Pub Date : 2021-06-30DOI: 10.24960/JLI.V11I1.6981.59-66
A. Ardinal, Salmariza Sy, S. Sofyan
Luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia saat ini kurang lebih 11 juta hektar. Selain menghasilkan buah kelapa sawit yang melimpah, kebun sawit ini juga menghasilkan limbah replanting berupa batang kelapa sawit pada saat dilakukan regenerasi kebun. Tujuan dari penelitian ini adalah pengawetan limbah replanting batang kelapa sawit dengan natrium tetra boraks (Na 2 B 3 O 4 ). Perlakuan yang dilakukan yaitu dengan memvariasikan bagian batang sawit (kayu bagian dalam dan bagian luar batang sawit). Konsentrasi pengawet natrium tetra boraks yaitu 1; 2,5 dan 5% dengan waktu perendaman 2, 4, dan 6 hari. Dari analisis awal limbah kayu bagian dalam sebelum pengawetan diperoleh rata-rata kadar air 35,1%, kuat lentur 26,48 kg/cm 2 , kuat tekan 3,73 kg/cm 2 , dan kerapatan 0,19 g/cm 3 . Sedangkan kayu bagian luar sebelum pengawetan memiliki rata-rata kadar air 25,5%, kuat lentur 32,16 kg/cm 2 , kuat tekan 5,47 kg/cm 2 , dan kerapatan 0,25 g/cm 3 . Perlakuan terbaik diperoleh pada kayu bagian luar dengan perendaman selama 4 hari dan konsentrasi natrium tetra boraks 2,5%. Setelah dilakukan pengawetan terjadi peningkatan kuat tekan, kuat lentur, dan kerapatan. Kayu perlakuan terbaik memiliki rata-rata kuat lentur 44,71 kg/cm 2 , kuat tekan 6,47 kg/cm 2 , dan kerapatan 0,30 g/cm 3 . Kadar air rata-rata menurun setelah proses pengeringan menjadi 8,25%. Kayu hasil pengawetan dapat digunakan untuk membuat produk asesoris dan produk furniture lainnya.
目前印尼的棕榈油面积约为1100万公顷。除了生产丰富的油棕,这个油棕园还在进行花园再生时产生一种植物废物。本研究的目的是用嘴部硼酸钠(Na 2 B 3 O 4)将废物重新种植。治疗方法是改变油棕的内部和外部部分。利乐硼砂酸化浓度为1;2.5和5%的时间覆盖时间2、4和6天。从最初对木材废物处理前的分析中,平均含水率为35.1%,柔韧性为26.48公斤/厘米2,强度为3.73公斤/厘米2,强度为3.19 g/厘米3。而在防腐前的外部木材平均含水量为255%,柔韧度为32.16公斤/厘米2,强度为5.47公斤/厘米2,密度为0.25 g/厘米3。外皮最好的治疗是浸泡4天,并浓度为2。5%。在保存之后,张力、弹性和密度增加。木材最好的待遇有灵活44.71公斤/厘米2,强大的平均按6,47公斤/厘米2、3打密度g / cm。干燥过程后,平均水率下降到8.25%。结果使用防腐木材可以用来制作其他家具配件和产品。
{"title":"Pengaruh penambahan natrium tetra boraks untuk pengawetan limbah batang kelapa sawit","authors":"A. Ardinal, Salmariza Sy, S. Sofyan","doi":"10.24960/JLI.V11I1.6981.59-66","DOIUrl":"https://doi.org/10.24960/JLI.V11I1.6981.59-66","url":null,"abstract":"Luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia saat ini kurang lebih 11 juta hektar. Selain menghasilkan buah kelapa sawit yang melimpah, kebun sawit ini juga menghasilkan limbah replanting berupa batang kelapa sawit pada saat dilakukan regenerasi kebun. Tujuan dari penelitian ini adalah pengawetan limbah replanting batang kelapa sawit dengan natrium tetra boraks (Na 2 B 3 O 4 ). Perlakuan yang dilakukan yaitu dengan memvariasikan bagian batang sawit (kayu bagian dalam dan bagian luar batang sawit). Konsentrasi pengawet natrium tetra boraks yaitu 1; 2,5 dan 5% dengan waktu perendaman 2, 4, dan 6 hari. Dari analisis awal limbah kayu bagian dalam sebelum pengawetan diperoleh rata-rata kadar air 35,1%, kuat lentur 26,48 kg/cm 2 , kuat tekan 3,73 kg/cm 2 , dan kerapatan 0,19 g/cm 3 . Sedangkan kayu bagian luar sebelum pengawetan memiliki rata-rata kadar air 25,5%, kuat lentur 32,16 kg/cm 2 , kuat tekan 5,47 kg/cm 2 , dan kerapatan 0,25 g/cm 3 . Perlakuan terbaik diperoleh pada kayu bagian luar dengan perendaman selama 4 hari dan konsentrasi natrium tetra boraks 2,5%. Setelah dilakukan pengawetan terjadi peningkatan kuat tekan, kuat lentur, dan kerapatan. Kayu perlakuan terbaik memiliki rata-rata kuat lentur 44,71 kg/cm 2 , kuat tekan 6,47 kg/cm 2 , dan kerapatan 0,30 g/cm 3 . Kadar air rata-rata menurun setelah proses pengeringan menjadi 8,25%. Kayu hasil pengawetan dapat digunakan untuk membuat produk asesoris dan produk furniture lainnya.","PeriodicalId":31936,"journal":{"name":"JLI Jurnal Litbang Industri","volume":"11 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74145462","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Balai