Pub Date : 2023-02-03DOI: 10.47783/literasiologi.v9i2.473
Nurmala Nasution
Sebagai makhluk sosial harus mampu menjaga keharmonisan masyarakat agar berhasil mempertahankan slogan “Bhineka Tunggal Ika”, apabila hal tersebut ternyata gagal diwujudkan maka besar kemungkinan akan terjadi konflik diantara umat beragama. Salah satu cara menerapkan slogan di atas yakni dengan menanamkan paham plural dalam diri seseorang. Untuk itu masalah pokok dalam tulisan ini adalah bagaimana pemikiran serta penerapan pluralisme agama oleh Kh. Masrur Ahmad sebagai pimpinan pesantren al-Qodir Yogyakarta yang selalu menjalin hubungan baik dengan kelompok umat beragama! Tujuannya adalah untuk mengungkap hasil pemikiran Kh. Masrur dalam mempertahankan hubungan harmonis dalam perbedaan, baik secara teoritis maupun empiris. Konsep yang digunakan dalam pendefinisian adalah bahwa Kh. Masrur merupakan tokoh pluralis yang meliputi tiga kesatuan yaitu doktrin, pemikiran, serta konteks.
{"title":"Pluralisme Sebagai Buah Pemikiran Tokoh","authors":"Nurmala Nasution","doi":"10.47783/literasiologi.v9i2.473","DOIUrl":"https://doi.org/10.47783/literasiologi.v9i2.473","url":null,"abstract":"Sebagai makhluk sosial harus mampu menjaga keharmonisan masyarakat agar berhasil mempertahankan slogan “Bhineka Tunggal Ika”, apabila hal tersebut ternyata gagal diwujudkan maka besar kemungkinan akan terjadi konflik diantara umat beragama. Salah satu cara menerapkan slogan di atas yakni dengan menanamkan paham plural dalam diri seseorang. Untuk itu masalah pokok dalam tulisan ini adalah bagaimana pemikiran serta penerapan pluralisme agama oleh Kh. Masrur Ahmad sebagai pimpinan pesantren al-Qodir Yogyakarta yang selalu menjalin hubungan baik dengan kelompok umat beragama! Tujuannya adalah untuk mengungkap hasil pemikiran Kh. Masrur dalam mempertahankan hubungan harmonis dalam perbedaan, baik secara teoritis maupun empiris. Konsep yang digunakan dalam pendefinisian adalah bahwa Kh. Masrur merupakan tokoh pluralis yang meliputi tiga kesatuan yaitu doktrin, pemikiran, serta konteks.","PeriodicalId":315099,"journal":{"name":"Jurnal Literasiologi","volume":"22 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128192356","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-03DOI: 10.47783/literasiologi.v9i2.463
Liana Oktavia, Maria Botifar, Deri Wanto
Peserta didik yang duduk dibangku sekolah membutuhkan pendidikan karakter agar dimasa depannya menjadi orang yang tidak hanya cerdas secara intelek tapi juga memiliki karakter. SD Negeri 10 Ujan Mas merupakan lembaga pendidikan di Kabupaten Kepahiang yang berkomitmen untuk mempersiapkan peserta didik yang memiliki karakter dan pemahaman agama Islam yang baik. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif untuk mengetahui bagaimana integrasi pendidikan karakter dalam kurikulum PAI di SD Negeri 10 Ujan Mas. Nilai karakter diintegrasikan dalam pembelajaran PAI yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, gemar membaca, peduli sosial. Pendidikan karakter juga dilaksanakan di luar kelas, baik dengan melakukan pembiasaan-pembiasaan penanaman nilai-nilai Islam seperti mengucapkan salam dan mencium tangan ketika bertemu guru¸ bertutur kata yang lembut dan sopan, maupun dengan kegiatan-kegiatan seperti gotong royong, sholat dhuha benjama’ah, kultum jum’at, dan jum’at berbagi. Dengan integrasi pendidikan karakter dalam kurikulum PAI ini diharapkan peserta didik dapat menyerap dan mengamalkan karakter-karakter yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
{"title":"Integrasi Pendidikan Karakter dalam Kurikulum PAI di SD Negeri 10 Ujan Mas","authors":"Liana Oktavia, Maria Botifar, Deri Wanto","doi":"10.47783/literasiologi.v9i2.463","DOIUrl":"https://doi.org/10.47783/literasiologi.v9i2.463","url":null,"abstract":"Peserta didik yang duduk dibangku sekolah membutuhkan pendidikan karakter agar dimasa depannya menjadi orang yang tidak hanya cerdas secara intelek tapi juga memiliki karakter. SD Negeri 10 Ujan Mas merupakan lembaga pendidikan di Kabupaten Kepahiang yang berkomitmen untuk mempersiapkan peserta didik yang memiliki karakter dan pemahaman agama Islam yang baik. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif untuk mengetahui bagaimana integrasi pendidikan karakter dalam kurikulum PAI di SD Negeri 10 Ujan Mas. Nilai karakter diintegrasikan dalam pembelajaran PAI yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, gemar membaca, peduli sosial. Pendidikan karakter juga dilaksanakan di luar kelas, baik dengan melakukan pembiasaan-pembiasaan penanaman nilai-nilai Islam seperti mengucapkan salam dan mencium tangan ketika bertemu guru¸ bertutur kata yang lembut dan sopan, maupun dengan kegiatan-kegiatan seperti gotong royong, sholat dhuha benjama’ah, kultum jum’at, dan jum’at berbagi. Dengan integrasi pendidikan karakter dalam kurikulum PAI ini diharapkan peserta didik dapat menyerap dan mengamalkan karakter-karakter yang baik dalam kehidupan sehari-hari.","PeriodicalId":315099,"journal":{"name":"Jurnal Literasiologi","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132585825","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-03DOI: 10.47783/literasiologi.v9i2.464
