ABSTRAKAglomerasi suatu kawasan sering kali disebabkan adanya konurbasi suatu wilayah dengan dipengaruhi adanya perkembangan kawasan perumahan dan permukiman dalam suatu wilayah sehingga perlu adanya arahan terkait pemanfaatan lahan dan pengendalian pembangunan perumahan dan kawasan permukiman khususnya yang berada pada kawasan lintas daerah kabupaten/kota yang ada di Provinsi Kalimantan Timur. Adapun tujuannya dari penelitian ini adalah agar tidak terjadi perbedaan konsep pengembangan ruang perkotaan dan permukiman pada daerah lintas kabupaten/kota tersebut, dan keterpaduan rencana pemanfaatan dan pengendalian yang lebih detail dapat terwujud yakni perumahan dan kawasan permukiman yang berkualitas dan berkelanjutan. Adapun metode yang digunakan adalah metode diskriptif kualitatif dan kuantitatif, dengan bersumber dari data-data sekunder dan data primer. Adapun arahan keterpaduan pemanfaatan dan pengendalian pembangunan perumahan dan kawasan permukiman pada lintas daerah kabupaten/kota diatur dalam sebuah peraturan zonasi yang terbagi atas dua peruntukan yaitu kawasan peruntukan permukiman perkotaan dan kawasan peruntukan permukiman perdesaan. Pada masing-masing peraturan tersebut mengatur terkait perijinan pengembangan perumahan, intensitas bangunan, Sarana dan prasarana pendukung dan moda sarana angkutan masal, pengembangan Fasilitas Lainnya dan Larangan pengembangan lahan.Kata kunci: Aglomerasi, Konurbasi, Perumahan permukiman lintas daerah.ABSTRACTAgglomeration of an area is often caused by the conurbation of an area which is influenced by the development of housing and settlement areas in an area so that there is a need for directions related to land use and control of housing development and settlement areas, especially those in cross-district / municipal areas in Kalimantan Province. East. The purpose of this research is that there is no difference in the concept of urban spatial development and settlements in the cross-regency / municipal area, and that more detailed utilization and control plans can be realized, namely quality and sustainable housing and settlement areas. The method used is descriptive qualitative and quantitative methods, sourced from secondary data and primary data. The directions for the integrated use and control of housing development and settlement areas across regencies / municipalities are regulated in a zoning regulation which is divided into two designations, namely areas designated for urban settlements and areas designated for rural settlements. Each of these regulations regulates housing development licensing, building intensity, supporting facilities and infrastructure and mass transportation modes, development of other facilities and prohibition of land development.Keywords: Agglomeration, Conurbation and Housing Inter-regional settlements.
ABSTRAKAglomerasi某个地区往往由于konurbasi某个地区由于受影响地区发展住房和在一个地区,所以需要指导的定居点住房和土地利用和控制相关的居民区,尤其是在该地区交通-在东加里曼丹省的城市地区。此外,这项研究的目的是防止跨地区城市空间和定居点发展的概念差异,以及更详细的利用计划和控制可以实现高质量和可持续的住房和居民区。至于采用的方法是定性和定量分解方法,其根源是次要数据和主要数据。至于利用和控制住宅区和住宅区的住房和住宅区建设方向,则制定了一项分区条例,将城市居民区和农村居民区分成两部分。在每一项政策中,都适用于住房开发、建筑强度、支持设施和公共交通方式基础设施、其他设施开发和限制土地开发。关键词:暖化,口感,跨地区居民区。ABSTRACTAgglomeration of an区域是经常的枪舌战之conurbation发展》这是influenced by住宅区域和区域结算地区in an那有需要问路相关土地利用和控制的住宅开发地区,尤其是那些在结算cross-district -市政地区在加里曼丹省。东。这项研究的目的是,在跨境发展和控制地区的城市发展的概念上没有什么不同,更广泛的公用设施和控制设施可以实现、更广泛的质量和更可持续的住房和管理领域。可用的方法是解构可重用和重用的方法,从可获得的数据和原始数据中提炼出来。方向的组合使用和控制共享的发展和管理领域跨越分配的区域,namely区域设计的城市结束语和区域设计的规则结束语。每一项房屋发展许可证、建筑强度、支持设施和基础设施和大规模运输模式、土地发展的其他方面和发展。比喻:扩大、接纳和房屋区域结算。
{"title":"ARAHAN KETERPADUAN PEMANFAATAN DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN PADA LINTAS DAERAH KABUPATEN/KOTA","authors":"M. Kadri, F. Faisal","doi":"10.36087/jrp.v3i1.70","DOIUrl":"https://doi.org/10.36087/jrp.v3i1.70","url":null,"abstract":"ABSTRAKAglomerasi suatu kawasan sering kali disebabkan adanya konurbasi suatu wilayah dengan dipengaruhi adanya perkembangan kawasan perumahan dan permukiman dalam suatu wilayah sehingga perlu adanya arahan terkait pemanfaatan lahan dan pengendalian pembangunan perumahan dan kawasan permukiman khususnya yang berada pada kawasan lintas daerah kabupaten/kota yang ada di Provinsi Kalimantan Timur. Adapun tujuannya dari penelitian ini adalah agar tidak terjadi perbedaan konsep pengembangan ruang perkotaan dan permukiman pada daerah lintas kabupaten/kota tersebut, dan keterpaduan rencana pemanfaatan dan pengendalian yang lebih detail dapat terwujud yakni perumahan dan kawasan permukiman yang berkualitas dan berkelanjutan. Adapun metode yang digunakan adalah metode diskriptif kualitatif dan kuantitatif, dengan bersumber dari data-data sekunder dan data primer. Adapun arahan keterpaduan pemanfaatan dan pengendalian pembangunan perumahan dan kawasan permukiman pada lintas daerah kabupaten/kota diatur dalam sebuah peraturan zonasi yang terbagi atas dua peruntukan yaitu kawasan peruntukan permukiman perkotaan dan kawasan peruntukan permukiman perdesaan. Pada masing-masing peraturan tersebut mengatur terkait perijinan pengembangan perumahan, intensitas bangunan, Sarana dan prasarana pendukung dan moda sarana angkutan masal, pengembangan Fasilitas Lainnya dan Larangan pengembangan lahan.Kata kunci: Aglomerasi, Konurbasi, Perumahan permukiman lintas daerah.ABSTRACTAgglomeration of an area is often caused by the conurbation of an area which is influenced by the development of housing and settlement areas in an area so that there is a need for directions related to land use and control of housing development and settlement areas, especially those in cross-district / municipal areas in Kalimantan Province. East. The purpose of this research is that there is no difference in the concept of urban spatial development and settlements in the cross-regency / municipal area, and that more detailed utilization and control plans can be realized, namely quality and sustainable housing and settlement areas. The method used is descriptive qualitative and quantitative methods, sourced from secondary data and primary data. The directions for the integrated use and control of housing development and settlement areas across regencies / municipalities are regulated in a zoning regulation which is divided into two designations, namely areas designated for urban settlements and areas designated for rural settlements. Each of these regulations regulates housing development licensing, building intensity, supporting facilities and infrastructure and mass transportation modes, development of other facilities and prohibition of land development.Keywords: Agglomeration, Conurbation and Housing Inter-regional settlements.","PeriodicalId":326504,"journal":{"name":"JURNAL RISET PEMBANGUNAN","volume":"13 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"126891458","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Ratih Fenty Anggriani Bintoro, Abdullah Karim, Enos Paselle
