Pub Date : 2022-10-30DOI: 10.20884/1.mandala.2022.15.2.6420
Anriani Puspita Karunia Ning Widhi, A. Salsabila, Hajid Rahmadianto Mardihusodo, I. Peramiarti
Salmonella typhi adalah bakteri gram negatif penyebab demam tifoid. Penyakit ini dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan fermentasi yang mengandung bakteri asam laktat (BAL). Yoghurt merupakan salah satu produk olahan hasil fermentasi BAL dengan bahan dasar susu. BAL yang digunakan dalam pembuatan yoghurt adalah single strain Lactobacillus bulgaricus, Streptococcus thermophilus serta double strain Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan BAL yoghurt single strain dengan double strain dalam menghambat pertumbuhan Salmonella typhi dengan menghitung rata-rata zona hambat yang terbentuk. Metode penelitian ini adalah experimental design dengan post test only with control group design. Pengujian bakteri menggunakan difusi sumuran. Total sampel sebanyak 16 sampel dibagi menjadi 4 kelompok konsentrasi masing-masing 0%, 20%, 40%, 60%, dan 80%. Rancangan percobaan pada penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL). Analisis data menggunakan uji Kruskal Wallis dan Post Hoc Mann Whitney. Hasil penelitian didapatkan median diameter zona hambat BAL yoghurt double strain Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus > single strain Lactobacillus bulgaricus > Streptococcus thermophilus. Pada uji Kruskal Wallis didapatkan nilai p = 0,000, terdapat perbedaan antara kelompok yang diberi perlakuan dan tidak diberi perlakuan. Hasil uji penelitian didapatkan perbedaan signifikan median diameter zona hambat antar kelompok. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan bahwa yoghurt double strain memiliki kemampuan penghambatan pertumbuhan Salmonellla typhi yang lebih baik dibandingkan yoghurt single strain Lactobacillus Blugaricus atau Streptococcus thermophilus.
伤寒沙门氏菌是一种阴性细菌,可引起tifoid热。这种疾病可以通过食用含有乳酸菌(BAL)的发酵食品来预防。酸奶是用基础奶进行BAL发酵的运动产品之一。酸奶生产中使用的BAL是单一菌株保加利亚乳杆菌、嗜热链球菌以及双重菌株保加利亚乳菌和嗜热链球菌。本研究的目的是通过计算所形成的平均约束区,比较BAL酸奶单菌株和双菌株对伤寒沙门氏菌生长的抑制作用。本研究方法为实验设计,后验,对照组设计。使用喷泉扩散法进行细菌检测。共有16个样品,分为4个浓度组,分别为0%、20%、40%、60%和80%。本研究中的实验设计采用了原始布局法(RAL)。使用Kruskal-Wallis和Post Hoc Mann-Whitney检验的数据分析。研究结果表明,BAL酸奶的中径为嗜热链球菌双菌种和保加利亚乳杆菌>保加利亚乳杆菌单菌种>嗜热链球菌。在Kruskal-Wallis检验中,p=0000,治疗组和未治疗组之间存在差异。研究的测试结果显示,各组之间屏障区的中值直径存在显著差异。本研究的结论表明,双菌株酸奶对伤寒沙门氏菌的生长抑制能力优于单菌株酸奶保加利亚乳杆菌或嗜热链球菌。
{"title":"Uji Aktivitas Yoghurt UJI EFEKTIVITAS YOGHURT SINGLE DAN DOUBLE STRAIN DALAM MENGHAMBAT BAKTERI Salmonella typhi PENYEBAB DEMAM TIFOID","authors":"Anriani Puspita Karunia Ning Widhi, A. Salsabila, Hajid Rahmadianto Mardihusodo, I. Peramiarti","doi":"10.20884/1.mandala.2022.15.2.6420","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.mandala.2022.15.2.6420","url":null,"abstract":"Salmonella typhi adalah bakteri gram negatif penyebab demam tifoid. Penyakit ini dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan fermentasi yang mengandung bakteri asam laktat (BAL). Yoghurt merupakan salah satu produk olahan hasil fermentasi BAL dengan bahan dasar susu. BAL yang digunakan dalam pembuatan yoghurt adalah single strain Lactobacillus bulgaricus, Streptococcus thermophilus serta double strain Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan BAL yoghurt single strain dengan double strain dalam menghambat pertumbuhan Salmonella typhi dengan menghitung rata-rata zona hambat yang terbentuk. Metode penelitian ini adalah experimental design dengan post test only with control group design. Pengujian bakteri menggunakan difusi sumuran. Total sampel sebanyak 16 sampel dibagi menjadi 4 kelompok konsentrasi masing-masing 0%, 20%, 40%, 60%, dan 80%. Rancangan percobaan pada penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL). Analisis data menggunakan uji Kruskal Wallis dan Post Hoc Mann Whitney. Hasil penelitian didapatkan median diameter zona hambat BAL yoghurt double strain Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus > single strain Lactobacillus bulgaricus > Streptococcus thermophilus. Pada uji Kruskal Wallis didapatkan nilai p = 0,000, terdapat perbedaan antara kelompok yang diberi perlakuan dan tidak diberi perlakuan. Hasil uji penelitian didapatkan perbedaan signifikan median diameter zona hambat antar kelompok. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan bahwa yoghurt double strain memiliki kemampuan penghambatan pertumbuhan Salmonellla typhi yang lebih baik dibandingkan yoghurt single strain Lactobacillus Blugaricus atau Streptococcus thermophilus.","PeriodicalId":32014,"journal":{"name":"Mandala of Health","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"49179561","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-10-30DOI: 10.20884/1.mandala.2022.15.2.6422
Nia Krisniawati, Deuis Gustiani Rahayu
Pandemi COVID-19 pada tanggal 3 Maret 2020 telah menjangkit lebih dari 72 negara di dunia termasuk Indonesia. Jumlah kasus baru di Indonesia setiap harinya masih ditemukan dengan angka yang fluktuatif. Pandemi COVID-19 di wilayah Kabupaten Tasikmalaya masih dianggap biasa saja, dan masih banyak yang tidak mentaati protokol kesehatan. Untuk itu diperlukan upaya pemutusan rantai penularan COVID-19 yang melibatkan seluruh elemen masyarakat. Pengetahuan tentang COVID-19 ini sangat penting dimiliki oleh masyarakat sehingga masyarakat mampu untuk mengambil keputusan dalam bersikap dan berperilaku yang tepat dalam rangka memutus rantai penularan COVID-19. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap terhadap perilaku penduduk Tasikmalaya dalam menghadapi pandemi COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah 400 penduduk Tasikmalaya yang diambil dengan teknik simple random sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner melalui Google form. Hasil analisis bivariat antara pengetahuan dan sikap menggunakan Chi-Square 2x2 menunjukan p value= 0,00. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap penduduk Kecamatan Sukaresik Tasikmalaya dalam menghadapi Pandemi COVID-19 (p value < 0,05) Hasil analisis multivariat anatara tingkat pengetahuan dan sikap terhadap perilaku, variabel yang paling berhubungan dengan perilaku dalam menghadapi COVID-19 adalah sikap (p-value 0 OR 21,589 95% C.I 10,734-43,421). Kesimpulan penelitian ini, terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap terhadap terhadap perilaku dalam menghadapi COVID-19 di Tasikmalaya. Variabel yang paling berhubungan dengan perilaku dalam menghadapi COVID-19 adalah sikap (p- value 0,00 OR 21,589 95% C.I 10,734-43,421).
