Pub Date : 2022-11-29DOI: 10.31963/elekterika.v6i2.3568
Hendra Budiono Putra Parapa
PLTS as one of the most promising technologies to produce economical, clean and sustainable electrical energy can currently increase the national energy mix because of its nature that can be easily built and its development requires a short time compared to other technologies. The purpose of this research is to study the PV mini-grid configuration scheme in the islands. The case study used in this research is on Kaledupa Island, Southeast Sulawesi. The data used is the actual data on the electrical load on the island of Kaledupa and data on the potential for solar radiation sourced from solarglobalatlas.info. Actual electrical load data and solar radiation potential data are processed using an excel application to calculate the PLTS capacity and energy storage system, then a capacity sizing analysis is carried out from the calculation results. This study concludes that the PV, Energy Storage System and Diesel configuration scheme is the most likely scheme to be applied to the electricity system on the island of Kaledupa, taking into account the load conditions in the electrical system
{"title":"Studi Skema Konfigurasi PLTS (Studi Kasus: Pulau Kaledupa, Sulawesi Tenggara)","authors":"Hendra Budiono Putra Parapa","doi":"10.31963/elekterika.v6i2.3568","DOIUrl":"https://doi.org/10.31963/elekterika.v6i2.3568","url":null,"abstract":"PLTS as one of the most promising technologies to produce economical, clean and sustainable electrical energy can currently increase the national energy mix because of its nature that can be easily built and its development requires a short time compared to other technologies. The purpose of this research is to study the PV mini-grid configuration scheme in the islands. The case study used in this research is on Kaledupa Island, Southeast Sulawesi. The data used is the actual data on the electrical load on the island of Kaledupa and data on the potential for solar radiation sourced from solarglobalatlas.info. Actual electrical load data and solar radiation potential data are processed using an excel application to calculate the PLTS capacity and energy storage system, then a capacity sizing analysis is carried out from the calculation results. This study concludes that the PV, Energy Storage System and Diesel configuration scheme is the most likely scheme to be applied to the electricity system on the island of Kaledupa, taking into account the load conditions in the electrical system","PeriodicalId":316017,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Elekterika","volume":"218 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114369713","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-11-29DOI: 10.31963/elekterika.v6i2.3756
U. Umar, Syafruddin Syarif, I. Nurtanio, I. Indrabayu
Increased glucose in the blood can cause a buildup so that it cannot be absorbed by all of the body's cells, this problem can cause various disorders in the body's organs. To avoid problems, it is necessary to check the blood glucose level regularly. Monitoring blood sugar levels is currently still using invasive techniques that are painful, non-invasive monitoring is needed. This study develops a non-invasive method to predict blood glucose through image processing. For investigation, several invasive images and glucose levels were taken. Types of samples based on age classification, 20-60 years. For accuracy and simple analysis, 37 images of participants as volunteers, samples were evaluated and investigated under the gray level co-occurrence matrix (GLCM). In this study, an artificial neural network (ANN) was used for all training and hand texture testing to detect glucose levels. The performance of this model is evaluated using Root Mean Square Error (RMSE) and correlation coefficient (r). Clarke Error Grid Analysis (EGA) variance was used in this investigation to determine the accuracy of the method. The results showed that the RMSE was close to the standard value, the regression coefficient was 0.95, and the Clarke EGA analysis: 81.08 % was in the A zone. So that the blood glucose prediction model using the GLCM-ANN method is feasible to apply.
