One of the nurse's functions is to provide toilet training to children. This study aims to analyze the effect of toileting training on mother's knowledge in toilet training for toddlers at PAUD Arrahman and Lare Angon Yogyakarta. This type of research is experimental with pretest - posttest design with control group. The sample was selected using a random sampling technique that met the criteria, namely mothers who have toddlers in PAUD in the Gamping District, Sleman, Yogyakarta. The first observation was carried out to measure the mother's knowledge about toilet training for toddlers before being given training and the second observation was carried out to measure knowledge after being given training. The difference in knowledge between before and after the intervention was analyzed using the Wilcoxon test, while the difference in knowledge between the intervention group and the control group was analyzed using the Mann Whitney-U test. The results showed that there was a difference in the increase in mother's knowledge about toilet training for toddlers between the experimental group and the control group (p = 0.000). Furthermore, it was concluded that toileting training using pocket books was effective for increasing mother's knowledge in toilet training for toddlers at PAUD Arrahman and Lare Angon Yogyakarta. Keywords: toileting; toilet training; toddlers; mother's knowledge ABSTRAK Salah satu fungsi perawat adalah memberikan pembelajaran toilet training kepada anak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pelatihan toileting terhadap pengetahuan ibu dalam toilet training anak toddler di PAUD Arrahman dan Lare Angon Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan rancangan pretest - posttest with control group. Sampel dipilih dengan teknik random sampling yang memenuhi kriteria yaitu ibu yang mempunyai anak toddler di PAUD di wilayah Kecamatan Gamping, Sleman, Yogyakarta. Observasi pertama dilakukan untuk mengukur pengetahuan ibu tentang toilet training anak toddler sebelum diberikan pelatihan dan observasi kedua dilakukan untuk mengukur pengetahuan sesudah diberikan pelatihan. Perbedaan pengetahuan antara sebelum dan sesudah intervensi dianalisis menggunakan Wilcoxon test, sedangkan perbedaan pengetahuan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol dianalisis menggunakan Mann Whitney-U test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan peningkatan pengetahuan ibu tentang toilet training anak toddler antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (p = 0,000). Selanjutnya disimpulkan bahwa pelatihan toileting menggunakan buku saku efektif untuk meningkatkan pengetahuan ibu dalam toilet training anak toddler di PAUD Arrahman dan Lare Angon Yogyakarta. Kata kunci: toileting; toilet training; anak toddler; pengetahuan ibu
护士的职责之一是为孩子们提供上厕所的培训。本研究旨在分析如厕训练对日惹市PAUD Arrahman和Lare Angon幼儿如厕训练中母亲知识的影响。这类研究采用前测-后测设计,对照组。样本是采用符合标准的随机抽样技术选择的,即日惹Sleman Gamping区的PAUD中有幼儿的母亲。第一次观察是测量母亲在训练前对幼儿如厕训练的了解情况,第二次观察是测量母亲在训练后对幼儿如厕训练的了解情况。干预前后知识差异采用Wilcoxon检验分析,干预组与对照组知识差异采用Mann Whitney-U检验分析。结果显示,实验组和对照组母亲对幼儿如厕训练知识的增加量存在差异(p = 0.000)。此外,还得出结论,使用袖珍书进行如厕训练,可以有效地提高母亲在日惹的Arrahman和Lare Angon幼儿如厕训练方面的知识。关键词:个人卫生;厕所培训;蹒跚学步;【摘要】母亲的知识:Salah satu funsi perawat adalah成员penbelajaran厕所培训kepaada anak。Penelitian ini bertujuan untuk menganalis pengaruh pelatihan如厕terhadap pengetahuan ibu dalam如厕训练一名学步儿童di pad Arrahman dan Lare Angon日惹。实验结果与对照组比较,均为前测后测。样本dipilih dengan技术随机抽样yang memuhi标准yititu yang mempunyai anak幼童Kecamatan Gamping, Sleman,日惹。观察孩子上厕所训练孩子上厕所,孩子上厕所,孩子上厕所,孩子上厕所。Perbedaan、pengetahuan、antara、sebelum、sesuda、pengetahuan、antara、kelompok、Perbedaan、pengetahuan、antara、kelompok干预、kelompok对照、menggunakan Mann Whitney-U检验。Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan peningkatan pengetahuan ibu tentang如厕训练anak幼儿antara kelompok实验和kelompok对照(p = 0000)。Selanjutnya dispulkkan bahwa pelatihan厕所menggunakan buku saku efektif untuk meningkatkan pengetahuan ibu dalam厕所训练一个小孩在日惹Arrahman dan Lare Angon。Kata kunci:如厕;厕所培训;赶出亚衲族的孩子;pengetahuan伊布·
{"title":"Pengaruh Pelatihan Toileting Terhadap Pengetahuan Ibu dalam Toilet Training Anak Toddler di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Arrahman dan Lare Angon Yogyakarta","authors":"Ni Ketut Mendri, Atik Badi’ah","doi":"10.33846/SF11424","DOIUrl":"https://doi.org/10.33846/SF11424","url":null,"abstract":"One of the nurse's functions is to provide toilet training to children. This study aims to analyze the effect of toileting training on mother's knowledge in toilet training for toddlers at PAUD Arrahman and Lare Angon Yogyakarta. This type of research is experimental with pretest - posttest design with control group. The sample was selected using a random sampling technique that met the criteria, namely mothers who have toddlers in PAUD in the Gamping District, Sleman, Yogyakarta. The first observation was carried out to measure the mother's knowledge about toilet training for toddlers before being given training and the second observation was carried out to measure knowledge after being given training. The difference in knowledge between before and after the intervention was analyzed using the Wilcoxon test, while the difference in knowledge between the intervention group and the control group was analyzed using the Mann Whitney-U test. The results showed that there was a difference in the increase in mother's knowledge about toilet training for toddlers between the experimental group and the control group (p = 0.000). Furthermore, it was concluded that toileting training using pocket books was effective for increasing mother's knowledge in toilet training for toddlers at PAUD Arrahman and Lare Angon Yogyakarta. \u0000Keywords: toileting; toilet training; toddlers; mother's knowledge \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000 \u0000Salah satu fungsi perawat adalah memberikan pembelajaran toilet training kepada anak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pelatihan toileting terhadap pengetahuan ibu dalam toilet training anak toddler di PAUD Arrahman dan Lare Angon Yogyakarta. Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan rancangan pretest - posttest with control group. Sampel dipilih dengan teknik random sampling yang memenuhi kriteria yaitu ibu yang mempunyai anak toddler di PAUD di wilayah Kecamatan Gamping, Sleman, Yogyakarta. Observasi pertama dilakukan untuk mengukur pengetahuan ibu tentang toilet training anak toddler sebelum diberikan pelatihan dan observasi kedua dilakukan untuk mengukur pengetahuan sesudah diberikan pelatihan. Perbedaan pengetahuan antara sebelum dan sesudah intervensi dianalisis menggunakan Wilcoxon test, sedangkan perbedaan pengetahuan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol dianalisis menggunakan Mann Whitney-U test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan peningkatan pengetahuan ibu tentang toilet training anak toddler antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (p = 0,000). Selanjutnya disimpulkan bahwa pelatihan toileting menggunakan buku saku efektif untuk meningkatkan pengetahuan ibu dalam toilet training anak toddler di PAUD Arrahman dan Lare Angon Yogyakarta. \u0000Kata kunci: toileting; toilet training; anak toddler; pengetahuan ibu","PeriodicalId":31281,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes","volume":"11 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-11-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86035149","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Breast cancer is the most popular neither in advanced nor developing countries within case of 38 per 100,000 women. Breast cancer is still one of the health problems that occur in women in the world but does not rule out the possibility of men. This study aims to found the description of the age, and sex of breast cancer patients at Ibnu Sina Hospital Makassar. This research method was used a cross-sectional study with secondary data from medical records in 2018-2019 diagnosed with breast cancer. The data obtained of the number of annual cases, age, sex, and the number of cases that died. The results showed that in 2019, it was twice as high as 70.8% patients with a diagnosis of breast cancer, with an average age of 45-65 years, in female-dominated sex, but in this study there were 1.1 % male, the highest number of deaths occurred in 2018 with 12 cases 60.0%. The conclusion of this research is breast cancer are generally dominated from women but does not ruled out the possibility of occurring in the men, ages 45-65 who are middle-aged or elderly. So it is expected to always have a routine check as a preventative stage. Keywords: age; gender; breast cancer ABSTRAK Kanker payudara adalah kanker terbanyak di negara maju maupun negara berkembang dengan insiden 38 per 100.000 perempuan. Kanker payudara masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang terjadi pada perempuan di dunia, namun tidak menutup kemungkinan terjadi pada laki-laki. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran umur, dan jenis kelamin pasien kanker payudara di RS Ibnu Sina Makassar. Metode penelitian ini menggunakan cross-sectional dengan data sekunder rekam medis tahun 2018-2019 yang terdiagnosis kanker payudara. Data yang diperoleh yaitu jumlah kasus per tahun, umur, jenis kelamin, dan jumlah kasus meninggal. Hasil penelitian menunjukkan pada tahun 2019 dua kali lipat lebih tinggi dengan 70,8% pasien dengan terdiagnosis kanker payudara, dengan rata-rata usia 45-65 tahun, pada jenis kelamin didominasi oleh perempuan namun pada penelitian ini terdapat 1,1% berjenis kelamin laki-laki, kasus meninggal terbanyak yaitu pada tahun 2018 dengan 12 kasus 60,0%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kanker payudara umumnya di dominasi oleh perempuan namun tidak menutup kemungkinan terjadi pada laki-laki, usia 45-65 yang merupakan usia setengah baya atau lansia. Jadi diharapkan untuk selalu pemeriksaan rutin sebagai tahap pencegahan. Kata kunci: umur; jenis kelamin; kanker payudara