2020年3月3日,新冠肺炎大流行导致包括印度尼西亚在内的世界72多个国家死亡。印尼每天仍有新病例出现,且数量波动。Tasikmalaya开普敦的新冠肺炎大流行仍然被认为是常见的,许多人仍然不遵守卫生协议。为了实现这一点,需要努力打破这一链条,打破涉及全体人口的新冠肺炎。新冠肺炎知识对公众来说非常重要,因此公众能够做出正确行为的决定,以打破新冠肺炎的链条。本研究的目的是了解Tasikmalaya人民在应对新冠肺炎大流行时的知识水平和对行为的态度。本研究是一项使用横断面方法的观察性分析研究。样本研究这项研究是用简单的随机抽样方法采集的400名居民。本研究中的数据收集使用谷歌形式的coision。使用卡方2x2对知识和态度的双变量分析显示p值=0.00。这表明太平洋降水湖人口在面对新冠肺炎大流行时的知识和态度之间存在显著的关系(p值<0.05)知识和行为水平的多元分析结果表明,新冠肺炎大流行中最相关的变量行为是态度(p值0 OR 21.589 95%C.I 10.734-43.421)。这项研究的结论是,面对新冠肺炎,Tasikmalaya的知识水平和行为态度之间存在联系。新冠肺炎的最大行为变量是态度(p值0.00或21.589 95%C.I 10.734-43.421)。
{"title":"COVID-19 HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP TERHADAP PERILAKU DALAM MENGHADAPI COVID 19 DI TASIKMALAYA","authors":"Nia Krisniawati, Deuis Gustiani Rahayu","doi":"10.20884/1.mandala.2022.15.2.6422","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.mandala.2022.15.2.6422","url":null,"abstract":"Pandemi COVID-19 pada tanggal 3 Maret 2020 telah menjangkit lebih dari 72 negara di dunia termasuk Indonesia. Jumlah kasus baru di Indonesia setiap harinya masih ditemukan dengan angka yang fluktuatif. Pandemi COVID-19 di wilayah Kabupaten Tasikmalaya masih dianggap biasa saja, dan masih banyak yang tidak mentaati protokol kesehatan. Untuk itu diperlukan upaya pemutusan rantai penularan COVID-19 yang melibatkan seluruh elemen masyarakat. Pengetahuan tentang COVID-19 ini sangat penting dimiliki oleh masyarakat sehingga masyarakat mampu untuk mengambil keputusan dalam bersikap dan berperilaku yang tepat dalam rangka memutus rantai penularan COVID-19. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan sikap terhadap perilaku penduduk Tasikmalaya dalam menghadapi pandemi COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah 400 penduduk Tasikmalaya yang diambil dengan teknik simple random sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner melalui Google form. Hasil analisis bivariat antara pengetahuan dan sikap menggunakan Chi-Square 2x2 menunjukan p value= 0,00. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap penduduk Kecamatan Sukaresik Tasikmalaya dalam menghadapi Pandemi COVID-19 (p value < 0,05) Hasil analisis multivariat anatara tingkat pengetahuan dan sikap terhadap perilaku, variabel yang paling berhubungan dengan perilaku dalam menghadapi COVID-19 adalah sikap (p-value 0 OR 21,589 95% C.I 10,734-43,421). Kesimpulan penelitian ini, terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap terhadap terhadap perilaku dalam menghadapi COVID-19 di Tasikmalaya. Variabel yang paling berhubungan dengan perilaku dalam menghadapi COVID-19 adalah sikap (p- value 0,00 OR 21,589 95% C.I 10,734-43,421). \u0000 ","PeriodicalId":32014,"journal":{"name":"Mandala of Health","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42106591","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-10-30DOI: 10.20884/1.mandala.2022.15.2.7006
S. Wisesa, Aristi Intan Soraya
Kardiomiopati peripartum (KMPP) belum mendapat perhatian yang cukup dari masyarakat dan tenaga kesehatan di Indonesia. KMPP yang tidak ditangani dapat mengakibatkan komplikasi berat atau kematian, dan angka insidensinya bisa tinggi pada populasi tertentu yang mencapai 1:100 kelahiran hidup. Hasil studi retrospektif dan laporan kasus KMPP di Indonesia akan dideskripsikan dan ditelaah dalam review literatur ini. Dari hasil pencarian literatur melalui situs Google Cendekia dalam 10 tahun terakhir, didapatkan lima artikel studi retrospektif dan delapan artikel laporan kasus. Angka insidensi KMPP di Indonesia berkisar antara 1:134 sampai dengan 1:136 kelahiran yang seringkali disertai dengan preeklampsia. Lebih dari 80% kasus KMPP terdiagnosis dengan gejala moderat atau berat dan memerlukan terapi perawatan intensif. Adanya perbedaan hasil studi, baik antar studi di Indonesia maupun dengan studi dari negara lain, disebabkan oleh jumlah sampel yang sedikit, rentang waktu pengambilan data yang terbatas, serta metodologi penelitian yang tidak seragam. Penelitian multisenter dengan jumlah sampel yang besar diperlukan untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel.