{"title":"Application of Artificial Neural Network and Gray Level Co-occurrence Matrix to detect blood glucose levels through the skin of the hands.","authors":"U. Umar, Syafruddin Syarif, I. Nurtanio, I. Indrabayu","doi":"10.31963/elekterika.v6i2.3756","DOIUrl":"https://doi.org/10.31963/elekterika.v6i2.3756","url":null,"abstract":"Increased glucose in the blood can cause a buildup so that it cannot be absorbed by all of the body's cells, this problem can cause various disorders in the body's organs. To avoid problems, it is necessary to check the blood glucose level regularly. Monitoring blood sugar levels is currently still using invasive techniques that are painful, non-invasive monitoring is needed. This study develops a non-invasive method to predict blood glucose through image processing. For investigation, several invasive images and glucose levels were taken. Types of samples based on age classification, 20-60 years. For accuracy and simple analysis, 37 images of participants as volunteers, samples were evaluated and investigated under the gray level co-occurrence matrix (GLCM). In this study, an artificial neural network (ANN) was used for all training and hand texture testing to detect glucose levels. The performance of this model is evaluated using Root Mean Square Error (RMSE) and correlation coefficient (r). Clarke Error Grid Analysis (EGA) variance was used in this investigation to determine the accuracy of the method. The results showed that the RMSE was close to the standard value, the regression coefficient was 0.95, and the Clarke EGA analysis: 81.08 % was in the A zone. So that the blood glucose prediction model using the GLCM-ANN method is feasible to apply.","PeriodicalId":316017,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Elekterika","volume":"580 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-11-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115710761","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-09DOI: 10.31963/elekterika.v6i1.3397
S. Sofyan, Kurniawati Naim, Muh Arga Basri
Perubahan frekuensi dan tegangan yang disebabkan oleh perubahan beban yang tidak menentu pada konsumen Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dapat merusak generator dan peralatan rumah tangga pada konsumen. Masalah ini dapat diatasi dengan menyediakan beban pengganti. Namun, untuk mengoptimalkan penggunaan beban pengganti maka dibutuhkan perancangan sistem kontrol pada beban pengganti tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk melakukan pengontrolan output generator ketika terjadinya perubahan beban yang tidak menentu. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk melakukan pemantauan output generator dari jarak jauh menggunakan internet. Sehubungan dengan itu, penelitian dilakukan dengan perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik pengujian, sedangkan analisis data dilakukan dengan regresi sederhana. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat perancangan dapat melakukan pengontrolan beban pengganti dan dapat melakukan pengukuran tegangan, arus, dan frekuensi. Bahkan, penggunaan alat ini dapat pula melakukan pemantauan dan penyimpanan data dengan menggunakan jaringan internet GSM sehingga dapat dilakukan pemantauan dari jarak jauh
{"title":"Rancang Bangun Electronic Load Control Generator pada Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro Berbasis Mikrokontroler dan IoT","authors":"S. Sofyan, Kurniawati Naim, Muh Arga Basri","doi":"10.31963/elekterika.v6i1.3397","DOIUrl":"https://doi.org/10.31963/elekterika.v6i1.3397","url":null,"abstract":"Perubahan frekuensi dan tegangan yang disebabkan oleh perubahan beban yang tidak menentu pada konsumen Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dapat merusak generator dan peralatan rumah tangga pada konsumen. Masalah ini dapat diatasi dengan menyediakan beban pengganti. Namun, untuk mengoptimalkan penggunaan beban pengganti maka dibutuhkan perancangan sistem kontrol pada beban pengganti tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk melakukan pengontrolan output generator ketika terjadinya perubahan beban yang tidak menentu. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk melakukan pemantauan output generator dari jarak jauh menggunakan internet. Sehubungan dengan itu, penelitian dilakukan dengan perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik pengujian, sedangkan analisis data dilakukan dengan regresi sederhana. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat perancangan dapat melakukan pengontrolan beban pengganti dan dapat melakukan pengukuran tegangan, arus, dan frekuensi. Bahkan, penggunaan alat ini dapat pula melakukan pemantauan dan penyimpanan data dengan menggunakan jaringan internet GSM sehingga dapat dilakukan pemantauan dari jarak jauh","PeriodicalId":316017,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Elekterika","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123023052","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-09DOI: 10.31963/elekterika.v6i1.2807
