Pada paper ini diulas mengenai prinsip operasi dari internet of things sebagai salah satu bidang penelitian yang saat ini sedang berkembang. Mikrokontroller yang berperan besar sebagai perangkat keras aplikasi internet of things dipaparkan spesifikasi dan fiturnya secara lengkap. Internet of things platform dipaparkan berdasarkan fungsinya. Ada yang berfungsi untuk mengolah dan memvisualisasikan data dari mikrokontroller untuk kebutuhan monitoring dan pembuatan keputusan, lalu ada yang berfungsi untuk mengendalikan aktuator yang dikontrol oleh mikrokontroller secara otomatis menggunakan perangkat mobile atau pc. Kelebihan dan kekurangan masing-masing mikrokontroller dianalisis dan dijadikan bahan acuan serta studi perbandingan untuk mengembangkan metode baru.
{"title":"Studi Komparasi Platform Open-Source Internet of Things","authors":"Al Kautsar Permana, Ade Rachmawan","doi":"10.52330/jtm.v21i1.38","DOIUrl":"https://doi.org/10.52330/jtm.v21i1.38","url":null,"abstract":"Pada paper ini diulas mengenai prinsip operasi dari internet of things sebagai salah satu bidang penelitian yang saat ini sedang berkembang. Mikrokontroller yang berperan besar sebagai perangkat keras aplikasi internet of things dipaparkan spesifikasi dan fiturnya secara lengkap. Internet of things platform dipaparkan berdasarkan fungsinya. Ada yang berfungsi untuk mengolah dan memvisualisasikan data dari mikrokontroller untuk kebutuhan monitoring dan pembuatan keputusan, lalu ada yang berfungsi untuk mengendalikan aktuator yang dikontrol oleh mikrokontroller secara otomatis menggunakan perangkat mobile atau pc. Kelebihan dan kekurangan masing-masing mikrokontroller dianalisis dan dijadikan bahan acuan serta studi perbandingan untuk mengembangkan metode baru.","PeriodicalId":32572,"journal":{"name":"Industria Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri","volume":"72 11","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"72452726","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Aspal Buton (Asbuton) adalah aspal alam yang terkandung dalam deposit batuan yang terdapat di pulau Buton dan sekitarnya. Dengan jumlah deposit Asbuton yang mencapai 650 juta ton, menjadikan Indonesia sebagai negara penghasil aspal alam terbesar di dunia. Kadar aspal yang terkandung dalam Asbuton bervariasi, antara 10-40%. Ini merupakan kadar aspal yang cukup besar dibandingkan dengan kadar aspal alam negara-negara lain seperti Amerika (12-15%) dan Prancis (6-10%). Aspal Buton merupakan satu-satunya aspal di Indonesia yang terbaik dan terbesar di dunia. Sejak 2015, pemerintah RI juga mengarahkan untuk mengoptimalkan penggunaan aspal Buton untuk pembangunan jalan. Adapun tujuan dilakukannya Kajian struktur biaya produksi aspal buton untuk kebutuhan insfrastruktur sebagai substitusi impor adalah tersedianya data dan informasi potensi bahan baku dan bahan penolong industri aspal buton dan tersedianya data industri bahan galian non logam untuk industri aspal buton. Tantangan terbesar pertama adalah bagaimana mengedukasi pelaku bisnis konstruksi jalan dalam menyerap dan mengimplementasikan teknologi dan konstruksi aspal Buton dengan cepat. Kedua, mendorong pembangunan pabrik aspal Buton di daerah-daerah terdekat dengan bahan baku untuk menekan biaya transportasi sehingga harga jual aspal Buton bisa bersaing di pasaran. Ketiga, melakukan upaya-upaya lainnya untuk memperkenalkan aspal buton kepada masyarakat. Pada 2018 penggunaan asbuton dilakukan pada jalan sepanjang 709 kilometer (km) yang tersebar pada ruas jalan di berbagai provinsi. Jumlah asbuton yang dibutuhkan sebesar 58.879 ton. Dari perhitungan merujuk pada kekuatan hotmix yg dinilai dg parameter Marshall Stability (MS) dari segi kualitas umur jalan, apabila memakai hotmix, aspal minyak, aspal buton hasilnya adalah MS hotmix dg aspal minyak 800 kg sedangkan MS hotmix dg aspal buton 1000 kg. Dengan metoda analisa komponen, bisa ditetapkan nilai Structural Number dari setiap tipe tsb, yg merujuk pada ketebalan lapisan dan/atau umur konstruksi. Makin besar MS, makin tipis atau makin panjang umur.
{"title":"Struktur Biaya Produksi Aspal Buton Untuk Kebutuhan Infrastruktur Sebagai Substitusi Impor","authors":"Rini Setiowati, Muhammad Fidiandri Putra","doi":"10.52330/jtm.v21i1.94","DOIUrl":"https://doi.org/10.52330/jtm.v21i1.94","url":null,"abstract":"Aspal Buton (Asbuton) adalah aspal alam yang terkandung dalam deposit batuan yang terdapat di pulau Buton dan sekitarnya. Dengan jumlah deposit Asbuton yang mencapai 650 juta ton, menjadikan Indonesia sebagai negara penghasil aspal alam terbesar di dunia. Kadar aspal yang terkandung dalam Asbuton bervariasi, antara 10-40%. Ini merupakan kadar aspal yang cukup besar dibandingkan dengan kadar aspal alam negara-negara lain seperti Amerika (12-15%) dan Prancis (6-10%). Aspal Buton merupakan satu-satunya aspal di Indonesia yang terbaik dan terbesar di dunia. Sejak 2015, pemerintah RI juga mengarahkan untuk mengoptimalkan penggunaan aspal Buton untuk pembangunan jalan. Adapun tujuan dilakukannya Kajian struktur biaya produksi aspal buton untuk kebutuhan insfrastruktur sebagai substitusi impor adalah tersedianya data dan informasi potensi bahan baku dan bahan penolong industri aspal buton dan tersedianya data industri bahan galian non logam untuk industri aspal buton. Tantangan terbesar pertama adalah bagaimana mengedukasi pelaku bisnis konstruksi jalan dalam menyerap dan mengimplementasikan teknologi dan konstruksi aspal Buton dengan cepat. Kedua, mendorong pembangunan pabrik aspal Buton di daerah-daerah terdekat dengan bahan baku untuk menekan biaya transportasi sehingga harga jual aspal Buton bisa bersaing di pasaran. Ketiga, melakukan upaya-upaya lainnya untuk memperkenalkan aspal buton kepada masyarakat. Pada 2018 penggunaan asbuton dilakukan pada jalan sepanjang 709 kilometer (km) yang tersebar pada ruas jalan di berbagai provinsi. Jumlah asbuton yang dibutuhkan sebesar 58.879 ton. Dari perhitungan merujuk pada kekuatan hotmix yg dinilai dg parameter Marshall Stability (MS) dari segi kualitas umur jalan, apabila memakai hotmix, aspal minyak, aspal buton hasilnya adalah MS hotmix dg aspal minyak 800 kg sedangkan MS hotmix dg aspal buton 1000 kg. Dengan metoda analisa komponen, bisa ditetapkan nilai Structural Number dari setiap tipe tsb, yg merujuk pada ketebalan lapisan dan/atau umur konstruksi. Makin besar MS, makin tipis atau makin panjang umur.","PeriodicalId":32572,"journal":{"name":"Industria Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri","volume":"21 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79967343","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Setiap perusahaan menginginkan proses produksinya mendapatkan produk yang bermutu baik dari segi proses produksi yang efektif dan efisien serta bisa memberikan kepuasan kepada konsumen. Perusahaan harus melakukan peningkatan kualitas dari setiap produk yang dihasilkan dan menekan jumlah kecacatan yang ada. Salah satu cara yang bisa dilakukan ialah menganalisa resiko produksi demi menjamin keberhasilan suatu produksi dan bisnis. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah menganalisa risiko penyebab terhambatnya proses produksi, mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya risiko terhambatnya proses produksi, dan strategi untuk meminimalkan risiko yang terjadi pada produksi perhiasan PT. Central Mega Kencana. Melihat hal tersebutperlu dilakukan suatu sistem manajemen risiko yang mana dalam mengidentifikasi dan menyelesaian masalah manajemen risiko ini ada beberapa metode yang dapat digunakan antara lain yaitu metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), Fuzzy AHP, dan juga Kaizen Method. Dalam penelitian ini, hasil dari pengolahan data yang dilakukan yaitu, didapatkan hasil pada proses produksi PT. Central Mega Kencana yang mendapat nilai RPN tertinggi pada Proses Rakit dengan RPN pada dua mode kegagalan sebesar 737,107 dan 613,783. Untuk kemudian dua mode kegagalan tersebut diprioritaskan untuk diberikan tindakan perbaikan. Usulan tindakan perbaikan yang dilakukan yaitu dengan penerapan Kaizen melalui pendekatan PDCA.
