Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) telah bergulir selama lima tahun sehingga program ini perlu dievaluasi keberhasilannya di ranah satuan pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kegiatan literasi terhadap prestasi belajar siswa di SMP Negeri 107 Jakarta. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII dan kelas IX berjumlah 216 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah penyebaran kuesioner, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh kegiatan literasi terhadap prestasi belajar siswa SMP Negeri 107 Jakarta. Kegiatan literasi yang telah berjalan juga kurang efektif karena 1) siswa terlalu berfokus pada kegiatan merangkum daripada memahami bacaan, 2) tidak semua guru melakukan kegiatan tindak lanjut berupa tanggapan secara lisan dan tulisan, 3) tidak semua siswa memiliki kemampuan menggunakan strategi membaca, 4) tidak semua siswa menggunakan strategi membaca untuk memahami teks, dan 5) jumlah siswa yang menggunakan sumber nonpelajaran untuk memperkaya pengetahuan dalam mata pelajaran belum terlalu banyak.
{"title":"HUBUNGAN ANTARA KEGIATAN LITERASI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 107 JAKARTA","authors":"Billy Antoro, Endry Boeriswati, Eva Leiliyanti","doi":"10.24832/jpnk.v6i2.2394","DOIUrl":"https://doi.org/10.24832/jpnk.v6i2.2394","url":null,"abstract":"Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) telah bergulir selama lima tahun sehingga program ini perlu dievaluasi keberhasilannya di ranah satuan pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kegiatan literasi terhadap prestasi belajar siswa di SMP Negeri 107 Jakarta. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII dan kelas IX berjumlah 216 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah penyebaran kuesioner, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh kegiatan literasi terhadap prestasi belajar siswa SMP Negeri 107 Jakarta. Kegiatan literasi yang telah berjalan juga kurang efektif karena 1) siswa terlalu berfokus pada kegiatan merangkum daripada memahami bacaan, 2) tidak semua guru melakukan kegiatan tindak lanjut berupa tanggapan secara lisan dan tulisan, 3) tidak semua siswa memiliki kemampuan menggunakan strategi membaca, 4) tidak semua siswa menggunakan strategi membaca untuk memahami teks, dan 5) jumlah siswa yang menggunakan sumber nonpelajaran untuk memperkaya pengetahuan dalam mata pelajaran belum terlalu banyak.","PeriodicalId":32523,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43699166","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pandemi COVID-19 mengakibatkan penutupan sekolah dan perpindahan ke pembelajaran daring secara mendadak tanpa ada persiapan yang matang. Pemerintah melalui Kemendikbud menetapkan program belajar dari rumah untuk semua jenjang pendidikan, tidak terkecuali pendidikan anak usia dini yang di dalamnya termasuk Raudhatul Athfal (RA). Identifikasi permasalahan program belajar dari rumah yang diterapkan pada lembaga RA di daerah terpencil menjadi penting sebagai langkah awal usaha perbaikan kualitas dan kesetaraan pendidikan bagi seluruh anak. Penelitian kualitatif ini dilakukan dengan melibatkan 24 guru RA dan 20 orang tua anak didik di kecamatan Aluh-Aluh kabupaten Banjar. Hasil penelitian mengungkapkan beberapa permasalahan yang dihadapi guru RA dalam melaksanakan program belajar dari rumah bagi anak usia dini, yaitu kesenjangan internet dan teknologi digital, kesulitan adaptasi kurikulum darurat, rendahnya kompetensi guru berkaitan dengan pendidikan jarak jauh (PJJ); kurang sinergisnya komunikasi guru-orang tua, dan rendahnya tingkat kesadaran orang tua terhadap pendidikan bagi anak usia dini. Jika dibiarkan, permasalahan ini dapat memperluas kesenjangan akses pendidikan khususnya bagi anak usia dini di daerah terpencil.