Rasmini Rasmini, Maria Botifar, Deriwanto Deriwanto
Tulisan ini mengkaji model persekolahan Islam yang maju dalam pandangan Fazlurrahman Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kepustakaan (library research). Humanisme sebagai salah satu aliran dalam cara berpikir instruktif menggarisbawahi siklus mental dan emosional dalam mewujudkan, hipotesis ini menggabungkan kapasitas dan potensi manusia sehingga mereka dapat secara mandiri memilih dan menghadapi hidupnya. Sifat pembelajaran dan pembelajaran yang signifikan dapat dicapai dengan menerapkan standar pembelajaran humanistik, khususnya figuring how to pick up (mempelajari cara belajar), free learning, self-inspiration, dan pelatihan penuh perasaan. Dengan demikian, tujuan pelatihan MBKM yang diharapkan dapat menumbuhkan hard skill dan soft skill, merencanakan Mahasiswa agar lebih siap dan aplikatif dengan kebutuhan zaman, merencanakan lulusan sebagai calon kepala negara yang berkarakter unggul dan berkarakter dapat tercapai secara ideal.
{"title":"PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM SUDUT PANDANG KEMAJUAN HUMANISME","authors":"Rasmini Rasmini, Maria Botifar, Deriwanto Deriwanto","doi":"10.47783/literasiologi.v9i2.464","DOIUrl":"https://doi.org/10.47783/literasiologi.v9i2.464","url":null,"abstract":"Tulisan ini mengkaji model persekolahan Islam yang maju dalam pandangan Fazlurrahman Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kepustakaan (library research). Humanisme sebagai salah satu aliran dalam cara berpikir instruktif menggarisbawahi siklus mental dan emosional dalam mewujudkan, hipotesis ini menggabungkan kapasitas dan potensi manusia sehingga mereka dapat secara mandiri memilih dan menghadapi hidupnya. Sifat pembelajaran dan pembelajaran yang signifikan dapat dicapai dengan menerapkan standar pembelajaran humanistik, khususnya figuring how to pick up (mempelajari cara belajar), free learning, self-inspiration, dan pelatihan penuh perasaan. Dengan demikian, tujuan pelatihan MBKM yang diharapkan dapat menumbuhkan hard skill dan soft skill, merencanakan Mahasiswa agar lebih siap dan aplikatif dengan kebutuhan zaman, merencanakan lulusan sebagai calon kepala negara yang berkarakter unggul dan berkarakter dapat tercapai secara ideal.","PeriodicalId":315099,"journal":{"name":"Jurnal Literasiologi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133796274","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-03DOI: 10.47783/literasiologi.v9i2.461
Muhartini Muhartini, Munzir Hitami, K. Yusuf
The educational process expects humans to carry out their obligations as caliphs on this earth well. Education is meant here is a teaching activity. Muslims make al-Qur'an as a guide for life. In a sense, all the problems he faces must be returned to the Qur'an. In this case, not only does al-Qur'an as reading material only, so that the instructions contained in the Qur'an will not be known, nor will the instructions of the Qur'an against education problems. There are four teaching concepts in the perspective of the Qur'an, namely 'allama, rabba, darrasa, and 'addaba. The principle of teaching in the perspective of the Qur'an is also inseparable from the principles of monotheism and divine, besides that there is the principle of compassion which gives birth to other teaching principles, namely sincerity, democracy, gentleness, and tolerance for students. In the context of Islamic education, teachers are all parties who try to improve others Islamically. Duties and Responsibilities of Teachers in the Perspective of the Qur'an, namely the teacher is the person in charge of continuing the duties of the prophets and apostles, the teacher is in charge of delivering students to achieve their life goals, the teacher is tasked with continuing the duties of the scholars as messengers of religion to others. the student, the student's problem solver wisely, enjoins the good, forbids the bad. The responsibilities of a teacher in the perspective of the Qur'an are as murabb?, Mu'allim, Mu'addib, Mudarris, and Mursyid. As a result of this writing, the author suggests to the readers to be able to reproduce more references and not focus only on the material that has been compiled, so that the knowledge we have is even wider.
