Pub Date : 2021-08-30DOI: 10.24843/mu.2021.v10.i8.p08
Annie Minerva Datui, N. Winarti, L. P. I. Maker, I. Dewi, I. Muliarta, N. Sriwidyani
Cervical cancer is the second most common malignancy in women with increasing morbidity and mortality rate. VEGF is known as one of pro-angiogenic factors that induce angiogenesis in various malignancy. VEGF overexpression is associated with poor prognosis and plays an important role in cervical cancer progression. This study aimed to investigate the association between VEGF expression and pathological parameters of squamous cell carcinoma of uterine cervix in Sanglah General Hospital Denpasar. This is a cross-sectional study design. The sampel size was 36 paraffin blocks which were selected by consecutive sampling. Pathological parameter data were divided into 2 categories; tumor size (£4 cm, >4 cm), tumor extension (intra and extra-uterine), lymphatic vascular invasion (positive, negative), vascular density (low, high) and lymph node metastasis (positive, negative). VEGF expressions were examined by imunohistochemical technique and evaluated by Histo-Score method. All variables were analyzed by Chi-square analysis with significance value p <0.05. Chi-square analysis revealed an association between tumor size and VEGF expression (p=0.035). In addition, large tumor size (>4 cm) has 2.17 times probability of causing high VEGF expression. VEGF expression were not associated with tumor extension (p=0.502), lymphatic vascular invasion (p=0.346), vascular density (p=0.364) and lymph node metastasis (p=0.209). This study has proved that tumor size is associated with VEGF expression. Large tumor size has greater risk of causing high VEGF expression therefore anti-VEGF targeted therapy could be proposed in large tumor size. There were no association between VEGF expression and tumor extension, lymphatic vascular invasion, vascular density and lymph node metastasis. Keywords: VEGF expression, squamous cell carcinoma, uterine cervix.
{"title":"The Association between Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) Expression and Various Pathological Parameters of Squamous Cell Carcinoma of Uterine Cervix in Sanglah General Hospital","authors":"Annie Minerva Datui, N. Winarti, L. P. I. Maker, I. Dewi, I. Muliarta, N. Sriwidyani","doi":"10.24843/mu.2021.v10.i8.p08","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/mu.2021.v10.i8.p08","url":null,"abstract":"Cervical cancer is the second most common malignancy in women with increasing morbidity and mortality rate. VEGF is known as one of pro-angiogenic factors that induce angiogenesis in various malignancy. VEGF overexpression is associated with poor prognosis and plays an important role in cervical cancer progression. This study aimed to investigate the association between VEGF expression and pathological parameters of squamous cell carcinoma of uterine cervix in Sanglah General Hospital Denpasar. This is a cross-sectional study design. The sampel size was 36 paraffin blocks which were selected by consecutive sampling. Pathological parameter data were divided into 2 categories; tumor size (£4 cm, >4 cm), tumor extension (intra and extra-uterine), lymphatic vascular invasion (positive, negative), vascular density (low, high) and lymph node metastasis (positive, negative). VEGF expressions were examined by imunohistochemical technique and evaluated by Histo-Score method. All variables were analyzed by Chi-square analysis with significance value p <0.05. Chi-square analysis revealed an association between tumor size and VEGF expression (p=0.035). In addition, large tumor size (>4 cm) has 2.17 times probability of causing high VEGF expression. VEGF expression were not associated with tumor extension (p=0.502), lymphatic vascular invasion (p=0.346), vascular density (p=0.364) and lymph node metastasis (p=0.209). This study has proved that tumor size is associated with VEGF expression. Large tumor size has greater risk of causing high VEGF expression therefore anti-VEGF targeted therapy could be proposed in large tumor size. There were no association between VEGF expression and tumor extension, lymphatic vascular invasion, vascular density and lymph node metastasis. \u0000 \u0000Keywords: VEGF expression, squamous cell carcinoma, uterine cervix.","PeriodicalId":30767,"journal":{"name":"eJurnal Medika Udayana","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47627499","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-30DOI: 10.24843/mu.2021.v10.i8.p03
Putu Pandu, Eka Setiawan, Ida Bagus, Putra Adnyana, I. Gede, Ngurah Harry, W. Surya, I. Nyoman, Hariyasa Sanjaya, Program Studi, Sarjana, dan Profesi Dokter
