Pub Date : 2023-06-29DOI: 10.46558/bonafide.v4i1.133
Arthur Aritonang
Buku ini berisikan hasil seminar pembinaan iman Kristen yang berjudul “Iman dan Agama” yang diadakan oleh GRII (Gereja Reformend Injili Indonesia) dan ketika itu Dr. Stephen Tong menjadi keynote speaker. Tujuan dari hasil seminar ini dibukukan ialah: Pertama, agar umat memiliki keyakinan dan kepercayaan yang teguh. Kedua, memperdalam pengertian akan kebenaran dalam Yesus Kristus. Ketiga, memperoleh kekuatan untuk bersaksi bagi-Nya di dalam masyarakat. Secara isi penyajian buku ini hendak meresponi berbagai serangan yang diarahkan kepada iman Kristen di era modern. Dasar argumentasi yang dibangun oleh Stephen dalam menyingkapi serangan tersebut ialah Alkitab sebagai standar dan nilai tertinggi kebenaran. Bagi Stephen dari zaman ke zaman Alkitab mampu berdiri kokoh terhadap berbagai serangan yang ingin melemahkan Iman Kristen.
{"title":"Tinjauan Buku: Iman dan Agama","authors":"Arthur Aritonang","doi":"10.46558/bonafide.v4i1.133","DOIUrl":"https://doi.org/10.46558/bonafide.v4i1.133","url":null,"abstract":"Buku ini berisikan hasil seminar pembinaan iman Kristen yang berjudul “Iman dan Agama” yang diadakan oleh GRII (Gereja Reformend Injili Indonesia) dan ketika itu Dr. Stephen Tong menjadi keynote speaker. Tujuan dari hasil seminar ini dibukukan ialah: Pertama, agar umat memiliki keyakinan dan kepercayaan yang teguh. Kedua, memperdalam pengertian akan kebenaran dalam Yesus Kristus. Ketiga, memperoleh kekuatan untuk bersaksi bagi-Nya di dalam masyarakat. Secara isi penyajian buku ini hendak meresponi berbagai serangan yang diarahkan kepada iman Kristen di era modern. Dasar argumentasi yang dibangun oleh Stephen dalam menyingkapi serangan tersebut ialah Alkitab sebagai standar dan nilai tertinggi kebenaran. Bagi Stephen dari zaman ke zaman Alkitab mampu berdiri kokoh terhadap berbagai serangan yang ingin melemahkan Iman Kristen. \u0000 ","PeriodicalId":325759,"journal":{"name":"BONAFIDE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"114459843","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-29DOI: 10.46558/bonafide.v4i1.158
R. Pandie
Tujuan penulisan artikel ini adalah menganalisis dan mendeskripsikan Kritik Imannuel Kant tentang agama dalam konteks kehidupan keagamaan yang terjadi di desa Boti. Tulisan ini mengacu pada kerangka teori Imannuel Kant dan urgensinya bagi kehidupan keagamaan, khususnya di desa Boti. Sebagaimana yang dijelaskan Kant bahwa keyakinan agama yang murni bukanlah untuk membangun institusi manusia yang baru, tetapi melakukan kritik rasional terhadap agama-agama yang ada serta mencoba untuk membimbing agama-agama dalam kemajuan menuju cita-cita komunitas manusia universal. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode fenomenologi dan studi pustaka. Dalam penelitian, peneliti menemukan bahwa kritik Imannuel Kant memberikan pemahaman baru kepada penganut Kristen dan penganut agama suku (halaika) untuk menempatkan agama dengan benar serta terbuka secara logika mau pun secara moral. Artinya moral dan logika tidak berdiri sendiri tetapi berjalan bersama dengan tujuan membuat perubahan yang baik bagi semua orang. Kritik Kant bermanfaat karena memberikan sumbangsih konstan bagi perbaikan moral keagamaan dan logika keagamaan setiap orang.
