Pub Date : 2021-10-18DOI: 10.24843/mu.2021.v10.i10.p13
Made Indira Dianti Sanjiwani, Ni Putu Wardani, N. L. P. E. Diarthini, D. A. Laksemi
Learning approach is a method applied by individuals in studying material to achieve learning outcomes. Learning approaches can be classified into surface, deep, and strategic learning approach. Changes in the learning environment may affect the learning process of a student. This is prone to occur in first-year medical students who are experiencing a transition from high school education to university. The purpose of this study was to explore the comparison of the learning approaches used by first and third-year medical students. This study is an analytical study with a cross-sectional approach using the Indonesian version of The Approaches and Study Skills Inventory for Students (ASSIST) questionnaire. The sample collection technique used random sampling method with a sample size of 216 students. The collected data were analyzed in univariate and bivariate ways using a computer program. Respondents ranging from 18 to 22 years old and most of them were females (66.2%). First-year student respondents were 106 people (49.1%) and third-year students were 110 people (50.9%). Comparative analysis for categorical data was carried out using the chi-square test and obtained p-value = 0.011 (p <0.05), indicates that there is a significant difference between the types of learning approaches of first and third-year medical students. Third-year students were found to have a deep learning approach dominantly, while first-year students have a surface learning approach dominantly. Further research related to learning approaches should be carried out as a contribution to the curriculum formation process and may encourage students to adopt a good learning approach
{"title":"COMPARISON OF LEARNING APPROACHES AMONG FIRST AND THIRD YEAR MEDICAL STUDENTS IN MEDICAL FACULTY UDAYANA UNIVERSITY","authors":"Made Indira Dianti Sanjiwani, Ni Putu Wardani, N. L. P. E. Diarthini, D. A. Laksemi","doi":"10.24843/mu.2021.v10.i10.p13","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/mu.2021.v10.i10.p13","url":null,"abstract":"Learning approach is a method applied by individuals in studying material to achieve learning outcomes. Learning approaches can be classified into surface, deep, and strategic learning approach. Changes in the learning environment may affect the learning process of a student. This is prone to occur in first-year medical students who are experiencing a transition from high school education to university. The purpose of this study was to explore the comparison of the learning approaches used by first and third-year medical students. This study is an analytical study with a cross-sectional approach using the Indonesian version of The Approaches and Study Skills Inventory for Students (ASSIST) questionnaire. The sample collection technique used random sampling method with a sample size of 216 students. The collected data were analyzed in univariate and bivariate ways using a computer program. Respondents ranging from 18 to 22 years old and most of them were females (66.2%). First-year student respondents were 106 people (49.1%) and third-year students were 110 people (50.9%). Comparative analysis for categorical data was carried out using the chi-square test and obtained p-value = 0.011 (p <0.05), indicates that there is a significant difference between the types of learning approaches of first and third-year medical students. Third-year students were found to have a deep learning approach dominantly, while first-year students have a surface learning approach dominantly. Further research related to learning approaches should be carried out as a contribution to the curriculum formation process and may encourage students to adopt a good learning approach","PeriodicalId":30767,"journal":{"name":"eJurnal Medika Udayana","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45251266","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-10-18DOI: 10.24843/mu.2021.v10.i10.p03
Agus Indra Yudhistira Diva Putra, I. Wardana, .. Yuliana, .. Muliani
Latar Belakang: Nyeri leher merupakan persepsi sakit yang melibatkan regio servicalis meliputi struktur tulang belakang berupa diskus invertebralis, ligamentum, otot, facet joint dan sistem nervus yang disebabkan oleh trauma repetitif dan akumulatif dari penggunaan leher yang berlebihan. Salah satu pencetus trauma tersebut adalah penggunaan telepon genggam berlebihan. Global Burden Disease menyatakan nyeri leher merupakan salah satu masalah muskuloskeletal keempat yang menyebabkan penderitaan hidup akibat disabilitas Tujuan: Studi ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi derajat nyeri leher akibat telepon genggam dan hubungan variabel berupa jenis kelamin, usia, durasi, frekuensi, tingkat angkatan, dan posisi menggunakan telepon genggam pada mahasiswa PSSKPD FK UNUD 18-23 tahun. Metode: Studi ini menggunakan rancangan studi analitik crossectional. Sampel terdiri dari 194 orang berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Sampel mengisi kuesioner demografi dan kuesioner NDI yang disebarkan secara daring. Analisa data menggunakan uji chi-square, fishers exact, dan pearson correlation yang dianalisissoftware SPSS 22. Hasil: Mayoritas mahasiswa mengalami derajat nyeri leher ringan akibat telepon genggam (93.3%) dan derajat nyeri leher berat (6.7%). Hasil uji statistik didapatkan terdapat hubungan signifikan antara jenis kelamin (p=0.03) dengan nyeri leher akibat telepon genggam (p<0.05). kata kunci: derajat nyeri leher, mahasiswa kedokteran, telepon genggam
