Pub Date : 2021-08-04DOI: 10.47498/bidayah.v12i1.425
Rahim Rahimi
Abstract The success of the transformation of knowledge from a teacher to a student is largely determined by the intelligence of three aspects, namely intelligence, emotional and spiritual. This study discusses the concept of teacher professionalism and its relation to ESQ. In discussing the above problems, the writer uses library research with qualitative analysis research methods. From the results of the study the authors conclude that teacher professionalism is a profession that animates a teacher in generating intellectual, emotional and spiritual intelligence of students, ESQ is the result of the integration of IQ, EQ and SQ through the principle of tawhid. With the awareness of monotheism, emotions will be controlled, so that a sense of calm and peace will arise. With this controlled emotional calm, the God spot or the door of the heart opens and works, so that divine whispers invite the qualities of justice, compassion, honesty, responsibility, care, creativity, commitment, togetherness, peace and heart whispers. other noble will be heard so that the potential for intellectual and emotional intelligence works optimally. Keywords: ESQ, Teacher , Profesionalism Abstrak Keberhasilan transformasi ilmu dari guru kepada seorang murid sangat ditentukan oleh kecerdasan dari tiga aspek yaitu inteligensi, emosional dan spiritual. Penelitian ini membahas kosep profesionalisme guru dan kaitannya dengan ESQ. Dalam membahas permasaalahan di atas, penulis menggunakan penelitian perpustakaan (library research) dengan motode penelitian analisis kualitatif. Dari hasil kajian penulis menyimpulkan bahwa profesionalisme guru merupakan profesi yang menjiwai pada seorang guru dalam membangkitkan kecerdasan intelektual, emosional dan kecerdasan spiritual peserta didik, ESQ merupakan hasil integrasi IQ, EQ dan SQ melalui prinsip tauhid. Dengan kesadaran tauhid, maka emosi akan terkendali, sehingga akan timbul rasa tenang dan damai. Dengan ketenangan emosi yang terkendali tersebut, maka God spot atau pintu hati terbuka dan bekerja, sehingga bisikan-bisikan Ilahiah yang mengajak kepada sifat-sifat keadilan, kasih sayang, kejujuran, tanggung jawab, kepedulian, kreativitas, komitmen, kebersamaan, perdamaian dan bisikan hati mulia lainnya akan terdengar sehingga potensi kecerdasan intelektual dan emosional bekerja dengan optimal. Kata Kunci: ESQ, Profesioanalisme, Guru
知识从教师到学生的成功转化在很大程度上取决于三个方面的智力,即智力、情感和精神。本研究探讨教师专业精神的概念及其与ESQ的关系。在讨论上述问题时,笔者采用了图书馆研究与定性分析相结合的研究方法。从研究结果来看,教师职业化是一种激励教师培养学生的智力、情感和精神智能的职业,而ESQ则是IQ、EQ和SQ通过tawhid原理整合的结果。有了一神论的意识,情绪就会得到控制,从而产生一种平静与和平的感觉。有了这种控制情绪的平静,上帝的位置或心灵之门打开并工作,因此神圣的低语邀请正义,同情,诚实,责任,关怀,创造力,承诺,团结,和平和心灵低语的品质。其他高贵的人会被听到,这样智力和情商的潜力才能得到最佳发挥。【关键词】ESQ,教师,专业精神【摘要】Keberhasilan transformasi ilmu dari guru kepaada seorang murid sangat ditentukan oleh kekerdasan dari tiga, yitu,智能,情感与精神。Penelitian ini成员拥有kosep专业大师dan kaitannya dengan ESQ。[dam membahas permasaalahan di数据,penulis menggunakan penelitian perpustakan(图书馆研究)]邓根模式penelian分析定性。Dari hasil kajian penulis menypulkan bahwa专业大师merupakan教授yang menjiwai padseorang大师dalam membangkitkan kecerdasan知识分子,情感大师kecerdasan精神大师didik, ESQ merupakan hasil integrasi IQ, EQ大师SQ melalui原则tahid。登干kesadaran tauhid, maka emosi akan terkendali, seingga akan timbul rasa tenang dan damai。Dengan ketenangan emosi yang terkendali tersebut, maka God spot atau pintu hati terbuka dan bekeran, sehinga bisikan-bisikan Ilahiah yang mengajak kepada sitat -sifat keadilan, kasih sayang, kejujuran, tanggung jawab, kepedulian, creativitas, komitmen, kebersamaan, perdamaian dan bisikan hati muilnya akan terdengar seinga potensi kederasan知识分子dan情感bekerja denan optimal。Kata Kunci: ESQ,专业分析师,大师