{"title":"KRITIK TERHADAP PENGANUT AGAMA KRISTEN DAN AGAMA SUKU MENURUT PERSPEKTIF IMMANUEL KANT DALAM KONTEKS SUKU BOTI","authors":"R. Pandie","doi":"10.46558/bonafide.v4i1.158","DOIUrl":"https://doi.org/10.46558/bonafide.v4i1.158","url":null,"abstract":"Tujuan penulisan artikel ini adalah menganalisis dan mendeskripsikan Kritik Imannuel Kant tentang agama dalam konteks kehidupan keagamaan yang terjadi di desa Boti. Tulisan ini mengacu pada kerangka teori Imannuel Kant dan urgensinya bagi kehidupan keagamaan, khususnya di desa Boti. Sebagaimana yang dijelaskan Kant bahwa keyakinan agama yang murni bukanlah untuk membangun institusi manusia yang baru, tetapi melakukan kritik rasional terhadap agama-agama yang ada serta mencoba untuk membimbing agama-agama dalam kemajuan menuju cita-cita komunitas manusia universal. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode fenomenologi dan studi pustaka. Dalam penelitian, peneliti menemukan bahwa kritik Imannuel Kant memberikan pemahaman baru kepada penganut Kristen dan penganut agama suku (halaika) untuk menempatkan agama dengan benar serta terbuka secara logika mau pun secara moral. Artinya moral dan logika tidak berdiri sendiri tetapi berjalan bersama dengan tujuan membuat perubahan yang baik bagi semua orang. Kritik Kant bermanfaat karena memberikan sumbangsih konstan bagi perbaikan moral keagamaan dan logika keagamaan setiap orang. \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 ","PeriodicalId":325759,"journal":{"name":"BONAFIDE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129552145","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-29DOI: 10.46558/bonafide.v4i1.165
Manna Y. Sanderan, Y. L. M., Kristin Oktaviani
Dalam artikel ini menguraikan tentang tanggung jawab gembala jemaat yang didasarkan pada perspektif Biblikal dari teks surat II Timotius 4:1-8. Secara umum tanggung jawab gembala jemaat adalah memelihara jemaat Tuhan dalam hal kerohanian dengan tujuan agar jemaat tersebut mengalami pertumbuhan iman yang baik kepada Kristus. Namun secara khusus dalam teks ini, rasul Paulus memberikan potret tanggung jawab gembala secara sistematik dan terperinci kepada Timotius mengingat bahwa di hadapan Allah Tritunggal yang akan menghakimi, pesan ini disampaikan dengan otoritas agar Timotius hendaknya siap sedia mengkhotabhkan Kabar Baik (Injil) meski dalam situasi dan kondisi yang tidak baik, Timotius hendaknya berani menegor dan menyatakan kesalahan dengan penuh pengajaran, memiliki penguasaan diri, sabar menderita serta menunaikan tugas pelayanan tersebut dengan penuh tanggung jawab. Artikel ini bertujuan untuk memberikan sumbangsi pemikiran tentang makna tanggung jawab gembala jemaat dalam perspektif Biblikal yang didasarkan pada teks II Timotius 4:1-8 yang kemudian dapat berimplikasi kepada para gembala jemaat masa sekarang untuk dapat menerapkan dan merealisasikan tugas tanggung jawab tersebut dalam pelayanan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan Eksegetis yaitu analisis terhadap Historical Gramatical. Adapun makna tanggung jawab gembala jemaat di dalam teks surat II Timotius 4:1-8 adalah siap sedia mengkhotbahkan Kabar Baik (Injil) meski dalam situasi dan kondisi yang tidak baik, berani menegor dan menyatakan kesalahan dengan penuh pengajaran, memiliki penguasaan diri, sabar menderita serta menunaikan tugas pelayanan tersebut dengan penuh tanggung jawab. Kata kunci: Gembala, Jemaat, Tanggung Jawab