ABSTRAKHasil Susenas Tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki laki sebesar 50,17 persen, sedangkan perempuan sebesar 49,83 persen. Walaupun jumlahnya hampir seimbang, namun fakta empiris menunjukkan bahwa kualitas hidup perempuan masih lebih rendah daripada kaum laki-laki. Perempuan mengalami ketertinggalan dalam banyak hal, salah satunya ketertinggalan dalam aspek ekonomi. Berbagai upaya dalam menyelesaikan ketertinggalan tersebut telah dilakukan oleh berbagai pihak contohnya Kementerian Pemberdayaan Perempuan melalui program Desa Perempuan Indonesia Maju Mandiri (PRIMA). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan kebijakan pemberdayaan ekonomi perempuan melalui program Desa Perempuan Indonesia Maju Mandiri (PRIMA) di Kelurahan Lok Bahu Kecamatan Sungai Kunjang Kota Samarinda dengan fokus penelitian pada aspek relevansi, efektivitas serta keberlanjutan program. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kombinasi (mixed methods) untuk mendapatkan deskripsi yang mendalam tentang pelaksanaan program Desa PRIMA di Kelurahan Lok Bahu Kecamatan Sungai Kunjang Kota Samarinda serta faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan progam tersebut. Data didapatkan melalui penyebaran kuesioner, wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program Desa PRIMA memenuhi kriteria relevansi (relevan dengan kebutuhan perempuan), efektivitas (ketepatan sasaran program dan pencapaian tujuan program khususnya untuk peningkatan keterampilan manajemen usaha serta peningkatan pendapatan) dan keberlanjutan (layak untuk dilanjutkan). Namun program ini tidak memenuhi kriteria efektivitas peningkatan kesejahteraan keluarga. Faktor yang mendukung pelaksanaan Desa PRIMA adalah dukungan kondisi lingkungan, hubungan antar organisasi serta sumber daya manusia. Sedangkan yang menghambat adalah sumber daya finansial (anggaran). Rekomendasi yang dapat diberikan adalah perlunya pemetaan kebutuhan materi pelatihan, perlunya peningkatan motivasi kewirausahaan dan pembangunan jejaring antar pelaku usaha serta komitmen anggaran untuk keberlanjutan program.Kata kunci: Pemberdayaan Perempuan, Desa PRIMA, Samarinda. ABSTRACTThe results of SUSENAS 2010 show that the total male population is 50,17 %, while the female population is 49,83 %. Although the numbers are almost equal, empirical facts show that the quality of life for women is still lower than men. Women are left behind in many ways, for example in economic aspect. Various parties have made various efforts to resolve this gap, for example the Ministry of Women’s Empowerment through PRIMA Village program. This study aims to evaluate the implementation of women's economic empowerment policies through PRIMA Village program in Lok Bahu Village, Sungai Kunjang Subdistrict, Samarinda City, with a research focus on aspects of relevance, effectiveness and sustainability of the program. This study uses mixed methods in order to get description about the implementation of the PRIM
2010年苏塞纳斯的非营利调查显示,男性人口为50.17%,女性为49.83。虽然数字接近于平衡,但经验事实表明,女性的生活质量仍然低于男性。妇女在许多方面被忽视,其中之一是经济上的滞后。通过印尼进步的妇女村计划(prism),通过妇女赋权部(women village service)等方面努力实现这一目标。本研究旨在通过印度尼西亚的妇女经济赋权计划(prism)在萨马林达镇昆江区(Kunjang town street of kundna)重点研究该项目的相关性、有效性和可持续性方面,评估妇女经济赋权政策的实施。该研究采用多种组合研究方法(混合方法),深入了解萨马林达河沿岸地区的执行村庄计划,以及支持和阻碍该计划的因素。数据是通过问卷、采访、观察和文档的传播获得的。研究结果表明,PRIMA village项目符合相关标准(与女性需求相关)、有效性(项目目标的准确性和目标实现,特别是对企业管理技能和收入的提高)和可持续性(值得继续)。但该计划不符合改善家庭福利的有效标准。支持上城区管理的因素是对环境条件、组织关系和人力资源的支持。而阻碍的是财政资源。可以提出的建议是需要满足培训材料的需求,需要增加企业创业动机和发展企业网络的动力,以及对项目可持续发展的预算承诺。关键词:女性赋权,素权,萨玛林达。2010年SUSENAS的摘要显示,总平均人口为50.17%,而女性人口为49.83 %。虽然数字几乎相等,经验的事实表明,生命的品质仍然不如人。妇女在许多方面都落后于经济方面。不同的党派人士已经作出了不同的努力来解决这个差距,以解释通过prime Village计划中的妇女捐赠服务。这项研究旨在评估妇女经济就业政策的实施,通过本村、昆jang亚区、萨马林市等专业项目,以及对该项目影响、效率和支持的研究。这项研究的结果是关于上村项目的实施以及为该项目的实施提供支持和抑制因素。通过提问、采访、观察和文件验证获得数据。最新的节目是《市长办公室》的主要项目《参与妇女事务与效率》,具体是为了改善商业管理技能和增加收入收入和持续价值。霍弗,这个节目并没有遇到“为了改善家庭福利”的有效critveness。支撑首要村庄的因素是环境条件、组织和人力资源之间的关系。目标是金融资源。建议可能会提供更需要的文档培训材料的调动,需要增加企业激励和构建网络的必要性,以及商业活动的预算。妇女就业,黄金村,萨林达。
{"title":"EVALUASI KEBIJAKAN PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN MELALUI PROGRAM DESA PEREMPUAN INDONESIA MAJU MANDIRI (PRIMA) DI KELURAHAN LOK BAHU KECAMATAN SUNGAI KUNJANG KOTA SAMARINDA","authors":"Ratih Fenty Anggriani Bintoro, Abdullah Karim, Enos Paselle","doi":"10.36087/jrp.v3i1.65","DOIUrl":"https://doi.org/10.36087/jrp.v3i1.65","url":null,"abstract":"ABSTRAKHasil Susenas Tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki laki sebesar 50,17 persen, sedangkan perempuan sebesar 49,83 persen. Walaupun jumlahnya hampir seimbang, namun fakta empiris menunjukkan bahwa kualitas hidup perempuan masih lebih rendah daripada kaum laki-laki. Perempuan mengalami ketertinggalan dalam banyak hal, salah satunya ketertinggalan dalam aspek ekonomi. Berbagai upaya dalam menyelesaikan ketertinggalan tersebut telah dilakukan oleh berbagai pihak contohnya Kementerian Pemberdayaan Perempuan melalui program Desa Perempuan Indonesia Maju Mandiri (PRIMA). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pelaksanaan kebijakan pemberdayaan ekonomi perempuan melalui program Desa Perempuan Indonesia Maju Mandiri (PRIMA) di Kelurahan Lok Bahu Kecamatan Sungai Kunjang Kota Samarinda dengan fokus penelitian pada aspek relevansi, efektivitas serta keberlanjutan program. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kombinasi (mixed methods) untuk mendapatkan deskripsi yang mendalam tentang pelaksanaan program Desa PRIMA di Kelurahan Lok Bahu Kecamatan Sungai Kunjang Kota Samarinda serta faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan progam tersebut. Data didapatkan melalui penyebaran kuesioner, wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program Desa PRIMA memenuhi kriteria relevansi (relevan dengan kebutuhan perempuan), efektivitas (ketepatan sasaran program dan pencapaian tujuan program khususnya untuk peningkatan keterampilan manajemen usaha serta peningkatan pendapatan) dan keberlanjutan (layak untuk dilanjutkan). Namun program ini tidak memenuhi kriteria efektivitas peningkatan kesejahteraan keluarga. Faktor yang mendukung pelaksanaan Desa PRIMA adalah dukungan kondisi lingkungan, hubungan antar organisasi serta sumber daya manusia. Sedangkan yang menghambat adalah sumber daya finansial (anggaran). Rekomendasi yang dapat diberikan adalah perlunya pemetaan kebutuhan materi pelatihan, perlunya peningkatan motivasi kewirausahaan dan pembangunan jejaring antar pelaku usaha serta komitmen anggaran untuk keberlanjutan program.Kata kunci: Pemberdayaan Perempuan, Desa PRIMA, Samarinda. ABSTRACTThe results of SUSENAS 2010 show that the total male population is 50,17 %, while the female population is 49,83 %. Although the numbers are almost equal, empirical facts show that the quality of life for women is still lower than men. Women are left behind in many ways, for example in economic aspect. Various parties have made various efforts to resolve this gap, for example the Ministry of Women’s Empowerment through PRIMA Village program. This study aims to evaluate the implementation of women's economic empowerment policies through PRIMA Village program in Lok Bahu Village, Sungai Kunjang Subdistrict, Samarinda City, with a research focus on aspects of relevance, effectiveness and sustainability of the program. This study uses mixed methods in order to get description about the implementation