无论是在发达国家还是在发展中国家,乳腺癌都是最流行的,每10万名妇女中有38人患乳腺癌。乳腺癌仍然是世界上发生在妇女身上的健康问题之一,但并不排除男性患乳腺癌的可能性。本研究旨在了解望加锡Ibnu Sina医院乳腺癌患者的年龄、性别描述。该研究方法是一项横断面研究,采用了2018-2019年诊断为乳腺癌的医疗记录的二次数据。获得的年度病例数、年龄、性别和死亡病例数的数据。结果显示,2019年,女性占主导地位的乳腺癌确诊患者的比例为70.8%,平均年龄为45-65岁,是女性的两倍,但在这项研究中,男性占1.1%,2018年死亡人数最多,为12例,占60.0%。这项研究的结论是乳腺癌通常以女性为主,但不排除发生在45-65岁的中年或老年男性身上的可能性。因此,作为预防阶段,我们希望经常进行例行检查。关键词:年龄;性别;乳腺癌的发病率为每10万人中有38人。Kanker payudara masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang terjadi pada perempuan di dunia, namun tiak menutup kemunkinan terjadi pada laki-laki。Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran umur, dan jenis kelamin pasien kanker payudara, RS Ibnu Sina望加锡。中国医学进展,2018-2019年,中国医学进展。数据yang diperoleh yitu jumlah kasus per tahun, umur, jenis kelamin, dan jumlah kasus meninggal。Hasil penelitian menunjukkan pada tahun 2019 dua kali lipat lebih tinggi dengan 70,8% pasen denan terdiagnosis kanker payudara, dengan rata-rata usia 45-65 tahun, pasda jenis kelamin didominasi oleh perempuan namun pada penelitian ini terdapat 1,1% berjenis kelamin laki-laki, kasus meninggal terbanyak yitu pada tahun 2018 dengan 12 kasus 60,0%。【译文】当你想要了解更多的信息时,你需要了解更多的信息。Jadi diharapkan untuk selalu permeiksaan rutin sebagai taha penegahan。Kata kunci: umur;jenis kelamin;kanker payudara
{"title":"Gambaran Umur, dan Jenis Kelamin Pasien Kanker Payudara di RS Ibnu Sina Kota Makassar","authors":"Elma Elmika, M. S. Adi","doi":"10.33846/SF11421","DOIUrl":"https://doi.org/10.33846/SF11421","url":null,"abstract":"Breast cancer is the most popular neither in advanced nor developing countries within case of 38 per 100,000 women. Breast cancer is still one of the health problems that occur in women in the world but does not rule out the possibility of men. This study aims to found the description of the age, and sex of breast cancer patients at Ibnu Sina Hospital Makassar. This research method was used a cross-sectional study with secondary data from medical records in 2018-2019 diagnosed with breast cancer. The data obtained of the number of annual cases, age, sex, and the number of cases that died. The results showed that in 2019, it was twice as high as 70.8% patients with a diagnosis of breast cancer, with an average age of 45-65 years, in female-dominated sex, but in this study there were 1.1 % male, the highest number of deaths occurred in 2018 with 12 cases 60.0%. The conclusion of this research is breast cancer are generally dominated from women but does not ruled out the possibility of occurring in the men, ages 45-65 who are middle-aged or elderly. So it is expected to always have a routine check as a preventative stage. \u0000Keywords: age; gender; breast cancer \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000 \u0000Kanker payudara adalah kanker terbanyak di negara maju maupun negara berkembang dengan insiden 38 per 100.000 perempuan. Kanker payudara masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang terjadi pada perempuan di dunia, namun tidak menutup kemungkinan terjadi pada laki-laki. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran umur, dan jenis kelamin pasien kanker payudara di RS Ibnu Sina Makassar. Metode penelitian ini menggunakan cross-sectional dengan data sekunder rekam medis tahun 2018-2019 yang terdiagnosis kanker payudara. Data yang diperoleh yaitu jumlah kasus per tahun, umur, jenis kelamin, dan jumlah kasus meninggal. Hasil penelitian menunjukkan pada tahun 2019 dua kali lipat lebih tinggi dengan 70,8% pasien dengan terdiagnosis kanker payudara, dengan rata-rata usia 45-65 tahun, pada jenis kelamin didominasi oleh perempuan namun pada penelitian ini terdapat 1,1% berjenis kelamin laki-laki, kasus meninggal terbanyak yaitu pada tahun 2018 dengan 12 kasus 60,0%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kanker payudara umumnya di dominasi oleh perempuan namun tidak menutup kemungkinan terjadi pada laki-laki, usia 45-65 yang merupakan usia setengah baya atau lansia. Jadi diharapkan untuk selalu pemeriksaan rutin sebagai tahap pencegahan. \u0000Kata kunci: umur; jenis kelamin; kanker payudara","PeriodicalId":31281,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes","volume":"75 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"83456858","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
There were 813 cases of pneumonia in toddler (children under five years old) at Bandarharjo Public Health Center, 328 cases in 2018 and there was an increase of 485 cases in 2019. Notably high number of pneumonia in toddler at Bandaharjo Public Health Center, and there were no research on the situation. The purpose of research is to obtain situation of pneumonia in toddler in 2018-2019 at Bandaharjo Public Health Center in Semarang City. The research method was used descriptive with cross-sectional design used secondary data of diagnosed pneumonia from Bandaharjo Public Health Center. The data obtained were number of cases per year, number of cases per village, age, sex, and number of visits of toddler with cough/difficulty breathed symptoms. The results of the study show that there was an increased of 485 cases in 2019, with the highest cases found in Bandaharjo Village by 273 cases while the lowest cases found in Dadapsari Village with 93 cases. It also showed that toddler age ≥1-5 year old is the highest by 76.1%, male toddler by 55.7%, and toddler with cough/difficulty breathed symptoms in 2018 by 41% and in 2019 by 59%. Conclusions is that there was an increase in the number of pneumonia cases in toddler from 2018 to 2019, the average age group most affected is toddler 1-5 year old with male toddler found higher, also number of visits of toddlers with cough/difficulty breathing symptoms increased from 2018 to 2019. Keywords: pneumonia; descriptions of pneumonia cases; Bandaharjo ABSTRAK Puskesmas Bandarharjo terdapat 813 kasus pneumonia pada balita, pada tahun 2018 sebesar 328 kasus dan tahun 2019 sebesar 485 kasus. Tingginya kasus pneumonia pada balita di Puskesmas Bandaharjo, dan belum ada yang melakukan penelitian mengenai situasi pneumonia pada balita di Puskesmas Bandaharjo tahun 2018-2019. Tujuan penelitian ini adalah diperolehnya situasi kasus pneumonia pada balita tahun 2018-2019 di Puskesmas Bandaharjo Kota Semarang. Jenis penelitian menggunakan data sekunder Puskesmas Bandaharjo tahun 2018-2019 yang terdiagnosis pneumonia. Data yang diperoleh yaitu jumlah kasus per tahun, jumlah kasus per kelurahan, umur, jenis kelamin, dan jumlah kunjungan balita yang batuk. Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa pada pada tahun 2019 mengalami kenaikan sebesar 485 kasus, dengan penemuan kasus pneumonia tertinggi pada balita di Kelurahan Bandaharjo sebesar 273 kasus, sedangkan penemuan kasus pneumonia terendah yakni di Kelurahan Dadapsari sebesar 93 kasus. Usia 1-5 tahun lebih banyak terkena pneumonia yaitu sebesar 76,1% dengan jenis kelamin laki laki sebesar 55,7%, memiliki gejala seperti batuk /kesukaran bernapas pada tahun 2018 sebesar 41% pada tahun 2019 sebesar 59%. Kesimpulan adalah bahwa setiap tahunnya mengalami kenaikan jumlah kasus pneumonia pada balita, dan rata-rata kelompok umur yang paling banyak terkena pneumonia adalah kelompok umur 1-5 tahun dengan jenis kelamin laki-laki, serta balita yang memiliki gejala seperti batuk /
班达尔哈霍公共卫生中心的幼儿(5岁以下儿童)肺炎病例为813例,2018年为328例,2019年增加了485例。值得注意的是,班达哈乔公共卫生中心的幼儿肺炎人数很高,但没有对这一情况进行研究。研究的目的是获得三宝垄市班达哈乔公共卫生中心2018-2019年幼儿肺炎的情况。研究方法采用描述性横断面设计,采用班达哈乔公共卫生中心诊断肺炎的二次资料。获得的数据包括每年的病例数、每个村庄的病例数、年龄、性别和出现咳嗽/呼吸困难症状的幼儿的就诊次数。研究结果显示,2019年增加了485例,其中班达哈尔乔村病例最多,增加了273例,达达萨里村病例最少,增加了93例。调查还显示,1-5岁以上的幼儿占76.1%,男童占55.7%,有咳嗽/呼吸困难症状的幼儿占41%,2019年占59%。结论:2018 - 2019年幼儿肺炎病例数呈上升趋势,平均发病年龄以1-5岁幼儿为主,其中男幼儿较多;2018 - 2019年以咳嗽/呼吸困难症状就诊的幼儿数量也有所增加。关键词:肺炎;肺炎病例的描述;【摘要】班达尔哈霍(Bandarharjo)的病例数为813例肺炎,病例数为2018sebesar 328例,病例数为2018sebesar 485例。2018-2019年,云南省普希斯马斯马斯班达哈尔霍省流行性肺炎,云南省普希斯马斯马斯班达哈尔霍省流行性肺炎。图juan penelitian ini adalah diperolehnya态势kasus肺炎pada balita tahun 2018-2019在Puskesmas Bandaharjo Kota三宝朗。Jenis penelitian menggunakan数据检索Puskesmas Bandaharjo tahun 2018-2019杨诊断肺炎。数据yang diperoleh yitu jumlah kasus per tahun, jumlah kasus per kelurahan, umur, jenis kelamin, dan jumlah kunjungan balita yang batuk。Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa patada tahun 2019 mengalami kenaikan sebesar 485例,dengan peneman kasus肺炎tertinggi pada balita di Kelurahan Bandaharjo sebesar 273例,sedangkan peneman kasus肺炎terendah yakni di Kelurahan Dadapsari sebesar 93例。Usia 1-5 tahun lebih banyak terkena肺炎yitu sebesar 76,1% dengan jenis kelamin laki laki sebesar 55,7%, memiliki gejala seperti batuk /kesukaran bernapas pada tahun 2018 sebesar 41% pada tahun 2019 sebesar 59%。kespulpan adalah bahwa setiap tahunnya mengalami kenaikan jumlah kasus肺炎pada balita, dan rata-rata kelompok umur yang paling banyak terkenya肺炎adalah kelompok umur 1-5 tahun dengan jenis kelamin laki-laki, serta balita yang memiliki gejala seperti batuk /kesukaran bernapas di tahun 2018 mengalami kenaikan pada tahun 2019。Kata kunci:肺炎;甘巴兰卡萨肺炎;Bandaharjo