{"title":"MAKNA TANGGUNG JAWAB GEMBALA JEMAAT BERDASARKAN TEKS II TIMOTIUS 4:1-8 DALAM PERSPEKTIF BIBLIKAL","authors":"Manna Y. Sanderan, Y. L. M., Kristin Oktaviani","doi":"10.46558/bonafide.v4i1.165","DOIUrl":"https://doi.org/10.46558/bonafide.v4i1.165","url":null,"abstract":"Dalam artikel ini menguraikan tentang tanggung jawab gembala jemaat yang didasarkan pada perspektif Biblikal dari teks surat II Timotius 4:1-8. Secara umum tanggung jawab gembala jemaat adalah memelihara jemaat Tuhan dalam hal kerohanian dengan tujuan agar jemaat tersebut mengalami pertumbuhan iman yang baik kepada Kristus. Namun secara khusus dalam teks ini, rasul Paulus memberikan potret tanggung jawab gembala secara sistematik dan terperinci kepada Timotius mengingat bahwa di hadapan Allah Tritunggal yang akan menghakimi, pesan ini disampaikan dengan otoritas agar Timotius hendaknya siap sedia mengkhotabhkan Kabar Baik (Injil) meski dalam situasi dan kondisi yang tidak baik, Timotius hendaknya berani menegor dan menyatakan kesalahan dengan penuh pengajaran, memiliki penguasaan diri, sabar menderita serta menunaikan tugas pelayanan tersebut dengan penuh tanggung jawab. Artikel ini bertujuan untuk memberikan sumbangsi pemikiran tentang makna tanggung jawab gembala jemaat dalam perspektif Biblikal yang didasarkan pada teks II Timotius 4:1-8 yang kemudian dapat berimplikasi kepada para gembala jemaat masa sekarang untuk dapat menerapkan dan merealisasikan tugas tanggung jawab tersebut dalam pelayanan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan Eksegetis yaitu analisis terhadap Historical Gramatical. Adapun makna tanggung jawab gembala jemaat di dalam teks surat II Timotius 4:1-8 adalah siap sedia mengkhotbahkan Kabar Baik (Injil) meski dalam situasi dan kondisi yang tidak baik, berani menegor dan menyatakan kesalahan dengan penuh pengajaran, memiliki penguasaan diri, sabar menderita serta menunaikan tugas pelayanan tersebut dengan penuh tanggung jawab. \u0000Kata kunci: Gembala, Jemaat, Tanggung Jawab \u0000 ","PeriodicalId":325759,"journal":{"name":"BONAFIDE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen","volume":"42 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127920411","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-29DOI: 10.46558/bonafide.v4i1.150
Egilia Lucky, Jessica Elfani Bermuli
Keterampilan berpikir tingkat tinggi penting bagi siswa. Namun kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa di Indonesia semakin menurun, terutama di masa pandemi Covid-19 akibat penerapan pembelajaran daring. Siswa dapat meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi melalui pembelajaran hybrid. Tujuan dari proyek ini adalah untuk menguji pentingnya filsafat Kristen pada keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa dalam pembelajaran hybrid. Metode penulisan yang digunakan adalah kajian literatur. Filsafat Kristen yang digunakan adalah Antropologi Kristen yang membahas manusia sebagai gambaran Tuhan yang jatuh dalam dosa, sehingga membutuhkan anugerah keselamatan Kristus untuk kembali menjadi manusia sejati. Guru harus memiliki pemahaman yang benar tentang Antropologi Kristen agar kemampuan berpikir siswa berkembang. Siswa harus bertanggung jawab atas kemampuan berpikir yang diberikan oleh Tuhan. Dapat disimpulkan bahwa penting menggunakan filsafat Kristen untuk melihat perkembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dalam pembelajaran hybrid karena kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan salah satu sifat Allah yang terdapat pada manusia yang merupakan gambar Tuhan sehingga harus ditingkatkan. Saran yang diberikan adalah membahas semua filosofi Kristen untuk mendapatkan pemahaman yang lebih luas. Kata kunci: Antropologi Kristen, keterampilan berpikir tingkat tinggi, pembelajaran hybrid
