首页 > 最新文献

El Harakah最新文献

英文 中文
UNIVERSALISME ISLAM DAN KONTRIBUSINYA DALAM KONSTRUK INDONESIA BARU 伊斯兰大学及其对印尼新建筑的贡献
Pub Date : 2018-01-22 DOI: 10.18860/EL.V2I1.4737
Umi Sumbulah
New Indonesia, until this era still become an issue. Various forums of seminars and dialogues are held in order to find meaning and format forward the figure of a new Indonesia. The concept of Islamic universalism and its contribution in the New Indonesia construct can depart from the thought of the concept of al dharnriyat al khamsab, which of course includes its all-encompassing human and humanitarian history of Indonesia, which in many ways is diversity, in accordance with the concept of rahmatan Iil al alamin. Each component of the nation is required to have a prerequisite in the form of independence and democratization which includes freedom, justice and equality. Prerequisites intended, demanding implementation not only by the community but also good will and political will from the ruling elite. The actualization of the values of Islamic universalism in order to lead to New Indonesia is not just a mere academic camouflage. Indonesia baru, hingga detik inipun masih menjadi bahan perbincangan yang cukup menarik. Berbagai forum seminar dan dialog diselenggarakan dalam rangka mencari makna dan format ke depan sosok Indonesia baru. Konsep universalisme Islam dan konstribusinya dalam konstruk Indonesia Baru dapat berangkat dari pemikiran tentang konsep al dharnriyat al khamsab, yang tentu saja pemanahannya mencakup seluruh manusia dan perjalanan sejarah kemanusiaan Indonesia, yang dalam banyak hal bersifat diversity, sesuai dengan konsep rahmatan Iil al alamin. Setiap komponen bangsa diharuskan memiliki prasyarat berupa independensi dan demokratisasi yang meliputi freedom, justice dan equality. Prasyarat dimaksud, menuntut implementasi tidak hanya oleh masyarakat tetapi juga good will and political will dari elite penguasa. Teraktualisasikannya nilai-nilai universalisme Islam dalam rangka menuju Indonesia Baru bukan hanya kamuflase akademik belaka.
新印尼,直到这个时代仍然成为一个问题。举办了各种研讨会和对话论坛,以寻找新印度尼西亚的意义和形象。伊斯兰普遍主义的概念及其在新印尼建构中的贡献可以偏离al-dharnriyat al-khamsab概念的思想,该概念当然包括其印尼包罗万象的人类和人道主义历史,在许多方面都是多样的,符合rahmatan Iil al-alamin的概念。国家的每个组成部分都必须有独立和民主化的先决条件,其中包括自由、正义和平等。既定的先决条件,不仅要求社区执行,还要求统治精英的善意和政治意愿。实现伊斯兰普遍主义的价值观以建立新印尼不仅仅是一种学术伪装。到目前为止,新印度尼西亚仍然是一个非常有趣的讨论主题。组织了各种研讨会论坛和对话,以便在新的印度尼西亚主题之前找到意义和形式。伊斯兰普遍主义的概念及其在新印尼结构中的构成,可以脱离其原型涵盖全人类的al-dharnriyat al-khamsab概念的思想,以及印尼人类历史的旅程,在许多方面都是多样的,符合自然仁慈的概念。国家的每个组成部分都必须有独立和民主化的先决条件,包括自由、正义和平等。前提是,不仅要求公众执行,而且要求精英统治者的善意和政治意愿。它实现了伊斯兰普遍主义的价值观,目的是去新印尼,而不仅仅是学术伪装。
{"title":"UNIVERSALISME ISLAM DAN KONTRIBUSINYA DALAM KONSTRUK INDONESIA BARU","authors":"Umi Sumbulah","doi":"10.18860/EL.V2I1.4737","DOIUrl":"https://doi.org/10.18860/EL.V2I1.4737","url":null,"abstract":"New Indonesia, until this era still become an issue. Various forums of seminars and dialogues are held in order to find meaning and format forward the figure of a new Indonesia. The concept of Islamic universalism and its contribution in the New Indonesia construct can depart from the thought of the concept of al dharnriyat al khamsab, which of course includes its all-encompassing human and humanitarian history of Indonesia, which in many ways is diversity, in accordance with the concept of rahmatan Iil al alamin. Each component of the nation is required to have a prerequisite in the form of independence and democratization which includes freedom, justice and equality. Prerequisites intended, demanding implementation not only by the community but also good will and political will from the ruling elite. The actualization of the values of Islamic universalism in order to lead to New Indonesia is not just a mere academic camouflage. Indonesia baru, hingga detik inipun masih menjadi bahan perbincangan yang cukup menarik. Berbagai forum seminar dan dialog diselenggarakan dalam rangka mencari makna dan format ke depan sosok Indonesia baru. Konsep universalisme Islam dan konstribusinya dalam konstruk Indonesia Baru dapat berangkat dari pemikiran tentang konsep al dharnriyat al khamsab, yang tentu saja pemanahannya mencakup seluruh manusia dan perjalanan sejarah kemanusiaan Indonesia, yang dalam banyak hal bersifat diversity, sesuai dengan konsep rahmatan Iil al alamin. Setiap komponen bangsa diharuskan memiliki prasyarat berupa independensi dan demokratisasi yang meliputi freedom, justice dan equality. Prasyarat dimaksud, menuntut implementasi tidak hanya oleh masyarakat tetapi juga good will and political will dari elite penguasa. Teraktualisasikannya nilai-nilai universalisme Islam dalam rangka menuju Indonesia Baru bukan hanya kamuflase akademik belaka.","PeriodicalId":31198,"journal":{"name":"El Harakah","volume":"2 1","pages":"41-45"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-01-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42252534","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
PANDANGAN ISLAM TENTANG KEDUDUKAN HAM BAGI NON MUSLIM: Pendekatan Fiqh Politik 非穆斯林:五种政治方法
Pub Date : 2018-01-22 DOI: 10.18860/EL.V2I1.4727
A. Muzakki
The concept of human rights is the result of cultural ingredients that are not based on the principle of religion, so it is anthropocentric, that is focused only on the human itself. Even in the secular West's view, human rights are the expression of human freedom irrespective of God's provisions, religion, morals or metaphysical obligations. In contrast to the Islamic view, that human rights and even human beings are God's grace and will come back later. Based on this, human rights in Islam are theocentric, that is aimed at and sourced from God. Islam places human rights as a consequence of the obligation to God. Externally, the Islamic state is totally separate from other non-Islamic communities. Internally, the Islamic state is an ummah and a group of people united with one another by the ties of Islamic (Islamic) equality. States can not impose restrictive measures and diminish their rights altogether. Konsep HAM adalah hasil ramuan budaya yang tidak berpijak pada prinsip agama, maka ia bersifat antroposentris, yakni terfokus hanya pada manusia itu sendiri. Bahkan dalam pandangan Barat sekuler, HAM adalah ekspresi kebebasan manusia yang terlepas dari ketentuan Tuhan, agama, moral atau kewajiban metafisika. Berbeda dengan pandangan Islam, bahwa HAM bahkan wujud manusia sekalipun adalah anugerah Tuhan dan kepada-Nya kelak akan kembali. Berdasarkan ini, HAM dalam Islam bersifat teosentris, yakni bertujuan untuk dan bersumber dari Tuhan. Islam menempatkan HAM sebagai kosekuensi dari pelaksanaan kewajiban terhadap Allah. Secara eksternal, negara Islam sama sekali terpisah dari komunitas lain bukan Islam. Secara internal, negara Islam adalah suatu ummah dan sekumpulan orang-orang yang dipersatukan antara satu dengan yang lain oleh ikatan persamaan agama { Islam ). Negara tidak dapat mengadakan tindakan pembatasan dan pengurangan hak-hak mereka walau sedikitpun.