{"title":"KOLERASI EMOTIONAL SPIRITUAL QUOTIENT (ESQ) TERHADAP PROFESIONALISME GURU","authors":"Rahim Rahimi","doi":"10.47498/bidayah.v12i1.425","DOIUrl":"https://doi.org/10.47498/bidayah.v12i1.425","url":null,"abstract":"Abstract \u0000The success of the transformation of knowledge from a teacher to a student is largely determined by the intelligence of three aspects, namely intelligence, emotional and spiritual. This study discusses the concept of teacher professionalism and its relation to ESQ. In discussing the above problems, the writer uses library research with qualitative analysis research methods. From the results of the study the authors conclude that teacher professionalism is a profession that animates a teacher in generating intellectual, emotional and spiritual intelligence of students, ESQ is the result of the integration of IQ, EQ and SQ through the principle of tawhid. With the awareness of monotheism, emotions will be controlled, so that a sense of calm and peace will arise. With this controlled emotional calm, the God spot or the door of the heart opens and works, so that divine whispers invite the qualities of justice, compassion, honesty, responsibility, care, creativity, commitment, togetherness, peace and heart whispers. other noble will be heard so that the potential for intellectual and emotional intelligence works optimally. \u0000 \u0000Keywords: ESQ, Teacher , Profesionalism \u0000 \u0000Abstrak \u0000 \u0000Keberhasilan transformasi ilmu dari guru kepada seorang murid sangat ditentukan oleh kecerdasan dari tiga aspek yaitu inteligensi, emosional dan spiritual. Penelitian ini membahas kosep profesionalisme guru dan kaitannya dengan ESQ. Dalam membahas permasaalahan di atas, penulis menggunakan penelitian perpustakaan (library research) dengan motode penelitian analisis kualitatif. Dari hasil kajian penulis menyimpulkan bahwa profesionalisme guru merupakan profesi yang menjiwai pada seorang guru dalam membangkitkan kecerdasan intelektual, emosional dan kecerdasan spiritual peserta didik, ESQ merupakan hasil integrasi IQ, EQ dan SQ melalui prinsip tauhid. Dengan kesadaran tauhid, maka emosi akan terkendali, sehingga akan timbul rasa tenang dan damai. Dengan ketenangan emosi yang terkendali tersebut, maka God spot atau pintu hati terbuka dan bekerja, sehingga bisikan-bisikan Ilahiah yang mengajak kepada sifat-sifat keadilan, kasih sayang, kejujuran, tanggung jawab, kepedulian, kreativitas, komitmen, kebersamaan, perdamaian dan bisikan hati mulia lainnya akan terdengar sehingga potensi kecerdasan intelektual dan emosional bekerja dengan optimal. \u0000 \u0000Kata Kunci: ESQ, Profesioanalisme, Guru","PeriodicalId":319447,"journal":{"name":"BIDAYAH: STUDI ILMU-ILMU KEISLAMAN","volume":"42 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"125141384","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-04DOI: 10.47498/bidayah.v12i1.484
Hendriyanto Bujangga
Pandemi Corona Virus Desease (covid-19) memberikan tanggung jawab kepada orang tua menjadi pendidik utama bagi anak. Orang tua bertugas sebagai pendamping anak dalam mengerjakan tugas dan pendidikan akhlak yaitu dengan cara membantu anak mengerjakan tugas, belajar dari lingkungan sekitar, dan memberikan pengetahuan kepada anak mengenai pendidikan akhlak. urgensinya peran keluarga dalam mendidik anak, Ibn Qoyyim mengatakan, bahwa kerusakan anak sebagian dipicu oleh orang tua, yakni ketidak pedulian mereka, mereka tidak mengajarkan kewajiban-kewajiban dan sunah-sunah agama kepada anak-anak, mereka menelantarkan anak-anak sejak masih kecil sehingga anak-anak tidak memetik manfaat dari mereka sendiri, juga tidak memberi manfaat bagi orang tua kala menginjak usia senja pendidikan akhlak telah berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama serta memberikan kestabilan. Ahmad Amin menegaskan bahwa nilai-nilai yang memberikan pengaruh kuat terhadap pembentukan budaya (culture) tersebut adalah nilai-nilai agama selanjutnya dilengkapi dengan nilai yang berasal dari pemikiran (filsafat) manusia (etika), adat kebiasaan yang baik (‘uruf) dan hasil perenungan spiritual. Setiap keluarga memiliki cara yang berbeda dalam memberikan pendampingan pendidikan akhlak terhadap anak. Ada yang memberikan kebebasan terlebih dahulu kepada anak untuk bermain kemudian melanjutkan belajar, memberikan jadwal anak belajar sesuai jam belajar di sekolah, mengerjakan tugas terlebih dahulu kemudian diperbolehkan untuk bermain, memberikan kesempatan kepada anak untuk mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk mengerjakan tugas hingga proses merapikan setelah selesai belajar, serta melaksanakan pembelajaran di rumah dengan prinsip learning by doing.
