Pub Date : 2019-08-07DOI: 10.21831/INFORMASI.V48I2.23348
Adamkolo Mohammed Ibrahim, M. Tijjani
In resource-constraint countries like Nigeria, it is envisaged that the adoption of information and communication technology (ICT) in veterinary pharmacology education at university level can enhance both quality knowledge delivery and improve students’ performance as well as ICT use skills. The literature consistently demonstrates that exposure to variety of digital and online educational resources and facilities encourages critical thinking among the students and enhance their independent problem-solving capabilities. It is long overdue cost-effective and efficient technology systems suitable for e-learning and teaching in Nigerian university education system, particularly in veterinary pharmacology academic context are explored. Emphasis should be placed on audio-visual e-learning systems such as large screen computer, digital projector and whiteboard in addition to constant power supply and Wi-Fi internet service. Being a medical course, veterinary pharmacology education will be immense enhanced if digital collaborative research and education systems are provided. To achieve this objective, relevant software and applications tailored to veterinary pharmacology students’ specific needs in the e-education process are strongly recommended given the rapid innovations in the ICT sector, which is increasingly making both hardwater and software more affordable and user-friendly.Di negara-negara dengan keterbatasan sumber daya seperti Nigeria, diperkirakan adopsi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pendidikan farmakologi veteriner di tingkat universitas dapat meningkatkan penyampaian pengetahuan yang berkualitas dan dapat meningkatkan kinerja siswa serta keterampilan penggunaan TIK. Literatur secara konsisten menunjukkan bahwa paparan berbagai sumber daya dan fasilitas pendidikan digital dan sarana melalui (online) mendorong pemikiran kritis di antara siswa dan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah independen mereka. Hal ini sudah lama diharapkan sebagai sebuah sistem teknologi yang hemat biaya dan efisien serta cocok untuk pembelajaran e-learning dan pengajaran di sistem pendidikan universitas Nigeria, terutama dalam konteks akademik farmakologi veteriner yang dieksplorasi. Penekanannya ditempatkan pada sistem-sistem perpustakaan dengan sistem online audio-visual seperti komputer layar besar, proyektor digital dan papan tulis di samping catu daya yang konstan dan layanan internet Wi-Fi. Melalui kursus medis, pendidikan farmakologi veteriner akan mudah ditingkatkan jika penelitian kolaboratif digital dan sistem pendidikan disediakan. Untuk mencapai tujuan ini, perangkat lunak dan aplikasi yang relevan yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik mahasiswa kedokteran hewan dalam proses e-edukasi sangat disarankan mengingat inovasi berkembang cepat di sektor TIK, yang semakin menjadikan air keras dan perangkat lunak lebih terjangkau dan ramah pengguna.
在尼日利亚等资源有限的国家,人们设想在大学兽医药理学教育中采用信息通信技术(ICT)可以提高知识的质量,提高学生的学习成绩和ICT的使用技能。文献一致表明,接触各种数字和在线教育资源和设施可以鼓励学生进行批判性思考,提高他们独立解决问题的能力。探索了适合尼日利亚大学教育系统,特别是兽医药理学学术背景下的电子学习和教学的成本效益和高效的技术系统。除了持续供电和Wi-Fi网络服务外,还应重视大屏幕电脑、数字投影仪、白板等视听电子学习系统。作为一门医学课程,如果提供数字化合作研究和教育系统,兽医药理学教育将得到极大的加强。为了实现这一目标,鉴于信息通信技术行业的快速创新,我们强烈建议为兽医药理学学生在电子教育过程中的具体需求量身定制相关软件和应用程序,这使得硬水和软件越来越便宜,用户也越来越方便。Di negara-negara dengan keterbatasan sumber亚都seperti尼日利亚,diperkirakan adopsi各种informasi丹komunikasi(环境)dalam pendidikan farmakologi veteriner Di tingkat意大利dapat meningkatkan penyampaian pengetahuan杨berkualitas丹dapat meningkatkan kinerja siswa舒达keterampilan penggunaan下来。文学secara constant menunjukkan bahwa paparan berbagai sumber daya dan fasilitas pendidikan digital dan sarana melalui(在线)mendorong pemikiran kritis di antara siswa dan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah independen mereka。halini sudah lama diharapkan sebagai sebuah系统技术,yang hemat biaya, danefisien, serk, untuk pembelajan电子学习,danpengajaran系统,pendidikan尼日利亚大学,terutama dalam konteks学院,农业兽医,yang dieksplorasi。在线视听独立计算机分层,数字分层,数字分层,数字分层,数字分层,数字分层,数字分层,数字分层,数字分层,数字分层数字数据系统的翻译结果:我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是。
{"title":"ADOPTION OF INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY TO ENHANCE VETERINARY PHARMACOLOGY EDUCATION IN NIGERIAN UNIVERSITIES","authors":"Adamkolo Mohammed Ibrahim, M. Tijjani","doi":"10.21831/INFORMASI.V48I2.23348","DOIUrl":"https://doi.org/10.21831/INFORMASI.V48I2.23348","url":null,"abstract":" In resource-constraint countries like Nigeria, it is envisaged that the adoption of information and communication technology (ICT) in veterinary pharmacology education at university level can enhance both quality knowledge delivery and improve students’ performance as well as ICT use skills. The literature consistently demonstrates that exposure to variety of digital and online educational resources and facilities encourages critical thinking among the students and enhance their independent problem-solving capabilities. It is long overdue cost-effective and efficient technology systems suitable for e-learning and teaching in Nigerian university education system, particularly in veterinary pharmacology academic context are explored. Emphasis should be placed on audio-visual e-learning systems such as large screen computer, digital projector and whiteboard in addition to constant power supply and Wi-Fi internet service. Being a medical course, veterinary pharmacology education will be immense enhanced if digital collaborative research and education systems are provided. To achieve this objective, relevant software and applications tailored to veterinary pharmacology students’ specific needs in the e-education process are strongly recommended given the rapid innovations in the ICT sector, which is increasingly making both hardwater and software more affordable and user-friendly.Di negara-negara dengan keterbatasan sumber daya seperti Nigeria, diperkirakan adopsi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pendidikan farmakologi veteriner di tingkat universitas dapat meningkatkan penyampaian pengetahuan yang berkualitas dan dapat meningkatkan kinerja siswa serta keterampilan penggunaan TIK. Literatur secara konsisten menunjukkan bahwa paparan berbagai sumber daya dan fasilitas pendidikan digital dan sarana melalui (online) mendorong pemikiran kritis di antara siswa dan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah independen mereka. Hal ini sudah lama diharapkan sebagai sebuah sistem teknologi yang hemat biaya dan efisien serta cocok untuk pembelajaran e-learning dan pengajaran di sistem pendidikan universitas Nigeria, terutama dalam konteks akademik farmakologi veteriner yang dieksplorasi. Penekanannya ditempatkan pada sistem-sistem perpustakaan dengan sistem online audio-visual seperti komputer layar besar, proyektor digital dan papan tulis di samping catu daya yang konstan dan layanan internet Wi-Fi. Melalui kursus medis, pendidikan farmakologi veteriner akan mudah ditingkatkan jika penelitian kolaboratif digital dan sistem pendidikan disediakan. Untuk mencapai tujuan ini, perangkat lunak dan aplikasi yang relevan yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik mahasiswa kedokteran hewan dalam proses e-edukasi sangat disarankan mengingat inovasi berkembang cepat di sektor TIK, yang semakin menjadikan air keras dan perangkat lunak lebih terjangkau dan ramah pengguna.","PeriodicalId":31334,"journal":{"name":"Informasi","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42616674","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-08-07DOI: 10.21831/INFORMASI.V49I1.23728
