Pub Date : 2022-06-30DOI: 10.47498/bidayah.v13i1.1000
Hanif M. Dahlan
Studi ini bertujuan memahami salah satu tradisi lokal keagamaan di Aceh dalam konteks pendidikan Islam, khususnya mempelajari Alquran. Analisanya dibangun dari praktik tradisi beut darôh, dan ditutup dengan ritual kenduri khatam. Tradisi lokal Aceh ini telah dipraktikkan saban tahun oleh masyarakat Aceh, khususnya pada bulan Ramadhan. Di Aceh, ramadhan dimaknai penuh oleh masyarakat Aceh sebagai momen diturunkannya Alquran. Karena itu, selama ramadhan berlangsung, tradisi beut darôh akan mewarnai malam ramadhan dengan tradisi membaca Alquran secara kelompok di setiap Mesjid dan Meunasah (Surau). Menjelang akhir ramadhan, dan ditandai dengan selesainya pembacaan seluruh juz Alquran, maka akan dirayakan dengan kenduri khatam, kenduri menyelesaikan tradisi beut darôh yang melibatkan perangkat segenap masyarakat merayakannya sebagai bentuk syukur. Di Aceh Besar dan Banda Aceh, pesta kenduri khatam terkesan sangat meriah. Mulai dari memasak daging sapi dalam kuali besar (Aceh; kuah beulangoeng) hingga ditutup dengan buka puasa bersama seluruh masyarakat di Mesjid atau Meunasah. Tradisi kebudayaan yang melibatkan unsur keagamaan ini, tentu layak dikaji. Studi ini berangkat dari pertanyaan, mengapa beut darôh dan kenduri khatam masih bertahan hingga sekarang ?. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan pendekatan grounded research. Hasil penelitian menunjukkan, jika peristiwa beut darôh dan khanduri khatam bertahan karena pemaknaan identititas keagamaan yang melekat pada tradisi ini. Bagaimanapun, Islam menjadi identitas penting bagi masyarakat Aceh. Selain itu, masyarakat Aceh memaknai tradisi beut darôh sebagai arena penguatan simbol Alquran selama ramadhan berlangsung sebulan penuh, dan khanduri khatam dimaknai sebagai simbol syukur, warisan sejarah, sekaligus ruang sosial yang melibatkan relasi agama dan tradisi lokal oleh masyarakat.
{"title":"H “Beut Darôh & Kenduri Khatam” Tradisi Pendidikan Masyarakat Aceh Memaknai Alquran","authors":"Hanif M. Dahlan","doi":"10.47498/bidayah.v13i1.1000","DOIUrl":"https://doi.org/10.47498/bidayah.v13i1.1000","url":null,"abstract":"Studi ini bertujuan memahami salah satu tradisi lokal keagamaan di Aceh dalam konteks pendidikan Islam, khususnya mempelajari Alquran. Analisanya dibangun dari praktik tradisi beut darôh, dan ditutup dengan ritual kenduri khatam. Tradisi lokal Aceh ini telah dipraktikkan saban tahun oleh masyarakat Aceh, khususnya pada bulan Ramadhan. Di Aceh, ramadhan dimaknai penuh oleh masyarakat Aceh sebagai momen diturunkannya Alquran. Karena itu, selama ramadhan berlangsung, tradisi beut darôh akan mewarnai malam ramadhan dengan tradisi membaca Alquran secara kelompok di setiap Mesjid dan Meunasah (Surau). Menjelang akhir ramadhan, dan ditandai dengan selesainya pembacaan seluruh juz Alquran, maka akan dirayakan dengan kenduri khatam, kenduri menyelesaikan tradisi beut darôh yang melibatkan perangkat segenap masyarakat merayakannya sebagai bentuk syukur. Di Aceh Besar dan Banda Aceh, pesta kenduri khatam terkesan sangat meriah. Mulai dari memasak daging sapi dalam kuali besar (Aceh; kuah beulangoeng) hingga ditutup dengan buka puasa bersama seluruh masyarakat di Mesjid atau Meunasah. Tradisi kebudayaan yang melibatkan unsur keagamaan ini, tentu layak dikaji. Studi ini berangkat dari pertanyaan, mengapa beut darôh dan kenduri khatam masih bertahan hingga sekarang ?. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan pendekatan grounded research. Hasil penelitian menunjukkan, jika peristiwa beut darôh dan khanduri khatam bertahan karena pemaknaan identititas keagamaan yang melekat pada tradisi ini. Bagaimanapun, Islam menjadi identitas penting bagi masyarakat Aceh. Selain itu, masyarakat Aceh memaknai tradisi beut darôh sebagai arena penguatan simbol Alquran selama ramadhan berlangsung sebulan penuh, dan khanduri khatam dimaknai sebagai simbol syukur, warisan sejarah, sekaligus ruang sosial yang melibatkan relasi agama dan tradisi lokal oleh masyarakat.","PeriodicalId":319447,"journal":{"name":"BIDAYAH: STUDI ILMU-ILMU KEISLAMAN","volume":"2 4 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"132151481","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-06-30DOI: 10.47498/bidayah.v13i1.683
