Tulisan ini merupakan sebuah kajian sejarah atas tradisi menulis orang betawi yang seringkali dianggap tidak ada, karena kebudayaan orang betawi seringkali diidentikkan dengan kebudayaan bertutur. Kajian ini menekankan kepada aspek sejarah kebudayaan atau sejarah intelektual dengan fokus pembahasan kitab-kitab yang ditulis oleh enam ulama Betawi terkemuka, meliputi: Sayyid Usman bin Yahya, Guru Marzuki, Guru Manshur, KH. Abdullah Syafi’I, KH. Muhajirin Amsar dan KH. Syafi’i Hadzami. Pembatasan kajian dimulai pada 1869 yang ditandai penulisan kitab oleh Sayyid Usman bin Yahya dan diakhiri tahun 2003 lewat penerbitan kitab mizbahuz zullam karya KH. Muhajirin Amsar. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah metode sejarah, yang menghadirkan empat tahapan yakni: heuristic, kritik, interpretasi dan historiografi. Sumber atau bahan penelitian didapatkan lewat pengkajian dokumen di Arsip Nasional Republik Indonesia, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia serta kajian atas kitab-kitab yang dihasilkan ulama-ulama tersebut. Kajian ini menghasilkan sebuah temuan bahwa kitab yang ditulis oleh ulama betawi kebanyakan adalah kitab fiqih atau hukum islam yang berdasarkan mazhab Syafi’i, yang bertujuan menjawab kebutuhan praktik ibadah. Kitab yang ditulis juga sangat beragam, dari kitab ringan hingga kitab syarah ulama-ulama terkemuka. Keberadaan kitab yang ditulis dengan bahasa arab, menunjukkan bahwa kemampuan intelektual orang betawi berada pada taraf internasional.
{"title":"The Ulama Writing: Books by Six Betawi Scholars (1869-2006)","authors":"Humaidi","doi":"10.21009/jps.121.05","DOIUrl":"https://doi.org/10.21009/jps.121.05","url":null,"abstract":"Tulisan ini merupakan sebuah kajian sejarah atas tradisi menulis orang betawi yang seringkali dianggap tidak ada, karena kebudayaan orang betawi seringkali diidentikkan dengan kebudayaan bertutur. Kajian ini menekankan kepada aspek sejarah kebudayaan atau sejarah intelektual dengan fokus pembahasan kitab-kitab yang ditulis oleh enam ulama Betawi terkemuka, meliputi: Sayyid Usman bin Yahya, Guru Marzuki, Guru Manshur, KH. Abdullah Syafi’I, KH. Muhajirin Amsar dan KH. Syafi’i Hadzami. Pembatasan kajian dimulai pada 1869 yang ditandai penulisan kitab oleh Sayyid Usman bin Yahya dan diakhiri tahun 2003 lewat penerbitan kitab mizbahuz zullam karya KH. Muhajirin Amsar. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah metode sejarah, yang menghadirkan empat tahapan yakni: heuristic, kritik, interpretasi dan historiografi. Sumber atau bahan penelitian didapatkan lewat pengkajian dokumen di Arsip Nasional Republik Indonesia, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia serta kajian atas kitab-kitab yang dihasilkan ulama-ulama tersebut. Kajian ini menghasilkan sebuah temuan bahwa kitab yang ditulis oleh ulama betawi kebanyakan adalah kitab fiqih atau hukum islam yang berdasarkan mazhab Syafi’i, yang bertujuan menjawab kebutuhan praktik ibadah. Kitab yang ditulis juga sangat beragam, dari kitab ringan hingga kitab syarah ulama-ulama terkemuka. Keberadaan kitab yang ditulis dengan bahasa arab, menunjukkan bahwa kemampuan intelektual orang betawi berada pada taraf internasional.","PeriodicalId":31253,"journal":{"name":"Historia Jurnal Pendidikan Sejarah FKIP UM Metro","volume":"10 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82467657","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
This research seeks to investigate Bekasi City's economic development from 2002 and 2012. The approach employed in this research is a descriptive analysis with an economic viewpoint. The main and secondary sources used were acquired, among other places, from the Bekasi City Government, the Bekasi City Statistics Center, the regional library in Bekasi City, and the national library. The heuristic and critical stages were utilized to gather the data needed for this investigation. The facts are then interpreted so that historical works can be presented. The results of the research show that Bekasi City's economy has evolved. Sectors like trade, industry, and agriculture all saw these changes. Because there is less and less land available for production, the development of the agricultural sector is showing signs of deterioration. 23,622 tons of paddy were produced in 2005. It decreased to 13862 tons in 2008. It decreased once again to 10,461 tons in 2012. The commercial sector is improving. Trade exports were worth $152513254 in 2005, while imports were worth $31698837. When compared to import value, which was $52493273, it then grew to $167814950 in 2008. It amounted to $983515065 in 2012, and the value of trade imports is $122847383. The City of Bekasi currently has a surplus because of the changes in the market. The largest surplus, $860,667,682, was recorded in 2012. Although the industry sector experienced a period of very constant growth from 2002 to 2010, with only an average of over two hundred industries, mostly in 2011–2012 did it frequently drop under two hundred industries. A surplus of value in trade is made possible by efficient transportation and population increase, especially in terms of labor Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pertumbuhan ekonomi Kota Bekasi tahun 2002-2012. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan ekonomi yang dituangkan dalam bentuk deskriptif analisis. Sumber yang digunakan berupa sumber primer dan sekunder yang didapatkan antara lain dari perpustakaan daerah Kota Bekasi, Badan Pusat Statistik Kota Bekasi, Pemda Kota Bekasi, dan perpustakaan nasional. Fakta-fakta yang disajikan dalam penelitian ini diperoleh melalui tahapan heuristik dan kritik. Kemudian fakta itu diinterpretasi agar dapat disajikan menjadi tulisan sejarah. Temuan penelitian menunjukkan telah terjadi perubahan ekonomi di Kota Bekasi. Perubahan tersebut terjadi pada sektor seperti pertanian, perdagangan dan industri. Sektor pertanian perkembangannya memperlihatkan kemunduran karena makin sedikitnya lahan produksi. Produksi padi pada tahun 2005 sebanyak 23622 ton. Pada tahun 2008 turun menjadi 13862 ton. Sampai tahun 2012 turun lagi menjadi 10461 ton. Sektor perdagangan yang memperlihatkan kemajuan. Pada tahun 2005 nilai ekspor perdagangan $152513254, sedangkan nilai impor perdagangan $31698837. Kemudian pada tahun 2008 meningkat menjadi $167814950, sementara nilai impor $52493273. Pada tahun 2012 telah mencapai $9835150
