Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan PT Angkasa Pura II (Persero) melakukan strategi Customer Relationship Management (CRM), mengetahui strategi Customer Relationship Management (CRM) yang dilakukan PT Angkasa Pura II (Persero) dan untuk mengetahui persepsi mitra usaha pada strategi Customer Relationship Management (CRM) yang dilakukan PT Angkasa Pura II (Persero) di Bandara Internasional Husein Sastranegara Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data interaktif Miles dan Huberman yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan diakhiri dengan penarikan kesimpulan/verifikasi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang menjadi alasan PT Angkasa Pura II (Persero) melakukan strategi Customer Relationship Management (CRM) di Bandara Internasional Husein Sastranegara Bandung adalah untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada mitra usaha sehingga tercipta hubungan jangka panjang yang lebih baik serta mendorong loyalitas dari mitra usaha kepada PT Angkasa Pura II (Persero). Strategi Customer Relationship Management (CRM) yang dilakukan PT Angkasa Pura II (Persero) di Bandara Internasional Husein Sastranegara Bandung adalah dengan memberikan pelayanan prima kepada mitra usaha dan yang membedakan Bandara Internasional Husein Sastranegara Bandung dengan bandara lain di Indonesia adalah adanya program inovasi seperti lucky draw dan piagam penghargaan. Persepsi mitra usaha pada strategi Customer Relationship Management (CRM) yang dilakukan PT Angkasa Pura II (Persero) di Bandara Internasional Husein Sastranegara Bandung cukup beragam mulai dari persepsi yang bersifat positif ataupun negatif. Namun secara garis besar persepsi pelanggan lebih kepada masukan atau kritikan agar PT Angkasa Pura II (Persero) meningkatkan kualitas pelayanannya di Bandara Internasional Husein Sastranegara Bandung.
本研究旨在探讨原因PT太空装二世(Persero)做客户关系管理(CRM)策略,知道我们的策略,客户关系管理(CRM) PT太空装二世(Persero)和所做的努力了解感知伙伴的战略客户关系管理(CRM)做PT太空装二世(Persero)·侯赛因Sastranegara万隆国际机场。本研究采用的方法是定性的案例研究方法。使用的数据分析技术是一种交互式数据分析技术,它包括数据还原、数据展示,并以推论/验证结束。数据收集技术包括深入采访、观察和文献研究。的研究结果表明,原因PT太空装二世(Persero)做战略客户关系管理(CRM)·侯赛因Sastranegara万隆国际机场是为了进一步增加服务合作伙伴努力从而创造更好的长期关系,并鼓励伙伴的努力对PT的忠诚太空装II (Persero)。PT space Relationship Management (CRM)是PT space Pura II (Persero)在Husein Sastranegara international机场为商业伙伴提供的卓越服务,并将Husein Sastranegara国际机场与印尼其他机场的主要区别,是存在lucky draw和特许经营等创新项目。PT space Pura II (Persero)在huseyin Sastranegara万隆国际机场对客户关系战略的商业伙伴的看法,从积极的或消极的角度不同。但从总体上讲,客户的看法更多的是对PT space Pura II (Persero)在huseyin Sastranegara international机场提高服务质量的批评。
{"title":"Strategi Customer Relationship Management (CRM) PT Angkasa Pura II (Persero)","authors":"Janiar Puspa Wildyaksanjani, D. Sugiana","doi":"10.24198/JKK.V6I1.8754","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/JKK.V6I1.8754","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan PT Angkasa Pura II (Persero) melakukan strategi Customer Relationship Management (CRM), mengetahui strategi Customer Relationship Management (CRM) yang dilakukan PT Angkasa Pura II (Persero) dan untuk mengetahui persepsi mitra usaha pada strategi Customer Relationship Management (CRM) yang dilakukan PT Angkasa Pura II (Persero) di Bandara Internasional Husein Sastranegara Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data interaktif Miles dan Huberman yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan diakhiri dengan penarikan