每一家公司都希望生产过程能以有效的生产方式获得高质量的产品,并能给消费者带来满足感。该公司必须提高每一种产品的质量并抑制存在缺陷的数量。一种方法是分析生产风险,以确保生产和企业的成功。这项研究的目的是分析生产过程中潜在的风险因素,确定生产过程中潜在的因素,以及减少PT. Central Mega Kencana珠宝生产风险的策略。考虑到需要一种风险管理系统来识别和解决这些风险管理问题,有几种方法可以使用,包括失败模式和效果分析(FMEA)、模糊的AHP和Kaizen Method。在这项研究中,研究的结果是,PT. Central Mega Kencana的生产过程中,在两种失败模式下,双轮工艺RPN值最高,分别为7377,107和613.783。因此,这两种失败模式将优先采取补救措施。通过方法PDCA向改善措施提出建议。
{"title":"Analisis Risiko Kegagalan Proses Menggunakan FuzzyAHP, FMEA dan Kaizen Method Pada PT. Central Mega Kencana","authors":"Arum Waluny, Endang Suhendar","doi":"10.52330/jtm.v21i1.72","DOIUrl":"https://doi.org/10.52330/jtm.v21i1.72","url":null,"abstract":"Setiap perusahaan menginginkan proses produksinya mendapatkan produk yang bermutu baik dari segi proses produksi yang efektif dan efisien serta bisa memberikan kepuasan kepada konsumen. Perusahaan harus melakukan peningkatan kualitas dari setiap produk yang dihasilkan dan menekan jumlah kecacatan yang ada. Salah satu cara yang bisa dilakukan ialah menganalisa resiko produksi demi menjamin keberhasilan suatu produksi dan bisnis. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah menganalisa risiko penyebab terhambatnya proses produksi, mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya risiko terhambatnya proses produksi, dan strategi untuk meminimalkan risiko yang terjadi pada produksi perhiasan PT. Central Mega Kencana. Melihat hal tersebutperlu dilakukan suatu sistem manajemen risiko yang mana dalam mengidentifikasi dan menyelesaian masalah manajemen risiko ini ada beberapa metode yang dapat digunakan antara lain yaitu metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), Fuzzy AHP, dan juga Kaizen Method. Dalam penelitian ini, hasil dari pengolahan data yang dilakukan yaitu, didapatkan hasil pada proses produksi PT. Central Mega Kencana yang mendapat nilai RPN tertinggi pada Proses Rakit dengan RPN pada dua mode kegagalan sebesar 737,107 dan 613,783. Untuk kemudian dua mode kegagalan tersebut diprioritaskan untuk diberikan tindakan perbaikan. Usulan tindakan perbaikan yang dilakukan yaitu dengan penerapan Kaizen melalui pendekatan PDCA.","PeriodicalId":32572,"journal":{"name":"Industria Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79879144","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Proses produksi PT Citra Abadi Sejati Bogor masih menggunakan mesin dengan bantuan tenaga manusia atau disebut dengan mesin semi otomatis dan jumlah pesanan yang tinggi, pekerjaan yang dilakukan secara manual dengan jumlah yang banyak mengakibatkan timbulnya beban kerja baik secara fisik maupun secara mental. Pada penelitian ini dilakukan analisis beban kerja fisik dan mental pada karyawan bagian factory 3 line – 2 dengan tujuan untuk menjaga kesehatan karyawan agar dapat bekerja secara produktif sehingga dapat memenuhi dan menyelesaikan permintaan pesanan secara tepat waktu. Metode yang tepat dalam menganalisis dari permasalahan yang ada mengenai analisis beban kerja (Workload Analysis) yaitu metode Cardiovascular Load (CVL) untuk menganalisis beban kerja fisik dengan data yang dibutuhkan adalah denyut nadi karyawan yang diukur menggunakan alat bernama oximeter, dan metode Rating Scale Mental Effort (RSME) untuk menganalisis beban kerja mental dengan menggunakan skala rating/skor dari karyawan serta dibantu menggunakan Software Winsteps dalam menganalisis beban kerja mental. Berdasarkan hasil analisis beban kerja fisik dengan melakukan perhitungan konsumsi energi, dengan hasil > 350 s.d 500 kkal/jam dan Cardiovascular Load 30 s.d <60 maka beberapa karyawan termasuk dalam kategori berat dan diperlukan perbaikan, adapun menurut hasil yang telah dilakukan perhitungan, karyawan bagian factory 3 line – 2 PT Citra Abadi Sejati Bogor tersebut ialah Susanti, Yuni lawati, Herni, Yustika, Wenti Oktari, Siti Fatmawati, Yani Setia Mulyani, dan Rina Suherni dan berdasarkan hasil analisis beban kerja mental dengan melakukan perhitungan Rating Scale Mental Effort dibantu dengan menggunakan Software Winstep serta dilihat berdasarkan Variable (Wright) Maps, maka beberapa karyawan termasuk dalam kategori memiliki beban kerja mental yang paling tinggi dengan urutan skala 91 s.d 120, adapun menurut hasil yang telah dilakukan perhitungan, karyawan bagian factory 3 line-2 PT Citra Abadi Sejati Bogor tersebut ialah Haryati, Ayu Lestari, Muhammad Kaprowi, Toto Suharto, dan Vera Mulyawati.