本研究旨在考察2002年至2012年别卡斯市的经济发展情况。本研究采用的方法是具有经济学观点的描述性分析。所使用的主要和次要资料来源,除其他外,是从别kasi市政府、别kasi市统计中心、别kasi市区域图书馆和国家图书馆获得的。启发式和关键阶段被用来收集调查所需的数据。然后对事实进行解释,以便呈现历史作品。研究结果表明,勿加西市的经济在不断发展。贸易、工业和农业等部门都见证了这些变化。由于可用于生产的土地越来越少,农业部门的发展出现了恶化的迹象。2005年稻谷产量23622吨。2008年减少到13862吨。2012年又降至10461吨。商业领域正在改善。2005年的贸易出口额为152513254美元,进口额为31698837美元。与进口价值52493273美元相比,2008年增长到167814950美元。2012年为983515065美元,贸易进口额为122847383美元。由于市场的变化,Bekasi市目前有盈余。2012年录得的最大盈余为860,667,682美元。虽然从2002年到2010年,工业部门经历了一个非常稳定的增长时期,平均只有200多个行业,但大多是在2011-2012年,它经常下降到200个行业以下。有效的运输和人口的增加,特别是在劳动力方面,使得贸易价值的盈余成为可能。彭德加丹,彭德加丹,彭德加丹,彭德加丹,彭德加丹,彭德加丹,彭德加丹,彭德加丹,彭德加丹,彭德加丹,彭德加丹。Sumber yang digunakan berupa Sumber primer dan sekunder yang didapatkan antara lain dari perpustakaan daerah Kota Bekasi, Badan Pusat statistics Kota Bekasi, Pemda Kota Bekasi, dan perpustakaan nasional。我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是。Kemudian fakta i diinterpretasi agar dapat disajikan menjadi tulisan sejarah。Temuan penelitian menunjukkan telah terjadi perubahan ekonomi di Kota Bekasi。Perubahan tersebut terjadi pada sector perti pertanian, perdagangan dan industry。部门pertanian perkembangannya成员perperlihatkan kemunduran karena制造sedikitnya lahan产品。2005年产量23622吨。帕达塔洪2008年翻门加迪13862吨。桑派塔洪2012年翻拉吉门加迪10461吨。部门负责人,杨先生。Pada tahun 2005 nilai ekspor perdagangan $152513254, sedangkan nilai import perdagangan $31698837。Kemudian pada tahun 2008 mengkat menjadi $167814950, sementara nilai import $52493273。Pada tahun 2012 telah menapai $983515065 dan nilai import perdagangan $122847383。Perkembangan yang terjadi dalam perdagangan是亚打别加西的成员。盈馀terbesar tercapapad2012年杨门庆$860.667.682。2002-2010年,塞门塔拉工业部门相对稳定,工业部门按比例计算,工业部门按比例计算。汉雅塔勋2011-2012杨岑德荣turun menjadi dibawah行业200强。Tercapainya nilai盈余dalam perdagangan it didukung oleh transporttasi yang memadai dan pertumbuhan penduduk terutama angkatan kerja。
{"title":"Kota Bekasi: Suatu Analisis Pertumbuhan Ekonomi (2002-2012)","authors":"Abrar Abrar, S. Martini, M. H. Yanuardi","doi":"10.21009/jps.121.03","DOIUrl":"https://doi.org/10.21009/jps.121.03","url":null,"abstract":"This research seeks to investigate Bekasi City's economic development from 2002 and 2012. The approach employed in this research is a descriptive analysis with an economic viewpoint. The main and secondary sources used were acquired, among other places, from the Bekasi City Government, the Bekasi City Statistics Center, the regional library in Bekasi City, and the national library. The heuristic and critical stages were utilized to gather the data needed for this investigation. The facts are then interpreted so that historical works can be presented. The results of the research show that Bekasi City's economy has evolved. Sectors like trade, industry, and agriculture all saw these changes. Because there is less and less land available for production, the development of the agricultural sector is showing signs of deterioration. 23,622 tons of paddy were produced in 2005. It decreased to 13862 tons in 2008. It decreased once again to 10,461 tons in 2012. The commercial sector is improving. Trade exports were worth $152513254 in 2005, while imports were worth $31698837. When compared to import value, which was $52493273, it then grew to $167814950 in 2008. It amounted to $983515065 in 2012, and the value of trade imports is $122847383. The City of Bekasi currently has a surplus because of the changes in the market. The largest surplus, $860,667,682, was recorded in 2012. Although the industry sector experienced a period of very constant growth from 2002 to 2010, with only an average of over two hundred industries, mostly in 2011–2012 did it frequently drop under two hundred industries. A surplus of value in trade is made possible by efficient transportation and population increase, especially in terms of labor \u0000Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pertumbuhan ekonomi Kota Bekasi tahun 2002-2012. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan ekonomi yang dituangkan dalam bentuk deskriptif analisis. Sumber yang digunakan berupa sumber primer dan sekunder yang didapatkan antara lain dari perpustakaan daerah Kota Bekasi, Badan Pusat Statistik Kota Bekasi, Pemda Kota Bekasi, dan perpustakaan nasional. Fakta-fakta yang disajikan dalam penelitian ini diperoleh melalui tahapan heuristik dan kritik. Kemudian fakta itu diinterpretasi agar dapat disajikan menjadi tulisan sejarah. Temuan penelitian menunjukkan telah terjadi perubahan ekonomi di Kota Bekasi. Perubahan tersebut terjadi pada sektor seperti pertanian, perdagangan dan industri. Sektor pertanian perkembangannya memperlihatkan kemunduran karena makin sedikitnya lahan produksi. Produksi padi pada tahun 2005 sebanyak 23622 ton. Pada tahun 2008 turun menjadi 13862 ton. Sampai tahun 2012 turun lagi menjadi 10461 ton. Sektor perdagangan yang memperlihatkan kemajuan. Pada tahun 2005 nilai ekspor perdagangan $152513254, sedangkan nilai impor perdagangan $31698837. Kemudian pada tahun 2008 meningkat menjadi $167814950, sementara nilai impor $52493273. Pada tahun 2012 telah mencapai $9835150","PeriodicalId":31253,"journal":{"name":"Historia Jurnal Pendidikan Sejarah FKIP UM Metro","volume":"338 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85440186","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The purpose of this study is to describe the May 13, 1969 Tragedy according to various existing perspectives. The method used in writing this article uses stages that are usually standard in historical research, such as starting from selecting topics, gathering sources, verifying which contains historical criticism and the validity of sources, then proceeding to the interpretation stage and ending with writing. The results of this study are that the May 13, 1969 Tragedy was an event of racial riots between ethnic Malays and ethnic Chinese in Malaysia, especially in Kuala Lumpur, Selangor. The incident which was the result of the Opposition Party's victory march consisting of the Malaysian People's Movement Party (Parti Gerakan) and the Democratic Action Party (DAP) resulted in riots that paralyzed the country. In understanding this event, there are several perspectives such as originating from the Official Sources of the Malaysian Government, the existence of provocation by the Communist group, the Government's failure to prosper the Malay ethnicity and the dynamics of Sino-Malay social and economic interaction. From several existing perspectives, it cannot be decided that the cause of the May 13, 1969 Tragedy was only due to a single cause but could also be caused by various triggering factors. These factors can be in the form of socio-economic inequality, political rivalry and security threats from communist groups. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Tragedi 13 Mei 1969 menurut berbagai perspektif yang ada. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini menggunakan tahapan-tahapan yang lazimnya menjadi standard dalam penelitian sejarah seperti diawali dari pemilihan topik, pengumpulan sumber, verifikasi yang di dalamnya memuat atas kritik sejarah dan keabsahan sumber, kemudian dilanjutkan pada tahap interpretasi dan diakhiri dengan penulisan. Hasil penelitian ini adalah Tragedi 13 Mei 1969 merupakan peristiwa kerusuhan rasial antara etnis Melayu dengan etnis Tionghoa di Malaysia, khususnya di Kuala Lumpur, Selangor. Peristiwa yang merupakan dampak pawai kemenangan Partai Oposisi yang terdiri dari Parti Gerakan Rakyat Malaysia (Parti Gerakan) dan Democratic Action Party (DAP) mengakibatkan kerusuhan hingga melumpuhkan negara. Di dalam memahami peristiwa ini, terdapat beberapa perspektif seperti berasal dari Sumber Resmi Pemerintah Malaysia, adanya provokasi kelompok Komunis, Kegagalan Pemerintah dalam mensejahterakan etnis Melayu dan dinamika interaksi sosial dan ekonomi Sino-Melayu. Dari beberapa perspektif yang ada, tidak dapat diputuskan bahwa penyebab Tragedi 13 Mei 1969 hanya karena sebab tunggal tetapi dapat disebabkan juga dari berbagai faktor yang memicu. Faktor tersebut dapat berupa ketimpangan sosial-ekonomi, rivalitas politik dan ancaman keamanan dari kelompok komunis.