{"title":"PERMASALAHAN BELAJAR DARI RUMAH BAGI GURU LEMBAGA PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI DAERAH TERPENCIL","authors":"Hardiyanti Pratiwi","doi":"10.24832/jpnk.v6i2.1928","DOIUrl":"https://doi.org/10.24832/jpnk.v6i2.1928","url":null,"abstract":"Pandemi COVID-19 mengakibatkan penutupan sekolah dan perpindahan ke pembelajaran daring secara mendadak tanpa ada persiapan yang matang. Pemerintah melalui Kemendikbud menetapkan program belajar dari rumah untuk semua jenjang pendidikan, tidak terkecuali pendidikan anak usia dini yang di dalamnya termasuk Raudhatul Athfal (RA). Identifikasi permasalahan program belajar dari rumah yang diterapkan pada lembaga RA di daerah terpencil menjadi penting sebagai langkah awal usaha perbaikan kualitas dan kesetaraan pendidikan bagi seluruh anak. Penelitian kualitatif ini dilakukan dengan melibatkan 24 guru RA dan 20 orang tua anak didik di kecamatan Aluh-Aluh kabupaten Banjar. Hasil penelitian mengungkapkan beberapa permasalahan yang dihadapi guru RA dalam melaksanakan program belajar dari rumah bagi anak usia dini, yaitu kesenjangan internet dan teknologi digital, kesulitan adaptasi kurikulum darurat, rendahnya kompetensi guru berkaitan dengan pendidikan jarak jauh (PJJ); kurang sinergisnya komunikasi guru-orang tua, dan rendahnya tingkat kesadaran orang tua terhadap pendidikan bagi anak usia dini. Jika dibiarkan, permasalahan ini dapat memperluas kesenjangan akses pendidikan khususnya bagi anak usia dini di daerah terpencil.","PeriodicalId":32523,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"47541182","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Artikel ini bertujuan mengukur kesempatan anak usia 7-18 tahun di Kalimantan Timur dalam mendapatkan akses pendidikan. Pengukuran kesempatan menggunakan Human Opportunity Index (HOI)yang dikembangkan oleh Bank Dunia. Indeks ini digunakan untuk melihat keadaan di luar kendali seorang anak dan menentukan kesempatan mereka untuk mendapatkan pendidikan. Hasil analisis data Survei Sosial Ekonomi Nasional Maret 2020 menunjukkan hampir seluruh anak usia 7-15 tahun di Kalimantan Timur telah dapat mengakses pendidikan dasar. Namun demikian, masih terdapat ketimpangan kesempatan terhadap akses pendidikan menengah pada anak usia 16-18 tahun. Tidak terdapat perbedaan akses pendidikan antara anak laki-laki dan perempuan di kedua jenjang pendidikan. Faktor latar belakang keluarga, yakni pendidikan kepala keluarga dan kondisi ekonomi, serta tempat tinggal anak menjadi faktor yang berpengaruh terhadap ketimpangan akses menuju pendidikan menengah. Tingkat ketimpangan akses pendidikan menengah lebih rendah di wilayah perdesaan dibandingkan wilayah perkotaan. Reformasi kebijakan di bidang pendidikan sangat diperlukan untuk menghilangkan keterkaitan antara akses pendidikan anak dengan keadaan di luar kontrol seorang anak, seperti latar belakang keluarga atau tempat tinggal. Kebijakan yang bisa diambil antara lain memperbanyak jumlah sekolah menengah, serta meningkatkan akses transportasi dan infrastruktur jalan untuk mempermudah akses pendidikan.