Abdul Muqit
The socio-political fiction novel is generally realistic and gives an implicit picture of the social environment of a place. This type of reading is less popular because it is difficult to interpret and is also of less interest to readers than other literature. One of the works that can reflect this literary type is the novel entitled “Orang-Orang Proyek” by Ahmad Tohari, which represents the real condition of the Indonesian community under their politic and social circumstances. This paper tries to break down the literary work using the deconstructive-reading method to read a text with multi-interpretation understanding where the version contains many probabilities of meaning. This study will be able to provide insight into the correct reading method according to the purpose and type of literacy used in literary works. Novel fiksi sosial-politik umumnya realistis dan memberikan gambaran implisit tentang lingkungan sosial suatu tempat. Jenis bacaan ini kurang populer karena sulit untuk ditafsirkan dan juga kurang menarik bagi pembaca daripada literatur lainnya. Salah satu karya yang dapat mencerminkan jenis sastra ini adalah novel berjudul “Orang-Orang Proyek” oleh Ahmad Tohari, yang mewakili kondisi nyata masyarakat Indonesia di bawah kondisi sosial dan politik mereka. Makalah ini mencoba untuk memecah karya sastra menggunakan metode membaca dekonstruktif untuk membaca teks dengan pemahaman multi-interpretasi di mana representasi mengandung banyak kemungkinan makna. Penelitian ini akan dapat memberikan wawasan tentang metode membaca yang benar sesuai dengan tujuan dan jenis literasi yang digunakan dalam karya sastra.
社会政治类小说通常是现实主义的,并对一个地方的社会环境进行了含蓄的描绘。这种类型的阅读不太受欢迎,因为它很难解释,读者也不像其他文学那样感兴趣。反映这一文学类型的作品之一是Ahmad Tohari的小说《orange - orang Proyek》,它代表了印尼社区在其政治和社会环境下的真实状况。本文试图用解构阅读的方法对文学作品进行解构,以多元解读的方式解读文本,其中文本包含多种意义概率。这项研究将能够根据文学作品中使用的目的和类型提供正确的阅读方法。新颖性的社会政治主义和现实主义的社会政治主义,是一种隐含的社会政治主义。Jenis bacaan ini kurang populer karena sulit untuk ditafsirkan dan juga kurang menarik bagi pembaca daripada literature lainya。Salah satu karya yang dapat menerminkan jenis sastra ini adalah小说berjudul“orange - orang Proyek”oleh Ahmad Tohari, yang mewakili kondisi nyata masyarakat Indonesia di bawah kondisi social dan political merika。Makalah ini mencoba untuk memecah karya sastra menggunakan mede membaca dekonstruktif untuk membaca teks dengan pemahaman多解释性研究代表了mengandung榕树kemungkinan makna。Penelitian ini akan dapat memberikan wawasan tentang方法membaca yang benar sesuan tujuan danjenis literasi yang digunakan dalam karya sastra。
{"title":"THE ANALYSIS OF THE SOCIO-POLITICAL FICTION NOVELS UNDER BINARY OPPOSITION (CASE STUDY OF INDONESIAN NOVEL ENTITLED \"ORANG-ORANG PROYEK\" BY AHMAD TOHARI)","authors":"Abdul Muqit","doi":"10.21831/INFORMASI.V49I1.23728","DOIUrl":"https://doi.org/10.21831/INFORMASI.V49I1.23728","url":null,"abstract":" The socio-political fiction novel is generally realistic and gives an implicit picture of the social environment of a place. This type of reading is less popular because it is difficult to interpret and is also of less interest to readers than other literature. One of the works that can reflect this literary type is the novel entitled “Orang-Orang Proyek” by Ahmad Tohari, which represents the real condition of the Indonesian community under their politic and social circumstances. This paper tries to break down the literary work using the deconstructive-reading method to read a text with multi-interpretation understanding where the version contains many probabilities of meaning. This study will be able to provide insight into the correct reading method according to the purpose and type of literacy used in literary works. Novel fiksi sosial-politik umumnya realistis dan memberikan gambaran implisit tentang lingkungan sosial suatu tempat. Jenis bacaan ini kurang populer karena sulit untuk ditafsirkan dan juga kurang menarik bagi pembaca daripada literatur lainnya. Salah satu karya yang dapat mencerminkan jenis sastra ini adalah novel berjudul “Orang-Orang Proyek” oleh Ahmad Tohari, yang mewakili kondisi nyata masyarakat Indonesia di bawah kondisi sosial dan politik mereka. Makalah ini mencoba untuk memecah karya sastra menggunakan metode membaca dekonstruktif untuk membaca teks dengan pemahaman multi-interpretasi di mana representasi mengandung banyak kemungkinan makna. Penelitian ini akan dapat memberikan wawasan tentang metode membaca yang benar sesuai dengan tujuan dan jenis literasi yang digunakan dalam karya sastra. ","PeriodicalId":31334,"journal":{"name":"Informasi","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"68428244","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-08-07DOI: 10.21831/INFORMASI.V49I1.25480
Siti Machmiyah
Editorial
编辑
{"title":"Self Representation In Social Media","authors":"Siti Machmiyah","doi":"10.21831/INFORMASI.V49I1.25480","DOIUrl":"https://doi.org/10.21831/INFORMASI.V49I1.25480","url":null,"abstract":"Editorial","PeriodicalId":31334,"journal":{"name":"Informasi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47360834","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-08-07DOI: 10.21831/INFORMASI.V49I1.25432
Chatia Hastasari