Ramli Ramli
Acehnologi sebagai salah satu paradigma pemikiran yang dikembangkan oleh Kamaruzzaman Bustamam Ahmad tidaklah bergerak dari ruang kosong. Acehnologi yang diperkenalkan memiliki pergumulan dan pengaruh yang kompleks dari semua sisi. Salah satu yang paling berpengaruh bagi paradigma berfikir Acehnologi adalah studi kawasan, khususnya Asia Tenggara. Kamaruzzaman Bustamam Ahmad sebagai penggagas Acehnologi, yang sempat berkelana di kawasan Asia Tenggara menemukan signifikansi tersebut. Menurutnya, Acehnologi tidak dapat difahami sekedar memahami geografi Aceh dari Sabang ke Singkil. Acehnologi juga bukan berarti pengejawantahan hegemoni satu suku saja. Acehnologi adalah paradigma kosmopolitan yang paling sedikit mewarnai dan diwarnai oleh kawasan Asia Tenggara. Artikel ini kemudian mengulas hubungan saling mewarnai tersebut. Disini ditemukan pertama, bahwa peran Aceh tidak dapat dinafikan bagi sejarah Asia Tenggara, khususnya sejarah islamisasi di kawasan tersebut. Kedua, bahwa kawasan Asia Tenggara memiliki andil bagi perkembangan dan pergolakan sosial-politik di Aceh. Bahkan eksistensi Gerakan Aceh Merdeka dalam sejarah Aceh kontemporer memiliki kaitan dengan jaringan perlawanan di Asia Tenggara.
{"title":"KONTRIBUSI STUDI KAWASAN BAGI PARADIGMA KEILMUAN ACEHNOLOGI","authors":"Ramli Ramli","doi":"10.47498/bidayah.v13i1.683","DOIUrl":"https://doi.org/10.47498/bidayah.v13i1.683","url":null,"abstract":"Acehnologi sebagai salah satu paradigma pemikiran yang dikembangkan oleh Kamaruzzaman Bustamam Ahmad tidaklah bergerak dari ruang kosong. Acehnologi yang diperkenalkan memiliki pergumulan dan pengaruh yang kompleks dari semua sisi. Salah satu yang paling berpengaruh bagi paradigma berfikir Acehnologi adalah studi kawasan, khususnya Asia Tenggara. Kamaruzzaman Bustamam Ahmad sebagai penggagas Acehnologi, yang sempat berkelana di kawasan Asia Tenggara menemukan signifikansi tersebut. Menurutnya, Acehnologi tidak dapat difahami sekedar memahami geografi Aceh dari Sabang ke Singkil. Acehnologi juga bukan berarti pengejawantahan hegemoni satu suku saja. Acehnologi adalah paradigma kosmopolitan yang paling sedikit mewarnai dan diwarnai oleh kawasan Asia Tenggara. Artikel ini kemudian mengulas hubungan saling mewarnai tersebut. Disini ditemukan pertama, bahwa peran Aceh tidak dapat dinafikan bagi sejarah Asia Tenggara, khususnya sejarah islamisasi di kawasan tersebut. Kedua, bahwa kawasan Asia Tenggara memiliki andil bagi perkembangan dan pergolakan sosial-politik di Aceh. Bahkan eksistensi Gerakan Aceh Merdeka dalam sejarah Aceh kontemporer memiliki kaitan dengan jaringan perlawanan di Asia Tenggara.","PeriodicalId":319447,"journal":{"name":"BIDAYAH: STUDI ILMU-ILMU KEISLAMAN","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123616592","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-01-26DOI: 10.47498/bidayah.v12i2.679
Hanifuddin Jamin
Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah dan Pengawas Tingkat Aliyah di Barat Selatan Aceh bertujuan untuk mengetahui Bagaimana Manajemen Perencanaan Pelaksanaan Supervisi Akademik yang dilakukan oleh Pengawas Madrasah, Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif, teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi, subjek penelitian adalah Pengawas Madrasah, Kepala Madrasah dan guru. Penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa, program supervisi Akademik yang disusun oleh pengawas madrasah adalah meliputi program semester dan program tahunan yang meliputi pembinaan kinerja guru dalam kelompok dan pembinaan individual guru. Pelaksanaan supervisi Akademik dalam rangka peningkatan kompetensi professional guru dilakukan melalui observasi kelas, pertemuan individu, diskusi kelompok dan demontrasi mengajar.