{"title":"KAJIAN FILSAFAT KRISTEN TERHADAP PENGEMBANGAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA PADA PRAKTIK PEMBELAJARAN HYBRID","authors":"Egilia Lucky, Jessica Elfani Bermuli","doi":"10.46558/bonafide.v4i1.150","DOIUrl":"https://doi.org/10.46558/bonafide.v4i1.150","url":null,"abstract":"Keterampilan berpikir tingkat tinggi penting bagi siswa. Namun kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa di Indonesia semakin menurun, terutama di masa pandemi Covid-19 akibat penerapan pembelajaran daring. Siswa dapat meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi melalui pembelajaran hybrid. Tujuan dari proyek ini adalah untuk menguji pentingnya filsafat Kristen pada keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa dalam pembelajaran hybrid. Metode penulisan yang digunakan adalah kajian literatur. Filsafat Kristen yang digunakan adalah Antropologi Kristen yang membahas manusia sebagai gambaran Tuhan yang jatuh dalam dosa, sehingga membutuhkan anugerah keselamatan Kristus untuk kembali menjadi manusia sejati. Guru harus memiliki pemahaman yang benar tentang Antropologi Kristen agar kemampuan berpikir siswa berkembang. Siswa harus bertanggung jawab atas kemampuan berpikir yang diberikan oleh Tuhan. Dapat disimpulkan bahwa penting menggunakan filsafat Kristen untuk melihat perkembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dalam pembelajaran hybrid karena kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan salah satu sifat Allah yang terdapat pada manusia yang merupakan gambar Tuhan sehingga harus ditingkatkan. Saran yang diberikan adalah membahas semua filosofi Kristen untuk mendapatkan pemahaman yang lebih luas. \u0000 \u0000Kata kunci: Antropologi Kristen, keterampilan berpikir tingkat tinggi, pembelajaran hybrid \u0000 ","PeriodicalId":325759,"journal":{"name":"BONAFIDE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen","volume":"32 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121311045","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-29DOI: 10.46558/bonafide.v4i1.153
Imanuel Teguh Harisantoso
Penelitian bertujuan untuk menganalisis kisah Zakheus yang terdapat dalam Lukas 19:1-10 dalam perspektif disabilitas. Pemungut cukai, orang kaya, badan pendek dan orang berdosa adalah gambaran karakterisasi pribadi Zakheus. Ia diidentifikasi dalam citra negatif, tidak disukai masyarakat karena pekerjaan dan status sosialnya; diisolasi dari banyak orang, termasuk peran sosial agama dan politiknya. Pendekatan penafsiran disabilitas-poskolonial akan membantu peneliti menguarai stigma negatif yang menempel dalam identitas diri Zakheus. Pendekatan yang pro keadilan ini akan memandu untuk melihat secara objektif citra diri negatif, realisme sosial, kekuatan sosial, politik dan ideologis keagamaan yang mengkonstruksi Zakheus dalam balutan teks-teks suci agama. Ini akan menjadi pendekatan baru untuk menganalisis kekuatan ideologi dominan terhadap orang-orang lemah yang dikarakterisasi negatif. Hasilnya, asumsi fisignomi tubuh pendek sebagai gambaran karakteristik manusia dan rendahnya spiritualitas seseorang tidak patut untuk dijadikan ukuran; ketiadaan kesembuhan fisik sebagaimana pendekatan model medis menandakan bahwa persoalan disabilitas tidak hanya soal personal, melainkan masalah relasi sosial; dan kehadiran Yesus di rumah Zakheus merupakan simbol aksesibilitas dan inklusivitas bagi semua orang.