kesimpulan/verifikasi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang menjadi alasan PT Angkasa Pura II (Persero) melakukan strategi Customer Relationship Management (CRM) di Bandara Internasional Husein Sastranegara Bandung adalah untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada mitra usaha sehingga tercipta hubungan jangka panjang yang lebih baik serta mendorong loyalitas dari mitra usaha kepada PT Angkasa Pura II (Persero). Strategi Customer Relationship Management (CRM) yang dilakukan PT Angkasa Pura II (Persero) di Bandara Internasional Husein Sastranegara Bandung adalah dengan memberikan pelayanan prima kepada mitra usaha dan yang membedakan Bandara Internasional Husein Sastranegara Bandung dengan bandara lain di Indonesia adalah adanya program inovasi seperti lucky draw dan piagam penghargaan. Persepsi mitra usaha pada strategi Customer Relationship Management (CRM) yang dilakukan PT Angkasa Pura II (Persero) di Bandara Internasional Husein Sastranegara Bandung cukup beragam mulai dari persepsi yang bersifat positif ataupun negatif. Namun secara garis besar persepsi pelanggan lebih kepada masukan atau kritikan agar PT Angkasa Pura II (Persero) meningkatkan kualitas pelayanannya di Bandara Internasional Husein Sastranegara Bandung.","PeriodicalId":31891,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Komunikasi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47820736","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
P. Lestari, Berliyan Ramadhaniyanto, Damayanti Wardyaningrum
Gunung Sinabung di Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara memiliki risiko bencana alam yang tinggi. Selama lima tahun terakhir aktivitas erupsi yang terjadi membuat masyarakat senantiasa waspada serta memerlukan informasi yang komprehensif dan cepat dari media termasuk media online. Pemberitaan bencana Gunung Sinabung diperlukan oleh masyarakat di wilayah lain yang memiliki tingkat kerawanan bencana alam yang sama maupun berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran media online dalam pengurangan risiko bencana erupsi Gunung Sinabung dengan teori dan konsep tanggung jawab sosial media, peran media, serta pengurangan risiko bencana. Metode yang digunakan yaitu analisis isi media online, objek penelitian dua media online Kompas.com dan Hariansib.com. Fokus analisis isi media online pada unsur waktu tayang, penempatan, narasumber, dan tema berita. Hasil penelitian menemukan bahwa waktu tayang berita di kedua media lebih dominan berita pada periode pasca bencana dibandingkan periode bencana lainnya seperti periode pra bencana dan periode tanggap darurat. Pada unsur penempatan berita terdapat pembagian jenis berita regional dan nasional. Untuk narasumber berita terdapat dua kategori yaitu narasumber pemerintah dan narasumber lainnya. Narasumber yang lebih banyak dipilih adalah pemerintah dibanding narasumber lain seperti masyarakat lokal atau korban bencana. Tema berita terbanyak diangkat tema keamanan dan berbagai peristiwa pada periode pasca bencana. Kontribusi penelitian ini memberi masukan kepada kedua media online agar lebih memberikan keseimbangan pemberitaan pada unsur waktu tayang berita, penempatan berita, narasumber berita, dan tema berita. Selain itu, berita juga meliputi saat pra bencana, saat tanggap darurat bencana maupun pasca bencana. Berita juga perlu diperoleh dari berbagai sumber yang lebih beragam termasuk korban bencana.