人权概念是不以宗教原则为基础的文化成分的结果,因此它是以人类为中心的,只关注人本身。即使在世俗的西方看来,人权也是人类自由的表现,而不受上帝的规定、宗教、道德或形而上学义务的影响。与伊斯兰的观点相反,人权甚至人都是上帝的恩典,稍后还会回来。基于此,伊斯兰教中的人权是以神为中心的,是以上帝为目标和来源的。伊斯兰教把人权视为对上帝的义务的结果。从外部看,伊斯兰国与其他非伊斯兰社区完全分离。在内部,伊斯兰国是一个乌玛和一群通过伊斯兰平等关系相互团结的人。各国不能强行采取限制性措施并完全剥夺其权利。哈姆的概念是一种不基于宗教原则的文化草药,因此它是以人类为中心的,只关注人本身。即使在西方世俗主义的意义上,哈姆也是超越上帝意志、宗教、道德或形而上学义务的人类自由的表达。除了真理是安拉的礼物,对他来说是回报。在此基础上,伊斯兰教的法律是理论性的,它是针对上帝并由上帝保证的。伊斯兰教使法律成为真主的继承者。从外部看,伊斯兰国与另一个非伊斯兰社区完全分离。伊斯兰之地是一个社区,是一群将彼此联系在一起的人,它对此无能为力。
{"title":"PANDANGAN ISLAM TENTANG KEDUDUKAN HAM BAGI NON MUSLIM: Pendekatan Fiqh Politik","authors":"A. Muzakki","doi":"10.18860/EL.V2I1.4727","DOIUrl":"https://doi.org/10.18860/EL.V2I1.4727","url":null,"abstract":"The concept of human rights is the result of cultural ingredients that are not based on the principle of religion, so it is anthropocentric, that is focused only on the human itself. Even in the secular West's view, human rights are the expression of human freedom irrespective of God's provisions, religion, morals or metaphysical obligations. In contrast to the Islamic view, that human rights and even human beings are God's grace and will come back later. Based on this, human rights in Islam are theocentric, that is aimed at and sourced from God. Islam places human rights as a consequence of the obligation to God. Externally, the Islamic state is totally separate from other non-Islamic communities. Internally, the Islamic state is an ummah and a group of people united with one another by the ties of Islamic (Islamic) equality. States can not impose restrictive measures and diminish their rights altogether. Konsep HAM adalah hasil ramuan budaya yang tidak berpijak pada prinsip agama, maka ia bersifat antroposentris, yakni terfokus hanya pada manusia itu sendiri. Bahkan dalam pandangan Barat sekuler, HAM adalah ekspresi kebebasan manusia yang terlepas dari ketentuan Tuhan, agama, moral atau kewajiban metafisika. Berbeda dengan pandangan Islam, bahwa HAM bahkan wujud manusia sekalipun adalah anugerah Tuhan dan kepada-Nya kelak akan kembali. Berdasarkan ini, HAM dalam Islam bersifat teosentris, yakni bertujuan untuk dan bersumber dari Tuhan. Islam menempatkan HAM sebagai kosekuensi dari pelaksanaan kewajiban terhadap Allah. Secara eksternal, negara Islam sama sekali terpisah dari komunitas lain bukan Islam. Secara internal, negara Islam adalah suatu ummah dan sekumpulan orang-orang yang dipersatukan antara satu dengan yang lain oleh ikatan persamaan agama { Islam ). Negara tidak dapat mengadakan tindakan pembatasan dan pengurangan hak-hak mereka walau sedikitpun.","PeriodicalId":31198,"journal":{"name":"El Harakah","volume":"2 1","pages":"31-33"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-01-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48668974","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
HAK ASASI MANUSIA: Perspektif Islam 人权:伊斯兰视角
Pub Date : 2018-01-22 DOI: 10.18860/EL.V2I1.4726
Zainul Mahmudi
Along with the advancement of human civilization, conversations concerning human rights issues will not subside in time, because the parameters of a civilized nation is if a civilization has been able to put people in proportion, can "humanize" humans. Human rights are of the utmost importance, because human beings can be real human beings if their basic rights are fulfilled and guaranteed after fulfilling their obligations. The denial of human rights implies the denial of human existence which Allah says is used as khalifah fil al ardh. In order to support the universality of Islam and the position of Islam as rahmatan Iil Alamin, the Koran regulates all aspects of human life in all its deeds, both the deeds of the heart and the physical deeds, whether in relation to the faith, ethics, and practical both governing relationships between individuals and individuals, with society, individuals with the state, individuals with the environment, and individuals with their God. Seiring dengan kemajuan peradaban manusia, perbincangan yang menyangkut permasalahan hak asasi manusia tidak akan surut tertelan zaman, karena parameter suatu bangsa yang beradab adalah apabila suatu peradaban telah dapat mendudukkan manusia secara proporsional, bisa "memanusiakan" manusia. Hak asasi manusia menjadi sangat penting, karena manusia bisa menjadi manusia yang sebenamya apabila hak asasinya telah terpenuhi dan terjamin setelah menunaikan kewajibannya. Pengingkaran terhadap hak asasi manusia berarti pengingkaran terhadap eksistensi manusia yang kata Allah dijadikan sebagai khalifah fil al ardh. Dalam rangka mendukung universalitas Islam dan posisi Islam sebagai rahmatan Iil Alamin, Quran mengatur semua aspek kehidupan manusia dalam segala perbuatannya, baik perbuatan hati maupun perbuatan fisik, baik yang berkenaan dengan itikad, etika, maupun praktis, baik yang mengatur hubungan antar individu dengan individu, dengan masyarakat, individu dengan negara, individu dengan lingkungan, maupun individu dengan Tuhannya.
随着人类文明的进步,有关人权问题的对话不会随着时间的推移而平息,因为一个文明国家的参数是,如果一个文明能够将人按比例排列,就能“人性化”人类。人权至关重要,因为如果人的基本权利在履行义务后得到履行和保障,人就可以成为真正的人。否认人权意味着否认人的存在,真主称之为khalifah fil al-ardh。为了支持伊斯兰教的普遍性和伊斯兰教作为rahmatan Iil Alamin的地位,《古兰经》在其所有行为中规范了人类生活的各个方面,包括心灵和身体的行为,无论是与信仰、伦理还是个人与个人、社会、个人与国家之间的实际关系,-个人与环境,个人与上帝。随着人类文明的进步,关于人权问题的辩论不会被推迟,因为一个文明国家的参数是,当一个文明能够从属于人权时,它可以“人性化”人类。人权是非常重要的,因为当人权在履行义务后得到权利的实现和保障时,人权就可以成为人。否认人权意味着否认人的存在,真主用它来代替。为了支持伊斯兰教的普遍性和伊斯兰教作为自然世界仁慈的地位,《古兰经》规范了人类生活的各个方面,包括心灵和身体的行为,无论是在鸭子、伦理还是实践方面,这些行为都规范了个人与个人、社会、个人与国家、个人与环境之间的关系,或者一个人和他的主在一起。
{"title":"HAK ASASI MANUSIA: Perspektif Islam","authors":"Zainul Mahmudi","doi":"10.18860/EL.V2I1.4726","DOIUrl":"https://doi.org/10.18860/EL.V2I1.4726","url":null,"abstract":"Along with the advancement of human civilization, conversations concerning human rights issues will not subside in time, because the parameters of a civilized nation is if a civilization has been able to put people in proportion, can \"humanize\" humans. Human rights are of the utmost importance, because human beings can be real human beings if their basic rights are fulfilled and guaranteed after fulfilling their obligations. The denial of human rights implies the denial of human existence which Allah says is used as khalifah fil al ardh. In order to support the universality of Islam and the position of Islam as rahmatan Iil Alamin, the Koran regulates all aspects of human life in all its deeds, both the deeds of the heart and the physical deeds, whether in relation to the faith, ethics, and practical both governing relationships between individuals and individuals, with society, individuals with the state, individuals with the environment, and individuals with their God. Seiring dengan kemajuan peradaban manusia, perbincangan yang menyangkut permasalahan hak asasi manusia tidak akan surut tertelan zaman, karena parameter suatu bangsa yang beradab adalah apabila suatu peradaban telah dapat mendudukkan manusia secara proporsional, bisa \"memanusiakan\" manusia. Hak asasi manusia menjadi sangat penting, karena manusia bisa menjadi manusia yang sebenamya apabila hak asasinya telah terpenuhi dan terjamin setelah menunaikan kewajibannya. Pengingkaran terhadap hak asasi manusia berarti pengingkaran terhadap eksistensi manusia yang kata Allah dijadikan sebagai khalifah fil al ardh. Dalam rangka mendukung universalitas Islam dan posisi Islam sebagai rahmatan Iil Alamin, Quran mengatur semua aspek kehidupan manusia dalam segala perbuatannya, baik perbuatan hati maupun perbuatan fisik, baik yang berkenaan dengan itikad, etika, maupun praktis, baik yang mengatur hubungan antar individu dengan individu, dengan masyarakat, individu dengan negara, individu dengan lingkungan, maupun individu dengan Tuhannya.","PeriodicalId":31198,"journal":{"name":"El Harakah","volume":"2 1","pages":"24-30"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-01-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49624559","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