This study examines the communication pattern between female breadwinners and their children and the barriers in that communication process. This qualitative study was carried out among 12 female breadwinners from low-income families in Wedomartani Village, Ngemplak, Sleman, Special Region of Yogyakarta. It is drawn from the study that, first, there is good interpersonal communication between a female breadwinner and her children. It is clearly seen as all factors leading to an effective interpersonal communication are fulfilled, namely a) openness – the mother is actively creating a pleasant conversation so that her children will feel more comfortable in telling her everything that happens to them; b) empathy – the mother instills a sense of independence and respect for others in her children; and c) positive behaviors – the mother has a strong commitment to improve her family’s condition as shown in all her positive behaviors. Second, as the mother and her children can interchangeably be the communicator (sender) or the communicant (recipient) of information, this communication is categorized as direct (face-to-face), either one-way or two-way. Third, the barrier existing in the communication process between a female breadwinner and her children is mainly related to the mother’s limited time available to do her main duties as a mother, causing her housework to become abandoned. Another obstacle in this communication process is due to the children’s psychological condition that is affected by the lack or even the absence of father’s roles in their family, leading to an unstable emotion.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pola komunikasi wanita sebagai kepala keluarga dengan anaknya dan apa saja hambatan yang terjadi pada proses komunikasi antara wanita kepala keluarga dengan sang anak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan sumber data utama para wanita kepala keluarga miskin di desa Wedomartani, Ngemplak, Sleman yang berjumlah 12 informan. Hasil penelitian ini adalah 1) komunikasi interpersonal yang terjalin antara ibu sebagai wanita kepala keluarga dengan sang anak sudah berjalan dengan baik. Hal itu tampak dari pemenuhan faktor-faktor yang dapat memengaruhi komunikasi interpersonal agar menjadi lebih efektif diantaranya a) Keterbukaan yang ditandai dengan adanya peran aktif sang ibu dalam proses komunikasi agar sang anak merasa nyaman bercerita segala hal; b) Empati yang ditanamkan oleh sang ibu pada diri sang anak adalah kemandirian dan rasa menghargai orang lain terutama orang tua; dan c) Perilaku positif yang ditunjukkan dari komitmen yang kuat sang ibu dalam memperbaiki kondisi keluarga. 2) pola komunikasi interpersonal yang terjadi bersifat langsung (tatap muka) baik satu arah maupun dua arah. Hal ini tampak dari posisi komunikator (pengirim pesan) dan komunikan (penerima pesan) dapat dilakukan oleh ibu maupun anak. Dan 3) hambatan dalam proses komunikasi yang terjalin antara ibu sebagai wanita kepala kel
本研究探讨女性养家者与子女之间的沟通模式,以及沟通过程中的障碍。这项定性研究是在日惹特区Ngemplak、Sleman Wedomartani村的12名低收入家庭的女性养家糊口者中进行的。研究表明,首先,养家糊口的女性和她的孩子之间有良好的人际沟通。可以清楚地看到,导致有效的人际沟通的所有因素都得到了满足,即a)开放——母亲积极地创造一个愉快的谈话,这样她的孩子在告诉她发生在他们身上的一切时就会感到更舒服;B)移情——母亲向孩子灌输独立和尊重他人的意识;c)积极的行为——母亲对改善家庭状况有着强烈的承诺,这体现在她所有的积极行为中。其次,由于母亲和她的孩子可以交替地成为信息的传播者(发送者)或传播者(接受者),这种交流被归类为直接(面对面),单向或双向。其三,女性经济支柱与子女沟通过程中存在的障碍,主要与母亲的主要职责时间有限有关,导致家务劳动被遗弃。这种沟通过程中的另一个障碍是由于孩子的心理状况受到家庭中父亲角色缺失甚至缺失的影响,导致情绪不稳定。Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pola komunikasi wanita sebagai kepala keluarga dengan anaknya dana saja hambatan yang terjadi pada proprokomunikasi antara wanita kepala keluarga dengan sanak。Penelitian ini menggunakan pendekatan kalititan dengan数量数据utama para wanita kepala keluarga miskin di desa Wedomartani, Ngemplak, Sleman yang berjumlah 12名信息员。哈西尔penelitian ini adalah 1) komunikasi人际关系yang terjalin antara ibu sebagai wanita kepala keluarga dengan and anak sudah berjalan dengan baik。halitu tampak dari pemenuhan factor - factor for yang dapat memengaruhi komunikasi interpersonal agar menjadi lebih efektif diantaranya a) Keterbukaan yang ditandai dengan adanya peran aktif sang ibu dalam prosmunikasi agar sang anak merasa nyaman bercerita segala Hal;b) Empati yang ditanamkan oleh sang ibu pada diri sang anak adalah kmandirian dan rasa menghargai orang lain terutama orang tua;但c) pereraku积极的yang ditunjukkan dari komitmen yang kuat sang ibu dalam成员perperaki kondisi keluarga。pola komunikasi人际关系Yang terjadi bersifat langsung (tatap muka) baik satu arah maupun dua arah。我的名字是“我的名字”,我的名字是“我的名字”,我的名字是“我的名字”。丹3)hambatan dalam散文komunikasi杨terjalin安塔拉伊布·sebagai wanita kepala keluarga dengan anaknya种子berinteraksi adalah minimnya waktu杨dimiliki oleh pokalchuk唱伊布·menyebabkan tugas丹kewajiban utamanya sebagai seorang伊布·迪大menjadi terbengkalai丹hambatan lainnya adalah kondisi psikologis赶出亚衲族杨mengalami kekurangan atau bahkan kehilangan sosok女仆dalam keluarga menyebabkan emosinya menjadi有些stabil。
{"title":"COMMUNICATION PATTERN BETWEEN FEMALE BREADWINNERS AND THEIR CHILDREN","authors":"Chatia Hastasari","doi":"10.21831/INFORMASI.V49I1.25432","DOIUrl":"https://doi.org/10.21831/INFORMASI.V49I1.25432","url":null,"abstract":"This study examines the communication pattern between female breadwinners and their children and the barriers in that communication process. This qualitative study was carried out among 12 female breadwinners from low-income families in Wedomartani Village, Ngemplak, Sleman, Special Region of Yogyakarta. It is drawn from the study that, first, there is good interpersonal communication between a female breadwinner and her children. It is clearly seen as all factors leading to an effective interpersonal communication are fulfilled, namely a) openness – the mother is actively creating a pleasant conversation so that her children will feel more comfortable in telling her everything that happens to them; b) empathy – the mother instills a sense of independence and respect for others in her children; and c) positive behaviors – the mother has a strong commitment to improve her family’s condition as shown in all her positive behaviors. Second, as the mother and her children can interchangeably be the communicator (sender) or the communicant (recipient) of information, this communication is categorized as direct (face-to-face), either one-way or two-way. Third, the barrier existing in the communication process between a female breadwinner and her children is mainly related to the mother’s limited time available to do her main duties as a mother, causing her housework to become abandoned. Another obstacle in this communication process is due to the children’s psychological condition that is affected by the lack or even the absence of father’s roles in their family, leading to an unstable emotion.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pola komunikasi wanita sebagai kepala keluarga dengan anaknya dan apa saja hambatan yang terjadi pada proses komunikasi antara wanita kepala keluarga dengan sang anak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan sumber data utama para wanita kepala keluarga miskin di desa Wedomartani, Ngemplak, Sleman yang berjumlah 12 informan. Hasil penelitian ini adalah 1) komunikasi interpersonal yang terjalin antara ibu sebagai wanita kepala keluarga dengan sang anak sudah berjalan dengan baik. Hal itu tampak dari pemenuhan faktor-faktor yang dapat memengaruhi komunikasi interpersonal agar menjadi lebih efektif diantaranya a) Keterbukaan yang ditandai dengan adanya peran aktif sang ibu dalam proses komunikasi agar sang anak merasa nyaman bercerita segala hal; b) Empati yang ditanamkan oleh sang ibu pada diri sang anak adalah kemandirian dan rasa menghargai orang lain terutama orang tua; dan c) Perilaku positif yang ditunjukkan dari komitmen yang kuat sang ibu dalam memperbaiki kondisi keluarga. 2) pola komunikasi interpersonal yang terjadi bersifat langsung (tatap muka) baik satu arah maupun dua arah. Hal ini tampak dari posisi komunikator (pengirim pesan) dan komunikan (penerima pesan) dapat dilakukan oleh ibu maupun anak. Dan 3) hambatan dalam proses komunikasi yang terjalin antara ibu sebagai wanita kepala kel","PeriodicalId":31334,"journal":{"name":"Informasi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46222504","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-08-07DOI: 10.21831/INFORMASI.V49I1.23115
