W. Warsono, Resista Vikaliana, Irwansyah Irwansyah
Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan mencapai berbagai macam tujuan, termasuk memperoleh keuntungan dan menjaga kelancaran proses operasional. Kelancaran proses operasional sangat dipengaruhi oleh faktor pengadaan dan pengendalian barang persediaan penunjang kerja. PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE), sebagai perusahaan jasa ekspedisi pengiriman ekspres di Indonesia, juga menghadapi ketidakpastian dalam rantai pasok, termasuk ketidakpastian pengiriman dan harga barang persediaan. Dalam hal ini, persediaan barang dapat berlebih atau kekurangan. Persediaan barang di PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) menjadi fokus penelitian ini. Penelitian ini memilih Bubblepack sebagai objek penelitian karena memiliki karakteristik volume yang besar, memerlukan biaya penyimpanan yang signifikan, dan digunakan secara rutin untuk operasional perusahaan. Data perusahaan menunjukkan kelebihan stok Bubblepack dan kehabisan stok yang mengakibatkan biaya yang tidak efisien. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan kualitas persediaan barang dengan membandingkan metode yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan metode Economic Order Quantity (EOQ), serta menganalisis total biaya persediaan yang terlibat. Metode EOQ diterapkan untuk membantu menentukan jumlah persediaan optimal yang dapat meminimalkan total persediaan. Selain itu, konsep koordinasi dengan pemasok juga dipertimbangkan untuk meminimalkan biaya persediaan. Data yang diperoleh akan digunakan untuk menghitung jumlah pembelian barang persediaan yang optimal, menentukan waktu pemesanan kembali dengan menggunakan perhitungan Reorder Point (ROP), dan mengestimasi total biaya persediaan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ). Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) dalam mengoptimalkan pengendalian persediaan mereka. Adapun hasil penelitian ini yaitu jumlah optimal pemesanan Bubblepack adalah 138,56 roll per sekali pemesanan.
{"title":"Pengendalian Persediaan Barang-Barang Penunjang Kerja dengan Metode Economic Order Quantity pada PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir Jakarta","authors":"W. Warsono, Resista Vikaliana, Irwansyah Irwansyah","doi":"10.52330/jtm.v21i2.122","DOIUrl":"https://doi.org/10.52330/jtm.v21i2.122","url":null,"abstract":"Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan mencapai berbagai macam tujuan, termasuk memperoleh keuntungan dan menjaga kelancaran proses operasional. Kelancaran proses operasional sangat dipengaruhi oleh faktor pengadaan dan pengendalian barang persediaan penunjang kerja. PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE), sebagai perusahaan jasa ekspedisi pengiriman ekspres di Indonesia, juga menghadapi ketidakpastian dalam rantai pasok, termasuk ketidakpastian pengiriman dan harga barang persediaan. Dalam hal ini, persediaan barang dapat berlebih atau kekurangan. Persediaan barang di PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) menjadi fokus penelitian ini. Penelitian ini memilih Bubblepack sebagai objek penelitian karena memiliki karakteristik volume yang besar, memerlukan biaya penyimpanan yang signifikan, dan digunakan secara rutin untuk operasional perusahaan. Data perusahaan menunjukkan kelebihan stok Bubblepack dan kehabisan stok yang mengakibatkan biaya yang tidak efisien. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan kualitas persediaan barang dengan membandingkan metode yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan metode Economic Order Quantity (EOQ), serta menganalisis total biaya persediaan yang terlibat. Metode EOQ diterapkan untuk membantu menentukan jumlah persediaan optimal yang dapat meminimalkan total persediaan. Selain itu, konsep koordinasi dengan pemasok juga dipertimbangkan untuk meminimalkan biaya persediaan. Data yang diperoleh akan digunakan untuk menghitung jumlah pembelian barang persediaan yang optimal, menentukan waktu pemesanan kembali dengan menggunakan perhitungan Reorder Point (ROP), dan mengestimasi total biaya persediaan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ). Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) dalam mengoptimalkan pengendalian persediaan mereka. Adapun hasil penelitian ini yaitu jumlah optimal pemesanan Bubblepack adalah 138,56 roll per sekali pemesanan.","PeriodicalId":32572,"journal":{"name":"Industria Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"79835684","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Proses produksi PT.XYZ mengalami masalah produktifitas yang dikarenakan kurang efektifnya penerapan Total Productive Maintenance (TPM). Overall Equipment Effectiveness (OEE) mesin meliputi availability, performance rate, quality rate adalah indikator dalam mengukur tigkat keberhasilan penerapan TPMuntuk menjamin dan meningkatkan efektifitas dan produktifitas operasional mesin. Penerapan TPM bertujuan untuk menjaga performa mesin produksi dengan meminimalisir defect dan breakdown. Penelitian dalam studi kasus ini dilakukan untuk mengetahui nilai OEE mesin PMS Line, Analisis OEE mesin, dan menentukan langkah perbaikan. Penelitian terdiri dari kegiatan rekapitulasi data produktifitas mesin PMS Line, menetukan nilai OEE dan analisis six big losses dalam menentukan tindakan perbaikan yang tepat untuk menjaga tingkat keandalan mesin PMS Line. Nilai OEE Moulding PMS Line PT. XYZ Bulan Januari - Oktober 2022 adalah Availability Rate 76,39 %, Performance Rate 5,60%, Quality Rate 99,95% dan OEE 42,21%, Sedangkan nilai rata- rata OEE Six Big Losses adalah Breakdown Losses 23,10%, Idling and Minor Stoppages Loss 1,27%, Reduced Speed Losses 0,48%, Set Up and Adjustment Loss 0,07%, Deffect Losses 0,00%, Yield/ Scrap 0,00%. Faktor dominan Six Big Losses adalah pada Breakdown Losses dengan komulatif persentase sebab akibat 92,66 %. Perbaikan yang dapat dilakukan PT. XYZ meliputi factor Manusia/ Operator, Metode, Material, Mesin dan Lingkungan kerja.
