Kompetensi kewirausahaan merupakan salah satu pencapaian yang dituntut ada dalam diri seorang siswa kelas XII SMK, karena didalam kurikulum pembelajarannya terdapat mata pelajaran mengenai kewirausahaan serta melalui kegiatan prakerin di kelas XI siswa dituntut untuk mendapatkan pengalaman dan pengetahuan langsung di dunia industri. Namun pada kenyataannya kompetensi siswa kelas XII di SMK N 1 Rejang Lebong masih belum optimal, banyak faktor yang menjadi penyebabnya salah satunya adalah dari proses pembelajaran kewirausahaan itu sendiri di dalam kelas serta berjalannya kegiatan prakerin di dunia industri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) bagaimana pengaruh pembelajaran kewirausahaan terhadap kompetensi kewirausahaan siswa kelas XII di SMK N 1 Rejang Lebong; 2) bagaimana pengaruh kegiatan prakerin terhadap kompetensi kewirausahaan siswa kelas XII di SMK N 1 Rejang Lebong; 3) bagaimana pengaruh pembelajaran kewirausahaan dan kegiatan prakerin terhadap kompetensi kewirausahaan siswa kelas XII di SMK Negeri 1 Rejang Lebong. Penulis menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang mendeskripsikan atau menggambarkan keadaan atau status fenomena. Responden adalah siswa kelas XII SMK Negeri 1 Rejang Lebong berjumlah 90 dari total populasi 359 siswa kelas XII SMK Negeri 1 Rejang Lebong dengan menggunakan metode proportional stratified random sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode angket. Teknik analisis regresi berganda dan korelasi pearson adalah teknik yang digunakan untuk menganalisis data. Hasil penelitian sebagai berikut : 1) Pembelajaran kewirausahaan berpengaruh terhadap kompetensi kewirausahaan siswa kelas XII di SMK Negeri 1 Rejang Lebong, 2) Kegiatan prakerin berpengaruh positif terhadap kompetensi kewirausahaan siswa kelas XII di SMK Negeri 1 Rejang Lebong, 3) Pembelajaran kewirausahaan dan kegiatan prakerin secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap kompetensi kewirausahaan siswa kelas XII di SMK Negeri 1 Rejang Lebong. 63,9 persen kompetensi kewirausahaan siswa kelas XII SMK Negeri 1 Rejang Lebong dipengaruhi oleh variabel pembelajaran kewirausahaan dan kegiatan magang, sedangkan sisanya 36,1 persen dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian. Keterampilan kewirausahaan siswa ditemukan lebih kuat dipengaruhi oleh variabel pembelajaran kewirausahaan daripada variabel aktivitas prakerin. Temuan ini dapat diamati pada hasil uji-t, di mana ada 5.046, dan 2.027 kegiatan prakerin.
创业能力是12班SMK学生所需要的成就之一,因为在他的教学课程中有创业课程,通过在大二的实践活动,学生需要在工业化世界获得直接经验和知识。但事实上,SMK N 1 . Rejang Lebong的十二班学生的能力仍然是不理想的,其中许多因素之一是在课堂上学习创业本身,并逐渐发展到工业化的实践活动。本研究旨在了解:1)创业学习如何影响SMK N 1 Rejang Lebong的12班学生创业能力;2)实践活动如何影响SMK N 1 Rejang Lebong的12班学生的创业能力;3)创业学习和实践活动如何影响SMK Negeri 1 Rejang Lebong的12班学生创业能力。作者使用定量描述性研究,即描述或描述现象状态或状态的研究。被调查的学生是XII SMK Negeri 1 Rejang Lebong,在359个XII班的359个学生SMK Negeri 1 Rejang Lebong的90个学生,他们使用比例平化的随机抽样方法。本研究采用的数据收集方法是分期付款。皮尔森回归分析技术和相关性是一种用于分析数据的技术。研究结果如下:1)创业学习影响了SMK Negeri 1 Rejang Lebong的12班学生的创业能力,2)实践活动对SMK Negeri 1 Rejang Lebong的12班学生的创业能力有积极的影响,prakerin共同创业3)学习和活动对创业能力的积极影响XII国家在高中1年级学生Rejang勒布朗。百分之63,9 XII SMK国家1年级学生创业能力Rejang勒布朗受到创业学习和实习活动变量,而剩下的百分之36.1受到研究中不包括的其他变量。学生的创业技能被发现受到创业学习变量的影响比实践活动变量的影响更大。这一发现可以观察到uj -t的结果,那里有5046项和2027项实践活动。
{"title":"PENGARUH PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEGIATAN PRAKERIN TERHADAP KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS XII DI SMK N 1 REJANG LEBONG","authors":"Nikku Panduning Hutami, Ifnaldi Ifnaldi, Sumarto Sumarto","doi":"10.47783/literasiologi.v8i3.402","DOIUrl":"https://doi.org/10.47783/literasiologi.v8i3.402","url":null,"abstract":"Kompetensi kewirausahaan merupakan salah satu pencapaian yang dituntut ada dalam diri seorang siswa kelas XII SMK, karena didalam kurikulum pembelajarannya terdapat mata pelajaran mengenai kewirausahaan serta melalui kegiatan prakerin di kelas XI siswa dituntut untuk mendapatkan pengalaman dan pengetahuan langsung di dunia industri. Namun pada kenyataannya kompetensi siswa