本研究的目的是根据现有的各种视角来描述1969年5月13日的悲剧。本文的写作方法采用了历史研究通常标准的几个阶段,从选题开始,收集资料,核实其中包含历史批评和资料有效性,然后进入解释阶段,最后以写作结束。本研究的结果是,1969年5月13日的悲剧是马来西亚马来人与华人之间的种族骚乱事件,特别是在雪兰莪州的吉隆坡。由马来西亚人民运动党(Parti Gerakan)和民主行动党(DAP)组成的反对党胜利游行导致的事件导致了全国瘫痪的骚乱。要理解这一事件,有几个观点,如来自马来西亚政府的官方来源,共产主义集团的挑衅,政府未能繁荣马来民族,以及中马来社会和经济互动的动态。从现有的几个角度来看,不能确定1969年5月13日悲剧的原因是单一的,也可能是多种触发因素造成的。这些因素可能是社会经济不平等、政治竞争和来自共产主义团体的安全威胁。图juan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Tragedi 13 Mei 1969 menurut berbagai透视阳ada。Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini menggunakan tahapan-tahapan yang lazimnya menjadi标准dalam penelitian sejarah seperti diawali dari pemilihan topik, pengumpulan sumik,验证kasi yang di dalamnya纪念数据,批判sejarah dan keabsahan sumik, kemudian dilanjutkan padtahap解释dandiakhiri dengan penulisan。Hasil penelitian ini adalah Tragedi 13 Mei 1969 merupakan peristiwa kerusuhan rasial antara etnis Melayu dengan etnis Tionghoa di Malaysia, khususnya di Kuala Lumpur,雪兰莪州。马来西亚民主行动党(Democratic Action Party,简称DAP)是指马来西亚民主行动党(Democratic Action Party,简称DAP)。我是说,我是说我是马来西亚人民,我是说我是马来西亚人民,我是说我是马来西亚人民,我是说我是马来西亚人民,我是说我是马来西亚人民,我是说我是马来西亚人民,我是说我是中国人民。9月13日,1969年,汉亚·卡瓦纳·西巴布·东格尔·特塔皮·西巴布·东格尔·特塔皮·西帕特·迪巴布坎·贾加·达尔·贝巴卡伊·扬·米卡伊。事实上,在社会经济上,竞争对手是政治上的竞争对手,而不是政治上的竞争对手。
{"title":"Tragedi 13 Mei 1969 dalam Berbagai Perspektif","authors":"M. H. Yanuardi, Ahmad Musyalen Firdaus","doi":"10.21009/jps.121.04","DOIUrl":"https://doi.org/10.21009/jps.121.04","url":null,"abstract":"The purpose of this study is to describe the May 13, 1969 Tragedy according to various existing perspectives. The method used in writing this article uses stages that are usually standard in historical research, such as starting from selecting topics, gathering sources, verifying which contains historical criticism and the validity of sources, then proceeding to the interpretation stage and ending with writing. The results of this study are that the May 13, 1969 Tragedy was an event of racial riots between ethnic Malays and ethnic Chinese in Malaysia, especially in Kuala Lumpur, Selangor. The incident which was the result of the Opposition Party's victory march consisting of the Malaysian People's Movement Party (Parti Gerakan) and the Democratic Action Party (DAP) resulted in riots that paralyzed the country. In understanding this event, there are several perspectives such as originating from the Official Sources of the Malaysian Government, the existence of provocation by the Communist group, the Government's failure to prosper the Malay ethnicity and the dynamics of Sino-Malay social and economic interaction. From several existing perspectives, it cannot be decided that the cause of the May 13, 1969 Tragedy was only due to a single cause but could also be caused by various triggering factors. These factors can be in the form of socio-economic inequality, political rivalry and security threats from communist groups. \u0000Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Tragedi 13 Mei 1969 menurut berbagai perspektif yang ada. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini menggunakan tahapan-tahapan yang lazimnya menjadi standard dalam penelitian sejarah seperti diawali dari pemilihan topik, pengumpulan sumber, verifikasi yang di dalamnya memuat atas kritik sejarah dan keabsahan sumber, kemudian dilanjutkan pada tahap interpretasi dan diakhiri dengan penulisan. Hasil penelitian ini adalah Tragedi 13 Mei 1969 merupakan peristiwa kerusuhan rasial antara etnis Melayu dengan etnis Tionghoa di Malaysia, khususnya di Kuala Lumpur, Selangor. Peristiwa yang merupakan dampak pawai kemenangan Partai Oposisi yang terdiri dari Parti Gerakan Rakyat Malaysia (Parti Gerakan) dan Democratic Action Party (DAP) mengakibatkan kerusuhan hingga melumpuhkan negara. Di dalam memahami peristiwa ini, terdapat beberapa perspektif seperti berasal dari Sumber Resmi Pemerintah Malaysia, adanya provokasi kelompok Komunis, Kegagalan Pemerintah dalam mensejahterakan etnis Melayu dan dinamika interaksi sosial dan ekonomi Sino-Melayu. Dari beberapa perspektif yang ada, tidak dapat diputuskan bahwa penyebab Tragedi 13 Mei 1969 hanya karena sebab tunggal tetapi dapat disebabkan juga dari berbagai faktor yang memicu. Faktor tersebut dapat berupa ketimpangan sosial-ekonomi, rivalitas politik dan ancaman keamanan dari kelompok komunis.","PeriodicalId":31253,"journal":{"name":"Historia Jurnal Pendidikan Sejarah FKIP UM Metro","volume":"49 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81727724","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The development of Hisab-Rukyah is not widely disclosed academically because Falak Science does not currently have its place in society. The development of Hisab Rukyah, of course, must be re-expressed to show that this science has had a special place in the midst of Islamic history. The development of reckoning rukyah at the time of the Prophet Muhammad was still at the level of worship and was still simple. At the time of the Companions, the development of reckoning rukyah was also not much different, but during the Caliph `Umar Ibn Khattab the Islamic calendar system was successfully formulated. During the tabi`in period, the development of reckoning and rukyah reached the peak of its progress during the reign of the Abbasids, especially the caliphate of al-Ma'mun. This is marked by the emergence of important figures and their works which later influenced the development of reckoning rukyah after that even to this day. In the Middle Ages, reckoning rukyah had experienced a setback due to the chaos of the Islamic world at that time, works in the field of astronomy were destroyed in an attack by the Mongols, but after that reckoning rukyah was able to rise again until modern times we are experiencing now.