{"title":"KETIMPANGAN AKSES PENDIDIKAN DI KALIMANTAN TIMUR","authors":"Ika Ayuningtyas","doi":"10.24832/jpnk.v6i2.2128","DOIUrl":"https://doi.org/10.24832/jpnk.v6i2.2128","url":null,"abstract":"Artikel ini bertujuan mengukur kesempatan anak usia 7-18 tahun di Kalimantan Timur dalam mendapatkan akses pendidikan. Pengukuran kesempatan menggunakan Human Opportunity Index (HOI)yang dikembangkan oleh Bank Dunia. Indeks ini digunakan untuk melihat keadaan di luar kendali seorang anak dan menentukan kesempatan mereka untuk mendapatkan pendidikan. Hasil analisis data Survei Sosial Ekonomi Nasional Maret 2020 menunjukkan hampir seluruh anak usia 7-15 tahun di Kalimantan Timur telah dapat mengakses pendidikan dasar. Namun demikian, masih terdapat ketimpangan kesempatan terhadap akses pendidikan menengah pada anak usia 16-18 tahun. Tidak terdapat perbedaan akses pendidikan antara anak laki-laki dan perempuan di kedua jenjang pendidikan. Faktor latar belakang keluarga, yakni pendidikan kepala keluarga dan kondisi ekonomi, serta tempat tinggal anak menjadi faktor yang berpengaruh terhadap ketimpangan akses menuju pendidikan menengah. Tingkat ketimpangan akses pendidikan menengah lebih rendah di wilayah perdesaan dibandingkan wilayah perkotaan. Reformasi kebijakan di bidang pendidikan sangat diperlukan untuk menghilangkan keterkaitan antara akses pendidikan anak dengan keadaan di luar kontrol seorang anak, seperti latar belakang keluarga atau tempat tinggal. Kebijakan yang bisa diambil antara lain memperbanyak jumlah sekolah menengah, serta meningkatkan akses transportasi dan infrastruktur jalan untuk mempermudah akses pendidikan.","PeriodicalId":32523,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-12-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44097581","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-11-15DOI: 10.55606/jurdikbud.v1i3.94
S. Siti
Penelitian ini dilatarbelakangi karena rendahnya hasil belajar bahasa Indonesia di SD Negeri 064954 Medan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan belajar bahasa Indonesia peserta didik yang diajarkan dengan perbedaan hasil belajar peserta didik yang memiliki gaya belajar auditori, visual dan kinestetik; untuk mengetahui interaksi antara Strategi Pembelajaran dengan Gaya Belajar peserta didik dalam mempengaruhi hasil belajar bahasa Indonesia. Populasi Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Populasi penelitian ini berjumlah 90 orang yang terdiri dari 30 dari kelas Va dan 30 dari kelas Vb dan 30 dari kelas V c SD Negeri 064954 Kota Medan. Teknik penarikan sampel dilakukan dengan cluster random sampling. Sampel penelitian terdiri dari 60 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran PBL dengan siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran ekspositori. Hal ini terlihat dari hasil ANAVA bahwa adanya peningkatan hasil belajar yang signifikan yaitu rata-rata 84,00 pada kelas eksperimen lebih tinggi dari rata-rata 75,33 dibandingkan kelas kontrol. (2) Terdapat perbedaan hasil belajar bahasa Indonesia peserta didik yang memiliki gaya belajar auditori dan visual, hal ini terlihat dari hasil ANAVA bahwa rata-rata 88,18 pada visual lebih tinggin dari rata-rata 82,73 pada auditori. (3) Terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya belajar terhadap hasil belajar bahasa Indonesia siswa. Kata kunci : Hasil Belajar Bahasa Indonesia, Strategi Pembelajaran, dan Gaya Belajar