ABSTRAK PERBANDINGAN EFEKTIVITAS TERAPI ORAL DAN INTRAVENA PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DEFISIENSI BESI Anemia defisiensi besi (IDA) utamanya lebih banyak terjadi pada wanita salah satu faktornya adalah kehamilan. Pilihan pertama dalam pengobatan anemia defisiensi besi untuk hampir semua pasien adalah terapi besi oral. Tujuan dari systematic review ini untuk mengetahui efektifitas terapi intravena dan terapi oral sebagai pengobatan untuk IDA pada Ibu Hamil. Penulisan systematic review ini dilakukan berdasarkan pedoman PRISMA. Pencarian artikel dilakukan pada database Pubmed dan Sciencedirect dari tahun 2016-2020 dengan kriteria inkulsi wanita hamil dengan IDA dan hasil mean Hb untuk setiap intervensi. Judul dan abstrak ditinjau berdasarkan relevansi penelitian. Penilaian kualitas studi menggunakan Cochrane Systematic Review ROB Tools. Pada tahap akhir didapatkan sebanyak enam artikel. Secara umum kualitas studi cukup baik. Berdasarkann Systematic review yang telah dilakukan menunjukan bahwa terapi besi intravena lebih unggul dalam hal tolerabilitas dan koreksi anemia bila dibandingkan dengan terapi oral. Terapi IV juga menghasilkan peningkatan Hb yang lebih cepat. Kata kunci: Kehamilan, Terapi, Anemia Defisiensi Besi
{"title":"PERBANDINGAN EFEKTIVITAS TERAPI ORAL DAN INTRAVENA PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DEFISIENSI BESI: SEBUAH SYSTEMATIC REVIEW","authors":"Putu Pandu, Eka Setiawan, Ida Bagus, Putra Adnyana, I. Gede, Ngurah Harry, W. Surya, I. Nyoman, Hariyasa Sanjaya, Program Studi, Sarjana, dan Profesi Dokter","doi":"10.24843/mu.2021.v10.i8.p03","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/mu.2021.v10.i8.p03","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000PERBANDINGAN EFEKTIVITAS TERAPI ORAL DAN INTRAVENA PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DEFISIENSI BESI \u0000 \u0000Anemia defisiensi besi (IDA) utamanya lebih banyak terjadi pada wanita salah satu faktornya adalah kehamilan. Pilihan pertama dalam pengobatan anemia defisiensi besi untuk hampir semua pasien adalah terapi besi oral. Tujuan dari systematic review ini untuk mengetahui efektifitas terapi intravena dan terapi oral sebagai pengobatan untuk IDA pada Ibu Hamil. Penulisan systematic review ini dilakukan berdasarkan pedoman PRISMA. Pencarian artikel dilakukan pada database Pubmed dan Sciencedirect dari tahun 2016-2020 dengan kriteria inkulsi wanita hamil dengan IDA dan hasil mean Hb untuk setiap intervensi. Judul dan abstrak ditinjau berdasarkan relevansi penelitian. Penilaian kualitas studi menggunakan Cochrane Systematic Review ROB Tools. Pada tahap akhir didapatkan sebanyak enam artikel. Secara umum kualitas studi cukup baik. Berdasarkann Systematic review yang telah dilakukan menunjukan bahwa terapi besi intravena lebih unggul dalam hal tolerabilitas dan koreksi anemia bila dibandingkan dengan terapi oral. Terapi IV juga menghasilkan peningkatan Hb yang lebih cepat. \u0000Kata kunci: Kehamilan, Terapi, Anemia Defisiensi Besi","PeriodicalId":30767,"journal":{"name":"eJurnal Medika Udayana","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41972124","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-30DOI: 10.24843/mu.2021.v10.i8.p01
Putu Itta, Sandi Lesmana Dewi, Kadek Mercu, Narapati Pamungkas, I. Ayu, Trisha Kundalini, I. Mariadi, Dan Kunyit, C.M.O. Longa, Itta Sandi, Lesmana Dewi1, Narapati Pamungkas1, Trisha Kundalini1, I. Ketut
ABSTRAK Latar Belakang: Kanker kolorektal menduduki posisi ketiga kanker tersering dan posisi keempat kanker yang paling sering menyebabkan kematian diseluruh dunia yaitu sekitar 700.000 kematian setiap tahunnya. Penyakit ini merupakan salah satu keganasan saluran pencernaan yang terbentuk melalui berbagai macam faktor seperti faktor genetik dan lingkungan. Penatalaksanaan kanker kolorektal hingga saat ini dilakukan dengan terapi operasi dan terapi adjuvan yang memiliki banyak efek samping dan mahal bagi sebagian besar orang. Tujuan: Tujuan dibuatnya literature review ini yaitu untuk menemukan modalitas terapi penyakit kanker kolorektal. Metode: Literature review ini disusun menggunakan metode kajian pustaka dengan mengumpulkan sumber dari literatur ilmiah yang valid seperti PubMed dan Google Scholar. Penulis menggunakan kata kunci colorectal cancer, curcumin, Ocimum sanctum L., Curcuma longa Linn., basil, dan tumeric serta logika Boolean “AND” untuk mendapatkan jurnal ilmiah internasional yang spesifik. Pembahasan: Kurkumin dalam Curcuma longa L. dapat menurunkan proliferasi sel kanker kolorektal, merangsang terjadinya apoptosis sel kanker kolorektal, menurunkan metastasis, dan sebagai antiinflamasi. Flavonoid vicenin-2 yang terkandung dalam Ocimum sanctum L. mampu menghambat proliferasi dan menginduksi terjadinya apoptosis sel kanker kolorektal. Zat-zat penting yang terdapat di dalam daun Ocimum sanctum L. diekstraksi melalui beberapa tahapan seperti halnya kurkumin dalam Curcuma longa L. Kesimpulan: Kombinasi ekstrak daun kemangi dan kunyit memiliki potensi sebagai terapi kanker kolorektal. Saran: Penulis menyarankan untuk diadakan penelitan lebih lanjut terkait dosis dan efek samping yang dapat ditimbulkan. Kata kunci : kanker kolorektal., kurkumin., vicenin-2