Abdul Zain
Sistem proteksi merupakan hal yang sangat penting dalam sistem jaringan distribusi 20 kV. Sistem kendali peralatan 20 kV disuplai dari 2 sumber yaitu PT (Potential Transformer) dan suplai tegangan DC (Baterai). Jika relai proteksi dan mekanik tidak mendapatkan suplai tegangan DC maka akan berdampak pada peralatan tidak bisa trip saat terjadi gangguan untuk mengamankan jaringan. Tidak adanya suplai tegangan DC akibat dari baterai mengalami kelainan atau kerusakan. Untuk itu diperlukan pengoperasian alat secara manual yang mengakibatkan proses penormalan gangguan semakin lama, karena membutuhkan durasi waktu dan jarak tempuh yang jauh, sehingga durasi padam semakin besar. Pada penelitian ini akan dibuat sebuah sistem monitoring pada baterai peralatan dimana sebelumnya dilakukan observasi tentang kebutuhan alat ini. Metode yang digunakan alat menggunakan aplikasi blynk sebagai penerima laporan pengukuran tegangan dan suhu secara langsung yang terkoneksi dengan modul gsm. Arduino Nano sebagai mikrokontroler memproses perintah dari ponsel pintar yang kemudian menghasilkan laporan pengukuran dari baterai tersebut. Modul gsm SIM 900 sebagai penerima dan pengirim data dalam sistem. Alat ini mudah diaplikasikan ke sistem karena tidak memerlukan sumber tegangan tambahan cukup dari baterai tersebut. Hasil dari penelitian ini menjadi solusi bagi perusahaan dalam meningkatkan keandalan sistem jaringan distribusi 20 kV.
{"title":"Kendali Sistem Tegangan Baterai Peralatan 20 kV PT PLN Bontang","authors":"Abdul Zain","doi":"10.31963/elekterika.v6i1.2807","DOIUrl":"https://doi.org/10.31963/elekterika.v6i1.2807","url":null,"abstract":"Sistem proteksi merupakan hal yang sangat penting dalam sistem jaringan distribusi 20 kV. Sistem kendali peralatan 20 kV disuplai dari 2 sumber yaitu PT (Potential Transformer) dan suplai tegangan DC (Baterai). Jika relai proteksi dan mekanik tidak mendapatkan suplai tegangan DC maka akan berdampak pada peralatan tidak bisa trip saat terjadi gangguan untuk mengamankan jaringan. Tidak adanya suplai tegangan DC akibat dari baterai mengalami kelainan atau kerusakan. Untuk itu diperlukan pengoperasian alat secara manual yang mengakibatkan proses penormalan gangguan semakin lama, karena membutuhkan durasi waktu dan jarak tempuh yang jauh, sehingga durasi padam semakin besar. Pada penelitian ini akan dibuat sebuah sistem monitoring pada baterai peralatan dimana sebelumnya dilakukan observasi tentang kebutuhan alat ini. Metode yang digunakan alat menggunakan aplikasi blynk sebagai penerima laporan pengukuran tegangan dan suhu secara langsung yang terkoneksi dengan modul gsm. Arduino Nano sebagai mikrokontroler memproses perintah dari ponsel pintar yang kemudian menghasilkan laporan pengukuran dari baterai tersebut. Modul gsm SIM 900 sebagai penerima dan pengirim data dalam sistem. Alat ini mudah diaplikasikan ke sistem karena tidak memerlukan sumber tegangan tambahan cukup dari baterai tersebut. Hasil dari penelitian ini menjadi solusi bagi perusahaan dalam meningkatkan keandalan sistem jaringan distribusi 20 kV. ","PeriodicalId":316017,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Elekterika","volume":"21 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122945248","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-09DOI: 10.31963/elekterika.v6i1.2961
Ahmad Rosyid Idris, Muhammad Rajab Husain, Nirwan A. Noor