A. Prasetyo
This research was aimed to find out one of the Da’wah activists, namely KH Asyhari Marzuqi in delivering Da’wah material. Was it using persuasive words or just the opposite, coercive that causes fear? By using persuasive communication theory and other related theories, researchers analyzed the data using qualitative research methods. The approach used in this study was a case study. Data analysis model was with explanation development. Qualitative research is identical to a critical and interpretative research. After conducting the research, the researcher obtained the result that KH Asyhari Marzuqi was a figure of Da’i who was able to preach persuasively. As a communicator, he meets the standards for persuasive da’i. Meanwhile, the message delivered was also a language of invitation that is soft and without coercion. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui salah satu aktivis dakwah, yakni KH. Asyhari Marzuqi, dalam menyampaikan materi dakwah. Apakah menggunakan kata-kata persuasif atau justru sebaliknya, koersif yang menimbulkan ketakutan? Dengan menggunakan teori komunikasi persuasif dan teori terkait lainnya, peneliti menganalisis data dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Model analisa data dengan pengembangan penjelasan. Penelitian kualitatif identik dengan sebuah penelitian yang bersifat kritis dan interpretatif. Setelah melakukan penelitian, peneliti mendapatkan hasil bahwa KH Asyhari Marzuqi merupakan sosok da’i yang mampu berdakwah secara persuasif. Sebagai seorang komunikator, ia memenuhi standar untuk dikatakan da’i persuasif. Sementara, pesan yang disampaikan juga berupa bahasa ajakan yang bersifat lembut dan tanpa paksaan.
{"title":"THE PERSUASIVE DA’WAH COMMUNICATION OF KH ASYHARI MARZUQI AND ITS IMPLICATIONS IN MODERN LIFE","authors":"A. Prasetyo","doi":"10.21831/INFORMASI.V49I1.23115","DOIUrl":"https://doi.org/10.21831/INFORMASI.V49I1.23115","url":null,"abstract":"This research was aimed to find out one of the Da’wah activists, namely KH Asyhari Marzuqi in delivering Da’wah material. Was it using persuasive words or just the opposite, coercive that causes fear? By using persuasive communication theory and other related theories, researchers analyzed the data using qualitative research methods. The approach used in this study was a case study. Data analysis model was with explanation development. Qualitative research is identical to a critical and interpretative research. After conducting the research, the researcher obtained the result that KH Asyhari Marzuqi was a figure of Da’i who was able to preach persuasively. As a communicator, he meets the standards for persuasive da’i. Meanwhile, the message delivered was also a language of invitation that is soft and without coercion. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui salah satu aktivis dakwah, yakni KH. Asyhari Marzuqi, dalam menyampaikan materi dakwah. Apakah menggunakan kata-kata persuasif atau justru sebaliknya, koersif yang menimbulkan ketakutan? Dengan menggunakan teori komunikasi persuasif dan teori terkait lainnya, peneliti menganalisis data dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Model analisa data dengan pengembangan penjelasan. Penelitian kualitatif identik dengan sebuah penelitian yang bersifat kritis dan interpretatif. Setelah melakukan penelitian, peneliti mendapatkan hasil bahwa KH Asyhari Marzuqi merupakan sosok da’i yang mampu berdakwah secara persuasif. Sebagai seorang komunikator, ia memenuhi standar untuk dikatakan da’i persuasif. Sementara, pesan yang disampaikan juga berupa bahasa ajakan yang bersifat lembut dan tanpa paksaan.","PeriodicalId":31334,"journal":{"name":"Informasi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42853243","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-08-07DOI: 10.21831/INFORMASI.V49I1.25396
Sumekar Tanjung, I. Ramanda
This research was conducted to explain the presentation of the boundary meanings presented by Batas film through their character. The border becomes the front face of a country. The social conditions of people who are still lagging behind and far from infrastructure development make the people living in the border vulnerable to various problems. As a message delivery medium, meanings are represented by character in film. The author analyzed five scenes on each character in Batas film. These are, Ubuh’s character is threatened by the bad people who chase her in the middle of the forest, Arif’s character as a police officer who looking for the information in the community, Jaleswari’s character who cares about education problems at the border, Adeus’s character who has great desire for the advancement of the people at the border but get threats from individuals who do not want the people on the border to get a high education, the character of the Panglima who has power in the Dayak tribe community. This study uses a critical paradigm with a qualitative approach. The process describes the meaning of signs into denotations, connotations, and myths. The results of this study indicate that meanings are defined as areas that have complex problems. Access to transnational crime is still very easy as security is needed in the area. Despite the increase in technology and technology, the region must have the slightest education, strive to advance the regions, without prioritizing their own interests without ignoring the cultural values of their ancestors. Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan reperesentasi makna batas yang dihadirkan oleh pembuat film Batas melalui karakter tokohnya. Perbatasan menjadi wajah terdepan dari suatu negara. Keadaaan sosial masyarakat yang masih tertinggal dan jauh dari pembangunan infrastruktur, membuat masyarakat suku Dayak yang tinggal di pedalaman rentan terhadap berbagai permasalahan. Sebagai medium penyampai pesan, film ini penting dikaji untuk menjelaskan bagaimana makna batas direpresentasikan melalui masing-masing karakter. Peneliti melakukan analisis terhadap lima scene pada masing-masing karakter dalam film Batas. Kelima scene tersebut adalah, karakter Ubuh yang terancam dengan adanya orang-orang jahat yang mengejar di tengah hutan, karakter Arif sebagai aparat penegak hukum yang mencari informasi di tengah masyarakat, karakter Jaleswari yang peduli terhadap masalah pendidikan yang terjadi di perbatasan, karakter Adeus yang memiliki keinginan besar demi kemajuan masyarakat di perbatasan namun mendapatkan ancaman dari oknum yang tidak ingin masyarakat di perbatasan mendapatkan pendidikan yang tinggi, karakter Panglima yang memiliki kuasa di masyarakat suku Dayak. Penelitian ini menggunakan paradigma kritis dengan pendekatan kualitatif. Proses analisis yang dilakukan adalah semiotika model Roland Barthes yang menjabarkan makna tanda menjadi denotasi, konotasi, dan mitos. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa makna