{"title":"Pemberitaan di Media Online untuk Pengurangan Risiko Bencana Gunung Sinabung","authors":"P. Lestari, Berliyan Ramadhaniyanto, Damayanti Wardyaningrum","doi":"10.24198/jkk.v6i1.15168","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/jkk.v6i1.15168","url":null,"abstract":"Gunung Sinabung di Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara memiliki risiko bencana alam yang tinggi. Selama lima tahun terakhir aktivitas erupsi yang terjadi membuat masyarakat senantiasa waspada serta memerlukan informasi yang komprehensif dan cepat dari media termasuk media online. Pemberitaan bencana Gunung Sinabung diperlukan oleh masyarakat di wilayah lain yang memiliki tingkat kerawanan bencana alam yang sama maupun berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran media online dalam pengurangan risiko bencana erupsi Gunung Sinabung dengan teori dan konsep tanggung jawab sosial media, peran media, serta pengurangan risiko bencana. Metode yang digunakan yaitu analisis isi media online, objek penelitian dua media online Kompas.com dan Hariansib.com. Fokus analisis isi media online pada unsur waktu tayang, penempatan, narasumber, dan tema berita. Hasil penelitian menemukan bahwa waktu tayang berita di kedua media lebih dominan berita pada periode pasca bencana dibandingkan periode bencana lainnya seperti periode pra bencana dan periode tanggap darurat. Pada unsur penempatan berita terdapat pembagian jenis berita regional dan nasional. Untuk narasumber berita terdapat dua kategori yaitu narasumber pemerintah dan narasumber lainnya. Narasumber yang lebih banyak dipilih adalah pemerintah dibanding narasumber lain seperti masyarakat lokal atau korban bencana. Tema berita terbanyak diangkat tema keamanan dan berbagai peristiwa pada periode pasca bencana. Kontribusi penelitian ini memberi masukan kepada kedua media online agar lebih memberikan keseimbangan pemberitaan pada unsur waktu tayang berita, penempatan berita, narasumber berita, dan tema berita. Selain itu, berita juga meliputi saat pra bencana, saat tanggap darurat bencana maupun pasca bencana. Berita juga perlu diperoleh dari berbagai sumber yang lebih beragam termasuk korban bencana.","PeriodicalId":31891,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Komunikasi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47278302","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Artikel ini menelusuri perilaku pencarian informasi pertanian melalui media online pada petani jahe, Kelompok Tani Jahe Putri Mandiri Di Desa Putri Dalem Kecamatan Jatitujuh Kabupaten Majalengka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengapa petani jahe Putri Mandiri membutuhkan informasi pertanian melalui media online; bagaimana pola komunikasi yang dilakukan petani jahe putri mandiri dalam mengimplementasikan pencarian informasi pertanian; dan peranan informasi dalam pemecahan masalah. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kebutuhan informasi petani Jahe Putri Mandiri menjadikan media online sebagai pemenuhan kebutuhan informasi dalam Pencarian Informasi Pertanian dan penanggulangan penanaman jahe dengan sistem polybag. Kesimpulan dalam penelitian ini, yaitu: Mereka merasa belum cukup mendapatkan penyuluhan dalam pengetahuan pertanian, sehingga ketua kelompok perlu untuk memperbaiki pola bercocok tanam jahe melalui media online; Petani mendapatkan informasi pertanian yang dibutuhkan melalui media online yaitu Google, Yahoo, Facebook, dan Twitter dan selanjutnya mendapatkan bantuan dari pakar pertanian di bidang jahe gajah; Pola komunikasi yang dilakukan oleh petani dan ketua kelompok petani setiap hari selalu menggunakan media online; Penggunaan Media online terhadap petani sangat cocok untuk diimplementasikan tentang tanaman jahe gajah pada Desa Putri Dalem, Jatitujuh, Majalengka; Informasi yang diperoleh petani melalui media online. Selanjutnya petani mendiskusikan dengan kelompok petani jahe di Indonesia melalui media online, setelah itu mereka mendiskusikannya lagi dalam kelompok tani jahe putri mandiri terutama yang berkaitan dengan cara-cara penanggulangan permasalahan jahe gajah.