Energi matahari merupakan sumber penghidupan bagi makhluk hidup yang tersedia dalam jumlah yang sangat besar, tidak bersifat polutif, tidak akan habis namun gratis. Namun hal ini jarang disadari fungsi dan manfaat matahari yang sangat besar. Salah satu pemanfaatan energi matahari adalah penggunaan panel sel surya (solar cell) sebagai alat pembangkit energi terbarukan yang dapat menghasilkan listrik DC.Penelitian ini bertujuan untuk merancang smart DC house dengan menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Penelitian ini juga bertujuan untuk menghitung daya output dari DC House. Sehubungan dengan itu, penelitian dilakukan dengan perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik pengujian dan observasi.Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa peneliti telah berhasil merancang Smart DC House dengan total kebutuhan energi yang digunakan per hari yaitu 122,2 Wh/hari. Daya output yang diperoleh dari system berkisar sebesar 153 Wh/hari dengan spesifikasi modul surya yang digunakan berkapasitas 50 Wp dengan kapasitas minimum baterai yaitu 38 Ah. Sistem ini dibangun dengan ukuran rumah 112 cm x 70 cm x 40 cmyang terdiri dari kamar tidur, kamar mandi, ruang tamu, teras, dan dapur dengan mikrokontroller sebagai prosesesor, sensor yang digunakan adalah sensor LDR, sensor rintik hujan, dan sensor infrared photodiode dengan kelebihan sistem yaitu atap yang dapat terbuka dan tertutup secara otomatisKeywords: PLTS, Arduino Mega, Solar Charge Control
{"title":"Rancang Bangun Prototype Smart Dc House","authors":"Ahmad Rosyid Idris, Muhammad Rajab Husain, Nirwan A. Noor","doi":"10.31963/elekterika.v6i1.2961","DOIUrl":"https://doi.org/10.31963/elekterika.v6i1.2961","url":null,"abstract":"Energi matahari merupakan sumber penghidupan bagi makhluk hidup yang tersedia dalam jumlah yang sangat besar, tidak bersifat polutif, tidak akan habis namun gratis. Namun hal ini jarang disadari fungsi dan manfaat matahari yang sangat besar. Salah satu pemanfaatan energi matahari adalah penggunaan panel sel surya (solar cell) sebagai alat pembangkit energi terbarukan yang dapat menghasilkan listrik DC.Penelitian ini bertujuan untuk merancang smart DC house dengan menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Penelitian ini juga bertujuan untuk menghitung daya output dari DC House. Sehubungan dengan itu, penelitian dilakukan dengan perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik pengujian dan observasi.Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa peneliti telah berhasil merancang Smart DC House dengan total kebutuhan energi yang digunakan per hari yaitu 122,2 Wh/hari. Daya output yang diperoleh dari system berkisar sebesar 153 Wh/hari dengan spesifikasi modul surya yang digunakan berkapasitas 50 Wp dengan kapasitas minimum baterai yaitu 38 Ah. Sistem ini dibangun dengan ukuran rumah 112 cm x 70 cm x 40 cmyang terdiri dari kamar tidur, kamar mandi, ruang tamu, teras, dan dapur dengan mikrokontroller sebagai prosesesor, sensor yang digunakan adalah sensor LDR, sensor rintik hujan, dan sensor infrared photodiode dengan kelebihan sistem yaitu atap yang dapat terbuka dan tertutup secara otomatisKeywords: PLTS, Arduino Mega, Solar Charge Control","PeriodicalId":316017,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Elekterika","volume":"135 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121531422","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-09DOI: 10.31963/elekterika.v6i1.2751
Muhammad Nur Yasir Utomo
Publikasi ilmiah merupakan sarana penyampaian hasil penelitian dan inovasi para peneliti. Seiring meningkatnya animo peneliti untuk melakukan publikasi, jumlah submission paper publikasi juga semakin meningkat. Peningkatan ini terjadi khusunya pada publikasi paper proceeding melalui konferensi ilmiah. Hal ini mendorong kebutuhan penggunaan teknologi informasi untuk mempermudah memanejemen konferensi. Namun demikian, aplikasi sistem manajejemen konferensi masih sangat terbatas. Berdasarkan masalah tersebut, penelitian ini mencoba untuk mengajukan sistem untuk manajemen konferensi berbasis web. Sistem dibangun menggunakan database MySQL dan arsitektur kode Model-View-Controller (MVC) dalam bahasa PHP. Agar tiap proses konferensi dapat tercakup dalam sistem, maka sistem didesain dengan tiga modul utama yaitu modul peserta/pemakalah, modul reviewer dan modul panitia/admin yang mencakup seluruh proses konferensi mulai dari registrasi, paper submission, review, pembayaran dan pembagian ruangan presentasi. Untuk memastikan sistem dapat bekerja dengan baik, uji coba dan evaluasi dilakukan dengan menggunakan metode Black Box Testing. Hasil dari tes dan evaluasi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa sistem yang diajukan terbukti memiliki kinerja baik dengan berhasil memenuhi semua skenario tes yang ada.