{"title":"MENGAJAR DAN GURU DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN","authors":"Muhartini Muhartini, Munzir Hitami, K. Yusuf","doi":"10.47783/literasiologi.v9i2.461","DOIUrl":"https://doi.org/10.47783/literasiologi.v9i2.461","url":null,"abstract":"The educational process expects humans to carry out their obligations as caliphs on this earth well. Education is meant here is a teaching activity. Muslims make al-Qur'an as a guide for life. In a sense, all the problems he faces must be returned to the Qur'an. In this case, not only does al-Qur'an as reading material only, so that the instructions contained in the Qur'an will not be known, nor will the instructions of the Qur'an against education problems. There are four teaching concepts in the perspective of the Qur'an, namely 'allama, rabba, darrasa, and 'addaba. The principle of teaching in the perspective of the Qur'an is also inseparable from the principles of monotheism and divine, besides that there is the principle of compassion which gives birth to other teaching principles, namely sincerity, democracy, gentleness, and tolerance for students. In the context of Islamic education, teachers are all parties who try to improve others Islamically. Duties and Responsibilities of Teachers in the Perspective of the Qur'an, namely the teacher is the person in charge of continuing the duties of the prophets and apostles, the teacher is in charge of delivering students to achieve their life goals, the teacher is tasked with continuing the duties of the scholars as messengers of religion to others. the student, the student's problem solver wisely, enjoins the good, forbids the bad. The responsibilities of a teacher in the perspective of the Qur'an are as murabb?, Mu'allim, Mu'addib, Mudarris, and Mursyid. As a result of this writing, the author suggests to the readers to be able to reproduce more references and not focus only on the material that has been compiled, so that the knowledge we have is even wider.","PeriodicalId":315099,"journal":{"name":"Jurnal Literasiologi","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133812406","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-02-03DOI: 10.47783/literasiologi.v9i2.462
Ferti Silviana lianvani, Maria Botifar, Deriwanto Deriwanto
To form a Qur'anic generation, it must be well managed and sustainable through formal and non-formal education. The Qur'anic generation does not just appear but through habituation and education in the family, namely instilling religious education according to the level of development, instilling love and affection in the family and surrounding environment, intensive monitoring of activities carried out by children so that they do not fall into disobedience. The ability to read the Qur'an is the proficiency or ability to recognize hijaiyah letters and be able to read them in a series of verses of the Qur'an in a tartil manner. The ability to read the Qur'an of students in this case includes indicators of the fluency of students' reading in reciting the recitation of the Qur'an. In addition, the indicator that must be achieved is the ability of students to recite readings that are in accordance with the correct tajwid and makhraj.
