Pub Date : 2022-01-31DOI: 10.32497/eksergi.v18i1.3208
Angge Dhevi Warisaura, Paramita Dwi Sukmawati
Sistem pencahayaan di Gedung Barat Kampus III IST AKPRIND memiliki intensitas cahaya yang kecil akibat adanya bangunan baru di samping gedung, hal lain yang juga perlu diperhatikan dalam pencahayaan di suatu bangunan maupun ruangan adalah masalah penggunaan energi dalam sistem pencahayaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui serta menganalisis intensitas pencahayaan dan profil penggunaan energi/konsumsi energi listrik pada gedung dan upaya optimasi sistem pencahayaannya, Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara kualitatif dengan observasi secara langsung di lapangan dan wawancara dengan pihak terkait. Hasil perhitungan konsumsi energi dari pencahayaan ruangan di seluruh lantai gedung adalah 1396,56 kWh/bulan, nilai IKE semua lantai bernilai sangat efisien sesuai Per Men ESDM no.13 tahun 2012, sebesar 0,8 kWh/m2/bulan (kurang dari 8.5 kWH/m2/bulan), penggunaan daya listrik dari pencahayaan ruangan di gedung sebesar 3 -3,35 W/m2 sistem pencahayaan pada gedung, terdapat 23 ruangan yang kuat pencahayaannya masih kurang dari standar SNI 03-6197-2000. Upaya pengkondisian dan optimasi sistem pencahayaan dapat dilakukan dengan cara mengganti lampu yang memiliki luminous flux lebih tinggi, atau memakai lampu LED yang menggunakan SMPS (Switched Mode Power Supply), atau mengupayakan pencahayaan alami siang hari (PASH).
由于建筑旁边有新建筑,三号营地IST ACPRIND西部建筑的照明系统的光照强度很小,另一个需要在一个建筑或房间的光照中观察的问题是照明系统的能源使用问题。本研究的目的是确定和分析建筑的光照强度和能源/能耗状况及其优化工作,本研究中使用的方法是通过直接实地观察和相关方访谈进行定性。[UNK]计算出的整个建筑楼层的空间照明能耗为1396.56 kWh/月,根据2012年Per Men ESDM第13号,所有楼层的IKE值都非常高效,在0.8 kWh/m2/月(小于8.5 kWh/m2//月)的情况下,建筑尺寸的空间照明系统中的空间照明电功率为3-35 W/m2,有23个房间的亮度仍低于SNI标准03-6197-2000。照明系统的调节和优化可以通过更换光通量更高的灯,或使用SMPS(开关电源)LED灯,或启用日光自然照明(PASH)来完成。
{"title":"ANALISIS KONSUMSI ENERGI DAN SISTEM PENCAHAYAAN PADA GEDUNG BARAT KAMPUS III IST AKPRIND YOGYAKARTA","authors":"Angge Dhevi Warisaura, Paramita Dwi Sukmawati","doi":"10.32497/eksergi.v18i1.3208","DOIUrl":"https://doi.org/10.32497/eksergi.v18i1.3208","url":null,"abstract":"Sistem pencahayaan di Gedung Barat Kampus III IST AKPRIND memiliki intensitas cahaya yang kecil akibat adanya bangunan baru di samping gedung, hal lain yang juga perlu diperhatikan dalam pencahayaan di suatu bangunan maupun ruangan adalah masalah penggunaan energi dalam sistem pencahayaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui serta menganalisis intensitas pencahayaan dan profil penggunaan energi/konsumsi energi listrik pada gedung dan upaya optimasi sistem pencahayaannya, Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara kualitatif dengan observasi secara langsung di lapangan dan wawancara dengan pihak terkait. Hasil perhitungan konsumsi energi dari pencahayaan ruangan di seluruh lantai gedung adalah 1396,56 kWh/bulan, nilai IKE semua lantai bernilai sangat efisien sesuai Per Men ESDM no.13 tahun 2012, sebesar 0,8 kWh/m2/bulan (kurang dari 8.5 kWH/m2/bulan), penggunaan daya listrik dari pencahayaan ruangan di gedung sebesar 3 -3,35 W/m2 sistem pencahayaan pada gedung, terdapat 23 ruangan yang kuat pencahayaannya masih kurang dari standar SNI 03-6197-2000. Upaya pengkondisian dan optimasi sistem pencahayaan dapat dilakukan dengan cara mengganti lampu yang memiliki luminous flux lebih tinggi, atau memakai lampu LED yang menggunakan SMPS (Switched Mode Power Supply), atau mengupayakan pencahayaan alami siang hari (PASH).","PeriodicalId":30703,"journal":{"name":"Eksergi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43988785","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Pembuatan dan Karakterisasi Biodegradable plastic Berbasis Campuran Pati dan Selulosa Dari Limbah Jagung","authors":"A. Susanti","doi":"10.31315/e.v18i2.5341","DOIUrl":"https://doi.org/10.31315/e.v18i2.5341","url":null,"abstract":"","PeriodicalId":30703,"journal":{"name":"Eksergi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44167189","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGARUH PERTAMBANGAN PASIR TERHADAP EROSI DAN SEDIMENTASI SUNGAI (STUDI KASUS DI DESA TANJUNG ALAM KECAMATAN SEI DADAP KABUPATEN ASAHAN)","authors":"Sri Sunarsih Sunarsih","doi":"10.31315/e.v18i2.5290","DOIUrl":"https://doi.org/10.31315/e.v18i2.5290","url":null,"abstract":"","PeriodicalId":30703,"journal":{"name":"Eksergi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44953473","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dr. Muhamad Maulana Azimatun Nur, ST., MT, Tutik Muji Setyoningrum, Halim Nur Aziz Suwardi, Bety Alfitamara, A. Kurniawan, Vinka Azzah Prananda, Dwi Nur Afni, Sheila Alodia, Retno Pamularsih