Besar Keramik (BBK) telah berhasil mensintesis hidroksiapatit (HA) dari sumber daya alam Indonesia yaitu batu kapur Padalarang dan Cirebon dengan metode presipitasi basah. Berbagai aplikasi yang dapat menggunakan hidroksiapatit sintetik ini antara lain: bone china , kandidat bone grafting , tulang cacat femoralis cavia cobaya , implan tulang berbahan komposit Al-HA dan material karbonat hidroksiapatit. HA merupakan bahan yang non fotokatalitik oleh karena itu tidak akan menimbulkan munculnya radikal bebas. Studi ini meneliti aplikasi dan sifat hidroksiapatit BBK sintetis sebagai bahan filter tabir surya baru. Kristalinitas, ukuran kristal dan mineralogi HA sintetik dikarakterisasi dengan XRD. Kemampuan dalam menyerap radiasi sinar UV dianalisis dengan UV-Vis kemudian nilai faktor SPF dihitung secara in vitro menggunakan persamaan Mansur. Dari hasil analisis UV-Vis menunjukkan bahwa hidroksiapatit sintetis BBK memiliki absorbsi pada panjang gelombang 280-410 nm. Dari perhitungan didapatkan nilai SPF sebesar 8,82.
{"title":"Hidroksiapatit sintetik Balai Besar Keramik (BBK) sebagai material baru filter tabir surya","authors":"Rizky Berliana Wijayanti, Imas Panca Wardhani, Kristanto Wahyudi","doi":"10.24960/JLI.V11I1.6746.33-38","DOIUrl":"https://doi.org/10.24960/JLI.V11I1.6746.33-38","url":null,"abstract":"Balai Besar Keramik (BBK) telah berhasil mensintesis hidroksiapatit (HA) dari sumber daya alam Indonesia yaitu batu kapur Padalarang dan Cirebon dengan metode presipitasi basah. Berbagai aplikasi yang dapat menggunakan hidroksiapatit sintetik ini antara lain: bone china , kandidat bone grafting , tulang cacat femoralis cavia cobaya , implan tulang berbahan komposit Al-HA dan material karbonat hidroksiapatit. HA merupakan bahan yang non fotokatalitik oleh karena itu tidak akan menimbulkan munculnya radikal bebas. Studi ini meneliti aplikasi dan sifat hidroksiapatit BBK sintetis sebagai bahan filter tabir surya baru. Kristalinitas, ukuran kristal dan mineralogi HA sintetik dikarakterisasi dengan XRD. Kemampuan dalam menyerap radiasi sinar UV dianalisis dengan UV-Vis kemudian nilai faktor SPF dihitung secara in vitro menggunakan persamaan Mansur. Dari hasil analisis UV-Vis menunjukkan bahwa hidroksiapatit sintetis BBK memiliki absorbsi pada panjang gelombang 280-410 nm. Dari perhitungan didapatkan nilai SPF sebesar 8,82.","PeriodicalId":31936,"journal":{"name":"JLI Jurnal Litbang Industri","volume":"16 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"72719581","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-12-28DOI: 10.24960/jli.v10i2.6541.103-110
Muhammad Fajri Nurmawan, Citra Setiawati, Nur Aini Haryati
Ekstrak tanin gambir ( Uncaria gambier Roxb.) memiliki potensi sebagai bahan baku pembuatan biosorben yang dapat diaplikasikan untuk adsorpsi ion logam Pb 2+ . Gel tanin gambir ( Gambier Tannin Gel , GTG) telah disintesis melalui reaksi polimerisasi dengan penambahan formaldehida dalam suasana basa NaOH selama 8 jam pada suhu 80 °C. Karakterisasi spektrum inframerah dengan FT-IR Spectrophotometer menunjukkan adanya jembatan metilen (–CH 2 –) dan jembatan metilen eter (C–O–C) ditandai dengan pita serapan pada bilangan gelombang masing-masing 2910 cm -1 dan 1040 cm -1 . Hasil pembacaan pola difraksi sinar X dengan X-Ray Diffractometer (XRD) menunjukkan bahwa GTG yang dihasilkan memiliki tingkat kristalinitas yang rendah dengan ukuran kristal sebesar 1,07–2,82 A. Penentuan kapasitas adsorpsi menggunakan pola isoterm Freundlich dan Langmuir dengan variasi konsentrasi Pb 2+ sebesar 5, 10, 15, 20, 25, dan 30 ppm. Banyaknya ion logam yang terserap diukur dengan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). Dari hasil penelitian, diketahui bahwa proses adsorpsi ion logam Pb 2+ oleh GTG mengikuti persamaan isoterm adsorpsi Freundlich dengan kapasitas adsorpsi maksimum sebesar 0,4917 mg/g.