PT图像的真正持久过程茂物仍然在人力的帮助下使用机器,也被称为半自动机器和大量订购,大量手工完成的工作给身体和精神带来了巨大的负担。本研究对工厂第三行第2行员工的体力和精神负荷进行了分析,目的是保持员工的健康,以便按时完成订单。对工作负荷分析(Workload Analysis)问题的恰当分析方法是心血管负荷(CVL),用一种名为oximeter的设备来分析工作负荷所需的数据通过使用员工的评级/得分量表,以及使用Winsteps软件分析心理负荷的评级方法,来分析心理负荷。基于物理的工作量分析与计算能源消耗,结果> 350 s .每小时500 kkal心血管加载30 s . d < 60然后一些员工包括沉重的范畴,需要维修,至于根据所做的计算结果,部分工厂员工3线—2 PT这些真正的永恒的茂物的形象就是做作业,Yuni lawati Herni、Yustika Wenti Oktari Siti Fatmawati Yani Mulyani忠诚,丽娜Suherni和评级根据精神分析工作量计算规模精神努力用软件帮助Winstep以及根据可变(Wright)的地图来看,一些员工就包括一类有着最高的精神工作量91尺度序列s . d 120,至于根据员工所做的计算,结果这部分工厂三茂line-2 PT真正永恒的形象是可持续Haryati, Ayu、Muhammad Kaprowi, Toto Suharto和Vera Mulyawati。
{"title":"Analisis Beban Kerja Fisik Menggunakan Metode Cardiovascular Load Dan Beban Kerja Mental Menggunakan Metode Rating Scale Mental Effort Pada PT Citra Abadi Sejati Bogor","authors":"D. Satria, T. Tiara, Tulus Widjajanto","doi":"10.52330/jtm.v21i1.77","DOIUrl":"https://doi.org/10.52330/jtm.v21i1.77","url":null,"abstract":"Proses produksi PT Citra Abadi Sejati Bogor masih menggunakan mesin dengan bantuan tenaga manusia atau disebut dengan mesin semi otomatis dan jumlah pesanan yang tinggi, pekerjaan yang dilakukan secara manual dengan jumlah yang banyak mengakibatkan timbulnya beban kerja baik secara fisik maupun secara mental. Pada penelitian ini dilakukan analisis beban kerja fisik dan mental pada karyawan bagian factory 3 line – 2 dengan tujuan untuk menjaga kesehatan karyawan agar dapat bekerja secara produktif sehingga dapat memenuhi dan menyelesaikan permintaan pesanan secara tepat waktu. Metode yang tepat dalam menganalisis dari permasalahan yang ada mengenai analisis beban kerja (Workload Analysis) yaitu metode Cardiovascular Load (CVL) untuk menganalisis beban kerja fisik dengan data yang dibutuhkan adalah denyut nadi karyawan yang diukur menggunakan alat bernama oximeter, dan metode Rating Scale Mental Effort (RSME) untuk menganalisis beban kerja mental dengan menggunakan skala rating/skor dari karyawan serta dibantu menggunakan Software Winsteps dalam menganalisis beban kerja mental. Berdasarkan hasil analisis beban kerja fisik dengan melakukan perhitungan konsumsi energi, dengan hasil > 350 s.d 500 kkal/jam dan Cardiovascular Load 30 s.d <60 maka beberapa karyawan termasuk dalam kategori berat dan diperlukan perbaikan, adapun menurut hasil yang telah dilakukan perhitungan, karyawan bagian factory 3 line – 2 PT Citra Abadi Sejati Bogor tersebut ialah Susanti, Yuni lawati, Herni, Yustika, Wenti Oktari, Siti Fatmawati, Yani Setia Mulyani, dan Rina Suherni dan berdasarkan hasil analisis beban kerja mental dengan melakukan perhitungan Rating Scale Mental Effort dibantu dengan menggunakan Software Winstep serta dilihat berdasarkan Variable (Wright) Maps, maka beberapa karyawan termasuk dalam kategori memiliki beban kerja mental yang paling tinggi dengan urutan skala 91 s.d 120, adapun menurut hasil yang telah dilakukan perhitungan, karyawan bagian factory 3 line-2 PT Citra Abadi Sejati Bogor tersebut ialah Haryati, Ayu Lestari, Muhammad Kaprowi, Toto Suharto, dan Vera Mulyawati.","PeriodicalId":32572,"journal":{"name":"Industria Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri","volume":"174 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-03-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"77355608","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengatahui kelangsungan usaha PT. Prima Mulia Engineering menggunakan data primer berupa laporan keungan untuk periode 2017 – 2020. Penelitian ini menggunakan metode Altman Z-Score yang merupakan salah satu metode untuk menilai potensi kebangkrutan suatu perusahaan. Metode ini menggunakan lima rasio keuangan, yaitu modal kerja terhadap total aktiva, laba ditahan terhadap total aktiva, laba sebelum bunga dan pajak terhadap total aktiva, nilai buku ekuitas terhadap total aktiva, dan penjualan terhadap total aktiva. Penurunan jumlah penjualan selama beberapa tahun terakhir dan pandemi covid 19 yang melanda hampir semua sektor industri memberi dampak yang signifikan terhadap kinerja perusahaan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa PT. Prima Mulia Engineering untuk periode 2017-2019 nilai Z-Score yang diperoleh menunjukan perusahaan berada pada zona abu-abu, sedangkjan pada tahun 2020, nilai Z-Score yang diperoleh menunjukan perusahaan berada pada zona berbahaya. Kondisi tersebut menunjukan bahwa PT. Prima Mulia Engineering untuk tahun 2017 terindikasi memiliki potensi untuk bangkrut.
{"title":"Analisis Potensi Kebangkrutan Pada PT. Prima Mulia Engineering dengan Metode Altman Z-Score untuk Periode 2017-2020","authors":"Marison Sitorus, Siti Maryani Yulita","doi":"10.52330/jtm.v21i1.69","DOIUrl":"https://doi.org/10.52330/jtm.v21i1.69","url":null,"abstract":"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengatahui kelangsungan usaha PT. Prima Mulia Engineering menggunakan data primer berupa laporan keungan untuk periode 2017 – 2020. Penelitian ini menggunakan metode Altman Z-Score yang merupakan salah satu metode untuk menilai potensi kebangkrutan suatu perusahaan. Metode ini menggunakan lima rasio keuangan, yaitu modal kerja terhadap total aktiva, laba ditahan terhadap total aktiva, laba sebelum bunga dan pajak terhadap total aktiva, nilai buku ekuitas terhadap total aktiva, dan penjualan terhadap total aktiva. Penurunan jumlah penjualan selama beberapa tahun terakhir dan pandemi covid 19 yang melanda hampir semua sektor industri memberi dampak yang signifikan terhadap kinerja perusahaan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa PT. Prima Mulia Engineering untuk periode 2017-2019 nilai Z-Score yang diperoleh menunjukan perusahaan berada pada zona abu-abu, sedangkjan pada tahun 2020, nilai Z-Score yang diperoleh menunjukan perusahaan berada pada zona berbahaya. Kondisi tersebut menunjukan bahwa PT. Prima Mulia Engineering untuk tahun 2017 terindikasi memiliki potensi untuk bangkrut.","PeriodicalId":32572,"journal":{"name":"Industria Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri","volume":"85 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-02-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"81009507","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-31DOI: 10.21776/ub.industria.2022.011.02.6
Paramita Setyaningrum, A. A. Gabriel, Irvan Adhin Cholilie
