Pub Date : 2016-12-29DOI: 10.17933/jppi.2016.060206
Riva’atul Adaniah Wahab
Adopsi teknologi internet broadband dapat memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat perbatasan. Karenanya pemerataan pembangunan internet broadband di wilayah ini harus segera diwujudkan. Penelitian deskriptif kuantitatif ini dilaksanakan di wilayah perbatasan Provinsi Sulawesi Utara untuk mengetahui kondisi aspek supply dan demand perkembangan internet broadband di wilayah tersebut. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa dari aspek supply , kondisi infrastruktur masih sangat kurang, ketersediaan layanan internet broadband berkualitas tinggi dengan tarif rendah juga masih sulit diwujudkan. Dari aspek demand , stigma atau persepsi masyarakat bahwa internet tidak penting menjadi salah satu faktor penyebab tidak memiliki akses internet. Adapun hambatan yang paling dominan adalah ketidakpahaman dalam penggunaan internet. Faktor ini juga menjadi mendasari literasi internet broadband masyarakat pada level 0 yaitu tidak peduli akan pentinya internet. Menanggapai kondisi ini, penyusunan dan penetapan kebijakan serta regulasi seperti QoS layanan, tarif interkoneksi, infrastructure sharing dibuat untuk menyediakan internet broadband berkualitas tinggi dengan harga murah. Selain itu distribusi perangkat mobile berharga murah ( smartphone ) juga perlu didorong dengan penerapan TKDN untuk produksi perangkat. Tidak kalah pentingnya adalah peningkatan literasi internet broadband masyarakat melalui sosialisasi atau pelatihan baik formal maupun nonformal. Abstract Adoption of internet broadband internet can provide the economic impact for border communities. Hence equitable development of internet broadband in the region should be immediately implemented. This quantitative descriptive study was conducted in the border region of North Sulawesi to determine the condition of supply and demand aspects of the development of internet broadband. Based on the results, it can be concluded that from the aspect of supply, the condition of the infrastructure is still insufficient, the availability of high-quality internet broadband services with low rates are still difficult to realize. From the aspect of demand, stigma or the community perception that the internet is not important makes the people don't have internet access. The barriers is predominantly lack of knowledge in internet usage. This factor also causes community internet broadband literacy at level 0. As solutions, the preparation and establishment of policies and regulations such as the QoS service, interconnection, infrastructure sharing can provide high-quality internet broadband internet at a cheaper price. Besides the distribution of valuable mobile device (smartphone) should also be encouraged by the application of local content level for the production of the device. No less important is the increase of community lietracy in internet broadband through socialization or training, both formal and informal.
{"title":"Analisis Perkembangan Internet Broadband di Daerah Perbatasan Sulawesi Utara","authors":"Riva’atul Adaniah Wahab","doi":"10.17933/jppi.2016.060206","DOIUrl":"https://doi.org/10.17933/jppi.2016.060206","url":null,"abstract":"Adopsi teknologi internet broadband dapat memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat perbatasan. Karenanya pemerataan pembangunan internet broadband di wilayah ini harus segera diwujudkan. Penelitian deskriptif kuantitatif ini dilaksanakan di wilayah perbatasan Provinsi Sulawesi Utara untuk mengetahui kondisi aspek supply dan demand perkembangan internet broadband di wilayah tersebut. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa dari aspek supply , kondisi infrastruktur masih sangat kurang, ketersediaan layanan internet broadband berkualitas tinggi dengan tarif rendah juga masih sulit diwujudkan. Dari aspek demand , stigma atau persepsi masyarakat bahwa internet tidak penting menjadi salah satu faktor penyebab tidak memiliki akses internet. Adapun hambatan yang paling dominan adalah ketidakpahaman dalam penggunaan internet. Faktor ini juga menjadi mendasari literasi internet broadband masyarakat pada level 0 yaitu tidak peduli akan pentinya internet. Menanggapai kondisi ini, penyusunan dan penetapan kebijakan serta regulasi seperti QoS layanan, tarif interkoneksi, infrastructure sharing dibuat untuk menyediakan internet broadband berkualitas tinggi dengan harga murah. Selain itu distribusi perangkat mobile berharga murah ( smartphone ) juga perlu didorong dengan penerapan TKDN untuk produksi perangkat. Tidak kalah pentingnya adalah peningkatan literasi internet broadband masyarakat melalui sosialisasi atau pelatihan baik formal maupun nonformal. Abstract Adoption of internet broadband internet can provide the economic impact for border communities. Hence equitable development of internet broadband in the region should be immediately implemented. This quantitative descriptive study was conducted in the border region of North Sulawesi to determine the condition of supply and demand aspects of the development of internet broadband. Based on the results, it can be concluded that from the aspect of supply, the condition of the infrastructure is still insufficient, the availability of high-quality internet broadband services with low rates are still difficult to realize. From the aspect of demand, stigma or the community perception that the internet is not important makes the people don't have internet access. The barriers is predominantly lack of knowledge in internet usage. This factor also causes community internet broadband literacy at level 0. As solutions, the preparation and establishment of policies and regulations such as the QoS service, interconnection, infrastructure sharing can provide high-quality internet broadband internet at a cheaper price. Besides the distribution of valuable mobile device (smartphone) should also be encouraged by the application of local content level for the production of the device. No less important is the increase of community lietracy in internet broadband through socialization or training, both formal and informal.","PeriodicalId":31332,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Pos dan Informatika","volume":"6 1","pages":"201-226"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"67624296","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2016-12-29DOI: 10.17933/JPPI.2016.060205
Rismayani Rismayani
Polrestabes Makassar adalah institusi negara yang berada di bawah naungan kepolisian daerah Sulawesi Selatan yang memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melayani masyarakat kota Makassar dalam proses penanganan berbagai macam permasalahan keamanan dan kriminalitas pada masyarakat kota Makassar. Adapun permasalahan pada penelitian ini adalah bagaimana masyarakat dapat melaporkan tindak kriminal yang terjadi di sekitar mereka tanpa harus datang ke kantor polisi dan bagaimana aparat dapat menerima langsung laporan kriminal dari masyarakat tanpa harus bertemu dan dapat melihat kejadian dari foto yang dikirimkan serta dapat mengetahui lokasi kejadian tindak kriminal di wilayah kota Makassar. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat aplikasi berbasis android dengan memanfaatkan teknologi Google Maps API untuk mengirim laporan kriminal dalah bentuk foto serta mengirimkan lokasi kejadian tindak kriminal dari masyarakat ke aparat kepolisian. Adapun metode atau teknologi yang digunakan adalah Google Maps API dan berbasis Android, google maps api adalah adalah sebuah jasa peta global virtual gratis dan online yangdisediakan oleh perusahaan Google. Google Maps yang dapat ditemukan di alamat http://maps.google.com dan berbasis android adalah sistem operasi berbasis Linux yang dirancang untuk perangkat bergerak layar sentuh seperti telepon pintar dan komputer tablet. Hasil dari penelitian ini adalah dengan adanya aplikasi tersebut maka masyarakat dapat melaporkan tindak kriminal yang terjadi di sekitar mereka tanpa harus datang ke kantor polisi dan memudahkan para aparat kepolisian untuk melihat laporan kriminal dari masyarakat dengan melihat gambar dan lokasi kejadian kriminal.