{"title":"POTENSI EKSTRAK DAUN KEMANGI (OCIMUM SANCTUM L.) DAN KUNYIT (CURCUMA LONGA L.) TERHADAP TERAPI KANKER KOLOREKTAL","authors":"Putu Itta, Sandi Lesmana Dewi, Kadek Mercu, Narapati Pamungkas, I. Ayu, Trisha Kundalini, I. Mariadi, Dan Kunyit, C.M.O. Longa, Itta Sandi, Lesmana Dewi1, Narapati Pamungkas1, Trisha Kundalini1, I. Ketut","doi":"10.24843/mu.2021.v10.i8.p01","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/mu.2021.v10.i8.p01","url":null,"abstract":"ABSTRAK Latar Belakang: Kanker kolorektal menduduki posisi ketiga kanker tersering dan posisi keempat kanker yang paling sering menyebabkan kematian diseluruh dunia yaitu sekitar 700.000 kematian setiap tahunnya. Penyakit ini merupakan salah satu keganasan saluran pencernaan yang terbentuk melalui berbagai macam faktor seperti faktor genetik dan lingkungan. Penatalaksanaan kanker kolorektal hingga saat ini dilakukan dengan terapi operasi dan terapi adjuvan yang memiliki banyak efek samping dan mahal bagi sebagian besar orang. Tujuan: Tujuan dibuatnya literature review ini yaitu untuk menemukan modalitas terapi penyakit kanker kolorektal. Metode: Literature review ini disusun menggunakan metode kajian pustaka dengan mengumpulkan sumber dari literatur ilmiah yang valid seperti PubMed dan Google Scholar. Penulis menggunakan kata kunci colorectal cancer, curcumin, Ocimum sanctum L., Curcuma longa Linn., basil, dan tumeric serta logika Boolean “AND” untuk mendapatkan jurnal ilmiah internasional yang spesifik. Pembahasan: Kurkumin dalam Curcuma longa L. dapat menurunkan proliferasi sel kanker kolorektal, merangsang terjadinya apoptosis sel kanker kolorektal, menurunkan metastasis, dan sebagai antiinflamasi. Flavonoid vicenin-2 yang terkandung dalam Ocimum sanctum L. mampu menghambat proliferasi dan menginduksi terjadinya apoptosis sel kanker kolorektal. Zat-zat penting yang terdapat di dalam daun Ocimum sanctum L. diekstraksi melalui beberapa tahapan seperti halnya kurkumin dalam Curcuma longa L. Kesimpulan: Kombinasi ekstrak daun kemangi dan kunyit memiliki potensi sebagai terapi kanker kolorektal. Saran: Penulis menyarankan untuk diadakan penelitan lebih lanjut terkait dosis dan efek samping yang dapat ditimbulkan. Kata kunci : kanker kolorektal., kurkumin., vicenin-2","PeriodicalId":30767,"journal":{"name":"eJurnal Medika Udayana","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44079231","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-30DOI: 10.24843/mu.2021.v10.i8.p14
I. Putu, Dema Prasetya, I. G. Kamasan, Nym. Arijana, N. Linawati, W. Sugiritama, I. M. Sudarmaja, Kata Kunci, Kelembapan Kulit, Kulit Buah, N. Merah, Sinar Antioksidan, Tikus Ultraviolet, Wistar
ABSTRAK Kulit kering dapat menurunkan kinerja proteksi tubuh terhadap efek radikal bebas dan infeksi. Kerusakan kulit bisa terjadi karena adanya sinar ultraviolet (UV), salah satu dari komponen sinar matahari yang mencapai bumi. Efek dari sinar UV yang memiliki sifat sebagai sumber radikal bebas dapat dicegah dengan antioksidan. Salah satunya yaitu krim ekstrak kulit buah naga super merah (Hylocereus costaricencis). Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian krim ekstrak kulit buah naga super merah (Hylocereus costaricencis) terhadap kelembapan kulit tikus wistar (Rattus norvegicus) yang dipapar sinar ultraviolet B. Penelitian ini menggunakan sampel sejumlah 30 ekor tikus wistar jantan yang sudah memenuhi kriteria eksklusi dan inklusi. Sampel penelitian dibagi ke dalam 5 (lima) kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 6 ekor tikus wistar jantan, yaitu kelompok kontrol (P0), kelompok plasebo (P1), kelompok krim ekstrak kulit buah naga super merah 5% (P2), 10% (P3), dan 20% (P4). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian ekstrak krim ekstrak kulit buah naga super merah (Hylocereus costaricencis) 5% dan krim ekstrak kulit buah naga super merah (Hylocereus costaricencis) 10% terhadap peningkatkan kelembapan kulit tikus wistar (Rattus norvegicus) yang dipapar sinar ultraviolet B. Kata Kunci: Kelembapan Kulit, Kulit Buah Naga Super Merah, Antioksidan, Sinar Ultraviolet, Tikus Wistar