MENYINGKAP FEMINISME PERSPEKTIF AKUNTANSI ISLAM 论伊斯兰叙事的女性主义视角
Pub Date : 2018-01-15 DOI: 10.18860/el.v3i1.4687
A. Alamsyah
Modern culture is actually dominated by masculine traits, such as material life, expansive rational, exploitative, competitive, egoistic, quantitative, and so on. Femininity will give a place to masculinity to power while femininity is behind. This is evident from the existence of a comparative study between mainstream accounting and Shari'ah accounting, in an attempt to expose the Ah-Shari'ah feminism that has been marginalized. This paper discusses Islamic accounting perspective as a new paradigm. The essence of Islamic accounting is essentially an attempt to deconstruct modern accounting into a more humanist and value-packed form. Shari'ah accounting is a new technology that shows that social, moral, and spiritual values are an important concern in determining the principles to be developed. Therefore, the concept of accountability in shari'a accounting is more emphasis on two mutually balanced sides of the concept of responsibility in the context of Hamblum minallah and Hamblum minannas. In the first concept is a form of manifestation of worship, which relates between human beings as being with Al-lah as-the Creator. While the second refers more to the existence of human beings as social beings. This form of accountability is manifested in the objectives of shari'ah accounting. Budaya modern sebetulnya didominasi oleh sifat maskulin, seperti kehidupan yang material, rasional ekspansif, eksploitatif, kompetitif, egois, kuantitatif, dan sebagainya. Femininitas akan memberikan tempat kepada maskulinitas untuk berkuasa sementara femininitas berada di belakang. Hal ini tampak dari adanya suatu studi komparatif antara akuntansi mainstream dengan akuntansi Syari’ah, sebagai upaya untuk menyingkap feminisme Ah-Syari’ah yang selama ini terpinggirkan. Tulisan ini membahas perspektif akuntansi Islam sebagai paradigma baru. Esensi dari akuntansi Islam pada dasarnya merupakan sebuah upaya mendekonstruksi akuntansi modem ke dalam bentuk yang lebih humanis dan sarat nilai. Akuntansi syari’ah merupakan suatu teknologi baru yang menunjukkan bahwa nilai sosial, moral, dan spiritual menjadi suatu perhatian penting dalam penetapan prinsip-prinsip yang akan dikembangkan. Oleh karena itu konsep akuntabilitas pada akuntansi syari’ah lebih menekankan pada dua sisi yang saling berimbang yakni konsep pertanggunggungjawaban dalam konteks Hamblum minallah dan Hamblum minannas. Pada konsep pertama merupakan bentuk manifestasi dari ibadah, yang berhubungan antara manusia sebagai mahluk dengan Al­lah sebagai-Sang Pencipta. Sedangkan yang kedua lebih mengacu pada eksistensi manusia sebagai mahluk sosial. Bentuk akuntabilitas tersebut dimanifestasikan dalam tujuan akuntansi syari’ah.
现代文化实际上是由男性特征主导的,如物质生活、膨胀的理性、剥削性、竞争性、利己主义、数量性等等。女性气质会让男性在权力面前占据一席之地,而女性气质则落后。这一点从主流会计和伊斯兰教法会计之间的比较研究中可以明显看出,该研究试图揭露被边缘化的阿沙里女权主义。本文将伊斯兰会计观作为一种新的范式加以探讨。伊斯兰会计的本质本质上是试图将现代会计解构为一种更加人性化和价值丰富的形式。伊斯兰会计是一种新技术,表明社会、道德和精神价值观是决定发展原则的重要因素。因此,伊斯兰教法会计中的问责制概念更多地强调了Hamblum-minallah和Hamblum-minannas背景下责任概念的两个相互平衡的方面。在第一个概念中,是一种崇拜的表现形式,它关系到作为存在的人和作为创造者的阿。而第二种则更多地指人类作为社会存在的存在。这种形式的问责制体现在伊斯兰教法会计的目标中。现代文化实际上是由男性本性所支配的,如物质生活、膨胀理性、剥削性、竞争性、自私性、数量性等等。当女性气质落后时,女性气质将让位于男性气质。这似乎是对主流账户和Sharia账户的比较研究,试图捕捉被抛弃了这么久的女权主义阿Sharia。它讨论了伊斯兰会计作为一种新范式的观点。伊斯兰会计的本质基本上是试图将现代会计重建成一种更人道、更有价值的形式。公司账户是一项新技术,它表明社会、道德和精神价值观是确定要发展的原则的重要焦点。因此,公司账目中的问责制概念对平衡的双方来说都更为紧迫,即Hamblum-minallah和Hamblum-minannas背景下的问责制概念。在第一个概念中,是一种崇拜的表现,它将人作为一个生物与造物主联系在一起。而第二种则更多地是关于人类作为一种社会生物的存在。为了公司会计的目的,这种会计形式是经过净化的。
{"title":"MENYINGKAP FEMINISME PERSPEKTIF AKUNTANSI ISLAM","authors":"A. Alamsyah","doi":"10.18860/el.v3i1.4687","DOIUrl":"https://doi.org/10.18860/el.v3i1.4687","url":null,"abstract":"Modern culture is actually dominated by masculine traits, such as material life, expansive rational, exploitative, competitive, egoistic, quantitative, and so on. Femininity will give a place to masculinity to power while femininity is behind. This is evident from the existence of a comparative study between mainstream accounting and Shari'ah accounting, in an attempt to expose the Ah-Shari'ah feminism that has been marginalized. This paper discusses Islamic accounting perspective as a new paradigm. The essence of Islamic accounting is essentially an attempt to deconstruct modern accounting into a more humanist and value-packed form. Shari'ah accounting is a new technology that shows that social, moral, and spiritual values are an important concern in determining the principles to be developed. Therefore, the concept of accountability in shari'a accounting is more emphasis on two mutually balanced sides of the concept of responsibility in the context of Hamblum minallah and Hamblum minannas. In the first concept is a form of manifestation of worship, which relates between human beings as being with Al-lah as-the Creator. While the second refers more to the existence of human beings as social beings. This form of accountability is manifested in the objectives of shari'ah accounting. Budaya modern sebetulnya didominasi oleh sifat maskulin, seperti kehidupan yang material, rasional ekspansif, eksploitatif, kompetitif, egois, kuantitatif, dan sebagainya. Femininitas akan memberikan tempat kepada maskulinitas untuk berkuasa sementara femininitas berada di belakang. Hal ini tampak dari adanya suatu studi komparatif antara akuntansi mainstream dengan akuntansi Syari’ah, sebagai upaya untuk menyingkap feminisme Ah-Syari’ah yang selama ini terpinggirkan. Tulisan ini membahas perspektif akuntansi Islam sebagai paradigma baru. Esensi dari akuntansi Islam pada dasarnya merupakan sebuah upaya mendekonstruksi akuntansi modem ke dalam bentuk yang lebih humanis dan sarat nilai. Akuntansi syari’ah merupakan suatu teknologi baru yang menunjukkan bahwa nilai sosial, moral, dan spiritual menjadi suatu perhatian penting dalam penetapan prinsip-prinsip yang akan dikembangkan. Oleh karena itu konsep akuntabilitas pada akuntansi syari’ah lebih menekankan pada dua sisi yang saling berimbang yakni konsep pertanggunggungjawaban dalam konteks Hamblum minallah dan Hamblum minannas. Pada konsep pertama merupakan bentuk manifestasi dari ibadah, yang berhubungan antara manusia sebagai mahluk dengan Al­lah sebagai-Sang Pencipta. Sedangkan yang kedua lebih mengacu pada eksistensi manusia sebagai mahluk sosial. Bentuk akuntabilitas tersebut dimanifestasikan dalam tujuan akuntansi syari’ah.","PeriodicalId":31198,"journal":{"name":"El Harakah","volume":"3 1","pages":"41-58"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-01-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44735034","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
TEOLOGI PEREMPUAN: Menyejajarkan Atau Menyatukan? 女性神学:对齐还是统一?