背景:颈部疼痛是一种包括子宫颈分泌物分离、韧带、肌肉、facet联合和神经系统的疼痛感觉,这些都是由于过度使用颈部的重复性和含缩性外伤造成的。造成这种创伤的人之一是过度使用手机。全球负担疾病宣布第四是骨骼问题之一的脖子疼痛导致残疾造成的人生苦难的目的:本研究旨在探讨颈部疼痛度于手机的患病率和变量关系的性别、年龄、持续时间、频率,海军的水平和对学生使用手机位置PSSKPD FK UNUD 18 - 23岁。方法:该研究采用了分析性研究的设计。样本由194人组成,基于纳入和排泄物的标准。样本填写了在线传播的人口统计学问卷和NDI问卷。数据分析使用分析chi square、fishers exact和piic correlation分析软件SPSS 22。结果:大多数学生都有手机轻微的颈部疼痛(93.3%)和颈部严重疼痛(6.7%)。统计数据显示,在手机引起的颈部疼痛(p=0.03)和颈部疼痛(p<0.05)之间存在显著的联系。关键词:颈部疼痛度,医学院学生,手机
{"title":"PREVALENSI DAN DERAJAT NYERI LEHER AKIBAT PENGGUNAAN TELEPON GENGGAM PADA MAHASISWA PSSKPD FK UNUD BERUMUR 18-23 TAHUN","authors":"Agus Indra Yudhistira Diva Putra, I. Wardana, .. Yuliana, .. Muliani","doi":"10.24843/mu.2021.v10.i10.p03","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/mu.2021.v10.i10.p03","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Nyeri leher merupakan persepsi sakit yang melibatkan regio servicalis meliputi struktur tulang belakang berupa diskus invertebralis, ligamentum, otot, facet joint dan sistem nervus yang disebabkan oleh trauma repetitif dan akumulatif dari penggunaan leher yang berlebihan. Salah satu pencetus trauma tersebut adalah penggunaan telepon genggam berlebihan. Global Burden Disease menyatakan nyeri leher merupakan salah satu masalah muskuloskeletal keempat yang menyebabkan penderitaan hidup akibat disabilitas Tujuan: Studi ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi derajat nyeri leher akibat telepon genggam dan hubungan variabel berupa jenis kelamin, usia, durasi, frekuensi, tingkat angkatan, dan posisi menggunakan telepon genggam pada mahasiswa PSSKPD FK UNUD 18-23 tahun. Metode: Studi ini menggunakan rancangan studi analitik crossectional. Sampel terdiri dari 194 orang berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Sampel mengisi kuesioner demografi dan kuesioner NDI yang disebarkan secara daring. Analisa data menggunakan uji chi-square, fishers exact, dan pearson correlation yang dianalisissoftware SPSS 22. Hasil: Mayoritas mahasiswa mengalami derajat nyeri leher ringan akibat telepon genggam (93.3%) dan derajat nyeri leher berat (6.7%). Hasil uji statistik didapatkan terdapat hubungan signifikan antara jenis kelamin (p=0.03) dengan nyeri leher akibat telepon genggam (p<0.05). \u0000 \u0000kata kunci: derajat nyeri leher, mahasiswa kedokteran, telepon genggam","PeriodicalId":30767,"journal":{"name":"eJurnal Medika Udayana","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41985850","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-10-13DOI: 10.24843/mu.2021.v10.i10.p11
Perbedaan Waktu, Reaksi Pada, Mahasiswa Psskpd, Yang Sarapan, Pagi Dan, Tidak Sarapan, Pagi DI Fakultas, Kedokteran Universitas Udayana, Bella Noviantika, I. M. Muliarta, Putu Gede Adiatmika
Kesibukan mahasiswa dalam dunia perkuliahan menyebabkan banyak mahasiswa kurang memperhatikan kesehatan diri, salah satunya yaitu mahasiswa kedokteran. Mahasiswa kedokteran disibukkan dengan berbagai macam tugas dan tanggung jawab sehingga mereka tidak memiliki banyak waktu untuk sarapan di pagi hari. Padahal untuk memulai kegiatan sehari-hari sangat penting diawali dengan sarapan. Waktu reaksi yang dimiliki mahasiswa dipengaruhi oleh sarapan. Penelitian yang dilakukan di FK Universitas Udayana bertujuan mengetahui perbedaan waktu reaksi pada mahasiswa program studi sarjana kedokteran dan pendidikan dokter (PSSKPD) yang sarapan pagi dan tidak sarapan pagi. Analitik cross-sectional sebagai desain studi yang digunakan pada penelitian. Keseluruhan subjek berjumlah enam puluh responden dari mahasiswa FK Universitas Udayana. Terdiri atas responden laki-laki dan perempuan. Responden penelitian ini merupakan mahasiswa PSSKPD angkatan 2016 yang sarapan pagi serta yang tidak sarapan pagi. Diperoleh data serta hasil menggunakan pengukuran waktu reaksi dengan alat reaction timer. Hasil penelitian dianalisis dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi. Pengukuran waktu reaksi pada responden mahasiswa yang sarapan pagi memiliki rerata waktu reaksi 0,484 ± 0,12 detik sedangkan pada responden mahasiswa yang tidak sarapan pagi memiliki rerata waktu reaksi 1,131 ± 0,33 detik (p = 0,000). Perbedaan waktu reaksi signifikan ditunjukan sebagai hasil pada mahasiswa PSSKPD sarapan pagi serta tidak sarapan pagi. Kata Kunci: Sarapan, Waktu Reaksi