{"title":"KRIM EKSTRAK KULIT BUAH NAGA SUPER MERAH (HYLOCEREUS COSTARICENSIS) MENINGKATKAN KELEMBAPAN KULIT TIKUS WISTAR (RATTUS NORVEGICUS) YANG DIPAPAR SINAR ULTRAVIOLET B","authors":"I. Putu, Dema Prasetya, I. G. Kamasan, Nym. Arijana, N. Linawati, W. Sugiritama, I. M. Sudarmaja, Kata Kunci, Kelembapan Kulit, Kulit Buah, N. Merah, Sinar Antioksidan, Tikus Ultraviolet, Wistar","doi":"10.24843/mu.2021.v10.i8.p14","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/mu.2021.v10.i8.p14","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Kulit kering dapat menurunkan kinerja proteksi tubuh terhadap efek radikal bebas dan infeksi. Kerusakan kulit bisa terjadi karena adanya sinar ultraviolet (UV), salah satu dari komponen sinar matahari yang mencapai bumi. Efek dari sinar UV yang memiliki sifat sebagai sumber radikal bebas dapat dicegah dengan antioksidan. Salah satunya yaitu krim ekstrak kulit buah naga super merah (Hylocereus costaricencis). Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian krim ekstrak kulit buah naga super merah (Hylocereus costaricencis) terhadap kelembapan kulit tikus wistar (Rattus norvegicus) yang dipapar sinar ultraviolet B. Penelitian ini menggunakan sampel sejumlah 30 ekor tikus wistar jantan yang sudah memenuhi kriteria eksklusi dan inklusi. Sampel penelitian dibagi ke dalam 5 (lima) kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 6 ekor tikus wistar jantan, yaitu kelompok kontrol (P0), kelompok plasebo (P1), kelompok krim ekstrak kulit buah naga super merah 5% (P2), 10% (P3), dan 20% (P4). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian ekstrak krim ekstrak kulit buah naga super merah (Hylocereus costaricencis) 5% dan krim ekstrak kulit buah naga super merah (Hylocereus costaricencis) 10% terhadap peningkatkan kelembapan kulit tikus wistar (Rattus norvegicus) yang dipapar sinar ultraviolet B. \u0000Kata Kunci: Kelembapan Kulit, Kulit Buah Naga Super Merah, Antioksidan, Sinar Ultraviolet, Tikus Wistar","PeriodicalId":30767,"journal":{"name":"eJurnal Medika Udayana","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41759724","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-30DOI: 10.24843/mu.2021.v10.i8.p02
Made Alit Darmawan, Ni Wayan Meindra Wirtayani, Elisabeth Ernawaty N
ABSTRAK Tuberkulosis merupakan penyakit menular akibat bakteri Mycobacterium tuberculosis, dimana penularannya terutama melalui udara dan paru – paru menjadi organ target utama bakteri tersebut (Pusdatin, 2015). Berdasarkan Kementerian Kesehatan RI di tahun 2018, terjadi peningkatan penemuan kasus TB setiap tahunnya, dimana pada tahun 2017 menunjukkan angka CNR tertinggi sebesar 161 per 100.000 penduduk. Peningkatan kasus tersebut berbanding terbalik dengan tingkat pendidikan dan sosial ekonomi pada suatu wilayah. (Indah, M., 2018). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana angka keberhasilan program pemerintah di wilayah kerja Puskesmas Timung, Kecamatan Wae Rii, Kabupaten Manggarai. Program yang dinilai meliputi CDR, CNR, dan angka keberhasilan pengobatan pasien TB. Data yang digunakan selama tiga triwulan, yaitu dari bulan Januari 2017 hingga Desember 2018. Angka cakupan pengobatan semua kasus TB yang diobati / CDR di wilayah kerja Puskesmas Timung sebesar 27%. Indikator angka kejadian kasus TB / CNR sebesar 66 per 100.000 penduduk. Angka keberhasilan pengobatan pasien TB sebesar 86%. Ketiga indikator utama program TB tersebut dapat digunakan sebagai acuan untuk penatalaksaan selanjutnya di wilayah kerja Puskesmas Timung. Kata kunci : Infeksi TB, program TB, puskesmas Timung
{"title":"INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM TB NASIONAL PUSKESMAS TIMUNG, KECAMATAN WAE RII, KABUPATEN MANGGARAI, NUSA TENGGARA TIMUR","authors":"Made Alit Darmawan, Ni Wayan Meindra Wirtayani, Elisabeth Ernawaty N","doi":"10.24843/mu.2021.v10.i8.p02","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/mu.2021.v10.i8.p02","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000 \u0000Tuberkulosis merupakan penyakit menular akibat bakteri Mycobacterium tuberculosis, dimana penularannya terutama melalui udara dan paru – paru menjadi organ target utama bakteri tersebut (Pusdatin, 2015). Berdasarkan Kementerian Kesehatan RI di tahun 2018, terjadi peningkatan penemuan kasus TB setiap tahunnya, dimana pada tahun 2017 menunjukkan angka CNR tertinggi sebesar 161 per 100.000 penduduk. Peningkatan kasus tersebut berbanding terbalik dengan tingkat pendidikan dan sosial ekonomi pada suatu wilayah. (Indah, M., 2018). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana angka keberhasilan program pemerintah di wilayah kerja Puskesmas Timung, Kecamatan Wae Rii, Kabupaten Manggarai. Program yang dinilai meliputi CDR, CNR, dan angka keberhasilan pengobatan pasien TB. Data yang digunakan selama tiga triwulan, yaitu dari bulan Januari 2017 hingga Desember 2018. Angka cakupan pengobatan semua kasus TB yang diobati / CDR di wilayah kerja Puskesmas Timung sebesar 27%. Indikator angka kejadian kasus TB / CNR sebesar 66 per 100.000 penduduk. Angka keberhasilan pengobatan pasien TB sebesar 86%. Ketiga indikator utama program TB tersebut dapat digunakan sebagai acuan untuk penatalaksaan selanjutnya di wilayah kerja Puskesmas Timung. \u0000Kata kunci : Infeksi TB, program TB, puskesmas Timung","PeriodicalId":30767,"journal":{"name":"eJurnal Medika Udayana","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47559955","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-30DOI: 10.24843/mu.2021.v10.i8.p17