of the PRIM","PeriodicalId":326504,"journal":{"name":"JURNAL RISET PEMBANGUNAN","volume":"49 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124956037","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAK Peningkatan populasi burung famili Ardeidae yang tidak terkendali di wilayah pesisir Delta Mahakam di dalam area konsesi Pertamina Hulu Mahakam, merupakan salah satu permasalahan yang terkait dengan degradasi hutan mangrove. Hal ini karena kelompok burung ini tidak memiliki tempat yang memadai untuk bertengger atau beristirahat di malam hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi Peron yang sepi pada siang hari dan hangat pada malam hari menyebabkan kelompok burung dari family Ardeidae mengokupasi Peron tersebut. Sebagaimana direkomendasikan dalam penelitian sebelumnya diperlukan pemulihan habitat secara integral dengan penanaman vegetasi mangrove di wilayah tersebut. Selain pada wilayah mangrove alami yang ada perlu dipersiapkan tempat bersarang buatan yang memadai, setelah burung-burung tersebut dihalau menjauh dari area Peron (GTS Ax). Kata kunci : Famili Ardeidae; Jenis-jenis burung; Mangrove; Delta Mahakam ABSTRACT One of the problems related to mangrove forest degradation is the uncontrolled increase in the Ardeidae family bird population in the coastal area of the Mahakam Delta within the Pertamina Hulu Mahakam concession area. These birds do not have adequate places at night to perch or rest. The results revealed that the quiet state of the platform during the day and the warmth at night encouraged birds from the family of Ardeidae to occupy the platform. Habitat restoration is integrally needed by planting mangrove vegetation in the region, as recommended in previous research. After the birds are forced away from the Platform (GTS Ax) area , the existing natural mangrove areas must be prepared with appropriate artificial nesting sites . Keywords : Ardeidae family; Bird species; Mangrove; Mahakam Delta
{"title":"STUDY OF BIRD POPULATION OCCUPATION (ARDEIDAE FAMILY) AT PERTAMINA HULU MAHAKAM PLATFORM AREA, MAHAKAM DELTA","authors":"Chandradewana Boer, Arie Prasetya, R. Diana","doi":"10.36087/jrp.v3i1.66","DOIUrl":"https://doi.org/10.36087/jrp.v3i1.66","url":null,"abstract":"ABSTRAK Peningkatan populasi burung famili Ardeidae yang tidak terkendali di wilayah pesisir Delta Mahakam di dalam area konsesi Pertamina Hulu Mahakam, merupakan salah satu permasalahan yang terkait dengan degradasi hutan mangrove. Hal ini karena kelompok burung ini tidak memiliki tempat yang memadai untuk bertengger atau beristirahat di malam hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi Peron yang sepi pada siang hari dan hangat pada malam hari menyebabkan kelompok burung dari family Ardeidae mengokupasi Peron tersebut. Sebagaimana direkomendasikan dalam penelitian sebelumnya diperlukan pemulihan habitat secara integral dengan penanaman vegetasi mangrove di wilayah tersebut. Selain pada wilayah mangrove alami yang ada perlu dipersiapkan tempat bersarang buatan yang memadai, setelah burung-burung tersebut dihalau menjauh dari area Peron (GTS Ax). Kata kunci : Famili Ardeidae; Jenis-jenis burung; Mangrove; Delta Mahakam ABSTRACT One of the problems related to mangrove forest degradation is the uncontrolled increase in the Ardeidae family bird population in the coastal area of the Mahakam Delta within the Pertamina Hulu Mahakam concession area. These birds do not have adequate places at night to perch or rest. The results revealed that the quiet state of the platform during the day and the warmth at night encouraged birds from the family of Ardeidae to occupy the platform. Habitat restoration is integrally needed by planting mangrove vegetation in the region, as recommended in previous research. After the birds are forced away from the Platform (GTS Ax) area , the existing natural mangrove areas must be prepared with appropriate artificial nesting sites . Keywords : Ardeidae family; Bird species; Mangrove; Mahakam Delta","PeriodicalId":326504,"journal":{"name":"JURNAL RISET PEMBANGUNAN","volume":"31 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"129143983","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAKLimbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen pencemaran yang terdiri dari zat atau bahan yang tidak mempunyai kegunaan lagi bagi masyarakat. Penambahan abu cangkang kelapa sawit pada campuran lapis aspal beton di penelitian ini merupakan salah satu upaya pemanfaatan limbah dari produksi minyak kelapa sawit (MKS) agar limbah yang dihasilkan seminimal mungkin hasil produksinta tanpa limbah. Tujuan adalah untuk mengetahui nilai kekuatan (stability) dan keawetan (durability) pada campuran lapis aspal beton (Laston). Hasil uji stabilitas (kekuatan) penambahan abu cangkang sawit rata-rata 5 % = 957,52 Kg, 10 % = 1.599,37 Kg, 20 % = 1.498,98 Kg, 30 % = 803,28 Kg dan 40 % = 888,40 Kg.. Nilai uji durabilitas (keawetan) penambahan abu cangkang sawit rata-rata 5 % = 71,84 %, 10 % = 74,44 %, 20 % = 107,12 %, 30 % = 77,18 % dan 40 % = 84,81 KgKata kunci: Abu Cangkang Sawit, Stabilitas, Durabilitas, Laston ABSTRACTWaste is dirt or waste which is a component of pollution consisting of substances or materials that no longer have any use for society. The addition of oil palm shell ash to the concrete asphalt layer mixture in this study is an effort to use waste from palm oil production (MKS) so that the resulting waste is as minimal as possible without waste. The aim is to determine the value of the strength (stability) and durability (durability) of the mixture of asphalt concrete (Laston). The results of the stability test (strength) of the addition of palm shell ash with an average of 5% = 957.52 Kg, 10% = 1,599.37 Kg, 20% = 1,498.98 Kg, 30% = 803.28 Kg and 40% = 888, 40 Kg. The value of durability test (durability) for the addition of palm shell ash on average 5% = 71.84%, 10% = 74.44%, 20% = 107.12%, 30% = 77.18% and 40% = 84.81 KgKeywords: Palm Shell Ash, Stability, Durability, Laston
{"title":"ANALISIS PENAMBAHAN ABU CANGKANG SAWIT PADA CAMPURAN LAPIS ASPAL BETON (LASTON)","authors":"Musrifah Tohir, Findia Findia","doi":"10.36087/jrp.v3i1.69","DOIUrl":"https://doi.org/10.36087/jrp.v3i1.69","url":null,"abstract":"ABSTRAKLimbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen pencemaran yang terdiri dari zat atau bahan yang tidak mempunyai kegunaan lagi bagi masyarakat. Penambahan abu cangkang kelapa sawit pada campuran lapis aspal beton di penelitian ini merupakan salah satu upaya pemanfaatan limbah dari produksi minyak kelapa sawit (MKS) agar limbah yang dihasilkan seminimal mungkin hasil produksinta tanpa limbah. Tujuan adalah untuk mengetahui nilai kekuatan (stability) dan keawetan (durability) pada campuran lapis aspal beton (Laston). Hasil uji stabilitas (kekuatan) penambahan abu cangkang sawit rata-rata 5 % = 957,52 Kg, 10 % = 1.599,37 Kg, 20 % = 1.498,98 Kg, 30 % = 803,28 Kg dan 40 % = 888,40 Kg.. Nilai uji durabilitas (keawetan) penambahan abu cangkang sawit rata-rata 5 % = 71,84 %, 10 % = 74,44 %, 20 % = 107,12 %, 30 % = 77,18 % dan 40 % = 84,81 KgKata