{"title":"PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN GAYA BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI 064954 KOTA MEDAN","authors":"S. Siti","doi":"10.55606/jurdikbud.v1i3.94","DOIUrl":"https://doi.org/10.55606/jurdikbud.v1i3.94","url":null,"abstract":"Penelitian ini dilatarbelakangi karena rendahnya hasil belajar bahasa Indonesia di SD Negeri 064954 Medan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan belajar bahasa Indonesia peserta didik yang diajarkan dengan perbedaan hasil belajar peserta didik yang memiliki gaya belajar auditori, visual dan kinestetik; untuk mengetahui interaksi antara Strategi Pembelajaran dengan Gaya Belajar peserta didik dalam mempengaruhi hasil belajar bahasa Indonesia. Populasi Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen. Populasi penelitian ini berjumlah 90 orang yang terdiri dari 30 dari kelas Va dan 30 dari kelas Vb dan 30 dari kelas V c SD Negeri 064954 Kota Medan. Teknik penarikan sampel dilakukan dengan cluster random sampling. Sampel penelitian terdiri dari 60 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran PBL dengan siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran ekspositori. Hal ini terlihat dari hasil ANAVA bahwa adanya peningkatan hasil belajar yang signifikan yaitu rata-rata 84,00 pada kelas eksperimen lebih tinggi dari rata-rata 75,33 dibandingkan kelas kontrol. (2) Terdapat perbedaan hasil belajar bahasa Indonesia peserta didik yang memiliki gaya belajar auditori dan visual, hal ini terlihat dari hasil ANAVA bahwa rata-rata 88,18 pada visual lebih tinggin dari rata-rata 82,73 pada auditori. (3) Terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya belajar terhadap hasil belajar bahasa Indonesia siswa. \u0000Kata kunci : Hasil Belajar Bahasa Indonesia, Strategi Pembelajaran, dan Gaya Belajar","PeriodicalId":32523,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48243455","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-11-15DOI: 10.55606/jurdikbud.v1i3.71
Rurdiah Rusdiah
This study aims to determine the process and results of using Self Regulated Learning in increasing motivation to learn Arabic in the online learning system during the Covid-19 pandemic at SMA Negeri 1 Mataraman, Banjar, South Kalimantan. The research uses a qualitative approach designed in the form of action research. While the steps used refer to the Mertler model (2011), namely: (1) identification of initial ideas, (2) analysis of general problem finding, (3) general planning of action, (4) developing and implementing action steps (5) evaluating and revise the general design, and (6) develop in the second step of action and so on. The results of the study found that in Cycle I the point of conformity reached 67.7% so that it was certain that students agreed with learning using the concept of Self-regulated learning. However, the acceptance of Arabic lessons is still low, some students still consider Arabic as a difficult subject. While in the second cycle the point of conformity reached 76.5%. Higher than the first cycle after improving the learning pattern in the personal evaluation system section by providing a standard format provided by the teacher. Thus, it can be concluded that students feel enthusiastic in carrying out Arabic learning with an online system if it is done using the concept of self-regulated learning. The theoretical findings in the research are: (1) learning activities that provide wider opportunities for students or are more student centered (student centered learning) provide more opportunities for students to actualize themselves and develop themselves to be better, and (2) student satisfaction in solving their own problems and sharing with friends are important factors in online learning to foster high learning motivation. While the practical findings are (1) it is necessary to make other efforts to make Arabic lessons more interesting for students, even though the average results of the questionnaires are positive but some say they don't like Arabic lessons, and (2) cooperation in problem solving and Freedom in learning is an important thing that must be maintained, because it becomes a dominant factor in the motivation to learn Arabic. Key words: Self-Regulated Learning, motivation, online learning