{"title":"Sistem Manajemen Konferensi Ilmiah Berbasis Web Menggunakan Metode Pengembangan Waterfall","authors":"Muhammad Nur Yasir Utomo","doi":"10.31963/elekterika.v6i1.2751","DOIUrl":"https://doi.org/10.31963/elekterika.v6i1.2751","url":null,"abstract":"Publikasi ilmiah merupakan sarana penyampaian hasil penelitian dan inovasi para peneliti. Seiring meningkatnya animo peneliti untuk melakukan publikasi, jumlah submission paper publikasi juga semakin meningkat. Peningkatan ini terjadi khusunya pada publikasi paper proceeding melalui konferensi ilmiah. Hal ini mendorong kebutuhan penggunaan teknologi informasi untuk mempermudah memanejemen konferensi. Namun demikian, aplikasi sistem manajejemen konferensi masih sangat terbatas. Berdasarkan masalah tersebut, penelitian ini mencoba untuk mengajukan sistem untuk manajemen konferensi berbasis web. Sistem dibangun menggunakan database MySQL dan arsitektur kode Model-View-Controller (MVC) dalam bahasa PHP. Agar tiap proses konferensi dapat tercakup dalam sistem, maka sistem didesain dengan tiga modul utama yaitu modul peserta/pemakalah, modul reviewer dan modul panitia/admin yang mencakup seluruh proses konferensi mulai dari registrasi, paper submission, review, pembayaran dan pembagian ruangan presentasi. Untuk memastikan sistem dapat bekerja dengan baik, uji coba dan evaluasi dilakukan dengan menggunakan metode Black Box Testing. Hasil dari tes dan evaluasi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa sistem yang diajukan terbukti memiliki kinerja baik dengan berhasil memenuhi semua skenario tes yang ada.","PeriodicalId":316017,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Elekterika","volume":"57 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130065981","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-05-30DOI: 10.31963/elekterika.v6i1.3502
Nur Aksanul Haq, Muh. Fajri Raharjo, Meylanie Olivya
The Minasa Upa Village Office is a community service facility fulfilling population administration and licensing. Currently, the service applied is still carried out in a conventional way, which requires residents to come and queue at the village office to receive services. It is necessary to come to the village office to obtain information on the requirements for making a letter, to find out whether the submitted letter has been completed. Based on these problems, a system is needed to help services at the Minasa Upa Village Office be more practical and efficient. This study implemented an E-Government system that utilizes information technology in service. The e-Government implemented is in the form of an Android-based application designed using the Java programming language and firebase as a database service. The application design method used is the System Development Life Cycle (SDLC) with a waterfall approach. The system testing technique used is black box testing which consists of two stages, namely alpha and beta testing. The results indicate that the application is built according to the expected needs. This is proven through the tests that have been carried out. In addition, based on the questionnaire results, users stated that the interface of the application was easy to understand, with an average score of 86%.