Spirulina plantesis is a cyanobacteria that has many purposes such as for cosmetics, and food industry. In addition, Spirulina platensis can accumulate polyhydroxybutyrate (PHB), a type of bioplastic. This review discussed the potency of Spirulina platensis as a source of bioplastics and cosmetics. From the review, Spirulina contained bioactive compound, C-phycocyanin, which can inhibit cell damage and is very potential to be applied for cosmetics. The PHB content in Spirulina tends to be small compared to other microalgae. To reduce the cost of PHB from Spirulina, the biorefinery concept can be applied, by recovery the bioactive components (C-phycocyanin), while the residue can be used as a source of PHB.
{"title":"Potensi Spirulina platensis sebagai sumber kosmetik dan bioplastik (review)","authors":"Dr. Muhamad Maulana Azimatun Nur, ST., MT, Tutik Muji Setyoningrum, Halim Nur Aziz Suwardi, Bety Alfitamara, A. Kurniawan, Vinka Azzah Prananda, Dwi Nur Afni, Sheila Alodia, Retno Pamularsih","doi":"10.31315/e.v18i2.5660","DOIUrl":"https://doi.org/10.31315/e.v18i2.5660","url":null,"abstract":"Spirulina plantesis is a cyanobacteria that has many purposes such as for cosmetics, and food industry. In addition, Spirulina platensis can accumulate polyhydroxybutyrate (PHB), a type of bioplastic. This review discussed the potency of Spirulina platensis as a source of bioplastics and cosmetics. From the review, Spirulina contained bioactive compound, C-phycocyanin, which can inhibit cell damage and is very potential to be applied for cosmetics. The PHB content in Spirulina tends to be small compared to other microalgae. To reduce the cost of PHB from Spirulina, the biorefinery concept can be applied, by recovery the bioactive components (C-phycocyanin), while the residue can be used as a source of PHB.","PeriodicalId":30703,"journal":{"name":"Eksergi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47300912","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"Modifikasi Zeolit Alam Menjadi ZSM-5 Sebagai Penjerap CO2","authors":"Gregorius Prima Indra Budianto","doi":"10.31315/e.v18i2.4725","DOIUrl":"https://doi.org/10.31315/e.v18i2.4725","url":null,"abstract":"","PeriodicalId":30703,"journal":{"name":"Eksergi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42478617","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Reynardi Risyad Raytama, H. Santoso, Yansen Hartanto
Distilasi adalah pemisahan dua campuran atau lebih ke dalam fraksi komponennya dari kemurnian yang diinginkan berdasarkan perbedaan titik didih serta volatilitas antar komponen. Pemisahan dengan metode distilasi biasa tidak efektif untuk memisahkan campuran azeotrop. Oleh karena itu, menggunakan dengan metode pressure swing distillation, azeotrope distillation, dan extractive distillation. Aseton dan metanol merupakan campuran azeotrop yang harus dipisahkan dengan pelarut. Metode yang digunakan adalah distilasi ekstraktif dengan tiga entrainer yaitu air, chlorobenzene, dan dimethyl sulfoxide (DMSO). Kolom distilasi ekstraktif konvensional dapat dimodifikasi menjadi distillation wall column (DWC) dengan menambahkan dinding pemisah untuk mengurangi konsumsi energi dan penghematan biaya. Tujuan penelitian ini adalah menentukan jenis pelarut terbaik pada setiap sistem (kolom distilasi ekstraktif konvensional dan EDWC) dengan membandingan nilai ekonomis (biaya capital, biaya energi, dan nilai total annual cost). Penelitian dilakukan menggunakan Aspen Plus® untuk melakukan simulasi. Simulasi dengan menggunakan kolom dinding pemisah dilakukan dengan tiga kolom karena pada Aspen Plus® tidak tersedia kolom distilasi dengan dinding pemisah. Hasil simulasi menunjukkan bahwa jenis pelarut yang terbaik untuk memisahkan campuran azeotrope aseton dan methanol adalah DMSO dengan menggunakan sistem kolom distilasi ekstraktif konvensional. Biaya capital yang dihasilkan sebesar $653.999/tahun, Biaya Energi $3.245.929/tahun, dan Nilai TAC $3.899.927/tahun (payback period 3 tahun).