{"title":"PEMANFAATAN TEKNOLOGI GOOGLE MAPS API UNTUK APLIKASI LAPORAN KRIMINAL BERBASIS ANDROID PADA POLRESTABES MAKASSAR","authors":"Rismayani Rismayani","doi":"10.17933/JPPI.2016.060205","DOIUrl":"https://doi.org/10.17933/JPPI.2016.060205","url":null,"abstract":"Polrestabes Makassar adalah institusi negara yang berada di bawah naungan kepolisian daerah Sulawesi Selatan yang memiliki tugas dan tanggung jawab untuk melayani masyarakat kota Makassar dalam proses penanganan berbagai macam permasalahan keamanan dan kriminalitas pada masyarakat kota Makassar. Adapun permasalahan pada penelitian ini adalah bagaimana masyarakat dapat melaporkan tindak kriminal yang terjadi di sekitar mereka tanpa harus datang ke kantor polisi dan bagaimana aparat dapat menerima langsung laporan kriminal dari masyarakat tanpa harus bertemu dan dapat melihat kejadian dari foto yang dikirimkan serta dapat mengetahui lokasi kejadian tindak kriminal di wilayah kota Makassar. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat aplikasi berbasis android dengan memanfaatkan teknologi Google Maps API untuk mengirim laporan kriminal dalah bentuk foto serta mengirimkan lokasi kejadian tindak kriminal dari masyarakat ke aparat kepolisian. Adapun metode atau teknologi yang digunakan adalah Google Maps API dan berbasis Android, google maps api adalah adalah sebuah jasa peta global virtual gratis dan online yangdisediakan oleh perusahaan Google. Google Maps yang dapat ditemukan di alamat http://maps.google.com dan berbasis android adalah sistem operasi berbasis Linux yang dirancang untuk perangkat bergerak layar sentuh seperti telepon pintar dan komputer tablet. Hasil dari penelitian ini adalah dengan adanya aplikasi tersebut maka masyarakat dapat melaporkan tindak kriminal yang terjadi di sekitar mereka tanpa harus datang ke kantor polisi dan memudahkan para aparat kepolisian untuk melihat laporan kriminal dari masyarakat dengan melihat gambar dan lokasi kejadian kriminal.","PeriodicalId":31332,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Pos dan Informatika","volume":"6 1","pages":"185-200"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"67624289","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2016-10-17DOI: 10.17933/JPPI.2016.060101
Dewi Hernikawati, D. I. Sensuse
Faktor penilaian PeGI terdiri dari dimensi kebijakan, kelembagaan, infrastruktur, aplikasi, dan perencanaan. Implementasi e-government tingkat provinsi belum optimal, dari 26 provinsi yang dinilai, hanya 7 provinsi yang mendapat peringkat baik pada tahun 2011. Penelitian ini bertujuan untuk menguji validitas indikator-indikator dari dimensi kebijakan, kelembagaan, infrastruktur, aplikasi, dan perencanaan. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuntitatif dengan teknik analisis faktor. Hasil dari penelitian ini, untuk dimensi kebijakan, kelembagaan, infrastruktur, dan perencanaan seluruh indikatornya valid untuk digunakan dalam penilaian PeGI. Dimensi aplikasi tidak semuanya valid, indikator untuk aplikasi yang tidak valid adalah aplikasi manajemen keuangan.