{"title":"MANAJEMEN PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK OLEH PENGAWAS MADRASAH ALIYAH DI BARAT SELATAN ACEH","authors":"Hanifuddin Jamin","doi":"10.47498/bidayah.v12i2.679","DOIUrl":"https://doi.org/10.47498/bidayah.v12i2.679","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilakukan di Madrasah Aliyah dan Pengawas Tingkat Aliyah di Barat Selatan Aceh bertujuan untuk mengetahui Bagaimana Manajemen Perencanaan Pelaksanaan Supervisi Akademik yang dilakukan oleh Pengawas Madrasah, Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif, teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi, subjek penelitian adalah Pengawas Madrasah, Kepala Madrasah dan guru. Penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa, program supervisi Akademik yang disusun oleh pengawas madrasah adalah meliputi program semester dan program tahunan yang meliputi pembinaan kinerja guru dalam kelompok dan pembinaan individual guru. Pelaksanaan supervisi Akademik dalam rangka peningkatan kompetensi professional guru dilakukan melalui observasi kelas, pertemuan individu, diskusi kelompok dan demontrasi mengajar.","PeriodicalId":319447,"journal":{"name":"BIDAYAH: STUDI ILMU-ILMU KEISLAMAN","volume":"81 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115723397","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-01-26DOI: 10.47498/bidayah.v12i2.637
Maulida
Abstract One of the human efforts in shaping Muslims as human beings is by creating a situation of conducive educational interaction in Islamic education. One of the goals of Islamic education is the need for a curriculum. The curriculum is a set of arrangements and plans related to materials, the content of teaching taught to students, and the learning methods used as guidelines for organizing educational units in the realization of educational goals, especially Islamic education. The curriculum components include objectives, teaching materials, teaching methods, and assessment. The Islamic education curriculum must refer to the Qur’an and hadith as its basis. The Qur’an contains verses or the Word of Allah SWT that contains the curriculum, which is related to materials, the content provided to students in educational institutions, such as monotheism educational, worship, morals, health, social skills, and aesthetics. Thus, students who have faith, noble character and knowledge will be realized as well as the realization of quality Muslim human civilization.
{"title":"AYAT-AYAT AL-QUR'AN TENTANG KURIKULUM","authors":"Maulida","doi":"10.47498/bidayah.v12i2.637","DOIUrl":"https://doi.org/10.47498/bidayah.v12i2.637","url":null,"abstract":"Abstract \u0000One of the human efforts in shaping Muslims as human beings is by creating a situation of conducive educational interaction in Islamic education. One of the goals of Islamic education is the need for a curriculum. The curriculum is a set of arrangements and plans related to materials, the content of teaching taught to students, and the learning methods used as guidelines for organizing educational units in the realization of educational goals, especially Islamic education. The curriculum components include objectives, teaching materials, teaching methods, and assessment. The Islamic education curriculum must refer to the Qur’an and hadith as its basis. The Qur’an contains verses or the Word of Allah SWT that contains the curriculum, which is related to materials, the content provided to students in educational institutions, such as monotheism educational, worship, morals, health, social skills, and aesthetics. Thus, students who have faith, noble character and knowledge will be realized as well as the realization of quality Muslim human civilization. \u0000 \u0000 ","PeriodicalId":319447,"journal":{"name":"BIDAYAH: STUDI ILMU-ILMU KEISLAMAN","volume":"84 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126213827","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-01-26DOI: 10.47498/bidayah.v12i2.671
Mursyid Fikri dan Baharuddin
Abstrac The industry has experienced a very rapid revolution phase, namely industry 4.0, this has consequences for science and sharia education to be able to prepare individuals who have competence in facing various challenges in the future by applying or producing a work that is a symbol of scientific dialectics. This research is a library research using a descriptive qualitative method approach that connects the existing theory with the descriptive reality of astronomy today. Astrology is the most important part in the history of Islamic civilization. History has recorded that scholars and Al-Falaky (a title for astronomy activists) emerged when Islamic civilization was at its golden peak and when Islam experienced a decline, the echo of astronomy was no longer heard, even today many Muslims do not know the term "the science of astronomy". This phenomenon indicates that there is a positive correlation between the establishment of Islamic civilization and the development of Islam which is a symbol of astronomy science which is a reflection of the existence of Islam. Therefore, there is a need for a transformation/revolution of the astronomy learning movement that does not only revolve at the theoretical level, but also application and inspiring learning methods by utilizing the development of industrial media 4.0 to introduce astronomy and strengthen astronomy learning. The scientific transformation is at least able to touch three scientific dimensions, namely the intellectual dimension, the spiritual dimension and the socio-political dimension. Keywords: Transformation, Astrology Learning, industry 4.0.