{"title":"Pengembangan Kurikulum PAI Di SMP N 22 Rejang Lebong Untuk Membentuk Generasi Qurani","authors":"Ferti Silviana lianvani, Maria Botifar, Deriwanto Deriwanto","doi":"10.47783/literasiologi.v9i2.462","DOIUrl":"https://doi.org/10.47783/literasiologi.v9i2.462","url":null,"abstract":"To form a Qur'anic generation, it must be well managed and sustainable through formal and non-formal education. The Qur'anic generation does not just appear but through habituation and education in the family, namely instilling religious education according to the level of development, instilling love and affection in the family and surrounding environment, intensive monitoring of activities carried out by children so that they do not fall into disobedience. The ability to read the Qur'an is the proficiency or ability to recognize hijaiyah letters and be able to read them in a series of verses of the Qur'an in a tartil manner. The ability to read the Qur'an of students in this case includes indicators of the fluency of students' reading in reciting the recitation of the Qur'an. In addition, the indicator that must be achieved is the ability of students to recite readings that are in accordance with the correct tajwid and makhraj.","PeriodicalId":315099,"journal":{"name":"Jurnal Literasiologi","volume":"130 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115188699","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-01DOI: 10.47783/literasiologi.v9i1.424
Haidir Haidir
Berpijak dari latar belakang diatas pembahasan ini mengungkapkan dua permasalahan, yaitu pertama secara umum manajemen Madrasah Aliyah Negeri 3 Bungo sudah sesuai standar manajemen sekolah menengah pertama. Kedua, secara khusus manajemen Madrasah Aliyah Negeri 3 Bungo dengan standar kesiswaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat sejauh mana tentang manajemen kesiswaan yang ada di Madrasah Aliyah Negeri 3 Bungo dalam rangka meningkatkan keaktipan siswa. Penelitian ini merupakan tindakan observasi pengamatan yang dilakukan selama tujuh kali observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen kesiswaan terhadap keaktifan siswa kurang berminat tetapi dengan model kekeluargaan dengan bersama-sama ada peningkatan terbukti kegiatan kesiswaan berjalan dengan baik. Subjek yang akan dilakukan berkaitan dengan kegiatan kesiswaan dalam memenuhi manajemen kesiswaan kemudian jenis penelitian menggunakan kuisioner serta wawancara. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan dari hasil analisa pengamatan, wawancara maupun dari hasil pemeriksaan dokumentasi kemudian dideskrifsikan untuk mendapat keadaan nyata tentang hasil penelitian dalam kegiataan kesiswaan.
从这次讨论的背景来看,有两个问题是伊斯兰学校的总管理其次,特别是Aliyah国家宗教学校管理3种以学生精神为标准的蹦床。本研究的目的是了解在Aliyah Negeri 3蹦豆中存在的学生管理程度,以提高学生的活跃程度。这项研究是对七次观察进行的观测。研究结果表明,学生对活动管理的学生不太感兴趣,但家庭模式与家庭活动一起增加了事实证明学生活动进行得很好的证据。主题将涉及学生活动,以满足学生管理,然后类型的研究使用问卷和访谈。在本研究中,观察分析、采访和文档审查中使用的技术,以了解研究结果的真实情况。
{"title":"Manajemen Kepala Madrasah; Studi Evaluatif Di Sekolah MAN 3 Kabupaten Bungo","authors":"Haidir Haidir","doi":"10.47783/literasiologi.v9i1.424","DOIUrl":"https://doi.org/10.47783/literasiologi.v9i1.424","url":null,"abstract":"Berpijak dari latar belakang diatas pembahasan ini mengungkapkan dua permasalahan, yaitu pertama secara umum manajemen Madrasah Aliyah Negeri 3 Bungo sudah sesuai standar manajemen sekolah menengah pertama. Kedua, secara khusus manajemen Madrasah Aliyah Negeri 3 Bungo dengan standar kesiswaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat sejauh mana tentang manajemen kesiswaan yang ada di Madrasah Aliyah Negeri 3 Bungo dalam rangka meningkatkan keaktipan siswa. \u0000Penelitian ini merupakan tindakan observasi pengamatan yang dilakukan selama tujuh kali observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen kesiswaan terhadap keaktifan siswa kurang berminat tetapi dengan model kekeluargaan dengan bersama-sama ada peningkatan terbukti kegiatan kesiswaan berjalan dengan baik. Subjek yang akan dilakukan berkaitan dengan kegiatan kesiswaan dalam memenuhi manajemen kesiswaan kemudian jenis penelitian menggunakan kuisioner serta wawancara. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan dari hasil analisa pengamatan, wawancara maupun dari hasil pemeriksaan dokumentasi kemudian dideskrifsikan untuk mendapat keadaan nyata tentang hasil penelitian dalam kegiataan kesiswaan.","PeriodicalId":315099,"journal":{"name":"Jurnal Literasiologi","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122797315","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-01DOI: 10.47783/literasiologi.v9i1.428
Nurhayani Nurhayani, Deri Wanto
Moral degradation has occurred and has become a serious threat to world civilization, so it is a challenge that Islamic religious education must be able to solve. One of the efforts being made is strengthening and internalizing character education in the Islamic education curriculum. Character education is an inseparable part of the implementation of Islamic religious education. Thus character education can be internalized in the PAI curriculum and learning. This study aims to determine the efforts made by MIN 1 Lebong to improve the morals of the nation's children by internalizing character education in the PAI curriculum. This study uses a qualitative method with a field research approach. The result of the research is the design of the RPP design that includes the values of the nation's character and in the process always instills character education values such as religious, honest, tolerance, discipline, hard work, creative, independent, democratic, curiosity, enthusiasm. nationality, love for the homeland, appreciate achievements, friendly/communicative, love peace, love to read, care for the environment, care about social and responsibility. Apart from intra-curricular activities, character education is also applied to co-curricular and extra-curricular activities such as tahsin, khatil and muhadharah as well as PHBI, activities tahfizh and scouts.