{"title":"Historiografi Hisab Rukyah","authors":"Tasnim Rahman Fitra, Rahmadi","doi":"10.21009/jps.121.02","DOIUrl":"https://doi.org/10.21009/jps.121.02","url":null,"abstract":"The development of Hisab-Rukyah is not widely disclosed academically because Falak Science does not currently have its place in society. The development of Hisab Rukyah, of course, must be re-expressed to show that this science has had a special place in the midst of Islamic history. The development of reckoning rukyah at the time of the Prophet Muhammad was still at the level of worship and was still simple. At the time of the Companions, the development of reckoning rukyah was also not much different, but during the Caliph `Umar Ibn Khattab the Islamic calendar system was successfully formulated. During the tabi`in period, the development of reckoning and rukyah reached the peak of its progress during the reign of the Abbasids, especially the caliphate of al-Ma'mun. This is marked by the emergence of important figures and their works which later influenced the development of reckoning rukyah after that even to this day. In the Middle Ages, reckoning rukyah had experienced a setback due to the chaos of the Islamic world at that time, works in the field of astronomy were destroyed in an attack by the Mongols, but after that reckoning rukyah was able to rise again until modern times we are experiencing now.","PeriodicalId":31253,"journal":{"name":"Historia Jurnal Pendidikan Sejarah FKIP UM Metro","volume":"22 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83728803","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
This study aims to examine the role of Sunan Gunung Djati in Islamization in the archipelago, especially in Mauk District. Sunan Gunung Djati is a member of a da'wah organization in Java which is incorporated in the Walisongo organizational unit, so Sunan Gunung Djati is active and plays a very important role in spreading Islam in Java. His preaching focuses on the western part of Java or better known as Tataran Pasundan, especially in the spread of Islam in Banten. It has a unique fact, namely that his name is known in the stories of the people of Banten, especially the stories of the people of the Mauk District, Kab. Tangerang. There is a lot of emphasis and belief of the people in Mauk District regarding the process of spreading Islam carried out by Sunan Gunung Djati, which then this folklore grows and lives in the culture of the community and becomes an oral tradition from generation to generation. Even though his role is carried out by his confidant, a name that lives on in society is a great and central figure in the Islamic world, namely Sunan Gunung Djati, so this research focuses on the role of Sunan Gunung Djati in Islamization in Mauk District. In this study using historical research methods, and also in the study using a philological approach. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji mengenai Peran Sunan Gunung Djati dalam Islamisasi di Nusantara khususnya di Kecamatan Mauk. Sunan Gunung Djati merupakan anggota dari organisasi dakwah di Jawa yang tergabung dalam satuan organisasi Walisongo, dengan begitu Sunan Gunung Djati aktif dan amat berperan dalam penyebaran Islam di tanah Jawa. Dakwahnya berfokus pada wilayah Jawa bagian barat atau yang lebih dikenal dengan istilah Tataran Pasundan, khusunya dalam penyebaran Islam di Banten memiliki fakta yang unik yakni namanya terkenang dalam cerita masyarakat Banten, terkhusus cerita masyarakat Kecamatan Mauk Kab. Tangerang. Banyak spekulasi dan keyakinan masyarakat di Kecamatan Mauk mengenai proses penyebaran Islam yang dilakukan oleh Sunan Gunung Djati, yang kemudian cerita rakyat ini tumbuh dan hidup dalam kebudayaan masyarakat dan menjadi sebuah tradisi lisan dari generasi ke generasi. Meskipun peranannya dijalankan oleh orang kepercayaannya, namun sebuah nama yang hidup dalam masyarakat adalah sosok yang agung dan sentral dalam dunia Islam yakni Sunan Gunung Djati, dengan begitu penelitian ini memfokuskan pada Peran Sunan Gunung Djati dalam Islamisasi di Kecamatan Mauk. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian Historis, dan juga dalam kajiannya menggunakan pendekatan filologi.
本研究旨在考察苏南古农贾提在群岛伊斯兰化中的作用,特别是在莫克区。Sunan Gunung Djati是爪哇的一个da'wah组织的成员,该组织隶属于Walisongo组织单位,因此Sunan Gunung Djati在爪哇传播伊斯兰教方面非常活跃,发挥了非常重要的作用。他的布道集中在爪哇西部,或者更广为人知的是Tataran Pasundan,特别是伊斯兰教在万丹的传播。它有一个独特的事实,即在万丹人民的故事中,特别是在卡布的莫克区人民的故事中,他的名字是众所周知的。坦。Mauk地区的人们对Sunan Gunung Djati传播伊斯兰教的过程非常重视和相信,然后这个民间传说在社区文化中发展并成为一代又一代的口头传统。尽管他的角色是由他的心腹执行的,但在伊斯兰世界中,有一个名字仍然存在于社会中,是一个伟大而核心的人物,即苏南·古农·贾提,因此本研究的重点是苏南·古农·贾提在莫克地区伊斯兰化中的作用。在本研究中采用了历史学的研究方法,同时在研究中也采用了语言学的方法。Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji mengenai Peran Sunan gunong Djati dalam Islamisasi di Nusantara khususnya di Kecamatan Mauk。Sunan Gunung Djati merupakan anggota dari organisasi dakwah di java yang tergabung dalam satan organisas Walisongo, dengan begit . Sunan Gunung Djati aktif dan berperan dalam penyebaran Islam di tanah java。Dakwahnya berfkus pada wilayah Jawa bagian barat atau yang lebih dikenal dengan istilah Tataran Pasundan, khusunya dalam penyebaran Islam di Banten memiliki fakta yang unik yakni namanya terkenang dalam cerita masyarakat Banten, terkhusus cerita masyarakat Kecamatan mak Kab。坦。我的翻译是:我的翻译是:我的翻译是:我的翻译是:我的翻译是:我的翻译是:我的翻译是:我的翻译是:我的翻译是:我的翻译是:这句话的意思是:“我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是。”Dalam penelitian ini menggunakan mede penelitian history, dan juga Dalam kajiannya menggunakan penelitan filologi。