{"title":"Sintesis dan karakterisasi biosorben berbasis tannin gambir (Uncaria gambier Roxb.) dan aplikasinya pada penyerapan ion logam Pb (II)","authors":"Muhammad Fajri Nurmawan, Citra Setiawati, Nur Aini Haryati","doi":"10.24960/jli.v10i2.6541.103-110","DOIUrl":"https://doi.org/10.24960/jli.v10i2.6541.103-110","url":null,"abstract":"Ekstrak tanin gambir ( Uncaria gambier Roxb.) memiliki potensi sebagai bahan baku pembuatan biosorben yang dapat diaplikasikan untuk adsorpsi ion logam Pb 2+ . Gel tanin gambir ( Gambier Tannin Gel , GTG) telah disintesis melalui reaksi polimerisasi dengan penambahan formaldehida dalam suasana basa NaOH selama 8 jam pada suhu 80 °C. Karakterisasi spektrum inframerah dengan FT-IR Spectrophotometer menunjukkan adanya jembatan metilen (–CH 2 –) dan jembatan metilen eter (C–O–C) ditandai dengan pita serapan pada bilangan gelombang masing-masing 2910 cm -1 dan 1040 cm -1 . Hasil pembacaan pola difraksi sinar X dengan X-Ray Diffractometer (XRD) menunjukkan bahwa GTG yang dihasilkan memiliki tingkat kristalinitas yang rendah dengan ukuran kristal sebesar 1,07–2,82 A. Penentuan kapasitas adsorpsi menggunakan pola isoterm Freundlich dan Langmuir dengan variasi konsentrasi Pb 2+ sebesar 5, 10, 15, 20, 25, dan 30 ppm. Banyaknya ion logam yang terserap diukur dengan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS). Dari hasil penelitian, diketahui bahwa proses adsorpsi ion logam Pb 2+ oleh GTG mengikuti persamaan isoterm adsorpsi Freundlich dengan kapasitas adsorpsi maksimum sebesar 0,4917 mg/g.","PeriodicalId":31936,"journal":{"name":"JLI Jurnal Litbang Industri","volume":"10 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79916417","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-12-28DOI: 10.24960/jli.v10i2.6506.121-127
Inda Three Anova, Gustri Yeni
Gambir salah satu tanaman herbal yang mempunyai banyak manfaat, terutama untuk produk farmasi, kosmetik, pewarna dan lain sebagainya. Kandungan senyawa katekin yang tinggi pada gambir sangat dipengaruhi oleh proses ekstraksi yang dilakukan. Tujuan penelitian adalah untuk melihat pengaruh dari rasio pelarut etanol dan etil asetat serta waktu ekstraksi yang digunakan terhadap rendemen dan karakteristik katekin gambir yang dihasilkan. Proses ekstraksi menggunakan pelarut etanol dan etil asetat, dengan rasio sebagai berikut : E1= etil asetat : etanol (0:1), E2 = etil aetat : etanol (1:0), E3= etil asetat : etanol (3 : 2), E4 = etil asetat : etanol (4 : 1); waktu ekstraksi : 5 jam (T1) dan 6 jam (T2), rasio pelarut dan gambir tetap yaitu 1:2. Pada produk katekin yang didapatkan dilakukan perhitungan rendemen, kadar katekin, kandungan unsur mineral logam dan non logam dengan uji XRF dan morfologi SEM EDX. Perlakuan optimal didapat pada perlakuan E3T2 dengan rendemen 74,86% dan kadar katekin 98,66%. Menurut uji XRF terdapat beberapa jenis unsur logam dan non logam yang lebih kompleks seperti Mg, Al, Si, P, Cl, K, Ca, Fe, Cu, Ag, S, Eu dan Cd, morfologi SEM menunjukkan bentuk partikel yang masih sama serta tidak teratur dengan ukuran partikel yang lebih kecil jika dibandingkan dengan ukuran partikel bahan baku gambir.