{"title":"REVIEW LITERATUR STUDI RETROSPEKTIF DAN LAPORAN KASUS KARDIOMIOPATI PERIPARTUM DI INDONESIA","authors":"S. Wisesa, Aristi Intan Soraya","doi":"10.20884/1.mandala.2022.15.2.7006","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.mandala.2022.15.2.7006","url":null,"abstract":"Kardiomiopati peripartum (KMPP) belum mendapat perhatian yang cukup dari masyarakat dan tenaga kesehatan di Indonesia. KMPP yang tidak ditangani dapat mengakibatkan komplikasi berat atau kematian, dan angka insidensinya bisa tinggi pada populasi tertentu yang mencapai 1:100 kelahiran hidup. Hasil studi retrospektif dan laporan kasus KMPP di Indonesia akan dideskripsikan dan ditelaah dalam review literatur ini. Dari hasil pencarian literatur melalui situs Google Cendekia dalam 10 tahun terakhir, didapatkan lima artikel studi retrospektif dan delapan artikel laporan kasus. Angka insidensi KMPP di Indonesia berkisar antara 1:134 sampai dengan 1:136 kelahiran yang seringkali disertai dengan preeklampsia. Lebih dari 80% kasus KMPP terdiagnosis dengan gejala moderat atau berat dan memerlukan terapi perawatan intensif. Adanya perbedaan hasil studi, baik antar studi di Indonesia maupun dengan studi dari negara lain, disebabkan oleh jumlah sampel yang sedikit, rentang waktu pengambilan data yang terbatas, serta metodologi penelitian yang tidak seragam. Penelitian multisenter dengan jumlah sampel yang besar diperlukan untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel.","PeriodicalId":32014,"journal":{"name":"Mandala of Health","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41542900","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-10-30DOI: 10.20884/1.mandala.2022.15.2.5385
Vania Sahda Inka Prasanti
Pandemi Covid-19 memberikan dampak besar bagi berbagai kebijakan di Indonesia seperti penutupan sekolah yang menyebabkan pembelajaran dilakukan secara daring. Pembelajaran daring pada anak usia SD memerlukan peran besar orang tua karena kemampuan anak masih terbatas. Kewalahan orang tua dalam melakukan pendampingan pembelajaran daring dapat menimbulkan kecemasan. Penelitian hubungan strategi coping dengan tingkat kecemasan pada orang tua yang mempunyai anak usia SD dalam menghadapi pembelajaran daring di Purwokerto belum pernah dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan strategi coping dengan tingkat kecemasan pada orang tua yang mempunyai anak usia SD dalam menghadapi pembelajaran daring. Desain penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan di SDN 2 Sokaraja Tengah. Subjek penelitian berjumlah 80 orang. Pengambilan sampel diperoleh dari data primer melalui kuesioner. Data dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman. Terdapat hubungan signifikan dengan korelasi searah antara strategi coping adaptif terhadap tingkat kecemasan dengan nilai p-value 0,013 (p<0,05) dan strategi coping maladaptif terhadap tingkat kecemasan dengan nilai p-value 0,001 (p<0,05). Analisis kekuatan hubungan yaitu berkorelasi lemah untuk strategi coping adaptif (r=0,276) dan berkorelasi lemah untuk strategi coping maladaptif (r=0,374). Dapat disimpulkan, terdapat hubungan yang signifikan antara strategi coping adaptif dan strategi coping maladaptif dengan tingkat kecemasan pada orang tua yang mempunyai anak usia SD dalam menghadapi pembelajaran daring. Kekuatan hubungan antara strategi coping adaptif dan strategi coping maladaptif terhadap tingkat kecemasan yaitu berkorelasi lemah dengan arah korelasi yang searah.
{"title":"HUBUNGAN STRATEGI COPING DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK USIA SD DALAM MENGHADAPI PEMBELAJARAN DARING","authors":"Vania Sahda Inka Prasanti","doi":"10.20884/1.mandala.2022.15.2.5385","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.mandala.2022.15.2.5385","url":null,"abstract":"Pandemi Covid-19 memberikan dampak besar bagi berbagai kebijakan di Indonesia seperti penutupan sekolah yang menyebabkan pembelajaran dilakukan secara daring. Pembelajaran daring pada anak usia SD memerlukan peran besar orang tua karena kemampuan anak masih terbatas. Kewalahan orang tua dalam melakukan pendampingan pembelajaran daring dapat menimbulkan kecemasan. Penelitian hubungan strategi coping dengan tingkat kecemasan pada orang tua yang mempunyai anak usia SD dalam menghadapi pembelajaran daring di Purwokerto belum pernah dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan strategi coping dengan tingkat kecemasan pada orang tua yang mempunyai anak usia SD dalam menghadapi pembelajaran daring. Desain penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan di SDN 2 Sokaraja Tengah. Subjek penelitian berjumlah 80 orang. Pengambilan sampel diperoleh dari data primer melalui kuesioner. Data dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman. Terdapat hubungan signifikan dengan korelasi searah antara strategi coping adaptif terhadap tingkat kecemasan dengan nilai p-value 0,013 (p<0,05) dan strategi coping maladaptif terhadap tingkat kecemasan dengan nilai p-value 0,001 (p<0,05). Analisis kekuatan hubungan yaitu berkorelasi lemah untuk strategi coping adaptif (r=0,276) dan berkorelasi lemah untuk strategi coping maladaptif (r=0,374). Dapat disimpulkan, terdapat hubungan yang signifikan antara strategi coping adaptif dan strategi coping maladaptif dengan tingkat kecemasan pada orang tua yang mempunyai anak usia SD dalam menghadapi pembelajaran daring. Kekuatan hubungan antara strategi coping adaptif dan strategi coping maladaptif terhadap tingkat kecemasan yaitu berkorelasi lemah dengan arah korelasi yang searah.","PeriodicalId":32014,"journal":{"name":"Mandala of Health","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-10-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41953124","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-30DOI: 10.20884/1.mandala.2022.15.1.5369
