma, Pharmaceutical services
保健服务的质量是保健服务机构必须考虑的一个因素,特别是在实施健康保险方案之后。通过患者对服务质量的满意程度,通过可靠性、响应性、能力和移情的直径来判断服务质量。满意度评价的结果可以作为提高服务质量的评价材料之一。研究在Apotek Kimia Farma 72和Apotek Kimia Farma 220 Bengkulu市进行。这种类型的研究是一种定量方法的描述性观察研究。如何利用非概率抽样方法和偶然抽样技术进行抽样。本研究的样本为95名受访者。本研究采用李克特量表进行描述性分析,通过测量可靠性、反应性、保证性和共情性的问题指标。结果显示,Apotek Kimia Farma 72医院处方服务人员的PRB患者满意度在信度维度为82.54%,分类为非常满意,响应度维度为82.72%,分类为非常满意,能力维度为83.36%,分类为非常满意,共情维度为83.27%,分类为非常满意。Apotek Kimia Farma 220的可靠性维度为82.75%,分类非常满意;响应性维度为83.5%,分类非常满意;能力维度为82.13%,分类非常满意;同理心维度为84.38%,分类非常满意。这些结果表明,Apotek Kimia Farma 220的满意度百分比高于Apotek Kimia Farma 72。关键词:药学,患者满意度,处方服务,Kimia Farma,药学服务
{"title":"LEVEL OF PATIENT SATISFACTION WITH REFERRAL PROGRAM (PRB) ON THE QUALITY OF PRESCRIPTION SERVICES FROM TWO BRANCHES OF KIMIA FARMA PHARMACY IN BENGKULU CITY","authors":"D. Fauziah, Dinna Fransiska Putri, Aina Fatkhil Haque, Elly Mulyani","doi":"10.33024/jfm.v6i2.10693","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jfm.v6i2.10693","url":null,"abstract":"The quality of health services is a factor that must be considered by a health service facility, especially after the implementation of the health insurance program. The quality of service can be judged by the level of patient satisfaction with the by diameters of reliability, responsiveness, ability and empathy. The results of the satisfaction assessment can be one of the evaluation materials in an effort to improve service quality. The research was conducted at Apotek Kimia Farma 72 and Apotek Kimia Farma 220 Bengkulu City. This type of research is a descriptive observational study with a quantitative approach. How to take samples with the non-probability sampling method with accidental sampling techniques. The sample in this study were 95 respondents. This study was analyzed descriptively based on the Likert scale, by measuring the question indicators of reliability, responsiveness, assurance and empathy. The results showed the percentage of PRB patient satisfaction level with prescription servers at Apotek Kimia Farma 72 was 82.54% in the reliability dimension with the classification was very satisfied, the responsiveness dimension was 82.72% with the classification of very satisfied, the ability dimension was 83.36% with the classification very satisfied and the empathy dimension was 83.27% with a very satisfied classification. Whereas for Apotek Kimia Farma 220, a percentage of 82.75% was obtained on the reliability dimension with the classification very satisfied, the responsiveness dimension was 83.5% with the classification very satisfied, the ability dimension was 82.13% with the classification very satisfied and the empathy dimension was 84.38% with a very satisfied classification. These results show that the percentage of satisfaction at Apotek Kimia Farma 220 is higher than Apotek Kimia Farma 72.Keywords: Pharmacy, Patients Satisfaction Level, Prescription Services, Kimia Farma, Pharmaceutical services","PeriodicalId":296590,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Malahayati","volume":"108 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122657107","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Meta Dwi Ariska, Anisa Primadiamanti, Martianus Perangin Angin
Dispepsia merupakan penyakit yang tidak menular yang paling umum ditemukan. Pola peresepan obat mempengaruhi kerasionalitasan obat di suatu tempat. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengevaluasi rasionalitas penggunaan obat pada pasien dispepsia di Puskesmas Penawar Jaya periode Juli-Desember 2021. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu retrospektif yang bersifat non- eksperimental. Data diambil dari rekam medik pasien selama Juli-Desember 2021 dan sampel diperoleh sebanyak 114 pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasionalitas penggunaan obat dispepsia berdasarkan tepat obat sebesar 100%, tepat dosis 100%, tepat indikasi 100%, tepat pasien 100%, dan tepat cara pemberian 100%. Penggunaan obat dispepsia di Puskesmas Penawar Jaya sudah rasional.