{"title":"Internalisasi Pendidikan Karakter Dalam Kurikulum Pendidikan Agama Islam Di MIN 1 Lebong","authors":"Nurhayani Nurhayani, Deri Wanto","doi":"10.47783/literasiologi.v9i1.428","DOIUrl":"https://doi.org/10.47783/literasiologi.v9i1.428","url":null,"abstract":"Moral degradation has occurred and has become a serious threat to world civilization, so it is a challenge that Islamic religious education must be able to solve. One of the efforts being made is strengthening and internalizing character education in the Islamic education curriculum. Character education is an inseparable part of the implementation of Islamic religious education. Thus character education can be internalized in the PAI curriculum and learning. This study aims to determine the efforts made by MIN 1 Lebong to improve the morals of the nation's children by internalizing character education in the PAI curriculum. This study uses a qualitative method with a field research approach. The result of the research is the design of the RPP design that includes the values of the nation's character and in the process always instills character education values such as religious, honest, tolerance, discipline, hard work, creative, independent, democratic, curiosity, enthusiasm. nationality, love for the homeland, appreciate achievements, friendly/communicative, love peace, love to read, care for the environment, care about social and responsibility. Apart from intra-curricular activities, character education is also applied to co-curricular and extra-curricular activities such as tahsin, khatil and muhadharah as well as PHBI, activities tahfizh and scouts.","PeriodicalId":315099,"journal":{"name":"Jurnal Literasiologi","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122067089","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-01DOI: 10.47783/literasiologi.v9i1.440
Liana Oktavia, Deriwanto Deriwanto
Hakekatnya pengembangan kurikulum bukan hanya pengembangan komponen-komponen yang ada dalam kurikulum saja, namun juga harus mengacu kepada landasan atau yang menjadi kerangka dasar pengembangan kurikulum. SD Negeri 10 Ujan Mas merupakan lembaga pendidikan di Kabupaten Kepahiang yang berkomitmen untuk memberikan bekal kemampuan dasar membaca, menulis dan berhitung, pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya, serta mempersiapkan peserta didik yang memiliki sikap spiritual dan pemahaman agama Islam yang baik. Untuk itu, Tentunya kurikulum harus dikembangkan agar kegiatan pembelajaran akan terlaksana dan tujuan pendidikan akan tercapai, terkhusus pada pengembangan kurikulum PAI. Penelitian ini adalah sebagai jenis penelitian kualitatif untuk mengetahui bagaimana inovasi pengembangan kurikulum PAI di SD Negeri 10 Ujan Mas. Berdasarkan hasil observasi langsung dan wawancara mencdalam dapat ditarik kesimpulan bahwa inovasi pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam yang dilakukan oleh SD Negeri 10 Ujan Mas ialah memaksimalkan metode dan strategi pembelajaran yang inkonvensional dan kekinian yang bertajuk teknologi pendidikan. Pihak sekolah pun memberikan perhatian khusus terhadap pengembangan kurikulum PAI sehingga mampu menciptakan output peserta didik yang bertakwa, berakhlak mulia dan memiliki keterampilan berbasis keagamaan yang mumpuni serta memiliki daya saing dengan lulusan sekolah dasar lainnya.