{"title":"Situasi Pneumonia pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bandaharjo Kota Semarang Tahun 2018-2019","authors":"Widya Widya, M. S. Adi","doi":"10.33846/SF.V11I4.832","DOIUrl":"https://doi.org/10.33846/SF.V11I4.832","url":null,"abstract":"There were 813 cases of pneumonia in toddler (children under five years old) at Bandarharjo Public Health Center, 328 cases in 2018 and there was an increase of 485 cases in 2019. Notably high number of pneumonia in toddler at Bandaharjo Public Health Center, and there were no research on the situation. The purpose of research is to obtain situation of pneumonia in toddler in 2018-2019 at Bandaharjo Public Health Center in Semarang City. The research method was used descriptive with cross-sectional design used secondary data of diagnosed pneumonia from Bandaharjo Public Health Center. The data obtained were number of cases per year, number of cases per village, age, sex, and number of visits of toddler with cough/difficulty breathed symptoms. The results of the study show that there was an increased of 485 cases in 2019, with the highest cases found in Bandaharjo Village by 273 cases while the lowest cases found in Dadapsari Village with 93 cases. It also showed that toddler age ≥1-5 year old is the highest by 76.1%, male toddler by 55.7%, and toddler with cough/difficulty breathed symptoms in 2018 by 41% and in 2019 by 59%. Conclusions is that there was an increase in the number of pneumonia cases in toddler from 2018 to 2019, the average age group most affected is toddler 1-5 year old with male toddler found higher, also number of visits of toddlers with cough/difficulty breathing symptoms increased from 2018 to 2019. \u0000Keywords: pneumonia; descriptions of pneumonia cases; Bandaharjo \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000 \u0000Puskesmas Bandarharjo terdapat 813 kasus pneumonia pada balita, pada tahun 2018 sebesar 328 kasus dan tahun 2019 sebesar 485 kasus. Tingginya kasus pneumonia pada balita di Puskesmas Bandaharjo, dan belum ada yang melakukan penelitian mengenai situasi pneumonia pada balita di Puskesmas Bandaharjo tahun 2018-2019. Tujuan penelitian ini adalah diperolehnya situasi kasus pneumonia pada balita tahun 2018-2019 di Puskesmas Bandaharjo Kota Semarang. Jenis penelitian menggunakan data sekunder Puskesmas Bandaharjo tahun 2018-2019 yang terdiagnosis pneumonia. Data yang diperoleh yaitu jumlah kasus per tahun, jumlah kasus per kelurahan, umur, jenis kelamin, dan jumlah kunjungan balita yang batuk. Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa pada pada tahun 2019 mengalami kenaikan sebesar 485 kasus, dengan penemuan kasus pneumonia tertinggi pada balita di Kelurahan Bandaharjo sebesar 273 kasus, sedangkan penemuan kasus pneumonia terendah yakni di Kelurahan Dadapsari sebesar 93 kasus. Usia 1-5 tahun lebih banyak terkena pneumonia yaitu sebesar 76,1% dengan jenis kelamin laki laki sebesar 55,7%, memiliki gejala seperti batuk /kesukaran bernapas pada tahun 2018 sebesar 41% pada tahun 2019 sebesar 59%. Kesimpulan adalah bahwa setiap tahunnya mengalami kenaikan jumlah kasus pneumonia pada balita, dan rata-rata kelompok umur yang paling banyak terkena pneumonia adalah kelompok umur 1-5 tahun dengan jenis kelamin laki-laki, serta balita yang memiliki gejala seperti batuk /","PeriodicalId":31281,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes","volume":"12 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74316596","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
International and national efforts have been made in increasing the rate of exclusive breastfeeding practice, but exclusive breastfeeding rate has not reached the target. The purpose of this study was to identify the barriers of exclusive breastfeeding practice. Literature study was conducted by analyzing scientific articles published from 2014 to 2019 and in English. Data was searched from various databases such as Scopus, Ebscho, Sciencedirect and Pubmed database using the keywords infant feeding, breastfeeding, exclusive breastfeeding, problems and barriers. The finding of this literature review was 18 qualitative and quantitative articles corresponding to the inclusion and exclusion criteria. The results of this study found that many factors influencing mothers to maintain exclusive breastfeeding during the first 6 months of life namely sociodemographic, medical and healthcare facilities, knowledge, perceptions of insufficient breastmilk supply, socio-cultural and environmental factors. Healthcare professionals and health care providers should be informed about the barriers of breastfeeding mother. The results of this literature study can be the basis for healthcare professionals and policy makers to plan the best way to support mothers in maintaining successful infant feeding. Keywords: exclusive breastfeeding; infant feeding; problem and barrier ABSTRAK Berbagai upaya baik internasional maupun nasional telah dilakukan dalam meningkatkan rata-rata pemberian ASI eksklusif, namun angka cakupan ASI eksklusif masih belum mencapai target. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi berbagai hambatan dalam pemberian ASI eksklusif pada 6 bulan pertama kehidupan. Studi literatur ini dibuat dengan melakukan analisis terhadap artikel-artikel ilmiah yang dipublikasi tahun 2014 sampai 2019 dan berbahasa Inggris. Data didapatkan dari berbagai database seperti Scopus, Ebscho, Sciencedirect dan Pubmed dengan menggunakan kata kunci infant feeding, “exclusive breastfeeding”, problem dan barrier. Hasil penelusuran literatur didapatkan 18 artikel kualitatif dan kuantitatif yang sesuai dengan kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria eksklusi. Hasil telaah didapatkan bahwa banyak faktor yang menghambat ibu dalam mempertahankan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan yaitu faktor sosiodemografi, kesehatan dan fasilitas kesehatan, pengetahuan tantang menyusui, persepsi ASI yang kurang, sosial budaya dan lingkungan. Profesional kesehatan dan penyedia layanan kesehatan harus mengetahui hambatan-hambatan yang sering terjadi pada ibu menyusui. Hasil studi literatur ini dapat menjadi dasar bagi profesional kesehatan dan pembuat kebijakan untuk merencanakan cara terbaik dalam mendukung ibu mempertahankan keberhasilan pemberian makanan bayi yang sesuai. Kata kunci: ASI eksklusif; masalah dan hambatan; menyusui bayi
国际和国家在提高纯母乳喂养率方面作出了努力,但纯母乳喂养率尚未达到目标。本研究的目的是确定纯母乳喂养的障碍。文献研究通过分析2014 - 2019年发表的英文科学论文进行。以婴儿喂养、母乳喂养、纯母乳喂养、问题和障碍为关键词,从Scopus、Ebscho、Sciencedirect和Pubmed等数据库中检索数据。本文献综述的结果是18篇符合纳入和排除标准的定性和定量文章。这项研究的结果发现,影响母亲在出生后头6个月保持纯母乳喂养的因素有很多,即社会人口、医疗和保健设施、知识、对母乳供应不足的认识、社会文化和环境因素。应使保健专业人员和保健提供者了解母乳喂养母亲的障碍。本文献研究的结果可以作为医疗保健专业人员和政策制定者计划最佳方式的基础,以支持母亲保持成功的婴儿喂养。关键词:纯母乳喂养;婴儿喂养;【摘要】Berbagai upaya baik international maupun national telah dilakukan dalam meningkatkan rata-rata pemberian ASI eksklusif masih belum mencapai target。图juan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi berbagai hambatan dalam pemberian ASI ekskluif pada 6 bulan pertama kehidupan。研究文献分布,登根,美拉库坎,分析,韩文,韩文,杨,韩文,韩文,韩文,2014,三派,2019,丹,巴哈,英格丽斯。数据didapatkan dari berbagai数据库分离Scopus, Ebscho, Sciencedirect dan Pubmed邓根menggunakan kata kunci婴儿喂养,“纯母乳喂养”,问题丹屏障。Hasil penelusan文献综述(18):文章质量与定量;文章质量与定量;文章质量与定量;文章质量与定量;Hasil telaah didapatkan bahwa banyak factor for yang menghambat ibu dalam成员pertahankan pemberian ASI ekskluif selama 6 bulan pertama kehidupan yitu factor for社会人口统计学,kesehatan dan fasilitas kesehatan, pengetahuan tantang menyuui, persesi ASI yang kurang,社会budaya dan lingkungan。专业kesehatan dan penyedia layanan kesehatan harus mengetahui hambatan hambatan yang服务terjadi paada ibu menuui。哈西尔研究文学在帕帕特门贾迪达尔巴吉专业kesehatan dan penbuat kebijakan untuk merencanakan an terbaik dalam mendukung,帕帕特汉坎keberhasilan pemberan makanan bayi yang sesuai。Kata kunci: ASI ekskluif;玛撒拉但汉巴旦;menyusui八一