Haniy Thri Afifaningrum, P. Kuncoro, A. Setiawan
Pasien stroke di Indonesia banyak mengalami keterlambatan kedatangan ke rumah sakit atau prehospital delay. Pencegahan dalam mengurangi kematian dan meminimalkan kerusakan otak adalah penanganan yang cepat dan tepat sesuai golden period. Prehospital delay akan menghalangi terapi reperfusi pada pasien stroke iskemia. Derajat kerusakan saraf pada pasien stroke akan mempengaruhi kualitas hidup pasien. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui hubungan antara prehospital delay dengan derajat kerusakan saraf pada pasien stroke iskemia. Desain dari penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross sectional dengan data sekunder dari rekam medik NIHSS pasien stroke iskemia di RSUD Margono Soekarjo dari bulan April sampai dengan November 2021. Didapatkan sebanyak 78 pasien yang memenuhi kriteria eksklusi dan inklusi terdiri dari 43 pasien yang mengalami prehospital delay < 24 jam dan 35 pasien yang mengalami prehospital delay > 24 jam. Hasil analisis bivariat antara prehospital delay dengan derajat kerusakan saraf berdasarkan kriteria NIHSS menunjukkan nilai (p= 0,831 dan r= -0,25) pada pasien stroke iskemia. Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara prehospital delay dengan derajat kerusakan saraf pada pasien stroke iskemia dengan kekuatan korelasi yang lemah dan arah korelasi negatif, artinya semakin rendah skor NIHSS semakin lama prehospital delay. Kesimpulan penelitian ini adalah tidak terdapat korelasi prehospital delay dengan derajat kerusakan saraf berdasarkan kriteria NIHSS pada pasien stroke iskemia di RSUD Margono Soekarjo
{"title":"HUBUNGAN PREHOSPITAL DELAY DENGAN KEPARAHAN STROKE ISKEMIK BERDASARKAN KRITERIA NIHSS DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO","authors":"Haniy Thri Afifaningrum, P. Kuncoro, A. Setiawan","doi":"10.20884/1.mandala.2022.15.1.5369","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.mandala.2022.15.1.5369","url":null,"abstract":"Pasien stroke di Indonesia banyak mengalami keterlambatan kedatangan ke rumah sakit atau prehospital delay. Pencegahan dalam mengurangi kematian dan meminimalkan kerusakan otak adalah penanganan yang cepat dan tepat sesuai golden period. Prehospital delay akan menghalangi terapi reperfusi pada pasien stroke iskemia. Derajat kerusakan saraf pada pasien stroke akan mempengaruhi kualitas hidup pasien. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui hubungan antara prehospital delay dengan derajat kerusakan saraf pada pasien stroke iskemia. Desain dari penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross sectional dengan data sekunder dari rekam medik NIHSS pasien stroke iskemia di RSUD Margono Soekarjo dari bulan April sampai dengan November 2021. Didapatkan sebanyak 78 pasien yang memenuhi kriteria eksklusi dan inklusi terdiri dari 43 pasien yang mengalami prehospital delay < 24 jam dan 35 pasien yang mengalami prehospital delay > 24 jam. Hasil analisis bivariat antara prehospital delay dengan derajat kerusakan saraf berdasarkan kriteria NIHSS menunjukkan nilai (p= 0,831 dan r= -0,25) pada pasien stroke iskemia. Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara prehospital delay dengan derajat kerusakan saraf pada pasien stroke iskemia dengan kekuatan korelasi yang lemah dan arah korelasi negatif, artinya semakin rendah skor NIHSS semakin lama prehospital delay. Kesimpulan penelitian ini adalah tidak terdapat korelasi prehospital delay dengan derajat kerusakan saraf berdasarkan kriteria NIHSS pada pasien stroke iskemia di RSUD Margono Soekarjo","PeriodicalId":32014,"journal":{"name":"Mandala of Health","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46587204","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-30DOI: 10.20884/1.mandala.2022.15.1.5677
Aulia Jasmine Mukti, O. Sari, Lieza Dwianasari Susiawan
Kecacingan menjadi salah satu penyakit yang paling diabaikan di di seluruh dunia. Anak-anak usia prasekolah dan sekolah adalah kelompok yang paling rentan terinfeksi parasit cacing karena respon imun yang lebih rendah, hygiene dan sanitasi yang buruk. Mencuci tangan menjadi komponen kebersihan tangan, hemat biaya dan nyaman dan telah terbukti menjadi praktik yang efektif dalam kegiatan pengendalian infeksi. Peneliti tertarik untuk menganalisis perilaku cuci tangan dan hubungannya dengan kejadian kecacingan pada anak sekolah dasar di Desa Linggasari yang diketahui memiliki faktor resiko kecacingan. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk menganalisis perilaku cuci tangan dan hubungannya dengan kejadian kecacingan pada anak usia sekolah dasar di Desa Linggasari. Penelitian ini berupa deskriptif korelasional dengan rancangan cross sectional kepada 32 siswa sekolah dasar di Desa Linggasari yang diambil menggunakan teknik simple random sampling. Data perilaku cuci tangan dan yang mempengaruhinya diperoleh menggunakan kuesioner dan data kecacingan diperoleh melalui uji laboratorium. Analisis hipotesis menggunakan Fisher Exact Test. Hasil penelitian ini menunjukkan anak dengan perilaku cuci tangan yang buruk sebanyak 21,9% dan perilaku cuci tangan yang baik sebanyak 78,1%. Pemeriksaan sampel feses di laboratorium sebanyak 3,1% positif kecacingan, yaitu jenis Hymenolepis nana. Hasil uji statistik menunjukkan tidak didapatkan hubungan antara faktor usia, jenis kelamin, dan pendidikan orang tua dengan perilaku cuci tangan (p-value > 0,05) dan tidak didapatkan hubungan antara perilaku cuci tangan dengan kecacingan di Desa Linggasari (p-value = 1,000). Dapat disimpulkan bahwa tidak didapatkan hubungan yang signifikan antara perilaku cuci tangan dengan kejadian kecacingan di Desa Linggasari.