{"title":"Analisis Total Productive Maintenance Overall Equipment Effectiveness Moulding PMS Line","authors":"Yudi Siswanto, Togik Hidayat, Dery Rahmat Setiya Budi","doi":"10.52330/jtm.v21i2.127","DOIUrl":"https://doi.org/10.52330/jtm.v21i2.127","url":null,"abstract":"Proses produksi PT.XYZ mengalami masalah produktifitas yang dikarenakan kurang efektifnya penerapan Total Productive Maintenance (TPM). Overall Equipment Effectiveness (OEE) mesin meliputi availability, performance rate, quality rate adalah indikator dalam mengukur tigkat keberhasilan penerapan TPMuntuk menjamin dan meningkatkan efektifitas dan produktifitas operasional mesin. Penerapan TPM bertujuan untuk menjaga performa mesin produksi dengan meminimalisir defect dan breakdown. Penelitian dalam studi kasus ini dilakukan untuk mengetahui nilai OEE mesin PMS Line, Analisis OEE mesin, dan menentukan langkah perbaikan. Penelitian terdiri dari kegiatan rekapitulasi data produktifitas mesin PMS Line, menetukan nilai OEE dan analisis six big losses dalam menentukan tindakan perbaikan yang tepat untuk menjaga tingkat keandalan mesin PMS Line. Nilai OEE Moulding PMS Line PT. XYZ Bulan Januari - Oktober 2022 adalah Availability Rate 76,39 %, Performance Rate 5,60%, Quality Rate 99,95% dan OEE 42,21%, Sedangkan nilai rata- rata OEE Six Big Losses adalah Breakdown Losses 23,10%, Idling and Minor Stoppages Loss 1,27%, Reduced Speed Losses 0,48%, Set Up and Adjustment Loss 0,07%, Deffect Losses 0,00%, Yield/ Scrap 0,00%. Faktor dominan Six Big Losses adalah pada Breakdown Losses dengan komulatif persentase sebab akibat 92,66 %. Perbaikan yang dapat dilakukan PT. XYZ meliputi factor Manusia/ Operator, Metode, Material, Mesin dan Lingkungan kerja.","PeriodicalId":32572,"journal":{"name":"Industria Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri","volume":"15 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"80391580","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Penggilingan Padi Kecil (PPK) adalah salah satu industri penggilingan padi yang mengolah gabah menjadi beras. Pekerjaan di PPK masih banyak melakukan aktivitas manual handling, beberapa di antaranya mulai dari aktivitas pemindahan gabah, penuangan gabah ke mesin pengupas, penuangan beras pecah kulit ke mesin penyosoh dan penuangan beras ke karung di mana memiliki potensi risiko terhadap kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat risiko aktivitas manual handling dan usulan perbaikan dengan menggunakan metode Recommended Weight Limit dan Lifting Index. Dari hasil perhitungan aktivitas diketahui pekerjaan pengangkatan gabah, pemindahan gabah dan penuangan gabah ke mesin pengupas posisi awal dan akhir memiliki nilai Lifting Index >3 yang masuk dalam kategori tingkat risiko yang tinggi, pekerjaan penuangan beras pecah kulit ke mesin penyosoh dan penuangan beras ke karung pada posisi awal memiliki nilai Lifting Index <1 masuk dalam kategori tingkat risiko rendah sehingga aman, sementara untuk posisi akhirnya memiliki nilai Lifting Index 1 - <3 yang masuk dalam kategori tingkat sedang yang artinya memiliki tingkat risiko tetapi masih di bawah dalam kategori tinggi. Adapun usulan perbaikannya yaitu dengan mengatur jarak dan mengurangi beban angkatan sehingga mengurangi tingkat risiko dari tingkat tinggi menjadi sedang.