Pub Date : 2018-01-15 DOI: 10.18860/EL.V3I1.4686
Saiful Amin
Discussing social injustice against women with gender analysis, will often face opposition from both men and women themselves. This is because questioning the status of women is essentially concerned with established systems and structures. In addition there are many misunderstandings about why women's issues should be questioned. This paper discusses gender issues that essentially discuss power relationships that involve individuals. This paper is not meant to discuss feminist flows, but rather addressing the debate about gender in the theological discourse of Islamic intellectual traditions. In the discourse of women's theology in Islam, its social implications will be colored by the tug of war between the struggle to equalize gender on the one hand and the struggle to unite them in cosmic harmony on the other. The first seeks to eliminate the social injustice that affects women by raising the existence of gender in order to be equal and equal. While the latter seeks to eliminate social injustice by reinforcing, not to elevate gender differences in order to mutual respect and equality in the natural unity. Membincang ketidakadilan sosial terhadap perempuan dengan analisis gender, sering kali akan menghadapi perlawanan baik dari kalangan kaum laki-laki maupun perempuan sendiri. Ini disebabkan karena mempertanyakan status perempuan pada dasarnya adalah mempersoalkan sistem dan struktur yang sudah mapan. Selain itu banyak terjadi kesalahpahaman tentang mengapa masalah kaum perempuan harus dipertanyakan. Tulisan ini mendiskusikan persoalan gender yang pada dasarnya membahas hubungan kekuasaan yang melibatkan individu. Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk mendiskusikan tentang aliran-aliran feminisme, tetapi lebih ditujukan pada perdebatan tentang gender dalam wacana teologis tradisi intelektual Islam. Pada wacana teologi perempuan dalam Is­lam, implikasi sosialnya akan diwarnai oleh tarik ulur antara perjuangan menyetarakan gender di satu sisi dan perjuangan menyatukan keduanya dalam keharmonian kosmis di sisi yang lain. Yang pertama berusaha menghilangkan ketidakadilan sosial yang menimpa perempuan dengan mengangkat eksistensi gender agar bisa sama dan setara. Sedangkan yang kedua berusaha menghilangkan ketidakadilan sosial itu dengan mempertegas, untuk tidak mengangkat perbedaan gender agar bisa saling menghormati dan melengkapi dalam kesatuan alamiah.
用性别分析来讨论针对女性的社会不公,往往会遭到男性和女性自身的反对。这是因为对妇女地位的质疑主要涉及既定的制度和结构。此外,人们对为什么应该质疑妇女问题存在许多误解。本文讨论了性别问题,主要讨论涉及个人的权力关系。本文并不是要讨论女权主义的流动,而是要讨论伊斯兰知识传统神学话语中关于性别的争论。在伊斯兰教中的女性神学话语中,其社会影响将被一方面争取性别平等的斗争和另一方面争取将她们团结在宇宙和谐中的斗争之间的拉锯战所影响。第一种是通过提高性别的存在以实现平等,消除影响妇女的社会不公正现象。后者试图通过加强而不是提升性别差异来消除社会不公正,从而在自然统一中实现相互尊重和平等。用性别分析来讨论对妇女的社会不公正现象,往往会遇到男性和女性。这是因为质疑女性地位基本上就是质疑映射的系统和结构。此外,对于为什么女性的问题必须受到质疑,人们有很多误解。它讨论了性别问题,基本上讨论了涉及个人的权力关系。这并不是要讨论女权主义的流动,但更多的是面对伊斯兰知识分子的神学传统进行的性别辩论。面对《Is lam》中的女性神学,其社会意义将被争取性别平等的斗争和在宇宙和谐中团结两者的斗争之间的吸引力所影响。第一种是通过增加性别存在来消除影响妇女的社会不公正,以实现平等和平等。两人寻求坚定地消除社会不公正,而不是提高性别差异,以便在自然社区中相互尊重和完整。
{"title":"TEOLOGI PEREMPUAN: Menyejajarkan Atau Menyatukan?","authors":"Saiful Amin","doi":"10.18860/EL.V3I1.4686","DOIUrl":"https://doi.org/10.18860/EL.V3I1.4686","url":null,"abstract":"Discussing social injustice against women with gender analysis, will often face opposition from both men and women themselves. This is because questioning the status of women is essentially concerned with established systems and structures. In addition there are many misunderstandings about why women's issues should be questioned. This paper discusses gender issues that essentially discuss power relationships that involve individuals. This paper is not meant to discuss feminist flows, but rather addressing the debate about gender in the theological discourse of Islamic intellectual traditions. In the discourse of women's theology in Islam, its social implications will be colored by the tug of war between the struggle to equalize gender on the one hand and the struggle to unite them in cosmic harmony on the other. The first seeks to eliminate the social injustice that affects women by raising the existence of gender in order to be equal and equal. While the latter seeks to eliminate social injustice by reinforcing, not to elevate gender differences in order to mutual respect and equality in the natural unity. Membincang ketidakadilan sosial terhadap perempuan dengan analisis gender, sering kali akan menghadapi perlawanan baik dari kalangan kaum laki-laki maupun perempuan sendiri. Ini disebabkan karena mempertanyakan status perempuan pada dasarnya adalah mempersoalkan sistem dan struktur yang sudah mapan. Selain itu banyak terjadi kesalahpahaman tentang mengapa masalah kaum perempuan harus dipertanyakan. Tulisan ini mendiskusikan persoalan gender yang pada dasarnya membahas hubungan kekuasaan yang melibatkan individu. Tulisan ini tidak dimaksudkan untuk mendiskusikan tentang aliran-aliran feminisme, tetapi lebih ditujukan pada perdebatan tentang gender dalam wacana teologis tradisi intelektual Islam. Pada wacana teologi perempuan dalam Is­lam, implikasi sosialnya akan diwarnai oleh tarik ulur antara perjuangan menyetarakan gender di satu sisi dan perjuangan menyatukan keduanya dalam keharmonian kosmis di sisi yang lain. Yang pertama berusaha menghilangkan ketidakadilan sosial yang menimpa perempuan dengan mengangkat eksistensi gender agar bisa sama dan setara. Sedangkan yang kedua berusaha menghilangkan ketidakadilan sosial itu dengan mempertegas, untuk tidak mengangkat perbedaan gender agar bisa saling menghormati dan melengkapi dalam kesatuan alamiah.","PeriodicalId":31198,"journal":{"name":"El Harakah","volume":"3 1","pages":"31-40"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-01-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48909060","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM BAHASA DAN MEDIA 世界女性与媒体
Pub Date : 2018-01-15 DOI: 10.18860/EL.V3I1.4681
Mudji Rahardjo
Language and media are accused of being an effective tool for perpetuating the dominance of men over women through word and image. This paper reviews how language uses words that deliberately 'marginalize' women. While the media continues to contain images and events that also discredit and degrade women's dignity. Because of the many perspectives on violence, this article will only understand violence according to the Galtung perspective. Because, as known Johan Galtung is a sociologist who devoted his attention to violence as a social phenomenon two decades past. Injustice and inequality due to social gender either through language with the harsh and degrading selection of words and degrading women's dignity or through the media that shows women as sex objects and commodities shows that violence will continue. Because, in addition to the media have the authority as the holder of the news an event, women themselves attitudes justify, underline and accept the myth of male domination of women. If people think women are not as smart as men, they tend to accept because they accept the authority of society. Bahasa dan media dituding sebagai alat yang efektif untuk mengekalkan dominasi laki-laki atas perempuan melalui kata maupun gambar. Tulisan ini mengulas bagaimana bahasa menggunakan kata yang dengan sengaja ‘meminggirkan’ kaum perempuan. Sedangkan media terus menerus memuat gambar dan peristiwa yang juga memojokkan dan merendahkan martabat kaum perempuan. Karena banyaknya perspektif tentang kekerasan, tulisan ini hanya akan memahami kekerasan menurut perspektif Galtung. Sebab, sebagaimana diketahui Johan Galtung merupakan sosiolog yang mencurahkan perhatiannya pada kekerasan sebagai fenomena sosial dua dasa warsa terakhir. Ketidakadilan dan ketidak setaraan akibat jenis kelamin sosial baik melalui bahasa dengan pemilihan kata-kata yang kasar dan merendahkan martabat perempuan maupun melalui media yang menayangkan perempuan sebagai obyek dan komoditas seks menunjukkan bahwa kekerasan masih akan terus berlangsung. Sebab, selain media memiliki otoritas sebagai pemegang pemberitaan sebuah peristiwa, perempuan sendiri sikapnya ikut membenarkan, menggarisbawahi dan menerima saja mitos dominasi laki-laki atas perempuan. Kalau masyarakat menilai perempuan tidak sepintar laki-laki, mereka cenderung menerima karena mereka menerima otoritas masyarakat.