{"title":"Inovasi Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam SD Negeri 10 Ujan Mas","authors":"Liana Oktavia, Deriwanto Deriwanto","doi":"10.47783/literasiologi.v9i1.440","DOIUrl":"https://doi.org/10.47783/literasiologi.v9i1.440","url":null,"abstract":"Hakekatnya pengembangan kurikulum bukan hanya pengembangan komponen-komponen yang ada dalam kurikulum saja, namun juga harus mengacu kepada landasan atau yang menjadi kerangka dasar pengembangan kurikulum. SD Negeri 10 Ujan Mas merupakan lembaga pendidikan di Kabupaten Kepahiang yang berkomitmen untuk memberikan bekal kemampuan dasar membaca, menulis dan berhitung, pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya, serta mempersiapkan peserta didik yang memiliki sikap spiritual dan pemahaman agama Islam yang baik. Untuk itu, Tentunya kurikulum harus dikembangkan agar kegiatan pembelajaran akan terlaksana dan tujuan pendidikan akan tercapai, terkhusus pada pengembangan kurikulum PAI. Penelitian ini adalah sebagai jenis penelitian kualitatif untuk mengetahui bagaimana inovasi pengembangan kurikulum PAI di SD Negeri 10 Ujan Mas. Berdasarkan hasil observasi langsung dan wawancara mencdalam dapat ditarik kesimpulan bahwa inovasi pengembangan kurikulum pendidikan agama Islam yang dilakukan oleh SD Negeri 10 Ujan Mas ialah memaksimalkan metode dan strategi pembelajaran yang inkonvensional dan kekinian yang bertajuk teknologi pendidikan. Pihak sekolah pun memberikan perhatian khusus terhadap pengembangan kurikulum PAI sehingga mampu menciptakan output peserta didik yang bertakwa, berakhlak mulia dan memiliki keterampilan berbasis keagamaan yang mumpuni serta memiliki daya saing dengan lulusan sekolah dasar lainnya.","PeriodicalId":315099,"journal":{"name":"Jurnal Literasiologi","volume":"123 2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115401841","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Perguruan Tinggi memiliki tugas pokok yang dikenal dengan Tridarma. Guna menciptakan budaya akademik yang puncaknya dapat mewujudkan visi, misi dan tujuan dari perguruan tinggi salah satu tugasnya yakni untuk mewujudkan sebagai manusia yang progresif, kreatif, efektif, kritis, intelek dan bermoral. Hal ini berarti akan lahir calon generasi pendidik yang memiliki tugas besar di masa mendatang tentang cara meningkatkan budaya literasi.Maka perlu adanya persiapan agar menjadi pendidik di masa mendatang yang cakap dalam berkompetensi dan berkarakter. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui implementasi dan implikasi dari budaya literasi pada pembentukan kompetensi dan kualitas karakter mahasiswa IAIN Ponorogo. Adapun Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi Sedangkan teknik analisis data penelitian ini menggunakan analisis Miles dan Huberman. Hasil dari penelitian ini yakni : Implementasi gerakan literasi yang dilaksanakan pada Mata Kuliah yang diampu Kaprodi IAIN Ponorogo sesuai dengan model Empowering 8 yang mencangkup unsur literasi melalui 8 tahapan Pada implikasi budaya literasi pada pembentukan kompetensi yakni terbentuknya kompetensi dalam diri mahasiswa 1) kemampuan berpikir kritis, 2) Pengembangkan keterampilan literasi berbasis digital, dan 3) kemampuan public speaking. Sedangkan implikasi budaya literasi pada pembentukan karakter yakni: 1) Percaya diri, 2) Toleransi, 3) Tanggung Jawab, dan 4) Mandiri.