{"title":"Hambatan Dalam Pemberian ASI Eksklusif Selama 6 Bulan Pertama Kehidupan: Literatur Review","authors":"Vera Yusnita, Yeni Rustina","doi":"10.33846/SF.V11I4.861","DOIUrl":"https://doi.org/10.33846/SF.V11I4.861","url":null,"abstract":"International and national efforts have been made in increasing the rate of exclusive breastfeeding practice, but exclusive breastfeeding rate has not reached the target. The purpose of this study was to identify the barriers of exclusive breastfeeding practice. Literature study was conducted by analyzing scientific articles published from 2014 to 2019 and in English. Data was searched from various databases such as Scopus, Ebscho, Sciencedirect and Pubmed database using the keywords infant feeding, breastfeeding, exclusive breastfeeding, problems and barriers. The finding of this literature review was 18 qualitative and quantitative articles corresponding to the inclusion and exclusion criteria. The results of this study found that many factors influencing mothers to maintain exclusive breastfeeding during the first 6 months of life namely sociodemographic, medical and healthcare facilities, knowledge, perceptions of insufficient breastmilk supply, socio-cultural and environmental factors. Healthcare professionals and health care providers should be informed about the barriers of breastfeeding mother. The results of this literature study can be the basis for healthcare professionals and policy makers to plan the best way to support mothers in maintaining successful infant feeding. \u0000Keywords: exclusive breastfeeding; infant feeding; problem and barrier \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000 \u0000Berbagai upaya baik internasional maupun nasional telah dilakukan dalam meningkatkan rata-rata pemberian ASI eksklusif, namun angka cakupan ASI eksklusif masih belum mencapai target. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi berbagai hambatan dalam pemberian ASI eksklusif pada 6 bulan pertama kehidupan. Studi literatur ini dibuat dengan melakukan analisis terhadap artikel-artikel ilmiah yang dipublikasi tahun 2014 sampai 2019 dan berbahasa Inggris. Data didapatkan dari berbagai database seperti Scopus, Ebscho, Sciencedirect dan Pubmed dengan menggunakan kata kunci infant feeding, “exclusive breastfeeding”, problem dan barrier. Hasil penelusuran literatur didapatkan 18 artikel kualitatif dan kuantitatif yang sesuai dengan kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria eksklusi. Hasil telaah didapatkan bahwa banyak faktor yang menghambat ibu dalam mempertahankan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan yaitu faktor sosiodemografi, kesehatan dan fasilitas kesehatan, pengetahuan tantang menyusui, persepsi ASI yang kurang, sosial budaya dan lingkungan. Profesional kesehatan dan penyedia layanan kesehatan harus mengetahui hambatan-hambatan yang sering terjadi pada ibu menyusui. Hasil studi literatur ini dapat menjadi dasar bagi profesional kesehatan dan pembuat kebijakan untuk merencanakan cara terbaik dalam mendukung ibu mempertahankan keberhasilan pemberian makanan bayi yang sesuai. \u0000Kata kunci: ASI eksklusif; masalah dan hambatan; menyusui bayi","PeriodicalId":31281,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes","volume":"14 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81585962","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Fitriyanti Patarru', Nursalam Nursalam, Eka Mishbahatul Mar’ah Has
Background: Transformational leadership is a style of leadership that motivates subordinates to work towards organizational goals. Objective: To determine the effectiveness of transformational leadership on nurse performance. Method: The database used in this study were Scopus, SAGE and Pubmed were limited to the last 5 years of publication from 2016 to 2020, full-text articles and in English. The keyword used were "Transformational Leadership" AND "Performance AND “Nursing". This systematic review used 15 articles that fit the inclusion criteria. Results: transformational leadership effect improved nurse performance in providing health and patient safety services because it could increase work motivation, well-being, work creativity, work performance, teamwork, organizational commitment, organizational climate, job satisfaction and reduce nurses' stress levels in work so turnover rate decreases. Transformational leadership, if implemented could have a positive impact on the quality of health services that could provide satisfaction to patients. Conclusion: Transformational leadership has a lot of effectiveness in improving nurse performance in hospitals. Suggestion: Transformational leadership style models are considered necessary to be applied by leaders in hospitals in Indonesia. Keywords: transformational leadership; performance; nursing ABSTRAK Latar belakang: Kepemimpinan transformasional merupakan gaya kepemimpinan yang memotivasi para bawahan agar bekerja untuk mencapai tujuan organisasi. Tujuan: Untuk mengetahui efektivitas kepemimpinan transformasional terhadap kinerja perawat. Metode: Database yang digunakan dalam penelitian ini adalah Scopus, SAGE dan Pubmed terbatas untuk publikasi 5 tahun terakhir dari 2016 hingga 2020, full text article dan berbahasa Inggris. Kata kunci yang digunakan adalah “Transformational Leadrship” AND “Performance AND “Nursing”. Systematic review ini menggunakan 15 artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi. Hasil: kepemimpinan transformasional memiliki efektivitas pada peningkatan kinerja perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien karena dapat meningkatkan motivasi kerja, kesejahteraan, kreativitas kerja, prestasi kerja, kerjasama tim, komitmen organisasi, iklim organisasi, kepuasan kerja dan menurunkan tingkat stress perawat dalam bekerja sehingga tingkat turn over berkurang. Kepemimpinan transformasional jika diterapkan dapat memberi dampak positif bagi kualitas mutu pelayanan kesehatan yang dapat memberi kepuasan kepada pasien. Simpulan: Kepemimpinan transformasional memiliki banyak efektivitas dalam meningkatkan kinerja perawat di rumah sakit Saran: Model gaya kepemimpinan transformasional dipandang perlu untuk diterapkan oleh para pemimpin di rumah sakit yang ada di Indonesia. Kata kunci: kepemimpinan transformasional; kinerja; perawat
背景:变革型领导是一种激励下属朝着组织目标努力的领导风格。目的:探讨变革型领导对护士绩效的影响。方法:本研究使用的数据库为Scopus、SAGE和Pubmed,限于2016 - 2020年近5年发表的全文文章及英文版本。关键词是“变革型领导”和“绩效与护理”。本系统综述使用了符合纳入标准的15篇文章。结果:变革型领导效应能提高护士在提供健康与患者安全服务方面的绩效,因为它能提高护士的工作动机、幸福感、工作创造力、工作绩效、团队合作、组织承诺、组织氛围、工作满意度,降低护士的工作压力水平,从而降低离职率。如果实施变革型领导,可以对保健服务的质量产生积极影响,从而使患者感到满意。结论:变革型领导对提高医院护士绩效有显著效果。建议:变革型领导风格模型被认为是印尼医院领导者需要应用的。关键词:变革型领导;性能;【护理摘要】产后护理:产后护理:产后护理:产后护理:产后护理:产后护理:产后护理:产后护理:产后护理图胡安:Untuk mengetahui的有效活动一直在推动转型,这是一个充满活力的国家。方法:Database yang digunakan dalam penelitian ini adalah Scopus, SAGE dan Pubmed terbatas untuk publikasi 5 tahun terakhir dari 2016 hinga 2020,全文文章dan berbahasa Inggris。Kata kunci yang digunakan adalah“变革型领导”与“绩效与护理”。《孟古那坎》15篇文献的系统评价。Hasil: kepimpinan transformingmemiliki efektivitas pas peningkatan kinerja perawat dalam成员,peraayanan kesehatanan keselamatan pasien karena dapat meningkatkan motivasaskerja, kesejahteran, kreativitas kerja, prestasaskerja, kerjasama tim, komitmen organisasi, iklim organisasi, kephasan kerja dan menurunkan tingkat强调perawat dalam bekerja seingingka katturn over berkurang。Kepemimpinan转型jika diiterapkan dapat memberi dampak positive bagi kualitas mutu pelayanan kesehatan yang dapat memberi kepuasan kepada pasen。Simpulan: Kepemimpinan transformation memoriliki banyak ekktivitas dalam meningkatkan kinerja perawat di rumah sakit Saran: Model gaya Kepemimpinan transformation dipandang perlu untuk diiterapkan oleh para pemimpin di rumah sakit yang ada di Indonesia。Kata kunci:持续转型;kinerja;perawat
{"title":"Efektivitas Kepemimpinan Transformasional Terhadap Peningkatan Kinerja Perawat","authors":"Fitriyanti Patarru', Nursalam Nursalam, Eka Mishbahatul Mar’ah Has","doi":"10.33846/SF11411","DOIUrl":"https://doi.org/10.33846/SF11411","url":null,"abstract":"Background: Transformational leadership is a style of leadership that motivates subordinates to work towards organizational goals. Objective: To determine the effectiveness of transformational leadership on nurse performance. Method: The database used in this study were Scopus, SAGE and Pubmed were limited to the last 5 years of publication from 2016 to 2020, full-text articles and in English. The keyword used were \"Transformational Leadership\" AND \"Performance AND “Nursing\". This systematic review used 15 articles that fit the inclusion criteria. Results: transformational leadership effect improved nurse performance in providing health and patient safety services because it could increase work motivation, well-being, work creativity, work performance, teamwork, organizational commitment, organizational climate, job satisfaction and reduce nurses' stress levels in work so turnover rate decreases. Transformational leadership, if implemented could have a positive impact on the quality of health services that could provide satisfaction to patients. Conclusion: Transformational leadership has a lot of effectiveness in improving nurse performance in hospitals. Suggestion: Transformational leadership style models are considered necessary to be applied by leaders in hospitals in Indonesia. \u0000Keywords: transformational leadership; performance; nursing \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000 \u0000Latar belakang: Kepemimpinan transformasional merupakan gaya kepemimpinan yang memotivasi para bawahan agar bekerja untuk mencapai tujuan organisasi. Tujuan: Untuk mengetahui efektivitas kepemimpinan transformasional terhadap kinerja perawat. Metode: Database yang digunakan dalam penelitian ini adalah Scopus, SAGE dan Pubmed terbatas untuk publikasi 5 tahun terakhir dari 2016 hingga 2020, full text article dan berbahasa Inggris. Kata kunci yang digunakan adalah “Transformational Leadrship” AND “Performance AND “Nursing”. Systematic review ini menggunakan 15 artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi. Hasil: kepemimpinan transformasional memiliki efektivitas pada peningkatan kinerja perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien karena dapat meningkatkan motivasi kerja, kesejahteraan, kreativitas kerja, prestasi kerja, kerjasama tim, komitmen organisasi, iklim organisasi, kepuasan kerja dan menurunkan tingkat stress perawat dalam bekerja sehingga tingkat turn over berkurang. Kepemimpinan transformasional jika diterapkan dapat memberi dampak positif bagi kualitas mutu pelayanan kesehatan yang dapat memberi kepuasan kepada pasien. Simpulan: Kepemimpinan transformasional memiliki banyak efektivitas dalam meningkatkan kinerja perawat di rumah sakit Saran: Model gaya kepemimpinan transformasional dipandang perlu untuk diterapkan oleh para pemimpin di rumah sakit yang ada di Indonesia. \u0000Kata kunci: kepemimpinan transformasional; kinerja; perawat","PeriodicalId":31281,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes","volume":"3 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81575564","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Introduction: The occurrence of natural disasters in Indonesia from year to year continues to occur, with the progress of communication technology that is increasingly expected to be able to facilitate communication when a disaster occurs. Such as the use of balloon tethered technology that can function for disaster mitigation, with the use of balloon tethered that is tethered in areas that are at risk of disaster prone. Methods: The method used by the author was literature review. The database used by the author were Google Scholar, IEEE Xplore, GEOECO, EBSCOhost, Researchgate and the keywords were disaster mitigation, Tethered Balloon technology, Aerial Platform. Results: This tethered balloon technology consists of a combination of flying balloons, tethered, and payload, for the use of disaster mitigation and supports faster broadband communication networks to users before or during and after a disaster. The rescue team can work more effectively and efficiently with the help of this tethered balloon technology. Conclusion: Cross-sectoral collaboration involving various disciplines is needed for disaster mitigation management. The role of the government is very large for the availability of communication technology such as tethered balloons. Keywords: disaster mitigation; tethered balloon; platform ABSTRAK Pendahuluan: Kejadian bencana alam di Indonesia dari tahun ke tahun terus terjadi, dengan adanya kemajuan teknologi komunikasi yang semakin berkembang diharapkan dapat memudahkan komunikasi saat terjadi bencana. Seperti pada penggunaan teknologi balon tethered yang dapat berfungsi untuk mitigasi bencana, dengan penggunaan balon tethered yang ditambatkan di daerah yang beresiko rawan bencana. Metode: Metode yang digunakan penulis adalah literature review. Database yang digunakan penulis adalah Google Scholar, IEEE Xplore, GEOECO, EBSCOhost, Researchgate dengan mitigasi bencana, tehnologi Tethered Balloon, Aerial Platform. Hasil: Teknologi balon tethered terdiri atas gabungan balon terbang, tethered, dan payload, untuk penggunaan mitigasi bencana dan mendukung jaringan komunikasi broadband yang lebih cepat kepada pengguna sebelum atau selama dan sesudah bencana. Tim penyelamat dapat bekerja lebih efektif dan efisien dengan bantuan teknologi balon tethered ini. Kesimpulan: kerjasama lintas sektoral yang melibatkan berbagai disiplin ilmu dibutuhkan untuk manajemen mitigasi bencana. Peranan pemerintah sangat besar untuk ketersediaan teknologi komunikasi seperti balon tethered ini. Kata kunci: mitigasi bencana; tethered balloon; platform
引言:印尼自然灾害的发生每年都在持续发生,随着通信技术的进步,人们越来越期望能够在灾害发生时方便通信。例如使用气球系绳技术,它可以用于减轻灾害,在容易发生灾害的地区使用气球系绳技术。方法:采用文献复习法。作者使用的数据库为Google Scholar、IEEE explore、GEOECO、EBSCOhost、Researchgate,关键词为减灾、系绳气球技术、空中平台。结果:这种系绳气球技术由飞行气球、系绳气球和有效载荷的组合组成,用于减灾,并在灾难发生之前、期间和之后为用户提供更快的宽带通信网络。在这种系绳气球技术的帮助下,救援队可以更有效地工作。结论:减灾管理需要涉及各个学科的跨部门协作。在诸如系绳气球之类的通信技术的可用性方面,政府的作用非常大。关键词:减灾;系留气球;【摘要】潘达胡兰:Kejadian bencana alam di Indonesia dari tahun ke tahun terus terjadi, dengan kemajuan tecknologi komunikasi yang semakin berkembang diharapkan dapat memudahkan komunikasi saat terjadi bencana。彭家南科技有限公司的balon tetex yang dapat berfungsi untuk mitigasi bencana,登安彭家南baltex yang ditambatkan di daerah yang beresiko rawan bencana。方法:文献综述。数据库yang digunakan penulis adalah Google Scholar, IEEE explorer, GEOECO, EBSCOhost, Researchgate dengan mitigasi bencana,技术系绳气球,空中平台。哈西尔:Teknologi balon tetethered terdiri atas gabungan balonterbang, Teknologi balonterbang, Teknologi penggunaan mitigasi bencana danmendukung jaringan komunikasi broadband yang lebih cepat kepada pengguna sebelum atau selama dansesudah bencana。Tim penyelamat patat bekerja lebih是一种新型的技术,它可以在一个固定的位置上使用。答:喀拉拉邦政府的行政长官,政府的行政长官,政府的行政长官,政府的行政长官。perananpermerintah sangat besar untuk ketersetean和技术komunikasi分离的气球系在一起。Kata kunci: mitigasi benana;系留气球;平台
{"title":"Manajemen Mitigasi Bencana Menggunakan Teknologi Balloon Tethered","authors":"Nining Nirmalasari, Junaiti Sahar","doi":"10.33846/SF11419","DOIUrl":"https://doi.org/10.33846/SF11419","url":null,"abstract":"Introduction: The occurrence of natural disasters in Indonesia from year to year continues to occur, with the progress of communication technology that is increasingly expected to be able to facilitate communication when a disaster occurs. Such as the use of balloon tethered technology that can function for disaster mitigation, with the use of balloon tethered that is tethered in areas that are at risk of disaster prone. Methods: The method used by the author was literature review. The database used by the author were Google Scholar, IEEE Xplore, GEOECO, EBSCOhost, Researchgate and the keywords were disaster mitigation, Tethered Balloon technology, Aerial Platform. Results: This tethered balloon technology consists of a combination of flying balloons, tethered, and payload, for the use of disaster mitigation and supports faster broadband communication networks to users before or during and after a disaster. The rescue team can work more effectively and efficiently with the help of this tethered balloon technology. Conclusion: Cross-sectoral collaboration involving various disciplines is needed for disaster mitigation management. The role of the government is very large for the availability of communication technology such as tethered balloons. \u0000Keywords: disaster mitigation; tethered balloon; platform \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000 \u0000Pendahuluan: Kejadian bencana alam di Indonesia dari tahun ke tahun terus terjadi, dengan adanya kemajuan teknologi komunikasi yang semakin berkembang diharapkan dapat memudahkan komunikasi saat terjadi bencana. Seperti pada penggunaan teknologi balon tethered yang dapat berfungsi untuk mitigasi bencana, dengan penggunaan balon tethered yang ditambatkan di daerah yang beresiko rawan bencana. Metode: Metode yang digunakan penulis adalah literature review. Database yang digunakan penulis adalah Google Scholar, IEEE Xplore, GEOECO, EBSCOhost, Researchgate dengan mitigasi bencana, tehnologi Tethered Balloon, Aerial Platform. Hasil: Teknologi balon tethered terdiri atas gabungan balon terbang, tethered, dan payload, untuk penggunaan mitigasi bencana dan mendukung jaringan komunikasi broadband yang lebih cepat kepada pengguna sebelum atau selama dan sesudah bencana. Tim penyelamat dapat bekerja lebih efektif dan efisien dengan bantuan teknologi balon tethered ini. Kesimpulan: kerjasama lintas sektoral yang melibatkan berbagai disiplin ilmu dibutuhkan untuk manajemen mitigasi bencana. Peranan pemerintah sangat besar untuk ketersediaan teknologi komunikasi seperti balon tethered ini. \u0000Kata kunci: mitigasi bencana; tethered balloon; platform","PeriodicalId":31281,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes","volume":"41 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"86505735","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Children are an age group that is vulnerable to exposure to various sources of disease. The implementation of the school health service program to help reduce morbidity in children, but always influenced by various factors so that the implementation is not optimal. The purpose of writing this article is to review the factors that influence the implementation of school health service programs. The method of this article was a literature review. Literature search was conducted by using an online database of BMC, Google Scolar, Proquest, and Science Direct. The results of the article searched found 4 articles that fit the inclusion criteria and then an analysis was found that the factors that could affect the implementation of the school health service program include: the ability to build teacher capacity, school infrastructure, teacher attitudes, the number of health workers in school, and community culture. The conclusion of this literature review requires further research on the influence of the role of community nurses on the implementation of health services in schools. Keywords: program; health service; school ABSTRAK Anak merupakan kelompok usia yang rentan untuk terpapar dengan berbagai sumber penyakit. Pelaksanaan program pelayanan kesehatan sekolah untuk membantu mengurangi angka kesakitan pada anak, namun selalu dipengaruhi oleh berbagai faktor sehingga pelaksanaan menjadi tidak optimal. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk meninjau faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan program pelayanan kesehatan sekolah. Metode penulisan artikel adalah tinjauan literatur. Penelusuran literatur dilakukan dengan cara menggunakan online data base BMC, Google Scolar, Proquest, dan Science Direct. Hasil dari penelusuran artikel ditemukan 4 artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi kemudian dilakukan analisis ditemukan bahwa fakor-faktor yang dapat mempengaruhi penerapan program pelayanan kesehatan sekolah antara lain: kemampuan membangun kapasitas guru, infrastruktur sekolah, sikap guru, jumlah tenaga kesehatan yang di sekolah, dan budaya komunitas. Kesimpulan dari tinjauan literatur ini diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh peran perawat komunitas terhadap pelaksanaan pelayanan kesehatan disekolah. Kata kunci: program; pelayanan kesehatan; sekolah