{"title":"Potensi Risiko Aktivitas Manual Handling Pada Pekerja Di Penggilingan Padi Kecil","authors":"Rijalul Rahman Hakim, Eka Setyawati","doi":"10.52330/jtm.v21i2.126","DOIUrl":"https://doi.org/10.52330/jtm.v21i2.126","url":null,"abstract":"Penggilingan Padi Kecil (PPK) adalah salah satu industri penggilingan padi yang mengolah gabah menjadi beras. Pekerjaan di PPK masih banyak melakukan aktivitas manual handling, beberapa di antaranya mulai dari aktivitas pemindahan gabah, penuangan gabah ke mesin pengupas, penuangan beras pecah kulit ke mesin penyosoh dan penuangan beras ke karung di mana memiliki potensi risiko terhadap kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat risiko aktivitas manual handling dan usulan perbaikan dengan menggunakan metode Recommended Weight Limit dan Lifting Index. Dari hasil perhitungan aktivitas diketahui pekerjaan pengangkatan gabah, pemindahan gabah dan penuangan gabah ke mesin pengupas posisi awal dan akhir memiliki nilai Lifting Index >3 yang masuk dalam kategori tingkat risiko yang tinggi, pekerjaan penuangan beras pecah kulit ke mesin penyosoh dan penuangan beras ke karung pada posisi awal memiliki nilai Lifting Index <1 masuk dalam kategori tingkat risiko rendah sehingga aman, sementara untuk posisi akhirnya memiliki nilai Lifting Index 1 - <3 yang masuk dalam kategori tingkat sedang yang artinya memiliki tingkat risiko tetapi masih di bawah dalam kategori tinggi. Adapun usulan perbaikannya yaitu dengan mengatur jarak dan mengurangi beban angkatan sehingga mengurangi tingkat risiko dari tingkat tinggi menjadi sedang.","PeriodicalId":32572,"journal":{"name":"Industria Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri","volume":"53 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"85778272","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Industri pengolahan crumb rubber di Sumatera Barat memiliki operator trolley sebagai bagian dari pekerjanya. Saat ini, analisis lama waktu istirahat berdasarkan beban kerja operator trolley belum pernah dilakukan oleh perusahaan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan secara langsung menggunakan kuesioner Nordic Body Map (NBM), lebih dari 50% operator trolley yang bekerja mengalami keluhan pada bagian kaki. Sehingga dilakukan analisis lama waktu istirahat berdasarkan beban kerja operator trolley dengan pendekatan fisiologis pada crumb rubber industry di Sumatera Barat. Penentuan waktu istirahat berdasarkan beban kerja menggunakan metode tidak langsung dengan menghitung denyut nadi selama bekerja serta metode langsung dilihat melalui asupan oksigen selama bekerja. Berdasarkan hasil pengukuran beban kerja, menggunakan metode pengukuran tidak langsung, didapatkan %CVL pada pekerja proses pembongkaran trolley meningkat mencapai 58,81% sehingga diperlukan perbaikan. Pada rata-rata P1, P2, P3 pekerja pembongkaran trolley adalah 88,6 atau mempunyai nadi pemulihan normal dan beban kerja tidak berlebihan (not excessuve). Untuk hal tersebut perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut. Pada pengukuran menggunakan metode pengukuran langsung, total metabolisme yang didapat sebesar 206,86 Kkal/jam dengan beban kerja tergolong sedang. Berdasarkan pendekatan fisiologis untuk penentuan waktu istirahat menyatakan bahwa tidak dibutuhkan waktu istirahat tambahan selama melakukan kerja pada proses pembongkaran trolley tersebut (Rt = 0).
{"title":"Analisis Lama Waktu Istirahat Berdasarkan Beban Kerja Operator Trolley Dengan Pendekatan Fisiologis Pada Crumb Rubber Industry Di Sumatera Barat","authors":"Tosty Maylangi Sitorus, Cindi Novia, Rizki Fadhillah Lubis, Zulhamidi Zulhamidi, Maria Isfus Senjawati","doi":"10.52330/jtm.v21i2.123","DOIUrl":"https://doi.org/10.52330/jtm.v21i2.123","url":null,"abstract":"Industri pengolahan crumb rubber di Sumatera Barat memiliki operator trolley sebagai bagian dari pekerjanya. Saat ini, analisis lama waktu istirahat berdasarkan beban kerja operator trolley belum pernah dilakukan oleh perusahaan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan secara langsung menggunakan kuesioner Nordic Body Map (NBM), lebih dari 50% operator trolley yang bekerja mengalami keluhan pada bagian kaki. Sehingga dilakukan analisis lama waktu istirahat berdasarkan beban kerja operator trolley dengan pendekatan fisiologis pada crumb rubber industry di Sumatera Barat. Penentuan waktu istirahat berdasarkan beban kerja menggunakan metode tidak langsung dengan menghitung denyut nadi selama bekerja serta metode langsung dilihat melalui asupan oksigen selama bekerja. Berdasarkan hasil pengukuran beban kerja, menggunakan metode pengukuran tidak langsung, didapatkan %CVL pada pekerja proses pembongkaran trolley meningkat mencapai 58,81% sehingga diperlukan perbaikan. Pada rata-rata P1, P2, P3 pekerja pembongkaran trolley adalah 88,6 atau mempunyai nadi pemulihan normal dan beban kerja tidak berlebihan (not excessuve). Untuk hal tersebut perlu dilakukan pengkajian lebih lanjut. Pada pengukuran menggunakan metode pengukuran langsung, total metabolisme yang didapat sebesar 206,86 Kkal/jam dengan beban kerja tergolong sedang. Berdasarkan pendekatan fisiologis untuk penentuan waktu istirahat menyatakan bahwa tidak dibutuhkan waktu istirahat tambahan selama melakukan kerja pada proses pembongkaran trolley tersebut (Rt = 0).","PeriodicalId":32572,"journal":{"name":"Industria Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri","volume":"2 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88136653","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Desy Agustin, Abdul Wahid Arohman, Muhamad Agus, Hasan Sudrajat