kelas XII di SMK N 1 Rejang Lebong masih belum optimal, banyak faktor yang menjadi penyebabnya salah satunya adalah dari proses pembelajaran kewirausahaan itu sendiri di dalam kelas serta berjalannya kegiatan prakerin di dunia industri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) bagaimana pengaruh pembelajaran kewirausahaan terhadap kompetensi kewirausahaan siswa kelas XII di SMK N 1 Rejang Lebong; 2) bagaimana pengaruh kegiatan prakerin terhadap kompetensi kewirausahaan siswa kelas XII di SMK N 1 Rejang Lebong; 3) bagaimana pengaruh pembelajaran kewirausahaan dan kegiatan prakerin terhadap kompetensi kewirausahaan siswa kelas XII di SMK Negeri 1 Rejang Lebong. \u0000Penulis menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang mendeskripsikan atau menggambarkan keadaan atau status fenomena. Responden adalah siswa kelas XII SMK Negeri 1 Rejang Lebong berjumlah 90 dari total populasi 359 siswa kelas XII SMK Negeri 1 Rejang Lebong dengan menggunakan metode proportional stratified random sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode angket. Teknik analisis regresi berganda dan korelasi pearson adalah teknik yang digunakan untuk menganalisis data. \u0000Hasil penelitian sebagai berikut : 1) Pembelajaran kewirausahaan berpengaruh terhadap kompetensi kewirausahaan siswa kelas XII di SMK Negeri 1 Rejang Lebong, 2) Kegiatan prakerin berpengaruh positif terhadap kompetensi kewirausahaan siswa kelas XII di SMK Negeri 1 Rejang Lebong, 3) Pembelajaran kewirausahaan dan kegiatan prakerin secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap kompetensi kewirausahaan siswa kelas XII di SMK Negeri 1 Rejang Lebong. 63,9 persen kompetensi kewirausahaan siswa kelas XII SMK Negeri 1 Rejang Lebong dipengaruhi oleh variabel pembelajaran kewirausahaan dan kegiatan magang, sedangkan sisanya 36,1 persen dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian. Keterampilan kewirausahaan siswa ditemukan lebih kuat dipengaruhi oleh variabel pembelajaran kewirausahaan daripada variabel aktivitas prakerin. Temuan ini dapat diamati pada hasil uji-t, di mana ada 5.046, dan 2.027 kegiatan prakerin.","PeriodicalId":315099,"journal":{"name":"Jurnal Literasiologi","volume":"16 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132129605","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-09-23DOI: 10.47783/literasiologi.v8i3.399
Murniyanto Murniyanto
Karakteristik guru yang memiliki kompetensi sosial adalah berkomunikasi secara santun dan bergaul secara efektif. Kompetensi sosial mengharuskan guru memiliki kemampuan komunikasi dengan siswa. Adapun masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana manajemen kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi sosial guru di SMP Muara Batang Empu. Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Adapun jenis pendekatan penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data. Hasil penelitian Manajemen Kepala Sekolah Kompetensi Sosial Guru SMP Muara Batang Empu, yaitu dengan mendengarkan ide / saran dari para guru, Sosialisasi, mengemukakan keinginan dan menjelaskan keinginan, memberikan masukan dan berusaha memecahkan masalah guru, Membagi tugas secara bersama, memberikan teladan, bertindak sesuai dengan kemampuan guru, memberikan perhatian yang lebih terhadap yang rajin, dan Mengikuti pelatihan berkaitan dengan kompetensi sosial guru. Secara keseluruhan dan umum kinerja guru yang menjadi kendala adalah cara mengajar guru kurang disukai/bahkan tidak disukai, bimbingan dan penyuluhan dari guru kurang maksimal, penguasaan guru akan ilmu yang harus disampaikan kurang, cara penyampaian materi yang monoton dan kurang variatif, kurangnya pemahaman guru tentang psikologi anak, perhatian guru tentang latar belakang dan kebutuhan anak kurang, kurang adanya konsep perencanaan yang baik dalam penyusunan program-program untuk memajukan lembaga yang ditanganinya, kepribadian guru yang kurang matang, dan minimnya kreatifitas dan inovasi untuk mengatasi berbagai hambatan yang terjadi dalam lembaga.