{"title":"Peran Sunan Gunung Djati Dalam Islamisasi Masyarakat Kecamatan Mauk Kab. Tangerang","authors":"syarifah aini, Eko Ribawati, Ana Nurhasanah","doi":"10.21009/jps.121.01","DOIUrl":"https://doi.org/10.21009/jps.121.01","url":null,"abstract":"This study aims to examine the role of Sunan Gunung Djati in Islamization in the archipelago, especially in Mauk District. Sunan Gunung Djati is a member of a da'wah organization in Java which is incorporated in the Walisongo organizational unit, so Sunan Gunung Djati is active and plays a very important role in spreading Islam in Java. His preaching focuses on the western part of Java or better known as Tataran Pasundan, especially in the spread of Islam in Banten. It has a unique fact, namely that his name is known in the stories of the people of Banten, especially the stories of the people of the Mauk District, Kab. Tangerang. There is a lot of emphasis and belief of the people in Mauk District regarding the process of spreading Islam carried out by Sunan Gunung Djati, which then this folklore grows and lives in the culture of the community and becomes an oral tradition from generation to generation. Even though his role is carried out by his confidant, a name that lives on in society is a great and central figure in the Islamic world, namely Sunan Gunung Djati, so this research focuses on the role of Sunan Gunung Djati in Islamization in Mauk District. In this study using historical research methods, and also in the study using a philological approach. \u0000Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji mengenai Peran Sunan Gunung Djati dalam Islamisasi di Nusantara khususnya di Kecamatan Mauk. Sunan Gunung Djati merupakan anggota dari organisasi dakwah di Jawa yang tergabung dalam satuan organisasi Walisongo, dengan begitu Sunan Gunung Djati aktif dan amat berperan dalam penyebaran Islam di tanah Jawa. Dakwahnya berfokus pada wilayah Jawa bagian barat atau yang lebih dikenal dengan istilah Tataran Pasundan, khusunya dalam penyebaran Islam di Banten memiliki fakta yang unik yakni namanya terkenang dalam cerita masyarakat Banten, terkhusus cerita masyarakat Kecamatan Mauk Kab. Tangerang. Banyak spekulasi dan keyakinan masyarakat di Kecamatan Mauk mengenai proses penyebaran Islam yang dilakukan oleh Sunan Gunung Djati, yang kemudian cerita rakyat ini tumbuh dan hidup dalam kebudayaan masyarakat dan menjadi sebuah tradisi lisan dari generasi ke generasi. Meskipun peranannya dijalankan oleh orang kepercayaannya, namun sebuah nama yang hidup dalam masyarakat adalah sosok yang agung dan sentral dalam dunia Islam yakni Sunan Gunung Djati, dengan begitu penelitian ini memfokuskan pada Peran Sunan Gunung Djati dalam Islamisasi di Kecamatan Mauk. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian Historis, dan juga dalam kajiannya menggunakan pendekatan filologi.","PeriodicalId":31253,"journal":{"name":"Historia Jurnal Pendidikan Sejarah FKIP UM Metro","volume":"50 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86345031","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ricu Sidiq, Najuah N, Ika Purnama Sari, Friska Olivia
The purpose of this research is to provide an understanding to the public that previously in the Serdang Bedagai region there was once a Sultanate that was known to the Malay peninsula, namely the Serdang Sultanate and to add written sources to show the existence of the Serdang Sultanate. The method used in this research is historical method through heuristic, criticism, interpretation, and historiography steps. The results of this study are that the establishment of the Serdang Sultanate originated from a dispute that occurred as a result of a struggle for the throne between the second and third sons of the Deli Sultanate which occurred around 1723, namely between Tuanku Pasutan and Tuanku Umar Johan Alamshah. Since its inception, the Serdang Sultanate continued to experience its glory and peak during the reign of Sultan Thaf Sinar Basarshah (1817-1850) which was marked by progress and bustling trade so that the Serdang region became prosperous. Then, the decline of the Sultanate of Serdang occurred during the reign of Sultan Basyaruddin Shariful Alamshah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat umum bahwa dulunya di wilayah Serdang Bedagai pernah berdiri sebuah kesultanan yang dikenal hingga ke Semenanjung tanah Melayu yaitu Kesultanan Serdang dan untuk menambah sumber tulisan guna menunjukkan eksistensi Kesultanan Serdang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah melalui langkah-langkah heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa berdirinya Kesultanan Serdang berawal dari perselisihan yang terjadi akibat perebutan tahta antara putra kedua dan ketiga kesultanan deli yang terjadi sekitar tahun 1723 M, yakni antara Tuanku Pasutan dengan Tuanku Umar Johan Alamshah. Sejak awal berdirinya Kesultanan Serdang terus mengalami kejayaan dan puncaknya pada masa pemerintahan Sultan Thaf Sinar Basrshah (1817-1850) yang ditandai dengan maju dan ramainya perdagangan sehingga wilayah Serdang menjadi makmur. Kemudian, kemunduran Kesultanan Serdang terjadi pada masa pemerintahan Sultan Basyaruddin Shariful Alam Syah. Pada saat pemerintahannya banyak terjadi konflik antara pejabat-pejabat daerah taklukkan dan akibat adanya hegemoni Belanda pada tahun 1862.
本研究的目的是向公众提供一种理解,即以前在Serdang Bedagai地区曾经有一个马来半岛已知的苏丹国,即Serdang苏丹国,并添加书面资料来显示Serdang苏丹国的存在。本研究采用的方法是历史方法,分为启发式、批判式、解释式、史学式四个步骤。这项研究的结果是,色当苏丹国的建立源于1723年左右德里苏丹国的第二和第三个儿子之间争夺王位的纠纷,即Tuanku Pasutan和Tuanku Umar Johan Alamshah之间的纠纷。自成立以来,Serdang苏丹国在苏丹Thaf Sinar Basarshah(1817-1850)统治期间继续经历其辉煌和高峰,以进步和繁荣的贸易为标志,使Serdang地区变得繁荣。然后,在苏丹Basyaruddin sharful Alamshah统治期间,Serdang苏丹国的衰落发生了。我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode sejarah melalui langkah-langkah启发式,批判,解释和史学。哈西尔达里penelitian ini adalah bahwa berdirinya Kesultanan Serdang berawal dari perselisihan yang terjadi akibat perebutanan, antara putra kedua dan ketiga Kesultanan deli yang terjadi sekitar tahun 1723 M, yakni antara Tuanku Pasutan dengan Tuanku Umar Johan Alamshah。Sejak awal berdirinya Kesultanan Serdang terus mengalami kejayaan dan puncaknya pada masa permerintahan苏丹,Sinar Basrshah (1817-1850) yang ditandai dengan maju dan ramainya perdagangan sehinga wilayah Serdang menjadi makmur。Kemudian, kemunduran Kesultanan Serdang terjadi pada masa permerintahan Sultan Basyaruddin Shariful Alam Syah。Pada saat pemerintahannya banyak terjadi konflik antara pejabat-pejabat daerah taklukkan dan akibat adanya霸权Belanda Pada tahun 1862。