Pada dunia industri saat ini memerlukan suatu peralatan yang dapat bekerja secara otomatis, sehingga mampu meningkatkan waktu setup, dan mempersingkat waktu produksi. Tujuan dari penelitian ini untuk merancang sebuah peralatan yang mampu mendukung kegiatan produksi berjalan lebih baik kemudian dianalisis menggunakan metode SMED. Peralatan yang dimaksud adalah sebuah mesin press hidrolik dan meja rolling yang diharapkan dapat membantu proses kerja penggantian dies sehingga lebih mudah dan cepat. Permasalahan lainnya yang timbul karena proses penggantian dies yang lama adalah supply chain yang sering terlambat untuk perpindahan produk ke lini produksi selanjutnya. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka bidang fokus kedua pada penelitian ini adalah upaya minimalkan waktu yang diperlukan saat setup mesin ketika melakukan pergantian/ changeover komponen pada rancangan mesin press hidrolik dan meja rolling yang telah dibuat. Hasil yang diperoleh pada meja hidrolik yang telah dibuat sebelumnya di analisis menggunakan metode SMED untuk penggantian dies mendapatkan peningkatan laju pergantian dies sebesar 46 %. Hal ini mendapatkan kesimpulan bahwa dengan penggunaan meja hidrolik pada penggantian dies mesin press 110 Ton dapat meningkatkan laju produksi pada perusahaan tersebut sehingga kegiatan produksi meningkat lebih baik.
{"title":"Analisis Peningkatan Waktu Setup Menggunakan Sistem Meja Hidrolik Dengan Metode Single Minute Exchange Die (SMED) Di PT Ganding Toolsindo","authors":"Desy Agustin, Abdul Wahid Arohman, Muhamad Agus, Hasan Sudrajat","doi":"10.52330/jtm.v21i2.107","DOIUrl":"https://doi.org/10.52330/jtm.v21i2.107","url":null,"abstract":"Pada dunia industri saat ini memerlukan suatu peralatan yang dapat bekerja secara otomatis, sehingga mampu meningkatkan waktu setup, dan mempersingkat waktu produksi. Tujuan dari penelitian ini untuk merancang sebuah peralatan yang mampu mendukung kegiatan produksi berjalan lebih baik kemudian dianalisis menggunakan metode SMED. Peralatan yang dimaksud adalah sebuah mesin press hidrolik dan meja rolling yang diharapkan dapat membantu proses kerja penggantian dies sehingga lebih mudah dan cepat. Permasalahan lainnya yang timbul karena proses penggantian dies yang lama adalah supply chain yang sering terlambat untuk perpindahan produk ke lini produksi selanjutnya. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka bidang fokus kedua pada penelitian ini adalah upaya minimalkan waktu yang diperlukan saat setup mesin ketika melakukan pergantian/ changeover komponen pada rancangan mesin press hidrolik dan meja rolling yang telah dibuat. Hasil yang diperoleh pada meja hidrolik yang telah dibuat sebelumnya di analisis menggunakan metode SMED untuk penggantian dies mendapatkan peningkatan laju pergantian dies sebesar 46 %. Hal ini mendapatkan kesimpulan bahwa dengan penggunaan meja hidrolik pada penggantian dies mesin press 110 Ton dapat meningkatkan laju produksi pada perusahaan tersebut sehingga kegiatan produksi meningkat lebih baik.","PeriodicalId":32572,"journal":{"name":"Industria Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri","volume":"12 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"88823258","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Saat ini, produsen otomotif seperti mobil dan sepeda motor memproduksi mesin yang lebih bertenaga dan efisien. Mesin yang diproduksi ini biasanya memiliki tekanan kompresi yang tinggi untuk mencapai performa yang tinggi dan konsumsi bahan bakar yang ekonomis. Sayangnya, hanya sedikit pengguna yang mengetahui bahwa mesin kompresi tinggi membutuhkan bahan bakar dengan angka oktan tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan keluaran daya & torsi mesin pembakaran dalam satu silinder yang diberikan beberapa variasi tekanan kompresi dengan menggunakan bahan bakar Pertamax Plus & Pertamax Racing. Uji dynamometer telah dilakukan untuk mengetahui perbedaan unjuk kerja mesin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mesin dengan tekanan kompresi tertinggi (11,8 Kg/cm2) dengan bahan bakar Pertamax Racing (RON 100) menghasilkan keluaran daya tertinggi sebesar 7,8 KW dengan keluaran torsi tertinggi sebesar 10 Nm. Sedangkan mesin dengan tekanan kompresi terendah (10 Kg/cm2) mengunakan bahan bakar Pertamax Plus (RON 95) menghasilkan keluaran tenaga terendah sebesar 4,6 KW dengan keluaran torsi terendah sebesar 4,1 Nm.