{"title":"SEMIOTICS OF BORDER (ANALYSIS OF BATAS, A FILM OF RUDI SOEDJARWO)","authors":"Sumekar Tanjung, I. Ramanda","doi":"10.21831/INFORMASI.V49I1.25396","DOIUrl":"https://doi.org/10.21831/INFORMASI.V49I1.25396","url":null,"abstract":" This research was conducted to explain the presentation of the boundary meanings presented by Batas film through their character. The border becomes the front face of a country. The social conditions of people who are still lagging behind and far from infrastructure development make the people living in the border vulnerable to various problems. As a message delivery medium, meanings are represented by character in film. The author analyzed five scenes on each character in Batas film. These are, Ubuh’s character is threatened by the bad people who chase her in the middle of the forest, Arif’s character as a police officer who looking for the information in the community, Jaleswari’s character who cares about education problems at the border, Adeus’s character who has great desire for the advancement of the people at the border but get threats from individuals who do not want the people on the border to get a high education, the character of the Panglima who has power in the Dayak tribe community. This study uses a critical paradigm with a qualitative approach. The process describes the meaning of signs into denotations, connotations, and myths. The results of this study indicate that meanings are defined as areas that have complex problems. Access to transnational crime is still very easy as security is needed in the area. Despite the increase in technology and technology, the region must have the slightest education, strive to advance the regions, without prioritizing their own interests without ignoring the cultural values of their ancestors. Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan reperesentasi makna batas yang dihadirkan oleh pembuat film Batas melalui karakter tokohnya. Perbatasan menjadi wajah terdepan dari suatu negara. Keadaaan sosial masyarakat yang masih tertinggal dan jauh dari pembangunan infrastruktur, membuat masyarakat suku Dayak yang tinggal di pedalaman rentan terhadap berbagai permasalahan. Sebagai medium penyampai pesan, film ini penting dikaji untuk menjelaskan bagaimana makna batas direpresentasikan melalui masing-masing karakter. Peneliti melakukan analisis terhadap lima scene pada masing-masing karakter dalam film Batas. Kelima scene tersebut adalah, karakter Ubuh yang terancam dengan adanya orang-orang jahat yang mengejar di tengah hutan, karakter Arif sebagai aparat penegak hukum yang mencari informasi di tengah masyarakat, karakter Jaleswari yang peduli terhadap masalah pendidikan yang terjadi di perbatasan, karakter Adeus yang memiliki keinginan besar demi kemajuan masyarakat di perbatasan namun mendapatkan ancaman dari oknum yang tidak ingin masyarakat di perbatasan mendapatkan pendidikan yang tinggi, karakter Panglima yang memiliki kuasa di masyarakat suku Dayak. Penelitian ini menggunakan paradigma kritis dengan pendekatan kualitatif. Proses analisis yang dilakukan adalah semiotika model Roland Barthes yang menjabarkan makna tanda menjadi denotasi, konotasi, dan mitos. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa makna","PeriodicalId":31334,"journal":{"name":"Informasi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-08-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43566329","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-01DOI: 10.21831/INFORMASI.V48I2.22389
Chatia Hastasari, Su Aw, Mami Hajaroh
This investigates the family’s communication pattern to avoid senior high school student violence in Yogyakarta. This study employs a qualitative method taking a sample of ten people consist of students’ parents (SMAN 6 Yogyakarta, SMAN 8 Yogyakarta, SMAN 9 Yogyakarta, SMA Bopkri 2 Yogyakarta, SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta, and SMA Tamansiswa Yogyakarta); teachers and society figure. The results are (1) Communication pattern which is used effectively to avoid students’ violence is one way communication. In this situation parents can give advice and become a role model for their children; and (2) Communication patterns which are used innefectively to avoid students’ violence are interaction and transaction communication. It is because parents’ knowledge about the importance of interaction communication in character education is very low and the transaction communication among parents-children-third party tends to not intensive.POLA KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MENCEGAH KENAKALAN PELAJAR SMA DI KOTA YOGYAKARTATujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola komunikasi keluarga dalam mencegah kenakalan pelajar SMA di Kota Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan menggunakan 10 narasumber yang mencakup wali siswa (SMAN 6 Yogyakarta, SMAN 8 Yogyakarta, SMAN 9 Yogyakarta, SMA Bopkri 2 Yogyakarta, SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta, dan SMA Tamansiswa Yogyakarta); wali kelas dan tokoh masyarakat. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disebutkan bahwa (1) Pola komunikasi keluarga yang digunakan secara efektif sebagai upaya untuk mencegah kenakalan pelajar dalam penelitian ini adalah komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah dimana orang tua memberikan nasihat atau memberikan contoh secara langsung melalui perbuatan; dan (2) Pola komunikasi keluarga yang masih belum dapat dilakukan secara efektif untuk mencegah kenakalan pelajar adalah komunikasi sebagai interaksi dan komunikasi banyak arah. Hal ini disebabkan karena minimnya pengetahuan orang tua mengenai pentingnya komunikasi dua arah dalam proses penanaman pendidikan karakter seorang anak dan juga karena komunikasi banyak arah yang terjalin antara orang tua-anak-pihak ketiga cenderung tidak intens.