儿童是一个易受各种疾病来源影响的年龄组。学校卫生服务方案的实施有助于降低儿童发病率,但始终受到各种因素的影响,使实施不理想。撰写本文的目的是回顾影响学校卫生服务计划实施的因素。本文的研究方法为文献综述法。使用BMC、Google Scolar、Proquest、Science Direct等在线数据库进行文献检索。文章检索结果发现符合纳入标准的4篇文章,然后进行分析,发现可能影响学校卫生服务计划实施的因素包括:教师能力建设能力、学校基础设施、教师态度、学校卫生工作者人数和社区文化。本文献综述的结论需要进一步研究社区护士的角色对学校卫生服务实施的影响。关键词:项目;卫生服务;学校摘要:Anak merupakan kelompok,中国,中国,中国,中国,中国,中国。Pelaksanaan程序Pelaksanaan kesehatan sekolah untuk membantu mengurangi angka kesakitan pada anak, namun selalu dipengaruhi oleh berbagai因子为使Pelaksanaan menjadi tiak最优。图们江-达喀尔-达喀尔-达喀尔-达喀尔-达喀尔-达喀尔-达喀尔-达喀尔-达喀尔-达喀尔-达喀尔-达喀尔-达喀尔-达喀尔-达喀尔-达喀尔-达喀尔-达喀尔-达喀尔-达喀尔-达喀尔文学惩罚的方法与方法。peneluran literature dilakkan dengan cara menggunakan online database BMC, Google Scolar, Proquest, dan Science Direct。4 .中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:中文:我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是我的意思。Kata kunci:程序;pelayanan kesehatan;sekolah
{"title":"Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Program Pelayanan Kesehatan Sekolah: Tinjauan Literatur","authors":"Ruri Virdiyanti, S. Mulyono","doi":"10.33846/SF.V11I4.793","DOIUrl":"https://doi.org/10.33846/SF.V11I4.793","url":null,"abstract":"Children are an age group that is vulnerable to exposure to various sources of disease. The implementation of the school health service program to help reduce morbidity in children, but always influenced by various factors so that the implementation is not optimal. The purpose of writing this article is to review the factors that influence the implementation of school health service programs. The method of this article was a literature review. Literature search was conducted by using an online database of BMC, Google Scolar, Proquest, and Science Direct. The results of the article searched found 4 articles that fit the inclusion criteria and then an analysis was found that the factors that could affect the implementation of the school health service program include: the ability to build teacher capacity, school infrastructure, teacher attitudes, the number of health workers in school, and community culture. The conclusion of this literature review requires further research on the influence of the role of community nurses on the implementation of health services in schools. \u0000Keywords: program; health service; school \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000 \u0000Anak merupakan kelompok usia yang rentan untuk terpapar dengan berbagai sumber penyakit. Pelaksanaan program pelayanan kesehatan sekolah untuk membantu mengurangi angka kesakitan pada anak, namun selalu dipengaruhi oleh berbagai faktor sehingga pelaksanaan menjadi tidak optimal. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk meninjau faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan program pelayanan kesehatan sekolah. Metode penulisan artikel adalah tinjauan literatur. Penelusuran literatur dilakukan dengan cara menggunakan online data base BMC, Google Scolar, Proquest, dan Science Direct. Hasil dari penelusuran artikel ditemukan 4 artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi kemudian dilakukan analisis ditemukan bahwa fakor-faktor yang dapat mempengaruhi penerapan program pelayanan kesehatan sekolah antara lain: kemampuan membangun kapasitas guru, infrastruktur sekolah, sikap guru, jumlah tenaga kesehatan yang di sekolah, dan budaya komunitas. Kesimpulan dari tinjauan literatur ini diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh peran perawat komunitas terhadap pelaksanaan pelayanan kesehatan disekolah. \u0000Kata kunci: program; pelayanan kesehatan; sekolah","PeriodicalId":31281,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes","volume":"38 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74070218","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ida Yanriatuti, Nursalam Nursalam, M Rr.Soenarnatalina
Introduction: Patient safety culture is implemented as an effort to reduce events that can harm patients both physically, materially and psychologically. Objective: To find out the factors that support and hinder the application of patient safety culture in hospitals. Method:Searched databases include Google Scholar, Science Direct, PubMed and Proquest. The criteria of the article are in English language, published in 2016-2020, with the keyword patient safety culture and Hospital Survey on Patient Safety Culture (HSOPSC) Questionnaire. Criteria for selected articles are to be published in 2016-2020 with full text and in English. This Systematic Review uses 15 articles that fit the criteria.Results : Analysis of fifteen articles shows that there are four main factors that both support and hinder the implementation of a patient safety culture namely teamwork, organizational learning, stress levels and nurse burdens, and communication.Conclusion: Several factors support and hinder the application of patient safety culture based on previous research. Suggestion: the factors mentioned from the results of the analysis are deemed necessary to be evaluated and improved to maximize the implementation of patient safety culture. Keywords: supporting factors; inhibiting factor; patient safety culture ABSTRAK Latar belakang: Budaya keselamatan pasien diterapkan sebagai salah satu upaya dalam mengurangi kejadian yang dapat merugikan pasien baik secara fisik, materi maupun psikis.Tujuan: Untuk mengetahui faktor- faktor yang mendukung dan menghambat aplikasi budaya keselamatan pasien di rumah sakit. Metode: pencarian database meliputi Google Scholar, Science Direct, Pub Med dan Proquest dengan kata kunci budaya keselamatan pasien dan koesioner Hospital Survey on Patient Safety Culture (HSOPSC). Kriteria artikel yang dipilih ialah terbit tahun 2016-2020 dengan teks penuh dan berbahasa Inggris.Systematic Review ini menggunakan 15 artikel yang sesuai dengan kriteria. Hasil: Analisis dari lima belas artikel menunjukkan bahwa ada empat faktor utama yang mendukung dan menghambat implementasi budaya keselamatan pasien yaitu kerja tim, pembelajaran organisasi, tingkat stres dan beban kerja perawat,dan komunikasi.Kesimpulan: Terdapat beberapa faktor yang mendukung dan menghambat aplikasi budaya keselamatan pasien berdasarkan penelitian sebelumya.Saran:faktor-faktor yang disebutkan dari hasil analisis dianggap perlu untuk dievaluasi dan ditingkatkan untuk memaksimalkan implementasi budaya keselamatan pasien. Kata kunci: faktor pendukung; faktor penghambat; budaya keselamatan pasien
患者安全文化的实施是为了减少可能对患者造成身体、物质和心理伤害的事件。目的:探讨支持和阻碍患者安全文化在医院应用的因素。方法:检索数据库包括Google Scholar, Science Direct, PubMed和Proquest。文章标准为英文,2016-2020年出版,关键词为患者安全文化,医院患者安全文化调查(HSOPSC)问卷。入选文章的标准将于2016-2020年以英文全文发布。本系统综述使用了符合标准的15篇文章。结果:对15篇文章的分析表明,有四个主要因素支持和阻碍患者安全文化的实施,即团队合作、组织学习、压力水平和护士负担以及沟通。结论:基于以往的研究,有几个因素支持和阻碍患者安全培养的应用。建议:分析结果中提到的因素,认为有必要进行评估和改进,以最大限度地实施患者安全文化。关键词:支撑因素;抑制因子;【摘要】患者安全培养:Budaya keselamatan pasien diiterapkan sebagai salah satu upaya dalam mengurangi kejadian yang dapat merugikan pasien baik secara fisik, materi maupun psiks。Tujuan: Untuk mengetahui factor - factor for yang mendukung dan menghambat applikasi budaya keselamatan pasien di rumah sakit。方法:使用Google Scholar、Science Direct、Pub Med dan Proquest等数据库对医院患者安全文化(HSOPSC)进行调查。2016年至2020年,中国将在北京举行一场为期两年的会议。系统评价孟古那坎15篇论文,杨素兰登坎标准。Hasil:分析dari lima belas artikel menunjukkan bahwa ada empat factor utama yang mendukung dan menghambat implementasi budaya keselamatan pasien yaitu kerja tim, pembelajan organisasi, tingkat强调dan beban kerja perawat,dan komunikasi。kespulan: Terdapat beberapa fakto yang mendukung dan menghambat应用plikasi budaya keselamatan pasien berdasarkan penelitian sebelumya。要素对要素的影响:要素对要素的影响;要素对要素的影响;要素对要素的影响;要素对要素的影响;要素对要素的影响;要素对要素的影响;要素对要素的影响;Kata kunci;faktor penghambat;Budaya keselamatan pasien