{"title":"PERBEDAAN WAKTU REAKSI PADA MAHASISWA PSSKPD YANG SARAPAN PAGI DAN TIDAK SARAPAN PAGI DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA","authors":"Perbedaan Waktu, Reaksi Pada, Mahasiswa Psskpd, Yang Sarapan, Pagi Dan, Tidak Sarapan, Pagi DI Fakultas, Kedokteran Universitas Udayana, Bella Noviantika, I. M. Muliarta, Putu Gede Adiatmika","doi":"10.24843/mu.2021.v10.i10.p11","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/mu.2021.v10.i10.p11","url":null,"abstract":"Kesibukan mahasiswa dalam dunia perkuliahan menyebabkan banyak mahasiswa kurang memperhatikan kesehatan diri, salah satunya yaitu mahasiswa kedokteran. Mahasiswa kedokteran disibukkan dengan berbagai macam tugas dan tanggung jawab sehingga mereka tidak memiliki banyak waktu untuk sarapan di pagi hari. Padahal untuk memulai kegiatan sehari-hari sangat penting diawali dengan sarapan. Waktu reaksi yang dimiliki mahasiswa dipengaruhi oleh sarapan. Penelitian yang dilakukan di FK Universitas Udayana bertujuan mengetahui perbedaan waktu reaksi pada mahasiswa program studi sarjana kedokteran dan pendidikan dokter (PSSKPD) yang sarapan pagi dan tidak sarapan pagi. Analitik cross-sectional sebagai desain studi yang digunakan pada penelitian. Keseluruhan subjek berjumlah enam puluh responden dari mahasiswa FK Universitas Udayana. Terdiri atas responden laki-laki dan perempuan. Responden penelitian ini merupakan mahasiswa PSSKPD angkatan 2016 yang sarapan pagi serta yang tidak sarapan pagi. Diperoleh data serta hasil menggunakan pengukuran waktu reaksi dengan alat reaction timer. Hasil penelitian dianalisis dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi. Pengukuran waktu reaksi pada responden mahasiswa yang sarapan pagi memiliki rerata waktu reaksi 0,484 ± 0,12 detik sedangkan pada responden mahasiswa yang tidak sarapan pagi memiliki rerata waktu reaksi 1,131 ± 0,33 detik (p = 0,000). Perbedaan waktu reaksi signifikan ditunjukan sebagai hasil pada mahasiswa PSSKPD sarapan pagi serta tidak sarapan pagi. \u0000Kata Kunci: Sarapan, Waktu Reaksi","PeriodicalId":30767,"journal":{"name":"eJurnal Medika Udayana","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41902481","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-10-13DOI: 10.24843/mu.2021.v10.i10.p18
Kadek Adindya Pradnya Putri, Ni Ketut Sri Diniari, Lely Setyawati Lely Setyawat, Cokorda Bagus Jaya Lesmana
Kecemasan adalah sebuah reaksi yang timbul dari suatu masalah atau stresor. Reaksi kecemasan dapat bermacam-macam, ada pula yang smenjadi semakin parah dan menjadi sebuah gangguan kecemasan. Keluarga bertanggung jawab sebagai family caregiver, artinya sebagai orang terdekat yang bertanggung jawab membantu keluarga yang sudah lanjut usia. di tengah tuntutan sebagai family caregiver yang semakin berat dan beban semakin lama semakin sulit. Melalui penelitian ini diharapkan dapat mengetahui tingkat kecemasan family caregiver pada pasien lanjut usia di Ruang Gandasturi, Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif menggunakan studi cross sectional. Sampel dipilih dari populasi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Penilaian tingkat kecemasan menggunakan kuisioner kecemasan DASS 42 dan dianalisi menggunakan software SPSS versi 22. Hasil penelitian menunjukkan family caregiver pada pasien lanjut usia di Ruang Gandasturi, Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar terbanyak pada anak kandung sebesar 50%, didominasi oleh jenis kelamin perempuan (62,5%) dan kelompok umur 26-40 tahun sebesar 43%, tingkat pendidikan paling tinggi didominasi oleh SMA (41,6%), memiliki pekerjaan (41,6%), bertempat tinggal di Denpasar (59,7%), dan sedang menghadapi masalah lainnya 65,2%. Tingkat cemas family caregiver, sebanyak 23,6% mengalami cemas ringan, 47,2% cemas sedang dan 29,1% cemas berat. Temuan ini bermanfaat karena dapat memberikan wawasan mengenai gambaran tingkat cemas family caregiver pada pasien lanjut usia di Ruang Gandasturi, Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar. Perlu dilakukan penelitian analitik lebih lanjut guna mencari hubungan antara berbagai variabel karakteristik. Kata Kunci: Tingkat cemas, family caregiver, pasien lanjut usia
{"title":"TINGKAT CEMAS FAMILY CAREGIVER PADA PASIEN LANJUT USIA DI RUANG GANDASTURI RSUP SANGLAH","authors":"Kadek Adindya Pradnya Putri, Ni Ketut Sri Diniari, Lely Setyawati Lely Setyawat, Cokorda Bagus Jaya Lesmana","doi":"10.24843/mu.2021.v10.i10.p18","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/mu.2021.v10.i10.p18","url":null,"abstract":"Kecemasan adalah sebuah reaksi yang timbul dari suatu masalah atau stresor. Reaksi kecemasan dapat bermacam-macam, ada pula yang smenjadi semakin parah dan menjadi sebuah gangguan kecemasan. Keluarga bertanggung jawab sebagai family caregiver, artinya sebagai orang terdekat yang bertanggung jawab membantu keluarga yang sudah lanjut usia. di tengah tuntutan sebagai family caregiver yang semakin berat dan beban semakin lama semakin sulit. Melalui penelitian ini diharapkan dapat mengetahui tingkat kecemasan family caregiver pada pasien lanjut usia di Ruang Gandasturi, Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif menggunakan studi cross sectional. Sampel dipilih dari populasi berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Penilaian tingkat kecemasan menggunakan kuisioner kecemasan DASS 42 dan dianalisi menggunakan software SPSS versi 22. Hasil penelitian menunjukkan family caregiver pada pasien lanjut usia di Ruang Gandasturi, Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar terbanyak pada anak kandung sebesar 50%, didominasi oleh jenis kelamin perempuan (62,5%) dan kelompok umur 26-40 tahun sebesar 43%, tingkat pendidikan paling tinggi didominasi oleh SMA (41,6%), memiliki pekerjaan (41,6%), bertempat tinggal di Denpasar (59,7%), dan sedang menghadapi masalah lainnya 65,2%. Tingkat cemas family caregiver, sebanyak 23,6% mengalami cemas ringan, 47,2% cemas sedang dan 29,1% cemas berat. Temuan ini bermanfaat karena dapat memberikan wawasan mengenai gambaran tingkat cemas family caregiver pada pasien lanjut usia di Ruang Gandasturi, Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar. Perlu dilakukan penelitian analitik lebih lanjut guna mencari hubungan antara berbagai variabel karakteristik. \u0000Kata Kunci: Tingkat cemas, family caregiver, pasien lanjut usia","PeriodicalId":30767,"journal":{"name":"eJurnal Medika Udayana","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45724890","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-10-13DOI: 10.24843/mu.2021.v10.i10.p06