{"title":"ANALISIS PERILAKU CUCI TANGAN DAN KAITANNYA DENGAN KEJADIAN KECACINGAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI DESA LINGGASARI, KECAMATAN KEMBARAN, KABUPATEN BANYUMAS","authors":"Aulia Jasmine Mukti, O. Sari, Lieza Dwianasari Susiawan","doi":"10.20884/1.mandala.2022.15.1.5677","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.mandala.2022.15.1.5677","url":null,"abstract":"Kecacingan menjadi salah satu penyakit yang paling diabaikan di di seluruh dunia. Anak-anak usia prasekolah dan sekolah adalah kelompok yang paling rentan terinfeksi parasit cacing karena respon imun yang lebih rendah, hygiene dan sanitasi yang buruk. Mencuci tangan menjadi komponen kebersihan tangan, hemat biaya dan nyaman dan telah terbukti menjadi praktik yang efektif dalam kegiatan pengendalian infeksi. Peneliti tertarik untuk menganalisis perilaku cuci tangan dan hubungannya dengan kejadian kecacingan pada anak sekolah dasar di Desa Linggasari yang diketahui memiliki faktor resiko kecacingan. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk menganalisis perilaku cuci tangan dan hubungannya dengan kejadian kecacingan pada anak usia sekolah dasar di Desa Linggasari. Penelitian ini berupa deskriptif korelasional dengan rancangan cross sectional kepada 32 siswa sekolah dasar di Desa Linggasari yang diambil menggunakan teknik simple random sampling. Data perilaku cuci tangan dan yang mempengaruhinya diperoleh menggunakan kuesioner dan data kecacingan diperoleh melalui uji laboratorium. Analisis hipotesis menggunakan Fisher Exact Test. Hasil penelitian ini menunjukkan anak dengan perilaku cuci tangan yang buruk sebanyak 21,9% dan perilaku cuci tangan yang baik sebanyak 78,1%. Pemeriksaan sampel feses di laboratorium sebanyak 3,1% positif kecacingan, yaitu jenis Hymenolepis nana. Hasil uji statistik menunjukkan tidak didapatkan hubungan antara faktor usia, jenis kelamin, dan pendidikan orang tua dengan perilaku cuci tangan (p-value > 0,05) dan tidak didapatkan hubungan antara perilaku cuci tangan dengan kecacingan di Desa Linggasari (p-value = 1,000). Dapat disimpulkan bahwa tidak didapatkan hubungan yang signifikan antara perilaku cuci tangan dengan kejadian kecacingan di Desa Linggasari.","PeriodicalId":32014,"journal":{"name":"Mandala of Health","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48329442","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-30DOI: 10.20884/1.mandala.2022.15.1.5784
Mela Try Rahayu, A. Afifah, Khusnul Muflikhah
Chronic kidney disease (CKD) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. CKD terjadi akibat pengurangan nefron fungsional dan penurunan laju filtrasi glomerulus (GFR) sehingga terjadi penurunan fungsi ginjal yang akan menyebabkan gangguan dalam proses fisiologik ginjal, terutama dalam hal ekskresi zat-zat sisa termasuk asam urat. Laju filtrasi glomerulus ≤50% mulai terjadi peningkatan kadar kreatinin, urea, dan juga asam urat. Peningkatan asam urat akan terus bertambah seiring dengan penurunan (LFG). Perlu upaya untuk pencegahan progresifitas CKD. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan bahan alam yaitu seledri. Seledri mempunyai efek sebagai sebagai anti inflamasi, antioksidan, antihipertensi dengan kandungan flavonoid, saponin, tanin 1%, minyak asiri, apiin, apigenin, kolin, asparagines, zat pahit, vitamin A, B, dan C. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian ekstrak etenol seledri terhadap kadar asam urat pada tikus model CKD. Sebanyak 25 ekor tikus putih dibagi dalam 5 kelompok. Kelompok 1: kontrol sham, kelompok 2: kontrol sakit, kelompok 3, 4, dan 5: kelompok 5/6 nefrektomi subtotal dan diberi ekstrak etanol seledri dosis 250, 500, dan 1000 mg/kgBB 14 hari sebelum dan 14 hari setelah pembuatan model 5/6 nefrektomi subtotal. Asam urat diperiksa menggunakan sampel serum darah. Data dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis dilanjutkan dengan uji post hoc Mann Whitney dengan signifikansi p<0,05. Rerata kadar asam urat kelompok A: 0,618±0,044, B: 1,400±0,231, C: 1,394±0,112, D: 1,586±0,434, E: 1,632±0,212. Terdapat perbedaan bermakna rerata kadar asam urat antara kelompok A dibanding kelompok B, C, D, dan E. Kadar asam urat kelompok C lebih rendah dibanding kelompok B namun tidak berbeda signifikan, dan kadar asam urat kelompok D dan E lebih tinggi dibanding kelompok B. Pemberian ekstrak etanol seledri tidak dapat mencegah peningkatan kadar asam urat pada tikus model CKD.
{"title":"EFEK PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL SELEDRI (Apium graveolens L.) TERHADAP KADAR ASAM URAT PADA TIKUS PUTIH (Sprague dawley) MODEL CHRONIC KIDNEY DISEASE","authors":"Mela Try Rahayu, A. Afifah, Khusnul Muflikhah","doi":"10.20884/1.mandala.2022.15.1.5784","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.mandala.2022.15.1.5784","url":null,"abstract":"Chronic kidney disease (CKD) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. CKD terjadi akibat pengurangan nefron fungsional dan penurunan laju filtrasi glomerulus (GFR) sehingga terjadi penurunan fungsi ginjal yang akan menyebabkan gangguan dalam proses fisiologik ginjal, terutama dalam hal ekskresi zat-zat sisa termasuk asam urat. Laju filtrasi glomerulus ≤50% mulai terjadi peningkatan kadar kreatinin, urea, dan juga asam urat. Peningkatan asam urat akan terus bertambah seiring dengan penurunan (LFG). Perlu upaya untuk pencegahan progresifitas CKD. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan bahan alam yaitu seledri. Seledri mempunyai efek sebagai sebagai anti inflamasi, antioksidan, antihipertensi dengan kandungan flavonoid, saponin, tanin 1%, minyak asiri, apiin, apigenin, kolin, asparagines, zat pahit, vitamin A, B, dan C. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian ekstrak etenol seledri terhadap kadar asam urat pada tikus model CKD. Sebanyak 25 ekor tikus putih dibagi dalam 5 kelompok. Kelompok 1: kontrol sham, kelompok 2: kontrol sakit, kelompok 3, 4, dan 5: kelompok 5/6 nefrektomi subtotal dan diberi ekstrak etanol seledri dosis 250, 500, dan 1000 mg/kgBB 14 hari sebelum dan 14 hari setelah pembuatan model 5/6 nefrektomi subtotal. Asam urat diperiksa menggunakan sampel serum darah. Data dianalisis dengan uji Kruskal-Wallis dilanjutkan dengan uji post hoc Mann Whitney dengan signifikansi p<0,05. Rerata kadar asam urat kelompok A: 0,618±0,044, B: 1,400±0,231, C: 1,394±0,112, D: 1,586±0,434, E: 1,632±0,212. Terdapat perbedaan bermakna rerata kadar asam urat antara kelompok A dibanding kelompok B, C, D, dan E. Kadar asam urat kelompok C lebih rendah dibanding kelompok B namun tidak berbeda signifikan, dan kadar asam urat kelompok D dan E lebih tinggi dibanding kelompok B. Pemberian ekstrak etanol seledri tidak dapat mencegah peningkatan kadar asam urat pada tikus model CKD.","PeriodicalId":32014,"journal":{"name":"Mandala of Health","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44266606","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-30DOI: 10.20884/1.mandala.2022.15.1.5743
Khafid Nawawi, Rr. Putri Hawa Dwi lestari, Lantip Rujito
Latar Belakang : Kejadian penyakit genetik di Banyumas semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan prevalensi gen pembawa penyakit thalasemia sebanyak 8% dari setiap penduduk sehat. Kejadian ini menandakan wilayah banyumas rentan terhadap penyakit genetik. Sebagian besar penyakit genetik tidak dapat disembuhkan. Tetapi dapat dicegah dengan skrining genetik dan premarital. oleh karena itu pengetahuan, sikap dan perilaku skrining genetik ini penting. Salah satu pengaruhi ketiganya ini adalah tingkat pendidikan. Sehingga penelitian ini perlu dilakukan. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan masyarakat dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku skrining genetik dan premarital di Kabupaten Banyumas. Metode: penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dengan jumlah responden 400 orang. Metode penelitian yang digunakan untuk penelitian adalah purposive sampling dan pengambilan data menggunakan kuesioner hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku Skrining Genetik dan Premarital. Uji hipotesis penelitian ini dengan uji korelasi rank spearman. Hasil : Penelitian ini menunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan dengan p-value (p=0,005), tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan sikap dengan p-value (p=0,454), dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan perilaku dengan p-value (0,927). Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan terhadap pengetahuan skrining genetik dan premarital (P value<0,05) dan Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan sikap dan perilaku skrining genetik dan premarital (P Value >0,05).