{"title":"Faktor Pendukung dan Penghambat Budaya Keselamatan Pasien di Rumah Sakit: A Systematic Review","authors":"Ida Yanriatuti, Nursalam Nursalam, M Rr.Soenarnatalina","doi":"10.33846/SF11408","DOIUrl":"https://doi.org/10.33846/SF11408","url":null,"abstract":"Introduction: Patient safety culture is implemented as an effort to reduce events that can harm patients both physically, materially and psychologically. Objective: To find out the factors that support and hinder the application of patient safety culture in hospitals. Method:Searched databases include Google Scholar, Science Direct, PubMed and Proquest. The criteria of the article are in English language, published in 2016-2020, with the keyword patient safety culture and Hospital Survey on Patient Safety Culture (HSOPSC) Questionnaire. Criteria for selected articles are to be published in 2016-2020 with full text and in English. This Systematic Review uses 15 articles that fit the criteria.Results : Analysis of fifteen articles shows that there are four main factors that both support and hinder the implementation of a patient safety culture namely teamwork, organizational learning, stress levels and nurse burdens, and communication.Conclusion: Several factors support and hinder the application of patient safety culture based on previous research. Suggestion: the factors mentioned from the results of the analysis are deemed necessary to be evaluated and improved to maximize the implementation of patient safety culture. \u0000Keywords: supporting factors; inhibiting factor; patient safety culture \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000 \u0000Latar belakang: Budaya keselamatan pasien diterapkan sebagai salah satu upaya dalam mengurangi kejadian yang dapat merugikan pasien baik secara fisik, materi maupun psikis.Tujuan: Untuk mengetahui faktor- faktor yang mendukung dan menghambat aplikasi budaya keselamatan pasien di rumah sakit. Metode: pencarian database meliputi Google Scholar, Science Direct, Pub Med dan Proquest dengan kata kunci budaya keselamatan pasien dan koesioner Hospital Survey on Patient Safety Culture (HSOPSC). Kriteria artikel yang dipilih ialah terbit tahun 2016-2020 dengan teks penuh dan berbahasa Inggris.Systematic Review ini menggunakan 15 artikel yang sesuai dengan kriteria. Hasil: Analisis dari lima belas artikel menunjukkan bahwa ada empat faktor utama yang mendukung dan menghambat implementasi budaya keselamatan pasien yaitu kerja tim, pembelajaran organisasi, tingkat stres dan beban kerja perawat,dan komunikasi.Kesimpulan: Terdapat beberapa faktor yang mendukung dan menghambat aplikasi budaya keselamatan pasien berdasarkan penelitian sebelumya.Saran:faktor-faktor yang disebutkan dari hasil analisis dianggap perlu untuk dievaluasi dan ditingkatkan untuk memaksimalkan implementasi budaya keselamatan pasien. \u0000Kata kunci: faktor pendukung; faktor penghambat; budaya keselamatan pasien","PeriodicalId":31281,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes","volume":"7 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76987928","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Background: Nurses as the staff who are around 24 hours near the patient to provide nursing care are very at risk of experiencing unexpected behavior in the form of aggressive behavior. This can affect the nurse's confidence in patient care, absenteeism, and turnover. Methods: This research was a quantitative research using a descriptive-analytic approach, to found a description of demographic and the level of confidence of nurses in conducting aggressive behavior management. Results: Based on the respondent demographic characteristics, it was found that the majority of respondents were male, aged >35 years old, educated with Associate’s degree, had work periods ranging from >5-10 years, were level 2 of clinical nurses, were civil servants, and work in the VIP room. The majority of nurses' confidence in dealing with patient aggression was at a "moderate" level and there were no nurses who have a "good" confidence level. Conclusion: It was identified as the need for efforts to increase nurses' confidence in overcoming patient aggression in the East Java Provincial Government Mental Hospital. Efforts that need to be done include organizing a training program on aggressive behavior management and creating standards for aggressive behavior management for psychiatric inpatients. The goal is that nurses have guidance and direction in taking preventative measures and effective aggressive patient management. So that nurses' competency and confidence increases and can accelerate the patient's recovery. Keywords: nurses’ confidence; aggression; violence; psychiatric inpatients; psychiatric nursing ABSTRAK Latar belakang: Perawat sebagai tenaga yang selama 24 jam berada didekat pasien untuk memberikan asuhan keperawatan sangat beresiko mengalami perilaku tak terduga dalam bentuk perilaku agresif. Hal tersebut dapat memengaruhi kepercayaan diri perawat dalam melakukan perawatan pasien, ketidakhadiran, dan turnover. Metode: Penelitian ini merupakan desain penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif analitik, untuk mengetahui gambaran tentang demografi dan bagaimana tingkat kepercayaan diri perawat dalam melakukan manajemen perilaku agresif. Hasil: Berdasarkan karakteristik demografi responden didapatkan hasil bahwa mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki, berusia >35 tahun, berpendidikan Diploma III, memiliki lama kerja berada pada rentang >5-10 tahun, berada pada tingkat perawat klinis 2 (PK 2), berstatus kepegawaian sebagai PNS, dan bertempat kerja di Ruang VIP. Mayoritas kepercayaan diri perawat dalam mengatasi agresi pasien berada pada tingkatan “Sedang” dan tidak adanya perawat yang mempunyai tingkat kepercayaan diri “Baik”. Kesimpulan: Teridentifikasi perlu adanya upaya peningkatan kepercayaan diri perawat dalam mengatasi agresi pasien di Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Upaya yang perlu dilakukan diantaranya dengan menyelenggarakan program pelatihan tentang manajemen perilaku agresif dan pembuatan stand
背景:护士作为24小时在患者周围提供护理的工作人员,非常容易经历以攻击行为形式出现的意外行为。这会影响护士对病人护理、缺勤和离职的信心。方法:本研究采用描述性分析方法进行定量研究,对护士进行攻击行为管理的人口学和信心水平进行描述。结果:根据调查对象的人口学特征,调查对象以男性为主,年龄>35岁,大专以上学历,工作年限>5-10年,临床二级护士,公务员,工作在VIP室。大多数护士在处理患者攻击行为时的信心处于“中等”水平,没有护士的信心处于“良好”水平。结论:在东爪哇省政府精神病院,需要努力提高护士对克服患者攻击行为的信心。需要做的努力包括组织一个关于攻击行为管理的培训项目,并为精神病住院患者制定攻击行为管理标准。目标是护士在采取预防措施和有效的积极病人管理方面有指导和方向。从而提高护士的能力和信心,加快病人的康复。关键词:护士信心;侵略;暴力;精神病住院患者;【摘要】精神科护理:Perawat sebagai tenaga yang selama 24 jam berada didekat pasien untuk memberan asuhan keperawatan sangat beresiko mengalami peraku tak terduga dalam bentuk peraku积极。这句话的意思是:“我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是。”方法:从人口统计学角度分析,从人口统计学角度分析,从人口统计学角度分析,从人口统计学角度分析,从人口统计学角度分析,从人口统计学角度分析,从人口统计学角度分析,从人口统计学角度分析,从人口统计学角度分析,从人口统计学角度分析,从人口统计学角度分析,从人口统计学角度分析。Hasil: Berdasarkan karakteristik人口统计调查对象didapatkan Hasil bahwa mayoritas调查对象berjenis kelamin laki-laki, berusia >35 tahun, berpendididikan文凭III, memiliki lama kerja berada padrentang >5-10 tahun, berada padtingkat perawat klinis 2 (PK 2), berstatus kepegawaian sebagai PNS, dan bertempat kerja di Ruang VIP。市长是“槟城”,市长是“槟城”,市长是“槟城”,市长是“槟城”,市长是“槟城”。【翻译】:Teridentifikasi perlu adanya upaya peningkatan kepercayaan and diri perawat dalam mengatasi agresi pasen di Rumah Sakit Jiwa permerintah省爪哇铁木尔。[j] [Upaya, yang perlu, dilakukan, diantaranya, dengan, menyelengan, garakan,程序,项目管理,风险管理,风险管理,标准管理,风险管理,风险管理。图朱尼亚琼脂perawat mempunyai panduan dan arahan dalam melakukan tindakan penegahan serta penelolaan pasen积极的阳效应。sehinga kompetensi dan kepercayaan diri perawat meningkat dan dapat mempercepat kesembuhan pasen。Kata kunci: kepercayaan diri perawat;perilaku agresif;perilaku kekerasan;帕森冈观吉瓦;keperawatan jiwa
{"title":"Gambaran Kepercayaan Diri Perawat dalam Mengatasi Agresi Pasien di Rumah Sakit Jiwa","authors":"Achmad Syamsudin, Ah. Yusuf, Mundakir Mundakir","doi":"10.33846/SF11417","DOIUrl":"https://doi.org/10.33846/SF11417","url":null,"abstract":"Background: Nurses as the staff who are around 24 hours near the patient to provide nursing care are very at risk of experiencing unexpected behavior in the form of aggressive behavior. This can affect the nurse's confidence in patient care, absenteeism, and turnover. Methods: This research was a quantitative research using a descriptive-analytic approach, to found a description of demographic and the level of confidence of nurses in conducting aggressive behavior management. Results: Based on the respondent demographic characteristics, it was found that the majority of respondents were male, aged >35 years old, educated with Associate’s degree, had work periods ranging from >5-10 years, were level 2 of clinical nurses, were civil servants, and work in the VIP room. The majority of nurses' confidence in dealing with patient aggression was at a \"moderate\" level and there were no nurses who have a \"good\" confidence level. Conclusion: It was identified as the need for efforts to increase nurses' confidence in overcoming patient aggression in the East Java Provincial Government Mental Hospital. Efforts that need to be done include organizing a training program on aggressive behavior management and creating standards for aggressive behavior management for psychiatric inpatients. The goal is that nurses have guidance and direction in taking preventative measures and effective aggressive patient management. So that nurses' competency and confidence increases and can accelerate the patient's recovery. \u0000Keywords: nurses’ confidence; aggression; violence; psychiatric inpatients; psychiatric nursing \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000 \u0000Latar belakang: Perawat sebagai tenaga yang selama 24 jam berada didekat pasien untuk memberikan asuhan keperawatan sangat beresiko mengalami perilaku tak terduga dalam bentuk perilaku