Komang Rai Artha Wiguna, I. G. M. Aribawa, I. W. Aryabiantara, Tjok Gde Agung Senapathi
ABSTRAK Pelaporan nyeri masing-masing individu sangat subjektif. Banyak studi yang telah mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas nyeri pasca-operasi. Penelitian ini dilakukan guna mengetahui gambaran intensitas nyeri pada pasien pasca-operasi abdomen bawah di RSUP Sanglah. Desain penelitian ini merupakan deskriptif cross-sectional. Teknik pengambilan sampel berupa total sampling yang berasal dari rekam medis pasien pasca operasi abdomen bawah di RSUP Sanglah periode Januari hingga Juli 2018 yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria eksklusi. Sampel yang terkumpul sejumlah 99 pasien. Tercatat nyeri ringan mendominasi kejadian nyeri baik pada pasien perempuan dan laki-laki. Begitupula pada semua kelompok umur yang sebagian besar lebih banyak mengalami nyeri ringan. Pada pasien berpendidikan rendah dan tinggi, nyeri ringan juga paling sering terjadi. Serta pada pasien dengan dan tanpa premedikasi, nyeri ringan juga lebih banyak terjadi. Dan pada kelompok pasien pasca-appendectomi dan laparotomi TAH, nyeri ringan lebih banyak dikeluhkan dari intensitas nyeri lainnya.Nyeri ringan merupakan intesitas nyeri yang paling sering dialami oleh pasien pasca-operasi abdomen bawah. Kata kunci: Jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, premedikasi, jenis operasi, intensitas nyeri, pasien pasca-operasi abdomen bawah, RSUP Sanglah
{"title":"GAMBARAN INTENSITAS NYERI PASIEN PASCA-OPERASI ABDOMEN BAWAH DI RSUP SANGLAH","authors":"Komang Rai Artha Wiguna, I. G. M. Aribawa, I. W. Aryabiantara, Tjok Gde Agung Senapathi","doi":"10.24843/mu.2021.v10.i8.p17","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/mu.2021.v10.i8.p17","url":null,"abstract":"\u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000Pelaporan nyeri masing-masing individu sangat subjektif. Banyak studi yang telah mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas nyeri pasca-operasi. Penelitian ini dilakukan guna mengetahui gambaran intensitas nyeri pada pasien pasca-operasi abdomen bawah di RSUP Sanglah. Desain penelitian ini merupakan deskriptif cross-sectional. Teknik pengambilan sampel berupa total sampling yang berasal dari rekam medis pasien pasca operasi abdomen bawah di RSUP Sanglah periode Januari hingga Juli 2018 yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria eksklusi. Sampel yang terkumpul sejumlah 99 pasien. Tercatat nyeri ringan mendominasi kejadian nyeri baik pada pasien perempuan dan laki-laki. Begitupula pada semua kelompok umur yang sebagian besar lebih banyak mengalami nyeri ringan. Pada pasien berpendidikan rendah dan tinggi, nyeri ringan juga paling sering terjadi. Serta pada pasien dengan dan tanpa premedikasi, nyeri ringan juga lebih banyak terjadi. Dan pada kelompok pasien pasca-appendectomi dan laparotomi TAH, nyeri ringan lebih banyak dikeluhkan dari intensitas nyeri lainnya.Nyeri ringan merupakan intesitas nyeri yang paling sering dialami oleh pasien pasca-operasi abdomen bawah. \u0000Kata kunci: Jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, premedikasi, jenis operasi, intensitas nyeri, pasien pasca-operasi abdomen bawah, RSUP Sanglah \u0000 \u0000","PeriodicalId":30767,"journal":{"name":"eJurnal Medika Udayana","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43959386","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-30DOI: 10.24843/mu.2021.v10.i8.p15
I. B. Wibawa, Ni Putu Wardani, Ni Luh Putu Eka Diarthini, Putu Ayu Sista Damayanti