语言和媒体被指责为通过文字和形象使男性对女性的统治地位永久化的有效工具。本文回顾了语言如何使用故意“边缘化”女性的词语。与此同时,媒体继续刊载诋毁和贬低妇女尊严的图片和事件。由于对暴力的看法很多,本文只从加尔东的角度来理解暴力。因为,众所周知,约翰·加尔东是一位社会学家,他在20年前将暴力作为一种社会现象来关注。社会性别造成的不公正和不平等,无论是通过措辞严厉和有辱人格、侮辱妇女尊严的语言,还是通过将妇女视为性对象和商品的媒体,都表明暴力行为将继续。因为,除了媒体有权作为新闻事件的持有者之外,女性自己的态度也证明、强调和接受了男性统治女性的神话。如果人们认为女性不如男性聪明,他们往往会接受,因为他们接受社会的权威。语言和媒体被贴上了通过文字或图像保持男性对女性统治的有效工具的标签。它解释了语言是如何使用一个故意“侮辱”女性的词的。与此同时,媒体继续上传同样恐吓和破坏妇女尊严的图片和事件。因为有很多暴力的视角,所以这篇文章只会从加尔东的视角来理解暴力。因为,众所周知,约翰·加尔东是一位社会学家,他把注意力分散在暴力作为后两个国家的社会现象上。社会性别造成的不平等和不平等,无论是通过带有严厉言辞和降低妇女尊严的语言,还是通过媒体将妇女想象成对象和性商品,都表明暴力将继续。因为,除了媒体作为事件的承载者拥有权威之外,她自己的态度是为男性统治女性的神话辩护、美化和接受。如果社会认为女性不如男性聪明,她们往往会接受,因为她们接受公共权威。
{"title":"KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DALAM BAHASA DAN MEDIA","authors":"Mudji Rahardjo","doi":"10.18860/EL.V3I1.4681","DOIUrl":"https://doi.org/10.18860/EL.V3I1.4681","url":null,"abstract":"Language and media are accused of being an effective tool for perpetuating the dominance of men over women through word and image. This paper reviews how language uses words that deliberately 'marginalize' women. While the media continues to contain images and events that also discredit and degrade women's dignity. Because of the many perspectives on violence, this article will only understand violence according to the Galtung perspective. Because, as known Johan Galtung is a sociologist who devoted his attention to violence as a social phenomenon two decades past. Injustice and inequality due to social gender either through language with the harsh and degrading selection of words and degrading women's dignity or through the media that shows women as sex objects and commodities shows that violence will continue. Because, in addition to the media have the authority as the holder of the news an event, women themselves attitudes justify, underline and accept the myth of male domination of women. If people think women are not as smart as men, they tend to accept because they accept the authority of society. Bahasa dan media dituding sebagai alat yang efektif untuk mengekalkan dominasi laki-laki atas perempuan melalui kata maupun gambar. Tulisan ini mengulas bagaimana bahasa menggunakan kata yang dengan sengaja ‘meminggirkan’ kaum perempuan. Sedangkan media terus menerus memuat gambar dan peristiwa yang juga memojokkan dan merendahkan martabat kaum perempuan. Karena banyaknya perspektif tentang kekerasan, tulisan ini hanya akan memahami kekerasan menurut perspektif Galtung. Sebab, sebagaimana diketahui Johan Galtung merupakan sosiolog yang mencurahkan perhatiannya pada kekerasan sebagai fenomena sosial dua dasa warsa terakhir. Ketidakadilan dan ketidak setaraan akibat jenis kelamin sosial baik melalui bahasa dengan pemilihan kata-kata yang kasar dan merendahkan martabat perempuan maupun melalui media yang menayangkan perempuan sebagai obyek dan komoditas seks menunjukkan bahwa kekerasan masih akan terus berlangsung. Sebab, selain media memiliki otoritas sebagai pemegang pemberitaan sebuah peristiwa, perempuan sendiri sikapnya ikut membenarkan, menggarisbawahi dan menerima saja mitos dominasi laki-laki atas perempuan. Kalau masyarakat menilai perempuan tidak sepintar laki-laki, mereka cenderung menerima karena mereka menerima otoritas masyarakat.","PeriodicalId":31198,"journal":{"name":"El Harakah","volume":"3 1","pages":"1-8"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-01-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49189157","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
PEMBERDAYAAN USAHA KECIL DAN MENENGAH INDONESIA DI ERA REFORMASI 改革时代
Pub Date : 2018-01-13 DOI: 10.18860/el.v7i2.4660
S. A. Idrus
Since the mid-1977, the situation of economy in Indonesia got a heavy shock due to the long crisis. Conglomerates that are expected as a development machine and Indonesian economic growth have failed. The position and the role of SME (Small to Medium Enterprise) during crisis gave a new hope for the bright future of Indonesian economic. A fact shows that during the time of economic crisis, SME earned much more than the big enterprises (conglomerate). In detail, this article will present the roles of SME (UKM, Ind.) and its development since 1900s for the growth of economy. The attempts of Indonesian government to empower the growth of SME is also discussed. Sejak pertengahan tahun 1977, situasi perekonomian Indonesia mengalami goncangan keras karena dilanda krisis yang berkepanjangan. Konglomerat yang diharapkan sebagai mesin pembangunan dan pertambahan ekonomi Indonesia telah mengalami kegagalan. Kedudukan dan peran UKM (Usaha Kecil dan Menengah) selama krisis telah memberikan harapan baru untuk masa depan ekonomi Indonesia yang lebih cerah. Fakta menunjukkan bahwa selama krisis ekonomi panjang, UKM menghasilkan untung lebih banyak disbanding usaha skala besar (konglomerat). Artikel ini akan menjelaskan dengan detil peran-peran UKM dan perkembangannya sejak tahun 1900-an untuk pertumbuhan ekonomi. Usaha-usaha pemerintah Indonesia untuk memberdayakan pertumbuhan UKM juga dipaparkan.