Olivia Vanya Wardoyo, Wayan Citra Wulan Sucipta Putri, D. P. Duarsa
Tingginya angka kejadian demam berdarah dengue (DBD) menjadi salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Upaya pencegahan memegang peranan yang sangat penting di dalam menekan angka kejadian kasus dengue. Keberhasilan pencegahan DBD dipengaruhi oleh pemahaman serta tingkat pengetahuan masyarakat mengenai DBD itu sendiri. Namun, kurangnya pemahaman dan tidak cukupnya pengetahuan masyarakat mengenai DBD akan berdampak pada sikap dan tindakan yang kurang tepat dalam pelaksanaan kegiatan preventif dari DBD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan pencegahan DBD pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat tahun 2019. Penelitian ini dilakukan secara potong lintang deskriptif yang dilakukan pada Agustus sampai Oktober 2019. Subyek penelitian merupakan ibu rumah tangga yang tinggal di Desa Padangsambian Kaja. Pengambilanqdataqdilakukan dengan metodeqwawancaraqdengan menggunakan kuesioner. Data penelitian diolah menggunakan software SPSS ver. 24. 93 ibu rumah tangga yang berpartisipasi mayoritas jenjang pendidikan terakhirnya adalah SMA/Sederajat (43,0%) dan terbanyak berprofesi sebagai ibu rumah tangga (47,3%). Hasil penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan sedang (55,9%). Kategori sikap terbanyak termasuk dalam kategori sikap sedang (73,1%) dan mayoritas responden tergolong dalam tindakan sedang (76,3%). Diharapkan melalui penelitian ini, pihak puskesmas maupun pemerintah dapat mengadakan kegiatan penyuluhan lebih sering agar risiko terkena DBD dapat berkurang. Kata kunci: tingkat pengetahuan, pencegahan DBD
{"title":"GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA MASYARAKAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS I DENPASAR BARAT TAHUN 2019","authors":"Olivia Vanya Wardoyo, Wayan Citra Wulan Sucipta Putri, D. P. Duarsa","doi":"10.24843/mu.2021.v10.i10.p06","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/mu.2021.v10.i10.p06","url":null,"abstract":"Tingginya angka kejadian demam berdarah dengue (DBD) menjadi salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Upaya pencegahan memegang peranan yang sangat penting di dalam menekan angka kejadian kasus dengue. Keberhasilan pencegahan DBD dipengaruhi oleh pemahaman serta tingkat pengetahuan masyarakat mengenai DBD itu sendiri. Namun, kurangnya pemahaman dan tidak cukupnya pengetahuan masyarakat mengenai DBD akan berdampak pada sikap dan tindakan yang kurang tepat dalam pelaksanaan kegiatan preventif dari DBD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan pencegahan DBD pada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Barat tahun 2019. Penelitian ini dilakukan secara potong lintang deskriptif yang dilakukan pada Agustus sampai Oktober 2019. Subyek penelitian merupakan ibu rumah tangga yang tinggal di Desa Padangsambian Kaja. Pengambilanqdataqdilakukan dengan metodeqwawancaraqdengan menggunakan kuesioner. Data penelitian diolah menggunakan software SPSS ver. 24. 93 ibu rumah tangga yang berpartisipasi mayoritas jenjang pendidikan terakhirnya adalah SMA/Sederajat (43,0%) dan terbanyak berprofesi sebagai ibu rumah tangga (47,3%). Hasil penelitian ini didapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan sedang (55,9%). Kategori sikap terbanyak termasuk dalam kategori sikap sedang (73,1%) dan mayoritas responden tergolong dalam tindakan sedang (76,3%). Diharapkan melalui penelitian ini, pihak puskesmas maupun pemerintah dapat mengadakan kegiatan penyuluhan lebih sering agar risiko terkena DBD dapat berkurang. \u0000Kata kunci: tingkat pengetahuan, pencegahan DBD","PeriodicalId":30767,"journal":{"name":"eJurnal Medika Udayana","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41617001","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-10-13DOI: 10.24843/mu.2021.v10.i10.p04
I. G. A. A. Chintya Cahyarini, I. K. Swastika, I. M. Sudarmaja