{"title":"DISTRIBUSI PANDANGAN MASYARAKAT UMUM TERHADAP SKRINING PREMARITAL DI BANYUMAS","authors":"Khafid Nawawi, Rr. Putri Hawa Dwi lestari, Lantip Rujito","doi":"10.20884/1.mandala.2022.15.1.5743","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.mandala.2022.15.1.5743","url":null,"abstract":"Latar Belakang : Kejadian penyakit genetik di Banyumas semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan prevalensi gen pembawa penyakit thalasemia sebanyak 8% dari setiap penduduk sehat. Kejadian ini menandakan wilayah banyumas rentan terhadap penyakit genetik. Sebagian besar penyakit genetik tidak dapat disembuhkan. Tetapi dapat dicegah dengan skrining genetik dan premarital. oleh karena itu pengetahuan, sikap dan perilaku skrining genetik ini penting. Salah satu pengaruhi ketiganya ini adalah tingkat pendidikan. Sehingga penelitian ini perlu dilakukan. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan masyarakat dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku skrining genetik dan premarital di Kabupaten Banyumas. Metode: penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dengan jumlah responden 400 orang. Metode penelitian yang digunakan untuk penelitian adalah purposive sampling dan pengambilan data menggunakan kuesioner hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku Skrining Genetik dan Premarital. Uji hipotesis penelitian ini dengan uji korelasi rank spearman. Hasil : Penelitian ini menunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan dengan p-value (p=0,005), tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan sikap dengan p-value (p=0,454), dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan perilaku dengan p-value (0,927). Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan terhadap pengetahuan skrining genetik dan premarital (P value<0,05) dan Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan sikap dan perilaku skrining genetik dan premarital (P Value >0,05).","PeriodicalId":32014,"journal":{"name":"Mandala of Health","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48877214","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAK Asma merupakan penyakit kronik dengan kumpulan tanda dan gejala berupa batuk, sesak nafas dan mengi secara episodik dan bersifat reversibel akibat dari reaksi inflamasi kronik saluran pernafasan yang mengakibatkan bronkus menjadi hipereaktif terhadap berbagai rangsangan. Prevalensi asma tertinggi terjadi pada usia anak-anak. Terdapat 3 faktor risiko penyebab asma yaitu, faktor genetik, faktor risiko lingkungan dan faktor lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan faktor-faktor risiko penyebab asma pada anak di Puskesmas Sumbang 1 periode Januari 2018- Desember 2020. Penelitian ini menggunakan survei deskriptif observasional dengan analisis univariat dan penyajian data menggunakan tabel proporsi dan grafik kolom. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dengan jumlah responden sebanyak 30 pasien anak dari Puskesmas Sumbang 1 periode Januari 2018- Desember 2020. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara dan pengisian kuisioner. Hasil penelitian didapatkan 30 responden penderita asma dengan faktor genetik yang terdiri dari riwayat keluarga asma terdapat 20 responden (66,67%). Pada faktor lingkungan yaitu alergen bulu hewan peliharaan terdapat 12 responden (40%) dan alergen tungau debu terdapat 17 responden (56,67), sedangkan faktor lainya yaitu paparan asap rokok terdapat 17 responden (56,67%), polusi udara terdapat 11 responden (36,67%), udara dingin terdapat 20 responden (66,67%) serta riwayat infeksi terdapat 16 orang (53,33%). Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa faktor risiko penyebab asma tertinggi di Puskesmas Sumbang 1 periode Januari 2018- Desember 2020 adalah faktor genetik dan udara dingin dan faktor terendah penyebab asma di Puskesmas Sumbang 1 periode Januari 2018- Desember 2020 adalah faktor lainnya yaitu polusi udara. Kata kunci: Asma, Anak, Faktor Risiko Asma ABSTRACT Asthma is a chronic disease with a collection of signs and symptoms in the form of coughing, shortness of breath, and wheezing in an episodic and reversible nature due to chronic inflammatory reactions of the respiratory tract which causes the bronchi to become hyperreactive to various stimuli. The highest prevalence of asthma occurs in childhood. 3 risk factors cause asthma, namely, genetic factors, environmental risk factors, and other factors. This study aims to determine the prevalence and risk factors for asthma in children at Sumbang 1 Public Health Center Period of January 2018- December 2020. This study used an observational descriptive survey with univariate analysis and data presentation using proportion tables and column graphs. Sampling used a total sampling technique with a total of 30 pediatric patients from the Sumbang 1 Public Health Center for the period January 2018-December 2020. Data collection was carried out by interviewing and filling out questionnaires. The results showed that 30 respondents with asthma with genetic factors consisting of a family history of