本研究旨在确定在南加里曼丹班贾尔市SMA Negeri 1 Mataraman的Covid-19大流行期间使用自我调节学习在在线学习系统中提高学习阿拉伯语动机的过程和结果。本研究采用行动研究形式设计的定性方法。而使用的步骤参考Mertler模型(2011),即:(1)识别初始想法,(2)分析一般问题发现,(3)行动的总体规划,(4)制定和实施行动步骤(5)评估和修改总体设计,(6)在行动的第二步中发展等等。研究结果发现,在第一个周期中,学生的遵从点达到67.7%,可以肯定的是,学生同意使用自我调节学习的概念进行学习。然而,阿拉伯语课程的接受度仍然很低,一些学生仍然认为阿拉伯语是一门很难的学科。而在第二个周期中,一致性点达到76.5%。高于第一周期后的学习模式在个人评价系统部分通过提供教师提供的标准格式进行改进。因此,可以得出结论,如果使用自我调节学习的概念,学生对在线系统进行阿拉伯语学习感到热情。研究的理论发现是:(1)为学生提供更广泛的机会或更以学生为中心的学习活动(以学生为中心的学习)为学生提供了更多实现自我和发展自我的机会;(2)学生在解决自己的问题和与朋友分享方面的满意度是在线学习培养高学习动机的重要因素。而实际的发现是(1)有必要在其他方面做出努力,让学生对阿拉伯语课程更感兴趣,尽管调查问卷的平均结果是积极的,但有些人说他们不喜欢阿拉伯语课程;(2)合作解决问题和学习的自由是必须保持的重要事情,因为它成为学习阿拉伯语的主要动力因素。关键词:自主学习,动机,在线学习
{"title":"PENGUNAAN SELF REGULATED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA ARAB SISTEM PEMBELAJARAN ONLINE DI SMAN 1 MATARAMAN","authors":"Rurdiah Rusdiah","doi":"10.55606/jurdikbud.v1i3.71","DOIUrl":"https://doi.org/10.55606/jurdikbud.v1i3.71","url":null,"abstract":"This study aims to determine the process and results of using Self Regulated Learning in increasing motivation to learn Arabic in the online learning system during the Covid-19 pandemic at SMA Negeri 1 Mataraman, Banjar, South Kalimantan. The research uses a qualitative approach designed in the form of action research. While the steps used refer to the Mertler model (2011), namely: (1) identification of initial ideas, (2) analysis of general problem finding, (3) general planning of action, (4) developing and implementing action steps (5) evaluating and revise the general design, and (6) develop in the second step of action and so on. \u0000The results of the study found that in Cycle I the point of conformity reached 67.7% so that it was certain that students agreed with learning using the concept of Self-regulated learning. However, the acceptance of Arabic lessons is still low, some students still consider Arabic as a difficult subject. While in the second cycle the point of conformity reached 76.5%. Higher than the first cycle after improving the learning pattern in the personal evaluation system section by providing a standard format provided by the teacher. Thus, it can be concluded that students feel enthusiastic in carrying out Arabic learning with an online system if it is done using the concept of self-regulated learning. \u0000The theoretical findings in the research are: (1) learning activities that provide wider opportunities for students or are more student centered (student centered learning) provide more opportunities for students to actualize themselves and develop themselves to be better, and (2) student satisfaction in solving their own problems and sharing with friends are important factors in online learning to foster high learning motivation. While the practical findings are (1) it is necessary to make other efforts to make Arabic lessons more interesting for students, even though the average results of the questionnaires are positive but some say they don't like Arabic lessons, and (2) cooperation in problem solving and Freedom in learning is an important thing that must be maintained, because it becomes a dominant factor in the motivation to learn Arabic. \u0000Key words: Self-Regulated Learning, motivation, online learning","PeriodicalId":32523,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44167172","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-11-15DOI: 10.55606/jurdikbud.v1i3.68
Aziz Abdul
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Pelaksanaan PP 2411997 dalam proses pendaftaran peralihan hak atas tanah karena warisan berdasarkan Surat pernyataan ahli waris pada Kantor Pertanahan Kota Makassar dan mengetahui mengapa proses pendaftaran peralihan hak karena warisan pada Kantor Pertanahan Kota Makassar tisak menggunakan Akta Pembagian Hak Bersama seperti ketentuan dalam PP 24/1967, tetapi menggunakan dasar surat penyataan Ali Waris. Populasi atau universe adalah seluruh objek atau seluruh individu atau seluruh gejala atau seluruh kejadian-kejadian atau seluruh unit yang diteliti.Populasi dalam penelitian ini adalah Kantor Pertanahan Kota Makassar dan Notaris/PPAT Kota Makassar.Hasil panelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pendaftaran peralihan hak atas tanah karena warisan yang diterapkan kantor Pertanahan Kata Makassar dapat dilakukan hanya dengan membuat surat pernyataan ahli waris dimana dengan dasar surat pernyataan ahli waris yang Isinya menunjuk salah satu ahli waris sebagai pemegang has pendaftaran peralihan hanya dapat langsung dilakukan tanpa ada satu perbuatan hukum dihadapan pejabat yang berwenang yaitu PPAT dengan membuat akta pembagian hak bersama. Proses pendaftaran peralihan hak karena warisan pada Kantor Pertanahan Kota Makassar tidak menggunakan Akta Pembagian Hak Bersama. Kata kunci: Pendaftaran, peralihan hak, ahli waris