本研究调查了日惹高中生家庭为避免暴力而采取的沟通方式。本研究采用定性方法,选取10名学生家长(SMAN 6日惹、SMAN 8日惹、SMAN 9日惹、SMA Bopkri 2日惹、SMA Muhammadiyah 7日惹、SMA Tamansiswa日惹)作为样本;教师和社会人物。结果表明:(1)有效避免学生暴力行为的沟通模式是单向沟通。在这种情况下,父母可以给出建议,成为孩子的榜样;(2)在避免学生暴力行为方面使用效果较差的交往方式是互动交往和交易交往。这是因为家长对互动沟通在品格教育中的重要性认识很低,家长-子女-第三方之间的交易沟通往往不密集。日惹KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MENCEGAH KENAKALAN PELAJAR SMA DI KOTA Yogyakarta(日惹)Penelitian ini menggunakan方法deskriptif dan menggunakan 10 narasumnumber yang menencakup wali siswa (SMAN 6日惹,SMAN 8日惹,SMAN 9日惹,SMA Bopkri 2日惹,SMA Muhammadiyah 7日惹,dan SMA Tamansiswa日惹);Wali kelas Dan tokoh masyarakat。(1) Pola komunikasi keluarga yang digunakan secara efekif sebagai upaya untuk menegah kenakalan pelajar dalam penelitian ini adalah komunikasi akau komunikasi satu arah dimana orang tua memberikan nasihat atau memberikan contoh secara langung melalui perbuatan;(2)在中国,中国共产党人是在中国共产党人是在中国共产党人是在中国共产党人是在中国共产党人是在中国共产党人是在中国共产党人是在中国共产党人是在中国。halini disebabkan karena minimnya pengetahuan orang dua mengenai pentingnya komunikasi dua arah dalam proproan pendidikan karakter seorang anak danjuga karena komunikasi banyak arah yang terjalin antara orang tua-anak-pihak ketiga cenderung tidak intenks。
{"title":"FAMILY’S COMMUNICATION PATTERN IN PREVENTING STUDENTS’ VIOLENCE IN YOGYAKARTA","authors":"Chatia Hastasari, Su Aw, Mami Hajaroh","doi":"10.21831/INFORMASI.V48I2.22389","DOIUrl":"https://doi.org/10.21831/INFORMASI.V48I2.22389","url":null,"abstract":"This investigates the family’s communication pattern to avoid senior high school student violence in Yogyakarta. This study employs a qualitative method taking a sample of ten people consist of students’ parents (SMAN 6 Yogyakarta, SMAN 8 Yogyakarta, SMAN 9 Yogyakarta, SMA Bopkri 2 Yogyakarta, SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta, and SMA Tamansiswa Yogyakarta); teachers and society figure. The results are (1) Communication pattern which is used effectively to avoid students’ violence is one way communication. In this situation parents can give advice and become a role model for their children; and (2) Communication patterns which are used innefectively to avoid students’ violence are interaction and transaction communication. It is because parents’ knowledge about the importance of interaction communication in character education is very low and the transaction communication among parents-children-third party tends to not intensive.POLA KOMUNIKASI KELUARGA DALAM MENCEGAH KENAKALAN PELAJAR SMA DI KOTA YOGYAKARTATujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola komunikasi keluarga dalam mencegah kenakalan pelajar SMA di Kota Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan menggunakan 10 narasumber yang mencakup wali siswa (SMAN 6 Yogyakarta, SMAN 8 Yogyakarta, SMAN 9 Yogyakarta, SMA Bopkri 2 Yogyakarta, SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta, dan SMA Tamansiswa Yogyakarta); wali kelas dan tokoh masyarakat. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disebutkan bahwa (1) Pola komunikasi keluarga yang digunakan secara efektif sebagai upaya untuk mencegah kenakalan pelajar dalam penelitian ini adalah komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah dimana orang tua memberikan nasihat atau memberikan contoh secara langsung melalui perbuatan; dan (2) Pola komunikasi keluarga yang masih belum dapat dilakukan secara efektif untuk mencegah kenakalan pelajar adalah komunikasi sebagai interaksi dan komunikasi banyak arah. Hal ini disebabkan karena minimnya pengetahuan orang tua mengenai pentingnya komunikasi dua arah dalam proses penanaman pendidikan karakter seorang anak dan juga karena komunikasi banyak arah yang terjalin antara orang tua-anak-pihak ketiga cenderung tidak intens. ","PeriodicalId":31334,"journal":{"name":"Informasi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42581894","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-01DOI: 10.21831/INFORMASI.V48I2.21382
Dendy Suseno Adhiarso, M. Suyanto
Media literacy is the ability to understand, analyze, and deconstruct media images. The ability to do it is intended that the public as a media consumer becomes aware of how the media are built and accessed. The aims of this study are (1) to study the level of media literacy and social media usage patterns in communication and non-communication students. (2) to know the correlation between media literacy and social media usage patterns in communication and non-communication students. (3) comparing media literacy and social media usage patterns in communication and non-communication students. The population in this study were students of communication and non-communication at the University of AMIKOM Yogyakarta which amounted to 656. The sample selected in this study 87 respondents who conducted with probability sampling technique with convenience sampling. Data obtained through the survey to respondents by spreading the questionnaire at the early of September 2017. Data processing and analysis is done by descriptive study, crosstab, spearman correlation and chi-square. The result of the research shows that (1) the level of media literacy of both communication and non-communication students is at the intermediate level, while social media usage patterns for communication and non-communication students is at a high level. (2) there is the significant correlation between media literacy and social media usage patterns in communication and non-communication students. (3) there is a difference between media literacy and social media usage patterns in communication and non-communication students.ANALISIS PENGGUNAAN LITERASI MEDIA DAN MEDIA SOSIAL DI MAHASISWA KOMUNIKASI DAN NON-MAHASISWA KOMUNIKASI UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTALiterasi media adalah kemampuan untuk memahami, menganalisis, dan mendekonstruksi citra media. Kemampuan untuk melakukannya dimaksudkan agar publik sebagai konsumen media menjadi sadar bagaimana media dibangun dan diakses. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mempelajari tingkat literasi media dan pola penggunaan media sosial pada mahasiswa komunikasi dan non-komunikasi. (2) untuk mengetahui hubungan antara literasi media dan pola penggunaan media sosial pada mahasiswa komunikasi dan non-komunikasi. (3) membandingkan literasi media dan pola penggunaan media sosial pada mahasiswa komunikasi dan non-komunikasi. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa komunikasi dan non-komunikasi di Universitas AMIKOM Yogyakarta yang berjumlah 656. Sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah 87 responden yang dilakukan dengan teknik probability sampling dengan convenience sampling. Data diperoleh melalui survei kepada responden dengan menyebarkan kuesioner pada awal September 2017. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan studi deskriptif, crosstab, korelasi spearman dan chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) tingkat literasi media mahasiswa komunikasi dan non-komunikasi berada pada tingkat sedang, sedangkan pola