{"title":"Performa Mesin Silinder Tunggal dengan Variasi Kompresi dan Bahan Bakar","authors":"Bahtiar Rahmat, M. B. R. Wijaya","doi":"10.52330/jtm.v21i2.111","DOIUrl":"https://doi.org/10.52330/jtm.v21i2.111","url":null,"abstract":"Saat ini, produsen otomotif seperti mobil dan sepeda motor memproduksi mesin yang lebih bertenaga dan efisien. Mesin yang diproduksi ini biasanya memiliki tekanan kompresi yang tinggi untuk mencapai performa yang tinggi dan konsumsi bahan bakar yang ekonomis. Sayangnya, hanya sedikit pengguna yang mengetahui bahwa mesin kompresi tinggi membutuhkan bahan bakar dengan angka oktan tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan keluaran daya & torsi mesin pembakaran dalam satu silinder yang diberikan beberapa variasi tekanan kompresi dengan menggunakan bahan bakar Pertamax Plus & Pertamax Racing. Uji dynamometer telah dilakukan untuk mengetahui perbedaan unjuk kerja mesin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mesin dengan tekanan kompresi tertinggi (11,8 Kg/cm2) dengan bahan bakar Pertamax Racing (RON 100) menghasilkan keluaran daya tertinggi sebesar 7,8 KW dengan keluaran torsi tertinggi sebesar 10 Nm. Sedangkan mesin dengan tekanan kompresi terendah (10 Kg/cm2) mengunakan bahan bakar Pertamax Plus (RON 95) menghasilkan keluaran tenaga terendah sebesar 4,6 KW dengan keluaran torsi terendah sebesar 4,1 Nm.","PeriodicalId":32572,"journal":{"name":"Industria Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri","volume":"59 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"74387311","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Justiadi Justiadi, Muhammad Ikbal Rianto, Isa Setiasyah Toha
Permasalahan pengelolaan rantai-pasok air adalah: air kebutuhan utama, distribusi air buruk, ongkos operasional mahal, keterbatasan sumber daya manusia yang terampil, dan tantangan baru seperti pemanasan global. Untuk menjawab permasalahan tersebut diperlukan pemanfaatan solusi digital dan teknologi cerdas agar ketahanan operasi, peningkatan produktivitas, keselamatan dan keamanan rantai-pasok air terjamin. Penelitian ini merancang bangun sistem pengelolaan rantai-pasok air berbasis pada teknologi Industri 4.0, dengan studi kasus pengelolaan rantai-pasok air kampus Politeknik Industri Logam Morowali dengan tujuan agar distribusi dan ketersediaan air terjaga. Teknologi Industri 4.0 yang dibangun adalah cyber physical system yang meliputi: otomasi sistem fisik, perangkat IoT, dan cloud. Terdapat perangkat-perangkat IoT di 11 lokasi penampungan air sebagai sumber data yang berfungsi sebagai nodes layer IoT yang berkomunikasi melalui frekuensi radio menggunakan Xbee untuk mengatasi area yang tidak terjangkau jaringan internet. Aktifitas nodes pada jaringan ini dibaca dan difilter oleh Activity Service kemudian dikirim ke database MYSQL melalui jaringan internet. Node Activity Service juga menyimpan data ke memori eksternal AT24C32 sebagai backup data jika jaringan internet hilang. Hasil pengembangan sistem pengelolaan rantai pasok air berupa otomasi sistem fisik dan perangkat IoT serta pemanfaatan teknologi I4.0 dengan membangun cloud untuk: IoT, communication network, dan computing. Setelah sistem terpasang, pemantauan dan pengisian air terjadi secara otomatis, petugas memperbaiki ketika ada yang bermasalah. Dengan demikian penerapan teknologi I4.0 pada sistem rantai pasok air dapat memberikan manfaat berupa peningkatan pelayanan penggunaan air dengan menjaga pendistribusian dan ketersediaan air.