{"title":"Rasio pelarut etanol dan etil asetat pada proses ekstraksi terhadap karakteristik katekin dari gambir","authors":"Inda Three Anova, Gustri Yeni","doi":"10.24960/jli.v10i2.6506.121-127","DOIUrl":"https://doi.org/10.24960/jli.v10i2.6506.121-127","url":null,"abstract":"Gambir salah satu tanaman herbal yang mempunyai banyak manfaat, terutama untuk produk farmasi, kosmetik, pewarna dan lain sebagainya. Kandungan senyawa katekin yang tinggi pada gambir sangat dipengaruhi oleh proses ekstraksi yang dilakukan. Tujuan penelitian adalah untuk melihat pengaruh dari rasio pelarut etanol dan etil asetat serta waktu ekstraksi yang digunakan terhadap rendemen dan karakteristik katekin gambir yang dihasilkan. Proses ekstraksi menggunakan pelarut etanol dan etil asetat, dengan rasio sebagai berikut : E1= etil asetat : etanol (0:1), E2 = etil aetat : etanol (1:0), E3= etil asetat : etanol (3 : 2), E4 = etil asetat : etanol (4 : 1); waktu ekstraksi : 5 jam (T1) dan 6 jam (T2), rasio pelarut dan gambir tetap yaitu 1:2. Pada produk katekin yang didapatkan dilakukan perhitungan rendemen, kadar katekin, kandungan unsur mineral logam dan non logam dengan uji XRF dan morfologi SEM EDX. Perlakuan optimal didapat pada perlakuan E3T2 dengan rendemen 74,86% dan kadar katekin 98,66%. Menurut uji XRF terdapat beberapa jenis unsur logam dan non logam yang lebih kompleks seperti Mg, Al, Si, P, Cl, K, Ca, Fe, Cu, Ag, S, Eu dan Cd, morfologi SEM menunjukkan bentuk partikel yang masih sama serta tidak teratur dengan ukuran partikel yang lebih kecil jika dibandingkan dengan ukuran partikel bahan baku gambir.","PeriodicalId":31936,"journal":{"name":"JLI Jurnal Litbang Industri","volume":"12 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"84091814","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-12-28DOI: 10.24960/jli.v10i2.6139.129-137
Mahros Darsin, M. Asrofi, Joni Anggianto, Soesatijono Soesatijono
This research aim is to find out the type of defects in production process of 600 ml bottle water at PT TIB Jember, then some attempts to resolve the problem. The p-chart of Statistical Process Control was employed. The control chart in September 2019 shown that some data beyond the ultimate control limit (UCL). The defects were categorized into three: whitening, deviate form, and broken. The Pareto chart revealed that the aforementioned defects were 59.7%, 26.36% and 15.07% respectively. By using the fishbone diagram some root cause of the defects were found. First, the unstable workplace temperature which disturbs the preform melting process prior to blowing, therefore causing whitening the bottle. Second, the heater which is often turned off while processing that caused deviate form. The frequently turned off the heater was caused by cracked-damage along with the hoses of overdue. Some suggestions were given, one of them was replacing the hoses by the new ones. The new control chart in October 2019 showed that all data within the limits following the replacement of the hose. It also reduced the rate of the defect by 0.19% from 0.74% to 0.55%.