{"title":"MEMBACA KISAH ZAKHEUS DALAM PERSPEKTIF DISABILITAS","authors":"Imanuel Teguh Harisantoso","doi":"10.46558/bonafide.v4i1.153","DOIUrl":"https://doi.org/10.46558/bonafide.v4i1.153","url":null,"abstract":"Penelitian bertujuan untuk menganalisis kisah Zakheus yang terdapat dalam Lukas 19:1-10 dalam perspektif disabilitas. Pemungut cukai, orang kaya, badan pendek dan orang berdosa adalah gambaran karakterisasi pribadi Zakheus. Ia diidentifikasi dalam citra negatif, tidak disukai masyarakat karena pekerjaan dan status sosialnya; diisolasi dari banyak orang, termasuk peran sosial agama dan politiknya. Pendekatan penafsiran disabilitas-poskolonial akan membantu peneliti menguarai stigma negatif yang menempel dalam identitas diri Zakheus. Pendekatan yang pro keadilan ini akan memandu untuk melihat secara objektif citra diri negatif, realisme sosial, kekuatan sosial, politik dan ideologis keagamaan yang mengkonstruksi Zakheus dalam balutan teks-teks suci agama. Ini akan menjadi pendekatan baru untuk menganalisis kekuatan ideologi dominan terhadap orang-orang lemah yang dikarakterisasi negatif. Hasilnya, asumsi fisignomi tubuh pendek sebagai gambaran karakteristik manusia dan rendahnya spiritualitas seseorang tidak patut untuk dijadikan ukuran; ketiadaan kesembuhan fisik sebagaimana pendekatan model medis menandakan bahwa persoalan disabilitas tidak hanya soal personal, melainkan masalah relasi sosial; dan kehadiran Yesus di rumah Zakheus merupakan simbol aksesibilitas dan inklusivitas bagi semua orang.","PeriodicalId":325759,"journal":{"name":"BONAFIDE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128218278","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-29DOI: 10.46558/bonafide.v4i1.156
Yunus Selan, Apliana Beili, S. Harti
Penelitian ini membahas tentang kajian teologis terhadap praktik pemberian belis dalam perkawinan masyarakat Sumba. Budaya atau kebiasaan ini sudah dilakukan secara turun-temurun dan selalu bersinggungan dengan pernikahan gereja. Hal ini dilakukan karena terdapat begitu beragam tanggapan terhadap belis dalam perkawinan masyarakat Sumba, terutama dari kalangan orang Kristen. Metode penelitian yang digunakan adalah studi pustaka. Obyek kajian adalah pemberian mahar dalam pernikahan Ishak dan Ribka, Yakub dan Rahel, Daud dan Mikhal, serta Sikhem dan Dina. Refleksi teologis yang diperoleh dari kajian ini: Pertama, mahar dalam Alkitab diberikan sebagai tanda penghargaan kepada perempuan dan kepada keluarganya. Kedua, mahar sebenarnya bukanlah sebuah paksaan tetapi lebih kepada kemampuan seseorang pria untuk membuktikan rasa cintanya kepada perempuan yang hendak dijadikan istrinya. Sebab itu jika diterapkan terhadap budaya belis pada masyarakat Sumba, belis sebenarnya tidak bertentangan dengan iman Kristen dan belis memiliki hal positif yang bertujuan untuk saling menolong, saling membantu antara satu dengan yang lain. Implikasinya antara lain: Pertama, belis harus diberikan sesuai kemampuan pihak laki-laki. Kedua, belis tidak boleh diadakan untuk memenuhi ambisi pribadi pihak mempelai atau keluarganya. Pembayaran belis harus dilakukan untuk kepentingan bersama. Ketiga, belis diberikan dengan cara yang terhormat. Tidak perlu menghalalkan segala cara hanya demi membuktikan kemampuan membayar belis dengan harga mahal.