{"title":"TRANSFORMASI PEMBELAJARAN ILMU FALAK dI ERA INDUSTRI (Application and Inspiring Learning Methods)","authors":"Mursyid Fikri dan Baharuddin","doi":"10.47498/bidayah.v12i2.671","DOIUrl":"https://doi.org/10.47498/bidayah.v12i2.671","url":null,"abstract":"Abstrac \u0000 \u0000The industry has experienced a very rapid revolution phase, namely industry 4.0, this has consequences for science and sharia education to be able to prepare individuals who have competence in facing various challenges in the future by applying or producing a work that is a symbol of scientific dialectics. This research is a library research using a descriptive qualitative method approach that connects the existing theory with the descriptive reality of astronomy today. Astrology is the most important part in the history of Islamic civilization. History has recorded that scholars and Al-Falaky (a title for astronomy activists) emerged when Islamic civilization was at its golden peak and when Islam experienced a decline, the echo of astronomy was no longer heard, even today many Muslims do not know the term \"the science of astronomy\". This phenomenon indicates that there is a positive correlation between the establishment of Islamic civilization and the development of Islam which is a symbol of astronomy science which is a reflection of the existence of Islam. Therefore, there is a need for a transformation/revolution of the astronomy learning movement that does not only revolve at the theoretical level, but also application and inspiring learning methods by utilizing the development of industrial media 4.0 to introduce astronomy and strengthen astronomy learning. The scientific transformation is at least able to touch three scientific dimensions, namely the intellectual dimension, the spiritual dimension and the socio-political dimension. Keywords: Transformation, Astrology Learning, industry 4.0.","PeriodicalId":319447,"journal":{"name":"BIDAYAH: STUDI ILMU-ILMU KEISLAMAN","volume":"65 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126470613","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-01-26DOI: 10.47498/bidayah.v12i2.701
Muhammad Zidan Surya Pratama
Di era informasi, segalanya berjalan sendiri dengan murah, kilat, pas, serta akurat. Teknologi komunikasi disaat ini menghasilkan apa yang dituturkan publik dunia. Pertumbuhan teknologi komunikasi tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan manusia. Ditambah dengan pertumbuhan internet, media komunikasi yang erat hubungannya dengan manusia. Manusia lebih gampang berhubungan satu sama lain. Media sosial tumbuh guna menanggapi kebutuhan dan mengarah pada transformasi proses komunikasi antar manusia. Tidak terkecuali komunikasi lintas budaya pula memasuki masa baru. Komunikasi Lintas Budaya tumbuh dengan timbulnya teknologi komunikasi. Media internet yang menghubungkan budaya orang yang berbeda, bahasa yang berbeda, bukti diri, pemikiran hidup modul agama, bisa melaksanakan komunikasi dengan gampang. Timbulnya internet serta komunikasi siber jadi media komunikasi Lintas Budaya, sehingga tidak bisa dipungkiri dalam aplikasi komunikasi Lintas Budaya menghasilkan suatu komunitas cyber baru yakni antarbudaya.