{"title":"Upaya mengatasi cacat produksi botol kemasan air 600 ml dengan metode Statistical Process Control","authors":"Mahros Darsin, M. Asrofi, Joni Anggianto, Soesatijono Soesatijono","doi":"10.24960/jli.v10i2.6139.129-137","DOIUrl":"https://doi.org/10.24960/jli.v10i2.6139.129-137","url":null,"abstract":"This research aim is to find out the type of defects in production process of 600 ml bottle water at PT TIB Jember, then some attempts to resolve the problem. The p-chart of Statistical Process Control was employed. The control chart in September 2019 shown that some data beyond the ultimate control limit (UCL). The defects were categorized into three: whitening, deviate form, and broken. The Pareto chart revealed that the aforementioned defects were 59.7%, 26.36% and 15.07% respectively. By using the fishbone diagram some root cause of the defects were found. First, the unstable workplace temperature which disturbs the preform melting process prior to blowing, therefore causing whitening the bottle. Second, the heater which is often turned off while processing that caused deviate form. The frequently turned off the heater was caused by cracked-damage along with the hoses of overdue. Some suggestions were given, one of them was replacing the hoses by the new ones. The new control chart in October 2019 showed that all data within the limits following the replacement of the hose. It also reduced the rate of the defect by 0.19% from 0.74% to 0.55%.","PeriodicalId":31936,"journal":{"name":"JLI Jurnal Litbang Industri","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81349662","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-12-28DOI: 10.24960/jli.v10i2.6143.83-88
Muhammad Zaki, T. Asnawi, Husni Husin, Saifullah Bin Ramli, Sofyana Sofyana, Fikri Hasfita, Justaman Arifin Karo Karo
Preparasi katalis padat K 2 O/C telah berhasil disiapkan dengan mengimpregnasi K 2 CO 3 pada permukaan karbon aktif sekam padi selama 6 jam. Campuran tersebut dikalsinasi pada suhu 300 o C selama 3 jam hingga terbentuk K 2 O/C. Tujuan penelitian ini adalah untuk menginvestigasi kinerja katalis K 2 O/C dalam proses transesterifikasi minyak biji kemiri sunan menjadi biodiesel. Karbon sekam padi (C) dipersiapkan dengan proses pirolisis sekam padi, dilanjutkan dengan proses aktivasi untuk mendapatkan karbon sebagai penyangga berpori. Katalis K 2 O/C dikarakterisasi dengan S canning Electron Microscopy (SEM) dan Energy-Dispersive X-ray (EDX) . Hasil analisa EDX menunjukkan bahwa komposisi katalis didominasi oleh karbon (C) dan kalium (K). Fasa aktif K 2 O terdistribusi pada permukaan karbon aktif secara merata. Katalis K 2 O/C yang dihasilkan digunakan dalam reaksi transesterifikasi minyak kemiri sunan menggunakan reaktor batch. Yield biodiesel tertinggi dicapai hingga 98,68% ketika menggunakan katalis 4%, loading K 2 CO 3 pada karbon aktif 0,5% berat, waktu reaksi 90 menit, serta rasio molar metanol terhadap minyak 8:1. Katalis K 2 O/C sangat berpotensi untuk dikembangkan selanjutnya sebagai salah satu katalis padat untuk mengkonversi minyak nabati menjadi biodiesel.
一种固体的K - 2 - O - C已成功地将K - 2 CO - 3植入活化碳糠表面6个小时。这种混合物在300 - o - C温度下燃烧3个小时,直到形成K - 2 - o - C。本研究的目的是调查转基因基籽油至生物柴油的混合物中K - 2 O - C的性能。碳糠(C)与米糠热化过程一起准备,然后加入活化过程,以获得碳作为多孔缓冲。催化剂K 2 O/C被S卷电子显微镜(SEM)和能量扫描x射线(EDX)进行描述。EDX的分析表明,催化剂的组成是由碳(C)和钾(K)控制的。制造的K - 2 O - C催化剂在使用批量反应堆的外壳中使用。最高的生物柴油外壳在使用4%的催化剂、0.5%的活化碳、90分钟的反应时间以及甲醇与油8:1的比率时达到98.68%。催化剂K 2 O/C作为一种固体催化剂将生物柴油转化为可再生的。
{"title":"Transesterifikasi minyak kemiri sunan menjadi biodiesel menggunakan katalis padat K2O/C","authors":"Muhammad Zaki, T. Asnawi, Husni Husin, Saifullah Bin Ramli, Sofyana Sofyana, Fikri Hasfita, Justaman Arifin Karo Karo","doi":"10.24960/jli.v10i2.6143.83-88","DOIUrl":"https://doi.org/10.24960/jli.v10i2.6143.83-88","url":null,"abstract":"Preparasi katalis padat K 2 O/C telah berhasil disiapkan dengan mengimpregnasi K 2 CO 3 pada permukaan karbon aktif sekam padi selama 6 jam. Campuran tersebut dikalsinasi pada suhu 300 o C selama 3 jam hingga terbentuk K 2 O/C. Tujuan penelitian ini adalah untuk menginvestigasi kinerja katalis K 2 O/C dalam proses transesterifikasi minyak biji kemiri sunan menjadi biodiesel. Karbon sekam padi (C) dipersiapkan dengan proses pirolisis sekam padi, dilanjutkan dengan proses aktivasi untuk mendapatkan karbon sebagai penyangga berpori. Katalis K 2 O/C dikarakterisasi dengan S canning Electron Microscopy (SEM) dan Energy-Dispersive X-ray (EDX) . Hasil analisa EDX menunjukkan bahwa komposisi katalis didominasi oleh karbon (C) dan kalium (K). Fasa aktif K 2 O terdistribusi pada permukaan karbon aktif secara merata. Katalis K 2 O/C yang dihasilkan digunakan dalam reaksi transesterifikasi minyak kemiri sunan menggunakan reaktor batch. Yield biodiesel tertinggi dicapai hingga 98,68% ketika menggunakan katalis 4%, loading K 2 CO 3 pada karbon aktif 0,5% berat, waktu reaksi 90 menit, serta rasio molar metanol terhadap minyak 8:1. Katalis K 2 O/C sangat berpotensi untuk dikembangkan selanjutnya sebagai salah satu katalis padat untuk mengkonversi minyak nabati menjadi biodiesel.","PeriodicalId":31936,"journal":{"name":"JLI Jurnal Litbang Industri","volume":"31 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74041091","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-12-28DOI: 10.24960/jli.v10i2.6640.147-154
Salmariza Sy
Artikel review ini merangkum tentang pemanfaatan limbah lumpur aktif (LLA) sebagai bahan prekursor untuk menghasilkan adsorben dan aplikasinya terhadap material pencemar lingkungan seperti pewarna dan logam berat. Kinerja adsorben berbasis lumpur (ABL) telah direview, dimana hasilnya bervariasi tergantung pada jenis prekursor lumpur, jenis pencemar, waktu dan suhu karbonisasi dan jenis kondisi aktivasi yang digunakan. Hasil review menunjukkan bahwa aktivasi kimia secara langsung mempengaruhi sifat adsorben, kapasitas adsorpsi dan mekanisme penyisihan zat pencemar oleh ABL. Dilaporkan bahwa aktivasi kimiawi menggunakan berbagai jenis aktivator menghasilkan adsorben yang jauh lebih unggul dengan luas spesifik area yang tinggi dibandingkan dengan metode aktivasi secara fisika. Disamping itu pada proses aktifvasi fisika sendiri, dilaporkan bahwa sejalan dengan semakin tinggi suhu pirolisis dan suhu aktivasi, maka semakin dapat meningkatkan luas spesifik area sehingga dapat meningkatkan kapasitas penjerapan zat warna dan logam dalam larutan
{"title":"Pemanfaatan limbah lumpur aktif (LLA) sebagai adsorben untuk meminimalisir zat pencemar dalam air dan air limbah : Sebuah Ulasan","authors":"Salmariza Sy","doi":"10.24960/jli.v10i2.6640.147-154","DOIUrl":"https://doi.org/10.24960/jli.v10i2.6640.147-154","url":null,"abstract":"Artikel review ini merangkum tentang pemanfaatan limbah lumpur aktif (LLA) sebagai bahan prekursor untuk menghasilkan adsorben dan aplikasinya terhadap material pencemar lingkungan seperti pewarna dan logam berat. Kinerja adsorben berbasis lumpur (ABL) telah direview, dimana hasilnya bervariasi tergantung pada jenis prekursor lumpur, jenis pencemar, waktu dan suhu karbonisasi dan jenis kondisi aktivasi yang digunakan. Hasil review menunjukkan bahwa aktivasi kimia secara langsung mempengaruhi sifat adsorben, kapasitas adsorpsi dan mekanisme penyisihan zat pencemar oleh ABL. Dilaporkan bahwa aktivasi kimiawi menggunakan berbagai jenis aktivator menghasilkan adsorben yang jauh lebih unggul dengan luas spesifik area yang tinggi dibandingkan dengan metode aktivasi secara fisika. Disamping itu pada proses aktifvasi fisika sendiri, dilaporkan bahwa sejalan dengan semakin tinggi suhu pirolisis dan suhu aktivasi, maka semakin dapat meningkatkan luas spesifik area sehingga dapat meningkatkan kapasitas penjerapan zat warna dan logam dalam larutan","PeriodicalId":31936,"journal":{"name":"JLI Jurnal Litbang Industri","volume":"14 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79030330","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2020-12-28DOI: 10.24960/jli.v10i2.6526.89-95
K. Kamsina, F. Firdausni, S. Silfia
Ekstak gambir merupakan ekstrak dari sari getah yang diekstraksi dari daun tanaman gambir dan mengandung senyawa antioksidan yang berfungsi sebagai pengawet pangan. Guna meningkatkan ketahanan simpan pangan dan meminilisir penggunaan pengawet sintetis dilakukan penelitian ini dengan tujuan mengetahui pengaruh pemberian konsentrasi ekstrak gambir terhadap nilai gizi dan ketahanan simpan mie pangsit. Penelitian dilakukan dengan metoda Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan (persentase ekstrak gambir) yaitu 0% (kontrol, 0,1%, 0,2%, 0,3% dan 0,4% dengan 5 kali ulangan. Peningkatan penggunaan ekstrak gambir menyebabkan peningkatan nilai kadar air menjadi 34,706%, kadar abu 0,0443%, antioksidan 18,82% dan total fenol 84%. Hasil perlakuan optimal didapatkan pada perlakuan 0,2% untuk uji organoleptik warna, rasa, aroma, dan tekstur disukai dengan nilai berturut-turut 3,50; 4,00; 4,13 dan 4,24. Sedangkan untuk ketahanan simpan mie basah sampai hari ke-4 cemaran mikroba (angka lempeng total) mengandung 9,8x10 5 koloni/g dan memenuhi standard SNI 2987:2015 (mie basah).