ABSTRAK Self Directed Learning (SDL) memiliki kaitan dengan pelaksanaan proses pembelajaran Problem Based Learning (PBL) di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Konsep belajar ini merupakan metode pembelajaran yang berfokus pada mahasiswa itu sendiri atau student centered learning. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kesiapan mahasiswa dalam metode SDL yang biasa disebut sebagai Self Directed Learning Readiness (SDLR). Penelitian ini bersifat cross-sectional analitic dimana pengambilan sampel dilakukan satu kali dengan menggunakan instrument kuesioner pada mahasiswa Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter (PSSKPD) mahasiswa tahun pertama pada penelitian ini yaitu angkatan tahun 2018, dan mahasiswa tahun ketiga yaitu angkatan 2016. Penghitungan jumlah sampel dilakukan melalui total sampling dan terkumpul sebanyak 425 kuesioner, dimana angkatan 2016 sebanyak 205 responden, angkatan 2018 sebanyak 220 responden. Kuesioner yang dipakai memiliki 36 pertanyaan utama dan 3 pertanyaan tambahan, kuesioner memiliki nilai 1-5 (Likert Scale) dimana kuesioner telah di validasi oleh Zulharman (2008). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan skor yang signifikan antara masing-masing kelompok angkatan (P > 0.05). Skor SDLR pada angkatan 2016 dengan kategori hasil tinggi memiliki jumlah sampel yang lebih banyak dibandingkan dengan angkatan 2018. Kedua kelompok angkatan masing-masing memperoleh skor SDLR pada 2 kategori yaitu kategori tinggi, dan kategori sedang Kata Kunci: Independent learning, Self Directed Learning Readiness (SDLR), PBL, Skor SDLR
{"title":"PERBEDAAN SELF DIRECTED LEARNING READINESS PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA DAN KETIGA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA","authors":"I. B. Wibawa, Ni Putu Wardani, Ni Luh Putu Eka Diarthini, Putu Ayu Sista Damayanti","doi":"10.24843/mu.2021.v10.i8.p15","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/mu.2021.v10.i8.p15","url":null,"abstract":"\u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000Self Directed Learning (SDL) memiliki kaitan dengan pelaksanaan proses pembelajaran Problem Based Learning (PBL) di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Konsep belajar ini merupakan metode pembelajaran yang berfokus pada mahasiswa itu sendiri atau student centered learning. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kesiapan mahasiswa dalam metode SDL yang biasa disebut sebagai Self Directed Learning Readiness (SDLR). Penelitian ini bersifat cross-sectional analitic dimana pengambilan sampel dilakukan satu kali dengan menggunakan instrument kuesioner pada mahasiswa Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter (PSSKPD) mahasiswa tahun pertama pada penelitian ini yaitu angkatan tahun 2018, dan mahasiswa tahun ketiga yaitu angkatan 2016. Penghitungan jumlah sampel dilakukan melalui total sampling dan terkumpul sebanyak 425 kuesioner, dimana angkatan 2016 sebanyak 205 responden, angkatan 2018 sebanyak 220 responden. Kuesioner yang dipakai memiliki 36 pertanyaan utama dan 3 pertanyaan tambahan, kuesioner memiliki nilai 1-5 (Likert Scale) dimana kuesioner telah di validasi oleh Zulharman (2008). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan skor yang signifikan antara masing-masing kelompok angkatan (P > 0.05). Skor SDLR pada angkatan 2016 dengan kategori hasil tinggi memiliki jumlah sampel yang lebih banyak dibandingkan dengan angkatan 2018. Kedua kelompok angkatan masing-masing memperoleh skor SDLR pada 2 kategori yaitu kategori tinggi, dan kategori sedang \u0000Kata Kunci: Independent learning, Self Directed Learning Readiness (SDLR), PBL, Skor SDLR \u0000 \u0000","PeriodicalId":30767,"journal":{"name":"eJurnal Medika Udayana","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42595673","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-30DOI: 10.24843/mu.2021.v10.i8.p04
Made Michel Kresnayasa, I. .. Hartawan, I. Sidiartha, Dyah Kanya Wati
Asma adalah penyakit inflamasi kronis yang terjadi pada saluran pernafasan dan paling sering dijumpai pada anak-anak. Prevalensi asma terus meningkat dari waktu ke waktu. Menurut WHO dan GINA, jumlah penderita asma di dunia mencapai 300 juta orang, angka ini diperkirakan akan terus meningkat hingga 400 juta orang pada tahun 2025. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien anak yang menderita asma di Puskesmas I Denpasar Timur tahun 2019 – 2021. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan melakukan pengambilan data berupa rekam medis mulai dari tahun 2019 sampai tahun 2021 di Puskesmas I Denpasar Timur. Sampel yang digunakan yaitu pasien anak yang terdiagnosa asma dengan metode total sampling, yaitu seluruh populasi menjadi subjek penelitian. Hasil dari pengambilan data rekam medis sejumlah 74 sampel menunjukkan bahwa kasus asma pada anak di Puskesmas I Denpasar Timur tahun 2019-2021 lebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan dan didominasi oleh anak dengan rentang umur 0-4 tahun. Pasien asma pada anak lebih banyak ditemukan pada anak dengan status gizi lebih tanpa adanya riwayat dermatitis atopik. Penderita asma pada anak paling banyak ditemukan pada jenis kelamin laki – laki dan pada kelompok usia 0 – 4 tahun. Anak yang menderita asma mayoritas adalah anak dengan status gizi lebih dan hanya sedikit yang memiliki riwayat dermatitis atopi. Kata Kunci: Asma, karakteristik, anak, status gizi.