自1977年中期以来,由于长期的危机,印尼的经济形势受到了严重的冲击。被视为发展机器和印尼经济增长的企业集团已经失败。中小企业在危机中的地位和作用为印尼经济的光明前景带来了新的希望。事实表明,在经济危机时期,中小企业的收入远高于大企业(企业集团)。本文将详细介绍中小企业(UKM,Ind.)及其自20世纪以来的发展对经济增长的作用。还讨论了印尼政府为促进中小企业发展所做的努力。自1977年年中以来,由于长期危机,印度尼西亚的经济形势受到严重冲击。这家被认为是印尼经济发展和增长引擎的企业集团已经失败。UKM在危机期间的地位和作用给印尼经济带来了光明的新希望。事实表明,在长期的经济危机中,UKM产生的利润比大型企业(企业集团)更多。本文将详细解释KMU的作用及其自20世纪以来的发展对经济增长的影响。印尼政府为支持UKM的发展所做的努力也得到了体现。
{"title":"PEMBERDAYAAN USAHA KECIL DAN MENENGAH INDONESIA DI ERA REFORMASI","authors":"S. A. Idrus","doi":"10.18860/el.v7i2.4660","DOIUrl":"https://doi.org/10.18860/el.v7i2.4660","url":null,"abstract":"Since the mid-1977, the situation of economy in Indonesia got a heavy shock due to the long crisis. Conglomerates that are expected as a development machine and Indonesian economic growth have failed. The position and the role of SME (Small to Medium Enterprise) during crisis gave a new hope for the bright future of Indonesian economic. A fact shows that during the time of economic crisis, SME earned much more than the big enterprises (conglomerate). In detail, this article will present the roles of SME (UKM, Ind.) and its development since 1900s for the growth of economy. The attempts of Indonesian government to empower the growth of SME is also discussed. Sejak pertengahan tahun 1977, situasi perekonomian Indonesia mengalami goncangan keras karena dilanda krisis yang berkepanjangan. Konglomerat yang diharapkan sebagai mesin pembangunan dan pertambahan ekonomi Indonesia telah mengalami kegagalan. Kedudukan dan peran UKM (Usaha Kecil dan Menengah) selama krisis telah memberikan harapan baru untuk masa depan ekonomi Indonesia yang lebih cerah. Fakta menunjukkan bahwa selama krisis ekonomi panjang, UKM menghasilkan untung lebih banyak disbanding usaha skala besar (konglomerat). Artikel ini akan menjelaskan dengan detil peran-peran UKM dan perkembangannya sejak tahun 1900-an untuk pertumbuhan ekonomi. Usaha-usaha pemerintah Indonesia untuk memberdayakan pertumbuhan UKM juga dipaparkan.","PeriodicalId":31198,"journal":{"name":"El Harakah","volume":"7 1","pages":"84-90"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-01-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47573456","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
ISLAMISASI METODE BERPIKIR: SEBUAH PEMIKIRAN AWAL 思维方式的伊斯兰化:最初的想法
Pub Date : 2018-01-12 DOI: 10.18860/EL.V4I2.4631
M. Zenrif
Not a few campus communities, either within the Ministry of Religious Affairs or the Ministry of National Education, who have not or deliberately failed to understand the necessity of Islamization of science. In fact, in the world of global science, many scholars believe that since the last half of the twentieth century it is a revival of Islam (the renaissance of Islam) which is at least characterized by the rise of the Islamization of science, economics, social, politics and so on. Methods of thinking and research methods are the foundation of the development of science, then both are actually an applicative form of the whole paradigm and the world view of the flow of knowledge. Islamization of thinking methods has duality characteristics, Mutawassith characteristics, and formulative characteristics. The research methods developed in both classical and modern Islamic times need to be reconstructed to give birth to the methods expected in Islam. For that reason, it takes dialogue simultaneously to contribute greatly to the creation of an Islamic civilization. Tidak sedikit masyarakat kampus, baik di lingkungan Departemen Agama atau Departemen Pendidikan Nasional, yang belum atau sengaja tidak memahami perlunya Islamisasi ilmu pengetahuan. Padahal, di dunia ilmu pengetahuan global, banyak pakar meyakini bahwa sejak paruh terakhir abad ke- 20 merupakan kebangkitan kembali Islam (the renaissance of Islam) yang setidaknya ditandai dengan timbulnya semangat Islamisasi ilmu pengetahuan, ekonomi, sosial, politik dan sebagainya. Metode  berfikir dan metode penelitian merupakan tumpuan dari pengembangan ilmu pengetahuan, maka keduanya  sesungguhnya merupakan bentuk aplikatif dari seluruh paradigma dan  world view aliran ilmu pengetahuan. Islamisasi metode berfikir memiliki karakteristik dualitas, karakteristik Mutawassith, dan karakteristik formulatif. Baik metode penelitian yang dikembangkan dalam Islam era klasik maupun modern perlu direkontruksi untuk melahirkan metode yang diharapkan dalam Islam. Untuk itu diperlukan dialog secara simultan untuk memberikan kontribusi yang besar terhadap terciptanya peradaban yang Islami.
不少校园团体,无论是在宗教事务部还是在国家教育部,都没有或故意不理解科学伊斯兰化的必要性。事实上,在全球科学界,许多学者认为,自20世纪下半叶以来,至少以科学、经济、社会、政治等领域伊斯兰化的兴起为特征的是伊斯兰的复兴(伊斯兰的复兴)。思维方法和研究方法是科学发展的基础,它们实际上是整个知识流动范式和世界观的一种应用形式。思维方法的伊斯兰化具有两重性特征,即变革性特征和公式化特征。在伊斯兰教古典和现代发展起来的研究方法需要重建,以产生伊斯兰教所期望的方法。因此,对话同时也为伊斯兰文明的建立做出了巨大贡献。天津大学,天津大学,天津大学,天津大学,天津大学,天津大学,天津大学,天津大学,天津大学,天津大学,天津大学,天津大学。《伊斯兰教的复兴》,《伊斯兰教的复兴》,《伊斯兰教的复兴》,《经济、社会、政治》。Metode berfikir dan Metode penelitian merupakan tumpuan dari pengembangan ilmu pengetahuan, maka keduanya sesung - guhnya merupakan bentuk应用dari seluruh范式和世界观aliran ilmu pengetahuan。伊斯兰教的方法是:记性、二元性、二元性、二元性和二元性。bakk metode penelitian yang dikembangkan dalam Islam时代klasik maupun现代perlu direkontruksi untuk melahirkan metode yang diharapkan dalam Islam。Untuk的成员kontribusi yang表示,Untuk成员可能会被称为peradaban yang Islami。
{"title":"ISLAMISASI METODE BERPIKIR: SEBUAH PEMIKIRAN AWAL","authors":"M. Zenrif","doi":"10.18860/EL.V4I2.4631","DOIUrl":"https://doi.org/10.18860/EL.V4I2.4631","url":null,"abstract":"Not a few campus communities, either within the Ministry of Religious Affairs or the Ministry of National Education, who have not or deliberately failed to understand the necessity of Islamization of science. In fact, in the world of global science, many scholars believe that since the last half of the twentieth century it is a revival of Islam (the renaissance of Islam) which is at least characterized by the rise of the Islamization of science, economics, social, politics and so on. Methods of thinking and research methods are the foundation of the development of science, then both are actually an applicative form of the whole paradigm and the world view of the flow of knowledge. Islamization of thinking methods has duality characteristics, Mutawassith characteristics, and formulative characteristics. The research methods developed in both classical and modern Islamic times need to be reconstructed to give birth to the methods expected in Islam. For that reason, it takes dialogue simultaneously