{"title":"Pengaruh Jenis Pelarut Pada Distilasi Ekstraktif Pemisahan Campuran Aseton-Metanol Dengan Dinding Pemisah","authors":"Reynardi Risyad Raytama, H. Santoso, Yansen Hartanto","doi":"10.31315/e.v0i0.4563","DOIUrl":"https://doi.org/10.31315/e.v0i0.4563","url":null,"abstract":"Distilasi adalah pemisahan dua campuran atau lebih ke dalam fraksi komponennya dari kemurnian yang diinginkan berdasarkan perbedaan titik didih serta volatilitas antar komponen. Pemisahan dengan metode distilasi biasa tidak efektif untuk memisahkan campuran azeotrop. Oleh karena itu, menggunakan dengan metode pressure swing distillation, azeotrope distillation, dan extractive distillation. Aseton dan metanol merupakan campuran azeotrop yang harus dipisahkan dengan pelarut. Metode yang digunakan adalah distilasi ekstraktif dengan tiga entrainer yaitu air, chlorobenzene, dan dimethyl sulfoxide (DMSO). Kolom distilasi ekstraktif konvensional dapat dimodifikasi menjadi distillation wall column (DWC) dengan menambahkan dinding pemisah untuk mengurangi konsumsi energi dan penghematan biaya. Tujuan penelitian ini adalah menentukan jenis pelarut terbaik pada setiap sistem (kolom distilasi ekstraktif konvensional dan EDWC) dengan membandingan nilai ekonomis (biaya capital, biaya energi, dan nilai total annual cost). Penelitian dilakukan menggunakan Aspen Plus® untuk melakukan simulasi. Simulasi dengan menggunakan kolom dinding pemisah dilakukan dengan tiga kolom karena pada Aspen Plus® tidak tersedia kolom distilasi dengan dinding pemisah. Hasil simulasi menunjukkan bahwa jenis pelarut yang terbaik untuk memisahkan campuran azeotrope aseton dan methanol adalah DMSO dengan menggunakan sistem kolom distilasi ekstraktif konvensional. Biaya capital yang dihasilkan sebesar $653.999/tahun, Biaya Energi $3.245.929/tahun, dan Nilai TAC $3.899.927/tahun (payback period 3 tahun).","PeriodicalId":30703,"journal":{"name":"Eksergi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44981450","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Beberapa faktor yang mempengaruhi proses koagulasi dalam pengurangan chemical oxygen demand (COD) pada limbah cair adalah waktu proses, dosis koagulan dan jenis koagulan. Hidayah (2018) telah melakukan penelitian pengaruh ketiga faktor tersebut terhadap pengurangan COD pada limbah cair industri tempe selama proses koagulasi. Studi ini bertujuan untuk menyusun model kinetik baru yang dapat memprediksi unjuk kerja proses koagulasi menggunakan data dari penelitian Hidayah (2018). Model kinetik pseudo first order dan pseudo second order diuji untuk mendapatkan model yang paling baik. Kedua model tersebut menghasilkan akurasi yang hampir sama. Karena pseudo first order lebih sederhana, model ini dipilih sebagai model dasar pada studi ini. Selanjutnya dilakukan modifikasi sehingga diperoleh model kinetik baru sebagai berikut: Model kinetik ini berhasil diuji untuk memprediksi unjuk kerja koagulasi hasil penelitian Hidayah (2018) dengan nilai rata-rata Mean Absolute Percentage Error (MAPE) sebesar 10,8%.