{"title":"Implikasi Budaya Literasi Pada Pembentukan Kompetensi dan Kualitas Karakter Mahasiswa IAIN Ponorogo","authors":"Husnul Khotimah, Muh Wasith Achadi, Kharisul Wathoni, Novia Eka Pratiwi","doi":"10.47783/literasiologi.v9i1.430","DOIUrl":"https://doi.org/10.47783/literasiologi.v9i1.430","url":null,"abstract":"Perguruan Tinggi memiliki tugas pokok yang dikenal dengan Tridarma. Guna menciptakan budaya akademik yang puncaknya dapat mewujudkan visi, misi dan tujuan dari perguruan tinggi salah satu tugasnya yakni untuk mewujudkan sebagai manusia yang progresif, kreatif, efektif, kritis, intelek dan bermoral. Hal ini berarti akan lahir calon generasi pendidik yang memiliki tugas besar di masa mendatang tentang cara meningkatkan budaya literasi.Maka perlu adanya persiapan agar menjadi pendidik di masa mendatang yang cakap dalam berkompetensi dan berkarakter. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui implementasi dan implikasi dari budaya literasi pada pembentukan kompetensi dan kualitas karakter mahasiswa IAIN Ponorogo. Adapun Jenis penelitian adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi Sedangkan teknik analisis data penelitian ini menggunakan analisis Miles dan Huberman. Hasil dari penelitian ini yakni : Implementasi gerakan literasi yang dilaksanakan pada Mata Kuliah yang diampu Kaprodi IAIN Ponorogo sesuai dengan model Empowering 8 yang mencangkup unsur literasi melalui 8 tahapan Pada implikasi budaya literasi pada pembentukan kompetensi yakni terbentuknya kompetensi dalam diri mahasiswa 1) kemampuan berpikir kritis, 2) Pengembangkan keterampilan literasi berbasis digital, dan 3) kemampuan public speaking. Sedangkan implikasi budaya literasi pada pembentukan karakter yakni: 1) Percaya diri, 2) Toleransi, 3) Tanggung Jawab, dan 4) Mandiri.","PeriodicalId":315099,"journal":{"name":"Jurnal Literasiologi","volume":"51 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122777466","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-01DOI: 10.47783/literasiologi.v9i1.427
Betahana Khoiriah, Deriwanto Deriwanto
The problem that often arises in learning is the teacher's lack of understanding about the hidden curriculum so that the teacher does not know the positive impact of the hidden curriculum activity itself, even though in reality hidden curriculum activities are often carried out unintentionally in the learning process. This study aims to describe the strategy for implementing the hidden curriculum in the learning process at RA Tunas Literasi Qur'ani, Rejang Lebong Regency. The method used in this research is descriptive qualitative through data collection techniques using observation, interviews, and documentation. The results showed that the implementation of the hidden curriculum in the learning process at RA Tunas Literasi Qur'ani, Rejang Lebong Regency was good at providing positive habits to students during learning by using expository and inquiry strategies in order to achieve school goals and the school's vision and mission that had been set, namely the formation of an Islamic generation, knowledgeable, noble, and cultured.
在学习中经常出现的问题是教师对隐性课程的认识不足,以至于教师不知道隐性课程活动本身的积极影响,尽管现实中隐性课程活动往往是在学习过程中无意识地进行的。本研究旨在描述reang Lebong reanglebong reanglebong RA Tunas Literasi Qur'ani在学习过程中实施隐藏课程的策略。在本研究中使用的方法是描述性定性通过数据收集技术使用观察,访谈和文件。结果显示,reang Lebong Regency RA Tunas Literasi Qur'ani在学习过程中实施隐性课程,善于通过说明性和探究性策略为学生在学习过程中提供积极的习惯,以实现学校目标和学校设定的愿景和使命,即培养有知识、高尚、有文化的伊斯兰一代。
{"title":"Implementasi Hidden Curriculum Pada Proses Pembelajaran di RA Tunas Literasi Qur’ani","authors":"Betahana Khoiriah, Deriwanto Deriwanto","doi":"10.47783/literasiologi.v9i1.427","DOIUrl":"https://doi.org/10.47783/literasiologi.v9i1.427","url":null,"abstract":"The problem that often arises in learning is the teacher's lack of understanding about the hidden curriculum so that the teacher does not know the positive impact of the hidden curriculum activity itself, even though in reality hidden curriculum activities are often carried out unintentionally in the learning process. This study aims to describe the strategy for implementing the hidden curriculum in the learning process at RA Tunas Literasi Qur'ani, Rejang Lebong Regency. The method used in this research is descriptive qualitative through data collection techniques using observation, interviews, and documentation. The results showed that the implementation of the hidden curriculum in the learning process at RA Tunas Literasi Qur'ani, Rejang Lebong Regency was good at providing positive habits to students during learning by using expository and inquiry strategies in order to achieve school goals and the school's vision and mission that had been set, namely the formation of an Islamic generation, knowledgeable, noble, and cultured.","PeriodicalId":315099,"journal":{"name":"Jurnal Literasiologi","volume":"41 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115228334","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}