{"title":"MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI SOSIAL GURU SMP MUARA BATANG EMPU","authors":"Murniyanto Murniyanto","doi":"10.47783/literasiologi.v8i3.399","DOIUrl":"https://doi.org/10.47783/literasiologi.v8i3.399","url":null,"abstract":"Karakteristik guru yang memiliki kompetensi sosial adalah berkomunikasi secara santun dan bergaul secara efektif. Kompetensi sosial mengharuskan guru memiliki kemampuan komunikasi dengan siswa. Adapun masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana manajemen kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi sosial guru di SMP Muara Batang Empu. Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Adapun jenis pendekatan penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data. Hasil penelitian Manajemen Kepala Sekolah Kompetensi Sosial Guru SMP Muara Batang Empu, yaitu dengan mendengarkan ide / saran dari para guru, Sosialisasi, mengemukakan keinginan dan menjelaskan keinginan, memberikan masukan dan berusaha memecahkan masalah guru, Membagi tugas secara bersama, memberikan teladan, bertindak sesuai dengan kemampuan guru, memberikan perhatian yang lebih terhadap yang rajin, dan Mengikuti pelatihan berkaitan dengan kompetensi sosial guru. Secara keseluruhan dan umum kinerja guru yang menjadi kendala adalah cara mengajar guru kurang disukai/bahkan tidak disukai, bimbingan dan penyuluhan dari guru kurang maksimal, penguasaan guru akan ilmu yang harus disampaikan kurang, cara penyampaian materi yang monoton dan kurang variatif, kurangnya pemahaman guru tentang psikologi anak, perhatian guru tentang latar belakang dan kebutuhan anak kurang, kurang adanya konsep perencanaan yang baik dalam penyusunan program-program untuk memajukan lembaga yang ditanganinya, kepribadian guru yang kurang matang, dan minimnya kreatifitas dan inovasi untuk mengatasi berbagai hambatan yang terjadi dalam lembaga.","PeriodicalId":315099,"journal":{"name":"Jurnal Literasiologi","volume":"108 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115644606","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-09-23DOI: 10.47783/literasiologi.v8i3.404
Sumarto Sumarto, Emmi Kholilah Harahap
Penelitian ini merupakan hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti di Payungi Uiversity salah satu Rumah Pendidikan Non Formal da In Formal yang ada di Kota Metro Lampung. Rumah Pendidikan yang tidak memiliki proses administrasi atau manajemen seperti Lembaga Pendidikan Formal atau Pendidikan Tinggi. Tidak ada Ijazah dan tidak ada proses Perlengkapan Proses Pembelajaran yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT). Proses pembelajaran yang dilakukan berdasarkan kepedulian dan kesadaran masyarakat sekitar untuk melakukan perubahan social yaitu perubahan hidup yang lebih baik dan sejahtera melalui pendidikan, agama, social, ekonomi dan pemerintahan. Karena prinsip dari pendidikan transformative adalah proses dari perubahan bukan berorientasi hasil dari perubahan, karena proses adalah hasil, bukan hasil adalah hasil, karena prinsip keberlanjutan dari peruubahan adalah proses itu sendiri. Keberadaan Payungi Uiversity di Kota Metro Lampung memberikan dampak yang luar biasa pada aspek pendidikan, social budaya dan ekonomi karena di Payungi University di ajarkan bagaimana bersikap mandiri secara ekonomi, bersikap peduli secara social, bersikap saling mendidikan secara pendidikan, karena pada hakikatnya setiap manusia adalah makhluk social yang harus saling membantu dan menghargai. Analisis yang digunakan penelitia dalam penelitian ini adalah Analisi Perubahan Sosial salah satu pendekatan dalam metodologi penelitian kualitatif.