媒介素养是理解、分析和解构媒体形象的能力。这样做的目的是为了让作为媒体消费者的公众意识到媒体是如何建立和访问的。本研究的目的是:(1)研究传播学学生和非传播学学生的媒体素养水平和社交媒体使用模式。(2)了解传播系学生和非传播系学生媒介素养与社交媒体使用方式的相关性。(3)比较传播系学生和非传播系学生的媒介素养和社交媒体使用模式。这项研究的人口是日惹AMIKOM大学通信和非通信专业的学生,共计656人。本研究的样本选取了87名被调查者,采用概率抽样和方便抽样的方法进行。通过调查获得的数据,于2017年9月初通过发放问卷的方式发放给受访者。数据处理和分析采用描述性研究、交叉表、spearman相关和卡方法。研究结果表明:(1)传播类和非传播类学生的媒介素养水平均处于中等水平,而传播类和非传播类学生的社交媒体使用模式处于较高水平。(2)交际生和非交际生的媒介素养与社交媒体使用方式存在显著相关。(3)传播系学生和非传播系学生的媒介素养和社交媒体使用模式存在差异。分析彭古南文学媒体丹媒体社会迪MAHASISWA KOMUNIKASI丹非MAHASISWA KOMUNIKASI UNIVERSITAS AMIKOM yogyakartalitasi媒体adalah kemampuan untuk memahami, menganalis,丹mendekonstruksi citra媒体。Kemampuan为她melakukannya dimaksudkan琼脂publik sebagai konsumen媒体menjadi sadar bagaimana媒体dibangun丹diakses。(1)中文翻译为:Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mempelajari tingkat literasi media dan pola penggunaan media social pada mahasiswa komunikasi and non-komunikasi。(2)《中华人民共和国》、《中华人民共和国》、《中华人民共和国》、《中华人民共和国》、《中华人民共和国》。(3)成员与文化媒体的关系,媒体与社会的关系。日惹,日惹,日惹,日惹,日惹。抽样杨dipilih dalam penelitian ini adalh 87响应杨dilakukan登干技术,概率抽样登干便利抽样。数据来自于2017年9月进行的问卷调查。彭戈拉罕丹分析数据采用双列表、交叉表、卡方法。(1)中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:中文翻译:(2)“社会媒体”译为未确定词的双语例句(3) Ada perbedaan an antara literasi media Dan pola penggunaan media social pada mahasiswa komunikasi Dan non-komunikasi。
{"title":"MEDIA LITERACY AND SOCIAL MEDIA USAGE ANALYSIS IN COMMUNICATION AND NON-COMMUNICATION STUDENTS OF UNIVERSITY OF AMIKOM YOGYAKARTA","authors":"Dendy Suseno Adhiarso, M. Suyanto","doi":"10.21831/INFORMASI.V48I2.21382","DOIUrl":"https://doi.org/10.21831/INFORMASI.V48I2.21382","url":null,"abstract":" Media literacy is the ability to understand, analyze, and deconstruct media images. The ability to do it is intended that the public as a media consumer becomes aware of how the media are built and accessed. The aims of this study are (1) to study the level of media literacy and social media usage patterns in communication and non-communication students. (2) to know the correlation between media literacy and social media usage patterns in communication and non-communication students. (3) comparing media literacy and social media usage patterns in communication and non-communication students. The population in this study were students of communication and non-communication at the University of AMIKOM Yogyakarta which amounted to 656. The sample selected in this study 87 respondents who conducted with probability sampling technique with convenience sampling. Data obtained through the survey to respondents by spreading the questionnaire at the early of September 2017. Data processing and analysis is done by descriptive study, crosstab, spearman correlation and chi-square. The result of the research shows that (1) the level of media literacy of both communication and non-communication students is at the intermediate level, while social media usage patterns for communication and non-communication students is at a high level. (2) there is the significant correlation between media literacy and social media usage patterns in communication and non-communication students. (3) there is a difference between media literacy and social media usage patterns in communication and non-communication students.ANALISIS PENGGUNAAN LITERASI MEDIA DAN MEDIA SOSIAL DI MAHASISWA KOMUNIKASI DAN NON-MAHASISWA KOMUNIKASI UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTALiterasi media adalah kemampuan untuk memahami, menganalisis, dan mendekonstruksi citra media. Kemampuan untuk melakukannya dimaksudkan agar publik sebagai konsumen media menjadi sadar bagaimana media dibangun dan diakses. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mempelajari tingkat literasi media dan pola penggunaan media sosial pada mahasiswa komunikasi dan non-komunikasi. (2) untuk mengetahui hubungan antara literasi media dan pola penggunaan media sosial pada mahasiswa komunikasi dan non-komunikasi. (3) membandingkan literasi media dan pola penggunaan media sosial pada mahasiswa komunikasi dan non-komunikasi. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa komunikasi dan non-komunikasi di Universitas AMIKOM Yogyakarta yang berjumlah 656. Sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah 87 responden yang dilakukan dengan teknik probability sampling dengan convenience sampling. Data diperoleh melalui survei kepada responden dengan menyebarkan kuesioner pada awal September 2017. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan studi deskriptif, crosstab, korelasi spearman dan chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) tingkat literasi media mahasiswa komunikasi dan non-komunikasi berada pada tingkat sedang, sedangkan pola ","PeriodicalId":31334,"journal":{"name":"Informasi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42976934","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-01DOI: 10.21831/informasi.v48i2.22961
Ferry Adhi Dharma
Interaction and conflict have a very close relationship. Besides, can cause conflicts, interactions can also be used to prevent and manage conflict. There are intrigue and prejudice in dynamic social interaction. Therefore, it takes control of that assessment to others, to be honest, and rational. Individually, prejudice can be controlled through one-way and two-way communication within the family. In groups, prejudice control can be done through the establishment of institutions to communicate more transactional. Social institutions can impose sanctions on anyone proven to produce and disseminate prejudices. Moreover, social institutions can also produce and deploy a symbol of harmony through myth or a true story. Interkasi dan konflik memiliki hubungan yang sangat erat. Disamping dapat menyebabkan konflik, interaksi juga dapat digunakan untuk mencegah dan menangani konflik. Ada intrik dan prasangka dalam interaksi sosial yang dinamis. Oleh karena itu, dibutuhkan pengendalian agar penilaian terhadap orang lain menjadi jujur dan rasional. Secara individu, prasangka dapat dikendalikan melalui komunikasi satu dan dua arah dalam keluarga. Secara kelompok, pengendalian prasangka dapat dilakukan melalui pembentukan institusi yang dalam berkomunikasi lebih transaksional. Institusi sosial dapat memberi sanksi pada siapapun yang terbukti memproduksi dan menyebarkan prasangka. Selain itu, institusi sosial juga dapat memproduksi dan menyebarkan simbol kerukunan melalui mitos atau kisah nyata.