{"title":"PENDAFTARAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH KARENA PEWARISAN","authors":"Aziz Abdul","doi":"10.55606/jurdikbud.v1i3.68","DOIUrl":"https://doi.org/10.55606/jurdikbud.v1i3.68","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Pelaksanaan PP 2411997 dalam proses pendaftaran peralihan hak atas tanah karena warisan berdasarkan Surat pernyataan ahli waris pada Kantor Pertanahan Kota Makassar dan mengetahui mengapa proses pendaftaran peralihan hak karena warisan pada Kantor Pertanahan Kota Makassar tisak menggunakan Akta Pembagian Hak Bersama seperti ketentuan dalam PP 24/1967, tetapi menggunakan dasar surat penyataan Ali Waris. Populasi atau universe adalah seluruh objek atau seluruh individu atau seluruh gejala atau seluruh kejadian-kejadian atau seluruh unit yang diteliti.Populasi dalam penelitian ini adalah Kantor Pertanahan Kota Makassar dan Notaris/PPAT Kota Makassar.Hasil panelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pendaftaran peralihan hak atas tanah karena warisan yang diterapkan kantor Pertanahan Kata Makassar dapat dilakukan hanya dengan membuat surat pernyataan ahli waris dimana dengan dasar surat pernyataan ahli waris yang Isinya menunjuk salah satu ahli waris sebagai pemegang has pendaftaran peralihan hanya dapat langsung dilakukan tanpa ada satu perbuatan hukum dihadapan pejabat yang berwenang yaitu PPAT dengan membuat akta pembagian hak bersama. Proses pendaftaran peralihan hak karena warisan pada Kantor Pertanahan Kota Makassar tidak menggunakan Akta Pembagian Hak Bersama. \u0000Kata kunci: Pendaftaran, peralihan hak, ahli waris","PeriodicalId":32523,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"45766507","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-11-15DOI: 10.55606/jurdikbud.v1i3.187
Diana Martiani Situmeang
This research aims to find out the extent to which punishment and rewards have an effect on student discipline in the era of online learning. Discipline is an effort to help students develop self-control independently. Discipline will make life orderly, can even regulate behavior and become the basic capital of morality. It is training and guiding a child consistently, and telling him exactly how far he can go. Furthermore, it is explained that discipline means a willingness to obey the rules and stay away from prohibitions. Discipline is something that deals with one's self-control over forms of rules. The application of discipline cannot be separated from the rules as a limit of behavior. Discipline is seen as a process of practice or learning that is concerned with development and growth. What is learned will lead to a way of life so that it can benefit itself and for society This is the moral basis in community life. This research was conducted using quantitative approaches with descriptive methods of correlation. The population distribution in this study was student of Christian education in Tarutung, North Tapanuli, represented by 40 (forty) respondents as sample (N=40). The sampling technique used was random sampling, where all respondents had the same level of probability to fill the questionnaire. Simple regression analysis was used to explore the relationship between the punishment-reward and discipline. The result appears that the correlation that occurs between the two variables is 0.714. Further, it appears that the effect of giving punishment and reward on student’s discipline is 50.9%, while the other 49.1% is influenced by other factors.