{"title":"Evaluasi Rasionalitas Penggunaan Obat Pada Pasien Dispepsia di Puskesmas Penawar Jaya","authors":"Meta Dwi Ariska, Anisa Primadiamanti, Martianus Perangin Angin","doi":"10.33024/jfm.v6i1.8095","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jfm.v6i1.8095","url":null,"abstract":"Dispepsia merupakan penyakit yang tidak menular yang paling umum ditemukan. Pola peresepan obat mempengaruhi kerasionalitasan obat di suatu tempat. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengevaluasi rasionalitas penggunaan obat pada pasien dispepsia di Puskesmas Penawar Jaya periode Juli-Desember 2021. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu retrospektif yang bersifat non- eksperimental. Data diambil dari rekam medik pasien selama Juli-Desember 2021 dan sampel diperoleh sebanyak 114 pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasionalitas penggunaan obat dispepsia berdasarkan tepat obat sebesar 100%, tepat dosis 100%, tepat indikasi 100%, tepat pasien 100%, dan tepat cara pemberian 100%. Penggunaan obat dispepsia di Puskesmas Penawar Jaya sudah rasional.","PeriodicalId":296590,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Malahayati","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114372852","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Novita Mulyanti, Rizky Hidayaturahmah, S. Marcellia, Dwi Susanti
Kayu manis merupakan tumbuhan yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, serat, abu dan air. Pada kulit kayu manis yang biasa dimanfaatkan oleh masyarakat adalah minyak dari kayu manis karena diyakini memiliki sifat antioksidan. Karena banyaknya manfaat dari minyak kayu manis maka dilakukan penelitian untuk mengetahui berapa jenis kandungan minyak atsiri yang terdapat dalam kulit kayu manis. Metode penelitian ini mengekstraksi kulit batang kayu manis dengan metode destilasi uap menggunakan pelarut akuades dengan waktu selama 5 jam dan menghasilkan ekstrak berupa minyak. Hasil ekstraksi dihitung persentase rendemennya lalu diujikan kandungan jumlah dan jenis minyak atsirinya dengan metode GC-MS. Hasil ekstraksi diperoleh % rendemen yaitu sebesar 0,4834%. Hasil uji kandungan minyak atsiri dengan GC-MS di dapatkan 25 peak atau puncak yang menandakan bahwa terdapat 25 jenis minyak atsiri yang terkandung di dalam kulit batang kayu manis. Dengan puncak tertinggi di dapatkan di puncak ke 9 dengan waktu retensi sebesar 21.750 dan kadar sebesar 73.18%.
{"title":"ANALISIS MINYAK ATSIRI PADA KULIT KAYU MANIS (Cinnamomum Burmanii) DENGAN METODE GASS CHROMATOGRAPHY-MASS SPECTROMETRY (GC-MS)","authors":"Novita Mulyanti, Rizky Hidayaturahmah, S. Marcellia, Dwi Susanti","doi":"10.33024/jfm.v6i2.9665","DOIUrl":"https://doi.org/10.33024/jfm.v6i2.9665","url":null,"abstract":"Kayu manis merupakan tumbuhan yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, serat, abu dan air. Pada kulit kayu manis yang biasa dimanfaatkan oleh masyarakat adalah minyak dari kayu manis karena diyakini memiliki sifat antioksidan. Karena banyaknya manfaat dari minyak kayu manis maka dilakukan penelitian untuk mengetahui berapa jenis kandungan minyak atsiri yang terdapat dalam kulit kayu manis. Metode penelitian ini mengekstraksi kulit batang kayu manis dengan metode destilasi uap menggunakan pelarut akuades dengan waktu selama 5 jam dan menghasilkan ekstrak berupa minyak. Hasil ekstraksi dihitung persentase rendemennya lalu diujikan kandungan jumlah dan jenis minyak atsirinya dengan metode GC-MS. Hasil ekstraksi diperoleh % rendemen yaitu sebesar 0,4834%. Hasil uji kandungan minyak atsiri dengan GC-MS di dapatkan 25 peak atau puncak yang menandakan bahwa terdapat 25 jenis minyak atsiri yang terkandung di dalam kulit batang kayu manis. Dengan puncak tertinggi di dapatkan di puncak ke 9 dengan waktu retensi sebesar 21.750 dan kadar sebesar 73.18%.","PeriodicalId":296590,"journal":{"name":"Jurnal Farmasi Malahayati","volume":"111 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134356454","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}