{"title":"PERKEMBANGAN INFORMASI TEKNOLOGI DALAM KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA","authors":"Muhammad Zidan Surya Pratama","doi":"10.47498/bidayah.v12i2.701","DOIUrl":"https://doi.org/10.47498/bidayah.v12i2.701","url":null,"abstract":"Di era informasi, segalanya berjalan sendiri dengan murah, kilat, pas, serta akurat. Teknologi komunikasi disaat ini menghasilkan apa yang dituturkan publik dunia. Pertumbuhan teknologi komunikasi tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan manusia. Ditambah dengan pertumbuhan internet, media komunikasi yang erat hubungannya dengan manusia. Manusia lebih gampang berhubungan satu sama lain. Media sosial tumbuh guna menanggapi kebutuhan dan mengarah pada transformasi proses komunikasi antar manusia. Tidak terkecuali komunikasi lintas budaya pula memasuki masa baru. Komunikasi Lintas Budaya tumbuh dengan timbulnya teknologi komunikasi. Media internet yang menghubungkan budaya orang yang berbeda, bahasa yang berbeda, bukti diri, pemikiran hidup modul agama, bisa melaksanakan komunikasi dengan gampang. Timbulnya internet serta komunikasi siber jadi media komunikasi Lintas Budaya, sehingga tidak bisa dipungkiri dalam aplikasi komunikasi Lintas Budaya menghasilkan suatu komunitas cyber baru yakni antarbudaya.","PeriodicalId":319447,"journal":{"name":"BIDAYAH: STUDI ILMU-ILMU KEISLAMAN","volume":"55 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125333756","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-01-26DOI: 10.47498/bidayah.v12i2.728
Hasnadi
Sarana dan prasarana pendidikan merupakan sumber daya penting dalam mendukung tercapainya tujuan pendidikan. Pemenuhan dan tersedianya sarana dan prasarana yang memadai perlu ditopang dengan manajemen sarana dan prasarana pendidikan yang tepat. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis tentang manajemen sarana dan prasarana pendidikan. Penulisan artikel ini menggunakan pendekatan library research. Pengumpulan data dilakukan melalui berbagai literatur yang bersumber dari buku, artikel atau jurnal, dan hasil penelitian terdahulu. Sarana dan prasana pendidikan dibutuhkan untuk mendukung proses belajar mengajar secara langsung maupun tidak langsung. Kegiatan-kegiatan dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan meliputi; perencanaan, pengadaan, penyaluran, penyimpanan, penginventarisasian, pendayagunaan, pemeliharaan, dan penghapusan. Peran pemerintah daerah, masyarakat dan stakeholders sangat diharapkan pada era desentraslisasi dan otonomi pendidikan untuk memenuhi sarana dan prasarana pendidikan yang memadai baik pada sekolah yang berstatus negeri maupun swasta, khususnya di daerah-daerah terdepan, terluar dan tertinggal
{"title":"MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN","authors":"Hasnadi","doi":"10.47498/bidayah.v12i2.728","DOIUrl":"https://doi.org/10.47498/bidayah.v12i2.728","url":null,"abstract":"Sarana dan prasarana pendidikan merupakan sumber daya penting dalam mendukung tercapainya tujuan pendidikan. Pemenuhan dan tersedianya sarana dan prasarana yang memadai perlu ditopang dengan manajemen sarana dan prasarana pendidikan yang tepat. Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis tentang manajemen sarana dan prasarana pendidikan. Penulisan artikel ini menggunakan pendekatan library research. Pengumpulan data dilakukan melalui berbagai literatur yang bersumber dari buku, artikel atau jurnal, dan hasil penelitian terdahulu. Sarana dan prasana pendidikan dibutuhkan untuk mendukung proses belajar mengajar secara langsung maupun tidak langsung. Kegiatan-kegiatan dalam manajemen sarana dan prasarana pendidikan meliputi; perencanaan, pengadaan, penyaluran, penyimpanan, penginventarisasian, pendayagunaan, pemeliharaan, dan penghapusan. Peran pemerintah daerah, masyarakat dan stakeholders sangat diharapkan pada era desentraslisasi dan otonomi pendidikan untuk memenuhi sarana dan prasarana pendidikan yang memadai baik pada sekolah yang berstatus negeri maupun swasta, khususnya di daerah-daerah terdepan, terluar dan tertinggal","PeriodicalId":319447,"journal":{"name":"BIDAYAH: STUDI ILMU-ILMU KEISLAMAN","volume":"29 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129628823","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-01-21DOI: 10.47498/bidayah.v12i2.835
Muchlinarwati Wati
Abstrak Latar belakang: Perubahan paradigma pada proses pembelajaran aktif learning starts with a question (LSQ), dituntut peran aktif dan keterlibatan murid secara langsung dalam proses pembelajara baik mandiri maupun melalui penjelasan guru. Dalam pembelajaran LSQ mutlak adanya dorongan guru dalam mengaktifan murid dalam bertanya dan ini diperlukan suatu metode atau strategi yang tepat agar faktor-faktor LSQ berimplikasi terhadap meningkatkan aktivitas, prestasi dan hasil belajar murid. Terbukti ada perbedaan peningkkatan hasil belajar murid LSQ dibandingkan konvensional. Faktor keaktifan guru berpengaruh dalam kemampuan menciptakan suasana kelas dan memaksa guru pengembangan metode LSQ, sehingga murid yang belum terbiasa dengan kondisi belajar dengan