{"title":"KAJIAN TEOLOGIS TERHADAP BUDAYA BELIS DALAM PERKAWINAN MASYARAKAT SUMBA","authors":"Yunus Selan, Apliana Beili, S. Harti","doi":"10.46558/bonafide.v4i1.156","DOIUrl":"https://doi.org/10.46558/bonafide.v4i1.156","url":null,"abstract":"Penelitian ini membahas tentang kajian teologis terhadap praktik pemberian belis dalam perkawinan masyarakat Sumba. Budaya atau kebiasaan ini sudah dilakukan secara turun-temurun dan selalu bersinggungan dengan pernikahan gereja. Hal ini dilakukan karena terdapat begitu beragam tanggapan terhadap belis dalam perkawinan masyarakat Sumba, terutama dari kalangan orang Kristen. Metode penelitian yang digunakan adalah studi pustaka. Obyek kajian adalah pemberian mahar dalam pernikahan Ishak dan Ribka, Yakub dan Rahel, Daud dan Mikhal, serta Sikhem dan Dina. Refleksi teologis yang diperoleh dari kajian ini: Pertama, mahar dalam Alkitab diberikan sebagai tanda penghargaan kepada perempuan dan kepada keluarganya. Kedua, mahar sebenarnya bukanlah sebuah paksaan tetapi lebih kepada kemampuan seseorang pria untuk membuktikan rasa cintanya kepada perempuan yang hendak dijadikan istrinya. Sebab itu jika diterapkan terhadap budaya belis pada masyarakat Sumba, belis sebenarnya tidak bertentangan dengan iman Kristen dan belis memiliki hal positif yang bertujuan untuk saling menolong, saling membantu antara satu dengan yang lain. Implikasinya antara lain: Pertama, belis harus diberikan sesuai kemampuan pihak laki-laki. Kedua, belis tidak boleh diadakan untuk memenuhi ambisi pribadi pihak mempelai atau keluarganya. Pembayaran belis harus dilakukan untuk kepentingan bersama. Ketiga, belis diberikan dengan cara yang terhormat. Tidak perlu menghalalkan segala cara hanya demi membuktikan kemampuan membayar belis dengan harga mahal. \u0000 ","PeriodicalId":325759,"journal":{"name":"BONAFIDE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen","volume":"210 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131894975","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-29DOI: 10.46558/bonafide.v4i1.157
Yosia Belo, Rika S.
Etika Komunikasi guru Pendidikan Agama Kristen di tengah kemajuan teknologi informasi dan komunikasi merupakan topik yang urgen untuk diteliti. Oleh karena guru Pendidikan Agama Kristen perlu untuk mengetahui cara berkomunikasi yang benar supaya dapat memberikan dampak positif dan signifikan bagi setiap siswa yang diajar. Dengan menggunakan metode kualitatif, khususnya menganalisis literatur-literatur yang terkait, maka diperoleh beberapa hasil penelitian terkait dengan topik ini. Ada lima prinsip yang diuraikan sebagai berikut: utamakan komunikasi dengan Tuhan, dapat memfilter setiap informasi yang dijumpai dan diperoleh di internet, mempergunakan setiap peralatan dan layanan teknologi informasi dengan selalu berdasarkan prinsip iman Kristen yang benar, menegakkan komunikasi yang penuh hikmat dalam mengajar, dan mempraktikkan komunikasi yang memperbarui serta merangkul.
{"title":"ETIKA KOMUNIKASI GURU PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN DI TENGAH KEMAJUAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI","authors":"Yosia Belo, Rika S.","doi":"10.46558/bonafide.v4i1.157","DOIUrl":"https://doi.org/10.46558/bonafide.v4i1.157","url":null,"abstract":"Etika Komunikasi guru Pendidikan Agama Kristen di tengah kemajuan teknologi informasi dan komunikasi merupakan topik yang urgen untuk diteliti. Oleh karena guru Pendidikan Agama Kristen perlu untuk mengetahui cara berkomunikasi yang benar supaya dapat memberikan dampak positif dan signifikan bagi setiap siswa yang diajar. Dengan menggunakan metode kualitatif, khususnya menganalisis literatur-literatur yang terkait, maka diperoleh beberapa hasil penelitian terkait dengan topik ini. Ada lima prinsip yang diuraikan sebagai berikut: utamakan komunikasi dengan Tuhan, dapat memfilter setiap informasi yang dijumpai dan diperoleh di internet, mempergunakan setiap peralatan dan layanan teknologi informasi dengan selalu berdasarkan prinsip iman Kristen yang benar, menegakkan komunikasi yang penuh hikmat dalam mengajar, dan mempraktikkan komunikasi yang memperbarui serta merangkul. \u0000 ","PeriodicalId":325759,"journal":{"name":"BONAFIDE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen","volume":"197 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124412100","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-29DOI: 10.46558/bonafide.v4i1.161
Riste Tioma Silaen
Buku ini ditulis dengan sederhana, memakai sumber Injill Markus secara ketat. Di dalamnya ada ajakan nyata untuk pembaca agar mengalami perjumpaan dengan Yesus secara nyata. Perjumpaan dengan Yesus Kristus telah dialami oleh tokoh gereja lainnya dan memberi dampak besar bagi gereja. Tentu pembaca Injil Markus masa kini akan berdampak bagi pertumbuhan dan perkebangan Gereja jika mengalami perjumpaan dengan Yesus.