agresif. Hal tersebut dapat memengaruhi kepercayaan diri perawat dalam melakukan perawatan pasien, ketidakhadiran, dan turnover. Metode: Penelitian ini merupakan desain penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif analitik, untuk mengetahui gambaran tentang demografi dan bagaimana tingkat kepercayaan diri perawat dalam melakukan manajemen perilaku agresif. Hasil: Berdasarkan karakteristik demografi responden didapatkan hasil bahwa mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki, berusia >35 tahun, berpendidikan Diploma III, memiliki lama kerja berada pada rentang >5-10 tahun, berada pada tingkat perawat klinis 2 (PK 2), berstatus kepegawaian sebagai PNS, dan bertempat kerja di Ruang VIP. Mayoritas kepercayaan diri perawat dalam mengatasi agresi pasien berada pada tingkatan “Sedang” dan tidak adanya perawat yang mempunyai tingkat kepercayaan diri “Baik”. Kesimpulan: Teridentifikasi perlu adanya upaya peningkatan kepercayaan diri perawat dalam mengatasi agresi pasien di Rumah Sakit Jiwa Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Upaya yang perlu dilakukan diantaranya dengan menyelenggarakan program pelatihan tentang manajemen perilaku agresif dan pembuatan stand","PeriodicalId":31281,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes","volume":"32 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88957760","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Background: The incidence of hypertension in the elderly continues to increase every year and the problems that often occur in elderly hypertension are non-compliance with therapy or treatment, lifestyle changes, self care behavior that is less than optimal and the complications due to hypertension. This is influenced by beliefs (self-efficacy) that the elderly have to change their behavior, which is self care behavior which is not good. Purpose: to observe the relationship between self efficacy and self care behavior in the elderly with hypertension. Method: This study used a descriptive correlation design with a cross sectional approach. Overall, the samples obtained were 252 elderly with hypertension in the Surabaya Public Health Center area through cluster random sampling. Data were analyzed using the Spearman Rank test. Results: The elderly with hypertension have a self efficacy of 40.9% in the low category and 59.1% in the good category and have a self care behavior of 31.7% in the less category, 39.3% in category enough, 29% in the good category. This study shows a significant relationship between self efficacy and self care behavior with a value of p = 0,000 <0.05 and a coefficient correlation is 0,443. Conclusion: there is a significant relationship between self efficacy and self care behavior in hypertensive elderly and the better self efficacy in elderly with hypertension, it tends to increase self care behavior. Recommendation: Nurse must be know that self-efficacy is the most important prerequisite for behavior change in elderly hypertension to provide self-confidence for elderly people doing self care behavior. Keywords: self efficacy; self care behavior; elderly hypertension ABSTRAK Latar belakang: Kejadian hipertensi pada lansia terus meningkat tiap tahunnya dan masalah yang sering terjadi pada lansia hipertensi adalah ketidakpatuhan terhadap terapi atau pengobatan, merubah gaya hidup, perilaku perawatan diri yang kurang optimal dan adanya komplikasi akibat hipertensi. Hal ini dipengaruhi oleh keyakinan (efikasi diri) yang dimiliki lansia untuk merubah perilakunya yaitu perilaku perawatan diri yang kurang baik. Tujuan: untuk adalah mengetahui hubungan antara self efficacy dan self care behavior pada lansia dengan hipertensi. Metode: Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Secara keseluruhan, sampel yang didapat sebanyak 252 lansia dengan hipertensi di wilayah puskesmas Surabaya melalui cluster random sampling. Data di analisis menggunakan uji Spearman Rank. Hasil: lansia dengan hipertensi memiliki self efficacy sebesar 40,9% dalam kategori rendah dan 59,1% dalam kategori baik serta memiliki self care behavior sebesar 31,7% dalam kategori kurang, 39,3% dalam kategori cukup, 29% dalam kategori baik. Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara self efficacy dan self care behavior dengan nilai p=0,000 < 0,05 dan koefisien korelasi dengan nilai positif ya
背景:老年人高血压的发病率每年都在持续增加,老年人高血压经常出现的问题是不遵守治疗或治疗、生活方式改变、自我护理行为不佳以及高血压引起的并发症。这是受信念(自我效能)的影响,即老年人必须改变自己的行为,这是一种不好的自我照顾行为。目的:观察老年高血压患者自我效能感与自我护理行为的关系。方法:本研究采用描述性相关设计和横断面方法。总体上,采用整群随机抽样的方法,获得的样本为泗水公共卫生中心区域的252例老年高血压患者。数据分析采用Spearman秩检验。结果:老年高血压患者自我效能感在低类别为40.9%,良好类别为59.1%,自我护理行为在不足类别为31.7%,足够类别为39.3%,良好类别为29%。本研究显示自我效能感与自我照顾行为有显著相关,p = 0000 <0.05,相关系数为0443。结论:高血压老年人自我效能感与自我护理行为之间存在显著相关,高血压老年人自我效能感越好,越倾向于增加自我护理行为。建议:护士必须知道自我效能感是老年高血压患者行为改变的最重要前提,为老年人进行自我护理行为提供自信。关键词:自我效能感;自我照顾行为;【摘要】老年高血压:老年高血压是由老年高血压引起的,老年高血压是由老年高血压引起的,老年高血压是由老年高血压引起的。【中文译文】【中文译文】【中文译文】【中文译文】【中文译文】Tujuan: untuk adalah, mengetahui, hubungan, antara,自我效能感,自我护理行为,帕兰西,登干,高血压。方法:Penelitian在蒙古纳坎设计了一种关系式横断面。Secara keseluruhan,样本yang didapat sebanyak 252兰兰岛登根岛的高血压,研究了泗水千层聚类随机抽样。数据分析:孟古那肯uji斯皮尔曼排名。Hasil: lansia dengan高记忆性自我效能感sebesar 40,9%的dalam kategori rendah dan 59,1%的dalam kategori baik,1%的dalam kategori自我护理行为sebesar 31,7%的dalam kategori kurang, 39.3%的dalam kategori cuup, 29%的dalam kategori baik。Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang自我效能感与自我护理行为差异显著p= 0000 < 0.05但koefisien korelasi邓甘尼阳性p= 043。Simpulan: adanya hubungan yang,显著自我效能感,自我护理行为,自我效能感,自我护理行为,自我护理行为,自我效能感,自我护理行为,自我护理行为,自我护理行为。Saran: Perawat harus memahami bahwa自我效能menjadi prasarat terpenting untuk perperbahan peraku padpertensi untuk memberikan keperayaan diri lani melakukan aktivitas perawatan diri。Kata kunci: efikasi diri;perawatan diri;lansia hipertensi
{"title":"Hubungan antara Self Efficacy dan Self Care Behavior pada Lansia dengan Hipertensi","authors":"Wimar Anugrah Romadhon, Joni Haryanto, Makhfudli Makhfudli, Setho Hadisuyatmana","doi":"10.33846/SF11414","DOIUrl":"https://doi.org/10.33846/SF11414","url":null,"abstract":"Background: The incidence of hypertension in the elderly continues to increase every year and the problems that often occur in elderly hypertension are non-compliance with therapy or treatment, lifestyle changes, self care behavior that is less than optimal and the complications due to hypertension. This is influenced by beliefs (self-efficacy) that the elderly have to change their behavior, which is self care behavior which is not good. Purpose: to observe the relationship between self efficacy and self care behavior in the elderly with hypertension. Method: This study used a descriptive correlation design with a cross sectional approach. Overall, the samples obtained were 252 elderly with hypertension in the Surabaya Public Health Center area through cluster random sampling. Data were analyzed using the Spearman Rank test. Results: The elderly with hypertension have a self efficacy of 40.9% in the low category and 59.1% in the good category and have a self care behavior of 31.7% in the less category, 39.3% in category enough, 29% in the good category. This study shows a significant relationship between self efficacy and self care behavior with a value of p = 0,000 <0.05 and a coefficient correlation is 0,443. Conclusion: there is a significant relationship between self efficacy and self care behavior in hypertensive elderly and the better self efficacy in elderly with hypertension, it tends to increase self care behavior. Recommendation: Nurse must be know that self-efficacy is the most important prerequisite for behavior change in elderly hypertension to provide self-confidence for elderly people doing self care behavior. \u0000Keywords: self efficacy; self care behavior; elderly hypertension \u0000 \u0000ABSTRAK \u0000 \u0000Latar belakang: Kejadian hipertensi pada lansia terus meningkat tiap tahunnya dan masalah yang sering terjadi pada lansia hipertensi adalah ketidakpatuhan terhadap terapi atau pengobatan, merubah gaya hidup, perilaku perawatan diri yang kurang optimal dan adanya komplikasi akibat hipertensi. Hal ini dipengaruhi oleh keyakinan (efikasi diri) yang dimiliki lansia untuk merubah perilakunya yaitu perilaku perawatan diri yang kurang baik. Tujuan: untuk adalah mengetahui hubungan antara self efficacy dan self care behavior pada lansia dengan hipertensi. Metode: Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Secara keseluruhan, sampel yang didapat sebanyak 252 lansia dengan hipertensi di wilayah puskesmas Surabaya melalui cluster random sampling. Data di analisis menggunakan uji Spearman Rank. Hasil: lansia dengan hipertensi memiliki self efficacy sebesar 40,9% dalam kategori rendah dan 59,1% dalam kategori baik serta memiliki self care behavior sebesar 31,7% dalam kategori kurang, 39,3% dalam kategori cukup, 29% dalam kategori baik. Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara self efficacy dan self care behavior dengan nilai p=0,000 < 0,05 dan koefisien korelasi dengan nilai positif ya","PeriodicalId":31281,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes","volume":"57 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-06-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74053643","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}