Latar Belakang: Pediculosis capitis telah menjadi masalah kesehatan pada masyarakat terutama anak sekolah di seluruh dunia. Tujuan: Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui angka kejadian pediculosis capitis serta faktor risiko yang mempengaruhinya di SD Negeri 11 Dauh Puri. Metode: Sebanyak 144 siswa SD Negeri 11 Dauh Puri berusia 6-13 tahun dilakukan pemeriksaan kutu kepala pada bulan April-Mei 2019 menggunakan rancangan studi potong-lintang analitik. Data diambil menggunakan kuesioner dan siswa dinyatakan positif terinfestasi pediculosis capitis apabila didapatkan telur kutu atau kutu pada kulit kepala atau rambut siswa. Hasil penelitian dianalisis dengan program SPSS mengunakan uji chi-square dan regresi logistik. Hasil: Dari 144 siswa yang diperiksa, sebanyak 62 siswa (43,1%) terinfestasi kutu kepala dan ditemukan tingkat infestasi pada siswa perempuan lebih tinggi (60,2%) dibandingkan siswa laki-laki (19,7%). Hubungan signifikan ditemukan pada beberapa faktor risiko seperti jenis kelamin (p=<0,001), panjang rambut (p=<0,001), dan kontak dengan orang yang terinfestasi (p<0,05) terhadap kejadian pediculosis capitis. Faktor risiko yang memiliki hubungan tidak signifikan terhadap kejadian pediculosis capitis yaitu frekuensi cuci rambut, tingkat pendidikan orang tua, kebiasaan tidur bersama, jumlah anggota keluarga, dan jumlah saudara kandung (p>0,05). Hasil multivariat regresi logistik biner mendapatkan bahwa jenis kelamin perempuan (OR=6,28, IK95% =2,89-13,69) berhubungan dengan pediculosis capitis. Kesimpulan: Penelitian ini mengindikasikan bahwa kejadian pediculosis capitis ditemukan masih tinggi pada SD Negeri 11 Dauh Puri. Faktor risiko yang mempengaruhi kejadian pediculosis capitis penting diketahui untuk menurunkan angka kejadian dan mencegah infestasi. Kata Kunci: Prevalensi, faktor risiko, pediculosis capitis.
{"title":"PREVALENSI DAN GAMBARAN FAKTOR RISIKO PEDICULOSIS CAPITIS PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI 11 DAUH PURI, PROVINSI BALI","authors":"I. G. A. A. Chintya Cahyarini, I. K. Swastika, I. M. Sudarmaja","doi":"10.24843/mu.2021.v10.i10.p04","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/mu.2021.v10.i10.p04","url":null,"abstract":"Latar Belakang: Pediculosis capitis telah menjadi masalah kesehatan pada masyarakat terutama anak sekolah di seluruh dunia. Tujuan: Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui angka kejadian pediculosis capitis serta faktor risiko yang mempengaruhinya di SD Negeri 11 Dauh Puri. Metode: Sebanyak 144 siswa SD Negeri 11 Dauh Puri berusia 6-13 tahun dilakukan pemeriksaan kutu kepala pada bulan April-Mei 2019 menggunakan rancangan studi potong-lintang analitik. Data diambil menggunakan kuesioner dan siswa dinyatakan positif terinfestasi pediculosis capitis apabila didapatkan telur kutu atau kutu pada kulit kepala atau rambut siswa. Hasil penelitian dianalisis dengan program SPSS mengunakan uji chi-square dan regresi logistik. Hasil: Dari 144 siswa yang diperiksa, sebanyak 62 siswa (43,1%) terinfestasi kutu kepala dan ditemukan tingkat infestasi pada siswa perempuan lebih tinggi (60,2%) dibandingkan siswa laki-laki (19,7%). Hubungan signifikan ditemukan pada beberapa faktor risiko seperti jenis kelamin (p=<0,001), panjang rambut (p=<0,001), dan kontak dengan orang yang terinfestasi (p<0,05) terhadap kejadian pediculosis capitis. Faktor risiko yang memiliki hubungan tidak signifikan terhadap kejadian pediculosis capitis yaitu frekuensi cuci rambut, tingkat pendidikan orang tua, kebiasaan tidur bersama, jumlah anggota keluarga, dan jumlah saudara kandung (p>0,05). Hasil multivariat regresi logistik biner mendapatkan bahwa jenis kelamin perempuan (OR=6,28, IK95% =2,89-13,69) berhubungan dengan pediculosis capitis. Kesimpulan: Penelitian ini mengindikasikan bahwa kejadian pediculosis capitis ditemukan masih tinggi pada SD Negeri 11 Dauh Puri. Faktor risiko yang mempengaruhi kejadian pediculosis capitis penting diketahui untuk menurunkan angka kejadian dan mencegah infestasi. \u0000Kata Kunci: Prevalensi, faktor risiko, pediculosis capitis.","PeriodicalId":30767,"journal":{"name":"eJurnal Medika Udayana","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44401713","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-10-13DOI: 10.24843/mu.2021.v10.i10.p01
Titis Krisnawati
The stunting prevalence rate in 2019 was low in Bali Province. However, there are still two regencies in this province where the prevalence rate is above the WHO reference limit of maximal 20 percent, which is Buleleng Regency (22.05%) and Bangli Regency (23.01%). Stunting handling during the COVID-19 pandemic encountered several obstacles that could affect the stunting prevalence rate. Therefore, this study aims to assess the level of stunting handling before and after the COVID-19 pandemic at the regency/municipalities level in Bali Province by constructing The Stunting Handling Special Index (IKPS), which includes five dimensions and ten indicators. The result of the study found that the IKPS rate in most of the regency/municipalities in Bali Province has decreased. The decrease in the IKPS rate is concerned could increase the stunting prevalence. The IKPS rate also decreased in Buleleng Regency and Bangli Regency, specifically in the health, education, and social protection dimension. Indicators that have declined in Buleleng Regency are the percentage of birth attendants by health workers at health facilities, modern family planning, early childhood education, utilization of health insurance, and recipients of social protection cards/prosperous family cards. Meanwhile, indicators that have decreased in Bangli Regency are immunization, modern family planning, exclusive breastfeeding, early childhood education, and utilization of health insurance.