{"title":"Sejarah Berdirinya Kesultanan Serdang 1723-1946","authors":"Ricu Sidiq, Najuah N, Ika Purnama Sari, Friska Olivia","doi":"10.21009/jps.112.05","DOIUrl":"https://doi.org/10.21009/jps.112.05","url":null,"abstract":"The purpose of this research is to provide an understanding to the public that previously in the Serdang Bedagai region there was once a Sultanate that was known to the Malay peninsula, namely the Serdang Sultanate and to add written sources to show the existence of the Serdang Sultanate. The method used in this research is historical method through heuristic, criticism, interpretation, and historiography steps. The results of this study are that the establishment of the Serdang Sultanate originated from a dispute that occurred as a result of a struggle for the throne between the second and third sons of the Deli Sultanate which occurred around 1723, namely between Tuanku Pasutan and Tuanku Umar Johan Alamshah. Since its inception, the Serdang Sultanate continued to experience its glory and peak during the reign of Sultan Thaf Sinar Basarshah (1817-1850) which was marked by progress and bustling trade so that the Serdang region became prosperous. Then, the decline of the Sultanate of Serdang occurred during the reign of Sultan Basyaruddin Shariful Alamshah. \u0000Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat umum bahwa dulunya di wilayah Serdang Bedagai pernah berdiri sebuah kesultanan yang dikenal hingga ke Semenanjung tanah Melayu yaitu Kesultanan Serdang dan untuk menambah sumber tulisan guna menunjukkan eksistensi Kesultanan Serdang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah melalui langkah-langkah heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa berdirinya Kesultanan Serdang berawal dari perselisihan yang terjadi akibat perebutan tahta antara putra kedua dan ketiga kesultanan deli yang terjadi sekitar tahun 1723 M, yakni antara Tuanku Pasutan dengan Tuanku Umar Johan Alamshah. Sejak awal berdirinya Kesultanan Serdang terus mengalami kejayaan dan puncaknya pada masa pemerintahan Sultan Thaf Sinar Basrshah (1817-1850) yang ditandai dengan maju dan ramainya perdagangan sehingga wilayah Serdang menjadi makmur. Kemudian, kemunduran Kesultanan Serdang terjadi pada masa pemerintahan Sultan Basyaruddin Shariful Alam Syah. Pada saat pemerintahannya banyak terjadi konflik antara pejabat-pejabat daerah taklukkan dan akibat adanya hegemoni Belanda pada tahun 1862.","PeriodicalId":31253,"journal":{"name":"Historia Jurnal Pendidikan Sejarah FKIP UM Metro","volume":"44 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87885505","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Septiansyah Tanjung, Wawan Darmawan, Kata Kunci, Pembelajaran Multikulturalisme, Sejarah Lokal, Pendidikan Multikultural, Sejarah Kuliner
The writing of this paper derives from multicultural life in Indonesia, especially Medan, and how to develop the values of multiculturalism among students through history learning. The concept of multicultural education in history learning is then integrated by elaborating local historical studies in the form of culinary development from students’ surroundings. The method used in writing this paper is by developing conceptual ideas through the analysis of literary sources and also oral sources using the historical method. Historical learning that applies multicultural education as a learning goal to instill the values of multiculturalism needs to develop content based on curriculum documents. Core Competencies and Basic Competencies in Indonesian History lessons are the main subjects developed for the aspects of local historical events. This learning management should pay attention to well-formulated planning, organizing, implementation, and evaluation so that the learning objectives can be achieved. The values of multiculturalism formed in students such as recognition, appreciation, and respect, and also learning different cultures through the learning process is believed to be a social capital that can create a harmonization in Indonesia with Bhinneka Tunggal Ika.
{"title":"Merayakan Anekarasa: Membangun Multikulturalisme melalui Pembelajaran Sejarah Kuliner di Kota Medan","authors":"Septiansyah Tanjung, Wawan Darmawan, Kata Kunci, Pembelajaran Multikulturalisme, Sejarah Lokal, Pendidikan Multikultural, Sejarah Kuliner","doi":"10.21009/jps.112.03","DOIUrl":"https://doi.org/10.21009/jps.112.03","url":null,"abstract":"The writing of this paper derives from multicultural life in Indonesia, especially Medan, and how to develop the values of multiculturalism among students through history learning. The concept of multicultural education in history learning is then integrated by elaborating local historical studies in the form of culinary development from students’ surroundings. The method used in writing this paper is by developing conceptual ideas through the analysis of literary sources and also oral sources using the historical method. Historical learning that applies multicultural education as a learning goal to instill the values of multiculturalism needs to develop content based on curriculum documents. Core Competencies and Basic Competencies in Indonesian History lessons are the main subjects developed for the aspects of local historical events. This learning management should pay attention to well-formulated planning, organizing, implementation, and evaluation so that the learning objectives can be achieved. The values of multiculturalism formed in students such as recognition, appreciation, and respect, and also learning different cultures through the learning process is believed to be a social capital that can create a harmonization in Indonesia with Bhinneka Tunggal Ika.","PeriodicalId":31253,"journal":{"name":"Historia Jurnal Pendidikan Sejarah FKIP UM Metro","volume":"36 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84429998","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
The issue of gender inequality is still widespread today in Indonesia. For this reason, this article aims to explain how women as gender survivors in their efforts to achieve equal rights and their role against patriarchy in the social order of society. Especially in historical studies, there are many figures who fought for the issue of emancipation, such as R.A Kartini, Dewi Sartika and several mobilizing organizations. The figures of Najwa Shihab and Gita Savitri Devi are important figures in today's digital era in the effort to develop the feminism movement in Indonesia. The thoughts of the two figures have succeeded in influencing the millennial generation to uphold gender equality in various aspects of social life. Isu ketimpangan gender masih merebak sampai saat ini di Indonesia. Untuk itu artikel ini bertujuan untuk memaparkan mengenai bagaimana cara perempuan sebagai gender penyintas dalam upayanya meraih persamaan hak dan peranannya melawan patriarki di tatanan sosial masyarakat. Khususnya pada kajian sejarah banyak sekali tokoh yang memperjuangkan isu emansipasi ini seperti R.A kartini, Dewi Sartika dan beberapa organisasi penggerak. Sosok Najwa Shihab dan Gita Savitri Devi menjadi tokoh penting di era digital saat ini dalam upaya perkembangan pergerakan feminisme di Indonesia. Pemikiran kedua tokoh tersebut berhasil mempengaruhi generasi milenial untuk menegakan kesetaraan gender pada berbagai aspek kehidupan bermasyarakat.