这篇文章追踪了生姜农民的行为,生姜公主村的自立农民达伦卡省Jatitujuh street Majalengka区。本研究旨在找出为什么生姜公主需要通过在线媒体获取农业信息;金童女儿在执行农业信息搜寻方面的沟通模式是如何实现的;以及信息在解决问题中的作用。本研究采用的方法是定性的案例研究方法。根据调查结果,生姜公主对信息的需求使在线媒体满足了对农业信息搜索和生姜种植系统的信息需求。这项研究的结论是:他们觉得农业知识的教育还不够,因此该小组主席需要通过网上媒体改善生姜种植模式;农民通过谷歌、雅虎、Facebook和Twitter的在线媒体获取所需的农业信息,然后从姜大象领域的农业专家那里得到帮助;农民和农民小组主席每天都使用在线媒体进行沟通的模式;对农民的在线媒体使用非常适合实施Dalem女儿Jatitujuh, Majalengka;农民通过网上媒体获得的信息。接下来,农民通过网上媒体与生姜小组讨论,然后他们在生姜公主小组中再次讨论,特别是处理生姜大象问题的方法。
{"title":"Perilaku Pencarian Informasi Pertanian melalui Media Online pada Kelompok Petani Jahe","authors":"Ope Destrian, Uud Wahyudin, S. Mulyana","doi":"10.24198/JKK.V6I1.12391","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/JKK.V6I1.12391","url":null,"abstract":"Artikel ini menelusuri perilaku pencarian informasi pertanian melalui media online pada petani jahe, Kelompok Tani Jahe Putri Mandiri Di Desa Putri Dalem Kecamatan Jatitujuh Kabupaten Majalengka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengapa petani jahe Putri Mandiri membutuhkan informasi pertanian melalui media online; bagaimana pola komunikasi yang dilakukan petani jahe putri mandiri dalam mengimplementasikan pencarian informasi pertanian; dan peranan informasi dalam pemecahan masalah. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kebutuhan informasi petani Jahe Putri Mandiri menjadikan media online sebagai pemenuhan kebutuhan informasi dalam Pencarian Informasi Pertanian dan penanggulangan penanaman jahe dengan sistem polybag. Kesimpulan dalam penelitian ini, yaitu: Mereka merasa belum cukup mendapatkan penyuluhan dalam pengetahuan pertanian, sehingga ketua kelompok perlu untuk memperbaiki pola bercocok tanam jahe melalui media online; Petani mendapatkan informasi pertanian yang dibutuhkan melalui media online yaitu Google, Yahoo, Facebook, dan Twitter dan selanjutnya mendapatkan bantuan dari pakar pertanian di bidang jahe gajah; Pola komunikasi yang dilakukan oleh petani dan ketua kelompok petani setiap hari selalu menggunakan media online; Penggunaan Media online terhadap petani sangat cocok untuk diimplementasikan tentang tanaman jahe gajah pada Desa Putri Dalem, Jatitujuh, Majalengka; Informasi yang diperoleh petani melalui media online. Selanjutnya petani mendiskusikan dengan kelompok petani jahe di Indonesia melalui media online, setelah itu mereka mendiskusikannya lagi dalam kelompok tani jahe putri mandiri terutama yang berkaitan dengan cara-cara penanggulangan permasalahan jahe gajah. ","PeriodicalId":31891,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Komunikasi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47158450","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini dilakukan didasari oleh kekhawatiran bahwa warisan budaya di Desa Rejodadi Cimanggu secara bertahap lenyap pada generasi muda. Karena itu, masyarakat berupaya membangun identitas budaya dan sosial dengan menciptakan sebuah komunitas yang mewakili identitas mereka yang telah dianggap mulai pudar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis: perilaku komunikasi sehari-hari masyarakat Rejodadi sebagai masyarakat tutur, dan mengidentifikasi identitas sosial dan budaya dalam kehidupan komunitas yang berbeda-beda namun tetap bisa eksis berdampingan secara harmonis. Penelitian ini menggunakan Teori Identitas Sosial dari Henri Tajfel dan John Turner sebagai dasar acuan. Metode penelitian kualitatif yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi komunikasi. Sedangkan dalam pengumpulan data, penelitian ini menggunakan observasi partisipan, wawancara, dokumentasi berupa gambar dan rekaman, serta data review yang berkaitan dengan masyarakat desa Rejodadi. Ada 15 responden yang terlibat dalam penelitian ini sebagai informan. Mereka adalah warga desa Rejodadi yang mengetahui dengan baik tentang permasalahan penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan bahasa dalam proses komunikasi masyarakat Rejodadi dilakukan secara fleksibel disesuaikan dengan partner berbicara; Proses komunikasi sehari-hari terjadi secara alami, jujur, dan seimbang tanpa meninggalkan nilai-nilai pengajaran, rasa hormat dan kasih sayang; Komunitas basa Paurangan didirikan sebagai bentuk yang mewakili masyarakat Paurangan Cimanggu; upaya melestarikan dan mewarisi nilai budaya dan sosial dilakukan dalam bentuk penguatan identitas budaya dan sosial masyarakat Paurangan.