{"title":"Aplikasi Pelayanan Pada Kantor Kelurahan (Studi Kasus Kantor Kelurahan Minasa Upa Kota Makassar)","authors":"Nur Aksanul Haq, Muh. Fajri Raharjo, Meylanie Olivya","doi":"10.31963/elekterika.v6i1.3502","DOIUrl":"https://doi.org/10.31963/elekterika.v6i1.3502","url":null,"abstract":"The Minasa Upa Village Office is a community service facility fulfilling population administration and licensing. Currently, the service applied is still carried out in a conventional way, which requires residents to come and queue at the village office to receive services. It is necessary to come to the village office to obtain information on the requirements for making a letter, to find out whether the submitted letter has been completed. Based on these problems, a system is needed to help services at the Minasa Upa Village Office be more practical and efficient. This study implemented an E-Government system that utilizes information technology in service. The e-Government implemented is in the form of an Android-based application designed using the Java programming language and firebase as a database service. The application design method used is the System Development Life Cycle (SDLC) with a waterfall approach. The system testing technique used is black box testing which consists of two stages, namely alpha and beta testing. The results indicate that the application is built according to the expected needs. This is proven through the tests that have been carried out. In addition, based on the questionnaire results, users stated that the interface of the application was easy to understand, with an average score of 86%.","PeriodicalId":316017,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Elekterika","volume":"173 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"120943485","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-05-30DOI: 10.31963/elekterika.v6i1.3660
Sarma Thaha, Annisya Adiyanti, Usman Usman, A. R. Sultan
Interbus transformer (IBT) is transformer that transfer power in different voltage level. Tello Substation has two IBT that change voltage level from 150 kV to 66 kV. In order to maintain the reliability operation of Tello substation, both IBT must be not allowed to overload. Overload condition could occur if one of the transformers is fault, the normal transformer will be overload. If an overload condition occurs, the two IBTs may not operate simultaneously. Due to this condition, it is necessary to prevent the occurrence of overload condition by applying overload shedding (OLS). This OLS application can prevent overload on the transformer if one of the transformers out of service due to fault condition. The OLS relay will work when the load on the IBT has reached its setting, by releasing the load on the 66 kV system line according to the OLS scheme as a precautionary step before all transformers trip. This research uses a case study on the Makassar Subsystem, which is one of the Sulbagsel System's electrical systems. The results showed that the amount of load that needed to be removed when implementing the OLS scheme at IBT #3 and IBT #5 31.5 MVA GI Tello was 16.86 MW. The OLS and OCR schemes are coordinated with the OLS setting current at each IBT GI Tello is 302.5 A, while the setting current for OCR at each IBT GI Tello is 330 and time multiple setting ( tms) is 1.96
{"title":"Implementasi Over Load Shedding (OLS) Pada Interbus Transformator (IBT) #3 31.5 Mva Dan IBT #5 31.5 MVA Di GI Tello 150/66 kV Untuk Menjaga Keandalan Suplai Ke GI Borongloe, GI Daya Dan GI Mandai","authors":"Sarma Thaha, Annisya Adiyanti, Usman Usman, A. R. Sultan","doi":"10.31963/elekterika.v6i1.3660","DOIUrl":"https://doi.org/10.31963/elekterika.v6i1.3660","url":null,"abstract":"Interbus transformer (IBT) is transformer that transfer power in different voltage level. Tello Substation has two IBT that change voltage level from 150 kV to 66 kV. In order to maintain the reliability operation of Tello substation, both IBT must be not allowed to overload. Overload condition could occur if one of the transformers is fault, the normal transformer will be overload. If an overload condition occurs, the two IBTs may not operate simultaneously. Due to this condition, it is necessary to prevent the occurrence of overload condition by applying overload shedding (OLS). This OLS application can prevent overload on the transformer if one of the transformers out of service