{"title":"PREVALENCE AND RISK FACTOR THAT CAUSED ASTHMA IN CHILDREN AT SUMBANG 1 PUBLIC HEALTH CENTER PERIOD OF JANUARY 2018- DECEMBER 2020","authors":"Abiel Amazia Putri, Indah Rahmawati, Hajid Rahmadianto Mardihusodo","doi":"10.20884/1.mandala.2022.15.1.5559","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.mandala.2022.15.1.5559","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000 \u0000Asma merupakan penyakit kronik dengan kumpulan tanda dan gejala berupa batuk, sesak nafas dan mengi secara episodik dan bersifat reversibel akibat dari reaksi inflamasi kronik saluran pernafasan yang mengakibatkan bronkus menjadi hipereaktif terhadap berbagai rangsangan. Prevalensi asma tertinggi terjadi pada usia anak-anak. Terdapat 3 faktor risiko penyebab asma yaitu, faktor genetik, faktor risiko lingkungan dan faktor lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan faktor-faktor risiko penyebab asma pada anak di Puskesmas Sumbang 1 periode Januari 2018- Desember 2020. Penelitian ini menggunakan survei deskriptif observasional dengan analisis univariat dan penyajian data menggunakan tabel proporsi dan grafik kolom. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dengan jumlah responden sebanyak 30 pasien anak dari Puskesmas Sumbang 1 periode Januari 2018- Desember 2020. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara dan pengisian kuisioner. Hasil penelitian didapatkan 30 responden penderita asma dengan faktor genetik yang terdiri dari riwayat keluarga asma terdapat 20 responden (66,67%). Pada faktor lingkungan yaitu alergen bulu hewan peliharaan terdapat 12 responden (40%) dan alergen tungau debu terdapat 17 responden (56,67), sedangkan faktor lainya yaitu paparan asap rokok terdapat 17 responden (56,67%), polusi udara terdapat 11 responden (36,67%), udara dingin terdapat 20 responden (66,67%) serta riwayat infeksi terdapat 16 orang (53,33%). Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa faktor risiko penyebab asma tertinggi di Puskesmas Sumbang 1 periode Januari 2018- Desember 2020 adalah faktor genetik dan udara dingin dan faktor terendah penyebab asma di Puskesmas Sumbang 1 periode Januari 2018- Desember 2020 adalah faktor lainnya yaitu polusi udara. \u0000Kata kunci: Asma, Anak, Faktor Risiko Asma \u0000 \u0000 \u0000 \u0000ABSTRACT \u0000 \u0000Asthma is a chronic disease with a collection of signs and symptoms in the form of coughing, shortness of breath, and wheezing in an episodic and reversible nature due to chronic inflammatory reactions of the respiratory tract which causes the bronchi to become hyperreactive to various stimuli. The highest prevalence of asthma occurs in childhood. 3 risk factors cause asthma, namely, genetic factors, environmental risk factors, and other factors. This study aims to determine the prevalence and risk factors for asthma in children at Sumbang 1 Public Health Center Period of January 2018- December 2020. This study used an observational descriptive survey with univariate analysis and data presentation using proportion tables and column graphs. Sampling used a total sampling technique with a total of 30 pediatric patients from the Sumbang 1 Public Health Center for the period January 2018-December 2020. Data collection was carried out by interviewing and filling out questionnaires. The results showed that 30 respondents with asthma with genetic factors consisting of a family history of","PeriodicalId":32014,"journal":{"name":"Mandala of Health","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42065837","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-07-30DOI: 10.20884/1.mandala.2022.15.1.5522
Yudhistira Tri Wardhana, Dyah Woro Dwi Lestari, O. Sari, W. Wahyudin
ABSTRAK Latar belakang : Pandemi COVID-19 mengganggu berbagai sektor kehidupan termasuk sektor pendidikan. Siswa SD terpaksa memberlakukan pembelajaran daring. Beban menjadi pengajar dan permasalahan lain selama COVID-19 berpotensi menjadi stresor bagi orang tua. Perlu diadakan penelitian yang meneliti hubungan antara strategi koping dengan tingkat stres pada orang tua siswa SD untuk memahami fenomena yang sedang marak terjadi ini. SD Negeri 2 Sokaraja Tengah dipilih dengan harapan mampu mepresentasikan kondisi wilayah pinggiran kota di Indonesia. Tujuan : Mengetahui apakah ada hubungan antara strategi koping dengan tingkat stres orang tua siswa SD Negeri 2 Sokaraja Tengah. Metode : Analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional mengambil data melalui kuesioner yang disebarkan langsung ke orang tua. Tingkat stres diukur dengan skala DASS-21 sedangkan strategi koping diukur dengan BRIEF COPE-Scale Inventory. Uji analisis Spearman digunakan sebagai metode analisis bivariat dengan tingkat kepercayaan 90%. Hasil : Ditemukan korelasi negatif signifikan pada adaptive coping (p: -0,389, sig: 0,000) dan maladaptive coping (p: -0,374, sig: 0,001). Sebagai subskala adaptive coping, ditemukan: active coping (p: -0,372, sig: 0,001), humor (p: -0,378, sig: 0,001), dan positive reframing (p: -0,382, sig: 0,000) dengan subskala lain tidak signifikan. Dari subskala maladaptive coping, ditemukan: denial (p: -0,327, sig: 0,003), self-blame (p: -0,320, sig: 0,004), dan self-disengagement (p: -0,291, sig: 0,009) dengan subskala lain tidak signifikan. Kesimpulan : Terdapat hubungan negatif bermakna pada strategi koping adaptive yang meliputi: active coping, humor, dan positive reframing, serta pada strategi koping maladaptive yang meliputi: denial, self-blame, self-disengagement ABSTRACT Background: COVID-19 pandemic disrupts many aspect of life including education aspect. Elementary school students are required to do online learning. Burden of teaching and other affected lives aspects are potential stressor source for parents. Hence, it is necessary to study correlation between coping strategies that parents used with stress level that they are affected to, so that we can better understand this booming phenomenon. Elementary School 2 of Sokaraja Tengah is chosen with means to represents suburbs of Indonesia. Objective: To understand whether there would be a correlation between coping strategies and stress level on elementary school students’ parents. Methods: Observational analytic with cross-sectional approach. Questionnaire are directly given to parents. Stress level is measured with DASS-21 scale, while coping strategies are measured with BRIEF COPE-Scale Inventory. Spearman bivariate analysis are chosen as the method of bivariate analytic with confidence interval of 90%. Results: Significant negative correlation was found in adaptive coping (p: -0,389, sig: 0,000) and maladaptive coping (p: -0,374, sig: 0,001). As subscales of adaptive