{"title":"URGENSI AKHLAK PADA MASA PANDEMI","authors":"Hendriyanto Bujangga","doi":"10.47498/bidayah.v12i1.484","DOIUrl":"https://doi.org/10.47498/bidayah.v12i1.484","url":null,"abstract":"Pandemi Corona Virus Desease (covid-19) memberikan tanggung jawab kepada orang tua menjadi pendidik utama bagi anak. Orang tua bertugas sebagai pendamping anak dalam mengerjakan tugas dan pendidikan akhlak yaitu dengan cara membantu anak mengerjakan tugas, belajar dari lingkungan sekitar, dan memberikan pengetahuan kepada anak mengenai pendidikan akhlak. urgensinya peran keluarga dalam mendidik anak, Ibn Qoyyim mengatakan, bahwa kerusakan anak sebagian dipicu oleh orang tua, yakni ketidak pedulian mereka, mereka tidak mengajarkan kewajiban-kewajiban dan sunah-sunah agama kepada anak-anak, mereka menelantarkan anak-anak sejak masih kecil sehingga anak-anak tidak memetik manfaat dari mereka sendiri, juga tidak memberi manfaat bagi orang tua kala menginjak usia senja pendidikan akhlak telah berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama serta memberikan kestabilan. Ahmad Amin menegaskan bahwa nilai-nilai yang memberikan pengaruh kuat terhadap pembentukan budaya (culture) tersebut adalah nilai-nilai agama selanjutnya dilengkapi dengan nilai yang berasal dari pemikiran (filsafat) manusia (etika), adat kebiasaan yang baik (‘uruf) dan hasil perenungan spiritual. Setiap keluarga memiliki cara yang berbeda dalam memberikan pendampingan pendidikan akhlak terhadap anak. Ada yang memberikan kebebasan terlebih dahulu kepada anak untuk bermain kemudian melanjutkan belajar, memberikan jadwal anak belajar sesuai jam belajar di sekolah, mengerjakan tugas terlebih dahulu kemudian diperbolehkan untuk bermain, memberikan kesempatan kepada anak untuk mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk mengerjakan tugas hingga proses merapikan setelah selesai belajar, serta melaksanakan pembelajaran di rumah dengan prinsip learning by doing.","PeriodicalId":319447,"journal":{"name":"BIDAYAH: STUDI ILMU-ILMU KEISLAMAN","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128429436","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-04DOI: 10.47498/bidayah.v12i1.474
Ramli Cibro
Dari keseluruhan model ilmu keislaman, tasawuf adalah yang paling luas jangkauan epistemologi dan sekaligus yang paling kontroversi. Keluasan tersebut karena tasawuf mencakup aspek jahir dan aspek batin kehidupan manusia. Bahwa tasawuf juga mengidentifikasi jenis keilmuan yang tidak didapat dari olah fikir atau proses transfer, tetapi melalui olah batin (tazkiat nafs), riyadhah dan mujahadah. Dengan metode diskursus-analisis atas literatur-literatur kesufian, disini ditelaah, model-model epistemologi yang terdapat dalam tasawuf. Hasilnya bahwa tasawuf memiliki keragaman epistemologi, baik dari aspek discovery (jalan suluk), discourse (kontemplatif-filosofis) hingga justification (analisis-filosofis-teologis). Kesemua model epistemologi ini merupakan kesatuan utuh yang membuat tasawuf semakin diminati oleh orang-orang dari berbagai latar dan orientasi.