to contribute greatly to the creation of an Islamic civilization. Tidak sedikit masyarakat kampus, baik di lingkungan Departemen Agama atau Departemen Pendidikan Nasional, yang belum atau sengaja tidak memahami perlunya Islamisasi ilmu pengetahuan. Padahal, di dunia ilmu pengetahuan global, banyak pakar meyakini bahwa sejak paruh terakhir abad ke- 20 merupakan kebangkitan kembali Islam (the renaissance of Islam) yang setidaknya ditandai dengan timbulnya semangat Islamisasi ilmu pengetahuan, ekonomi, sosial, politik dan sebagainya. Metode  berfikir dan metode penelitian merupakan tumpuan dari pengembangan ilmu pengetahuan, maka keduanya  sesungguhnya merupakan bentuk aplikatif dari seluruh paradigma dan  world view aliran ilmu pengetahuan. Islamisasi metode berfikir memiliki karakteristik dualitas, karakteristik Mutawassith, dan karakteristik formulatif. Baik metode penelitian yang dikembangkan dalam Islam era klasik maupun modern perlu direkontruksi untuk melahirkan metode yang diharapkan dalam Islam. Untuk itu diperlukan dialog secara simultan untuk memberikan kontribusi yang besar terhadap terciptanya peradaban yang Islami.","PeriodicalId":31198,"journal":{"name":"El Harakah","volume":"4 1","pages":"23-28"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-01-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48359436","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
SASTRA DAN ISLAM CATATAN SEPUTAR DIALEKTIKA SISTEM NILAI 文学和伊斯兰教的记录是关于评级制度的辩证法
Pub Date : 2018-01-12 DOI: 10.18860/el.v4i2.4633
H. Syaifuddin
Literature and Islam are two entities that do not have to be related. Due to the fact, literature can develop and flourish without any Islamic emblems in it. Even if there is a connection, the relationship between literature and Islam is actually very problematic. That is because the Islamic dustur (al-Quran), as a source of inspiration that complements every aesthetic momentum in Islamic civilization, expressly requires the integration of two totally different world existence in a space of beauty. This paper deals with the dialectic between the literary and Islamic value systems. Semiology of Islamic literature is spelled out in two aspects of meaning that are individual and universal. Individual interpreted Islamic literature has a subordinate attachment to religion while the universal interpreted by Islamic literature has unlimited opportunities of space and time to move and find spiritual meaning in life. Sastra dan Islam adalah dua entitas yang tidak harus ada kaitannya. Karena kenyataannya, sastra dapat tumbuh subur dan berkembang tanpa harus ada embel-embel Islam di dalamnya. Kalaupun ada kaitannya, hubungan antara sastra dan Islam sesungguhnya sangat problematis. Hal itu dikarenakan dustur Islam (al-Quran), sebagai sumber inspirasi yang melengkapi setiap momentum estetik dalam peradaban Islam, dengan tegas mensyaratkan adanya keterpaduan antara dua eksistensi dunia yang benar-benar berbeda dalam sebuah ruang keindahan. Tulisan ini menyinggung dialektika antara sistem nilai sastra dan Islam. Semiologi sastra Islam termantrakan dalam dua segi makna yang bersifat individual dan universal. Individual dimaknai sastra Islam memiliki keterikatan subordinatif terhadap agama sedangkan universal dimaknai dengan sastra Islam memiliki peluang tak terbatas ruang dan waktu untuk bergerak menemukan makna spiritual dalam kehidupan.
文学和伊斯兰教是两个不必相互关联的实体。因此,文学可以在没有任何伊斯兰符号的情况下发展和繁荣。即使有联系,文学和伊斯兰教之间的关系实际上也是非常有问题的。这是因为伊斯兰的《古兰经》作为伊斯兰文明中每一种审美动力的灵感源泉,明确地要求在一个美的空间中融合两个完全不同的世界存在。本文论述了文学与伊斯兰价值体系之间的辩证关系。伊斯兰文学的符号学从个体意义和普遍意义两个方面来阐述。个人解读的伊斯兰文学具有对宗教的从属依附,而伊斯兰文学诠释的普世文学则有无限的空间和时间机会去移动和寻找生命的精神意义。伊斯兰教的宗教信仰,是一种信仰,是一种信仰。Karena kenyataannya(肯尼亚),是肯尼亚人的家园,是肯尼亚人的家园,是肯尼亚人的家园。Kalaupun ada kaitannya, hubungan antara sastra dan Islam sesungguhnya sangat problematis。《古兰经》、《古兰经》、《古兰经》、《古兰经》、《古兰经》、《古兰经》、《古兰经》、《古兰经》、《古兰经》。伊斯兰教是伊斯兰教的一个重要组成部分。伊斯兰教符号学termantrakan dalam dua segi makna yang是个体和普遍的。个人dimaknai sastra Islam memoriliki keterikatan下级terhadap agama sedangkan普遍dimaknai dengan sastra Islam memoriliki peluang terbatas ruang waktu untuk bergerak menemukan makna灵性dalam kehidupan。
{"title":"SASTRA DAN ISLAM CATATAN SEPUTAR DIALEKTIKA SISTEM NILAI","authors":"H. Syaifuddin","doi":"10.18860/el.v4i2.4633","DOIUrl":"https://doi.org/10.18860/el.v4i2.4633","url":null,"abstract":"Literature and Islam are two entities that do not have to be related. Due to the fact, literature can develop and flourish without any Islamic emblems in it. Even if there is a connection, the relationship between literature and Islam is actually very problematic. That is because the Islamic dustur (al-Quran), as a source of inspiration that complements every aesthetic momentum in Islamic civilization, expressly requires the integration of two totally different world existence in a space of beauty. This paper deals with the dialectic between the literary and Islamic value systems. Semiology of Islamic literature is spelled out in two aspects of meaning that are individual and universal. Individual interpreted Islamic literature has a subordinate attachment to religion while the universal interpreted by Islamic literature has unlimited opportunities of space and time to move and find spiritual meaning in life. Sastra dan Islam adalah dua entitas yang tidak harus ada kaitannya. Karena kenyataannya, sastra dapat tumbuh subur dan berkembang tanpa harus ada embel-embel Islam di dalamnya. Kalaupun ada kaitannya, hubungan antara sastra dan Islam sesungguhnya sangat problematis. Hal itu dikarenakan dustur Islam (al-Quran), sebagai sumber inspirasi yang melengkapi setiap momentum estetik dalam peradaban Islam, dengan tegas mensyaratkan adanya keterpaduan antara dua eksistensi dunia yang benar-benar berbeda dalam sebuah ruang keindahan. Tulisan ini menyinggung dialektika antara sistem nilai sastra dan Islam. Semiologi sastra Islam termantrakan dalam dua segi makna yang bersifat individual dan universal. Individual dimaknai sastra Islam memiliki keterikatan subordinatif terhadap agama sedangkan universal dimaknai dengan sastra Islam memiliki peluang tak terbatas ruang dan waktu untuk bergerak menemukan makna spiritual dalam kehidupan.","PeriodicalId":31198,"journal":{"name":"El Harakah","volume":"4 1","pages":"43-52"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-01-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47870788","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
PSIKOLOGI ISLAM, PSEUDO ILMIAH? 伊斯兰心理学,伪科学?