哮喘是一种慢性炎症疾病,发生在呼吸道,最常见的症状是儿童。哮喘的流行与日俱增。根据世卫组织和吉娜的数据,世界哮喘患者的数量将达到3亿人,预计到2025年将增加4亿人。本研究旨在确定2019 - 2021年东登巴萨患哮喘儿童的特征。这项研究是描述性的,记录了从2019年到2021年在东登巴萨的Puskesmas I Denpasar的医疗记录。用全样本的方法诊断哮喘的儿童样本,即所有人群都成为研究对象。医学记录显示,2014 -2021年东登巴萨医院儿童哮喘患病率高于女性,由年龄为0-4岁的儿童主导。儿童哮喘患者更多的是在营养状况较差的儿童中发现的,而非非主题皮炎病例。儿童哮喘最常见的症状是男性和年龄为0 - 4岁的人群。患有哮喘的儿童主要是营养状况较差、皮炎历史较低的儿童。关键词:哮喘,特征,儿童,营养状况。
{"title":"KARAKTERISTIK ASMA PADA ANAK DI PUSKESMAS I DENPASAR TIMUR TAHUN 2019-2021","authors":"Made Michel Kresnayasa, I. .. Hartawan, I. Sidiartha, Dyah Kanya Wati","doi":"10.24843/mu.2021.v10.i8.p04","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/mu.2021.v10.i8.p04","url":null,"abstract":"Asma adalah penyakit inflamasi kronis yang terjadi pada saluran pernafasan dan paling sering dijumpai pada anak-anak. Prevalensi asma terus meningkat dari waktu ke waktu. Menurut WHO dan GINA, jumlah penderita asma di dunia mencapai 300 juta orang, angka ini diperkirakan akan terus meningkat hingga 400 juta orang pada tahun 2025. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien anak yang menderita asma di Puskesmas I Denpasar Timur tahun 2019 – 2021. \u0000Penelitian ini bersifat deskriptif dengan melakukan pengambilan data berupa rekam medis mulai dari tahun 2019 sampai tahun 2021 di Puskesmas I Denpasar Timur. Sampel yang digunakan yaitu pasien anak yang terdiagnosa asma dengan metode total sampling, yaitu seluruh populasi menjadi subjek penelitian. \u0000Hasil dari pengambilan data rekam medis sejumlah 74 sampel menunjukkan bahwa kasus asma pada anak di Puskesmas I Denpasar Timur tahun 2019-2021 lebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan dan didominasi oleh anak dengan rentang umur 0-4 tahun. Pasien asma pada anak lebih banyak ditemukan pada anak dengan status gizi lebih tanpa adanya riwayat dermatitis atopik. \u0000Penderita asma pada anak paling banyak ditemukan pada jenis kelamin laki – laki dan pada kelompok usia 0 – 4 tahun. Anak yang menderita asma mayoritas adalah anak dengan status gizi lebih dan hanya sedikit yang memiliki riwayat dermatitis atopi. \u0000 \u0000Kata Kunci: Asma, karakteristik, anak, status gizi.","PeriodicalId":30767,"journal":{"name":"eJurnal Medika Udayana","volume":" 47","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41252391","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-30DOI: 10.24843/mu.2021.v10.i8.p13
I. G. B. M. A. Pradnyaandara, Herman Saputra, I. S. M. Dewi, I. W. Sumadi
ABSTRAK Karsinoma paru adalah keganasan dengan angka mortalitas tertinggi di dunia pada penduduk pria. Karsinoma paru dimulai dari munculnya tumor supressor gen pada genom (onkogen). Inisiator yang mengubah tumor suppressor gen dengan delesi maupun insersi sebagian dari susunan pasangan basanya, adanya gen erbB1 dan atau erbB2 yang memiliki peran anti apoptosis. Sekitar delapan koma dua juta angka kematian pada tahun 2012 diakibatkan oleh karsinoma. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik pasien yang mengalami karsinoma paru di RSUP Sanglah Denpasar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif cross-sectional. Sampel terpilih adalah populasi yang telah melalui kriteria inklusi maupun eksklusi. Dengan perangkat lunak SPSS versi 22 data ini diolah. Hasil penelitian menunjukkan kasus karsinoma paru tersering pada kelompok usia 46-55 tahun sebesar 31,5% dimana jenis kelamin laki-laki adalah yang terbanyak (61,4%). Sebagian besar pasien karsinoma paru menderita tipe histopatologi dari adenocarcinoma (66,9%). Hal yang paling sering dikeluhkan pasien adalah sesak nafas dengan persentase 40,2%. Kesimpulan pada penelitian ini adalah pasien karsinoma paru terbanyak pada kelompok usia 46 sampai 55 tahun yang didominasi pasien yang berjenis kelamin laki-laki, dengan tipe terbanyak adalah adenocarcinoma dan sesak nafas adalah keluhan yang paling sering ditemukan. Kata Kunci: Karsinoma Paru, Karakteristik, Histopatologi.
{"title":"KARAKTERISTIK PASIEN KARSINOMA PARU DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2017-2018","authors":"I. G. B. M. A. Pradnyaandara, Herman Saputra, I. S. M. Dewi, I. W. Sumadi","doi":"10.24843/mu.2021.v10.i8.p13","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/mu.2021.v10.i8.p13","url":null,"abstract":"\u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000Karsinoma paru adalah keganasan dengan angka mortalitas tertinggi di dunia pada penduduk pria. Karsinoma paru dimulai dari munculnya tumor supressor gen pada genom (onkogen). Inisiator yang mengubah tumor suppressor gen dengan delesi maupun insersi sebagian dari susunan pasangan basanya, adanya gen erbB1 dan atau erbB2 yang memiliki peran anti apoptosis. Sekitar delapan koma dua juta angka kematian pada tahun 2012 diakibatkan oleh karsinoma. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik pasien yang mengalami karsinoma paru di RSUP Sanglah Denpasar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif cross-sectional. Sampel terpilih adalah populasi yang telah melalui kriteria inklusi maupun eksklusi. Dengan perangkat lunak SPSS versi 22 data ini diolah. Hasil penelitian menunjukkan kasus karsinoma paru tersering pada kelompok usia 46-55 tahun sebesar 31,5% dimana jenis kelamin laki-laki adalah yang terbanyak (61,4%). Sebagian besar pasien karsinoma paru menderita tipe histopatologi dari adenocarcinoma (66,9%). Hal yang paling sering dikeluhkan pasien adalah sesak nafas dengan persentase 40,2%. Kesimpulan pada penelitian ini adalah pasien karsinoma paru terbanyak pada kelompok usia 46 sampai 55 tahun yang didominasi pasien yang berjenis kelamin laki-laki, dengan tipe terbanyak adalah adenocarcinoma dan sesak nafas adalah keluhan yang paling sering ditemukan. \u0000Kata Kunci: Karsinoma Paru, Karakteristik, Histopatologi. \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 ","PeriodicalId":30767,"journal":{"name":"eJurnal Medika Udayana","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45008723","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-26DOI: 10.24843/mu.2021.v10.i8.p18