性别不平等的问题今天在印度尼西亚仍然很普遍。因此,本文旨在解释女性作为性别幸存者如何在争取平等权利的过程中,以及她们在社会秩序中对抗父权制的角色。特别是在历史研究中,有许多为解放问题而斗争的人物,如r.a. Kartini, Dewi Sartika和几个动员组织。Najwa Shihab和Gita Savitri Devi是当今数字时代印尼女权运动发展的重要人物。这两位人物的思想成功地影响了千禧一代在社会生活的各个方面维护性别平等。Isu ketimpangan gender masih merebak sampai saat ini di Indonesia。这句话的意思是:“我是一个人,我是一个人,我是一个人,我是一个人,我是一个人,我是一个人。”Khususnya pada kajian sejarah banyak sekali tokoh yang成员perjuangkan isu mansipasi ini sejari R.A kartini, Dewi Sartika和beberapaporganisaspenggerak。Sosok Najwa Shihab dan Gita Savitri Devi menjadi tokoh penting di era digital saat ini dalam upaya perkembangan pergerakan feminism di Indonesia。Pemikiran kedua tokoh tersebut berhasil mempengaruhi generasi millennium untuk menegakan kesetaraan gender pada berbagai askehidupan bermasyarakat。
{"title":"Analisis Perspektif Kolaborasi Najwa Shihab dan Gita Savitri Devi dalam Kebangkitan Wacana Feminisme Postmodern","authors":"Jihan Jauhar Nafisah","doi":"10.21009/jps.112.04","DOIUrl":"https://doi.org/10.21009/jps.112.04","url":null,"abstract":"The issue of gender inequality is still widespread today in Indonesia. For this reason, this article aims to explain how women as gender survivors in their efforts to achieve equal rights and their role against patriarchy in the social order of society. Especially in historical studies, there are many figures who fought for the issue of emancipation, such as R.A Kartini, Dewi Sartika and several mobilizing organizations. The figures of Najwa Shihab and Gita Savitri Devi are important figures in today's digital era in the effort to develop the feminism movement in Indonesia. The thoughts of the two figures have succeeded in influencing the millennial generation to uphold gender equality in various aspects of social life. \u0000 \u0000Isu ketimpangan gender masih merebak sampai saat ini di Indonesia. Untuk itu artikel ini bertujuan untuk memaparkan mengenai bagaimana cara perempuan sebagai gender penyintas dalam upayanya meraih persamaan hak dan peranannya melawan patriarki di tatanan sosial masyarakat. Khususnya pada kajian sejarah banyak sekali tokoh yang memperjuangkan isu emansipasi ini seperti R.A kartini, Dewi Sartika dan beberapa organisasi penggerak. Sosok Najwa Shihab dan Gita Savitri Devi menjadi tokoh penting di era digital saat ini dalam upaya perkembangan pergerakan feminisme di Indonesia. Pemikiran kedua tokoh tersebut berhasil mempengaruhi generasi milenial untuk menegakan kesetaraan gender pada berbagai aspek kehidupan bermasyarakat.","PeriodicalId":31253,"journal":{"name":"Historia Jurnal Pendidikan Sejarah FKIP UM Metro","volume":"29 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"87690895","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Firdaus Hadi Santosa, Hana Syafira, D. Olivia, Siti Almaesaroh
This article aims to reveal how the value of tolerance is implemented in learning history in high school. The research method used in this research is a qualitative research method with a case study approach. The core informants in this study were history teachers and students at Dharma Karya Jakarta High School which was conducted from April to September 2021. Based on the results of the study it was found that the value of tolerance in history learning was carried out by incorporating tolerance values as a form of multicultural education, values-Multicultural values help students understand controversial material so that they can take positive lessons from a historical event. The conclusion of this study is that the value of tolerance should be applied in learning history, related to the importance of the value of tolerance in strengthening the value of the unity of the multicultural Indonesian society. Artikel ini bertujuan untuk mengungkapkan bagaimana nilai toleransi diimplemetasikan dalam pembelajaran sejarah di SMA. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Informan inti dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran sejarah dan siswa di SMA Dharma Karya Jakarta yang dilakukan mulai bulan April-September 2021. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa nilai toleransi dalam pembelajaran sejarah dilakukan dengan cara memasukkan nilai-nilai toleransi sebagai wujud pendidikan multikultur, nilai-nilai multikultural membantu siswa dalam memahami materi kontroversial, sehingga dapat mengambil pembelajaran positif dari suatu peristiwa sejarah. Kesimpulannya dalam penelitian ini adalah nilai toleransi seharusnya diterapkan dalam pembelajaran sejarah, berkaitan dengan pentingnya nilai toleransi dalam memperkuat nilai persatuan masyarakat Indonesia yang multikultur.
本文旨在揭示宽容的价值观是如何在高中历史学习中得到贯彻的。本研究使用的研究方法是一个定性研究方法与案例研究法。本研究的核心调查对象为达摩卡里亚雅加达高中的历史教师和学生,研究于2021年4月至9月进行。根据研究结果发现,宽容在历史学习中的价值是通过将宽容价值观作为多元文化教育的一种形式来实施的,价值观-多元文化价值观帮助学生理解有争议的材料,以便他们从历史事件中吸取积极的教训。本研究的结论是,宽容的价值观应该应用于学习历史,这与宽容的价值观在加强多元文化印尼社会的价值统一方面的重要性有关。Artikel ini bertujuan untuk mengungkapkan bagaimana nilai容忍,diimplemitaskan dalam pembelajaran sejarah di SMA。方法penpenelitian yang digunakan dalam penpenelitian adalah方法penpenelitian quality of dengan penpenkatan研究原因。Informan inti dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran sejarah dan siswa di SMA Dharma Karya雅加达yang dilakukan mulai bulan 2021年4月至9月。Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa nilai toleransi dalam pembelajaran sejarah dilakukan dengan cara memasukkan nilai-nilai toleransi sebagai wujud pendidikan多元文化,nilai-nilai多元文化的membantu siswa dalam memahami材料有争议,sehinga dapat mengbil pembelajaran positif dari suatu peristiwa sejarah。kespulpulannya dalam penelitian ini adalah nilai toleransi seharusnya diiterapkan dalam pembelajaran sejarah, berkaitan dengan pentingnya nilai toleransi dalam成员perkuat nilai persatuan masyarakat印度尼西亚yang多元文化。
{"title":"Implementasi Nilai Toleransi dalam Pembelajaran Sejarah di SMA","authors":"Firdaus Hadi Santosa, Hana Syafira, D. Olivia, Siti Almaesaroh","doi":"10.21009/jps.111.05","DOIUrl":"https://doi.org/10.21009/jps.111.05","url":null,"abstract":"This article aims to reveal how the value of tolerance is implemented in learning history in high school. The research method used in this research is a qualitative research method with a case study approach. The core informants in this study were history teachers and students at Dharma Karya Jakarta High School which was conducted from April to September 2021. Based on the results of the study it was found that the value of tolerance in history learning was carried out by incorporating tolerance values as a form of multicultural education, values-Multicultural values help students understand controversial material so that they can take positive lessons from a historical event. The conclusion of this study is that the value of tolerance should be applied in learning history, related to the importance of the value of tolerance in strengthening the value of \u0000the unity of the multicultural Indonesian society. \u0000 \u0000Artikel ini bertujuan untuk mengungkapkan bagaimana nilai toleransi diimplemetasikan dalam pembelajaran sejarah di SMA. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Informan inti dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran sejarah dan siswa di SMA Dharma Karya Jakarta yang dilakukan mulai bulan April-September 2021. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa nilai toleransi dalam pembelajaran sejarah dilakukan dengan cara memasukkan nilai-nilai toleransi sebagai wujud pendidikan multikultur, nilai-nilai multikultural membantu siswa dalam memahami materi kontroversial, sehingga dapat mengambil pembelajaran positif dari suatu peristiwa sejarah. Kesimpulannya dalam penelitian ini adalah nilai toleransi seharusnya diterapkan dalam pembelajaran sejarah, berkaitan dengan pentingnya nilai toleransi dalam memperkuat nilai persatuan masyarakat Indonesia yang multikultur.","PeriodicalId":31253,"journal":{"name":"Historia Jurnal Pendidikan Sejarah FKIP UM Metro","volume":"32 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"75265041","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Sumargono, Aprilia Triaristina, Rinaldo Adi Pratama, Y. Perdana, N. Lestari