{"title":"Pengelolaan Rantai-Pasok Air Politeknik Industri Logam Morowali Berbasis Industri 4.0","authors":"Justiadi Justiadi, Muhammad Ikbal Rianto, Isa Setiasyah Toha","doi":"10.52330/jtm.v21i2.116","DOIUrl":"https://doi.org/10.52330/jtm.v21i2.116","url":null,"abstract":"Permasalahan pengelolaan rantai-pasok air adalah: air kebutuhan utama, distribusi air buruk, ongkos operasional mahal, keterbatasan sumber daya manusia yang terampil, dan tantangan baru seperti pemanasan global. Untuk menjawab permasalahan tersebut diperlukan pemanfaatan solusi digital dan teknologi cerdas agar ketahanan operasi, peningkatan produktivitas, keselamatan dan keamanan rantai-pasok air terjamin. Penelitian ini merancang bangun sistem pengelolaan rantai-pasok air berbasis pada teknologi Industri 4.0, dengan studi kasus pengelolaan rantai-pasok air kampus Politeknik Industri Logam Morowali dengan tujuan agar distribusi dan ketersediaan air terjaga. Teknologi Industri 4.0 yang dibangun adalah cyber physical system yang meliputi: otomasi sistem fisik, perangkat IoT, dan cloud. Terdapat perangkat-perangkat IoT di 11 lokasi penampungan air sebagai sumber data yang berfungsi sebagai nodes layer IoT yang berkomunikasi melalui frekuensi radio menggunakan Xbee untuk mengatasi area yang tidak terjangkau jaringan internet. Aktifitas nodes pada jaringan ini dibaca dan difilter oleh Activity Service kemudian dikirim ke database MYSQL melalui jaringan internet. Node Activity Service juga menyimpan data ke memori eksternal AT24C32 sebagai backup data jika jaringan internet hilang. Hasil pengembangan sistem pengelolaan rantai pasok air berupa otomasi sistem fisik dan perangkat IoT serta pemanfaatan teknologi I4.0 dengan membangun cloud untuk: IoT, communication network, dan computing. Setelah sistem terpasang, pemantauan dan pengisian air terjadi secara otomatis, petugas memperbaiki ketika ada yang bermasalah. Dengan demikian penerapan teknologi I4.0 pada sistem rantai pasok air dapat memberikan manfaat berupa peningkatan pelayanan penggunaan air dengan menjaga pendistribusian dan ketersediaan air.","PeriodicalId":32572,"journal":{"name":"Industria Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri","volume":" 2","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"72381032","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
A. Penelitian, Analisis Kualitas, Pelayanan Kantin, Berdasarkan Waktu, Penyajian Menggunakan, B. StatistikInferensial, Handoko Purwojatmiko, Dianasanti Salati
Memberikan sebuah layanan prima kepada pelanggan merupakan tantangan wajib yang dihadapi oleh pemilik kantin. Kualitas layanan yang diberikan kepada pelanggan dianggap sebagai faktor penting keberhasilan penyedia layanan karena berdampak kepada kepuasan pelanggan. Kecepatan penyajian merupakan atribut penting dalam menyajikan makanan atau minuman kepada pelanggan. Keunggulan kompetitif dapat dicapai dengan memberikan pelayanan terbaik yang dilihat dari waktu penyajian makanan sehingga akan memiliki dampak terhadap kepuasan pelanggan dan profitabilitas. Pelayanan kantin disekitar Politeknik dipilih sebagai tempat pengambilan data untuk mendapatkan gambaran mengenai kualitas pelayanan. Tujuan penelitian yaitu untuk mengevaluasi pelayanan saat ini. Penelitian ini akan berfokus pada kecepatan penyajian pada kios makanan dan minuman. Proses pengambilan data dilakukan pada saat jam sibuk atau jam makan siang yang ditentukan mulai pukul 11.00 WIB – 13.00 WIB. Metode analisa statistik digunakan untuk menentukan performa kualitas pelayanan penyajian makanan ataupun minuman. Analisis statistik inferensial yang digunakan yaitu t-test dan analisa regresi. Dalam perhitungan secara statistik didapatkan nilai rata-rata waktu pelayanan penyajian makanan pada hari pertama adalah 54,07 detik sedangkan untuk hari kedua adalah 55,71 detik. Untuk penyajian minuman didapatkan data nilai rata-rata waktu pelayanan pada hari pertama adalah 44,15 detik. Untuk hari kedua nilai rata-rata dari waktu pelayanan 4,44 detik. Dari analisis regresi didapatkan hubungan berbanding lurus antara banyak jumlah makanan dengan waktu pelayanan. Untuk minuman didapatkan waktu pelayanan yang konsisten dari jenis minuman yang dipesan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan setiap harinya memiliki perbedaan signifikan secara statistik sehingga diperlukan evaluasi lebih lanjut. Standar baku waktu pelayanan juga perlu ditentukan oleh pemilik kantin.