menggunakan metode ini akan merasa terbiasa dan antusias dalam proses belajar mengajar yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar murid. Ternyata LSQ online lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran tatap muka. Interaksi antara murid dan guru selama pembelajaran daring terjadi secara interaktif sehingga motivasi murid untuk belajar juga meningkat. perlu penerapan LSQ yang dikembangkan untuk program studi lain dan bidang teknik yang lain. Khususnya PAI. sehingga dengan pembelajaran online dapat digunakan sebagai solusi alternatif dalam pembelajaran di Era Pandemi COVID-19 dalam peningkatan kecakapan berfikir murid. Kata kunci: Pembelajaran aktif learning starts with a question ( LSQ), guru, murid Abstrack Background: A paradigm shift in the active learning process, learning starts with a question (LSQ), requires an active role and direct involvement of students in the learning process, both independently and through teacher explanations. In LSQ learning, there is an absolute push from the teacher in activating students in asking questions and this requires an appropriate method or strategy so that LSQ factors have implications for increasing student activity, achievement and learning outcomes. It is proven that there is a difference in the improvement of LSQ student learning outcomes compared to conventional ones. The active factor of the teacher influences the ability to create a classroom atmosphere and forces the teacher to develop the LSQ method, so that students who are not familiar with learning conditions using this method will feel accustomed and enthusiastic in the teaching and learning process which in turn can improve student learning outcomes. It turns out that online LSQ is more effective than face-to-face learning. The interaction between students and teachers during online learning occurs interactively so that students' motivation to learn also increases. it is necessary to apply the LSQ developed for other study programs and other engineering fields. Especially PAI. so that online learning can be used as an alternative solution in learning in the COVID-19 Pandemic Era in improving students' thinking skills. Key
{"title":"LSQ PEMBELAJARAN AKTIF LEARNING STARS WITH A QUESTION ( LSQ)","authors":"Muchlinarwati Wati","doi":"10.47498/bidayah.v12i2.835","DOIUrl":"https://doi.org/10.47498/bidayah.v12i2.835","url":null,"abstract":"Abstrak \u0000Latar belakang: Perubahan paradigma pada proses pembelajaran aktif learning starts with a question (LSQ), dituntut peran aktif dan keterlibatan murid secara langsung dalam proses pembelajara baik mandiri maupun melalui penjelasan guru. Dalam pembelajaran LSQ mutlak adanya dorongan guru dalam mengaktifan murid dalam bertanya dan ini diperlukan suatu metode atau strategi yang tepat agar faktor-faktor LSQ berimplikasi terhadap meningkatkan aktivitas, prestasi dan hasil belajar murid. Terbukti ada perbedaan peningkkatan hasil belajar murid LSQ dibandingkan konvensional. Faktor keaktifan guru berpengaruh dalam kemampuan menciptakan suasana kelas dan memaksa guru pengembangan metode LSQ, sehingga murid yang belum terbiasa dengan kondisi belajar dengan menggunakan metode ini akan merasa terbiasa dan antusias dalam proses belajar mengajar yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar murid. Ternyata LSQ online lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran tatap muka. Interaksi antara murid dan guru selama pembelajaran daring terjadi secara interaktif sehingga motivasi murid untuk belajar juga meningkat. perlu penerapan LSQ yang dikembangkan untuk program studi lain dan bidang teknik yang lain. Khususnya PAI. sehingga dengan pembelajaran online dapat digunakan sebagai solusi alternatif dalam pembelajaran di Era Pandemi COVID-19 dalam peningkatan kecakapan berfikir murid. \u0000 \u0000Kata kunci: Pembelajaran aktif learning starts with a question ( LSQ), guru, murid \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000Abstrack \u0000 \u0000Background: A paradigm shift in the active learning process, learning starts with a question (LSQ), requires an active role and direct involvement of students in the learning process, both independently and through teacher explanations. In LSQ learning, there is an absolute push from the teacher in activating students in asking questions and this requires an appropriate method or strategy so that LSQ factors have implications for increasing student activity, achievement and learning outcomes. It is proven that there is a difference in the improvement of LSQ student learning outcomes compared to conventional ones. The active factor of the teacher influences the ability to create a classroom atmosphere and forces the teacher to develop the LSQ method, so that students who are not familiar with learning conditions using this method will feel accustomed and enthusiastic in the teaching and learning process which in turn can improve student learning outcomes. It turns out that online LSQ is more effective than face-to-face learning. The interaction between students and teachers during online learning occurs interactively so that students' motivation to learn also increases. it is necessary to apply the LSQ developed for other study programs and other engineering fields. Especially PAI. so that online learning can be used as an alternative solution in learning in the COVID-19 Pandemic Era in improving students' thinking skills. \u0000 \u0000 \u0000Key","PeriodicalId":319447,"journal":{"name":"BIDAYAH: STUDI ILMU-ILMU KEISLAMAN","volume":"59 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115242564","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-01-21DOI: 10.47498/bidayah.v12i2.847