{"title":"EPISTEMOLOGI TASAWUF; DARI CONTEXT OF DISCOVERY KE CONTEXT OF JUSTIFICATION","authors":"Ramli Cibro","doi":"10.47498/bidayah.v12i1.474","DOIUrl":"https://doi.org/10.47498/bidayah.v12i1.474","url":null,"abstract":"Dari keseluruhan model ilmu keislaman, tasawuf adalah yang paling luas jangkauan epistemologi dan sekaligus yang paling kontroversi. Keluasan tersebut karena tasawuf mencakup aspek jahir dan aspek batin kehidupan manusia. Bahwa tasawuf juga mengidentifikasi jenis keilmuan yang tidak didapat dari olah fikir atau proses transfer, tetapi melalui olah batin (tazkiat nafs), riyadhah dan mujahadah. Dengan metode diskursus-analisis atas literatur-literatur kesufian, disini ditelaah, model-model epistemologi yang terdapat dalam tasawuf. Hasilnya bahwa tasawuf memiliki keragaman epistemologi, baik dari aspek discovery (jalan suluk), discourse (kontemplatif-filosofis) hingga justification (analisis-filosofis-teologis). Kesemua model epistemologi ini merupakan kesatuan utuh yang membuat tasawuf semakin diminati oleh orang-orang dari berbagai latar dan orientasi.","PeriodicalId":319447,"journal":{"name":"BIDAYAH: STUDI ILMU-ILMU KEISLAMAN","volume":"123 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116414794","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-04DOI: 10.47498/bidayah.v12i1.481
Maulida Maulida
Sejarah Islam dimulai dari Timur Tengah di wilayah Arab. Haramayn adalah dua kota Makkah dan Madinah berada di Timur Tengah sebagai pusat intelektual dunia Muslim, dimana ulama, sufi, filosof, penyair, pengusaha dan sejarawan Muslim bertemu dan saling menukar informasi. Hubungan intelektual para ulama Timur Tengah dengan para pelajar di Indonesia dalam bentuk murid dan guru di komunitas Jawi, telah memberikan andil sangat besar bagi pengakuan luas dari masyarakat bahwa mayoritas ulama Nusantara yang belajar di Timur Tengah mempunyai wibawa atau reputasi keulamaan yang baik. Hubungan tersebut terjalin sejak awal masuknya Islam dibawa oleh para pedagang Muslim dari Arab. Sejak abad ke-17 hubungan ini umumnya bersifat keagamaan, keilmuan, dan politik antar beberapa kerajaan Muslim Nusantara. Hubungan intelektual para ulama terkait paham keagamaan, yaitu harmonisasi antara syariat dan tasawuf. Kata Kunci: Intelektual, Islam Indonesia, Timur Tengah
{"title":"WACANA INTELEKTUAL KEAGAMAAN ISLAM DI INDONESIA DENGAN TIMUR TENGAH","authors":"Maulida Maulida","doi":"10.47498/bidayah.v12i1.481","DOIUrl":"https://doi.org/10.47498/bidayah.v12i1.481","url":null,"abstract":"Sejarah Islam dimulai dari Timur Tengah di wilayah Arab. Haramayn adalah dua kota Makkah dan Madinah berada di Timur Tengah sebagai pusat intelektual dunia Muslim, dimana ulama, sufi, filosof, penyair, pengusaha dan sejarawan Muslim bertemu dan saling menukar informasi. Hubungan intelektual para ulama Timur Tengah dengan para pelajar di Indonesia dalam bentuk murid dan guru di komunitas Jawi, telah memberikan andil sangat besar bagi pengakuan luas dari masyarakat bahwa mayoritas ulama Nusantara yang belajar di Timur Tengah mempunyai wibawa atau reputasi keulamaan yang baik. Hubungan tersebut terjalin sejak awal masuknya Islam dibawa oleh para pedagang Muslim dari Arab. Sejak abad ke-17 hubungan ini umumnya bersifat keagamaan, keilmuan, dan politik antar beberapa kerajaan Muslim Nusantara. Hubungan intelektual para ulama terkait paham keagamaan, yaitu harmonisasi antara syariat dan tasawuf. \u0000Kata Kunci: Intelektual, Islam Indonesia, Timur Tengah","PeriodicalId":319447,"journal":{"name":"BIDAYAH: STUDI ILMU-ILMU KEISLAMAN","volume":"57 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124528192","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-04DOI: 10.47498/bidayah.v12i1.499
Amirul Haq Rd