{"title":"Analisis Kualitas Pelayanan Kantin Berdasarkan Waktu Penyajian Menggunakan Statistik Inferensial","authors":"A. Penelitian, Analisis Kualitas, Pelayanan Kantin, Berdasarkan Waktu, Penyajian Menggunakan, B. StatistikInferensial, Handoko Purwojatmiko, Dianasanti Salati","doi":"10.52330/jtm.v21i2.105","DOIUrl":"https://doi.org/10.52330/jtm.v21i2.105","url":null,"abstract":"Memberikan sebuah layanan prima kepada pelanggan merupakan tantangan wajib yang dihadapi oleh pemilik kantin. Kualitas layanan yang diberikan kepada pelanggan dianggap sebagai faktor penting keberhasilan penyedia layanan karena berdampak kepada kepuasan pelanggan. Kecepatan penyajian merupakan atribut penting dalam menyajikan makanan atau minuman kepada pelanggan. Keunggulan kompetitif dapat dicapai dengan memberikan pelayanan terbaik yang dilihat dari waktu penyajian makanan sehingga akan memiliki dampak terhadap kepuasan pelanggan dan profitabilitas. Pelayanan kantin disekitar Politeknik dipilih sebagai tempat pengambilan data untuk mendapatkan gambaran mengenai kualitas pelayanan. Tujuan penelitian yaitu untuk mengevaluasi pelayanan saat ini. Penelitian ini akan berfokus pada kecepatan penyajian pada kios makanan dan minuman. Proses pengambilan data dilakukan pada saat jam sibuk atau jam makan siang yang ditentukan mulai pukul 11.00 WIB – 13.00 WIB. Metode analisa statistik digunakan untuk menentukan performa kualitas pelayanan penyajian makanan ataupun minuman. Analisis statistik inferensial yang digunakan yaitu t-test dan analisa regresi. Dalam perhitungan secara statistik didapatkan nilai rata-rata waktu pelayanan penyajian makanan pada hari pertama adalah 54,07 detik sedangkan untuk hari kedua adalah 55,71 detik. Untuk penyajian minuman didapatkan data nilai rata-rata waktu pelayanan pada hari pertama adalah 44,15 detik. Untuk hari kedua nilai rata-rata dari waktu pelayanan 4,44 detik. Dari analisis regresi didapatkan hubungan berbanding lurus antara banyak jumlah makanan dengan waktu pelayanan. Untuk minuman didapatkan waktu pelayanan yang konsisten dari jenis minuman yang dipesan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan setiap harinya memiliki perbedaan signifikan secara statistik sehingga diperlukan evaluasi lebih lanjut. Standar baku waktu pelayanan juga perlu ditentukan oleh pemilik kantin.","PeriodicalId":32572,"journal":{"name":"Industria Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"82697091","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pemangku usaha bengkel mobil dan motor dalam realitanya harus memiliki prioritas yang menjadi pembeda dengan pemangku usaha bengkel lainnya, salah satunya dalam pelayanan jasa pemeliharaan dan perbaikan kendaraan membutuhkan pengadaan dan penggunaan spare part. Permintaan akan spare part yang tepat dan efisien sangat penting untuk memastikan ketersediaan barang yang diperlukan dan menghindari penundaan dan keterlambatan serta menghindari buruknya pelayanan bengkel. Oleh karena itu, pengelolaan kebutuhan spare part yang baik sangat penting untuk menjaga operasional bengkel yang lancar. Permasalahan dari penelitian ini yaitu terkait upaya dalam peramalan kebutuhan spare part pada bengkel mobil. Hal ini melibatkan beberapa langkah, termasuk analisis permintaan, perencanaan persediaan, dan pengelolaan pesanan. Analisis permintaan bertujuan untuk memahami pola dan tren permintaan spare part. Dengan mempelajari data historis, bengkel dapat mengidentifikasi item yang paling sering diperlukan dan mengantisipasi kebutuhan di masa depan. Dengan melakukan peramalan kebutuhan spare part secara efektif, bengkel mobil dapat meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi biaya persediaan yang tidak perlu, dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Metode yang digunakan untuk melakukan peramalan yaitu menggunakan weight moving average di mana penggunaan metode ini dianggap mampu memaksimalkan data histori untuk dapat memproses peramalan dari data. Penggunaan sistem informasi manajemen bengkel yang terintegrasi juga dapat memberikan keuntungan tambahan dari peramalan kebutuhan barang yang dibutuhkan. Melalui penggunaan perangkat lunak bengkel, bengkel dapat mengelola permintaan spare part secara lebih efisien dan akurat. Kesimpulannya, peramalan kebutuhan spare part pada bengkel mobil adalah aspek penting yang mempengaruhi operasional dan keberhasilan bengkel dengan adanya implemtasi sistem peramalan kebutuhan spare part untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya persediaan barang, dan memberikan layanan yang maksimal.