{"title":"SEKOLAH TRANSFORMATIF PAYUNGI UNIVERSITY ANALISIS PERUBAHAN SOSIAL","authors":"Sumarto Sumarto, Emmi Kholilah Harahap","doi":"10.47783/literasiologi.v8i3.404","DOIUrl":"https://doi.org/10.47783/literasiologi.v8i3.404","url":null,"abstract":"Penelitian ini merupakan hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti di Payungi Uiversity salah satu Rumah Pendidikan Non Formal da In Formal yang ada di Kota Metro Lampung. Rumah Pendidikan yang tidak memiliki proses administrasi atau manajemen seperti Lembaga Pendidikan Formal atau Pendidikan Tinggi. Tidak ada Ijazah dan tidak ada proses Perlengkapan Proses Pembelajaran yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT). Proses pembelajaran yang dilakukan berdasarkan kepedulian dan kesadaran masyarakat sekitar untuk melakukan perubahan social yaitu perubahan hidup yang lebih baik dan sejahtera melalui pendidikan, agama, social, ekonomi dan pemerintahan. Karena prinsip dari pendidikan transformative adalah proses dari perubahan bukan berorientasi hasil dari perubahan, karena proses adalah hasil, bukan hasil adalah hasil, karena prinsip keberlanjutan dari peruubahan adalah proses itu sendiri. Keberadaan Payungi Uiversity di Kota Metro Lampung memberikan dampak yang luar biasa pada aspek pendidikan, social budaya dan ekonomi karena di Payungi University di ajarkan bagaimana bersikap mandiri secara ekonomi, bersikap peduli secara social, bersikap saling mendidikan secara pendidikan, karena pada hakikatnya setiap manusia adalah makhluk social yang harus saling membantu dan menghargai. Analisis yang digunakan penelitia dalam penelitian ini adalah Analisi Perubahan Sosial salah satu pendekatan dalam metodologi penelitian kualitatif.","PeriodicalId":315099,"journal":{"name":"Jurnal Literasiologi","volume":"109 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-09-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134207014","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-28DOI: 10.47783/literasiologi.v8i4.391
Hasana Hasana
Bahasa Indonesia dikenal sebagi bahasa aglutinatif. Artinya, kosakata dalam bahasa Indonesia dapat ditempeli dengan bentuk lain, yaitu imbuhan. Imbuhan mengubah bentuk dan makna bentuk dasar yang dilekati imbuhan itu .Karena sifat itulah, imbuhan memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan kata bahasa Indonesia. Dengan demikian, sudah selayaknyalah, sebagai pemakainya kita memiliki pengetahuan mengenai ini. Kemampuan berbahasa yang baik dan benar merupakan persyaratan mutlak untuk melakukan kegiatan ilmiah karena bahas merupakan sarana komunikasi ilmiah pokok. Tanpa penguasaan tata bahasa dan kosakata yang baik akan sulit bagi seorang ilmuan untuk mengkomunikasikan gagasannya kepada pihak lain. Dengan bahasa selaku alat komunikasi, kita bukan saja menyampaikan informasi tetapi juga argumentasi, dimana kejelasan kosakata dan logika tata bahasa merupakan persyaratan utama yaitu Bahasa Indonesia Ragam Baku.
{"title":"FUNGSI DAN PERAN BAHASA INDONESIA DALAM PENULISAN ILMIAH","authors":"Hasana Hasana","doi":"10.47783/literasiologi.v8i4.391","DOIUrl":"https://doi.org/10.47783/literasiologi.v8i4.391","url":null,"abstract":"Bahasa Indonesia dikenal sebagi bahasa aglutinatif. Artinya, kosakata dalam bahasa Indonesia dapat ditempeli dengan bentuk lain, yaitu imbuhan. Imbuhan mengubah bentuk dan makna bentuk dasar yang dilekati imbuhan itu .Karena sifat itulah, imbuhan memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan kata bahasa Indonesia. Dengan demikian, sudah selayaknyalah, sebagai pemakainya kita memiliki pengetahuan mengenai ini. Kemampuan berbahasa yang baik dan benar merupakan persyaratan mutlak untuk melakukan kegiatan ilmiah karena bahas merupakan sarana komunikasi ilmiah pokok. Tanpa penguasaan tata bahasa dan kosakata yang baik akan sulit bagi seorang ilmuan untuk mengkomunikasikan gagasannya kepada pihak lain. Dengan bahasa selaku alat komunikasi, kita bukan saja menyampaikan informasi tetapi juga argumentasi, dimana kejelasan kosakata dan logika tata bahasa merupakan persyaratan utama yaitu Bahasa Indonesia Ragam Baku.","PeriodicalId":315099,"journal":{"name":"Jurnal Literasiologi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130982924","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-28DOI: 10.47783/literasiologi.v8i4.394
Sumarni Sumarni
Guru sebagai perancang pengajaran perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menyusun desain pengajaran. Desain pengajaran merupakan alat yang dapat membantu guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran secara efektif. Pengetahuan guru tentang cara menyusun desain pengajaran tidak secara otomatis dapat menjamin guru menjadi terampil dalam menyusun desain pelajaran. Hal demikian memerlukan latihan dan kerja sama guru dengan guru lain (terutama mengajar mata pelajaran yang sama). Dengan mengkomunikasikan desain pengajaran yang dibuat kepada guru yang lain, diharapkan guru tersebut akan memberikan umpan balik tentang desain pengajaran itu. Umpan balik itu dapat digunakan untuk menyempurnakan desain pengajaran berikutnya. Melalui Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif Menyenangkan dan Islami. PAIKEMI dimaksudkan sebagai suatu sistem pembelajaran yang diterapkan di sekolah untuk menciptakan suasana pembelajaran lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan serta adanya nuansa Islami dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga siswa dapat belajar dengan baik dan tujuan pembelajaran bisa tercapai.