{"title":"Pemanfaatan katekin ekstrak gambir (Uncaria gambir Roxb) sebagai pengawet alami terhadap karakteristik mie basah","authors":"K. Kamsina, F. Firdausni, S. Silfia","doi":"10.24960/jli.v10i2.6526.89-95","DOIUrl":"https://doi.org/10.24960/jli.v10i2.6526.89-95","url":null,"abstract":"Ekstak gambir merupakan ekstrak dari sari getah yang diekstraksi dari daun tanaman gambir dan mengandung senyawa antioksidan yang berfungsi sebagai pengawet pangan. Guna meningkatkan ketahanan simpan pangan dan meminilisir penggunaan pengawet sintetis dilakukan penelitian ini dengan tujuan mengetahui pengaruh pemberian konsentrasi ekstrak gambir terhadap nilai gizi dan ketahanan simpan mie pangsit. Penelitian dilakukan dengan metoda Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan (persentase ekstrak gambir) yaitu 0% (kontrol, 0,1%, 0,2%, 0,3% dan 0,4% dengan 5 kali ulangan. Peningkatan penggunaan ekstrak gambir menyebabkan peningkatan nilai kadar air menjadi 34,706%, kadar abu 0,0443%, antioksidan 18,82% dan total fenol 84%. Hasil perlakuan optimal didapatkan pada perlakuan 0,2% untuk uji organoleptik warna, rasa, aroma, dan tekstur disukai dengan nilai berturut-turut 3,50; 4,00; 4,13 dan 4,24. Sedangkan untuk ketahanan simpan mie basah sampai hari ke-4 cemaran mikroba (angka lempeng total) mengandung 9,8x10 5 koloni/g dan memenuhi standard SNI 2987:2015 (mie basah).","PeriodicalId":31936,"journal":{"name":"JLI Jurnal Litbang Industri","volume":"15 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82633169","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-28DOI: 10.24960/JLI.V9I1.5272.33-40
F. Failisnur, S. Sofyan, S. Silfia
Kayu secang ( Caesalpinia sappan Linn) mengandung komponen kromofor brazilein yang dapat memberikan warna merah apabila dilarutkan dalam air. Tujuan penelitian adalah untuk melihat pengaruh proses ekstraksi maserasi dan perebusan dari kayu secang menggunakan pelarut air terhadap pewarnaan kain katun dan sutera. Hasil pewarnaan memberikan warna merah muda, merah keunguan, coklat dan coklat keabu-abuan. Pewarnaan kain sutera dengan ekstrak kayu secang yang menggunakan proses perebusan memberikan intensitas warna rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya, dengan ketahanan luntur warna yang cukup sampai sangat baik terhadap pencucian, keringat, sinar dan gosokan. abstract S appan wood (Caesalpinia sappan L.) contains a chromophore component of brazilein which can give red color when dissolved in water. The aim of the study was to see the effect of maceration and boiling extraction processes from sappan wood using water solvents on the dyeing of cotton and silk fabrics. The dyeing results g a ve pink, purplish red, brown and grayish brown. The dyeing of s ilk fabric with sappan wood extract using the boiling process provide d a higher average color intensity compared to other treatments, with color fastness for washing, perspiration, lighting, and rubbing were sufficient to excellent.