背景ABSTRAK:新冠肺炎流行病干扰了包括教育在内的生活各个部门。SD学生被迫上一堂大胆的课。在新冠肺炎期间,负担成为教师和其他问题,可能给家长带来压力。为了理解这种愤怒现象,需要研究复制策略与SD学生老年压力水平之间的关系。SD国家2中央索卡拉当选,希望代表印度尼西亚周边国家。目的:了解复制策略与老年SD学生State 2 Central Sokara的压力水平之间是否存在关系。方法:采用横断面方法的观察分析通过直接传播给父母的凝聚力来获取数据。压力水平用DAS-21量表测量,而复制策略用BRIEF COPE量表测量。Spearman分析被用作具有90%置信度的双变量分析方法。结果:适应性应对(p:-0.389,sig:0.000)与不适应性应对(p:-0.374,sig:0001)呈显著负相关。作为适应性应对分量表,发现:积极应对(p:-0.372,sig:0.001)、幽默(p:-0.378,sig:0.001)和积极重构(p:-0.382,sig:0.000),其他分量表不显著。从适应不良应对分量表中,发现否认(p:-0.327,sig:0003)、自责(p:-0.320,sig:0004)和自我干扰(p:-0.291,sig:0009)与其他分量表不显著。结论:适应性复制策略(包括:积极应对、幽默和积极重构)与适应性复制策略存在负面关系,适应性复制策略包括:否认、自我指责、自我参与[UNK][UNK]摘要背景:新冠肺炎大流行扰乱了生活的许多方面,包括教育方面。小学生被要求进行在线学习。教学负担和其他受影响的生活方面是父母潜在的压力源。因此,有必要研究父母使用的应对策略与他们所受压力水平之间的相关性,以便我们更好地理解这种蓬勃发展的现象。选择Sokaraja Tengah的第二小学是为了代表印度尼西亚的郊区。目的:了解小学生父母的应对策略与压力水平之间是否存在相关性。方法:采用横断面方法进行观察分析。问卷直接发给家长。压力水平用DAS-21量表测量,而应对策略用BRIEF COPE量表测量。选择Spearman二元分析作为二元分析的方法,置信区间为90%。结果:适应性应对(p:-0.389,sig:0.000)与不适应性应对(p:-0.374,sig:0001)呈显著负相关。作为适应性应对的分量表,发现:积极应对(p:-0.372,sig:0.001)、幽默(p:-0.378,sig:0.001)和积极重构(p:-0.382,sig:0.000),而其他分量表则不显著。从不适应应对的分量表来看,否认(p:-0.327,sig:0003)、自责(p:-0.320,sig:0004)和自我脱离(p:-0.291,sig:0009),而其他分量表则不显著,-以及对Sokaraja Tengah小学2年级压力水平的不适应应对(否认、自责和自我脱离)
{"title":"HUBUNGAN STRATEGI KOPING DENGAN TINGKAT STRES P[ADA ORANG TUA YANG MEMPUNYAI ANAK USIA SD DALAM MENGHADAPI PEMEBLAJARAN DARING","authors":"Yudhistira Tri Wardhana, Dyah Woro Dwi Lestari, O. Sari, W. Wahyudin","doi":"10.20884/1.mandala.2022.15.1.5522","DOIUrl":"https://doi.org/10.20884/1.mandala.2022.15.1.5522","url":null,"abstract":"ABSTRAK \u0000Latar belakang : Pandemi COVID-19 mengganggu berbagai sektor kehidupan termasuk sektor pendidikan. Siswa SD terpaksa memberlakukan pembelajaran daring. Beban menjadi pengajar dan permasalahan lain selama COVID-19 berpotensi menjadi stresor bagi orang tua. Perlu diadakan penelitian yang meneliti hubungan antara strategi koping dengan tingkat stres pada orang tua siswa SD untuk memahami fenomena yang sedang marak terjadi ini. SD Negeri 2 Sokaraja Tengah dipilih dengan harapan mampu mepresentasikan kondisi wilayah pinggiran kota di Indonesia. \u0000Tujuan : Mengetahui apakah ada hubungan antara strategi koping dengan tingkat stres orang tua siswa SD Negeri 2 Sokaraja Tengah. \u0000Metode : Analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional mengambil data melalui kuesioner yang disebarkan langsung ke orang tua. Tingkat stres diukur dengan skala DASS-21 sedangkan strategi koping diukur dengan BRIEF COPE-Scale Inventory. Uji analisis Spearman digunakan sebagai metode analisis bivariat dengan tingkat kepercayaan 90%. \u0000Hasil : Ditemukan korelasi negatif signifikan pada adaptive coping (p: -0,389, sig: 0,000) dan maladaptive coping (p: -0,374, sig: 0,001). Sebagai subskala adaptive coping, ditemukan: active coping (p: -0,372, sig: 0,001), humor (p: -0,378, sig: 0,001), dan positive reframing (p: -0,382, sig: 0,000) dengan subskala lain tidak signifikan. Dari subskala maladaptive coping, ditemukan: denial (p: -0,327, sig: 0,003), self-blame (p: -0,320, sig: 0,004), dan self-disengagement (p: -0,291, sig: 0,009) dengan subskala lain tidak signifikan. \u0000Kesimpulan : Terdapat hubungan negatif bermakna pada strategi koping adaptive yang meliputi: active coping, humor, dan positive reframing, serta pada strategi koping maladaptive yang meliputi: denial, self-blame, self-disengagement \u0000 \u0000 \u0000ABSTRACT \u0000Background: COVID-19 pandemic disrupts many aspect of life including education aspect. Elementary school students are required to do online learning. Burden of teaching and other affected lives aspects are potential stressor source for parents. Hence, it is necessary to study correlation between coping strategies that parents used with stress level that they are affected to, so that we can better understand this booming phenomenon. Elementary School 2 of Sokaraja Tengah is chosen with means to represents suburbs of Indonesia. \u0000Objective: To understand whether there would be a correlation between coping strategies and stress level on elementary school students’ parents. \u0000Methods: Observational analytic with cross-sectional approach. Questionnaire are directly given to parents. Stress level is measured with DASS-21 scale, while coping strategies are measured with BRIEF COPE-Scale Inventory. Spearman bivariate analysis are chosen as the method of bivariate analytic with confidence interval of 90%. \u0000Results: Significant negative correlation was found in adaptive coping (p: -0,389, sig: 0,000) and maladaptive coping (p: -0,374, sig: 0,001). As subscales of adaptive ","PeriodicalId":32014,"journal":{"name":"Mandala of Health","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44835026","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}