{"title":"UJI VALIDITAS INDIKATOR –INDIKATOR PEMERINGKATAN E-GOVERNMENT INDONESIA (PEGI) TINGKAT PROVINSI DENGAN ANALISIS FAKTOR","authors":"Dewi Hernikawati, D. I. Sensuse","doi":"10.17933/JPPI.2016.060101","DOIUrl":"https://doi.org/10.17933/JPPI.2016.060101","url":null,"abstract":"Faktor penilaian PeGI terdiri dari dimensi kebijakan, kelembagaan, infrastruktur, aplikasi, dan perencanaan. Implementasi e-government tingkat provinsi belum optimal, dari 26 provinsi yang dinilai, hanya 7 provinsi yang mendapat peringkat baik pada tahun 2011. Penelitian ini bertujuan untuk menguji validitas indikator-indikator dari dimensi kebijakan, kelembagaan, infrastruktur, aplikasi, dan perencanaan. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuntitatif dengan teknik analisis faktor. Hasil dari penelitian ini, untuk dimensi kebijakan, kelembagaan, infrastruktur, dan perencanaan seluruh indikatornya valid untuk digunakan dalam penilaian PeGI. Dimensi aplikasi tidak semuanya valid, indikator untuk aplikasi yang tidak valid adalah aplikasi manajemen keuangan.","PeriodicalId":31332,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Pos dan Informatika","volume":"6 1","pages":"1-18"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-10-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"67623684","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2016-10-17DOI: 10.17933/jppi.2016.060103
R. M. A. H. Purnomojati
Penelitian ini berjudul “Berpikir Sistemik menggunakan analisis Soft Systems Methodology dalam manajemen data dan tata kelola informasi Pemda DIY”. Penelitian ini bertujuan membuat model konseptual manajemen data dan tatakelola informasi Pemda DIY yang terkoneksi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Sistem Lunak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sementara teknik pengumpulan data yang dipakai adalah wawancara, FGD, dan observasi lapangan. Hasil penelitian ini menunjukan manajemen data dan tata kelola informasi di Pemda DIY menunjukkan ciri-ciri tidak sistemik dan ciri-ciri organisasi yang mengalami ketidak mampuan belajar. Untuk itu perlu perubahan cara berpikir lama (old mindset) stakeholder ke cara berpikir baru (new mindset) dalam manajemen data dan tata kelola informasi Pemda DIY
{"title":"Pengembangan Manajemen Data dan Informasi Menggunakan Analisis Soft Systems Methodology Pada Pemerintah Daerah DIY","authors":"R. M. A. H. Purnomojati","doi":"10.17933/jppi.2016.060103","DOIUrl":"https://doi.org/10.17933/jppi.2016.060103","url":null,"abstract":"Penelitian ini berjudul “Berpikir Sistemik menggunakan analisis Soft Systems Methodology dalam manajemen data dan tata kelola informasi Pemda DIY”. Penelitian ini bertujuan membuat model konseptual manajemen data dan tatakelola informasi Pemda DIY yang terkoneksi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Sistem Lunak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sementara teknik pengumpulan data yang dipakai adalah wawancara, FGD, dan observasi lapangan. Hasil penelitian ini menunjukan manajemen data dan tata kelola informasi di Pemda DIY menunjukkan ciri-ciri tidak sistemik dan ciri-ciri organisasi yang mengalami ketidak mampuan belajar. Untuk itu perlu perubahan cara berpikir lama (old mindset) stakeholder ke cara berpikir baru (new mindset) dalam manajemen data dan tata kelola informasi Pemda DIY","PeriodicalId":31332,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Pos dan Informatika","volume":"6 1","pages":"37-58"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-10-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"67623732","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2016-10-17DOI: 10.17933/jppi.2016.060106
Yan Andriariza
Dekranasda Kota Bogor merupakan suatu wadah pembinaan dan pengembangan bagi para anggotanya, yang merupakan para pengrajin di Kota Bogor. Dekranasda Kota Bogor dahulu mempunyai aplikasi pemasaran yang diperuntukkan bagi para anggotanya, sayangnya aplikasi tersebut sudah tidak dapat diakses lagi, maka melalui penelitian ingin mengetahui aplikasi apa yang sesuai dan dibutuhkan oleh anggota Dekranasda Kota Bogor sehingga aplikasi tersebut dapat bermanfaat bagi Dekranasda kota Bogor dan para anggotanya. Teori yang digunakan menggunakan TOGAF, dimana TOGAF sendiri adalah suatu kerangka-kerja pengembangan, penerapan, dan pengelolaan arsitektur TI organisasi/perusahaan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah terdapat dua aplikasi yang diajukan yaitu Sistem Informasi Penjualan dan Sistem Informasi Manajemen Pekerjaan