Abstrak: Pendidikan merupakan salah satu usaha sadar untuk menciptakan Sumber Daya Manusia yang berkualitas, guna melahirkan Sumber Daya Manusia yang berintelektual dan bermoral maka dibutukan pula suatu kebijakan pendidikan yang mengatur sistem pendidikan, sebagai parameter dalam pelaksanaan pendidikan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif menyangkut tentang studi kebijakan publik terhadap kekhususan kebijakan pendidikan Aceh. Studi kebijakan publik dalam penelitian ini dimaksud untuk mengeksplorasi berbagai tindakan yang dilakukan pemerintah, untuk kepentingan siapa, dan bagaimana hasil, akibat dan dampaknya. Adapun subjek penelitian ini diambil dengan cara purposive sampling, dengan metode pengumpulan data dilakukan melalui 3 (tiga) macam cara yaitu; 1) observasi; 2) wawancara; dan 3) dokumentasi yaitu menganalisis isi kebijakan (content analysis), mengkaji dokumen-dokumen berupa kategori administratif maupun substantif, diantaranya berupa berbagai bentuk kertas kerja hingga naskah akademik suatu kebijakan pendidikan di Aceh. Setelah rangkaian data terkumpul, selanjutnya dilakukan pula analisis data dengan 4 (empat) tahap dan prosedur pengolahan data yaitu: 1) pemilahan/penyusunan klasifikasi data, 2) penyuntingan data, 3) konfirmasi/verifikasi/pendalaman data, dan 4) analisis data sesuai dengan konstruksi pembahasan hasil penelitian. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemerintah Aceh telah merumuskan suatu kebijakan publik tentang pendidikan di Aceh yaitu Qanun Aceh Nomor 11 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan, dan Qanun Aceh Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Qanun Aceh Nomor 11 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan, alasan utama dilakukan perumusan kebijakan khusus pendidikan Aceh diantaranya ialah sebagai bentuk implementasi dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintah Aceh. Melalui kebijakan yang telah dirumuskan berdasarkan Qanun Aceh itu pula, Pemerintah Aceh sangat menghendaki agar sistem pendidikan dikembangkan dengan menekankan pola Sistem Pendidikan Islami atau Sistem Pendidikan Berbasis Nilai-Nilai Islami (penekanannya pada penanaman nilai-nilai Islami dan pengembangan budaya islami).
{"title":"KEBIJAKAN PENDIDIKAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN SEBAGAI SUATU KEBIJAKAN PUBLIK: SUATU ANALISIS TERHADAP KEKHUSUSAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN DI ACEH","authors":"Amirul Haq Rd","doi":"10.47498/bidayah.v12i1.499","DOIUrl":"https://doi.org/10.47498/bidayah.v12i1.499","url":null,"abstract":"Abstrak: Pendidikan merupakan salah satu usaha sadar untuk menciptakan Sumber Daya Manusia yang berkualitas, guna melahirkan Sumber Daya Manusia yang berintelektual dan bermoral maka dibutukan pula suatu kebijakan pendidikan yang mengatur sistem pendidikan, sebagai parameter dalam pelaksanaan pendidikan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif menyangkut tentang studi kebijakan publik terhadap kekhususan kebijakan pendidikan Aceh. Studi kebijakan publik dalam penelitian ini dimaksud untuk mengeksplorasi berbagai tindakan yang dilakukan pemerintah, untuk kepentingan siapa, dan bagaimana hasil, akibat dan dampaknya. Adapun subjek penelitian ini diambil dengan cara purposive sampling, dengan metode pengumpulan data dilakukan melalui 3 (tiga) macam cara yaitu; 1) observasi; 2) wawancara; dan 3) dokumentasi yaitu menganalisis isi kebijakan (content analysis), mengkaji dokumen-dokumen berupa kategori administratif maupun substantif, diantaranya berupa berbagai bentuk kertas kerja hingga naskah akademik suatu kebijakan pendidikan di Aceh. Setelah rangkaian data terkumpul, selanjutnya dilakukan pula analisis data dengan 4 (empat) tahap dan prosedur pengolahan data yaitu: 1) pemilahan/penyusunan klasifikasi data, 2) penyuntingan data, 3) konfirmasi/verifikasi/pendalaman data, dan 4) analisis data sesuai dengan konstruksi pembahasan hasil penelitian. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemerintah Aceh telah merumuskan suatu kebijakan publik tentang pendidikan di Aceh yaitu Qanun Aceh Nomor 11 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan, dan Qanun Aceh Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Qanun Aceh Nomor 11 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan, alasan utama dilakukan perumusan kebijakan khusus pendidikan Aceh diantaranya ialah sebagai bentuk implementasi dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintah Aceh. Melalui kebijakan yang telah dirumuskan berdasarkan Qanun Aceh itu pula, Pemerintah Aceh sangat menghendaki agar sistem pendidikan dikembangkan dengan menekankan pola Sistem Pendidikan Islami atau Sistem Pendidikan Berbasis Nilai-Nilai Islami (penekanannya pada penanaman nilai-nilai Islami dan pengembangan budaya islami).","PeriodicalId":319447,"journal":{"name":"BIDAYAH: STUDI ILMU-ILMU KEISLAMAN","volume":"42 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116352911","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-04DOI: 10.47498/bidayah.v12i1.507