The toponymy of the villages in Pringsewu is a memory that holds about past experiences. Toponymy brings a distinctive uniqueness about the names of villages, especially the names of villages that come from various aspects including physical aspects or embodiment aspects, hydrological aspects, geomorphological aspects, and biological-ecological aspects, thus changing the name of the village into an object of knowledge that can be explored and read. This research is qualitative research with a descriptive approach. Data collection techniques through observation, literature studies, and documentation. The data validity technique uses source triangulation. Furthermore, the method used in analysing the data is a qualitative method, which describes the uniqueness of the toponymy of transmigration villages in Pringsewu and their potential as a source of historical learning based on data that has been collected through literature studies, field studies and documentation. The toponymic values of village names have the potential to be integrated in history learning, as an effort to humanize the narrative (the humanizing narrative) that reveals the nuances of history, as well as to appreciate the previous communities in their struggle to open land in the form of forests to be turned into a village and empathize through lens observations from human life experiences. This shows that the local people are very instrumental in providing the names of the villages in accordance with the expectations for future progress, to create a safe, prosperous, happy village, and a beautiful village according to the name embedded in its name. Toponimi nama-nama kampung di Pringsewu merupakan sebuah memori yang menyimpan tentang pengalaman masa lalu. Toponimi membawa keunikan yang khas tentang nama-nama kampung, terutama nama-nama kampung yang berasal dari berbagai aspek antara lain aspek fisik atau aspek perwujudan, aspek hidrologi, aspek geomorfologi, serta aspek biologis-ekologis, sehingga mengubah nama kampung tersebut menjadi suatu objek pengetahuan yang dapat dieksplorasi dan dibaca. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui obsevarsi, studi pustaka, dan dokumentasi. Teknik keahsahan data menggunakan trianggulasi sumber. Selanjutnya metode yang digunakan dalam menganalisis data adalah metode kualitatif, yaitu mendeskripsikan keunikan toponimi kampung-kampung transmigrasi di Pringsewu dan potensinya sebagai sumber belajar sejarah berdasarkan data yang telah dikumpulkan melalui studi pustaka, studi lapangan dan dokumentasi. Nilai-nilai toponimi nama-nama kampung memiliki potensi untuk diintegrasikan dalam pembelajaran sejarah, sebagai upaya untuk memanusiakan narasi (the humanizing narrative) yang mengungkap nuansa sejarah, serta menghargai para masyarakat terdahulu dalam perjuangannya untuk membuka lahan yang berupa hutan untuk diubah menjadi sebuah perkampungan, dan berempati melalui pengamatan lensa da
平世吴村的地名是一种关于过去经历的记忆。地名使村庄的名称具有鲜明的独特性,特别是来自物理或体现、水文、地貌、生物生态等方面的村庄名称,使村庄名称成为一种可探索、可阅读的知识对象。本研究采用描述性方法进行定性研究。通过观察、文献研究和文档收集数据的技术。数据有效性技术采用源三角剖分。此外,数据分析采用定性方法,通过文献研究、实地调查和文献资料收集的数据,描述了平世吴迁移村地名的独特性及其作为历史学习来源的潜力。村庄名称的地名价值有可能被整合到历史学习中,作为一种揭示历史细微差别的人性化叙事(人性化叙事)的努力,以及通过人类生活经验的镜头观察来欣赏以前的社区以森林形式开放土地的斗争,并将其变成一个村庄。这说明,当地人民在按照对未来进步的期望来提供村庄的名称,按照其名称所嵌入的名称来创建一个安全、繁荣、幸福的村庄,一个美丽的村庄方面发挥了很大的作用。Toponimi nama-nama kampung di Pringsewu merupakan sebuah memori yang menyimpan tentang pengalaman masa lalu。Toponimi membawa keunikan yang khas tentang nama-nama kampung, terutama nama kampung yang berasal dari berbagai askantara lain askfisik atau askperwujudan, ashology, ask地貌,serta ask生物学-生态学,sehinga mengubah nama kampung tersebut menjadi suatu objek pengetahuan yang dapat dieksplorasi dan dibaca。Penelitian ini merupakan Penelitian qualititan dengan pendekatan deskscriptif。技术企鹅种群数据:观测,研究,文献。Teknik keahsahan数据,menggunakan三角,gulasi数量。【译文】在这里,我要介绍的是:在这里,我要介绍的是:在这里,我要介绍的是:在这里,我要介绍的是:在这里,我要介绍的是:在这里,我要介绍一下:Nilai-nilai toponimi nama-nama kampung memiliki potensi untuk diintegrasikan dalam pembelajaran sejarah, sebagai upaya untuk memanusiakan narasi(人性化叙事)yang mengungkap unansa sejarah, serta menghargai para masyarakat terdahulu dalam perjuangannya untuk membuka lahan yang berupa hutan untuk diubah menjadi sebuah perkampungan, dan berempati melalui pengamatan lensa dari pengalaman hidup manusia。我的名字是我的名字,我的名字是我的名字,我的名字是我的名字,我的名字是我的名字,我的名字是我的名字,我的名字是我的名字,我的名字是我的名字,我的名字是我的名字。
{"title":"Nilai- Nilai Kampung Transmigrasi di Pringsewu sebagai Sumber Belajar Sejarah","authors":"Sumargono, Aprilia Triaristina, Rinaldo Adi Pratama, Y. Perdana, N. Lestari","doi":"10.21009/jps.112.02","DOIUrl":"https://doi.org/10.21009/jps.112.02","url":null,"abstract":"The toponymy of the villages in Pringsewu is a memory that holds about past experiences. Toponymy brings a distinctive uniqueness about the names of villages, especially the names of villages that come from various aspects including physical aspects or embodiment aspects, hydrological aspects, geomorphological aspects, and biological-ecological aspects, thus changing the name of the village into an object of knowledge that can be explored and read. This research is qualitative research with a descriptive approach. Data collection techniques through observation, literature studies, and documentation. The data validity technique uses source triangulation. Furthermore, the method used in analysing the data is a qualitative method, which describes the uniqueness of the toponymy of transmigration villages in Pringsewu and their potential as a source of historical learning based on data that has been collected through literature studies, field studies and documentation. The toponymic values of village names have the potential to be integrated in history learning, as an effort to humanize the narrative (the humanizing narrative) that reveals the nuances of history, as well as to appreciate the previous communities in their struggle to open land in the form of forests to be turned into a village and empathize through lens observations from human life experiences. This shows that the local people are very instrumental in providing the names of the villages in accordance with the expectations for future progress, to create a safe, prosperous, happy village, and a beautiful village according to the name embedded in its name. \u0000Toponimi nama-nama kampung di Pringsewu merupakan sebuah memori yang menyimpan tentang pengalaman masa lalu. Toponimi membawa keunikan yang khas tentang nama-nama kampung, terutama nama-nama kampung yang berasal dari berbagai aspek antara lain aspek fisik atau aspek perwujudan, aspek hidrologi, aspek geomorfologi, serta aspek biologis-ekologis, sehingga mengubah nama kampung tersebut menjadi suatu objek pengetahuan yang dapat dieksplorasi dan dibaca. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data melalui obsevarsi, studi pustaka, dan dokumentasi. Teknik keahsahan data menggunakan trianggulasi sumber. Selanjutnya metode yang digunakan dalam menganalisis data adalah metode kualitatif, yaitu mendeskripsikan keunikan toponimi kampung-kampung transmigrasi di Pringsewu dan potensinya sebagai sumber belajar sejarah berdasarkan data yang telah dikumpulkan melalui studi pustaka, studi lapangan dan dokumentasi. Nilai-nilai toponimi nama-nama kampung memiliki potensi untuk diintegrasikan dalam pembelajaran sejarah, sebagai upaya untuk memanusiakan narasi (the humanizing narrative) yang mengungkap nuansa sejarah, serta menghargai para masyarakat terdahulu dalam perjuangannya untuk membuka lahan yang berupa hutan untuk diubah menjadi sebuah perkampungan, dan berempati melalui pengamatan lensa da","PeriodicalId":31253,"journal":{"name":"Historia Jurnal Pendidikan Sejarah FKIP UM Metro","volume":"31 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"73958607","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}