{"title":"REIMAGINING LEARNING DURING THE COVID-19 PANDEMIC WITH EMPHASIS ON PUNISHMENT AND REWARD","authors":"Diana Martiani Situmeang","doi":"10.55606/jurdikbud.v1i3.187","DOIUrl":"https://doi.org/10.55606/jurdikbud.v1i3.187","url":null,"abstract":"This research aims to find out the extent to which punishment and rewards have an effect on student discipline in the era of online learning. Discipline is an effort to help students develop self-control independently. Discipline will make life orderly, can even regulate behavior and become the basic capital of morality. It is training and guiding a child consistently, and telling him exactly how far he can go. Furthermore, it is explained that discipline means a willingness to obey the rules and stay away from prohibitions. Discipline is something that deals with one's self-control over forms of rules. The application of discipline cannot be separated from the rules as a limit of behavior. Discipline is seen as a process of practice or learning that is concerned with development and growth. What is learned will lead to a way of life so that it can benefit itself and for society This is the moral basis in community life. This research was conducted using quantitative approaches with descriptive methods of correlation. The population distribution in this study was student of Christian education in Tarutung, North Tapanuli, represented by 40 (forty) respondents as sample (N=40). The sampling technique used was random sampling, where all respondents had the same level of probability to fill the questionnaire. Simple regression analysis was used to explore the relationship between the punishment-reward and discipline. The result appears that the correlation that occurs between the two variables is 0.714. Further, it appears that the effect of giving punishment and reward on student’s discipline is 50.9%, while the other 49.1% is influenced by other factors.","PeriodicalId":32523,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46095191","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-11-15DOI: 10.55606/jurdikbud.v1i3.87
Rita Karmila Sari, Siti Nurani
Gamification is the comprehensive use of game features with the aim of improving student’s performance and motivation in learning. The purpose of this present research is to conduct a systematic review of previous relevant research using the Quizizz and Kahoot! in learning English during 2021. The research method employed a Literature Study through a search on the Google Scholar page. Synthesis of literature data was analyzed from various components of students’ needs in learning English using Quizziz and Kahoot! The results point out that the online learning application Quizizz and Kahoot! have various advantages for learning English, among others, increasing the students’ ability and motivation in participating in the process of learning English actively and communicatively.
{"title":"QUIZIZZ ATAU KAHOOT, GAMIFIKASI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS","authors":"Rita Karmila Sari, Siti Nurani","doi":"10.55606/jurdikbud.v1i3.87","DOIUrl":"https://doi.org/10.55606/jurdikbud.v1i3.87","url":null,"abstract":"Gamification is the comprehensive use of game features with the aim of improving student’s performance and motivation in learning. The purpose of this present research is to conduct a systematic review of previous relevant research using the Quizizz and Kahoot! in learning English during 2021. The research method employed a Literature Study through a search on the Google Scholar page. Synthesis of literature data was analyzed from various components of students’ needs in learning English using Quizziz and Kahoot! The results point out that the online learning application Quizizz and Kahoot! have various advantages for learning English, among others, increasing the students’ ability and motivation in participating in the process of learning English actively and communicatively.","PeriodicalId":32523,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44488706","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-11-15DOI: 10.55606/jurdikbud.v1i3.75
I Made Nuhari Anta, I Kayan Setiawan
The Covid-19 pandemic has had a major impact on the world of education, so it has to adapt to doing virtual class (online) learning. Like learning yoga asanas at SMA Negeri 3 Palu, which must apply virtual class learning models with practical materials, they will find serious problems. The formulation of the problem is: 1. How is the virtual class model learning on yoga asanas at SMA Negeri 3 Palu? 2. How is the learning process through a virtual class model in learning yoga asanas at SMA Negeri 3 Palu? The method in this study is a qualitative descriptive method as an assessment of the problem in this study. The results are 1. In learning the virtual class model, the teacher uses online applications such as google meet, whatsapp group, and quizizz and is balanced with the provision of yoga asanas tutorial videos. 2. The learning process of the virtual class model consists of several stages, namely the planning or preparation stage and the implementation stage. The planning stage consists of the process of making lesson plans, Flyer invitations to enter learning, teaching materials or materials in the form of power points, and quizzz as the evaluation stage.