{"title":"Etnografi Komunikasi Komunitas yang Kehilangan Identitas Sosial dan Budaya di Kabupaten Cilacap","authors":"S. Istiyanto, Wiwik Novianti","doi":"10.24198/jkk.v6i1.15213","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/jkk.v6i1.15213","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilakukan didasari oleh kekhawatiran bahwa warisan budaya di Desa Rejodadi Cimanggu secara bertahap lenyap pada generasi muda. Karena itu, masyarakat berupaya membangun identitas budaya dan sosial dengan menciptakan sebuah komunitas yang mewakili identitas mereka yang telah dianggap mulai pudar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis: perilaku komunikasi sehari-hari masyarakat Rejodadi sebagai masyarakat tutur, dan mengidentifikasi identitas sosial dan budaya dalam kehidupan komunitas yang berbeda-beda namun tetap bisa eksis berdampingan secara harmonis. Penelitian ini menggunakan Teori Identitas Sosial dari Henri Tajfel dan John Turner sebagai dasar acuan. Metode penelitian kualitatif yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi komunikasi. Sedangkan dalam pengumpulan data, penelitian ini menggunakan observasi partisipan, wawancara, dokumentasi berupa gambar dan rekaman, serta data review yang berkaitan dengan masyarakat desa Rejodadi. Ada 15 responden yang terlibat dalam penelitian ini sebagai informan. Mereka adalah warga desa Rejodadi yang mengetahui dengan baik tentang permasalahan penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan bahasa dalam proses komunikasi masyarakat Rejodadi dilakukan secara fleksibel disesuaikan dengan partner berbicara; Proses komunikasi sehari-hari terjadi secara alami, jujur, dan seimbang tanpa meninggalkan nilai-nilai pengajaran, rasa hormat dan kasih sayang; Komunitas basa Paurangan didirikan sebagai bentuk yang mewakili masyarakat Paurangan Cimanggu; upaya melestarikan dan mewarisi nilai budaya dan sosial dilakukan dalam bentuk penguatan identitas budaya dan sosial masyarakat Paurangan.","PeriodicalId":31891,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Komunikasi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42841895","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kreativitas manusia dalam produk ciptaannya berkaitan erat dengan budaya, karena kebudayaan adalah sarana bersemainya cipta, rasa, dan karsa manusia. PT. Kalbe Farma, Tbk (Kalbe) melalui produk Mixagrip berusaha mengapresiasi kekayaan budaya di Tanah Air, mulai dari kegiatan kampanye “Mixagrip, Explore Budaya Indonesia”, dilanjutkan “Gowes Pesona Nusantara” dan “Mixagrip Cinta Budaya Sehat”. Seluruh kegiatan tersebut ditujukan kepada berbagai daerah di Indonesia, setidaknya terdapat sebelas kota disasar oleh berbagai kampanye tersebut. Selain itu, terpaan nasional diramaikan pula dengan kemunculan iklan versi “Keragaman Budaya Indonesia”. Keunikan iklan Mixagrip yang mengetengahkan Laudya Cynthia Bella sebagai brand ambassador ini, terletak pada upaya mengakomodasi berbagai budaya daerah nasional ke dalam sebuah iklan. Bersandar pada analogi enam dimensi kultural yang dicetuskan oleh Geert Hofstede, maka temuan penulis pada iklan Mixagrip tersebut dielaborasi dengan metode analisis konten kualitatif Phillip Mayring. Penelitian ini akan dipijakkan pada paradigma interpretif untuk menemukan tiga elemen utama analisis konten kualitatif Mayring, antara lain: abstraksi, eksplikasi, dan strukturasi. Ketiga tahapan ini diidentifikasi penulis sebagai nilai kemajemukan Indonesia, sekaligus mengimplementasikan semboyan nasional “Bhinneka Tunggal Ika”. Kepentingan bisnis yang umumnya disematkan melalui suatu produk iklan Television Video Comercial (TVC), seketika dialihkan kepada kepedulian akan toleransi kemajemukan budaya yang sedang ditumbuh kembangkan oleh pihak Mixagrip dalam konsep berbagi “kasih” dan bersikap “epoche”.