A. Kurniawan
The reality of adolescent moral decadence in the current era is a serious problem that must be addressed immediately. In general, many problems are caused by a lack of character building. Because of that, character education is very important to be instilled. The role of schools as formal educational institutions is needed to continue to build the character from an early age through the application of good and quality character education and proper management. The purpose of this study was to find out how character education was applied at MTsN Meureubo Aceh Barat. This study uses a qualitative descriptive approach with data collection techniques in the form of observation, interviews, and documentation. The subjects of this research are stakeholders at MTsN Meureubo. The results of this study indicate that the process of implementing character education at MTsN Meureubo is carried out with four alternative strategies including being integrated into all subjects, into daily activities, into school programs, and building communication with parents of students.
{"title":"PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DI MTsN MEUREUBO","authors":"A. Kurniawan","doi":"10.47498/bidayah.v12i2.847","DOIUrl":"https://doi.org/10.47498/bidayah.v12i2.847","url":null,"abstract":"The reality of adolescent moral decadence in the current era is a serious problem that must be addressed immediately. In general, many problems are caused by a lack of character building. Because of that, character education is very important to be instilled. The role of schools as formal educational institutions is needed to continue to build the character from an early age through the application of good and quality character education and proper management. The purpose of this study was to find out how character education was applied at MTsN Meureubo Aceh Barat. This study uses a qualitative descriptive approach with data collection techniques in the form of observation, interviews, and documentation. The subjects of this research are stakeholders at MTsN Meureubo. The results of this study indicate that the process of implementing character education at MTsN Meureubo is carried out with four alternative strategies including being integrated into all subjects, into daily activities, into school programs, and building communication with parents of students.","PeriodicalId":319447,"journal":{"name":"BIDAYAH: STUDI ILMU-ILMU KEISLAMAN","volume":"185 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-01-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124697117","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-04DOI: 10.47498/bidayah.v12i1.479
A. Yamani
Penelitian dilakukan adalah untuk memperbaiki pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas VIII.1 SMP Negeri 1 Idi pada materi zuhud dan tawakal, dengan tujuan: (1) melakukan perbaikan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, (2) meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Agama Islam, dan (3) menumbuhkan respon positif siswa terhadap strategi kooperatif Jigsaw. Subjek penelitian sebanyak 30 orang siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 1 Idi. Tindakan perbaikan pembelajaran dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus satu kali pertemuan, dan beberapa tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Pembelajaran didesain dengan penerapan strategi kooperatif Jigsaw. Pengumpulan data dilakukan dengan tes, observasi dan wawancara bebas mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan motivasi dan hasil belajar peserta didik pada kondisi awal menunjukkan 60% tuntas dan 40% tidak tuntas. siklus I motivasi kategori baik 83,3%, hasil belajar 80%, aktivitas siswa rata-rata baik yaitu 3,88% sedangkan aktivitas guru yaitu 68,6%. Hipotesis penelitian ini adalah penerapan strategi pembelajaran kooperatif model Jigsaw dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik dalam materi zuhud dan tawakal di kelas VIII.1 SMP Negeri 1 Idi. siklus II menunjukkan hasil motivasi siswa 96,7%, hasil belajar 96,7%, aktivitas siswa rata-rata 4,3%, respon siswa yang menyatakan sangat setuju sebesar 82,2%. Peningkatan aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran dari 68,8% menjadi 88,6%, naik sekitar 19,8%. Berdasarkan hasil yang dicapai pada siklus II, maka hipotesis diterima dan pembelajaran dengan penerapan strategi kooperatif Jigsaw, efektif untuk materi zuhud dan tawakal.