kunci: Abu Cangkang Sawit, Stabilitas, Durabilitas, Laston ABSTRACTWaste is dirt or waste which is a component of pollution consisting of substances or materials that no longer have any use for society. The addition of oil palm shell ash to the concrete asphalt layer mixture in this study is an effort to use waste from palm oil production (MKS) so that the resulting waste is as minimal as possible without waste. The aim is to determine the value of the strength (stability) and durability (durability) of the mixture of asphalt concrete (Laston). The results of the stability test (strength) of the addition of palm shell ash with an average of 5% = 957.52 Kg, 10% = 1,599.37 Kg, 20% = 1,498.98 Kg, 30% = 803.28 Kg and 40% = 888, 40 Kg. The value of durability test (durability) for the addition of palm shell ash on average 5% = 71.84%, 10% = 74.44%, 20% = 107.12%, 30% = 77.18% and 40% = 84.81 KgKeywords: Palm Shell Ash, Stability, Durability, Laston","PeriodicalId":326504,"journal":{"name":"JURNAL RISET PEMBANGUNAN","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130352840","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAK Proyek Jalan Tol Trans Sumatera ruas Bakauheni – Terbanggi Besar merupakan proyek yang tidak layak secara finansial namun layak secara ekonomi. Proyek Jalan Tol Trans Sumatera di ruas Bakahueni – Terbanggi Besar resmi dimulai pembangunannya pada tanggal 30 April 2015 dan telah diresmikan penggunaannya secara penuh pada tanggal 8 Maret 2019. Proyek ini memiliki asumsi Internal Rate of Return 11,80% dengan struktur pemodalan dan komposisi pinjaman dan ekuitas sebesar 48%:52%, termasuk porsi ekuitas proyek ini diperoleh dari Penyertaan Modal Negara dan porsi pinjaman dijamin oleh Pemerintah. Penelitian dilakukan dengan metode perbandingan manfaat dengan biaya (Benefit Cost Ratio) dan bertujuan melakukan evaluasi kelayakan ekonomi proyek Bakauheni – Terbanggi Besar. Biaya yang digunakan adalah biaya proyek dan biaya lingkungan sebagai bentuk eksternalitas negatif proyek ini sedangkan manfaat yang dihitung berdasarkan manfaat yang diperoleh pengguna jalan tol tersebut. Biaya total dari proyek ini adalah Rp 27,93 Triliun dan manfaat nya sebesar Rp. 31,43 Triliun sehingga BCR sebesar 1,13. Dilihat dari nilai BCR, Proyek ini merupakan proyek yang layak secara ekonomi..Kata kunci: Evaluasi, Infrastruktur, Jalan Tol Trans Sumatera, Ekonomi, Kelayakan ABSTRACTThe Trans Sumatra Toll Road Project for the Bakauheni - Terbanggi Besar section is a project that is not financially feasible but economically feasible. The Trans Sumatra Toll Road Project in the Bakahueni - Terbanggi Besar section officially began construction on April 30, 2015 and was fully inaugurated on March 8, 2019. This project assumes an Internal Rate of Return 11.80% with a capital structure and loan composition and 48%: 52% equity, including the portion of the project equity obtained from the State Equity Participation and the portion of the loan guaranteed by the Government.The research was conducted using the Benefit Cost Ratio method and aims to evaluate the economic feasibility of the Bakauheni - Terbanggi Besar project. The costs used are project costs and environmental costs as a form of negative externalities of this project, while the benefits are calculated based on the benefits obtained by the toll road users. The total cost of this project is IDR 27.93 trillion and the benefits are IDR. 31.43 trillion so that the BCR is 1.13. Judging from the BCR value, this project is an economically viable project.Keywords: Evaluation, Infrastructure, Trans Sumatra Toll Road, Economy, Feasibility
{"title":"EVALUASI KELAYAKAN EKONOMI PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL TRANS SUMATERA RUAS BAKAUHENI – TERBANGGI BESAR MELALUI COST BENEFIT ANALYSIS","authors":"Windy Mitasari, D. Iskandar","doi":"10.36087/jrp.v3i1.71","DOIUrl":"https://doi.org/10.36087/jrp.v3i1.71","url":null,"abstract":"ABSTRAK Proyek Jalan Tol Trans Sumatera ruas Bakauheni – Terbanggi Besar merupakan proyek yang tidak layak secara finansial namun layak secara ekonomi. Proyek Jalan Tol Trans Sumatera di ruas Bakahueni – Terbanggi Besar resmi dimulai pembangunannya pada tanggal 30 April 2015 dan telah diresmikan penggunaannya secara penuh pada tanggal 8 Maret 2019. Proyek ini memiliki asumsi Internal Rate of Return 11,80% dengan struktur pemodalan dan komposisi pinjaman dan ekuitas sebesar 48%:52%, termasuk porsi ekuitas proyek ini diperoleh dari Penyertaan Modal Negara dan porsi pinjaman dijamin oleh Pemerintah. Penelitian dilakukan dengan metode perbandingan manfaat dengan biaya (Benefit Cost Ratio) dan bertujuan melakukan evaluasi kelayakan ekonomi proyek Bakauheni – Terbanggi Besar. Biaya yang digunakan adalah biaya proyek dan biaya lingkungan sebagai bentuk eksternalitas negatif proyek ini sedangkan manfaat yang dihitung berdasarkan manfaat yang diperoleh pengguna jalan tol tersebut. Biaya total dari proyek ini adalah Rp 27,93 Triliun dan manfaat nya sebesar Rp. 31,43 Triliun sehingga BCR sebesar 1,13. Dilihat dari nilai BCR, Proyek ini merupakan proyek yang layak secara ekonomi..Kata kunci: Evaluasi, Infrastruktur, Jalan Tol Trans Sumatera, Ekonomi, Kelayakan ABSTRACTThe Trans Sumatra Toll Road Project for the Bakauheni - Terbanggi Besar section is a project that is not financially feasible but economically feasible. The Trans Sumatra Toll Road Project in the Bakahueni - Terbanggi Besar section officially began construction on April 30, 2015 and was fully inaugurated on March 8, 2019. This project assumes an Internal Rate of Return 11.80% with a capital structure and loan composition and 48%: 52% equity, including the portion of the project equity obtained from the State Equity Participation and the portion of the loan guaranteed by the Government.The research was conducted using the Benefit Cost Ratio method and aims to evaluate the economic feasibility of the Bakauheni - Terbanggi Besar project. The costs used are project costs and environmental costs as a form of negative externalities of this project, while the benefits are calculated based on the benefits obtained by the toll road users. The total cost of this project is IDR 27.93 trillion and the benefits are IDR. 31.43 trillion so that the BCR is 1.13. Judging from the BCR value, this project is an economically viable project.Keywords: Evaluation, Infrastructure, Trans Sumatra Toll Road, Economy, Feasibility","PeriodicalId":326504,"journal":{"name":"JURNAL RISET PEMBANGUNAN","volume":"2 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2020-12-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"124230541","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Zhikry Fitrian, Eka Nor Santi, Fajar Febrian Putranto