{"title":"Implementasi Sistem Peramalan Kebutuhan Spare Part Mobil Dengan WMA","authors":"Finna Suroso, Gita Mustika Rahmah, D. Permana","doi":"10.52330/jtm.v21i2.136","DOIUrl":"https://doi.org/10.52330/jtm.v21i2.136","url":null,"abstract":"Pemangku usaha bengkel mobil dan motor dalam realitanya harus memiliki prioritas yang menjadi pembeda dengan pemangku usaha bengkel lainnya, salah satunya dalam pelayanan jasa pemeliharaan dan perbaikan kendaraan membutuhkan pengadaan dan penggunaan spare part. Permintaan akan spare part yang tepat dan efisien sangat penting untuk memastikan ketersediaan barang yang diperlukan dan menghindari penundaan dan keterlambatan serta menghindari buruknya pelayanan bengkel. Oleh karena itu, pengelolaan kebutuhan spare part yang baik sangat penting untuk menjaga operasional bengkel yang lancar. Permasalahan dari penelitian ini yaitu terkait upaya dalam peramalan kebutuhan spare part pada bengkel mobil. Hal ini melibatkan beberapa langkah, termasuk analisis permintaan, perencanaan persediaan, dan pengelolaan pesanan. Analisis permintaan bertujuan untuk memahami pola dan tren permintaan spare part. Dengan mempelajari data historis, bengkel dapat mengidentifikasi item yang paling sering diperlukan dan mengantisipasi kebutuhan di masa depan. Dengan melakukan peramalan kebutuhan spare part secara efektif, bengkel mobil dapat meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi biaya persediaan yang tidak perlu, dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Metode yang digunakan untuk melakukan peramalan yaitu menggunakan weight moving average di mana penggunaan metode ini dianggap mampu memaksimalkan data histori untuk dapat memproses peramalan dari data. Penggunaan sistem informasi manajemen bengkel yang terintegrasi juga dapat memberikan keuntungan tambahan dari peramalan kebutuhan barang yang dibutuhkan. Melalui penggunaan perangkat lunak bengkel, bengkel dapat mengelola permintaan spare part secara lebih efisien dan akurat. Kesimpulannya, peramalan kebutuhan spare part pada bengkel mobil adalah aspek penting yang mempengaruhi operasional dan keberhasilan bengkel dengan adanya implemtasi sistem peramalan kebutuhan spare part untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya persediaan barang, dan memberikan layanan yang maksimal.","PeriodicalId":32572,"journal":{"name":"Industria Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri","volume":"356 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"76498284","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
PT XYZ menemukan produk baja yang mengalami cacat pada saat proses pemeriksaan hasil trial Assembly proyek. Pengendalian kualitas diperlukan untuk membantu perusahaan dalam meminimasi kerugian akibat kecacatan dan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. PT XYZ divisi fabrikasi baja menemukan produk baja yang mengalami cacat pada saat proses inspeksi atau pemeriksaan hasil trial Assembly proyek berkisar pada 6,4% sampai maksimum pada 70%. Adanya produk cacat dalam produk baja akan menyebabkan pemborosan pada perusahaan karena akan terbuang. Untuk menanggulangi permasalahan adanya produk cacat tersebut perlu dilakukan analisis pengendalian kualitas menggunakan metode Six Sigma DMAIC untuk mengurangi tingkat kecacatan pada PT XYZ divisi fabrikasi baja tersebut. Six Sigma DMAIC merupakan metodologi yang memberikan kontribusi pada manajemen kualitas dengan tujuan mencegah terjadinya kesalahan. Berdasarkan analisis CTQ dan VOC diketahui bahwa kesalahan produksi merupakan kriteria paling mempengaruhi kualitas menurut pendapat konsumen. Tiga jenis kecacatan yang disebabkan kesalahan produksi adalah jenis GAP, visual produk, dan visual las. Berdasarkan diagram pareto didapatkan cacat pada visual produk merupakan kecacatan produk tertinggi (56%). Analisis fishbone penyebab kecacatan produk baja visual produk menunjukkan elemen material, man, methods, dan machines berperan menimbulkan terjadinya kecacatan. Tahap Improve yang dihasilkan dari brainstorming dengan pihak yang berwenang dengan memberikan usulan solusi pada masing-masing elemen.
{"title":"Analisis Pengendalian Kualitas Produk Konstruksi Baja untuk Jembatan Menggunakan Metode Six Sigma DMAIC di Pabrik Fabrikasi Baja","authors":"Ifa Saidatuningtyas, Muhammad Alde Rizal","doi":"10.52330/jtm.v21i2.110","DOIUrl":"https://doi.org/10.52330/jtm.v21i2.110","url":null,"abstract":"PT XYZ menemukan produk baja yang mengalami cacat pada saat proses pemeriksaan hasil trial Assembly proyek. Pengendalian kualitas diperlukan untuk membantu perusahaan dalam meminimasi kerugian akibat kecacatan dan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. PT XYZ divisi fabrikasi baja menemukan produk baja yang mengalami cacat pada saat proses inspeksi atau pemeriksaan hasil trial Assembly proyek berkisar pada 6,4% sampai maksimum pada 70%. Adanya produk cacat dalam produk baja akan menyebabkan pemborosan pada perusahaan karena akan terbuang. Untuk menanggulangi permasalahan adanya produk cacat tersebut perlu dilakukan analisis pengendalian kualitas menggunakan metode Six Sigma DMAIC untuk mengurangi tingkat kecacatan pada PT XYZ divisi fabrikasi baja tersebut. Six Sigma DMAIC merupakan metodologi yang memberikan kontribusi pada manajemen kualitas dengan tujuan mencegah terjadinya kesalahan. Berdasarkan analisis CTQ dan VOC diketahui bahwa kesalahan produksi merupakan kriteria paling mempengaruhi kualitas menurut pendapat konsumen. Tiga jenis kecacatan yang disebabkan kesalahan produksi adalah jenis GAP, visual produk, dan visual las. Berdasarkan diagram pareto didapatkan cacat pada visual produk merupakan kecacatan produk tertinggi (56%). Analisis fishbone penyebab kecacatan produk baja visual produk menunjukkan elemen material, man, methods, dan machines berperan menimbulkan terjadinya kecacatan. Tahap Improve yang dihasilkan dari brainstorming dengan pihak yang berwenang dengan memberikan usulan solusi pada masing-masing elemen.","PeriodicalId":32572,"journal":{"name":"Industria Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri","volume":"21 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-08-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"78019643","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}