due to fault condition. The OLS relay will work when the load on the IBT has reached its setting, by releasing the load on the 66 kV system line according to the OLS scheme as a precautionary step before all transformers trip. This research uses a case study on the Makassar Subsystem, which is one of the Sulbagsel System's electrical systems. The results showed that the amount of load that needed to be removed when implementing the OLS scheme at IBT #3 and IBT #5 31.5 MVA GI Tello was 16.86 MW. The OLS and OCR schemes are coordinated with the OLS setting current at each IBT GI Tello is 302.5 A, while the setting current for OCR at each IBT GI Tello is 330 and time multiple setting ( tms) is 1.96","PeriodicalId":316017,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Elekterika","volume":"7 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114750266","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-05-30DOI: 10.31963/elekterika.v6i1.3674
Sampul Dan Daftar Isi
Sampul dan Daftar Isi
{"title":"Sampul dan Daftar Isi","authors":"Sampul Dan Daftar Isi","doi":"10.31963/elekterika.v6i1.3674","DOIUrl":"https://doi.org/10.31963/elekterika.v6i1.3674","url":null,"abstract":"Sampul dan Daftar Isi","PeriodicalId":316017,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Elekterika","volume":"316 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115439433","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-05-30DOI: 10.31963/elekterika.v6i1.3487
Ichsan Mahjud, Umar Katu, Z. Abidin
All radios, both transmitting and receiving signals, need an antenna. So the role of the antenna is very important because the antenna can work as a transmitter or receiver, depending on the application of the antenna itself. For the transmitting antenna, it is hoped that it can cover a wide area, so that the receiver can access information in a wide area as well. With the addition of elements with antenna modifications, it will affect the radiance. In this study, the vertical 2 meter band 2 x 5/8 antenna using this phase system has many advantages such as a strong beam pattern in all directions, wide bandwidth and has a large gain and wider coverage area. Then the measurements and calculations of the antenna parameters that have been determined are carried out. From the data obtained at the time of measurement, it was found that the working frequency of the designed antenna was 145.9 MHz. it can be seen that the large amplification of the 2 meter band 2 x 5/8 vertical antenna against the standard 5/8 vertical antenna is 1 dB. The vertical 2 meter band 2 x 5/8 antenna has a bandwidth of 1.4 MHz and an omnidirectional radiation pattern, with a wider coverage area.
{"title":"Modifikasi Antena Vertical 2 Meter Band 2 X 5/8 Λ Pada Frekuensi 144-147 Mhz Dengan Menggunakan Sistem Sephasa.","authors":"Ichsan Mahjud, Umar Katu, Z. Abidin","doi":"10.31963/elekterika.v6i1.3487","DOIUrl":"https://doi.org/10.31963/elekterika.v6i1.3487","url":null,"abstract":"All radios, both transmitting and receiving signals, need an antenna. So the role of the antenna is very important because the antenna can work as a transmitter or receiver, depending on the application of the antenna itself. For the transmitting antenna, it is hoped that it can cover a wide area, so that the receiver can access information in a wide area as well. With the addition of elements with antenna modifications, it will affect the radiance. In this study, the vertical 2 meter band 2 x 5/8 antenna using this phase system has many advantages such as a strong beam pattern in all directions, wide bandwidth and has a large gain and wider coverage area. Then the measurements and calculations of the antenna parameters that have been determined are carried out. From the data obtained at the time of measurement, it was found that the working frequency of the designed antenna was 145.9 MHz. it can be seen that the large amplification of the 2 meter band 2 x 5/8 vertical antenna against the standard 5/8 vertical antenna is 1 dB. The vertical 2 meter band 2 x 5/8 antenna has a bandwidth of 1.4 MHz and an omnidirectional radiation pattern, with a wider coverage area.","PeriodicalId":316017,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Elekterika","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-05-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128882838","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}