{"title":"PENANGANAN STUNTING SEBELUM DAN SESUDAH PANDEMI COVID-19 DI PROVINSI BALI","authors":"Titis Krisnawati","doi":"10.24843/mu.2021.v10.i10.p01","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/mu.2021.v10.i10.p01","url":null,"abstract":"The stunting prevalence rate in 2019 was low in Bali Province. However, there are still two regencies in this province where the prevalence rate is above the WHO reference limit of maximal 20 percent, which is Buleleng Regency (22.05%) and Bangli Regency (23.01%). Stunting handling during the COVID-19 pandemic encountered several obstacles that could affect the stunting prevalence rate. Therefore, this study aims to assess the level of stunting handling before and after the COVID-19 pandemic at the regency/municipalities level in Bali Province by constructing The Stunting Handling Special Index (IKPS), which includes five dimensions and ten indicators. The result of the study found that the IKPS rate in most of the regency/municipalities in Bali Province has decreased. The decrease in the IKPS rate is concerned could increase the stunting prevalence. The IKPS rate also decreased in Buleleng Regency and Bangli Regency, specifically in the health, education, and social protection dimension. Indicators that have declined in Buleleng Regency are the percentage of birth attendants by health workers at health facilities, modern family planning, early childhood education, utilization of health insurance, and recipients of social protection cards/prosperous family cards. Meanwhile, indicators that have decreased in Bangli Regency are immunization, modern family planning, exclusive breastfeeding, early childhood education, and utilization of health insurance.","PeriodicalId":30767,"journal":{"name":"eJurnal Medika Udayana","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41949130","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-10-13DOI: 10.24843/mu.2021.v10.i10.p07
Desak Putu, Citra Udiyani, I. M. Jawi, Wayan Sugiritama, Gusti Kamasan, Nyoman Arijana
Menopause merupakan proses fisiologis Wanita, namun dengan terapi Hormone Replacement Therapy (HRT) menimbulkan efek endometriosis dan tromboemboli vena. Umbi ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L merupakan tumbuhan dengan antosianin. Antosianin mampu meningkatkan ketebalan miometrium dan jumlah kelenjar endometrium. Tujuan penelitian: penelitian ini membuktikan ekstrak etanol umbi ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L) mampu meningkatkan ketebalan miometrium dan jumlah kelenjar endometrium uterus. Metoda penelitian: peneliaian dilakukan dengan rancangan penelitian True Experimental-Post Test Only Control Group Design dengan 28 ekor tikus betina Wistar dibagi 4 kelompok (@7 ekor tikus): kelompok kontrol (P0), esktrak etanol umbi ubi jalar ungu dosis 10 mg/kgBB (P1), 30 mg/kgBB (P2), dan 100 mg/kgBB (P3) diberikan selama 30 hari melalui sonde, hari ke 30 dilakukan pengangkatan uterus dan dan melihat ketebalan miometrium dan jumlah kelenjar endometrium uterus diamati secara histologi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Rerata ketebalan miometrium uterus antar kelompok perlakuan berbeda secara statistik (signifikansi p=0,000). Ketebalan miometrium paling tinggi pada kelompok P3. Rerata jumlah kelenjar endometrium antar kelompok perlakuan berbeda secara statistik (signifikan dengan p=0,000) dengan jumlah kelenjar endometrium yang paling tinggi pada kelompok P3. Kesimpulan: hasil penelitian ini menyimpulkan ekstrak etanol umbi ubi jalar ungu dapat meningkatkan ketebalan miometrium dan jumlah kelenjar endometrium uterus tikus putih yang diovariektomi. Kata kunci: Ekstrak, ubi jalar ungu, antosianin, uterus
更年期是女性的一个生理过程,但激素替代疗法会产生子宫内膜异位症和静脉血栓栓塞效应。紫管隆起(Ipomoea batatas L)是一种含有安托辛的植物。安托辛能增加子宫肌层的稳定性和子宫内膜腺体的数量。研究目的:本研究表明,紫管隆起的乙醇提取物(Ipomoea-batatas L)能增加肌层的稳定性和子宫内膜腺的数量。研究方法:采用True Experimental Post Test Only对照组设计,将28条Wistar雌性尾巴分为4组(@7条小鼠尾巴):对照组(P0),用10 mg/kg BB(P1)、30 mg/kg BB(P2)和100 mg/kg BB(P3)的紫色条包裹乙醇提取物,通过探针给药30天,第30天,进行子宫抬高,组织学观察子宫肌瘤的平衡和子宫内膜腺体的数量。研究结果表明:治疗组间子宫肌瘤计量失衡的比例有统计学差异(p=0.000显著性)。P3组子宫肌密度最高。治疗组之间的子宫内膜淋巴结数量之比在统计学上有所不同(p=0000),其中P3组的子宫内膜节点数量最高。结论:紫管籽乙醇提取物可提高子宫内膜的稳定性,增加子宫内膜异位症小白鼠子宫内膜中子宫内膜淋巴结的数量。〔UNK〕关键词:提取物,紫线,安托辛,子宫