{"title":"STRATEGI GURU SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DALAM MENGEMBANGKAN METODE PAIKEMI PEMBELAJARAN SKI","authors":"Sumarni Sumarni","doi":"10.47783/literasiologi.v8i4.394","DOIUrl":"https://doi.org/10.47783/literasiologi.v8i4.394","url":null,"abstract":"Guru sebagai perancang pengajaran perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menyusun desain pengajaran. Desain pengajaran merupakan alat yang dapat membantu guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran secara efektif. Pengetahuan guru tentang cara menyusun desain pengajaran tidak secara otomatis dapat menjamin guru menjadi terampil dalam menyusun desain pelajaran. Hal demikian memerlukan latihan dan kerja sama guru dengan guru lain (terutama mengajar mata pelajaran yang sama). Dengan mengkomunikasikan desain pengajaran yang dibuat kepada guru yang lain, diharapkan guru tersebut akan memberikan umpan balik tentang desain pengajaran itu. Umpan balik itu dapat digunakan untuk menyempurnakan desain pengajaran berikutnya. Melalui Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif Menyenangkan dan Islami. PAIKEMI dimaksudkan sebagai suatu sistem pembelajaran yang diterapkan di sekolah untuk menciptakan suasana pembelajaran lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan serta adanya nuansa Islami dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga siswa dapat belajar dengan baik dan tujuan pembelajaran bisa tercapai.","PeriodicalId":315099,"journal":{"name":"Jurnal Literasiologi","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116917175","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-28DOI: 10.47783/literasiologi.v8i4.397
Nurzila Nurzila
Diperlukan sikap arif bijaksana untuk menyeleksi informasi yang terverifikasi agar pelaksanaan Kurikulum Merdeka tetap mampu menerjadikan proses belajar pada anak. Apa pun Kurikulumnya, wajib menerjadikan proses belajar pada siswa sebagai pembelajar bersama guru yang juga belajar. Oleh karena itu, langkah yang dapat dilakukan guru di sekolah adalah selalu berkolaborasi memanfaatkan 6 strategi IKM. Dengan berkolaborasi, semangat saling memberi dan menerima dapat dilakukan secara bersama sehingga meminimalkan terjadinya misinformasi dan miskonsepsi”, memanfaatkan flatform Merdeka Mengajar sebagai pendekatan High-tech yang dapat membantu guru dalam mendapatkkan referensi, inspirasi, pemahaman serta pelatihan secara mandiri untuk menerapkan Kurikulum Merdeka. Jangan lagi menunggu akan ada Bimtek untuk melaksanakan IKM. Manfaatkan seoptimal mungkin flatform yang tersedia secara cerdas dan berdudaya”, serta menambahkan agar guru selalu terus belajar, mengajar, dan berkarya untuk kemajuan anak bangsa menuju generasi emas 2045.
{"title":"DALAM MENERAPKAN KURIKULUM MERDEKA BELAJAR PERLU STRATEGI TEPATGUNA","authors":"Nurzila Nurzila","doi":"10.47783/literasiologi.v8i4.397","DOIUrl":"https://doi.org/10.47783/literasiologi.v8i4.397","url":null,"abstract":"Diperlukan sikap arif bijaksana untuk menyeleksi informasi yang terverifikasi agar pelaksanaan Kurikulum Merdeka tetap mampu menerjadikan proses belajar pada anak. Apa pun Kurikulumnya, wajib menerjadikan proses belajar pada siswa sebagai pembelajar bersama guru yang juga belajar. Oleh karena itu, langkah yang dapat dilakukan guru di sekolah adalah selalu berkolaborasi memanfaatkan 6 strategi IKM. Dengan berkolaborasi, semangat saling memberi dan menerima dapat dilakukan secara bersama sehingga meminimalkan terjadinya misinformasi dan miskonsepsi”, memanfaatkan flatform Merdeka Mengajar sebagai pendekatan High-tech yang dapat membantu guru dalam mendapatkkan referensi, inspirasi, pemahaman serta pelatihan secara mandiri untuk menerapkan Kurikulum Merdeka. Jangan lagi menunggu akan ada Bimtek untuk melaksanakan IKM. Manfaatkan seoptimal mungkin flatform yang tersedia secara cerdas dan berdudaya”, serta menambahkan agar guru selalu terus belajar, mengajar, dan berkarya untuk kemajuan anak bangsa menuju generasi emas 2045.","PeriodicalId":315099,"journal":{"name":"Jurnal Literasiologi","volume":"23 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"134574122","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-28DOI: 10.47783/literasiologi.v8i4.390
Ambo Fera Afrizal