Muhammad Iqbal
Abstrak Penelitian ini difokuskan di SMP Muhammadiyah 1 Depok, ketika tahun 2009 SMP ini mengalami keterpurukan. Jika sekolah tidak mampu menerima anak-anak lebih dari 10 siswa maka SMP ini terancam akan ditutup. Faktor keterpurukan SMP ini disebabkan oleh marketing yang gagal dan pelayanan jasa pendidikan yang menurun. Dengan menerapkan implementasi strategi pemasaran jasa pendidikan, SMP Muhammadiyah 1 Depok ini mampu bangkit dari keterpurukan. Sehingga konsumen, orang tua, dan masyarakat kembali yakin dan percaya untuk menyekolahkan anaknya di SMP ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi strategi pemasaran jasa pendidikan dalam meningkatkan pelayanan pendidikan SMP Muhammadiyah 1 Depok Yogyakarta. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan teori strategi pemasaran jasa pendidikan. Data dikumpulkan melalui: (1) observasi, (2) dokumentasi, dan (3) wawancara mendalam kepada kepala sekolah, waka humas, waka kesiswaan, orang tua siswa dan siswa. Teknik validasi dan keabsahan data dengan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil penelitian menunjukkan implementasi strategi pemasaran jasa pendidikan dalam meningkatkan pelayanan pendidikan SMP Muhammadiyah 1 Depok yaitu: (1) melakukan strategi pemilihan pasar dengan melakukan segmentasi pasar, targeting dan positioning. (2) menetapkan marketing mix dengan cara menerapkan produk-produk yang berkualitas dari SMP ini, menonjolkan letak geografisnya yang cukup strategis, menerapkan harga yang bersaing, dan juga melakukan langkah-langkah promosi serta langkah-langkah lainnya. Kata Kunci: Implementasi Strategi Pemasaran, Pelayanan Pendidikan, Marketing mix. Abstract This research focused on SMP 1 Muhammadiyah Depok Sleman Yogyakarta, in 2009 this junior high school experienced adversity. If the school was unable to receive more than 10 students, this school would be closed. This SMP downturn is caused by failed marketing and declined educational services. By applied implementation the marketing strategy of educational services, SMP 1 Muhammadiyah Depok able to rise from adversity. So that consumers, parents and the community would trust and believe in sending their children to this junior high school. This study was aimed at determining the implementation of educational services marketing strategies in improving educational services in SMP 1 Muhammadiyah Depok Yogyakarta. This research was a qualitative research used the marketing strategy theory approach to educational services. Data were collected through: (1) observation, (2) documentation, and (3) in-depth interviews with principals, public relations staff, student affairs, parents of students, and students. Data validation and validity techniques were undertaken by using source triangulation and technical triangulation. The results of the study indicated the implementation of marketing services marketing strategies in improving education services in SMP 1 Muhammadiyah Depok, namely: (1) impl
{"title":"IMPLEMENTASI STRATEGI PEMASARAN JASA PENDIDIKAN DI SMP MUHAMMADIYAH 1 DEPOK YOGYAKARTA SERTA PENINGKATAN PELAYANAN PENDIDIKAN","authors":"Muhammad Iqbal","doi":"10.47498/bidayah.v12i1.507","DOIUrl":"https://doi.org/10.47498/bidayah.v12i1.507","url":null,"abstract":"\u0000Abstrak \u0000Penelitian ini difokuskan di SMP Muhammadiyah 1 Depok, ketika tahun 2009 SMP ini mengalami keterpurukan. Jika sekolah tidak mampu menerima anak-anak lebih dari 10 siswa maka SMP ini terancam akan ditutup. Faktor keterpurukan SMP ini disebabkan oleh marketing yang gagal dan pelayanan jasa pendidikan yang menurun. Dengan menerapkan implementasi strategi pemasaran jasa pendidikan, SMP Muhammadiyah 1 Depok ini mampu bangkit dari keterpurukan. Sehingga konsumen, orang tua, dan masyarakat kembali yakin dan percaya untuk menyekolahkan anaknya di SMP ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi strategi pemasaran jasa pendidikan dalam meningkatkan pelayanan pendidikan SMP Muhammadiyah 1 Depok Yogyakarta. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan teori strategi pemasaran jasa pendidikan. Data dikumpulkan melalui: (1) observasi, (2) dokumentasi, dan (3) wawancara mendalam kepada kepala sekolah, waka humas, waka kesiswaan, orang tua siswa dan siswa. Teknik validasi dan keabsahan data dengan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil penelitian menunjukkan implementasi strategi pemasaran jasa pendidikan dalam meningkatkan pelayanan pendidikan SMP Muhammadiyah 1 Depok yaitu: (1) melakukan strategi pemilihan pasar dengan melakukan segmentasi pasar, targeting dan positioning. (2) menetapkan marketing mix dengan cara menerapkan produk-produk yang berkualitas dari SMP ini, menonjolkan letak geografisnya yang cukup strategis, menerapkan harga yang bersaing, dan juga melakukan langkah-langkah promosi serta langkah-langkah lainnya. \u0000Kata Kunci: Implementasi Strategi Pemasaran, Pelayanan Pendidikan, Marketing mix. \u0000Abstract \u0000This research focused on SMP 1 Muhammadiyah Depok Sleman Yogyakarta, in 2009 this junior high school experienced adversity. If the school was unable to receive more than 10 students, this school would be closed. This SMP downturn is caused by failed marketing and declined educational services. By applied implementation the marketing strategy of educational services, SMP 1 Muhammadiyah Depok able to rise from adversity. So that consumers, parents and the community would trust and believe in sending their children to this junior high school. This study was aimed at determining the implementation of educational services marketing strategies in improving educational services in SMP 1 Muhammadiyah Depok Yogyakarta. This research was a qualitative research used the marketing strategy theory approach to educational services. Data were collected through: (1) observation, (2) documentation, and (3) in-depth interviews with principals, public relations staff, student affairs, parents of students, and students. Data validation and validity techniques were undertaken by using source triangulation and technical triangulation. The results of the study indicated the implementation of marketing services marketing strategies in improving education services in SMP 1 Muhammadiyah Depok, namely: (1) impl","PeriodicalId":319447,"journal":{"name":"BIDAYAH: STUDI ILMU-ILMU KEISLAMAN","volume":"182 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131614551","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-08-04DOI: 10.47498/bidayah.v12i1.492
Jerri Gunandar
Abstrak Fana’ menurut disiplin Ilmu Tasawuf ialah lenyap dari sifat manusiawi yang terbelenggu dengan berbagai tuntutan syahwat dan hawa nafsu, hal keadaan tumpuan ingatan hati hanya tenggelam dalam menghayati sifat kesempurnaan dan keagungan Allah SWT. Hal demikian adalah karena fana’ merupakan kesadaran tingkat tinggi dan tumpuan ingatan yang jitu yang hanya tertuju kepada Allah SWT hingga ingatan dan perasaan terhadap perkara lain menjadi tumpul seolah-olah lenyap dari ingatan. Walaupun begitu, dalam wacana pemikiran akidah, banyak ditimbulkan isu-isu yang berkaitan dengan kesalahfahaman dan penyelewengan terhadap institusi tarekat khususnya yang berkaitan dengan konsep fana’. Dengan demikian, artikel ini mencoba mengetengahkan konsep fana’ menurut Sheikh Hamzah Fansuri (w. 1630M) melalui karya beliau untuk meneliti sejauh mana konsep fana yang telah dikemukakan oleh beliau sejalan dengan tokoh sufi Nusantara yang lain dan tokoh-tokoh sufi yang muktabar. Kajian ini menggunakan metode analisis kandungan dengan melihat karya sufi Sheikh Hamzah Fansuri yang berjudul “Asrar al-‘Arifin”. Kajian mendapati bahwa istilah fana’ yang dikemukakan oleh Sheikh Hamzah Fansuri sejalan dengan makna fana’ yang telah dikemukakan oleh tokoh sufi Nusantara seperti Sayyid Abdul Rahman (w. 1917M), Sheikh Abdul Samad al-Falimbani (w. 1788M) dan tokoh sufi lain yang muktabar. Walau bagaimanapun, penggunaan istilahnya agak berbeda dalam memberikan penjelasan tentang pengertian fana’. Di samping itu, Sheikh Hamzah Fansuri dalam karya beliau lebih banyak menekankan perbincangan terhadap aspek eksistensi yang diistilahkan oleh beliau sebagai martabat tujuh. Kajian menyimpulkan bahawa konsep fana’ yang dikemukakan beliau merupakan suatu asas yang penting dalam memahami konsep fana’ yang digunakan oleh penganut tarekat kesufian dalam kalangan masyarakat kini.