Abstract Blue swimming crab (Portunus pelagicus) is one of Indonesia's highest-export fishery commodities. Capture fisheries are dominated by fishermen with low productivity, efficiency, and income levels. There is a high-profit disparity between upstream and downstream actors, where fishermen get the lowest profit. This study aims to identify the causes of profit disparities between supply chain actors and propose a supply chain model to solve the profit disparity problem. The supply chain actors observed were fishermen, mini plants, processing companies, and exporters of blue swimming crab. Determining variables that affect profit gain based on the business activities of the supply chain actors of blue swimming crab was carried out. The conceptual model was made using the Soft System Methodology (SSM). The analysis result showed that the causes of profit disparity were the vast number of fishermen, lack of product value understanding, minimum capital and access to capital, awareness of fishing gear utilization, and the individual fisherman's work system. The conceptual model of the blue swimming crab supply chain proposed consists of the formation of fishing groups, coordination between fishing groups and Perum Perindo, collaborating with Pokja and fishing groups, and increasing collaboration between all supply chain actors of blue swimming crab. Keywords: blue swimming crab, fishermen, Soft System Methodology, supply chain Abstrak Rajungan (Portunus pelagicus) merupakan salah satu komoditas perikanan ekspor tertinggi di Indonesia. Usaha ikan tangkap didominasi oleh para nelayan dengan tingkat produktivitas, efisiensi, serta pendapatan yang rendah. Disparitas keuntungan yang tinggi terjadi antara pelaku rantai pasok dari hulu dan hilir. Nelayan memperoleh keuntungan paling rendah. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi penyebab disparitas keuntungan antara pelaku rantai pasok dan mengusulkan model rantai pasok sebagai solusi permasalahan disparitas keuntungan. Pelaku rantai pasok yang diamati adalah nelayan, mini plant, perusahaan pengolah rajungan, dan eksportir. Identifikasi variabel yang memengaruhi perolehan keuntungan berdasarkan aktivitas bisnis pelaku rantai pasok rajungan. Model konseptual dibuat menggunakan Soft System Methodology (SSM). Hasil analisis menunjukkan bahwa penyebab disparitas keuntungan adalah jumlah nelayan yang sangat banyak, pemahaman yang kurang terhadap nilai produk, modal dan akses permodalan yang minimum, kesadaran dalam penggunaan alat tangkap yang aman, dan sistem kerja nelayan yang masih dilaksanakan secara individu sehingga nelayan menerima keuntungan yang paling kecil di antara pelaku rantai pasok dari hulu dan hilir. Model konseptual rantai pasok rajungan yang diusulkan adalah pembentukan kelompok nelayan, koordinasi antara kelompok nelayan dan Perum Perindo, kolaborasi antara Pokja dan kelompok nelayan, dan meningkatkan kolaborasi antara seluruh pelaku rantai pasok rajungan. Kata kunci: nelayan, rajungan,
蓝蟹(Portunus pelagicus)是印尼出口最高的渔业商品之一。捕捞渔业以生产力、效率和收入水平较低的渔民为主。上游和下游参与者之间的利润差距很大,渔民的利润最低。本研究旨在找出供应链参与者之间利润差异的原因,并提出解决利润差异问题的供应链模型。观察到的供应链参与者包括渔民、小型工厂、加工公司和蓝蟹出口商。以蓝蟹供应链参与者的商业活动为基础,确定影响利润增长的变量。采用软系统方法论(SSM)建立了概念模型。分析结果表明,造成利润差距的原因是渔民人数众多,对产品价值缺乏了解,资金和获得资金的渠道很少,对渔具利用的认识不足,以及渔民个人的工作制度。提出的蓝蟹供应链概念模型包括:形成捕捞集团、捕捞集团与Perum Perindo协调、与Pokja和捕捞集团合作、蓝蟹供应链各行为体之间加强合作。关键词:青蟹,渔民,软系统方法论,供应链Usaha ikkan tangkap didominasi oleh para nelayan dengan tingkat producttivitas, efisiensi, serta pendapatan yang rendah。不一样的东西,根东安,杨廷吉,特加迪,安塔拉,佩拉克,兰塔,pasok, dari, hulu, danhilir。Nelayan memperoleh keuntungan paling rendah。Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi penyebab disparitas keuntunan antara pelaku rantai pasok dan mengusulkan模型rantai pasok sebagai solusi permasalahan disparitas keuntunan。Pelaku rantai pasok yang diamati adalah nelayan,迷你植物,perusahaan pengolah rajungan, dan eksportir。杨氏变元的辨识与研究——以新疆为例,以新疆为例,以新疆为例。模型概念分布蒙古纳坎软系统方法论。Hasil analysis menunjukkan bahwa penyebab disparitas keuntunan adalah jumlah nelayan yang sangat banyak, pemahaman yang kurang terhadap nilai产品,modal danakses permodalan yang最小值,kesadaran dalam penggunaan alat tangkap yang aman, dan system kerja nelayan yang masih dilaksanakan secara个体sehinga nelayan menerima keuntungan yang paling keecil di antara pelaku rantai pasok dari hulu danhiir。模型konseptual rantai pasok rajungan yang diusulkan adalah pembentukan kelompok nelayan, koordinasi antara kelompok nelayan dan Perum Perindo, kolaborasi antkja dankelompok nelayan, dan meningkatkan kolaborasi antara seluruh pelaku rantai pasok rajungan。Kata kunci: nelayan, rajungan, rantai pasok,软系统方法论
{"title":"Modelling of Sustainable Blue Swimming Crab Supply Chain in East Java Using Soft System Methodology","authors":"Paramita Setyaningrum, A. A. Gabriel, Irvan Adhin Cholilie","doi":"10.21776/ub.industria.2022.011.02.6","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/ub.industria.2022.011.02.6","url":null,"abstract":"Abstract Blue swimming crab (Portunus pelagicus) is one of Indonesia's highest-export fishery commodities. Capture fisheries are dominated by fishermen with low productivity, efficiency, and income levels. There is a high-profit disparity between upstream and downstream actors, where fishermen get the lowest profit. This study aims to identify the causes of profit disparities between supply chain actors and propose a supply chain model to solve the profit disparity problem. The supply chain actors observed were fishermen, mini plants, processing companies, and exporters of blue swimming crab. Determining variables that affect profit gain based on the business activities of the supply chain actors of blue swimming crab was carried out. The conceptual model was made using the Soft System Methodology (SSM). The analysis result showed that the causes of profit disparity were the vast number of fishermen, lack of product value understanding, minimum capital and access to capital, awareness of fishing gear utilization, and the individual fisherman's work system. The conceptual model of the blue swimming crab supply chain proposed consists of the formation of fishing groups, coordination between fishing groups and Perum Perindo, collaborating with Pokja and fishing groups, and increasing collaboration between all supply chain actors of blue swimming crab. Keywords: blue swimming crab, fishermen, Soft System Methodology, supply chain Abstrak Rajungan (Portunus pelagicus) merupakan salah satu komoditas perikanan ekspor tertinggi di Indonesia. Usaha ikan tangkap didominasi oleh para nelayan dengan tingkat produktivitas, efisiensi, serta pendapatan yang rendah. Disparitas keuntungan yang tinggi terjadi antara pelaku rantai pasok dari hulu dan hilir. Nelayan memperoleh keuntungan paling rendah. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi penyebab disparitas keuntungan antara pelaku rantai pasok dan mengusulkan model rantai pasok sebagai solusi permasalahan disparitas keuntungan. Pelaku rantai pasok yang diamati adalah nelayan, mini plant, perusahaan pengolah rajungan, dan eksportir. Identifikasi variabel yang memengaruhi perolehan keuntungan berdasarkan aktivitas bisnis pelaku rantai pasok rajungan. Model konseptual dibuat menggunakan Soft System Methodology (SSM). Hasil analisis menunjukkan bahwa penyebab disparitas keuntungan adalah jumlah nelayan yang sangat banyak, pemahaman yang kurang terhadap nilai produk, modal dan akses permodalan yang minimum, kesadaran dalam penggunaan alat tangkap yang aman, dan sistem kerja nelayan yang masih dilaksanakan secara individu sehingga nelayan menerima keuntungan yang paling kecil di antara pelaku rantai pasok dari hulu dan hilir. Model konseptual rantai pasok rajungan yang diusulkan adalah pembentukan kelompok nelayan, koordinasi antara kelompok nelayan dan Perum Perindo, kolaborasi antara Pokja dan kelompok nelayan, dan meningkatkan kolaborasi antara seluruh pelaku rantai pasok rajungan. Kata kunci: nelayan, rajungan,","PeriodicalId":32572,"journal":{"name":"Industria Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"43336223","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-31DOI: 10.21776/ub.industria.2022.011.02.5