{"title":"IDENTIFIKASI APLIKASI E-KOMUNITAS INDUSTRI KREATIF SEKTOR KERAJINAN (KASUS DI DEKRANASDA KOTA BOGOR)","authors":"Yan Andriariza","doi":"10.17933/jppi.2016.060106","DOIUrl":"https://doi.org/10.17933/jppi.2016.060106","url":null,"abstract":"Dekranasda Kota Bogor merupakan suatu wadah pembinaan dan pengembangan bagi para anggotanya, yang merupakan para pengrajin di Kota Bogor. Dekranasda Kota Bogor dahulu mempunyai aplikasi pemasaran yang diperuntukkan bagi para anggotanya, sayangnya aplikasi tersebut sudah tidak dapat diakses lagi, maka melalui penelitian ingin mengetahui aplikasi apa yang sesuai dan dibutuhkan oleh anggota Dekranasda Kota Bogor sehingga aplikasi tersebut dapat bermanfaat bagi Dekranasda kota Bogor dan para anggotanya. Teori yang digunakan menggunakan TOGAF, dimana TOGAF sendiri adalah suatu kerangka-kerja pengembangan, penerapan, dan pengelolaan arsitektur TI organisasi/perusahaan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah terdapat dua aplikasi yang diajukan yaitu Sistem Informasi Penjualan dan Sistem Informasi Manajemen Pekerjaan","PeriodicalId":31332,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Pos dan Informatika","volume":"6 1","pages":"93-107"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-10-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"67623786","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2016-10-17DOI: 10.17933/JPPI.2016.060105
Danang Trijayanto
SMS advertising menjadi salah satu metode pemasaran produk saat ini. Layanan produk telekomunikasi bisa diiklankan melalui pesan iklan. Dalam perundang-undangan terdapat Undang-undang No.11 tahun 2011 tentang Informasi dan Transaki ELektronik yang menjadi payung hukum dalam mengatur aktivitas tersebut, khususnya dalam pasal ke-9 tentang kelengkapan informasi produsen, produk serta syarat kontrak dalam pemasaran melalui media elektronik. Operator Telkomsel merupakan salah satu operator dengan pengguna terbanyak yang sering memanfaatkan sms advertising untuk memasarkan produk layanannya. Penelitian ini melihat kesesuaian sms advertising dengan pasal ke-9 Undang-undang ITE. Metode yang digunakan dengan analisis is isms advertsing pada Telkomsel Simpati dan Telkomsel As. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa isi sms advertisng Telkomsel lengkap pada informasi produsen dan produk, namun kekurangan informasi dalam syarat kontrak.
{"title":"Analisis Isi SMS Iklan Layanan Telekomunikasi Telkomsel Berdasarkan Undang-undang No. 11 Tahun 2008 Pasal ke-9 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Periode 2013","authors":"Danang Trijayanto","doi":"10.17933/JPPI.2016.060105","DOIUrl":"https://doi.org/10.17933/JPPI.2016.060105","url":null,"abstract":"SMS advertising menjadi salah satu metode pemasaran produk saat ini. Layanan produk telekomunikasi bisa diiklankan melalui pesan iklan. Dalam perundang-undangan terdapat Undang-undang No.11 tahun 2011 tentang Informasi dan Transaki ELektronik yang menjadi payung hukum dalam mengatur aktivitas tersebut, khususnya dalam pasal ke-9 tentang kelengkapan informasi produsen, produk serta syarat kontrak dalam pemasaran melalui media elektronik. Operator Telkomsel merupakan salah satu operator dengan pengguna terbanyak yang sering memanfaatkan sms advertising untuk memasarkan produk layanannya. Penelitian ini melihat kesesuaian sms advertising dengan pasal ke-9 Undang-undang ITE. Metode yang digunakan dengan analisis is isms advertsing pada Telkomsel Simpati dan Telkomsel As. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa isi sms advertisng Telkomsel lengkap pada informasi produsen dan produk, namun kekurangan informasi dalam syarat kontrak.","PeriodicalId":31332,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Pos dan Informatika","volume":"6 1","pages":"79-92"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-10-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"67623750","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2016-10-17DOI: 10.17933/JPPI.2016.060102
Syarif Budhirianto