ABSTRAK Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur melalui Visi Kaltim Maju 2018, yakni Mewujudkan Kaltim Sejahtera yang Merata dan Berkeadilan Berbasis Agroindustri dan Energi Ramah Lingkungan, berupaya untuk mengubah perekonomiannya yang semula berdasarkan pada unrenewable resources menjadi renewable resources berbasis agroindustri. Walaupun agroindustri menjadi visi utama Provinsi Kalimantan Timur namun dalam kurun waktu 2014-2017 peningkatan PDRB dari Sektor Pertanian hanya terjadi di bawah angka 1%. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis investasi di sektor agroindustri di provinsi Kalimantan Timur dalam pemasaran daerah. Pasca desentralisasi, pemerintah daerah harus dapat menarik investasi di daerah. Khususnya, Provinsi Kalimantan Timur yang memiliki visi untuk menjadi provinsi agroindustri, memerlukan kiat-kiat khusus bagi investor yang mau menanamkan modalnya di Kalimantan Timur pada sektor agroindustri. Analisis yang digunakan adalah segmentasi pasar, analisis SWOT, diferensiasi dan bauran pemasaran. Hasil dari artikel ini adalah bahwa pasar membutuhkan konsistensi dan kerja keras oleh para pemangku kepentingan. Semua aspek potensi pemasaran daerah harus dioptimalkan penggunaannya karena mereka tidak bisa berdiri sendiri. Daerah tidak bisa hanya mengandalkan keuangannya sendiri untuk mengembangkan daerahnya. Upaya daerah harus memiliki kreatif dan inovatif dalam memenuhi peluang bisnis di daerah. Tren persaingan antardaerah dalam menarik investasi, terutama di sektor agroindustri di provinsi Kalimantan Timur perlu didukung dengan data dan potensi pengembangan strategi masing-masing daerah.Kata kunci: pemasaran daerah, agroindustri, investasi, Kalimantan Timur ABSTRACT The East Kalimantan Provincial Government through the East Kalimantan Vision 2018, namely To Realize a Equitable and Fair Prosperous East Kalimantan Based on Agroindustry and Environmentally Friendly Energy, strives to change its economy which was originally based on unrenewable resources into agroindustry-based renewable resources. Although agroindustry is the main vision of East Kalimantan Province, in the period of 2014-2017 the increase in GDRP from the Agriculture Sector only occurred below 1%. This article aims to analyze the investment in agroindustry sector in the province of East Kalimantan in the regional marketing. Post decentralization, local governments should be able to attract investment in the region. Specially, Eastern Kalimantan Province that has a vision to become the province of agroindustry, required special tips for investors willing to invest their capital in East Kalimantan on the agroindustry sector. The analysis used is market segmentation, SWOT analysis, differentiation and marketing mix. The results of this article is that the market takes consistency and hard work by the stakeholders. All aspects of the marketing potential of the region should be optimized usage because they can not stand on their own. Regions can not simply rely on its own finance
{"title":"STRATEGI PEMASARAN AGROINDUSTRI SEBAGAI UPAYA MENDUKUNG INVESTASI DAERAH DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR","authors":"Zhikry Fitrian, Eka Nor Santi, Fajar Febrian Putranto","doi":"10.36087/JRP.V1I2.39","DOIUrl":"https://doi.org/10.36087/JRP.V1I2.39","url":null,"abstract":"ABSTRAK Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur melalui Visi Kaltim Maju 2018, yakni Mewujudkan Kaltim Sejahtera yang Merata dan Berkeadilan Berbasis Agroindustri dan Energi Ramah Lingkungan, berupaya untuk mengubah perekonomiannya yang semula berdasarkan pada unrenewable resources menjadi renewable resources berbasis agroindustri. Walaupun agroindustri menjadi visi utama Provinsi Kalimantan Timur namun dalam kurun waktu 2014-2017 peningkatan PDRB dari Sektor Pertanian hanya terjadi di bawah angka 1%. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis investasi di sektor agroindustri di provinsi Kalimantan Timur dalam pemasaran daerah. Pasca desentralisasi, pemerintah daerah harus dapat menarik investasi di daerah. Khususnya, Provinsi Kalimantan Timur yang memiliki visi untuk menjadi provinsi agroindustri, memerlukan kiat-kiat khusus bagi investor yang mau menanamkan modalnya di Kalimantan Timur pada sektor agroindustri. Analisis yang digunakan adalah segmentasi pasar, analisis SWOT, diferensiasi dan bauran pemasaran. Hasil dari artikel ini adalah bahwa pasar membutuhkan konsistensi dan kerja keras oleh para pemangku kepentingan. Semua aspek potensi pemasaran daerah harus dioptimalkan penggunaannya karena mereka tidak bisa berdiri sendiri. Daerah tidak bisa hanya mengandalkan keuangannya sendiri untuk mengembangkan daerahnya. Upaya daerah harus memiliki kreatif dan inovatif dalam memenuhi peluang bisnis di daerah. Tren persaingan antardaerah dalam menarik investasi, terutama di sektor agroindustri di provinsi Kalimantan Timur perlu didukung dengan data dan potensi pengembangan strategi masing-masing daerah.Kata kunci: pemasaran daerah, agroindustri, investasi, Kalimantan Timur ABSTRACT The East Kalimantan Provincial Government through the East Kalimantan Vision 2018, namely To Realize a Equitable and Fair Prosperous East Kalimantan Based on Agroindustry and Environmentally Friendly Energy, strives to change its economy which was originally based on unrenewable resources into agroindustry-based renewable resources. Although agroindustry is the main vision of East Kalimantan Province, in the period of 2014-2017 the increase in GDRP from the Agriculture Sector only occurred below 1%. This article aims to analyze the investment in agroindustry sector in the province of East Kalimantan in the regional marketing. Post decentralization, local governments should be able to attract investment in the region. Specially, Eastern Kalimantan Province that has a vision to become the province of agroindustry, required special tips for investors willing to invest their capital in East Kalimantan on the agroindustry sector. The analysis used is market segmentation, SWOT analysis, differentiation and marketing mix. The results of this article is that the market takes consistency and hard work by the stakeholders. All aspects of the marketing potential of the region should be optimized usage because they can not stand on their own. Regions can not simply rely on its own finance","PeriodicalId":326504,"journal":{"name":"JURNAL RISET PEMBANGUNAN","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121609010","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Bramantyo Adi Nugroho, Puput Wahyu Budiman, Noor Wahyuningsih