D. M. Sumanti, I. Hanidah, Muhammad Aziz Abdullatif
Abstract This study aimed to determine composite flour's physical, chemical, and functional properties from Sumedang Roid banana corm and tempeh. The sample consisted of five different treatments with ratios of banana corm flour to tempeh flour 100:0, 0:100, 80:20, 70:30, and 60:40. The research data were analyzed using a Randomized Block Design and the Duncan Multiple Range Test (DMRT) at 5% level. Parameters observed included bulk density, color degree, ash content, moisture content, carbohydrate content, fat content, protein content, and pasting properties. The results showed that composite flour with a ratio of banana corm flour to tempeh flour of 60:40 could produce the best composite flour characteristics with a bulk density of 0.44 g/ml, color degree L* 67.86, a* 5.64 and b* 23.34, 5.47% ash content, 8.66% moisture content, 57.60% carbohydrates content, 10.62% fat content, 17.64% protein content, pasting temperature 80.86 °C, peak viscosity 1,265.33 cP, hold viscosity 858.00 cP, final viscosity 1,109.00 cP, breakdown viscosity 407.33 cP, setback viscosity 251.0 cP. The produced composite flour is suitable to be applied on biscuits, cookies, and semi-moist cakes. Keywords: banana stem, composite, flour, Roid banana, tempeh Abstrak Penelitian bertujuan untuk mengetahui sifat fisik, kimia, dan fungsional tepung komposit dari bonggol pisang Roid asal Sumedang dan tempe. Sampel terdiri lima perlakuan berbeda dengan rasio perbandingan tepung bonggol pisang dengan tepung tempe adalah 100: 0, 0:100, 80:20, 70:30, dan 60:40. Data hasil penelitian dianalisis dengan Rancangan Acak Kelompok dan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%. Parameter pengamatan meliputi densitas kamba, derajat warna, kadar abu, kadar air, kadar karbohidrat, kadar lemak, kadar protein, dan karakteristik pasting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tepung komposit dengan rasio tepung bonggol pisang dengan tepung tempe 60 : 40 mampu menghasilkan karakteristik tepung komposit terbaik dengan densitas kamba 0,44 g/ml, derajat warna L* 67,86, a* 5,64 dan b* 23,34, kadar abu 5.47%, kadar air 8,66%, kadar karbohidrat 57,60%, lemak 10,62%, protein 17,64%, pasting temperature 80,86 °C, peak viscosity 1265,33 cP, hold viscosity 858,00 cP, final viscosity 1.109,00 cP, breakdown viscosity 407,33 cP, setback viscosity 251,0 cP. Tepung komposit yang dihasilkan tersebut sesuai untuk diaplikasikan pada produk biskuit, kukis, dan kue semi basah. Kata kunci: bonggol pisang, komposit, pisang Roid, tempe, tepung
摘要本研究旨在测定苏美当香蕉球茎和豆豉的复合面粉的物理、化学和功能特性。样品由5种不同处理组成,分别为香蕉玉米粉与豆豉粉的比例为100:0、0:100、80:20、70:30和60:40。研究数据采用随机区组设计和Duncan多元极差检验(DMRT)在5%水平上进行分析。观察的参数包括容重、色度、灰分含量、水分含量、碳水化合物含量、脂肪含量、蛋白质含量和糊状性能。结果表明:以香蕉粉与豆腐粉的比例为60:40时,复合面粉的最佳性能为容重0.44 g/ml,色度L* 67.86, a* 5.64和b* 23.34,灰分含量5.47%,水分含量8.66%,碳水化合物含量57.60%,脂肪含量10.62%,蛋白质含量17.64%,成粉温度80.86℃,峰值粘度126.5.33 cP,保持粘度858.00 cP,最终粘度1109.00 cP,分解粘度407.33 cP,该复合面粉适用于饼干、饼干、半湿蛋糕等。关键词:香蕉茎,复合材料,面粉,罗德香蕉,豆豉摘要:Penelitian bertujuan untuk mengetahui sifat fisik, kimia,丹真菌特蓬复合材料dari bonggol pisang罗德鼻Sumedang dan tempe。Sampel terdiri lima perlakuan berbeda dengan rasio perbandingan tepung bonggol pisang dengan tepung tempe adalah 100,0:100,80: 20,70: 30,60:40。数据包括:邓干、兰干、阿克、克隆波、丹吉、兰聚坦、邓肯多程测试(DMRT),测试率为5%。参数pengamatan meliputi密度为kamba, derajat warna, kadar abu, kadar air, kadar karbohidrat, kadar lemak, kadar protein, dan karakteristik paste。Hasil penelitian menunjukkan bahwa tepung komposit dengan rasio tepung bonggol pisang dengan tepung tempe 60:40 mampu menghasilkan karakteristik tepung komposit terbaik densitas kamba 0,44 g/ml, derajat warna L* 67、86、a* 5、64、b* 23,34, kadar abu 5.47%, kadar air 8,66%, kadar karbohidrat 57,60%, lemak 10,62%, protein 17,64%,糊制温度80,86℃,峰值粘度1265,33 cP,保持粘度858,000 cP,最终粘度1.109,000 cP,击穿粘度407,33 cP,挫折粘度250,0 cP。丹克半巴沙。Kata kunci: bonggol pisang, komposit, pisang oid, tempe, tepung
{"title":"Physical, Chemical, and Functional Characteristics of Composite Flours from Banana Corm and Tempeh","authors":"D. M. Sumanti, I. Hanidah, Muhammad Aziz Abdullatif","doi":"10.21776/ub.industria.2022.011.02.5","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/ub.industria.2022.011.02.5","url":null,"abstract":"Abstract This study aimed to determine composite flour's physical, chemical, and functional properties from Sumedang Roid banana corm and tempeh. The sample consisted of five different treatments with ratios of banana corm flour to tempeh flour 100:0, 0:100, 80:20, 70:30, and 60:40. The research data were analyzed using a Randomized Block Design and the Duncan Multiple Range Test (DMRT) at 5% level. Parameters observed included bulk density, color degree, ash content, moisture content, carbohydrate content, fat content, protein content, and pasting properties. The results showed that composite flour with a ratio of banana corm flour to tempeh flour of 60:40 could produce the best composite flour characteristics with a bulk density of 0.44 g/ml, color degree L* 67.86, a* 5.64 and b* 23.34, 5.47% ash content, 8.66% moisture content, 57.60% carbohydrates content, 10.62% fat content, 17.64% protein content, pasting temperature 80.86 °C, peak viscosity 1,265.33 cP, hold viscosity 858.00 cP, final viscosity 1,109.00 cP, breakdown viscosity 407.33 cP, setback viscosity 251.0 cP. The produced composite flour is suitable to be applied on biscuits, cookies, and semi-moist cakes. Keywords: banana stem, composite, flour, Roid banana, tempeh Abstrak Penelitian bertujuan untuk mengetahui sifat fisik, kimia, dan fungsional tepung komposit dari bonggol pisang Roid asal Sumedang dan tempe. Sampel terdiri lima perlakuan berbeda dengan rasio perbandingan tepung bonggol pisang dengan tepung tempe adalah 100: 0, 0:100, 80:20, 70:30, dan 60:40. Data hasil penelitian dianalisis dengan Rancangan Acak Kelompok dan uji lanjutan Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%. Parameter pengamatan meliputi densitas kamba, derajat warna, kadar abu, kadar air, kadar karbohidrat, kadar lemak, kadar protein, dan karakteristik pasting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tepung komposit dengan rasio tepung bonggol pisang dengan tepung tempe 60 : 40 mampu menghasilkan karakteristik tepung komposit terbaik dengan densitas kamba 0,44 g/ml, derajat warna L* 67,86, a* 5,64 dan b* 23,34, kadar abu 5.47%, kadar air 8,66%, kadar karbohidrat 57,60%, lemak 10,62%, protein 17,64%, pasting temperature 80,86 °C, peak viscosity 1265,33 cP, hold viscosity 858,00 cP, final viscosity 1.109,00 cP, breakdown viscosity 407,33 cP, setback viscosity 251,0 cP. Tepung komposit yang dihasilkan tersebut sesuai untuk diaplikasikan pada produk biskuit, kukis, dan kue semi basah. Kata kunci: bonggol pisang, komposit, pisang Roid, tempe, tepung","PeriodicalId":32572,"journal":{"name":"Industria Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"41805212","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-31DOI: 10.21776/ub.industria.2022.011.02.4