I. Putu, Gede Adiatmika, K. Tirtayasa, S. Purnawati
Konsumsi rokok menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan kematian akibat Penyakit Tidak Menular. Tercatat 7,2 juta orang tiap tahunnya meninggal karena rokok, menjadikan rokok sebagai penyebab kematian tertinggi yang paling dapat dicegah di dunia. Morbiditas yang ditimbulkan oleh rokok sangat berhubungan dengan pengaruh-nya terhadap kapasitas fungsional paru, dengan manifestasi yang paling sering berupa Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK). Tes spirometri menjadi salah satu pilihan dalam membantu menegakkan diagnosis PPOK yang dapat ditandai dengan penurunan volume ekspirasi paksa detik pertama per kapasitas vital paksa (%VEP1/KVP). Beberapa penelitian sebelumnya telah menunjukan bahwa kebiasaan merokok memiliki pengaruh terhadap faal paru-paru yang ditandai dengan menurunnya %VEP1/KVP pada orang dewasa yang diteliti. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai perbedaan %VEP1/KVP pada target populasi yang berbeda dengan memaparkan pula perbedaan pada indikator %VEP1 dan %KVP. Penelitian ini bersifat observasional (non-experiment) analitik. Data diambil secara cross-sectional terhadap laki-laki di lingkungan Universitas Udayana. Teknik sampling menggunakan purposive sampling. Ditemukan %VEP1/KVP yang lebih rendah pada perokok dibandingkan bukan perokok (93,22 + 4,4 vs 94,30 + 3,1; p=0,281). Penurunan %KVP terjadi secara signifikan pada perokok yang merokok lebih dari 10 batang per harinya (p=0,047). Tidak ditemukan adanya perbedaan signifikan terhadap nilai %VEP1 baik secara umum, berdasarkan jumlah konsumsi rokok, maupun lama merokok. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat %VEP1/KVP yang lebih kecil pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok, meskipun hasil tidak signifikan secara statistik. Terkait keterbatasan studi, penulis menyarankan untuk dilakukannya penelitian lebih lanjut dengan pendekatan longitudinal dan sampel dari berbagai sampel agar hasil studi lebih representatif terhadap populasi yang sesungguhnya. Kata kunci : VEP1/KVP, VEP1, KVP, Rokok, Laki-laki
{"title":"PERBEDAAN VOLUME EKSPIRASI PAKSA DETIK PERTAMA PER KAPASITAS VITAL PAKSA (%VEP1/KVP) ANTARA LAKI-LAKI PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS UDAYANA","authors":"I. Putu, Gede Adiatmika, K. Tirtayasa, S. Purnawati","doi":"10.24843/mu.2021.v10.i8.p18","DOIUrl":"https://doi.org/10.24843/mu.2021.v10.i8.p18","url":null,"abstract":"Konsumsi rokok menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan kematian akibat Penyakit Tidak Menular. Tercatat 7,2 juta orang tiap tahunnya meninggal karena rokok, menjadikan rokok sebagai penyebab kematian tertinggi yang paling dapat dicegah di dunia. Morbiditas yang ditimbulkan oleh rokok sangat berhubungan dengan pengaruh-nya terhadap kapasitas fungsional paru, dengan manifestasi yang paling sering berupa Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK). Tes spirometri menjadi salah satu pilihan dalam membantu menegakkan diagnosis PPOK yang dapat ditandai dengan penurunan volume ekspirasi paksa detik pertama per kapasitas vital paksa (%VEP1/KVP). Beberapa penelitian sebelumnya telah menunjukan bahwa kebiasaan merokok memiliki pengaruh terhadap faal paru-paru yang ditandai dengan menurunnya %VEP1/KVP pada orang dewasa yang diteliti. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai perbedaan %VEP1/KVP pada target populasi yang berbeda dengan memaparkan pula perbedaan pada indikator %VEP1 dan %KVP. \u0000Penelitian ini bersifat observasional (non-experiment) analitik. Data diambil secara cross-sectional terhadap laki-laki di lingkungan Universitas Udayana. Teknik sampling menggunakan purposive sampling. Ditemukan %VEP1/KVP yang lebih rendah pada perokok dibandingkan bukan perokok (93,22 + 4,4 vs 94,30 + 3,1; p=0,281). Penurunan %KVP terjadi secara signifikan pada perokok yang merokok lebih dari 10 batang per harinya (p=0,047). Tidak ditemukan adanya perbedaan signifikan terhadap nilai %VEP1 baik secara umum, berdasarkan jumlah konsumsi rokok, maupun lama merokok. Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat %VEP1/KVP yang lebih kecil pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok, meskipun hasil tidak signifikan secara statistik. Terkait keterbatasan studi, penulis menyarankan untuk dilakukannya penelitian lebih lanjut dengan pendekatan longitudinal dan sampel dari berbagai sampel agar hasil studi lebih representatif terhadap populasi yang sesungguhnya. \u0000 \u0000Kata kunci : VEP1/KVP, VEP1, KVP, Rokok, Laki-laki","PeriodicalId":30767,"journal":{"name":"eJurnal Medika Udayana","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45782275","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}