ABSTRAKTujuan dari kajian ini adalah untuk mengetahui persepsi pelaku usaha mikro terhadap pemanfaatan media sosial dalam mendukung kinerja usaha di Kota Samarinda. Metode pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan kuesioner dan wawancara serta observasi secara langsung di lokasi responden dan dengan cara studi literatur seperti jurnal, artikel, hasil riset, buku dan arsip dari masing-masing kecamatan, Dinas UMKM Kota Samarinda. Penelitian ini berfokus hanya pada persepsi pelaku usaha mikro yang bergerak dalam bidang jasa, bidang dagang dan bidang manufaktur. Penelitian ini dilakukan di 10 (sepuluh) kecamatan yang ada di Samarinda yaitu Kecamatan Samarinda Kota, Kecamatan Samarinda Ilir, Kecamatan Samarinda Seberang, Kecamatan Samarinda Ulu, Kecamatan Samarinda Utara, Kecamatan Loa Janan Ilir, Kecamatan Palaran, Kecamatan Sambutan, Kecamatan Sungai Kunjang dan Kecamatan Sungai Pinang. dengan sampel penelitian sebanyak 100 buah. Jumlah sampel didapat dengan perhitungan rumus Slovin. Adapun Kesimpulan Kajian Analisis Persepsi Usaha Mikro Terhadap Pemanfaatan Media Daring Di Kota Samarinda adalah (1) Masih terbatasnya pemanfaatan media daring pada pelaku Usaha Mikro baik dilihat dari penggunaan komputer ataupun handphone maupun internet dalam pengelolaan usahanya. (2) Beberapa faktor-faktor kunci penghambat yang menentukan tingkat pemanfaatan media daring pada pelaku Usaha Mikro di Kota Samarinda ini yaitu (a) Rendahnya pemahaman terhadap manfaat teknologi informasi terutama media daring dalam pengembangan usaha; (b) Rendahnya ketersediaan investasi teknologi informasi; (c) Masih rendahnya dukungan lembaga pemerintah. (3) Sedangkan beberapa faktor-faktor kunci pendukung yang menentukan tingkat pemanfaatan teknologi informasi pada pelaku Usaha Mikro di Kota Samarinda ini yaitu (a) Ketersediaan sumberdaya manusia dari sisi pendidikan yang relatif baik; (b) Kemampuan individu dari pelaku usaha mikro yang relatif baik dalam informasi dan teknologi dan dalam pemanfaatan media daring (e-commerce). Kata kunci: Usaha Mikro; Media Daring; Teknologi Informasi. ABSTRACT The purpose of this study was to find out perceptions about micro-enterprises on the use of social media in supporting businesses in Samarinda City. The method of data collection in this study was conducted with questionnaires and interviews as well as direct observation at the respondent's location and by means of literature studies such as journals, articles, research results, books and archives from each Sub-District, Samarinda UMKM Service. This research only supports micro business printing that is engaged in services, trade and manufacturing. The study was conducted in 10 (repetitive) sub-districts in Samarinda, namely Samarinda Kota Sub-District, Samarinda Ilir Sub-District, Samarinda Seberang Sub-District, Samarinda Ulu District, North Samarinda Sub-District, Loa Janan Ilir Sub-District, Palaran District, Sambutan District, Sungai Kunjang District and District Sungai Pinang.
{"title":"ANALISIS PERSEPSI USAHA MIKRO TERHADAP PEMANFAATAN MEDIA DARING DI KOTA SAMARINDA","authors":"Bramantyo Adi Nugroho, Puput Wahyu Budiman, Noor Wahyuningsih","doi":"10.36087/JRP.V1I2.37","DOIUrl":"https://doi.org/10.36087/JRP.V1I2.37","url":null,"abstract":"ABSTRAKTujuan dari kajian ini adalah untuk mengetahui persepsi pelaku usaha mikro terhadap pemanfaatan media sosial dalam mendukung kinerja usaha di Kota Samarinda. Metode pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan kuesioner dan wawancara serta observasi secara langsung di lokasi responden dan dengan cara studi literatur seperti jurnal, artikel, hasil riset, buku dan arsip dari masing-masing kecamatan, Dinas UMKM Kota Samarinda. Penelitian ini berfokus hanya pada persepsi pelaku usaha mikro yang bergerak dalam bidang jasa, bidang dagang dan bidang manufaktur. Penelitian ini dilakukan di 10 (sepuluh) kecamatan yang ada di Samarinda yaitu Kecamatan Samarinda Kota, Kecamatan Samarinda Ilir, Kecamatan Samarinda Seberang, Kecamatan Samarinda Ulu, Kecamatan Samarinda Utara, Kecamatan Loa Janan Ilir, Kecamatan Palaran, Kecamatan Sambutan, Kecamatan Sungai Kunjang dan Kecamatan Sungai Pinang. dengan sampel penelitian sebanyak 100 buah. Jumlah sampel didapat dengan perhitungan rumus Slovin. Adapun Kesimpulan Kajian Analisis Persepsi Usaha Mikro Terhadap Pemanfaatan Media Daring Di Kota Samarinda adalah (1) Masih terbatasnya pemanfaatan media daring pada pelaku Usaha Mikro baik dilihat dari penggunaan komputer ataupun handphone maupun internet dalam pengelolaan usahanya. (2) Beberapa faktor-faktor kunci penghambat yang menentukan tingkat pemanfaatan media daring pada pelaku Usaha Mikro di Kota Samarinda ini yaitu (a) Rendahnya pemahaman terhadap manfaat teknologi informasi terutama media daring dalam pengembangan usaha; (b) Rendahnya ketersediaan investasi teknologi informasi; (c) Masih rendahnya dukungan lembaga pemerintah. (3) Sedangkan beberapa faktor-faktor kunci pendukung yang menentukan tingkat pemanfaatan teknologi informasi pada pelaku Usaha Mikro di Kota Samarinda ini yaitu (a) Ketersediaan sumberdaya manusia dari sisi pendidikan yang relatif baik; (b) Kemampuan individu dari pelaku usaha mikro yang relatif baik dalam informasi dan teknologi dan dalam pemanfaatan media daring (e-commerce). Kata kunci: Usaha Mikro; Media Daring; Teknologi Informasi. ABSTRACT The purpose of this study was to find out perceptions about micro-enterprises on the use of social media in supporting businesses in Samarinda City. The method of data collection in this study was conducted with questionnaires and interviews as well as direct observation at the respondent's location and by means of literature studies such as journals, articles, research results, books and archives from each Sub-District, Samarinda UMKM Service. This research only supports micro business printing that is engaged in services, trade and manufacturing. The study was conducted in 10 (repetitive) sub-districts in Samarinda, namely Samarinda Kota Sub-District, Samarinda Ilir Sub-District, Samarinda Seberang Sub-District, Samarinda Ulu District, North Samarinda Sub-District, Loa Janan Ilir Sub-District, Palaran District, Sambutan District, Sungai Kunjang District and District Sungai Pinang.","PeriodicalId":326504,"journal":{"name":"JURNAL RISET PEMBANGUNAN","volume":"30 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"127600393","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAK Kalimantan Timur terkenal sebagai daerah yang kaya akan sumber daya alam, khususnya yang terkait dengan kehutanan, pertambangan, perikanan dan minyak dan gas. Sejak 2012, provinsi ini telah dibagi menjadi dua wilayah, Kalimantan Timur dengan 10 kabupaten / kota dan provinsi baru, Kalimantan Utara telah mengelola 5 kabupaten/kota. Kinerja Anggaran Daerah (APBD) telah dipengaruhi oleh kebijakan ini. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan analisis perbandingan mengingat kinerja anggaran daerah dan daerah sebelum dan sesudah ekspansi Kalimantan Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditinjau dari perspektif APBD provinsi, terdapat perbedaan statistik antara periode sebelum dan sesudah pemekaran provinsi. Perbedaan tersebut terutama ditemukan dalam dengan rasio desentralisasi, rasio interdependensi, rasio belanja modal, dan rasio pengeluaran tak terduga. Keempat jenis rasio tersebut menunjukkan performa yang semakin baik pada masa sesudah pemekaran daerah. Studi ini juga menunjukkan hasil bahwa ditinjau dari perspektif APBD kabupaten/kota yang berada dalam wilayah administrasi Provinsi Kalimantan Timur, tidak terdapat perbedaan kinerja APBD yang signifikan secara statistik antara periode sebelum dan sesudah pemekaran. Kata kunci: kinerja APBD, pemekaran daerah, rasio keuangan. ABSTRACT East Kalimantan is well-known as a natural resources-rich region, particularly associated with forestry, mining, fishery and oil and gas. Since 2012, this province has been splited into two regions, East Kalimantan with 10 regencies/municipalities and the new province, North Kalimantan has administered 5 cities. Regional Budget (APBD) performances have been affected by this policy. This research aims to provide comparison analysis in the light of regional and local budget performance before and after East Kalimantan expansion. It is confirmed that from budget province perspective, there were statistically differences between pre-expansion and post-expansion periods. Those differences were associated with decentralization ratio, interdependency ratio, capital expenditure ratio, and unexpected expenditure ratio in East Kalimantan budget. Meanwhile, it has been discovered that there were no statistically differences between pre-expansion era and post-expansion era in terms of budget performances in East Kalimantan’s regencies/municipalities.Keywords: APBD Performance, regional expansion, financial ratio.