做研究是提高学习伊斯兰宗教教育在全国初中VIII。1年级1 Idi zuhud材料和耐心,目的:(1)做了一次学生学习动力修复对伊斯兰宗教教育课程,(2)提高学生的学习结果对伊斯兰宗教教育课程,以及(3)培养学生积极的反应对战略合作的拼图。研究对象是30名初中生。学习改进在2(2)循环中进行。每个周期一次会议,以及几个阶段:计划、行动、观察和反思。旨在通过游戏拼图设计的学习。数据收集是通过测试、观察和采访进行的。研究结果表明,学习者在早期的激励活动和学习成绩表明,60%是完整的,40%是不完整的。I型上进率为83.3%,学习成绩为80%,学生平均活动为388%,教师活动为68.6%。本研究的假设是将拼图模型的合作学习策略应用起来,可以提高学习者在SMP Negeri 1 SMP 1 Idi的zuhud和tawakal材料中学习的动力和结果。第二周期显示了学生动机的结果为96.7%,学习成绩为96.7%,学生活动平均为4.3%,学生表现出强烈同意为82.2%。教师在学习管理中的活动从68.8%增加到88.6%,增加了19.8%。根据第二次周期的结果,通过使用拼图式合作策略来接受假设和学习,对zuhud和tawakal材料是有效的。
{"title":"PENERAPAN STRATEGI KOOPERATIF JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII.1 SMP NEGERI 1 IDI MATERI PERILAKU TERPUJI","authors":"A. Yamani","doi":"10.47498/bidayah.v12i1.479","DOIUrl":"https://doi.org/10.47498/bidayah.v12i1.479","url":null,"abstract":"Penelitian dilakukan adalah untuk memperbaiki pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas VIII.1 SMP Negeri 1 Idi pada materi zuhud dan tawakal, dengan tujuan: (1) melakukan perbaikan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, (2) meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Pendidikan Agama Islam, dan (3) menumbuhkan respon positif siswa terhadap strategi kooperatif Jigsaw. Subjek penelitian sebanyak 30 orang siswa kelas VIII.1 SMP Negeri 1 Idi. Tindakan perbaikan pembelajaran dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus satu kali pertemuan, dan beberapa tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Pembelajaran didesain dengan penerapan strategi kooperatif Jigsaw. Pengumpulan data dilakukan dengan tes, observasi dan wawancara bebas mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan motivasi dan hasil belajar peserta didik pada kondisi awal menunjukkan 60% tuntas dan 40% tidak tuntas. siklus I motivasi kategori baik 83,3%, hasil belajar 80%, aktivitas siswa rata-rata baik yaitu 3,88% sedangkan aktivitas guru yaitu 68,6%. Hipotesis penelitian ini adalah penerapan strategi pembelajaran kooperatif model Jigsaw dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik dalam materi zuhud dan tawakal di kelas VIII.1 SMP Negeri 1 Idi. siklus II menunjukkan hasil motivasi siswa 96,7%, hasil belajar 96,7%, aktivitas siswa rata-rata 4,3%, respon siswa yang menyatakan sangat setuju sebesar 82,2%. Peningkatan aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran dari 68,8% menjadi 88,6%, naik sekitar 19,8%. Berdasarkan hasil yang dicapai pada siklus II, maka hipotesis diterima dan pembelajaran dengan penerapan strategi kooperatif Jigsaw, efektif untuk materi zuhud dan tawakal.","PeriodicalId":319447,"journal":{"name":"BIDAYAH: STUDI ILMU-ILMU KEISLAMAN","volume":"197 ","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114058636","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}