{"title":"Studi Kinetik Proses Koagulasi dengan Koagulan Poly Aluminium Chloride dan Tawas dalam Pengolahan Limbah Cair Industri Tempe","authors":"Iqbal Syaichurrozi","doi":"10.31315/e.v0i0.5362","DOIUrl":"https://doi.org/10.31315/e.v0i0.5362","url":null,"abstract":"Beberapa faktor yang mempengaruhi proses koagulasi dalam pengurangan chemical oxygen demand (COD) pada limbah cair adalah waktu proses, dosis koagulan dan jenis koagulan. Hidayah (2018) telah melakukan penelitian pengaruh ketiga faktor tersebut terhadap pengurangan COD pada limbah cair industri tempe selama proses koagulasi. Studi ini bertujuan untuk menyusun model kinetik baru yang dapat memprediksi unjuk kerja proses koagulasi menggunakan data dari penelitian Hidayah (2018). Model kinetik pseudo first order dan pseudo second order diuji untuk mendapatkan model yang paling baik. Kedua model tersebut menghasilkan akurasi yang hampir sama. Karena pseudo first order lebih sederhana, model ini dipilih sebagai model dasar pada studi ini. Selanjutnya dilakukan modifikasi sehingga diperoleh model kinetik baru sebagai berikut: Model kinetik ini berhasil diuji untuk memprediksi unjuk kerja koagulasi hasil penelitian Hidayah (2018) dengan nilai rata-rata Mean Absolute Percentage Error (MAPE) sebesar 10,8%.","PeriodicalId":30703,"journal":{"name":"Eksergi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"69281832","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
{"title":"PENGARUH JENIS ASAM DAN SUHU EKSTRAKSI TERHADAP KARAKTERISTIK PEKTIN DARI KULIT PISANG KEPOK","authors":"Yuli Ristianingsih","doi":"10.31315/e.v18i2.5400","DOIUrl":"https://doi.org/10.31315/e.v18i2.5400","url":null,"abstract":"","PeriodicalId":30703,"journal":{"name":"Eksergi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42165848","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-09-30DOI: 10.32497/EKSERGI.V17I03.2974
A. Fachrudin, Fina Andika Frida, Ahmad Hanif Firdaus
Heat pipe merupakan alat penukar kalor yang mampu memindahkan sejumlah panas dari evaporator dan dilepaskan di kondensor. Alat ini memanfaatkan panas laten dari fluida kerja dalam perpindahan panasnyanya dan tanpa memerlukan energi dari luar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tinggi sirip dan jarak antar sirip terhadap kinerja termal heat pipe. Metode penelitian ini adalah eksperimen, yaitu menggunakan pipa berdiameter 10 mm dengan panjang bagian kondensor 144 mm, panjang adiabatik 168 mm dan panjang evaporator 88 mm. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pipa dengan jumlah sirip sebanyakm 5 buah dengan variasi jarak antar sirip 10 mm, 20 mm, dan 30 mm dan variasi tinggi sirip 0 mm (tanpa sirip), 30 mm, 40 mm dan 50 mm. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan kinerja heat pipe pada masing masing variasi, antara variasi jarak antar sirip dan tinggi sirip. Kinerja termal dengan fluks kalor terendah terjadi pada heat pipe tanpa sirip, yaitu 10,2 W/cm2. Sedangkan kinerja termal tertinggi dengan fluks kalor terbesar terjadi pada interaksi jarak antar sirip 30 dan tinggi sirip 15 mm.