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh pengaruh supervisi kepala sekolah dalammeningkatkan kinerja pendidik di masa pandemi Covid 19 di MAN 2 Kota Jambi. Metodepenelitian ini adalah deskriptif korelasional, sampel sampel penelitian ini adalah seluruh guru TK dahlia pada tahun pelajaran 2020/2021 yang berjumlah 10 orang guru. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan angket yang selanjutnya dilakukan pengolahan data melalui analisis statistic SPSS versi 17.00 Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Supervisi Kepala Sekolah berada pada kategori baik, (2) Motivasi berprestasi guru berada pada kategori baik, (3) kinerja mengajar guru berada pada kategori baik,(4) Supervisi kepala sekolah (X) berpengaruh positif terhadap motivasi berprestasi guru (Y1), (5) Motivasi berprestasi guru (Y1) berpengaruh positif terhadap kinerja mengajar guru (Y2), (6) Supervisi kepala sekolah (X) berpengaruh positif terhadap kinerja mengajar guru (Y2), (7) Supervisi kepala sekolah (X) dan Motivasi berprestasi guru (Y1) secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap kinerja mengajar guru (Y2). Simpulannya bahwa supervisi akademik kepala sekolah mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap mutu layanan pendidikan, profesionalisme guru dan profesionalisme guru berpengaruh positif terhadap mutu layanan pendidikan.
{"title":"PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA PENDIDIK DI MASA PANDEMI COVID-19 DI MAN 2 KOTA JAMBI","authors":"Ambo Fera Afrizal","doi":"10.47783/literasiologi.v8i4.390","DOIUrl":"https://doi.org/10.47783/literasiologi.v8i4.390","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh pengaruh supervisi kepala sekolah dalammeningkatkan kinerja pendidik di masa pandemi Covid 19 di MAN 2 Kota Jambi. Metodepenelitian ini adalah deskriptif korelasional, sampel sampel penelitian ini adalah seluruh guru TK dahlia pada tahun pelajaran 2020/2021 yang berjumlah 10 orang guru. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan angket yang selanjutnya dilakukan pengolahan data melalui analisis statistic SPSS versi 17.00 Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Supervisi Kepala Sekolah berada pada kategori baik, (2) Motivasi berprestasi guru berada pada kategori baik, (3) kinerja mengajar guru berada pada kategori baik,(4) Supervisi kepala sekolah (X) berpengaruh positif terhadap motivasi berprestasi guru (Y1), (5) Motivasi berprestasi guru (Y1) berpengaruh positif terhadap kinerja mengajar guru (Y2), (6) Supervisi kepala sekolah (X) berpengaruh positif terhadap kinerja mengajar guru (Y2), (7) Supervisi kepala sekolah (X) dan Motivasi berprestasi guru (Y1) secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap kinerja mengajar guru (Y2). Simpulannya bahwa supervisi akademik kepala sekolah mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap mutu layanan pendidikan, profesionalisme guru dan profesionalisme guru berpengaruh positif terhadap mutu layanan pendidikan.","PeriodicalId":315099,"journal":{"name":"Jurnal Literasiologi","volume":"4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114328020","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-28DOI: 10.47783/literasiologi.v8i4.389
A. Asnidar
Pembelajaran SKI ada beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: ceramah, demonstrasi, diskusi, tanya jawab, timeline, concept map, Role Playing (Bermain Peran), Active Knowledge Sharing (Aktif Berbagi Pengetahuan), dan sebagainya sesuai dengan materi apa yan ingin disampaikan ketika pelajaran SKI belansung. Belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan peserta didik dalam satuan pembelajaran. Guru bukan hanya sekedar penyampai materi saja tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran, gurulah yang mengarahkan bagaima proses belajar mengajar itu dilaksanakan. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebih efektif juga menarik sehingga pelajaran yang disampaikan akan membuat peserta didik merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajari materi pelajaran tersebut. Rendahnya hasil belajar banyak dihadapi oleh sejumlah peserta didik yang tidak memiliki dorongan belajar dan menganggap pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) adalah pelajaran yang sulit karena secara prakteknya SKI sering diajarkan hanya bersifat informatif saja atau hafalan. Sehingga nilai rata-rata mata pelajaran SKI kurang begitu memuaskan, perlu metode yang menyenangkan.