凡人的抽象”是根据学科Tasawuf消失束缚人性的各种功效的要求和贪欲的事情,只是内心记忆凳状态陷入安拉的完美品质内化和威严。这样的事情,因为凡人是高水平的意识和有效的记忆只看顾凳安拉到对其他事物的记忆和感觉变得迟钝,好像从记忆中消失。尽管如此,akidah想法的叙述中,很多有关的问题造成的误会和偏见,对凡人的会众和机构特别是与之相关的概念。因此,这篇文章试图通过他的工作来阐明“必死的概念”(公元1630年),以检验他所提出的“必死的概念”与另一个努桑达拉的“必死的”概念的程度。这项研究采用了妇科分析方法,参考了苏菲·谢赫·哈姆扎·范苏瑞的著作《Asrar al- ' Arifin》。研究发现,凡人的术语“哈姆扎Fansuri酋长所提出的符合“不朽的装饰意义提出了这样的苏菲派人物群岛Sayyid Abdul Rahman (w . 1917M), Sheikh Abdul Samad al-Falimbani (w 1788M)和其他muktabar的苏菲派人物。然而,这些术语在解释凡人的理解时略有不同。除此之外,谢赫·哈姆扎Fansuri她写的一篇文章更多强调对对话方面所称为的存在他是否有资格担任七的尊严。研究得出结论,“他提出的凡间概念是理解凡间概念的一个重要原则”,该概念是当今社会中持正确态度的人所使用的。
{"title":"FANA’ DALAM PANDANGAN ULAMA SUFI: TINJAUAN TERHADAP PEMIKIRAN SUFI SHEIKH HAMZAH FANSURI","authors":"Jerri Gunandar","doi":"10.47498/bidayah.v12i1.492","DOIUrl":"https://doi.org/10.47498/bidayah.v12i1.492","url":null,"abstract":"Abstrak \u0000Fana’ menurut disiplin Ilmu Tasawuf ialah lenyap dari sifat manusiawi yang terbelenggu dengan berbagai tuntutan syahwat dan hawa nafsu, hal keadaan tumpuan ingatan hati hanya tenggelam dalam menghayati sifat kesempurnaan dan keagungan Allah SWT. Hal demikian adalah karena fana’ merupakan kesadaran tingkat tinggi dan tumpuan ingatan yang jitu yang hanya tertuju kepada Allah SWT hingga ingatan dan perasaan terhadap perkara lain menjadi tumpul seolah-olah lenyap dari ingatan. Walaupun begitu, dalam wacana pemikiran akidah, banyak ditimbulkan isu-isu yang berkaitan dengan kesalahfahaman dan penyelewengan terhadap institusi tarekat khususnya yang berkaitan dengan konsep fana’. Dengan demikian, artikel ini mencoba mengetengahkan konsep fana’ menurut Sheikh Hamzah Fansuri (w. 1630M) melalui karya beliau untuk meneliti sejauh mana konsep fana yang telah dikemukakan oleh beliau sejalan dengan tokoh sufi Nusantara yang lain dan tokoh-tokoh sufi yang muktabar. Kajian ini menggunakan metode analisis kandungan dengan melihat karya sufi Sheikh Hamzah Fansuri yang berjudul “Asrar al-‘Arifin”. Kajian mendapati bahwa istilah fana’ yang dikemukakan oleh Sheikh Hamzah Fansuri sejalan dengan makna fana’ yang telah dikemukakan oleh tokoh sufi Nusantara seperti Sayyid Abdul Rahman (w. 1917M), Sheikh Abdul Samad al-Falimbani (w. 1788M) dan tokoh sufi lain yang muktabar. Walau bagaimanapun, penggunaan istilahnya agak berbeda dalam memberikan penjelasan tentang pengertian fana’. Di samping itu, Sheikh Hamzah Fansuri dalam karya beliau lebih banyak menekankan perbincangan terhadap aspek eksistensi yang diistilahkan oleh beliau sebagai martabat tujuh. Kajian menyimpulkan bahawa konsep fana’ yang dikemukakan beliau merupakan suatu asas yang penting dalam memahami konsep fana’ yang digunakan oleh penganut tarekat kesufian dalam kalangan masyarakat kini. \u0000","PeriodicalId":319447,"journal":{"name":"BIDAYAH: STUDI ILMU-ILMU KEISLAMAN","volume":"81 22","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-08-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"113940841","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}