{"title":"Tinjauan Buku: Jumpa Allah Dalam Markus","authors":"Riste Tioma Silaen","doi":"10.46558/bonafide.v4i1.161","DOIUrl":"https://doi.org/10.46558/bonafide.v4i1.161","url":null,"abstract":"Buku ini ditulis dengan sederhana, memakai sumber Injill Markus secara ketat. Di dalamnya ada ajakan nyata untuk pembaca agar mengalami perjumpaan dengan Yesus secara nyata. Perjumpaan dengan Yesus Kristus telah dialami oleh tokoh gereja lainnya dan memberi dampak besar bagi gereja. Tentu pembaca Injil Markus masa kini akan berdampak bagi pertumbuhan dan perkebangan Gereja jika mengalami perjumpaan dengan Yesus. \u0000 ","PeriodicalId":325759,"journal":{"name":"BONAFIDE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127201775","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-28DOI: 10.46558/bonafide.v3i2.66
Okta Putra Jaya Gea
Artikel ini merupakan penelitian tentang konsep displin rohani untuk mempertahankan iman kepada Tuhan menurut Ibrani 12:1-2. Metode yang digunakan untuk mengkaji artikel ini adalah metode pendekatan eksegesis. Iman adalah pegangan orang percaya satu-satunya yang mengarahkan diri bertumbuh dengan benar dan sempurna kepada Tuhan Yesus. Sebab Yesus adalah kapten yang akan mengontrol orang percaya dalam arti akan membantu menolong setiap mereka yang berlomba berjuang menyempurnakan iman kepada Dia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan pemahaman baru bahwa dalam kehidupan sehari- hari, masyarakat percaya bahwa Yesus Kristus adalah seorang pemimpin yang akan memberikan bimbingan kepada mereka . Namun, sementara Dia akan melakukan ini, Dia tidak serta merta memberikan setiap orang yang percaya kepada - Nyapemenuhan impian mereka . Sebaliknya, Yesus Kristus akan berada di sana untuk mendorong mereka yang percaya kepada- Nya untuk bekerja mewujudkan potensi mereka. Oleh karena itu, penelitian ini akan memberikan kontribusi baru akan iman yang perlu di pertahankan.