人类在其产品中的创造力与文化密切相关,因为文化是一种利用人类创造、品味和因果报应的方式。PT。Kalbe Farma,Tbk(Kalbe)通过Mixagrip产品试图欣赏Land Water的文化财富,从“Mixagrip,探索印度尼西亚布达亚”运动开始,继续“Gowes Pesona Nusantara”和“Mixarip Love Budaya Sehat”。所有这些活动都针对印度尼西亚的各个地区,至少有11个城市被各种战役摧毁。此外,国歌还与“印尼文化宗教”版本的广告相协调。独特的Mixagrip广告以Laudya Cynthia Bella为品牌大使,旨在将各种民族文化融入广告中。基于霍夫斯泰德提出的“六维文化类比”,作者在Mixagrip广告中的发现与菲利普·梅林定性内容的分析方法相结合。本研究将以解释范式为目标,寻找梅林定性内容分析的三个主要要素:抽象、解释和结构化。这三个阶段被作者认定为印尼邀请的价值,同时实施了“Bhinneka One Fish”的国家形象。商业的普遍重要性通过电视视频商业(TVC)商业产品来解决,并立即转移到对Mixagrip在共享“爱”和“划时代”的概念中开发的不断增长的文化景点的宽容。
{"title":"Identifikasi Nilai Kemajemukan Indonesia Sebagai Identitas Bangsa dalam Iklan Mixagrip Versi Keragaman Budaya","authors":"R. Marta, Jean Sierjames Rieuwpassa","doi":"10.24198/JKK.V6I1.15416","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/JKK.V6I1.15416","url":null,"abstract":"Kreativitas manusia dalam produk ciptaannya berkaitan erat dengan budaya, karena kebudayaan adalah sarana bersemainya cipta, rasa, dan karsa manusia. PT. Kalbe Farma, Tbk (Kalbe) melalui produk Mixagrip berusaha mengapresiasi kekayaan budaya di Tanah Air, mulai dari kegiatan kampanye “Mixagrip, Explore Budaya Indonesia”, dilanjutkan “Gowes Pesona Nusantara” dan “Mixagrip Cinta Budaya Sehat”. Seluruh kegiatan tersebut ditujukan kepada berbagai daerah di Indonesia, setidaknya terdapat sebelas kota disasar oleh berbagai kampanye tersebut. Selain itu, terpaan nasional diramaikan pula dengan kemunculan iklan versi “Keragaman Budaya Indonesia”. Keunikan iklan Mixagrip yang mengetengahkan Laudya Cynthia Bella sebagai brand ambassador ini, terletak pada upaya mengakomodasi berbagai budaya daerah nasional ke dalam sebuah iklan. Bersandar pada analogi enam dimensi kultural yang dicetuskan oleh Geert Hofstede, maka temuan penulis pada iklan Mixagrip tersebut dielaborasi dengan metode analisis konten kualitatif Phillip Mayring. Penelitian ini akan dipijakkan pada paradigma interpretif untuk menemukan tiga elemen utama analisis konten kualitatif Mayring, antara lain: abstraksi, eksplikasi, dan strukturasi. Ketiga tahapan ini diidentifikasi penulis sebagai nilai kemajemukan Indonesia, sekaligus mengimplementasikan semboyan nasional “Bhinneka Tunggal Ika”. Kepentingan bisnis yang umumnya disematkan melalui suatu produk iklan Television Video Comercial (TVC), seketika dialihkan kepada kepedulian akan toleransi kemajemukan budaya yang sedang ditumbuh kembangkan oleh pihak Mixagrip dalam konsep berbagi “kasih” dan bersikap “epoche”.","PeriodicalId":31891,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Komunikasi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48766168","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penelitian ini bermula dari dihilangkannya jam kelas bagi guru bimbingan dan konseling (BK) serta masih kurangnya jumlah guru BK di SMA Negeri di Kota Bandung. Peneliti ingin mengkaji lebih jauh mengenai motivasi, makna profesi, dan pengalaman komunikasi yang dialami oleh guru BK. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pendekatan ini mencoba untuk mencari pemaknaan mengenai bagaimana manusia mengkonstruksi makna dan konsep-konsep penting dalam kerangka intersubjektivitas. Pada penelitian ini data diperoleh dari tujuh guru BK sebagai key informant. Hasil penelitian ini menunjukkan tiga kategori yang melatarbelakangi alasan untuk menjadi guru, yaitu keinginan pribadi, arahan orang tua dan lingkungan pergaulan atau pertemanan. Hasil penelitian ini juga memunculkan dua kategori makna identitas guru BK, yaitu makna positif dan makna negatif. Makna positif dinyatakan pada guru sebagai orang tua, dicintai anak-anak, membantu siswa mengenali dirinya, harus tahu segala hal, dan guru yang sempurna. Makna negatif dinyatakan pada guru sebagai ganjal pintu dan guru yang masih dianggap sebagai polisi sekolah. Pengalaman komunikasi guru BK berlangsung pada konteks komunikasi antarpribadi, kelompok dan organisasional. Guru BK sebagai komunikator pendidikan harus memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Gambaran kondisi guru BK dalam memaknai profesi diharapkan dapat dijadikan rujukan pengambil kebijakan agar lebih memahami secara mendalam mengenai pentingnya keberadaan guru BK di sekolah.
{"title":"Konstruksi Identitas Guru Bimbingan Konseling sebagai Komunikator Pendidikan","authors":"P. Astiti, Jenny Ratna Suminar, A. Rahmat","doi":"10.24198/JKK.V6I1.7738","DOIUrl":"https://doi.org/10.24198/JKK.V6I1.7738","url":null,"abstract":"Penelitian ini bermula dari dihilangkannya jam kelas bagi guru bimbingan dan konseling (BK) serta masih kurangnya jumlah guru BK di SMA Negeri di Kota Bandung. Peneliti ingin mengkaji lebih jauh mengenai motivasi, makna profesi, dan pengalaman komunikasi yang dialami oleh guru BK. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pendekatan ini mencoba untuk mencari pemaknaan mengenai bagaimana manusia mengkonstruksi makna dan konsep-konsep penting dalam kerangka intersubjektivitas. Pada penelitian ini data diperoleh dari tujuh guru BK sebagai key informant. Hasil penelitian ini menunjukkan tiga kategori yang melatarbelakangi alasan untuk menjadi guru, yaitu keinginan pribadi, arahan orang tua dan lingkungan pergaulan atau pertemanan. Hasil penelitian ini juga memunculkan dua kategori makna identitas guru BK, yaitu makna positif dan makna negatif. Makna positif dinyatakan pada guru sebagai orang tua, dicintai anak-anak, membantu siswa mengenali dirinya, harus tahu segala hal, dan guru yang sempurna. Makna negatif dinyatakan pada guru sebagai ganjal pintu dan guru yang masih dianggap sebagai polisi sekolah. Pengalaman komunikasi guru BK berlangsung pada konteks komunikasi antarpribadi, kelompok dan organisasional. Guru BK sebagai komunikator pendidikan harus memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Gambaran kondisi guru BK dalam memaknai profesi diharapkan dapat dijadikan rujukan pengambil kebijakan agar lebih memahami secara mendalam mengenai pentingnya keberadaan guru BK di sekolah.","PeriodicalId":31891,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Komunikasi","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2018-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42246305","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}