{"title":"ANALISIS VARIASI TINGGI DAN JARAK ANTAR SIRIP TERHADAP KINERJA HEAT PIPE","authors":"A. Fachrudin, Fina Andika Frida, Ahmad Hanif Firdaus","doi":"10.32497/EKSERGI.V17I03.2974","DOIUrl":"https://doi.org/10.32497/EKSERGI.V17I03.2974","url":null,"abstract":"Heat pipe merupakan alat penukar kalor yang mampu memindahkan sejumlah panas dari evaporator dan dilepaskan di kondensor. Alat ini memanfaatkan panas laten dari fluida kerja dalam perpindahan panasnyanya dan tanpa memerlukan energi dari luar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tinggi sirip dan jarak antar sirip terhadap kinerja termal heat pipe. Metode penelitian ini adalah eksperimen, yaitu menggunakan pipa berdiameter 10 mm dengan panjang bagian kondensor 144 mm, panjang adiabatik 168 mm dan panjang evaporator 88 mm. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pipa dengan jumlah sirip sebanyakm 5 buah dengan variasi jarak antar sirip 10 mm, 20 mm, dan 30 mm dan variasi tinggi sirip 0 mm (tanpa sirip), 30 mm, 40 mm dan 50 mm. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan kinerja heat pipe pada masing masing variasi, antara variasi jarak antar sirip dan tinggi sirip. Kinerja termal dengan fluks kalor terendah terjadi pada heat pipe tanpa sirip, yaitu 10,2 W/cm2. Sedangkan kinerja termal tertinggi dengan fluks kalor terbesar terjadi pada interaksi jarak antar sirip 30 dan tinggi sirip 15 mm.","PeriodicalId":30703,"journal":{"name":"Eksergi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42945598","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-09-30DOI: 10.32497/EKSERGI.V17I03.2803
Amira Ana Damayanti, Zakiya Nur Fuadina, Nabilah Nur Azizah, Yose Karinta, I. Mahardika
Permasalahan dari artikel ini adalah terkait kurangnya pengolahan sampah oleh masyarakat dan krisisnya energi yang seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Sehingga artikel ini memiliki tujuan untuk mengkaji pemanfaatan sampah organik dalam pembuatan biogas yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat. Metode pengumpulan data pada artikel ini yakni dengan studi literatur yang dianalisis menggunakan metode analisis deskriptif. Hasil dari artikel ini menguraikan bahwa pembuatan biogas dapat dilakukan dengan beberapa tahapan proses dengan umumnya memiliki beberapa komposisi yang terdiri dari metana, karbon dioksida, nitrogen, dan hidrogen sulfida yang selanjutnya dapat dikonversikan menjadi suatu energi. Biogas memiliki potensi sebagai sumber energi terbarukan karena di dalamnya mengandung CH4 serta nilai kalor yang cukup tinggi. Biogas dengan bahan sampah organik dapat bermanfaat sebagai bahan bakar untuk memasak, penerangan, penghasil panas, pembangkit listrik, proses pengeringan, serta bahan bakar kendaraan. Kesimpulannya, pemanfaatan sampah organik dalam pembuatan biogas sangat berguna untuk mengurangi permasalahan sampah yang menumpuk serta menjadi salah satu energi alternatif yang bisa digunakan dalam kebutuhan hidup sehari-hari.
{"title":"PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK DALAM PEMBUATAN BIOGAS SEBAGAI SUMBER ENERGI KEBUTUHAN HIDUP SEHARI-HARI","authors":"Amira Ana Damayanti, Zakiya Nur Fuadina, Nabilah Nur Azizah, Yose Karinta, I. Mahardika","doi":"10.32497/EKSERGI.V17I03.2803","DOIUrl":"https://doi.org/10.32497/EKSERGI.V17I03.2803","url":null,"abstract":"Permasalahan dari artikel ini adalah terkait kurangnya pengolahan sampah oleh masyarakat dan krisisnya energi yang seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Sehingga artikel ini memiliki tujuan untuk mengkaji pemanfaatan sampah organik dalam pembuatan biogas yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat. Metode pengumpulan data pada artikel ini yakni dengan studi literatur yang dianalisis menggunakan metode analisis deskriptif. Hasil dari artikel ini menguraikan bahwa pembuatan biogas dapat dilakukan dengan beberapa tahapan proses dengan umumnya memiliki beberapa komposisi yang terdiri dari metana, karbon dioksida, nitrogen, dan hidrogen sulfida yang selanjutnya dapat dikonversikan menjadi suatu energi. Biogas memiliki potensi sebagai sumber energi terbarukan karena di dalamnya mengandung CH4 serta nilai kalor yang cukup tinggi. Biogas dengan bahan sampah organik dapat bermanfaat sebagai bahan bakar untuk memasak, penerangan, penghasil panas, pembangkit listrik, proses pengeringan, serta bahan bakar kendaraan. Kesimpulannya, pemanfaatan sampah organik dalam pembuatan biogas sangat berguna untuk mengurangi permasalahan sampah yang menumpuk serta menjadi salah satu energi alternatif yang bisa digunakan dalam kebutuhan hidup sehari-hari.","PeriodicalId":30703,"journal":{"name":"Eksergi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42333687","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}