{"title":"Ekstraksi kayu secang (Caesalpinia sappan Linn) dan aplikasinya pada pewarnaan kain katun dan sutera","authors":"F. Failisnur, S. Sofyan, S. Silfia","doi":"10.24960/JLI.V9I1.5272.33-40","DOIUrl":"https://doi.org/10.24960/JLI.V9I1.5272.33-40","url":null,"abstract":"Kayu secang ( Caesalpinia sappan Linn) mengandung komponen kromofor brazilein yang dapat memberikan warna merah apabila dilarutkan dalam air. Tujuan penelitian adalah untuk melihat pengaruh proses ekstraksi maserasi dan perebusan dari kayu secang menggunakan pelarut air terhadap pewarnaan kain katun dan sutera. Hasil pewarnaan memberikan warna merah muda, merah keunguan, coklat dan coklat keabu-abuan. Pewarnaan kain sutera dengan ekstrak kayu secang yang menggunakan proses perebusan memberikan intensitas warna rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan lainnya, dengan ketahanan luntur warna yang cukup sampai sangat baik terhadap pencucian, keringat, sinar dan gosokan. abstract S appan wood (Caesalpinia sappan L.) contains a chromophore component of brazilein which can give red color when dissolved in water. The aim of the study was to see the effect of maceration and boiling extraction processes from sappan wood using water solvents on the dyeing of cotton and silk fabrics. The dyeing results g a ve pink, purplish red, brown and grayish brown. The dyeing of s ilk fabric with sappan wood extract using the boiling process provide d a higher average color intensity compared to other treatments, with color fastness for washing, perspiration, lighting, and rubbing were sufficient to excellent.","PeriodicalId":31936,"journal":{"name":"JLI Jurnal Litbang Industri","volume":"54 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80481240","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2019-06-28DOI: 10.24960/JLI.V9I1.4775.69-78
Dana Marsetiya Utama, Teguh Baroto, Dewi Maharani, Fathihah Raudhattul Jannah, Ricca Andhini Octaria
Industri manufaktur akhir-akhir ini dituntut untuk memperhatikan isu lingkungan. Pemakaian energi pada produksi umumnya menghasilkan emisi karbon. Emisi karbon ini menjadi permasalahan di lingkungan. Untuk mengurangi pemakaian emisi karbon, penelitian ini menggabungkan metode penjadwalan dan emisi karbon sebagai solusi dalam masalah lingkungan. Kasus pada artikel ini adalah flow shop dependent sequence set-up. Jurnal ini mengusulkan algoritma baru Ant Lion Optimizer (ALO) yang terinspirasi oleh alam untuk meminimasi emisi karbon. Beberapa percobaan numerik dilakukan untuk mengetahui parameter terbaik dari Algoritma ALO. Untuk menguji keefektifan dari algoritma, Algoritma ALO ini dibandingkan dengan beberapa algoritma populer saat ini. Hasil percobaan numerik menunjukan algoritma ALO efektif untuk meminimasi emisi karbon. ABSTRACT Manufacture industry recently is required to pay attention of enviromental issue. The use of energy in production generally produces carbon emissions. This carbon emission is a problem in the environment. This study combines scheduling methods and carbon emissions as a solution to environmental issues to reduce the use of carbon emissions. The case in this article is the flow shop dependent sequence set-up. This journal proposes a new Ant Lion Optimizer (ALO) algorithm inspired by nature to minimize carbon emissions. Several numerical experiments were conducted to determine the best parameters of the ALO algorithm. This ALO algorithm is compared with several popular algorithms today. The numerical experiment results show that the ALO algorithm is useful for minimizing carbon emissions.
{"title":"Algoritma ant-lion optimizer untuk meminimasi emisi karbon pada penjadwalan flow shop dependent sequence set-up","authors":"Dana Marsetiya Utama, Teguh Baroto, Dewi Maharani, Fathihah Raudhattul Jannah, Ricca Andhini Octaria","doi":"10.24960/JLI.V9I1.4775.69-78","DOIUrl":"https://doi.org/10.24960/JLI.V9I1.4775.69-78","url":null,"abstract":"Industri manufaktur akhir-akhir ini dituntut untuk memperhatikan isu lingkungan. Pemakaian energi pada produksi umumnya menghasilkan emisi karbon. Emisi karbon ini menjadi permasalahan di lingkungan. Untuk mengurangi pemakaian emisi karbon, penelitian ini menggabungkan metode penjadwalan dan emisi karbon sebagai solusi dalam masalah lingkungan. Kasus pada artikel ini adalah flow shop dependent sequence set-up. Jurnal ini mengusulkan algoritma baru Ant Lion Optimizer (ALO) yang terinspirasi oleh alam untuk meminimasi emisi karbon. Beberapa percobaan numerik dilakukan untuk mengetahui parameter terbaik dari Algoritma ALO. Untuk menguji keefektifan dari algoritma, Algoritma ALO ini dibandingkan dengan beberapa algoritma populer saat ini. Hasil percobaan numerik menunjukan algoritma ALO efektif untuk meminimasi emisi karbon. ABSTRACT Manufacture industry recently is required to pay attention of enviromental issue. The use of energy in production generally produces carbon emissions. This carbon emission is a problem in the environment. This study combines scheduling methods and carbon emissions as a solution to environmental issues to reduce the use of carbon emissions. The case in this article is the flow shop dependent sequence set-up. This journal proposes a new Ant Lion Optimizer (ALO) algorithm inspired by nature to minimize carbon emissions. Several numerical experiments were conducted to determine the best parameters of the ALO algorithm. This ALO algorithm is compared with several popular algorithms today. The numerical experiment results show that the ALO algorithm is useful for minimizing carbon emissions.","PeriodicalId":31936,"journal":{"name":"JLI Jurnal Litbang Industri","volume":"13 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78813929","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}