Pub Date : 2018-01-12 DOI: 10.18860/EL.V4I2.4637
Iin Tri Rahayu
As a religion, Islam not only offers a system of belief, worship, and ethics, but further, Islam has embraced all cultures and civilizations. This also includes culture and scientific civilization. In the span of the history of culture and civilization, Islamic discourse is never silent from psychology, from basic principles, physiological concepts, to operational techniques. Method of study and development of Islamic psychology pursued through two ways namely pragmatic method and idealistic method. This paper describes mapping methods and approaches of Islamic psychology as well as research method and development of Islamic psychology. The result shows that Islamic psychology is no longer in pseudo scientific level but it has exceeded the scientific boundaries. The objectivity of a science is only a matter of agreement, whose criteria are both quantitative and qualitative. Contemporary psychology has gained agreement from its own circle. Likewise Islamic psychology has gained agreement from the Muslims. Sebagai agama, Islam tidak saja menawarkan sistem kepercayaan, peribadatan, dan etika, tetapi lebih jauh, Islam telah mencakup seluruh kebudayaan dan peradaban. Termasuk di dalamnya yaitu kebudayaan dan peradaban ilmiah. Dalam rentang sejarah kebudayaan dan peradaban, wacana Islam tidak pernah sunyi dari pembahasan psikologi, mulai dari prinsip-prinsip dasar, konsep- konsep fisiologis, sampai pada teknik operasionalnya. Metode pengkajian dan pengembangan psikologi Islam ditempuh melalui dua cara yaitu metode pragmatis dan metode idealistik. Tulisan ini menjabarkan pemetaan metode dan pendekatan psikologi Islam serta metode pengkajian dan pengembangan psikologi Islam. Hasil yang diperoleh yaitu psikologi Islam bukan lagi bertaraf pseudo ilmiah tetapi telah melampaui batas-batas ilmiah. Objektivitas suatu ilmu hanyalah persoalan kesepakatan, yang kriterianya bukan hanya kuantitatif tetapi juga kualitatif. Psikologi kontemporer telah mendapatkan kesepakatan dari kalangannya sendiri. Demikian juga psikologi Islam telah mendapatkan kesepakatan dari kalangan kaum Muslim.
作为一种宗教,伊斯兰教不仅提供了一个信仰、崇拜和道德体系,而且还涵盖了所有文化和文明。这也包括文化和科学文明。在文化和文明史的跨度中,伊斯兰话语从心理学、基本原理、生理概念到操作技巧都从未沉默过。研究和发展伊斯兰心理学的方法主要有两种,即实用主义方法和理想主义方法。本文介绍了伊斯兰心理学的映射方法和途径,以及伊斯兰心理学的研究方法和发展。结果表明,伊斯兰心理学已不再处于伪科学的水平,但已经超越了科学的界限。一门科学的客观性只是一个一致的问题,其标准是定量的和定性的。当代心理学已经得到了自己圈子的认同。同样,伊斯兰心理学也得到了穆斯林的认同。作为一种宗教,伊斯兰教不仅提供了一个信仰、崇拜和道德体系,而且还涵盖了所有的文化和文明。其中包括文化和科学文明。在浩瀚的文化和文明史上,伊斯兰瓦卡纳从心理学的理解,从基本原理、概念、生理概念,到其操作技巧,从未沉默过。伊斯兰心理学的研究和发展方法是通过两种途径发展起来的:实用主义方法和理想主义方法。它传播了伊斯兰心理学的测绘方法以及伊斯兰心理学研究和发展的方法和途径。伊斯兰心理学的结果不再是伪科学的,而是超越了科学的界限。一门科学的目标仅仅是一个一致的问题,它不仅是定量的,而且是定性的。当代心理学已经从他自己的角度得到了一笔交易。因此,伊斯兰心理学在穆斯林中达成了一致。
{"title":"PSIKOLOGI ISLAM, PSEUDO ILMIAH?","authors":"Iin Tri Rahayu","doi":"10.18860/EL.V4I2.4637","DOIUrl":"https://doi.org/10.18860/EL.V4I2.4637","url":null,"abstract":"As a religion, Islam not only offers a system of belief, worship, and ethics, but further, Islam has embraced all cultures and civilizations. This also includes culture and scientific civilization. In the span of the history of culture and civilization, Islamic discourse is never silent from psychology, from basic principles, physiological concepts, to operational techniques. Method of study and development of Islamic psychology pursued through two ways namely pragmatic method and idealistic method. This paper describes mapping methods and approaches of Islamic psychology as well as research method and development of Islamic psychology. The result shows that Islamic psychology is no longer in pseudo scientific level but it has exceeded the scientific boundaries. The objectivity of a science is only a matter of agreement, whose criteria are both quantitative and qualitative. Contemporary psychology has gained agreement from its own circle. Likewise Islamic psychology has gained agreement from the Muslims. Sebagai agama, Islam tidak saja menawarkan sistem kepercayaan, peribadatan, dan etika, tetapi lebih jauh, Islam telah mencakup seluruh kebudayaan dan peradaban. Termasuk di dalamnya yaitu kebudayaan dan peradaban ilmiah. Dalam rentang sejarah kebudayaan dan peradaban, wacana Islam tidak pernah sunyi dari pembahasan psikologi, mulai dari prinsip-prinsip dasar, konsep- konsep fisiologis, sampai pada teknik operasionalnya. Metode pengkajian dan pengembangan psikologi Islam ditempuh melalui dua cara yaitu metode pragmatis dan metode idealistik. Tulisan ini menjabarkan pemetaan metode dan pendekatan psikologi Islam serta metode pengkajian dan pengembangan psikologi Islam. Hasil yang diperoleh yaitu psikologi Islam bukan lagi bertaraf pseudo ilmiah tetapi telah melampaui batas-batas ilmiah. Objektivitas suatu ilmu hanyalah persoalan kesepakatan, yang kriterianya bukan hanya kuantitatif tetapi juga kualitatif. Psikologi kontemporer telah mendapatkan kesepakatan dari kalangannya sendiri. Demikian juga psikologi Islam telah mendapatkan kesepakatan dari kalangan kaum Muslim.","PeriodicalId":31198,"journal":{"name":"El Harakah","volume":"4 1","pages":"81-90"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-01-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48084269","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
期刊
El Harakah
全部 Acc. Chem. Res. ACS Applied Bio Materials ACS Appl. Electron. Mater. ACS Appl. Energy Mater. ACS Appl. Mater. Interfaces ACS Appl. Nano Mater. ACS Appl. Polym. Mater. ACS BIOMATER-SCI ENG ACS Catal. ACS Cent. Sci. ACS Chem. Biol. ACS Chemical Health & Safety ACS Chem. Neurosci. ACS Comb. Sci. ACS Earth Space Chem. ACS Energy Lett. ACS Infect. Dis. ACS Macro Lett. ACS Mater. Lett. ACS Med. Chem. Lett. ACS Nano ACS Omega ACS Photonics ACS Sens. ACS Sustainable Chem. Eng. ACS Synth. Biol. Anal. Chem. BIOCHEMISTRY-US Bioconjugate Chem. BIOMACROMOLECULES Chem. Res. Toxicol. Chem. Rev. Chem. Mater. CRYST GROWTH DES ENERG FUEL Environ. Sci. Technol. Environ. Sci. Technol. Lett. Eur. J. Inorg. Chem. IND ENG CHEM RES Inorg. Chem. J. Agric. Food. Chem. J. Chem. Eng. Data J. Chem. Educ. J. Chem. Inf. Model. J. Chem. Theory Comput. J. Med. Chem. J. Nat. Prod. J PROTEOME RES J. Am. Chem. Soc. LANGMUIR MACROMOLECULES Mol. Pharmaceutics Nano Lett. Org. Lett. ORG PROCESS RES DEV ORGANOMETALLICS J. Org. Chem. J. Phys. Chem. J. Phys. Chem. A J. Phys. Chem. B J. Phys. Chem. C J. Phys. Chem. Lett. Analyst Anal. Methods Biomater. Sci. Catal. Sci. Technol. Chem. Commun. Chem. Soc. Rev. CHEM EDUC RES PRACT CRYSTENGCOMM Dalton Trans. Energy Environ. Sci. ENVIRON SCI-NANO ENVIRON SCI-PROC IMP ENVIRON SCI-WAT RES Faraday Discuss. Food Funct. Green Chem. Inorg. Chem. Front. Integr. Biol. J. Anal. At. Spectrom. J. Mater. Chem. A J. Mater. Chem. B J. Mater. Chem. C Lab Chip Mater. Chem. Front. Mater. Horiz. MEDCHEMCOMM Metallomics Mol. Biosyst. Mol. Syst. Des. Eng. Nanoscale Nanoscale Horiz. Nat. Prod. Rep. New J. Chem. Org. Biomol. Chem. Org. Chem. Front. PHOTOCH PHOTOBIO SCI PCCP Polym. Chem.
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1