Pemberdayaan masyarakat oleh relawan TIK merupakan langkah strategis menuju e-literasi dalam meningkatkan kualitas kehidupan. Fokus penelitian adalah bagaimana model pembelajaran yang efektif diterapkan pada masyarakat, sehingga transformasi informasi yang dilakukan relawan TIK mudah diserap (absorb the lessons ). Untuk membangun persepsi positif dalam pembelajaran, diperlukan studi kualitatif dengan para pemangku kepentingan (stakeholder ) di Kota Sukabumi berdasar kompetensi empirik yang dimiliki, sehingga dapat memformulasikan model pembelajaran yang diharapkan. Hasil penelitian menunjukkan model pembelajaran dalam meningkatkan e-literasi, adalah dengan melakukan kolaborasi dan koordinasi secara sinergi dengan pemangku kepentingan dan menyatukan misi pembelajaran, selanjutnya melakukan pemetaan berdasar karakteristik masyarakat, seperti minat belajar, kemampuan, dan gaya belajar. Model pembelajaran yang bisa diadaptasikan kepada masyarakat memerlukan media berbasis TIK yang disesuaikan dengan bahan ajar (modul), untuk memerjelas penyajian pesan yang tidak terlalu verbalistis tetapi lebih mengedepankan praktek. Sistem pemaparan yang lebih komunikatif, dengan mengeleminir istilah-istilah TIK yang sulit dipahami akan menunjang percepatan proses belajar secara tepat dan dapat mengatasi sikap pasif anak didik.
{"title":"MODEL PEMBERDAYAAN RELAWAN TIK DALAM MENINGKATKAN E-LITERASI MASYARAKAT DI KOTA SUKABUMI","authors":"Syarif Budhirianto","doi":"10.17933/JPPI.2016.060102","DOIUrl":"https://doi.org/10.17933/JPPI.2016.060102","url":null,"abstract":"Pemberdayaan masyarakat oleh relawan TIK merupakan langkah strategis menuju e-literasi dalam meningkatkan kualitas kehidupan. Fokus penelitian adalah bagaimana model pembelajaran yang efektif diterapkan pada masyarakat, sehingga transformasi informasi yang dilakukan relawan TIK mudah diserap (absorb the lessons ). Untuk membangun persepsi positif dalam pembelajaran, diperlukan studi kualitatif dengan para pemangku kepentingan (stakeholder ) di Kota Sukabumi berdasar kompetensi empirik yang dimiliki, sehingga dapat memformulasikan model pembelajaran yang diharapkan. Hasil penelitian menunjukkan model pembelajaran dalam meningkatkan e-literasi, adalah dengan melakukan kolaborasi dan koordinasi secara sinergi dengan pemangku kepentingan dan menyatukan misi pembelajaran, selanjutnya melakukan pemetaan berdasar karakteristik masyarakat, seperti minat belajar, kemampuan, dan gaya belajar. Model pembelajaran yang bisa diadaptasikan kepada masyarakat memerlukan media berbasis TIK yang disesuaikan dengan bahan ajar (modul), untuk memerjelas penyajian pesan yang tidak terlalu verbalistis tetapi lebih mengedepankan praktek. Sistem pemaparan yang lebih komunikatif, dengan mengeleminir istilah-istilah TIK yang sulit dipahami akan menunjang percepatan proses belajar secara tepat dan dapat mengatasi sikap pasif anak didik.","PeriodicalId":31332,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Pos dan Informatika","volume":"6 1","pages":"19-36"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-10-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"67623694","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2016-10-17DOI: 10.17933/JPPI.2016.060104
A. Setiawan
SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) systems as the control unit of the smart grid has been used in almost various industries around the world in terms of automation systems. Smart grid technology combines the energy infrastructure and telecommunications and Internet networks. The system provides the operational ease and efficiency in the industry. However, the system has a lot of vulnerabilities in information security aspects that can have a major impact for the industry and even the economy. This study tried to design in building a smart grid cyber security, it includes the strategies that must be done and the information security system architecture to be built. The study was conducted qualitative in-depth interviews, focus group discussions and direct observation. Results of this research is the design strategy recommendations ddalam development of smart grid cyber security. Recommendation results of this study also intended as a suggestion-making framework for smart grid cyber security as a reference implementation of the smart grid in Indonesia.
SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition)系统作为智能电网的控制单元,在世界范围内的自动化系统中几乎应用于各个行业。智能电网技术结合了能源基础设施、电信和互联网网络。该系统在业内提供了操作的便利性和效率。然而,该系统在信息安全方面存在许多漏洞,可能对行业甚至经济产生重大影响。本研究试图设计在构建智能电网网络安全时,必须采取的策略和需要构建的信息安全系统架构。本研究采用定性深度访谈、焦点小组讨论和直接观察等方法。本文的研究成果是对智能电网网络安全发展的设计策略建议。本研究的建议结果也旨在作为智能电网网络安全的建议制定框架,作为印度尼西亚智能电网实施的参考。
{"title":"Peningkatan Keamanan Supervisory Control and Data Acquisition (Scada) Pada Smart Grid Sebagai Infrastruktur Kritis","authors":"A. Setiawan","doi":"10.17933/JPPI.2016.060104","DOIUrl":"https://doi.org/10.17933/JPPI.2016.060104","url":null,"abstract":"SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) systems as the control unit of the smart grid has been used in almost various industries around the world in terms of automation systems. Smart grid technology combines the energy infrastructure and telecommunications and Internet networks. The system provides the operational ease and efficiency in the industry. However, the system has a lot of vulnerabilities in information security aspects that can have a major impact for the industry and even the economy. This study tried to design in building a smart grid cyber security, it includes the strategies that must be done and the information security system architecture to be built. The study was conducted qualitative in-depth interviews, focus group discussions and direct observation. Results of this research is the design strategy recommendations ddalam development of smart grid cyber security. Recommendation results of this study also intended as a suggestion-making framework for smart grid cyber security as a reference implementation of the smart grid in Indonesia.","PeriodicalId":31332,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Pos dan Informatika","volume":"6 1","pages":"59-78"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-10-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"67623741","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2016-03-01DOI: 10.17933/jppi.2015.050104
Vidyantina Heppy Anandhita
{"title":"Analisis Ekosistem TIK Indonesia Untuk Mendorong Perkembangan Industri Local dan Ekonomi Kreatif","authors":"Vidyantina Heppy Anandhita","doi":"10.17933/jppi.2015.050104","DOIUrl":"https://doi.org/10.17933/jppi.2015.050104","url":null,"abstract":"","PeriodicalId":31332,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Pos dan Informatika","volume":"5 1","pages":"49-64"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2016-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"67624127","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2015-01-01DOI: 10.17933/JPPI.2015.050202
Hasyim Ali Imran
ABSTRAK Berdasarkan hasil analisis data sekunder disimpulkan bahwa terkait fenomena strukturasi , Jakob Oetama menjadi the prime social agent dalam struktur KKG. Dalam konteks teori ekonomi poliTIK, terkait dengan struktur KKG, maka Jacob Oetama menjadi the prime social agent yang tetap dipertahankan dalam struktur KKG dengan gaya kepemimpinannya yang manajemen kolektif sehubungan ketidaksiapan para agen lainnya menerima suksesi. Berkaitan fenomena spasialisasi maka perkembangan TIK memiliki aspek positif dan negatif bagi media. Fenomena spasialisasi ini di sisi lain bisa pula menjadi indikasi bahwa the prime social agent dalam struktur KKG dalam sedikit hal yang relatif bersifat force major ternyata bisa juga terpengaruh oleh struktur eksternal (perkembangan TIK). Kebijakan spasialisasi melalui konvergensi media sekalipun masih rugi namun tetap dipertahankan para the prime social agent di dunia termasuk di struktur KKG karena dinilai dapat menguatkan posisi marketing mereka dan di masa mendatang diyakini semakin membaik. Namun optimisme tersebut bisa terganggu juga dengan munculnya fenomena spasialisasi yang muncul dari anggota masyarakat sejalan dengan perkembangan teknologi gadget seperti melalui pemunculan berbagai sistem operasi yang ada kini (I OS, Android OS atau Microsoft OS). Abstract Based on the analysis of secondary data concluded that the related phenomenon of structuration, Oetama become the prime social agent in KKG structure. In the context of the theory of political economy, associated with the structure of KKG, then Jacob Oetama become the prime social agent will be retained in the structure KKG in the style of leadership of collective management in respect of the unpreparedness of the other agent receives succession. This spatialization phenomenon, on the other hand, it could also be an indication that the prime social agent in KKG structure in terms of a relatively little force major nature it can also be affected by external structure (development of ICT). Spatialization policy through media convergence, though still a loss, but maintained the prime social agent in the world including KKG structure as assessed can strengthen their marketing position in the foreseeable future and is believed to be getting better. However, such optimism may be disturbed also by the emergence of the phenomenon of spatialization arising from members of the public in line with developments in technology gadgets such as through the appearance of a variety of operating systems that exist now (I OS, Android OS or Microsoft OS).