{"title":"METODE PEMBELAJARAN TARIKH (SEJARAH PERADABAN ISLAM) QUESTION STUDENT HAVE","authors":"A. Asnidar","doi":"10.47783/literasiologi.v8i4.389","DOIUrl":"https://doi.org/10.47783/literasiologi.v8i4.389","url":null,"abstract":"Pembelajaran SKI ada beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: ceramah, demonstrasi, diskusi, tanya jawab, timeline, concept map, Role Playing (Bermain Peran), Active Knowledge Sharing (Aktif Berbagi Pengetahuan), dan sebagainya sesuai dengan materi apa yan ingin disampaikan ketika pelajaran SKI belansung. Belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan peserta didik dalam satuan pembelajaran. Guru bukan hanya sekedar penyampai materi saja tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran, gurulah yang mengarahkan bagaima proses belajar mengajar itu dilaksanakan. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebih efektif juga menarik sehingga pelajaran yang disampaikan akan membuat peserta didik merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajari materi pelajaran tersebut. Rendahnya hasil belajar banyak dihadapi oleh sejumlah peserta didik yang tidak memiliki dorongan belajar dan menganggap pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) adalah pelajaran yang sulit karena secara prakteknya SKI sering diajarkan hanya bersifat informatif saja atau hafalan. Sehingga nilai rata-rata mata pelajaran SKI kurang begitu memuaskan, perlu metode yang menyenangkan.","PeriodicalId":315099,"journal":{"name":"Jurnal Literasiologi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131245002","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-28DOI: 10.47783/literasiologi.v8i4.393
Nurjana Nurjana
Puncak kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam terjadi pada masa pemerintahan Bani Abbasiyah. Sejarah mencatat bahwa salah satu faktor penting keberhasilan pengembangan peradaban saat itu adalah karena berkembangnya gerakan penerjemahan (arabisasi) yang dimotori oleh elit penguasa, yaitu Harun al-Rasyid (786-809 M) dan Al-Makmun (786-833 M). Gerakan penerjemahan itu disosialisasikan dengan ditunjang oleh adanya pusat riset dan pendidikan seperti Bait al-Hikmah dan Dâr al Hikmah. Penerjemahan karya-karya asing tidak terbatas pada ilmu-ilmu dasar, filsafat Yunani, melainkan juga mencakup matematika, astronomi, isika, geometeri, optika, musik, dan kedokteran yang berasal dari bahasa Suryani, Persia dan India. umat Islam tidak hanya bertindak sebagai pengalih ilmu tetapi juga sebagai penyusun, pengembang, dan pembangun berbagai disiplin ilmu pengetahuan baru. Kesadaran umat Islam juga harus dibangkitkan, melalui berbagai lembaga pendidikan dan media massa bahwa belajar bahasa Arab itu tidak sekadar untuk memahami Islam, melainkan juga untuk memahami ilmu pengetahuan, yang kini sudah mulai banyak ditulis dalam bahasa Arab. Diperlukan juga upaya standarisasi kemampuan bahasa Arab bagi calon mahasiswa maupun calon lulusan Perguruan Tinggi (misalnya dengan TOAFL), sehingga mereka memiliki standar kompetensi dalam berbahasa Arab. Penciptaan lingkungan berbahasa Arab (dengan keteladanan dosen dalam berbahasa Arab sebagai bahasa akademik/ perkuliahan) penting digalakkan. Para dosen juga perlu membiasakan menulis karya ilmiah dalam bahasa Arab, sehingga dikenal oleh dunia luar, khususnya dunia Arab. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang canggih, khususnya dalam bidang teknologi dan multimedia pendidikan bahasa Arab juga perlu dipikirkan bersama.