{"title":"KONSEP DISPLIN ROHANI DALAM PERLOMBAAN MEMPERTAHANKAN IMAN ORANG PERCAYA MENURUT IBRANI 12:1-2","authors":"Okta Putra Jaya Gea","doi":"10.46558/bonafide.v3i2.66","DOIUrl":"https://doi.org/10.46558/bonafide.v3i2.66","url":null,"abstract":"Artikel ini merupakan penelitian tentang konsep displin rohani untuk mempertahankan iman kepada Tuhan menurut Ibrani 12:1-2. Metode yang digunakan untuk mengkaji artikel ini adalah metode pendekatan eksegesis. Iman adalah pegangan orang percaya satu-satunya yang mengarahkan diri bertumbuh dengan benar dan sempurna kepada Tuhan Yesus. Sebab Yesus adalah kapten yang akan mengontrol orang percaya dalam arti akan membantu menolong setiap mereka yang berlomba berjuang menyempurnakan iman kepada Dia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan pemahaman baru bahwa dalam kehidupan sehari- hari, masyarakat percaya bahwa Yesus Kristus adalah seorang pemimpin yang akan memberikan bimbingan kepada mereka . Namun, sementara Dia akan melakukan ini, Dia tidak serta merta memberikan setiap orang yang percaya kepada - Nyapemenuhan impian mereka . Sebaliknya, Yesus Kristus akan berada di sana untuk mendorong mereka yang percaya kepada- Nya untuk bekerja mewujudkan potensi mereka. Oleh karena itu, penelitian ini akan memberikan kontribusi baru akan iman yang perlu di pertahankan.","PeriodicalId":325759,"journal":{"name":"BONAFIDE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen","volume":"5 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127883244","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2022-12-28DOI: 10.46558/bonafide.v3i2.124
Fernando Christofer, Wahyu Irawati
Pemahaman konsep siswa merupakan hasil belajar yang sangat penting untuk dikuasai. Pemahaman konsep yang rendah akan menyebabkan siswa kesulitan dalam mengembangkan kemampuan memecahkan masalah. Metode inkuiri merupakan suatu cara untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya peningkatan pemahaman konsep siswa kelas XI dengan metode inkuiri pada sistem pembelajaran jarak jauh. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif yang membahas lima fokus kajian yaitu pemahaman konsep siswa dalam proses pembelajaran, pengaruh metode inkuiri dalam pembelajaran, peran metode inkuiri dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa pada pembelajaran jarak jauh, analisis data pemahaman konsep siswa kelas XI yang rendah, dan analisis data peningkatan pemahaman konsep siswa kelas XI dengan penerapan metode inkuiri. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa metode inkuiri terbukti berhasil dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa kelas XI dalam pembelajaran jarak jauh. Keberhasilan tersebut didukung oleh fasilitas teknologi informasi dan komunikasi yang memadai pada guru ataupun siswa. Penerapan metode inkuiri dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa harus diterapkan sesuai dengan tujuan pendidikan Kristen. Penelitian selanjutnya disarankan dapat melakukan analisis efektivitas dan keberhasilan penerapan metode inkuiri dengan melakukan inovasi strategi, media, atau evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar pemahaman konsep siswa pada sistem pembelajaran jarak jauh.
{"title":"PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK PENGUASAAN KONSEP PADA PEMBELAJARAN PAK JARAK JAUH","authors":"Fernando Christofer, Wahyu Irawati","doi":"10.46558/bonafide.v3i2.124","DOIUrl":"https://doi.org/10.46558/bonafide.v3i2.124","url":null,"abstract":"Pemahaman konsep siswa merupakan hasil belajar yang sangat penting untuk dikuasai. Pemahaman konsep yang rendah akan menyebabkan siswa kesulitan dalam mengembangkan kemampuan memecahkan masalah. Metode inkuiri merupakan suatu cara untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya peningkatan pemahaman konsep siswa kelas XI dengan metode inkuiri pada sistem pembelajaran jarak jauh. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif yang membahas lima fokus kajian yaitu pemahaman konsep siswa dalam proses pembelajaran, pengaruh metode inkuiri dalam pembelajaran, peran metode inkuiri dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa pada pembelajaran jarak jauh, analisis data pemahaman konsep siswa kelas XI yang rendah, dan analisis data peningkatan pemahaman konsep siswa kelas XI dengan penerapan metode inkuiri. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa metode inkuiri terbukti berhasil dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa kelas XI dalam pembelajaran jarak jauh. Keberhasilan tersebut didukung oleh fasilitas teknologi informasi dan komunikasi yang memadai pada guru ataupun siswa. Penerapan metode inkuiri dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa harus diterapkan sesuai dengan tujuan pendidikan Kristen. Penelitian selanjutnya disarankan dapat melakukan analisis efektivitas dan keberhasilan penerapan metode inkuiri dengan melakukan inovasi strategi, media, atau evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar pemahaman konsep siswa pada sistem pembelajaran jarak jauh.","PeriodicalId":325759,"journal":{"name":"BONAFIDE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen","volume":"78 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2022-12-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123704096","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}