{"title":"MANAGING INTERCULTURAL INTERACTION AND PREJUDICE OF THE INDONESIAN COMMUNITY: AS AN EFFORT TO PREVENT AND MANAGE SARA CONFLICT","authors":"Ferry Adhi Dharma","doi":"10.21831/informasi.v48i2.22961","DOIUrl":"https://doi.org/10.21831/informasi.v48i2.22961","url":null,"abstract":"Interaction and conflict have a very close relationship. Besides, can cause conflicts, interactions can also be used to prevent and manage conflict. There are intrigue and prejudice in dynamic social interaction. Therefore, it takes control of that assessment to others, to be honest, and rational. Individually, prejudice can be controlled through one-way and two-way communication within the family. In groups, prejudice control can be done through the establishment of institutions to communicate more transactional. Social institutions can impose sanctions on anyone proven to produce and disseminate prejudices. Moreover, social institutions can also produce and deploy a symbol of harmony through myth or a true story. Interkasi dan konflik memiliki hubungan yang sangat erat. Disamping dapat menyebabkan konflik, interaksi juga dapat digunakan untuk mencegah dan menangani konflik. Ada intrik dan prasangka dalam interaksi sosial yang dinamis. Oleh karena itu, dibutuhkan pengendalian agar penilaian terhadap orang lain menjadi jujur dan rasional. Secara individu, prasangka dapat dikendalikan melalui komunikasi satu dan dua arah dalam keluarga. Secara kelompok, pengendalian prasangka dapat dilakukan melalui pembentukan institusi yang dalam berkomunikasi lebih transaksional. Institusi sosial dapat memberi sanksi pada siapapun yang terbukti memproduksi dan menyebarkan prasangka. Selain itu, institusi sosial juga dapat memproduksi dan menyebarkan simbol kerukunan melalui mitos atau kisah nyata.","PeriodicalId":31334,"journal":{"name":"Informasi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48443557","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2018-12-01DOI: 10.21831/INFORMASI.V48I2.22527
Awanis Akalili
Public service advertisement which said “Berhentilah Menikmati Rokok Sebelum Rokok Menikmati Anda” is a warning the dangers of smoking which is aired on television. This advertisement is produced by the government to make smokers realize the dangers of smoking among young people especially students. However, this aim cannot be so easily achieved because the community nowadays is not a passive audience but it has moved into active audience. By taking four informants, this study tries to answer the question of how the student smokers among gang understand the advertising messages in public service advertisement which said “Berhentilah Menikmati Rokok Sebelum Rokok Menikmati Anda” on television. A reception analysis is chosen as the research method because this method can see how the audience understands the media messages based on the difference background they have. Based on the results of the study, it is found that four informants are able to negotiate with the advertising message on public service advertisement which said “Berhentilah Menikmati Rokok Sebelum Rokok Menikmati Anda”. The four informants are able to understand the messages from that advertising by using their own point of view. The difference of meaning is affected by two things: the family environment and the existence as a gang member. Two informants receive the advertisement, while two other informants assume that the public service advertisement does not correspond to the reality. AUDIENS DAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT TENTANG BAHAYA MEROKOKklan layanan masyarakat “Berhentilah Menikmati Rokok Sebelum Rokok Menikmati Anda” adalah peringatan bahaya merokok yang ditayangkan melalui televisi. Iklan ini diproduksi pemerintah dengan tujuan menyadarkan para perokok akan bahaya merokok, terutama kaum muda khususnya para pelajar. Hanya saja tujuan tersebut tidak bisa semudah itu dicapai karena saat ini masyarakat bukan kelompok penonton pasif tetapi sudah bergerak sebagai audiens aktif. Dengan mengambil empat informan, penelitian ini mencoba menjawab pertanyaan tentang bagaimana pelajar perokok di lingkungan geng meresepsi pesan iklan dalam iklan layanan masyarakat “Berhentilah Menikmati Rokok Sebelum Rokok Menikmati Anda” di media televisi. Analisis resepsi sendiri dipilih sebagai metode penelitian karena metode ini melihat bagaimana audiens memahami pesan media berdasarkan perbedaan latar belakang yang dimiliki. Berdasar dari hasil penelitian, ditemukan fakta bahwa keempat informan mampu bernegosiasi dengan pesan iklan pada tayangan iklan layanan masyarakat “Berhentilah Menikmati Rokok Sebelum Rokok Menikmati Anda”. Keempat informan mampu memahami pesan iklan yang disampaikan dengan sudut pandang mereka masing-masing. Perbedaan pemaknaan ini dipengaruhi oleh dua hal yaitu lingkungan keluarga dan keberadaan sebagai anggota geng. Dua informan menerima wacana yang di sampaikan, sementara dua informan lainnya menganggap tayangan iklan layanan masyarakat tersebut tidak sesuai dengan realitas
{"title":"AUDIENCE AND PUBLIC SERVICE ADVERTISEMENT ABOUT THE DANGERS OF SMOKING","authors":"Awanis Akalili","doi":"10.21831/INFORMASI.V48I2.22527","DOIUrl":"https://doi.org/10.21831/INFORMASI.V48I2.22527","url":null,"abstract":"Public service advertisement which said “Berhentilah Menikmati Rokok Sebelum Rokok Menikmati Anda” is a warning the dangers of smoking which is aired on television. This advertisement is produced by the government to make smokers realize the dangers of smoking among young people especially students. However, this aim cannot be so easily achieved because the community nowadays is not a passive audience but it has moved into active audience. By taking four informants, this study tries to answer the question of how the student smokers among gang understand the advertising messages in public service advertisement which said “Berhentilah Menikmati Rokok Sebelum Rokok Menikmati Anda” on television. A reception analysis is chosen as the research method because this method can see how the audience understands the media messages based on the difference background they have. Based on the results of the study, it is found that four informants are able to negotiate with the advertising message on public service advertisement which said “Berhentilah Menikmati Rokok Sebelum Rokok Menikmati Anda”. The four informants are able to understand the messages from that advertising by using their own point of view. The difference of meaning is affected by two things: the family environment and the existence as a gang member. Two informants receive the advertisement, while two other informants assume that the public service advertisement does not correspond to the reality. AUDIENS DAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT TENTANG BAHAYA MEROKOKklan layanan masyarakat “Berhentilah Menikmati Rokok Sebelum Rokok Menikmati Anda” adalah peringatan bahaya merokok yang ditayangkan melalui televisi. Iklan ini diproduksi pemerintah dengan tujuan menyadarkan para perokok akan bahaya merokok, terutama kaum muda khususnya para pelajar. Hanya saja tujuan tersebut tidak bisa semudah itu dicapai karena saat ini masyarakat bukan kelompok penonton pasif tetapi sudah bergerak sebagai audiens aktif. Dengan mengambil empat informan, penelitian ini mencoba menjawab pertanyaan tentang bagaimana pelajar perokok di lingkungan geng meresepsi pesan iklan dalam iklan layanan masyarakat “Berhentilah Menikmati Rokok Sebelum Rokok Menikmati Anda” di media televisi. Analisis resepsi sendiri dipilih sebagai metode penelitian karena metode ini melihat bagaimana audiens memahami pesan media berdasarkan perbedaan latar belakang yang dimiliki. Berdasar dari hasil penelitian, ditemukan fakta bahwa keempat informan mampu bernegosiasi dengan pesan iklan pada tayangan iklan layanan masyarakat “Berhentilah Menikmati Rokok Sebelum Rokok Menikmati Anda”. Keempat informan mampu memahami pesan iklan yang disampaikan dengan sudut pandang mereka masing-masing. Perbedaan pemaknaan ini dipengaruhi oleh dua hal yaitu lingkungan keluarga dan keberadaan sebagai anggota geng. Dua informan menerima wacana yang di sampaikan, sementara dua informan lainnya menganggap tayangan iklan layanan masyarakat tersebut tidak sesuai dengan realitas","PeriodicalId":31334,"journal":{"name":"Informasi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46883860","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}