{"title":"PERAN BAHASA ARAB DALAM PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN PERADABAN ISLAM","authors":"Nurjana Nurjana","doi":"10.47783/literasiologi.v8i4.393","DOIUrl":"https://doi.org/10.47783/literasiologi.v8i4.393","url":null,"abstract":"Puncak kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam terjadi pada masa pemerintahan Bani Abbasiyah. Sejarah mencatat bahwa salah satu faktor penting keberhasilan pengembangan peradaban saat itu adalah karena berkembangnya gerakan penerjemahan (arabisasi) yang dimotori oleh elit penguasa, yaitu Harun al-Rasyid (786-809 M) dan Al-Makmun (786-833 M). Gerakan penerjemahan itu disosialisasikan dengan ditunjang oleh adanya pusat riset dan pendidikan seperti Bait al-Hikmah dan Dâr al Hikmah. Penerjemahan karya-karya asing tidak terbatas pada ilmu-ilmu dasar, filsafat Yunani, melainkan juga mencakup matematika, astronomi, isika, geometeri, optika, musik, dan kedokteran yang berasal dari bahasa Suryani, Persia dan India. umat Islam tidak hanya bertindak sebagai pengalih ilmu tetapi juga sebagai penyusun, pengembang, dan pembangun berbagai disiplin ilmu pengetahuan baru. Kesadaran umat Islam juga harus dibangkitkan, melalui berbagai lembaga pendidikan dan media massa bahwa belajar bahasa Arab itu tidak sekadar untuk memahami Islam, melainkan juga untuk memahami ilmu pengetahuan, yang kini sudah mulai banyak ditulis dalam bahasa Arab. Diperlukan juga upaya standarisasi kemampuan bahasa Arab bagi calon mahasiswa maupun calon lulusan Perguruan Tinggi (misalnya dengan TOAFL), sehingga mereka memiliki standar kompetensi dalam berbahasa Arab. Penciptaan lingkungan berbahasa Arab (dengan keteladanan dosen dalam berbahasa Arab sebagai bahasa akademik/ perkuliahan) penting digalakkan. Para dosen juga perlu membiasakan menulis karya ilmiah dalam bahasa Arab, sehingga dikenal oleh dunia luar, khususnya dunia Arab. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang canggih, khususnya dalam bidang teknologi dan multimedia pendidikan bahasa Arab juga perlu dipikirkan bersama.","PeriodicalId":315099,"journal":{"name":"Jurnal Literasiologi","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123688551","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-08-28DOI: 10.47783/literasiologi.v8i4.392
M. Jamil
Sebuah keluarga dapat mencapai sakinah tidaklah ditentukan oleh banyak sedikitnya harta benda. Hal ini ditandai dengan banyak keluarga yang memiliki kelebihan secara materi tetapi dalam kenyataannya, mereka tidak sakinah. Memiliki pasangan yang menawan bukan menjadi ukuran sakinah suatu keluarga, karena kecantikan atau ketampanan tidak abadi. Untuk itu, keluarga sakinah meliputi beberapa unsur yang harus terpenuhi, diantaranya adalah keharmonisan, religiusitas, bentuk ketaatan kepada Allah dan kelestarian perkawinannya. Di perkembangan teknologi ini, membina keluarga sakinah itu lebih sulit dibandingkan masa sebelumnya, karena adanya tuntutan kehidupan yang semakin meningkat. Era sebelumnya telah meninggalkan persoalan wanita karier yang belum terpecahkan dalam lingkungan rumah tangga. Banyak kasus penceraian disebabkan persoalan karier ibu rumah tangga. Predikat “sakinah”adalah mahkota kehidupan berumah tangga. Predikat ini selalu dicita-citakan, diagendakan, dan diperjuangkan oleh semua umat Islam. Dalam keluarga sakinah terdapat unsur adanya keharmonisan antar anggota rumah tangga, di dukung ketaatan beragama, baik suami atau istri taat pada Allah. Panjangnya usia pernikahan menentukan tingkat kesakinahan. Adanya kehormatan dan sumber daya manusia yang berkualitas.
{"title":"TANTANGAN KELUARGA SAKINAH ERA GENERASI MILENIAL","authors":"M. Jamil","doi":"10.47783/literasiologi.v8i4.392","DOIUrl":"https://doi.org/10.47783/literasiologi.v8i4.392","url":null,"abstract":"Sebuah keluarga dapat mencapai sakinah tidaklah ditentukan oleh banyak sedikitnya harta benda. Hal ini ditandai dengan banyak keluarga yang memiliki kelebihan secara materi tetapi dalam kenyataannya, mereka tidak sakinah. Memiliki pasangan yang menawan bukan menjadi ukuran sakinah suatu keluarga, karena kecantikan atau ketampanan tidak abadi. Untuk itu, keluarga sakinah meliputi beberapa unsur yang harus terpenuhi, diantaranya adalah keharmonisan, religiusitas, bentuk ketaatan kepada Allah dan kelestarian perkawinannya. Di perkembangan teknologi ini, membina keluarga sakinah itu lebih sulit dibandingkan masa sebelumnya, karena adanya tuntutan kehidupan yang semakin meningkat. Era sebelumnya telah meninggalkan persoalan wanita karier yang belum terpecahkan dalam lingkungan rumah tangga. Banyak kasus penceraian disebabkan persoalan karier ibu rumah tangga. Predikat “sakinah”adalah mahkota kehidupan berumah tangga. Predikat ini selalu dicita-citakan, diagendakan, dan diperjuangkan oleh semua umat Islam. Dalam keluarga sakinah terdapat unsur adanya keharmonisan antar anggota rumah tangga, di dukung ketaatan beragama, baik suami atau istri taat pada Allah. Panjangnya usia pernikahan menentukan tingkat kesakinahan. Adanya kehormatan dan sumber daya manusia yang berkualitas.","PeriodicalId":315099,"journal":{"name":"Jurnal Literasiologi","volume":"96 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-08-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116549422","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}