{"title":"GELIAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PASCA PEMEKARAN DAERAH","authors":"Diana Pujianty, Puji Wibowo","doi":"10.36087/JRP.V1I2.33","DOIUrl":"https://doi.org/10.36087/JRP.V1I2.33","url":null,"abstract":"ABSTRAK Kalimantan Timur terkenal sebagai daerah yang kaya akan sumber daya alam, khususnya yang terkait dengan kehutanan, pertambangan, perikanan dan minyak dan gas. Sejak 2012, provinsi ini telah dibagi menjadi dua wilayah, Kalimantan Timur dengan 10 kabupaten / kota dan provinsi baru, Kalimantan Utara telah mengelola 5 kabupaten/kota. Kinerja Anggaran Daerah (APBD) telah dipengaruhi oleh kebijakan ini. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan analisis perbandingan mengingat kinerja anggaran daerah dan daerah sebelum dan sesudah ekspansi Kalimantan Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditinjau dari perspektif APBD provinsi, terdapat perbedaan statistik antara periode sebelum dan sesudah pemekaran provinsi. Perbedaan tersebut terutama ditemukan dalam dengan rasio desentralisasi, rasio interdependensi, rasio belanja modal, dan rasio pengeluaran tak terduga. Keempat jenis rasio tersebut menunjukkan performa yang semakin baik pada masa sesudah pemekaran daerah. Studi ini juga menunjukkan hasil bahwa ditinjau dari perspektif APBD kabupaten/kota yang berada dalam wilayah administrasi Provinsi Kalimantan Timur, tidak terdapat perbedaan kinerja APBD yang signifikan secara statistik antara periode sebelum dan sesudah pemekaran. Kata kunci: kinerja APBD, pemekaran daerah, rasio keuangan. ABSTRACT East Kalimantan is well-known as a natural resources-rich region, particularly associated with forestry, mining, fishery and oil and gas. Since 2012, this province has been splited into two regions, East Kalimantan with 10 regencies/municipalities and the new province, North Kalimantan has administered 5 cities. Regional Budget (APBD) performances have been affected by this policy. This research aims to provide comparison analysis in the light of regional and local budget performance before and after East Kalimantan expansion. It is confirmed that from budget province perspective, there were statistically differences between pre-expansion and post-expansion periods. Those differences were associated with decentralization ratio, interdependency ratio, capital expenditure ratio, and unexpected expenditure ratio in East Kalimantan budget. Meanwhile, it has been discovered that there were no statistically differences between pre-expansion era and post-expansion era in terms of budget performances in East Kalimantan’s regencies/municipalities.Keywords: APBD Performance, regional expansion, financial ratio.","PeriodicalId":326504,"journal":{"name":"JURNAL RISET PEMBANGUNAN","volume":"14 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122072885","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengembangkan desain rumah Kutai sebagai solusi alternatif dalam pembangunan perumahan pada daerah rawa. Desain yang berkembang saat ini umumnya merupakan model rumah-rumah beton yang berpotensi membuat banjir akibat tertutupnya jalur air sebagai konsekuensi penimbunan lahan. Rumah Kutai memiliki karakter sederhana namun mengandung estetika yang memberi jati diri kelokalan. Pengembangan model konstruksi juga dapat dilakukan seiring perkembangan teknologi. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode perancangan arsitektur lima langkah meliputi perhitungan kebutuhan ruang, menentukan modul bangunan, mengembangkan pilihan desain, menetapkan desain terpilih serta membuat gambar arsitekturalnya. Lokasi perancangan adalah di Kalimantan Timur. Target capaian adalah dihasilkannya pengembangan desain rumah Kutai yang dapat menjadi alternatif solusi perumahan di daerah rawa yang tetap memperhatikan unsur estetika sekaligus sebagai usaha pelestarian kekayaan arsitektur Indonesia.Kata kunci: Rumah, Kutai, desain, daerah rawa, arsitektur ABSTRACTThis research aims to develop the Kutai house design as an alternative solution for housing on the swampy area. The current design is generally a model of concrete houses that have the potential to cause flooding due to the closure of waterways as a consequence of landfilling. Despite its simplicity, Kutai house design has aesthethic value and strong local characteristic. Design can also be developed in the building technology. This reseach used the five steps of architectural design method that includes calculating space requirements, determining building modules, developing design choices, setting selected designs and making architectural drawings. Located in Kalimantan Timur, the output of this research is not only can be seen as an alternative housing design solution in swamp areas but also can be considered as an effort to preserve the wealth of Indonesian architecture.Keywords: House, Kutai, design, swampy area, architecture
{"title":"PENGEMBANGAN DESAIN RUMAH KUTAI UNTUK DAERAH RAWA","authors":"Anna Rulia, Anton Esfianto, Y. Alfin, N. Sopian","doi":"10.36087/JRP.V1I2.32","DOIUrl":"https://doi.org/10.36087/JRP.V1I2.32","url":null,"abstract":"ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengembangkan desain rumah Kutai sebagai solusi alternatif dalam pembangunan perumahan pada daerah rawa. Desain yang berkembang saat ini umumnya merupakan model rumah-rumah beton yang berpotensi membuat banjir akibat tertutupnya jalur air sebagai konsekuensi penimbunan lahan. Rumah Kutai memiliki karakter sederhana namun mengandung estetika yang memberi jati diri kelokalan. Pengembangan model konstruksi juga dapat dilakukan seiring perkembangan teknologi. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode perancangan arsitektur lima langkah meliputi perhitungan kebutuhan ruang, menentukan modul bangunan, mengembangkan pilihan desain, menetapkan desain terpilih serta membuat gambar arsitekturalnya. Lokasi perancangan adalah di Kalimantan Timur. Target capaian adalah dihasilkannya pengembangan desain rumah Kutai yang dapat menjadi alternatif solusi perumahan di daerah rawa yang tetap memperhatikan unsur estetika sekaligus sebagai usaha pelestarian kekayaan arsitektur Indonesia.Kata kunci: Rumah, Kutai, desain, daerah rawa, arsitektur ABSTRACTThis research aims to develop the Kutai house design as an alternative solution for housing on the swampy area. The current design is generally a model of concrete houses that have the potential to cause flooding due to the closure of waterways as a consequence of landfilling. Despite its simplicity, Kutai house design has aesthethic value and strong local characteristic. Design can also be developed in the building technology. This reseach used the five steps of architectural design method that includes calculating space requirements, determining building modules, developing design choices, setting selected designs and making architectural drawings. Located in Kalimantan Timur, the output of this research is not only can be seen as an alternative housing design solution in swamp areas but also can be considered as an effort to preserve the wealth of Indonesian architecture.Keywords: House, Kutai, design, swampy area, architecture","PeriodicalId":326504,"journal":{"name":"JURNAL RISET PEMBANGUNAN","volume":"8 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115323472","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
ABSTRAKInvestasi non tambang berperan dalam perekonomian Kabupaten Kutai Kartanegara. Namun diharapkan peran tersebut meningkat menjadi sama atau lebih besar dibandingkan investasi tambang. Tujuan studi ini adalah untuk mengetahui jenis investasi non tambang, faktor-faktor penentu investasi non tambang, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan peningkatan investasi non tambang. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Muara Jawa, Samboja, Sanga-sanga, Anggana, Muara Badak, dan Marang Kayu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Terdapat berbagai jenis kegiatan investasi non tambang di Kabupaten Kutai Kartanegara antara lain investasi pada sektor pertanian; industri pengolahan; bangunan; perdagangan, hotel, dan restoran; pengangkutan dan komunikasi; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; jasa; dan lainnya. Faktor-faktor penentu investasi non tambang di lokasi studi adalah potensi sumberdaya alam, potensi sumberdaya manusia, karakteristik wilayah, dan iklim investasi. Hasil penelitian ini menunjukkan berbagai strategi, kebijakan, program, dan kegiatan untuk meningkatkan investasi non tambang di Kabupaten Kutai Kartanegara yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya manusia serta pengembangan wilayah dan iklim investasi. Kata kunci: Investasi, Kutai Kartanegara, non tambang, strategi. ABSTRACTInvestment has role in economics of Kutai Kartanegara. However, it is hoped the role will increase become same or more than mining investment. The aims of this study were to know kinds of non-mining investment, factors determine non-mining investment, strategy, regulation, program,, and activity to increase non-mining investment. The study was done in Subregency of Muara Jawa, Samboja, Sanga-sanga, Anggana, Muara Badak, and Marang Kayu, Regency of Kutai Kertanegara, Province of East Kalimantan. Data were collected in this study both primary and secondary data. There are various activities of non-mining investments in Regency of Kutai Kartanegara such as investment in sectors of agriculture; manufacturing industries; construction; trade, hotel, and restorant; transportation and communication; financial, leasing, and business service; services, and others. Factors detemine non-mining investment in study areas are potency of natural resources, potency of human resources, charateristics of area, and climate of investment. The results of this study show strategies, regulations, programs, and activities to increase non-mining investment in Regency of Kutai Kartanegara in relation to the management of natural and human resources also the development of region and invesment climate.Keywords: Investment, Kutai Kartanegara, non-mining, strategy.
{"title":"STRATEGI PENINGKATAN INVESTASI NON TAMBANG DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA","authors":"Karmini Karmini","doi":"10.36087/JRP.V1I2.36","DOIUrl":"https://doi.org/10.36087/JRP.V1I2.36","url":null,"abstract":"ABSTRAKInvestasi non tambang berperan dalam perekonomian Kabupaten Kutai Kartanegara. Namun diharapkan peran tersebut meningkat menjadi sama atau lebih besar dibandingkan investasi tambang. Tujuan studi ini adalah untuk mengetahui jenis investasi non tambang, faktor-faktor penentu investasi non tambang, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan peningkatan investasi non tambang. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Muara Jawa, Samboja, Sanga-sanga, Anggana, Muara Badak, dan Marang Kayu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Terdapat berbagai jenis kegiatan investasi non tambang di Kabupaten Kutai Kartanegara antara lain investasi pada sektor pertanian; industri pengolahan; bangunan; perdagangan, hotel, dan restoran; pengangkutan dan komunikasi; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; jasa; dan lainnya. Faktor-faktor penentu investasi non tambang di lokasi studi adalah potensi sumberdaya alam, potensi sumberdaya manusia, karakteristik wilayah, dan iklim investasi. Hasil penelitian ini menunjukkan berbagai strategi, kebijakan, program, dan kegiatan untuk meningkatkan investasi non tambang di Kabupaten Kutai Kartanegara yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya manusia serta pengembangan wilayah dan iklim investasi. Kata kunci: Investasi, Kutai Kartanegara, non tambang, strategi. ABSTRACTInvestment has role in economics of Kutai Kartanegara. However, it is hoped the role will increase become same or more than mining investment. The aims of this study were to know kinds of non-mining investment, factors determine non-mining investment, strategy, regulation, program,, and activity to increase non-mining investment. The study was done in Subregency of Muara Jawa, Samboja, Sanga-sanga, Anggana, Muara Badak, and Marang Kayu, Regency of Kutai Kertanegara, Province of East Kalimantan. Data were collected in this study both primary and secondary data. There are various activities of non-mining investments in Regency of Kutai Kartanegara such as investment in sectors of agriculture; manufacturing industries; construction; trade, hotel, and restorant; transportation and communication; financial, leasing, and business service; services, and others. Factors detemine non-mining investment in study areas are potency of natural resources, potency of human resources, charateristics of area, and climate of investment. The results of this study show strategies, regulations, programs, and activities to increase non-mining investment in Regency of Kutai Kartanegara in relation to the management of natural and human resources also the development of region and invesment climate.Keywords: Investment, Kutai Kartanegara, non-mining, strategy.","PeriodicalId":326504,"journal":{"name":"JURNAL RISET PEMBANGUNAN","volume":"25 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2019-07-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"121099246","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}