新冠肺炎大流行对教育世界产生了重大影响,因此它必须适应虚拟课堂(在线)学习。就像在SMA Negeri 3 Palu学习瑜伽体式一样,他们会发现严重的问题。问题的提法是:1。SMA Negeri 3 Palu的虚拟课堂模型是如何学习瑜伽体式的?2.在SMA Negeri 3 Palu学习瑜伽体式时,通过虚拟课堂模型的学习过程如何?本研究中的方法是一种定性描述方法,作为对本研究中问题的评估。结果是1。在学习虚拟课堂模式时,老师使用谷歌会议、whatsapp小组和quizizz等在线应用程序,并与瑜伽体式教程视频的提供相平衡。2.虚拟课堂模型的学习过程由几个阶段组成,即计划或准备阶段和实施阶段。计划阶段包括制定课程计划的过程、进入学习的传单邀请、PPT形式的教材或材料,以及作为评估阶段的quizzz。
{"title":"PEMBELAJARAN MODEL VIRTUAL CLASS PADA MATERI YOGA ASANAS DI SMA NEGERI 3 PALU","authors":"I Made Nuhari Anta, I Kayan Setiawan","doi":"10.55606/jurdikbud.v1i3.75","DOIUrl":"https://doi.org/10.55606/jurdikbud.v1i3.75","url":null,"abstract":"The Covid-19 pandemic has had a major impact on the world of education, so it has to adapt to doing virtual class (online) learning. Like learning yoga asanas at SMA Negeri 3 Palu, which must apply virtual class learning models with practical materials, they will find serious problems. The formulation of the problem is: 1. How is the virtual class model learning on yoga asanas at SMA Negeri 3 Palu? 2. How is the learning process through a virtual class model in learning yoga asanas at SMA Negeri 3 Palu? The method in this study is a qualitative descriptive method as an assessment of the problem in this study. The results are 1. In learning the virtual class model, the teacher uses online applications such as google meet, whatsapp group, and quizizz and is balanced with the provision of yoga asanas tutorial videos. 2. The learning process of the virtual class model consists of several stages, namely the planning or preparation stage and the implementation stage. The planning stage consists of the process of making lesson plans, Flyer invitations to enter learning, teaching materials or materials in the form of power points, and quizzz as the evaluation stage.","PeriodicalId":32523,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44718003","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2021-11-15DOI: 10.55606/jurdikbud.v1i3.92
Muhammad Julkifli
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan karakter dalam pembelajaran PPKn bermuatan karakter nasionalis siswa. Metode penelitian menggunakan deskriptif kualitatif dengan desain fenomenalogi. Subyek penelitian adalah guru dan siswa. analisis data menggunakan Miles dan Huberman, yaitu pengumpulan data, reduksi data, display data dan kesimpulan atau verikasi. Hasil penelitian menunjukan pembelajaran PPKn bermuatan karakter nasionalis; Cinta tanah air dan Menghargai kebhinnekaan melalui kegiatan pembiasaan, komunikasi dan keteladanan setiap proses kegiatan belajar mengajar di kelas. kata Kunci: Pembelajaran PPKN, karakter, Nasionalis
{"title":"ANALISIS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARA (PPKn) BERMUATAN KARAKTER NASIONALIS SISWA","authors":"Muhammad Julkifli","doi":"10.55606/jurdikbud.v1i3.92","DOIUrl":"https://doi.org/10.55606/jurdikbud.v1i3.92","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan karakter dalam pembelajaran PPKn bermuatan karakter nasionalis siswa. Metode penelitian menggunakan deskriptif kualitatif dengan desain fenomenalogi. Subyek penelitian adalah guru dan siswa. analisis data menggunakan Miles dan Huberman, yaitu pengumpulan data, reduksi data, display data dan kesimpulan atau verikasi. Hasil penelitian menunjukan pembelajaran PPKn bermuatan karakter nasionalis; Cinta tanah air dan Menghargai kebhinnekaan melalui kegiatan pembiasaan, komunikasi dan keteladanan setiap proses kegiatan belajar mengajar di kelas. \u0000kata Kunci: Pembelajaran PPKN, karakter, Nasionalis","PeriodicalId":32523,"journal":{"name":"Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2021-11-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"48149808","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}