{"title":"EKSTRAK ETANOL UMBI UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L) MENINGKATKAN KETEBALAN MIOMETRIUM & JUMLAH KELENJAR ENDOMETRIUM","authors":"Desak Putu, Citra Udiyani, I. M. Jawi, Wayan Sugiritama, Gusti Kamasan, Nyoman Arijana","doi":"10.24843/mu.2021.v10.i10.p07","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/mu.2021.v10.i10.p07","url":null,"abstract":"Menopause merupakan proses fisiologis Wanita, namun dengan terapi Hormone Replacement Therapy (HRT) menimbulkan efek endometriosis dan tromboemboli vena. Umbi ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L merupakan tumbuhan dengan antosianin. Antosianin mampu meningkatkan ketebalan miometrium dan jumlah kelenjar endometrium. Tujuan penelitian: penelitian ini membuktikan ekstrak etanol umbi ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L) mampu meningkatkan ketebalan miometrium dan jumlah kelenjar endometrium uterus. Metoda penelitian: peneliaian dilakukan dengan rancangan penelitian True Experimental-Post Test Only Control Group Design dengan 28 ekor tikus betina Wistar dibagi 4 kelompok (@7 ekor tikus): kelompok kontrol (P0), esktrak etanol umbi ubi jalar ungu dosis 10 mg/kgBB (P1), 30 mg/kgBB (P2), dan 100 mg/kgBB (P3) diberikan selama 30 hari melalui sonde, hari ke 30 dilakukan pengangkatan uterus dan dan melihat ketebalan miometrium dan jumlah kelenjar endometrium uterus diamati secara histologi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Rerata ketebalan miometrium uterus antar kelompok perlakuan berbeda secara statistik (signifikansi p=0,000). Ketebalan miometrium paling tinggi pada kelompok P3. Rerata jumlah kelenjar endometrium antar kelompok perlakuan berbeda secara statistik (signifikan dengan p=0,000) dengan jumlah kelenjar endometrium yang paling tinggi pada kelompok P3. Kesimpulan: hasil penelitian ini menyimpulkan ekstrak etanol umbi ubi jalar ungu dapat meningkatkan ketebalan miometrium dan jumlah kelenjar endometrium uterus tikus putih yang diovariektomi. \u0000Kata kunci: Ekstrak, ubi jalar ungu, antosianin, uterus","PeriodicalId":30767,"journal":{"name":"eJurnal Medika Udayana","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-10-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44095100","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-09-29DOI: 10.24843/mu.2021.v10.i9.p10
Made Priska Arya Agustini, Made Violin Weda Yani, Made Sindy Astri Pratiwi, P. Yuliyatni
Perubahan pada remaja dapat menimbulkan berbagai permasalahan termasuk masalah status gizi. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa perilaku makan yang tidak baik dan citra tubuh negatif berhubungan dengan kualitas gizi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara perilaku makan dan citra tubuh dengan status gizi pada remaja putri. Penelitian dilakukan di SMAN 1 Denpasar dengan desain observasi cross sectional. Sampel penelitian merupakan remaja putri berusia 14-18 tahun dengan total 119 orang dan dipilih dengan simple random sampling. Perilaku makan dinilai menggunakan the adolescent food habit checklist, citra tubuh dengan kuesioner BSQ-34, dan status gizi berdasarkan IMT/U. Data dianalisis secara univariat dan bivariat. Terdapat 5,8% remaja putri memiliki perilaku makan yang tidak baik dan 79,8% memiliki citra tubuh positif. Sebagian besar subjek memiliki status gizi normal yaitu 75,6%, diikuti dengan status gizi gemuk (15,1%), obesitas (5,9%), dan kurus (3,4%). Terdapat hubungan yang signifikan (p<0,05) antara perilaku makan dan citra tubuh dengan status gizi remaja putri. Penelitian ini menunjukkan individu dengan perilaku makan tidak baik dan citra tubuh negatif memiliki risiko lebih besar mengalami gangguan gizi. Kata kunci : perilaku makan, citra tubuh, status gizi
{"title":"HUBUNGAN PERILAKU MAKAN DAN CITRA TUBUH DENGAN STATUS GIZI REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 1 DENPASAR","authors":"Made Priska Arya Agustini, Made Violin Weda Yani, Made Sindy Astri Pratiwi, P. Yuliyatni","doi":"10.24843/mu.2021.v10.i9.p10","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/mu.2021.v10.i9.p10","url":null,"abstract":"Perubahan pada remaja dapat menimbulkan berbagai permasalahan termasuk masalah status gizi. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa perilaku makan yang tidak baik dan citra tubuh negatif berhubungan dengan kualitas gizi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara perilaku makan dan citra tubuh dengan status gizi pada remaja putri. Penelitian dilakukan di SMAN 1 Denpasar dengan desain observasi cross sectional. Sampel penelitian merupakan remaja putri berusia 14-18 tahun dengan total 119 orang dan dipilih dengan simple random sampling. Perilaku makan dinilai menggunakan the adolescent food habit checklist, citra tubuh dengan kuesioner BSQ-34, dan status gizi berdasarkan IMT/U. Data dianalisis secara univariat dan bivariat. Terdapat 5,8% remaja putri memiliki perilaku makan yang tidak baik dan 79,8% memiliki citra tubuh positif. Sebagian besar subjek memiliki status gizi normal yaitu 75,6%, diikuti dengan status gizi gemuk (15,1%), obesitas (5,9%), dan kurus (3,4%). Terdapat hubungan yang signifikan (p<0,05) antara perilaku makan dan citra tubuh dengan status gizi remaja putri. Penelitian ini menunjukkan individu dengan perilaku makan tidak baik dan citra tubuh negatif memiliki risiko lebih besar mengalami gangguan gizi. \u0000Kata kunci : perilaku makan, citra tubuh, status gizi","PeriodicalId":30767,"journal":{"name":"eJurnal Medika Udayana","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49308469","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-09-29DOI: 10.24843/mu.2021.v10.i9.p11
Made Sindy Astri Pratiwi, Made Violin Weda Yani, Made Priska Arya Agustini, P. Yuliyatni
Persepsi tubuh adalah faktor kepercayaan diri remaja putri. Perhatian kuat tentang persepsi tubuh membuat mereka melakukan berbagai usaha untuk memiliki tubuh ideal yang dapat menyebabkan eating disorder atau gangguan makan. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara persepsi tubuh dan eating disorder pada remaja putri. Desain penelitian ini adalah observasi cross sectional bertempat di SMAN 1 Denpasar. Subjek penelitian berjumlah 190 remaja putri berusia 14-18 tahun yang dipilih dengan simple random sampling. Penilaian persepsi tubuh menggunakan BSQ-34dan gangguan makan dinilai menggunakan EAT-26. Data yang terkumpul dianalisis secara univariat dan bivariat. Dari 190 subjek penelitian yang didominasi usia 17 tahun terdapat 17,9% remaja putri memiliki persepsi tubuh negatif dengan kategori ringan 12,1%, sedang 4,7%, dan berat 1,1%, serta 82,1% dengan persepsi tubuh positif. Sebagian besar subjek tidak berisiko terhadap eating disorder dengan angka 86,8% dan yang berisiko sebesar 13,2%. Terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi tubuh dengan kejadian eating disorder remaja putri (p value= 0.00, PR (95% CI)= 9.75 (4.59-20.72)). Remaja putri dengan persepsi tubuh yang negatif memiliki risiko menjadi eating disorder lebih besar dibanding remaja dengan persepsi positif. Kata kunci : persepsi tubuh, eating disorder, remaja putri
{"title":"Hubungan Persepsi Tubuh dengan Kejadian Eating Disorder Remaja Putri di Denpasar","authors":"Made Sindy Astri Pratiwi, Made Violin Weda Yani, Made Priska Arya Agustini, P. Yuliyatni","doi":"10.24843/mu.2021.v10.i9.p11","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/mu.2021.v10.i9.p11","url":null,"abstract":"Persepsi tubuh adalah faktor kepercayaan diri remaja putri. Perhatian kuat tentang persepsi tubuh membuat mereka melakukan berbagai usaha untuk memiliki tubuh ideal yang dapat menyebabkan eating disorder atau gangguan makan. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara persepsi tubuh dan eating disorder pada remaja putri. Desain penelitian ini adalah observasi cross sectional bertempat di SMAN 1 Denpasar. Subjek penelitian berjumlah 190 remaja putri berusia 14-18 tahun yang dipilih dengan simple random sampling. Penilaian persepsi tubuh menggunakan BSQ-34dan gangguan makan dinilai menggunakan EAT-26. Data yang terkumpul dianalisis secara univariat dan bivariat. Dari 190 subjek penelitian yang didominasi usia 17 tahun terdapat 17,9% remaja putri memiliki persepsi tubuh negatif dengan kategori ringan 12,1%, sedang 4,7%, dan berat 1,1%, serta 82,1% dengan persepsi tubuh positif. Sebagian besar subjek tidak berisiko terhadap eating disorder dengan angka 86,8% dan yang berisiko sebesar 13,2%. Terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi tubuh dengan kejadian eating disorder remaja putri (p value= 0.00, PR (95% CI)= 9.75 (4.59-20.72)). Remaja putri dengan persepsi tubuh yang negatif memiliki risiko menjadi eating disorder lebih besar dibanding remaja dengan persepsi positif. \u0000Kata kunci : persepsi tubuh, eating disorder, remaja putri","PeriodicalId":30767,"journal":{"name":"eJurnal Medika Udayana","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48400163","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}