{"title":"Fenomena Perkembangan TIK, Strukturasi, Spasialisasi dan Media Cetak","authors":"Hasyim Ali Imran","doi":"10.17933/JPPI.2015.050202","DOIUrl":"https://doi.org/10.17933/JPPI.2015.050202","url":null,"abstract":"ABSTRAK Berdasarkan hasil analisis data sekunder disimpulkan bahwa terkait fenomena strukturasi , Jakob Oetama menjadi the prime social agent dalam struktur KKG. Dalam konteks teori ekonomi poliTIK, terkait dengan struktur KKG, maka Jacob Oetama menjadi the prime social agent yang tetap dipertahankan dalam struktur KKG dengan gaya kepemimpinannya yang manajemen kolektif sehubungan ketidaksiapan para agen lainnya menerima suksesi. Berkaitan fenomena spasialisasi maka perkembangan TIK memiliki aspek positif dan negatif bagi media. Fenomena spasialisasi ini di sisi lain bisa pula menjadi indikasi bahwa the prime social agent dalam struktur KKG dalam sedikit hal yang relatif bersifat force major ternyata bisa juga terpengaruh oleh struktur eksternal (perkembangan TIK). Kebijakan spasialisasi melalui konvergensi media sekalipun masih rugi namun tetap dipertahankan para the prime social agent di dunia termasuk di struktur KKG karena dinilai dapat menguatkan posisi marketing mereka dan di masa mendatang diyakini semakin membaik. Namun optimisme tersebut bisa terganggu juga dengan munculnya fenomena spasialisasi yang muncul dari anggota masyarakat sejalan dengan perkembangan teknologi gadget seperti melalui pemunculan berbagai sistem operasi yang ada kini (I OS, Android OS atau Microsoft OS). Abstract Based on the analysis of secondary data concluded that the related phenomenon of structuration, Oetama become the prime social agent in KKG structure. In the context of the theory of political economy, associated with the structure of KKG, then Jacob Oetama become the prime social agent will be retained in the structure KKG in the style of leadership of collective management in respect of the unpreparedness of the other agent receives succession. This spatialization phenomenon, on the other hand, it could also be an indication that the prime social agent in KKG structure in terms of a relatively little force major nature it can also be affected by external structure (development of ICT). Spatialization policy through media convergence, though still a loss, but maintained the prime social agent in the world including KKG structure as assessed can strengthen their marketing position in the foreseeable future and is believed to be getting better. However, such optimism may be disturbed also by the emergence of the phenomenon of spatialization arising from members of the public in line with developments in technology gadgets such as through the appearance of a variety of operating systems that exist now (I OS, Android OS or Microsoft OS).","PeriodicalId":31332,"journal":{"name":"Jurnal Penelitian Pos dan Informatika","volume":"5 1","pages":"139-160"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2015-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"67624136","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}