Merry Siska, Aisyah Aulia Harahap
Abstract This study aims to analyse the work body postures, to determine the work risk level before and after the improvement using the Workplace Ergonomic Risk Assessment (WERA) and to improve the workstation by designing ergonomic production tools. An empirical study was carried out at a small industry producing Sumedang Tofu at Rimbo Panjang, Pekanbaru, Indonesia. The workers must bend their body to move 77 kg soybeans with an 11 kg single-lifting capacity. The level of work risk was determined using the Workplace Ergonomic Risk Assessment (WERA) method based on nine categories, i.e., shoulders, wrists, back, legs, neck, strength, vibration, contact pressure, and work duration. The soaking and milling stations scored 35 and 31 using the WERA method. The two scores indicated an average performance level that requires improvement. Anthropometric data were used to develop tools for improving workers' body posture. The new tool used for soaking and milling has footrests, so workers did not have to reach too far above their chests to move the soybeans to the milling. The soaking station and the milling station both achieved a score of 24, which is considered as a low level, indicating that neither station requires improvement. Time reduction after the body posture improvement was 3.33 seconds for the milling station and 2.08 seconds for the soaking station. Keywords: anthropometry, soybean, posture improvement, workplace ergonomic risk assessment Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi postur kerja untuk mengetahui tingkat risiko kerja sebelum dan sesudah dilakukan perbaikan menggunakan metode Workplace Ergonomic Risk Assessment (WERA) dan memperbaiki workstation dengan merancang alat produksi yang ergonomis. Sebuah studi empiris dilakukan di sebuah usaha kecil tahu Sumedang di Rimbo Panjang, Pekanbaru, Indonesia. Para pekerja perusahaan harus membungkuk untuk memindahkan 77 kg kedelai dengan kapasitas angkat 11 kg. Tingkat risiko kerja ditentukan dengan menggunakan metode Workplace Ergonomic Risk Assessment (WERA) berdasarkan sembilan kategori, yaitu bahu, pergelangan tangan, punggung, kaki, leher, kekuatan, getaran, tekanan kontak, dan durasi kerja. Stasiun perendaman dan stasiun penggilingan memperoleh skor 35 dan 31 dengan menggunakan metode WERA sebelum perbaikan postur tubuh. Kedua skor tersebut menunjukkan tingkat kinerja rata-rata yang memerlukan perbaikan. Data antropometri digunakan untuk mengembangkan alat untuk memperbaiki postur tubuh pekerja. Alat baru yang bisa digunakan untuk merendam dan menggiling ini memiliki pijakan kaki, sehingga pekerja tidak perlu menjangkau terlalu jauh di atas dada untuk memindahkan kedelai ke penggilingan. Stasiun perendaman dan stasiun penggilingan keduanya mencapai skor 24, dengan tingkat yang rendah, menunjukkan bahwa tidak ada stasiun yang memerlukan perbaikan. Pengurangan waktu setelah perbaikan postur tubuh adalah 3,33 detik untuk stasiun penggilingan dan 2,08 detik untuk stasiun pere
摘要本研究的目的是分析工作身体姿势,利用工作场所人机工程学风险评估(wea)确定改进前后的工作风险水平,并通过设计人机工程学生产工具来改进工作站。在印度尼西亚北干巴鲁的Rimbo Panjang,一个生产Sumedang豆腐的小型工业中进行了实证研究。工人们必须弯曲身体,以11公斤的单次起重能力搬运77公斤的大豆。采用工作场所人体工程学风险评估(Workplace Ergonomic risk Assessment, WERA)方法,根据肩膀、手腕、背部、腿部、颈部、力量、振动、接触压力和工作时长等9个类别确定工作风险水平。采用WERA方法,浸泡站和铣削站的得分分别为35分和31分。这两个分数表明平均水平需要提高。人体测量数据被用于开发改善工人身体姿势的工具。用于浸泡和研磨的新工具有脚踏板,因此工人们不必在胸部以上太高的地方将大豆移到研磨处。浸泡工位和铣削工位的得分都是24分,属于较低水平,说明这两个工位都不需要改进。体态改善后铣削工位缩短时间3.33秒,浸泡工位缩短时间2.08秒。摘要Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi姿势,kerja untuk menggetahui tingkat risko kerja sebelum dan sesudah dilakukan perbaikan menggunakan方法,工作场所人体工程学风险评估(WERA) dan memperbaiki工作站,dengan merancang警报产品,yang人体工程学。Sebuah studi empiris dilakukan di Sebuah usaha kecil tahu Sumedang di Rimbo Panjang,北坎巴鲁,印度尼西亚。Para pekerja perusahaan harus membungkuk untuk memindahkan 77公斤kedelai dengan kapasitas angkat 11公斤。工作场所人体工程学风险评估方法(WERA):工作场所人体工程学风险评估(WERA):工作场所人体工程学风险评估(WERA):工作场所人体工程学风险评估(WERA):工作场所人体工程学风险评估(WERA)这是一种非常棒的姿势,它能让你的身体保持良好的状态。Kedua skor tersebut menunjukkan tingkat kinerja rata-rata yang memerlukan perbaikan。数据向异性测量学:digunakan untuk mengembangkan alat untuk member perbaiki姿势tubuh pekerja。Alat baru yang bisa digunakan untuk merendam dan menggiling ini memiliki pijakan kaki, seinga pekerja tiku menjangkau terlalu jauu dada untuk memindahkan kedelai ke penggilingan。【中文译文】Stasiun perendaman dan Stasiun penggilingan keduanya mencapai skor 24, dengan tingkat yang rendah, menunjukkan bahwa tidak ada Stasiun yang memerlukan perbaikan。Pengurangan waktu setelah perbaikan姿势tubuh adalah 3,33 detik untuk stasiun penggilingan dan 2,08 detik untuk stasiun perendaman。关键词:人体测量学,可得莱,百坎姿势,工作场所人体工程学风险评估
{"title":"Improvement in Body Posture of Sumedang Tofu Small Enterprise Workers Using Workplace Ergonomic Risk Assessment (WERA)","authors":"Merry Siska, Aisyah Aulia Harahap","doi":"10.21776/ub.industria.2022.011.02.4","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/ub.industria.2022.011.02.4","url":null,"abstract":"Abstract This study aims to analyse the work body postures, to determine the work risk level before and after the improvement using the Workplace Ergonomic Risk Assessment (WERA) and to improve the workstation by designing ergonomic production tools. An empirical study was carried out at a small industry producing Sumedang Tofu at Rimbo Panjang, Pekanbaru, Indonesia. The workers must bend their body to move 77 kg soybeans with an 11 kg single-lifting capacity. The level of work risk was determined using the Workplace Ergonomic Risk Assessment (WERA) method based on nine categories, i.e., shoulders, wrists, back, legs, neck, strength, vibration, contact pressure, and work duration. The soaking and milling stations scored 35 and 31 using the WERA method. The two scores indicated an average performance level that requires improvement. Anthropometric data were used to develop tools for improving workers' body posture. The new tool used for soaking and milling has footrests, so workers did not have to reach too far above their chests to move the soybeans to the milling. The soaking station and the milling station both achieved a score of 24, which is considered as a low level, indicating that neither station requires improvement. Time reduction after the body posture improvement was 3.33 seconds for the milling station and 2.08 seconds for the soaking station. Keywords: anthropometry, soybean, posture improvement, workplace ergonomic risk assessment Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi postur kerja untuk mengetahui tingkat risiko kerja sebelum dan sesudah dilakukan perbaikan menggunakan metode Workplace Ergonomic Risk Assessment (WERA) dan memperbaiki workstation dengan merancang alat produksi yang ergonomis. Sebuah studi empiris dilakukan di sebuah usaha kecil tahu Sumedang di Rimbo Panjang, Pekanbaru, Indonesia. Para pekerja perusahaan harus membungkuk untuk memindahkan 77 kg kedelai dengan kapasitas angkat 11 kg. Tingkat risiko kerja ditentukan dengan menggunakan metode Workplace Ergonomic Risk Assessment (WERA) berdasarkan sembilan kategori, yaitu bahu, pergelangan tangan, punggung, kaki, leher, kekuatan, getaran, tekanan kontak, dan durasi kerja. Stasiun perendaman dan stasiun penggilingan memperoleh skor 35 dan 31 dengan menggunakan metode WERA sebelum perbaikan postur tubuh. Kedua skor tersebut menunjukkan tingkat kinerja rata-rata yang memerlukan perbaikan. Data antropometri digunakan untuk mengembangkan alat untuk memperbaiki postur tubuh pekerja. Alat baru yang bisa digunakan untuk merendam dan menggiling ini memiliki pijakan kaki, sehingga pekerja tidak perlu menjangkau terlalu jauh di atas dada untuk memindahkan kedelai ke penggilingan. Stasiun perendaman dan stasiun penggilingan keduanya mencapai skor 24, dengan tingkat yang rendah, menunjukkan bahwa tidak ada stasiun yang memerlukan perbaikan. Pengurangan waktu setelah perbaikan postur tubuh adalah 3,33 detik untuk stasiun penggilingan dan 2,08 detik untuk stasiun pere","PeriodicalId":32572,"journal":{"name":"Industria Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"44732385","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-31DOI: 10.21776/ub.industria.2022.011.02.2
S. Sukardi, D. Pranowo, Puput Safitri
Abstract Moringa leaves are a source of high antioxidants. This study aims to find an equation model for the extraction conditions of Moringa leaves with Pulsed Electric Field (PEF) pretreatment. Fresh Moringa leaves were treated with PEF in various voltages (1,000, 1,500, and 2,000 Volts), frequency (1,000, 1,500 and 2,000 Hz) and extraction time (4, 5 and 6 hours) as the factors studied. The best results and mathematical equation models obtained were determined from the extraction process. The parameters observed were yield, total phenolic compounds, and antioxidant activity. The Response Surface Method (RSM) was chosen to determine the equation model for the voltage, frequency, and extraction time combination. The results of ANOVA (Sum of Squares, Lack of Fit, and p-value) show that the model is adequate to present experimental data. The analysis results showed a significant value for total phenol in a quadratic equation, extract yields in a linear equation, and antioxidant activity in a linear equation. The model is presented in a 2-D contour graph and a 3-D response surface. The equation model shows that the best treatment is a PEF voltage of 2,000 Volts, frequency of 1,000 Hz, and extraction time of 4 hours. Keywords: antioxidant, equation model, moringa leaf, Pulsed Electric Field, Response Surface Method Abstrak Daun kelor merupakan salah satu sumber antioksidan yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mencari model persamaan kondisi ekstraksi daun kelor dengan perlakuan pendahuluan Pulsed Electric Field (PEF). Daun kelor segar diperlakukan dengan PEF dalam berbagai tegangan (1.000, 1.500, dan 2.000 Volt), frekuensi (1.000, 1.500 dan 2.000 Hz) dan waktu ekstraksi (4, 5 dan 6 jam) sebagai faktor yang diteliti. Hasil terbaik dan model persamaan matematika ditentukan dari proses ekstraksi. Parameter yang diamati adalah rendemen, total senyawa fenol, dan aktivitas antioksidan. Response Surface Method (RSM) dipilih untuk mengetahui model persamaan kombinasi tegangan, frekuensi, dan waktu ekstraksi. Hasil ANOVA (Sum of Squares, Lack of Fit, dan p-value) menunjukkan bahwa model layak untuk menyajikan data eksperimen. Hasil analisis menunjukkan nilai yang signifikan pada total fenol dalam persamaan kuadratik, hasil ekstrak dalam persamaan linier, dan aktivitas antioksidan dalam persamaan linier. Model dipresentasikan dalam grafik kontur 2-D dan permukaan respons 3-D. Model persamaan menunjukkan bahwa perlakuan terbaik adalah tegangan PEF 2.000 Volt, frekuensi 1.000 Hz dan waktu ekstraksi 4 jam. Kata kunci: antioksidan, daun kelor, model persamaan, Pulsed Electric Field, Response Surface Method
辣木叶是高抗氧化剂的来源。本研究旨在建立脉冲电场预处理辣木叶提取条件的方程模型。以不同电压(1000、1500、2000伏)、频率(1000、1500、2000赫兹)和提取时间(4、5、6小时)为影响因素,对新鲜辣木叶进行PEF处理。从提取过程中确定了最佳提取结果和数学方程模型。考察了产率、总酚类化合物和抗氧化活性。采用响应面法(RSM)确定了电压、频率和提取时间组合的方程模型。方差分析(平方和、缺乏拟合和p值)的结果表明,该模型足以呈现实验数据。分析结果表明,总酚值符合二次方程,提取得率符合线性方程,抗氧化活性符合线性方程。该模型以二维轮廓图和三维响应面表示。方程模型表明,最佳处理条件为PEF电压为2000伏,频率为1000 Hz,提取时间为4小时。关键词:抗氧化剂,方程模型,辣木叶,脉冲电场,响应面法Penelitian ini bertujuan untuk menari模型,研究了脉冲电场(PEF)对脉冲电场的影响。Daun kelor segar diperlakukan dengan PEF dalam berbagai tegangan(1.000, 1.500,丹2.000伏),frekuensi(1.000, 1.500,丹2.000 Hz) dan waktu ekstraksi(4,5,丹6伏)sebagai factor for yang diteliti。Hasil - terbaik - dan模型、数学模型和数学模型。参数阳参参参参、总参参酚、活性参参参。响应面法(RSM)的研究进展[j], [j], [j]。Hasil方差分析(Sum of Squares, Lack of Fit, dan p-value) menunjukkan bahwa模型对menyajikan数据进行了分析。Hasil分析menunjukkan nilai yang的显著性,Hasil分析dalam persamaan kuadratik, Hasil分析dalam persamaan linier,和aktivitas antioksidan dalam persamaan linier。模型表示亚洲大鼠的2-D反应和3-D反应。模型persamaan menunjukkan bahwa perlakuan terbaik adalah tegangan PEF 2.000伏,频率为1.000赫兹,但waktu ekstraksi 4 jam。卡塔昆兹:安多克思丹,唐克洛,模型分析,脉冲电场,响应面法
{"title":"Modelling of Pulsed Electric Field (PEF) Pretreatment on Fresh Moringa oleifera Leaves Extraction Using Response Surface Methodology (RSM)","authors":"S. Sukardi, D. Pranowo, Puput Safitri","doi":"10.21776/ub.industria.2022.011.02.2","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/ub.industria.2022.011.02.2","url":null,"abstract":"Abstract Moringa leaves are a source of high antioxidants. This study aims to find an equation model for the extraction conditions of Moringa leaves with Pulsed Electric Field (PEF) pretreatment. Fresh Moringa leaves were treated with PEF in various voltages (1,000, 1,500, and 2,000 Volts), frequency (1,000, 1,500 and 2,000 Hz) and extraction time (4, 5 and 6 hours) as the factors studied. The best results and mathematical equation models obtained were determined from the extraction process. The parameters observed were yield, total phenolic compounds, and antioxidant activity. The Response Surface Method (RSM) was chosen to determine the equation model for the voltage, frequency, and extraction time combination. The results of ANOVA (Sum of Squares, Lack of Fit, and p-value) show that the model is adequate to present experimental data. The analysis results showed a significant value for total phenol in a quadratic equation, extract yields in a linear equation, and antioxidant activity in a linear equation. The model is presented in a 2-D contour graph and a 3-D response surface. The equation model shows that the best treatment is a PEF voltage of 2,000 Volts, frequency of 1,000 Hz, and extraction time of 4 hours. Keywords: antioxidant, equation model, moringa leaf, Pulsed Electric Field, Response Surface Method Abstrak Daun kelor merupakan salah satu sumber antioksidan yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mencari model persamaan kondisi ekstraksi daun kelor dengan perlakuan pendahuluan Pulsed Electric Field (PEF). Daun kelor segar diperlakukan dengan PEF dalam berbagai tegangan (1.000, 1.500, dan 2.000 Volt), frekuensi (1.000, 1.500 dan 2.000 Hz) dan waktu ekstraksi (4, 5 dan 6 jam) sebagai faktor yang diteliti. Hasil terbaik dan model persamaan matematika ditentukan dari proses ekstraksi. Parameter yang diamati adalah rendemen, total senyawa fenol, dan aktivitas antioksidan. Response Surface Method (RSM) dipilih untuk mengetahui model persamaan kombinasi tegangan, frekuensi, dan waktu ekstraksi. Hasil ANOVA (Sum of Squares, Lack of Fit, dan p-value) menunjukkan bahwa model layak untuk menyajikan data eksperimen. Hasil analisis menunjukkan nilai yang signifikan pada total fenol dalam persamaan kuadratik, hasil ekstrak dalam persamaan linier, dan aktivitas antioksidan dalam persamaan linier. Model dipresentasikan dalam grafik kontur 2-D dan permukaan respons 3-D. Model persamaan menunjukkan bahwa perlakuan terbaik adalah tegangan PEF 2.000 Volt, frekuensi 1.000 Hz dan waktu ekstraksi 4 jam. Kata kunci: antioksidan, daun kelor, model persamaan, Pulsed Electric Field, Response Surface Method","PeriodicalId":32572,"journal":{"name":"Industria Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"42078382","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-31DOI: 10.21776/ub.industria.2022.011.02.8
Tri Wulandari, A. Poernomo, H. Irianto
Abstract To compete in the present and future, the newly constructed Muara Baru modern fish market, called Pasar Ikan Modern Muara Baru (PIM Muara Baru), requires an effective management approach. This research aims to examine different management techniques for PIM Muara Baru utilizing a Strength, Weakness, Opportunity, and Threat (SWOT) analysis. The findings indicate that an aggressive strategy is required. Alternative management strategies include improving facilities and adding products sold at the food court, assigning special employees to promote and implement more intensive and innovative promotional activities on social media, collaborating with the government in optimizing Gemarikan (a national program to popularize eating fish), cooperating with online business partners and increasing merchants' capacity to transact online, adding facilities and improving the service quality. The outcomes of the alternative techniques are offered for PIM Muara Baru management to consider. Keywords: management strategy, Muara Baru modern fish market, SWOT Analysis Abstrak Pasar ikan modern (PIM) Muara Baru yang baru dibangun memerlukan strategi pengelolaan yang tepat sehingga mampu bersaing di masa sekarang dan masa yang akan datang. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis alternatif strategi pengelolaan PIM Muara Baru menggunakan analisis Strength, Weakness, Opportunity, Threat (SWOT). Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi yang diperlukan adalah aggressive strategy. Alternatif strategi pengelolaan antara lain: memperbaiki fasilitas dan menambah produk yang dijual di foodcourt; menyediakan Sumber Daya Manusia (SDM) khusus untuk melakukan promosi dan menerapkan kegiatan promosi yang lebih intensif dan inovatif di media sosial, bekerja sama dengan pemerintah dalam mengoptimalkan gemarikan (gerakan memasyarakatkan makan ikan), bekerja sama dengan mitra bisnis online dan meningkatkan kapasitas pedagang untuk bertransaksi secara daring, menambah fasilitas dan meningkatkan kualitas pelayanan pada konsumen. Alternatif srategi pada hasil penelitian ini disarankan sebagai bahan pertimbangan untuk diterapkan dalam pengelolaan PIM Muara Baru. Kata Kunci: analisis SWOT, Pasar Ikan Modern Muara Baru, strategi pengelolaan
为了在现在和未来竞争,新建成的Muara Baru现代鱼市场,称为Pasar Ikan modern Muara Baru (PIM Muara Baru),需要一个有效的管理方法。本研究旨在利用优势,劣势,机会和威胁(SWOT)分析来检查PIM Muara Baru的不同管理技术。研究结果表明,需要采取积极的策略。其他的管理策略包括改善设施和增加在美食广场出售的产品,指派专门的员工在社交媒体上推动和实施更密集和创新的促销活动,与政府合作优化Gemarikan(一项普及吃鱼的国家计划),与在线商业伙伴合作提高商家的在线交易能力,增加设施和提高服务质量。替代技术的结果提供给PIM Muara Baru管理层考虑。【关键词】管理战略;木阿拉巴鲁现代鱼市场;SWOT分析摘要:木阿拉巴鲁现代鱼市场(PIM);木阿拉巴鲁现代鱼市场;优势、劣势、机会、威胁(SWOT)分析。哈西尔·潘尼利安·梅努朱坎·巴瓦战略杨·迪佩鲁坎·阿达拉激进战略。另一种策略是:在安塔拉地区,人们喜欢吃蔬菜,喜欢吃蔬菜,喜欢吃蔬菜,喜欢吃蔬菜;【中文翻译】:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:中文翻译为:另一项战略是,巴基斯坦将继续保持和平、和平、和平、和平、和平、和平、和平。Kata Kunci: SWOT分析,Pasar Ikan Modern Muara Baru, strategy penelolaan
{"title":"Management Strategy of Muara Baru Modern Fish Market","authors":"Tri Wulandari, A. Poernomo, H. Irianto","doi":"10.21776/ub.industria.2022.011.02.8","DOIUrl":"https://doi.org/10.21776/ub.industria.2022.011.02.8","url":null,"abstract":"Abstract To compete in the present and future, the newly constructed Muara Baru modern fish market, called Pasar Ikan Modern Muara Baru (PIM Muara Baru), requires an effective management approach. This research aims to examine different management techniques for PIM Muara Baru utilizing a Strength, Weakness, Opportunity, and Threat (SWOT) analysis. The findings indicate that an aggressive strategy is required. Alternative management strategies include improving facilities and adding products sold at the food court, assigning special employees to promote and implement more intensive and innovative promotional activities on social media, collaborating with the government in optimizing Gemarikan (a national program to popularize eating fish), cooperating with online business partners and increasing merchants' capacity to transact online, adding facilities and improving the service quality. The outcomes of the alternative techniques are offered for PIM Muara Baru management to consider. Keywords: management strategy, Muara Baru modern fish market, SWOT Analysis Abstrak Pasar ikan modern (PIM) Muara Baru yang baru dibangun memerlukan strategi pengelolaan yang tepat sehingga mampu bersaing di masa sekarang dan masa yang akan datang. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis alternatif strategi pengelolaan PIM Muara Baru menggunakan analisis Strength, Weakness, Opportunity, Threat (SWOT). Hasil penelitian menunjukan bahwa strategi yang diperlukan adalah aggressive strategy. Alternatif strategi pengelolaan antara lain: memperbaiki fasilitas dan menambah produk yang dijual di foodcourt; menyediakan Sumber Daya Manusia (SDM) khusus untuk melakukan promosi dan menerapkan kegiatan promosi yang lebih intensif dan inovatif di media sosial, bekerja sama dengan pemerintah dalam mengoptimalkan gemarikan (gerakan memasyarakatkan makan ikan), bekerja sama dengan mitra bisnis online dan meningkatkan kapasitas pedagang untuk bertransaksi secara daring, menambah fasilitas dan meningkatkan kualitas pelayanan pada konsumen. Alternatif srategi pada hasil penelitian ini disarankan sebagai bahan pertimbangan untuk diterapkan dalam pengelolaan PIM Muara Baru. Kata Kunci: analisis SWOT, Pasar Ikan Modern Muara Baru, strategi pengelolaan","PeriodicalId":32572,"journal":{"name":"Industria Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"46393373","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}